PROMO BCA TREAT A FRIENDS “BUY ONE GET ONE FREE” TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN
(
Study Korelasional Hubungan Promo Kartu Kredit BCA Treat A Friends
“Buy One Get One
Free”
terhadap minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana (S-1)
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh:
Rinaldy Effendy Harahap
090922050
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Rinaldy Effendy Harahap
NIM : 090922050
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)
DISETUJUI OLEH:
PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN
ILMU KOMUNIKASI
DRS. SAFRIN, M.SI DRA. FATMA WARDY LUBIS, MA
NIP. 19611001198701101
a.n DEKAN FISIP USU
PEMBANTU DEKAN I
Drs. Zakaria M.SP
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan minat beli. Beberapa teori komunikasi yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan, Teori Minat Beli, Kartu Kredit dan Model AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan tujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor yang lain. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.
Penelitian ini berlangsung di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan, dengan jumlah populasinya sebanyak 1550 orang. Jumlah populasi tersebut di data berdasarkan bulan dimana diadakan promo tersebut yaitu Bulan Mei 2011 hingga saat penelitian berlangsung. Berdasarkan data populasi di atas,maka jumlah sampel yang diperoleh dengan rumus Taro Yamane adalah sebanyak 93 orang dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ialah teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Sampel yang akan dipilih adalah konsumen yang melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit BCA.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian kuantitatif dikenal metode pengumpulan data dan penelitian ini menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sebanyak 23 pertanyaan. Data yang diperoleh di lapangan dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tungga, analisa tabel silang, dan uji hipotesa lewat program SPSS For Windows versi 16.0
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAKSI ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Pembatasan Masalah ... 9
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.5 Kerangka Teori ... 10
1.5.1). Komunikasi ... 11
1.5.2). Komunikasi Pemasaran & Promosi Penjualan ... 11
1.5.3). Teori Minat Beli ... 13
1.5.4). Kartu Kredit ... 13
1.6 Kerangka Konsep ... 15
1.7 Model Teoritis ... 17
1.8 Operasional Variabel ... 17
1.9 Definisi Variabel ... 19
1.10 Hipotesis ... 22
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... 23
II.1.1). Definisi Komunikasi ... 23
II.1.2). Proses Komunikasi ... 24
II.1.3). Unsur-Unsur Dalam Proses Komunikasi ... 25
II.1.4). Fungsi Komunikasi ... 27
II.2 Komunikasi Pemasaran & Promosi Penjualan... 30
II.2.1 Komunikasi Pemasaran ... 30
II.2.1.1). Definisi Komunikasi Pemasaran ... 30
II.2.1.2). Tujuan Komunikasi Pemasaran ... 31
II.2.1.3). Model Komunikasi Pemasaran ... 32
II.2.1.4). Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 33
II.2.2 Promosi Penjualan ... 35
II.2.2.2). Tujuan Promosi Penjualan ... 38
II.2.2.3). Alat Promosi Penjualan ... 39
II.3 Teori Minat Beli ... 41
II.4 Kartu Kredit ... 44
II.5 Model AIDDA ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian ... 55
III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55
III.2.1). Sejarah Berdirinya Starbucks Coffee ... 55
III.2.2). Starbucks Coffee di Indonesia ... 62
III.2.3). Visi dan Misi Starbucks Coffee ... 63
III.2.4). Produk Starbucks Coffee ... 68
III.2.5). Struktur Organisasi Starbucks Coffee di Indonesia ... 71
III.3 Sekilas Tentang BCA ... 78
III.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 83
III.5 Populasi dan Sampel... 83
III.5.1). Populasi ... 83
III.5.2). Sampel ... 84
III.6 Teknik Pengumpulan Data ... 85
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 89
IV.2 Analisis Tabel Tunggal ... 91
IV.2.1). Data Responden ... 92
IV.2.2). Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” ... 94
IV.2.3). Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge Medan ... 102
IV.3 Analisis Tabel Silang ... 108
IV.4 Pengujian Hipotesis ... 117
IV.5 Pembahasan ... 118
BAB V KESIMPULAN dan SARAN V.1 Kesimpulan ... 121
V.2 Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Hal
1. Penjualan Starbucks Coffee Cambridge Per Januari & Februari ... 7
2. Operasional Tabel ... ... 18
3. Promotion Mix Rhenald Kasali 34 4. Usia ... ... 92
5. Jenis Kelamin ... ... 92
6. Pekerjaan ... ... 93
7. Penghasilan Perbulan ... ... 94
8. Pernah Mendengar Promo BCA ... 95
9. Berapa Kali Dalam Setahun Promo BCA ... 96
10. Waktu Pelaksanaan Promo BCA ... 97
11. Merasa Tertarik Dengan Promo BCA ... 97
12. Isi Pesan Dalam Promo BCA ... 98
13. Memahami Isi Pesan Dalam Promo BCA ... 99
15. Bahasa Yang Digunakan Dalam Promo ... 101
16. Bentuk Aktifitas Promo Penjulan Memudahkan ... 102
17. Memperhatikan Promo BCA ... 102
18. Informasi Yang Ditawarkan Dalam Promo ... 103
19. Tertarik Untuk Mengikuti Promo ... 104
20. Berniat Untuk Melakukan Pembelian ... 104
21. Berhasrat Melakukan Pembelian ... 105
22. Memutuskan Untuk Terus Mengkuti Promo ... 105
23. Selalu Melakukan Pembelian di Starbucks Coffee ... 105
24. Pengaruh Promo BCA ... ... 106
25. Memutuskan Untuk Terus Melakukan Pembelian ... 107
26. Seberapa Sering Melakukan Pembelian ... 107
27. Hubungan Antara Jenis Kelamin & Kecenderungan Memperhatikan Promo ... 109
28. Pernah Mendengar Promo & Ketertarikan Promo ... 111
29. Ketertarikan Promo & Keputusan Terus Melakukan Pembelian ... 113
30. Ketertarikan Promo & Pengaruh Minat Beli Konsumen ... 115
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Hal
1. Model Teoritis ... 17
2. Model Komunikasi Lasswell... 26
3. Model Komunikasi Pemasaran ... 33
4. Gerai Pertama Starbucks Coffee ... 57
5. Perubahan Logo Starbucks Coffee ... 58
6. Peta Perkembangan Starbucks Coffee ... 59
7. Suasana Pelayanan & Kegiatan Starbucks Coffee ... 61
8. Ukuran Gelas Starbucks Coffee ... 68
9. Struktur Organisasi PT. Sari Coffee Indonesia ... 72
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan minat beli. Beberapa teori komunikasi yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan, Teori Minat Beli, Kartu Kredit dan Model AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan tujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor yang lain. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.
Penelitian ini berlangsung di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan, dengan jumlah populasinya sebanyak 1550 orang. Jumlah populasi tersebut di data berdasarkan bulan dimana diadakan promo tersebut yaitu Bulan Mei 2011 hingga saat penelitian berlangsung. Berdasarkan data populasi di atas,maka jumlah sampel yang diperoleh dengan rumus Taro Yamane adalah sebanyak 93 orang dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ialah teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Sampel yang akan dipilih adalah konsumen yang melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit BCA.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian kuantitatif dikenal metode pengumpulan data dan penelitian ini menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sebanyak 23 pertanyaan. Data yang diperoleh di lapangan dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tungga, analisa tabel silang, dan uji hipotesa lewat program SPSS For Windows versi 16.0
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini penggunaan kartu kredit tidak hanya diperuntukkan sebagai lifestyle atau menunjukkan kelas sosial penggunnya, penggunaan kartu kredit sekarang diartikan sebagai suatu
kebutuhan dimana faktor keamanan merupakan essensi utamanya sehingga tidak harus mengantongi
sejumlah uang dalam bertansaksi. Kartu kredit juga merupakan alat pembayaran yang multifungsi,
dengan satu kartu kita dapat melakukan pembayaran dengan mudahnya.
Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari
kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap
peminjam karena mempunyai sikap amanah serta jujur. Oleh sebab itu, dalam hal ini prinsip kerjanya
adalah memberikan dana dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit,
transaksi Anda akan ditalangi terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya Anda harus
kredit tersebut. Kartu ini bukanlah merupakan alat pembayaran, tetapi hanya untuk memberikan
kemudahan pada nasabah bank dalam melakukan pembayaran tanpa harus membawa uang tunai.
Memiliki kartu kredit bagi seseorang, ada yang didasarkan pada kebutuhan dan bisa juga didasarkan
kepada gaya hidup (life style). Dengan memiliki kartu kredit, banyak kemudahan dalam melakukan transaksi apapun dan di manapun.
Secara terminologi, definisi Kartu kredit yaitu kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan
sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang
serta pelayanan tertentu secara hutang. Dengan kata lain kartu kredit adalah kartu pinjaman, kartu yang
memberikan kesempatan pembawanya mendapatkan pinjaman. Definisi lain kartu kredit menyebutkan
“Setiap kartu yang dapat digunakan berulang kali untuk meminjam uang atau membeli produk dan
layanan lainnya secara kredit (hutang) dikeluarkan oleh bank, tabungan dan kredit , retail toko, dan
perusahaan sejenis (Any card that may be used repeatedly to borrow money or buy products and services on credit . Issued by banks, savings and loans, retail stores, and other businesses)
Kartu kredit adalah perangkat, biasanya sebuah kartu plastik, yang bertindak sebagai saluran
untuk membeli atau untuk kegunaan lain, bukan uang tunai, yang memberikan pemegang (pemilik) hak
penggunaan pada saat presentasi, jika pemilik toko /merchant menerima kredit kartu bukan uang tunai
untuk pembayaran. Pemilik kemudian diajukan tagihan kepada perusahaan penerbit kartu kredit yang,
pada gilirannya mengirimi uang tunai dari pemilik kartu kredit tersebut kepada perusahaan penerbit dari
kartu kredit tersebut, biasanya secara elektronik ke rekening bank yang ditetapkan untuk menerima
dana.
Untuk mendapatkan kartu kredit, pemegang harus membuat aplikasi dan itu diberikan, atau
tidak diberikan, berdasarkan sejarah kredit dan kriteria tertentu lainnya. Untuk melakukan transaksi
perangkat elektronik yang membaca informasi (nomor kartu kredit) yang disimpan pada kartu, atau
nomor kartu dapat diberikan secara lisan, atau diketik di komputer dan dikirim melalui internet. Untuk
alasan kemanan, sangat penting bagi pemegang kartu kredit untuk menjaga id number yang tertera
pada kartu. Dewasa ini banyak terjadi kejahatan melalui kartu kredit.
BCA merupakan bank yang memiliki jaringan elektronik terbesar dan tersebar luas di seluruh
Indonensia. Sebagai bank yang memiliki jaringan terbesar, BCA telah menghasilkan berbagai produk
perbankan unggulan seperti: debit BCA, tunai BCA, BCA remittance, layanan inkaso BCA, BCA syariah,
BCA tahapan gold, tapres, giro BCA, deposito berjangka, serta berbagai layanan kredit berjangka seperti:
KPR BCA, KPR BCA XTRA, Refinancing, KPA BCA dan KKB BCA dan BCA kartu kredit. (www.klikbca.com)
Kartu Kredit BCA merupakan kartu kredit yang bukan sekedar alat pembayaran tetapi juga
memiliki berbagai keistimewaan lain serta khusus dirancang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya
hidup masing-masing nasabahnya. Jumlah pemegang kartu kredit PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus
meningkat. Sampai dengan Maret 2010, jumlah kartu kredit BCA mendekati 2,1 juta kartu.
Melalui hasil riset tersebut, kartu kredit BCA berhasil meraih predikat NPS (Net Promoter Score) leader atau sebagai pemenang tertinggi di kategori produk kartu kredit. Sementara itu, produk tabungan
BCA mendapatkan predikat NPS Good. Memiliki Kartu Kredit BCA memiliki nilai tambah tersendiri, selain
keunikan desain dari kartu kredit tersebut, keuntungan yang dapat diperoleh seperti 1)kenyamanan ke
luar negeri dengan tagihan dan transaksi yang lebih murah. 2) kemudahan dalam membayar tagihan
kartu kredit melalui ATM BCA dan M-BCA. 3) pembayaran tagihan yang lebih leluasa sebesar 10%. 4)
penarik uang tunai (cashback refund). 5) bebas iyuran tahunan. 6)jaringan layanan terluas lebih dari 65.000 merchant. Kartu kredit yang dikenal dengan jargon “A Smarter Way To Pay” ini memiliki berbagai penawaran promosi penjualan menarik dengan sejumlah partner bisnis / merchant terkenal seperti
Starbucks Coffee, Toko Buku Gramedia, Cineplex 21, Pizza Hut, Celebrity Fitness, Agis, dan masih banyak
Setelah booming di sejumlah kota-kota besar di Asia seperti Jepang, Beijing, Hongkong dan
Singapore, akhirnya Starbucks Coffee hadir untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Mei 2002 silam di
Plaza Indonesia Jakarta. Starbucks Coffee Indonesia dikelola oleh PT Sari Coffee Indonesia yang
merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Sejak 2002, PT Sari Coffee
Indonesia telah memiliki 100 gerai di Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Yogyakarta, Medan, Semarang,
Balikpapan, Batam, Makasar dan akan terus mengembangkan bisnisnya di Tanah Air. Saat ini, dengan
lebih dari 1000 partners, Starbucks Coffee Indonesia berkomitmen untuk membawa pengalaman
Starbucks (The Starbucks Experience) ke dalam kehidupan pelanggan melalui setiap cangkir yang
disuguhkan
Bila dibandingkan dengan retail coffee shop lain, Starbucks Coffee bisa dikatakan brand yang
membumi dan paling banyak diingat. Data yang diperoleh menyebutkan bahwa jumlah fans Starbucks di
situs jejaring sosial Facebook dan Twitter mencapai lebih dari 12 juta dan sekaligus brand pertama yang
mencapai angka 12 juta fans dan setiap bulannya situs resmi Starbucks
12 juta penggunjung. Indikator ini menunjukkan bahwa bisnis dan popularitas Starbucks Coffee cukup
kuat bagi costumer/ konsumen nya hampir di seluruh dunia.
Keunggulan yang ada pada Starbucks Coffee adalah bagiamana mereka melakukan “human
connection” dengan pelanggan maupun konsumennya dengan menerapkan nilai-nilai dan visi-misi yang ada sehingga menimbulkan sebuah Starbucks Experience yang diingat oleh pelanggan dan konsumenya.
Disamping itu, semua produk olahan Starbucks adalah “hand-made product” dan biji kopi yang dihasilkan merupakan biji kopi kelas dunia dan langsung di datangkan dari asalnya.
Untuk bisa menjadi retail coffee shop yang terbesar seperti sekarang ini, Starbucks Coffee harus
bersaing dengan retail coffee shop sekelas The Coffee Bean & Tea Leaf, DOMME, Exelco, JCO Donut
&Cofee. Semenjak kemunculannya di Indonesia, Starbucks Coffee Indonesia telah bekerja sama dengan
antara BCA selaku bank yang mengeluarkan kartu kredit dengan Starbucks Coffee sebagai merchant
yang terkait.
Penawaran-penawaran / promo yang lazim dibuat seperti:
1. BCA Pay One For Two (BCA Treat A Friend Buy One Get One Free): promo yang
memungkinkan pengguna kartu kredit BCA bisa mendapatkan satu lagi minuman gratis
setelah membeli satu minuman sebelumnya dan promo ini hanya berlaku untuk season
tertentu saja.
2. BCA Monday TAF: Hampir sama dengan promo yang dijelaskan sebelumnya hanya saja
khusus untuk hari senin dan ketentuannya berlaku untuk beberapa item saja.
3. BCA Free Upgrade Size: promo yang hampir selalu ada di sejumlah Starbucks Coffee
Indonesia dimana pengguna kartu kredit BCA dimungkinkan untuk mengupgrade
minumannya dari satu ukuran ke ukuran yang lebih besar lagi.
4. BCA Reward Promo: promo yang hanya berlaku pada merchant-merchant tertentu saja
seperti Starbucks Coffee dimana pengguna kartu kredit BCA bisa menggunakan point reward
BCA untuk dibelanjakan atau ditukarkan dengan sejumlah barang atau jasa.
5. BCA Lounge Card Promo: promo ini khusus untuk grade pengguna kartu kredit BCA Platinum
ke atas dan hanya untuk Starbucks Coffee yang berada di sejumlah bandar udara / airport.
Pemegang kartu kredit BCA akan mendapatkan free beverage dengan menunjukkan
passanger ticketnya.
Untuk promo BCA Pay One For Two (BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free”) merupakan promo yang paling banyak diminati dan mampu menarik minat beli konsumen. Data yang diperoleh dari
dengan ada atau tidaknya promosi penjualan tersebut. Berikut perbandingan pendapatan penjualan di
Bulan Januari dan Februari dimana di Bulan Febuari diadakan promo tersebut.
TABEL 1
PERBANDINGAN PENJUALAN STARBUCKS COFFEE CAMBRIDGE CITY SQUARE PER JANUARI DAN
FEBRUARI ANTARA TIDAK ADA DAN ADANYA PROMO BCA “TREAT A FRIEND BUY ONE GET ONE
FREE”
JANUARY 2011 FEBRUARY 2011
SUB DEPARTEMENT AMMOUNT SUB DEPARTEMENT AMMOUNT
ACCOUNTING&
FINANCE
500 IDR ACCOUNTING&
FINANCE
9.500 IDR
BEVERAGE CORE 177.215.217 IDR BEVERAGE CORE 185.523.075 IDR
FOODS 21.347.007 IDR FOODS 19.460.746 IDR
HARDWARE/
890.909 IDR OTHER RETAIL
PRODUCT
418.182 IDR
PACKAGE FOOD / TEA 1.556.720 IDR PACKAGE FOODS / TEA 2.014.993 IDR
WHOLEBEAN 2.027.275 IDR WHOLEBEAN 1.518.184 IDR
TOTAL AMMOUNT 210.422.180 IDR TOTAL AMMOUNT 215.147.410 IDR
(Sumber: Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)
Richard E Stanley dalam bukunya yang berjudul “Promotion” menjelaskan bahwa : “…… Promotion is any communication activity whose purpose is to move forward a product, service or idea in a channel of distribution. It is an effort by a seller to persuade buyers to accept, resell, recommend or use the product service, or idea being promoteds In short, it tries to effect the knowledge, attitudes and behavior of recipients and to persuade them to accept concept services or things (dalam Winardi 1992:102).
Dalam penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah sebuah kegiatan komunikasi
yang tujuan utamanya adalah untuk menggunakan produk, jasa atau ide-ide yang ada melalui saluran
distribusi yang dipilih. Promosi juga sebuah effort (usaha) dari seller (penjual) yang dilakukan melalui komunikasi persuasi yang tujuan akhrinya adalah pelanggan atau konsumen menerima promosi yang
ditawarkan. Agar promosi (promo) yang dibuat dapat berjalan dengan baik, tentunya dipilih terlebih
dahulu bentuk sales promotion yang akan digunakan nantinya. Menurut Winardi (1992:126) promosi
penjualan mencakup aktivitas-aktivitas seperti misalnya:
a.Display-display di toko-toko (store displays). b.Penyelenggaraan pameran dagang (trade show). c.Sampel-sampel untuk didistribusikan.
d.Premi-premi (premium) atau kupon kupon khusus (seperti yang ada di luar negeri (AS) dinamakan
“cents of coupons”).
Seperti yang dikatakan oleh Arnold (1996:160) bahwa satu-satunya terobosan terbesar dalam
bervariasi menurut situasi pribadi mereka sendiri) seseorang bisa saja kurang atau lebih menerima
pesan promosi di saat yang berbeda untuk pengiklan bisa mempengaruhi. Berdasarkan uraian di atas
maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana kegiatan promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” yang dilaksanakan oleh Starbucks Coffee melalui bentuk Sales Promotion di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan dalam proposal penelitian yang berjudul “Promo “BCA Treat A
Friends Buy One Get One Free” Terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Cambridge City Square
Medan.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan
perumusan masalah sebagai berikut:
“Sejauh manakah promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” melalui sales promotion berpengaruh terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City
Square Medan?”
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang
sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar
ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun
pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini bersifat korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi
pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2002: 27). Dalam hal ini
b. Promo yang diteliti adalah promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” yang ada di Bulan Juni 2011.
c. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2011, dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat efektivitas sebuah promosi penjualan sebagai bentuk komunikasi
pemasaran.
b. Untuk mengetahui minat beli pelanggan / konsumen yang dilakukan Starbucks Coffee Company
Cabang Cambridge City Square Medan.
c. Untuk mengetahui hubungan antara Promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”
terhadap Minat Beli pelanggan/konsumen di Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City
Square Medan.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan penelitian dan
pengetahuan mengenai ilmu komunikasi, khususnya bentuk komunikasi pemasaran yang ada.
b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk menambah dan memperkaya bahan referensi
dan bahan penelitian serta sumber bacaan.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbang saran bagi para
pimpinan perusahaan dan praktisi periklanan sebagai pertimbangan dalam menyusun strategi
I.5 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu untuk menyusun suatu kerangka teori.
Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti
menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 1997: 40)
Teori menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2002: 6) merupakan himpunan (konsep), definisi,
dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi
diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dengan adanya kerangka teori
peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya.
Teori –teori yang relevan dengan penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi pemasaran
dan promosi penjualan, teori minat beli, kartu kredit dan model AIDDA.
I.5.1. Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari bahasa Latin
“communis” yang berarti sama. Sama disini diartikan adalah sama makna. Jadi apabila ada dua orang terlibat dalam suatu bentuk komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan
terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan
bahasa yang dipergunakan dalam perbincangan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.
Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu.
Jelas bahwa percakapan orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya saling mengerti
bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. (Effendy, 2005 : 9).
Menurut Lasswell, komunikasi yang efektif itu harus memiliki lima unsur yang tertera dalam
Who : komunikator (source, sender)
Says what : pesan (message)
In which channel : saluran (media )
To whom : komunikan (receiver)
With what effect : efek / dampak
I. 5.2. Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan
I.5.2.1 Komunikasi Pemasaran
Pemasaran (Kotler & Armstrong 2001: 7) merupakan sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran
produk serta nilai dengan pihak lain. Dasar dari kegiatan pemasaran adalah komunikasi, komunikasi
menciptakan adanya interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi akan
memudahkan konsumen dalam memilih program, ide, dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan.
Komunikasi Pemasaran menurut William G. Nickles (dalam Swastha & Irawan, 1990: 345) adalah
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang
membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar
lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk lebih baik.
I.5.2.2 Promosi Penjualan
merupakan sebuah aktivitas dan atau bahan yang bertindak sebagai perangsang langsung, yang
menawarkan nilai tambah atau insentif untuk produk tertentu kepada pihak yang menjualnya kembali
(resellers) para tenaga penjual dan para pelanggan.
Promosi penjualan menggambarkan insentif insentif dan hadiah-hadiah untuk membuat para
pelanggan membeli barang-barang perusahaan sekarang ketimbang nanti. Jika iklan adalah alat jangka
panjang untuk membentuk perilaku pasar terhadap suatu merek, promosi penjualan dimaksudkan
sebagai alat jangka pendek untuk memicu terjadinya tindakan pembelian (Kotler, 2003: 179).
I.5.3 Teori Minat Beli.
Minat digambarkan sebagai sebuah situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat
dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakannya. Effendy mengungapkan minat adalah
kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan
yang diharapkan (1999: 10). Lebih lanjut Effendy mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya
stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk
mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan
dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Minat
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. perhatian terhadap stimulus
b. mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus
c. penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi stimulus tersebut.
Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang simpel, efisien, dan memberikan nilai
lebih bagi pemegang kartu. Merupakan jenis penyelesaian transaksi ritel yang diterbitkan kepada
pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu
transaksi. Yaitu pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kewajiban ekonomi, termasuk
transaksi pembayaran atau untuk melakukan penarikan tunai dengan kewajiban melakukan
pelunasan/pembayaran pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (chargecard) atau secara angsuran. Dengan kata lain, kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat
digunakan oleh penggunanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan
tertentu secara hutang.
Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari
kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap
peminjam karena mempunyai sikap amanah serta jujur. Oleh sebab itu, kartu kredit memberikan dana
dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit, transaksi akan ditalangi
terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya pemegang kartu kredit diharuskan
membayar tagihan dari berapa jumlah pemakaian berupa transaksi yang dilakukan terhadap kartu
kredit tersebut.
I.5.5 Model AIDDA
Dalam komunikasi, peran komunikator sebagai penyampai pesan berperan penting. Strategi
komunikasi yang dilakukan juga harus tepat sesuai dengan isi pesan yang disampaikan sehingga
komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang
mempengaruhi. Onong Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:304)
menyebutkan bahwa para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam
from Attention to Action. A-A procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu rangkaian proses
yang disingkat AIDDA untuk lebih jelasnya AIDDA tersebut adalah sebagai berikut:
A – Attention – Perhatian
I – Interest – Minat
D – Desire – Hasrat
D – Decision – Keputusan
A – Action – Tindakan
Rangkaian proses dalam teori AIDDA dimulai dari sebuah perhatian (attention), tanpa adanya perhatian dari komunikan terhadap pesan yang disampaikn komunikator maka komunikasi tersebut
tidak akan berjalan. Apabila sebuah perhatian (attention) dapat dibangun maka proses berikutnya
adalah menumbuhkan sebuah minat (interest) sehingga timbuk sebuah hasrat (desire) untuk
memenuhi apa yang disajikan oleh persuader. Dari sini timbul keputusan (decision) untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana yang diinginkan oleh persuader.
I.6 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan
memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan pada perumusan
hipotesa (Nawawi, 1997: 40)
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan
definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau
Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumus hipotesis
yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat
diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok
variabel, sebagai berikut:
a. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)
Variabel Bebas yaitu segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada
atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain. (Nawawi, 1997: 40). Variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Promo Kartu
Kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”.
b. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)
Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel
yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004: 12). Variabel terkait penelitian ini adalah minat beli
konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.
Variabel antara yang berada diantara variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini
adalah karakteristik responden.
I. 7 Model Teoritis
Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan terkait antara
satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk
menjadi suatu model teoriitis sebagai berikut:
Gambar 1
Model Teoritis
I. 8 Operasional Variabel Variabel Bebas (X)
Promo Kartu Kredit BCA
“BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”
Variabel Terikat (Y)
Minat Beli Konsumen
Starbucks Coffee Company
Cabang Cambridge City Square
Variabel Antara (Z)
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel
yang berfungsi untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:
Tabel 2
Operasional Variabel
No. Variabel Teoritis Operasional Variabel
1. Variabel Bebas ( X)
c. Penggunaan kata-kata / bahasa
3. Faktor lain
a. Aktivitas-aktivitas promosi penjualan
2. Variabel Terikat (Y)
Minat Beli Konsumen
Starbucks Coffee Company
1. Attention (perhatian)
2. Interest (minat)
Cabang Cambridge City Square Medan 4. Decision (Keputusan)
5. Action (tindakan)
3. Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Pekerjaan
4. Penghasilan
I.9 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah
dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan
mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan informasi
ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel sama (Singarimbun, 1995:
46).
Maka variabel-variabel yang pelu didefinisikan dalam penelitian ini adalah:
A. Variabel Bebas (Promo Kartu Kredit BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free”). 1. Pelaksanaan Promo
Frekuensi pelaksanaan promo yaitu sejauhmanakah frekuensi promo tersebut, sudah seringkah
dibuat sehingga animo konsumen tidak begitu kuat, atau promo tersebut selalu ditunggu
kehadirannya.
b. Waktu Pelaksanaan Promo
Waktu pelaksanaan promo berkaitan dengan timing dimana banyak pengguna kartu kredit
meng explore dimana akan menggunakan kartu kredit tersebut dengan penawaran-penawaran
khusus.
2. Faktor Isi
Faktor isi berkaitan dengan bagaimana promo ini dibuat dan penyampaiannya ke publik
seperti daya tarik pesan, kejelasan pesan dan penggunaan kata-kata/bahasa. Apakah
pesan dalam promo tersebut memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan
kemudahan bagi responden untuk memahami isi pesan dari promo kartu kredit BCA.
Apakah promo tersebut memperhatikan penggunaan kata-kata/bahasa yang digunakan
dalam promo tersebut.
3. Faktor lain yaitu aktivitas-aktivitas promosi penjualan
Bagaimana aktivitas-aktivitas pendukung yang dilakukan Starbucks Coffee diluar promo
yang ada sehingga sesuai dengan target yang diharapkan dan pesan yang disampaikan
mampu diterima dan menarik perhatian konsumen seperti pemasangan banner di
depan toko, pemberian sampling-sampling ke konsumen dan display dari POP (point of
purchase promotion)
B. Variabel Terikat (Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan).
2. Interest (minat): sejauh manakah minat yang timbul untuk membeli produk yang ditawarkan setelah memperhatikan promo tersebut.
3. Desire (Hasrat): seberapa besarkah hasrat yang ditimbulkan dari penawaran promo tersebut.
4. Decision (keputusan): keputusan yang diambil oleh konsumen setelah mengetahui promo yang ditawarkan
5. Action (tindakan): tindakan apa yang diambil konsumen setelah mengetahui promo BCA
“Treat A Friend Buy One Get One Free”
C. Variabel Antara (Karakteristik Responden).
1. Jenis kelamin : jenis kelamin (pria/wanita) responden
2. Usia : tingkatan umur responden
3. Pekerjaan : mata pencaharian yang dimiliki responden
4. Penghasilan :jumlah penghasilan dan pendapatan responden
I.10. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan mengenai hubungan antara
dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia
empiris (Rakhmat, 2004: 14). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” dengan minat beli konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.
Ha: Terdapat hubungan antara promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”
dengan minat beli minat beli konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan. Manusia sebagai makhluk
sosial acapkali melakukan kegiatan berkomunikasi. Berkomunikasi disini yaitu menjalin sebuah
hubungan dengan sesama melalui komunikasi untuk berinteraksi dan bertukar informasi.
II.1.1 Definisi komunikasi
Definisi komunikasi secara umum.
sama berarti sama makna mengenai suatu hal. Jadi jika dua orang terlibat dalam suatu bentuk
komunikasi, misalnya dalam bentuk perbincangan, maka sesungguhnya telah terjadi suatu kesamaan
makna mengenai bahasan yang dipercakapkan (Effendy, 2005: 9)
Definisi komunikasi secara paradigmatik.
Dalam pengertian paradigmatik, Prof Drs. Onong Uchana Effendi (1992:5) berpendapat bahwa
komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka atau
melalui media, baik itu media massa seperti surat kabar, radio atau film maupun media non massa
seperti surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya. Jadi, komunikasi dalam
pengertian paradigmatik bersifat intensional (intentional), mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauhmana kadar perencanaan itu, bergantung pada pesan yang akan
dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.
Adapun pengertian komunikasi secara paradigmatik adalah komunikasi merupakan proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk merubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media
(Effendy,1992:5)
II.1.2 Proses Komunikasi
Secara garis besar, proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran, ide atau gagasan dan
perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Maka, dalam hal ini proses
komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi
secara sekunder. (Effendy, 2005: 11)
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar,warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan dan berlangsung secara tatap muka.
Proses Komunikasi Secara Sekunder.
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media
kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi
itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan diatas, jarang sekali orang menganggap bahasa
sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat kabar, telepon, radio, dan lain
lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampak seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi
tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi dan
sebagainya.
Sender Encoding
Media
Message Decoding Receiver
Feedback Response
Noise
Philip Kotler dalam bukunya “Marketing Management” (berdasarkan paradigma Harold
Lasswell) menampilkan model komunikasi sebagai berikut ini (Effendy, 2005: 18):
Gambar 2
Model Komunikasi Lasswell
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:
a. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
b. Encoding: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator.
d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
f. Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
g. Response: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
h. Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
i. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya.
II.1.5 Fungsi Komunikasi
Dalam buku “Aneka Suara Satu Dunia (Many Voices One World) dengan Macbride sebagai editornya (dalam Effendy, 2005: 27) apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan
sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-
menukar data, fakta, dan ide, maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:
1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyeberan berita, data, gambar, fakta
dan pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara
jelas terhadap kondisi Internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil
kuputusan yang tepat.
2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang
bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar
3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,
mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuan bersama yang dikejar.
4. Perdebatan dan Diskusi: menyediakan dan saling bertukar fakta yang diperlukan untuk
memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perdebatan pendapat mengenai masalah
publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan
agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di
tingkat internasional.nasional, dan lokal.
5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,
pembentukan watak, dan pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua
bidang kehidupan.
6. Memajukan Kebudayaan: penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud
melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon
seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.
7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan
kesenangan kelompok dan individu.
8. Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai
pesan yang diperlukan mereka agar dapat saling kenal, mengerti dan memahami kondisi,
pandangan, dan keinginan orang lain.
Sedangkan menurut Harold D Lasswell (dalam Effendy, 2005: 27) proses komunikasi yang terjadi di
a. Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.
b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of components of society in making a response to the environment).
c. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social in heritage). Disini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial
kepada keturunan berikutnya.
II.2 Komunikasi Pemasaran Dan Promosi Penjualan
II.2.1 Komunikasi Pemasaran
II.2.1.1 Definisi Komunikasi Pemasaran
Dasar dari kegiatan pemasaran adalah komunikasi, komunikasi menciptakan adanya interaksi
antar perusahaan dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi akan memudahkan konsumen dalam
memilih program, ide, dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan. Dalam proses pertukaran,
komunikasi memegang peranan yang sangat penting.
Effendi (2005:216) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang
dilakukan perusahaan atau lembaga baik secara bertatap muka maupun bermedia dalam rangka
adalah kegiatan yang mempresentasikan gabungan semua unsur dalam gabungan pemasaran merek,
yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada
kliennya.
Komunikasi pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan, serta
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002:9)
Berdasarkan definisi komunikasi pemasaran diatas, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi
pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak sasaran tentang segala
hal mengenai produk tersebut sehingga dapat memuaskan individu dan lembaga itu sendiri. Komunikasi
pemasaran merupakan komunikasi yang dilakukan perusahaan yang sifatnya membujuk serta
membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dalam usaha
meningkatkan penjualan, jasa dan hasil produk.
II.2.1.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran
Menurut Terence A Shimp ada empat tujuan kegiatan komunikasi pemasaran yaitu:
a. Membangkitkan keinginan akan suatu produk. Agar konsumen memiliki keinginan untuk
membeli suatu produk, pemasar terlebih dahulu harus menciptakan suatu kategori produk yang
baru.
b. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness). Pemasar harus bisa membuat produk, dan merek lah yang diingat oleh konsumen dan membedakannya dengan produk pesaing lain.
c. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat (intention). Pemasar harus membuat calon konsumen pasar memiliki sikap yang positf terhadap produk serta mendorong
d. Memfasilitasi pembelian. Pemasar harus berusaha menciptakan rangkaian kegiatan pemasaran
yang menarik dan efektif, menciptakan display yang menarik di toko dan supermarket, serta
menciptakan kegiatan distribusi yang baik (Kotler dan Amstrong, 2001: 75).
II.2.1.3 Model Komunikasi Pemasaran
Model komunikasi pemasaran meliputi sumber atau komunikator, dalam pemasaran sumber
berarti pihak yang mengirim pesan kepada konsumen, yaitu pemasar (marketers). Proses selanjutnya pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh
penerimanya dalam hal ini adalah konsumen. Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi
yang akan digunakan, apakah melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, public relations
atau cara lainnya. Keseluruhan proses perencanaan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan
dipakai disebut “encoding”. Proses ini disebut juga sebagai proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.
Selanjutnya, penyampaian pesan melalui media. Proses penyampaian pesan bisa melalui media
cetak ataupun elektronik, proses ini disebut proses transmisi. Pesan yang disampaikan melalui media
akan ditangkap oleh penerima. Ketika pesan diterima, maka penerima akan memberikan respon
terhadap pesan yang disampaikan, bisa berupa respon positif, negatif maupun netral. Proses
memberikan respon ini disebut proses “decoding”. Proses ini akan dilanjutkan dengan tindakan membeli maupun menolak produk yang disampaikan.
Proses terakhir yaitu umpan balik (feedback) atas pesan yang dikirimkan. Disini pemasar mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan, artinya mendapat respon atas
tindakan positif dari konsumen, atau justru pesan tidak sampai secara efektif. Pengukuran efektivitas
pesan tentu saja harus melalui proses penelitian. Keseluruhan dari proses tersebut dapat dilihat dari
Gambar 3
Model Komunikasi Pemasaran
Umpan Balik
Sumber Enconding Transmisi Decoding Tindakan
Pemasar Agency, Tenaga Radio, TV, Respon & Perilaku Penjual , iklan, Surat kabar, Interpretasi konsumen Personal selling, Majalah, oleh penerima
Sales promotion, Brosur Public relation,
Direct marketing
II.2.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam kajian pemasaran jika di tilik dari uraian pengertian komunikasi pemasaran menurut
Shimp dikenal suatu konsep penting dalam pemasaran modern, yaitu bauran pemasaran (marketing mix). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh E. Jeremo McCarthy yg kemudian dikembangkan oleh Philip kotler dan kini dipergunakan secara luas oleh praktisi pemasaran (Jefkins, 1997:8) yang terdiri
dari:
a. The product to be market (produk yang dipasarkan)
c. The channels of distribution troughwhish the product is sold to be placed (saluran produksi produk / penempatan)
Promosi sebagai faktor keempat dalam bauran pemasaran inilah yang biasanya secara simultan dan
terintegrasi oleh pemasar dalam suatu rencana promosi produk. Konsep ini dikenal dengan istilah
bauran promosi (promotion mix). Hubungan antara marketing mix dapat diperhatikan dalam bagan yang dikemukakan oleh Rhenald Kasali (1998:10):
Tabel 3:
Hubungan antara Marketing Mix dan Bauran Promosi (Promotion Mix) Rhenald Kasali
Marketing Mix Promotion Mix
Product
Berikut ini adalah penjelasan tiap element dalam bauran promosi yaitu:
1. Periklanan (advertising): segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang dan jasa. Contohnya, iklan
dalam dan luar ruangan baik cetak maupun elektronik
2. Penjualan (personal selling): presentasi pribadi dari para wiraniaga perusahaan dalam rangka menyukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Contohnya, presentasi
3. Promosi Penjualan (sales promotion): insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk dan jasa. Contohnya, kontes, permainan, undian hadiah, pameran,
demostrasi, kupon dan hiburan.
4. Humas (public relation): usaha yang bertujuan untuk membina hubungan baik dengan public terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani
atau menyingkirkan gossip, cerita, peristiwa yang merugikan. Contohnya, press kits,
sponsorship, publikasi, pidato, laporan tahunan, seminar, relasi komunitas, dan majalah
perusahaan.
II.2.2 Promosi Penjualan
II.2.2.1 Definisi Promosi Penjualan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan adalah rangkaian atau bentukan
dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang lazim ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam kegiatan
pemasaran dan merupakan bentuk utama dari kegiatan komunikasi pemasaran.
Definisi promosi penjualan menurut American Marketing Association (AMA) yaitu: promosi
penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang
coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk
(“sales promotion is media and non-media marketing pressure applied for a predetermined, limited, period of time in order to stimulate trial, increase consumer demand or improve product quality”)
(Setiadi, 2003: 256).
Definisi lain menurut Jhon F Luick dan William L Ziegler (dalam Winardi, 1992:115) menyebutkan
perangsang langsung, yang menawarkan nilai tambah atau insentif untuk produk tertentu, kepada pihak
yang menjualnya kembali (Reseller), para tenaga penjual dan para pelanggan.
Menurut William J Stanton (dalam Angipora, 1999:236) promosi penjualan adalah
kegiatan-kegiatan di luar penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas yang menstimulasi pembelian oleh
konsumen dan keefektifan dealer. Misalnya pameran, pertunjukan, demonstrasi serta pelbagai kegiatan
penjualan luar biasa yang bukan kerja rutin biasa.
Secara garis besar Philip Kotler menyimpulkan fakta-fakta dari promosi penjualan sebagai
berikut (Kotler, 2003: 189):
a. Promosi penjualan menggambarkan insentif-insentif dan hadiah-hadiah untuk membuat para
pelanggan membeli barang-barang perusahaan sekarang ketimbang nanti.
b. Jika iklan adalah alat jangka panjang untuk membentuk perilaku pasar terhadap suatu merek,
maka promosi penjualan dimaksudkan sebagai alat jangka pendek untuk memicu terjadinya
tindakan pembelian.
c. Promosi penjualan itu alat yang ampuh! Promosi penjualan menghasilkan respon-respon yang
lebih cepat dan terukur dalam penjualan daripada yang yang dapat dilakukan oleh iklan.
d. Sekarang ini pembagian antara periklanan dan promosi penjualan adalah 30:70, kebalikan dari
keadaan di masa yang lalu.
e. Promosi penjualan dapat diarahkan pada pengecer, pelanggan, dan tenaga penjualan. Pengecer
akan bekerja lebih keras jika diberi penawaran diskon harga, jatah iklan dan display, dan
produk-produk gratis. Mungkin pelanggan membeli produk-produk kita jika disediakan kupon-kupon, potongan
Tenaga penjual akan beroperasi dengan lebih giat sebagai respons atas diselenggarakannya
kontes-kontes berhadiah untuk kinerja terbaik.
f. Meskipun kebanyakan promosi penjualan meningkatkan angka penjualan, kebanyakan justru
menimbulkan kerugian. Keuntungan hanya terjadi pada kasus-kasus dimana promosi penjualan
berhasil mengajak pelanggan-pelanggan baru tersebut lebih menyukai produk baru tersebut
dibandingkan dengan produk merek lama yang biasa mereka pakai. Namun banyak promosi
penjualan hanya dapat menarik minat orang-orang yang suka berganti merek, yaitu mereka
yang mencari harga yang paling murah, yang secara alamiah akan mencampakkan satu merek
jika satu merek sedang diobral.
g. Promosi penjualan cenderung untuk lebih banyak digunakan oleh merek-merek yang lebih kecil
dan lemah daripada oleh merek-merek yang kuat. Merek yang lebih kecil memiliki lebih sedikit
dana untuk dibelanjakan dalam iklan, dan dengan biaya yang sedikit mereka dapat membuat
orang-orang minimal mencoba produk mereka.
h. Promosi penjualan secara umum seharusnya dipergunakan dengan hemat. Pemberian harga
murah, kupon, potongan-potongan harga, dan hadiah-hadiah yang dilakukan secara terus
menerus dapat mengurangi nilai suatu merek dalam benak para pelanggan. Hal ini akan
membuat para pelanggan cenderung menunggu promosi penjualan berikutnya dan tidak
membeli produk-produk tersebut sekarang juga.
II.2.2.2 Tujuan Promosi Penjualan
Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan juga membangun
mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003:257). Tujuan dari
promosi penjualan secara garis besar adalah (Kotler dan Amstrong, 2001:127):
1. Penjual menggunakan promosi penjualan untuk menarik orang baru agar mencoba,
memberi penghargaan pada pelanggan loyal, dan meningkatkan angka pembelian ulang
dari pemakai tidak tetap.
2. Promosi penjualan adalah alat untuk memecahkan loyalitas merek dan iklan adalah alat
untuk memupuk loyalitas merek
3. Promosi penjualan membuat para manufaktur menyesuaikan diri pada perubahan
jangka pendek dalam pasokan dan permintaan daripada perbedaan segmen pelanggan.
4. Promosi penjualan mendorong konsumen untuk mencoba produk baru dan bukannya
selalu tetap pada yang selama ini dipakai.
5. Promosi penjualan mengarah pada format eceran yang lebih bervariasi, seperti toko
sehari-hari dengan harga murah atau toko dengan harga promosi yang memberi pilihan
yang lebih banyak pada konsumen.
6. Promosi penjualan menyebabkan konsumen lebih sadar akan harga, dan konsumen
sendiri menikmati kepuasaan karena merasa sebagai pembelanja yang cerdik ketika
mereka mengambil keuntungan dari harga khusus.
II.2.2.3 Alat Promosi Penjualan
Ada banyak format promosi penjualan yang bisa dipilih dan digunakan dalam sebuah
pemasaran. Lazimnya format dari promosi penjualan tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu alat promosi
diuraikan adalah alat promosi konsumen yang digunakan untuk menarik minat beli konsumen. Berikut
penjabarannya masing-masing:
a. Sampel: sejumlah produk yang ditawarkan untuk di coba secara gratis.
b. Kupon: sertifikat yang memberi potongan harga untuk pembelian produk tertentu.
c. Tawaran pengembalian uang (cash refund/rabat): pengurangan harga setelah
melakukan sejumlah pembelian bukan di tempat pembelian (pengecer) melainkan ke
pemasok langsung.
d. Paket harga (price pack/cents off deals): penawaran harga produk tertentu lebih murah dari biasanya.
e. Hadiah (premium): barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga miring sebagai
insentif untuk membeli suatu produk.
f. Barang promosi (advertising specialties): barang bermanfaat dengan cetakan nama pemasang iklan yang diberikan sebagai hadiah kepada konsumen.
g. Penghargaan atas kesetiaan (patronage reward): uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan bagi penggunaan regular produk atau jasa perusahaan.
h. Promosi di tempat pembayaran (POP = point of purchase promotion): termasuk
peragaan dan demonstrasi di dekat tempat pembayaran atau penjualan.
i. Kontes, undian, dan permainan: memberi peluang konsumen untuk memenangkan
sesuatu seperti uang tunai, perjalanan atau barang dengan keberuntungan atau lewat
II. 3 Teori Minat Beli
II.3.1 Pengertian Teori Minat Beli
Minat digambarkan sebagai sebuah situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat
dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakannya. Minat merupakan perilaku yang muncul
sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian
(Kotler, 2002:15). Dibawah ini merupakan beberapa pengertian minat:
a. Minat dianggap sebagai sebuah perangkat atau perantara antara faktor-faktor motivasional
yang mempengaruhi perilaku.
b. Minat dapat mengindikasikan seberapa jauh kemampuan seseorang untuk mencoba.
c. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
d. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.
II.3.2 Faktor yang Membentuk Minat Beli
Beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian (Mangkunegara,
1999:130) yaitu:
A. Faktor psikologis
Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu serta pengaruh sikap
akibat pengalaman sebelumnya. Timbulnya konsumen untuk melakukan pembelian pertama
atau pembelian ulang sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu sebagai konsumen.
B. Faktor pribadi
Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam
membeli, oleh karena itu peranan pramuniaga sangat penting dalam memberikan pelayanan
yang baik pada konsumen. Faktor pribadi termasuk dalam konsep diri, konsep diri dapat
didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam.
C. Faktor sosial
Mencakup faktor kelompok anutan yang didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang
mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kotler menyatakan bahwa
anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh menentukan
produk dan merek yang mereka gunakan sesuai dengan aspirasi kelompoknya.
Sebelum seorang konsumen memutuskan untuk memiliki ataupun membeli barang/jasa,
terlebih dahulu ia berusaha mencari banyak informasi tentang barang / jasa tersebut. Mempelajari hal
ini sama saja dengan mempelajari tentang pengetahuan konsumen. Mowen dan Minor (106:1998)
mendefinisikan pengetahuan sebagai “the amount of experience with any information about particular product or service has”. Dan Engel, Blackwell dan Miniard (337:1994) mengartikan “at a general level, knowledge can be defined as the information stored within memory. The subset of total information relevant to consumers functioning in the marketplace is called costumer knowledge”.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat diartikan bahwa pengetahuan konsumen adalah
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai konsumen.
Para ahli psikologi kognitif membagi pengetahuan ke dalam pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedur. Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui seseorang.
Sedangkan pengetahuan prosedur adalah pengetahuan bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan.
Mowen dan Minor (2001) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori antara lain:
A. Pengetahuan objektif: informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan di dalam
memori panjang konsumen
B. Pengetahuan subjektif: persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang diketahui
mengenai apa dan berapa banyak yang diketahui mengenai kelas produk.
C. Informasi mengenai pengetahuan lainnya.
II.4 Kartu Kredit
II.4.1 Definisi Kartu Kredit
Pengertian kartu kredit dalam Experts Dictionary didefinisikan “kartu yang dikeluarkan oleh
pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang
sistem kartu kredit yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem
tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit dimana penerbit kartu kredit meminjamkan
konsumen uang bukan mengambil uang dari rekening. Kebanyakan kartu kredit memiliki bentuk dan
ukuran yang sama, seperti yang oleh standard ISO 7810.
(http://hukumperbankan.blogspot.com/2008/12/sejarah-dan-pengertian-kartu-kredit.html).
Definisi lain menyebutkan kartu kredit adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan keuangan seperti bank dan sejenisnya yang memberikan pemegang opsi untuk meminjam
dana, biasanya pada sebuah titik penjualan tertentu. Kartu kredit membebankan bunga dan terutama
digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, bunga biasanya dimulai satu bulan setelah pembelian
dibuat dan batas pinjaman adalah diatur setelahnya dan sesuai dengan peringkat kredit atau
penghasilan individu tersebut per tahunnya. (www. answer.com/topic/charge-card)
Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang simpel, efisien, dan memberikan nilai
lebih bagi pemegang kartu. Merupakan jenis penyelesaian transaksi ritel yang diterbitkan kepada
pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu
transaksi yaitu pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kewajiban ekonomi, termasuk
transaksi pembayaran atau melakukan penarikan tunai dengan kewajiban melakukan pelunasan
/pembayaran pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (chargecard) atau secara angsuran. Dengan kata lain, kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat digunakan oleh
penggunanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara
hutang.
Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari
kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap
bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit, transaksi akan ditalangi terlebih
dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya pemegang kartu kredit harus membayar tagihan dari
berapa jumlah pemakaian berupa transaksi yang dilakukan terhadap kartu kredit tersebut.
II.4.2. Macam, Ragam, dan Tingkatan Kartu Kredit.
Kartu kredit adalah bagian dari beberapa bentuk kartu kerja sama finansial. Kartu kredit ini
terbagi menjadi dua macam:
1. Kartu Kredit Pinjaman Yang Tidak Dapat Diperbaharui (Charge Card)
Diantara keistimewaan paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskan menutup total dana
yang ditarik secara lengkap dalam waktu tertentu yang diperkenankan, atau sebagian dari dana
tersebut. Biasanya waktu yang diperkenankan tidak lebih dari tiga puluh hari, namun terkadang
bisa mencapai dua bulan. Kalau pihak pembawa kartu terlambat membayarnya dalam waktu
yang telah ditentukan, maka akan dikenai denda keterlambatan. Dan kalau menolak membayar,
keanggotan kartu ditarik kembal dan persoalan diangkat ke pengadilan.
2. Kartu Kredit Pinjaman Yang Dapat Diperbaharui (Revolving Credit Card)
Jenis kartu ini termasuk yang paling popular di berbagai negara maju. Pemilik kartu ini diberikan
pilihan cara menutupi semua tagihannya secara lengkap dalam jangka waktu yang ditoleransi
atau sebagian dari jumlah tagihannya dan sisanya diberikan dengan cara ditunda, dan dapat
diikutkan pada tagihan berikutnya. Bila ia menunda pembayaran, ia akan dikenakan dua macam
bunga. Pertama bunga keterlambatan, kedua bunga dari sisa dana yang belum ditutupi. Kalau ia
berhasil menutupi dana tersebut dalam waktu yang ditentukan, ia hanya terkena satu macam
bunga saja, yaitu bunga penundaan pembayaran. Dana yang ditarik tidak akan terbatas bila