• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SIANTAR UTARA

KOTA PEMATANG SIANTAR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

SISKA YUNI C. GIRSANG 090921016

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STUDI EKSTENSI (S1)

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan kemuliaan hanya bagiMU Tuhan Yesus Kristus,

Engkaulah sumber segala hikmat dan pengetahuan yang memberikan kasih yang

kekal dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul, “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan

Siantar Utara Kota Pematangsiantar”.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih setulusnya kepada

berbagai pihak yang sudah membantu penulis selama menempuh studi dan selama

penulisan skripsi ini, baik materil maupun moral.

1. Bapak Prof. Dr Badaruddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku ketua jurusan Ilmu

Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

3. Kak Siswati Saragi, S.Sos, M.Sp, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

memberi bimbingan, arahan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Junaidi A. Sitanggang, S.STP, Camat Siantar Utara, yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Keluargaku tercinta: Mama M. Saragih, Abang-abangku serta eda ( Alfonsius

Girsang dan Bunga Sipayung, Parlin Girsang dan Betti Sitorus, Triodi Girsang

dan Ika Saragih, Jon Girsang, Boni Girsang). Terimakasih untuk dukungan

(3)

6. Ay dan Sahabat Kecilku Meyni Saragih, yang selalu setia menemani dan

menghibur penulis selama ini.

7. Teman-teman Maruppak Grup ( Anggi Simamora, Morina Sembiring, Dodek

Tarigan, Jelly Naibaho) dan B’Era yang selalu sabar mendengar dan

menguatkan penulis dengan semua doa-doanya.

8. Teman-teman seperjuangan di Ekstension ( Kak Murni, Kak Maya, Kak Amy,

Bang Wong, Ester, Aad, Lipe) yang telah bersedia memberikan waktunya

membantu penulis selama ini.

9. Adik-adik sekamar (Siti Cutex dan Alice), yang memberikan banyak bantuan

dan bergadang bersama.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak

kekurangan baik dari tata bahasa, maupun isi. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat

berguna dimasa yang akan datang. Sekian dan terimakasih.

Medan, April 2011

Penulis

(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar”

Nama : Siska Yuni C. Girsang NIM : 090921016

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Siswati Saragi, S.Sos, M.Sp

Salah satu asset penting yang dimiliki oleh organisasi tidak lepas dari kinerja pegawai. Untuk memperoleh kinerja yang baik, maka perlu memperbaiki motivasi kerja pegawai. Dalam mengembangkan organisasi, orang sering terfokus pada bagaimana mengembangkan usaha, sedangkan tentang pengelolaan sumber daya manusianya masih kurang diperhatikan. Seorang pimpinan yang baik tentunya akan menciptakan lingkungan yang nyaman dan memotivasi pegawai dengan tujuan agar semangat untuk bekerja dan memberikan kinerja yang maksimal. Motivasi kerja merupakan faktor penting untuk memperoleh kinerja yang baik.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi dan kinerja para pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara kota Pematangsiantar. Secara khusus untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara kota Pematangsiantar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dari lapangan. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada 46 responden yang menjadi sampel. Kemudian diolah dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi dan kinerja. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinan, untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan motivasi terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki hubungan yang tinggi dengan kinerja. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan rxy sebesar 0,61. Ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja. Selanjutnya koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%, sisanya sebesar 62,79% dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari kajian penelitian ini.

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………...i

Abstrak ………iii

Daftar Isi ……….iv

Daftar Tabel ……….vi

Bab I. Pendahuluan ………..1

A.Latar Belakang ………..1

B.Perumusan Masalah ………..4

C.Tujuan Penelitian ………..5

D.Manfaat Penelitian ………..5

E.Kerangka Teori ………..6

1. Motivasi ………..6

1.1Pengertian Motivasi ………..6

1.2Manfaat Motivasi ………..8

1.3Tipe-tipe Motivasi ………..9

1.4Kendala-kendala dan Faktor Pendukung Motivasi ………10

1.5Teori Motivasi Menurut Para Ahli ………12

2. Kinerja ………16

2.1Pengertian Kinerja ………16

2.2Pengukuran Kinerja ………18

2.3Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ………18

2.4Peningkatan Kinerja ………19

3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai ………20

F. Hipotesis ………21

G.Defenisi Konsep ………21

H.Defenisi Operasional ………22

I. Sistematika Penulisan ………24

Bab II Metodologi penelitian ………25

A. Bentuk Penelitian ………25

B. Lokasi Penelitian ………25

C. Populasi dan Sampel ………25

D. Teknik Pengumpulan Data ………26

E. Teknik Pengukuran Skor ………27

F. Teknik Analisa Data ………28

Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………32

A. Sejarah Singkat Kecamatan Siantar Utara ...32

B. Gambaran Umum Kecamatan Siantar Utara ...33

1. Tugas Pokok dan Fungsi Camat ………34

2. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Camat ………37

(6)

4. Tugas Pokok dan Fungsi Pemberdayaan masyarakat Kelurahan ……37

5. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Kesejahteraan Sosial ………38

6. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pelayanan Umum ………39

Bab IV Penyajian Data dan Analisa Data ………41

A. Penyajian Data ………41

1. Identitas Responden ………41

1.1 Jenis Kelamin ………41

1.2 Usia ………42

1.3 Pendidikan ………43

1.4 Status Golongan ………44

1.5 Lama Bekerja ………44

2. Distribusi jawaban Responden ………45

2.1 Variabel x (Motivasi) ………45

2.2 Variabel Y (Kinerja) ………54

B. Analisa Data ………59

1. Deskripsi Variabel Motivasi (Independen) ………60

2. Deskripsi Variabel Kinerja (Dependen) ………61

3. pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai ………62

3.1 Koefisien Korelasi Product Moment ………62

3.2 Uji Signifikan ………64

3.3 Koefisien Determinasi ………66

BAB V Kesimpulan dan Saran ………67

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………..41

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia……….42

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan………..42

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Status Golongan……….44

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama Bekerja…………..44

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Menjalankan Pekerjaan

dengan Senang………...45

Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden Tentang Keinginan untuk Bekerja

Lebih Giat………..46

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Melaksanakan

Tugas………..46

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebosanan Terhadap

Pekerjaan...47

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Menunda

Pekerjaan...47

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Suasana Kantor

Menyenangkan...48

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mendapat Perhatian

dari Pimpinan...49

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Fasilitas yang Diberikan

(8)

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kenaikan Pangkat Memberi

Semangat Kerja...50

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban responden Tentang Kenaikan Pangkat Sesuai

dengan Kurun Waktu yang Ditetapkan...51

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan dengan

Gaji/Tunjangan/Fasilitas yang Diterima Tiap Bulan………...52

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penghargaan yang

Diterima...52

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan Pernah Memberi

Sanksi Atas Kesalahan Pegawai………...53

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sanksi yang Diberikan

Pimpinan Berpengaruh pada Aktifitas Pegawai………...54

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Pekerjaan

Tepat Waktu...55

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mampu Mencapai Sasaran

kerja yang Ditetapkan………..55

Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Melakukan Kesalahan

dalam Bekerja...56

Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penguasaan Tugas yang

Diemban...56

Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Membuat Perencanaan yang

(9)

Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keterampilan Atau

Kecakapan Pegawai Faktor Penting Meningkatkan Kinerja...57

Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan Pernah Menegur

Hasil Kerja Pegawai...58

Tabel 4.27 Distibusi Jawaban Responden Tentang Pernah Datang Terlambat

Kerja Tanpa Alasan yang Jelas………58

Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Cepat Pulang Kerja

(10)

ABSTRAK

“Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar”

Nama : Siska Yuni C. Girsang NIM : 090921016

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Siswati Saragi, S.Sos, M.Sp

Salah satu asset penting yang dimiliki oleh organisasi tidak lepas dari kinerja pegawai. Untuk memperoleh kinerja yang baik, maka perlu memperbaiki motivasi kerja pegawai. Dalam mengembangkan organisasi, orang sering terfokus pada bagaimana mengembangkan usaha, sedangkan tentang pengelolaan sumber daya manusianya masih kurang diperhatikan. Seorang pimpinan yang baik tentunya akan menciptakan lingkungan yang nyaman dan memotivasi pegawai dengan tujuan agar semangat untuk bekerja dan memberikan kinerja yang maksimal. Motivasi kerja merupakan faktor penting untuk memperoleh kinerja yang baik.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi dan kinerja para pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara kota Pematangsiantar. Secara khusus untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara kota Pematangsiantar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dari lapangan. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada 46 responden yang menjadi sampel. Kemudian diolah dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi dan kinerja. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinan, untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan motivasi terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki hubungan yang tinggi dengan kinerja. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan rxy sebesar 0,61. Ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja. Selanjutnya koefisien determinan diperoleh sebesar 37,21%, sisanya sebesar 62,79% dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari kajian penelitian ini.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para

anggota dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintah maupun non

pemerintah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban tersebut terdapat suatu

tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil yang baik serta memuaskan

sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mendapatkan suatu

hasil kerja yang baik sesuai dengan tujuan, maka setiap organisasi mempunyai

suatu aturan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat

dengan maksud agar tiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan.

Hakekat pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah

diadakan untuk melayani dirinya sendiri, melainkan untuk melayani rakyat,

dengan kata lain pemerintah adalah pelayan masyarakat. Pelayanan publik oleh

birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai

abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara (Kurniawan, 2005;4)

Pelayanan publik dapat didefenisikan sebagai serangkaian aktifitas yang

dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga Negara

yang membutuhkan berbagai jenis pelayanan, mulai dari urusan sosial dan politik

berupa pembuatan akte kelahiran dan KTP, sertifikat tanah. Kemudian aspek

(12)

maupun melakukan kegiatan bisnis untuk alasan dan tujuan tertentu, sampai pada

berbagai jenis pelayanan publik lainnya (Marzuki, 2006).

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2009 tentang

pelayanan publik adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangan bagi setiap warga

Negara dan penduduk atas barang dan jasa dan atau pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Dalam organisasi pemerintahan, kinerja pegawai dalam melakukan tugasnya

sering tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Mereka sering

melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi misalnya sering tidak masuk

kerja tanpa alasan yang jelas, tidak sungguh-sungguh mematuhi peraturan jam

kerja. Hal ini akan berakibat tidak baik bagi organisasi, karena pekerjaan menjadi

sering tidak dapat selesai pada waktu yang ditentukan, banyak waktu yang tidak

terpakai dengan baik. Mereka beranggapan bekerja dipemerintahan itu tidak perlu

bekerja maksimal karena gaji telah ditetapkan jumlahnya, dan tunjangan juga

diberikan. Selain itu fenomena masih adanya pegawai yang memanfaatkan jam

kerja untuk melakukan hal-hal lain diluar pekerjaannya. Hal ini berakibat pada

rendahnya kinerja pegawai, karena perhatiannya terbagi dengan aktifitas lain

diluar dari kewajibannya sebagai pelayan publik.

Dalam mencapai kinerja pegawai yang demi tercapainya tujuan organisasi

dibutuhkan motivasi kerja dikalangan pegawai. Adanya motivasi dari organisasi

dalam arti memberi motif atau dorongan kepada para pegawai. Pemberian motif

(13)

mereka mau bekerja dengan ikhlas. Motivasi merupakan kekuatan dalam diri

seseorang yang akan mempengaruhi arah yang dituju, intensitas dan

keberlangsungan tindakan sukarela untuk mewujudkan tujuan yang sudah menjadi

tujuan bersama. Dan dapat dilihat dengan jelas bahwa organisasi hanya akan

berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen organisasi

tersebut berupaya menampilkan kinerja yang optimal salah satunya dengan

memberi motivasi yang baik.

Motivasi pegawai ini tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri.

Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja dalam

organisasi. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri

karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai kinerja maksimal. Sikap

mental pegawai haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia secara psikofisik

(siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, pegawai dalam bekerja

secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi serta berusaha keras

mencapai target kerja.

Kecamatan Siantar Utara merupakan salah satu organisasi pemerintah yang

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di kota Pematang siantar.

Maka untuk menjamin terlaksananya seluruh tugas-tugas sesuai dengan apa yang

telah direncanakan oleh organisasi tersebut diperlukan kinerja pegawai yang

optimal dengan memberikan motivasi kerja kepada para pegawai.

Berdasarkan pengamatan penulis dilokasi penelitian ditemukan adanya

gejala-gejala yang menyiratkan rendahnya semangat kerja pegawai. Sebagai

(14)

memakan waktu dua hari bahkan lebih dalam pengurusannya. Bahkan tidak jarang

pegawai saat melayani masyarakat sambil mengobrol dengan pegawai lain,

sehingga lambat dalam penyelesaiannya. Selain itu, masih ada pegawai yang

belum bisa mengoperasikan peralatan modern yang ada, masih kurangnya

rangsangan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tupoksi dinas, kurang

adanya inovasi dan kreatifitas dalam melaksanakan pekerjaan, keinginan dalam

meningkatkan kinerja pribadi masih kurang, belum adanya penghargaan dari

organisasi kepada pegawai yang berprestasi, belum adanya sanksi yang tegas

terhadap pegawai yang melanggar peraturan.

Dengan adanya motivasi seorang pegawai akan merasa mempunyai

dorongan untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaiknya. Namun ketika

seorang beranggapan bahwa melaksanakan pekerjaan hanya rutinitas maka

mereka cenderung statis dalam bekerja.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor

Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Pengaruh

(15)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui motivasi pegawai di kantor Kecamatan Siantar Utara Kota

Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui kinerja pegawai di kantor Kecamatan Siantar Utara Kota

Pematangsiantar.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor

Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian ini

adalah:

1. Secara Subjektif, sebagai suatu tahap untuk mengembangkan kemampuan

berfikir ilmiah, dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya

ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu

Administrasi Negara FISIP USU.

2. Secara Akademis, sebagai karya tulis untuk menyelesaikan studi tingkat

sarjana di FISIP USU sekaligus sebagai referensi bagi perpustakaan

Departemen Ilmu Administrasi Negara dan bagi kalangan penulis lainnya

(16)

E. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini diperlukan adanya teori-teori yang akan menjadi landasan

teoritis dan pedoman dalam melaksanakan penelitian. Setelah masalah penelitian

dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan teori-teori,

konsep-konsep, generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai

landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian (Sugiyono, 2006:55).

1. Motivasi

1.1Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Menurut isbandi Rukminto Adi (dalam Uno, 2008:3) mengatakan bahwa

motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam

tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga

munculnya suatu tingkah laku tertentu.

Menurut Hasibuan (1996: 95), motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegrasi dalam segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan.

Dalam Winardi (2001:4), ada defenisi yang mengatakan bahwa motivasi

berhubungan dengan:

1. Pengarahan perilaku,

2. Kekuatan reaksi (upaya kerja), setelah seorang karyawan telah memutuskan

(17)

3. Persistensi perilaku, berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan

pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu.

Stanley Vance (dalam Danim, 2004:15), mengatakan bahwa pada

hakikatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan

bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang

menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi.

Menurut Siagian (2002:102) motivasi adalah daya pendorong yang

mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan

kemampuan dalam bentuk keterampilan dan keahlian, tenaga dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam Gibson (1997:87) memuat beberapa pendapat tentang motivasi yaitu:

a. Menurut John P. Cambell menyatakan satu defenisi mengemukakan bahwa

motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan, respons (yakni usaha)

setelah karyawan memilih mengikuti tindakan tertentu, atau berapa lama

orang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.

b. Menurut J.W. Atkinson menyarankan bahwa analisis tentang motivasi harus

memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan

kegiatan seseorang.

c. Menurut M.R. Jones menyatakan bahwa motivasi adalah berhubungan kuat

(18)

dihentikan dan reaksi subyektif seperti apakah yang timbul dalam organisasi

ketika semua itu berlangsung.

Dari pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat dinyatakan bahwa

motivasi merupakan suatu faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk mau

bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1.2 Manfaat Motivasi

Motivasi menjelaskan mengapa ada orang berperilaku tertentu untuk

mencapai serangkaian tujuan. Teori motivasi berupaya merumuskan apa yang

membuat orang menyajikan kinerja yang baik.

Menurut Hasibuan (1996:97) menyatakan manfaat motivasi bagi sesorang

pegawai selain memberikan keuntungan kepada pegawai itu sendiri juga

menguntungkan organisasi seperti:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja pegawai;

2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai;

3. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai:

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai:

5. Meningkatkan kedisplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai;

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;

7. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai;

8. Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugasnya;

(19)

1.3Tipe-tipe Motivasi

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya.

Menurut Danim (2004:17) secara umum motivasi dapat diklasifikasikan kedalam

empat jenis, yaitu:

1. Motivasi Positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari

keuntungan-keuntungan tertentu. Manusia bekerja dalam organisasi jika dia

merasakan bahwa setiap upaya yang dilakukannya akan memberikan keuntungan

tertentu. Dengan demikian, motivasi positif merupakan pemberian motivasi yang

diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara baik

dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu padanya.

2. Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari

rasa takut misalnya, jika seorang pegawai tidak bekerja maka akan muncul rasa

takut dikeluarkan, takut diskors, dan takut dijauhi oleh rekan kerja. Motivasi

negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan.

Personalia organisasi menjadi tidak kreatif, serba takut, dan serba terbatas

geraknya.

3. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul timbul pada diri pegawai saat dia

melaksanakan tugas-tugasnya dan bersumber dari dalam diri pegawai itu sendiri.

Dengan demikian berarti juga bahwa kesenangan pegawai muncul pada saat dia

(20)

4. Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya

pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar diri pegawai itu sendiri.

Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, cuti, program

rekreasi perusahaan, dan lain-lain. Pada konteks ini, manusia organisasional

ditempatkan pada subjek yang dapat oleh faktor luar. Manusia bekerja karena

semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula

bersumber dari faktor-faktor diluar subjek.

1.4Kendala-kendala dan Faktor pendukung Motivasi

Kendala-kendala motivasi (Hasibuan, 1996:102)

1. Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat sulit, karena keinginan

setiap individu tidak sama.

2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insentif.

3. Manajer sulit mengetahui motivasi kerja individu pegawai.

4. Manajer sulit memberikan insentif yang adil dan layak.

Faktor pendukung pemberian motivasi

Walaupun setiap individu pegawai mempunyai keinginan yang

berbeda-beda, tetapi ada kesamaan dalam kebutuhan (needs)-nya,yaitu setiap manusia

ingin hidup dan untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga

diri. Jadi setiap pegawai mengharapkan kompensasi dari setiap prestasi yang

(21)

Secara garis besar ada enam indikator yang mempengaruhi motivasi (Ishak,

2003:15), yaitu:

a. Faktor kebutuhan manusia; mencakup kebutuhan dasar (ekonomis), kebutuhan

rasa aman (psikologis) dan kebutuhan social.

b. Faktor kompensasi; mencakup upah, gaji, balas jasa.

c. Faktor komunikasi; mencakup hubungan antar manusia, baik hubungan

atasan-bawahan, hubungan sesama bawahan dan hubungan sesama atasan.

d. Faktor pelatihan; mencakup pelatihan dan pengembangan serta kebijakan

manajemen dalam mengembangkan pegawai.

e. Faktor kepemimpianan, mencakup gaya kepemimpinan.

f. Faktor prestasi kerja; mencakup prestasi dan kondisi serta lingkungan kerja

yang mendorong prestasi kerja tersebut.

Adapun bentuk motivasi yang dapat diberikan kepada instansi pemerintah

menurut Yusdiana dalam Arep (2003:46) antara lain:

1. Peluang pegawai untuk menyalurkan kemampuan dan keahliannya.

2. Kesempatan mengikuti kediklatan.

3. Peluang dalam karir.

4. Sistem administrasi dan berbagai kebijakan.

5. Kondisi lingkungan kerja yang baik secara fisik maupun non fisik.

6. Pengelolaan kompensasi

1.5Teori-teori Motivasi Menurut Para Ahli

Secara umum teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu Teori

(22)

Teori Proses yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dan

mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu (Uno, 2008:39).

1.5.1 Teori Kepuasan

a. Hierarki Kebutuhan Maslow

Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada saat seseorang telah

memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ketingkat yang

lebih tinggi. Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, seperti makanan,

perumahan, pakaian, udara untuk bernafas dan sebagainya.

2. Kebutuhan akan Rasa Aman

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang terpenuhi, perhatian dapat diarahkan

kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu termasuk merasa

aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

3. Kebutuhan akan Cinta Kasih dan kebutuhan Sosial

Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin

disadari melalui hubungan-hubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi

juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai

kelompok sosial. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, sementara orang

mungkin bekerja karena kebutuhan mendapatkan uang, tetapi mereka juga

(23)

4. Kebutuhan akan Penghargaan

Percaya diri dan harga diri maupun pengakuan orang lain. Dalam kaitannya

dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui

bermanfaat menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum

dan kehormatan didunia luar.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan

dengan kegiatan pemenuhan diri. Ketika kebutuhan lain sudah terpenuhi,

seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.

b. Teori ERG Aldefer

Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Kebutuhan akan keberadaan (existence) adalah semua kebutuhan yang

berkaitan dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan

dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow.

2. Kebutuhan keterkaitan (relatednes) adalah yang berkaitan dengan hubungan

kemitraan.

3. Kebutuhan Pertumbuhan (growth) adalah kebutuhan yang berhubungan dengan

perkembangan potensi perorangan dengan kebutuhan penghargaan dan

aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.

c. Teori Motivasi Kesehatan (dua faktor) Herzberg

Teori dua faktor dikemukakan oleh federick Herzberg, Bernard mausner,

dan Barbara synderman. Herzberg berpendapat bahwa ada faktor intrinsik dan

(24)

intrinsik adalah prestasi yang dicapai, pengakuan, dunia kerja, tanggung jawab

dan kemajuan. Termasuk dalam ekstrinsik adalah hubungan interpersonal antara

atasan dan bawahan, teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja dan

kehidupan pribadi.

Baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik berpengaruh besar terhadap motivasi

seseorang. Meskipun demikian bukanlah sesuatu yang mutlak dapat

dikualifikasikan, karena motivasi berhubungan dengan berbagai komponen yang

kompleks.

c. Teori Motivasi Berprestasi Mc Clelland

Davis C. Mc Clelland bersama kolega atau asosiasinya dari Harvard

Univercity di Amerika Serikat melakukan penelitian mengenai dorongan

berprestasi karyawan selama lebih dari 20 tahun. Menurut Mc Clelland ada tiga

kebutuhan pokok manusia yaitu:

1. Kebutuhan berprestasi

2. Kebutuhan berafiliasi

3. Kebutuhan akan kekuasaan

Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat

dibedakan dengan kebutuhan lainnya. Kebutuhan berafiliasi hampir sama akan

kebutuhan diikutsertakan, cinta, aktifitas yang dikemukakan Maslow. Kebutuhan

akan kekuasaan merupakan dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk

(25)

1.5.2 Teori Proses

a. Teori Pengharapan (Expectancy Theory)

Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor H. vroom dalam Uno

(2008) mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana

seseorang melakukan sesuatu, penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu

yang akan menuntunnya.

Produk dari valensi dan harapan adalah motivasi yang meningkatkan

dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan aksi dalam mencapai tujuannya.

Aksinya dapat dilakukan pegawai dengan cara berusaha lebih besar atau

mengikuti kursus pelatihan. Hasil yang akan dicapai secara primer adalah promosi

jabatan dan gaji lebih tinggi. Hasil sekundernya, antara lain status menjadi lebih

tinggi, pengenalan kembali. Dengan demikian, semakin besar dorongan pegawai

dalam mencapai kinerja.

b. Teori Keadilan (Equity Theory)

Asumsi dasar teori keadilan menyatakan bahwa faktor utama dalam motivasi

adalah evaluasi individu atas keadilan dari penghargaan yang diterima. Artinya

bawahan akan membanding-bandingkan usaha dan imbalan mereka dengan yang

diterima orang lain dalam iklim kerja yang sama. Kunci utamanya adalah

kepuasan memperoleh perlakuan yang sama.

c. Teori Penetapan Tujuan

Teori ini dikembangkan oleh Edwin Locke, menyatakan bahwa penetapan

suatu tujuan tidak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja, tetapi juga merangsang

(26)

Dengan demikian penetapan tujuan merupakan strategi pemotivasian yang krusial

dalam upaya memotivasi pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

2.Kinerja

2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kata performance. Sementara performance itu sendiri

diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja merupakan implementasi

dari perancanaan yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh

sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan

kepentingan (Wibowo, 2007:4)

Menurut Widodo (2005:78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang

diharapkan, atau suatu hasil karya yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan

secara legal tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Selanjutanya Suntoro (dalam Tika, 2006:121) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam

rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Dalam Mahsun (2006:25) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

(27)

Menurut Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber

Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja yaitu sebagai hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja

yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi

dalam periode waktu tertentu. Kinerja merupakan catatan outcome yang

dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama

periode waktu tertentu. Kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan

jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.

2.2 Pengukuran Kinerja

Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2003:355)

mengatakan “hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut”:

a. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

b. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan

Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2009:18)

(28)

- Proses kerja dan kondisi pekerjaan

- Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan

- Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

- Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

Sedangkan aspek kualitatif meliputi:

- Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

- Tingkat kemampuan dalam bekerja

- Kemampuan menganalisis data/informasi dan kemampuan menggunakan

mesin/ peralatan

- Kemampuan mengevaluasi

2.3Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009:16-17), faktor-faktor penentu pencapaian

prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki

integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).

Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka

individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik

ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan

mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan

(29)

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara

lain uaraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, pola komunikasi

kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis,

peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

2.4Peningkatan Kinerja

Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, menurut Mangkunegara

(2009:22), terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja.

2. Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan.

3. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan,

baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan

pegawai itu sendiri.

4. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

kekurangan tersebut.

5. Melakukan rencana tindakan tersebut.

6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.

7. Mulai dari awal, apabila perlu.

Bila langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka

(30)

3. Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja

Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun

kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu ini

akan tercapai bila didukung oleh beberapa faktor seperti kemampuan, motivasi,

atribut individu, dan lingkungan organisasi (Mangkunegara, 2009:13).

Salah satu usaha yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan

kinerja pegawai adalah dengan pemberian motivasi kepada pegawai. Motivasi

adalah penggerak dan kinerja tinggi hanya bisa dicapai dalam tindakan. Sementara

kualitas dan kuantitas berbanding lurus dengan tindakan. Dengan adanya

motivasi, seorang pegawai akan merasa punya dorongan khusus untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga kinerja pun meningkat. Namun, ketika

seseorang menganggap bahwa melaksanakan pekerjaan hanya rutinitas maka

mereka cenderung statis dalam bekerja.

F.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana

kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data (Sugiyono, 2006:70). Adapun hipotesis yang dikemukakan

(31)

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

”Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor Kecamatan

Siantar Utara Kota Pematangsiantar”.

b. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor

Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar”.

G. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1997:33) konsep adalah istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok

atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari

terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan

batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini

penulis mengemukakan definisi dari konsep yang dipergunakan, yaitu:

1. Motivasi adalah suatu faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk mau

bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil

yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organiasi dalam periode

(32)

H. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana

mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui

indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel tersebut

(Singarimbun, 1997:46)

Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta indikator-indikator

yang dipakai sebagai alat pengukurnya.

1. Motivasi sebagai variabel X, indikatornya sebagai berikut:

a. Kesenangan yang muncul pada diri pegawai dalam melaksanakan

pekerjaannya

1. Rasa senang dalam melaksanakan pekerjaan

2. Kepuasan telah melaksanakan pekerjaan dengan baik

3.Semangat kerja tinggi untuk mengembangkan kemampuan dan

keterampilan.

b. Kekuatan atas keinginan atas beberapa aspek kebutuhan baik material

maupun non material.

1. Perasaan aman dalam mengembangkan kreatifitas bekerja

2. Kesempatan membuktikan kemampuan

c. Harapan diamana pegawai berfikir secara subjektif terhadap suatu imbalan

jika melakukan pekerjaan dengan baik.

1. Promosi jabatan

2. Jaminan kerja yang lebih baik

(33)

4. Penghargaan

d. Peraturan atau ketentuan bagi pegawai dalam menjalankan tugasnya

1. Taat kepada peraturan yang berlaku

2. Sanksi atas pelanggaran peraturan

2. Kinerja sebagai variabel Y, indikatornya sebagai berikut:

a. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

b. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

2. Tingkat kemampuan dalam bekerja

3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan menggunakan

mesin/ peralatan, dan

4. Kemampuan mengevaluasi

c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan

I.Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi

(34)

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian

berupa sejarah singkat, visi dan misi, serta struktur organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan

dokumentasi yang akan dianalisis. Dan juga pembahasan atau interpretasi

dari dari data yang disajikan.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang

dilakukan.

BAB II

(35)

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa

kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen

(X) dengan variabel dependen (Y) yang menggunakan rumus statistik (Arikunto,

1996: 5). Dengan motode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada

berdasarkan data dan fakta yang diperoleh .

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Siantar Utara jl. Patuan anggi

Kota Pematangsiantar .

C. Populasi dan Sampel

Sebelum melakukan penelitian, penulis harus menentukan terlebih dahulu

populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2006: 90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Negeri Sipil yang

ada di kantor Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar sebanyak 46 orang.

Menurut Hidayat (2000: 2), sampel adalah kelompok kecil yang kita amati

dan merupakan bagian dari populasi sehingga karakteristik populasi juga dimiliki

oleh sampel. Mengutip dari pendapat Arikunto (1996: 104) yang menyatakan

bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang maka sampel diambil dari

(36)

15% atau 20% - 25% dari populasi. Karena populasi dalam penelitian ini kurang

dari 100 maka sampel yang diambil adalah seluruh populasi yaitu sebanyak 46

orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan, atau

fakta-fakta yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut;

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan

penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang

diteliti. Hal ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner yaitu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan

yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang telah disediakan.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan atau diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang

tentunya berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan melalui

studi kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan buku-buku, karya

ilmiah, makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang sedang

diteliti. Studi dokumentasi adalah dilakukan dengan menelaah catatan

tertulis, dokumen, dan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti

(37)

E. Teknik Pengukuran Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan

diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik

pengukuran skor yang dilakukan dalam penelitian ini memakai Skala Likert untuk

menilai jawaban Kuesioner (Sugiyono, 2006:107). Penentuan ini dihitung

berdasarkan alternatif jawaban (a,b,c,d dan e), akan diberi skor sebagai berikut:

1. Untuk pilihan jawaban ”a” diberi nilai/skor 5

2. Untuk pilihan jawaban ”b” diberi nilai/skor 4

3. Untuk pilihan jawaban ”c” diberi nilai/skor 3

4. Untuk pilihan jawaban ”d” diberi nilai/skor 2

5. Untuk pilihan jawaban ”e” diberi nilai/skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari

masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka ditentukan

skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Skor tertinggi – Skor terendah

Banyaknya Bilangan

Maka diperoleh : 5 – 1 = 0,8

5

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden

(38)

1. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,2 - 5,0

2. Skor untuk kategori tinggi = 3,3 - 4,1

3. Skor untuk kategori sedang = 2,4 - 3,2

4. Skor untuk kategori rendah = 1,5 - 2,3

5. Skor untuk kategori sangat rendah = 0,8 - 1,4

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka jumlah jawaban responden akan

ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil

pembagian tersebut akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kategori

yang mana.

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif

yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel terikat. Adapun metode statistik

yang digunakan adalah:

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi rendahnya

hubungan antara variabel bebas (motivasi) dengan variabel terikat (kinerja).

Adapun rumus Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut;

(39)

= koefisien korelasi antara X dan Y, yaitu bilangan yang

menunjukkan besar kecilnya hubungan antara X dan Y.

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

N = jumlah bilangan (populasi/sampel)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan

tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu;

- Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif,

artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.

- Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif,

artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan

meningkatnya nilai variabel yang lain

- Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak

mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang

lainnya berubah.

Untuk mengitung adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat hubungan

kedua variabel berdasarkan nilai rxy (Koefisien Korelasi) digunakan penafsiran

atau interpretasi dilihat dari angka-angka, dan Sugiyono (2006: 149) menyatakan

(40)
[image:40.595.168.455.137.314.2]

Tabel 4.29 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 0, 100 Sangat tinggi

[image:40.595.168.455.139.313.2]

Dengan nilai rxy yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung melalui

tabel korelasi yang menguji apakah nilai rxy yang kita peroleh tersebut berarti atau

tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas rxy yang signifikan.

Ketentuannya apabila nilai rhitung lebih besar dari rtabel (thitung > rtabel) maka Ha

diterima, dan apabila rhitung lebih kecil dari rtabel ( t hitung < t-tabel) maka Ha

ditolak.

2. Uji Signifikan

Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan arah hipotesa

diterima atau ditolak. uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang

berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel x dengan variabel y”. Ho ditolak

apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel) dan dapat

diterima apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung< t tabel), dengan

rumusan sebagai berikut:

(41)

3. Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan

nilai koefisien korelasi dan dikaitkan dengan 100%. Dengan rumus sebagai

berikut:

D= r2 x 100%

dimana:

D = koefisien determinan

(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kecamatan Siantar Utara

Landasan hukum sejarah berdirinya Kecamatan Siantar Utara

1. Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah

Daerah.

2. Undang-Undang No.5 Tahun 1929 tentang Pemerintahan Desa yang

menyangkut Pemerintahan Desa/Kelurahan.

Sebagai tindak lanjut Pasal 8 UU No. 5 Tahun 1974 lahirlah UU No. 5 tahun

1979 yang mengatur Pemerintahan Desa/Kelurahan. Salah satu Pasal dalam UU

No. 5 Tahun 1979 tersebut memuat bahwa setiap Desa/Kelurahan berada dibawah

camat/Kecamatan.

Sebelum terbentuknya Kecamatan, Desa langsung berada dibawah

Kotamadya. Dengan dasar itulah dibutuhkan suatu pemikiran bahwa untuk

membentuk suatu kecamatan harus dengan Peraturan Pemerintah. Untuk

mencapai hal ini Walikotamadya mengajukan suatu usul untuk disyahkan oleh

DPRD Kotamadya. Dengan disyahkannya usul tersebut lahirlah Perda yang

menentukan pembentukan Kecamatan.

Perda tersebut berlaku sebelum dikeluarkannya PP (Peraturan Pemerintah)

dengan pembentukan Koordinator oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara Tahun

(43)

Sebelum Pemilu 1992 terbitlah PP No.35 Tahun 1982 tanggal 21 Oktober

1982 yang menetapkan Koordinator menjadi Tujuh Kelurahan Wilayah

Kecamatan yaitu:

1. Kelurahan Melayu

2. Kelurahan Martoba

3. Kelurahan Sukadame

4. Kelurahan Sigulang-gulang

5. Kelurahan Kahean

6. Kelurahan Baru

7. Kelurahan Bane

Peresmian dilaksanakan oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 28

Maret 1982.

Batas-batas wilayah Kecamatan Siantar Utara adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Siantar Utara.

2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Siantar Barat.

3. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Siantar Timur.

4. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Siantar Barat dan

Kecamatan Siantar Martoba.

B. Gambaran Umum Kecamatan Siantar Utara

Adapun struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Siantar Utara

(44)

Bagan Organisasi Kecamatan Daerah Kota Pematangsiantar

Sumber: Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 5 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Daerah Kota Pematangsiantar

1. Tugas Pokok dan Fungsi Camat

Tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Camat ditetapkan dengan

Kepmendagri Nomor 15 Tahun 2004 dengan pembentukan Organisasi Kecamatan

sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 5 Tahun 2001

tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kecamatan kota

Pematangsiantar dan telah diperbaharui sesuai dengan Peraturan pemerintah

Nomor 41 tahun 2007tentang Organisasi Perangkat Daerah ditindaklanjuti oleh

Pemberlakuan Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Daerah Kota Pematangsiantar.

Sesuai dengan Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 5 Tahun 2009

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Daerah Kota

Pematangsiantar, yang ditindaklanjuti dengan pemberlakuan Perda No. 5 tahun

2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan, Camat mempunyai CAMAT

Kelompok Jabatan

Fungsional Sekretaris

(45)

Tugas pokok sebagai Pembantu Walikota dalam menyelenggararakan

pemerintahan pembangunan kemasyarakatan, Camat juga menyelenggarakan

tugas umum pemerintahan yaitu:

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum

3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan

perundangan-undangan

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Tingkat

Kecamatan

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan kelurahan

8. Melaksanakan Tugas-tugas kebersihan, pertamanan dan berkordinasi

dengan SKPD yang terkait

9. Melaksanakan tugas-tugas unit pasar di wilayah kerjanya, serta menangani

retribusi pasar dengan berkoordinasi dengan SKPD terkait

10.Melaksanakan operasional truk sampah, mesin potong rumput dengan

berkoordinasi dengan SKPD Terkait

Adapun fungsi Kecamatan adalah sebagai berikut:

1. Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintah di wilayah Kecamatan

(46)

3. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah umum dan rekomendasi keagrian

4. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pengendalian dan pengawasan

pemerintahan kelurahan

5. Membina ketertiban dan pemberdayaan masyarakat

6. Penyelenggaraan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat

7. Pembinaan administrasi dan ketatausahaan serta penataan keuangan dan

rumah tangga

8. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan, pembangunan dan pengembangan

partisipasi masyarakat

9. Pelaksanaan koordinasi operasional unit pelaksana teknis dinas/lembaga

teknis daerah

10.Pelaksanaan kegiatan operasional kebersihan meliputi kegiatan penyapuan

jalan-jalan protokol, pengumpulan sampah dari lokasi pemukiman (rumah

penduduk untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara)

11.Pelaksanaan kegiatan pembersihan selokan/parit-parit, beram jalan,

jalan-jalan umum

12.Pelaksanaan pengangkutan sampah-sampah dari tempat pembuangan

sampah sementara (TPSS) dan tempat lain ketempat pembuangan sampah

akhir (TPA)

13.Pelaksanaan kegiatan pengangkutan, pengaturan, bimbingan terhadap

seluruh pengemudi dan stoker (kenek) dan kendaraan lainnya dalam

(47)

2. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Camat

Sekretaris Camat bertugas memberikan pembinaan administrasi dan

pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan organisasi Kecamatan.

Adapun fungsi Sekretaris Camat adalah:

a. Perumusan kebijakan dan melakukan penyusunan rencana/program,

pengendalian dan evaluasi pelaksanaannya;

b. Melakukan urusan ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian, keuangan,

perlengkapan dan rumah tangga Kecamatan.

3. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pemerintahan

a. Penyusunan program dan penyelenggaraan pembinaan ketentraman dan

ketertiban umum;

b. Melaksanakan pengawasan bangunan-bangunan yang ada diwilayahnya;

c. Mengelola penertiban pertanahan surat tidak silang sengketa;

d. Pengaturan dan pelayanan pembuatan nomor rumah;

e. Memelihara sumber-sumber air.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Seksi Pemberayaan Kelurahan mempunyai tugas pokok melakukan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik, perekonomian produksi dan

distribusi serta pembinaan lingkungan hidup.

(48)

a. Penyusunan program dan pembinaan perekonomian masyarakat kelurahan,

produksi dan distribusi;

b. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan yang langsung menyangkut

kepentingan masyarakat;

c. Penyusunan program dan pembinaan ligkungan hiup;

d. Melaksanakan pembinaan pengelolaan usaha peningkatan pendapatan

masyarakat;

e. Pembinaan perkoperasian dan perekonomian masyarakat.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Kesejahteraan Sosial

Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan

penyusunan program dan melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial.

Adapun Fungsi Seksi Kesejahteraan Sosial, adalah:

a. Penyusunan program, pembinaan pelayanan dan tuntutan sosial pembinaan

kepemudaan, peranan wanita dan olahraga;

b. Penyusunan program, pembinaan kehidupan keagamaan, pendidikan,

kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat;

c. Pembuatan data monografi dan penduduk miskin;

d. Memonitoring perencanaan, pelaksanaan evaluasi, pelaporan bantuan

DPDK;

(49)

6. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pelayanan Umum

Seksi Pelayanan Umum mempunyai tugas pokok melakukan urusan

pelayanan umum yang meliputi kekayaan dan inventaris kelurahan, kebersihan

serta sarana dan prasarana umum.

Adapun Fungsi Seksi Pelayanan Umum, adalah:

a. Pemungutan retribusi pelayanan persampahan;

b. Pengawasan kebersihan diluar jam dinas;

c. Pengorekan, pembersihan parit;

d. Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Visi dan Misi

1. Visi

Adapun Visi Kecamatan Siantar Utara:

“Terwujudnya Pelayanan Prima kepada masyarakat dengan disokong oleh aparat

yang handal dibidangnya demi terwujudnya Kota Pematangsiantar menjadi Kota

yang Mantap, Maju dan Jaya”.

2. Misi

Dari Visi yang tersebut dijabarkanlah tujuan jangka menengah Kecamatan

Siantar Utara yaitu:

1. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam peningkatan

pembangunan diwilayah Kecamatan Siantar Utara.

2. Menciptakan aparatur Kecamatan yang handal dalam pelaksanaan fungsi

(50)

3. Menciptakan aparatur yang handal dalam hal pelayanan kepada masyarakat

menyangkut urusan-urusan kepemerintahan, kependudukan, kearsipan,

inventarisasi barang dan penataan arsip serta pelayanan lainnya.

4. Terciptanya lingkungan Kecamatan Siantar Utara yang sehat, Bersih dan

indah melalui penataan dan penertiban lingkungan serta melibatkan

masyarakat dalam kegiatan-kegiatan kebersihan yang dilaksanakan secara

(51)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

A. Penyajian Data

Pada bab ini, Penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama peneltian

pada kantor Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar. Penyajian data

meliputi identitas data responden, pendapat pegawai atas beberapa pertanyaan

yang diajukan kemudian jawaban dari setiap pertanyaan akan diuraikan dalam

bentuk tabel frekuensi. Dan juga analisis datanya.

1. Identitas Responden 1.1 Jenis kelamin

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh bahwa pegawai

yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan pegawai yang berjenis

[image:51.595.137.491.548.643.2]

kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Jawaban responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 30 65.2

2 Perempuan 16 34.8

Total 46 100.0

Sumber: Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai yang berjenis

(52)

pegawai yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 16 orang dengan persentase

34.8%.

1.2 Usia

[image:52.595.135.489.271.406.2]

Usia pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara kota Pematangsiantar.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 20-30 tahun 8 17.4

2 31-40 tahun 17 37.0

3 41-50 tahun 20 43.5

4 51 tahun keatas 1 2.2

Total 46 100.0

Sumber: Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari keseluruhan responden

mayoritas pegawai berusia antara 41-50 tahun berjumlah 20 orang dengan

persentase 43.5%, selanjutnya pegawai yang berusia 31-40 tahun berjumlah 17

orang dengan persentase 37%, sedangkan pegawai yang berusia 20-30 tahun(usia

produktif) hanya berjumlah 8 orang.

Tetapi jika dilihat dari usia yang sudah tua tersebut, berarti juga dapat

dikatakan bahwa para pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara mayoritas sudah

menikah. Hal ini tentu berpengaruh kepada kinerja yang dihasilkan. Diamana

pegawai tersebut mempunyai tanggungan hidup, maka untuk menghidupi

(53)

1.3 Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan

Intelektualitas, Emosional dan Spiritual Question seseorang, sehingga dengan

semakin tingginya tingkat pendidikan diharapkan semakin tinggi pula kinerja

[image:53.595.136.489.283.430.2]

pegawai.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Kategori frekuensi Persentase (%)

1 SD 3 6.5

2 SLTP 2 4.3

3 SMA 31 67.4

4 DIPLOMA 1 2.2

5 Sarjana 9 19.6

Total 46 100.0

Sumber: Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat mayoritas pegawai berpendidikan

terakhir SMA berjumlah 31 orang dengan persentase 67.4% dan untuk tingkat

sarjana hanya 9 orang. Dari sini dapat diketahui kinerja pegawai dikantor

kecamatan Siantar Utara sedang, seperti yang kita ketahui semakin tinggi tingkat

(54)
[image:54.595.142.486.167.276.2]

1.4 Status Golongan

Tabel 4.4 Distribusi responden Berdadarkan Status Golongan

No Golongan frekuensi Persentase (%)

1 I/a-I/d 7 15.2

2 II/a-II/d 22 47.8

3 III/a-III/d 17 37.0

Total 46 100.0

Sumber: Kuesioner 2011

Dari tabel diatas, dapat diketahui mayoritas pegawai di kantor kecamatan

Siantar Utara adalah golongan II berjumlah 22 orang dengan persentase 47.8%

dan golongan terendah adalah golongan I berjumlah 7 orang.

1.5 Lama Bekerja

Dalam hal penyesuaian kerja baik itu berkaitan dengan lingkungan, tugas

dan situasi kantor, pegawai memerlukan waktu yang cukup agar meraka

memahami semua faktor-faktor tersebut dengan baik.

Tabel 4.5 Distribusi responden Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber: Kuesioner 2011

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai bekerja adalah

antara 6-10 tahun berjumlah 21 orang dengan persentase 45.7%, kemudian 5

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)

1 5 tahun kebawah 8 17.4

2 6-10 tahun 21 45.7

3 11-15 tahun 5 10.9

4 16-20 tahun 5 10.9

5 21-25 tahun 6 13.0

6 26 tahun keatas 1 2.2

[image:54.595.137.490.507.680.2]
(55)

tahun kebawah berjumlah 8 orang dengan persentase 17.4%, dan 21 tahun keatas

bejumlah 7 orang. Dapat disimpulkan bahwa para pegawai di kantor kecamatan

Siantar Utara mayoritas masih baru bekerja dikantor tersebut. Masih b

2. Distribusi Jawaban Responden 2.1 Variabel X (Motivasi)

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban

[image:55.595.136.488.352.509.2]

responden untuk variable X sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden TentangMenjalankan pekerjaan dengan Senang

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Senang 0 0

2 Kurang Senang 0 0

3 Cukup senang 8 17.4

4 Senang 27 58.7

5 Sangat senang 11 23.9

Total 46 100.0

Sumber: Kuesioner 2011

Dengan adanya rasa senang dalam menjalankan pekerjaan merupakan hal

pendorong agar pegawai dapat melaksanakan tugas dengan baik karena menikmati

pekerjaan yang dilakukan

Dari tabel diatas dapat diketahui pegawai di kantor kecamatan Siantar Utara

merasa senang dalam menjalankan pekerjaannya. Dari jumlah yang diperoleh 27

orang dengan persentase 58.7% senang. Dengan hati yang senang maka

bekerjapun akan maksimal dan ini sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai

(56)
[image:56.595.140.487.239.404.2]

Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden Tentang Keinginan untuk Bekerja Lebih Giat

Keinginan untuk bekerja lebih giat merupakan faktor motivasi dari dalam

diri pegawai.

No

Kategori

Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak ingin 0 0

2 Kurang ingin 0 0

3 Biasa saja 1 2.2

4 Ingin 35 76.1

5 Sangat ingin 10 21.7

Total 46 100.0

Sumber: Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pegawai ingin bekerja lebih giat

berjumlah 35 orang dengan persentase 76.1%. Hal ini merupakan modal awal

pegawai dalam bekerja. Dengan keinginan yang besar untuk bekerja lebih giat,

maka akan mempengaruhi kinerja pegawai tersebut dalam memberikan dirinya

dalam bekerja.

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Melaksanakan Tugas.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak Puas 0 0

2 Kurang puas 6 13.0

3 Cukup puas 5 10.9

4 Puas 32 69.6

5 Sangat puas 3 6.5

[image:56.595.138.488.606.744.2]
(57)

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang merasa puas

melaksanakan pekerjaannya sebanyak 32 orang dengan persentase 69.6%. Hal ini

berarti para pegawai memiliki semangat kerja yang baik untuk melaksanakan

[image:57.595.137.489.335.481.2]

pekerjaannya dengan baik sehingga dia merasa puas dengan hasilnya.

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebosanan Terhadap Pekerjaan

Rasa bosan ditempat kerja merupakan hal yang sering timbul karena banyak

hal diantaranya situasi kerja yang tidak nyaman, tugas yang berat dan lain lain.

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak bosan 27 58.7

2 Kurang bosan 3 6.5

3 Cukup bosan 12 26.1

4 Bosan 3 6.5

5 Sangat bosan 1 2.2

Total 46 100.0

Sumber: Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel diatas diketahui pegawai menjawab tidak bosan

terhadap pekerjaannya sebanyak 27 orang dengan persentase 58.7%. Dapat

disimpulkan bahwa motivasi dari luar diri pegawai pun baik sehingga mendukung

semangat pegawai untuk bekerja dengan kinerja yang baik.

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Menunda Pekerjaan

Hal menund

Gambar

tabel korelasi yang menguji apakah nilai rxy yang kita peroleh tersebut berarti atau
Tabel 4.1 Distribusi Jawaban responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

ENDAN ANWARDANI KUNINGAN 3/10/1962 Lk KK ISLAM TAMAT SD/SEDERAJAT BURUH HARIAN LEPAS MAR`AH OOM NURMAH KUNINGAN 1/6/1965 Pr ISTRI ISLAM SLTA/SEDERAJAT MENGURUS RUMAH TANGGA ODAH

Ia mengatakan bahwa sikap dari semua anggota HTI terhadap ideologi Pancasila itu adalah sama, yakni mereka tidak sependapat jika Pancasila dijadikan pedoman bagi Bangsa

Implementasi dari model hybrid dalam penyimpanan data berjalan dengan lancar, baik secara online maupun offline, walaupun terkendala saat perakitan hardware karena

Pengaruh kredit bermasalah Bank Tabungan Negara perlu ditinjau dalam jangka pendek dan jangka panjang karena pengaruh variabel independen yaitu inflasi, tingkat suku

Pengelolaan anggaran dalam keuangan publik atau keuangan negara bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kepentingan umum melalui

Keberadaan lahan reklamasi diperkirakan akan berdampak terhadap perubahan persepsi masyarakat. Dampak yang akan muncul tergolong dampak negatif kecil, mengingat lingkungan

Ramainya jalur pelayaran kawasan Teluk Tomini dan perairan Gorontalo telah mendorong munculnya para bajak laut yang juga melakukan perdagangan.. Mereka melakukan kerjasama

pendidikan Nasional adalah dengan meningkatkan kualitas dari kegiatan.. Kegiatan pendidikan di sekolah merupakan suatu sistem yang sangat kompleks, yang mana semua