• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Wanita Terhadap Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Wanita Terhadap Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 1 Medan"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN WANITA TERHADAP

KOMPETENSI GURU PADA

SMA NEGERI 1 MEDAN

SKRIPSI

OLEH

ARTHA JUNITA HUTAGAOL 060502123

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah yang Maha Kuasa atas kasih dan anugerahNya yang diberikan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Wanita Terhadap Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 1 Medan”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi Departemen Manajemen pada Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat dan dorongan dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(3)

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam proses penulisan serta penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Siselaku Dosen Penguji I. 6. Bapak Doli M. Jafar, SE, M.Siselaku Dosen Penguji II.

7. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan serta mengajarkan ilmu pengetahun yang baik dan bermanfaat.

8. Seluruh Staf dan Civitas Akademi di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah bersama-sama menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif dalam menuntut ilmu serta menyelesaikan perkuliahan.

9. Seluruh Pegawai Departemen Manajemen, Bang Jumadi, Kak Dani, Kak Susi dan Kak Vina.

10.Buat Keluarga, Kedua Orang Tua, Ayah (F. Hutagaol), Ibu (R. Siahaan), Renaldy Nathanael Hutagaol dan Henry Joy Hutagaol (Abang-abangku tercinta). Terima kasih atas dukungan melalui doa dan motivasi.

(4)

12.Buat SMA Negeri 18 Medan, yang telah menerima saya dalam hal pengujian validitas.

13.Buat teman-teman terbaik yang selalu membantuku setiap saat, Elida Simanjuntak, Regina Tarigan, dan Christine Siburian.

14.Buat teman-teman Manajemen 2006 yang terkasih, khususnya Nico Demus Marpaung, Cristhine Sonya Tambunan, Renita Hutagalung, Diety Siregar, Mangihut Aritonang, Ceria Tambunan, Karnida Ginting, Pretty Hutagalung, Mariati Sitorus, Melda Miura Pinem, Lolytha Chubelyth Saragih, Nina Karina Tarigan, Rindy Sembiring, Diana Tampubolon, Andri Primadana Bangun, Tommy Jogi Sinabariba. Terima kasih buat semangat dan dukungan yang bisa kurasakan bersama kalian.

15.Buat Nevi Dwitya Purba dan Bang Daniel Hutapea yang telah membantu saya mengurus surat riset.

16.Buat temen-temen Ngenengers-ku yang tersayang, Marisa Stella Purba, Ferika Yanthi Ritonga, Immanuel Bukit, Nobel Silitonga, Sahat Marthin Sinurat, Brian Bob Siregar.

17.Buat Sepupu-sepupuku tersayang, Putri Kamisa Tampubolon dan Thresya Memoriana Hutahaean.

Medan, Juni 2010 Penulis,

(5)

ABSTRAK

Artha Junita Hutagaol (2010), “Pengaruh Kepemimpinan Wanita Terhadap Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 1 Medan” di bawah bimbingan Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. sekaligus selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, Penguji I (Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi.) dan Penguji II (Doli M. Jafar, SE, MSi).

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kepemimpinan wanita terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan. Variabel dari kepemimpinan wanita adalah pendelegasian wewenang, pelibatan bawahan, perlakuan terhadap bawahan, dan pengakuan bawahan. Penelitian ini dilakukan kepada 96 orang guru pada SMA Negeri 1 Medan yang memiliki masa kerja di masa dua kepemimpinan wanita dan dengan menggunakan metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara kepemimpinan wanita terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.00 for Windows yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, uji t, uji F, dan identifikasi determinan (R2), serta menggambarkan kuesioner secara deskriptif.

Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel bebas yaitu kepemimpinan wanita memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun serempak terhadap variabel terikat yaitu kompetensi guru. Dari koefisien determinan diketahui bahwa variabel kepemimpinan wanita berpengaruh terhadap kompetensi guru sebesar 60,9% dan sisanya sebesar 39,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 7

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 9

F. Metode Penelitian... 10

1. Batasan Operasional... 10

2. Identifikasi Variabel... 10

3. Definisi Operasional Variabel... 11

4. Skala Pengukuran Variabel ... 14

5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

6. Populasi dan Sampel ... 15

7. Jenis dan Sumber Data ... 16

8. Teknik Pengumpulan Data... 16

9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 17

10.Metode Analisis Data... 18

BAB II. URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu... 23

B. Kompetensi ... 24

1. Pengertian Kompetensi ... 24

2. Peran Kompetensi Pada Organisasi ... 25

3. Strata Kompetensi ... 26

4. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi ... 27

C. Kepemimpinan... 32

1. Sifat-sifat Kepemimpinan ... 32

2. Gaya Kepemimpinan... 33

3. Perilaku Kepemimpinan... 35

4. Kepemimpinan yang Efektif ... 35

5. Organisasi dan Pemimpin ... 37

6. Kelebihan Pemimpin Wanita ... 37

7. Peningkatan Perempuan Sebagai Pemimpin... 38

(7)

B. Visi dan Misi ... 40

C. Guru dan Pegawai Administrasi ... 41

D. Data Fasilitas Sekolah ... 42

E. Jumlah Siswa ... 43

F. Struktur Organisasi ... 43

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 49

B. Analisis Deskriptif... 50

1. Variabel Kepemimpinan Wanita (X) ... 50

1.1.Pendelegasian Wewenang (X1) ... 50

1.2.Pelibatan Bawahan (X2) ... 51

1.3.Perlakuan Terhadap Bawahan (X3) ... 53

1.4.Pengakuan Bawahan (X4)... 54

2. Variabel Kompetensi Guru (Y) ... 55

C. Karakteristik Responden ... 57

D. Analisis Statistik... 58

1. Regresi Linear Berganda... 58

1.1.Uji Normalitas... 61

1.2.Uji Multikolinearitas ... 63

1.3.Uji Heterokedastisitas ... 64

2. Pengujian Hipotesis... 65

2.1 Uji F ... 65

2.2 Uji t ... 67

2.3 Uji Koefisien Determinan (R2)... 69

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 70

B. Saran ... 71

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tabel Definisi Operasional Variabel... 13

Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert... 14

Tabel 2.1 Perilaku Kepemimpinan... 35

Tabel 3.1 Guru dan Pegawai Administrasi SMA Negeri 1 Medan... 42

Tabel 3.2 Fasilitas Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan ... 42

Tabel 3.3 Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Medan t.a 2005/2006 s/d 2009/2010 .... 43

Tabel 4.1 Item-Total Statistics ... 47

Tabel 4.2 Validitas Butir Pernyataan ... 49

Tabel 4.3 Reliability Statistics ... 50

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pendelegasian Wewenang (X1) ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelibatan Bawahan (X2) ... 52

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perlakuan Terhadap Bawahan (X3) ... 53

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengakuan Bawahan (X4) ... 54

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Kompetensi Guru (Y)... 56

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 58

Tabel 4.10 Variables Entered/Removed(b)... 59

Tabel 4.11 Coefficients(a)... 59

Tabel 4.12 Coefficients(a)... 59

Tabel 4.13 Coefficients(a)... 65

Tabel 4.14 ANOVA(b)... 66

Tabel 4.15 Coefficients(a)... 67

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Prestasi Siswa SMA Negeri 1 Medan... 6

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 8

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Medan ... 45

Gambar 4.1.Grafik Histogram... 62

(10)

ABSTRAK

Artha Junita Hutagaol (2010), “Pengaruh Kepemimpinan Wanita Terhadap Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 1 Medan” di bawah bimbingan Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. sekaligus selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, Penguji I (Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi.) dan Penguji II (Doli M. Jafar, SE, MSi).

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kepemimpinan wanita terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan. Variabel dari kepemimpinan wanita adalah pendelegasian wewenang, pelibatan bawahan, perlakuan terhadap bawahan, dan pengakuan bawahan. Penelitian ini dilakukan kepada 96 orang guru pada SMA Negeri 1 Medan yang memiliki masa kerja di masa dua kepemimpinan wanita dan dengan menggunakan metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara kepemimpinan wanita terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS 15.00 for Windows yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, uji t, uji F, dan identifikasi determinan (R2), serta menggambarkan kuesioner secara deskriptif.

Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel bebas yaitu kepemimpinan wanita memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun serempak terhadap variabel terikat yaitu kompetensi guru. Dari koefisien determinan diketahui bahwa variabel kepemimpinan wanita berpengaruh terhadap kompetensi guru sebesar 60,9% dan sisanya sebesar 39,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia (man) merupakan salah satu dari enam unsur manajemen. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif manusia sebagai karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggih. Dengan kata lain, sumber daya manusia merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan manusia, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Manusia mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi perusahaan. Oleh karena itu, mengatur sumber daya manusia adalah hal yang sulit dan kompleks karena karyawan bukanlah mesin ataupun material yang bersifat pasif yang dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

(12)

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan (Sardiman, 2005: 125). Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Spencer dan Spencer dalam Hutapea (2008) menyatakan kompetensi adalah karakterisrik dasar seseorang yang ada hubungan sebab-akibatnya dengan prestasi kerja yang luar biasa atau dengan efektivitas kerja. Tiga komponen utama pembentuk kompetensi, yaitu pengetahuan (knowledge)yang dimiliki seseorang, keterampilan (skill), dan perilaku individu (behavior). Pengetahuan (knowledge) merupakan informasi yang dimiliki oleh seseorang, keterampilan (skill) merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan, dan perilaku individu (behavior) yang mencakup kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.

(13)

dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Hal tersebut dikarenakan kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa, 2004: 25).

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kompetensi guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kompetensi guru selalu terjaga.

Kepala sekolah, baik pria atau wanita berpengaruh terhadap kompetensi para guru dan pegawai yang dipimpinnya. Dalam mendorong kompetensi para guru dan pegawai, antara pemimpin pria dan wanita pasti memiliki perbedaan karakteristik.

(14)

tampaknya masih tertanam dengan kuat di masyarakat dan cenderung menghambat keinginan wanita untuk menjangkau posisi yang lebih tinggi (Tukiran 2007: 232).

Sejarah mencatat banyak wanita-wanita pemimpin ataupun yang mampu menduduki posisi penting dalam sebuah organisasi. Dari luar negeri ada Margaret Thatcher dari Inggris, Corry Aquino dari Filipina, Benazir Bhutto dari Pakistan, Aung San Suu Kyi dari Myanmar, sedangkan dari dalam negeri kita sendiri ada Tjut Njak Dhien, Mooryati Soedibyo, Martha Tilaar, Sri Mulyani Indrawati, Megawati Soekarnoputri, dan banyak lagi. Mereka adalah para wanita pemimpin yang telah menunjukkan prestasi di bidang yang mereka tekuni.

Kenyataan bahwa saat ini wanita sudah mampu bergerak maju dan berperan sebagai pemimpin, menimbulkan pertanyaan apakah kepemimpinan wanita efektif bagi karyawan yang dipimpinnya. Apakah sebuah organisasi atau divisi yang dipimpin oleh seorang wanita akan memiliki kompetensi karyawan yang tinggi, atau justru sebaliknya. Kemampuan seorang wanita dalam hal memimpin inilah yang masih diragukan oleh banyak kalangan.

(15)

Pemimpin adalah seseorang yang berada di dalam kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan kelompok yang relevan, serta dia sebagai penanggung jawab utama. Kepemimpinan adalah cara mengajak karyawan agar bertindak secara benar, mencapai komitmen dan memotivasi untuk mencapai tujuan bersama (Friedler dalam Zahro (2007)). Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin mempengaruhi kompetensi bawahannya.

SMA Negeri 1 Medan merupakan salah satu organisasi berbentuk sekolah yang di dalam kegiatan operasionalnya membutuhkan tenaga-tenaga pendidik yang berkualitas tinggi. Kompetensi dari para guru di dalam sekolah tidak terlepas dari peran seorang kepala sekolah. SMA Negeri 1 Medan terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro no. 1, Medan. Saat ini SMA Negeri 1 Medan dipimpin oleh seorang wanita yang bernama Dra. Hj. Rebekka Girsang yang telah menjabat sebagai kepala sekolah dari tahun ajaran 2006/2007 sampai sekarang. Gaya kepemimpinannya akan berpengaruh besar terhadap kompetensi bawahannya. Saat ini SMA Negeri 1 Medan memiliki 109 orang guru dan 35 orang pegawai bukan guru (termasuk di dalamnya pegawai administrasi, penjaga sekolah, dan satpam).

(16)

merupakan sekolah yang paling banyak diincar oleh para lulusan SMP (sumber: www.kompas.com berita pada 2 Juli 2009).

SMA Negeri 1 Medan baru dua kali dipimpin oleh kepala sekolah wanita. Sejak tahun 2004, SMA Negeri 1 Medan dipimpin oleh Dra. Yustini Amnah Lubis, kemudian di tahun 2006 dipimpin oleh Dra. Hj. Rebekka Girsang. Tugas yang cukup berat sebenarnya diemban oleh para pemimpin wanita ini dikarenakan mereka harus menjaga nama baik sekolah bahkan meningkatkan kualitas sekolah yang mereka pimpin. Penulis juga tertarik untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan para wanita ini mempengaruhi kompetensi guru dan pegawai lainnya pada SMA Negeri 1 Medan.

Kompetensi seorang guru dapat dinilai dari keberhasilan siswanya dalam mencapai suatu prestasi. Di bawah ini terdapat gambar grafik yang dapat memperlihatkan laju peningkatan prestasi siswa SMA Negeri 1 Medan dari tahun 2004 – 2009.

Sumber: Bagian Kesiswaan SMA Negeri 1 Medan Gambar 1.1. Grafik Prestasi Siswa SMA Negeri 1 Medan

(17)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan wanita terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan. Hal ini juga dilakukan karena di sekolah ini belum pernah diadakan penelitian mengenai kepemimpinan wanita. Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Kepemimpinan Wanita Terhadap Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 1 Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh antara kepemimpinan wanita terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan ?”

C. Kerangka Konseptual

(18)

diangkat menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi dan cenderung mempunyai jenjang karir yang tidak jelas.

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi akan menentukan kompetensi bawahan yang dipimpinnya (Wibowo, 2007:111). Faktor-faktor kepemimpinan wanita mencakup pendelegasian wewenang, pelibatan bawahan, perlakuan terhadap bawahan, dan pengakuan bawahan. Kompetensi mengacu pada pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada intelijensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan, keterampilan (skill) yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional dibidang tertentu yang dimiliki karyawan dan perilaku (behavior) yaitu yang mencakup kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab (Hutapea, 2008: 28).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Kepemimpinan Wanita (X)

Kompetensi Guru (Y)

1. Pendelegasian Wewenang (X1) 2. Pelibatan Bawahan (X2)

3. Perlakuan Terhadap Bawahan (X3) 4. Pengakuan Bawahan (X4)

(19)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telak dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: “Kepemimpinan wanita mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan wanita terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan.

b. Mengetahui dan menganalisis variabel kepemimpinan wanita yang mana yang paling besar memberikan pengaruh terhadap kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Medan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi SMA Negeri 1 Medan

Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi dan masukan kepada pihak sekolah mengenai peran pemimpin untuk meningkatkan kompetensi guru.

b. Bagi penulis

(20)

didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis.

c. Bagi pihak lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi, sumber informasi, serta sumbangan pemikiran yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari penelitian yang simpang siur terhadap permasalahan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) yaitu kepemimpinan wanita yang terdiri dari: X1 = Pendelegasian wewenang

X2 = Pelibatan bawahan

X3 = Perlakuan terhadap bawahan X4 = Pengakuan bawahan

b. Variabel terikat (Y) yaitu kompetensi guru SMA Negeri 1 Medan.

2. Identifikasi Variabel

(21)

(independent) dan variabel terikat (dependent). Di mana variabel bebasnya adalah kepemimpinan wanita yang terdiri dari pendelegasian wewenang (X1), pelibatan bawahan (X2), perlakuan terhadap bawahan (X3), dan pengakuan bawahan (X4). Sedangkan variabel terikatnya adalah kompetensi guru.

3. Definisi Operasional Variabel

a. Kepemimpinan Wanita (X) terdiri dari:

1. Pendelegasian wewenang (X1) merupakan sikap seorang pemimpin mendelegasikan wewenang dan memberikan tugas terhadap bawahan sesuai deskripsi pekerjaan.

2. Pelibatan bawahan (X2) merupakan sikap pemimpin dalam mengikutsertakan bawahan dalam setiap pengambilan keputusan dan dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari.

3. Perlakuan terhadap bawahan (X3) merupakan sikap dan perilaku pemimpin dalam bekerjasama dan menghadapi bawahan yang memiliki karakter berbeda-beda.

4. Pengakuan bawahan (X4) merupakan persepsi dari bawahan tentang kinerja seorang pemimpin dalam organisasi.

(22)
(23)

Tabel 1.1

Tabel Definisi Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran b. sikap bawahan pada pimpinan

(24)

4. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu dengan menyusun range skor dalam skala Likert. Menurut Sugiyono (2006:86) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.

Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2006:87)

Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang menjadi tafsir sebagai posisi responden dalam skala Likert.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

(25)

6. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006: 72). Populasi dari penelitian ini adalah guru SMA Negeri 1 Medan yang berjumlah 109 orang.

(26)

7. Jenis dan Sumber Data

Penulis menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian, yaitu: a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh penulis dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan, buku, jurnal, majalah dan internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh merupakan sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan sebagainya.

8. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah seperangkat pernyataan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan pernyataan tentang kepemimpinan wanita dan kompetensi guru.

b. Wawancara

(27)

c. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku, jurnal, majalah dan internet yang berhubungan dengan penelitian.

9. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto 2002: 144). Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian apakah merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan di SMA Negeri 18 Medan yang berlokasi di Jl. Dr. Wahidin no 15a, Medan. Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak

valid. b. Uji Reliabilitas

(28)

menggambarkan gejala seperti apa adanya. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: 1. Jika ralpha positif atau > rtabel, maka pertanyaan reliabel.

2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, maka pertanyaan tidak reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada SMA Negeri 18 Medan, di mana memiliki kriteria yang sama yaitu dipimpin oleh kepala sekolah wanita.

10. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis data dengan cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.

b. Metode Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan sebagai alat analisa statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas terhadap variabel terikat.

Perumusan model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

(29)

Dimana:

Y = kompetensi guru a = konstanta

b1,2,3,4 = koefisien regresi

X1 = pendelegasian wewenang X2 = pelibatan bawahan

X3 = perlakuan terhadap bawahan X4 = pengakuan bawahan

e = standar error

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yaitu:

1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji dilakukan melalui analisis grafik P-P Plot dan dengan melihat histogram dari residualnya.

1.2. Uji Multikolinieritas

(30)

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Uji multikolinearitas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 terjadi masalah multikolinearitas yang serius.

1.3. Uji Heterokedastisitas

Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan di muka dengan menggunakan alat bantu Statistics Package for Social Science 16.00 for Windows.

2.1. Uji F (Uji Serempak)

(31)

Bentuk pengujian:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1≠ b2≠ b3 ≠ b4≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y). Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikansi (α) = 5 %.

Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini adalah: Terima H0 bila Fhitung ≤ Ftabel Tolak H0 (terima H1) hila Fhitung > Ftabel 2.2. Uji t (Uji Pengaruh Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak.

Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 15.0 for windows. Nilai t hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat kesalahan (alpha) 5 % dan derajat kebebasan (df) = (n – k)

(32)

Ha:b ≠ 0 (terdapat pengaruh Kepemimpinan Wanita terhadap Kompetensi Guru)

Kaidah pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 % 2.3. Uji Koefisien Determinan (R2)

(33)

BAB II

URAIAN TEORETIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sinaga (2008) yang berjudul: “Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada AKPER Darmo” bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan perempuan terhadap kualitas akademik pada Akper Darmo Medan. Pengujian data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti: uji validitas dan realibilitas, uji normalitas dan analisis sederhana dengan bantuan SPSS 13.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,165. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,165 yang berarti 16,5 % variasi variabel terikat (kualitas akademik) mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu kepemimpinan perempuan dan 83,5 % lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji thitung sebesar 2,983 dan t tabel sebesar 2,000 sehingga thitung > ttabel (2,983 > 2,000) pada α = 5% sehingga disimpulkan bahwa kepemimpinan perempuan (variabel bebas) berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap kualitas akademik (variabel terikat) pada Akper Darmo Medan.

(34)

Pandeglang” bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara kepemimpinan kepla sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang.

B. Kompetensi

1. Pengertian Kompetensi

Saat ini, definisi dan pengertian kompetensi yang beredar baik di lingkungan masyarakat awan maupun perusahaan sangat beragam. Beberapa diantaranya (Hutapea, 2008: 4):

a. Kompetensi didefinisikan sebagai kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan.

b. Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang ada hubungan sebab-akibatnya dengan prestasi keja yang luar biasa atau dengan efektivitas kerja.

Kompetensi mengacu pada 3 hal:

(35)

b. Keterampilan (skill), kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki karyawan.

c. Perilaku (behavior), yaitu yang mencakup kedisiplinan, kerjasama, dan tanggung jawab.

i. Peran Kompetensi Pada Organisasi

Konsep dasar kompetensi berawal dari konsep individu yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memperoleh, dan mengembangkan kemampuan individu agar dapat bekerja dengan prestasi yang luar biasa. Telah dikatakan sebelumnya bahwa individu merupakan komponen utama yang menjadi pelaku dalam organisasi. Oleh karena itu, kemampuan organisasi tergantung dari kemampuan individu-individu yang bekerja dalam organisasi.

Organisasi dapat berprestasi unggul apabila orang-orang yang bekerja dalam organisasi dapat memberikan kontribusi maksimal kepada organisasi sesuai dengan tugas dan kemampuannya. Atau dalam kata lain, orang-orang tersebut mampu bekerja dengan prestasi terbaik mereka. Mampu bekerja dengan prestasi yang terbaik artinya mampu berperestasi pada saat ini dan pada masa yang akan datang, baik pada masa yang akan datang, baik pada situasi yang stabil maupun pada situasi yang berubah-ubah, tanpa mengganggu pekerjaan orang lain. Dengan demikian, ukuran prestasi organisasi mencakup dimensi waktu, situasi, dan kontribusi serta dampaknya pada pekerjaan orang lain atau perusahaan.

(36)

memiliki fondasi yang kuat, yang tercermin pada seluruh proses yang terjadi dalam organisasi. Untuk itu, seorang karyawan tidak hanya dituntut untuk memiliki kompetensi teknis yang kuat, tapi juga kompetensi perilaku yang lebih menentukan kemampuan individu untuk berinteraksi dalam situasi lingkungan yang sering berubah tersebut.

ii. Strata Kompetensi

Kompetensi dapat dipilah-pilah menurut stratanya. Kompetensi dapat dibagi menjadi core competencies, managerial competencies, dan functional competencies (Wibowo, 2007: 121).

b. Kompetensi Inti (Core Competencies) merupakan kompetensi inti yang dihubungkan dengan strategi organisasi sehingga harus dimiliki oleh semua karyawan dalam organisasi.

c. Kompetensi Manajerial (Managerial Competencies) merupakan kompetensi yang mencerminkan aktivitas manajerial dan kinerja yang diperlukan dalam peran tertentu.

d. Kompetensi Fungsional (Functional Competencies) merupakan kompetensi yang menjelaskan tentang kemampuan peran tertentu yang diperlukan dan biasanya dihubungkan dengan keterampilan profesional atau teknis.

(37)

harus dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan unggul. Sementara itu, kompetensi manajerial menunjukkan kemampuan dalam menjalankan manajemen dan kompetensi fungsional merupakan kemampuan berdasar profesi di bidang teknis tertentu.

a. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi

a. Bagi Eksekutif

Kompetensi yang diperlukan bagi eksekutif adalah sebagai berikut: 1) Strategic Thinking merupakan kemampuan eksekutif untuk

memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang cepat, melihat peluang pasar, mendeteksi ancaman kompetitif dan kekuatan dan kelemahan organisasi mereka, untuk mengidentifikasi respons strategis optimumnya. 2) Change Leadership merupakan kemampuan eksekutif untuk

mengkomunikasikan visi strategi organisasi yang membuat respons adaptif berkembang dan diterima stakeholder, membangkitkan motivasi dan komitmennya, bertindak sebagai sponsor inovasi dan kewirausahaan, dan mengalokasikan sumber daya organisasi secara optimal untuk melaksanakan banyak perubahan.

(38)

sekerja, atasan langsung, dan para pemegang saham. Stakeholder di luar organisasi dapat terdiri dari pemasok, rekanan, pelanggan, saluran distribusi, konsultan, kontraktor, pemerintah, legislatif, kelompok kepentingan, dan sebagainya.

Eksekutif perlu membangun jaringan dengan stakeholder internal dan eksternal karena memerlukan kerja samanya untuk memperoleh keberhasilan. Sering kali kerja sama tersebut menjadi lebih semakin penting apabila tidak memiliki kewenangan terhadap mereka, bahkan membutuhkan bantuannya.

b. Bagi Manajer

Bagi manajer diperlukan kompetensi yang memberikan kemampuan dalam bidang yang menunjukkan hal-hal berikut:

1) Fleksibilitas (Flexibility) merupakan keinginan dan kemampuan manajer untuk mengubah struktur dan proses manajerial apabila diperlukan untuk menjalankan strategi perubahan organisasi. Kemampuan untuk melakukan perubahan apabila timbul kebutuhan untuk melakukannya. 2) Implementasi Perubahan (Change Implementation)

(39)

yang diperlukan untuk mengimplementasikan perubahan dalam kelompok kerjanya.

3) Inovasi Kewirausahaan (Entrepreneurial Innovation) merupakan motivasi untuk memelopori dan mengungguli dengan memunculkan produk baru mendahului pesaingnya, dan dalam memberikan pelayanan dan proses produksi yang semakin efisien.

4) Memahami Hubungan Antarmanusia (Interpersonal Understanding) merupakan kemampuan memahami dan menilai masukan orang lain yang berbeda. Kemampuan dalam memahami hubungan antarpribadi. Hal ini dapat menumbuhkan saling pengertian antara manajer dan bawahan maupun di antara sesama manajer dan sesama bawahan.

(40)

6) Memfasilitasi Tim (Team Facilitation) merupakan keterampilan proses kelompok yang diperlukan untuk mendapatkan kelompok orang yang berbeda bekerja bersama secara efektif untuk mencapai tujuan bersama untuk menciptakan tujuan dan kejelasan peran, mengontrol orang yang berbicara terlalu banyak, mengajak anggota pendiam untuk berpartisipasi dan menyelesaikan konflik. 7) Kemudahan Menyesuaikan (Probability) merupakan

kemampuan untuk menyesuaikan dengan cepat dan berfungsi secara efektif di setiap lingkungan asing sehingga manajer dapat dipindahkan pada posisi di mana saja. Penelitian menunjukkan kompetensi ini mempunyai korelasi dengan kesenangan bepergian, resisten terhadap stress dan memahami hubungan lintas budaya. Kemampuan ini akan menjadi pertimbangan dalam penempatan posisi di luar negeri.

c. Bagi Pekerja

Beberapa kompetensi yang mencerminkan kemampun yang perlu dimiliki pekerja antara lain adalah sebagai berikut:

(41)

2) Motivasi Mencari Informasi dan Kemampuan Belajar (Information-Seeking Motivation and Ability to Learn) merupakan antusiasme untuk mencari peluang belajar teknologi baru dan keterampilan dalam hubungan antarpribadi. Pembelajaran jangka panjang tentang pengetahuan dan keterampilan baru diperlukan oleh perubahan prasyaratan pekerjaan di masa depan.

3) Motivasi Berprestasi (Achivement Motivation) merupakan dorongan untuk inovasi, perbaikan terus-menerus dalam kualitas dan produktivitas yang diperlukan untuk menghadapi meningkatnya kompetisi.

4) Motivasi Kerja dalam Tekanan Waktu (Work Motivation under Time Pressure) merupakan beberapa kombinasi dari fleksibilitas, motivasi berprestasi, resistensi terhadap stress dan komitmen organisasi yang memungkinkan individu bekerja dalam permintaan yang meningkat atas produk dan jasa baru dalam waktu yang lebih pendek.

(42)

6) Orientasi Pada Pelayanan Pelanggan (Customer Service Orientation) merupakan keinginan membantu orang lain, pemahaman tentang hubungan antar-pribadi, bersedia untuk mendengarkan kebutuhan pelanggan dan tahapan emosi, mempunyai cukup inisiatif untuk mengatasi hambatan dalam organisasi untuk mengatasi masalah pelanggan.

C. Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah ditentukan. Manullang (2001) menyatakan kepemimpinan selalu melibatkan upaya seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi perilaku seorang pengikut atau para pengikut dalam suatu situasi. Kepemimpinan tidak dipraktekkan melalui kata-kata, melainkan di dalam sikap dan tindakan.

1. Sifat-sifat Kepemimpinan

Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Dalam Handoko (1995: 297), Edwin Ghiselli mengemukakan teori mereka tentang sifat kepemimpinan yaitu:

(43)

b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.

c. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir. d. Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan

memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.

e. Kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sendiri sehingga mampu menghadapi masalah.

f. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.

2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan terdiri dari (Nawawi, 2003:27): a. Otoriter

(44)

b. Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. Dasar dari gaya kepemimpinan demokratis ini adalah pengakuan dan penerimaan bahwa manusia merupakan mahluk yang memiliki harkat dan martabat yang mulia dengan hak asasi yang sama.

c. Paternalistis

Kepemimpinan paternalistis menitikberatkan pengaruh yang sifatnya sebagai seorang bapak dalam hubungan-hubungan antara pemimpin dan kelompok, dan diwujudkan dalam bentuk asuhan yang waspada demi kesejahteraan para pengikutnya. Maksudnya adalah untuk memberi perlindungan dan bimbingan.

d. Kharismatik

Para pemimpin kharismatik bergantung pada kepribadian, kualitas pemberi semangat serta “aura”nya. Mereka adalah pemimpin yang visioner, memiliki orientasi prestasi pengambil resiko yang penuh perhitungan dan juga merupakan komunikator yang baik.

e. Bebas

(45)

memberi sedikit pengarahan atau petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.

3. Perilaku Kepemimpinan

Berikut ini adalah 20 perilaku kepemimpinan yang dianggap paling penting sebagaimana tampak dalam Tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1.

Perilaku Kepemimpinan

Peringkat Faktor

1 Menunjukkan antusiasme

2 Mendorong/memberi dukungan pada karyawan 3 Memberi pengakuan atas usaha-usaha individu 4 Mendengarkan gagasan dan permasalahan individu 5 Memberikan pengarahan

6 Menunjukkan kepribadian yang jujur 7 Mempraktikkan apa yang telah ia katakan 8 Mendorong kerja sama tim

9 Mendorong adanya umpan balik secara aktif 10 Mengembangkan orang lain

11 Menjunjung harga diri orang lain

12 Berusaha memahami permasalahan sebelum mengambil suatu keputusan

13 Memperlakukan kesalahan sebagai peluang untuk pembelajaran 14 Memberikan kekuasaan pada karyawannya yang sedang

melakukan pekerjaan untuk membuat keputusan

15 Mendorong cara-cara baru dalam melakukan segala hal 16 Memajukan pemahaman atas isu-isu utama

17 Mencari tantangan-tantangan masa depan yang mungkin terjadi 18 Menyepakati target-target

19 Mengambil keputusan 20 Meminimalkan kegelisahan

Sumber: Sunarto (2005:33)

4. Kepemimpinan yang Efektif

(46)

para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat masing-masing individu, yang memberi dorongan untuk berkembang dan mengarahkan diri ke arah tercapainya tujuan lembaga pendidikan.

Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang tinggi dalam kedua dimensi kepemimpinan (Made Pidarta, 1988: 173). Dua dimensi kepemimpinan tersebut adalah:

1. Kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas

Yaitu hanya menekankan penyelesaian tugas-tugas kepada para bawahannya dengan tidak memperdulikan perkembangan bakat, kompetensi, motivasi, minat, komunikasi, dan kesejahteraan bawahan. Para personalia akan bekerja secara rutin, rajin, taat dan tunduk dalam penampilannya. Pemimpin seperti ini tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan lingkungan sehingga organisasi menjadi usang dan ketinggalan jaman.

2. Kepemimpinan yang berorientasi kepada antar hubungan manusia

(47)

Oleh sebab itu kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi antar hubungan manusia. Dengan mengintegrasikan dan meningkatkan keduanya kepemimpinan akan menjadi efektif, yaitu mampu mencapai tujuan organisasi tepat pada waktunya. Sebab kepemimpinan yang efektif dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik termasuk melaksanakan perencanaan dengan baik pula.

5. Organisasi dan Pemimpin

Tuntutan organisasi terhadap para pemimpinnya adalah:

a. Pemimpin yang memberi kepercayaan yang cukup bagi karyawannya sehingga bisa bekerja tanpa harus diawasi.

b. Struktur organisasi yang nyata, karyawan dapat dipercaya bisa bekerja dengan supervisi minimal.

c. Jajaran karyawan yang mampu memimpin, bisa mengambil alih kepemimpinan bila perlu dan bertanggung jawab secara konsisten. d. Sebuah budaya di mana karyawan sangat responsif terhadap kebutuhan

pelanggan dan tangkas menghadapi perubahan teknologi.

6. Kelebihan Kepemimpinan Wanita

Menurut Psychological Bulletin Vol. 129 No3, sebagai pemimpin, wanita memiliki berbagai kelebihan di beberapa bidang dibandingkan pria. a. Pemimpin Transformasional

(48)

b. Pemimpin Transaksional

Pemimpin yang transaksional yaitu pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik, bersikap lebih terbuka dalam hal membagikan informasi dan tanggung jawab pada pendukung mereka.

7. Peningkatan Perempuan Sebagai Pemimpin

Menurut Murniati (2004: 63), usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan sebagai pemimpin adalah:

1. Perempuan harus menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang bermartabat dan haknya sama dengan manusia laki-laki.

2. Perempuan perlu menyadari dan memahami pengaruh struktur kebudayaan patriarkhi terhadap laki-laki.

3. Perempuan meningkatkan dirinya menjadi androgynous manager. Untuk mencapai hal tersebut, yang perlu diperhatikan adalah:

a. Mengembangkan kualifikasi manajer seperti keberanian memasuki persaingan sehat, percaya diri, objektif dalam berpikir, agresif, ulet, berambisi, berani bertanggung jawab dan mau menanggung resiko.

b. Meningkatkan keterampilan dalam analisis dan penyelesaian masalah dalam kaitannya untuk meningkatkan keterampilan mengambil keputusan.

(49)
(50)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Medan

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan (SMA Negeri 1 Medan) adalah institusi pemerintah dalam bidang pendidikan yang bertujuan sebagai tempat atau sarana bagi aktivitas belajar mengajar bagi siswa/i dan guru-guru pada tingkat menengah atas. SMA Negeri 1 Medan didirikan pada tahun 1950 dengan NSS 301076004001. SMA Negeri 1 Medan memiliki akreditasi baik dan terletak pada Jl. Cik Ditiro no.1, Medan.

B. Visi dan Misi

SMA Negeri 1 Medan memiliki visi yang berbunyi: “Unggul dalam prestasi, beriman, terdidik, dan berbudaya”.

Misi SMA Negeri 1 Medan adalah:

1. Membina dan melatih peserta didik dengan keimanan dan ketaqwaan menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Meningkatkan prestasi siswa secara optimal melalui kegiatan bimbingan belajar secara efektif dan pelatihan pra olimpiade secara optimal.

(51)

4. Mengembangkan dan mengawasi Teknologi Informasi Pendidikan (TIP), pelatihan komputer serta pengembangan software pembelajaran melalui media pembelajaran.

5. Menerapkan budaya bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

6. Menerapkan manajemen partisipasi dengan kemitraan seluruh warga sekolah dengan komite sekolah, orang tua siswa, alumni, lintas sektoral dan pihak swasta.

C. Guru dan Pegawai Administrasi

Guru adalah instrumen pendidikan, disebut juga sebagai pendidik yang bertanggung jawab dalam menyalurkan cabang ilmu pengetahuan kepada setiap peserta didik sesuai dengan kualitasnya sebagai seorang pendidik. Setiap jenjang pendidikan tingkat sekolah memiliki guru-guru yang menguasai setiap cabang ilmu pengetahuan. Pegawai administrasi disebut dengan tenaga pendidik di mana bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan.

(52)

Tabel 3.1

Guru dan Pegawai Administrasi SMA Negeri 1 Medan Keterangan Jumlah

Kepala Sekolah 1 orang Guru Tetap 96 orang Guru Tidak Tetap 13 orang Pegawai Administrasi 11 orang

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Medan

D. Data Fasilitas Sekolah

Tabel 3.2

Fasilitas Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan Jenis Ruangan Jumlah Ruangan Kondisi

Ruang Kelas 39 Baik

Laboratorium Kimia 1 Baik

Laboratorium Fisika 1 Baik

Laboratorium Biologi 1 Baik

Laboratorium Bahasa 1 Baik

Laboratorium Komputer 1 Baik

Ruang Perpustakaan 1 Baik

Ruang Serba Guna 1 Baik

Koperasi/Toko 1 Baik

Ruang BP/BK 1 Baik

(53)

biologi, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, ruang perpustakaan, ruang serba guna, koperasi/toko, ruang BP/BK, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang OSIS, kamar mandi/WC guru, gudan dan ruang ibadah berjumlah 1 unit. Sedangkan kamar mandi/WC siswa berjumlah 4 unit.

E. Jumlah Siswa

Tabel 3.3

Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Medan t.a 2005/2006 s/d 2009/2010

Tahun Pelajaran Jumlah Siswa Rombongan Belajar

2005/2006 440 12

2006/2007 510 12

2007/2008 551 12

2008/2009 610 13

2009/2010 570 13

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Medan

Tabel 3.3 memperlihatkan jumlah siswa yang diterima pada tahun ajaran 2005/2006 sampai dengan 2009/2010. Jumlah siswa SMA Negeri 1 Medan hanya berkisar pada angka 500, namun pada tahun ajaran 2008/2009 terjadi peningkatan jumlah siswa yang diterima karena adanya penambahan kelas. Rombongan belajar adalah jumlah setiap ruang kelas dari kelas X.

F. Struktur Organisasi

(54)
(55)

KOMITE SEKOLAH

H. Hardi Mulyono, SE, M. AP

KEPALA SEKOLAH

Dra. Hj. Rebekka Girsang

KEPALA TATA USAHA

Yan Manullang, S.Sos

WAKASEK URUSAN KURIKULUM

Drs. Arsad Sembiring, M. Ed

KOORDINATOR MGMP

18 orang

WALI KELAS

39 orang

GURU MATA PELAJARAN

SISWA

Syawal Ritonga, S. Pd

WAKASEK

Lindawati, S. Pd

(56)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis dan pembahasan merupakan proses lanjutan dalam metode penelitian. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan selama penelitian melalui kuesioner, wawancara maupun studi dokumentasi dikonversikan menjadi pernyataan-pernyataan deskriptif tentang variabel dan pengaruh antar variabel yang dapat memberikan jawaban atas pernyataan yang ingin diajukan pada sejumlah responden.

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

(57)

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pernyataan tersebut valid.

b. Jika rhitung negative atau rhitung < rtabel maka butir pernyataan tersebut tidak valid.

c. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

VAR00001 72.0333 37.275 .442 .865

VAR00002 72.2000 34.855 .701 .853

VAR00003 71.9667 37.482 .483 .863

VAR00004 71.9333 36.754 .705 .855

VAR00005 72.1000 37.679 .496 .862

VAR00006 72.4333 35.564 .745 .852

VAR00007 72.0333 37.275 .662 .857

VAR00008 72.3667 35.964 .682 .854

VAR00009 71.9667 37.137 .655 .857

VAR00010 72.1000 36.852 .683 .856

VAR00011 72.4333 37.357 .506 .862

VAR00012 72.4333 36.116 .670 .855

VAR00013 72.0333 36.171 .675 .855

VAR00014 71.9333 39.099 .407 .866

VAR00015 72.0000 37.034 .413 .867

VAR00016 71.9333 35.754 .678 .859

VAR00017 71.9000 35.369 .641 .856

VAR00018 71.8667 35.913 .657 .850

(58)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 18 pernyataan kuesioner yang diberikan tidak ada pernyataan yang tidak valid. Hal itu dapat dilihat dari rhitung pada Corrected Item-Total Correlation yang pada semua pernyataan di atas > rtabel (0,361), syarat suatu pernyataan itu valid atau tidak adalah rhitung pada Corrected Item-Total Correlation > rtabel (0,361).

Berdasarkan pengolahan SPSS 15.0 for Windows pada Tabel 4.1 terdapat 18 variabel pernyataan (semua pernyataan valid) yang diberikan kepada 30 orang responden dalam kuesioner penelitian, diperoleh item-total statistic yang menerangkan beberapa hal berikut ini:

a. Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 54,4000, dan seterusnya.

b. Scale variance if item deleted menunjukkan besarnya variance total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel 1 dihapus maka nilai variance adalah 32,179, dan seterusnya.

(59)

Perbandingan nilai rhitung dan rtabel dapat dilihat pada Tabel 4.2 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Validitas Butir Pernyataan

Butir Corrected Item Total Correlation rtabel Validitas

VAR00001 .442 0.361 Valid

VAR00002 .701 0.361 Valid

VAR00003 .483 0.361 Valid

VAR00004 .705 0.361 Valid

VAR00005 .496 0.361 Valid

VAR00006 .745 0.361 Valid

VAR00007 .662 0.361 Valid

VAR00008 .682 0.361 Valid

VAR00009 .655 0.361 Valid

VAR00010 .683 0.361 Valid

VAR00011 .506 0.361 Valid

VAR00012 .670 0.361 Valid

VAR00013 .675 0.361 Valid

VAR00014 .407 0.361 Valid

VAR00015 .413 0.361 Valid

VAR00016 .678 0.361 Valid

VAR00017 .641 0.361 Valid

VAR00018 .657 0.361 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

2. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.00 for Windows. Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ralpha positif dan ralpha >rtabel maka reliabel.

(60)

Tabel 4.3 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.912 14

Pada Tabel 4.3 di atas dapat terlihat bahwa ralpha > rtabel sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden sebagai instrumen penelitian ini.

B. ANALISIS DESKRIPTIF

1. Variabel Kepemimpinan Wanita

1.1. Pendelegasian Wewenang (X1)

Pendelegasian wewenang merupakan sikap seorang pemimpin dalam mendelegasikan wewenang dan memberikan tugas terhadap bawahan sesuai deskripsi pekerjaan. Distribusi jawaban responden mengenai pendelegasian wewenang (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pendelegasian Wewenang (X1)

STS TS KS S SS

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

(61)

dengan tugasnya”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 44 orang atau 45,8% responden, 45 orang atau 46,9% responden menyatakan setuju, 7 orang atau 7,3% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan kedua “Kepala sekolah wanita memberikan tugas secara rasional kepada para guru”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 34 orang atau 35,4% responden, 52 orang atau 54,2% responden menyatakan setuju, 10 orang atau 10,4% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan kedua “Kepala sekolah wanita memberi bimbingan yang diperlukan kepada para guru untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 36 orang atau 37,5% responden, 48 orang atau 50,0% responden menyatakan setuju, 12 orang atau 12,5% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

1.2. Pelibatan Bawahan (X2)

(62)

responden mengenai pelibatan bawahan (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelibatan Bawahan (X2)

STS TS KS S SS

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

Pernyataan keempat “Kepala sekolah wanita dekat dengan para guru dalam hubungan kerja”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 17 orang atau 17,7% responden, 52 orang atau 54,2% responden menyatakan setuju, 27 orang atau 28,1% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan kelima “Kepala sekolah wanita senang menerima kritik dari para guru”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 17 orang atau 17,7% responden, 52 orang atau 54,2% responden menyatakan setuju, 27 orang atau 28,1% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju..

(63)

57,3% responden menyatakan setuju, 26 orang atau 27,1% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

1.3. Perlakuan Terhadap Bawahan (X3)

Perlakuan terhadap bawahan merupakan sikap dan perilaku pemimpin dalam bekerjasama dan menghadapi bawahan yang memiliki karakter berbeda-beda. Distribusi jawaban responden mengenai perlakuan terhadap bawahan (X3) dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Perlakuan Terhadap Bawahan (X3)

STS TS KS S SS

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

(64)

Pernyataan kedelapan “Kepala sekolah wanita bersikap sabar dalam menghadapi para guru”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 38 orang atau 39,6% responden, 58 orang atau 60,4% responden menyatakan setuju, dan tidak ada responden menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Pernyataan kesembilan “Kepala sekolah wanita membuat para guru bekerja dengan nyaman”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 40 orang atau 41,7% responden, 56 orang atau 58,3% responden menyatakan setuju, dan tidak ada responden menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

1.4. Pengakuan Bawahan (X4)

Pengakuan bawahan merupakan persepsi dari bawahan tentang kinerja seorang pemimpin dalam organisasi. Distribusi jawabn responden mengenai pengakuan bawahan (X4) dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengakuan Bawahan (X4)

STS TS KS S SS

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

(65)

setuju, 26 orang atau 27,1% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan kesebelas “Kepala sekolah sekarang lebih baik dari kepala sekolah sebelumnya”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 33 orang atau 34,4% responden, 52 orang atau 54,2% responden menyatakan setuju, 11 orang atau 11,5% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan keduabelas “Para guru menerima dengan baik seluruh peraturan yang ditetapkan oleh kepala sekolah”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 26 orang atau 27,1% responden, 62 orang atau 64,6% responden menyatakan setuju, 8 orang atau 8,3% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Variabel Kompetensi Guru

(66)

Distribusi jawaban responden mengenai variabel kompetensi guru dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Kompetensi Guru (Y)

STS TS KS S SS

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

Pernyataan ketigabelas “Pengetahuan Anda terhadap pedoman pengajaran yang Anda miliki mendukung pelaksanaan mengajar yang baik”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13 orang atau 13,5% responden, 58 orang atau 60,4% responden menyatakan setuju, 25 orang atau 26,0% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan keempatbelas “Anda mengetahui secara jelas deskripsi pekerjaan Anda sebagai seorang guru”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 28 orang atau 29,2% responden, 48 orang atau 50,0% responden menyatakan setuju, 20 orang atau 20,8% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

(67)

menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan keenambelas “Kemampuan Anda terhadap pedoman pengajaran yang Anda miliki mendukung pelaksanaan mengajar yang baik”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 53 atau 55,2% responden, 43 orang atau 44,8% responden yang menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan ketujuhbelas “Anda menekankan untuk dapat melaksanakan pengajaran dengan kualitas yang tinggi”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 43 atau 43,8% responden, 53 orang atau 55,2% responden yang menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Pernyataan kedelapanbelas “Anda datang tepat waktu”, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 44 atau 45,8% responden, 52 orang atau 54,2% responden yang menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

C. Karakteristik Responden

(68)

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Persentase

10 tahun 15 orang 15,63% 12 tahun 14 orang 14,58% 13 tahun 18 orang 18,75% 15 tahun 26 orang 27,08% 18 tahun 12 orang 12,50% 20 tahun 11 orang 11,46%

TOTAL 96 orang 100%

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Tabel 4.9 menjelaskan bahwa 15 orang responden (15,63%) telah bekerja selama 10 tahun, 14 orang responden (14,58%) telah bekerja selama 12 tahun, 18 orang responden (18,75%) telah bekerja selama 13 tahun, 26 orang responden (27,08%) telah bekerja selama 15 tahun, 12 orang responden (12,50%) telah bekerja selama 18 tahun, dan 11 orang responden (11,46%) telah bekerja selama 20 tahun.

D. Analisis Statistik

1. Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan sebagai alat analisa statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas terhadap terikat.

(69)

Tabel 4.10

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered b Dependent Variable: kompetensi

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak digunakan, atau yang disebut dengan metode enter.

Tabel 4.11

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.11 pada kolom Undstandardized Coefficients diperoleh modal persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

(70)

Di mana:

Y = Kompetensi Guru

X1 = Pendelegasian Wewenang X2 = Pelibatan Bawahan

X3 = Perlakuan Terhadap Bawahan X4 = Pengakuan Bawahan

e = standard error Artinya:

Setiap peningkatan pendelegasian wewenang (X1) pada variabel kepemimpinan wanita sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan kompetensi guru sebesar (0,276%). Setiap peningkatan pelibatan bawahan (X2) pada variabel kepemimpinan wanita sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan kompetensi guru sebesar (0,570%). Setiap peningkatan perlakuan terhadap bawahan (X3) pada variabel kepemimpinan wanita sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan kompetensi guru sebesar (0,486%). Setiap peningkatan pengakuan bawahan (X4) pada variabel kepemimpinan wanita sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan kompetensi guru sebesar (0,653%).

(71)

1.1Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebarandata yang dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data digunakan pendekatan grafik histogram dan Normal Probability Plot.

(72)

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

Fre

quency

12.5

10.0

7.5

5.0

2.5

0 0.

Histogram

Dependent Variable: kompetensi

Mean =-3.66E-15 Std. Dev. =0.979

N =96

Gambar 4.1. Grafik Histogram

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

(73)

Observed Cum Prob

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: kompetensi

Expected Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Gambar 4.2. Normal P-Plot Regression

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

1.2. Uji Multikolinearitas

(74)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF > 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gelaja multikolinearitas.

a Dependent Variable: kompetensi

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

1.3. Uji Heterokedastisitas

(75)

Tabel 4.13

Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 15,00 for Windows

Pada Output SPSS di atas dapat dilihat bahwa tidak ada variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak ada variabel yang memiliki nilai Sig. < 0,05. Dengan demikian model regresi bebas dari indikasi adanya heterokedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

2.1. Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian:

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Definisi Operasional Variabel
Tabel 2.1.
Tabel 3.2 Fasilitas Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan
Tabel 3.3 Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Medan t.a 2005/2006 s/d 2009/2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

We have growing experience with using market mechanisms for reducing greenhouse gas emissions. Anyone who has watched the development of the international carbon market in the last

Sikap Keseluruhan Aremania mengenai Logo Arema FC pada Komponen Afektif ...93.

Kecenderungan remaja tunanetra yang dapat mengakibatkan perkembangan sosialnya menjadi terhambat antara lain, yaitu kurangnya motivasi, ketakutan menghadapi lingkungan

Dasar tujuan dari pendidikan Islam adalah pendidikan yang dapat membentuk lulusannya menjadi manusia dengan kepribadian Islami (ber- akhlaqulkarimah), dan hal

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh work-family conflict terhadap organizational citizenship behavior, signifikansi pengaruh work-family

Skripsi yang berjudul, “ Persepsi Pemustaka SD (Sekolah Dasar) Inpres Teladan Merpati Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Bantaeng ” disusun oleh Andi Marwansyah , NIM

Buku pesanan dikirim melalui kurir, pemilik toko melakukan konfirmasi kepada pembeli bahwa buku yang dipesan telah dikirim, dengan mengirimkan nomor resi pengiriman melalui

persediaan barang dengan lebih baik dan menghasilkan informasi yang akurat.. sehingga tidak mengecewakan para konsumen