ANALISA JUMLAH KENDARAAN DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS
DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
DOLMAR TOBING 082407109
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : ANALISA JUMLAH KENDARAAN DAN
PANJANG JALAN TERHADAP JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : DOLMAR TOBING
Nomor Induk Mahasiswa : 082407109
Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juni 2011
Diketahui/Disetujui oleh :
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing,
Ketua,
Prof. Drs. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D Drs. Liling Perangi-angin , M.Si
PERNYATAAN
ANALISA JUMLAH KENDARAAN DAN PANJANG JALAN TERHADAP KECELAKAAN LALU-LINTAS
DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2011
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih anugerah-Nya, Tugas Akhir ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dilaksanakan untuk memenuhi peraturan yang ada. Tugas Akhir ini ditulis dan dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Negara
Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas yang terletak di Jl.Putri Hijau No.14 Medan.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini sampai akhirnya bisa diselesaikan dengan baik. Adapun pihak-pihak yang telah membantu adalah sebagai berikut :
1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU
2. Bapak Prof. Drs. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D selaku Ketua Departemen
Matematika USU
3. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si selaku Ketua Program Studi Statistika
4. Bapak Drs. Liling Perangin-angin, M.Si selaku pembimbing yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Kedua orang tua yang saya cintai yang selalu memberi dukungan, doa, dan
semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Yang teristimewa buat Reni Marsinta Nababan yang memberikan semangat
sepanjang pembuatan sampai selesainya Tugas Akhir ini.
7. Ivan Pasaribu sahabat yang membantu saya menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa D3 Statistika yang turut membantu
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Seluruh sahabat penulis yang memberikan dukungan positif kepada penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Maksud dan Tujuan 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metode Penelitian 3
1.6.1 Pengumpulan Data 3
1.6.2 Analisis Data 4
1.7Tinjauan Pusaka 5
1.8Sistematika penulisan 6
Bab 2 Tinjauan Teoritis 8
2.1Klasifikasi Kendaraan 8
2.2Klasifikasi Fungsi Jalan 9
2.3Kewajiban Yang Harus Dilakukan
Oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor 10
2.4 Pengertian Kecelakaan Lalu-Lintas 11
2.5 Jenis Dan Bentuk Kecelakaan 12
2.6 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-Lintas 13
Bab 3 Landasan Teori 15
3.1 Statistik Nonparametrik 15
3.2 Hipotesis 16
4.2 Hubungan Kecelakaan Lalu-Lintas
dengan Jumlah Kendaraan Bermotor 27
4.3 Hubungan Kecelakaan Lalu-Lintas dengan Panjang Jalan 33
Bab 5 Implementasi Sistem 37
5.1 Pengertian 37
5.2 Statistik Dan Komputer 37
5.3 Excel Dan komputer Statistik 38
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 46
6.1 Kesimpulan 46
6.2 Saran 46
Daftar Pustaka 47
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Kecelakaan Lalu-Lintas dan Korban Kecelakaan
di Tapanuli Utara 27
Tabel 4.2 Data Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Kendaraan
Bermotor Tahun 2010 28
Tabel 4.3 Daftar Kontingensi dari Daftar Frekuensi yang Diharapkan 30
Tabel 4.4 Penentuan Harga Chi-Kuadrat 31
Tabel 4.5 Data Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Panjang Jalan 33
Tabel 4.6 Daftar Kontingensi dari Daftar Frekuensi yang Diharapkan 35
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat. Sarana ini adalah salah satu
bagian yang terpenting dalam menumbuhkan, mendukung dan memperlancar laju
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam waktu yang relatif singkat jumlah
kendaraan bermotor bertambah dengan cepat sementara ruang gerak bagi kendaraan
ini pembangunannya agak lamban. Dengan kata lain perkembangan prasarana
angkutan darat ini selalu tertinggal oleh perkembangan jumlah armada angkutan.
Demikian juga dengan pengaturan arus lalu-lintasnya dan kurang disiplinnya
mengemudikan kendaraan di jalan raya. Akhirnya timbul persoalan lalu-lintas yang
berhubungan dengan keselamatan nyawa yaitu kecelakaan lalu-lintas.
Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu-lintas di darat.Lancarnya
arus lalu-lintas akan sangat mendukung perkembangan ekonomi suatu daerah,
termasuk Tapanuli Utara. Apabila prasarana jalan diibaratkan sebagai urat nadi, maka
kendaraan di Tapanuli Utara setiap tahunnya terus meningkat, seiring dengan
perkembangan kegiatan ekonomi dan pesatnya pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menganalisa ada tidaknya
hubungan jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap jumlah kecelakaan
lalu-lintas, maka penulis memilih judul tugas akhir ini : ” ANALISA JUMLAH
KENDARAAN BERMOTOR DAN PANJANG JALAN TERHADAP
KECELAKAAN LALU-LINTAS DI TAPANULI UTARA“.
1.2Identifikasi Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah : apakah ada hubungan jumlah
kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu-lintas di Tapanuli
Utara.
1.3Batasan Masalah
Dalam tulisan ini perlu dibuat batasan ruang lingkup permasalahan yaitu kecelakaan
lalu lintas yang terjadi di kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2010 dengan
menggunakan :
1. Analisa univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dari
2. Analisa bivariat yaitu hipotesis yang diuji, biasanya kelompok yang berbeda
dalam ciri khas tertentu dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan
frekuensi relatif anggota-anggota kelompok ke dalam beberapa kategori.
1.4Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan jumlah kendaraan
bermotor dan panjang jalan terhadap kecelakaan lalu-lintas di Tapanuli Utara.
1.5Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Sebagai bahan evaluasi kegiatan lalu-lintas di Tapanuli Utara di masa yang
akan datang.
2. Sebagai pertimbangan dalam penetapan kebijaksanaan perencanaan
pembangunan jalan di masa yang akan datang.
1.6Metode Penelitian
1.6.1 Pengumpulan Data
Ada pun data yang diperoleh untuk penulisan Tugas Akhir ini merupakan data yang
sekunder dari Kantor Kepolisian Provinsi Sumatera Utara. Ruang lingkup data secara
keseluruhan adalah untuk kendaraan bermotor di bagi atas beberapa kategori, yaitu :
jalan yang ditinjau yaitu jalan negara, jalan propinsi, jalan kabupaten/kota. Data yang
digunakan adalah data tentang jumlah kecelakaan lalu-lintas yang disebabkan
kendaraan bermotor dan panjang jalan tahun 2010
1.6.2 Analisa Data
Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir ini maka penulis menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari Kantor Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia
Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas yang terletak di Jl.Putri Hijau No.14
Medan. Data tersebut adalah data jumlah kendaraan bermotor dan kecelakaan
lalu-lintas di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2010. Selanjutnya dilakukan pengolahan
dan penganalisisan dengan menggunakan metode uji Chi-Kuadrat ( ) dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung harga Chi-Kuadrat ( )
2. Menentukan daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesa.
3. Setelah selesai pengujian data maka dapatlah diperoleh suatu keputusan berupa
kesimpulan.
Rumus yang digunakan :
=
Dengan :
= Chi-Kuadrat
f
0 = Nilai pengamatan yang diperolehDengan criteria pengujian sebagai berikut :
Tolak H0 jika hitung
tabel
Terima H0 jika hitung
<
tabelDengan taraf nyata
α
= 0,05 danDerajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1).
1.7Tinjauan Pustaka
Sebagai karya tulis yang ingin dinilai baik haruslah memiliki referensi yang cukup.
Oleh karena itu penulis mengumpulkan bahan bacaan guna mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan materi yang terdapat dalam Tugas Akhir nanti. Adapun
bahan pustaka yang penulis maksud adalah sebagai berikut.
1. Tapanuli Utara dalam angka, Badan Pusat Statistik, 2010.
2. Buku yang berjudul Metoda Statistik Edisi ke-6 karangan Sudjana diterbitkan
tahun 1992 di Bandung.
3. Buku yang berjudul Peraturan Pelaksanaan Jalan Raya karangan B. Marga
diterbitkan tahun 1992 di Jakarta.
4. Buku yang berjudul Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007
1.8Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan Tugas AKhir ini, penulis membuat suatu
sistematika yang terdiri dari :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi
masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisannya.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini dijelaskan mengenai klasifikasi kendaraan, klasifikasi
fungsi jalan, kewajiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan
bermotor, persyaratan pengemudi dan tata cara berlalu-lintas,
pengertian dan faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas.
BAB 3 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan
dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan
Chi-Kuadrat.
BAB 4 : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode uji Chi-Kuadrat
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Dalam bab ini dilakukan analisa data dengan metode uji Chi-Kuadrat
menggunakan implementasi sistem Excel.
BAB 6 : PENUTUP
Pada bab penutup penulis memberikan beberapa kesimpulan dan
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1Klasifikasi Kendaraan
Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,
yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis
kendaraan dapat dilihat sebagai berikut :
1. Mobil Penumpang (Passenger Car)
Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih kecil dari 12 orang,
termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.
2. Mobil Bus (Bus)
Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12
orang, termasuk di dalamnya Pick Up.
3. Mobil Gerobak (Truk Wagon)
Semua jenis truk yang mempunyai roda 4 ke atas, termasuk mobil tangki.
4. Sepeda Motor (Motor Cycle)
Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Suzuki,
2.2Klasifikasi Fungsi Jalan
Dalam UU No.13/1980 dan PP No.26/1985, dijelaskan mengenai penyusunan dan
penentuan fungsi jalan. Seperti jaringan primer disusun mengikuti Tata Ruang dan
Struktur Pengembangan Wilayah Tingkat Nasional yang menghubungkan
simpul-simpul distribusi. Sedangkan jaringan sekunder disusun mengikuti ketentuan
Pengaturan Tata Ruang Kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi primer kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya sampai
ke perumahan. Jaringan primer atau sekunder dikelompokkan menurut peranan atau
fungsi, yakni :
1. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-ratanya maksimum (kecepatan rencana >
60 km/jam, lebar badan jalan minimum = 8 meter) dan jumlah masuk dibatasi
secara efisien. Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan ibukota
propinsi dengan jalan lain yang strategis terhadap kepentingan nasional.
2. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang (kecepatan
rencana 40-60 km/jam, lebar badan jalan minimum = 7 meter), dengan jumlah
jalan masuk semi dibatasi. Jalan kolektor primer yaitu jalan yang
menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten atau kotamadya
3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat atau local dengan
ciri-ciri perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah ( kecepatan
rencana 20-40 km/jam, lebar badan jalan minimum = 7 meter ) dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
Menurut PP No.26/1985, wewenang pembinaan jalan dikelompokkan menjadi:
1. Jalan Nasional termasuk jalan arteri primer, jalan kolektor primer, yang
menghubungkan antara ibukota propinsi dan jalan lain yang mempunyai nilai
yang strategis terhadap kepentingan nasional.
2. Jalan Propinsi termasuk jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota
propinsi dengan ibukota kabupaten/kotamadya dan jalan lain yang mempunyai
kepentingan strategis terhadap kepentingan propinsi.
3. Jalan kabupaten/Kotamadya termasuk jalan kolektor primer yang tidak
termasuk jalan nasional dan jalan propinsi, jalan lokal primer dan jalan lain
yang tidak termasuk jalan nasinal dan jalan propinsi.
4. Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau
perorangan untuk melayangi kepentingan mereka masing-masing.
2.3Kewajiban yang Harus Ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor
Kewajiban yang harus ditaati oleh pengemudi kendaraan bermotor antara lain :
1. Penggemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu-lintas
a. Menghentikan kendaraannya,
b. Menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan
c. Melaporkan kecelakaan tersebut kepada Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia terdekat.
2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada no.1 oleh
karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksudkan pada no. 1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan segera
melaporkan diri kepada Pejabat Polisi Republik Indonesia terdekat.
3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena
kelalaian atas kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan bermotor,
(dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahu 1992 Tentang
Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP No.41, 42,
43 dan 44 tahun 1993 halaman 10-11).
2.4Pengertian Kecelakaan Lalu-Lintas
Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang
Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan Beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42,
43 dan 44 Tahun 1993 (dikutip dari halaman 174 pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 Tentang Prasarana Lalu-Lintas), kecelakaan lalu-lintas adalah :
melibatkan kendaraaan atau pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban jiwa atau
kerugian lainnya.
Didalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu-lintas dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
1. Korban meninggal
Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat
kecelakaan lalu-lintas dalam jangka waktu paling lama tiga hari setelah kecelakaan
tersebut.
2. Korban luka berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau
dirawat dalam jangka waktu lebih dari tiga puluh hari sejak terjadinya kecelakaan.
3. Korban luka ringan
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban
meninggal dan korban luka berat.
2.5Jenis dan Bentuk Kecelakaan
Kecelakaan Lalu-lintas dapat digolongkan atas tiga jenis menurut akibat dari
kecelakaan tersebut, yaitu :
1. Kecelakaan dengan korban meninggal
2. Kecelakaan dengan korban luka-luka
Sedangkan pelanggaran antara kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan menurut
bentuk kejadian kecelakaannya, yaitu :
1. Tabrakan depan yaitu dua kendaraan yang tabrakan dengan berlawanan arah.
2. Tabrakan sudut atau samping yaitu tabrakan antara dua kendaraan yang
bergerak dalam dua arah yang berbeda dan bukan berlawanan.
3. Tabrakan depan belakang yaitu tabrakan yang terjadi pada dua buah kendaraan
yang sedang berjalan pada arah yang sama.
4. Tabrakan sisi yaitu sebuah kendaraan yang dilanggar oleh kendaraan lain dari
samping pada waktu bejalan di jalan yang sama atau berlawanan, biasanya
terjadi pada jalur yang berbeda.
5. Tabrakan belakang yaitu kendaraan yang mundur sehingga menabrak
kendaraan yang ada di belakangnya.
2.6Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu-Lintas
Pada umumnya kecelakaan lalu-lintas diakibatkan oleh kombinasi beberapa faktor
pendukung antara lain, yaitu :
1. Pelanggan atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti ugal-ugalan.
2. Karena pejalan kaki, seperti menyeberang jalan tidak hati-hati.
3. Kesalahan kendaraan seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan,
tanpa lampu tangan tanda berbahaya.
4. Kesalahan jalan seperti kurang lebarnya badan jalan sehingga kendaraan
melewati jalur lawan.
Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa kecelakaan lalu-lintas merupakan
wujud kegagalan dalam interaksi perjalanan dari pengemudi, pejalan kaki,
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1Statistik Nonparametrik
Tes statistik nonparametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat
mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya.
Oleh karena itu observasi-observasi independent dan variabel yang diteliti pada
dasarnya memiliki kontinuitas. Uji metode nonparametrik adalah prosedur pengujian
hipotesa yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi
yang mendasari.
Dalam kegiatan penelitian biasanya lebih banyak digunakan analisis statistik
parametrik dari pada statistik nonparametrik. Statistik parametrik digunakan jika kita
telah mengetahui model matematis dari distribusi populasi suatu data yang akan
dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi dari suatu data
relatif kecil atau asumsi kenormalan tidak selalu dapat dijamin penuh, maka kita harus
menggunakan statistik nonparametrik (statistik bebas distribusi).
Dalam implementasi, penggunaan prosedur yang tepat merupakan tujuan dari
1. Hipotesis yang di uji tidak melibatkan populasi.
2. Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik.
3. Asumsi-asumsi parametrik tidak terpenuhi.
3.2Hipotesis
Hipotesis secara etimologis dibantuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti
kurang dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis artinya suatu kesimpulan yang
masih kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan
maksud sebagai kesimpulan yang sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesa tersebut. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan
dengan menguji hipotesis dengan data dilapangan. Adapun sifat-sifat yang harus
dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah :
1. Hipotesa harus muncul dan ada dalam hubungannya dengan teori serta
masalah yang diteliti.
2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti.
3. Hipotesis dapat di uji dan terukur sendiri untuk menetapkan hipotesis yang
besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.
Perlu diingat adapun syarat hipotesis,yang jelas bahwa penampilan setiap
hipotesis adalah setiap hipotesis adalah bentuk steatment, yaitu pernyataan tentang
Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (Ho),
hipotesis alternatife (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah Ho yang
merupakan bentuk dasar atau yang memiliki steatment yang menyatakan tidak ada
hubungan antara variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel independent
(x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y). Adapun hipotesis yang digunakan
dalam tulisan ini :
Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan
terhadap kecelakaan lalu lintas.
H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap
kecelakaan lalu lintas.
3.3Uji Chi-Kuadrat
Uji chi-kuadrat merupakan uji indenpedensi dimana suatu variabel tidak dipengaruhi
atau tidak ada hubungan dengan variabel lain.Tehnik chi-kuadrat (chi-square; chi
dibaca kai ;simbol dari huruf yunani χ2 ) ditemukan oleh Helmet pada tahun 1875,
tetapi baru pada tahun 1990 pertama kali diperkenalkan kembali oleh Karl Pearson.
Uji chi-kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel
(variabel), memeriksa ketergantungan dan homogenitas antara dua variabel atau lebih,
dimana data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan
bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan.
(seperti distribusi normal, uniform, binomial, binomial negatif, eksponensial, poisson,
bernoulli, multinomial, hipergeometrik dan pascal).
Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang
teramati dengan frekuensiyang diiharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar,
karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa
data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu yang berupa
perhitungan frekuensi pemunculan tertentu.
Penghitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan
persentase, proporsi atau yang laen yang sejenis. Chi-kuadrat adalah tehnik statistik
yang digunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara
mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang
diobservasi, observed frequencies (disingkat Fo atau O) dengan frekuensi yang
diharapkan, expected frequencies (disingkat Fh atau E).
Adapun beberapa hal yang perlu diperlukan dalam menggunakan chi-kuadrat,
yaitu :
1. Chi-kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk
frekuensi
2. Chi-kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau
kecilnya korelasi darri variabel-variabel yang dianalisa.
3. Chi-kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang
4. Chi-kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik ,data diskrit atau
data nominal.
Cara memberikan interpretasi terhadap chi-kuadrat adalah dengan menentukan
df (degree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi table harga
kritik chi-kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga chi-kuadrat dari hasil
perhitungan dengan harga kritik chi-kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan dengan
ketentuan :
1. Bila harga chi-kuadrat (χ2) sama atau lebih besar dari tabel chi-kuadrat
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2. Bila harga chi-kuadrat (χ2) lebih kecil dari tabel chi-kuadrat maka
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Adapun beberapa persolan yang dapat diselesaikan dengan mengambil
manfaat dari chi-kuadrat diantaranya adalah :
3.3.1 Uji Independen Antara Dua Faktor
Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa faktor,
karateristik atau atribut terdiri dengan tiap faktor atau atribut dari beberapa klasifikasi,
kategori, golongan atau mungkin tingkatan.Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
fenomena demikian akan diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau kaitan
daripada itu akan diselidiki ada atau tidaknya pengaruh mengenai beberapa taraf atau
tingkatan sesuatu faktor terhadap kejadian fenomena.
Secara umum untuk menguji independent antara dua faktor dapat dijelaskan
sebagai berikut : misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran n, dan tiap
pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan faktor II.
Faktor I tebagi atas b taraf atau tingkatan dan faktor II terbagi atas k taraf.Banyak
pengamatan yang terjadi karena taraf ke-i faktor ke-1 (i=1,2,…,b) dan taraf ke-j
faktor ke-II (j=1,2,…,k) akan dinyatakan dengan Oij.Hasilnya dapat di catat dalam
sebuah daftar kontingensi b x k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data
dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut :
Ho : Kedua faktor bebas statistik (independen),faktor yang salah satu tidak
ada hubungan dengan faktor lainnya.
H1 : Kedua faktor tidak bebas statistik (dependen),faktor yang satu ada
hubungannya dengan faktor lainnya.
Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan
kemudian dibentuk oleh tabel kontingensi.Data tabel tersebut di atas agar tidak dapat
dicari hubungan antara fakor-faktor dengan menggunakan statistik uji Chi-Kuadrat.
Pengujian eksak sukar digunakan,karena disini hanya akan dijelaskan
pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk ini diperlukan frekuensi teoritik atau
banyak gejala yang diharapkan terjadi yang disini akan dinyatakan dengan Eij.
Eij = (nio x noj ) / n
Dengan :
Eij : Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi )
nio : Jumlah baris ke-i
noi : Jumlah kolom ke-j
n : Total jumlah sama
Dengan demikian misalnya didapat nilai dari teoritik masing-masing data :
E11 = ( n10 x n01)/n ;E12 = (n10 x n02) / n
E11 = ( n10 x n01)/n ;E12 = (n10 x n02) / n
Dan seterusnya.
Jelas bahwa n = n10 +n20+…+nbo = n01 +n02 +…+nok
Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas adalah:
Dengan :
Oij adalah banyak data hasil pengamatan
Eij adalah banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi )
Tolak H0 jika
Terima H0 jika <
Dengan taraf nyata α = 0.05
Derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1),.
3.3.2 Metode Analisa
Dalam berikut ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 1 :
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian ke Kantor
Kepolisian Provinsi Sumatera Utara
Langkah 2 :
Dari data yang dianalisis,lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi.
Langkah 3:
Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang
TABEL DAFTAR KONTINGENSI
FAKTOR II (K KATEGORI)
JUMLAH
Dengan : faktor I dan II adalah faktor-faktor yang membentuk daftar kontingensi
dengan b baris dan k kolom.nij adalahfrekuensi yang diamati.
Langkah 4 :
Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan rumus :
Eij = (nio x noj )/n
Dengan :
Eij adalah frekuensi yang diharapkan
Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan.
TABEL DAFTAR KONTINGENSI DARI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN
FAKTOR II (K KATEGORI)
JUMLAH
Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang
diharapkan maka dapat ditentukan harga χ2
.
Langkah 5:
Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat ,perlu diperhatikan criteria sebagai berikut :
1. Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20
2. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.
Setelah criteria-kriteria diatas terpenuhi maka harga χ2 dapat dihitung dengan
Untuk menguji apakah harga χ2
dianggap berarti pada suatu level of significan
tertentu harus diketahui nilai kritis dari χ2
dengan menggunakan daftar
pencarian harga chi-kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh
dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai chi-kuadrat yang tepat harus
terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan degree of
freedom-nya.Untuk hal yang umum degree of freedom ini adalah sama dengan
perkalian (k-1) dan (b-1) atau baris kali kolom.
Degree of freedom = (k-1)(b-1)
Langkah 6 :
Hipotesa yang akan diajukan adalah seperti dibawah ini :
Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan
terhadap kecelakaan lalu lintas.
H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor dan panjang jalan terhadap
kecelakaan lalu lintas.
Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :
Tolak H0 jika
BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMASARAN
4.1Data yang Diperoleh
Pada dasarnya data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan
suatu persoalan. Keputusan yang baik jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan
atas data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk mengetahui ganbaran
tentang suatu keadaan permasalahan.
Untuk membahas dan memecahkan permasalahan tentang kecelakaan lalu
lintas seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, penulisnya mengumpulkan data yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang diambil dari Kantor
Kepolisian Negara Repulik Indonesia adalah data kecelakaan lalu lintas yang di
Tapanuli Utara, serta faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya jumlah kendaran
bermotor dan panjang jalan di Tapanuli Utara tahun 2010. Adapun datanya sebagai
Tabel 4.1 Kecelakaan Lalu-Lintas dan Korban Kecelakaan di Tapanuli Utara Tahun 2010
Kecelakaan Banyak kejadian
Banyaknya Kecelakaan 68
Korban Meninggal 24
Korban Luka Berat 71
Korban Lukan Ringan 44
Kejadian Total 207
Sumber :Kantor Polda Sumatera Utara
4.2Hubungan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Jumlah Kendaraan Bermotor
Dalam hal ini kecelakaan dibagi dalam 4 jenis,yaitu : kecelakaan (accident),
korban meninggal, korban luka berat, dan korban luka ringan.Sedangkan kendaraan
bermotor terdiri dari : mobil penumpang, mobil bus, mobil gerobak dan sepeda
motor.Dari pengumpulan data kecelakaan lalu lintas dan kendaraan bermotor di
Tabel 4.2 Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Kendaraan Bermotor Tahun 2010
Sumber :Kantor Kepolisian
Untuk mengetahui apakah ada hubungan kecelakaan lalu lintas terhadap
jumlah kendaraan bermotor, maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi
yang diamati dapat ditentukan dengan rumus :
Eij = (nio x noj)/n
Dimana :
Eij = Banyaknya data teoritis (banyak gejala yang diharapkan terjadi )
nio = jumlah baris ke-i
noj = jumlah baris ke-j
n = total /jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah yang diamati
E11 = (53 x 68)/207 =17,41
E12 = (38 x 68)/207 =12,48
E13 = (25 x 68)/207 =8,21
E14 = (91 x 68)/207 =29,89
E21 = (53 x 24)/207 =6,14
E22 = (38 x 24)/207 =4,41
E23 = (25 x 24)/207 =2,90
E24 = ( 91 x 24)/207 =10,55
E31 = (53 x 71)/207 =18,18
E32 = (38 x 71)/207 =13,03
E33 = (25 x 71)/207 =8,57
E34 = (91 x 71)/207 =31,21
E41 = (53 x 44/207 =11,27
E42 = (38 x 44/207 =8,08
E43 = (25 x 29)/207 =5,31
Dari koefisien diatas dibentuk daftar kontingensi dari daftar frekuensi yang
diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Daftar Kontingensi dari Daftar Frekuensi yang Diharapkan
Kemudian kita dapat mencari harga χ2
pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4 Penentuan Harga Chi-Kuadrat
No Oij Eij Oij - Eij (Oij - Eij)2 (Oij - Eij)2 / Eij
13 27 29.8937198 -2.8937 8.3736143 0.280112826
14 12 10.5507246 1.44928 2.1003991 0.199076286
15 40 31.2125604 8.78744 77.219095 2.473975028
16 12 19.3429952 -7.343 53.919578 2.787550614
Jadi dari tabel 4.2.3 diperoleh :
= 19,25
Dengan hipotesa sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah jumlah kendaraan bermotor terhadap
kecelakaan lalu lintas.
H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor terhadap kecelakaan
lalu lintas
Kita bandingkan harga yang terdapat di tabel dengan dk (derajat kebebasan) dari
masalah yang diteliti yaitu :
dk = (b-1)(k-1)=(4-1)(4-1)=9 dan diperoleh α = 0,05 diperoleh :
= 16,9
Ternyata
≥
yakni 19,24 ≥ 16,9Jadi Ho ditolak maka H1 diterima ,artinya terdapat hubungan antara jumlah kendaraan
4.3Hubungan Kecelakaan Lalu Lintas dengan Panjang Jalan.
Dalam hal ini kecelakaan dibagi dalam 4 jenis,yaitu: kecelakaan(accident), korban
meninggal, korban luka berat dan korban luka ringan.Sedangkan panjang jalan terdiri
dari : jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten atau kota dan jalan desa.Dari
pengumpulan data kecelakaan lalu lintas dan panjang jalan di Tapanuli Utara dapat
disusun tabelnya sebagai berikut :
Tabel 4.5 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Panjang Jalan Tahun 2010
Panjang
Untuk mengetahui apakah ada hubungan kecelakaan lalu lintas terhadap
panjang jalan, maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati
dapat ditentukan dengan rumus :
Eij = (nio x noj)/n
Dimana :
noj = jumlah baris ke-j
n = total /jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah yang diamati
sebagai berikut :
E11 = (83 x 68)/207 =27,27
E12 = (80 x 68)/207 =26,28
E13 = (44 x 68)/207 =14,45
E21 = (83 x 24)/207 =9,62
E22 = (80 x 24)/207 =9,28
E23 = (44 x 24)/207 =5,10
E31 = (83 x 71)/207 =28,47
E32 = (80 x 71)/207 =27,44
E33 = (44 x 71)/207 =15,09
E41 = (83 x 44)/207 =17,64
E42 = (80 x 44)/207 =17,00
E43 = (44 x 44)/207 =9,34
Dari koefisien diatas dibentuk daftar kontngensi dari daftar frekuensi yang
Tabel 4.6 Jumlah Kecelakaan Lalu-Lintas Menurut Panjang Jalan Tahun 2010
Kemudian kita dapat mencari harga χ2
pada tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 4.7 Penentuan Harga Chi-Kuadrat
Jadi dari tabel 4.2.3 diperoleh :
= 13,17
Dengan hipotesa sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara jumlah jumlah kendaraan bermotor terhadap
kecelakaan lalu lintas.
H1 : Ada hubungan antara jumlah kendaraan bermotor terhadap kecelakaan lalu
lintas
Kita bandingkan harga yang terdapat di tabel dengan dk (derajat
kebebasan) dari masalah yang diteliti yaitu :
dk = (b-1)(k-1)=(3-1)(4-1)=9 dan diperoleh α = 0,05 diperoleh :
=12,6
Ternyata > yakni 13,17 > 12,6
Jadi Ho ditolak maka H1 diterima,artinya terdapat hubungan antara panjang
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1Pengertian
Implementasi sistem adalah suatu prosedur yang ditata/ disusun sedemikian rupa
untuk menyelesaikan desain sistem yang disetujui, untuk menginstal dan memulai
penggunaan sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
5.2Statistik dan Komputer
Komputer berasal dari kata “compute” dari bahasa yunani yang berarti menghitung .
Dengan demikian komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang
berdasarkan pada operasi matematika dan logika. Perkembangan teknologi computer
pun pada intinya berusaha semakin mendayagunakan kemampuan perhitungan diatas
dengan memperbaiki kinerja “ otak computer “ atau CPU (Central Processing Unit) ,
dari mulai teknologi XT yang sudah usang sampai teknologi yang canggih saat ini .
Disisi lain, ilmu statistik, baik itu statistik deskriptif maupun statistik
inferensi, pada dasarnya adalah ilmu yang “penuh” pula dengan operasi perhitungan
matematika. Statistik berasal dari kata “statistik” yang dapat didefenisikan sebaagai
berbasis perhitungan matematika, sesuatu yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh
komputer. Jadi, jika statistik menyediakan data/metode pengolahan data yang ada,
maka komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer,
pengolahan data statistic hingga dihasilkan informasi yang relevan menjadi lebih cepat
dan lebih akurat.
Dalam pengolahan data, komputer mempunyai tiga keunggulan utama
dibandingkan manusia yaitu kecepatan, ketepatan dan keandalan yang membuat
komputer sangat dibutuhkan dalam mengolah data-data statistik. Selain mempunyai
kecepatan tinggi dalam mengolah data-data statistic serta menghasilkan output yang
mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya tahan kerja
yang tinggi.
5.3EXCEL dan Komputer Statistik
Excel adalah software yang dapat digunakan untk perhitungan data, baik berupa
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, mencari rata-rata, maksimum,
minimum ataupun rumus yang memakai ketentuan-ketentuan tertentu.Dalam tugas
akhir ini penulis menggunakan excel 2007.Rumus-rumus yang sigunakan dalam excel
banyak sekali seperti SUM, MAX, MIN, AVERAGE, SUMIF, IF ataupun COUNT.
Excel juga menyediakan berbagai diagram seperti type coloum pie, lie, radar, bar,
buble, surface dan yang lainnya. Hal ini dapat mempermudah penulis untuk
5.4Mengoperasikan EXCEL
Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan excel
supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu : tahap penyiapan data yang mencakup
pemasukan (input) data, penyuntingan (edting) data, penyimpanan data, tahap proses
analisis data, dan tahap Analisis Hasil.
Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program excel
adalah:
1. Aktifkan program EXCEL pada windows dengan perintah start lalu all program
pilih MICROSOFT OFFICE EXCEL 2007
2. Pemasukan data ke EXCEL
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
2.1Hubungan kecelakaan dan jumlah kendaraan bermotor
1. Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new
a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik KENDARAAN BERMOTOR
DAN JUMLAH KECELAKAAN
b. Kemudian masukkan data yang telah ada disetiap variabel
c. Setelah selesai maka cari jumlah setiap variabel
Tampilan hasil input data :
2. Untuk mencari frekuensi harapan yang dilakukan dengan rumus excel,
langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik kecelakaan, korban meninggal,
korban luka berat dan korban luka ringan.
b. Kemudian pada kolom mobil penumpang diketikan rumus
=F6*B10/F10 artinya bahwa F6 pada kolom jumlah dikalikan dengan
baris B10 pada kolom kecelakaan dikalian kemudian dibagikan dengan
baris E10 yaitu jumlah total keseluruhan dari variabel.
3. Penentuan Tabel Harga Chi-Kuadrat
Sedangkan unuk membuat tabel penentuan harga Chi-kuadrat
langkah-langkahnya adalah :
a. Ketik No pada sheet baru,kemudian masukkan data kecelakaan menurut
kendaraan bermotor pada tahun 2010 pada kolom Oij.
b. Masukkan juga data daftar frekuensi harapan pada kolom Eij.
c. Kemudian untuk hasil pada kolom (Oij-Eij), (Oij-Eij)2 dan (Oij-Eij)2 /Eij
Maka digunakan rumus :
- untuk kolom (Oij-Eij) maka digunakan rumus =B15-C15
- untuk kolom (Oij-Eij)2 maka digunakan rumus =D15*D15
Tampilan hasilnya adalah sebagai berikut :
2.2Hubungan Kecelakaan dan Panjang Jalan
1. Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new
Menamai variabel dan properti yang diperlukan pengisian.
a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik KENDARAAN BERMOTOR
DAN PANJANG JALAN
b. Kemudian masukkan data yang telah ada disetiap variabel
2. Untuk mencari frekuensi harapan yang dilakukan dengan rumus excel,
langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik kecelakaan, korban meninggal,
korban luka berat dan korban luka ringan.
b. Kemudian pada kolom panjang jalan diketikan rumus =F6*B10/F10
artinya bahwa F6 pada kolom jumlah dikalikan dengan baris B10 pada
kolom kecelakaan dikalian kemudian dibagikan dengan baris E10 yaitu
jumlah total keseluruhan dari variabel.
3. Perhitungan harga Chi-kuadrat
Sedangkan unuk membuat tabel penentuan harga Chi-kuadrat
langkah-langkahnya adalah :
a. Ketik No pada sheet baru,kemudian masukkan data kecelakaan menurut
kendaraan bermotor pada tahun 2010 pada kolom Oij.
b. Masukkan juga data daftar frekuensi harapan pada kolom Eij.
c. Kemudian untuk hasil pada kolom (Oij-Eij), (Oij-Eij)2 dan (Oij-Eij)2 / Eij
Maka digunakan rumus :
- untuk kolom (Oij-Eij) maka digunakan rumus =B15-C15
- untuk kolom (Oij-Eij)2 maka digunakan rumus =D15*D15
- untuk kolom (Oij- Eij)2 / Eij digunakan rumus =E15/C15
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis maka dapat diambil bebrapa kesimpulan :
1. Ternyata jumlah kendaraan bermotor mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis Chi-Kuadrat hubungan kecelakaan dan jumlah kendaraan yakni
≥
yakni 19,24 ≥ 16,9.2. Ternyata panjang jalan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
terjadinya kecelakaan lalu-lintas . Hal ini dapat dilihat dari hasil analisi
Chi-Kuadrat hubungan kecelakaan dan panjang jalan yakni >
yakni 13,17 > 12,6
6.2Saran
1. Disarankan kepada pemerintah daerah agar produksi jumlah kendaraan
bermotor dikurangi, khususnya sepeda motor.
2. Untuk mengantisipasi volume kecelakaan lalu-lintas, kendaraan bermotor baik
roda empat maupun roda dua agar mematuhi rambu-rambu lalu-lintas. Juga
di sekitarnya. Hal ini dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik antara
polisi lalu-lintas dengan masyarakat pemakai jalan.
3. Pada kesempatan ini penulis juga memberikan saran kepada pemerintah
Indonesia agar pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia diberi pelatihan
medis atau kesehatan khususnya bagi anggota Kepolisian di bidang lalu-lintas,
supaya ketika terjadi kecelakaan lalu-lintas pihak kepolisian dapat memberikan
pertolongan pertama bagi para korban kecelakaan, seperti korban luka berat
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Johar 2008.Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Tapanuli Utara Dalam Angka
2010. Medan: BPS Propinsi Sumatera Utara.
Soegondo, Trisno dan Tumewu. 1980. Teknik Lalu-Lintas. Bandung: Penerbit ITB
Jumlah Kecelakan Lalu-Lintas Menurut Jumlah Kendaraan Bermotor
Jumlah Kecelakan Lalu-Lintas Menurut Panjang Jalan