HUBUNGAN IDENTITAS DIRI DENGAN INTENSI
MEROKOK PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN
DI SMP “X” BATU
SKRIPSI
Oleh :
YULIANTI UMURAH
NIM. 201010420311023
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
▸ Baca selengkapnya: jika label identitas pada batu asah adalah rg 38 d 170 l 5 sb be, maka batu asah tersebut memiliki butiran ....
(2)i
HUBUNGAN IDENTITAS DIRI DENGAN INTENSI
MEROKOK PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN
DI SMP “X” BATU
SKRIPSI
Oleh :
YULIANTI UMURAH
NIM. 201010420311023
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN IDENTITAS DIRI DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN DI SMP “X” BATU
SKRIPSI
Disusun Oleh :
YULIANTI UMURAH
NIM. 201010420311024
Skripsi Ini Telah Disetujui
Untuk Diseminarkan Pada Tanggal 29 Maret 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes Reni Ilmiasih M.Kep. Sp. Kep. An
NIP. 196410081990021001 NIP. UMM 11408040454
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Nurul Aini, S.Kep., Ns.,M.Kep
iii
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN IDENTITAS DIRI DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN DI SMP ISLAM BATU
SKRIPSI
Disusun Oleh :
YULIANTI UMURAH NIM. 201010420311024
Diujikan
Pada Tanggal 19 April 2014
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom
NIP. UMM. 112.0309.0405
Penguji I,
Prof. Dr. Ir. Sujono, M. Kes
NIP. 196410081990021001
Penguji II,
Reni Ilmiasih, M. Kep. Sp. Kep An
NIP. UMM 11408040454
Penguji III,
Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. UMM. 112.0501.0419
Penguji IV,
Sunardi, S.Kep., Ns., M.Kep
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : YULIANTI UMURAH
NIM : 201010420311024
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Identitas Diri dengan Intensi Merokok pada Remaja Usia
13-15 Tahun di SMP “X” Batu.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 29 April 2014
Yang Membuat Pernyataan
Yulianti Umurah
v
MOTTO
HIDUPKU ADALAH MILIKKU
SEMUA YANG TERJADI DALAM HIDUPKU
ADALAH KISAHKU
SEMUA KISAHKU TERJADI KARENA PILIHANKU
PILIHANKU TERPILIH KARENA KEHENDAKKU
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
THANK’S TO
1. Allah SWT yang selalu melindungi dan membimbingku serta memberikan rahmat dan karunia untuk insan kecil ini dalam menjalani hidup dan menghadapi setiap cobaan.
2. Mama tersayang yang selalu sabar dan senantiasa memberikan semangat yang tiada hentinya. Terima kasih untuk kasih sayang dan rasa cinta yang tiada batas dan tak terhingga, setiap nasehat dan doamu adalah bagian utama dalam keberhasilanku. I love my wonderwoman.
3. Almarhum papa yang selalu memperhatikanku dari jauh sana, terima kasih untuk doa dan perlindungan papa, setiap bagian dari kenangan yang ada tentang papa akan selalu terkenang. I miss you so much.
4. Ikram dan ocan yang selalu memberikan semangat dan membuat kakak tersenyum dalam menjalani hari-hari, selalu menjadi motivasi dalam membentuk pribadi seorang kakak yang baik dan bisa dibanggakan. semoga kita bisa berhasil dan sukses nantinya serta menjadi anak kebanggaan mama dan papa. We can do it.
5. Fachrul, rasyidin, kak fisan, dan kak atik yang menjaga uli selama ini. Makasih untuk nasehat, semangat, canda tawa, dan semua bantuan kalian. Semoga uli jadi saudara yang bisa kalian banggakan.
6. Keluarga besar yang ada di berbagai daerah yang memberikan doa dan semangat dalam menjalani setiap cobaan dan terima kasih untuk tebaran kasih sayang dan semangat yang kalian kasih di setiap langkah uli.
7. My shob tari, angga, dan odah yang selalu menemani hari-hari uli, terima kasih untuk semangat, nasehat, senyum ceria, canda tawa serta doa yang kalian kasih. Terima kasih juga untuk gak pernah meninggalkan sahabatmu ini di setiap kesalahan dan kegagalan yang uli diperbuat.
vii
bersama kamu. Terima kasih untuk semangat, nasehat dan bantuan kamu selama ini.
9. Deretan yang termasuk nomor 9, uli benci kalian. Tapi dari rasa benci ini tumbuh semangat yang membuat uli ingin membuktikan sama kalian kalo uli bisa melakukan hal yang lebih baik dan bermanfaat dari yang kalian pikirkan. Terima kasih untuk setiap pelajaran menyakitkan yang kalian kasih. pengalaman berharga ini membuat uli gak akan menundukkan kepala dan terus melangkah untuk menjadi manusia yang lebih baik dari kalian.
10.Agus yang mau manjadikan uli sahabat karibmu. Makasih karena udah percaya sama uli. Makasih juga atas doa, bantuan dan dukungannya. Uli selalu siap untuk menjadi sahabat dan pendengar yang baik buat kamu.
11.Masyarakat PSIK A 2010, ari, atma, sofi, ade, dewi, catur, anggi, isma, ines, sony, dian, alfian, doni, imam, thoriq, rika, citra, nurjani, amir, arwin, aspina, meylanda, chiko, dapit, memey, rini, cindy, gita, fia, rezky, yhummei, desy, mayah, emy, ida, namira, tihar, dowek. Senang bisa mengenal kalian, makasih sudah berjuang bersama selama ini, kita semua berkumpul dengan latar belakang yang berbeda, tapi tetap jadi satu dan selalu kompak. Kalian orang-orang berharga dan luar biasa.
12. Warga BEJAT 25, om bagus, mbak putri, mbak huey, mbak leni, mbak eka, irma, sasti, yanti, ayu, nene, dwi, anggi, mita, vivin, nana. Makasih karena menjadikan rumah kedua ini penuh dengan keceriaan, makasih juga untuk dukungan, doa, dan nasehatnya.
13. Kelompok 9 KKN Sumber Ngepoh yang sempat menjalani kagiatan bersama-sama. Terima kasih atas persahabatan dan pengalaman yang terbentuk meskipun dalam waktu yang singkat.
viii
mengingatkan dan tetap kompak. Ayo cepat-cepat tinggalkan status mahasiswa.
15. Untuk teman-teman yang gak bisa uli sebutin satu-satu, terima kasih udah mau menjadi teman uli. Senang bisa mengenal kalian.
16. Semua pihak terkait, yang telah membantu dalam tercapainya keinginan dan harapan uli untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk menyandang gelar sarjana. 17. Kamu yang terlambat dan sulit menyadari kehadiran uli.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Identitas Diri Dengan Intensi Merokok Pada Remaja Usia 13-15 Tahun Di
SMP “X” Batu”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis juga tidak lupa menyampaikan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini, M.Kep.,selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sujono, M. Kes., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Reni Ilmiasih, M. Kep.Sp. Kep.An., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkanwaktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi
dalam penyusunanskripsi ini.
5. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan
materil bagi terselesaikanya ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan
x
7. Drs. H. M. Ismail AW selaku Kepala SMP Islam Kota Batu yang telah member
izin penelitian dalam penelitian ini.
8. Teman-teman PSIK A 2010 dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian
skripsi ini.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan
diterima sebagai ibadah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki, oleh Karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.
Malang, 2014
xi
HUBUNGAN IDENTITAS DIRI DENGAN INTENSI MEROKOK PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN DI SMP “X” BATU
Yulianti Umurah1, Prof. Dr. Ir. Sujono, M. Kes2, Reni Ilmiasih M. Kep. Sp. Kep. An3
ABSTRAK
Latar Belakang: Masa remaja merupakan periode yang penuh dengan berbagai perubahan dari segi emosi, sosiologi dan hubungan keluarga, serta pencarian jati diri. Pembentukan identitas diri remaja yang cenderung negatif akan membuat remaja memiliki keinginan untuk membentuk suatu perilaku yang negatif pula, contohnya intensi merokok. Intensi merokok adalah keinginan atau niat untuk mewujudkan perilaku merokok. Tingginya intensi merokok pada remaja dapat menyebabkan kemungkinan terwujudnya dalam perilaku merokok juga tinggi. Rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan kematian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan identitas diri dengan intensi merokok pada remaja.
Metode Penelitian: Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimen dengan desain penelitian cross sectional atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu (point time approach). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 di SMP “X” Batu. Subjek penelitian adalah remaja usia 13-15 tahun di SMP “X” Batu, dengan jumlah sampel (n=52) dan diambil dengan metode purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan responden dengan identitas diri positif sebanyak 55.8%, terdapat 21.2% responden ada intensi untuk merokok dan 34.6% responden tidak ada intensi untuk merokok. Terdapat 44.2% yang memiliki identitas diri negatif, 42.3% ada intensi untuk merokok dan 1.9% tidak ada intensi untuk merokok. Hasil analisa uji Chi Square dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan nilai hitung 18,430 dengan nilai pearson chi square-nya. P value: 0,000 yang berarti ada hubungan antara identitas diri dengan intensi merokok pada remaja.
Kesimpulan: Ada hubungan antara identitas diri dengan intensi merokok pada remaja usia 13-15 tahun di SMP “X” Batu.
Saran: Pihak sekolah dapat mengantisipasi kejadian merokok dengan meminimalisir intensi merokok pada remaja.
Kata Kunci: Identitas diri, Intensi merokok, dan Remaja.
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
xii
THE RELATION OF SELF IDENTITY WITH INTENTION SMOKE ON
13-15 YEARS OLD TEENAGER IN JUNIOR HIGH SCHOOL “X” AT
BATU
Yulianti Umurah1, Prof. Dr. Ir. Sujono, M. Kes2, Reni Ilmiasih M. Kep. Sp. Kep. An3
ABSTRACT
Background: Adolescence is a period fraught with various changes in terms of emotions, sociology and family relationships, as well as the quest for identity. The formation of identity of teenagers tend to be negative will make teens have the desire to form a negative behavior, e.g. intention smoke. Intention smoking is the desire or intention to embody the smoking behavior. High intention smoking on teenagers can lead to the possibility of accomplishing in the behavior of smoking are also high. Smoking can lead to the onset of illness and death. The purpose of this research is to know the relationship of identity with teen intention smoke.
Research Methods: Types of research methods used in this study is a non experimental design research cross sectional or collection of data at once on a time (time point approach). This research was conducted in March 2014 in Junior High School “X” at Batu. The subject of research is the teen ages 13-15 years in the Junior High School “X”, with the number of samples (n = 52) and taken with purposive sampling method. Data analysis was done using the Chi Square test.
Results: The results showed respondents with positive self identity as much as 55.8%, 21.2% of respondents there intention for smoking and 34.6% of the respondents no intention for smoking. There were 27.5% have negative self identity, 26.3% intention for smoking and 1.9% no intention for smoking. Results of the analysis of the test of Chi Square with a significant level of 0.05 was obtained by calculating the value of 18,430 with pearson chi square. P value 0.000: that means there is a connection between self-identity with intention smoking on teenagers.
Conclusion: There is a relationship between identity with teen intention smoke ages 13-15 years in the Junior High School “X” in Batu.
Advice: The school can anticipate a smoking incident with minimize intention smoking on teenagers.
Key Words: Self Identity, Intention Smoke, Adolescence.
xiii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO ... v
LEMBAR PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang. ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 TujuanPenelitian ... 5
1.3.1TujuanUmum ... 5
1.3.2TujuanKhusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.4.1BagiTenagaKeperawatan ... 6
1.4.2Bagi Orang Tua... 6
1.4.3Bagi Peneliti ... 6
1.4.4Bagi Research ... 7
1.5 Keaslian Penelitian. ... 7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Konsep Remaja ... 9
2.1.1 Definisi Remaja ... 9
2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja ... 10
2.1.2.1 Pertumbuhan Fisik Remaja………...10
2.1.2.2 Perkembangan Remaja ... 10
2.1.2.2.1 Perkembangan Kognitif ... 10
2.1.2.2.2 Perkembangan Sosial……….11
2.1.2.2.3 Perkembangan Psikososial……….11
2.1.3 Ciri-Ciri Umum Masa Remaja ... 12
2.2 Konsep Identitas Diri ... 14
2.2.1 Definisi Identitas Diri ... 14
2.2.2 Pembentukan Identitas Diri Pada Remaja ... 15
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Diri Pada Remaja ... 17
2.2.4 Status Identitas Diri ... 19
xiv
2.3 Konsep Intensi Merokok ... 24
2.3.1 Definisi Intensi ... 24
2.3.2 Spesifikasi Intensi ... 25
2.3.3 Proses Terbentuknya Intensi ... 26
2.3.4 Pengertian Rokok ... 27
2.3.5 Kandungan Rokok ... 27
2.3.6 Pengertian Merokok ... 29
2.3.7 Pengertian Intensi Merokok ... 30
2.3.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Untuk Merokok Pada Remaja ... 30
2.3.9 Hubungan Identitas Diri Dengan Intensi Merokok ... 33
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 36
3.1 Kerangka Konseptual ... 36
3.2 Hipotesis Penelitian ... 38
BAB IV METODELOGI PENELITIAN ... 39
4.1 Desain Penelitian ... 39
4.2 Populai, Sampel, Dan Tehnik Sampling ... 39
4.3.1 Populasi ... 39
4.3.2 Sampel ... 40
4.3.3 Teknik Sampling ... 40
4.3 Kerangka Kerja Penelitian ... 41
4.4 Variabel Penelitian ... 42
4.4.1 Variabel Independen ... 42
4.4.2 Variabel Dependen... 42
4.5 Definisi Operasional ... 43
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 44
4.7 Instrumen Penelitian ... 44
4.7.1 Alat Ukur Identitas Diri ... 45
4.7.2 Alat Ukur Intensi Merokok ... 46
4.8 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ... 46
4.8.1 Uji Validitas ... 46
4.8.2 Uji Reliabilitas ... 49
4.9 Metode Pengumpulan Data ... 51
4.9.1 Persiapan Penelitian ... 51
4.9.2 Pengambilan Data ... 51
4.9.3 Tahap Pengolahan Data ... 52
4.10 Analisa Data ... 53
4.10.1 Uji Analisis Univariat ... 53
4.10.2 Uji Analisis Bivariat... 53
4.11 Etika Dalam Penelitian ... 55
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 56
5.1 Hasil Penelitian ... 56
5.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 56
5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
5.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas ... 57
xv
5.1.5 Distribusi Intensi Merokok Pada Remaja…..………... 59
5.2 Analisa Data ... 60
BAB VI PEMBAHASAN ... 61
6.1 Gambaran Karakteristik Umum Responden ... 61
6.2 Gambaran Identitas Diri Pada Responden ... 62
6.3 Gambaran Intensi Merokok Pada Responden... 64
6.4 Hubungan Identitas Diri dengan Intensi Merokok Pada Remaja Usia 13-15 Tahun ... 66
6.5 Keterbatasan Penelitian ... 68
6.6 Implikasi Keperawatan ... 69
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 70
7.2 Saran ... 71
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ... 43
Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuesioner Identitas Diri ... 45
Tabel 4.3 Kisi-kisi Kuesioner Intensi Merokok ... 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Identitas Diri ... 48
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Intensi Merokok ... 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 50
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Identitas Diri dengan Intensi Merokok pada
Remaja ... 37
Gambar 4.1 Kerangka Penelitian Identitas Diri dengan Intensi Merokok pada Remaja ... 41
Gambar 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 56
Gambar 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
Gambar 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas ... 58
Gambar 5.4 Distribusi Identitas Diri Pada remaja ... 58
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Ijin Penelitian di SMP Islam Batu
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP Islam Batu Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Menjadi Responden
Lampitan 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5 Lemabr Kuesioner
Lampiran 6 Analisis Validitas Reliabilitas Variabel Identitas Diri Lampiran 7 Analisis Validitas Reliabilitas Variabel Intensi Merokok Lampiran 8 Rekapan Data
xix
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (2005). Attitude, Personality, & Behavior. New York : Open University Press. Agustina. 2007. Perilaku Agresif pada Anak Ditinjau dari Konformitas Teman
Sebaya. Fakultas Psikologi: Universitas Katolik Soegijapranata.
Agustiani, H. (2009). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi dan Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT Refika Aditama. Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Brown, S. 2005. Aggressive Behavior Pattern, Characteristics and Fanaticism Panser.
Program Pasca Sarjana: Universitas Negeri Semarang.
Byrne, B. 2009. Social Psychology. Boston: Pearson Education.
Cristiana. 2012. Hubungan Antara Kesesakkan dan Konsep Diri dengan Intensi Perilaku Agresi. Fakultas Psikologi: Universitas Tarumanegara.
Danusantoso. 2003. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya diri (Panduan Bagi Remaja yang Masih Mencari Jati Diri). Jakarta: Elex Media Komputindo.
Dariyo, Rianton. 2004. Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya dengan Gaya Hidup Hedonis pada Mahasiswa Kab. Dhamasraya di Yogyakarta. Fakultas psikologi: Universitas Ahmad Dahlan.
Darmawan. 2012. Determinan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh. Fakultas Kesehatan: Universitas Gunadarma.
Depari, Riva T. Charlina BR. 2013. Pengaruh Behavior Modification Terhadap Perubahan Perilaku Seksual Pada Remaja di Kota Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Elly, Meilinda. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Dewasa Awal. Fakultas kesehatan: Universitas Paramadina.
Elly, Berna. 2007. Hubungan Self-Efficacy dengan intensi merokok pada Remaja. Fakultas kedokteran: Universitas Gunadarma.
Feist,J & Feist, G,J. (2010). Teori Kepribadian. Edisi ke-7. Jakarta : Salemba Humanika. Febriliana, Nur Indah, dkk. (2008). “Hubungan Tipe Kepribadian dengan Sikap
Remaja Pria tentang Merokok di SMK 2 Yogyakarta”. Dalam Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat (BKM). Vol 24 no.4 2008
xx
Fulham, Aiman. 2012. Tobat Merokok (rahasia dan Cara Empatik Berhenti Merokok. Depok: Pustaka IIMaN.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro: Semarang.
Gunarsa, Singgih & Yulia. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Gunawan, H,A. (2011). Prilaku Kewirausahaan Ditinjau dari Locus Of Control Pada Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semarang : Fakultas Ekonomi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Hafsah, Budi. 2009. Peningkatan kepercayaan diri remaja pengangguran melalui kelompok dukungan sosial. Jurnal Psikologi Vol 4 No. 7 2009 134-139 Universitas Gadjah Mada.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2003. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, Elizabeth B. 2003. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Kartono, Kartini. 2007. Perkembangan Psikologi Anak. Jakarta: Erlangga.
Kholis, Nur. 2011. Kisah Inspirasi Perjuangan Berhenti Merokok. Real books: Yogyakarta. Krahe, B. 2005. Aggression and Violence in Society. Penerjemah: Soetjipto, H. P. pustaka
Pelajar: Yogyakarta.
Linden, M.A. 2012. Perilaku Merokok di Indonesia. Fakultas psikologi: Universitas Gadjah Mada.
Marcia. 2013. Proses Pembentukkan Identitas Diri Remaja. Fakultas Psikologi: Universitas Ahmad Dahlan.
McKim. 2007. Drug and Behavior: an Introduction to Behavioral Pharmacology. New Jersey: Prentice-Hall.
Notoatmojo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo,S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Potter, Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktek. EGC: Jakarta.
xxi
Rawlins. 2003. Public Transportation Driver’s Aggressive Behavior in Higly Traffic Jam. Faculty of Psychology: Gunadarma University.
Richardson, Elizabeth E Lloyd; Papandonatos, George; Kazura, Alessandra; Stanton, Casandra and Niaura, Raymond. (2002). Differentiating Stages of Smoking Intensity among Adolescent: Stage-Specific Psychological and Social Influences. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70(4): 998-1009.
Rina. 2007. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja Kelas II dan III di SMP Pahlawan Toha Bandung. Fakultas Kesehatan: Universitas Gunadarma.
Rohman, Abdur. 2009. Hubungan Antara Tingkat Stres dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Merokok Pada Remaja. Fakultas Psikologi: Universitas Gunadarma.
Santrock, Jown W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, Jown W. 2007. Remaja Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Santrock, Jown W. 2007. Remaja Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Sari, A.T.R & Eliza M. (2003). Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Jurnal Psikologi Tahun XXX No.2 Halaman 81-90. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sartika, dkk. (2009). “Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Intensi Merokok pada Remaja Perempuan di SMA Kesatrian 1 Semarang”. Jurnal PSYCHO IDEA, Tahun 7 No.1, Juli 2009 ISSN 1693-1076: Universitas Diponegoro.
Sarwono. 2011. Strategi Penghentian Perilaku Merokok. Universitas Katolik Soegijapranata: Semarang.
Sears, David O. 2009. Psikologi Sosial Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Setianingrum, Ratri. (2009). “Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Merokok dengan Intensi Merokok pada Remaja di Desa Boro Wetan Kecamatan Banyu Urip Purworejo Tahun 2009”. Dalam Jurnal Komunikasi Kesehatan. Vol 3 no.01 2012
Setyorini, Mangku. 2007. Kekhususan Rokok Indonesia. Gramedia: Jakarta.
Sheli, Rosdiana. 2011. Faktor-faktor psikologi yang Mempengaruhi Intensi Merokok pada Remaja. Fakultas Psikologi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Smet, B. 2011. Psikologi Kesehatan. Grasindo: Jakarta.
xxii
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan ke-4. Bandung : Alfabeta.
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
Sumiati, Eis, dkk. (2008). Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Identitas Diri Remaja pada Siswa SMA Kartika 1-2 Medan. Dalam jurnal psikologi Vol 3 No. 2 September 2008 31-34
Susanti, dkk. (2011). Dyspepsia Risk Factors of University Students in Bogor Agricultural University. Dalam jurnal Kedokteran Indonesia Vol 2 No. 1 Januari 2011
Ulhaq, M. Zia. 2007. Hubungan antara kontrol diri dengan intensi merokok pada siswa siswi SMA N 1 Parakan. Fakultas Psikologi: universitas Gadjah Mada.
Vivi, Gusrini. 2005. Pemecahan Konflik Interpersonal pada Remaja yang Populer. Fakultas kedokteran: Universitas Sumatera Utara.
Wiigins, F. 2012. Rokok dan Kesehatan (Edisi Ketiga). Jakarta : UII Pres.
Winarno, Y. B. 2009. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Salemba Medika: Jakarta. Yulia, Singgih. 2008. Psikologi Remaja. Gunung Mulia: Jakarta.
Yulianti, Eka. 2008. Perbandingan Perilaku Agresif antara Remaja yang Berasal dari Keluarga Bercerai dengan Keluarga Utuh. Fakultas Psikologis: Universitas Tarumanegara.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja atau adolessens adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Potter, 2005).
Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Prayitno, 2006).
Remaja memiliki karakteristik yang khusus, yaitu periode transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, periode yang penuh dengan berbagai perubahan dari segi
emosi, sosiologi dan hubungan keluarga, usia yang banyak masalah, pencarian jati diri,
dan perkembangan sikap realistik penuh harapan idealis. Perkembangan konsep diri
remaja cenderung mengarah ke arah yang negatif, hal ini disebabkan karena remaja
mulai memberotak terhadap kemauan orang yang lebih tua darinya, pandangan moral
menjadi abstrak, penilaian mulai menjadi kritis, penilaian lebih didasarkan pada
nilai-nilai kelompok sosialisasi, rasa ingin tau yang kuat serta jalan fikir remaja yang
cenderung egosentris (Soelaryo, 2003).
Masa remaja adalah periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana
pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Remaja
mengalami perubahan psikologis dan tuntutan dari lingkungan untuk dapat bersikap
mandiri. Remaja merasa perlu untuk mencari tahu tentang siapa dirinya dan apa yang
membedakan dirinya dengan orang lain untuk dapat membentuk identitas dirinya
2
individu untuk memelihara pendirian yang konsisten dan karenanya memungkinkan
seseorang untuk menempati posisi yang stabil di lingkungannya (Rawlins, 2003).
Pembentukan identitas diri terjadi bila ada kecocokan timbal balik antara
individu dengan lingkungannya. Permasalahan akan muncul ketika remaja
memperlihatkan suatu identitas diri yang tidak diinginkan oleh orang tua dan
lingkungannya. Hasil penelitian Dewi (2009), menunjukkan bahwa sebanyak 52,8%
remaja memiliki sikap yang negatif dalam pencapaian identitas diri. Remaja kerap
memiliki berbagai keinginan untuk berperilaku yang beresiko tinggi sebagai bentuk
identitas diri. IDAI (2013), mengatakan bahwa 80% dari remaja usia 11-15 tahun
dikatakan pernah menunjukkan perilaku beresiko tinggi minimal satu kali dalam
periode tersebut, seperti berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan zat serta
perilaku antisosial (mencuri, berkelahi, atau bolos) dan 50% remaja tersebut juga
menunjukkan adanya perilaku beresiko tinggi lainnya seperti mengemudi dalam
keadaan mabuk, melakukan hubungan seksual pranikah, dan perilaku kriminal yang
bersifat minor.
Remaja memiliki berbagai sikap yang berbeda dalam upaya pencarian
identitas diri. Remaja selalu mencari pengetahuan berupa informasi dari mana saja
yang menurut mereka sesuai (Avianti, 2010). Ristianti (2008), menyebutkan bahwa
dari 175 sampel terdapat 71,1% remaja mendekatkan diri pada teman-teman yang
memiliki rentang usia yang sebaya dengan dirinya. Desmita (2005) mengatakan bahwa
dari 200 sampel terdapat 83% remaja mengalami pengaruh terhadap pola asuh orang
tua dan kelekatan dengan teman sebaya dalam pembentukan identitas diri pada
remaja. Kesalahan persepsi terhadap informasi-informasi yang mereka dapatkan dari
berbagai sumber dapat menumbuhkan sikap yang terkadang tidak tepat.
3
menuju ke perilaku-perilaku yang negatif pula. Masa remaja sangat rentan
terpengaruh keadaan dan resiko dari dunia sekitarnya, dimana secara kognitif dan
emosional mereka belum siap menanganinya secara efektif, sehingga remaja bisa
terjebak dalam perilaku yang tidak sehat, seperti merokok, minum-minuman keras,
seks pranikah, tindakan kriminal dan kebut-kebutan di jalan (Gusrini, 2005).
Hampir setiap perilaku manusia didahului oleh adanya intensi untuk
berperilaku. Intensi untuk berperilaku adalah keinginan subyektif individu untuk
melakukan suatu perilaku tertentu. Intensi dapat diartikan juga sebagai maksud
seseorang. Intensi atau niat juga sangat menentukan perilaku tertentu dilakukan atau
tidak. Intensi remaja untuk melakukan suatu perilaku dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yaitu faktor personal yang merupakan keyakinan dan pertimbangan individu
sebelum melakukan suatu perilaku dan faktor sosial yang merupakan
persepsi-persepsi dari kelompok acuan atau orang yang penting bagi individu ketika remaja
melakukan perilaku tertentu (Hurlock, dalam Agustina, 2007).
Intensi juga berlaku pada perilaku merokok. Intensi dikatakan kuat dan
berpotensi untuk diwujudkan, jika remaja menilai bahwa perilaku merokok baik
untuk dilakukan maka remaja akan mewujudkan perilaku tersebut (Linden, 2012).
Semakin kuat intensi untuk merokok semakin besar kemungkinan untuk diwujudkan
dalam bentuk perilaku merokok. Perilaku merokok akan dilakukan atau tidak
tergantung dari intensi yang ada pada remaja itu sendiri. Intensi untuk berperilaku
sangat signifikan dalam memunculkan perilaku tertentu (Setyorini, 2007).
Intensi yang tinggi dalam berperilaku tidak sehat seperti pengkonsumsian
tembakau pada remaja sangat tinggi. Sheli (2011) mengatakan bahwa 89,7% remaja
memiliki intensi untuk merokok karena dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi.
4
hubungan kontrol diri dengan intensi merokok pada remaja, sebanyak 78% remaja
memiliki intensi untuk merokok. Agustina (2007) juga mengatakan dalam
penelitiannya tentang hubungan kelekatan teman sebaya dengan intensi merokok
pada remaja bahwa sebanyak 72,3% remaja memiliki intensi untuk merokok. IDAI
(2013), mengatakan bahwa 84% dari remaja laki-laki dan 46% remaja perempuan usia
12-15 tahun (remaja awal) memiliki intensi untuk merokok karena dipengaruhi oleh
lingkungan sosial.
Tingginya intensi untuk merokok menyebabkan kemungkinan terwujudnya
dalam perilaku merokok juga tinggi. Indonesia menjadi negara ke-5 dengan jumlah
perokok terbesar mencapai 60 juta perokok. Pada tahun 2000 sampai 2008 mencatat
sebesar 24,1% remaja pria dan 4,0% remaja wanita di Indonesia adalah perokok aktif
(WHO dalam Sheli, 2009). Menurut WHO, ada 1,3 Milyar perokok di dunia dan
sepertiganya berasal dari populasi global yang berusia 15 tahun ke atas. Kejadian ini
sangat memprihatinkan karena usia para perokok setiap tahun menjadi semakin
muda, bahwa dijumpai pada usia anak SD kelas 5 sudah mulai merokok secara
diam-diam (Kolis, 2011).
Hasil riset lembaga menanggulangi masalah merokok melaporkan bahwa
anak-anak indonesia sudah ada yang mulai merokok pada usia 9 tahun. Angka
tertinggi dilakukan oleh anak-anak antara umur 15-19 tahun mencapai 59,1%
(Darmawan, 2012). Smet (2011) mengatakan bahwa usia pertama kali merokok pada
umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok
sebelum usia 18 tahun. Hasil studi penelitian yang dilakukan Riva (2013) disalah satu
SMP swasta di Kota Batu, yaitu SMP Islam Batu dengan 191 responden yang terdiri
dari 92 orang kelas 7 dan 99 orang kelas 8 menunjukkan sebanyak 69,7% siswa
5
Rokok dikenal sebagai penyebab utama munculnya berbagai penyakit dan
tingginya angka kematian. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa rokok dapat
menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik
pada perokok itu sendiri, maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok.
Kandungan dalam rokok yang berupa nikotin, tar, dan zat adiktif dapat memberikan
berbagai dampak negatif bagi kesehatan seperti kanker paru-paru, kanker mulut,
kanker tenggorokan, penyakit jantung koroner, radang saluran pernapasan,
pembengkakan paru-paru, penyakit kandung kemih, gangguan reproduksi, impotensi,
gangguan kehamilan dan janin. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan
rokok dengan intensitas yang tinggi dapat menambah resiko kematian (McKim,
2007).
Intensi yang besar untuk merokok pada remaja menjadi masalah yang serius
dan membutuhkan usaha yang keras untuk mencegah dan meminimalisir remaja
mulai menerapkan perilaku merokok yang akan merugikan dirinya dan orang lain
(Winarno, 2009). Dibutuhkan bimbingan dari orang tua dalam mengasuh anak
dengan cara yang tepat serta peran dari sekolah dan guru dalam mengawasi
murid-muridnya agar tidak terjebak keinginan untuk mewujudkan perilaku menyimpang,
khususnya keinginan untuk merokok (Gusrini, 2005).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan
penelitian :
Apakah ada hubungan antara identitas diri dengan intensi merokok pada remaja usia
13-15 tahun di SMP Islam Batu.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara identitas diri dengan intensi merokok pada remaja usia 13-15 tahun
di SMP Islam Batu.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi identitas diri pada remaja.
2. Mengidentifikasi intensi merokok pada remaja.
3. Menganalisa hubungan identitas diri dengan intensi merokok pada remaja.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Tenaga Keperawatan
Dapat digunakan sebagai informasi dan melakukan intervensi dalam mengatasi
remaja yang memiliki intensi merokok. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai bahan acuan perawat dalam memberikan layanan keperawatan (perawat
sebagai educator dan sebagai konsultan orang tua) khususnya dalam mengantisipasi
7
1.4.2. Bagi Remaja
Mendapatkan informasi dan edukasi mengenai kondisi yang berhubungan dengan
adanya intensi merokok pada remaja.
1.4.3. Bagi Peneliti
Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat sarjana keperawatan pada program
studi ilmu keperawatan fakultas ilmu kesehatan.
1.4.4. Bagi Sekolah
Menjadi bahan informasi bagi sekolah dalam menentukan kebijakan khusus dalam
upaya pencegahan dan menanggulangi intensi merokok pada siswa SMP di Kota Batu
agar tidak diwujudkan dalam perilaku merokok.
1.5 Keaslian Penelitian
Faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi intensi merokok pada remaja.
Metode penelitian yang digunakan Sheli Rosdiana (2011) adalah pendekatan
kuantitatif dengan sampel penelitian menggunakan remaja usia 13-18 tahun dengan
teknik purposive sampling. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor psikologis terhadap intensi merokok pada remaja.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari variable terikat dan sampel yang
digunakan. Sheli Rosdiana (2011) meneliti tentang faktor-faktor psikologis yang
mempengaruhi intensi merokok pada remaja. Sedangkan penelitian ini meneliti
tentang hubungan identitas diri dengan intensi merokok pada remaja usia 13-15
tahun.
Hubungan kontrol diri dengan intensi merokok pada siswa-siswi SMAN 1
Parakan. Penelitian ini melibatkan 95 siswa putra dan putrid SMAN 1 Parakan yang
8
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas SPSS dengan
teknik korelasi product moment. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan intensi merokok.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari variable terikat dan bebasnya serta
sampel yang digunakan. M. zia Ulhaq (2007) meneliti tentang hubungan kontrol diri
dengan intensi merokok pada siswa-siswi SMAN 1 Parakan. Sedangkan penelitian ini
meneliti tentang hubungan identitas diri dengan intensi merokok pada remaja.
Hubungan self-efficacy dengan intensi merokok pada remaja. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan menggunakan teknik
korelasi product moment. Sampel yang digunakan adalah remaja yang berusia 13-15
tahun dan memiliki status tidak merokok. Dari hasil penelitian ini tidak terdapat
korelasi antara self-efficacy dengan intensi merokok pada remaja. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari variable bebas dan sampel yang digunakan. Elly Berna
(2007) meneliti tentang hubungan self-efficacy dengan intensi merokok pada remaja. Sedangkan penelitian ini meneliti tentang hubungan identitas diri dengan intensi