• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promo BCA Treat A Friends “Buy One Get One Free” Terhadap Minat Beli Konsumen (Study Korelasional Hubungan Promo Kartu Kredit BCA Treat A Friends “Buy One Get One Free” terhadap minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Promo BCA Treat A Friends “Buy One Get One Free” Terhadap Minat Beli Konsumen (Study Korelasional Hubungan Promo Kartu Kredit BCA Treat A Friends “Buy One Get One Free” terhadap minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PROMO BCA TREAT A FRIENDS “BUY ONE GET ONE FREE” TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

(

Study Korelasional Hubungan Promo Kartu Kredit BCA Treat A Friends

“Buy One Get One

Free”

terhadap minat beli konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana (S-1)

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh:

Rinaldy Effendy Harahap

090922050

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Rinaldy Effendy Harahap

NIM : 090922050

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

ILMU KOMUNIKASI

DRS. SAFRIN, M.SI DRA. FATMA WARDY LUBIS, MA

NIP. 19611001198701101

a.n DEKAN FISIP USU

PEMBANTU DEKAN I

Drs. Zakaria M.SP

(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan minat beli. Beberapa teori komunikasi yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan, Teori Minat Beli, Kartu Kredit dan Model AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan tujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor yang lain. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.

Penelitian ini berlangsung di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan, dengan jumlah populasinya sebanyak 1550 orang. Jumlah populasi tersebut di data berdasarkan bulan dimana diadakan promo tersebut yaitu Bulan Mei 2011 hingga saat penelitian berlangsung. Berdasarkan data populasi di atas,maka jumlah sampel yang diperoleh dengan rumus Taro Yamane adalah sebanyak 93 orang dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ialah teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Sampel yang akan dipilih adalah konsumen yang melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit BCA.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian kuantitatif dikenal metode pengumpulan data dan penelitian ini menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sebanyak 23 pertanyaan. Data yang diperoleh di lapangan dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tungga, analisa tabel silang, dan uji hipotesa lewat program SPSS For Windows versi 16.0

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Kerangka Teori ... 10

1.5.1). Komunikasi ... 11

1.5.2). Komunikasi Pemasaran & Promosi Penjualan ... 11

1.5.3). Teori Minat Beli ... 13

1.5.4). Kartu Kredit ... 13

(5)

1.6 Kerangka Konsep ... 15

1.7 Model Teoritis ... 17

1.8 Operasional Variabel ... 17

1.9 Definisi Variabel ... 19

1.10 Hipotesis ... 22

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... 23

II.1.1). Definisi Komunikasi ... 23

II.1.2). Proses Komunikasi ... 24

II.1.3). Unsur-Unsur Dalam Proses Komunikasi ... 25

II.1.4). Fungsi Komunikasi ... 27

II.2 Komunikasi Pemasaran & Promosi Penjualan... 30

II.2.1 Komunikasi Pemasaran ... 30

II.2.1.1). Definisi Komunikasi Pemasaran ... 30

II.2.1.2). Tujuan Komunikasi Pemasaran ... 31

II.2.1.3). Model Komunikasi Pemasaran ... 32

II.2.1.4). Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 33

II.2.2 Promosi Penjualan ... 35

(6)

II.2.2.2). Tujuan Promosi Penjualan ... 38

II.2.2.3). Alat Promosi Penjualan ... 39

II.3 Teori Minat Beli ... 41

II.4 Kartu Kredit ... 44

II.5 Model AIDDA ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian ... 55

III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55

III.2.1). Sejarah Berdirinya Starbucks Coffee ... 55

III.2.2). Starbucks Coffee di Indonesia ... 62

III.2.3). Visi dan Misi Starbucks Coffee ... 63

III.2.4). Produk Starbucks Coffee ... 68

III.2.5). Struktur Organisasi Starbucks Coffee di Indonesia ... 71

III.3 Sekilas Tentang BCA ... 78

III.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 83

III.5 Populasi dan Sampel... 83

III.5.1). Populasi ... 83

III.5.2). Sampel ... 84

III.6 Teknik Pengumpulan Data ... 85

(7)

BAB IV PEMBAHASAN

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 89

IV.2 Analisis Tabel Tunggal ... 91

IV.2.1). Data Responden ... 92

IV.2.2). Promo BCA Treat A Friend “Buy One Get One Free” ... 94

IV.2.3). Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge Medan ... 102

IV.3 Analisis Tabel Silang ... 108

IV.4 Pengujian Hipotesis ... 117

IV.5 Pembahasan ... 118

BAB V KESIMPULAN dan SARAN V.1 Kesimpulan ... 121

V.2 Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Hal

1. Penjualan Starbucks Coffee Cambridge Per Januari & Februari ... 7

2. Operasional Tabel ... ... 18

3. Promotion Mix Rhenald Kasali 34 4. Usia ... ... 92

5. Jenis Kelamin ... ... 92

6. Pekerjaan ... ... 93

7. Penghasilan Perbulan ... ... 94

8. Pernah Mendengar Promo BCA ... 95

9. Berapa Kali Dalam Setahun Promo BCA ... 96

10. Waktu Pelaksanaan Promo BCA ... 97

11. Merasa Tertarik Dengan Promo BCA ... 97

12. Isi Pesan Dalam Promo BCA ... 98

13. Memahami Isi Pesan Dalam Promo BCA ... 99

(9)

15. Bahasa Yang Digunakan Dalam Promo ... 101

16. Bentuk Aktifitas Promo Penjulan Memudahkan ... 102

17. Memperhatikan Promo BCA ... 102

18. Informasi Yang Ditawarkan Dalam Promo ... 103

19. Tertarik Untuk Mengikuti Promo ... 104

20. Berniat Untuk Melakukan Pembelian ... 104

21. Berhasrat Melakukan Pembelian ... 105

22. Memutuskan Untuk Terus Mengkuti Promo ... 105

23. Selalu Melakukan Pembelian di Starbucks Coffee ... 105

24. Pengaruh Promo BCA ... ... 106

25. Memutuskan Untuk Terus Melakukan Pembelian ... 107

26. Seberapa Sering Melakukan Pembelian ... 107

27. Hubungan Antara Jenis Kelamin & Kecenderungan Memperhatikan Promo ... 109

28. Pernah Mendengar Promo & Ketertarikan Promo ... 111

29. Ketertarikan Promo & Keputusan Terus Melakukan Pembelian ... 113

30. Ketertarikan Promo & Pengaruh Minat Beli Konsumen ... 115

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

1. Model Teoritis ... 17

2. Model Komunikasi Lasswell... 26

3. Model Komunikasi Pemasaran ... 33

4. Gerai Pertama Starbucks Coffee ... 57

5. Perubahan Logo Starbucks Coffee ... 58

6. Peta Perkembangan Starbucks Coffee ... 59

7. Suasana Pelayanan & Kegiatan Starbucks Coffee ... 61

8. Ukuran Gelas Starbucks Coffee ... 68

9. Struktur Organisasi PT. Sari Coffee Indonesia ... 72

(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Promo “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan minat beli. Beberapa teori komunikasi yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan, Teori Minat Beli, Kartu Kredit dan Model AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan tujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor yang lain. Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah Promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” dan Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan. Dengan demikian tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friend Buy One Get One Free” terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan.

Penelitian ini berlangsung di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan, dengan jumlah populasinya sebanyak 1550 orang. Jumlah populasi tersebut di data berdasarkan bulan dimana diadakan promo tersebut yaitu Bulan Mei 2011 hingga saat penelitian berlangsung. Berdasarkan data populasi di atas,maka jumlah sampel yang diperoleh dengan rumus Taro Yamane adalah sebanyak 93 orang dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini ialah teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling. Sampel yang akan dipilih adalah konsumen yang melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit BCA.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang dapat digeneralisasikan. Dalam penelitian kuantitatif dikenal metode pengumpulan data dan penelitian ini menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sebanyak 23 pertanyaan. Data yang diperoleh di lapangan dianalisa dengan menggunakan analisa tabel tungga, analisa tabel silang, dan uji hipotesa lewat program SPSS For Windows versi 16.0

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini penggunaan kartu kredit tidak hanya diperuntukkan sebagai lifestyle atau menunjukkan kelas sosial penggunnya, penggunaan kartu kredit sekarang diartikan sebagai suatu

kebutuhan dimana faktor keamanan merupakan essensi utamanya sehingga tidak harus mengantongi

sejumlah uang dalam bertansaksi. Kartu kredit juga merupakan alat pembayaran yang multifungsi,

dengan satu kartu kita dapat melakukan pembayaran dengan mudahnya.

Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari

kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap

peminjam karena mempunyai sikap amanah serta jujur. Oleh sebab itu, dalam hal ini prinsip kerjanya

adalah memberikan dana dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit,

transaksi Anda akan ditalangi terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya Anda harus

(13)

kredit tersebut. Kartu ini bukanlah merupakan alat pembayaran, tetapi hanya untuk memberikan

kemudahan pada nasabah bank dalam melakukan pembayaran tanpa harus membawa uang tunai.

Memiliki kartu kredit bagi seseorang, ada yang didasarkan pada kebutuhan dan bisa juga didasarkan

kepada gaya hidup (life style). Dengan memiliki kartu kredit, banyak kemudahan dalam melakukan transaksi apapun dan di manapun.

Secara terminologi, definisi Kartu kredit yaitu kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan

sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang

serta pelayanan tertentu secara hutang. Dengan kata lain kartu kredit adalah kartu pinjaman, kartu yang

memberikan kesempatan pembawanya mendapatkan pinjaman. Definisi lain kartu kredit menyebutkan

“Setiap kartu yang dapat digunakan berulang kali untuk meminjam uang atau membeli produk dan

layanan lainnya secara kredit (hutang) dikeluarkan oleh bank, tabungan dan kredit , retail toko, dan

perusahaan sejenis (Any card that may be used repeatedly to borrow money or buy products and services on credit . Issued by banks, savings and loans, retail stores, and other businesses)

Kartu kredit adalah perangkat, biasanya sebuah kartu plastik, yang bertindak sebagai saluran

untuk membeli atau untuk kegunaan lain, bukan uang tunai, yang memberikan pemegang (pemilik) hak

penggunaan pada saat presentasi, jika pemilik toko /merchant menerima kredit kartu bukan uang tunai

untuk pembayaran. Pemilik kemudian diajukan tagihan kepada perusahaan penerbit kartu kredit yang,

pada gilirannya mengirimi uang tunai dari pemilik kartu kredit tersebut kepada perusahaan penerbit dari

kartu kredit tersebut, biasanya secara elektronik ke rekening bank yang ditetapkan untuk menerima

dana.

Untuk mendapatkan kartu kredit, pemegang harus membuat aplikasi dan itu diberikan, atau

tidak diberikan, berdasarkan sejarah kredit dan kriteria tertentu lainnya. Untuk melakukan transaksi

(14)

perangkat elektronik yang membaca informasi (nomor kartu kredit) yang disimpan pada kartu, atau

nomor kartu dapat diberikan secara lisan, atau diketik di komputer dan dikirim melalui internet. Untuk

alasan kemanan, sangat penting bagi pemegang kartu kredit untuk menjaga id number yang tertera

pada kartu. Dewasa ini banyak terjadi kejahatan melalui kartu kredit.

BCA merupakan bank yang memiliki jaringan elektronik terbesar dan tersebar luas di seluruh

Indonensia. Sebagai bank yang memiliki jaringan terbesar, BCA telah menghasilkan berbagai produk

perbankan unggulan seperti: debit BCA, tunai BCA, BCA remittance, layanan inkaso BCA, BCA syariah,

BCA tahapan gold, tapres, giro BCA, deposito berjangka, serta berbagai layanan kredit berjangka seperti:

KPR BCA, KPR BCA XTRA, Refinancing, KPA BCA dan KKB BCA dan BCA kartu kredit. (www.klikbca.com)

Kartu Kredit BCA merupakan kartu kredit yang bukan sekedar alat pembayaran tetapi juga

memiliki berbagai keistimewaan lain serta khusus dirancang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya

hidup masing-masing nasabahnya. Jumlah pemegang kartu kredit PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus

meningkat. Sampai dengan Maret 2010, jumlah kartu kredit BCA mendekati 2,1 juta kartu.

Melalui hasil riset tersebut, kartu kredit BCA berhasil meraih predikat NPS (Net Promoter Score) leader atau sebagai pemenang tertinggi di kategori produk kartu kredit. Sementara itu, produk tabungan

BCA mendapatkan predikat NPS Good. Memiliki Kartu Kredit BCA memiliki nilai tambah tersendiri, selain

keunikan desain dari kartu kredit tersebut, keuntungan yang dapat diperoleh seperti 1)kenyamanan ke

luar negeri dengan tagihan dan transaksi yang lebih murah. 2) kemudahan dalam membayar tagihan

kartu kredit melalui ATM BCA dan M-BCA. 3) pembayaran tagihan yang lebih leluasa sebesar 10%. 4)

penarik uang tunai (cashback refund). 5) bebas iyuran tahunan. 6)jaringan layanan terluas lebih dari 65.000 merchant. Kartu kredit yang dikenal dengan jargon “A Smarter Way To Pay” ini memiliki berbagai penawaran promosi penjualan menarik dengan sejumlah partner bisnis / merchant terkenal seperti

Starbucks Coffee, Toko Buku Gramedia, Cineplex 21, Pizza Hut, Celebrity Fitness, Agis, dan masih banyak

(15)

Setelah booming di sejumlah kota-kota besar di Asia seperti Jepang, Beijing, Hongkong dan

Singapore, akhirnya Starbucks Coffee hadir untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Mei 2002 silam di

Plaza Indonesia Jakarta. Starbucks Coffee Indonesia dikelola oleh PT Sari Coffee Indonesia yang

merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Sejak 2002, PT Sari Coffee

Indonesia telah memiliki 100 gerai di Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Yogyakarta, Medan, Semarang,

Balikpapan, Batam, Makasar dan akan terus mengembangkan bisnisnya di Tanah Air. Saat ini, dengan

lebih dari 1000 partners, Starbucks Coffee Indonesia berkomitmen untuk membawa pengalaman

Starbucks (The Starbucks Experience) ke dalam kehidupan pelanggan melalui setiap cangkir yang

disuguhkan

Bila dibandingkan dengan retail coffee shop lain, Starbucks Coffee bisa dikatakan brand yang

membumi dan paling banyak diingat. Data yang diperoleh menyebutkan bahwa jumlah fans Starbucks di

situs jejaring sosial Facebook dan Twitter mencapai lebih dari 12 juta dan sekaligus brand pertama yang

mencapai angka 12 juta fans dan setiap bulannya situs resmi Starbucks

12 juta penggunjung. Indikator ini menunjukkan bahwa bisnis dan popularitas Starbucks Coffee cukup

kuat bagi costumer/ konsumen nya hampir di seluruh dunia.

Keunggulan yang ada pada Starbucks Coffee adalah bagiamana mereka melakukan “human

connection” dengan pelanggan maupun konsumennya dengan menerapkan nilai-nilai dan visi-misi yang ada sehingga menimbulkan sebuah Starbucks Experience yang diingat oleh pelanggan dan konsumenya.

Disamping itu, semua produk olahan Starbucks adalah “hand-made product” dan biji kopi yang dihasilkan merupakan biji kopi kelas dunia dan langsung di datangkan dari asalnya.

Untuk bisa menjadi retail coffee shop yang terbesar seperti sekarang ini, Starbucks Coffee harus

bersaing dengan retail coffee shop sekelas The Coffee Bean & Tea Leaf, DOMME, Exelco, JCO Donut

&Cofee. Semenjak kemunculannya di Indonesia, Starbucks Coffee Indonesia telah bekerja sama dengan

(16)

antara BCA selaku bank yang mengeluarkan kartu kredit dengan Starbucks Coffee sebagai merchant

yang terkait.

Penawaran-penawaran / promo yang lazim dibuat seperti:

1. BCA Pay One For Two (BCA Treat A Friend Buy One Get One Free): promo yang

memungkinkan pengguna kartu kredit BCA bisa mendapatkan satu lagi minuman gratis

setelah membeli satu minuman sebelumnya dan promo ini hanya berlaku untuk season

tertentu saja.

2. BCA Monday TAF: Hampir sama dengan promo yang dijelaskan sebelumnya hanya saja

khusus untuk hari senin dan ketentuannya berlaku untuk beberapa item saja.

3. BCA Free Upgrade Size: promo yang hampir selalu ada di sejumlah Starbucks Coffee

Indonesia dimana pengguna kartu kredit BCA dimungkinkan untuk mengupgrade

minumannya dari satu ukuran ke ukuran yang lebih besar lagi.

4. BCA Reward Promo: promo yang hanya berlaku pada merchant-merchant tertentu saja

seperti Starbucks Coffee dimana pengguna kartu kredit BCA bisa menggunakan point reward

BCA untuk dibelanjakan atau ditukarkan dengan sejumlah barang atau jasa.

5. BCA Lounge Card Promo: promo ini khusus untuk grade pengguna kartu kredit BCA Platinum

ke atas dan hanya untuk Starbucks Coffee yang berada di sejumlah bandar udara / airport.

Pemegang kartu kredit BCA akan mendapatkan free beverage dengan menunjukkan

passanger ticketnya.

Untuk promo BCA Pay One For Two (BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free”) merupakan promo yang paling banyak diminati dan mampu menarik minat beli konsumen. Data yang diperoleh dari

(17)

dengan ada atau tidaknya promosi penjualan tersebut. Berikut perbandingan pendapatan penjualan di

Bulan Januari dan Februari dimana di Bulan Febuari diadakan promo tersebut.

TABEL 1

PERBANDINGAN PENJUALAN STARBUCKS COFFEE CAMBRIDGE CITY SQUARE PER JANUARI DAN

FEBRUARI ANTARA TIDAK ADA DAN ADANYA PROMO BCA “TREAT A FRIEND BUY ONE GET ONE

FREE”

JANUARY 2011 FEBRUARY 2011

SUB DEPARTEMENT AMMOUNT SUB DEPARTEMENT AMMOUNT

ACCOUNTING&

FINANCE

500 IDR ACCOUNTING&

FINANCE

9.500 IDR

BEVERAGE CORE 177.215.217 IDR BEVERAGE CORE 185.523.075 IDR

FOODS 21.347.007 IDR FOODS 19.460.746 IDR

HARDWARE/

890.909 IDR OTHER RETAIL

PRODUCT

418.182 IDR

PACKAGE FOOD / TEA 1.556.720 IDR PACKAGE FOODS / TEA 2.014.993 IDR

(18)

WHOLEBEAN 2.027.275 IDR WHOLEBEAN 1.518.184 IDR

TOTAL AMMOUNT 210.422.180 IDR TOTAL AMMOUNT 215.147.410 IDR

(Sumber: Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan)

Richard E Stanley dalam bukunya yang berjudul “Promotion” menjelaskan bahwa : “…… Promotion is any communication activity whose purpose is to move forward a product, service or idea in a channel of distribution. It is an effort by a seller to persuade buyers to accept, resell, recommend or use the product service, or idea being promoteds In short, it tries to effect the knowledge, attitudes and behavior of recipients and to persuade them to accept concept services or things (dalam Winardi 1992:102).

Dalam penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah sebuah kegiatan komunikasi

yang tujuan utamanya adalah untuk menggunakan produk, jasa atau ide-ide yang ada melalui saluran

distribusi yang dipilih. Promosi juga sebuah effort (usaha) dari seller (penjual) yang dilakukan melalui komunikasi persuasi yang tujuan akhrinya adalah pelanggan atau konsumen menerima promosi yang

ditawarkan. Agar promosi (promo) yang dibuat dapat berjalan dengan baik, tentunya dipilih terlebih

dahulu bentuk sales promotion yang akan digunakan nantinya. Menurut Winardi (1992:126) promosi

penjualan mencakup aktivitas-aktivitas seperti misalnya:

a.Display-display di toko-toko (store displays). b.Penyelenggaraan pameran dagang (trade show). c.Sampel-sampel untuk didistribusikan.

d.Premi-premi (premium) atau kupon kupon khusus (seperti yang ada di luar negeri (AS) dinamakan

“cents of coupons”).

Seperti yang dikatakan oleh Arnold (1996:160) bahwa satu-satunya terobosan terbesar dalam

(19)

bervariasi menurut situasi pribadi mereka sendiri) seseorang bisa saja kurang atau lebih menerima

pesan promosi di saat yang berbeda untuk pengiklan bisa mempengaruhi. Berdasarkan uraian di atas

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana kegiatan promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” yang dilaksanakan oleh Starbucks Coffee melalui bentuk Sales Promotion di Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan dalam proposal penelitian yang berjudul “Promo “BCA Treat A

Friends Buy One Get One Free” Terhadap Minat Beli Konsumen Starbucks Cambridge City Square

Medan.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan

perumusan masalah sebagai berikut:

“Sejauh manakah promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” melalui sales promotion berpengaruh terhadap minat beli konsumen di Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City

Square Medan?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang

sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar

ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun

pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bersifat korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi

pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2002: 27). Dalam hal ini

(20)

b. Promo yang diteliti adalah promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” yang ada di Bulan Juni 2011.

c. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2011, dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan

tingkat kebutuhan.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat efektivitas sebuah promosi penjualan sebagai bentuk komunikasi

pemasaran.

b. Untuk mengetahui minat beli pelanggan / konsumen yang dilakukan Starbucks Coffee Company

Cabang Cambridge City Square Medan.

c. Untuk mengetahui hubungan antara Promo “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free

terhadap Minat Beli pelanggan/konsumen di Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City

Square Medan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan penelitian dan

pengetahuan mengenai ilmu komunikasi, khususnya bentuk komunikasi pemasaran yang ada.

b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk menambah dan memperkaya bahan referensi

dan bahan penelitian serta sumber bacaan.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbang saran bagi para

pimpinan perusahaan dan praktisi periklanan sebagai pertimbangan dalam menyusun strategi

(21)

I.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu untuk menyusun suatu kerangka teori.

Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti

menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 1997: 40)

Teori menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 2002: 6) merupakan himpunan (konsep), definisi,

dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi

diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dengan adanya kerangka teori

peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya.

Teori –teori yang relevan dengan penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi pemasaran

dan promosi penjualan, teori minat beli, kartu kredit dan model AIDDA.

I.5.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari bahasa Latin

“communis” yang berarti sama. Sama disini diartikan adalah sama makna. Jadi apabila ada dua orang terlibat dalam suatu bentuk komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan

terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan

bahasa yang dipergunakan dalam perbincangan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.

Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu.

Jelas bahwa percakapan orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya saling mengerti

bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. (Effendy, 2005 : 9).

Menurut Lasswell, komunikasi yang efektif itu harus memiliki lima unsur yang tertera dalam

(22)

Who : komunikator (source, sender)

Says what : pesan (message)

In which channel : saluran (media )

To whom : komunikan (receiver)

With what effect : efek / dampak

I. 5.2. Komunikasi Pemasaran dan Promosi Penjualan

I.5.2.1 Komunikasi Pemasaran

Pemasaran (Kotler & Armstrong 2001: 7) merupakan sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

produk serta nilai dengan pihak lain. Dasar dari kegiatan pemasaran adalah komunikasi, komunikasi

menciptakan adanya interaksi antara perusahaan dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi akan

memudahkan konsumen dalam memilih program, ide, dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan.

Komunikasi Pemasaran menurut William G. Nickles (dalam Swastha & Irawan, 1990: 345) adalah

kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang

membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar

lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk lebih baik.

I.5.2.2 Promosi Penjualan

(23)

merupakan sebuah aktivitas dan atau bahan yang bertindak sebagai perangsang langsung, yang

menawarkan nilai tambah atau insentif untuk produk tertentu kepada pihak yang menjualnya kembali

(resellers) para tenaga penjual dan para pelanggan.

Promosi penjualan menggambarkan insentif insentif dan hadiah-hadiah untuk membuat para

pelanggan membeli barang-barang perusahaan sekarang ketimbang nanti. Jika iklan adalah alat jangka

panjang untuk membentuk perilaku pasar terhadap suatu merek, promosi penjualan dimaksudkan

sebagai alat jangka pendek untuk memicu terjadinya tindakan pembelian (Kotler, 2003: 179).

I.5.3 Teori Minat Beli.

Minat digambarkan sebagai sebuah situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat

dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakannya. Effendy mengungapkan minat adalah

kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan

yang diharapkan (1999: 10). Lebih lanjut Effendy mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya

stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk

mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan

dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Minat

dipengaruhi oleh beberapa faktor:

a. perhatian terhadap stimulus

b. mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus

c. penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi stimulus tersebut.

(24)

Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang simpel, efisien, dan memberikan nilai

lebih bagi pemegang kartu. Merupakan jenis penyelesaian transaksi ritel yang diterbitkan kepada

pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu

transaksi. Yaitu pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kewajiban ekonomi, termasuk

transaksi pembayaran atau untuk melakukan penarikan tunai dengan kewajiban melakukan

pelunasan/pembayaran pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (chargecard) atau secara angsuran. Dengan kata lain, kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat

digunakan oleh penggunanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan

tertentu secara hutang.

Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari

kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap

peminjam karena mempunyai sikap amanah serta jujur. Oleh sebab itu, kartu kredit memberikan dana

dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit, transaksi akan ditalangi

terlebih dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya pemegang kartu kredit diharuskan

membayar tagihan dari berapa jumlah pemakaian berupa transaksi yang dilakukan terhadap kartu

kredit tersebut.

I.5.5 Model AIDDA

Dalam komunikasi, peran komunikator sebagai penyampai pesan berperan penting. Strategi

komunikasi yang dilakukan juga harus tepat sesuai dengan isi pesan yang disampaikan sehingga

komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang

mempengaruhi. Onong Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:304)

menyebutkan bahwa para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam

(25)

from Attention to Action. A-A procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu rangkaian proses

yang disingkat AIDDA untuk lebih jelasnya AIDDA tersebut adalah sebagai berikut:

A – Attention – Perhatian

I – Interest – Minat

D – Desire – Hasrat

D – Decision – Keputusan

A – Action – Tindakan

Rangkaian proses dalam teori AIDDA dimulai dari sebuah perhatian (attention), tanpa adanya perhatian dari komunikan terhadap pesan yang disampaikn komunikator maka komunikasi tersebut

tidak akan berjalan. Apabila sebuah perhatian (attention) dapat dibangun maka proses berikutnya

adalah menumbuhkan sebuah minat (interest) sehingga timbuk sebuah hasrat (desire) untuk

memenuhi apa yang disajikan oleh persuader. Dari sini timbul keputusan (decision) untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana yang diinginkan oleh persuader.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan

memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan pada perumusan

hipotesa (Nawawi, 1997: 40)

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan

definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau

(26)

Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumus hipotesis

yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat

diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok

variabel, sebagai berikut:

a. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel Bebas yaitu segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada

atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain. (Nawawi, 1997: 40). Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Promo Kartu

Kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”.

b. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel

yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004: 12). Variabel terkait penelitian ini adalah minat beli

konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.

(27)

Variabel antara yang berada diantara variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini

adalah karakteristik responden.

I. 7 Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan terkait antara

satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk

menjadi suatu model teoriitis sebagai berikut:

Gambar 1

Model Teoritis

I. 8 Operasional Variabel Variabel Bebas (X)

Promo Kartu Kredit BCA

“BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”

Variabel Terikat (Y)

Minat Beli Konsumen

Starbucks Coffee Company

Cabang Cambridge City Square

Variabel Antara (Z)

(28)

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel

yang berfungsi untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 2

Operasional Variabel

No. Variabel Teoritis Operasional Variabel

1. Variabel Bebas ( X)

c. Penggunaan kata-kata / bahasa

3. Faktor lain

a. Aktivitas-aktivitas promosi penjualan

2. Variabel Terikat (Y)

Minat Beli Konsumen

Starbucks Coffee Company

1. Attention (perhatian)

2. Interest (minat)

(29)

Cabang Cambridge City Square Medan 4. Decision (Keputusan)

5. Action (tindakan)

3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

2. Usia

3. Pekerjaan

4. Penghasilan

I.9 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah

dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan

mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan informasi

ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel sama (Singarimbun, 1995:

46).

Maka variabel-variabel yang pelu didefinisikan dalam penelitian ini adalah:

A. Variabel Bebas (Promo Kartu Kredit BCA “Treat A Friend Buy One Get One Free”). 1. Pelaksanaan Promo

(30)

Frekuensi pelaksanaan promo yaitu sejauhmanakah frekuensi promo tersebut, sudah seringkah

dibuat sehingga animo konsumen tidak begitu kuat, atau promo tersebut selalu ditunggu

kehadirannya.

b. Waktu Pelaksanaan Promo

Waktu pelaksanaan promo berkaitan dengan timing dimana banyak pengguna kartu kredit

meng explore dimana akan menggunakan kartu kredit tersebut dengan penawaran-penawaran

khusus.

2. Faktor Isi

Faktor isi berkaitan dengan bagaimana promo ini dibuat dan penyampaiannya ke publik

seperti daya tarik pesan, kejelasan pesan dan penggunaan kata-kata/bahasa. Apakah

pesan dalam promo tersebut memiliki daya tarik tersendiri dan memberikan

kemudahan bagi responden untuk memahami isi pesan dari promo kartu kredit BCA.

Apakah promo tersebut memperhatikan penggunaan kata-kata/bahasa yang digunakan

dalam promo tersebut.

3. Faktor lain yaitu aktivitas-aktivitas promosi penjualan

Bagaimana aktivitas-aktivitas pendukung yang dilakukan Starbucks Coffee diluar promo

yang ada sehingga sesuai dengan target yang diharapkan dan pesan yang disampaikan

mampu diterima dan menarik perhatian konsumen seperti pemasangan banner di

depan toko, pemberian sampling-sampling ke konsumen dan display dari POP (point of

purchase promotion)

B. Variabel Terikat (Minat Beli Konsumen Starbucks Coffee Cambridge City Square Medan).

(31)

2. Interest (minat): sejauh manakah minat yang timbul untuk membeli produk yang ditawarkan setelah memperhatikan promo tersebut.

3. Desire (Hasrat): seberapa besarkah hasrat yang ditimbulkan dari penawaran promo tersebut.

4. Decision (keputusan): keputusan yang diambil oleh konsumen setelah mengetahui promo yang ditawarkan

5. Action (tindakan): tindakan apa yang diambil konsumen setelah mengetahui promo BCA

“Treat A Friend Buy One Get One Free”

C. Variabel Antara (Karakteristik Responden).

1. Jenis kelamin : jenis kelamin (pria/wanita) responden

2. Usia : tingkatan umur responden

3. Pekerjaan : mata pencaharian yang dimiliki responden

4. Penghasilan :jumlah penghasilan dan pendapatan responden

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan mengenai hubungan antara

dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia

empiris (Rakhmat, 2004: 14). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free” dengan minat beli konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City Square Medan.

Ha: Terdapat hubungan antara promo kartu kredit BCA “BCA Treat A Friends Buy One Get One Free”

dengan minat beli minat beli konsumen Starbucks Coffee Company Cabang Cambridge City

(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan. Manusia sebagai makhluk

sosial acapkali melakukan kegiatan berkomunikasi. Berkomunikasi disini yaitu menjalin sebuah

hubungan dengan sesama melalui komunikasi untuk berinteraksi dan bertukar informasi.

II.1.1 Definisi komunikasi

Definisi komunikasi secara umum.

(33)

sama berarti sama makna mengenai suatu hal. Jadi jika dua orang terlibat dalam suatu bentuk

komunikasi, misalnya dalam bentuk perbincangan, maka sesungguhnya telah terjadi suatu kesamaan

makna mengenai bahasan yang dipercakapkan (Effendy, 2005: 9)

Definisi komunikasi secara paradigmatik.

Dalam pengertian paradigmatik, Prof Drs. Onong Uchana Effendi (1992:5) berpendapat bahwa

komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka atau

melalui media, baik itu media massa seperti surat kabar, radio atau film maupun media non massa

seperti surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya. Jadi, komunikasi dalam

pengertian paradigmatik bersifat intensional (intentional), mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauhmana kadar perencanaan itu, bergantung pada pesan yang akan

dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.

Adapun pengertian komunikasi secara paradigmatik adalah komunikasi merupakan proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk merubah

sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media

(Effendy,1992:5)

II.1.2 Proses Komunikasi

Secara garis besar, proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran, ide atau gagasan dan

perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Maka, dalam hal ini proses

komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi

secara sekunder. (Effendy, 2005: 11)

(34)

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar,warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator

kepada komunikan dan berlangsung secara tatap muka.

Proses Komunikasi Secara Sekunder.

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang

sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan

komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya

banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media

kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi

itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan diatas, jarang sekali orang menganggap bahasa

sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat kabar, telepon, radio, dan lain

lainnya yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampak seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi

tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi dan

sebagainya.

(35)

Sender Encoding

Media

Message Decoding Receiver

Feedback Response

Noise

Philip Kotler dalam bukunya “Marketing Management” (berdasarkan paradigma Harold

Lasswell) menampilkan model komunikasi sebagai berikut ini (Effendy, 2005: 18):

Gambar 2

Model Komunikasi Lasswell

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

a. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c. Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator.

d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

(36)

f. Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

h. Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator

kepadanya.

II.1.5 Fungsi Komunikasi

Dalam buku “Aneka Suara Satu Dunia (Many Voices One World) dengan Macbride sebagai editornya (dalam Effendy, 2005: 27) apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan

sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-

menukar data, fakta, dan ide, maka fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyeberan berita, data, gambar, fakta

dan pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara

jelas terhadap kondisi Internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil

kuputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang

bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar

(37)

3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang,

mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan

kelompok berdasarkan tujuan bersama yang dikejar.

4. Perdebatan dan Diskusi: menyediakan dan saling bertukar fakta yang diperlukan untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perdebatan pendapat mengenai masalah

publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan

agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di

tingkat internasional.nasional, dan lokal.

5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,

pembentukan watak, dan pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua

bidang kehidupan.

6. Memajukan Kebudayaan: penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud

melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon

seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan

kesenangan kelompok dan individu.

8. Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai

pesan yang diperlukan mereka agar dapat saling kenal, mengerti dan memahami kondisi,

pandangan, dan keinginan orang lain.

Sedangkan menurut Harold D Lasswell (dalam Effendy, 2005: 27) proses komunikasi yang terjadi di

(38)

a. Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.

b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of components of society in making a response to the environment).

c. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social in heritage). Disini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial

kepada keturunan berikutnya.

II.2 Komunikasi Pemasaran Dan Promosi Penjualan

II.2.1 Komunikasi Pemasaran

II.2.1.1 Definisi Komunikasi Pemasaran

Dasar dari kegiatan pemasaran adalah komunikasi, komunikasi menciptakan adanya interaksi

antar perusahaan dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi akan memudahkan konsumen dalam

memilih program, ide, dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan. Dalam proses pertukaran,

komunikasi memegang peranan yang sangat penting.

Effendi (2005:216) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang

dilakukan perusahaan atau lembaga baik secara bertatap muka maupun bermedia dalam rangka

(39)

adalah kegiatan yang mempresentasikan gabungan semua unsur dalam gabungan pemasaran merek,

yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada

kliennya.

Komunikasi pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan, serta

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002:9)

Berdasarkan definisi komunikasi pemasaran diatas, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi

pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak sasaran tentang segala

hal mengenai produk tersebut sehingga dapat memuaskan individu dan lembaga itu sendiri. Komunikasi

pemasaran merupakan komunikasi yang dilakukan perusahaan yang sifatnya membujuk serta

membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dalam usaha

meningkatkan penjualan, jasa dan hasil produk.

II.2.1.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran

Menurut Terence A Shimp ada empat tujuan kegiatan komunikasi pemasaran yaitu:

a. Membangkitkan keinginan akan suatu produk. Agar konsumen memiliki keinginan untuk

membeli suatu produk, pemasar terlebih dahulu harus menciptakan suatu kategori produk yang

baru.

b. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness). Pemasar harus bisa membuat produk, dan merek lah yang diingat oleh konsumen dan membedakannya dengan produk pesaing lain.

c. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat (intention). Pemasar harus membuat calon konsumen pasar memiliki sikap yang positf terhadap produk serta mendorong

(40)

d. Memfasilitasi pembelian. Pemasar harus berusaha menciptakan rangkaian kegiatan pemasaran

yang menarik dan efektif, menciptakan display yang menarik di toko dan supermarket, serta

menciptakan kegiatan distribusi yang baik (Kotler dan Amstrong, 2001: 75).

II.2.1.3 Model Komunikasi Pemasaran

Model komunikasi pemasaran meliputi sumber atau komunikator, dalam pemasaran sumber

berarti pihak yang mengirim pesan kepada konsumen, yaitu pemasar (marketers). Proses selanjutnya pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh

penerimanya dalam hal ini adalah konsumen. Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi

yang akan digunakan, apakah melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, public relations

atau cara lainnya. Keseluruhan proses perencanaan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan

dipakai disebut “encoding”. Proses ini disebut juga sebagai proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.

Selanjutnya, penyampaian pesan melalui media. Proses penyampaian pesan bisa melalui media

cetak ataupun elektronik, proses ini disebut proses transmisi. Pesan yang disampaikan melalui media

akan ditangkap oleh penerima. Ketika pesan diterima, maka penerima akan memberikan respon

terhadap pesan yang disampaikan, bisa berupa respon positif, negatif maupun netral. Proses

memberikan respon ini disebut proses “decoding”. Proses ini akan dilanjutkan dengan tindakan membeli maupun menolak produk yang disampaikan.

Proses terakhir yaitu umpan balik (feedback) atas pesan yang dikirimkan. Disini pemasar mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan, artinya mendapat respon atas

tindakan positif dari konsumen, atau justru pesan tidak sampai secara efektif. Pengukuran efektivitas

pesan tentu saja harus melalui proses penelitian. Keseluruhan dari proses tersebut dapat dilihat dari

(41)

Gambar 3

Model Komunikasi Pemasaran

Umpan Balik

Sumber Enconding Transmisi Decoding Tindakan

Pemasar Agency, Tenaga Radio, TV, Respon & Perilaku Penjual , iklan, Surat kabar, Interpretasi konsumen Personal selling, Majalah, oleh penerima

Sales promotion, Brosur Public relation,

Direct marketing

II.2.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam kajian pemasaran jika di tilik dari uraian pengertian komunikasi pemasaran menurut

Shimp dikenal suatu konsep penting dalam pemasaran modern, yaitu bauran pemasaran (marketing mix). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh E. Jeremo McCarthy yg kemudian dikembangkan oleh Philip kotler dan kini dipergunakan secara luas oleh praktisi pemasaran (Jefkins, 1997:8) yang terdiri

dari:

a. The product to be market (produk yang dipasarkan)

(42)

c. The channels of distribution troughwhish the product is sold to be placed (saluran produksi produk / penempatan)

Promosi sebagai faktor keempat dalam bauran pemasaran inilah yang biasanya secara simultan dan

terintegrasi oleh pemasar dalam suatu rencana promosi produk. Konsep ini dikenal dengan istilah

bauran promosi (promotion mix). Hubungan antara marketing mix dapat diperhatikan dalam bagan yang dikemukakan oleh Rhenald Kasali (1998:10):

Tabel 3:

Hubungan antara Marketing Mix dan Bauran Promosi (Promotion Mix) Rhenald Kasali

Marketing Mix Promotion Mix

Product

Berikut ini adalah penjelasan tiap element dalam bauran promosi yaitu:

1. Periklanan (advertising): segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang dan jasa. Contohnya, iklan

dalam dan luar ruangan baik cetak maupun elektronik

2. Penjualan (personal selling): presentasi pribadi dari para wiraniaga perusahaan dalam rangka menyukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Contohnya, presentasi

(43)

3. Promosi Penjualan (sales promotion): insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk dan jasa. Contohnya, kontes, permainan, undian hadiah, pameran,

demostrasi, kupon dan hiburan.

4. Humas (public relation): usaha yang bertujuan untuk membina hubungan baik dengan public terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani

atau menyingkirkan gossip, cerita, peristiwa yang merugikan. Contohnya, press kits,

sponsorship, publikasi, pidato, laporan tahunan, seminar, relasi komunitas, dan majalah

perusahaan.

II.2.2 Promosi Penjualan

II.2.2.1 Definisi Promosi Penjualan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan adalah rangkaian atau bentukan

dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang lazim ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam kegiatan

pemasaran dan merupakan bentuk utama dari kegiatan komunikasi pemasaran.

Definisi promosi penjualan menurut American Marketing Association (AMA) yaitu: promosi

penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang

coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk

(“sales promotion is media and non-media marketing pressure applied for a predetermined, limited, period of time in order to stimulate trial, increase consumer demand or improve product quality”)

(Setiadi, 2003: 256).

Definisi lain menurut Jhon F Luick dan William L Ziegler (dalam Winardi, 1992:115) menyebutkan

(44)

perangsang langsung, yang menawarkan nilai tambah atau insentif untuk produk tertentu, kepada pihak

yang menjualnya kembali (Reseller), para tenaga penjual dan para pelanggan.

Menurut William J Stanton (dalam Angipora, 1999:236) promosi penjualan adalah

kegiatan-kegiatan di luar penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas yang menstimulasi pembelian oleh

konsumen dan keefektifan dealer. Misalnya pameran, pertunjukan, demonstrasi serta pelbagai kegiatan

penjualan luar biasa yang bukan kerja rutin biasa.

Secara garis besar Philip Kotler menyimpulkan fakta-fakta dari promosi penjualan sebagai

berikut (Kotler, 2003: 189):

a. Promosi penjualan menggambarkan insentif-insentif dan hadiah-hadiah untuk membuat para

pelanggan membeli barang-barang perusahaan sekarang ketimbang nanti.

b. Jika iklan adalah alat jangka panjang untuk membentuk perilaku pasar terhadap suatu merek,

maka promosi penjualan dimaksudkan sebagai alat jangka pendek untuk memicu terjadinya

tindakan pembelian.

c. Promosi penjualan itu alat yang ampuh! Promosi penjualan menghasilkan respon-respon yang

lebih cepat dan terukur dalam penjualan daripada yang yang dapat dilakukan oleh iklan.

d. Sekarang ini pembagian antara periklanan dan promosi penjualan adalah 30:70, kebalikan dari

keadaan di masa yang lalu.

e. Promosi penjualan dapat diarahkan pada pengecer, pelanggan, dan tenaga penjualan. Pengecer

akan bekerja lebih keras jika diberi penawaran diskon harga, jatah iklan dan display, dan

produk-produk gratis. Mungkin pelanggan membeli produk-produk kita jika disediakan kupon-kupon, potongan

(45)

Tenaga penjual akan beroperasi dengan lebih giat sebagai respons atas diselenggarakannya

kontes-kontes berhadiah untuk kinerja terbaik.

f. Meskipun kebanyakan promosi penjualan meningkatkan angka penjualan, kebanyakan justru

menimbulkan kerugian. Keuntungan hanya terjadi pada kasus-kasus dimana promosi penjualan

berhasil mengajak pelanggan-pelanggan baru tersebut lebih menyukai produk baru tersebut

dibandingkan dengan produk merek lama yang biasa mereka pakai. Namun banyak promosi

penjualan hanya dapat menarik minat orang-orang yang suka berganti merek, yaitu mereka

yang mencari harga yang paling murah, yang secara alamiah akan mencampakkan satu merek

jika satu merek sedang diobral.

g. Promosi penjualan cenderung untuk lebih banyak digunakan oleh merek-merek yang lebih kecil

dan lemah daripada oleh merek-merek yang kuat. Merek yang lebih kecil memiliki lebih sedikit

dana untuk dibelanjakan dalam iklan, dan dengan biaya yang sedikit mereka dapat membuat

orang-orang minimal mencoba produk mereka.

h. Promosi penjualan secara umum seharusnya dipergunakan dengan hemat. Pemberian harga

murah, kupon, potongan-potongan harga, dan hadiah-hadiah yang dilakukan secara terus

menerus dapat mengurangi nilai suatu merek dalam benak para pelanggan. Hal ini akan

membuat para pelanggan cenderung menunggu promosi penjualan berikutnya dan tidak

membeli produk-produk tersebut sekarang juga.

II.2.2.2 Tujuan Promosi Penjualan

Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan juga membangun

(46)

mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003:257). Tujuan dari

promosi penjualan secara garis besar adalah (Kotler dan Amstrong, 2001:127):

1. Penjual menggunakan promosi penjualan untuk menarik orang baru agar mencoba,

memberi penghargaan pada pelanggan loyal, dan meningkatkan angka pembelian ulang

dari pemakai tidak tetap.

2. Promosi penjualan adalah alat untuk memecahkan loyalitas merek dan iklan adalah alat

untuk memupuk loyalitas merek

3. Promosi penjualan membuat para manufaktur menyesuaikan diri pada perubahan

jangka pendek dalam pasokan dan permintaan daripada perbedaan segmen pelanggan.

4. Promosi penjualan mendorong konsumen untuk mencoba produk baru dan bukannya

selalu tetap pada yang selama ini dipakai.

5. Promosi penjualan mengarah pada format eceran yang lebih bervariasi, seperti toko

sehari-hari dengan harga murah atau toko dengan harga promosi yang memberi pilihan

yang lebih banyak pada konsumen.

6. Promosi penjualan menyebabkan konsumen lebih sadar akan harga, dan konsumen

sendiri menikmati kepuasaan karena merasa sebagai pembelanja yang cerdik ketika

mereka mengambil keuntungan dari harga khusus.

II.2.2.3 Alat Promosi Penjualan

Ada banyak format promosi penjualan yang bisa dipilih dan digunakan dalam sebuah

pemasaran. Lazimnya format dari promosi penjualan tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu alat promosi

(47)

diuraikan adalah alat promosi konsumen yang digunakan untuk menarik minat beli konsumen. Berikut

penjabarannya masing-masing:

a. Sampel: sejumlah produk yang ditawarkan untuk di coba secara gratis.

b. Kupon: sertifikat yang memberi potongan harga untuk pembelian produk tertentu.

c. Tawaran pengembalian uang (cash refund/rabat): pengurangan harga setelah

melakukan sejumlah pembelian bukan di tempat pembelian (pengecer) melainkan ke

pemasok langsung.

d. Paket harga (price pack/cents off deals): penawaran harga produk tertentu lebih murah dari biasanya.

e. Hadiah (premium): barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga miring sebagai

insentif untuk membeli suatu produk.

f. Barang promosi (advertising specialties): barang bermanfaat dengan cetakan nama pemasang iklan yang diberikan sebagai hadiah kepada konsumen.

g. Penghargaan atas kesetiaan (patronage reward): uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan bagi penggunaan regular produk atau jasa perusahaan.

h. Promosi di tempat pembayaran (POP = point of purchase promotion): termasuk

peragaan dan demonstrasi di dekat tempat pembayaran atau penjualan.

i. Kontes, undian, dan permainan: memberi peluang konsumen untuk memenangkan

sesuatu seperti uang tunai, perjalanan atau barang dengan keberuntungan atau lewat

(48)

II. 3 Teori Minat Beli

II.3.1 Pengertian Teori Minat Beli

Minat digambarkan sebagai sebuah situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat

dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakannya. Minat merupakan perilaku yang muncul

sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian

(Kotler, 2002:15). Dibawah ini merupakan beberapa pengertian minat:

a. Minat dianggap sebagai sebuah perangkat atau perantara antara faktor-faktor motivasional

yang mempengaruhi perilaku.

b. Minat dapat mengindikasikan seberapa jauh kemampuan seseorang untuk mencoba.

c. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

d. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.

II.3.2 Faktor yang Membentuk Minat Beli

Beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian (Mangkunegara,

1999:130) yaitu:

A. Faktor psikologis

Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu serta pengaruh sikap

(49)

akibat pengalaman sebelumnya. Timbulnya konsumen untuk melakukan pembelian pertama

atau pembelian ulang sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu sebagai konsumen.

B. Faktor pribadi

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam

membeli, oleh karena itu peranan pramuniaga sangat penting dalam memberikan pelayanan

yang baik pada konsumen. Faktor pribadi termasuk dalam konsep diri, konsep diri dapat

didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam.

C. Faktor sosial

Mencakup faktor kelompok anutan yang didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang

mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kotler menyatakan bahwa

anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh menentukan

produk dan merek yang mereka gunakan sesuai dengan aspirasi kelompoknya.

Sebelum seorang konsumen memutuskan untuk memiliki ataupun membeli barang/jasa,

terlebih dahulu ia berusaha mencari banyak informasi tentang barang / jasa tersebut. Mempelajari hal

ini sama saja dengan mempelajari tentang pengetahuan konsumen. Mowen dan Minor (106:1998)

mendefinisikan pengetahuan sebagai “the amount of experience with any information about particular product or service has”. Dan Engel, Blackwell dan Miniard (337:1994) mengartikan “at a general level, knowledge can be defined as the information stored within memory. The subset of total information relevant to consumers functioning in the marketplace is called costumer knowledge”.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat diartikan bahwa pengetahuan konsumen adalah

(50)

pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan

dengan fungsinya sebagai konsumen.

Para ahli psikologi kognitif membagi pengetahuan ke dalam pengetahuan deklaratif dan

pengetahuan prosedur. Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui seseorang.

Sedangkan pengetahuan prosedur adalah pengetahuan bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan.

Mowen dan Minor (2001) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori antara lain:

A. Pengetahuan objektif: informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan di dalam

memori panjang konsumen

B. Pengetahuan subjektif: persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang diketahui

mengenai apa dan berapa banyak yang diketahui mengenai kelas produk.

C. Informasi mengenai pengetahuan lainnya.

II.4 Kartu Kredit

II.4.1 Definisi Kartu Kredit

Pengertian kartu kredit dalam Experts Dictionary didefinisikan “kartu yang dikeluarkan oleh

pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang

(51)

sistem kartu kredit yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem

tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit dimana penerbit kartu kredit meminjamkan

konsumen uang bukan mengambil uang dari rekening. Kebanyakan kartu kredit memiliki bentuk dan

ukuran yang sama, seperti yang oleh standard ISO 7810.

(http://hukumperbankan.blogspot.com/2008/12/sejarah-dan-pengertian-kartu-kredit.html).

Definisi lain menyebutkan kartu kredit adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh sebuah

perusahaan keuangan seperti bank dan sejenisnya yang memberikan pemegang opsi untuk meminjam

dana, biasanya pada sebuah titik penjualan tertentu. Kartu kredit membebankan bunga dan terutama

digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, bunga biasanya dimulai satu bulan setelah pembelian

dibuat dan batas pinjaman adalah diatur setelahnya dan sesuai dengan peringkat kredit atau

penghasilan individu tersebut per tahunnya. (www. answer.com/topic/charge-card)

Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang simpel, efisien, dan memberikan nilai

lebih bagi pemegang kartu. Merupakan jenis penyelesaian transaksi ritel yang diterbitkan kepada

pengguna sistem tersebut sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan dalam membayar suatu

transaksi yaitu pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kewajiban ekonomi, termasuk

transaksi pembayaran atau melakukan penarikan tunai dengan kewajiban melakukan pelunasan

/pembayaran pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (chargecard) atau secara angsuran. Dengan kata lain, kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat digunakan oleh

penggunanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara

hutang.

Dalam dunia usaha, kartu kredit merupakan sebuah bentuk pinjaman yang berasal dari

kepercayaan dari terpinjam (dalam hal ini lembaga bank atau lembaga keuangan lainnya) terhadap

(52)

bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Dengan kartu kredit, transaksi akan ditalangi terlebih

dahulu oleh bank penerbit kartu. Setiap bulannya pemegang kartu kredit harus membayar tagihan dari

berapa jumlah pemakaian berupa transaksi yang dilakukan terhadap kartu kredit tersebut.

II.4.2. Macam, Ragam, dan Tingkatan Kartu Kredit.

Kartu kredit adalah bagian dari beberapa bentuk kartu kerja sama finansial. Kartu kredit ini

terbagi menjadi dua macam:

1. Kartu Kredit Pinjaman Yang Tidak Dapat Diperbaharui (Charge Card)

Diantara keistimewaan paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskan menutup total dana

yang ditarik secara lengkap dalam waktu tertentu yang diperkenankan, atau sebagian dari dana

tersebut. Biasanya waktu yang diperkenankan tidak lebih dari tiga puluh hari, namun terkadang

bisa mencapai dua bulan. Kalau pihak pembawa kartu terlambat membayarnya dalam waktu

yang telah ditentukan, maka akan dikenai denda keterlambatan. Dan kalau menolak membayar,

keanggotan kartu ditarik kembal dan persoalan diangkat ke pengadilan.

2. Kartu Kredit Pinjaman Yang Dapat Diperbaharui (Revolving Credit Card)

Jenis kartu ini termasuk yang paling popular di berbagai negara maju. Pemilik kartu ini diberikan

pilihan cara menutupi semua tagihannya secara lengkap dalam jangka waktu yang ditoleransi

atau sebagian dari jumlah tagihannya dan sisanya diberikan dengan cara ditunda, dan dapat

diikutkan pada tagihan berikutnya. Bila ia menunda pembayaran, ia akan dikenakan dua macam

bunga. Pertama bunga keterlambatan, kedua bunga dari sisa dana yang belum ditutupi. Kalau ia

berhasil menutupi dana tersebut dalam waktu yang ditentukan, ia hanya terkena satu macam

bunga saja, yaitu bunga penundaan pembayaran. Dana yang ditarik tidak akan terbatas bila

Gambar

Gambar 2
Gambar 3
Tabel 3:
Gambar 4:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Badan Perpustakaan Kearsipan dan Dokumentasi Provinsi Kalimantan Barat, akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk.paket pekerjaan pengadaan Barang dengan rincian

The research result showed that, in general, the implementation of Curriculum 2009 for Electrical Engineering Education Department could be categorized as “appropriate”

Ketika jumlah truk cukup, setiap pabrik dapat melakukan distribusi sesuai dengan alokasi yang sudah ditetapkan pada level strategis dengan prioritas tujuan adalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn dan Pembentukan Karakter Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) kandungan flavonoid beserta kadar flavonoid pada fraksi dari sampel daun sirih hijau; (2) fraksi yang paling aktif

Untuk memperkuat hasil penelitian berkaitan dengan perencanaan pembelajaran PPKn dengan Model Pembelajaran Make a match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PPKn pada