KARYA TULIS AKHIR
PERBANDINGAN KADAR C REACTIVE PROTEIN PADA BERBAGAI DERAJAT BACTERIAL LOAD PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
KASUS BARU
DI RUMAH SAKIT PARU BATU, JAWA TIMUR
Oleh :
NUR RAHMAH DIAN PRATIWI 09020003
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
i
HASIL PENELITIAN
PERBANDINGAN KADAR C REACTIVE PROTEIN PADA BERBAGAI DERAJAT BACTERIAL LOAD PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
KASUS BARU
DI RUMAH SAKIT PARU BATU, JAWA TIMUR
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam menyelesaikan Program sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
NUR RAHMAH DIAN PRATIWI 09020003
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal: 3 Agustus 2013
Pembimbing I
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
Pembimbing II
dr. Indah Serinurani Effendi
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
iii
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis oleh Nur Rahmah Dian Pratiwi
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 3 Agustus 2013
Tim penguji
dr. Diah Hermayanti, Sp.PK Ketua
dr. Indah Serinurani Effendi Anggota
iv ABSTRAK
Pratiwi, Nur Rahmah Dian. 2013. Perbandingan Kadar C Reactive Protein Pada Berbagai Derajat Bacterial Load Pada Pasien Tuberkulosis Paru Kasus Baru Di Rumah Sakit Paru Batu Jawa Timur. Tugas Akhir, fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (I) Diah Hermayanti. Pembimbing (II) Indah Serinurani Effendi
Latar Belakang : Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ( M.tb ). Saat ini kriteria terpenting untuk menetapkan dugaan diagnosis TB adalah berdasarkan pewarnaan tahan asam. Walau demikian, metode ini kurang sensitif, karena baru memberikan hasil positif bila terdapat >103 organisme/ml sputum. C Reactive Protein ( CRP ) merupakan salah satu protein fase akut, termasuk golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai imunitas. CRP dapat dijadikan sebagai pemeriksaan tambahan untukmenunjang diagnosis TB.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui kadar C Reactive Protein pada berbagai derajat bacterial load pada penderita tuberkulosis paru kasus baru
Metode Penelitian : Observational analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi adalah pasien TB paru kasus baru di Rumah Sakit Paru Batu, Jawa Timur periode Juni – Juli 2013 yang berjumlah 15 pasien.
Hasil dan Pembahasan : Hasil ANOVA didapatkan perbandingan yang tidak bermakna antara kadar C Reactive Protein dengan derajat bacterial load yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,214 yang lebih besar dari 0,005.
v ABSTRACT
Pratiwi, Nur Rahmah Dian. 2013. The Relationship Between C Reactive Protein Level With Each Bacterial Load In New Cases Of Pulmonary Tuberculosis At Paru Hospital of Batu. Final Assignment, Medical Faculty, University Of Muhammadiyah Malang. Advisor (I) : Diah Hermayanti. Advisor (II) Indah Serinurani Effendi
Background : Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis (M.tb). Today, the most important criteria to establish presumptive diagnosis of TB was based on acid-fast stain ( BTA ). However, this method is less sensitive, because the new positive results when there are >103 organisms / ml sputum. C Reactive protein (CRP) is one of the acute phase proteins, including the class of proteins whose levels are elevated in the blood of acute infection as immunity. CRP can be used as an additional check to support the diagnosis of TB.
Research Objective : Knowing the levels of C reactive protein in various degrees of bacterial load in new tuberculosis cases
Research Method : This study used observational analytic with a cross sectional study. Population is a new case of pulmonary tuberculosis patients in Paru Hospital Batu, East Java, period from June to July 2013 with 15 samples.
Result and Discussion : Results of ANOVA comparisons are not significance between C reactive protein levels with the degree of bacterial load as indicated by the significance value 0.214 is greater than 0.005.
Conclusion : There is no differentiation levels of C reactive protein in various degrees of bacterial load in pulmonary tuberculosis new cases patients.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran.
Meskipun saat penyusunan karya tulis ini tidak sedikit hambatan dan masalah yang senantiasa penulis temui, akan tetapi dengan semangat dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ini dapat penulis selesaikan dengan baik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. dr. Diah Hermayanti, Sp.PK selaku pembimbing pertama 2. dr. Indah Serinurani Effendi selaku pembimbing kedua 3. dr. Melany Farahdilla, M.Kes. Sp.A selaku penguji 4. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku dekan FK UMM 5. Keluarga tercinta yang selalu mendukung penulis
6. Teman – teman dan pihak – pihak lain yang telah membantu terselesaikannya karya tulis akhir ini
7. Semoga segala amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat ridha dan berkah yang berlimpah dari Allah SWT. Akhir kata, dengan ketulusan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun. Semoga karya tulis akhir ini memberikan manfaat yang besar bagi pihak – pihak yang memerlukan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Malang, Agustus 2013
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kekuatan, kerahmatan dan segala berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 2. Terima kasih kepada ibu dan ayah, ibu Hana dan ayah Sutaji tercinta atas
segala cintanya, kasih sayang, dukungan, kesabaran, perhatian dan do’a yang senantiasa mengiringi langkah saya. Segala kata yang terucap tak akan bisa melukiskan betapa besar kasih ibu dan ayah kepada saya. Sedikitpun saya tidak bisa membalas apa yang ibu dan ayah berikan.
3. Terima kasih kepada kakak pertamaku tercinta, mas Heri, mbak Mira, si lucu Dimas dan si cantik Putri yang senantiasa membantu kelancaran kuliah saya dalam bentuk apapun. Insyaallah setelah saya sukses saya dapat membalas apa yang telah kalian berikan.
4. Terima kasih kepada kakak keduaku tercinta, mas Beni, mbak Yani, Aditya dan Abisatya yang ngegemesin atas segala bantuan dalam kelancaran kuliah saya. Insyaallah setelah saya sukses saya dapat membalas apa yang telah kalian berikan.
5. Kepada seluruh dosen pengajar FK UMM, terima kasih atas segala bimbingannya selama ini yang telah sabar membimbing dan memberi ilmu kepada kami sehingga kelak kami akan menjadi calon – calon dokter yang baik.
6. Kepada staf TU FK UMM, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya 7. Terima kasih kepada dr.Diah Hermayanti, Sp.PK, yang telah memberikan
bantuan selama proses pembuatan karya tulis ini dari awal pengajuan judul hingga selesai.
8. Terima kasih kepada dr.Indah Serinurani Effendi, yang telah dengan sangat sabar membimbing.
9. Terima kasih kepada dr.Melany Farahdilla M.Sc. Sp.A, yang telah dengan sangat sabar membimbing
10.Kepada staf rumah sakit RS Paru Batu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya
viii
12.Terima kasih kepada dr.Febria Rizky, yang telah dengan sangat banyak membantu berjalannya proses penelitian selama d RS Paru Batu.
13.Terima kasih kepada 15 orang yang tidak bisa sebut namanya, terima kasih atas bantuannnya, tanpa saudara sekalian mustahil karya tulis ini dapat terselesaikan
14.Terima kasih kepada dokter Woro dan dokter Emi, yang senantiasa membimbing
15.Kepada kekasihku Ikafi, terima kasih atas segala bantuan waktu dan tenaga. Terima kasih juga buat cincin 24 karatnya serta jangan lupa sering – sering mentraktir makanan enak.
16.Kepada keluargaku Small Stone tercinta, terkasih, tersayang terima kasih buat segala bantuannya. Si Iska putri Sidoarjo yang bisa masak dan selalu punya banyak jajan sehingga SS selalu sehat, si Enna’ putri Blitar yang berkatnya penulis bisa menaiki kereta api juga berkatnya SS dapat masak – masak di dapur kosnya. Si Unyul putri benua Klaten yang merupakan saudara pertama saya sejak saya lahir di FK UMM, dengannya saya merasakan nikmatnya pesmaba, perna jatuh bareng d LKMM, buka dan ketiduran di Warnet dan dialah bidadari surga yang dikirim oleh Allah sehingga saya bisa bertemu dengan kekasih q tercinta. Si Uci’ putri Gresik yang selalu menghibur SS dengan lagu – lagu ciptaan terbaiknya, juga sebagai tetangga asal sehingga saya bisa nebeng pulang. Juga si Era yang selalu perhatian dengan anggota SS yang lain. Semoga keluarga kecil ini bisa berlanjut hingga tebentuklah SS junior. Jangan lupa rencana buat anak – anak kita kelak ( simpanlah hasil skripsi kalian baik - baik ).
17.Terima kasih kepada seluruh teman – teman FK UMM ’09 atas segala bentuk kekompakannya.
18.Terima kasih juga buat adek kosnya Enna’, Yananda Maulina tercinta, tanpanya hasil skripsi ini tidak akan sempurna, semoga kelak engkau akan menjadi pemeran film atau model terbaik.
ix DAFTAR ISI
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HASIL PENELITIAN ... ii
LEMBAR PEGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGUJIAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR ... ... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5
x
2.1.1 Mycobacterium tuberculosis ... 5
2.1.2 Sejarah tuberkulosis Paru ... 7
2.1.3 Epidemiologi tuberkulosis paru ... 8
2.1.4 Patofisiologi tuberkulosis paru ... 9
2.1.5 Klasifikasi tuberkulosis paru ... 13
2.1.5.1 Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena ... 13
2.1.5.2 Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis ... 14
2.1.2.3 Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit ... 14
2.1 5.4 Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya ... 14
2.1.2.3 Klasifikasi berdasarkan pemeriksaan radiologis ... 15
2.1.6 Pemeriksaan tuberkulosis paru ... 16
2.1.6.1 Pemeriksaan fisik ... 16
2.1.6.2 Pemeriksaan dahak mikroskopis ... 17
2.1.6.3 Pemeriksaan biakan ... 17
2.1.6.2 Pemeriksaan tes resistensi ... 18
2.1.6.3 Pemeriksaan laboratorium tambahan ... 18
2.1.6.3 Pemeriksaan radiologis ... 19
2.1.7 Diagnosis tuberkulosis Paru ... 21
2.1.7 Directly Observed Treatment Short Course Strategy ( DOTS ) ... 24
2.2 C Reactive Protein ( CRP ) ... 26
xi
2.2.2 Peran CRP dalam inflamasi ... 26
2.2.3 Cara pemeriksaan CRP ... 27
2.2.4 Fungsi tes CRP ... 27
2.2.5 CRP pada tuberkulosis paru ... 28
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 30
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 30
3.2 Hipotesis ... 32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 33
4.1 Jenis Penelitian ... 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
4.2.1 Lokasi penelitian ... 33
4.2.2 Waktu penelitian ... 33
4.3 Populasi dan Sampel ... 33
4.3.1 Populasi penelitian ... 33
4.3.2 Sampel penelitian ... 33
4.3.3 Variabel penelitian ... 34
4.3.3.1 Variabel bebas ... 35
4.3.3.2 Variabel tergantung ... 35
4.3.4 Definisi operasional ... 35
4.4 Teknik pengumpulan data ... 35
4.5 Alur penelitian ... 36
4.6 Analisis Data ... 36
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 37
xii
5.1.1 Karakteristik sampel Berdasarkan jenis kelamin ... 37
5.1.2 Karakteristik sampel berdasarkan pemeriksaan BTA ... 38
5.1.3 Karakteristik berdasarkan pemeriksaan CRP ... 39
5.2 Analisis data ... 40
5.2.1 Normalitas data ... 41
5.2.1 Homogenitas data ... 41
5.2.3 Analisis one way ANOVA ... 41
BAB 6 PEMBAHASAN ... 43
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN ... 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.1 Distribusi penderita TB paru 40
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Mycobacterium tuberculosis 7
2.2 Mekanisme Imun padaTuberkulosis 11
2.3 Cytokine release, C-reactive protein, and atherosclerosis 13
2.4 Efek biologik TNF 13
2.5 Alur diagnosis TB Paru 24
3.1 Kerangka konseptual penelitian 31
4.1 Alur penelitian 37
5.1 Distribusi penderita TB paru 40
5.2 Distribusi penderita TB paru berdasarkan pemeriksaan BTA 41 5.3 Grafik perbandingan kadar CRP pada berbagai kelompok
xv
DAFTAR SINGKATAN
APP : Acute phase protein BCG : Bacillus Calmette-Guerin
BTA : Basil Tahan Asam
CDR : Case Detection Rate
CMI : Cellular Mediated Immunity CRP : C Reactive Protein
DOT : Directly Observed Therapy
DOTS : Directly Observed Treatment Short-Course DTH : Delayed Type Hypersensitivity
ELISA : Enzyme linked immunosorbent assay Hs : High sensitive
IFN : Interferon
IL : Interleukin
IUATLD : International Union Againts Tuberculosis and Lung Disease
L J : Lowenstein – Jensen
LAM : Lipoarabinomannan
LED : Laju Endap Darah
M. tb : Mycobacterium tuberculosis MDR : Multy Drugs Resistance
MHC : Major histocompatibility complex NK : Natural killer
xvi
PMO : Pengawas Minum Obat
PPD : Purified Protein Derivative
PPTI : Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia
SM : Sebelum Masehi
SPS : Sewaktu Pagi Sewaktu
SPSS : Statistic package for social and science
TB : Tuberkulosis
Th : T helper
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Aditama T, 2006, Mekanisme Proteksi Imun, Jurnal Tuberkulosis Indonesia, Vol 3 No 2 September 2006 ( Online ), tersedia dari : http://tbindonesia.or.id/pdf/Jurnal_TB_Vol_3_No_2_PPTI.pdf, diakses pada 15 November 2011.
Amin Z, Bahar A, 2006, Tuberkulosis Paru, In : Sudoyo W, Setiyohadi B, Alwi I, et al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Interna Publishing, Jakarta, hal. 988 – 1000.
Bao SW, Gong C, 2010, Chemiluminescent Immunoassay for high-sensitivity C-reactive protein ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21090122, diakses pada 22 Februari 2013. Baratawidjaja KG, Rengganis I, 2009, Gambaran Umum Sistem Imun, In :
Baratawidjaja KG, Rengganis I, Imunologi Dasar, Edisi ke – 8, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 36 - 37 .
Baratawidjaja KG, Rengganis I, 2009, Sitokin, In : Baratawidjaja KG, Rengganis I, Imunologi Dasar, Edisi ke – 8, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 226 – 229. Cakan W, Bezirci H, 2008, Assessment of Diagnostic Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay Kit and Serological Markers in Human Brucellosi ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18806343, diakses pada 22 Februari 2013.
Caner SS, 2007, The Relation of Serum Interleukin-2 and C-reactive protein Levels with Clinical and Radiological Findings in Patients with Pulmonary Tuberculosis( Online ), tersedia dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17978920, diakses pada 04 Desember 2012.
Choi CM, 2009, Role of The C Reactive Protein for the Diagnosis of TB Among Military Personnel in South Korea ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17263297, diakses pada 15 November 2011.
Depkes RI, 2008, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi 2 cetakan kedua, Depkes RI, Jakarta.
Depkes RI, 2010, Pengendalian Tuberkulosis Salah Satu Indikator Keberhasilan
Pencapaian MDG’S ( Online ), tersedia dari :
xviii
Depkes RI, 2012, Pengendalian Kasus Tuberkulosis Harus Berkualitas Untuk Mencegah Terjadinya TB – MDR ( Online ), tersedia dari : http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2145-berobat-gratis-pasien-tb-bisa-sembuh-asal-patuh-.html, diakses pada 03 Maret 2013.
Dinkes Jatim, 2006, Profil Kesehatan Profinsi jawa Timur 2006 ( Online ),
tersedia dari :
http://dinkes.jatimprov.go.id/cari/pencarian_content_dinas_kesehatan_pro pinsi_jawa_timur.html?cx=006916874775185679089%3Ama5cjnrgro8&c of=FORID%3A11&ie=ISO-8859-1&q=profil+kesehatan+2006&sa=Cari&siteurl=dinkes.jatimprov.go.id%2 F&ref=www.google.com%2Furl%3Fsa%3Dt%26rct%3Dj%26q%3Ddinke s%2520jatim%2520%26source%3Dweb%26cd%3D1%26ved%3D0CDE QFjAA%26url%3Dhttp%253A%252F%252Fwww.dinkesjatim.go.id%252 F%26ei%3D_NE8UezfAoqyrAelxYCwDw%26usg%3DAFQjCNH9FROv aQdkqxNAMFU_eFA53ce61A%26bvm%3Dbv.43287494%2Cd.bmk&ss =12975j9013793j32, diakses pada 01 januari 2012.
Handono K, Suryana L, 2012, Korelasi Kadar CRP, TNF α dan Bone Mineral Density dengan Carboxyterminal Crosslinked Telopeptide Type 1 of Collagen di Penderita Artritis Reumatoid, Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory Vol. 18 No. 2 Maret 2012 ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18806343, diakses pada 18 Februari 2013.
Hardiman D, 2008, Metformin Dosis Rendah Jangka Pendek dan Resiko Timbulnya Aterosklerosis pada Penderita Prediabetes Non Obes ( Online ), tersedia dari : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmi/article/view/3813, diakses pada 02 Maret 2013.
Herlina M, Nataprawira, 2011, Association Of Serum C Reactive Protein And Leptin Levels With Wasting In Chilhood Tuberculosis, Singapore Med. J. 2011 ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21731999, diakses pada 15 November 2011.
Hirschfield GM, Pepys S, 2003, C Reactive Protein : A Critical Update ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12813013, diakses pada 15 November 2011.
Ilhan N, Akbulut N, 2004, C Reactive Protein, Procalcitonin, Interleukin 6, Vascular Endothelial Growth Factor, And Oxidative Metabolites In Diagnosis Of Infection And Staging With Patient Gastric Cancer, World J. Gastroenterol Vol. 10 No. 8 April 15, 2004 ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15069709. diakses pada 15 November 2011.
xix
Kang YA, Kwon YC, 2009, Role of C reactive protein and Procalcitonin in Differentiation of Tuberculosis from Bacterial Community Acquired
Pneumonia ( Online ), tersedia dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2784977/, diakses pada 15 November 2011,
Kumar V, Abbas AK, Fauston N et al, 2010, Robbins and Cotran Pathologic Basic of diasease, Ed 8th ( Online ) : tersedia dari : http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/imunopatologi-tuberkulosis/, Diakses pada 11 april 2013.
Labarrere CA, 2004, C Reactive Protein : From Innocent Bystander to Povital Mediator of Atherosclerosis ( Online ), Tersedia dari : www.sciencedirect.com/science/article/pii/s0002934304004321?np=y, diakses pada 10 April 2013.
Lyanda A, 2012, Rapid TB test, Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol 8 Maret 2012 ( Online ), tersedia dari : http://ppti.info/ArsipPPTI/PPTI-Jurnal-Maret-2012.pdf, diakses pada 03 Maret 2013.
Masniari L, Aditama TY, 2007, Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan Penderita TB Paru ( Online ), tersedia dari : http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-07-07/dr.linda.htm, diakses pada 18 Februari 2013.
Notoatmodjo S, 2010, Metodologi Penelitian kesehatan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rampengan SH, 2007, myeloperoxidase As A Predictor For Subsequent Cardiovascular Events In Patients With Acute Myocardial Infarction, jurnal kardiologi indonesia vol. 28 No. 4 juli 2007 ( Online ), tersedia dari : http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/karidn/article/view/761, diakses pada 22 Februari 2013.
Raviglione MC, O’Brien, 2008, Mycobacterial disease, In : Fauci As, Braunwald E, Kasper DL et al, Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th Edition, Mc Graw Hill, New York, pp. 1006 – 1020.
Reeves G, 2007, C Reactive Protein, Abnormal Laboratory Result ( Online ),
tersedia dari :
http://www.australianprescriber.com/magazine/25/2/artid/573, diakses pada 15 November 2011.
xx
Utama IM, 2012, Uji Diagnostik C reactive protein, Leukosit, Nilai Total Neutrofil dan Suhu Pada Anak Demam Dengan Penyebab yang Tidak
Diketahui ( Online ), tersedia dari :
http://www.idai.or.id/saripediatri/abstrak.asp?q=802 , diakses pada 17 Januari 2013.
Wijaya AA, 2012, Merokok dan Tuberkulosis, Jurnal Tuberkulosis Indonesia Vol 8 Maret 2012 ( Online ), tersedia dari : http://ppti.info/ArsipPPTI/PPTI-Jurnal-Maret-2012.pdf, diakses pada 03 Maret 2013.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ( M.tb ). Meskipun dapat menyerang hampir semua
organ tubuh, namun bakteri ini lebih sering menyerang organ paru ( 80 – 85 % ) ( Depkes RI, 2008 ). M.tb bakteri berbentuk basil aerobik dengan ukuran sekitar 0,4 – 3 µm. Dinding sel bakteri ini terdiri dari lipid, protein dan polisakarida. Mycobacteria kaya akan lipid termasuk asam mikolat ( asam lemak rantai panjang
C78 – C90 ), bahan lilin, dan pospatida. Dalam sel, lipid secara luas berikatan dengan protein dan polisakarida. Lipid juga bertanggung jawab terhadap kecepatan dalam pewarnaan tahan asam ( Jawetz, 2005 ).
atau 244/100.000 penduduk. Angka kematian karena TB paru diperkirakan 91.368 per tahun atau setiap hari ada 250 orang meninggal ( Depkes RI, 2010 ).
Saat ini kriteria terpenting untuk menetapkan dugaan diagnosis TB adalah berdasarkan pewarnaan tahan asam. Walau demikian, metode ini kurang sensitif, karena baru memberikan hasil positif bila terdapat >103 organisme/ml sputum. Kultur memiliki peran penting untuk menegakkan diagnosis TB karena mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada pewarnaan tahan asam. Kultur Lowenstein-Jensen (LJ) merupakan baku emas metode identifikasi M.tb, dengan sensitivitas dan spesifisitas masing-masing 99% dan 100%, akan tetapi waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil kultur cukup lama, yaitu sekitar 8 minggu ( Saptawati, 2012 ).
C Reactive protein ( CRP ) merupakan salah satu protein fase akut, termasuk golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai imunitas nonspesifik ( Baratawidjaja, 2009). Pembentukan CRP akan meningkat pada 4-6 jam , jumlahnya bahkan menjadi 2 kali lipat 8 jam setelah peradangan. Kadar CRP akan terus meningkat seiring dengan proses inflamasi yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Apabila terjadi penyembuhan, akan terjadi penurunan kadar CRP secara cepat oleh karena CRP mempunyai waktu paruh 4-7 jam. Kinetik metabolisme CRP sejalan dengan derajat peradangan dan derajat penyembuhan yang terjadi ( Utama, 2012 ). CRP dapat dijadikan sebagai pemeriksaan tambahan untuk menunjang diagnosis TB ( Bao, 2010 ).
1.2Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan kadar C Reactive protein pada berbagai derajat bacterial load pada penderita tuberkulosis paru kasus baru?
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kadar C Reactive protein pada infeksi Mycobacterium tuberculosis
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui kadar C Reactive protein pada berbagai derajat bacterial load pada penderita tuberkulosis paru kasus baru.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademik
Digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kadar C Reactive protein pada berbagai derajat bacterial load pada penderita tuberkulosis paru.
1.4.2 Manfaat klinis
Sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan tentang kadar C Reactive protein pada berbagai derajat bacterial load pada penderita
tuberkulosis paru. 1.4.3 Manfaat bagi masyarakat
Memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang pemeriksaan C reactive protein yang dapat digunakan sebagai pemeriksaan