• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi strategi pemasaran air minum dalam kemasan (AMDK) "Prima" di kantor penjualan PT. Sinar Sosro Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi strategi pemasaran air minum dalam kemasan (AMDK) "Prima" di kantor penjualan PT. Sinar Sosro Bogor"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN (AMDK)“PRIM-A” DI KANTOR PENJUALAN

PT. SINAR SOSRO BOGOR

Oleh :

RONALD D.H SIMANJUNTAK

A14102703

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

RONALD D.H SIMANJUNTAK. A1402703. Formulasi Strategi Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ’Prim- A” Di Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro

Bogor. Dibawah Bimbingan SRI HARTOYO.

Kebutuhan konsumsi akan air minum pada saat ini semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah, yaitu sekitar 219 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,7 persen per tahun (BPS, 2006). Disamping itu tuntutan hidup sehat juga merupakan pasar potensial dalam memasarkan berbagai produk terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti air. Di sisi lain ketersediaan air yang layak minum yang berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Salah satu cara untuk mengatasi masalah perolehan air bersih, aman, sehat dan terjamin kebersihannya tersebut adalah melalui produk air minum dalam kemasan atau yang biasa disebut dengan AMDK.

PT Sinar Sosro sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi AMDK dengan merek “Prim- A” ini menghadapi persaingan yang ketat untuk menarik calon konsumen karena banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri ini. Persaingan menuntut perusahaan untuk dapat melakukan penyesuaian yang cepat dan terencana. Kebutuhan untuk menyesuaikan diri denga n perubahan yang mempengaruhi perusahaan baik dari lingkungan internal maupun eksternal menuntut adanya proses manajemen strategis dalam perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor- faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan serta merumuskan strategi pemasaran yang dapat diterapkan perusahaan sesuai dengan kondisi lingkungan saat ini. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan dalam merencanakan strategi pemasarannya serta bagi pihak lain yang memerlukan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan yaitu Manager Information System dan Salesman serta agen dari pihak eksternal perusahaan. Selanjutnya dianalisa secara deskriptif untuk menentukan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan. Analisa selanjutnya dilakukan dengan menggunakan analisa matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM untuk menentukan alternatif strategi terbaik. Untuk mengetahui proyeksi penjualan AMDK pada masa yang akan datang dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif metode peramalan time series.

Hasil proyeksi penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) di Kantor

Penjualan PT Sinar Sosro Bogor menunjukkan bahwa metode peramalan time

(3)

Hasil analisis lingkungan perusahaan menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan internal yang merupakan kekuatan perusahaan adalah lingkungan kerja yang kondusif, struktur organisasi yang berbentuk lini dan staf, lokasi yang strategis, fasilitas penggudangan yang memadai, organisasi penjualan yang efektif, serta strategi harga yang efektif dan bersaing. Sedangkan faktor kelemahan perusahaan adalah pangsa pasar yang masih rendah, kurang efektifnya kegiatan promosi, bentuk kemasan, jaringan distribusi yang belum efektif. Dari analisa matriks IFE diperoleh total skor rata-rata sebesar 2,872 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi yang rata-rata.

Faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang bagi perusahaan adalah jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan akan air minum yang sehat, meningkatnya konsumsi produk AMDK, perubahan pola dan gaya hidup masyarakat serta kemajuan teknologi informasi, transportasi dan komunikasi. Sedangkan faktor-faktor ancaman bagi perusahaan adalah banyaknya bermunculan perusahaan sejenis, meningkatnya jumlah dan variasi produk substitus i, strategi promosi pesaing dan loyalitas konsumen terhadap merek AMDK lain. Dari analisis matriks EFE diperoleh total skor rata-rata adalah sebesar 2,788 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi sedang. Bila dimasukkan ke dalam matriks IE maka posisi perusahaan berada di kuadran kelima yaitu pada strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain).

Penetapan alternatif strategi dilakukan melalui analisis matriks SWOT yang memadukan faktor-faktor internal dan eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor yaitu memanfaatkan lokasi perusahaan yang strategis untuk meraih pelanggan potensial, meningkatkan cakupan distribusi AMDK Prim-A, mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar, mempertahankan harga produk AMDK Prim- A dan meningkatkan kemampuan untuk pengenalan akan merek AMDK Prim-A. Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, strategi yang paling efektif dilakukan oleh perusahaan yaitu meningkatkan kemampuan untuk pengenalan akan merek AMDK Prim- A.

Kantor Penjualan Bogor disarankan untuk memperluas kegiatan pemasaran lokal karena potensi pasar AMDK di masa yang akan datang masih baik dan dalam usaha untuk pencapaian sasaran meningkatkan daya saing dan pangsa pasarnya sebaiknya perusahaan senantiasa dengan konsisten meningkatkan promosi, terutama melaui media cetak seperti surat kabar, radio dan media penunjang lainnya.

(4)

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN (AMDK) “PRIM-A” DI KANTOR PENJUALAN

PT. SINAR SOSRO BOGOR

RONALD D.H SIMANJUNTAK

A14102703

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

Nama : Ronald D.H Simanjuntak

NRP : A14102703

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Formulasi Strategi Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “Prim-A” Di Kantor Penjualan PT. Sinar

Sosro Bogor

Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS NIP. 131 124 021

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“FORMULASI STRATEGI PEMASARAN AIR MINUM DALAM KEMASAN

(AMDK) “PRIM-A” DI KANTOR PENJUALAN PT. SINAR SOSRO BOGOR”

BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN

BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juni 2006

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pematangsiantar pada tangal 19 November 1980. Penulis

adalah putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Maningar

Simanjuntak dan Ibu Rimbana br. Tampubolon.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Budi

Mulia 2 Pematangsiantar pada tahun 1993, kemudian melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Pematangsiantar dan selesai pada

tahun 1996. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan menengah

atas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pematangsiantar dan selesai pada

tahun 1999. Pada tahun 1999 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, pada

Program Studi Diploma III Pengelola Perkebunan, Jurusan Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian dan selesai pada tahun 2002. Pada tahun 2003, penulis

melanjutkan studi ke jenjang S1 dan diterima di Program Studi Ekstensi

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa kesuksesan

penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS yang telah memberikan arahan, bimbingan

dan masukan- masukan yang sangat berarti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Netty Tinaprilla, MM yang telah bersedia menjadi pembahas dalam

kolokium penulis.

3. Ibu Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc atas kesediaannya menjadi dosen penguji

utama dan Ibu Tanti Novianti, SP, Msi atas kesediaannya menjadi dosen

penguji dari komisi pendidikan.

4. Pimpinan dan seluruh staf PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor,

terutama Ibu Mardawan dan Bapak Toni Noviarto yang telah memberikan

kesempatan dan bantuan yang sangat berarti kepada penulis saat melakukan

penelitian.

5. Keluarga besarku, Bapa, Mama dan adik-adikku yang telah memberikan

dukungan, perhatian, kasih sayang dan doanya.

6. Lerina Monika Pinem, atas kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar

hasil penelitian penulis. Sahabat-sahabatku : Dede, Lia, Loren, Siska, Dini,

Yulia, Titin, Juned, serta keluarga besar ”Wisma Zeolit”.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah

memberikan kasih karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan penulis menjadi sarjana

Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis dengan judul

“Formulasi Strategi Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “Prim-A”

di Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor”.

Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tingginya daya saing

pada industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menyebabkan perusahaan

harus bekerja pada kondisi yang efektif dan efisien. Pembahasan dalam tulisan ini

mencakup analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang

berkaitan dengan pemasaran produk AMDK serta bagaimana melakukan

peramalan penjualan yang lebih tepat. Hasil analisis tersebut kemudian akan

dipakai sebagai acuan dalam menentukan langkah-langkah operasional bagi

pengembangan usaha air minum dalam kemasan.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2006

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 7

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1. Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1. Air Minum ... 8

2.1.2. Manajemen Pemasaran ... 8

2.1.3. Strategi Pemasaran ... 10

2.1.4. Analisis Lingkungan Perusahaan ... 12

2.1.5. Matriks Evaluasi Faktor Internal ... 15

2.1.6. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ... 16

2.1.7. Matriks Internal - Eksternal (IE) ... 17

2.1.8. Analisis SWOT ... 17

2.1.9. Matriks QSPM ... 18

2.2. Tinjauan Studi Terdahulu... 78

2.3. Kerangka Pemikiran Operasional... 20

III. METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 23

3.3. Pengolahan dan Analisis Data ... 23

3.3.1. Identifikasi Pola Data Penjualan ... 24

3.3.1.1. Penerapan Metode Peramalan Time Series ... 27

3.3.1.2. Pemilihan Metode Peramalan Penjualan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ... 28

3.3.1.3. Menentukan Peramalan Penjualan AMDK ... 29

(11)

3.3.2.1. Analisis Matriks IFE dan EFE ... 29

3.3.2.2. Analisis Matriks IE ... 32

3.3.2.3. Analisis Matriks SWOT ... 34

3.3.2.4. Analisis Matriks QSPM ... 35

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

4.1. Sejarah dan Karakteristik Perusahaan ... 37

4.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 39

4.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

4.4. Pemasaran Perusahaan Saat Ini ... 41

V. PROSPEK PENJUALAN AIR MINUM DALAM KEMASAN ... 42

5.1. Identifikasi Pola Data ... 42

5.1.1. Identifikasi Pola Data Penjualan AMDK ... 42

5.1.2. Penerapan Metode Peramalan Time Series ... 44

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 47

6.1. Analisis Lingkungan ... 47

6.1.1. Analisis Internal Perusahaan... 47

6.1.2. Analisis Eksternal Perusahaan ... 53

VII. FORMULASI STRATEGI ... 65

7.1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 65

7.2. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 66

7.3. Matriks IE (Internal - External) ... 68

7.4. Matriks SWOT ... 69

7.5. Matriks QSPM... 72

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

8.1. Kesimpulan ... 74

8.2. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi AMDK di Indoensia

Tahun 2000 - 2005 ... 2

2. Beberapa Produsen AMDK dan Pangsa Pasarnya ... 3

3. Perkembangan Penjualan AMDK di KP Bogor ... 5

4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal ... 29

5. Analisis Matriks IFE ... 31

6. Analisis Matriks EFE ... 32

7. Analisis Matriks SWOT ... 34

8. Analisis Matriks QSPM ... 35

9. Nilai MSE dari Beberapa Metode Peramalan Time Series ... 45

10. Ramalan Penjualan dan Realisasi Penjualan AMDK ... 46

11. Komposisi Tenaga Kerja KP Bogor ... 48

12. Rumusan Kekuatan dan Kelemahan KP Bogor ... 53

13. Konsumsi perkapita AMDK di Bogor Tahun 2001-2004 ... 57

14. Rumusan Peluang dan Ancaman KP Bogor ... 64

15. Matriks IFE PT Sinar Sosro KP Bogor ... 65

16. Matriks EFE PT Sinar Sosro KP Bogor ... 67

17. Matriks SWOT PT Sinar Sosro KP Bogor ... 71

18. Jumlah Penjualan Aktual, Ramalan, dan Gap AMDK di PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor Pada Tahun 2005 ... 79

19. Persyaratan Air Minum Dalam Kemasan ... 80

20. Data Penjualan AMDK di KP Bogor ... 82

21. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal ... 84

22. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal ... 86

23. Matriks QSPM Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor ... 88

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri ... 14

2. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ... 22

3. Matriks Internal Eksternal (IE) ... 33

4. Plot Data Penjualan Air Minum Dalam Kemasan ... 43

5. Plot Autokorelasi Penjualan Air Minum Dalam Kemasan ... 44

6. Matriks Internal- Eksternal KP Bogor ... 69

7. Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor ... 81

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah sumberdaya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan

tumbuhan, satwa dan manusia. Kandungan air dalam tubuh manusia rata-rata 65

persen atau sekitar 47 liter per orang dewasa. Setiap hari sekitar 2,5 liter harus

diganti dengan yang baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti

tersebut 1,5 liter berasal dari air minum dan 1 liter berasal dari bahan makanan

yang dikonsumsi (Winarno, 1986).

Kebutuhan konsumsi akan air minum pada saat ini semakin meningkat.

Hal tersebut disebabkan oleh jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah,

yaitu sekitar 219 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,7 persen per

tahun (BPS, 2006). Disamping itu tuntutan hidup sehat juga merupakan pasar

potensial dalam memasarkan berbagai produk terutama untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia seperti air. Di sisi lain ketersediaan air yang layak

minum dan berkualitas serta terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah perolehan air bersih, aman, sehat dan

terjamin kebersihannya tersebut adalah melalui produk air minum dalam kemasan

atau yang biasa disebut dengan AMDK.

Pada saat ini air minum dalam kemasan (AMDK) dapat dengan mudah

ditemui dimana saja, mulai dari pasar swalayan sampai warung-warung kecil di

pinggir jalan, bahkan tidak sedikit pedagang asongan yang berjualan AMDK

dengan berbagai macam merek. Kondisi ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar,

(15)

disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang menginginkan segala

sesuatu tersedia dalam waktu yang cepat dan praktis.

Bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) saat ini semakin banyak

diminati, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengelola

bisnis AMDK dan terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar

produk-produknya. Berdasarkan data pada Tabel 1 terlihat bahwa konsumsi air

minum dalam kemasan (AMDK) di dalam negeri meningkat secara signifikan

yang diawali pada tahun 2000 yaitu sebesar 20,04 liter per kapita per tahun

sampai pada tahun 2005 yang mencapai 47,51 liter per kapita per tahun. Dari segi

produksi, pada tahun 2005 industri ini mengalami pertumbuhan sebesar 17,8

persen jika dibandingkan pada tahun 2004.

Tabel 1. Perkembangan Produksi dan Kons umsi AMDK Tahun 2000 - 2005

Tahun Produksi (000 liter)

Pertumbuhan Produksi

(%)

Konsumsi (000 lite r)

Jumlah Penduduk

(000)

Konsumsi Per Kapita

(liter)

2000 4.097.356 - 4.068.963 203.025,3 20,04 2001 5.629.172 37,39 5.600.555 206.193,3 27,16 2002 6.693.671 18,91 6.583.290 209.192,4 31,47 2003 7.998.714 19,50 7.824.276 213.722,0 36,61 2004 9.323.443 16,56 9.205.587 216.415,0 42,54 2005 10.980.511 17,77 10.412.460 219.142,0 47,51

Sumber : Capricorn Indonesian Consult (2006)

Perkembangan bisnis AMDK ini tidak luput dari persaingan antara

berbagai merek AMDK. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Tunggal

(2003), menunjukkan bahwa pada tahun 2002 terdapat lebih dari 466 industri

AMDK dan lebih dari 2000 industri Air Minum Depot Isi Ulang (AMDIU).

Namun dari jumlah tersebut, sekitar 44,7 persen pangsa pasar AMDK dikuasai

(16)

Sementara itu 53,3 persen lagi terbagi oleh merek- merek AMDK lainnya, seperti

PT. Ades Alfindo (Ades, Vica), PT. Artokyo Utomo (Club), PT. Ima Montaz

(Mount Aqua), PT. Santa Rosa Indonesia (Oasis, Avion), PT. Tirta Mas (Total),

PT. Tang Mas (2 Tang, Mon Air) dan PT Sinar Sosro (Prim- A).

PT Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air

minum dalam kemasan dengan merek “Prim-A”. Melalui Prim-A PT Sinar Sosro

telah berhasil merebut kurang lebih 0,98 persen pangsa pasar AMDK. Dengan

jumlah pangsa pasar tersebut, PT. Sinar Sosro khususnya Kantor Penjualan Bogor

harus bersaing dengan para produsen lain dalam industri sejenis untuk

memperebutkan pangsa pasar yang tersisa, karena dengan berkembangnya

AMDK, para pesaing bisa menjadi ancaman bagi perusahaan. Dalam upaya untuk

mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar di tengah situasi persaingan

yang semakin kompetitif, PT. Sinar Sosro KP Bogor perlu melakukan analisis

faktor- faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang akan

mempengaruhi strategi pemasaran apa yang harus dilakukan oleh perusahaan

untuk dapat eksis di dalam pasar AMDK.

Tabel 2. Beberapa Produsen AMDK serta Pangsa Pasarnya Tahun 2001 dan 2002

Merek Produksi (000 liter per tahun)

2001 Share (%) 2002 Share (%)

Aqua, VIT 2.553.113 43,36 2.993.326 44,72

Ades 304.344 5,41 337.647 5,04

2 Tang, Mon Air 108.268 1,92 122.556 1,83

Vica 57.192 1,02 63.950 0,96

Oasis, Avion 55.263 0,98 56.583 0,85

Prim-A, Air Sosro 50.864 0,90 65.306 0,98

Club 41.213 0,73 39.248 0,59

Total 24.202 0,43 33.865 0,51

Mount Aqua 15.140 0,27 15.942 0,24

Merek Lainnya 2.419.574 42,98 2.965.249 44,30

Jumlah 5.629.173 100 6.693.671 100

(17)

Selain itu perusahaan perlu mengetahui sampai sejauh mana kondisi

persaingan industri serta analisis lingkungan yang mempengaruhi dalam industri

AMDK, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah yang tepat untuk

kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Selanjutnya perusahaan perlu

melakukan evaluasi kembali mengenai strategi pemasaran perusahaan yang telah

diterapkan selama ini, apakah telah sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan

eksternal perusahaan yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Setelah melakukan evaluasi kembali mengenai strategi pemasaran,

perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih disesuaikan dengan

kondisi lingkungan perusahaan, sehingga dalam aplikasinya dapat berjalan secara

efektif dan efisien. Melalui strategi pemasaran yang efektif dan efisien diharapkan

dapat meningkatkan volume penjualan produk AMDK Prim- A untuk meraih

keuntungan yang maksimal.

1.2. Perumusan Masalah

Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan jumlah

permintaan terhadap produk AMDK terus meningkat. Melonjaknya permintaan

AMDK di pasaran, menjadi daya tarik bagi produsen baru maupun bagi produsen

yang sudah ada untuk mengembangkan dan meluncurkan produk-produk AMDK

dengan berbagai merek.

Kantor Penjualan (KP) Bogor, dalam hal ini merupakan unit penjualan

yang memasarkan AMDK Prim-A dengan berbagai ukuran yaitu 240 ml, 300 ml,

600 ml, 1500 ml dan Galon (19 liter) untuk wilayah Kabupaten/Kota Bogor.

Penjualan yang dilakukan oleh unit Bogor dalam memasarkan produknya adalah

(18)

warung-warung kelontong. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan

saat ini masih kurang efektif, dimana strategi yang dilaksanakan masih bersifat

pasif yaitu perusahaan sangat mengandalkan pemasaran pada agen-agen yang ada

untuk mencari pangsa pasar baru dan memperkenalkan produk, sehingga tingkat

penjualannya sangat tergantung dari kinerja para agen.

Tabel 3. Perkembangan Penjualan AMDK Prim-A di Kantor Penjualan Bogor Pada Tahun 2005 (dalam satuan Karton)

Bulan Ukuran Kemasan Prim-A

240 ml 300ml 600 ml 1500 ml Galon

Januari 7280 289 2280 351 3579

Februari 7630 653 2614 509 3267

Maret 7800 723 3325 457 3804

April 9628 670 3388 602 3982

Mei 12779 816 3903 580 4137

Juni 11059 565 3607 484 5118

Juli 11139 560 3366 496 5214

Agustus 11444 955 4410 695 5433

September 10512 926 4865 682 5956

Oktober 8450 823 3682 594 5245

November 9686 854 3965 644 5525

Desemb er 11523 862 4992 694 6524

Jumlah 118930 8696 44397 6788 57784

Sumber : Laporan Penjualan Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor, Januari 2006

Pada Tabel 3 terlihat bahwa penjualan AMDK dari berbagai ukuran di

Kantor Penjualan Bogor pada tiap bulan mengalami fluktuasi yang cenderung

meningkat maupun menurun. Hal ini antara lain disebabkan oleh ketergantungan

perusahaan pada agen atau pengecer yang terlalu besar. Kendala lain yang

dihadapi perusahaan adalah sumberdaya manusia, terutama salesman. Dalam melakukan proyeksi penjualan hanya didasarkan pada pengalaman dan

(19)

yang dilakukan oleh para salesman tidak akurat, dimana sering melebihi ataupun kurang dari penjualan aktual (Lampiran 1). Sebagai contoh pada bulan Januari

2005, terjadi gap yang tinggi antara ramalan dengan penjualan aktual, dimana ramalan pada bulan tersebut sebesar 3000 karton sedangkan penjualan aktualnya

hanya sebesar 2280 karton (gap sebesar 720karton).

Oleh karena itu, untuk melakukan proyeksi penjualan maka Kantor

Penjualan Bogor membutuhkan suatu metode untuk melakukan proyeksi

penjualan yaitu dengan menggunakan metode peramalan kuantitatif yang

diharapkan berguna untuk membuat perencanaan perusahaan, dan merupakan

sumber informasi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan sehingga

dapat menentukan strategi yang lebih baik. Untuk merumuskan strategi

pengelolaan pemasaran yang baik, maka langkah yang dapat dilakukan oleh

Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor adalah dengan memformulasikan strategi

pemasaran air minum dalam kemasan.

Dalam memformulasikan strategi yang tepat perusahaan harus dapat

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta mengidentifikasi

peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal perusahaan (Pearce

and Robinson, 1997). Menurut David (2002), strategi yang paling tepat bagi

perusahaan adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi

perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan untuk memanfaatkan

peluang dan mengantisipasi ancaman yang ada di dalam lingkungan yang selalu

(20)

1.3. TujuandanKegunaan Penelitian

Berdasarkan hasil perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor- faktor eksternal yang merupakan peluang dan

ancaman, serta faktor- faktor internal yang merupakan kekuatan dan

kelemahan perusahaan

2. Merumuskan strategi pemasaran yang dapat diterapkan perusahaan sesuai

dengan kondisi lingkungan saat ini.

Kegunaan dari penelitian adalah :

1. Bagi peneliti merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

2. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan

3. Sebagai informasi dan rujukan bagi pihak-pihak yang sedang melakukan

penelitian dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Pengertian dari strategi dalam penelitian ini merupakan analisis terhadap

usaha- usaha untuk mencapai kesesuaian antara produk yang dipasarkan oleh

perusahaan dengan lingkungan yang dihadapi ditinjau dari aspek strategi

pemasaran, lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Dari segi sifatnya, Kantor Penjualan Bogor merupakan bagian besar dari

PT. Sinar Sosro yang berpusat di Tambun, Bekasi, maka skala penelitian dibatasi

hanya pada Kantor Penjualan Bogor dan industri yang terkait dengan air minum

(21)

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Air Minum

Air merupakan cairan H2O yang tidak berbau dan tidak berasa, suhunya

berkisar 0 - 100 derajat tekanan atmosfir. Air yang sangat mudah membeku dan

menguap, biasanya berasal dari perut bumi yang kemudian mengalir ke

permukaan sambil membawa partikel-partikel yang bermanfaat bagi kesehatan.

Sejak diciptakan, tubuh manusia telah mengandung 60 persen air. Pakar kesehatan

mengajurkan untuk mengkonsumsi minimal 2 liter air harus diminum setiap hari

agar dapat menjaga fungsi ginjal1.

Dewan Standar Nasional (1996), mendefenisikan air minum dalam kemasan

(AMDK) sebagai air yang telah diolah/diproses, dikemas dan aman untuk

diminum langsung. Syarat mutlak yang harus dipenuhi air sebagai air siap minum

adalah 100 persen bebas dari semua mikroorganisme (kuman, parasit dan virus),

bebas zat kimia (baik terkontaminasi langsung maupun kontaminasi hasil buangan

limbah berbagai industri), bebas khlorin, tidak berasa dan tidak berbau.

Persyaratan mutu AMDK menurut Dewan Standar Nasional (1996) dapat dilihat

pada Lampiran 2.

2.1.2. Manajemen Pemasaran

Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia bisnis

untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang semakin kompetitif.

Perusahaan berusaha memperoleh laba dengan berusaha menghasilkan produk

1

(22)

yang sedapat mungkin dekat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam

hal ini pemasar tidak melihat lagi konsumen sebagai objek pemasaran akan tetapi

sebagai mitra yang dapat mendukung keberhasilan program pemasaran. Kegiatan

pemasaran bukan hanya sekedar menyalurkan barang dari produsen ke konsumen

akhir, melainkan mencakup semua tahapan produksi sampai purna jual. Semua

tahapan merupakan kesatuan yang saling terikat, sehingga jika salah satunya

lemah maka akan mempengaruhi keseluruhan.

Kunci sukses suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuannya untuk

dapat melakukan adaptasi pada saat yang tepat pada lingkungan pasar yang

kompleks dan selalu berubah-ubah. Guna melakukan adaptasi secara tepat

terhadap lingkungan pasar, maka seorang pemasar bertugas untuk menganalisa

karakteristik pasar, sehingga perusahaan mampu menyusun program

pengembangan pasar dengan menggunakan kekuatan dan kemampuan perusahaan

secara optimal.

Pengertian pemasaran seperti yang didefenisikan oleh AMA (American Marketing Association) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi

(Kotler, 2005). Sedangkan menurut Swastha dan Sukotjo (2000), pemasaran

adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang

dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial. Kotler (2005) mendefenisikan pemasaran sebagai suatu proses

(23)

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Dalam

situasi dan kondisi pasar yang sangat kompetitif, perusahaan harus mampu

memenuhi keinginan konsumen pasar sasarannya. Untuk itu pemasaran sebagai

salah satu ujung tombak penentu keberhasilan sebuah bisnis, harus melengkapi

dirinya dengan rencana pemasaran strategis yang sistematis dan tepat akurat.

2.1.3. Strategi Pemasaran

Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat

penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang

memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan

hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena

itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi

(Tjiptono, 1997). Strategi pemasaran merupakan suatu pendekatan yang

digunakan oleh suatu unit bisnis yang memberikan arah pada fungsi manajemen

suatu organisasi.

Menurut Assauri (1990), strategi pemasaran adalah rencana menyeluruh,

terpadu, dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang

kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan

perkataan lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,

kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing- masing tingkatan dan acuan serta

alokasinya. Menurut Kotler (2005), strategi pemasaran adalah sekumpulan

prinsip-prinsip dasar yang melandasi manajer pemasaran untuk mencapai tujuan

(24)

Sementara itu, Jain (1997) mengemukakan bahwa strategi pemasaran

suatu perusahaan hendaknya merupakan suatu usaha yang membedakan dirinya

secara positif dari pesaing-pesaingnya dengan menggunakan kekuatan relatif

perusahaan dalam upaya lebih memuaskan kebutuhan pelanggan, sehingga

strategi pemasaran yang baik mempunyai ciri-ciri :

1. Memiliki defenisi pasar yang jelas

2. Merupakan perpaduan yang baik antara kekuatan perusahaan dengan

kebutuhan pasar

3. Memiliki kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan pesaing-pesaingnya.

Perusahaan harus dapat menentukan strategi yang tepat, efektif dan efisien

guna mencapai tujuan dan keberhasilan usaha. Secara keseluruhan strategi

pemasaran sebagai salah satu strategi fungsional dalam unit usaha harus selalu

diselaraskan untuk menyokong keunggulan bersaingnya. Ketidakselarasan akan

menyebabkan tidak tercapainya target-target yang telah ditetapkan ataupun

pemborosan alokasi sumber dana yang dimiliki perusahaan, karenanya kiat-kiat

khusus harus selalu dikembangkan oleh unit-unit operasional dalam

menerjemahklan strategi perusahaan untuk mencapai sasaran yang telah

ditetapkan oleh perusahaan (Jain, 1997).

Suatu strategi pemasaran sebaiknya bersifat adaptif terhadap perubahan

teknologi, ekonomi, pasar, dan dinamika kompetisi. Untuk memenuhi tujuan

tersebut pihak produsen tidak hanya memperhitungkan consumer, competitor, dan

(25)

(competitor) dan faktor-faktor pengendali (change driver) yaitu teknologi, ekonomi, pasar dan faktor sosial (2) formulasi strategi, yang terdiri dari tiga aspek

utama yaitu strategi, taktik dan nilai (value) serta (3) implementasi, yaitu pertanyaaan yang menyangkut aspek what, why, dan how pada saat menerapkan strategi, taktik, dan nilai. Meliputi bagaimana posisi pasar, manuver pesaing,

perilaku konsumen, analisa pasar agar bisa merespon pasar dengan lebih baik.

2.1.4. Analisis Lingkungan Perusahaan

Perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya. Lingkungan

perusahaan adalah keseluruhan faktor- faktor eksternal yang mempengaruhi

perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya (Swastha dan Sukotjo, 2000).

Secara luas arti lingkungan mencakup semua faktor eksternal yang mempengaruhi

individu, perusahaan, dan masyarakat.

Menurut Kotler (1997) perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang

dapat mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap

kebutuhan-kebutuhan dan kecenderungan-kecenderungan yang belum terpenuhi dalam

lingkungannya. Lingkungan pemasaran suatu perusahaan adalah lingkungan

perusahaan yang terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari

luar fungsi manajemen pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen

pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi dengan para

pelanggan sasarannya.

David (2002) menjelaskan bahwa tahap awal dalam proses formulasi

strategi adalah menganalisis dan mendiagnosis secara menyeluruh faktor- faktor

lingkungan yang berpengaruh bagi perusahaan baik lingkungan internal maupun

(26)

lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel- variabel ancaman dan peluang

yang berada di luar kontrol manajemen perusahaan, dan lingkungan internal yang

terdiri dari variabel- variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan

dan berada dalam kontrol manajemen perusahaan.

Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Pearce dan Robinson (1997), faktor eksternal perusahaan terbagi

menjadi tiga yaitu : lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan

operasional. Ketiga faktor tersebut merupakan landasan peluang dan ancaman

yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan bersaingnya. Pada umumnya suatu

unit bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro (demografi, ekonomi,

teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya) dan pelaku lingkungan mikro utama

(pelanggan, pesaing, saluran distribusi, pemasok) yang mempengaruhi

kemampuannya memperoleh laba (Kotler, 2005).

Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh merupakan lingkungan yang tidak berhubungan dengan

situasi operasional suatu perusahaan tertentu, artinya pengaruh suatu perusahaan

jarang sekali sangat berarti bagi lingkungan tersebut. Lingkungan jauh perusahaan

terdiri dari faktor- faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan.

Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor Politik, Ekonomi,

Sosial, dan Teknologi atau yang sering disingkat dengan PEST. Lingkungan jauh

ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat

(27)

Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal yang

menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang

relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Menurut

Porter dalam bukunya Competitive Advantage (1993), jika formulasi strategi bersaing bertujuan menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya, maka

tanpa bermaksud menafikkan lingkungan umum seharusnya analisis industri yang

dimaksud disini adalah analisis lingkungan dimana perusahaan tersebut bersaing.

Jika disederhanakan, keadaan pesaing dalam suatu industri tergantung

pada lima kekuatan persaingan pokok (Porter, 1993) yaitu : (1) tingkat persaingan

dalam industri, (2) ancaman pendatang baru, (3) ancaman produk-produk

substitusi, (4) kekuatan tawar menawar pemasok, dan (5) kekuatan tawar

menawar pembeli. Gabungan dari kelima kekuatan inilah yang sebenarnya

menentukan potensi laba akhir dalam suatu industri, dimana potensi laba dalam

bentuk hasil laba atas modal yang telah diinvestasikan dalam jangka panjang.

Gambar 1. Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri Sumber : Michael E. Porter, 1993

PENDATANG BARU

PERSAINGAN INDUSTRI

PERSAINGAN DIANTARA PERUSAHAAN YANG SUDAH ADA PEMASOK

PRODUK SUBSTITUSI

PEMBELI Ancaman pendatang baru

Daya tawar menawar pembeli Daya tawar menawar

pemasok

(28)

Lingkungan Operasional

Terdiri dari faktor- faktor dalam situasi persaingan yang mempengaruhi

keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan sumberdaya yang dibutuhkan

atau dalam memasarkan produk atau jasa secara menguntungkan. Beberapa faktor

yang terpenting adalah posisi bersaing perusahaan, komposisi pelanggan,

reputasinya dimata pemasok dan kreditor, serta kemampuannya menarik

karyawan yang berkemampuan.

Analisis Lingkungan Internal

Menurut Kotler (1997), pengidentifikasian faktor internal dapat

memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan. Setidaknya ada dua bagian pada

faktor internal perusahaan yang dapat menentukan posisi persaingan perusahaan

yaitu kekuatan dan kelemahan. Analisis faktor internal berfungsi memberikan

gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan, kemudian bagaimana perusahaan

dapat menghindari ancaman yang berasal dari eksternal perusahaan dengan

kekuatan yang dimiliki perusahaan, serta kelemahan yang dimiliki perusahaan

dapat diminimalkan dengan melihat peluang yang terdapat pada faktor eksternal

perusahaan. Secara tradisional, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang

hendaknya diamati salah satunya dapat dilihat dari pendekatan fungsional.

Pendekatan fungsional terdiri atas pemasaran, keuangan, produksi dan operasi,

sumberdaya manusia (SDM), dan Sistem Informasi Manajemen.

2.1.5. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Matriks IFE meliputi faktor- faktor internal perusahaan sehingga dapat

(29)

dan informasi aspek internal dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan,

misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi

manajemen, dan produksi-operasi. Iniative judgement sangat diperlukan dalam penggunaan matriks IFE. Skor yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan

posisi perusahaan dalam posisi strategis internal. Total skor untuk matriks IFE

berkisar antara 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi) dan skor rata-rata adalah 2,5.

Total nilai bobot yang jauh di bawah 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan lemah

secara internal. Dan total nilai bobot yang jauh di atas 2,5 menunjukkan posisi

internal yang kuat (David, 2002).

2.1.6. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis industri. Dalam

penyusunan matriks ini dilakukan pengumpulan data dan menganalisis hal- hal

yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial budaya, demografi, lingkungan,

politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana

perusahaan berada, serta data eksternal lainnya. Hal ini penting karena faktor

eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

perusahaan. Skor yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan posisi strategis

perusahaan dalam memanfaatkan peluang-peluang eksternal dan menghindari

ancaman yang mungkin timbul. Total skor matriks EFE berkisar antara 1,0

(terendah) hingga 4,0 (tertinggi). Pada faktor peluang, skor 4,0 menunjukkan

bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan

peluang yang ada. Pada faktor ancaman, skor 4,0 menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghadapi ancaman yang dihadapi

(30)

2.1.7. Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks ini bermanfaat untuk memposisikan suatu unit bisnis strategis

perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari sembilan sel. Matriks ini terdiri dari

dua dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE pada sumbu X dan total skor dari

matriks EFE pada sumbu Y. Perlu diingatkan kembali bahwa masing- masing unit

bisnis strategis harus membentuk matriks IFE dan EFE-nya. Pada sumbu X dari

matriks IE, skornya ada tiga, yaitu : skor 1,00-1,99 menyatakan bahwa posisi

internal lemah, skor 2,00-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,00-4,00

adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks

EFE, skor 1,00-1,99 adalah rendah, skor 2,00-2,99 adalah sedang dan skor

3,00-4,00 adalah tinggi (David, 2002).

2.1.8. Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)

Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk merancang

analisis strategi suatu perusahaan. Cara yang paling umum adalah dengan

memanfaatkan sebagai sumber kerangka kerja yang logis untuk mengarahkan

kepada pengambilan keputusan berdasarkan situasi perusahaan tersebut dan

pertimbangan lainnya.

Peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, dapat tergambar

dengan jelas di dalam matriks SWOT. Komponen dalam matriks SWOT terbagi

menjadi beberapa strategi yaitu strategi SO (Strength-Opportunity) yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang

(31)

ancaman-ancaman eksternal, strategi WO (Weakness-Opportunity), bertujuan memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan

peluang-peluang eksternal, dan strategi WT (Weakness-Threat) yang merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari

ancaman. Pemberian strategi dalam matriks SWOT berguna bagi penentuan

strategi perusahaan (David, 2002).

2.1.9. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) merupakan tahap akhir pengambilan keputusan tentang strategi terbaik yang dipilih dari

berbagai alternatif strategi yang telah dirumuskan setelah melewati tahap input

dan pemaduan. QSPM digunakan untuk menentukan daya tarik relatif dari

pelaksanaan tindakan alternatif yang layak. Teknik ini menunjukan strategi

alternatif mana yang terbaik untuk digunakan dalam kondisi internal dan eksternal

perusahaan yang bersangkutan.

2.2. Tinjauan Studi Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang air minum dalam kemasan maupun strategi

pemasaran telah dilakukan oleh beberapa orang. Diantaranya oleh Afrida (1999),

Enyta (2004), dan Ramdan (2005) akan diuraikan secara lengkap berikut ini :

Menurut Afrida (1999) yang telah melakukan penelitian tentang kajian

strategi pemasaran AMDK PT. Indevinas Andalas. Alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah matriks IFE dan EFE, berfungsi untuk

mengidentifikasi faktor- faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, peluang

(32)

dengan mengacu pada hasil analisis matriks SWOT perusahaan, berdasarkan

analisis SWOT diperoleh alternatif-alternatif strategi. Alternatif strategi

pemasaran yang paling dominan adalah mempertahankan kepercayaan konsumen

dengan terus menjaga mutu produk untuk mempertahankan pelanggan yang ada

dan menarik pelanggan potensial, memanfaatkan semua keunggulan komparatif

dalam kekuatan untuk meningkatkan daya saing dalam industri.

Enyta (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Ekuitas merek Air

Minum Dalam Kemasan di Kota Bogor. Dalam penelitian tersebut disimpulkan

bahwa merek Aqua secara umum mendapat tempat yang lebih baik pada elemen

kesadaran merek dibandingkan produk AMDK lainnya. Merek Aqua juga

memperlihatkan persepsi kualitas yang lebih bagus dibandingkan merek lainnya,

karena merek Aqua memiliki jumlah atribut dengan nilai rata-rata tertinggi

dibandingkan merek AMDK lainnya seperti atribut kejernihan air, kemudahan

mendapatkan, khasiat/manfaat, promosi, dan aman bagi kesehatan.

Menurut Ramdan (2005) yang melakukan penelitian mengenai Analisis

Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK),

menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis prioritas strategi bauran pemasaran

dengan menggunakan metode PHA menunjukkan bahwa yang menjadi tujuan

utama perusahaan adalah meningkatkan penjualan. Selanjutnya tujuan yang

mendapat prioritas berikutnya adalah meningkatkan pangsa pasar. Untuk

mencapai kedua tujuan tersebut, maka perusahaan memprioritaskan faktor

distribusi sebagai prioritas pertama dengan menekankan pada penjualan langsung

kepada konsumen. Taktik ini mendapatkan prioritas utama karena pelayanan

(33)

terhadap produk dan perusahaan. Faktor berikutnya secara berturut-turut adalah

faktor promosi, harga dan produk. Sedangkan sub faktor yang mempengaruhinya

secara berturut-turut adalah distribusi langsung, harga di bawah konsumen,

diskon, sponsor, distribusi tidak langsung, harga sama dengan pesaing, kuantitas

produk, kualitas produk, iklan, merek dan kemasan.

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk memformulasikan strategi

berdasarkan analisis faktor- faktor lingkungan eksternal dan internal pada Kantor

Penjualan Bogor dalam menghadapi persaingan industri sejenis. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang membahas mengenai produk

AMDK adalah berdasarkan konsep penelitiannya dan alat analisis yang

digunakan. Kons ep penelitian yang dilakukan berhubungan dengan manajemen

strategi, sedangkan Enyta dan Ramdan menggunakan konsep penelitian yang

berhubungan dengan ekuitas merek dan bauran pemasaran. Afrida, konsep

penelitian yang dilakukan sama dengan penelitian ini perbedaannya yaitu pada

alat analisis yang digunakan dan tempat penelitian. Alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan matriks IFE dan EFE,

matriks IE, matriks SWOT, matriks QSPM serta menggunakan metode peramalan

dalam melakukan proyeksi penjualan air minum dalam kemasan untuk beberapa

periode yang akan datang.

2.3. Kerangka Pemikiran Operasional

Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor, merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dalam usaha industri air minum dala m kemasan

(34)

minum dalam kemasan, menyebabkan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan

sejenis untuk memproduksi AMDK.

Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor memiliki kesempatan untuk

berkembang menjadi perusahaan yang unggul di dalam industri air minum dalam

kemasan, apabila dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Dalam upaya

untuk menyusun strategi yang tepat bagi perusahaan, maka perlu dilakukan

evaluasi mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan.

Evaluasi mengenai kondisi internal perusahaan dilakukan dengan

menganalisis pemasaran dan sumberdaya manusia di perusahaan, sedangkan

evaluasi mengenai kondisi eksternal perusahaan dilakukan dengan menganalisis

PEST yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran AMDK serta menganalisis

kondisi persaingan industri dengan menggunakan lima kekuatan Porter.

Untuk memperoleh hubungan antara faktor eksternal dan faktor internal,

maka dibuat matrik EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation), yang mengidentifikasi apa yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan, lalu dianalisis menggunakan matriks

IE, SWOT dan QSPM sehingga diperoleh posisi perusahaan dalam industri. Hasil

analisis lingkungan perusahaan, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM

tersebut menentukan alternatif strategi apa yang sebaiknya dapat perusahaan

terapkan untuk mengatasi permasalahan yang ada terutama pengaruhnya terhadap

penjualan AMDK. Alur kerangka pemikiran formulasi strategi pemasaran Air

Minum Dalam Kemasan (AMDK) “Prim-A” di Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro

(35)
[image:35.596.101.509.99.671.2]

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Penjualan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

PRIM-A

Analisis Lingkungan Internal

• Sumberdaya Manusia

• Pasar dan Pemasaran

• Sistem Informasi

Analisis Lingkungan Eksternal

• Analisis PEST

• Analisis Persaingan Industri

Alternatif Strategi Pemasaran (Analisis SWOT)

Matriks SWOT

REKOMENDASI STRATEGI PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Bogor

Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi (QSPM)

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor

yang berlokasi di Jalan Raya Baru Km 26 Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan air minum dalam kemasan yang sedang

berkembang. PT. Sinar Sosro Bogor hanya merupakan kantor penjualan (KP),

bukan merupakan perusahaan pengolah, karena itu bagian penjualan serta

pemasaran merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2005.

3.2. Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan, pengisian kuisioner dan

wawancara dengan pihak PT. Sinar Sosro KP Bogor. Jumlah responden yang

dipilih untuk pengisian kuisioner ini adalah 3 orang. Pemilihan responden

berdasarkan tugasnya di perusahaan. Responden yang dipilih, ya itu MIS

(Manager Information System), Supervisor, dan agen. Data sekunder diperoleh dari laporan penjualan harian, bulanan, ataupun tahunan perusahaan dan beberapa

literatur yang relevan.

3.3. Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh diana lisis dan diolah secara kuantitatif dan

(37)

Pengolahan dan analisis data secara kuantitatif menggunakan program Microsoft Excel, dan Minitab Versi 13. Pemillihan kedua program tersebut didasarkan pada alasan bahwa kedua program tersebut merupakan program yang telah banyak

dikenal dan mudah untuk digunakan.

Untuk menganalisis strategi pemasaran KP Bogor, dilakukan analisis data

secara deskriptif dan kuantitatif menggunakan analisis strategi pemasaran,

lingkungan pemasaran, matrik IFE dan EFE, matrik s IE, matriks SWOT serta

matriks QSPM. Pengisian kuisioner untuk analisis kuantitatif dilakukan dengan

penggabungan hasil kuisioner masing- masing responden yang telah dipilih.

3.3.1. Identifikasi Pola Data Penjualan

Untuk dapat melakukan peramalan dengan baik, diperlukan pemahaman

tentang pola fluktuasi atau perilaku data yang dapat dipelajari dari deret data masa

lalu. Jika pola data masa lalu telah diketahui maka dapat diterapkan metode

peramalan untuk memperkirakan penjualan di masa depan.

Hanke et al (2001) menyebutkan bahwa salah satu aspek penting dalam

memilih metode peramalan yang sesuai untuk data time series adalah

mempertimbangkan beberapa pola data. Pola data tersebut dapat dibedakan

menjadi empat, yaitu :

1. Pola horisontal, terjadi bilamana data observasi berfluktuasi disekitar nilai

rata-rata konstan. Pola ini juga disebut pola stasioner.

2. Pola musiman, terjadi ketika data observasi dipengaruhi oleh faktor musiman

yang merupakan fluk tuasi yang terjadi kurang dari setahun dan berulang

pada tahun-tahun berikutnya. Komponen musiman relatif dominan pada

(38)

3. Pola siklis, terjadi bilamana data observasi terlihat naik atau turun dalam

periode waktu yang tidak tetap. Data berfluktuasi seperti gelombang di

sekitar garis trend.

4. Pola trend, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka

panjang dalam data. Trend merupakan komponen jangka panjang yang

mendasari pertumbuhan atau penurunan data time series.

Selanjutnya dapat ditentukan teknik yang mampu dan efektif dalam

mengekstrapolasi pola-pola tersebut. Selain itu faktor yang menyebabkan pola

data tersebut perlu diketahui agar kebijakan dapat disusun untuk mengatasinya.

Berdasarkan keempat tipe pola data tersebut, beberapa teknik peramalan yang

dapat digunakan adalah sebagai berikut :

a. Teknik Peramalan Data Stasioner

Teknik-teknik peramalan yang dapat dipertimbangkan untuk pola stasioner

antara lain meliputi metode naïve, simple moving average (rata-rata bergerak sederhana), moving average (rata-rata bergerak), single exponential smoothing (pemulusan eksponensial tunggal), dan ARIMA.

b. Teknik Peramalan Data Trend

Teknik peramalan data trend yang dapat dipertimbangkan antara lain meliputi model trend, moving average (rata-rata bergerak), holt’s linier exponential smoothing, double exponential smoothing, dan ARIMA.

c. Teknik Peramalan Data Musiman

Untuk data dengan pola musiman, teknik-teknik yang dapat dipilih

(39)

d. Teknik Peramalan Data Siklus

Selanjutanya untuk data dengan pola siklus, teknik-teknik yang dapat

dipertimbangkan diantaranya terdiri dari metode dekomposisi klasik,

indikator ekonomi, model ekonometrik, multiple regression, dan ARIMA.

Tahap pertama dari pengolahan data adalah menyajikan serial data

penjualan (AMDK) bulanan dalam bentuk plot penjualan terhadap waktu. Dengan

melakukan plot data penjualan tersebut dapat diketahui pola datanya, apakah pola

data tersebut memiliki unsur trend, musiman, siklus atau tidak. Tujuan dari membuat serial plot data adalah untuk :

a. Mendeskripsikan pola penjualan AMDK sebagai pertimbangan awal yang

membantu dalam pemilihan metode peramalan kuantitatif di tahap

pengolahan selanjutnya.

b. Melihat kecenderungan fluktuasi penjualan AMDK.

Pola fluktuasi penjualan AMDK diidentifikasi dengan analisa visual

terhadap grafik (plot data) penjualan AMDK dari periode ke periode. Untuk

melihat apakah ada unsur trend atau musiman dalam deret data penjualan AMDK, secara formal dilakukan dengan mempelajari nilai koefisien autokorelasi. Untuk

menghitung nilai autokorelasi digunakan rumus di bawah ini :

Dimana : rk = koefisien autokorelasi untuk selang waktu k

Υ = mean nilai dari deret

Yt = observasi pada periode waktu t

Yt-k = observasi pada k periode lebih awal atau periode waktu t-k

Pola data dapat diidentifikasi dengan pedoman sebagai berikut :

(40)

1. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada periode time lag dua periode atau tiga periode (memundurkan data dua atau tiga periode) tidak berbeda nyata

dengan nol maka data tersebut stasioner.

2. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada bebrapa time lag pertama secara berurutan berbeda nyata dengan nol maka data tersebut menunjukkan trend.

3. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada periode time lag mempunyai jarak secara sistematis yang berbeda nyata dengan nol maka data tersebut

mempunyai unsur musiman.

Uji signifikansi koefisien autokorelasi dilakukan dengan persamaan

berikut (Makridakis et al, 1999) :

Dimana : Z = luas daerah di bawah kurva normal, untuk taraf nyata (a = 5%) derajat Z2,5% = 1,96

rk = koefisien autokorelasi pada selang waktu k

n = jumlah observasi

Jika rk > Z a / 2(1/ n) d a n rk < - Z a / 2(1/ n), maka nilai koefisien autokorelasi

berbeda secara signifikan.

3.3.1.1. Penerapan Metode Peramalan Time Series

Setelah pola data penjualan Air Minum Dalam Kemasan terlihat, dapat

dilakukan peramalan dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan. Dalam

penelitian ini, digunakan metode peramalan time series. Pertimbanga n

penggunaan metode tersebut didasarkan bahwa data penjualan adalah data deret

waktu, artinya data tersebut disajikan berdasarkan waktu kejadian tanpa

menunjukkan faktor- faktor yang mempengaruhinya.

( )

1/ n rk /2

( )

1/ n

2

/ α

α < <Ζ

(41)

Metode peramalan time series terdiri dari mode trend, metode peramalan sederhana (naïve), metode rata-rata sederhana, metode pemulusan eksponensial tunggal, pemulusan eksponensial ganda Brown, pemulusan eksponensial ganda

Holt, pemulusan tripel dari Winter’s multiplikatif, metode dekomposisi, dan

metode Box-Jenkins (ARIMA).

3.3.1.2. Pemilihan Metode Peramalan Penjualan AMDK

Makridakis et al (1999), menyatakan bahwa faktor yang diperhatikan dalam memilih metode peramalan adalah forecasting power dari metode tersebut yaitu dengan menguji kesalahannya. Nilai kesalahan (et) suatu metode peramalan

pada periode tertentu adalah selisih antara nilai aktual periode tersebut (Xt)

dengan nilai peramalan (Ft).

et = Xt - Ft

Alat yang digunakan untuk membandingkan dan memilih metode

peramalan yang ada adalah nilai rata-rata kesalahan kuadratik (mean square error

- MSE). Nilai MSE dihitung dengan rumus :

n / e MSE

n 1 t

t 2

   

=

=

Kriteria memilih metode peramalan yang paling baik untuk peramalan

penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) adalah metode peramalan yang

memiliki nilai MSE paling kecil. Hal ini berarti semakin kecil nilai ukuran

kesalahan tersebut, peramalan menunjukkan semakin kuat forecasting power

(42)

3.3.1.3. Menentukan Peramalan Penjualan AMDK

Penentuan peramalan penjualan air minum dalam kemasan (AMDK)

dilakukan dengan metode peramalan time series terbaik yang telah ditentukan dan dipilih berdasarkan indikator pengukuran akurasi peramalan. Tujuan dari

penentuan peramalan penjualan AMDK adalah untuk mengetahui perkembangan

penjualan AMDK pada masa yang akan datang. Informasi perkembangan

penjualan digunakan untuk memberikan rekomendasi dan implikasi hasil ramalan

terhadap Kantor Penjualan Bogor.

3.3.2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal 3.3.2.1. Analisis Matriks IFE dan EFE

Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan

melalui pembobotan. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi

faktor- faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya menjadi peluang dan

ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan.

Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor- faktor lingkungan dalam

matrik IFE dan EFE adalah sebagai berikut :

1. Menyusun daftar faktor- faktor utama yang mempunyai dampak penting

(critical success factors) untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan, kemudian menempatkannya

pada kolom pertama.

2. Menentukan bobot (weight) dari critical success factors. Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan

(43)

metode “Paired Comparison” (Kinnear, 1996). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan

eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2, dan

3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal

3 = jika indikator horisontal lebih penting dibanding indikator vertikal

[image:43.596.113.510.318.420.2]

Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal

Faktor Penentu A B C D ….. Total Bobot

A B C D ….. Total

Sumber : Kinnear, 1996

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap

jumlah nilai keseluruha n variabel dengan menggunakan rumus :

Dimana : ai = bobot variable ke-i n = jumlah variabel

Xi = nilai variabel ke-i i = 1,2,3,…,n

Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan ini kemudian

ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE - EFE.

3. Menentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, di mana untuk matriks IFE, skala nilai peringkat untuk kekuatan yang digunakan

yaitu :

= χ χ = n

1 i

(44)

1 = sangat lemah 3 = kuat

2 = lemah 4 = sangat kuat

Untuk faktor- faktor kelemahan kebalikan dari faktor kekuatan, dimana skala

1 berarti sangat kuat dan skala 4 berarti sangat lemah.

Sedangkan untuk faktor strategis eksternal peluang bagi perusahaan diberi

rating dengan skala yang digunakan yaitu :

1 = Sangat rendah, respon kurang 3 = Tinggi, respon di atas rata-rata

2 = Rendah, respon sama dengan rata-rata

4 = Sangat tinggi, respon superior

Untuk faktor- faktor ancaman merupakan kebalikan dari faktor peluang,

dimana skala 1 berarti sangat tinggi, respon superior terhadap perusahaan.

Dan skala 4 berarti rendah, respon kurang terhadap perusahaan.

Rating didasarkan pada efektifitas strategi perusahaan, serta rating juga

berdasarkan pada kondisi perusahaan.

4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor

pembobotan dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Hasil pembobotan dan

peringkat (rating) berdasarkan analisa situasi perusahaan dimasukkan dalam

matriks. Matriks IFE dan EFE diilustrasikan pada Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Analisis Matrik IFE

Faktor Kunci Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan : -

-

Kelemahan : -

(45)

Sumber : David, 2002

Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika

total skor IFE (3,0-4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat,

(2,0-2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (1,0-1,99)

[image:45.596.136.513.255.357.2]

berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah.

Tabel 6. Analisis Matrik EFE

Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang : -

-

Ancaman : -

- Total

Sumber : David, 2002

Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.

Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0-4,0) berarti perusahaan

merespon kuat terhadap peluang dan ancama n yang mempengaruhi

perusahaan, rata-rata (2,0-2,99) berarti perusahaan merespon sedang

terhadap peluang dan ancaman yang ada dan lemah (1,0-1,99) berarti

perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.

3.3.2.2. Analisis Matriks IE (Internal - Eksternal)

Posisi perusahaan dalam industri dianalisis dengan alat bantu matrik IE.

Matrik ini berupa pemetaan skor total matrik IFE dan EFE yang telah dihasilkan

pada tahap-tahap input. Ilustrasi matrik IE dapat dilihat pada Gambar 3. Sumbu

(46)

vertikal menunjukkan skor total EFE. Tujuan penggunaan matriks ini adalah

[image:46.596.143.471.150.337.2]

untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail.

Gambar 3. Matriks Internal Eksternal (IE) (David, 2002)

Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan

dalam matriks IE, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan

menjadi tiga strategi utama, yaitu :

1. Strategi tumbuh dan bina (Growth and Build) yang berada pada sel I, II, dan IV. Strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi

pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif

(integrasi ke depan, ke belakang dan horisontal).

2. Strategi mempertahankan dan memelihara (Hold and Maintain), yang berada pada sel III, V, atau VII. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk

merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini.

3. Strategi panen atau divestasi (Harvest or Divest), yang berada pada sel VI, VIII, atau IX. Strategi yang umum dipakai adalah strategi divestasi, dan

strategi likuidasi.

1,0

4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah

S K O R I F E

3,0

2,0

1,0 Tinggi

Sedang

Rendah S

K O R

E F E

I

I V

VII

II

V

VIII

III

VI

(47)

Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis, yang diposisikan

berada dalam atau di sekitar sel I dalam matriks IE. Nilai- nilai IFE

dikelompokkan dalam kuat (3,0 - 4,0), sedang (2,0 - 2,99), dan lemah (1,0 - 1,99).

Sedangkan nilai-nilai EFE dapat dikelompokkan dalam tinggi (3,0 - 4,0), sedang

(2,0 - 2,99), dan rendah (1,0 - 1,99) (David, 2002).

3.3.2.3. Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matriks

ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya.

Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi,

yaitu strategi SO, strategi WO, strategi WT, dan strategi ST (Tabel 7).

Langkah-langkah menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut :

1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan

2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan

3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan

4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang mene ntukan

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi SO dalam sel yang tepat

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi WO dalam sel yang tepat

7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

(48)

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

[image:48.596.107.511.181.332.2]

resultan strategi WT dalam sel yang tepat.

Tabel 7. Matriks SWOT Internal Eksternal

STRENGTH-S

Daftarkan 5-10 faktor kekuatan

WEAKNESS-W

Daftarkan 5-10 faktor kelemahan

OPPORTUNITIES-O

Daftarkan 5-10 faktor peluang

STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O

Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

THREATS-T

Daftarkan 5-10 faktor ancaman

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

STRATEGI W-T

Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : David, 2002

Hasil dari matriks SWOT ini sendiri diharapkan dapat memberikan

beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh pihak manajemen

perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan pemasaran

perusahaan dapat memberikan hasil yang maksimal.

3.3.2.4. Analisis Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Setelah mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus

mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi yang terbaik yang paling

cocok dengan kondisi internal perusahaan serta lingkungan eksternal. Penggunaan

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) dapat dilihat pada Tabel 8. Ada 6 langkah yang harus diikuti untuk membuat matriks QSPM yaitu :

1. Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama

(49)

2. Memberikan bobot untuk masing- masing kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks IFE

dan EFE.

3. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.

4. Menetapkan nilai daya tarik (AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 =

tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = amat menarik. Bila

tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang

dipertimbangkan tidak diberikan nilai AS.

5. Menghitung total nilai daya tarik. Kemudian mengalikan bobot dengan nilai

daya tarik (AS).

6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Alternatif strategi yang memiliki

nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik.

Tabel 8. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor -Faktor

Sukses Strategis Bobot

Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strat

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi AMDK Tahun 2000 - 2005
Tabel 2. Beberapa Produsen AMDK serta Pangsa Pasarnya Tahun 2001 dan 2002
Tabel 3. Perkembangan Penjualan AMDK Prim-A di Kantor Penjualan Bogor Pada Tahun 2005 (dalam satuan Karton)
Gambar 1. Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri
+7

Referensi

Dokumen terkait