• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN PADA STADIUM TUBERKULOSIS PARU SECARA RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT PARU BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN PADA STADIUM TUBERKULOSIS PARU SECARA RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT PARU BATU"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis (TB) sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru TB pada tahun 2002, dimana 3,9 juta adalah kasus Basil Tahan Asam (BTA) positif. Perkiraan kasus TB secara global pada tahun 2009 adalah 9,4 juta. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi bakteri TB dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia Tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk (Mulyadi, 2011).

Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2-3 juta setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia Tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, dimana prevalensi HIV yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul (Mulyadi, 2011).

(2)

2

dibandingkan tahun 2009 sebanyak 528.063 kasus baru TB, dengan kematian 91.369. Estimasi prevalensi TB-HIV di Indonesia 2,8% dan untuk kasus TB Multi Drug Resistant (MDR) 2% per tahun. Saat ini 98% Puskesmas dan 30% Rumah Sakit sudah menerapkan strategi Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS) dalam pelayanan pengobatan TB (Depkes RI, 2010; Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011).

Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Di Indonesia TB adalah pembunuh nomor satu di antara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011).

TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.tb), yang diisolasi oleh Robert Koch pada tahun 1882, tetapi telah mempengaruhi populasi dunia selama ribuan tahun (Semedo, 2005). Sebagian besar basil tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2007).

(3)

3

Salah satu pemeriksaan serologis adalah dengan mengukur kadar C-Reactive Protein (CRP) . CRP adalah suatu globulin yang disintesis oleh sel hepatosit dan disekresi ke dalam darah. Pada penelitian yang dilakukan di Turki pada tahun 2007, kadar serum CRP meningkat secara signifikan pada pasien TB yang diikuti dengan demam dan penurunan berat badan (Caner, 2007). Kadar serum CRP secara signifikan juga berhubungan dengan keparahan penyakit pada pasien dengan TB paru aktif (Shameem, 2012).

Dari latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui perbedaan kadar CRP pada stadium TB paru secara radiologi di Rumah Sakit Paru Batu karena sedikitnya penelitian tentang kadar CRP pada stadium TB paru secara radiologi.

1.2.Rumusan Masalah

Adakah perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium tuberkulosis paru secara radiologi di Rumah Sakit Paru Batu?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

(4)

4

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium minimal tuberkulosis.

b. Untuk mengetahui perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium advanced tuberkulosis.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Akademik

a. Digunakan sebagai penerapan teori di akademik dan di lapangan. b. Digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya tentang

perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium tuberkulosis paru dengan metode lain.

1.4.2. Klinik

a. Pemeriksaan radiologi dan laboratorium tuberkulosis paru berdasarkan luas lesinya yang sudah dilakukan dapat dijadikan landasan teori.

b. Digunakan sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan bahwa kadar C-Reactive Protein pada setiap stadium tuberkulosis paru berbeda. 1.4.3. Masyarakat

Memberikan pemahaman bagi masyarakat dengan penyuluhan rutin tentang tuberkulosis paru.

1.4.4. Institusi

(5)

KARYA TULIS AKHIR

PERBEDAAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN PADA STADIUM TUBERKULOSIS PARU SECARA RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT PARU

BATU

Oleh : Yeni Widayanti

09020078

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(6)

ii

KARYA TULIS AKHIR

PERBEDAAN KADAR C- REACTIVE PROTEIN PADA STADIUM TUBERKULOSIS PARU SECARA RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT

PARU BARU

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh: Yeni Widayanti

09020078

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(7)

iii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal: 20 Agustus 2013

Pembimbing I

dr. Diah Hermayanti, Sp.PK

Pembimbing II

dr. Djaka Handaja, MPH

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran

(8)

iv

LEMBAR PENGUJI

Karya Tulis Akhir oleh Yeni Widayanti ini

Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 20 Agustus 2013

Tim Penguji

, Ketua dr. Diah Hermayanti, Sp.PK

, Anggota dr. Djaka Handaja, MPH

(9)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan karya tulis akhir ini untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Kedokteran (S1) di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Karya tulis akhir ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Perbedaan Kadar C-Reactive Protein pada Stadium Tuberkulosis Paru secara Radiologi di Rumah Sakit Paru Batu”.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak sulit untuk menyelesaikan karya tulis akhir ini.

Berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Diah Hermayanti, Sp.PK selaku pembimbing I yang banyak memberikan bantuan dan bimbingannya selama penelitian sampai karya tulis akhir ini dapat diselesaikan.

2. dr. Djaka Handaja, MPH selaku pembimbing II yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya selama penelitian sampai karya tulis akhir ini dapat diselesaikan.

3. dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A selaku penguji karya tulis akhir yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan pada saat ujian proposal dan ujian hasil sehingga karya tulis akhir ini dapat diselesaikan.

4. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas fasilitas yang diberikan dalam pelaksanaan penelitian ini.

(10)

vi

6. Kakak-kakakku tercinta, Mas Win, Mbak Duwi, dan Mas Erwan, yang tak pernah lelah memberiku dukungan serta doa yang senantiasa mengiringi langkah saya.

7. Keponakanku tercinta, „Ana‟ Briliana Citra Olivia Eka Pharmasinta, yang selalu kurindukan dan selalu kusayang. Makasih Dek atas doa dan dukungannya.

8. Calon kakak iparku, Rini, yang siap membantu. Semoga menjadi istri yang baik.

9. Keluarga besarku yang telah memberikan doa dan dukungannya selama ini. 10. “SS” Small Stone tercinta, terkasih, tersayang. Etik, teman seperjuangan

selama Pesmaba, ingat Masmiar dan sendal hilang Tik. Dan selama penelitian di Rumah Sakit Paru Batu, kerja keras kita terbayar sudah. Zussy „Shakalaka‟, yang kayak pintu kemana saja-nya Doraeman, yang siap nganter kemana aja dan yang paling penting, nggak bisa nolak. Rizka, anaknya ibu umik, yang siap jadi juru masaknya „SS‟ dan selalu bawa makanan banyak ke Malang. Nina „siPinggu‟, yang ngasih solusi paling bijak. Era, yang selalu matching, pertahankan itu Ra. Buat kalian semua, terima kasih karna selalu ada untukku. Kalian keluargaku selama di Malang, Kawan.

11. dr. Febri Endra Budi Setiawan, M.Kes sebagai dosen wali atas perhatian, kesabaran, dan bimbingannya dalam mendengarkan dan memberi masukan atas keluh kesah penulis.

12. Kepada seluruh dosen pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kelak kami akan menjadi calon-calon dokter yang baik.

13. Staf TU Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang atas segala bentuk kerjasama dan bantuannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan maksimal.

(11)

vii

15. Teman-teman FK UMM ‟09 atas kebersamaan dan semangatnya.

16. Teman-teman KKN 26 desa Clumprit, Pagelaran, Malang atas doa dan semangatnya sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik.

17. Laura, teman sekamar selama 3 tahun di Rusunawa, atas kesabaran, doa, dan semangatnya yang selama ini.

18. Enam belas orang yang menjadi subyek penelitian, yang tidak bisa saya sebutkan namanya, terima kasih banyak atas bantuannya dan semoga lekas sembuh.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, tetapi telah memberikan bantuan dan kebaikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna, kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga karya tulis akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 20 Agustus 2013

(12)

viii ABSTRAK

Widayanti, Yeni, 2013. Perbedaan Kadar C-Reactive Protein pada Stadium Tuberkulosis Paru secara Radiologi di Rumah Sakit Paru Batu, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Diah Hermayanti, (II) Djaka Handaja.

Latar belakang: Tuberkulosis di Indonesia merupakan pembunuh nomor satu di antara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia. Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembiakan secara konvensional. Pemeriksaan serologis yang tidak membutuhkan waktu lama yaitu dengan mengukur kadar C-Reactive Protein setelah diperiksa sputum, radiologi, dan darah.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium tuberkulosis paru secara radiologi di Rumah Sakit Paru Batu.

Metode penelitian: Observational analytic dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkulosis paru usia dewasa kasus baru pada bulan Juni-Juli 2013 yang berjumlah 15 sampel dengan pemilihan sampel secara consecutive sampling dengan teknik total sampling. Untuk membuktikan perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium tuberkulosis paru secara radiologi dilakukan uji hipotesis dengan uji T.

Hasil penelitian dan diskusi: Hasil uji T membuktikan bahwa terdapat perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium tuberkulosis paru secara radiologi di Rumah Sakit Paru Batu dengan nilai signifikansi (p) 0,001.

Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar C-Reactive Protein pada stadium tuberkulosis paru secara radiologi di Rumah Sakit Paru Batu.

(13)

ix ABSTRACT

Widayanti, Yeni, 2013. The Difference of the C-Reactive Protein to Pulmonary Tuberculosis Stadium Radiologically at The Pulmonary Hospital of Batu, Medical Faculty of Muhammadiyah University Malang. Supervisor: (I) Diah Hermayanti, (II) Djaka Handaja.

Background: Tuberculosis in Indonesia is the number one killer among the infectious diseases and the number three in causing death after hearth disease and acute respiratory disease at all age range. One of problems in diagnosing exactly the tuberculosis is the long time that is needed for conventional breeding. The serological examination that does not need long time by measuring the C-Reactive Protein after examination of sputum, radiology, and blood.

Research objective: To know the difference of the C-Reactive Protein to pulmonary tuberculosis stadium radiologically at the Pulmonary Hospital of Batu. Research method: Observational analytic by cross sectional approach. The used population in the research were all tuberculosis patients at adult age of recent cases in June-July of 2013 with 15 samples with selection the sample by consecutive sampling with total sampling technique. To prove the difference of the C-Reactive Protein to pulmonary tuberculosis stadium radiologically, it was done hypothesis test by T test.

The results and discussion: T test proves the difference of the C-Reactive Protein to pulmonary tuberculosis stadium radiologically at the Pulmonary Hospital of Batu with the significance level (p) = 0.001.

Conclusions: There was the difference of the C-Reactive Protein to pulmonary tuberculosis stadium radiologically at the Pulmonary Hospital of Batu.

(14)

x DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KARYA TULIS AKHIR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Akademik ... 4

1.4.2 Klinik ... 4

1.4.3 Masyarakat ... 4

1.4.4 Institusi ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1Tuberkulosis ... 5

2.1.1 Definisi Tuberkulosis ... 5

2.1.2 Mycobacterium tuberculosis ... 5

2.1.3 Sistem Imun pada Tuberkulosis ... 8

(15)

xi

2.1.5 Patogenesis Tuberkulosis Paru ... 11

2.1.6 Gejala-Gejala Tuberkulosis ... 15

2.1.7 Klasifikasi Tuberkulosis ... 15

2.1.8 Diagnosis Tuberkulosis Paru ... 17

2.2C-Reactive Protein ... 22

2.2.1 C-Reactive Protein ... 22

2.2.2 Pemeriksaan C-Reactive Protein ... 25

2.3C-Reactive Protein pada Tuberkulosis... 26

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 27

3.1Kerangka Konsep ... 27

3.2Hipotesis ... 30

BAB 4 METODE PENELITIAN... 31

4.1Jenis Penelitian ... 31

4.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

4.2.1 Lokasi Penelitian ... 31

4.2.2 Waktu Penelitian ... 31

4.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

4.3.1 Populasi Penelitian ... 31

4.3.2 Sampel Penelitian ... 32

4.3.3 Variabel Penelitian ... 33

4.3.4 Definisi Operasional ... 33

4.4Teknik Pengumpulan Data ... 34

4.5Alur Penelitian ... 34

4.6Analisis Data ... 35

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 36

5.1Hasil Penelitian ... 36

5.1.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Hasil Radiologi ... 37

5.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Kadar C-Reactive Protein ... 37

5.2Analisis Data ... 39

(16)

xii

5.2.2 Hasil Analisis Uji T Untuk Tuberkulosis Paru ... 40

BAB 6 PEMBAHASAN ... 42

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

7.1Kesimpulan ... 45

7.2Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(17)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Estimasi Insidensi, Prevalensi dan Mortalitas

Tuberkulosis di Indonesia Tahun 1990 dan 2011 ... 10

Tabel 5.1 Distribusi Penderita Tuberkulosis Paru Berdasarkan Hasil Radiologi ... 37

Tabel 5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan C-Reactive Protein ... 38

Tabel 5.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 39

Tabel 5.4 Group Statistic ... 40

(18)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 28 Gambar 4.1 Alur Penelitian... 35 Gambar 5.2 Rata-Rata Kadar C-Reactive Protein Berdasarkan Hasil

(19)

xv

DAFTAR SINGKATAN

AP : Anteroposterior

ATS : American Thoracic Society

BACTEC : Battle Area Clearence and Training Equipment Consultants BCG : Bacille Calmette-Guerin

BTA : Basil Tahan Asam

CD4 : Clusters of Differentiation 4 CRP : C-Reactive Protein

DOTS : Directly Observed Treatment, Short-course ELISA : Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay IFN-γ : Interferron gamma

IgG : Immunoglobulin G

IL-2 : Interleukin -2

KGB : Kelenjar Getah Bening

LED : Laju Endap Darah

MDR : Multi Drug Resistant

M.tb : Mycobacterium tuberculosis OAT : Obat Anti Tuberkulosis ODHA : Orang dengan HIV-AIDS

PA : Patologi Anatomi

PAP-TB : Peroksidase Anti Peroksida Tuberkulosis PCR : Polymerase Chain Reaction

(20)

xvi

SPSS : Statistic Package for Social Science

TB : Tuberkulosis

Th1 : T helper 1

Th2 : T helper 2

TLRs : Tool Like Receptors

(21)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi U, 2011, Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Amin Z, Bahar A, 2006, Tuberkulosis Paru, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi V, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Amin Z, Rumende CM, 2002, Peranan Terapi Ajuvan dalam Pengobatan Tuberkulosis Paru. Disampaikan pada: Seminar the First Symposium Cardiovascular Respiratory Immunology from Pathogenesis to Clinical Application 23-24 Maret 2002, Jakarta.

Atmosukarto, Soewasti S, 2000, Pengaruh Lingkungan Pemukiman dalam Penyebaran Tuberkulosis, Media Litbang, Vo. 9 (4), Depkes RI, Jakarta. Bahar A, 2006, Tuberkulosis Paru, Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid

II, Edisi V, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Baratawidjaja KG, 2000, Sitokin, Dalam: Imunologi Dasar, Edisi 4, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, p. 93-105. Barnes PF, Wizel B, 2000, Type 1 Cytokines and the Pathogenesis of

Tuberculosis, Am J Respir Crit Care Med, 161, 1773-4.

Cakan W, Bezirci H, 2008, Assessment of Diagnostic Enzyme-Linked Immunosorbent Assay Kit and Serological Markers in Human Brucellosi (online), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18806343, diakses pada 22 Februari 2013.

Caner SS, Köksal D, Ozkara S et al, 2007, The Relation of Serum Interleukin-2 and C-Reactive Protein Levels with Clinical and Radiological Findings in Patients with Pulmonary Puberculosis, PubMed-indexed for MEDLINE, 55(3):238-45.

Carlan P, 2006, CRP vs ESR Assessing & Measuring the Inflammatory Response, Diunduh 6 Februari 2013, http://www.bpac.org.nz.

Choi CM, CI Kang, WK Jeung et al, 2007, Role of the C-Reactive Protein for the Diagnosis of TB Among Military Personnel in South Korea, The International Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 11(2), 233–236. Dahlan SM, 2012, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007, Pointers Menkes Menyambut Hari TBC Sedunia 2007, Diunduh 6 Februari 2013, www.depkes.go.id. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis, Cetakan 2, Depkes RI, Jakarta, hal. 8-14. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

(22)

xviii

Direktorat Jendreral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan, 2012, Laporan Situasi Terkini Perkembangan Tuberkulosis di Indonesia Januari-Desember 2012, Depkes RI, Jakarta. Ermin, Tatty, 2005, Penatalaksanaan Syok pada Anak, Dalam: Simposium

Nasional Perinatologi dan Pediatri Gawat Darurat, IDAI Kalimantan Selatan, Banjarmasin.

Gibbons JD, 1971, Nonparametric Statistical Inference, McGraw-Hill, New York. Gibson JM, 1996, Mikrobiologi dan Patofisiologi Modern untuk Perawat, EGC,

Jakarta.

Girsang M, 1999, Kesalahan-Kesalahan dalam Pemeriksaan Sputum BTA pada Program Penanggulangan TB terhadap Beberapa Pemeriksaan dan Identifikasi Penyakit TBC, Media Litbang Kesehatan Vo. IX No. 3, Jakarta.

Gould D, Brooker C, 2003, Mikrobiologi Terapan untuk Perawatan, EGC, Jakarta. Handojo RA, 2001, Aplikasi Klinis Imunologi di Paru Sehubungan dengan Penyakit Infeksi dan Penyakit Alergi. Disampaikan pada: Pertemuan Paru Ilmiah Milenium 27-28 Januari 2001, Malang.

Handono K, Suryana L, 2012, Korelasi Kadar CRP, TNF α dan Bone Mineral Density dengan Carboxyterminal Crosslinked Telopeptide Type 1 of Collagen di Penderita Artritis Reumatoid, Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory Vol. 18 No. 2 Maret 2012 ( Online ), tersedia dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18806343, diakses pada 18 Februari 2013.

Jawetz E, 2005, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Edisi 23, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Jaye, David L, Waites et al, 1997, Clinical Applications of C-Reactive Protein in Pediatrics, Pediatric Infectious Disease Journal, 16, 735-747.

Mansjoer A, Wardhana WI, Setiowulan W dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Mariadi IK, Wibawa IDN, 2008, Hubungan Antara Interleukin-6 dan C-Reactive Protein pada Sirosis Hati dengan Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas, Jurnal Penyakit Dalam, Volume 9, No. 3.

Marshall WJ, Bangert SK, 2007, Clinical Chemistry, 5th ed, Edinburgh, p. 241-2. Mudihardi E, Kuntaman, Wasito EB dkk, 2005, Mikrobiologi Kedokteran,

Salemba Medika, Jakarta.

Mulyadi, Mudatsir, Nurlina, 2011, Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh, J Respir Indo Vol. 31, No. 3.

Nelson, Waldo E, 1999, Sepsis. Dalam: Nelson Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta.

Nissl, Jan, C-Reactive Protein, Diunduh 6 Februari 2013,

http://www.medplus.com.

(23)

xix

Notoatmodjo S, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pendit BU, Hartonto H, Wulansari P dkk, 2007, Patofisiologi, Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Volume 1, EGC, Jakarta, 247-267.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011, Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Pedoman Penatalaksanaan di Indonesia, Indah Offset Citra Grafika, Jakarta.

Rampengan SH, 2007, myeloperoxidase As A Predictor For Subsequent Cardiovascular Events In Patients With Acute Myocardial Infarction, jurnal kardiologi indonesia vol. 28 No. 4 juli 2007 ( Online ), tersedia dari:

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/karidn/article/view/761, diakses pada 22 Februari 2013.

Reeves G, 2007, C Reactive Protein, Australian Prescriber, Volume 30, Number 31.

Sastroasmoro S, Ismail, 2010, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinik, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Semedo CL, Teixeira L, Alves CF, 2005, Tuberculosis of the chest, European Journal of Radiology 55, 158–172.

Shameem M, Fatima N, Ahmad A et al, 2012, Correlation of Serum C-Reactive Protein with Disease Severity in Tuberculosis Patients, Open Journal of Respiratory Diseases, 2, 95-100.

Suhendro, Pohan HT, 2004, Manfaat Pemeriksaan CRP pada Infeksi Bakteri Akut, Dalam: Widodo D, Pohan HT, editor, Bunga Rampai Penyakit Infeksi, Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta, h. 18-29.

Tambajong J, 2000, Mikrobiologi untuk Keperawatan, Widya Medika, Jakarta. Toews GB, 2001, Cytokines and the Lung, Eur Respir J, 34, 3-17S.

Utama IGDL, 2012, Uji Diagnostik CRP, Leukosit, Nilai Total Neutrofil, dan Suhu pada Anak Demam dengan Penyebab yang Tidak Diketahui, Sari Pediatri, Vol. 13, No. 6.

Wilson D, Badri M, Maartens G, 2011, Performance of Serum C-Reactive Protein as a Screening Test for Smear-Negative Tuberculosis in an Ambulatory High HIV Prevalence Population, PLoS ONE 6(1): e15248. doi:10.1371/journal.pone.0015248.

Wilson D, 2006, Diagnosing Smear-Negative Tuberculosis Using Case Definitions and Treatment Response in HIV-Infected Adults, International Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 10(1), 31–38.

Wilson D, 2009, Performance of C-Reactive Protein (CRP) as a Screening Tool for Smear-Negative Pulmonary TB in HIV Positive Adults, Fourth South African AIDS Conference, Durban, South Africa, Abstract 413.

Zevitz M, Lendhart R, 2006, Pulmonary Medicine Review, McGraw-Hill, USA. Zhang M, Lin Y, Iyer DV et al, 1995, T-Cell Cytokine Responses in Human

Referensi

Dokumen terkait

Namun, di tengah percakapan, hadir pembeli kedua yang berkomunikasi dengan penjual menggunakan bahasa Indonesia dan penjual pun menanggapinya dengan meakukan alih bahasa

to determine whether serotype bias influences assay test perfor- mance by using a large number of serum and CSF specimens and anti-GXM monoclonal antibodies (MAbs) with

Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pertumbuhan laba didapatkan kesimpulan bahwa ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba bank

Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh

Hikmah iman kepada Malaikat : Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian, Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar, Perilaku

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri darisoal keterampilan proses sains(berupa soal uraian yang memuat indikator keterampilan

Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pendidikan dimasa depan merupakan manajemen pendidikan yang dirancang atau disusun

Faktor  yang  keempat  adalah  faktor peluang bisnis  keuntungan dimaksud  adalah setelah melihat beberapa pertimbangan peluang dan  kesempatan  di  masyarakat