• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Geografis Jaminan Keamanan melalui Teknologi Nirkabel dan SMS Gateway

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Geografis Jaminan Keamanan melalui Teknologi Nirkabel dan SMS Gateway"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JAMINAN KEAMANAN

MELALUI TEKNOLOGI NIRKABEL DAN SMS-

GATEWAY

FUAD ABDUL ZABAR

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JAMINAN KEAMANAN

MELALUI TEKNOLOGI NIRKABEL DAN SMS

GATEWAY

FUAD ABDUL ZABAR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

ABSTRACT

JELITA v1.3 is the result of ongoing research initiated by Ramadhini (2006), and continued by Setiadi (2007). JELITA v1.3 is a security system based on client-server network using a wireless IEEE 802.11b/g that aim integrate each house into centralized security monitoring system. This new version of JELITA changed the client-based system to server-based system due to efficiency reason. These changes include the replacement of dial-up functional to alarm system and moved the function of SMS-gateway to the server. On the client side, the use of passive infra red sensor (PIR) KC7789R, supporting JELITA v1.3 as a system that detected only human. This system provided several new functions that support the calculation of shortest path to the scene using Dijkstra's algorithm. In addition, JELITA v1.3 also integrated geographic information system (GIS) that help the security guard to identify the location of event easier.

(4)

Dosen Penguji:

(5)

Judul Skripsi : Sistem Informasi Geografis Jaminan Keamanan melalui Teknologi

Nirkabel dan SMS Gateway

Nama

: Fuad Abdul Zabar

NIM

: G64051416

Menyetujui:

Pembimbing,

Ir. Sri Wahjuni, M.T.

NIP 19680501 200501 2 001

Mengetahui:

Ketua Departemen,

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc

NIP. 19601126 198601 2 001

(6)

PRAKATA

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul Sistem Informasi Geografis Jaminan Kamanan melalui Teknologi Nirkabel dan SMS-gateway dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan mulai November 2008 sampai dengan Agustus 2010, bertempat di Departemen Ilmu Komputer.

Selama pelaksanaan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak dan ibu yang selalu memberikan materi, dukungan, nasehat dan doa yang tidak terputus

bagi penulis.

2. Bapak Heru Sukoco dan Ibu Sri Wahjuni selaku pembimbing pertama yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis selama penulis menjadi mahasiswa. Mohon maaf atas segala kekhilafan yang telah banyak penulis lakukan dan terima kasih atas segala saran yang telah diberikan.

3. Paman, Bibi, dan semua orang yang memiliki tangan lembut yang ikhlas. Ibu Yanti Hadiyati dan semua pengurus yayasan. Terima kasih atas segala kebaikan yang sudah diberikan. Dari tangan-tangan baik kalian saya bisa ada seperti sekarang ini.

4. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komputer angkatan 42 yang telah menjadi sumber inspirasi dan semangat untuk terus berfikir maju dan positif. Untuk Mochammad Isa, terima kasih sudah jadi teman, tempat berbagi susah maupun senang. Juga untuk Freddy Yuswanto yang udah banyak memberi pelajaran melalui projek-projeknya. Semoga kesuksesan dan keberkahan untuk kita semua.

5. Indra Nugraha Abdullah, Rachma Kania, Nutri Dinna Suherman, Sutanto, dan Sri Danuriati, kalian orang-orang hebat dengan segala keunikan sifat masing-masing. Dari kalian saya belajar tentang menata diri. Kesopanan, kelembutan, semangat yang tak pernah padam, dan sifat easy going dan tidak mudah tersinggung memberikan inspirasi yang sangat besar bagi saya untuk menjalani hidup ke depan. Terima kasih, kalian sudah ada di sekitar saya.

6. Teman-teman kost Villa Bambu. Goni, Firman, Ahmad Darda, Efi, Johan, Ahmad Fuadi, dan Bima. Terima kasih atas tumpangan dan bantuannya selama skripsi sampai sidang. Budi baik kalian sangat berarti buat saya, bahkan kalian sudah seperti saudara bagi saya.

7. Pasangan Mardani dan Annisa Istiqomah, juga pasangan Yusuf Alfajar dan Farida semoga kalian dijadikan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah dan dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholehah. Membahagiakan orang tua di dunia dan mendoakan untuk keselamatan orang tua di akhirat.

8. Adik-adikku sumber kekuatan di kala lemah. Semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, sukses dunia dan akhirat. Siti Subarkah, Do’a abang selalu buat kamu. Semoga kamu diberikan kecerdasan. Semoga abang bisa menjaga kamu hingga kamu dewasa.

9. Sahabat Pamacik (Paguyuban Mahasiswa Cikarang). Kalian orang-orang terbaik daerah. Sisihkan sedikit waktu dan pemikiran kalian untuk Cikarang. Semoga di tangan-tangan kalian Cikarang akan menjadi lebih maju. Tetap kompak dan semangat.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa pun yang membacanya.

Bogor, Agustus 2010

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1985 dalam keluarga sederhana sebagai anak pertama dari delapan bersaudara dari pasangan M. Marta dan Siti Nur Janih. Penulis menjalani sekolah dasar di SDN 1 Buni Asih, dan melanjutkan sekolah ke SLTPN 1 Cikarang. Sejak kecil penulis telah belajar mandiri. Pada waktu SMP penulis pernah bekerja di sebuah CV untuk membantu biaya sekolah. Meski harus melewati berbagai kesulitan, alhamdulillah penulis berhasil menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMUN 1 Cikarang pada tahun 2003. Semangat menuntut ilmu yang tidak pernah padam, telah mendorong untuk terus berusaha mengejar impiannya. Meski harus menunda kuliah selama dua tahun, penulis terus berusaha dengan cara bekerja mengumpulkan uang untuk kuliah, dan mengikuti ujian pada setiap kesempatan. Penulis pernah bekerja di dua perusahaan Jepang, yaitu PT Matsushita Toshiba selama satu tahun dan di PT Sanyo Indonesia selama delapan bulan.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman 

PENDAHULUAN1 

Latar Belakang ... 1 

Tujuan Penelitian ... 1 

Ruang Lingkup Penelitian ... 1 

Manfaat Penelitian ... 1 

TINJAUAN PUSTAKA1  Mikrokontroler DT-51 ... 1 

Sensor Passive Infrared (PIR) KC7783R ... 2 

Jaringan Client-Server ... 2 

Peta dan Pemetaan ... 3 

SIG ... 3 

Data Spasial ... 4 

MapServer ... 4 

P.mapper ... 5 

Graph ... 5 

Dijkstra ... 6 

SMS ... 7 

Gammu ... 7 

METODE PENELITIAN 8  Perencanaan ... 8 

Rancangan Sistem ... 9 

Implementasi ... 10 

Penggunaan dan Pengujian ... 10 

HASIL DAN PEMBAHASAN10  Deskripsi Sistem ... 10 

Rancangan Sistem ... 10 

Implementasi Sistem ... 17 

Penggunaan dan Pengujian ... 21 

KESIMPULAN DAN SARAN24  Kesimpulan ... 24 

Saran ... 24 

DAFTAR PUSTAKA ... 24

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Perbandingan JELITA v.1.2 dan JELITA v.1.3 (asumsi dengan seratus client) ... 11

2 Struktur tabel outbox ... 15

3 Struktur tabel sentitems ... 15

4 Struktur tabel petugas ... 15

5 Struktur tabel client ... 15

6 Struktur tabel report ... 16

7 Data hasil pengujian modul detektor ... 21

8 Data hasil pengujian komunikasi client-server ... 22

9 Data hasil pengujian perhitungan shortest path dengan algoritme Dijkstra ... 23

DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Kenampakan dua sisi PIR KC7783R ... 2

2 Ilustrasi terjadinya perbedaan diferensial tegangan pada dua slot sensor PIR ... 2

3 Jaringan Client- Server ... 3

4 Arsitektur sistem web GIS pada MapServer ... 4

5 Stuktur mapfile ... 5

6 Ilustrasi algoritme Dijkstra ... 6

7 Arsitektur dasar jaringan layanan SMS ... 7

8 Arsitektur Aplikasi SMS dengan Gammu ... 7

9 SDLC ... 8

10 Arsitektur jaringan Sistem Informasi JELITA v1.2 ... 9

11 Ilustrasi pengalihan fungsi SMS gateway dan dial-up (menjadi alarm) ... 11

12 Diagram alir sistem ... 12

13 Skema rangkaian detektor ... 12

14 Diagram konteks ... 13

15 Data flow diagram level 1 ... 14

16 Entity Relationship Diagram ... 14

17 Desain antarmuka tampilan peta JELITA ... 16

18 Interface alert peringatan ... 17

19 Tampilan highlight jalur terpendek ... 17

20 Tampilan peta utama ... 18

21 Tampilan peta referensi ... 18

22 Tampilan daftar tool box ... 18

23 Daftar lapisan peta ... 18

24 Diagram alur pendeteksian gerak ... 18

25 Ilustrasi interface socket ... 19

26 Diagram alir proses kerja server ... 19

27 SMS gateway JELITA ... 21

28 Screenshoot tabel sentitems ... 22

29 Foto pesan SMS pada telepon selular tujuan ... 22

30 Graf ilustrasi algoritme Dijkstra ... 23

DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Format data yang didukung MapServer ... 27

2 Fungsi-fungsi yang didukung pada P.mapper ... 28

3 Arsitektur jaringan JELITA ... 29

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang 

Keamanan merupakan aspek utama dalam sebuah hunian. Karena dari faktor rasa aman ini akan menciptakan sebuah ketenangan. Keamanan dalam hal ini diartikan sebagai rasa aman dari tindak kriminal. Di sisi lain, sering kali terjadi tindak pencurian terutama di rumah-rumah penduduk. Hal itu tidak terlepas dari kenyataan hidup sehari-hari. Ada kalanya rumah ditinggalkan dalam keadaan tak berpenghuni selama waktu tertentu. Selain itu, sistem pengawasan keamanan yang tidak mungkin memantau tiap rumah dalam waktu 24 jam, menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan bagus bagi pencuri untuk melakukan aksinya. Untuk itu perlu adanya sistem yang selalu standby 24 jam dan mampu memberi peringatan dini terhadap kejadian pencurian kepada petugas dan para tetangga terdekat.

Sistem informasi JELITA (Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) merupakan sistem pengamanan perumahan yang terorganisir dan terpusat dalam satu pengawasan. Sistem ini merupakan hasil dari penelitian berkelanjutan yang berturut-turut dikembangkan oleh Ramadhini (2006), dan Setiadi (2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhini (2006) merupakan awal pengembangan sistem, dan menghasilkan JELITA v1.1. Pada sistem ini fungsi yang dimiliki baru sekedar pendeteksian keberadaan manusia dengan menggunakan sensor geser dan mengabarkan kejadian tersebut ke pos penjaga melalui komunikasi client-server.

Di lain pihak, JELITA v1.2 yang dikembangkan oleh Setiadi (2007), telah berhasil melakukan fungsi-fungsi pendeteksian, pengiriman SMS, serta dial-up. Namun demikian, JELITA v1.2 membebankan sebagian besar fungsi sistem di sisi client (client-based). Hal tersebut menjadikan sistem tersebut lebih mahal dalam pengembangannya. Oleh karena itu, penelitian kali ini berupaya untuk mengurangi biaya pengembangan sistem, serta menambahkan beberapa fungsi pendukung yang baru.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menambahkan beberapa fungsi pendukung, yaitu antarmuka peta perumahan, dan

perhitungan jalur terpendek menuju lokasi kejadian. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menjadikan JELITA lebih murah secara ekonomi, melalui pengubahan sistem ke dalam bentuk server-based yang lebih efisien.

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjawab tujuan penelitian ini, maka perlu dilakukan pembuatan fungsi-fungsi baru serta optimalisasi fungsi-fungsi yang telah ada. Adapun rincian lingkup kegiatan penelitian yang dilakukan, tertuang dalam beberapa poin-poin berikut:

1. Migrasi sistem dari client-based ke server-based

2. Penggantian fungsi dial-up dengan alarm

3. Penggunaan Passive Infrared (PIR) KC7783R sebagai detektor

4. Penerapan algoritme Dijkstra pada perhitungan jarak terpendek

5. Penambahan antarmuka peta berbasis web dengan menggunakan Mapserver dan framework P.mapper

Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini dihasilkan sebuah prototype sistem keamanan perumahan berbasis client-server yang lebih murah, dengan dilengkapi peta lokasi kejadian. Sistem ini memberikan peringatan dini dan informasi lokasi kejadian pencurian dalam bentuk pesan teks dan visual grafis.

TINJAUAN PUSTAKA

Mikrokontroler DT-51

DT-51 adalah alat pengembangan mikrokontroler keluarga MCS-51TM yang memiliki kemampuan diprogram dan telah dilengkapi dengan debugger DT51D sehingga kesalahan software lebih mudah dilacak. Salah satu jenis yang telah diproduksi ialah DT-51 Ver3.3 yang dirilis pada tahun 2007.

Spesifikasi DT-51 sebagai berikut (innovativeelectronics 2008):

 Berbasis mikrokontroler AT89S51 yang berstandar industri.

(11)

 Delapan Kbytes non-volatile memori (EEPROM) untuk menyimpan program dan data.

 Empat port input-output (I/O) dengan kapasitas 8 bit tiap port-nya.

Port Liquid Crystal Display (LCD) untuk keperluan tampilan.

 Konektor ekspansi untuk menghubungkan DT-51 dengan add-on board yang kompatibel dari Innovative Electronics.

Sensor Passive Infrared (PIR) KC7783R

Passive Infrared KC7783R, seperti yang terlihat pada Gambar 1 merupakan salah satu dari beberapa sensor pendeteksi gerak yang mampu mengenali keberadaan objek melalui panas dan perubahan panjang gelombang infra merah yang dipancarkan oleh sebuah objek.

Gambar 1 Kenampakan dua sisi PIR KC7783R (electronics123 2008)

Sensor PIR memungkinkan untuk mendeteksi gerak melalui panas tubuh manusia pada saat melewatinya. Hal ini dikarenakan PIR dirancang agar bisa mendeteksi gelombang antara 8 sampai 12 mikrometer, menyesuaikan panjang gelombang yang dipancarkan oleh manusia. PIR pada dasarnya terbuat dari sensor pyroelectric yang dapat mendeteksi pada level radiasi infra merah .

Sensor pyroelectric terbuat dari bahan kristal yang menghasilkan muatan listrik bila terkena panas dalam bentuk radiasi infra merah.

PIR itu sendiri tediri atas dua slot. Tiap slot terbuat dari material khusus yang sensitif terhadap infra merah, seperti yang dintunjukkan pada Gambar 2.

Pada saat sensor idle (tak ada gerak yang terdeteksi), kedua slot tersebut akan memiliki jumlah radiasi infra merah yang sama. Namun ketika sebuah panas tubuh manusia memasuki sensor, pertama kali akan memotong setengah dari sensor. Selanjutnya IR filter akan menyaring panjang gelombang sinar infra merah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga sensor akan membaca panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia

yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer saja (Glolab 2003).

Gambar 2 Ilustrasi terjadinya perbedaan diferensial tegangan pada dua slot sensor PIR

(Glolab 2003).

Kemudian, panjang gelombang tersebut akan menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik. Arus listrik tersebut akan diperkuat oleh rangkaian amplifier dan selanjutnya akan dibandingkan oleh komparator untuk menghasilkan sebuah kondisi logika 0 dan 1. Arus yang dihasilkan tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan diferensial positif antara dua bagian slot tersebut. Selanjutnya, pada saat panas tubuh tersebut bergerak melewati sensor, menyebabkan perubahan diferensial negatif pada setengah bagian yang lainnya. Dari perubahan nilai diferensial tersebut akan terbaca sebagai perubahan pulsa yang akan dianggap sebagai gerak manusia dan selanjutnya akan membangkitkan tegangan level tinggi antara 5-6 volt.

Untuk memperluas area yang dapat terdeteksi, maka digunakan lensa fresnel. Lensa ini terbuat dari material yang menransmisikan Infrared yang memiliki jangkauan transmisi IR dari 8 sampai 14 μm yang paling sensitif terhadap radiasi tubuh manusia. Radiasi ini dirancang agar alur-alur patahannya menghadap ke sisi subjek dari lensa dimana biasanya menjadi bagian luar dari penutup yang menaungi sensor. Elemen lensa berbentuk bundar dengan diameter 1 inch dan memiliki bingkai persegi berukuran 1,5 inch.

Jaringan Client-Server

(12)

Gambar 3 Jaringan Client- Server (Anfinson dan Quamme 2008).

Secara umum, client-server merupakan sebuah sistem. Tidak hanya sekedar hardware dan software, client-server merupakan perpaduan antara peralatan, infrastruktur, dan software yang bekerja secara bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan komputasi yang memungkinkan penggunaannya menjadi lebih efisien dan produktif.

Terdapat berbagai cara untuk membagi proses antara client dan server. Tapi yang pasti distribusi data dan pemrograman aplikasi tergantung pada sifat dari database, jenis aplikasi yang didukung, ketersediaan peralatan

vendor interoperability, dan

pola penggunaan dalam sebuah organisasi. Berdasarkan database-nya, kelas aplikasi client - server telah dibedakan menjadi (Yadav dan Singh 2009):

(i) Pengolahan berbasis host: Hampir semua proses dilakukan pada host sentral, sering kali antarmuka pengguna berupa terminal. Hal itu sebagian besar berada di lingkungan mainframe, bukan client-server komputasi sebenarnya.

(ii) Pengolahan berbasis server: Seluruh proses dilakukan di server, dan server bertanggung jawab untuk menyediakan grafik antarmuka pengguna (GUI). Beban yang amat besar berada di server, sehingga disebut juga sebagai model fat server.

(iii) Pengolahan berbasis client: Hampir semua proses aplikasi dapat dilakukan di client, kecuali rutinitas validasi data dan fungsi logika database lain yang sebaiknya dilakukan pada server. Beberapa fungsi logika database yang canggih berada di sisi client. Arsitektur ini merupakan pendekatan client-server yang paling umum yang digunakan sekarang. Hal ini memungkinkan pengguna untuk menggunakan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

(iv) Pengolahan bersama (cooperative procesing): Mengambil keuntungan dari jumlah kedua client dan mesin server dan distribusi data, proses aplikasi dilakukan dengan cara yang dioptimalkan. Sebuah konfigurasi client-server tertentu melakukan pendekatan yang lebih kompleks untuk pembuatan dan pemeliharaan. Tetapi dalam jangka panjang, konfigurasi ini mungkin menawarkan keuntungan yang lebih besar bagi produktivitas dan efisiensi pengguna jaringan yang lebih besar daripada pendekatan client-server yang lain. Sebuah beban besar berada pada sisi client, sehingga ini juga disebut model fat client.

Peta dan Pemetaan

Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu (Brinker 1984).

Secara umum peta terdiri dari dua jenis jika dipandang dari maksud dan tujuannya, yaitu : peta dasar dan peta tematik.

1. Peta dasar

Peta dasar adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu yang dilengkapi dengan informasi tampilan alami atau buatan. Contoh peta dasar seperti: peta situasi, peta topografi.

2. Peta tematik

Peta tematik adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang dilengkapi dengan informasi tertentu baik di atas maupun di bawah permukaan bumi yang mengandung tema tertentu. Contoh peta tematik seperti : peta jenis tanah, peta kesesuaian lahan.

Unsur-unsur peta terdiri atas :

 Judul Peta  Skala Peta

 Penunjuk/Pedoman arah  Legenda

 Keterangan

SIG

 

(13)

1 Sistem komputer

Sistem komputer berupa komputer dan sistem operasi yang digunakan untuk mengoperasikan SIG.

2 Perangkat lunak SIG

Perangkat lunak SIG berupa program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras.

3 Perangkat fikir

Perangkat fikir merujuk pada tujuan, sasaran, dan alasan penggunaan SIG.

4 Infrastruktur

Infrastruktur merujuk pada kebutuhan fisik berhubungan dengan organisasi dan lingkungan pengunaan SIG.

Adapun data geografis yang digunakan dapat berupa informasi suatu objek yang ditemukan di permukaan bumi, seperti lokasi, bentuk, dan deskripsinya.

Data Spasial

Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi, objek, dan hubungan di antaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana di dalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, di bawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan Williamson 2000a, diacu dalam Gumelar 2003). Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi (Radjabidfard 2001, diacu dalam Gumelar 2003).

Lebih lanjut lagi Mapping Science Committee (1995) dalam Rajabidfard (2001) menerangkankan mengenai pentingnya peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan mengenai lokasi dari suatu aktifitas memungkinkan hubungannya dengan aktifiktas lain atau elemen lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan dan (2) Lokasi memungkinkan diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, memberikan arahan dalam membuat keputusan spasial yang bersifat kompleks (Gumelar 2003).

MapServer

MapServer merupakan aplikasi open-source yang dapat mengolah data SIG dalam format raster maupun format vektor. Arsitektur dari MapServer dapat dilihat pada Gambar 4.

MapServer memungkinkan untuk diakses di internet melalui web browser. Saat mengakses aplikasi tersebut, client mengirimkan http request kepada server melalui internet. Request dari client akan didengar oleh web server untuk selanjutnya diteruskan ke program MapServer. Input data pada MapServer dapat berupa data file (shapefile, image) basis data maupun remote data.

MapServer akan mengolah data berdasarkan konfigurasi yang tertulis pada mapfile dan menghasilkan file image. File image inilah yang akan dikirim oleh server kepada client dengan memberikan http respond, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Arsitektur sistem web GIS pada MapServer.

Salah satu keunggulan MapServer adalah kemampuannya menangani berbagai format data. Format native yang dapat langsung dibaca oleh MapServer adalah ESRI shapefiles, Intergraph Microstation design files (DGN), MapInfo TAB files, dan Oracle spatial serta masih banyak lagi format lainnya yang akan disertakan dalam Lampiran 1.

(14)

Gambar 5 Stuktur map file (Kropla 2005).

MapServer dapat menyajikan peta tematik, yaitu peta yang memperlihatkan distribusi spasial untuk satu atau lebih tematik (kelas informasi berdasarkan tema) dalam suatu area geografis.

Untuk menghasilkan peta tematik pada MapServer dilakukan definisi layer yang menjadi basis tematiknya. Setiap layer pada map file memiliki beberapa CLASS. CLASS akan mendefinisikan cara tampilan objek unsur spasial. Untuk memisahkan unsur spasial menjadi beberapa kelas digunakan CLASSITEM dengan EXPRESSION sebagai definisi batas kelas tersebut.

Hasil permintaan sebuah layer peta pada umumnya diimplementasikan dalam format raster atau file gambar yang dianggap standar yaitu GIF, PNG, JPG, dan lainnya. Dalam penelitian ini digunakan format file PNG. Proses kompresi pada PNG tidak menyebabkan adanya data yang hilang dan dapat ditampilkan secara transparan. Pada format JPG, proses kompresinya menyebabkan ada beberapa data yang hilang dan tidak dapat ditampilkan secara transparency. Pada format file GIF, walaupun dapat ditampilkan dengan transparan, dukungan tampilannya hanya 8-bit color, berbeda dengan PNG yang mendukung 16-bit grayscale dan 48-bit true color. Data geografi yang diproses oleh MapServer akan menghasilkan file gambar dengan format PNG. Sistem juga akan memberikan tool untuk melakukan perbesaran peta, perkecilan peta, pergeseran peta, kueri peta, perhitungan jarak dan luas peta, skala peta, dan ukuran peta.

P.mapper

P.mapper merupakan sebuah framework (kerangka kerja) yang ditujukan untuk menawarkan berbagai fungsi dan beberapa konfigurasi untuk memfasilitasi pengaturan sebuah aplikasi MapServer berdasarkan PHP / mapscript (P.mapper 2008).

Ada banyak fungsi yang disediakan oleh P.mapper, seperti yang disertakan pada Lampiran 2. Adapun beberapa fungsi yang termasuk di dalam P.mapper adalah:

- Zoom / pan juga melalui tombol keyboard, mouse wheel, referensi peta, slider .

- Fungsi query (mengidentifikasi, memilih, dan mencari).

- Fungsi pencarian dengan JavaScript - Menampilkan hasil query database yang

mendukung fungsi join penggabungan dan hyperlink.

- Menampilkan legenda dan lapisan / TOC. - Fungsi cetak dalam bentuk HTML dan PDF. - Pop-up identifikasi ketika mouse bergerak

pada peta.

- Pengukuran jarak dan fungsi kawasan. - Menambahkan poin menarik dengan label

pada peta.

P.mapper telah diuji dengan MapServer versi 4.0 ke bawah, Windows, Linux, dan Mac OS X.

Graph

Seymour Lipschutz dan Marc Lars dalam bukunya “Matematika Diskrit”, mendefinisikan bahwa sebuah graph terdiri atas dua bagian, yaitu: sebuah himpunan V = V (G) yang memiliki elemen-elemen verteks. Kemudian sebuah himpunan E = E (G) atau A = A (G), yang merupakan pasangan tak berurut dari verteks-verteks berbeda yang dinamakan edge (arc). Sedangkan multigraph G = G (V,E) terdiri atas suatu himpunan V (verteks) dan suatu himpunan E (edge) kecuali E mengandung multiple edge, yaitu beberapa edge (arc) dengan menghubungkan titik-titik ujung yang sama (cycle).

(15)

Dijkstra

Algoritme Dijkstra merupakan salah satu varian dari algoritme greedy, yaitu salah satu bentuk algoritme popular dalam pemecahan persoalan yang terkait dengan masalah optimasi. Elemen-elemen penyusun algoritme greedy adalah:

1. Himpunan kandidat, C

Himpunan ini berisi elemen-elemen yang memiliki peluang untuk membentuk solusi. Pada persoalan lintasan terpendek dalam graf, himpunan kandidat ini adalah himpunan simpul pada graf tersebut.

2. Himpunan solusi, S

Himpunan ini berisi solusi dari permasalahan yang diselesaikan dan elemennya terdiri dari elemen dalam himpunan kandidat namun tidak semuanya atau dengan kata lain himpunan solusi ini adalah bagian dari himpunan kandidat.

3. Fungsi seleksi

Fungsi seleksi adalah fungsi yang akan memilih setiap kandidat yang yang memungkinkan untuk menghasilkan solusi optimal pada setiap langkahnya.

4. Fungsi kelayakan

Fungsi kelayakan akan memeriksa apakah suatu kandidat yang telah terpilih (terseleksi) melanggar constraint atau tidak. Apabila kandidat melanggar constraint maka kandidat tidak akan dimasukkan ke dalam himpunan solusi.

5. Fungsi objektif

Fungsi objektif akan memaksimalkan atau meminimalkan nilai solusi. Tujuannya adalah memilih satu saja solusi terbaik dari masing-masing anggota himpunan solusi.

Algoritme ini memiliki sifat straightforward. Sesuai dengan artinya yang secara harafiah berarti tamak atau rakus – namun tidak dalam teks negatif. Algoritme greedy ini hanya memikirkan solusi terbaik yang akan diambil pada setiap langkah tanpa memikirkan konsekuensi ke depan. Singkatnya, algoritme Dijkstra ini digunakan untuk menentukan lintasan terpendek antar dua vertex dalam sebuah graf yang berbobot non negatif (Cormen et al. 2001).

Prinsipnya, mengambil apa yang bisa didapatkan saat ini (take what you can get now!), dan keputusan yang telah diambil pada setiap langkah tidak akan bisa diubah

kembali. Algoritme greedy ini berupaya membuat pilihan nilai pemrograman dinamis, single pair shortest path optimum lokal pada setiap langkah dan berharap agar nilai optimum lokal ini mengarah kepada nilai optimum global. Berikut adalah bentuk algoritme Dijkstra:

Secara singkat, algoritme di atas dapat diilustrasikan oleh Gambar 6, dan berikut ini adalah penjelasannya:

- Jika diberikan S = {a}, maka untuk setiap vertex t di V-S, ditentukan Dist(t) = W (a,t). - Pilih vertex x di V-S yang memiliki bobot

terkecil terhadap S. Adapun rumus penentuan bobot terkecilnya dapat dituliskan sebagai Dist(t) = min [Dist(t), Dist(x), + W(x,t)].

- Jika x merupakan vertex yang ingin dicapai, maka algoritme tersebut akan berhenti. Jika tidak, Bentuk S = S U {x}.

(16)

(b)

Gambar 6 Ilustrasi algoritme Dijkstra.

Kompleksitas algoritme Dijkstra adalah O(n2), dengan n adalah jumlah simpul pada graf. Kompleksitas ini bisa diperbaiki dengan penggunaan struktur data senarai ketetanggaan (adjacency list) atau antrian prioritas (priority queue) untuk memperoleh kompleksitas O((m+n) log n).

SMS

Short Message Service (SMS) merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel, memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan atau antara terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti email, paging, voice mail, dan lain-lain (Rosidi 2004, diacu dalam Luthfi 2008).

Layanan SMS termasuk sebuah layanan yang bersifat non-real time yang dapat di kirim ke suatu tujuan, tidak peduli apakah tujuan tersebut aktif atau tidak. Bila dideteksi bahwa tujuan tidak aktif, maka sistem akan menunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif kembali.

a. Komponen SMS

Untuk memahami cara kerja SMS, maka perlu diketahui komponen-komponen apa saja yang digunakan dalam mengirim SMS. Adapun komponen-komponen SMS tersebut meliputi BTS (transceiver sinyal), BSC (pengatur BTS), MSC (switching), HLR, dan SMSC yang bertanggung jawab memperkuat, menyimpan dan meneruskan pesan.

b. Proses Pengiriman SMS

Seperti yang terlihat pada Gambar 7, pada saat terjadi instruksi pengiriman pesan ke telepon selular, pesan tersebut tidak langsung dikirimkan ke nomor telepon tujuan. Pesan terlebih dahulu akan ditangkap oleh BTS kemudian diteruskan ke BSC dan diteruskan ke MSC. Selanjutnya MSC akan berkomuikasi dengan HLR untuk memverifikasi bahwa pesan yang dikirimkan sesuai dengan supplementary service yang ada dan MS pengirim tidak dalam keadaan diblok untuk mengirimkan SMS.

Kemudian SMSC akan diberi tahu oleh MSC mengenai status telepon selular tujuan. Jika telepon selular tujuan aktif maka pesan disampaikan ke MSC untuk dikirimkan ke telepon selular tujuan lewat jaringan yang sedang meng-handle penerima (BSC dan BTS). Namun, Jika telepon selular sedang tidak aktif maka pesan tetap disimpan di SMSC itu sendiri, menunggu MSC memberitahukan bahwa telepon selular sudah aktif kembali untuk kemudian SMS dikirim dengan batas maksimum waktu tunggu yaitu validity period dari pesan SMS itu sendiri.

 

 

 

Gambar 7 Arsitektur dasar jaringan layanan SMS.

Gammu

Gammu adalah nama sebuah project yang ditujukan untuk membangun aplikasi, script dan drivers yang dapat digunakan untuk menjalankan semua fungsi yang memungkinkan pada telepon selular atau alat sejenisnya, seperti terlihat pada Gambar 8. Sekarang gammu telah menyediakan codebase yang stabil dan mapan untuk berbagai macam model telepon yang tersedia di pasaran dibandingkan dengan project sejenis.

Gambar 8Arsitektur Aplikasi SMS dengan Gammu.

Gammu merupakan project yang berlisensi GNU GPL 2 sehingga menjamin kebebasan penggunaan tool ini tanpa perlu takut dengan masalah legalitas dan biaya yang mahal yang

Client 

HP / Mo d e m

(17)

harus dikeluarkan. Gammu mendukung berbagai macam model telepon selular dengan berbagai jenis koneksi dan tipe (Luthfi 2008).

METODE PENELITIAN

Sistem informasi geografis JELITA merupakan hasil penelitian berkelanjutan. Dengan mengacu pada tujuan awal pengembangan sebelumnya, maka perlu dilakukan beberapa tahapan yang terarah guna menjaga konsistensi tujuan pengembangan sistem. Tahapan pengembangan sistem ini mengikuti standar metode pengembangan System Development Life Cycle (SDLC).

Adapun fase-fase yang ada pada SDLC meliputi fase perencanaan (planning), fase analisis (analysis), fase rancangan sistem (design), fase implementasi sistem (implementation), dan fase penggunaan (McLeod 2004), seperti yang terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9 SDLC (McLeod 2004).

Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan proses pendefinisian ide pengembangan yang akan diterapkan pada sistem. Ide tersebut mencakup fungsi-fungsi yang ingin ditambahkan, dipertahankan, atau dihilangkan.

Tahap perencanaan ini dilakukan untuk menentukan bentuk sistem yang dinilai lebih ideal. Serta dapat menghasilkan beberapa fungsi baru yang menjadi kelebihan dibandingkan versi sebelumnya.

a. Analisis

Untuk mencapai rencana pengembangan yang telah dibuat, maka tahapan selanjutnya ialah proses analisis sistem versi sebelumnya. Tahapan ini bertujuan mengetahui gambaran umum guna mengetahui kebutuhan sistem yang hendak dikembangkan.

Selain itu, pada tahapan ini juga dilakukan pengkajian ulang fungsi-fungsi yang telah dibuat sebelumnya. Langkah tersebut berguna untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sistem

yang memungkinkan untuk diperbaiki atau disempurnakan.

Adapun JELITA v1.2 adalah JELITA versi terdahulu yang dikembangkan oleh Setiadi (2007). Sistem tersebut merupakan prototype sistem keamanan perumahan berbasis teknologi komputer dengan memanfaatkan komputer, Mikrokontroler, jaringan nirkabel standar IEEE 802.11, layanan SMS dan PSTN. Untuk lebih memperjelas gambaran sistem, berikut beberapa rincian mengenai JELITA v1.2:

1. Deskripsi Sistem

JELITA v1.2 telah mampu melakukan fungsi-fungsi pendeteksian, pengiriman SMS, serta dial-up. Penambahan fungsi sms pada JELITA v1.2 ini dimaksudkan agar dapat memberitahukan kejadian kepada pemilik rumah dan tetangga mengingat tetangga merupakan pihak terdekat yang paling memungkinkan untuk segera mengambil tindakan ketika terjadi tindak kriminal. Di sisi lain, penambahan proses dial-up bertindak sebagai alarm yang memberitahukan petugas penjaga keamanan saat terjadi pencurian, serta menyampaikan informasi lokasi tersebut melalui komunikasi client-server. Fungsi-fungsi tersebut telah berhasil diujikan dan mampu memberitahukan posisi pintu atau jendela yang terbuka.

Dengan sistem keamanan yang selalu terpantau oleh petugas penjaga, pemilik akan merasa tenang ketika meninggalkan rumahnya meski dalam keadaan kosong. Hal itu dikarenakan adanya sistem yang secara otomatis memberitahukan kepada petugas keamanan, tetangga, maupun pemilik rumah mengenai keberadaan penyusup pada saat terjadi tindak pencurian.

2. Arsitektur Jaringan

JELITA v1.2 menggunakan jaringan client-server untuk menghubungkan antara rumah penduduk (client) dan pos penjaga (server), dengan lebih menitikberatkan kerja sistem di sisi client (client base). Pada sistem tersebut, beberapa fungsi seperti SMS gateway, modul detektor, dan dial-up diproses di sisi client seperti yang terlihat pada Gambar 10.

(18)

untuk menjalankan fungsi SMS gateway serta telepon PSTN dan modul de-kits untuk melakukan fungsi dial-up. Beban biaya tersebut akan terus bertambah berbanding lurus dengan jumlah client yang menggunakan.

Selain itu, fungsi dial-up yang ada juga hanya bisa melakukan call progress tanpa memberikan pesan kata-kata yang bisa didengarkan. Apabila panggilan ini di lakukan ke sebuah pesawat telepon PSTN, penerima tidak akan bisa mengetahui pesawat telepon mana yang telah melakukan panggilan. Hal tersebut telah menjadikan fungsi sistem tersebut tidak efektif.

Rancangan Sistem

Rancangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas beberapa sub-pekerjaan, yaitu:

1. Rancangan Arsitektur Jaringan.

Langkah ini bertujuan untuk menentukan bentuk rancangan jaringan komputer baik secara fisik maupun logic yang akan diterapkan dalam sebuah sistem yang akan dibangun.

2. Rancangan Diagram Alir Sistem

Perancangan diagram alir sistem dilakukan untuk memberikan gambaran tentang skenario alur proses kerja sistem dari mulai pendeteksian hingga menghasilkan informasi yang dikirimkan melalui jaringan client-server dan SMS gateway.

Rancangan ini berguna untuk dijadikan sebagai acuan proses kerja sistem yang dibuat.

3. Rancangan Modul Detektor

Langkah ini dilakukan untuk membuat sebuah rancangan alat detektor yang mampu mendeteksi objek secara spesifik, yaitu manusia. Sehingga diupayakan agar tidak terjadi kesalahan pendeteksian objek yang bisa saja mengacaukan sistem.

4. Rancangan Proses

Tahap ini dilakukan untuk menentukan rancangan proses kerja sistem yang akan dibuat serta keterkaitannya dengan entitas-entitas lainnya. Langkah ini berguna untuk memberikan gambaran tentang cara kerja sistem yang dibuat.

5. Rancangan Basis Data

Perancangan basis data dilakukan untuk mengatur penyimpanan beberapa informasi penting mengenai client, petugas, lokasi rumah, jalan serta beberapa data penting yang dibutuhkan dalam SMS gateway dan keperluan dokumentasi kejadian.

6. Rancangan Antarmuka.

Tahapan ini dilakukan untuk menentukan rancangan antarmuka yang dapat mempermudah manajemen sistem dan pengawasan rumah penduduk. Perancangan antarmuka lebih difokuskan pada sisi server. Selain itu, perancangan antarmuka dilakukan untuk mempermudah penyampaian informasi sehingga mudah dimengerti oleh pengguna.

Antarmuka ini dibuat dalam bentuk web-base, dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, HTML, Javascript, dan mapscript.

(19)

Implementasi

Tahapan ini merupakan tahapan pengimplementasian rancangan sistem yang telah dibuat ke dalam bentuk-bentuk fungsi sistem.

Pada tahap ini dilakukan proses penerjemahan setiap bentuk desain sistem ke dalam bentuk modul rangkaian elektronik dan bahasa pemrograman.

Penggunaan dan Pengujian

Tahapan ini merupakan langkah penggunaan sekaligus pengujian sistem melalui sebuah alur skenario proses. Tahap ini dilakukan untuk memastikan kerja sistem sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Adapun pengujian yang dilakukan terdiri atas pengujian modul detektor, pengujian komunikasi client-server, pengujian SMS-gateway, dan pengujian perhitungan shortest path.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Informasi Geografis JELITA merupakan sistem pengamanan yang memanfaatkan jaringan nirkabel IEEE 802.11b/g untuk menghubungkan setiap rumah dalam sebuah pengawasan terpusat pada pos penjaga keamanan.

Sistem ini merupakan hasil pengembangan dari Sistem Informasi Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel atau biasa dikenal sebagai Sistem Informasi JELITA. Sistem ini sebelumnya telah mengalami dua kali pengembangan (v1.1 dan v1.2) dan dirancang untuk bisa bekerja secara automatis dalam mendeteksi, menghidupkan bunyi alarm, serta menyampaikan informasi mengenai keberadaan penyusup di salah satu rumah penduduk.

Deskripsi Sistem

JELITA v1.3 merupakan hasil dari penelitian berkelanjutan dari JELITA versi-versi sebelumnya. JELITA v1.3 ini didukung oleh beberapa fungsi baru yang merupakan pelengkap JELITA versi sebelumnya, serta beberapa koreksi fungsi sistem sebelumnya sebagai upaya peningkatan nilai-nilai efektifitas, efisiensi, dan ekonomis.

Fungsi-fungsi tersebut ialah perhitungan jarak terpendek dan antarmuka peta berbasis web. SIJELITA v1.3 ini berupaya memvisualisasikan informasi ke dalam sebuah tampilan peta perumahan. Di lain pihak, koreksi fungsi sistem yang dimaksud ialah pengalihan fungsi SMS gateway dari semula berada di sisi client diubah menjadi bagian dari fungsi sistem yang berada di server, serta mengganti fungsi dial-up dengan bunyi alarm.

Rancangan Sistem

Pengembangan sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah sistem informasi jaminan keamanan yang lebih murah dan efisien, serta dengan menerapkan beberapa fungsi baru guna menambah nilai kegunaan sistem.

Pengembangan sistem ini, berupaya mengalihkan beban kerja sistem di sisi server. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi requirement sistem, sehingga dapat menekan biaya pengembangan dan menjadikan sistem ini sebagai sistem informasi jaminan keamanan yang lebih terjangkau.

1. Rancangan arsitektur jaringan

JELITA v1.3 lebih memfokuskan fungsi sistem di server. Hal itu menyebabkan perubahan arsitektur jaringan dari client based menjadi server based. Adapun bentuk arsitektur jaringannya terdiri atas beberapa client yang dikelompokkan berdasarkan blok perumahan dan terpusat pada satu server yang terletak di pos penjaga, seperti terlihat pada Gambar 11.

Pada rancangan arsitektur jaringan terdapat eliminasi fungsi-fungsi SMS gateway dan dial-up di sisi client. Fungsi SMS gateway di client tersebut selanjutnya dialihkan ke server. Sedangkan fungsi bunyi penanda dial-up dgantikan dengan alarm di sisi client dan server. Dengan demikian, terjadi perubahan sistem dari client based menjadi server based.

(20)

Gambar 11 Ilustrasi pengalihan fungsi SMS gateway dan dial-up (menjadi alarm).

Tabel 1 Perbandingan JELITA v.1.2 dan JELITA v.1.3 (asumsi dengan seratus client)

No Item JELITA

v.1.2

JELITA v.1.3

Keterangan

Hardware

Modul detektor (DT-51, sensor redswitch/PIR)

1 buah 1 buah Pendeteksi keberadaan manusia, dengan jumlah sensor yang disesuaikan Modul dialup 100 buah - Pemanggilan telepon DT/IO I2C

ADDA

100 buah - Converter dari digital ke analogdan sebaliknya Telepon selular 100 buah 1 buah Untuk SMS gateway PC 101 buah 101 buah 100 client dan 1 server

Software Developer

Socket programming

Visual Studio 2005

C++

Microcontroller programming

ASM 51 ASM 51

SMS gateway Visual Studio 2005

Gammu (PHP)

Untuk SMS gateway

GIS developer - Quantum GIS, MapServer, P.mapper

Fungsi Dijkstra - PHP Pencarian rute terpendek

2. Rancangan diagram alir sistem

Diagram alir merupakan gambaran alur proses sistem yang berupa gabungan dari dua sub-proses yang terjadi di sisi client dan server.

Seperti ditunjukkan pada Gambar 12, alur kerja sistem dimulai dengan proses pendeteksian gerak oleh modul detektor. Hasil pendeteksian gerak tersebut akan membangkitkan pesan yang selanjutnya akan dikirimkan ke server penjaga melalui komunikasi client-server.

Pesan yang berupa informasi ID rumah, IP address client, dan posisi sensor yang aktif tersebut selanjutnya akan diproses oleh server sehingga menghasilkan jalur terpendek antara pos penjaga dan lokasi kejadian.

(21)

Gambar 12 Diagram alir sistem.

Selanjutnya sistem secara automatis akan men-genrate SMS dan mengirimkannya ke pemilik rumah dan tetangga-tetangga terdekat.

3. Rancangan modul detektor

Modul detektor terdiri dari sensor PIR KC7783R sebagai penangkap gelombang infra merah, sebuah lampu indikator sebagai indikasi berfungsi atau tidaknya modul detektor, dan sebuah indikator pendeteksi gerak, serta sebuah modul DT-51 sebagai prosesor, seperti pada Gambar 13. Modul DT-51 tersebut akan diprogram dengan menggunakan bahasa assembler ASEM-51 agar dapat memproses sinyal inputan yang dikirim oleh sensor. Selanjutnya modul tersebut dihubungkan langsung ke komputer client melalui kabel serial RS-232.

4. Rancangan proses

Secara garis besar, rancangan proses sistem telah tergambar melalui diagram alir sistem pada Gambar 13. Selanjutnya, untuk menggambarkan arus dari data sistem, maka dibuatlah diagram konteks seperti yang terlihat pada Gambar 14 berikut.

Gambar 13 Skema rangkaian detektor. 220 ohm

Indikator

Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3 Sensor 4 GND

GND Indikator pendeteksian

gerak 200 ohm 

NPN

VCC

RS232 1K2

(22)

Gambar 14 Diagram konteks.

Secara umum, diagram konteks tersebut menjelaskan bahwa sistem dikendalikan oleh admin yang bertugas untuk meregistrasikan semua data peta perumahan dan pengguna baik petugas maupun client agar dikenal oleh sistem. Selajutnya, petugas maupun client memiliki hak akses untuk mengubah data keterangan pribadinya. Setelah semua data tersimpan dalam database, sistem akan mengenali dan memproses setiap aktifitas maupun pesan yang dikirimkan ke sistem JELITA. Kemudian JELITA akan mengembalikan informasi tersebut dalam bentuk pesan peringatan. Untuk memperjelasnya dapat dilihat melalui gambar data flow diagram level 1, seperti yang terlihat pada Gambar 15.

Sesuai alur proses, aliran data dimulai dengan input-an sinyal dari PIR KC7783R yang akan diterjemahkan ke dalam bentuk

ID sensor yang menggambarkan posisi pintu atau jendela rumah.

Selanjutnya, pesan yang disampaikan melalui komunikasi client-server, akan diubah menjadi bentuk SMS dan highlight pada peta. Sistem juga akan menyimpan history kejadian ke dalam sebuah tabel report.

Di sisi lain, manajemen data pengguna pertama kali dilakukan oleh admin dan selanjutnya dapat di-update oleh pengguna. Sedangkan data rumah dan jalan hanya bisa dimasukan oleh admin.

(23)

5. Rancangan Basis Data

Rancangan basis data mencakup pembuatan Entity Relationship Diagram, dan perancangan spesifikasi tabel.

Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD membantu mengorganisasikan data ke dalam entitas-entitas serta untuk mengetahui keterkaitan antar entitas tersebut, seperti yang terlihat pada Gambar 16.

Gambar 16 Entity Relationship Diagram. J a la n

Gambar 15Data flow diagram level 1.

Informasi pencurian, lokasi kejadian, nama pemilik, dan sisi rumah

yg terbongkar

Biodata klien dan petugas, data

Informasi lokasi kejadian, nama pemilik,

dan sisi rumah yang terbongkar rute

  rumah, alamat, Nama pemilik posisi sensor ID rumah, IP client,

dan posisi sensor

Informasi lokasi kejadian, nama pemilik,

(24)

 Spesifikasi Tabel

Spesifikasi tabel merupakan struktur tabel dari basis data yang terdapat pada aplikasi sistem informasi JELITA v1.3.

Spesifikasi dari tabel-tabel yang terdapat pada JELITA v1.3 dapat dilihat pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 6 berikut:

Tabel 2 Struktur tabel outbox

Field Type Keterangan

UpdatedInDB Timestamp Waktu input SMS ke dalam tabel inbox ReceivingDateTime Timestamp Waktu input SMS ke dalam tabel outbox Text Text Isi SMS yang berupa format PDU SenderNumber Varchar (25) Nomor pengirim SMS

SMSCNumber Varchar (7) Nomor SMS Servicedari operator TextDecoded Varchar (160) Isi SMS

ID Int (11) Nomor urut dalam table

Tabel 3 Struktur tabel sentitems

Field Type Keterangan

UpdatedInDB Timestamp Waktu input ke tabel

outbox

InsertIntoDB Timestamp Waktu input SMS ke

tabel sentitems

SendingDateTime Timestamp Waktu pengiriman

DeliveryDateTime Timestamp Waktu terkirim

Text Text Isi SMS berupa PDU

DestinationNumber Varchar (25) Nomor tujuan

SMSCNumber Varchar (7) Nomor SMS Service

TextDecoded Varchar (160) Isi SMS

ID Int (11) Nomor urut

Status enum('SendingOK','SendingOKNoReport', 'SendingError','DeliveryOK','DeliveryFailed', 'DeliveryPending','DeliveryUnknown','Error')

Status pengiriman SMS

Tabel 4 Struktur tabel petugas

Field Type Keterangan

userID Varchar (9) Nomor Pegawai Email Varchar (30) Untuk konfirmasi Password Varchar (33) Sandi login

NamaDepan Varchar (25) Nama depan petugas NamaBelakang Varchar (25) Nama belakang petugas NoKTP Int (17) Nomor KTP

Telepon Int (13) Telepon yang bisa dihubungi Alamat Text Alamat rumah petugas

Otoritas Int (1) Tingkat otorisasi dalam manajemen sistem Foto Mediumblob Foto profil petugas

Tabel 5 Struktur tabel client

Field Type Keterangan

(25)

Tabel 6 Struktur tabel report

Field Type Keterangan

ReportID Int (5) Nomor urut laporan Tanggal Date Tanggal kejadian Rumah Varchar (10) Rumah korban

Posisi Varchar (25) Sisi rumah yang disusupi

Petugas Varchar (100) Petugas yang sedang berjaga saat kejadian berlangsung

6. Rancangan Antarmuka

Antarmuka ini dimaksudkan untuk mempermudah monitoring keamanan melalui tampilan peta perumahan.

Pada sistem JELITA ini antarmuka dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu antarmuka tampilan peta, antarmuka manajemen pengguna dan antarmuka output sistem seperti terlihat pada Gambar 17.

 Antarmuka tampilan peta

Antarmuka tampilan peta ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu: tampilan peta utama, peta referensi, kolom tool box, daftar lapisan peta, slider, dan skala peta.

Antarmuka ini mengikuti tampilan default dari framework P.mapper yang di-customize untuk menyesuaikan kebutuhan sistem.

Untuk dapat menampilkan denah lokasi perumahan, dibutuhkan peta vektor yang dihasilkan dari proses digitasi citra satelit yang diambil dari situs http://maps.google.com.

Proses persiapan peta tersebut diawali dari proses pengambilan citra satelit dan dilanjutkan dengan proses georeferencing untuk mendapatkan posisi koordinat yang

benar. Citra tersebut kemudian diubah menjadi peta vektor melalui proses digitasi.

Peta vektor tersebut terdiri atas peta rumah berbetuk polygon, dan peta jalan yang berbentuk garis, serta peta raster dari citra satelit.

Dari data vektor tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan data input perhitungan jalur terpendek.

 Antarmuka manajemen pengguna

Antarmuka manajemen pengguna dimaksudkan untuk mempermudah manajemen pengguna, seperti penambahan dan pengeditan pengguna. Pengguna terbagi atas petugas keamanan dan para pemilik rumah (penduduk).

 Antarmuka output sistem

Antarmuka ini berfungsi sebagai keluaran proses sistem yang dapat berupa pesan alert dan highlight pada peta seperti terlihat pada Gambar 18 dan Gambar 19. Melalui antarmuka ini, sistem akan memberitahukan lokasi kejadian serta jalur terpendek dari pos penjaga kepada petugas yang sedang berjaga saat itu.

(26)

Gambar 18 Interface alert peringatan.

Gambar 19 Tampilan highlight jalur terpendek.

Implementasi Sistem

Tahap implementasi sistem dilakukan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut:

Perangkat keras

- PIR sensor tipe KC7783R + Fresnel Lens

- Modul DT-51 MinSys Ver 3.3

- Processor Genuine Intel Pentium Dual CPU T2400 @1,83 GHz.

- Memory DDR2 1024 MB - Hardisk dengan kapasitas 60 GB - DVD ROM 52X Max

- VGA Intel(R) 945GM Express Chipset - Monitor dengan resolusi 1280 x 800 - Wireless adapter 52 GHz

- Telepon selular Huawei U9130

- Kabel usb to serial DB9 BAFO (BF-810 v1.7)

Perangkat lunak

- Windows XP Profesional service pack 3 sebagai sistem operasi.

- Quantum GIS 1.0 - Devcpp version 4.9.9.1 - ASM51

- MapServer version 1.57 - MySQL 5.1.30

- PHP MyAdmin 3.1.1 - Notepade ++ 5.5

Pada tahap ini dilakukan beberapa implementasi sistem yang meliputi pembuatan antarmuka, pembuatan modul pendeteksi gerak,

komunikasi client-server, perhitungan rute terpendek dengan algoritme Dijkstra,

1. Pembuatan Antarmuka Sistem

Pembuatan antarmuka JELITA ini menggunakan framework P.mapper yang berjalan di Mapserver. Adapun tahapan-tahapan pembuatan interface peta tersebut adalah:  Instalasi P.mapper

Instalasi ini mencakup beberapa langkah berikut:

- Pengaturan alamat alias

Konfigurasi alamat alias pada file httpd_namafile.conf dilakukan sebagai alias alamat url agar lebih mudah diakses dan menyembunyikan path lokasi file yang sebenarnya agar lebih aman. Berikut contoh potongan script alias:

Alias /alamat/ "/ms4w/apps/namafolder/" <Directory "/ms4w/apps/namafolder/"> AllowOverride None

Options Indexes FollowSymLinks Multiviews Order allow,deny

Allow from all </Directory>

- Konfigurasi P.mapper

Konfigurasi ini dilakukan untuk mendefinisikan letak map file dan mendaftarkan layer-layer peta yang hendak ditampilkan. Berikut bagian-bagian penting pada file config.ini yang di-costumize untuk menyesuaikan direktori dan file konfigurasi peta, serta untuk mendaftarkan lapisan peta yang hendak ditampilkan :

pm_config_location = default; mapFile = P.mapper_demo.map; allGroups = provinsi,indo_kab; defGroups = provinsi,pelabuhan;

- Pendefinisian layer peta

Layer-layer peta yang hendak didaftarkan untuk ditampilkan, harus didefinisikan terlebih dahulu. Pendefinisian itu di antaranya mencakup lokasi peta, jenis peta, atribut-atribut yang hendak ditampilkan, serta batas extent tampilan peta.

 Koneksi Database MySQL

(27)

Senssor PIR 

Apakah  terdeteksi 

gerakan?  Mulai

Perangkat lunak aktif

Kirim pesan ke  server penjaga 

Selesai 

Apakah jaringan terputus?

Nyalakan  alarm 

pengintegrasian data peta dengan basis data di mysql.

Antarmuka peta terdiri atas tampilan peta utama, peta referensi, tool box, dan daftar lapisan peta.

- Tampilan peta utama

Tampilan peta utama merupakan bagian yang akan menampilkan informasi keruangan sebuah lokasi dalam sekala tertentu yang dapat diubah-ubah. Bagian ini akan menampilakan peta sesuai dengan lapisan peta yang dipilih, seperti yang tampak pada Gambar 20.

Gambar 20 Tampilan peta utama.

- Tampilan peta referensi

Bagian ini merupakan tampilan seluruh peta dalam ukuran yang lebih kecil. Bagian ini berfungsi untuk menunjukkan kedudukan relatif dari view yang sedang nampak di peta utama saat itu terhadap tampilan peta secara keseluruhan, seperti yang tampak pada Gambar 21.

Gambar 21 Tampilan peta referensi.

- Tool box

Bagian ini terdiri atas beberapa tools yang dapat digunakan untuk mengatur tampilan peta. Bentuk tampilan tools tersebut Nampak seperti pada Gambar 22.

Gambar 22 Tampilan daftar tool box.

- Daftar lapisan peta

Daftar lapisan peta atau biasa disebut table of content (TOC) berisi daftar lapisan peta yang ada. Bagian ini yang akan menentukan lapisan peta mana saja yang akan dimunculkan. Bentuk tampilannya seperti yang pada Gambar 23.

Gambar 23 Daftar lapisan peta.

2. Pembuatan Modul Detektor

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 24, sinyal yang dihasilkan oleh sensor PIR selanjutnya akan dikirimkan ke port kontrol yang ada di mikrokontroler. Port kontrol yang terdiri atas 16 pin, beberapa di antaranya dijadikan sebagai pin inputan pengontrol. Tiap pin input-an mewakili sensor yang sedang aktif.

(28)

Program yang tertanam di IC AT89S51 akan membaca pin mana yang sedang aktif. Misalkan, sebuah sensor yang terpasang pada pintu depan mengirimkan sinyal aktivator ke pin 3, maka program akan membaca sinyal tersebut dan menerjemahkan ke dalam sebuah ID unik sensor untuk selanjutnya akan dikirimkan ke komputer client melalui sebuah komunikasi serial menggunakan RS-232.

Di komputer client, sebuah program interface akan membaca ID sensor yang dikirimkan oleh mikrokontroler dan menterjemahkannya kembali mejadi keterangan posisi sensor yang sedang aktif. Program juga akan memeriksa koneksi jaringan. Jika terputus program akan langsung membunyikan alarm pemberitahuan. Di sisi lain, apabila jaringan tidak terputus, program akan mengirimkan pesan melalui komunikasi client-server tentang keterangan posisi sensor yang sedang aktif sebagai tanda telah terjadi penyusupan orang asing melalui sisi rumah tersebut.

3. Komunikasi Client-Server

Komunikasi client-server dibangun dengan menggunakan protokol TCP/IP. Komunikasi tersebut melibatkan satu server dan sebuah atau beberapa client melalui sebuah interface socket seperti yang diilustrasikan pada Gambar 25 berikut:

Gambar 25 Ilustrasi interface socket.

Dengan menggunakan protokol tersebut, TCP (Transmission Kontrol Protocol) akan menjamin data terkirim secara urut dan bebas dari error. IP (Internet Protocol) memiliki tugas untuk mengatur lalu-lintas routing-nya.

Ketika socket berhasil dibentuk di sisi server, client akan mencoba melakukan koneksi ke server. Apabila koneksi berhasil dilakukan, selanjutnya client akan mengirimkan pesan ke server. Namun demikian, sistem client tetap

akan memutar suara alarm, meski jaringan sedang terputus. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjamin tersampaikannya pesan peringatan (bisa berupa alarm) pada saat terjadi pencurian meski jaringan sedang terputus.

Di sisi lain, server akan menjalankan task-task seperti pada Gambar 26. Server akan membangun sebuah socket baru dan melakukan pemberian nomor pada socket.

Gambar 26 Diagram alir proses kerja server.

Selanjutnya server akan melakukan listening dan approvement untuk setiap client yang hendak melakukan koneksi, serta akan menangkap setiap pesan yang dikirimkan.

Mulai

(29)

Setiap client yang mencoba terhubung dengan server akan diperiksa terlebih dahulu melalui sebuah validasi IP dan ID client berdasarkan data yang telah tersimpan sebelumnya.

Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga keamanan jaringan agar bisa diakses hanya oleh client yang sudah terdaftar saja. Selanjutnya proses akan dilanjutkan dengan perhitungan rute terpendek.

4. Perhitungan rute terpendek dengan

algoritme Dijkstra

Untuk melakukan proses ini digunakan data input berupa array yang mendeskripsikan titik (rumah atau persimpangan), path, dan jarak tempuh dari satu titik ke titik yang lain. Data ini didapat dari shape file yang diterjemahkan ke dalam bentuk array graph. Adapun data array tersebut terdiri atas array node, array edge, dan array index.

- Array node (rumah)

Array node merupakan definisi path yang terbentuk antara satu node dengan node yang lain.

- Array edge (jalan)

Array edge merupakan definisi panjang ruas jalan yang menghubungkan tiap edge. Panjang jalan ini yang akan dijadikan sebagai penentu jarak antar node. Jarak ini merupakan hasil perhitungan peta jalan dengan menggunakan Postgresql.

- Array index

Array index digunakan untuk mengonversi ID rumah dan ID jalan menjadi sebuah indeks yang dapat dibaca oleh MapServer. Hal ini digunakan untuk mempermudah pada saat melakukan registrasi session hasil perhitungan Dijkstra agar bisa ditampilkan pada peta.

Proses ini terjadi setelah terbentuk komunikasi client-server yang ditandai oleh diterimanya pesan dari client melalui jaringan nirkabel. Server akan mencatat alamat IP pengirim dan mencocokkannya dengan daftar ID client di database.

Setelah diketahui ID rumah pengirim tersebut, selanjutnya sistem akan melakukan pencarian path (jalan) mana saja yang bisa dilalui, mulai dari pos penjaga sampai lokasi kejadian (rumah pengirim pesan).

Sistem akan menghitung jarak dari setiap rute yang memungkinkan. Setiap rute tersebut

selanjutnya akan dipilih rute jalan dengan jarak tependek.

5. Integrasi Algoritme Dijkstra

Hasil perhitungan jalur terpendek akan ditampilkan pada peta dalam bentuk garis jalan dan letak rumah korban pencurian dengan warna highlight yang mencolok. Untuk melakukan hal tersebut, hasil perhitungan tersebut harus didaftarkan ke MapServer melalui sebuah session. Berikut adalah potongan script untuk mendaftarkan hasil perhitungan jalur terpendek ke dalam tampilan peta:

<?php

session_start(); session_destroy(); session_start(); $characters = array (

jalan=>array( 3,3,50,41,44 ),

Untuk membuat fungsi ini digunakan gammu sebagai engine SMS gateway.

 Konfigurasi Gammu

Konfigurasi dilakukan untuk menyesuaikan jenis HP dan nomor port yang akan digunakan. Untuk melakukan pengaturan konfigurasi tersebut dapat dilakukan pada file gammurc. Berikut ini merupakan potongan konfigurasi file gammurc:

[gammu] port = com7

connection = at19200

Parameter tersebut diatur sesuai lokasi port dan jenis kabel data HP. Parameter port tersebut dapat diubah sesuai dengan lokasi port yang digunakan.

Selain melakukan konfigurasi file gammurc, juga diperlukan database untuk menampung data SMS yang terkirim dan diterima oleh server yang bertindak sebagai SMS gateway. Database tersebut terdiri atas tabel inbox, tabel outbox, dan tabel sentitems yang tersimpan dalam MySQL.

(30)

pada file smsdrc. Berikut adalah potongan pengaturan konfigurasi smsdrc:

port = com7: connection = at19200 service = mysql user = root

password = passwordroot pc = localhost

database = sijelita

Setelah selesai melakukan konfigurasi, selanjutnya dilakukan pembuatan service di windows agar bisa berjalan secara automatis pada saat start-up. Adapun pembuatan service tersebut dapat dilakukan dengan menuliskan perintah berikut:

gammu-smsd.exe -c smsdrc -i  Proses pengiriman SMS

Agar pesan dapat dikirimkan melalui telepon selular, pesan terlebih dahulu diubah ke dalam format PDU (Protocol Data Unit). PDU berisi bilangan heksadesimal yang mencerminkan bahasa input-output.

Adapun deretan bilangan heksa PDU tersebut terdiri dari delapan header, yaitu nomor SMS-Center, tipe SMS, nomer referensi SMS, nomor tujuan, bentuk SMS, skema encoding, jangka waktu pengiriman SMS, dan isi SMS. Selanjutnya SMS akan disampaikan ke pemilik rumah dan para tetangga terdekat dengan bantuan telepon selular. Adapun bentuk arsitektur SMS gateway yang digunakan oleh JELITA seperti pada Gambar 27.

 

 

 

Arsitektur 27 SMS gateway JELITA.

Penggunaan dan Pengujian

Tahap ini terdiri atas pengujian modul detektor, pengujian komunikasi client-server, pengujian SMS gateway, dan pengujian perhitungan shortest path.

1. Pengujian modul detektor

Pengujian kepekaan sensor dilakukan dengan cara mencoba alat dengan beberapa objek mahluk hidup yang biasa ada di rumah. Pengujian ini dimaksudkan untuk memastikan tidak adanya kesalahan pendeteksian terhadap objek selain manusia. Parameter pengujian berupa respon berbentuk karakter ID sensor yang dikirimkan sensor ke komputer client. Data hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Data hasil pengujian modul detektor

Objek

Jarak (dalam meter) 1

(+) menunjukkan ada respon (-) menunjukkan tidak ada respon

2. Pengujian komunikasi client-server

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui respon yang diberikan oleh client dan server ketika diberikan beberapa perlakuan yang berbeda. Pada Tabel 8 di halaman berikut ini disajikan beberapa data hasil pengujian komunikasi client-server.

Parameter pengujian yang digunakan berupa bunyi alarm dan pesan alert yang diterima oleh server. Pesan alert tersebut berisi nama pemilik rumah, alamat, nomor telepon, serta posisi pintu atau jendela yang terbuka.

Bunyi alarm terjadi di client dan server. Alarm yang berbunyi di client digunakan sebagai penanda jaringan telah terputus. Alarm ini juga bertujuan untuk memastikan agar pesan peringatan tetap tersampaikan meski jaringan terputus. Di sisi lain, bunyi alarm yang terjadi di server berguna sebagai bunyi peringatan untuk menarik perhatian penjaga.

3. Pengujian SMS gateway

(31)

Tabel 8 Data hasil pengujian komunikasi client-server

Client Server Respon

172.18.125.59 (SALWA EDI)

Aktif Aktif

Pesan alert “Telah terjadi pencurian di rumah SALWA EDI. Berlokasi di: Jalan Kencana Raya No. 3 Telp. (+628568180001). Dengan posisi rumah yang terbuka berada di jendela samping kanan” dan bunyi alarm.

Aktif Non-aktif Bunyi alarm peringatan di client. Non-aktif Aktif -

172.18.125.76 (MURDIANA)

Aktif Aktif

Pesan alert “Telah terjadi pencurian di rumah MURDIANA. Berlokasi di: Jalan Suryana Kencana 2 No. 5 Telp. (+628568180001). Dengan posisi rumah yang terbuka berada di jendela samping kanan” dan bunyi alarm. Aktif Non-aktif Bunyi alarm peringatan di client. Non-aktif Aktif -

172.18.125.69

(TRIO NURCAHYA)

Aktif Aktif

Pesan alert “Telah terjadi pencurian di rumah TRIO NURCAHYA. Berlokasi di: Jalan Buana Kencana No. 13 Telp. (+628568180001). Dengan posisi rumah yang terbuka berada di jendela samping kanan” dan bunyi alarm.

Aktif Non-aktif Bunyi alarm peringatan di client. Non-aktif Aktif -

Gambar 28 Screenshoot tabel sentitems.

Gambar 29 Foto pesan SMS pada telepon selular tujuan.

4. Pengujian perhitungan shortest path

Proses pengujian perhitungan shortest path melalui dua tahap, yaitu: validasi algoritme Dijkstra dan pengujian algoritme Dijkstra.

- Validasi kode program algoritme Dijkstra

(32)

Gambar 30 Graf ilustrasi algoritme Dijkstra.

Pengujian validasi kode program algoritme Dijkstra dilakukan dengan membandingkan perhitungan secara manual dengan hasil perhitungan sistem. Berikut adalah daftar jarak antar dua vertex:

d(A,B) = d(B,A) = 2

Dari hasil perhitungan secara manual, maka jarak antara vertex A dan vertex H adalah:

Jalur 1:

A-B-C-F-E-H

= d(A,B)+d(B,C)+d(C,F)+d(F,E)+ d(E,H) = 2+4+5+8+6

Dari perhitungan manual tersebut didapat sebuah jalur terpendek yaitu : A-D-E-H. Di lain pihak, hasil perhitungan sistem menunjukkan hasil yang sama, yaitu A-D-E-H. Dengan demikian kode program telah berhasil melakukan perhitugan dengan benar.

- Pengujian kode program algoritme Dijkstra

Pengujian kode program algoritme Dijkstra dilakukan dengan menggunakan data client yang sebenarnya.

Parameter yang digunakan pada pengujian ini adalah track nama jalan dan terbentuknya path pada peta antara pos penjaga dengan lokasi kejadian. Tabel 9 berikut adalah tabel contoh hasil pengujian perhitungan shortest path.

Tabel 9 Data hasil pengujian perhitungan shortest path dengan algoritme Dijkstra

Source Destination Jalur

ID Jalan Nama Jalan

(33)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis JELITA (JELITA v1.3) hadir dengan beberapa fungsi baru, yaitu pendeteksian dengan sensor PIR yang bekerja secara spesifik terhadap manusia, perhitungan jalur terpendek, serta bentuk antarmuka peta berbasis web yang memungkinkan untuk menyajikan lokasi kejadian dan jalur terdekat yang bisa dilalui secara visual.

Selain itu, pengalihan beberapa fungsi ke server (server-based) telah memberikan solusi yang mampu mengurangi biaya pengembangan sistem sehingga menjadikan JELITA lebih murah.

Saran

Pada penelitian ini masih menggunakan modul detektor dari pasaran yang memiliki harga yang cukup mahal. Oleh karena itu, pada penelitian berikutnya diharapkan bisa menghasilkan modul detektor buatan sendiri yang mampu mendeteksi manusia secara spesifik.

Selain itu, keberadaan komputer client membuat sistem ini menjadi tidak praktis. Sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkannya menjadi versi stand alone yang lebih praktis dan bisa digunakan tanpa bantuan komputer.

DAFTAR PUSTAKA

[GC] Glolab Corporation. 2003. Infrared Parts Manualq. Glolab. New York.

Anfinson D, Quamme K. 2008. IT Essentials: PC Hardware and Software Companion Guide 3rd Edition. Cisco Press. USA.

Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografi : Sarana Manajemen Sumberdaya. Bogor : IPB.

Brinker, C. Russell, Paul R. Wolf. 1986. Dasar Dasar Pengukuran Tanah Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Burger A. 2008. P.mapper A MapServer

PHP/MapScript Framework. http://www.P.mapper.net/ [2 November

2008].

Connolly TM, Begg CE. 2002. Database System: A practical Approach to Design,

Implementation, and Management. Addison Des Wesley, England.

Cormen,T. H, Charles E. L, Ronald L. R. (2001). Introduction to Algorithms, Second Edition. MIT Press and McGraw-Hill. New York.

Electronics123. 2008. KC7783R PIR Module

Low Cost Version. http://www.electronics123.net/amazon/datas

heet/kc7783R.pdf. [12 November 2008]

Fitriati S. 2009. Perancangan Sistem Informasi Berbasis SMS dan Implementasinya di Sekolah Menengah Atas Panca Budi Medan [skripsi]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Gumelar D. 2007. Data Spasial.

http://ilmukomputer.org/wp- content/uploads/2007/06/dhani-dataspasial.doc [12 November 2008].

Innovative Electronics. 2008. DT-51 Application Note: AN33PIR Alarm System. http://www.innovativeelectronics.com/innov ative_electronics/download_files/artikel/AN 33.pdf [1 November 2008].

Innovative Electronics. 2008. Manual DT51 Ver3.3.

http://www.innovativeelectronics.com/innov ative_electronics/download_files/manual/M

(34)

Kang T. C. 2002. Introduction to Geographic Information Systems. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Kropla B. 2005. Beginning MapServer : Open Source SIG Development. New York : Appres.

Lipschutz S, Lipson M. 2007. Discrete Mathematics 3rd Edition. McGraw-Hill. New York.

Luthfi, Achmad. 2008. Pengembangan Sistem Informasi Angkutan Umum Terminal Lebak Bulus Berbasis SMS (Short Message Service) [skripsi]. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

McLeod, Jr Raymond and Schell, G. P. 2004. Management Information System9th edition. Prentice Hall. New Jersey.

Mitchell T. 2005. Web Mapping Illustrated. USA : O’Reilly Media, Inc.

Munir, Rinaldi. 2006. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika.

Nuryadin R. 2005. Panduan Menggunakan MapServer. Informatika, Bandung.

Pressman R. S. 2001. Perangkat lunak Engineering: A Practitioner’s Approach.Ed ke-5. McGraw-Hill International Edition, Singapore.

Ratih R. 2006. Desain, Implementasi, dan Analisis Kinerja Sistem Keamanan Perumahan Client/Server Berbasis Mikrokontroler dan teknologi Nirkabel IEEE 802.11 b/g [skrpsi]. Bogor: Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Setiadi A. 2007. Pengembangan SIJELITA Sebagai Sistem Keamanan Perumahan Berbasis SMS dan PSTN [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Yadav SC, Singh SK. 2009. An Introduction to

Client/Server Computing. New Age

Gambar

Gambar 2 Ilustrasi terjadinya perbedaan
Gambar 3 Jaringan Client- Server (Anfinson
Gambar 4 Arsitektur sistem web GIS pada
Gambar 5 Stuktur map file (Kropla 2005).
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.4.1 Komponen Bladder Kanan Mesin Press A-3 4.4.2 Komponen Bladder Kiri Mesin Press A-3 4.4.3 Komponen Lowering Kanan Mesin Press A-3 4.4.4 Komponen Bladder Kanan Mesin

Maksimum çeşitlik örneklemesi birçok görüşün ve algının ortaya konulması açısından tercih edilmiştir (Glesne, 2011). Bu amaçla, farklı sosyo-kültürel

Nama Lokal : Lepu ayam Nama Latin : Pterois volitans Nama Internasional :

Hukum Islam yang merupakan payung sandaran bagi umat islam dalam mengaplikasikan segala bentuk tindakan nyata dalam kesahariannya, sebagaimana kita ketahui

Mahasiswa dapat memahami Pengertian Ushul Fiqh, Fiqh dan bisa membedakan anatar fiqh dengan ushul fih serta memahami metode pembelajaran fiqh dalam islam.. Menyimak

Bil ki hoş şeylerin en güzeli su ve süslerin en güzeli sürmedir.”130 44- Mukatil Bin Süleyman’dan; “Rasulullah sallallahu aleyhi ve sellem buyıurdu ki; “Her hangi bir

Kasus kejadian kecelakaan tangki penyimpanan yang telah disebutkan diatas, sebagian besar merupakan kasus kebakaran, sehingga perlu di ketahui bagaimana tingkat

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas,Porsi Saham Publik, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan