• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II HAJI DAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI KOTA CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II HAJI DAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI KOTA CIREBON"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

HAJI DAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DI KOTA CIREBON A. Konsep Haji

1. Definisi Haji

Haji menurut bahasa ialah menuju ke tempat berulang kali atau menuju kepada sesuatu yang dibesarkan. Baitullah merupakan tempat yang dibesarkan, oleh karena itu pekerjaan mengunjunginya dinamakan dengan haji.

Allah SWT. telah menjadikan Baitullah suatu tempat yang dituju manusia pada setiap tahun. Allah SWT. berfirman: 1

Al-Baqarah ayat 125

ْ ذِاَو اَن لَعَج ْ

َْت يَ ب لا

ْ ةَباَثَم

ِْساَّنلِّل ا ن مَاَو ْ .... ۗ

“Dan di ketika Kami jadikan Al-Baitul Haram tempat perkunjungan manusia dan tempat yang aman...”2

(Q.S. Al-Baqarah/2: 125)

Adapun menurut istilah (terminologi), jika kalangan ahli bahasa menyebut haji untuk segala jenis maksud berpergian (al-qashd) secara umum, maka kalangan ahli fiqh mengkhususnnya hanya untuk niatan datang ke Baitullah guna menunaikan ritual-ritual peribadatan (manāsik) tertentu. Ibnu Al-Humam3 mengatakan, haji adalah pergi menuju Baitul Haram untuk menunaikan aktivitas tertentu pada waktu tertantu. Tempat- tempat tertentu yang dimaksud adalah Ka’bah di Mekah, Shafa dan Marwa, Muzdalifah, dan Arafah.4

Dalam sumber lain menjelaskan, haji asal maknanya menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud disini menurut syara’ ialah sengaja

1 Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1998). 2.

2 Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

3 Ibnu Al-Humam adalah ahli hukum dan tolog Hanafi Mesir dan ditunjuk sebagai Kepala Syekh dari Khanawah Shaykhuniyyah di Kairo pada 1443, sumber: Kamus Islam Oxford,

www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e925 di akses pada tanggal 16 Juli 2018 pukul 12.08 wib.

4 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah:

Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: Amzah, 2013). 482.

(2)

mengunjungi Ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu.5

2. Hukum Haji dan Dasar-Dasar Hukum Haji

Ada beberapa kalangan yang berpendapat bahwa haji diwajibkan pada tahun 5 H, namun ada juga yang berpendapat haji baru diwajibkan pada tahun 8 H, atau 9 H. Selain itu Ibnu Qayyim menguatkan pendapat yang menetapkan bahwasannya ibadah haji difardhukan pada tahun sembilan hijriyah, atau tahun kesepuluh Hijriyah, tahun Nabi Muhammad SAW. melaksanakan hajinya yang kemudian terkenal dengan Haji Wada’.6

Dalam sumber lain menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW.

baru menunaikan haji pada tahun 10 H, sebab pada tahun 7 H beliau keluar ke Mekah hanya untuk menunaikan umrah dan tidak berhaji.

Beberapa pendapat tersebut telah disepakati oleh segenap kalangan ahli sīrah (sejarah) kecuali kewajiban haji pada tahun 5 H yang banyak memunculkan silang pendapat, namum menurut mayoritas haji diwajibkan pada tahun 6 H. Menurut pendapat jumhur ulama ibadah haji difardhukan pada tahun keenam hijriyah, karen pada tahun itu turunlah ayat: 7

ْ لِلَةَر مُع لاَوَّْجَ لْاْاوُِّتَِاَو

ِْه ۗ ....

ْ

Artinya:

“Dan sempurnakanlah haji dan umrah untuk Allah....”8 (QS. Al-Baqarah/2: 196)

Hal tersebut berlandaskan pada pemikiran bahwa yang dimaksud dengan penyempuranaan adalah permulaan kewajban.9 Dan dalam

5 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo). 247.

6 Tengku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1998). 6.

7 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah:

Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: Amzah, 2013). 486.

8 Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

9 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah:

Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: Amzah, 2013). 486.

(3)

pendapat lain menyebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan sempurnakanlah di sini ialah kerjakanlah atau laksanakanlah.10

Ibadah haji juga terdapat dalam syariat-syariat yang lain. Ada yang mengatakan bahwasannya Adam berulangkali mengerjakan haji, Jibril memberitahukan kepada Adam bahwa malaikat bertawaf di keliling Ka’bah, dan Nabi Ibrahim juga mengerjakan haji. Menurut sebagian ulama semua nabi mengerjakan haji. Diantara ayat-ayat yang melandaskan bahwasannya haji telah ada sebelum Islam, adalah firman Allah :11

ِْْاَن أَّوَ بْ ذِإَو

َْينِفِئآَّطلِلَِْتِ يَ بْ رِّهَطَوْ ائ يَشْ ِبِْ كِر شُتَّْلاْنَأْ ِت يَ ب لٱْ َناَكَمَْميِهاَر بِلإ

ِْدوُجُّسلٱِْعَّكُّرلٱَوَْينِمِئآَق لٱَو

﴿ ٦٢

Artinya:

“Dan ingatlah ketika kami jadikan untuk Ibrahim tempat Al-Bait, kepadanya Kami titahkan: “Hai Ibrahim, janganlah engkau menyekutukan sesuatu dengan-Ku dan sucikanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang Ṭawāf, iktikaf, rukuk dan sujud”.12

(Q.SAl-Hajj/22: 26)

3. Syarat-Syarat Wajib Haji Bagi Seseorang

Syarat-syarat wajib haji bagi seseorang menurut Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,13 serta Wiluyuddin A Rasyid Dhani,14 adalah sebagai berikut:

a. Islam.

Bagi orang yang bukan muslim tidak wajib haji, tidak sah jika melaksanakan haji. Merupakan syarat wajib sekaligus syarat sah, haji tidak wajib atas orang kafir menurut ijma’ seluruh ulama, begitu juga atas orang murtad. Menurut pendapat Ahmad dalam satu versi, Abu

10 Tengku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1998). 6.

11Tengku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1998). 7.

12 Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

13 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah:

Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: Amzah, 2013). 499-503.

14 Willyuddin A Rasyid Dhani, Pedoman Doa-doa dan Dzikir Manasik Haji, (Bogor:

Pustaka Ar-rahman, 2011). 23-25.

(4)

Hanifah dan Malik, pada saat seseorang murtad, ia tidak dikenai kewajiban haji meskipun ia mampu dan status kemampuannya tidak serta merta gugur dengan kemurtadannya.

b. Berakal sehat.

Bagi orang yang sakit jiwa, orang gila, atau orang yang kelainan mental, maka tidak wajib bagi mereka untuk melaksanakan haji.

Merupakan syarat wajib dan ijza’ (mencukupi), bukan syarat sah.

c. Baligh

Bagi anak kecil yang belum cukup umur, tidak (belum) memiliki kewajiban berhaji. Tetapi jika dibawa pergi haji leh orang tuanya, maka hajinya tetap sah dan orang tuanya yang akan mendapatkan pahalanya.

d. Merdeka

Budak, maksudnya mereka yang belum merdeka. Karena dia harus melakukan kewajiban-kewajiban kepada tuannya, maka dia tidak wajib melaksanakan haji. Tetapi jka ia diajak berhaji oleh tuannya, maka hajinya sah dan ia mmendapat pahala yang diperoleh tuannya yang menghajikan dirinya.

e. Mampu dan kuasa melakukannya

Artinya memiliki kemampuan biaya untuk perbekalannya dan kuasa (sehat) untuk melakukan rangkaian ibadah haji yang harus dilakukannya. Biaya perbekalan adalah termasuk biaya untuk keluarga yang ditinggalkannya. Kalangan ahli ilmu telah bersepakat bahwa haji tidak wajib kecuali dengan terpenuhinya kemampuan.

firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an:

ْ....

ِْلَو

ْ ليِبَسِْه يَلِإَْعاَطَت سٱِْنَمْ ِت يَ ب لٱُّْجِحِْساَّنلٱْىَلَعِْهَّل ۗ

...

Artinya:

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yatiu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalan ke Baitullah”15

(QS. Āli ‘Imrān/3 : 97)

15 Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

(5)

f. Aman dalam perjalanannya

Karena itu khusus bagi wanita harus didampingi muhrim atau mahramnya.

4. Rukun Haji

Rukun Haji menurut Hasan Ridwan16, serta Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,17 adalah sebagai berikut:

a. Niat Ihram

Ihram adalah niat masuk ke dalam ritual peribadatan (nusuk), baik umrah maupun haji. Ihram merupakan salah satu rukun haji menurut imam Malik, imam Syafi’i, dan imam Hanbali. Sedangkan menurut mazhab Hanafi, ihram hanya salah satu syarat sah pelaksanaan haji.

Adapun dalil kewajibannya adalah keumuman sabda Nabi SAW.

ِْن بَْرَمُعْ ٍص فَحْ ِبَِأَْ ينِنِم ؤُم لاِْ يِْمَأْ نَع

َّْطَلخا

ْ ِبا

ْ َلاَقُْه نَعُْهَّللاَْيِضَر

ُْل وُسَرُْت عَِسَ ْ:

ِْه للا - ملسوْ هيلعْ للهاْ ىلص -

ْ ُل وُقَ ي ْ

"ْ :

ِْتاَيِّ نااِبْ ُلاَم عَ لْاْ اََّنَِّإ (ْ ...

ْا ماَمِإْ ُهاَوَر

ْ ِن بْ َةَر يِغُم لاْ ِن بْ َم يِحاَر بِإْ ِن بْ َل يِعاَ سَِإْ ُن بُاْ دَّمَُمُْ ِهَّللاِد بَعْ وُ بَأْ َ ينِثِّدَحُم لا

ِْد رَ ب

َْهَب ز

ْ يِراَخُب لا

ْاَمِح يَح يِحَصْ ِفُِّْيِِّيَْشُق لاْ ِمِل سُمِْن بْ ِجْاَّجَ لْاُْن بُْمِل سُمْ ِ ينَسُ لْاْوُبَأَو ْ,

ِْةَفَّ نَصُم لاْ ِبُتُك لاُّْحصَاْاَُهُِْن يَذَل ل َْا )

“Dari Amirul Mukminin Abu Hafs Umar Bin Khottob r.a ia telah berkata: saya pernah mendengan Rosulullah SAW:

“sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya, ....

(HR. Imamnya ahli hadis Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Mughiroh bin Hajjaj bin Muslim Al- Qusyairi dalam kedua kitab shahihnya yang merupakan kitab tershahih dari kitab-kitab hadis yang ditulis).18

16 Hasan Ridwan, Fiqh Ibadah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009). 249.

17 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah:

Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: Amzah, 2013). 509-514.

18 Dikutip dari https://alfasholeh.wordpress.com/1-hadits-ke-1-amal-perbuatan-tergantung-niat/

diakses pada tanggal 11 Agustus 2018 pukul 14.40 wib

(6)

b. Ṭawāf ziyārah

Ṭawāf ziyārah dalam ibadah haji dinamakan juga dengan ṭawāf ifādhah. Para ulama bersepakat bahwa ṭawāf ziyārah merupakan salah satu rukun haji yang menentukan keabsahan haji. Abu Hanifah berpendapat hanya empat putaran pertama saja yang merupakan rukun, sedangkan tiga sisanya hanyalah syarat.

Mereka juga sepakat bahwa ṭawāf ziyārah sunnah dilaksanakan pada hari nahar (hari raya kurban) setelah melempar jumrah (kerikil), menyembelih kurban, dan mencukur rambut. Jika jamaah haji menundanya hingga setelah hari-hari tasyriq, ada perbedaan pendapat.

Menurut jumhur ulama ṭawāfnya masih tetap sah dan ia tidak dikenai denda apa-apa, Sedangkan menurut Abu Hanifah dan Malik jika sampai berkepanjangan ia dikenai denda (dam).

Adapun dalil kefardhuan ṭawāf sebagai salah satu rukun haji adalah firman Allah SWT:

ِْق يِتَع لاْ ِت يَ ب لابْ اوُفَّوَّطَي لَو .ْ

Artinya:

“Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah tua itu (Baitullah)”

(QS. Al-Hajj/22: 29) c. Wukuf di ‘Arafah

Seluruh ulama sepakat bahwa wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang terbesar. Wukuf dianggap mencukupi jika dilakukan dibagian manapun dari Arafah, meski hanya sesaat.

d. Sā’i antara Ṣāfa dan Marwah

Ibnu Umar , Jabir, dan Aisyah dari kalangan sahabat, serta Malik, Syafi’i, dan Ahmad, mereka menyatakan bahwa sa’i merupakan salah satu rukun haji, sehingga jika ditinggalkan maka haji otomatis batal dan ia tidak dapat digantikan dengan denda (dam) maupun yang lain.

(7)

5. Tata Cara Pelaksanaan Haji

Tata cara pelaksanaan haji menurut Hasan Ridwan19, adalah sebagai berikut:

a. Ihram

Pada tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut “Yaumut tārwīah” bagi yang melaksanakan tamattu, setelah mandi, memakai wangi-wangian dan kain ihram dengan mīqāt dari tempat masing-masing di Mekah, kemudian mengucapkan ihlāl haji, yaitu membaca talbīah sebagaimana ketika berihram untuk melaksanakan umrah.

b. Mabit di Mina

Pada tanggal 8 Dzulhijjah, kemudian berangkat menuju Mina dan mabit (menginap) disana untuk melaksanakan shalat dzuhur,

‘ashar, maghrib, ‘isya dan subuh dengan jama’ dan qashar, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:

ٌْموَيَْناَكْا مَلَ ف

ْاَِبِْى لَصَفْلله َلا وُسَرْ َبِكَرَوِّْجَح لِبْا وُلَهَْأَفْ َنَِمَْلىِاْا وٌهَجَوَ تِْةَيِو ر تلا

َْراَسَفْ ل يِلَقَْثَكَمَُّْثَُْر جَف لاَوَُّْثَُْءاَشِع لاَوَْبِر غَم لاَوَْر صَع لاَوَْر هُّظلا (

ملسمْهاور )

Artinya:

“Ketika datang hari Tarwiyyah, mereka berangkat menuju Mina, mereka ber-Ihlal untuk haji, Rosulullah SAW. naik kendaraan. Beliau di Mina shalat dzuhur, ‘ashar, magrib,

‘isya dan subuh. Kemudian, istirahat sebentar dan kemudian berangkat....”

(H.R. Muslim) c. Wukuf di Arafah’

Pokok dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah. Pada tanggal 9 Dzulhijjah, setelah terbit matahari, jamaah berangkat menuju Arafah.

Dalam perjalanan menuju Arafah ini, jamaah haji tetap ber-talbiyyah atau bertakbir dan jika memungkinkan, singgah di Namirah.

Setelah matahari tergelincir, jamaah haji mendengarkan khotbah Arafah dari Imam, kemudian dikumandangkan azan dan qamat, lalu shalat dzuhur dan ‘ashar dijama’ dan qashar tanpa shalat apa-apa di

19 Hasan Ridwan, Fiqh Ibadah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009). 260-270.

(8)

antara dua shalat itu. Selesai shalat, berdoa dengan mengangkat kedua tangan. Dalam hadis riwayat Jabir r.a dikatakan:

صْللهاْ ُل وُسَرَزاَجَْأَف .م

ْاَِبِْ َلَزَ نَ فَْةَر يِمَنِبُْهَلْ تَبِرُض دَقَْةَبُق لاَْدَجَوَ فَْةَفَرَعْىَتأْ َّتَِح ْ.

َْبَطَغَ فْ ىِداَو لاْ َن طَبْ ىَتاَفْ ُهَلْ تَلِحُرَ فْ ِءاَو صَق لِابْ َرَمَأْ ُش مَشلاْ ِتَغاَزاَذاْ َّتَِح اَّنلا

َْس

ْاَمُهَ ن يَ بِّْلَصُيْ َلََوَْر صَع لاْىَّلَصَفَْماَقاَُّْثَُر هُّظلاْىَّلَصَفَْماَقَأَْنَّذَأْ ُثَُْنَّذَاَُّْثُ ْ...

ْ أيَش ( ملسمْهاور )

Artinya:

“Kemudian Rosulullah SAW. berjalan sampai Arafah, beliau mendapatkan kemah yang sudah didirikan baginya di Namirah, beliau pun singgah disana, sehingga ketika matahari tergelincir; beliau menyuruh membawakan “Al-qaswa” (unta beliau), kemudian unta itu diserahkan kepada beliau selanjutnya pergi menuju tengah-tengah lembah. Beliau khitbah dihadapan orang-orang... kemudian dikumandangkan azan dan qamat, lalu shalat dzuhur, kemudian qamat dan shalat ‘ashar, beliau tidak melakukan shalat apa-apa lagi diantara shalat itu.”

(H.R. Muslim) d. Mabit di Muzdalifah

Setelah matahari terbenam, para jamaah haji meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah (Mashāril Haram) untuk mabit (bermalam) sampai subuh, sementara shalat magrib dan ‘isya di-jāma’

takhir di Muzdalifah. Bagi jamaah yang sakit atau lemah diperbolehkan meninggalkan Muzdalifah menuju Mina pada malam hari, setelah mabit sebentar, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Ibnu

‘Umar:

ْ رَمُعُْن باَْلاَق صَِّْبَِّنلاَّْنَأ ْ:

ْ ٍل يَلِبِْةَفِلَد زُلماَْنِمِْساَّنلاِْةَف عَضِلَْنِذَأ ْ.

( دحمأْهاور )

Artinya:

“Ibnu ‘Umar r.a. berkata, ‘Sesungguhnya Nabi SAW.

memberi izin kepada orang-orang yang lemah untuk meninggalkan Muzdalifah pada malam hari’.”

(H.R. Imam Muslim)

(9)

e. Melontar Jumrah Aqabah (Kubra)

Pada waktu dhuha 10 Dzulhijjah di Mina, jamaah haji melaksnakan lontar jumrah Aqabah, dengan cara berdiri menghadap ke jumrah tersebut. Posisi kiblat berada di sebelah kiri jamaah haji, kemudian melontar jumrah dengan batu kerikil sebanyak tujuh kali.

ِْةَبَقَع لَاِْةَر َجَْ َلىِاٍْدُع سَمُْن بِاْىَهَ ت نِا

ٌْبِكاَرَوُهَوْ ٍتاَيَصَحِْع بَسِبْىِداَو لَاْ ِنَ طَبْ نِماَهاَمَرَ ف ْ,

ُْكَْعَمُرِّ بَكُيَو

ٍْةاَصَحِّْل

َْلاَقَو ْ.

َْلاَقَوْا رُف غَما ب نَذَوْا رُر بَمْاًّجَحُْه لَع جاَّْمُه للَا ْ:

َْناَكاَنُهاَه ْ:

ُِّْبَِّنلاُْم وُقَ ي (ْ.

دحمأْهاور )ْ

“Ibnu Mas’ud sampai di Jumratul Aqabah, lalu ia jadikan Baitullah di sebalah kirinya dan Mina di sebelah kanannya, dan ia melontar dengan 7 batu, ia berkata, ‘Beginilah Nabi SAW. melontar’.”

(H.R. Ahmad) f. Tahalul Awal (Ashgar)

Jamaah haji tahalul dengan cara “taqshir” (menggunting beberapa helai rambut) atau lebih utama dengan “tahliq” (dengan menggundul kepala). Bagi wanita, cukup dengan taqshir.

ٌْسَنَأَْلاَق صْللهاْ ُل وُسَرَّْنَأ ْ:

اَهاَمَرَ فَْةَر مُلج اْىَتَأَفْ نَِمْىَتَأْم .

ْ نَِِبُِْهَلِز نَمْىَتَأَُّْثُ ْ,

َْلاَقَُّْثَُْرََنََو

ِْرَس يَلْاَُّْثُِْنَ يَْلْاِْهِبِناَجْ َلىِإَراَشَأَوْ ذَخْ ِقَّلَح لِل ْ:

( ملسمْهاور )

“Anas berkata, ‘sesungguhnya Rosulullah SAW. datang di Mina lalu ia pergi ke jumratul aqabah dan melontarnya, kemudian ia pergi ke rumahnya di Mina dan menyembelih (kurban) kemudian ia berkata kepada tukang cukur,

‘cukurlah’, sambil menunjuk ke sebelah kanan (kepalanya), kemudian sebelah kiri.”

(H.R. Muslim) g. Hadyu (Qurba)

Bagi mereka yang melaksanakan haji tamattu dan qiran wajib menyembelih hadyu. Perbedaannya adalah yang qiran membawa binatang dari rumah, sementara yang tamattu membelinya di Mekkah (atau Manhar).

(10)

Bagi mereka yang tidak bisa menyembelih hadyu, ia harus menggantinya dengan shaum 3 hari dalam masa haji dan 7 hari setelah pulang ke negerinya. Jumlahnya menjadi 10 hari.

Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 196:

اْ ِفٍِْماَّياِةَث َلَثُْماَيِصَفْ دَِيَْ َلَْ نَمَفِْي دَ لْاَْنِمَرَس يَ ت سااَمَفِّْجَ لْاْ َلىاِةَر مُعلاِبَْعَّتََتِْ نَمَف

ِّْجِ لْ

ٌْةَلِماَكٌةَرَشَعَْك لِتْ مُت عَجَراَذِاٍةَع بَسَو

ْ...

“.... Barang siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang didapat, tetapi jika dia tidak mendapatkannya maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam musim haji dan tujuh hari setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari)....”

(Q.S. Al-Baqarah/2: 196) h. Thawaf Ifadhah (Tahalul Tsani)

Pada hari Nahar (tanggal 10 Dzulhijjah), setelah melontar jumrah aqabah dan menyembelih hadyu, jamaah haji pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ṭawāf ifadhah. Caranya sama dengan ṭawaf qudum, hanya saja dalam ṭawāf ifadhah tanpa lari-lari kecil, tanpa shalat dua rakaat di maqam Ibrahim, dan tanpa diikuti dengan sā’i antara Ṣafa dan Marwah.

i. Melempar Tiga Jumrah

Pada tanggal 11 Dzulhijjah, setelah dzuhur, jamaah melempar 3 jumrah(ula, wusṭa, dan aqabah), masing-masing dengan 7 batu kerikil.

ٌْلَاَسْ َلاَق

َُّْثٍُْةاَصَحِّْلُكَْعَمُْرِّ بَكُيٍْةاَيَصَحٍْع بَسِباَي نُّدلاَةَر مَ لجاْ يِم رَ يَْناَكَرَمُعَْن باَّنِإ ْ:

َُّْثُْىَط سُلاْ يِم رَ يِْه يَدَيُْعَف رَ يَوْوُع دَيَوْ ل يِوَطِْةَل بِق لَاَْلِب قَ ت سُمُْم وُقَ يَ فُْلِه سُيَ فُْمَّدَقَ تَ ي

ْ ِلاَمِّشلاَْتاَذُْذُخأَي

ْ ل يِوَطٌْموٌقَ يَوِْه يَدَيُْعَف رَ يوُع دَي ََُّْثُِْةَل بِقلاَْلِب قَ ت سُمُْموُقَ يَ فُْلِه مُيَ ف

ُْلوُقَ يَوْ ُفِرَص نَ يَُّْثُْاَهَد نِعْ َفِقَي َلاَوْ يِداَو لاِْن طَبْ نِمِْةَبَقَعلاْ َتاَذَةَر مَلجاْ يِم رَ يَُّْثُ

ْ:

َْعُْللهاْىَّلَصِْللهاَْلوُسَرُْت يَأَراَذَكَه

ُْهُلَع فَ يَْمَّلَسَوِْه يَل (ْ.

ىراخبلاوْدحمأْهاور

)

(11)

“Salim berkata, ‘sesungguhnya Ibnu Umar r.a. melontar jumrah ula dengan 7 batu, diiringi dengan takbir pada setiap lontaran, kemudian bergeser ke tempat yang berdiri lama menghadap ke kiblat dan berdoa mengangkat kedua tangannya, kemudian melontar jumrah wustha, pergi ke sebelah kiri berdiri lama menghadap kiblat berdoa sambil mengangkat kedua tangannya, kemudian melempar jumrah aqabah di tengah lembah dan beliau berhenti disitu, kemudian pergi. Ibnu Umar r.a. berkata, ‘beginilah aku melihat Rosulullah SAW. melakukannya’.”

(H.R. Ahmad dan Al-Bukhari) j. Nafar Awal dan Nafar Tsani’

Pada tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar 3 jumrah seperti yang dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijjah. Waktunya juga sama, yaitu mulai setelah dzuhur sampai magrib.

k. Thawaf Wada’

Sebelum meninggalkan Mekah, jamaah haji dianjurkan untuk melaksanakan Ṭawāf wādā’ (perpisahan). Caranya sama dengan ṭawāf ifadhah dilakukan tujuh putaran, tanpa lari-lari kecil, tanpa shalat dua rakaat di maqam Ibrahim, dan tanpa sā’i.

Berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu, ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan oleh kaum muslim di dunia pada waktu yang dikenal sebagai musim haji.20 Syariat Islam mewajibkan haji atas setiap mukallaf, sekali dalam seumur hidup. Seluruh ulama bersepakat menetapkan, bahwasannya haji itu tidak berulang-ulang.

Diwajibkan sekali saja untuk seumur hidup terkecuali kalau dinazarkan.

Selain dari satu kali yang wajib, maka yang lebih dari satu kali dipandang sunnah. 21

ِْهَّللاْ ُلوُسَرْاَنَ بَطَخَْلاَقَْةَر يَرُهْ ِبَِأْ نَع -

ملسوْهيلعْللهاْىلص -

ْ َلاَقَ ف ْ

ْ دَقُْساَّنلاْاَهُّ يَأ ْ«

ُّْجُحَفَّْجَ لْاُْمُك يَلَعُْهَّللاَْضَرَ ف او

ْاََلْاَقْ َّتَِحَْتَكَسَفِْهَّللاَْلوُسَرْاَيٍْماَعَّْلُكَأٌْلُجَرَْلاَقَ ف ْ.

ِْهَّللاْ ُلوُسَرَْلاَقَ فْا ثَلَث -

ملسوْهيلعْللهاْىلص -

ْ مُت عَطَت ساْاَمَلَوْ تَبَجَوَلْ مَعَ نُْت لُ قْ وَل ْْ

20 Khalifi Elyas Bahar, Doa dan Amalan Agar Mendapat Panggilan Ziarah Haji dan Umrah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013). 14.

21 Tengku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji. 9-11.

(12)

ْ َلاَقَُّْثُ ْ –

َْناَكْ نَمْ َكَلَهْاََّنَِّإَفْ مُكُت كَرَ تْاَمْ ِنِوُرَذ ْ

ْ مِهِفَلِت خاَوْ مِِلْاَؤُسِْةَر ثَكِبْ مُكَل بَ ق ْ

ٍْء ىَشْ نَعْ مُكُت يَهَ نْاَذِإَوْ مُت عَطَت ساْاَمُْه نِمْاوُت أَفْ ٍء ىَشِبْ مُكُت رَمَأْاَذِإَفْ مِهِئاَيِب نَأْىَلَع

ُْهوُعَدَف

ْ(

22

ىراخبلاوْدحمأْهاور ).

Oleh Abu Hurairah :

“Rosulullah Saw. berkhutbah dihadapan kami, lalu berkata

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah memfardhukan haji atas anda.” seorang lelaki bertanya: “Apakah pada setiap tahun ya Rosulullah?” Nabi berdiam diri hingga orang itu menanyakan sampai tiga kali. Kemudian Nabi Saw. bersabda: “Sekiranya aku mengatakan ya, tentulah dia wajib setiap tahun. Dan tentulah anda tidak sanggup melakukannya. Kemudian Nabi bersabda:

“Biarkanlah akan daku, selama aku membiarkan anda. Hanya saja ummat-ummat sebelum anda dibinasakan oleh banyak pertanyaan dan bolak-balik bertanya kepada Nabi. Apabila aku menyuruh anda mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah apa yang disuruhkan itu sekedar anda sanggupi. Dan apabila aku larang anda dari mengerjakan sesuatu, maka tinggalkanlah dia.”

(HR. Bukhari dan Muslim)23

Rosulullah berumrah sebanyak empat kali. Semuanya dilaksanakan pada bulan Dzulqaidah, selain umrahnya yang dikerjakan bersama-sama dengan hajinya. Beliau berhaji hanya sekali saja, sesudah hijrah, pada tahun sepuluh; karena fardhu haji itu belum diturunkan sebelum tahun kesembilan.24

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404/Maret 1984 merekomendasikan tentang kewajiban Ibadah Haji sebagai berikut:

Umat Islam hendaknya memahami betapa besar dan luas masalah yang dihadapi oleh Pemeritah Arab Saudi dan Pemerintah RI dalam usaha melayani dan menyediakan kemudahan bagi kepentingan jamaah haji yang jumlahnya tiap tahun semakin besar yang harus dijalani dalam waktu yang bersamaan dan dalam lingkungan alamiah yang sangat terbatas. Oleh karena

22 https://googleweblight.com/i?u=https://muslimah.or.id6453-haji-dan-umrah-wajib- sekali-seumur-hidup.html&hl=id-ID diakses pada tanggal 12 Juli 2018

23 Tengku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji. 9-11

24 Hasan Ridwan, Fiqh Ibadah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,2009). 272

(13)

itu Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada Umat Islam Indonesia yang sudah melaksanakan haji untuk:

1. Menghayati bahwa ibadah haji itu diwajibkan hanya sekali seumur hidup dan dengan syarat Istitha’ah dalam arti yang luas.

2. Memberi kesempatan pada mereka yang belum menunaikan ibadah haji terutama kepada keluarga yang belum haji.

Kepada umat Islam yang sudah beberapa kali melaksanakan ibadah haji akan lebih bermanfaat bila dana yang tersedia itu disalurkan untuk amal/jariyah yang dapat dirasakan manfaatnya oleh umum disamping mendapat pahala yang terus mengalir bagi yang melaksanakannya.25

B. Penyelenggaraan Ibadah Haji di Kota Cirebon 1. Lembaga Penyelenggaraan Ibadah Haji

Bagi umat Islam khususnya di Indonesia, ibadah haji memiliki makna sangat penting. Ibadah haji tidak hanya dilihat sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan umat Islam, tapi juga memiliki arti sosiologis dan historis yang berarti. Perkembangan Islam Indonesia, tidak bisa lepas dari ibadah haji, bahkan peran sentral ibadah haji dalam kehidupan umat Islam telah membuat pemerintah kolonial Belanda hingga diteruskan pemerintahan Indonesia terlibat dalam proses penyelenggaraan berikut aturan-aturan yang ditetapkan tentang pelaksanaan ibadah haji.26

Hal tersebut menjadikan peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji sebagai sebuah tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik. Selain itu penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional karena jumlah jamaah haji Indonesia sangat besar, melibatkan berbagai instansi dan lembaga, baik dalam negeri maupun luar negeri, dan berbagai aspek, antara lain bimbingan, tramsportasi, kesehatan, akomodasi, dan keamanan.

25 Ma’ruf Amin, dkk, Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa MUI Bidang Ibadah, (Jakarta: Gapprint). 67.

26 A. Chunaini Saleh, Penyelenggaraan Haji Era Reformasi: Analisis Internal Kebijakan Publik Departemen Agama, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2008). 9.

(14)

Karena penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional, kegiatan penyelenggaraan ibadah haji menjadi tanggung jawab pemerintah. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji adalah Kementerian Agama. Namun, pasrtisipasi masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji.27

Di kota Cirebon kegiatan penyelenggaraan ibadah haji di kelola oleh Kementerian Agama kota Cirebon. Kegiatan-kegiatan di Kementerian Agama Kota Cirebon dijalankan oleh sumber daya manusia yang terbagi dalam kelompok kerja yang terdiri dari tata usaha dan beberapa seksi. Berikut ini adalah tata usaha dan seksi-seksi yang ada dalam kantor Kementerian Agama kota Cirebon28:

a. Bagian Tata Usaha

b. Seksi Pendidikan Madrasah

c. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren d. Seksi Pendidikan Agama Islam

e. Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah f. Seksi Bimas Islam

g. Seksi Penyelenggaraan Syari’ah

Seluruh bagian tersebut berada dibawah kendali kepemimpinan dari kepala Kementerian Agama kota Cirebon. Secara struktural dapat digambarkan dalam bagan organisasi sebagai berikut:

27 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Peyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Sekertaris Negara, 2008).

28 https:///jabar.kemenag.go.id/artikel-41683-profil-kementerian-agama-kota-cirebon diakses pada tanggal 25 Juli 2018

(15)

Struktur Organisasi Kementerian Agama Kota Cirebon Tahun 2018

(Bagan II. 1 Struktur Organisasi Kemenag kota Cirebon 2018)

Seksi Pendidikan Madrasah

Drs. H. Khaerun, M.Ag

Kepala Kantor kemenag Drs. H. Ahmad Sanukri S.H, MM

Kepala Subbag TU Drs. H. Yasin M.Pd.I.

Seksi Pend.

Diniyah dan Ponpes

Dr. H. Rosidi Rido M.A.,M.Pd.

Drs. H. Yasin M.Pd.I.

Seksi Bimas Islam

H. Slamet, S.Ag Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jajang

Badruzaman, M.Ag

Seksi Pendidikan Agama Islam Drs. H. Ahmad Sadudin.

Seksi

Penyelenggara Syariah

Rikhiyatun, S.Ag., M.Pd.I.

(16)

Dalam upaya melakukan pelayanan kepada masyarakat, maka perlu dilaksanakannya program kerja yang ada di Kementerian Agama kota Cirebon. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan tugas dan fungsi pada setiap satuan organisasi atau seksi-seksi, tugas dan fungsi pada Kementerian Agama kota antara lain:

a. Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pelayanan teknis administrasi dan perencanaan, kepegawaian, keuangan, peengkapan, ketatausahaan, dan rumah tangga kepada seluruh satuan organisasi atau satuan kerja dilingkungan kantor Kementerian Agama.

b. Seksi Pendidikan Madrasah

Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pelayanan dan bimibingna dibidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana kelembagaan dan ketatausahaan serta supervisi dan evaluasi pada Raudatul Athfal, madrasah dan pendiidkan agama Islam pada sekolah umum tingkat dasar dan menengah serta sekolah luar biasa.

c. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pelayanan di bidang pendidikan salafiyah, kerja sama kelembagaan dan pengembangan pondok pesantren, pengembangan santri dan pelayanan pondok pesantren pada masyarakat.

d. Seksi Pendidikan Agama Islam

Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan Al-Qur’an dan MTQ dan lain sebagainya.

e. Seksi penyelenggaraan Haji dan Umrah

Mempunyai tugas dan fungsi melakukan penyuluhan dalam bidang pelayanan haji dan umrah, bimbingan jama’ah dan petugas perjalanan haji, pemberangkatan dan akomodasi haji serta pembinaan KBIH.

(17)

f. Seksi Bimas Islam

Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang penyuluhan dan lembaga dakwah, siaran tamaddun dan publikasi dakwah dan hari besar Islam serta pemberdayaan masjid.

g. Penyelenggara Syariah

Mempunyai tugas dan fungsi melakukan pelayanan dan bimbingan bidang penghuluan, keluarga sakinah, ibadah sosial serta pengembangan kemitraan umat, produk halal, pengukuran arah kiblat, pemetaan awal bulan hijriyah, dan perhitungan waktu shalat.

Dalam skripsi ini penulis hanya membatasi pembahasan pada seksi penyelenggaraan haji dan umrah. Kementerian Agama kota Cirebon dalam pengelolaan penyelenggaraan haji dan umrah dikelola oleh seksi penyelenggara haji dan umrah, dan pada seksi penyelenggaraan haji dan umrah juga memiliki kelompok kerja. Berikut struktur organisasi pada seksi penyelenggaraan haji dan umrah (garahajum) di kantor Kementerian Agama kota Cirebon menurut Asep Fauzi Firmansyah (staf pelaksana seksi penyelenggaraan haji dan umrah).29

a. Kepala Seksi penyelenggara haji dan umrah b. Pelaksana I (Pendaftaran dan dokumen haji)

c. Pelaksana II (Akomodasi, transport dan perlengkapan haji) d. Pelaksana III (Pembinaan haji dan umrah)

e. Pelaksana IV (Pengelolaan keuangan haji) f. Pelaksana V (Sistem informasi haji)

Secara struktural dapat digambarkan dalam bagan organisasi sebagai berikut:

29Asep Fauzi Firmansyah, wawancara pada tanggal 8 Juni 2018 pukul 14:54 wib

(18)

Struktur Organisasi Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Tahun 2018

(Bagan II. 2 Struktur Organisasi Kasi Haji dan Umrah 2018)

Adapun untuk lebih memahami satuan kerja pada seksi penyelenggra haji dan umrah, maka dapat diuraikan sebagai berikut, uraian tugas pokok penyelenggaraan haji dan Umrah:

a. Pelaksana I (Pendaftaran dan dokumen haji)

Bagian ini mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran haji dan cross cek persyaratan haji, proses pembatalan dan pengembalian BPIH, proses klaim Asuransi Jamaah Wafat, proses pelunasan BPIH, proses pemberangkatan dan pemulangan jamaah

Kepala Seksi Penyelengggara Haji dan

Umrah

Jajang Badruzaman, M.Ag

Pelaksana H. Asep Fauzi Firmansyah, M.Ag.

Pelaksana Susilawati, S.Pd.I.

Pelaksana Drs. H. Ahmad Sanukri S.H, MM

Pelaksana Tommy Sutiyawan, SH.

Pelaksana Ihsan, S.Pd.I

Pelaksana Adibatunnisa

(19)

haji, pemeriksaan PERDIM 11 dan proses pengurusan paspor, penerimaan dan pengolahan paspor hingga pengiriman ke SISKOHAT, pemrosesan DAPIH dan penyelesaian SPMA, penerimaan surat dan pencatatan berkas, penghimpunan bukti setor BPIH, serta penyusunan pramanitest.

b. Pelaksana II (Akomodasi, transport dan perlengkapan haji)

Bagian ini melayani hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan program kerja dibidang perbekalan dan akomodasi haji, membantu sosialisasi tentang barang bawaan jamaah haji, mempersiapkan angkutan jamaah untuk pemberangkatan dari daeerah ke asrama haji, menerima dan menyalurkan buku manasik haji, menyiapkan jadwal sosialisasi dibidang perbekalan dan akomodasi haji, menerima dan mendistribusikan koper jamaah haji ke calon jamaah.

c. Pelaksana III (Pembinaan haji dan umrah)

Bagian ini melayani hal-hal yang berkaitan dengan membantu dalam pembinaan awal bimbingan manasik haji, membantu dalam pembinaan Karu dan Karom, melakukan kegiatan administrasi dan tata usaha penyuluhan bimbingan penyelenggaraan haji dengan menerima data calon jamaah haji.

d. Pelaksana IV (Pengelolaan keuangan haji)

Bagian ini melayani hal-hal yang berkaitan dengan melakukan kordinasi dengan bendahara pengeluaran kantor kemenag kota cirebon terkait penyerahan dana BPIH, manasik dan DIPA seksi penyelenggara haji dan umrah, membuat rencana pengeluaran insidental bersama kepala seksi penyelenggaran haji dan umroh, menyelesaikan laporan (LPJ).

e. Pelaksana V (Sistem informasi haji)

Menyebarluaskan peraturan Perundang-Undangan dibidang perhajian, menghimpun data yang ada hubungannya dengan perjalanan dan sarana haji, membuat brosur tentang tata cara

(20)

pendaftaran ibadah haji, mengadakan hubungan baik dengan media masa maupun elektronik, mengadakan koordinasi dengan KBIH.30 2. Syarat dan Prosedur Pendaftaran Haji

Untuk masyarakat yang ingin melakukan pendaftaran ibadah haji, harus memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan.31

a. Adapun syarat pendaftaran haji, diantaranya:

1) beragama Islam

2) sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter.

3) memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.

4) memiliki Kartu Keluarga.

5) memiliki Akte Kelahiran atau surat kenal lahir atau Buku Nikah atau Ijazah (bila tidak punya bisa diganti surat keterangan dari camat).

6) apabila jamaah haji sudah punya paspor yang masih berlaku pada point d dan e diganti dengan photo copy paspor dengan menunjukan paspor aslinya.

7) memiliki tabungan untuk setoran awal diatas Rp. 25.000.000-, (dua puluh lima juta rupiah).32

Informasi syarat yang harus dipenuhi oleh calon jamaah haji ada pada dinding kantor seksi penyelenggara haji dan umrah Kementerian Agama Kota Cirebon, hal tersebut dimaksudkan agar mempermudah calon jamaah haji memenuhi syarat untuk melakukan pendaftaran ibadah haji.33

b. Prosedur Pendaftaran Ibadah Haji

Dengan adanya penetapan prosedur pendaftaran ibadah haji, maka akan membantu masyarakat dalam melakukan pendaftaran

30 Dokumentasi kantor kemenag kota cirebon bagian penyelenggara haji umroh.

31 Wawancara dengan bapak Jajang Badruzaman (selaku Kepala Seksi haji kantor Kementerian Agama kota Cirebon.tanggal 18 Mei 2018.

32 https://kemenag.go.id/berita/info_grafis_read/8/tata-cara-dan-persyaratan-pendaftaran- haji-reguler diakses pada tanggal 21 Mei 2018 pukul 15:36 WIB

33 Wawancara dengan bapak Jajang Badruzaman (selaku Kepala Seksi haji kantor Kementerian Agama kota Cirebon.tanggal 18 Mei 2018

(21)

ibadah haji dan mempermudah calon jamaah haji memenuhi syarat untuk melakukan pendaftaran ibadah haji. Selain itu, dengan adanya prosedur pendaftaran juga membantu satuan kerja atau seksi penyelengggaraan haji dan umrah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Adapun prosedur pendaftaran haji sebagai berikut:

1) Calon jamaah haji membuka tabungan haji pada Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) dengan saldo diatas 25 juta.

2) Calon jamaah haji menandatangani surat pernyataan memenuhi persyaratan pendaftaran haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI.

3) Calon jamaah haji melakukan transfer ke rekening Menteri Agama sebesar setoran awal BPIH.

4) BPS BPIH menerbitkan lembar bukti setoran awal yang berisi nomor validasi.

5) Calon jamaah haji yang bersangkutan wajib menyerahkan persyaratan pendaftaran kepada petugas kantor Kementerian Agama kabupaten/kota paling llambat 5 (lima) hari kerja setelah pembayaran setoran awal BPIH.

6) Calon jamaah haji mengisi formulir pendaftaran haji berupa Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) untuk dilakukan verifikasi berkas dan di entry pada aplikasi Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT).

7) Petugas kantor Kementerian Agama melakukan pengambilan foto dan sidik jari calon jamaah haji yang bersangkutan.

8) Calon jamaah haji menerima lembar bukti pendaftaran haji yang tercantum nomor porsi dan telah ditandatangani oleh petugas kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.34

Seperti halnya syarat-syarat yang harus dipenuhi calon jamaah haji untuk melakukan pendaftaran haji, informasi prosedur

34 https://jabar.kemenag.go.id/artikel-41836-prosedur diakses pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 16:12 WIB

(22)

pendaftaran haji juga ada di dinding kantor seksi penyelenggara haji dan umrah Kementerian Agama Kota Cirebon.35

Pendaftar ibadah haji tingkat kota Cirebon hinga Juli 2018 tercatat sebanyak 5287 orang,36 hal tersebut merupakan catatan rekor tersendiri mengingat masa tunggu pendaftar baru selama 15 tahun.

Berbeda dengan calon jemaah haji tahun 2018 yang berasal dari pendaftaran tahun 2010-2012, menjalani masa tunggu hanya 8 tahun saja.37

Dan sebanyak 331 jemaah haji asal kota Cirebon dijadwalkan menunaikan ibadah haji pada tahun ini, dengan jadwal keberangkatan pada awal Agustus 2018. Sebanyak 331 jamaah tersebut, berasal dari Kecamatan Kejaksan sebanyak 26 jemaah, Kecamatan Kesambi sebanyak 106 jemaah, Kecamatan Pekalipan sebanyak 9 jemaah, Kecamatan Lemahwungkuk sebanyak 24 jemaah, dan Kecamatan Harjamukti sebanyak 166 jemaah.38 Jumlah jemaah haji Kota Cirebon yang dijadwalkan berangkat pada tahun 2018 ini berdasarkan surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat.39

35 Wawancara dengan bapak Jajang Badruzaman (selaku Kepala Seksi haji kantor Kementerian Agama kota Cirebon.tanggal 18 Mei 2018

36 https://haji.kemenag.go.id/v3/basisdata/waiting-list diakses pada tanggal 18 Juli 2018 pukul 20.11 wib

37 https://jabar.kemeneag.go.id/dberita-506069-pendaftar-ibadah-haji-kota-cirebon- membludak-kakankemenag-perkenalkan-10-inovasi-penyelenggaraan-haji diakses pada tanggal 4 Juli 2018 pukul 17.19 wib

38 https://jabar.kemenag.go.id/dberita-506072-serba-serbi-penyelenggaraan-haji-kota- cirebon-tahun-2018

39 Jajang Badruzaman, wawancara Juni 2018

(23)

Tata Cara Pendaftaran Haji40

(Gambar II. 1 Tata Cara Pendaftaran Ibadah Haji)

40 Dokumentasi Kantor Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Cirebon MEMBUKA REKENING

TABUNGAN DI BANK PENERIMA SETORAN

MEMBAWA PERSYARATAN PENDAFTARAN HAJI UNTUK ENTRI SPPH DI KEMENTERIAN AGAMA PENYELENGARA HAJI DAN

UMRAH

KONSULTASI KE KANTOR KEMNETERIAN AGAMA PENYELENGARA HAJI DAN

UMROH

MENYERAHKAN BERKAS NO. PORSI KE KEMENTERIAN AGAMA

UNTUK REGISTRASI

MENYERAHKAN SPPH PADA BANK

SETOR AWAL UNTUK MENDAPATKAN

PORSI

(24)

3. Pelayanan Dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji

Bisa kita ketahui ratusan ribu umat Islam Indonesia pergi menunaikan ibadah haji, paling tinggi dibandingkan dengan negara- negara di dunia, serta mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sekalipun pemerintah melalui Peraturan Menteri Agama No 6 Tahun 2010 telah menaikkan setoran awal bagi jamaah haji reguler yang semula sebesar dua puluh juta rupiah menjadi dua puluh lima juta rupiah.41

Di Kota Cirebon saja Pendaftar haji hingga Juli 2018 tercatat sebanyak 5287 orang,42 dengan setoran awal masing-masing sebesar 25 juta rupiah. Dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan ibadah haji, seringkali calon jamaah haji menuntut suatu pelayanan yang sesuai dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk pelaksanaan ibadah haji. Berdasarkan hal tersebut pihak penyelenggara dalam hal ini Kementerian Agama yang bertindak sebagai penanggung jawab penyelenggara haji dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji sesuai dengan hak-hak mereka dengan tidak menyimpang dari aturan-aturan yang ada.43

Pada dasarnya, merealisasikan kepentingan publik merupakan kewajiban kolektif pemerintah dan masyarakat. Terdapat berbagai jenis kebutuhan dalam masyarakat, beberapa diantaranya dapat dipenuhi oleh masyarakat sendiri, dan sebagian yang lain hanya dapat dipenuhi oleh pemerintah.44 Dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2008 tentang Penyelengggaraan Ibadah Haji menjelaskan bahwa pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain

41 Riko Nazri, “Bank Haji Indonesia: Optimalisasi Pengelolaan Dana Haji Untuk Kesejahteraan Jamaah Haji Indonesia (Sebuah Gagasan)” karya tulis (Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia, 2013). 14

42 https://haji.kemenag.go.id/v3/basisdata/waiting-list diakses pada tanggal 18 Juli 2018 pukul 20.11 wib

43 M. Shidqon Prabowo, “Perlindungan Hukum Jma’ah Haji Indonesia Dalam Perspektif Perlindungan Konsumen” Jurnal (Semarang: Dosen Fakultas Hukum Universitas Wahid Hayim, 2014).

44 Nurul Huda, dkk. Keuangan Publik Islami, (Jakarta: Kencana, 2012). 1-3

(25)

yang diperlukan oleh jamaah haji.45 Dari penjelasan UU tentang penyelenggaraan Ibadah Haji tersebut, maka dapat kita ketahui hak jemaah haji adalah sebagai berikut;

a. Di Tanah Air (Indonesia) 1) Pembinaan

Pelayanan pembinaan calon jamaah haji dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama kota Cirebon tanpa dipungut biaya tambahan. Selain itu pembinaan dapat dilakukan oleh masyarakat, baik dilakukan dengan peseorangan maupun membentuk kelompok bimbingan.46 Pelayanan ini dilakukan dengan mengadakan pembinaan rutin berupa manasik dan bentuk latihan praktek ibadah haji lainnya, dengan tujuan demi keselamatan, ketertiban, serta kesempurnaan ibadah haji.47

Pelayanan pembinaan oleh Kementerian Agama kota Cirebon dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan, dengan rincian dua kali tingkat kota dan enam kali tingkat kecamatan yang bertempat di MTs N 1 dan MAN 1 Kota Cirebon, yang berlangsung selama 6 hari terhitung sejak tanggal 28 Juni 2018 sampai 3 Juli 2018. Dengan narasumber dari berbagai instansi, diantaranya Kementerian Agama, Dinas Kesehatan, Dinas Keimigrasian dan lain-lain. Bimbingan manasik tingkat kecamatan bertempat di MTs N 1 dan MAN 1 Kota Cirebon, yang berlangsung selama 6 hari terhitung sejak tanggal 28 Juni 2018 sampai 3 Juli 2018.

Bimbingan manasik tingkat kota salah satunya dilakukan pada tanggal 26 Juni 2018, bertempat di gedung Andalusia.48 Sebanyak 331 jemaah haji asal Kota Cirebon mengikuti bimbingan manasik haji secara massal di Gedung Andalusia pada

45 Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pasal 6.

46 Jajang Badruzaman, wawancara tanggal 23 Juli 2018.

47 M. Shidqon Prabowo, “Perlindungan Hukum Jema’ah Haji Indonesia Dalam Perspektif Perlindungan Konsumen” Jurnal (Semarang: Dosen Fakultas Hukum Universitas Wahid Hayim, 2014).

48 Jajang Badruzaman, wawancara tanggal 23 Juli 2018.

(26)

tanggal 26 Juni 2018. Bimbingan manasik diselenggarakan dalam rangka memberi pembekalan terkait penyelenggaraan ibadah haji dari mulai pemberangkatan hingga kepulangan jemaah haji nantinya. Kepala Kementerian Agama Kota Cirebon menyampaikan bimbingan selanjutnya akan dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan kegiatan pembekalan yang dipusatkan di MTsN 1 Kota Cirebon dan memastikan bahwa Kementerian Agama akan bekerja keras dalam memberikan pelayanan prima terkait penyelenggaraan ibadah haji.49

Pelayanan pembinaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan membentuk kelompok bimbingan, yaitu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Kelompok bimbingan tersebut harus mendapat rekomendasi dari Kementerian Agama, dan diperbolehkan memberi tarif dengan mengacu pada peraturan Kementerian Agama. Pada tahun 2018 Kementerian Agama membuat peraturan terakait biaya bimbingan yang dilakukan oleh kelompok bimbingan ibadah haji maksimal sebesar tiga juta lima ratus ribu rupiah, namun di kota Cirebon dalam penetapan biaya bimbingan tersebut dengan musyawarah melalui forum komunikasi KBIH, dengan hasil musyawarah menetapkan harga sebesar tiga juta rupiah.

Dengan biaya tersebut jamaah haji mendapatkan perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan bimbingan bersama KBIH, seperti konsumsi saat kegiatan, kain ihram, jas, dan lain- lain.50 Pembinaan oleh KBIH dilakukan sebanyak 15 kali,51 terhitung sejak bulan Januari. Di kota Cirebon keberadaan KBIH yang sudah memiliki izin atau rekomendasi dari pemerintah ada 3 (tiga), diantaranya:

49 https://jabar.kemenag.go.id/dberita-506068-331-jemaah-haji-ikut-bimsik-haji-massal- kota-cirebon diakses pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 17:19 wib

50 Fadlullah, KBIH Badrul Munir, wawancara tanggal 23 Juli 2018

51 Jajang Badruzaman, wawancara tanggal 23 Juli 2018

(27)

NO NAMA KBIH KETUA KBIH ALAMAT

1 ALISA H. MASYHUDI Jl. R. A. Kartini No.

45 Kota Cirebon

2 BADRUL

MUNIR

DRS. H. MOH.

SAYUTI

Jl. Kalitanjung No.

9. A

3 AL-HIDAYAH H. SUTRISNO Jl. Simaja Utara No.

48 Kel Drajat Kec.

Kesambi

Sumber : https://jabar.kemnag.go.id/artikel-24368-kelompok- bimbingan-ibadah-haji-kota-cirebon52

(Tabel II. 1 Daftar KBIH kota Cirebon) 2) Kesehatan

Dalam pelayanan kesehatan ini jamaah haji berhak mendapatkan obat-obatan maupun pelayanan medis ketika jamaah haji sakit. Dalam UU No 13 Tahun 2008 pasal 31 menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan haji dilakukan baik pada persiapan maupun pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji.53 Di tingkat kota Cirebon tanggung jawab kesehatan calon jamaah haji menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan kota Cirebon, berkoordinasi dengan pihak seksi penyelenggaraan haji kantor Kementerian Agama kota Cirebon.

Dalam hal ini, Kementerian Agama kota Cirebon diantaranya membuat jadwal pemeriksaan kesehatan termasuk jadwal vaksinasi meningitis meningococcus dan influenza bagi calon jamaah haji., dengan jadwal sebagai berikut:

52https://jabar.kemnag.go.id/artikel-24368-kelompok-bimbingan-ibadah-haji-kota-cirebon diakses pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 17:14 wib

53 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Sekertaris Negara, 2008). pasal 31.

(28)

NO HARI/

TANGG AL

PUKUL TEMPAT JEMAAH HAJI

DENGAN DOMISILI 1 SELASA

24 APRIL 2018

08.00 WIB S.D 11.00 WIB

PUSKESMAS PAMITRAN

KEC. KEJAKSAN, KEC. PEKALIPAN,

DAN KEC.

LEMAHWUNGKU K

2 RABU 25 APRIL 2018

08.00 WIB S.D 11.00 WIB

PUSKESMAS GUNUNGSA RI

KECAMATAN KESAMBI

3 KAMIS

26 APRIL 2018

08.00 WIB S.D 11.00 WIB

PUSKESMAS KALITANJU NG

KECAMATAN HARJAMUKTI

Sumber : Kantor Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Cirebon (Tabel II. 2 Jadwal tes Kesehatan)

3) Keimigrasian

Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menetapkan setiap warga negara Indonesia yang menunaikan ibadah haji menggunakan paspor biasa yang dikeluarkan oleh menteri yang membidangi urusan keimigrasian.54 Bagi calon jamaah haji yang belum memahami proses pembuatan paspor akan dibimbing oleh pihak Kementerian Agama atau KBIH dengan berkoordinasi dengan Dinas Keimigrasian.55 Menurut bapak Fadhlullah selaku petugas dari KBIH Badrul Munir menjelaskan pembuatan paspor

54 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No 2 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Sekertaris Negara, 2009). Pasal 32.

55 Jajang Badruzaman, wawancara 23 Juli 2018

(29)

atau dokumen yang terkait termasuk dalam pelayanan KBIH, calon jamaah tidak perlu khawatir karena dalam persiapan pemberangkatan akan terus dipantau.56

4) Transportasi

Pelayanan transportasi jamaah haji ke tempat embarkasi, ke Arab Saudi dan pemulangannya ke tempat embarkasi asal di Indonesia menjadi tanggung jawab Menteri dan berkoordinasi dengan menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang perhubungan.57 Ditingkat kota Cirebon permasalahan transportasi menjadi tanggung jawab pemerintah kota cirebon dalam hal ini Kementerian Agama kota Cirebon, sesuai dengan UU No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji pasal 35 angka (1) yang berbunyi transportasi jamaah haji dari daerah asal ke embarkasi dan dari embarkasi ke daerah asal menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.58

Menurut Jajang Badruzaman selaku Kepala Seksi Haji dan Umrah Kemenag Kota Cirebon, rombongan jamaah haji tingkat kota Cirebon akan menuju Embarkasi Bekasi dengan menggunakan bus, yang rencananya pemberangkatan dari daerah asal dilakukan di lapangan Makorem 063/Sunan Gunung Jati pada tanggal 9 Agustus 2018. Selanjutnya jamaah haji akan diterbangkan ke Arab Saudi dari Bandara Soekarno-Hatta dan akan langsung tiba di Mekkah, karena rombongan jamaah haji kota Cirebon merupakan rombongan yang berangkatan pada gelombang kedua keberangkatan.59

5) Akomodasi

Akomodasi jamaah haji sebelum pembaragkatan ke Tanah Suci meliputi akomodasi di tanah air yaitu asrama haji transit dan

56 Fadhlulllah, Wawancara 23 Juli 2018

57 Undang-Undang Republik Indonesia Nomr 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Sekertaris Negara. 2008). pasal 33 angka 1.

58 Undang-Undang Republik Indonesia Nomr 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Sekertaris Negara. 2008). pasal 35 angka (1).

59 https://www.radarcirebon.com/kemenag-kota-cirebon-distribusikan-koper-calon- haji.html diakses pada tanggal 18 Juli 2018 pukul 20.18 wib.

(30)

embarkasi. Pengolahan asrama haji berupa kegiatan yang meliputi perencanaan, pengamanan, pemeliharaan dan pendayagunaan secara optimal tanah dan bangunan serta sarana, prasarana dan fasilitas yang menunjang asrama haji untuk pelayanan operasional haji, dimana pengelolaan ini menjadi tanggung jawab Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) embarkasi dan/atau transit.60

Pemerintah Daerah Kota Cirebon dalam hal ini Kementerian Agama Kota Cirebon selaku yang bertanggung jawab terhadap asrama haji yaitu tempat penyelenggaraan pelayanan jamaah haji untuk kesiapan pemberangkatan ke asrama.

Sebanyak 331 jamaah haji kota Cirebon tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 76 JKS, yang dijadwalkan masuk asrama Embarkasi Haji Bekasi pada 9 Agustus 2018.61

6) lain-lain

Selain yang sudah disebutkan di atas hak jamaah haji juga meliputi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder.

Kebutuhan primer diantaranya adalah konsumsi baik dalam persiapan keberangkatan sampai penyelenggaraan ibadah haji.

Dalam kesiapan keberangkatan misalnya hak mendapat konsumsi dalam kegiatan manasik haji yang diselenggarakan pihak Kementerian Agama, pada saat transit di embarkasi, dan lain-lain.

Kebutuhan sekunder bagi jamaah haji diantaranya pengadaan koper, tas jinjing, tas paspor, kain ihram, payung dan lain sebagainya. Di kota Cirebon, koper sudah tiba di kantor Kementerian Agama kota Cirebon pada tanggal 10 Juli 2018 dan didistribusikan kepada jamaah haji melalui KBIH-KBIH dimulai tanggal 23 Juli 2018.62

60 M. Shidqon Prabowo, “Perlindungan Hukum Jema’ah Haji Indonesia Dalam Perspektif Perlindungan Konsumen” Jurnal (Semarang: Dosen Fakultas Hukum Universitas Wahid Hayim, 2014).

61 https://jabar.kemenag.go.id/dberita-506072-serba-serbi-penyelenggaraan-haji-kota- cirebon-tahun-2018 diakses pada tanggal 4 Juli 2018

62 Jajang Badruzaman, wawancara 23 Juli 2018

(31)

b. Di Arab Saudi 1) Pembinaan

Memperoleh bimbingan ibadah dan manasik haji. Demi kelancaran penyelenggaraan ibadah haji, pembinaan terus dilakukan hingga ke Arab Saudi. Di tingkat pemerintah kota Cirebon dalam hal ini Kementerian Agama kota Cirebon dengan calon jamaah haji yang merupakan bagian dari kloter 76 JKS, dengan di dampingi oleh 6 orang petugas dari unsur Kementerian Agama, perangkat daerah, dokter, dan paramedis. Diantara 6 petugas tersebut, terdiri dari 2 orang TPIH (Tim Petugas Ibadah Haji) dan TPIHI (Tim Pemandu Ibadah Haji Indonesia). TPIH dan TPIHI merupakan petugas operasional yang menyertai jamaah haji yang bertugas memberikan bimbingan-bimbingan mengenai perhajian kepada jamaah haji.63

Selain itu untuk mempersiapkan petugas haji tingkat kota Cirebon, Kementerian Agama kota Cirebon melakukan seleksi calon petugas haji dengan tujuan memastikan kualitas petugas haji.64 Seleksi calon petugas haji tingkat kota Cirebon dilaksanakan dalam beberapa tahapan, salah satunya tes tulis yang dilaksanakan serentak bersama di daerah lainnya. Tes tulis tersebut menggunakan sistem computer assisted test (CAT) berbasis Android, yang dapat diakses menggunakan smartphone.

Seleksi petugas haji tingkat kota Cirebon tersebut dilaksanakan pada 29 Maret 2018, bertempat di At-Taqwa Center.

2) Kesehatan

Di tingkat pemerintah kota Cirebon dalam hal ini Kementerian Agama kota Cirebon dengan calon jamaah haji yang merupakan bagian dari kloter 76 JKS, dengan di dampingi oleh 6 orang petugas dari unsur Kementerian Agama, perangkat daerah, dokter, dan paramedis. Diantara 6 petugas tersebut, terdiri dari 3

63 https://jabar.kemenag.go.id/dberita-506072-serba-serbi-penyelenggaraan-haji-kota- cirebon-tahun-2018 diakses pada tanggal 4 Juli 2018 pukul 17.14 wib

64 Jajang Badruzaman, wawancara.

(32)

orang TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia). TKHI alah pelaksana pengamanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia selama diperjalanan dan Arab Saudi.65

Menurut bapak Jajang Badruzaman, pada tahun 2018 ini jamaah haji akan mendapat payung kecil dan semprotan air dari dinas kesehatan untuk mengurangi dampak cuaca panas di Arab Saudi.66

3) Tranportasi

Pelayanan transportasi jamaah haji di Arab Saudi dengan menyediakan bus untuk mengantar jamaah haji ke berbagai tempat tujuan di Arab Saudi. Ketika di Arab Saudi jamaah haji dijamin atas pelayanan transportasi untuk perjalanan dari Mekkah ke Madinah dan lain sebagainya. Bagi jamaah haji yang menempati pemondokan cukup jauh dari Masjidil Haram memperoleh pelayanan transportasi.

Pada tahun 2018 tempat tinggal calon jamaah haji asal Kota Cirebon selama di Mekah berada di wilayah Jarwal Sektor 11 berjarak tidak lebih dari 1,5 km dari Masjidil Haram yang tergolong dekat, sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.67 4) Akomodasi

Hak jamaah haji atas layanan akomodasi di Arab Saudi yaitu berupa pemondokan di Makkah, Madinah, Arafah, dan lain- lain. Pengadaan akomodasi yang menjadi hak jamaah haji harus memenuhi syarat kesehatan, kenyamanan, kemudahan dan keamanan jamaah haji beserta barang bawaan.68 Pada tahun 2018 tempat tinggal calon jamaah haji asal Kota Cirebon selama di Mekah berada di wilayah Jarwal Sektor 11 berjarak sekitar 1,32

65 https://jabar.kemenag.go.id/dberita-506072-serba-serbi-penyelenggaraan-haji-kota- cirebon-tahun-2018 diakses pada tanggal 4 Juli 2018 pukul 17.14 wib

66 Wawancara dengan bapak Jajang Badruzaman selaku kepala seksi haji kemenag kota Cirebon. Pada tanggal 2018.

67 Jajang Badruzaman, wawancara tanggal 23 Juli 2018.

68 M. Shidqon Prabowo, “Perlindungan Hukum Jema’ah Haji Indonesia Dalam Perspektif Perlindungan Konsumen” Jurnal (Semarang: Dosen Fakultas Hukum Universitas Wahid Hayim, 2014)

(33)

km dari Masjidil Haram yang tergolong dekat, hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Haji dan Umrah pada kesempatan bimbingan manasik haji massal di gedung Andalusia pada 26 Juni 2018 lalu.69

Hak jamaah haji atas pelayanan akomodasi di Arab Saudi pada tahun 2018 ini menjadi salah satu dari 10 novasi yang di gagas Kemneterian Agama, bahwa sistem sewa akomodasi satu musim penuh untuk sebagian hotel di Madinah.70

5) Konsumsi

Hak jamaah haji atas pelayanan konsumsi di Arab Saudi meliputi katering di Mekkah dan Madinah, menurut bapak Jajang selaku kepala penyelenggara haji dan umrah konsumsi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diberikan penuh sebanyak 2 kali sehari baik di Mekkah maupun Madinah.71 Pada tahun 2018 ini pelayanan konsumsi menjadi salah satu dari 10 inovasi yang digagas Kementerian Agama dalam rangka memberikan pelayanan terhadap pelaksanaan ibadah haji, bahwa penggunaan bumbu masak dan juru masak berasal dari Indonesia, serta menambah layanan katering di Mekah.72 Selain pelayanan konsumsi, jamaah haji diberikan sejumlah uang (living cost) sebesar 1500 real untuk kebutuhan di Arab Saudi.

Menurut bapak Fatih, pelayanan konsumsi di Arab Saudi pada tahun 2018 ini berbeda dari tahun sebelumnya. Pada tahun ini ada peningkatan, di Mekkahnya saja jamaah haji mendapat 40 kali makan yang sebelumnya hanya sekitar 26 kali.73

69 https://jabar.kemenag.go.id/dberita-506070-bimsik-haji-massal-kota-cirebon-kasi-phu- sampaikan-info-keberangkatan diakses pada tanggal 4 Juli 2018 17.30 wib

70 https://jabar.kemeneag.go.id/dberita-506069-pendaftar-ibadah-haji-kota-cirebon- membludak-kakankemenag-perkenalkan-10-inovasi-penyelenggaraan-haji diakses pada tanggal 4 Juli 2018 pukul 17.19 wib

71 Jajang Badruzaman, wawancara 23 Juli 2018

72 https://jabar.kemeneag.go.id/dberita-506069-pendaftar-ibadah-haji-kota-cirebon- membludak-kakankemenag-perkenalkan-10-inovasi-penyelenggaraan-haji diakses pada tanggal 4 Juli 2018 pukul 17.19 wib

73 Wawancara dengan Fatih selaku ketua yayasan Badrul Munir, pada tanggal 2 Agustus 2018

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat 4 jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat diferensiasi mereka menurut (Kotler, 2005:221-222), yaitu :.. a)

Dalam budaya masyarakat tradisional di lahan rawa, terutama etnis Banjar dan juga banyak ditiru oleh petani tarnsmigrasi seperti di lahan gambut dangkal/bergambut Desa Suryakanta

badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat adalah pengertian Farmasi Industri berdasarkanb. Surat Keputusan

Dari kecil kita harus mulai menerima kenyataan bahwa dunia ini sudah jatuh dalam dosa sehingga kita makin menyadari bahwa kita membutuhkan Juruselamat, yaitu Tuhan Yesus, yang

(2) Pendistribusian Minuman Beralkohol hanya dapat dilakukan Produsen atau Importir Terdaftar Minuman Beralkohol, distributor dan sub distributor kepada distributor, sub

Dengan memanfaatkan Simple Network Management Protocol (SNMP) dapat dihasilkan suatu mekanisme untuk mendapatkan informasi tentang lalu lintas (traffic) data sebuah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap lirik lagu Banda Neira, penulis berharap Banda Neira dapat kembali meramaikan belantika musik Indonesia karena Banda Neira merupakan

Lan honetan, FTLD multzoan sartzen diren gaixotasun familiar eta esporadi- koak dituzten gaixo serie baten analisi kliniko, molekular eta patologikoak aur- kezten ditugu, eta