• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Karang Mulya Kelas IV Semester Ganjil Kecamatan Jalancagak Kabupaten Su

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Karang Mulya Kelas IV Semester Ganjil Kecamatan Jalancagak Kabupaten Su"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGGOLONGAN HEWAN

BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DALAM

PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Karang Mulya Kelas IV Semester Ganjil Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang Tahun Pelajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Dewi Diyanti

1206777

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGGOLONGAN HEWAN

BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA DALAM

PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Karang Mulya Kelas IV Semester Ganjil Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang Tahun Pelajaran 2013-2014)

Oleh Dewi Diyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dewi Diyanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

(5)

ABSTRAK

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perolehan rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas IV yang kurang yakni 54,86 dari target KKM 68. Secara umum tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan menggunaka media film. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian ini 35 siswa yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 19 orang laki-laki pada tahun pelajaran 2013/2014 di SDN Karang Mulya Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang. Data menunjukan bahwa pada tindakan pembelajaran siklus I hasil belajar aspek kognitif siswa diperolehan nilai rata-rata 70,57 dengan ketuntasan 65,71 dan pada tindakan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan yang cukup tinggi dengan perolehan nilai rata-rata 90,28 dengan ketuntasan 94,29%. Seiring dengan meningkatannya nilai kognitif siswa maka nilai keterampilan dan nilai sikap siswapun mengalami peningkatan tiap siklusnya. Kata Kunci: media film, hasil belajar siswa.

Abstract: The background for this research is based on students’

average mark on fourth grade which less in 54.86 from the maximum target 68. The point of this research is to increase the learning process and the response from the students by using movie. The method for this research is Classroom Action Research (CAR) with Kemmis and Mc Taggart Model. The subjects for this research are 35 students consisting of 16 girls and 19 boys at Karangmulya elementary school Jalancagak Subang. The data shows that the first cycle of learning action of students' in cognitive aspect learning average mark 70.57 with completeness 65.71% and the second cycle of learning action increased with the acquisition of a high enough average mark of 90.28 with completeness 94,29%. Along with the increase of the students mark in cognitive skills and attitudes, the students mark will increase in every cycle.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ...………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI .………. vi

DAFTAR TABEL .……….. viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ....………... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ...………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 7

C. Hipotesi Tindakan ………... 7

D. Tujuan ... 7

E. Manfaat Penelitian …...………... 7

F. Definisi Operasional ………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Pembelajaran IPA ...……….. 10

1. Pengertian Pembelajaran ... 10

2. Hakikat IPA ... 11

3. Tujuan Pembelajaran di SD ... 14

4. Ruang Lingkup IPA di SD ... 15

B. Film sebagai Media Pembelajaran ...………. 15

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 15

2. Manfaat dan Peran Media Pembelajaran ... 16

(7)

5. Jenis-jenis Media Film ... 22

6. Kelebihan dan Kelemahan Media Film ... 23

7. Media Film sebagai Media Pembelajaran ... 24

C. Hasil Belajar ……...………….. 26

1. Pengertian Belajar ... 26

2. Pengertian Hasil Belajar ... 27

3. Faktor yang Mendukung Hasil Belajar ... 28

D. Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya .... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian ………. 35

B. Model Penelitian ...……….. 37

C. Lokasi dan Subjek Penelitian .……….…….. 41

D. Prosedur Penelitian ..………. 41

E. Instrument Penelitian ……….………... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ...……… 47

G. Pengelolaan dan Analisis Data ………. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah ...……….. 51

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...………. 53

C. Pembahasan ……….. 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 91

B. Saran ………. 93

DAFTAR PUSTAKA ……… 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 97

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.3 Penggolongan Media ... 20 4.6 Prosentase jumlah siswa setelah tindakan pembelajaran berdasarkan

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Rata-rata Hasil Belajar Siklus I ... 64

4.2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 64

4.3. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 77

4.4. Presontase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 78

(10)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Kerucut Pengalaman E. Dale ... 18

2.2 Penggolongan Media ... 19

2.4 Susunan Gigi pada Hewan Herbivora... 30

2.5 Burung Pemakan Biji ... 30

2.6 Burung Penghisap Madu ... 30

2.7 Susunan gigi pada hewan karnivora... 31

2.8. Taring harimau merupakan senjata paling mematikan untuk berburu mangsanya ... 31

2.9 Burung Hantu ... 32

2.10 Gigi hiu merupakan senjata paling mematikan untuk berburu mangsanya ... 32

2.11 Burung Pemakan Serangga ... 33

2.12 Kadal sedang berburu serangga dan termasuk dalam jenis hewan insektivor ... 33

2.13 Tikus merupakan contoh hewan omnivora ... 34

(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Perangkat Pembelajaran Siklus I Dan II ... 97

2. Instrumen Penelitian Siklus I Dan II ... 135

3. Data Hasil Penelitian Siklus I Dan II ... 160

4. Dokumentasi Foto ... 229

5. Permohonan Izin Mengadakan Penelitian ... 231

6. SK Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi ... 233

7. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 235

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan berdasarkan pengalaman seseorang itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pertanda bahwa orang tersebut telah belajar adalah adanya hasil belajar berupa perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut. Baik pada peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, ataupun kemampuan-kemampuan yang lainnya. Yang sering kita kenal dengan istilah aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Ilmu Pengetahuan Alam disingkat IPA adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari di SD, yang berhubungan dengan ide-ide atau konsep-konsep yang bersifat ilmiah menyangkut alam sekitar. Belajar pada siswa sekolah dasar mengacu pada karakteristik perkembangan intelektual siswa SD itu sendiri, maka penyampaian materi pelajaran IPA tersebut harus disesuaikan dengan intelektual peserta didik yakni penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak; dari mudah ke sukar; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Dengan kata lain, dimulai dari apa yang ada pada/di sekitar siswa dan yang dikenal, diminati serta diperlukan siswa.

Materi IPA yang dipelajari di SD dapat dilihat dalam kurikulum yang berlaku saat ini yakni KTSP diantaranya adalah :

1. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

(13)

2

4. Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya.

Salah satu materi yang masuk ke dalam ruang lingkup makhluk hidup yakni penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Ini merupakan salah satu materi yang di harapkan agar siswa mampu mengidentifikasi berbagai macam hewan dan makanan yang dimakannya sehingga mampu menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya. Dan kemudian siswa mampu mendapatkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tujuan IPA di SD di rumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Saat ini kurikulum yang brlaku yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut KTSP (Depniknas, 2006) secara terperinci tujuan IPA itu adalah : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa

berdasarkan keberadaannya, keindahan dan keteraturan alam ciptaann-Nya, 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, 5. Memecahkan masalah dan membuat keputusan,

6. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

(14)

3

mengalami kejenuhan akibat pola pembelajaran yang monoton yakni dengan melakukan diskusi kelompok untuk menggolongkan hewan berdasarkan jenis makannannya dengan panduan LKS. Namun hasil belajar siswa masih banyak belum mencapai target dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sebelum pembelajaran. Perolehan rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas IV dengan materi penggolongan hewan adalah 54,86 dari target KKM 68. Rendahnya hasil belajar ini dapat di sebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah:

1. Pengaruh anak itu sendiri. Kemampuan yang dimiliki anak berbeda-beda dalam hal kemampuan membaca, memahami materi pelajaran, kecepatan menangkap pelajaran dll.

2. Konsentrasi siswa kurang.

3. Penyampaian materi kurang menarik, monoton. 4. Proses pembelajaran yang kurang berkesan.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagian siswa kelihatan kurang aktif dan kurang tertarik dalam menerima pembelajaran. Hal ini dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan metode diskusi memungkinkan siswa saling mengandalkan dari salah satu anggota kelompok. Disini terlihat juga kecenderungan didominasi oleh ketua kelompok sehingga sebagian siswa pasif menunggu hasil jawaban yang terdapat dalam LKS. Apalagi terlihat pada siswa yang memiliki karakter yang pendiam dan sulit membaur. Kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga menimbulnya verbalisme dalam menggolongkan hewan yang belum mereka ketahui, baik jenis makanannya atau jenis hewan itu sendiri. Untuk itu perlu media yang mampu memperlihatkan tentang macam-macam hewan yang memungkinkan siswa mampu mengenal dan mengidentifikasi hewan dan jenis makanannya.

(15)

4

komponen yang terlibat didalam pembelajaran, salah satu diantaranya adalah dengan pemanfaatan media pembelajaran. Apalagi seiring dengan kemajuan teknologi dapat berpengaruh terhadap pemilihan berbagai macam media pembelajaran yang dapat kita gunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Salah satunya adalah media film. Film adalah media yang dipakai untuk merekam suatu keadaaan atau mengemukakan sesuatu berupa informasi yang akan disampaikan kepada orang lain (siswa). Dalam pelaksanaannya, guru menggunakan media film dengan beberapa alasan diantanya agar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks, dapat menyuguhkan elaborasi yang menarik, sehingga dapat memperkuat ingatan, dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas isi materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Dengan film anak dapat mengetahui dunia luar tentang berbagai cara, perilaku hewan sedang memakan makanannya di lingkungannya yang akan dijadikan sumber belajar sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Lingkungan luar kelas dapat di bawa ke ruang kelas tanpa anak harus ke luar dan tanpa guru harus membawa alat atau sumber pembelajaran langsung tersebut dalam bentuk nyata.

(16)

5

dijadikan perantara untuk menyampaikan pesan pembelajaran karena lebih efektif dan variatif dalam menyajikan sumber belajar berupa jenis-jenis hewan yang tidak ada di lingkungan sekitar sekolah. Pembelajaran menggunakan media film dapat selesai dengan waktu yang sesuai dengan jam pembelajaran yang direncanakan. Tidak seperti karyawisata yang kadang memakan waktu lebih dari jam pelajaran yang ditentukan. Anak lebih konsentrasi mengamati film yang akan disajikan di kelas, tidak tepecah karena ingin bermain di tempat wisata. Warsita, B (2008:30) menjelaskan bahwa media film atau video telah terbukti memiliki kemampuan yang efektif (penetrasi lebih dari 70 %) untuk menyampaikan informasi, hiburan dan pendidikan. Sadiman, S. A, dkk. (2003, 68-69) menjelaskan sebagai suatu media, keunggulan-keunggulan film antara lain:

1. Merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama; 2. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses;

3. Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau;

4. Film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu negara ke negara lain, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk kelas;

5. Film dapat menyajikan baik teori maupun praktek dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya;

6. Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya di kelas;

7. Film dapat menggunakan tekhnik-tekhnik seperti warna, gerak lamban, animasi dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu;

8. Film memikat perhatian anak;

9. Film lebih realistis, dapat diulang, dihentikan dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan;

(17)

6

Untuk memperoleh penggunaan media film dalam pembelajaran ini, maka guru haruslah memahami dan menguasai keterampilan membuat media film agar dapat merancang media dengan sebaik-baiknya. Hal yang dilakukan peneliti diantaranya belajar membuat film melalui media picasa 3 dengan merekam dan mengumpulkan beberapa film yang diambil melalui kamera digital dan mendownload beberapa film tentang hewan yang sedang makan makanannya di internet. Kemudian mengeditnya sehingga menghasilkan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tujuan yang diharapkan adalah meningkatkannya hasil belajar siswa sehingga tingkat Kriteria Ketuntasan Minimum siswa dapat tercapai serta memperbaiki proses pemberian konsep pembelajaran yang diterima siswa. Sehingga jumlah siswa yang mencapai KKM menjadi minimal 85% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk melakukan proses penemuan tersebut, guru perlu menciptakan kondisi siswa agar dapat mendorong siswa aktif dan ingin tahu dan melatih keterampilan proses yang dimilki siswa. Pemilihan media pembelajaran yang tepat mampu memberikan rangsangan kepada siswa untuk aktif bertanya dan mengamati karena keingin tahuannya tanpa harus pergi ke luar kelas.

(18)

7

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalah di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media film dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya?”.

Masalah tersebut dijelaskan secara rinci seperti berikut ini :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA tentang materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media film untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Karang Mulya? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang materi penggolongan

hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media film untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Karang Mulya? 3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas IV SDN Karang Mulya dalam

pembelajaran IPA tentang pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan makanannya setelah menggunakan media film?

C.Hipotesis Tindakan

Hipotesis atas rumusan masalah dalam penelitia

n bahwa

penggunaan media film dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dalam pembelajaran IPA kelas IV di SDN Karang Mulya”.

D.Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini diharapkan agar menjadi perhatian dan masukan bagi guru dalam mengelola proses pembelajaran. Serta bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.

2. Tujuan Khusus

(19)

8

a. Perencanaan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Karang Mulya tentang materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media film.

b. Pelaksanaan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Karang Mulya tentang materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media film.

c. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Karang Mulya dalam pembelajaran IPA tentang materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan media film.

E.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelititan tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru dan Peneliti

a. Kesempatan bagi guru untuk memperbaiki dan memaksimalkan pembelajaran

b. Merupakan motivasi bagi guru untuk lebih kreatif dalam menggunakan media untuk memperlancar proses pembelajaran IPA.

c. Mengetahui cara merangsang siswa dalam meningkatkan hasil belajar. d. Sebagai media atau cara meningkatkan kinerja guru yang lebih

profesional.

e. Sebagai pengalaman dan tantangan guru membuat media film ditengah makin berkembangnya teknologi saat ini, yang memungkinkan guru memilih berbagai macam bentuk media.

2. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.

(20)

9

3. Bagi Sekolah

a. Membantu meningkatkan kualitas atau daya serap siswa.

b. Memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.

c. Menumbuhkan suasana akademis yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

F. Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara konkret atau operasional dalam mengukur keberhasilan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Media Film

Menurut Azhar Arsyad, (Alffajrinz, 2012) film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Menurut kamus besar Bahasa Indoneisa Media Film adalah sarana media massa yang disiarkan dengan menggunakan peralatan film (film, proyektor, layar); alat penghubung yang berupa film.

Media Film dalam penelitian ini adalah suatu media atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa yang disajikan dalam bentuk audio, visual dan gerak. Film pembelajaran disini termasuk ke dalam film dokumenter bersifat edukatif yang mampu memotivasi siswa sehingga dapat dengan mudah menyampaikam materi pelajaran kepada siswa secara baik dan menarik.

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Karena PTK sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Pelaksanaan tindakan kelas (PTK) tidak mengganggu tugas pokok peneliti sebagai guru karena PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Sehingga dengan melakukan PTK merupakan kegiatan nyata yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Suharsimi, A (2006:3) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Kunandar, (2008) dalam Iskandar (2011:20) penelitian tindakan (action resesrch) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaboratif) yang bertujuan untuk memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Hakikat dilakukannya penelitian tindakan kelas (PTK) adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup professional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan; pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.

(22)

36

sistematis, realitis, dan rasional yang disertai dengan meneliti semua aksinya didepan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan dan kelebihannya.

Ditinjau dari karakteristiknya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) setidaknya memilki karakterstik antara lain:

1. Didasarakn pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; 2. Adanya kolabolasi dalam pelaksanaanya;

3. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi;

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional;

5. dIlaksanakan dalam rangkaian langkah beberapa siklus.

Menurut Richart Winter dalam Iskandar (2011:24-26) ada enam karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu kritik reflektif, kritik dialektis, kolaboratif, resiko, susunan jamak, dan intenasionalisasi teori dan praktek.

Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas adalah siswa itu sendiri, guru yang sedang mengajar, materi pelajaran, media atau peralatan pembelajaran yang digunakan, hasil pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas atau pengaturan yang dilakukan oleh pimpinan sekolah (Arikunto, S, dkk. 2008).

Secara lebih rinci Iskandar (2011:33) menyebutkan tujuan penelitian tindaka kelas (PTK) sebagai berikut:

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di kelas dan sekolah.

2. Membantu guru dan dosen, serta tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran di dalam dan luar sekolah.

3. Mencari jawaban secara ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa masalah tesebut dapat dipecahkan melalui tindakan.

4. Meningkatkan sikap profesionalisme sebagai pendidik.

(23)

37

Bentuk penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru SD dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, serta mampu menjalin kemitraan antara peneliti dengan guru SD dalam memecahkan masalah aktual pembelajaran IPA di lapangan.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan media film. Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif.

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas digambarkan sebagai suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps). Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.

B. Model Penelitian

(24)

38

Gambar 3.1. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Iskandar, 2011:114)

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

Perbaikan Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan Identifikasi Masalah

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi Siklus 1

Permasalahan Baru Hasil Refleksi

Perbaikan Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi Siklus III

(25)

39

Secara rincian kegiatan pelaksanaan penelitian kelas (PTK) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan merupakan yang menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan. Perencanaan tindakan pada siklus pertama harus berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana tindakan ini mencakup semua langkah-langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/tekhnik mengajar, serta tekhnik atau instrumen observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama ini, yang berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan tekhnik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Pada saat tindakan dilaksanakan oleh peneliti di kelas maka pengumpulan data yang berkaitan dengan tindakan dapat dilakukan oleh peneliti atau tim peneliti yang ada dalam situasi terkait.

Acting (intervensi) dilaksanakan oleh peneliti untuk memperbaiki atau

menjawab masalah dengan menganalisis organisasi kelas. Langkah pertama yang diambil oleh peneliti yakni memberdayakan siswa sehingga menajdi

agent of change bagi diri dan kelasnya. Kelas diciptakan sebagai komunitas

(26)

40

3. Pengamatan atau Observasi Tindakan (Action Observation)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Dalam tahap obsevasi ini guru dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat/pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif.

4. Refleksi Terhadap Tindakan

(27)

41

C.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dipergunakan dalam penelitian adalah tempat peneliti mengajar yaitu di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karang Mulya yang berada di Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Karang Mulya Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang yang berjumlah 35 orang yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 19 orang laki-laki.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari 1 kali pertemuan.

Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x35 menit). Siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x35 menit). Siklus III dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (2x35 menit).

Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting). SIKLUS 1

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan pokok bahasan Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya dan menekankan pada tujuan pembelajaran sebagai berikut:

1) Melalui pengamatan film siswa mampu menemu-tunjukkan tiga contoh hewan pemakan tumbuhan dengan tepat.

(28)

42

3) Melalui pengamatan film siswa mampu menemu-tunjukkan tiga contoh hewan pemakan tumbuhan dan daging dengan tepat

4) Melalui pengamatan film siswa mampu menjelaskan konsep hewan herbivora

5) Melalui pengamatan film siswa mampu menjelaskan konsep hewan karnivora

6) Melalui pengamatan film siswa mampu menjelaskan konsep hewan onmivora

b. Menyiapkan sumber belajar dan merancang media pembelajaran berupa penggunaan media film pada mata pelajara IPA kelas IV SD tentang materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.

c. Membuat lembar kerja siswa (LKS) berisikan kegiatan unjuk kerja siswa yang dilengkapi dengan format isian untuk hasil pengamatan terhadap film hewan dan menggolongkan hewan berdasarkan makanannya melalui diskusi kelompok.

d. Membuat instrument berupa tes yaitu lembar evaluasi siswa berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa mengenai penggolongan hewan berdasarkan jenis makananya. e. Membuat instrument non test berupa lembar observasi aktivitas guru dan

siswa untuk mengukur aktivitas guru dan siswa

f. Diskusi tentang rencana pelaksaan tindakan dengan teman sejawat dan meminta satu orang untuk mengamati

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat atau direncanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau melakukan perubahan sesuai yang diharapkan.

Adapun hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

(29)

43

b. Siswa mengamati film hewan yang telah disiapkan guru

c. Mencatat hasil pengamatan berupa contoh hewan dengan makanannya sesuai dengan film dan diskusi untuk menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanan yang dimakannya.

d. Aktivitas lanjutan dapat berupa tanya jawab guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan, demonstrasi, presentasi dan mengerjakan LKS.

e. Pemberian evaluasi pada setiap akhir pertemuan

f. Pengisian lembar observasi aktivitas guru dan siswa (dilakukan oleh observer) dari awal kegiatan sampai akhir.

g. Diskusi dengan pengamat/observer mengenai hasil pengamatannya pada lembar observasi

3. Observasi

Kegiatan mengamati yang dilakukan peneliti bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, untuk mendapatkan temuan-temuan penting baik terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan sedangkan pengamat/observer mengamati dan mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dari awal samapi akhir.

4. Refleksi

(30)

44

Siklus II

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus II ini sama seperti tahapan yang dilakukan pada siklus I berdasarkan kekurangan dan kelemahan yang didapat pada hasil temuan pada siklus I dan menetukan alternatif pemecahan masalah pada siklus II serta menetukan bahasan yang lebih luas dari siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan

Adapun hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat atau direncanakan dengan perbaikan dan perubahan sesuai refleksi siklus I. Dengan menyajikan contoh penggolongan hewan yang lebih variatif melalui media film. Sehingga diharapkan siswa lebih mampu menggolongkan hewan berdasarkan makanannya di kelas IV melalui media film yang dirancang guru.

b. Pengisian lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan untuk sumber data pada tahap refleksi

c. Diskusi dengan pengamat/observer mengenai hasil pengamatannya pada lembar observasi

3. Observasi

Kegiatan mengamati pada siklus II sama hal dengan pengamatan pada siklus I yaitu:

a. Pengamat mencatat semua aktifitas guru dan siswa melalui lembar pengamatan yang telah dibuat.

b. Peneliti mempertimbangkan apakah kegiatan siklus I ini telah sesuai yang diharapkan.

4. Refleksi

(31)

45

pengamatan. Sehingga segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Interpretasi atau pemaknaan hasil observasi ini menjadi dasar untuk melakukan perbaikan sehingga dapat disusun langkah perencanaan dalam siklus berikutnya.

Siklus III

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus III ini tidak berbeda dengan Siklus I dan II dengan memperhatikan hasil refleksi siklus II.

2. Pelaksanaan Tindakan

Hal-hal yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus III adalah dengan melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat atau direncanakan berdasarkan perbaikan dan perubahan sesuai refleksi siklus II. Dalam pelaksaan pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator dan selama pembelajaran siswa dibimbing untuk mencari ciri-ciri hewan dengan bantuan media film.

3. Observasi

Kegiatan mengamati pada siklus III sama hal dengan pengamatan pada siklus I dan II yaitu:

a. Pengamat mencatat semua aktifitas guru dan siswa melalui lembar pengamatan yang telah dibuat.

b. Peneliti mempertimbangkan apakah kegiatan siklus III ini telah sesuai yang diharapkan atau belum.

4. Refleksi

(32)

46

pada mata pelajaran IPA tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya melalui penggunaan media film ini dapat meningkat.

5. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang obyektif dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan bisa direfleksi dengan baik.

Intstrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah instrumen pendukung yang cukup mewakili untuk keberhasilan penelitian pembelajaran. Diantaranya adalah :

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP digunakan untuk acuan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA denga menggunakan media film. RPP dissun berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ada dalam kurikulum dengan mengembangkan Indikator dan tujuan pembelajaran sesuai yang sesuai.

2) Tes hasil belajar siswa

(33)

47

3) Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja peserta didik memuat petunjuk kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam mengamati film. Yang memuat beberapa pertanyaan yang harus dijawab dengan kelompoknya. Dalam mengisi LKS siswa dituntut diskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya dan saling membatu dalam memahami materi.

4) Lembar observasi

Lembar observasi dilaksanakan berupa observasi dalam perencanaan dan observasi dalam pelaksanaan tindakan. Tekhnik observasi yang dilakukan penelitian ini dalam pelaksanaan tindakan adalah pengamatan langsung oleh teman sejawat mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tes, observasi dan diskusi teman sejawat.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang dikumpulkan melalui instrumen tes berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada setiap siklus.

2. Observasi untuk mendapat data tentang aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media film. Observasi dilakukan oleh seorang pengamat melalui lembar observasi.

3. Diskusi teman sejawat untuk refleksi hasil siklus PTK

G.Pengolahan dan Analisis Data

(34)

48

dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui tes hasil belajar dan observasi sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Jenis data yang didapat pada penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa berupa tes setiap siklusnya. Untuk menganalisis data kuantitatif dilakukan beberapa langkah beriku ini:

a. Pengolahan tes hasil belajar

Data mentah yang diperoleh dari tes tertulis baik di awal atau akhir pembelajaran diolah melalui cara penyekoran dengan menghitung nilai setiap siswa dan menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kognitif siswa dalam menyimak film mengenai penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.

1) Untuk menghitung nilai setiap siswa dilakukan dengan pemberian bobot nilai pada setiap soal. Setiap jawaban soal yang benar mendapat bobot nilai 10. Dan setiap jawaban yang salah mendapat nilai 0. Sehingga nilai siswa adalah jumlah semua jawaban yang benar. Yakni nilai maksimal 100 dan minimal 0.

2) Menghitung rata-rata nilai hasil belajar siswa

Sedangkan untuk menghitung nilai rata-rata siswa didapat dengan cara menjumlahkan skor yang ada kemudian dibagi berapa banyak skor yang ada.

Sumber: Wahyudin dkk, 2007:23)

Keterangan : ̅: Mean atau nilai rata-rata kelas : Simbol skor

∑ Jumlah (∑ : jumlah skor yang ada) : Jumlah Peserta Tes (Banyaknya Skor )

(35)

49

3) Menghitung persentase banyaknya siswa yang telah menuntaskan hasil belajar dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% ketuntasan hasil belajar =

Sumber: Hani, 2010:34-35

4) Menghitung gain nilai pre test dan post test dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Gain = skor pre test - post test

Sumber: Hani, 2010:34-35

Untuk mengukur ketuntasan dilakukan dengan mengikuti sekolah dengan ketentuan “siswa dinyatakan tuntas, jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 68 dan siswa dinyatakan tidak lulus, jika nilai siswa kurang dari 68”. Penilaian aspek keterampilan (psikomotorik) dan aspek sikap (afektif) dirancang oleh peneliti untuk menilai kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dalam menggunakan media film.

2. Data Kualitatif 1. Lembar Observasi

(36)

50

dalam pembelajaran sudah sesuai dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah di laksanakan mulai dari tahap pencanaan tindakan, pelaksanan tindakan, observasi, dan repleksi hingga tahap penyusunan laporan telah berjalan sebagaimana mestinya. Termasuk pada saat pengambilan serta penelaahan data yang terkumpul, serta pengambilan gambar. Meskipun masih ada kendala yang ditemui pada saat berlangsungnya penelitian.

Dengan mengacu pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, serta tujuan penelitian ini, maka penulis mencoba menuangkan kesimpulan serta saran yang berhubungan dengan penelitian ini.

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian mengenai penggunaan media film untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN Karang Mulya Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(38)

92

Siswa (LKS), membuat instrument berupa tes dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan penyusunan langkah-langka pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media film dilaksanakan dengan beberapa langkah yakni memberikan pengetahuan dengan menayangkan cuplikan film dan memberikan pertanyaan sebagai permasalahan awal; mengamati film tentang aktifitas hewan sedang makan; aktivitas lanjutan (tanya jawab tentang isi film; mencari pasangan gambar, menyusun puzzel; mengumpulkan informasi dengan diskusi dan mencari di buku sumber, mengerjakan LKS); mengasosiasi informasi pengetahuan awal dengan setelah pembelajaran; dan mengkomunikasikan dengan mempresentasikan hasil kerja dan diskusi kelompok.

Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media film ini siswa sangat tertarik, antusias dan tidak menimbulkan verbalisme. Mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemamuan siswa. Tidak monoton dan membosankan karena pembelajaranpun diselingi dengan permainan dan bernyanyi sehingga siswa aktif dan merasa senang. Penayangan film tentang hewan ini tidak lepas dengan pengamatan yang hasilnya dituliskan oleh siswa pada lembar pengamatan yang memungkinkan siswa lebih faham tentang konsep penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya sehingga mampu neningkatkan hasil belajarnya. Berbeda dengan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tidak menggunakan media film. Sebagian siswa kelihatan kurang aktif dan kurang tertarik dalam menerima pembelajaran. Tidak ada kerjasama dalam diskusi karena siswa saling mengandalkan dan cenderungan didominasi oleh ketua kelompok sehingga sebagian siswa pasif. Timbulnya verbalisme dalam menggolongkan hewan yang belum mereka ketahui, baik jenis makanannya atau jenis hewan itu sendiri.

(39)

93

belajar siswa yang mengalami peningkatan dari setiap siklusnya Pada siklus I nilai rata-rata setelah pelaksanaan tindakan adalah 70,57 meningkat menjadi 90,28 di siklus II. Pada Siklus I prosentase jumlah siswa pada batas dan di atas KKM sebesar 65,71%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 94,29%. Walaupun tidak tuntas 100% yakni masih ada dua orang siswa yang belum tuntas, Namun penggunaan media film dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dalam pembelajaran IPA kelas IV di SDN Karang Mulya lebih dari target ketuntasan yakni 85%. Selain itu, aspek keterampilan (psikomotorik) dan aspek sikappun (afektif) mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian dan respons siswa setelah menggunakan media film. Mereka lebih menikmati pembelajaran dengan menggunakan media film dari pada pembelajaran biasanya. Selain itu siswa mulai disiplin, terlihat dari kerjasama dan melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur. Mulai konsentrasi dalam mengamati film, menyimak penjelasan guru, terlihat dari semakin meningkatnya siswa dalam cara menguraikan hasil pengamatannnya. Hal ini dikarenakan menuliskan hasil pengamatan film dilakukan langsung secara individu. Mulai ada rasa saling menghargai dan rasa tanggung jawab karena pembagian tugas dalam kelompok merata sehingga terjalin kerja sama saat diskusi yang semakin baik di tiap siklusnya.

B.Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam penggunaan media film. saran tersebut diantaranya:

1. Untuk Guru

(40)

94

memungkinkan siswa melakukan pengamatan langsung, maka penggunaan media film dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan untuk digunakan dalam pembelajaran.

b. Para guru harus mempunyai kreatifitas dan usaha yang keras untuk merancang media film karena respon dan sikap siswa menunjukan rasa senang, antusias dan lebih tertarik terhadap film tersebut sehingga memudahkan siswa untuk konsentrasi dan hasil belajarpun meningkat. Pengamatanpun lebih maksimal karena media film mampu diulang-ulang apabila belum selesai mengamati.

c. Para guru Sekolah Dasar dan sekolah tingkat lainnya dapat mengoptimalkan media film pada pelajaran lain dengan bentuk yang lain di tingkat sekolahnya. Karena Sadiman, dkk. (2003:68-69) mengungkapkan keunggulan film yakni baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama; film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses; film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu negara ke negara lain, dunia luar dapat dibawa masuk kelas; film memikat perhatian anak; film dapat mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan); dan film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan-kegiatan anak.

2. Untuk Kepala Sekolah

a. Untuk kepala sekolah hendaknya memberikan dukungan dan motivasi kepada para guru terhadap penyediaan media. Dukungan dan motivasi ini sangat berpengaruh positif sehingga memungkinkan guru lebih mudah menggunaan media film dalam proses pembelajaran. 3. Untuk Peneliti Lanjutan

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Alffajrinz, (2012). Film Sebagai Media Pembelajaran [online]

Tersedia:http://griyadownload.blogspot.com/2012/01/film-sebagai-media-pembelajaran.html [05-11-2013, 5:58]

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Depdiknas.(2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Endang, A. (2013). Definisi IPA. [online]

Tersedia:http://de151515.blogspot.com/2013/03/definisi-ipa.html [08-09-201;3 5:56]

Hani, (2011). Penggunaan Media Lingkungan Untuk Meningkatkan Kemampuan

Menggolongkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya Pada Siswa Kelas Iv Sdn Limbangan Tengah Ii Kabupaten Garut. Skripsi pada FIP

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Herry, H. A, dkk. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung. Upi press Http://www.animalcarnivoros.youtube.html [20-11-2013]

Iskandar. (2011).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press Lutfiyah, E. (2012). El-lutfiyah. [online]

Tersedia:http://elly-lutfiyah.blogspot.com/2012/06/media-film-sebagai-media-pembelajaran.html

(42)

96

Tersedia:http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-media-pembelajaran.html

Rositawaty, S; Muharam, A. (2008). Senang Belajar IPA Untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Sadiman, S. A. (2003). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan Dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada

Sagala,S. (2012). Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Samatowa, U. (2006). Bagaimana Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar . Bandung: Alfabeta

Septa, K. (2011). Hakekat Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. [online] Tersedia:http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sekolah.html [8-9-2013; 6:07]

Sudjana, S (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosda Karya

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Syaifurahman, Ujiati. T. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT.

Indeks

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Wahyudin, U. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.

Widyaningsih, S. W. (2012). Definisi (Ilmu Pengetahuan Alam) Ipa. [online] Tersedia:http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2012/02/definisi-ilmu-pengetahuan-alam-ipa.html [10-11-2013 15:53]

Wiraguna, A.(2011). Media Pembelajaran IPA SD Kelas IV Semester 1 . [online]

Gambar

Tabel  2.3 Penggolongan Media .........................................................................
Grafik  4.1. Rata-rata Hasil Belajar Siklus I .........................................................
Gambar  2.1 Kerucut Pengalaman E. Dale .............................................................
Gambar 3.1.  Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Iskandar, 2011:114)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan enzim protease bermanfaat untuk mengatur kekuatan dari ikatan gluten sehingga adonan roti yang dihasilkan akan sesuai dengan spesifikasi produk roti yang diinginkan,

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. MEDAN

Dalam sebuah pertunjukkan, rinding akan dikombinasikan dengan gubeng, sebuah alat musik dari bambu yang menimbulkan suara bila dipukul. Kombinasi permainan ini namanya rinding

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku hidup Bersih dan Sehat Masyarakat di Kota Medan?. Saya mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa

Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara keterlibatan ibu yang berpendidikan Perguruan Tinggi dan ibu yang berpendidikan SMA, dan kedua kelompok ibu (Perguruan

Kestabilan 7 genotipe mutan Jame-jame, 2 genotipe mutan Ratim, 17 genotipe mutan UJ-5, 1 genotipe mutan Malang 4, dan 14 genotipe mutan Adira 4 pada karakter panen

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Perubahan lahan atau alih fungsi lahan akan memicu konflik sosial dan permasalahan lingkungan khususnya perubahan kondisi kawasan tangkapan air, debit air dan dapat