UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
S K R I P S I
PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI) DAN ARUS KAS
OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
NAMA :
NORAYANTI
MANURUNG
NIM
:
060503049
DEPARTEMEN
: AKUNTANSI S-1
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : ”Pengaruh Return on Investment (ROI), dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya sendiri
dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program reguler S-1 Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 6 Maret 2010
Yang membuat pernyataan
Norayanti Manurung
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat juga syukur, kunaikkan kepadaMu Tuhan Yesus Kristus,
Juruselamat dan Allah pemilik kehidupanku. Trimakasih Tuhan buat hikmat dan
penyertaanMu, selama proses pengerjaan skrispi ini sehingga aku bisa menyelesaikannya
dengan baik dan tepat waktu.
Adapun skrispi ini berjudul : ”Pengaruh Return on Investment (ROI), dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”, disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas
Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, bantuan, dan doa selama proses
penyusunan skrispi ini.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Plt. Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail. Msi, Ak selaku sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Irwan Djanahar, MAFIS, Ak selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk
menyelesaikan skrispi ini.
4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku dosen pembanding I dan Bapak Drs.
Wahidin Yasin, M.Si, Ak selaku dosen pembanding II yang telah memberikan
5.
Seluruh staf pengajar, staf departemen akuntansi, dan staff administrasi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Orangtua penulis, Ayahanda B. Manurung dan Ibunda T. br Sirait, serta keenam
saudara penulis, Walden Manurung, Entelina Manurung, Erida Manurung, Expo
Manurung, Martina Manurung, Henny Manurung, trimakasih telah menjadi
motivator sehingga penulis tetap bersemangat mengerjakan skrispi ini. Love u all....
7. Kelompok Kecil Vinoleta (Kak Elvina, Okta, Nove, dan Lena), terkhusus untuk
adikku yang baik Yan Larsen dan bang Daniel Siahaan, t’rima kasih sudah mau
menjadi tim doa bagiku selama proses penyusunan skripsi ini.
Terima kasih penulis juga kepada teman-teman stambuk 2006 serta semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis juga menyadari bahwa skrispi ini
masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah
kedepan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 6 Maret 2010
Penulis,
(Norayanti Manurung)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividend (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan summary dari laporan keuangan tersebut dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari return on investment (X1) dan arus kas operasi (X2)
sebagai variabel independen, dan dividend payout ratio (Y) sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan. Hasil penelitian ini adalah kedua variabel independen tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, dan secara parsial return on investment tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, demikian juga halnya dengan arus kas operasi yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.
ABSTRACT
This study analyzed the influence of return on investment and cash flow from operations to the dividend policy (dividend payout ratio) of the manufacturing companies since 2006 up to 2008. Data that used in this research is financial statements from each company, and also it’s summary published through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are return on investment (X1) and operating cash flow (X2) as variable
independent, and dividend payout ratio (Y) as variable dependent consist of the 18 firms. This research concludes that both of two independent variables have no positive significant influence toward dividend payout ratio in simultan, and in parsial return on investment is not influence toward dividend payout ratio, whereas operating cash flow have no positive significant to the dividend payout ratio.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Batasan Penelitian ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas a. Profit Margin ... 9
b. Return on Investment (ROI) ... 9
c. Return on Equity (ROE) ... 10
b. Jenis Dividen ... 11
c. Prosedur Pembayaran Dividen ... 12
3. Kebijakan Dividen a. Pengertian Kebijakan Dividen ... 12
b. Kebijakan Dividen bagi Perusahaan ... 13
c. Jenis Kebijakan Dividen ... 13
d. Teori Kebijakan Dividen ... 14
e. Indikator Kebijakan Dividen ... 15
4. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan ... 16
b. Tujuan Laporan Keuangan ... 17
c. Elemen-Elemen Laporan Keuangan ... 17
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 26
B. Jenis dan Sumber Data ... 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 29
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
F. Metode Analisis Data ... 30
G. Jadwal Penelitian ... 35
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 37
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 38
b. Uji Multikolonieritas ... 44
c. Uji Heteroskedastisitas ... 45
d. Uji Autokorelasi ... 47
3. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi ... 48
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 49
c. Pengujian Hipotesis ... 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Keterbatasan Penelitian ... 56
C. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25
Gambar 4.1 Histogram (sebelum data ditransformasi) ... 40
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot (sebelum data ditransformasi) ... 41
Gambar 4.3 Histogram (setelah data ditransformasi) ... 43
Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot (setelah data ditransformasi) ... 43
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi ... 20
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 23
Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 28
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 35
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ... 36
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006 sampai tahun 2008 ... 37
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 39
Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 42
Tabel 4.5 Coefficients untuk LN_DPR = f(LN_ROI, LN_ARKAS) ... 44
Tabel 4.6 Coefficients Correlations untuk LN_DPR = f(LN_ROI, LN_ARKAS) ... 45
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 47
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi ... 48
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 50
Tabel 4.10 Hasil Uji t ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel ... 61
Lampiran ii Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum Ditransformasi) ... 66
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Ditransformasi) ... 67
Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (Sebelum Ditransformasi) ... 68
Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi) ... 69
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi) ... 70
Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (Setelah Ditransformasi) ... 71
Lampiran iv Statistik Deskriptif Sebelum Ditransformasi ... 72
Statistik Deskriptif Setelah Ditransformasi ... 72
Lampiran v Hasil Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi ... 73
Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi ... 73
Gambar Histogram Sebelum Ditransformasi ... 74
Gambar Histogram Setelah Ditransformasi ... 74
Grafik normal P-P Plot Sebelum transformasi ... 75
Grafik normal P-P Plot Setelah transformasi ... 75
Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76
Hasil Uji Autokorelasi ... 77
Lampiran vi Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 78
Hasil Uji Hipotesis (Uji F) ... 78
Lampiran vii Tabel t dengan signifikansi 5% ... 79
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividend (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan summary dari laporan keuangan tersebut dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari return on investment (X1) dan arus kas operasi (X2)
sebagai variabel independen, dan dividend payout ratio (Y) sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan. Hasil penelitian ini adalah kedua variabel independen tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, dan secara parsial return on investment tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, demikian juga halnya dengan arus kas operasi yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.
ABSTRACT
This study analyzed the influence of return on investment and cash flow from operations to the dividend policy (dividend payout ratio) of the manufacturing companies since 2006 up to 2008. Data that used in this research is financial statements from each company, and also it’s summary published through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are return on investment (X1) and operating cash flow (X2) as variable
independent, and dividend payout ratio (Y) as variable dependent consist of the 18 firms. This research concludes that both of two independent variables have no positive significant influence toward dividend payout ratio in simultan, and in parsial return on investment is not influence toward dividend payout ratio, whereas operating cash flow have no positive significant to the dividend payout ratio.
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, setiap perusahaan ingin melanjutkan operasinya dengan tujuan untuk
menghasilkan laba serta mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Dalam upaya
untuk menghasilkan laba ini, tentu perusahaan harus mampu mengelola semua sumber
daya yang dimilikinya secara efektif. Sumber daya yang ada di perusahaan ini tentunya
bisa diperoleh melalui modal yang bersumber dari internal perusahaan maupun dari
eksternal perusahaan. Sumber modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang
ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan
melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal.
Menurut Harahap (2004), kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
sumber yang ada, penjualan, kas, aset, modal disebut sebagai rentabilitas/ profitabilitas.
Salah satu jenis rasio profitabilitas ini adalah Return on Investment (ROI). Rasio ROI akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat asset tertentu. Jika angka yang ditunjukkan semakin besar berarti semakin bagus.
Seyogyanya, setiap perusahaan go public akan berusaha untuk memperoleh laba yang besar untuk kelangsungan operasi perusahaan serta dibagikan kepada para pemegang
saham. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan
mempunyai dana yang cukup untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang
sahamnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007) yang
terhadap kebijakan dividen. Penelitian lainnya dilakukan oleh Sudarsi (2007) yang juga
membuktikan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap dividend payout. Hal ini berarti perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang baik akan senantiasa membayar dividen.
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar. Hermi
(2004) menyatakan bahwa untuk membayar dividen, suatu perusahaan harus
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk
laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya ketersediaan kas,
karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang kas tidak mencukupi
maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba tersebut untuk diinvestasikan
kembali bukan diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio (DPR) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividen.
Bagi para pemegang saham, akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan menanamkan dananya atau tidak
pada suatu perusahaan. Banyak pemegang saham yang hidup dari penghasilan berupa
dividen, mereka tentu akan lebih memilih saham-saham yang dividennya dapat mereka
andalkan.
Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2008
memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang
meningkat dari tahun ke tahun akan membayar dividen. Fenomena di atas dapat didukung
oleh data dalam tabel berikut. Informasi yang terdapat pada tabel di bawah ini, diperoleh
dari laporan keuangan masing-masing perusahaan.
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan Yang Mengalami Peningkatan Profitabilitas Tetapi Tidak Membayar Dividen
NO. NAMA PERUSAHAAN
PROFIT (000.000)
SALES
(000.000)
2005 2006 2007 2005 2006 2007
1 PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY TBK 1.049.077 1.167.846 1.343.031 11.276 14.582 22.934 2 PT DAVOMAS ABADI TBK 1.120.893 4.656.584 2.800.084 90.069 196.277 208.456 3 PT FAJAR SURYA WISEA TBK 1.506.491 1.693.081 2.655.795 5.828 101.728 121.97
4 PT PELANGI INDAH CANINDO TBK 233.117 249.39 336.161 1.774 1.88 8.525
5 PT PYRIDAM FARMA TBK 39.64 61.337 86.643 1.328 1.729 1.743
6 PT RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK 313.398 417.81 425.584 37.641 38.226 41.396
7 PT RODA VIVATEX TBK 158.36 140.672 142.015 21.134 34.578 34.882
8 PT SUPARMA TBK 579.316 688.343 815.41 8.149 23.293 27.397
9 PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK 229.273 333.455 499.87 35 130 15.76 10 PT TUNAS BARU LAMPUNG TBK 1.220.636 1.193.999 1.844.207 6.219 52.884 97.227 11 PT ULTRA JAYA MILK TBK 711.723 835.23 1.126.800 4.528 14.732 30.317 12 PT VOKSEL ELEKTRONIK TBK 803.283 919.537 1.358.648 26.831 35.597 53.701 13 PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK 101.172 174.551 241.23 1.015 7.215 13.459
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2007 dan www.idx.co.id
Berdasarkan informasi tersebut, dapat kita lihat bahwa tidak semua perusahaan
yang listing di BEI, yang memiliki profitabilitas yang baik (ditinjau dari kenaikan laba) akan membayar dividen, dan berdasarkan fenomena tersebut, ternyata di samping ROI
yang dicapai dan laba yang dihasilkan, ada banyak faktor lain yang juga mempengaruhi
kebijakan deviden suatu perusahaan, antara lain faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk
membayar utang, tingkat ekspansi yang direncanakan, pertumbuhan perusahaan, ukuran
Dari pernyataan-pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam
menetapkan kebijakan dividen, manajemen tentu sangat memperhatikan Return on Investment (ROI) sebagai salah satu rasio dari profitabilitas perusahaan yang dihasilkan oleh perusahaan dan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus
kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pandanaan dari luar.
Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat apakah Return on Investment (ROI) atau arus kas operasi yang lebih mempengaruhi perusahaan dalam menentukan ratio pembayaran dividen (DPR), atau antara Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi secara bersama-sama mempengaruhi rasio pembayaran dividen
(DPR), secara khusus untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI dari tahun 2006-2008. Apakah perusahaan-perusahaan manufaktur ini juga mengalami
fenomena yang tersebut di atas. Maka, berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Return on Invetment (ROI) dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
II. Perumusan Masalah
Berdasarakan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
c) Apakah Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen?
III. Tujuan Penelitian
a) Untuk menguji apakah Return on Investment (ROI) berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
b) Untuk menguji apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
c) Untuk menguji apakah Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
IV. Manfaat Penelitian
a) Bagi peneliti, sebagai salah satu upaya untuk memperkaya pengetahuan dan
memperdalam bidang yang diteliti, serta sebagai bahan referensi apabila dimintai
pendapat mengenai pengaruh ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan
dividen.
b) Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dan acuan
mengenai pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan dividen yang
akan ditempuh oleh perusahaan sehingga perusahaan harus dengan cermat
melakukan investasi dan secara terus menerus meningkatkan laba, dengan
demikian menjaga kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan.
c) Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan
V. Batasan Penelitian
Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap
penelitian yang akan diteliti antara lain.
1. Penelitian ini membatasi periode penelitian yaitu hanya dari tahun
2006-2008.
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROI dan
arus kas operasi perusahaan
.
3. Penelitian ini hanya mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
d. Penelitian ini menggunakan data sekunder, karena sampel penelitian tersebar
di beberapa wilayah di Indonesia sehingga tidak memungkinkan penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Profitabilitas
Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Menurut Sartono (2001:120), “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri”. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena
profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai
kesehatan keuangan perusahaan.
Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio
keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola
sumber-sumber daya yang dimilikinya.
Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas
perusahaan.
a . Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilan
ini juga bisa diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
(ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Untuk menghitung profitabilitas
perusahaan digunakan rumus sebagai berikut.
Laba bersih setelah pajak
Profit Margin =
Penjualan
Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah
menunjukkan ketidakefisienan manajemen.
b. Return On Investment (ROI)
Return On investment (ROI) sering disebut sebagai Return On Assets (ROA). ROI mengukur kemampuan perusahaan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu. ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset.
Laba bersih setelah pajak
ROI = x 100%
Total Aktiva
Semakin tinggi tingkat ROI suatu perusahaan, semakin baik perusahaan tersebut.
c. Return On Equity (ROE)
Syamsuddin (2000 : 64) menyatakan “Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas
modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.”
Laba bersih setelah pajak
ROE =
x 100%
Total ekuitas
Angka yang tinggi untuk ROE menunujukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang
sebenarnya.
2. Dividen
a. Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice at al (2004:902) menyatakan bahwa “dividen
adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional
sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”.
Menurut Skousen et al (2001:757) ” dividen adalah pendistribusian laba secara
proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya”. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang
sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai:
1) laba ditahan yang mencukupi,
2) kas yang memadai,
3) tindakan formal dari dewan komisaris.
b. Jenis Dividen
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat dalam
dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439) adalah sebagai
berikut:
1) dividen kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada
pemegang sahamnya,
2) dividen properti, yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas
perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya,
3) dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham
preferen perseroan kepada pemegang saham,
4) dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal
ditahan,
5) dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes
kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
c. Prosedur Pembayaran Dividen
Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, date of payment.
1) Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran pembayran dividen akan merupakan kewajiban yang legal
dari korporasi.
2) Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen. 3) Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen
dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada 4 hari sebelum
record date, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan penjual bukan lagi
pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah berlalu dan akan turun kira-kira
sejumlah dividen tersebut.
4) Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.
3. Kebijakan Deviden
a. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang
mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini
dan periode mendatang. Atmaja (1994: 351) menyatakan:
Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (earning after tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen (dividend policy).
b. Kebijakan Dividen bagi Perusahan
Kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan
kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan (Tampubolon, 2005:183). 1) Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang
saham tidak mempunyai opini yang negatif tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. Apabila pemegang saham dikecewakan, maka pemegang saham akan melepaskan saham-sahamnya dengan menjual yang pada gilirannya harga saham di pasar bursa akan menurun. Ketidakpuasan pemegang saham akan menimbulkan kemungkinan pengendalian korporasi akan dilakukan orang-orang diluar korporasi.
2) Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting korporasi tersebut.
4) Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal (debt/equity) rasio korporasi.
c. Jenis Kebijakan Dividen
Menurut Indriyo dan Basri (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang
ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy.
1) Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.
2) Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.
3) Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
d. Teori Kebijakan Deviden
Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah smoothing theory,
clientele effect theory, tax preference theory, dividend irrelevance theory, bird in the hand theory, residual theory of dividens, teori signal atau isi informasi dividen (information content of dividend).
Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
1) tingkat pertumbuhan korporasi (company grow rate), 2) keterikatan dalam rapat (restrictive convenant), 3) profitability,
4) stabilitas laba (earning stability),
5) kontrol perbaikan (maintenance control),
6) memahami pengungkit keuangan (degrre of financial leverage), 7) kemampuan untuk kondisi eksternal (ability to finance externally), 8) keadaan tak terduga (uncertainity),
9) ukuran dan umur korporasi (age and size).
e. Indikator Kebijakan Dividen
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua
macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):
Dividen per lembar saham
Dividend Yield =
Harga per lembar saham
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor
menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang
menghasilkan dividend yield yang tinggi.
Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio
pembayaran dividen (dividend payout ratio atau DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa,
dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:27):
Dividen per lembar saham
DPR = x 100%
Laba per lembar sahamBesar atau kecinya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan
dividend yield.
4. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan (2004:22), ”laporan keuangan adalah produk dari manajemen
dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Menurut Kamus Akuntansi edisi kedua
oleh Abdullah (1993:176), ”laporan keuangan adalah laporan-laporan yang berisi
informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu”.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun sekali untuk
memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantaranya pemakai ini
memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping yang tercakup
dalam laporan keuangan namun, banyak pemakai yang sangat tergantung pada laporan
keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan tersebut, sehingga laporan keuangan
tersebut seharusnya disusun dan disisipkan dengan mempertimbangkan kebutuhan
mereka. Informasi laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh para
pemakai ataupun yang berkepentingan (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis.
b. Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna walaupun laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan mamajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi yang
mencakup keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan
atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
c. Elemen-Elemen Laporan Keuangan 1) Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajjiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal
tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri menunjukkan
aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan ekuitas atau klaim
terhadap aktiva tersebut. Aktiva dicantumkan sesuai dengan urutan likuiditasnya atau
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi aktiva tersebut menjadi kas. Pada
perusahaan manufaktur terdapat klasifikasi pada pos persediaan berdasarkan tingkat
penyelesaiannya menuju tahap siap dijual, yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi.
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode waktu
setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk pajak, dikurangi untuk mendapatkan laba
bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Laporan laba rugi dapat mencakup
setiap periode waktu, tetapi laporan ini biasanya dibuat secara bulanan, kuartalan, atau
tahunan. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, manajemen biasanya meramalkan
laporan laba rugi secara bulanan (atau mungkin secara kuartalan) dan kemudian
membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan.
3) Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi
selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laba ditahan menunjukkan
klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang saham. Perusahaan
menahan laba terutama untuk memperluas usaha dan ini berarti menginvestasikan dalam
pabrik dan peralatan, dalam persediaan, dan lain sebagainya, bukan menimbun kas dalam
rekening bank. Perubahan laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa
mengijinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali dana yang tidak didistribusikan
sebagai dividen.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (statement of cashflow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid
yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan
pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva
adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pnjaman perusahaan.
Kegunaan informasi arus kas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 2 paragraf 3 (IAI, 2002) dijelaskan bahwa laporan arus kas dapat memberikan
informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam
aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi
dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi
dan peristiwa yang sama.
a) Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi,
aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal
dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam
persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos
laporan laba rugi (dengan beberapa pengecualian kecil) dan dengan pos-pos operasi
dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka
peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau
aktivitas pendanaan.
Stice, stice, dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk
[image:33.595.112.518.233.435.2]dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas Dierima dari: Kas dikeluarkan untuk:
1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan,
2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah,
3. pendapatan bunga, 3. pajak,
4. pendapatan dividen. 4. beban bunga,
5. beban lainnya,
6. pembelian efek.
Sumber: Stice, Stice, Skousen
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar.
Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain,
berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan
menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak
lansung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau
penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan
arus kas investasi atau pendanaan.
Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih
yang disediakan oleh arus kas operasi. Metode tidak langsung lebih disukai dan
digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah digunakan dan
merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas
operasi. Pemakai laporan keuangan juga banyak yang menyukai metode langsung karena
metode ini melaporkan secara langsung sumber dari arus kas masuk dan keluar tanpa
harus dibingungkan dengan penyesuain-penyesuaian dengan laba bersih.
Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan dividen
yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 paragraf 32-33 (IAI, 2002) menyatakan
bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan
biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan
lain belum ada kesepakatan mengenai kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan
bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena
mempengaruhi laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga
serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas
pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya
keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment). Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber
daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai
komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna
laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan-catatan yang berisi penjelasan dari
bagian-bagian dalam laporan keuangan yang disajikan.
B. Tinjauan Peneliltian Terdahulu
Nama Judul Variabel yang
digunakan Hasil Penelitan Michell Suharli (2007) Pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2003).
ROI (Return On Equty), Fixed Asset, CR (Current Ratio), DPR.
ROI berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan, fixed assets tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dan CR dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan.
Pradhono & Yulius Jogi Christiawan (2004)
Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi, DPR, capital gain.
Arus kas dari aktivitas opersi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning. EVA dan RI tidak mempunyai
Rara Putri Emmayati (2008) Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Profitabilitas,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Kebijakan
Dividen.
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Indah Agustina Manurung (2009) Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang go publiclaba bersih, arus kas operasi, dividend payout ratio (DPR)
Secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.
C. Kerangka konseptual dan Hipotesis
A.
Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Retun on Investment (ROI) dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam memutuskan kebijakan dividen,
perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara teori dapat mempengaruhi
kebijakan dividen. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitan ini adalah
profitabilitas yang akan diukur dengan ROI dan arus kas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi. Profitabilitas pada dasarnya merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan laba perusahaan yang
meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen
yang akan dibayarkan juga meningkat. Seperti penjelasan sebelumnya, teori yang
mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan membayar dividen dalam jumlah yang
operasinya yang berarti juga mampu menghasilkan kas bagi perusahaan dan kemudian
akan dibagikan kepada para pemegang saham. Maka hubungan antara Retun on Investment (ROI), arus kas operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka dibawah ini.
H3
H1
H2
B. Hipotesis Penelitian
H1 : Return on Investment (ROI) secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
H2 : Arus kas operasi perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
H3 : Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Return on Investment
(ROI)
(X1)
Arus Kas Operasi
(X2)
Kebijakan
Dividen
(DPR)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal yaitu untuk mengukur pengaruh antara
variabel-variabel penelitian, atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30). Dalam penelitian ini, hubungan
tersebut bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Investment (ROI) dan arus kas
operasi terhadap kebijakan dividen.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Kuncoro
(2001:127) “data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkkan oleh lembaga pengumpul
data dan dipublikasikan kepada masyarakat dan pengguna data.” Data yang digunakan
berupa summary laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, selama periode 2006-2008. Data penelitian ini merupakan data pooling yang
bersifat kuantitatif. Data didapatkan dari Indonesia Stock Exchange (IDX) tahun 2008
dengan situs www.idx.co.id, dan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
Data dalam penelitian ini adalah data time series dan cross section. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena
tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu
mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section atau sering disebut data
satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2007 : 72) menyatakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2006-2008, yang berjumlah 151 perusahaan manufaktur.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2006:55). Menurut Ngurah (2004 : 117),
tentang ukuran sampel, dapat dikemukakan suatu teorema tentang variabel tunggal atau univariat, yaitu teorema limit sentral-yang menyatakan statistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk ukuran sampel yang mendekati tak berhingga. Akan tetapi, dalam praktik, teorema limit sentral telah dapat diterapkan untuk ukuran sample minimal 30. Bahkan Conover (1980; hlm. 445) menyatakan ukuran sampel lebih besar 20, distribusi normal telah dapat dipakai untuk mendekati distribusi Binomial. Di pihak lain, Roscoe (1975; dalam Uma Sekaran, 1992; hlm. 253) menganjurkan ukuran sampel berdasarkan “the rule of thumb” sebagai berikut : Ukuran sampel lebih besar daripada 30 dan lebih kecil daripada 500 cocok dipakai untuk kebanyakan penelitian.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode
purposive sampling
, dengan kriteria sebagai berikut:
1.
perusahaan manufaktur tersebut terdaftar di BEI selama periode penelitian
(2006– 2008).
2.
perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar (
delisting
) dari BEI selama
periode penelitian (2006– 2008).
3.
perusahaan manufaktur tersebut telah mengeluarkan laporan keuangannya dari
tahun 2006-2008 yang dapat diakses di
www.idx.co.id
.
4.
perusahaan manufaktur tersebut telah membayar dividen pada tahun
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya perusahaan yang akan
diteliti yaitu sebanyak 18 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Sampel Perusahaan Manufaktur
No. Nama Perusahaan Kode Tanggal
berdiri
Tanggal Listing 1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Okt 1994 2. PT Astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989 3. PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990 4. PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR 26 Jan 1917 22 Des 1980 5. PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990 6. PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988 13 Feb 1995 7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14 Agt 1990 14 Jul 1994 8. PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989 9. PT Lautan Luas Tbk LTLS 13 Jul 1951 21 Jul 1997 10. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 14 Des 1982 04 jun 1990 11. PT Metrodata Tbk MTDL 17 Feb 1983 09 Apr 1990 12. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 19 Jan 1976 09 Sep 1996 13. PT Semen Gresik Tbk SMGR 25 Mar 1953 08 Jul 1991 14. PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 22 Des 1973 15 Feb 2000 15. PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979 02 Jul 1990 16. PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 20 Mei 1970 17 Jun 1994 17. PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989 18. PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1933 11 Jan 1982
Sumber :
Peneliti, 2010.
Berdasarkan perusahaan yang akan diteliti ini, maka penulis memperoleh
sampel sebanyak 54 sampel penelitian yang berasal dari 3 tahun periode laporan
keuangan dari 18 perusahaan ini, yakni tahun 2006, 2007, dan 2008.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu
dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel pada
periode penelitian (2006, 2007 dan 2008) yang didapatkan dari situs Indonesia Stock
[image:40.595.108.545.186.485.2]laporan keuangan masing-masing perusahaan yang bersumber dari Indonesia Capital
Market Directory (ICMD)..
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Variabel independen (bebas)
Menurut Sugiyono (2005:3) “ variabel independen atau variabel bebas
adalah varibel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
dependen (varibel terikat).” Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a.
Return on Investment
(ROI)
Laba bersih setelah pajak
ROI =
x
100%
Total assets
b. Arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan
setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama 1 tahun buku, sebagaimana
tercantum dalam laporan arus kas (Pradhono, 2004). Arus kas operasi diukur dengan
satuan Rupiah per lembar saham.
2. Variabel Dependen (terikat)
Menurut Sugiyono (2005:3) “ variabel dependen atau variabel terikat adalah
varibel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan
earnings
dan yang akan digunakan untuk pembayaran dividen. Indikator dari
kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen
(Divident Payout Ratio).
DPR
menunjukkan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham
selama tahun tertentu.
Dividen per lembar saham
DPR
= x 100%
Laba per lembar saham
F. Metode Analisa Data
Metode analisa data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan
menggunakan software SPSS 16. Peneliti menggunakan uji asumsi klasik terlebih dahulu
untuk menentukan apakah distribusi data normal, sebelum melakukan pengujian
hipotesis.
1. Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai
residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali (2005:110), ”cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu
analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram
1)
jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas,
2)
jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali
(2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila signifikansi > 0,05 dengan
α
= 5% berarti distribusi data normal dan Ho
diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal
dan Ha diterima.
b.
Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya
multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai
tolerance
dan
variance
inflation factor
(VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel
independen. Nilai
cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Menurut Erlina (2007:108), “jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika
varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat grafik
Scaterplot
antar nilai prediksi variabel
independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan heteroskedastisitas, antara lain:
1)
jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2)
jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
adalah dengan menggunakan nilai uji
Durbin Watson
dengan ketentuan dari Prof.
Singgih sebagai berikut:
1)
angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2)
angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3)
angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Pengujian hipotesis
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat
seberapa besar pengaruh
Return on Investment
(ROI) dan arus kas operasi
terhadap DPR
dengan model dasar sebagai berikut:
Y
=
+
β1
X
1+
β2
X
2+
ε
Keterangan :
Y = Variabel dependen, dalam hal ini DPR.
= Konstanta.
β1,β2 = Koefisien regresi X1,X2,
X1 = Variabel independen pertama yaitu Return on Investment (ROI).
X2 = Variabel independen kedua yaitu arus kas operasi.
ε = Tingkat kesalahan pengganggu.
a. Uji t ( t Test )
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus
kas bersih secara parsial terhadap DPR. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
H
0diterima jika t hitung < t tabel (
α
= 5%)
H
aditerima jika t hitung > t tabel (
α
= 5%)
Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi
penelitian < 0,05 maka Ha diterima.
Hipotesis Penelitian
Return on Investment
(ROI) dan arus kas operasi berpengaruh terhadap DPR
secara parsial.
Hipotesis Statistik
Ho: b2 = 0 (
Return on Investment
(ROI) dan arus kas operasi berpengaruh
terhadap DPR secara parsial)
Ha: b2
≠
0 (
Return on Investment
(ROI) dan arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap DPR secara parsial)
b. Uji F ( F Test )
Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh
variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel tidak bebas. Uji
F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu
laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Uji ini dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
H
0diterima jika F hitung < F tabel
H
aditerima jika F hitung > F tabel
Pada tingkat kepercayaan 95%. Selain itu dapat pula dilihat dari nilai
G. Jadwal Penelitian
[image:47.595.109.519.146.378.2]Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
TahapPenelitian November Desember Januari Februari Maret Pengajuan
Judul x x
Bimbingan
Proposal x x
Penyelesaian
Proposal x x x x
Seminar Proposal
x
Penulisan Laporan Skripsi
x x x x
Penyelesaian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan
mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian
asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan
regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur
dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 18 perusahaan yang memenuhi
[image:48.595.112.502.474.746.2]kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2006-2008.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No Nama Perusahaan Kode Tanggal
berdiri
Tanggal Listing 1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Okt 1994 2. PT Astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989 3. PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990 4. PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR 26 Jan 1917 22 Des 1980 5. PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990 6. PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988 13 Feb 1995 7. PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
INDF 14 Agt 1990 14 Jul 1994
8. PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk
INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989
15. PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979 02 Jul 1990 16. PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 20 Mei 1970 17 Jun 1994 17. PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989 18. PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1933 11 Jan 1982 Sumber: Penulis, 2010.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data
keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2006 sampai tahun 2008 yang
dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri dari Return on
Investment (ROI) dan arus kas operasi sebagai variabel bebas (independent variable) dan DPR sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel
tersebut dari sampel perusahaan manufaktur selama periode 2006 sampai dengan tahun
[image:49.595.108.500.112.174.2]2008 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006-2008
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ROI 54 13.1635 11.99494 .65 53.28
ARUSKAS 54 1.7182E12 3.70014E12 -4.47E11 2.19E13
DPR 54 51.2120 49.00107 4.13 302.94
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. variabel ROI memiliki nilai minimum 0,65 dan maksimum 53,28 dengan
rata-rata ROI sebesar 13,1635 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan,
b. variabel Arus kas operasi memiliki nilai minimum -4.47E11 dan nilai maksimum
c. variabel DPR memiliki nilai minimum 4,13 dan nilai maksimum 302,94 dengan
rata-rata DPR sebesar 51,2120 dengan jumlah sampel 54 perusahaan.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini, mengunakan uji statistik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal,
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal.
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika
[image:50.595.130.493.482.718.2]nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 48.29710306
Most Extreme Differences Absolute .239
Positive .239
Negative -.144
Kolmogorov-Smirnov Z 1.758
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah
1,758 dengan signifikansi pada 0,004. Jika signifikansi nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S)
lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal. Data yang
tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan
[image:51.595.132.464.316.552.2]grafik normal plot data.
Gambar 4.1
Histogram ( sebelum data ditransformasi ) Sumber : Data Diolah Penulis, 2010.
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal
karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu