• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PANDANGAN MASYARAKAT MUSLIM KOTA MEDAN TERHADAP BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH)

OLEH

WINDA ARSYIKA JANNA LUBIS 090501080

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah masyarakat Muslim Kota Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari wawancara, observasi, dan kuesioner yang diberikan kepada responden. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0, dan selanjutnya disajikan dalam berbagai bentuk analisis terutama analisis deskriptif melalui tabel sederhana, tabulasi silang (crosstab), grafik, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tanggapan dan pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) disimpulkan sebagai berikut:

 Pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) cukup baik dan memuaskan.

 Masyarakat Muslim Kota Medan tidak setuju apabila Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) disetorkan di Bank Konvensional dan Pemerintah tidak pantas menunjuk Bank Konvensional sebagai Bank penerima setoran BPIH.

 Masyarakat muslim Kota Medan umumnya berpandangan bahwa dengan tidak diberikannya bagi hasil dari penyetoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) kepada calon jamaah haji adalah kebijakan yang salah.

 Masyarakat Muslim Kota Medan umumnya masih kurang mengerti tentang dana talangan haji.

 Masyarakat Muslim Kota Medan umumnya setuju bahwa Kementerian Agama harus transparan dalam mengelola besarnya bagi hasil yang didapat.

(3)

ABSTRACT

Formulation of the problem in this research is how the Muslim Medan community views on Travel towards the cost of the pilgrimage (BPIH). This research aims to analyze the Muslim Medan community views on Travel towards the cost of the pilgrimage (BPIH).

The as the object in this research is people Muslim city . Data used in research this is data primary obtained from interview observation, and a questionnaire given to respondents. Data processed using SPSS 17.0, and next served in various forms analysis especially descriptive analysis through table simple, tabulate silang ( crosstab ), charts, and others.

Based on research and public responses views known that the city fields against Muslim the hajj travel expenses ( BPIH ) inferred as follows:

 Views society Muslim city Medan against travel expenses hajj ( BPIH ) good enough and satisfying.

 Muslim community city medan not agree when traveling expenses hajj (BPIH) deposited in bank conventional and government inappropriate pointed conventional bank as a bank deposit receiver BPIH.

 Muslim community city Medan generally views that with he gave no for the result of depositing travel expenses hajj (BPIH) to prospective pilgrims is wrong policy.

 Muslim community city field is generally still less understand the hajj bailout fund.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari program Strata-1 (S-Strata-1) Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi ini adalah “Analisis Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari telah banyak mendapat dorongan, bimbingan, bantuan, serta saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Teristimewa rasa hormat penulis kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Khendara Hasan Lubis yang selalu memberikan semangat agar penulis selalu optimis, yang selalu mendoakan penulis, dan Ibunda Prahyuni yang selalu mendoakan penulis, dan tempat berkeluh kesah. 2. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak sebagai Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini, dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Seluruh staf pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah

banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis yang bermanfaat untuk masa yang akan datang dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

6. PT. Angkasa Pura (Persero) yang telah memberikan Beasiswa Peduli Pendidikan Kepada Penulis.

7. Buat sahabat-sahabat penulis yang telah banyak memberikan dorongan, membantu, Menemani dam memberikan semangat bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan saran maupun kritikan yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan di lain kesempatan. Semoga kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2013

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Haji ... 10

(7)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.9.1 Uji Validitas ... 36

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36

BAB IV HASIL PEMBAHASAN 4.1Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 38

4.1.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 38

4.1.2 Pengujian Variabel Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH ... 39

4.1.3 Pengujian Variabel BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... ... 40

4,1,4 Pengujian Variabel Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 41

4.2 Karakteristik Responden... ... 42

4.2.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 42

4.2.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 44

4.2.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan ... 45

4.2.4 Data Responden Berdasarkan Umur ... 47

4.2.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan ... 49

4.2.6 Data Responden Berdasarkan Sumber Informasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji ... 51

4.2.7 Data Responden Berdasarkan Jumlah Menunaikan Ibadah Haji ... 52

4.3 Analisis Deskriptif ... 56

4.3.1 Penilaian Terhadap Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH... 56

4.3.2 Penilaian Terhadap BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... 60

4.3.3 Penilaian Terhadap Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran... ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(8)

DAFTAR TABEL

N0. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Jamaah Haji Indonesia Tahun 1992-1998 ... 3

1.2 Biaya Perjalanan Ibadah Haji ... 4

1.3 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Berdasarkan Embarkasi Daerah Tahun 2011 ... 6

2.1 Biaya Pwejalanan Ibadah Haji Tahun 2003-2012 ... 15

2.2 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1950-1959 ... 16

2.3 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1970-1979 ... 17

2.4 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1990-1999 ... 18

2.5 Perbandingan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Dengan Menggunakan Rupiah Dan Emas ... 19

2.6 Bank Penerimaan Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji ... 20

2.7 Perbandingan Pelayanan Haji Indonesia Dengan Malaysia ... 25

4.1 Pengujian Validitas Variabel Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH... 39

4.2 Pengujian Reliability Variabel Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH... 40

4.3 Pengujian Validitas Variabel BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... 40

4.4 Pengujian Reliability Variabel BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... 41

4.5 Pengujian Validitas Variabel Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 41

4.6 Pengujian Reliability Variabel Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 42

4.7 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.8 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 44

4.9 Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 47

4.10 Data Responden Berdasarkan Umur ... 48

4.11 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan, Pekerjaan, dan Jenis Kelamin ... 50

4.12 Data Responden Berdasarkan Sumber Informasi BPIH, Dan Jenis Pekerjaan ... 52

4.13 Data Responden Berdasarkan Jumlah Menunaikan Haji, Jumlah Penghasilan dan Jenis Kelamin ... 55

4.14 Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH ... 58

4.15 Jawaban Responden Terhadap BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional Berdasarkan Pekerjaan ... 63

(9)

DAFTAR GAMBAR

N0. Gambar Judul Halaman

4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 43

4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 45

4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan ... 46

4.4 Data Responden Berdasarkan Umur ... 49

4.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan ... 50

4.6 Data Responden Berdasarkan Sumber Informasi BPIH ... 51

(10)

DAFTAR SINGKATAN APBN = Anggaran Pendapatan Belanja Negara BPIH = Biaya Perjalanan Ibadah Haji

BPS = Badan Pusat Statistika

DPR RI = Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia MUI = Majelis Ulama Indonesia

ONH = Ongkos Naik Haji

PHU = Penyelenggara Haji dan Umroh

PPATK = Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPIH = Panitia Pelaksana Ibadah Haji

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah masyarakat Muslim Kota Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari wawancara, observasi, dan kuesioner yang diberikan kepada responden. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0, dan selanjutnya disajikan dalam berbagai bentuk analisis terutama analisis deskriptif melalui tabel sederhana, tabulasi silang (crosstab), grafik, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tanggapan dan pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) disimpulkan sebagai berikut:

 Pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) cukup baik dan memuaskan.

 Masyarakat Muslim Kota Medan tidak setuju apabila Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) disetorkan di Bank Konvensional dan Pemerintah tidak pantas menunjuk Bank Konvensional sebagai Bank penerima setoran BPIH.

 Masyarakat muslim Kota Medan umumnya berpandangan bahwa dengan tidak diberikannya bagi hasil dari penyetoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) kepada calon jamaah haji adalah kebijakan yang salah.

 Masyarakat Muslim Kota Medan umumnya masih kurang mengerti tentang dana talangan haji.

 Masyarakat Muslim Kota Medan umumnya setuju bahwa Kementerian Agama harus transparan dalam mengelola besarnya bagi hasil yang didapat.

(13)

ABSTRACT

Formulation of the problem in this research is how the Muslim Medan community views on Travel towards the cost of the pilgrimage (BPIH). This research aims to analyze the Muslim Medan community views on Travel towards the cost of the pilgrimage (BPIH).

The as the object in this research is people Muslim city . Data used in research this is data primary obtained from interview observation, and a questionnaire given to respondents. Data processed using SPSS 17.0, and next served in various forms analysis especially descriptive analysis through table simple, tabulate silang ( crosstab ), charts, and others.

Based on research and public responses views known that the city fields against Muslim the hajj travel expenses ( BPIH ) inferred as follows:

 Views society Muslim city Medan against travel expenses hajj ( BPIH ) good enough and satisfying.

 Muslim community city medan not agree when traveling expenses hajj (BPIH) deposited in bank conventional and government inappropriate pointed conventional bank as a bank deposit receiver BPIH.

 Muslim community city Medan generally views that with he gave no for the result of depositing travel expenses hajj (BPIH) to prospective pilgrims is wrong policy.

 Muslim community city field is generally still less understand the hajj bailout fund.

(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari program Strata-1 (S-Strata-1) Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi ini adalah “Analisis Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari telah banyak mendapat dorongan, bimbingan, bantuan, serta saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Teristimewa rasa hormat penulis kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Khendara Hasan Lubis yang selalu memberikan semangat agar penulis selalu optimis, yang selalu mendoakan penulis, dan Ibunda Prahyuni yang selalu mendoakan penulis, dan tempat berkeluh kesah. 2. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak sebagai Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(15)

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini, dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Seluruh staf pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah

banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis yang bermanfaat untuk masa yang akan datang dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

6. PT. Angkasa Pura (Persero) yang telah memberikan Beasiswa Peduli Pendidikan Kepada Penulis.

7. Buat sahabat-sahabat penulis yang telah banyak memberikan dorongan, membantu, Menemani dam memberikan semangat bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan saran maupun kritikan yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan di lain kesempatan. Semoga kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2013

Penulis

(16)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Haji ... 10

(17)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.9.1 Uji Validitas ... 36

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36

BAB IV HASIL PEMBAHASAN 4.1Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 38

4.1.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 38

4.1.2 Pengujian Variabel Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH ... 39

4.1.3 Pengujian Variabel BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... ... 40

4,1,4 Pengujian Variabel Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 41

4.2 Karakteristik Responden... ... 42

4.2.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 42

4.2.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 44

4.2.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan ... 45

4.2.4 Data Responden Berdasarkan Umur ... 47

4.2.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan ... 49

4.2.6 Data Responden Berdasarkan Sumber Informasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji ... 51

4.2.7 Data Responden Berdasarkan Jumlah Menunaikan Ibadah Haji ... 52

4.3 Analisis Deskriptif ... 56

4.3.1 Penilaian Terhadap Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH... 56

4.3.2 Penilaian Terhadap BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... 60

4.3.3 Penilaian Terhadap Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran... ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(18)

DAFTAR TABEL

N0. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Jamaah Haji Indonesia Tahun 1992-1998 ... 3

1.2 Biaya Perjalanan Ibadah Haji ... 4

1.3 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Berdasarkan Embarkasi Daerah Tahun 2011 ... 6

2.1 Biaya Pwejalanan Ibadah Haji Tahun 2003-2012 ... 15

2.2 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1950-1959 ... 16

2.3 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1970-1979 ... 17

2.4 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1990-1999 ... 18

2.5 Perbandingan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Dengan Menggunakan Rupiah Dan Emas ... 19

2.6 Bank Penerimaan Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji ... 20

2.7 Perbandingan Pelayanan Haji Indonesia Dengan Malaysia ... 25

4.1 Pengujian Validitas Variabel Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH... 39

4.2 Pengujian Reliability Variabel Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH... 40

4.3 Pengujian Validitas Variabel BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... 40

4.4 Pengujian Reliability Variabel BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional ... 41

4.5 Pengujian Validitas Variabel Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 41

4.6 Pengujian Reliability Variabel Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH ... 42

4.7 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.8 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 44

4.9 Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 47

4.10 Data Responden Berdasarkan Umur ... 48

4.11 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan, Pekerjaan, dan Jenis Kelamin ... 50

4.12 Data Responden Berdasarkan Sumber Informasi BPIH, Dan Jenis Pekerjaan ... 52

4.13 Data Responden Berdasarkan Jumlah Menunaikan Haji, Jumlah Penghasilan dan Jenis Kelamin ... 55

4.14 Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH ... 58

4.15 Jawaban Responden Terhadap BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional Berdasarkan Pekerjaan ... 63

(19)

DAFTAR GAMBAR

N0. Gambar Judul Halaman

4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 43

4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 45

4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan ... 46

4.4 Data Responden Berdasarkan Umur ... 49

4.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan ... 50

4.6 Data Responden Berdasarkan Sumber Informasi BPIH ... 51

(20)

DAFTAR SINGKATAN APBN = Anggaran Pendapatan Belanja Negara BPIH = Biaya Perjalanan Ibadah Haji

BPS = Badan Pusat Statistika

DPR RI = Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia MUI = Majelis Ulama Indonesia

ONH = Ongkos Naik Haji

PHU = Penyelenggara Haji dan Umroh

PPATK = Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPIH = Panitia Pelaksana Ibadah Haji

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam agama Islam, setiap muslim diwajibkan melaksanakan Rukun Islam. Salah satu dari rukun tersebut yaitu melaksanakan ibadah haji bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji hanya diwajibkan sekali saja bagi setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya sunnah saja.

Haji merupakan kegiatan ibadah yang wajib dan penting dalam Islam. Tetapi kewajibannya dibatasi hanya bagi muslim yang mampu saja. Kemampuan tersebut baik secara moral maupun materi, karena ibadah ini harus dilakukan khusus di medan haji Saudi Arabia. Ibadah haji sama seperti ibadah lainnya, melaksanakan haji adalah panggilan ketaqwaan dan diharapkan setelah pulang ke tanah air menjadi orang-orang yang semakin taqwa dalam cara hidupnya.

Perjalanan haji berbeda dengan perjalanan-perjalanan lainnya. Misalnya perjalanan untuk bersenang-senang atau perjalanan untuk bisnis. Perjalanan haji merupakan perjalanan yang suci, karena perjalanan ini dapat diartikan sebagai proses penyegaran dan pembersihan iman. Orang yang melaksanakan perjalanan ini adalah orang yang mempunyai rasa cinta dan rasa takut kepada Allah.

(23)

berbeda. Perjalanan haji adalah perjalanan pengorbanan yang ditujukan semata-mata untuk Allah, dan untuk memenuhi kehendak serta perintah Allah. Orang yang melakukan perjalanan ini berarti telah memiliki kesiapan mental untuk meninggalkan rumah untuk berpisah sementara dengan keluarga dan juga kerabat. Ia juga berani meninggalkan segala kenyamanan hidupnya untuk mencari keridhoan Allah.

Sekarang ini, orang yang mampu pergi haji setiap tahun jumlahnya meningkat luar biasa sehingga pengaruh status kehajian yang dicerminkan melalui panggilan bu hajjah atau pak haji sudah menjadi hal yang tak lagi istimewa. Ini berarti tuntutan baru bagi para haji untuk mencari keistimewaan lain yang memberi makna kehajiannya itu tidak sekedar panggilan haji, yaitu pada kualitas-kualitas kemabruran haji yang benar-benar dirasakan indah oleh orang lain (Wahid, 1997: 109).

Dengan semakin mahalnya biaya perjalanan ibadah haji sekarang ini, maka banyak pula masyarakat yang menginginkan peningkataan fasilitas yang lebih baik lagi untuk para jamaah haji. Karena para jamaah haji maupun para calon jamaah haji ingin mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang baik ketika melakukan ibadah haji dan ketika berada di Arab Saudi agar tidak terganggu dalam melaksanakan rangkaian ibadahnya.

(24)

penyelenggaraan haji yang masih berada di Kementerian Agama. Marzuki Alie (Pos Kota, 5 November 2012) mengatakan bahwa

Setiap tahun dalam penyelenggaraan haji keluhan jamaah dan masalah yang timbul masih itu-itu saja. Ini masalah serius yang sampai sekarang belum bisa ditangani. Hak-hak para jemaah haji yang telah membayar BPIH selalu saja tidak bisa dipenuhi seperti hak mendapatkan pemondokan yang layak, hak mendapatkan sarana transporatasi yang layak dan catering yang layak serta hak-hak jamaah lainnya. Ini tidak bisa dibiarkan lagi.

Dengan mahalnya biaya untuk perjalanan haji membuat sebagian masyarakat muslim hanya bermimpi saja untuk melaksanakan ibadah haji tersebut dikarenakan ketidak mampuan dari segi materi. Namun yang membingungkan dengan mahalnya biaya haji sekarang ini entah mengapa setiap tahunnya tetap saja ratusan ribu umat Islam Indonesia menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi. Bahkan jumlah jamaah haji dari Indonesia adalah yang terbanyak dibandingkan dengan Negara - Negara lain di dunia. Semenjak tahun sembilan puluhan, jumlah jamaah haji Indonesia sudah mencapai ratusan ribu orang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Jamaah Haji Indonesia Tahun 1992-1998

Tahun Jumlah Jamaah Haji Persen (%) Kenaikan / Penurnan

Berdasarkan Jumlah

1992 104.361 9,19 %

1993 122881 10,83 % (Naik)

1994 158.533 13,97 % (Naik)

1995 158.533 13,97 % (Naik)

1996 193.071 17,01 % (Naik)

1997 197.532 17,40 % (Naik)

1998 200.094 17,63 % (Naik)

Jumlah 1.135.005 100 %

(25)

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, jumlah jamaah haji Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Seiring dengan meningkatnya jumlah jamaah haji dan meningkatnya biaya perjalanan ibadah haji, maka hal ini menuntut adanya pengelolaan penyelenggaraan ibadah haji yang lebih baik. Gambaran biaya perjalanan haji beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel 1.2.

Tabel 1.2

Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 2003-2012 Tahun Biaya Perjalanan Ibadah

Haji

Persen (%) Kenaikan / Penurun Berdasarkan Jumlah

2003 Rp 25,799,728 8,96 %

2004 Rp 22,998,800 7,99 % (Turun)

2005 Rp 26,143,363 9,08 % (Naik)

2006 Rp 26,733,873 9,28 % (Naik)

2007 Rp 26,215,316 9,10 % (Turun)

2008 Rp 32,026,130 11,12 % (Naik)

2009 Rp 33,479,248 11,63 % (Naik)

2010 Rp 30,434,108 10,57 % (Turun)

2011 Rp 30,822,332 10,70 % (Naik)

2012 Rp 33.331.600 11,57 % (Naik)

Jumlah Rp 287.984.498 100 %

Rata-rata Rp 28.798.449 10 %

Sumber : Data telah diolah kembali oleh penulis.

(26)

tertinggi berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 11,63 % setelah mengalami kenaikan sebesar 0,51 % dari persentase tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 sebesar 11,12 %, dan setelah dirata-ratakan BPIH dari tahun 2003-2012 yaitu sebesar Rp 28.798.449.

Pembiayaan penyelenggaraan haji berasal dari jamaah haji yang membayar sejumlah dana untuk menunaikan ibadah haji kepada Menteri Agama. Pembayaran tersebut disetorkan melalui Bank-Bank pemerintah atau swasta yang telah ditunjuk oleh Pemerintah. Menteri Agama menunjuk Bank penerima setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) setelah mendapat pertimbangan Gubernur Bank Indonesia.

Penetapan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) dilakukan oleh Presiden atas usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan DPR RI, yang selanjutnya digunakan untuk keperluan penyelenggaraan ibadah haji. Penyusunan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) dilakukan secara konsultatif antara Pemerintah dan DPR RI dengan memperhitungkan komponen-komponen biaya angkutan udara, biaya di Arab Saudi dan biaya di dalam Negeri.

(27)

Tabel 1.3

Biaya Perjalanan Ibadah Haji Berdasarkan Embarkasi Daerah Tahun 2011

Embarkasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji

Persen (%) Kenaikan / Penurunan Berdasarkan

Jumlah

Embarkasi Aceh Besar USD 3,285; 8,45 %

Embarkasi Medan USD 3,327; 8,56 % (Naik) Embarkasi Batam USD 3,460; 8,90 %( Naik) Embarkasi Padang USD 3,369; 8,67 % (Turun) Embarkasi Palembang USD 3,417; 8,79 % (Naik) Embarkasi Jakarta USD 3,589; 9.24 % (Naik)

Embarkasi Solo USD 3,549; 9,13 % (Turun)

Embarkasi Surabaya USD 3,612; 9,31 % (Naik) Embarkasi Banjarmasin USD 3,720; 9,57 % (Naik) Embarkasi Balikpapan USD 3,736; 9,61 % (Naik) Embarkasi Makassar USD 3,795. 9,77 % (Naik)

Jumlah USD 38,859; 100 %

Rata-rata USD 3,532; 9,10 %

Sumber : Data telah diolah kembali oleh penulis

Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa rata-rata BPIH dari seluruh embarkasi yaitu sebesar USD 3,532. Sedangkan yang tertinggi yaitu terdapat pada embarkasi Makasar sebesar USD 3,795 atau sebesar 9,77 %, dan BPIH yang terrendah yaitu terdapat pada embarkasi Aceh Besar sebesar USD 3,285 atau sebesar 8,45 %. Perbedaan BPIH ini tentunya berkaitan dengan jarak antara masing-masing daerah dengan Arab Saudi dan karena adanya perbedaan biaya penerbangan dari masing-masing daerah menuju Arab Saudi.

(28)

pembayaran-pembayarannya disesuaikan dengan kurs yang berlaku yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada hari pembayaran dilakukan. Secara ringkas dapat dijelaskan masing-masing komponen perhitungan Biaya Perjalanan Ibadah Haji tersebut adalah sebagai berikut:

 Pertama, biaya angkutan udara adalah biaya yang harus dibayarkan oleh

pemerintah kepada pihak penerbangan yang mengangkut jamaah haji yang dilakukan secara charter antara pemerintah dengan pihak penerbangan yang telah ditunjuk, sehingga seluruh komponen yang termasuk dalam biaya angkutan udara dibayarkan kepada pihak penerbangan. Biaya angkutan udara merupakan komponen paling besar dalam susunan Biaya Perjalanan Ibadah Haji, yaitu antara 40% sampai dengan 48%.

 Kedua, biaya di Arab Saudi merupakan biaya yang dipergunakan untuk

penyelenggaraan operasional haji di Arab Saudi yang harus dibayarkan pemerintah Indonesia kepada penyediaan pelayanan haji di Arab Saudi. Biaya ini dibedakan menjadi biaya wajib, yaitu Maslahat ‘Ammah

(general service), akomodasi di Mekah, Madinah dan Madinatul Hijjaj, konsumsi dan transportasi, serta biaya operasional, meliputi belanja pegawai atau honorarium petugas, belanja barang, belanja perjalanan, sewa gedung dan pemeliharaan serta biaya hidup (living cost) bagi jamaah haji selama di Arab Saudi.

 Ketiga, biaya di dalam Negeri merupakan biaya yang digunakan untuk

(29)

daerah dan airport tax. Dari keseluruhan biaya tersebut telah diperhitungkan biaya penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan selama di tanah air dan di Arab Saudi. Disamping itu kepada setiap jamaah haji diberikan biaya hidup (living cost) sebesar SAR 1.500 untuk keperluan di Arab Saudi.

Dengan melihat latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi mengenai :

”Analisis Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan permasalahan dalam penelitian ini. Masalah terebut di identifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap kadar biaya perjalanan ibadah haji.

2. Bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap BPIH yang disetorkan kepada bank Konvensional.

(30)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap kadar biaya perjalanan ibadah haji yang semakin mahal.

2. Untuk mengetahui Bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap BPIH yang disetorkan kepada bank Konvensional. 3. Untuk mengetahui Bagaimana pandangan masyarakat muslim Kota

Medan dengan tidak adanya bagi hasil yang diterima dari penyetoran BPIH selama bertahun-tahun.

1.3.2 Manfaat Penelitian

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HAJI

2.1.1 Defenisi Haji

Ibadah haji adalah rukun Islam yang ke lima. Rukun tersebut menetapkan bahwa bagi setiap muslim yang mampu wajib untuk melaksanakannya, sekali seumur hidup. Mengerjakan haji ialah mengerjakan beberapa amal tertentu di Mekah dan dibeberapa tempat di luar Kota Mekah dalam bulan Zulhidjah. Mengerjakan haji itu hukumnya fardhu’ain bagi umat Islam yang akil-baligh dan mampu sekali dalam seumur hidup dan sunat mengerjakannya berulang-ulang (Thalib, 1966:5).

2.1.2 Jenis-Jenis Haji

Haji terdiri atas tiga jenis, yaitu haji Ifrad yang berarti menyendiri. Dalam pelaksanaannya, ibadah yang pertama dilakukan adalah ibadah haji hingga selesai, kemudian baru ibadah umroh sampai selesai. Yang kedua yaitu haji Tamattu’

yang berarti bersenang-senang atau bersantai-santai. Ibadah yang pertama dilakukan yaitu ibadah umroh hingga selesai, setelah itu baru melakukan ibadah haji sampai selesai. Yang ketiga yaitu haji Qiran yang dapat diartikan dengan menyertakan atau menggabungkan. Adapun dalam terminologi fiqih, haji qiran

(32)

2.1.3 Syarat Haji

Syarat yang harus dipenuhi ketika ingin melakukan ibadah haji yaitu: (Thalib, 1966:10)

1. Islam. Tidak diwajibkan bagi orang kafir mengerjakan haji. 2. Baligh. Tidak diwajibkan bagi anak-anak yang belum baligh. 3. Berakal. Tidak diwajibkan bagi orang yang gila.

4. Merdeka. Tidak diwajibkan bagi budak.

5. Mampu. Tidak diwajibkan bagi orang yang tidak mampu 2.1.4 Rukun Haji

Rukun haji adalah amal-amal yang wajib dikerjakan pada waktu melaksanakan haji. Apabila salah satu dari rukun haji tidak dilaksanakan maka hajinya tidak akan sah atau batal. Rukun haji tersebut yaitu: (Thalib, 1966:31)

1. Ihram. Ihram ialah niat untuk memulai penunaian ibadah haji

2. Wuquf. Wuquf ialah berhenti di Arafah, yaitu hadir di tanah Arafah dalam keadaan ihram walaupun sebentar.

3. Tawaf. Tawaf ialah mengelilingi Baitullah tujuh kali yang dimulai dari Hajar Aswad.

4. Sa’i. Sa’i adalah berjalan bolak-balik tujuh kali di antara Safa dan Marwah dan di mulai dari Bukit Safa.

(33)

2.1.5 Wajib Haji

Sesuai dengan ajaran dalam syariat Islam, wajib haji itu ada 6, yaitu: (Thalib, 1966:37)

1. Berniat di Miqat. Yaitu tempat yang sudah di tentukan memulai niat haji. 2. Bermalam di Muzdalifah pada malam tanggal 10 Zulhidjah yang

dilakukan sesudah mengerjakan wukuf di Arafah.

3. Meluntar jumrah aqabah di Mina sebanyak tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Zulhidjah.

4. Bermalam di Mina tanggal 11, 12, dan 13 Zulhidjah.

5. Meluntar jumrah ula, jumrah wustah, dan jumrah aqabah pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhidjah tujuh kali.

6. Meninggalkan segala yang di haramkan dalam waktu mengerjakan ibadah haji.

2.1.6 Hukum Ibadah Haji

Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Sebagai rukun Islam, haji hukumnya wajib berdasarkan al-Quran, sunnah dan ijma’ulama. Kewajiban haji hanya bagi orang yang mampu biaya, fisik, waktu dan terjaminnya keamanan.

2.1.7 Hikmah Ibadah Haji

Setiap ibadah yang disyariatkan jelas mempunyai hikmah-hikmah tertentu. Beberapa hikmah ibadah haji yaitu: (Al Munawar, 2003:14)

(34)

2. Melaksanakan ibadah haji dapat memperteguh dan memperbaharui keimanan.

3. Meningkatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas segala karunia Allah SWT.

2.2Pembiayaan Haji

Salah satu cita-cita dan harapan seorang muslim yaitu dapat melaksanakan ibadah haji. Namun harapan itu penuh dengan berbagai macam kendala, sehingga kesempatan untuk menunaikan ibadah haji tersebut sulit untuk terealisasi. Dari berbagai macam kendala yang dihadapi, masalah finansial merupakan salah satu dari kendala tersebut.

Salah satu syarat untuk melakukan perjalanan ibadah haji yaitu harus mempunya kemampuan finansial. Kemampuan finansial yang dimaksudkan disini yaitu Ongkos Naik Haji (ONH) atau sekarang yang disebut dengan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Walaupun mengalami perubahan nama dari ONH ke BPIH namun cara kerja dan sistem kerjanya masih sama saja.

(35)

haji. Tetapi dalam kenyataannya, penetapan BPIH dicapai saat detik-detik terakhir menjelang musim haji. Hal ini menyebabkan tidak berjalannya rangkaian penyelengaraan ibadah haji sebagaimana mestinya.

Seperti hasil kesepakatan penetapan BPIH antara DPR dan Pemerintah untuk musim haji tahun 2012, baru tercapai pertengahan Juli 2012 lalu. Padahal penyelenggaraan ibadah haji akan dimulai pemberangkatan petugas dan kemudian kelompok terbang (Kloter) pertama pada bulan September. Jadi, hanya ada waktu sekitar 1 bulan untuk persiapan pelunasan BPIH bagi para jamaah calon haji yang masuk daftar berangkat menunaikan ibadah haji tahun 2012 tersebut.

Meskipun ada sinyal kenaikan biaya pemondokan di Mekah, tapi Komisi VIII DPR RI mengupayakan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) bagi para calon jamaah haji tahun 2013 ini tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sayed Fuad Zakaria 2013) mengatakan “Kita upayakan BPIH tidak naik, dengan meningkatkan dana optimalisasi sehingga subsidi bertambah. Untuk tahun 2012 sebesar Rp10 juta per orang, dan untuk tahun 2013 Rp12 juta per orang”. Sayed menjelaskan, kenaikan tersebut berkaitan dengan pemugaran yang dilakukan pihak Arab Saudi atas perluasan mataf atau tempat tawaf di sekeliling Ka’bah, serta area-area lain di Mekkah. Kenaikan harga pemondokan meningkat sekitar 20%. Namun, ditambahkan Sayed, tim dari Kemenag terus bernegosiasi. ”Kita harapkan tak lebih 5600 real untuk sewa pemondokan”. Selain kenaikan biaya pemondokan, pemugaran yang dilakukan pihak Arab Saudi juga berdampak langsung terhadap

(36)

Dari tabel 2.1 dapat di lihat bahwa BPIH selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu sejak tahun 2003-2012, bila dirata-ratakan nilainya yaitu sebesar Rp 28.798.449. BPIH tertinggi berada pada tahun 2012 yaitu Rp 33.331.600 dan BPIH terrendah berada pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 22,998,800. Namun BPIH yang mengalami kenaikan cukup besar yaitu berada pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 6.810.814 dari yang mulanya BPIH pada tahun 2007 sebesar Rp 26,215,316.00 menjadi Rp 32,026,130.00 pada tahun 2008. Sedangkan BPIH yang mengalami penurunan cukup besar yaitu berada pada tahun 2010 sebesar Rp 3.045.140 dari yang mulanya BPIH pada tahun 2009 sebesar Rp 33,479,248 menjadi Rp 30,434,108 pada tahun 2010.

Tabel 2.1

Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 2003-2012

Tahun Biaya Perjalanan Ibadah Haji

2004 Rp 22,998,800 7,99 % Turun sebesar

Rp 2.800.928

2005 Rp 26,143,363 9,08 % Naik sebesar

Rp 3.144.563

2006 Rp 26,733,873 9,28 % Naik sebesar

Rp 590.510 2007 Rp 26,215,316.00 9,10 % Turun sebesar

Rp 518.557 2008 Rp 32,026,130.00 11,12 % Naik sebesar

Rp 6.810.814

2009 Rp 33,479,248 11,63 % Naik sebesar

Rp 1.453.118 2010 Rp 30,434,108 10,57 % Turun sebesar

Rp 3.045.140 2011 Rp 30,822,332,- 10,70 % Naik sebesar Rp 388.224

2012 Rp 33.331.600 11,57 % Naik sebesar

Rp 2.509.268

Jumlah Rp 287.984.498 100 %

-Rata-rata Rp 28.798.449 10 %

(37)

Dari tabel 2.1 dan tabel 2.2 juga dapat dilihat bahwa BPIH sekarang ini sangat mahal, bila dibandingkan dengan BPIH pada tahun lima puluhan. Perbedaan tersebut sangat jauh berbeda. Pada tahun lima puluhan BPIH tertinggi berada pada tahun 1958 dan pada tahun 1959 yaitu sebesar Rp 59.000,- dengan jumlah jamaah masing-masing yaitu pada tahun 1958 sebanyak 10.134 orang dan pada tahun 1959 sebanyak 11.613 orang. Sedangkan BPIH terrendah yaitu berada pada tahun 1960 sebesar Rp 6.428,- dengan jumlah jamaah 1.843 orang, sedangkan jumlah jamaah haji terbanyak yaitu berada pada tahun 1956 sebanyak 16.842 orang.

Tabel 2.2

Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1950-1959

Tahun Biaya Perjalanan Ibadah Haji Jumlah Jamaah

1950 Rp 6.428 1.843

1951 Rp 6.487 9.502

1952 Rp 16.697 14.324

1953 Rp 13.300 10.316

1954 Rp 23.304 12.621

1955 Rp 22.000 13.242

1956 Rp 25.300 16.842

1957 Rp 21.071 10.134

1958 Rp 59.000 10.134

1959 Rp 59.000 11.613

Sumber: H.M Iwan Gayo (2000:259)

(38)

sebanyak 41.838 orang. Sedangkan BPIH terrendah berada pada tahun 1976 yaitu sebesar Rp 16.000,- dengan jumlah jamaah haji sebanyak 25.255 orang, sedangkan jumlah jamaah haji terbanyak yaitu berada pada tahun 1978 sebanyak 73.030 orang (Gayo, 2000:259).

Tabel 2.3

Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1970-1979

Tahun Biaya Perjalanan Ibadah Haji Jumlah Jamaah

1970 Rp 380.000 14.074

1971 Rp 370.000 22.292

1972 Rp 402.000 22.231

1973 Rp 446.000 39.954

1974 Rp 560.000 69.148

1975 Rp 590.000 54.859

1976 Rp 16.000 25.255

1977 Rp 766.000 34.238

1978 Rp 766.000 73.030

1979 Rp 1.490.000 41.838

Sumber: H.M Iwan Gayo (2000:259)

(39)

Tabel 2.4

Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1990-1999

Tahun Biaya Perjalanan Ibadah Haji Jumlah Jamaah

1990 Rp 5.320.000 81.244

1991 Rp 6.000.000 79.373

1992 Rp 6.475.000 104.361

1993 Rp 6.700.000 122.881

1994 Rp 6.900.000 158.533

1995 Rp 7.070.000 158.533

1996 Rp 7.290.000 193.071

1997 Rp 7.551.000 197.532

1998 Rp 8.805.000 200.094

1999 Rp21.855.000 70.691

Sumber: H.M Iwan Gayo (2000:260)

(40)

Tabel 2.5

Perbandingan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Dengan Menggunakan Rupiah dan Emas

Tahun BPIH (Rp) Harga Spot Emas

(US$/Oz) Emas (gr)

2001 Rp 22,000,000 $ 281.59 285

2002 Rp 25,358,798 $ 272.39 316

2003 Rp 25,799,728 $ 313.29 276

2004 Rp 22,998,800 $ 356.35 244

2005 Rp 26,143,363.00 $ 392.48 220

2006 Rp 26,733,873 $ 633.71 142

2007 Rp 26,215,316.00 $655.49 141

2008 Rp 32,026,130.00 $ 838.31 129

2009 Rp 33,479,248 $ 996.59 108

2010 Rp 30,434,108 $ 1,192.97 88

2011 Rp 30,822,332,- $ 1,795.05 62

Sumber :

Dari tabel 2.5 dapat di lihat bahwa Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) dalam satuan mata uang Rupiah bila di rata-ratakan selalu mengalami kenaikan. Begitu pula harga jual emas dalam satuan Dollar yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan bila di lihat dari berat emasnya, berat emas untuk BPIH setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena nilai emas yang selalu stabil, berbeda dengan nilai uang kertas baik Rupiah maupun Dollar yang selalu saja berubah-ubah mengikuti pergerakan inflasi.

(41)

Pemerintah, 2 Bank Syariah, dan 1 Bank Umum Swasta. Lebih rinci hal ini dapat dilihat pada tabel 2.6. Penandatangan nota kesepahaman antara Bank Penerima Setoran (BPS) dilakukan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Departemen Agama Slamet Riyanto dengan pewakilan BPS di Kantor Departemen Agama.

Table 2.6

Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji

No Nama Bank

1 Bank Negara Indonesi 2 Bank Rakyat Indonesia 3 Bank Mandiri

4 Bank Tabungan Negara 5 Bank Bukopin

6 Bank Muamalat Indonesia 7 Bank Syariah Mandiri

8 Bank Perkreditan Daerah Aceh

9 Bank Perkreditan Daerah Sumatera Utara 10 Bank Perkreditan Daerah Kalimantan Selatan

11 Bank Perkreditan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 12 Bank Perkreditan Daerah Daerah Khusus Ibu Kota 13 Bank Perkreditan Daerah Kalimantan Timur 14 Bank Perkreditan Daerah Nagari

15 Bank Perkreditan Daerah Nusa Tenggara Barat 16 Bank Perkreditan Daerah Riau

17 Bank Perkreditan Daerah Sulawesi Selatan 18 Bank Perkreditan Daerah Sulawesi Utara 19 Bank Perkreditan Daerah Jawa Barat 20 Bank Perkreditan Daerah Jawa Timur 21 Bank Perkreditan Daerah Sumatera Selatan

Sumber : http://www.spirithaji.com/haji/932-penyelenggaraan-haji-indonesia.html

(42)

menyangkut urusan ibadah. Karena itu, pembayaran BPIH hanya boleh melibatkan Bank Syariah dan tidak perlu melibatkan Bank Konvensional (Noffellisa, Berita Nasional, 27 Maret 2008).

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa, KH Maruf Amin (Noffellisa, Berita Nasional, 27 Maret 2008), penerimaan setoran BPIH melalui Bank Konvensional dinilai tidak tepat. Hal itu karena didasarkan pada paradigma yang salah, sebab haji merupakan ibadah. Karena itu, seluruh kegiatan persiapan dan pelaksanaan harus dijalankan sesuai prinsip syariah.

Tidak ada lagi alasan untuk tidak menjadikan Bank Syariah sebagai Bank penerima setoran BPIH. Karena saat ini Bank Syariah sudah siap dijadikan sebagai Bank penerima setoran BPIH. Hal ini dapat dibuktikan karena saat ini jaringan Bank Syariah telah menyebar hingga ke pelosok daerah. Selain itu, Bank Syariah juga sudah di dukung dengan sistem Teknologi Informasi (TI) yang mampu mendukung sistem pembayaran tersebut.

Dengan menggunakan bank syariah sebagai penerima setoran BPIH, maka hal tersebut dapat memajukan kinerja perbankan syariah di Indonesia, dan secara tidak langsung masyarakat akan lebih mengenal tentang perbankan syariah, mengingat hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang perbankan syariah.

(43)

pemerintah. Setoran awal dana haji bukanlah termasuk kategori penerimaan Negara.

Dari hasil penyimpanan dana setoran tersebut di Bank, sudah pasti mendapatkan bunga atau bagi hasil yang besar. Tetapi selama ini para calon jamaah haji ataupun masyarakat tidak pernah mendapat penjelasan yang pasti tentang hal tersebut. Para calon jamaah haji dan masyarakat tidak mengetahui bunga atau bagi hasil yang diperoleh dari dana tersebut digunakan untuk apa.

Wakil sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq (Jurnal Parlemen, 12 Januari 2013) mengatakan, “mestinya bunga yang besar itu dikembalikan ke calon jemaah haji atau dipergunakan untuk kepentingan-kepentingan umat. Hal yang sama juga berlaku bagi Dana Abadi Umat. Jangan sampai dana-dana tersebut digunakan untuk kepentingan di luar itu. Karena untuk semua kegiatan di Kementerian, Negara sudah menganggarkan melalui APBN."

Sebelumnya, pihak Kementerian Agama dalam situs resminya menyebut bahwa outstanding dana setoran BPIH hingga 19 Desember 2012 berjumlah Rp 48,7 triliun, termasuk nilai manfaat (bunga, bagi hasil, dan imbal hasil) sebesar Rp 2,3 triliun. Nilai manfaat dari hasil setoran awal dialokasikan untuk mengurangi BPIH untuk biaya pemondokan di Mekkah, Madinah, Jeddah, general service fee

di Arab Saudi, katering dan transportasi di Arab Saudi, dan biaya indirect seperti pengurusan paspor, pelayanan embarkasi, bimbingan, buku manasik, asuransi, operasional haji dalam dan luar Negeri lainnya.

(44)

Keuangan (PPATK) memberikan kesimpulan bahwa pengelolaan dana haji tidak profesional dan tidak transparan. Hal itu dikemukakan oleh kepala PPATK, M Yusauf, saat menggelar jumpa pers, rabu, 2 januari 2013 (Siaran Pers, No: SJ/B.VIII/3/HM.00/839/2012).

Masalah yang disampaikan kepala PPATK yaitu terdapat beberapa kejanggalan. Salah satu kejanggalan tersebut yaitu tempat pemondokan bagi jamaah haji asal Indonesia yang jaranknya selalu jauh dari Masjidil Haram. PPATK mencatat bunga yang diperoleh dari dana penyelenggaraan haji yaitu sebesar Rp 2,3 triliun. Dari bunga yang sebesar itu seharusnya bisa dibelikan apartemen untuk para jamaah haji.

Namun Kementerian Agama mengatakan nilai manfaat (bunga) tidak dapat digunakan untuk membeli perumahan di Mekkah atau Madinah. Karena Pemerintah Saudi Arabia tidak memperbolehkan adanya kepemilikan asing pada asset atau property mereka seperti perumahan. Yang dapat dilakukan adalah melakukan penyewaan perumahan jangka panjang.

(45)

Dari hasil penelusuran Direktur Pengelolaan Dana Haji Kementerian Agama Drs. H. Ahmad Djunaidi, MBA, ternyata BPIH Indonesia pada tahun 2010 lebih murah sebesar 2 juta rupiah bila dibandingkan dengan Malaysia. Hal ini dikarenakan biaya langsung (direct cost) yang harus dibayarkan oleh setiap jamaah haji di Malaysia pada tahun 2010 sebesar 9.980 ringgit Malaysia, atau bila di rupiahkan yaitu sebesar 29 juta rupiah, sedangkan calon jamaah haji dari Indonesia hanya membayar biaya langsung sebesar 3.342 dollar Amerika dan kemudian dikembalikan kepada setiap jamaah haji sebesar 400 dollar Amerika atau 1.500 Real berupa living cost atau setara dengan 27 juta rupiah (Realita Haji, Edisi IV Tahun 2011).

(46)

Tabel 2.7

Perbandingan Pelayanan Haji Indonesia dengan Malaysia

Uraian Indonesia Malaysia

Kuota pertahun 211.000 orang 26.000 orang

Biaya keseluruhan per jamaah

Rp 32.000.000 Rp 49.000.000

Dibayar langsung Rp 27.000.000 Rp 29.940.000 Dibayarkan

penyelenggara

Rp 5.000.000

(dari optimalisasi setoran awal)

Rp 19.000.000 (Dari tabungan haji) Penabung/jemaah

calon haji

1.400.000 orang 700.000 orang

Rata-rata waiting list 6 tahun 26 tahun

Sewa pemondokan di Mekah

SAR 3.400 SAR 6.000

Prinsip pengelolaan keuangan

Nirlaba Komersial

10 negara belajar manajemen haji dari

Indonesia

Rusia, Iran, Nigeria, Cina, Turki, Aljazair, Suriah, Jordania,

Tunisia, dan Euthopia

-

Standar mutu pelayanan

ISO 9001:2008 ISO 9001:2008

Tarif BPIH 1432H turun

US$ 80 dan Rp 100.000 -

Penetapan tarif Pembahasan dengan DPR Diputuskan Kerajaan Sumber : Realita Haji, Edisi IV Tahun 2011

2.3 Fasilitas Ibadah Haji 2.3.1 Pemondokan Haji

(47)

sering menjadi masalah dalam pemondokan haji yaitu jarak tempuh pemondokan dengan tempat ibadah dan jumlah pemondokan yang sedikit.

Jamaah haji Indonesia setiap tahunnya mengalami kendala pemondokan yang dinilai terlalu sempit, mengingat besarnya jumlah jamaah haji. Sedangkan jumlah pemondokan terbatas. Masalah ini muncul karena Pemerintah Indonesia tidak memiliki perencanaan awal yang matang seperti tidak berani menawar harga sewa pemondokan yang tinggi, Pemerintah Indonesia hanya mampu membayar sewa pemondokan dengan harga yang murah sehingga pemondokan yang di tempati oleh para jamaah tidak sesuai dengan yang diinginkan, dan hal ini tentu saja menimbulkan masalah mengingat kembali jumlah jamaah haji kita yang begitu besar dengan fasilitas yang kurang.

Walaupun demikian, bila dibandingkan dengan kondisi pemondokan para jamaah haji Malaysia, penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan Indonesia mampu memberangkatkan 210 ribu jamaah setiap tahunnya, sementara Malaysia hanya memberangkatkan 26 ribu jamaah saja. Dari jumlah sebanyak itu, Malaysia mempunya daftar tunggu (waiting list) sebanyak 650.000 orang atau harus menunggu sampai 26 tahun. Sementara Indonesia mempunyai daftar tunggu sebanyak 1,4 juta jamaah atau rata-rata menunggu 5 hingga 6 tahun saja.

2.3.2 Transportasi

(48)

Jurnal Parlemen, 6 Maret 2013) mengatakan "Kalau biaya penerbangan turun, akan berefek pada BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji)".

Menanggapi keluhan tersebut, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu (Nurdriansyah, Jurnal Parlemen, 6 Maret 2013) mengatakan “pihaknya sebenarnya sudah membicarakan soal transportasi ini dengan Pertamina selaku penjual avtur (bahan bakar pesawat udara). Usulannya, avtur untuk penerbangan haji diturunkan. Sementara untuk umroh bisa dinaikkan”. Untuk pelaksanaan haji 2013, Garuda menyewa 19 pesawat, terdiri atas 14 pesawat inti dan lima backup. Sementara Saudi Arab hanya mempergunakan 13 pesawat.

Pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada tahun 2011 yang lalu Dirjen PHU mengatakan pada musim haji tahun 2010 Batavia Air dan Lion Air pernah mengajukan penawaran biaya penerbangan sebesar US$ 1.520, padahal Garuda Indonesia dan Saudi Airline menetapkan biaya penerbangan itu sebesar US$ 1.734 per jamaah. Selisih dari kedua biaya penerbangan itu yaitu lebih dari US$ 200. Jika menggunakan Batavia Air atau Lion Air maka biaya yang harus dikeluarkan oleh jamaah haji akan lebih murah sekitar US$ 200.

(49)

Selama di Mekah, Jeddah dan Madinah Kementerian Perhubungan juga menyediakan transportasi untuk para jamaah haji. Misalnya menyediakan bus yang lebih baik lagi. Pemerintah bertekad memperbaiki layanan transportasi untuk mengangkut jamaah haji dari Mekah ke Jeddah dan Madinah.

PPIH Arab Saudi telah meminta agar ukuran bus yang digunakan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia bisa lebih besar. Sehingga, barang-barang jamaah juga terangkut. Edayanti Dasril (Republika Online, 1 November 2012) mengatakan “jika bus tak mampu menampung koper dan tas, pengelola bus harus menyediakan truk khusus untuk mengangkut koper dan tas jamaah dari Mekah ke Jeddah dan Madinah”. Transportasi ini juga melayani pengangkutan jamaah dari Bandara Internasional Raja Muhammad Bin Abdul Aziz di Madinah sampai ke pusat Kota dan sebaliknya.

2.3.3 Konsumsi Jamaah Haji

Konsumsi yang dimaksud disini adalah makanan para jamaah haji. Dalam musim haji, permasalahan utama yang selalu muncul dipermukaan adalah masalah perut atau layanan katering. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Agama akan mengganti metode pendistribusian makanan kepada jamaah haji di Arab Saudi. Kementerian Agama selaku penyelengara pemberangkatan jamaah haji Indonesia akan berupaya agar layanan konsumsi (catering) bagi jamaah haji di tanah suci bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

2.4 Kuota Haji

(50)

211 ribu orang. Padahal, jumlah penduduk muslim di Tanah Air diperkirakan lebih dari 220 juta orang dari total seluruh masyarakat Indonesia sekitar 240 juta. Artinya, kuota kursi untuk jamaah haji Indonesia saat ini kurang dari 1 persen dari jumlah penduduk.

Menurut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Anggito Abimanyu (Republika.co.id, 12 Oktober 2012), Indonesia masih memiliki kesempatan menambah kuota jamaah haji. Caranya, Indonesia mengambil kuota jamaah haji negara lain yang kondisinya di bawah jumlah yang sudah ditentukan. Pasalnya, banyak kuota di Negara lain yang tidak terpenuhi. Mengingat kuota yang diberikan terlalu besar dibanding jumlah umat Muslim di Negara tersebut.

Penambahan kuota jamaah haji Indonesia menjadi salah satu fokus kerja Anggito sejak dirinya resmi menjabat sebagai Dirjen PHU beberapa bulan lalu. Menurutnya, Indonesia seharusnya bisa mendapat tambahan kuota dari kuota yang ada sekarang (Republika.co.id, 12 Oktober 2012).

(51)

Hidayat Nur Wahid (Repoblika.co.id, 2 November 2012) mengatakan “Tambahan kuota itu dengan mempertimbangkan animo berhaji yang berbeda-beda di satu Negara dengan Negara lainnya, atau dengan menghibahkan sisa kuota haji yang tidak terpenuhi di suatu Negara untuk dihibahkan ke Negara lain seperti di Indonesia.”

2.5 Kepuasaan Para Jamaah Haji

Walaupun dalam pelaksanaannya PPIH masih memiliki kelemahan atau kekurangan, namun ternyata sekitar 81,45 persen jamaah haji Indonesia yamg menunaikan ibadah haji pada tahun 1431H/2010M yang lalu menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan penyelenggara ibadah haji dibawah kordinasi nasional Kementerian Agama. Ini merupakan hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan PT. Surveyor Indonesia atas pelayanan yang diberikan oleh petugas penyelenggara ibadah haji.

Survey ini dilakukan atas permintaan Kementerian Agama selaku penanggung jawab nasional penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan para jemaah haji mendapat pelayanan dari petugas haji selama menunaikan ibadah haji.

(52)

Dengan adanya hasil survey tersebut sangat membantu pemerintah dalam mengetahui bagaimana pelayanan yang telah didapat oleh para jamaah haji. Dengan hasil survey seperti itu, menunjukkan bahwa sebenarnya para jamaah haji bisa menerima segala fasilitas yang telah disediakan di Arab Saudi, bahkan juga sudah merasa puas atas pelayanan yang diberikan para petugas haji.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat muslim Kota Medan. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat banyak masyarakat muslim yang mengetahui tentang biaya perjalanan ibadah haji.

3.3 Definisi Operasional

1. Pandangan masyarakat adalah pendapat masyarakat dalam hal ini masyarakat Kota Medan dalam memberikan makna terhadap satu kejadian ataupun arti dari sebuah kenyataan yang dilihatnya berdasarkan pikirannya.

2. Biaya perjalanan ibadah haji adalah biaya yang dikeluarkan oleh para jamaah haji Indonesia yang akan digunakan ketika menunaikan ibadah haji dalam satuan Rupiah.

3. Bank Penerima Setoran adalah bank yang di tunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menerima BPIH dari calon jamaah haji.

(54)

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur (Sugiyono, 2001:84). Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.

Ada 5 (lima) alternatif yang digunakan dalam pemberian skor dengan nilai sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah penduduk muslim kota medan.

(55)

Dalam menentukan sampel dan populasi dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus Slovin, yait sebagai berikut: (Husein Umar, 200:78)

rumus: n = N 1 + N e2

keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 10 %.

Jumlah masyarakat Muslim Kota Medan adalah 1.503.426 jiwa. Sehingga dapat ditentukan sampel sebagai berikut:

n = 1.503.426 1 + 1.503.426 (0,1)2 n = 1.503.426

1 + 1.503.426 (0,01) n = 1.503.426

15035,26

n = 99,99

n = 100

(56)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer adalah data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara, atau hasil dari pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

2. Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.

3.7Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yaitu dengan cara membuat daftar pertanyaan untuk diisi oleh para responden. Kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner adalah data yang kita kategorikan sebagai data faktual.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif, dimana data yang diperoleh dianalisis sehingga diperoleh berbagai gambaran yang menunjukkan pandangan masyarakat muslim Kota Medan terhadap biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). Disamping itu, dilakukan pula dengan bentuk analisis lain seperti : Tabulasi data dengan Microsoft excel,

(57)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakin dalam pengukuran (Umar, 2000:58).

Rumus:

rxy = Koefisien validitas yang dicari x = Skor item

y = Skor total n = Jumlah subyek

xy = Perkalian dari skor item dan skor total.

Nilai korelasi (r) dibandingkan dengan 0,3 jika korelasi (r) > 0,3 maka pertanyaan yang dibuat dikategorikan valid dan sebaliknya jika korelasi (r) < 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang dibuat dikategorikan tidak valid. 3.9.2 Uji Reliabilitas

(58)

internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada (Umar, 2000:57).

Pengujian Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha yang merupakan pengujian Reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya.

Rumus Alpha’s Cronbanch sebagai berikut: rί = K (1 - Σρb2 )

(K – 1) ρ12 Dimana:

r = Reliabilitas instrumen K = Jumlah butir pertanyaan Σρb2

= Jumlah Varians butir

ρ12 = Varians total

(59)

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Data dan Pembahasan

Penelitian skripsi ini telah dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2013. Penelitian dilakukan kepada sebanyak 100 responden yakni kepada sebanyak 58 responden laki – laki dan 42 responden perempuan.

4.1.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 17.0

for windows. Adapun kriteria pengujian validitas sebagai berikut: a. Jika rhitung >rtabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid b. Jika rhitung<rtabel maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid c. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected Item Total Correlation

d. rhitung dengan ketentuan df = (n - 2) dan tingkat signifikansi 5% yaitu df = (100 - 2) = 0,17.

Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka penelitian ini dikatakan reliabel. b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0.60 maka penelitian ini dikatakan tidak

(60)

4.1.2 Pengujian Variabel Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap BPIH

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel 4.1 merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan untuk menguji validitas instrument. Dalam hal ini rtabel ditetapkan sebesar 0,17 dan diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid.

Tabel 4.1 Item – Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

kesimpulan

VAR00001 23.7800 16.173 .757 .953 Valid

VAR00002 23.4800 15.646 .769 .952 Valid

VAR00003 24.7200 14.911 .875 .945 Valid

VAR00004 23.1100 16.301 .728 .954 Valid

VAR00005 24.8200 14.634 .879 .945 Valid

VAR00006 24.5100 13.444 .896 .945 Valid

VAR00007 24.0400 14.443 .885 .944 Valid

VAR00008 24.0400 14.200 .894 .944 Valid

(61)

Tabel 4.2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.954 8

Dari tabel 4.2 diperoleh bahwa nilai Cronbach's Alpha (0.954) > 0.60, dengan demikian data dikatakan reliabel.

4.1.3 Pengujian Variabel BPIH Yang Disetorkan Kepada Bank Konvensional

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.3 Item – Total Statistics

(62)

diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.928 8

Dari tabel 4.4 diperoleh bahwa nilai Cronbach's Alpha (0.928) > 0.60, dengan demikian data dikatakan reliabel.

4.1.4 Pengujian Variabel Tidak Adanya Bagi Hasil Yang Diterima Dari Penyetoran BPIH

Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.5 Item – Total Statistics

(63)

Pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel 4.5 merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan untuk menguji validitas instrument. Dalam hal ini rtabel ditetapkan sebesar 0,17 dan diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.6 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.921 7

Dari tabel 4.6 diperoleh bahwa nilai Cronbach's Alpha (0.921) > 0.60, dengan demikian data dikatakan reliabel.

4.2 Karakteristik Responden

Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda, untuk itu perlu dilakukan pengelompokkan dengan karakteristik tertentu. Adapun karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendidikan terakhir, umur, penghasilan, cara mendapatkan informasi mengenai BPIH dan jumlah menunaikan ibadah haji. Berikut ini adalah hasil pengelompokan responden berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.

4.2.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(64)

Tabel 4.7

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki-laki 58 58 %

Perempuan 42 42 %

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden, dapat diketahui jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Responden laki-laki sebanyak 58 orang atau 58% dari total responden, sedangkan responden perempuan sebanyak 42 orang atau 42% dari jumlah responden yang terpilih. Jumlah responden laki-laki tidak jauh berbeda dengan jumlah responden perempuan. Ini bermakna bahwa tidak ada diskriminasi gender dalam pelaksanaan ibadah haji. Karena laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk melaksanakan ibadah haji. Penjelasan diatas juga dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 58

(65)

4.2.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Hasil penelitian mendapati bahwa responden mempunyai berbagai jenis pekerjaan, yaitu PNS/TNI/POLRI, Mahasiswa, Wiraswasta, Pegawai BUMN / Karyawan, dan lain-lain (yang tidak termasuk kedalam kategori dari empat pilihan tersebut). Proporsi pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase

PNS/TNI/POLRI 14 14%

Mahasiswa 0 0%

Wiraswasta 41 41%

Pegawai BUMN/Karyawan 19 19%

Lain-lain 26 26%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Primer Diolah

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pekerjaan yng paling dominan yang digeluti responden adalah wiraswasta yaitu sebanyak 41 orang atau 41%, pekerjaan lain-lain sebanyak 26 orang atau 26%, pegawai BUMN/karyawan sebanyak 19 orang atau 19%, dan PNS/TNI/POLRI sebanyak 14 orang atau 14%. Sedangkan mahasiswa tidak terdapat dalam pekerjaan yang digeluti responden.

(66)

diperoleh tidak terdapat satupun responden yang berprofesi sebagai mahasiswa. Hal ini diyakini karena para mahasiswa yang umurnya relatif masih muda belum memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan haji. Penjelasan diatas juga dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

4.2.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan

Hasil penelitian mendapati bahwa responden mempunyai berbagai jenis pendidikan, yaitu Pasca Sarjana (S2), Sarjana (S1), Diploma (D3), SMA dan SMP. Proporsi pendidikan responden dapat dilihat pada gambar 4.3.

Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pendidikan responden yang paling dominan yaitu Sarjana (S1) sebanyak 46 orang atau 46% dari total responden, 35 responden pada tingkat SMA atau sebanyak 35% dari jumlah responden, pada tingkat Diploma (D3) sebanyak 16 orang atau 16%, Pasca Sarjana (S2) sebanyak

14

0

41

19

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Berdasarkan Embarkasi Daerah Tahun 2011
Tabel 2.1 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 2003-2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks situasi tutur, penutur lebih berkuasa (+K), sudah akrab(+S) dan dilakukan secara pribadi/berdua saja (-P) tindak tutur direktif antara anak dan orang tua di

Media berbasis lingkungan adalah sumber belajar yang dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada disekitar atau disekeliling peserta didik (makhluk hidup-makhluk

Hasil Penelitian yang diperoleh adalah elektroda Cu-Fe menghasilkan kuat arus dan tegangan lebih kecil dibandingkan penggunaan elektroda Cu-Mg pada percobaan

Lumajang Meningkat nya Informasi penyampaian ketentuan di bidang cukai melalui media massa Penyebarlua- san Informasi Pembangu- nan Daerah Kerja sama Informasi

Berikut ini merupakan Jurnal di Lingkungan UI yang belum bereputasi internasional, terakreditasi nasional dan belum mendapatkan hibah dari Universitas Indonesia, kemudian

Zachman VA Enterprise Architecture DATA What FUNCTION How NETWORK Where PEOPLE Who TIME When MOTIVATION Why DATA What FUNCTION How NETWORK Where PEOPLE Who TIME When MOTIVATION

Ukuran benih gmelina sangat menentukan pertumbuhan bibit, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa ukuran benih berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, diameter