• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transitivitas dalam naskah film the lion king : (sebuah kajian functional grammar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transitivitas dalam naskah film the lion king : (sebuah kajian functional grammar)"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

55

a. Nama : Rian Andini Nurhasanah

b. Alamat : Jl. Gambir Anom no.9A Sukaluyu RT/RW 003/011 Bandung, 40123 Jawa Barat, Indonesia

c. Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 09 November 1991 d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Agama : Islam

f. Bahasa : English, Indonesia, Sunda

g. Telepon : (+62) 22-2517520 / (+62) 82111317544 h. E-mail : rianandini@gmail.com

i. Hobi : Bermain dan menonton film

2. Latar Belakang Pendidikan a. Pendidikan Formal

No Tahun Institution

1 1996-2002 SD Negeri 2 Curughilir

2 2002-2005 SMP Negeri 2 Jampang Kulon

3 2005-2008 SMA Negeri 1 Jampang Kulon

(5)

56

b. Pendidikan Informal

No Tahun Pendidikan Informal Sertifikat

1 2008 Story Telling Contest Sertifikat

2 2008 Mentoring of English Conversation Club Sertifikat 3 2009 English Leadership Internal Training of

Education (ELITE)

Sertifikat

4 2009 Seminar and Workshop Copywriting as a Creative Thinking

Sertifikat

5 2009 Seminar and Workshop Copywriting as a Creative Thinking as the Committe

Sertifikat

6 2010 Upaya Meningkatkan Motivasi Mahasiswa Sastra Inggris untuk Berprestasi dan Mengapresiasi Proses Perkuliahan

Sertifikat

7 2010 Copy Writing and Consumer Behavior Seminar

Sertifikat 8 2010 Workshop Translating & Interpreting Sertifikat 9 2011 Seminar Feminist, Feminine and Text Sertifikat 10 2011 Copywriting Linguistics on Media Sertifikat

11 2011 The Seminar and Workshop of Semiotics in Literature and Media

Sertifikat

12 2012 Fun with Office 2010 Sertifikat

13 2012 Character Building Training Sertifikat 14 2013 Copywriting Seminar “Go Viral” Sertifikat

c. Oganisasi dan Pengalaman  Pengalaman Kerja:

(6)

 Organisasi :

2000-2004 Anggota PRAMUKA SDN 2 Curughilir dan SMPN 2 Jampang Kulon

(7)

TRANSITIVITAS DALAM NASKAH FILM THE LION KING (Sebuah Kajian Functional Grammar)

TRANSITIVITY IN THE LION KING MOVIE SCRIPT (A Study of Functional Grammar)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

RIAN ANDINI NURHASANAH 63708003

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(8)

viii

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, terimakasih telah memberikan kekuatan, kesabaran, dan keteguhan hati untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Moh. Tadjuddin, M.A. sebagai dekan di program studi Sastra Inggris Universitas Komputer.

3. Dr. Juanda, sebagai ketua program studi Sastra Inggris Universitas Komputer Indonesia dan sebagai Pembimbing 1 dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas bimbingannya yang diberikan dengan sangat baik.

4. Mrs. Retno Purwani Sari, S.S., M.Hum, sebagai kordinator skripsi.

5. Asih Prihandini, S.S.,M.Hum, sebagai dosen wali dan sebagai pembimbing 2 dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas kebaikan telah membimbing dengan sangat baik.

6. Dosen-dosen di program studi Sastra Inggris Universitas Komputer Indonesia, terima kasih.

(9)

ix DAFTAR ISI

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Kerangka Penelitian 4

BAB II : KAJIAN TEORI

2.1 Klausa 7

2.2 Transitivitas 8

2.3 Proses 10

2.3.1 Proses Material 10

(10)

2.3.3 Proses Behavioural 15

2.3.4 Proses Verbal 17

2.3.5 Proses Relasional 19

2.3.6 Proses Eksistensial 21

2.4 Sirkumstan 22

2.4.1 Extent 22

2.4.2 Location 23

2.4.3 Manner 23

2.4.4 Cause 23

2.4.5 Accompaniment 23

2.4.6 Matter 24

2.4.7 Role 24

2.5 The Lion King 24

BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian 25

3.2 Metode Penelitian 25

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 26

3.2.2 Analisis Data 27

BAB IV: PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan 29

(11)

xi

4.1.1.1 Proses Material 29

4.1.1.2 Proses Mental 32

4.1.1.3 Proses Behavioural 35

4.1.1.4 Proses Verbal 38

4.1.1.5 Proses Relasional 41

4.1.1.6 Proses Eksistensial 43

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 46

5.2 Saran 47

DAFTAR PUSTAKA 48

SINOPSIS 49

LAMPIRAN 51

(12)

48

Third Edition, United State of America: Pearson Education.

Eggins, Suzanne. 2004, An Introduction To Systemic Functional Linguistics, New York, London: Continuum.

Downing, Angela. 1995. Syntax. Madrid: Universidad Complutense. Halliday, M.A.K. 1985, An Introduction To Functional Grammar, London:

Edward Arnold Ltd.

Halliday, M. A. K., & Matthiessen, C. M. (2004).An Introduction to Functional Grammar (3rd ed.). London:Arnold.

Hanh Thu Nguyen, 2014. “Transitivity Analysis of “Heroic Mother” by Hoa Pham”.Faculty of Arts, University of Wollongong, New South Wales, Australia.

Received: June 7, 2012.Accepted: June 27, 2012. Online Published: July 25, 2012.

URL: http://dx.doi.org/10.5539/ijel.v2n4p85

Irene Mecchi and Jonathan Roberts, 1993. “The Lion King”. First Serries: August 20, 1993.

JairJoão Gonzaga, 2011. Intricate Cases In Clauses In Sfg Concerning The Grammar Of Brazilian Portuguese. Universidade Federal de Santa Catarina Centro de Comunicação e Expressão. Florianópolis, SC, 06 de Junho de 2011.

http://repositorio.ufsc.br/xmlui/bitstream/handle/123456789/95720/29 6877.pdf?sequence=1

Simpson, P. (1993). Language, Ideology and Point of View. New York: Routledge.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Transitivitas adalah sistem yang menguraikan pengalaman sebagai jenis proses yang terkait dengan partisipan dan sirkumstan, (Halliday,1985:101). Transitivitas berhubungan dengan pemilihan jenis proses dan peran partisipan, yang direalisasikan ke dalam realita pengalaman (Eggins,2004:205). Transitivitas dapat menujukan bagaimana makhluk hidup menggambarkan pengalaman berdasarkan kenyataan yang terjadi di sekitar mereka maupun di dalam diri mereka. Aspek-aspek pengalaman yang berdasarkan kenyataan terdiri dari: doing, happening, feeling, being. (Halliday,1985:101).

(14)

klausa terdiri dari proses Material, proses Mental, proses Verbal, proses Behavioural, proses Relational, dan proses Existensial.

(15)

3

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti transitivitas dalam naskah film “The Lion King” yang kemudian peneliti tuangkan dalam judul “Transitivitas dalam Naskah Film The Lion King”.

1.2Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Jenis proses apa saja yang muncul pada naskah film “The Lion King”? 2. Partisipan apa saja yang terdapat dalam proses yang muncul dalam data?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan-tujuan penelitian ini merupakan sasaran yang akan diwujudkan dalam penelitian ini:

1. Untuk menemukan jenis proses yang muncul pada naskah film “The Lion King”.

2. Untuk menemukan partisipan yang terdapat dalam proses yang muncul dalam data.

1.4Manfaat Penelitian

(16)

pembelajaran agar hasil belajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan di program studi sastra inggris.

1.5Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti mengunakan teori Halliday M.A.K (2004:101) yang menyatakan bahwa transitivitas menspesifikasikan perbedaan jenis-jenis proses yang diakui dalam bahasa dan struktur dengan demikian hal tersebut digambarkan. Pernyataan lainnya tentang transitivitas yang dinyatakan oleh Eggins.S (2004:214) bahwa transitivitas berkaitan dengan pengorganisasian klausa untuk mengekspresikan makna pengalaman. Ini berkaitan dengan pengkodean jenis makna: tentang pengalaman, tentang bagaimana kita memandang dan mengalami apa yang terjadi.

Dalam teorinya Halliday mengungkapkan tiga komponen jenis yang merepresentasikan transitivitas atau proses sebagai berikut: (1) proses itu sendiri, (2) partisipan dalam proses, dan (3) sirkumstan berkaitan dengan proses. Proses-proses dalam teori ini meliputi: proses material, proses mental, proses verbal, proses behavioural, proses rasional, dan proses exsistensial. Peran partisipan dalam proses tersebut meliputi: actor, goal, senser, sayer, behaver, carrier, value, existent. Sirkumstan yang terkait dengan proses tersebut meliputi: extent, location, manner, cause, accompaniment, matter, role.

Berkaitan dengan naskah film “The Lion King”, ini dapat dianalisis

(17)

5

(berhubungan dengan dunia nyata tentang realita pengalaman) di dalam suatu klausa. Konsep yang terdapat dalam realita terdiri dari “goings-on”: of doing, happening, feeling, being,(Halliday,1985:101). “goings-on” ini disusun ke dalam sistem semantik seperti peran partisipan, dan diekspresikan melalui tata bahasa dari klausa tersebut.

(18)

Gambar 1.1. Transitivitas. An Introduction to Systemic Functional Linguistics

Proses Material: +Actor; (+Goal (+Range) (+Beneficiary)

Mental

Proses Mental: +Senser; +Phenomenon

Verbal

Proses Verbal: +Sayer; (+Receiver) (+Verbiage)

Behavioural

Circumstance: + Prepositional Phrase; +Adverbial Group

(19)

7 BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang kajian beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian tentang analisis transitivitas dalam naskah film The Lion King.

2.1 Klausa

Azar (1999:239) menyatakan bahwa klausa merupakan kelompok kata yang terdiri atas subjek dan predikat. Maka dari itu, klausa merupakan satuan kata yang memiliki fungsi subjek dan predikat.

Tabel 1.Contoh Klausa

They are three punk who get tripped up in their own laughs Clause: independent Clausa: dependent

Pada tabel di atas merupakan contoh dari klausa yang terdiri dari klausa dependent dan independent. Berdasarkan pada Downing (1995:11) menyatakan bahwa: “An independent clause is complete in itself, whereas

dependent clause is necessarily related to an independent clause and dependent

(20)

2.2Transitivitas

Halliday (1985:101) menyatakan bahwa transitivitas merupakan sistem yang menguraikan pengalaman sebagai jenis proses yang terkait dengan partisipan dan sirkumstan. Halliday (1985:101) menyatakan bahwa experiental meaning berhubungan dengan kehidupan yang berdasarkan kenyataan (berhubungan dengan apa yang dialami oleh setiap makhluk hidup, hewan ataupun manusia didunia). Eggins (2004:206) menyatakan bahwa experiental meaning diekspresikan melalui sistem transitivitas atau jenis prosesnya. Halliday dan Matthiessen (2004:172) menggambarkan hubungan timbal balik antara proses transitivitas sebagai suatu bidang yang memungkinkan kita untuk menafsirkan dan menggambarkan makna pengalaman kita di dunia, bagaimana kita memandang apa yang sedang terjadi.

Simpson (1993:88) menyatakan bahwa transitivitas secara umum merujuk kepada bagaimana makna direpresentasikan di dalam suatu klausa. Sehingga transitivitas berhubungan dengan experiental meaning dan elemen-elemen semantik seperti peran partisipan dan jenis proses yang direpresentasikan di dalam suatu klausa. Berdasarkan jurnal Transitivity Analysis of “Heroic Mother” by Hoa Pham (Online Published: July 25, 2012)

menyatakan bahwa:

“Clauses represent events and processes of various kinds, and transitivity

(21)

9

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sebuah klausa merepresentasikan kejadian atau berbagai jenis proses dan transitivitas dengan tujuan untuk mejelaskan bagaimana seseorang melakukan tindakan dan oleh siapa atau kepada siapa tindakan itu dilakukan.

Halliday (1985:101) mengungkapkan tiga komponen yang merepresentasikan transitivitas atau proses sebagai berikut:

1. proses itu sendiri,

2. partisipan dalam proses itu sendiri, dan 3. sirkumstan yang berkaitan dengan proses.

Tabel 1. Typical functions of group and phrase classes. (Halliday.1985:102)

Type of element; Typically realized by;

(i) Process

(22)

2.3 Proses

Adapun jenis-jenis proses yang terdapat dalam transitivitas yang terdiri dari:

2.3.1 Proses Material

Halliday (1985:102) menyatakan bahwa proses material merupakan proses yang dilakukan atau apa yang terjadi “doing, happening”. Dalam proses material dapat bertanya atau menjawab pertanyaan “what did x do?”.

Eggins (2004:216) menyatakan bahwa proses yang hanya memiliki satu partisipan, maka proses itu disebut dengan intransitif dimana klausa itu “someone doing something” atau menjawab pertanyaan “what did x do?”. Namun jika proses itu memiliki dua atau

lebih partisipan, maka disebut dengan transitif dimana klausa itu “someone does something and the doing involves another entity”. Klausa transitif menjawab pertanyaan “what did x to do y?”.

2.3.1.1 Partisipan

(23)

11

Halliday (1985:102) menyatakan bahwa actor merupakan logical subject (sebuah fungsi dalam struktur transitivitas) yaitu yang melakukan tindakan and goal merupakan logical direct subject.

Goal dan range memiliki persamaan sebagai entitas lain yang dipengaruhi oleh pemilihan partisipan dalam proses mental. Eggins (2004:218) menyatakan bahwa goal muncul melalui proses material, sedangkan range hanya sebagai nama lain dari proses material itu sendiri, dan Eggins (2004:220) juga menyatakan bahwa partisipan yang menerima keuntungan dari proses material disebut sebagai beneficiary. Ada dua jenis partisipan beneficiary yaitu recipient(seseorang yang menerima sesuatu) dan client (sesuatu yang dilakukan untuk).

Tabel 1. Contoh Proses Material: Actor dan Goal

Simba Pounces Zazu playfully

Actor Pr: Material Goal

Pada tabel di atas dapat diklasifikasikan sebagai proses material. Berdasarkan pada teori, jika dilihat dari klausa di atas merupakan bentuk dari perilaku tindakan yang dilakukan oleh Simba. Kata Simba di atas merupakan partisipan yang disebut sebagai Actor dan pada kata Zazu disebut sebagai Goal (pertisipan kedua).

(24)

transitive. Dimana klausa ini “someone does something and the doing involves another entity”. Klausa transitive ini menjawab pertanyaan “what

did x do to y?”.

Tabel 2. Contoh Proses Material: Goal vs Range

He Kick a goal in the last five minute

Actor Pr: Material Range

Pada tabel 2 di atas memiliki perbedaan dengan tabel 1, dimana pada tabel 2 ini partisipan yang kedua disebut sebagai Range pada kata a goal karena kata a goal di atas hanya merupakan kelanjutan dari proses material tersebut dan tidak melalui proses (benar-benar hanya nama lain dari proses itu sendiri).

Table 3. Contoh Proses Material: Beneficiary

He Gives Me a flower

Actor Pr: Material Beneficiary Goal

Pada tabel di atas merupakan bentuk dari partisipan Beneficiary yang berupa Recipient karena pada kata me merupakan orang yang menerima sesuatu yang berupa benda (nominal grup) sebagai Goal pada kata a flower.

2.3.2 Proses Mental

(25)

13

dan bukan merupakan suatu perilaku tindakan dari mental; tentang apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, apa yang dipersepsikan. Menurut Halliday dalam bukunya Eggins (2004:225), menyatakan bahwa:

“Halliday divides mental process verbs into three classes: cognition

(verb of thinking, knowing, understanding), affection (verb of liking,

fearing), and perception (verb of seeing, hearing).”

2.3.2.1 Partisipan

Partisipan yang terjadi dalam proses mental ini adalah sebagai berikut:

1. Sensing atau senser.

2. Phenomenon (phenomenon act dan phenomenon fact). Eggins (2004:227) menyatakan bahwa partisipan yang terjadi dalam proses mental disebut sebagai sensing atau senser dan phenomenon. Partisipan phenomenon memiliki dua jenis yaitu phenomenon act (realized by an imperfective non-finite clause as if it were a simple noun) dan phenomenon fact (an embeded clause, usually finite and usually introduced by a „that’, finctioning as if it a simple

noun). Halliday (1985:111) juga menyatakan bahwa:

“For the two participants in a mental process used the term senser and

phenomenon. The senser is the conscious being that is feeling, thinking,

or seeing. The phenomenon is that which is „sensed’- felt, thought or

(26)

Simpulan dari penjelasan di atas bahwa proses mental dapat menyatakan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, dan bagaimana mereka merasakan kehidupan berdasarkan kenyataan. Dalam proses mental selalu terdapat dua partisipan yaitu senser (berdasarkan kesadaran) dan phenomenon (apa yang dirasakan, dipikirkan, dipersepsikan secara sadar). Phenomenon memiliki dua jenis yaitu phenomenon act („thing‟) dan phenomenon fact (eksplisit atau implisit „that‟).

Tabel 1. Contoh Proses Mental: senser dan phenomenon

She sees Red and yowls

Senser Pr: Mental Phenomenon Phenomenon

(27)

15

Tabel 2. Contoh Proses Mental: phenomenon act dan phenomenon fact

He Thought (the matter of the task)

Senser Pr: Mental Phenomenon: act

Pada tabel 2 di atas, merupakan proses mental yang memiliki partisipan kedua sebagai phenomenon act (realized by an imperfective non-finite clause as if it were a simple noun) atau yang berupa „thing‟ yang

dipengaruhi oleh proses dari kata thought.

2.3.3 Proses Behavioural

Proses behavioural secara gramatikal berada diantara proses mental dan proses material. Halliday (1985:128) menyatakan bahwa proses behavioural meliputi psikologikal dan psikologikal behavioural. Eggins (2004:233) menyatakan bahwa:

“the majority of behavioural have only one participant.”

2.3.3.1 Partisipan

Partisipan yang terdapat dala proses behavioural berupa: 1. Behaver

2. behaviour

3. Phenomenon

(28)

atau merasakan seperti senser pada proses mental, tetapi fungsi prosesnya lebih kepada perilaku suatu tindakan. Eggins (2004:234) menyatakan bahwa behavioural dapat berisi kedua partisipan yang disebut seperti Range (yang teruraikan dari proses itu sendiri), partisipan itu disebut dengan behaviour. Partisipan lainnya yang terdapat dalam proses behavioural yang tidak diuraikan dengan cara lain dari proses tersebut disebut dengan phenomenon.

Tabel 1. Contoh Proses Behavioural: Behaver

The Hyenas Laugh menacingly

Behaver Pr: behavioural Circ: manner

Pada tabel di atas termasuk ke dalam proses behavioural. Berdasarkan pada teori di atas partisipan behaver pada kata the Hyenas merupakan partisipan yang secara sadar melakukan atau merasakan seperti senser pada proses mental, tetapi fungsi prosesnya lebih kepada perilaku suatu tindakan. Pada kata laugh merupakan sebuah tindakan yang dialami oleh kesadaran atau perilaku yang mengekspresikan bentuk dari apa yang dilakukan.

Tabel 2. Contoh Proses Behavioural: behaver dan behaviour

Ed Laughs his signature laugh

(29)

17

Pada tabel 2 terdapat partisipan phenomenon pada kata his signature laugh yang biasa terdapat pada proses behavioural karena restatement dari proses itu sendiri dan pemilihan jenis proses mempengaruhi peran partisipan yang terjadi didalamnya. Pada kata laughs merupakan proses behavioural di mana meliputi psikologikal dan psikologikal behavioural seperti yang telah dijelaskan pada teori di atas pada proses behavioural.

Tabel 3. Contoh Proses Behavioural: behaver dan phenomenon

She looks at Simba

Behaver Pr: behavioural Phenomenon

Pada tabel 3 merupakan proses behavioural yang berisi dua partisipan yaitu yang tidak bisa diuraikan dengan cara lain (restatement) yaitu phenomenon dan behaver yaitu partisipan yang secara sadar melakukan atau merasakan.

2.3.4 Proses Verbal

Halliday (1985:129) menyatakan bahwa proses verbal merupakan proses yang merepresentasikan tentang apa yang dikatakan atau “saying”.

(30)

ataupun laporan. Tetapi sebaliknya proses mental berupa laporan atau kutipan gagasan, sedangkan proses verbal berupa kutipan atau laporan pembicaraan.

2.3.4.1 Partisipan

Partisipan yang terjadi dalam proses vebal terdiri dari: 1. Sayer dan partisipan lainnya disebut sebagai, 2. Receiver (kepada siapa pesan disampaikan),

3. atau bisa terjadi juga sebagai target (dampak dari proses verbal) dan,

4. Verbiage (sebuah pernyataan yang dikatabendakan dari proses verbal).

Seperti yang dinyatakan Halliday (1985:130):

“two other participants function regularly in a verbal process. One is

the receiver, the one to whom the verbalization is addressed. The other

is a name for the verbalization itself (a pack of lies in he told me a pack of lies). This shal l can call the Verbiage.”

Simpulan yang di dapat dari penjelasan di atas bahwa partisipan dalam proses verbal yaitu sebagai sayer (penyampai sesuatu),reciever (penerima atau kepada siapa sesuatu itu disampaikan) dan verbiage (sebuah pernyataan yang dikatabendakan dari proses verbal).

Tabel 1. Contoh Proses Verbal: sayer, receiver, dan verbiage

You told me you‟d always be there for me

(31)

19

Pada tabel 1 contoh dari proses Verbal, merupakan proses yang mempresentasikan tentang apa yang dikatakan atau saying. Partisipan yang terdapat dalam proses verbal berupa sayer dimana kata you menyampaikan pesan kepada me sebagai receiver atau penerima pesan dan you’d always be there for me sebagai verbiage (sebuah pernyataan yang dikatabendakan dari proses verbal).

2.3.5. Proses Relasional

Jika proses mental merupakan proses sensing dan proses material merupakan proses doing, maka proses relasional merupakan proses being. Halliday (1985:112) menyatakan bahwa proses relasional berhubungan dengan kejadian yang masih berlangsung atau proses “being”. Dalam proses relasionalmemiliki dua jenis klausa; identifying

dan attributive.Halliday (1985:113) menyatakan keutamaan dari proses relasional yang terdiri dari intensive (quality) , circumstantial (time or place) , dan possesive (possesion).

2.3.5.1. Partisipan

Eggins (2004:239) dalam proses rasional juga terdapat perbedaan jenis partisipan dari jenis klausa antara:

(32)

yang disebut dengan carrier yang selalu terdapat noun atau nominal group) dan,

2. Identifying (token yang mengacu pada sign, a name, a form, a holder, or an occupantdan value yang mengacu pada a meaning, a referent, a function, a status, or a role).

Atributive itu berhubungan dengan dua bentuk, di mana hubungan yang ditunjukan dengan kata kerja be atau sebuah sinonim. Identifying menjelaskan secara semantik dan secara gramatikal. Secara semantik, klausa identifying bukan tentang ascribing atau classifying, tetapi definingseperti „x serves to define the identity of y‟.

Tabel 1. Contoh Proses Relasional; attributive

He Is a teacher

Carrier Pr: Relational Attribute

(33)

21

Tabel 2. Contoh Proses Relasional: identifying

You Are the beautiful flower

Token Pr: Relational Value

Pada tabel di atas merupakan proses relasional yang berisi klausa identifying dan didalamnya memiliki dua partisipan yang disebut dengan token pada kata you karena ditandai dengan the beautiful flower sebagai penanda peran atau role yang disebut dengan value.

2.3.6. Proses Eksistensial

Halliday (1985:130) menyatakan bahwa proses eksistensial mengulang kembali proses yang muncul atau yang terjadi. Halliday and Matthiessen (2004:256) menyatakan bahwa: ”These processes “represent that something exists or happens”

Eggins (2004:238) menyatakan bahwa proses eksistensial mudah untuk diidentifikasi seperti struktur yang melibatkan penggunaan kata „there‟. Ketika menggunakan kata „there‟ dalam

proses eksistensial, itu tidak merepresentasikan makna atau itu tidak merujuk kepada sebuah tempat atau lokasi seperti pada contoh “there is your book-on the table” karena kata „there‟ merupakan sebuah subjek.

2.3.6.1.Partisipan

(34)

Tabel 1. Contoh Proses Eksistensial: existent

There was a girl in the corner

Pr: Eksistensial Existent

Pada contoh tabel di atas merupakan proses eksistensial dimana terdapat partisipan existent (a functional label) „a girl‟. Berdasarkan teori di atas, proses eksistensial mengulang kembali proses yang muncul atau yang terjadi dengan adanya kata there.

2.4. Sirkumstan

Halliday (1985:137) menyatakan bahwa sirkumstan yang terdapat dalam berbagai jenis proses terdiri dari beberapa jenis. Seperti yang diungkapkan oleh Halliday dan Matthiessen (2004:296)mengatakan bahwa: “There are seven circumstances that are used for expansion:

Extent, Location, Manner, Cause and Contingency (for enhancement),

Accompaniment (for extension), Role (for elaboration)”. Di bawah ini beberapa jenis sirkumstan meliputi:

1. extent (how long?, how far?) yang dinyatakan dalm beberapa unit atau bentuk pengukuran.

Tabel 1.1. Contoh Circumstance: extent

I „ve given Blood 36

(35)

23

2. location (when?, where?) yang dinyatakan dalan tempat dan waktu .Tabel 2.1. Contoh Circumstance: location

I Delivered it in the clinic where she was Actor Pr: material Goal Circ: location

3. manner (how?, what with?, in what way?, like what?) terdiri dari means (bagaimana proses berlangsung), quality (dinyatakan dalam adverbial grup), comparison (dinyatakan dalam preposisional phrase).

Tabel 3.1. Contoh Circumstance: manner

So They Did the transfusion through the umbilical artery Actor Pr: material Range Circ: manner

4. cause (why?, what for?, who for?).

Tabel 4.1. Contoh Circumtance: cause

My daughter survived thanks to the two Swiss men

Actor Pr: material Circ: cause

5. accompaniment (who/what with?, who/what whit?).

(36)

6. matter (what about?).

Tabel 6.1. Contoh Circumstance: matter

As for Greece, They give you nothing

Circ:matter Actor Pr: material Beneficiary Goal

7. role (what as?).

Tabel 7.1. Contoh Circumstance: role

She was travelinh to Israel as a tourist Actor Pr: material Circ:location Circ: role

2.5. The Lion King

The Lion King merupakan film animasi Amerika yang dirilis pada tahun 1994 yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Fitur dan dirilis oleh Walt Disney Picture. Cerita The Lion King bertempat di kerajaan antropomorfik di Afrika. Cerita ini ini disutradarai oleh Roger Allers dan Rob Minkoff, diproduksi oleh Don Hahn, dan telah dimasukan ke dalam naskah film yang diterbitkan pada tanggal 20 Agustus 1993 oleh Irene Mecchi, Jonathan Roberts dan Linda Woolverton.

(37)

25 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pada bab ini memberikan gambaran umum mengenai objek penelitian dan metode penelitian.

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah jenis proses dan partisipan. Jenis proses yang muncul seperti: proses Material, proses Mental, proses Verbal, proses Behavioural, proses Relational, dan proses Eksistensial dalam setiap klausa yang diambil dari naskah film The Lion King. Sumber naskah film The Lion King oleh Mecchi and Jonathan Roberts diambil pada tanggal 21 September 2012.

Penulis memilih naskah film The Lion King sebagai data penelitian karena naskah film The Lion King memiliki bentuk klausa yang berbeda-beda dan jika dilihat dari transitivitasnya juga dapat mempengaruhi peran partisipan dan jenis proses yang terdapat dalam setiap klausa.

3.2 Metode Penelitian

(38)

actually seen, tasted, heard, smelled, or touched, or what he has

vividlyimagined.”(Talmadge, et.al, 1962:14)

Berdasarkan penjelasan diatas, metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan jenis proses dan partisipan yang terjadi pada setiap klausa dari data-data yang ditemukan.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 1. Pemilihan Data

Peneliti memilih data penelitian dari sumber naskah film yang diambil pada tanggal 21 September 2012 dengan judul The Lion King oleh Mecchi and Jonathan Roberts. Dalam naskah film tersebut peneliti menemukan banyak klausa yang dapat diuraikan ke dalam sistem transitivitas untuk menggambarkan jenis proses dengan peran partisipan yang berbeda-beda.

2. Penemuan Data

Peneliti membaca dan memahami keseluruhan naskah film untuk mengidentifikasi data yang dikategorikan ke dalam jenis proses dan peran partisipan dalam setiap klausa yang terdapat pada naskah film The Lion King.

3. Klasifikasi Data

(39)

27

dalam transitivitas yang terdapat dalam setiap klausa pada naskah film The Lion King.

4. Analisis Data

Pada bagian analisis, data yang telah dipilih akan dianalisis untuk mengetahui jenis proses yang muncul dalam setiap klausa dan mengetahui peran partisipan dalam jenis proses yang muncul dalam setiap klausa.

3.2.2 Analisis Data

Setelah data terkumpul, data dianalisis berdasarkan pada pemahaman dan teori yang didapat.

Contoh Analisis Data a. Jenis Proses Data 1

Scar Hugs Simba tigh.

Actor Pr: Material Goal Cirms: Manner

Pada data ini, jenis proses yang muncul merujuk kepada suatu tindakan pada kata “hugs” yang dilakukan oleh seseorang. Proses itu disebut sebagai

(40)

tersebut). Sirkumstan yang terjadi disebut sebagai manner (bagaimana proses itu terjadi).

Dalam proses material, diketahui apa yang dilakukan x (Scar) atau “what did x do?”, tetapi dalam klausa ini terdapat dua partisipan sehingga mengetahui

(41)

29 BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi analisis data berdasarkan data yang telah diklasifikasikan yang penulis ambil dari naskah film The lion King. Oleh karena itu, bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu klasifikasi dan analisis.

4.1 Pembahasan

Pada bagian pembahasan ini, hasil penelitian akan diungkapkan, dijelaskan, dan dibahas berdasarkan data yang telah diperoleh. Kemudian, pada analisis data akan menggunakan teori yang telah ditentukan dan dibahas secara terperinci. Pembahasan ini juga sesuai dengan data yang telah ditemukan dan diklasifikasikan ke dalam jenisnya masing-masing.

4.1.1 Jenis Proses

Jenis proses yang ditemukan dalam menganalisis data terdiri dari keseluruh jenis proses yang terdapat dalam transitivitas.

4.1.1.1 Proses Material Data 1

Scar catches Zazu in his mouth

(42)

Analisis:

Pada data 1, jenis proses yang ditemukan merujuk kepada aktivitas yang terjadi yang disebut sebagai proses material dari kata catches. Dalam klausa diatas terdapat dua partisipan atau peran partisipannya terdapat dua. Pertama sebagai Actor (yang melakukan tindakan) pada kata Scar, kedua sebagai Goal (yang dikenai tindakan) pada kata Zazu. Sirkumstan yang terjadi termasuk sebagai manner/cara, cara bagaimana proses itu terjadi karena sirkumstan merupakan tempat proses yang melibatkan partisipan terjadi.

Pada data 1, aktor yang melakukan tindakan perbuatan adalah Scar. Scar melakukan sesuatu "langsung mengenai" ke Zazu sebagai tujuan (partisipan kedua). Verba grup dalam kata "chatces" kalimat diatas dikatakan sebagai transitif karena (melalui) yang meluas sampai kebeberapa entitas lain dan verba grup itu disebut sebagai proses material. Dalam proses material diketahui apa yang x lakukan atau apa yang terjadi. "What did x do? Catches ' Zazu. Tapi dalam kasus ini, terdapat dua partisipan "seseorang melakukan sesuatu". Maka, “what did x to do y?” atau apa yang dilakukan Scar terhadap Zazu? Dia menangkap zazu dengan mulutnya. Jadi “What did x do?” merujuk kepada satu partisipan dan “What did x do to y?” merujuk kepada dua partisipan.

Data 2

(43)

31

Analisis :

Pada data 2, terdapat dua klausa yang berbeda yaitu dependenthits the target” dan independentSimba flies through the air”. Kedua klausa itu dihubungkan dengan conjuction atau kata penghubung and,dan kedua klausa di atas diklasifikasikan sebagai proses Material karena kedua klausa itu menunjukan suatu tindakan yang dilakukan oleh Simba pada kata flies dan hits.

Partisipan yang muncul pada proses Material pada kata “Simba” dapat diklasifikasikan sebagai partisipan Actor karena kata “Simba” menunjukkan seseorang melakukan sesuatu atau “doing something” yang melibatkan entitas

yang lainnya atau partisipan lain secara langsung atau direct. Kata “the target” yang merupakan entitas lain atau sebagai partisipan kedua yang

disebut sebagai Goal. Dilihat dari penjelasan tersebut maka proses yang dilakukan oleh Actor disebut sebagai proses material.

Sirkumstan yang muncul pada proses di atas merupakan sirkumstan manner karena menunjukan bagaimana partisipan melakukan suatu tindakan. Sirkumstan muncul pada klausa pertama yang disebut sebagai klausa independent.

Data 3

(44)

Analisis :

Jenis proses yang muncul pada klausa data 3 merujuk kepada aktivitas yang terjadi atau seseorang melakukan sesuatu. Jenis proses pada data 3 disebut sebagai proses Material pada kata “puts” suatu tindakan yang dilakukan oleh Scar.

Pemilihan jenis proses ini mempengaruhi pada peran partisipan yang terjadi pada proses Material disebut sebagai partisipan actorpada kata “Scar” (melakukan tindakan perbuatan). Dalam klausa di atas memiliki dua partisipan. Partisipan yang kedua disebut sebagai goal pada kata his massive. Jika klausa yang merupakan proses material dan memiliki dua partisipan disebut sebagai transitive karena seseorang melakukan sesuatu dan meluas sampai ke entitas lain.

Pada data 3 di atas memiliki dua sirkumstan yaitu paw gently dan on Simba’s head. Pada kata paw gently merupakan sirkumstan yang disebut

sebagai manner (bagaimana partisipan melakukan suatu tindakan) dan pada kata on Simba’s head merupakan sirkumstan yang disebut sebagai location (dimana proses itu berlangsung).

4.1.1.2 Proses Mental Data 1

(45)

33

Analisis :

Pada data 1, dapat dilihat bahwa proses yang terjadi merupakan proses mental. Pada kata “we” disebut sebagai partisipan senser karena pelaku

tindakan tidak melakukan hal-hal dengan menggunakan fisik tetapi termasuk ke dalam tindakan non fisik atau mental (thoughts, feelings, perceptions). Senser yang terjadi dilihat dari proses yang muncul pada kata “hear” yang disebut sebagai proses mental dan senser yang terjadi termasuk perceptions yaitu cara dari melihat atau memahami sesuatu. Kata “the sounds of their

conspiratorial” merupakan partisipan kedua yang disebut sebagai phenomenon yaitu apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa yang dipersepsikan.

Data 2

Simba‟s eyes follow the horizon and Grow Wide

Senser Pr: Mental Phenomenon Pr: Material Circ: Manner

Analisis :

(46)

proses Material karena klausa kedua itu menunjukan suatu tindakan pada kata grow.

Partisipan yang muncul pada proses Mental berbeda dari partisipan yang terdapat pada proses Material. Simba’s eyes merupakan partisipan yang disebut sebagai senser yang melakukan tindakan mental atau reaksi mental karena dilihat dari proses yang terjadi pada klausa di atas yaitu proses mental. Kata kerja yang terdapat pada proses mental termasuk pada perceptions (apa yang dilihat, apa yang didengar). Partisipan kedua yang dimiliki oleh proses mental merupakan phenomenon pada kata the target.

Sirkumstan yang muncul pada data 2 hanya terdapat dalam klausa kedua yaitu klausa dependent yang disebut sebagai proses Material. Kata wide yang disebut sebagai sirkumstan manner (bagaimana proses material itu berlangsung).

Data 3

I know that your power of retention

Sensing Pr: mental Phenomenon Circ: Matter

Analisis:

Pada data 3, jenis proses yang muncul adalah proses Mental merujuk kepada reaksi mental pada kata “know” suatu reaksi mental yang dirasakan

(47)

35

Mental di atas termasuk kedalam cognition (thinking, knowing, understanding).

Partisipan yang terjadi pada klausa di atas memiliki dua partisipan. Pada kata “I” disebut sebagai sensing karena pada proses mental pelaku tindakan tidak melakukan hal-hal dengan menggunakan fisik tetapi menggunakan perasaan yang disebut dengan “senser”. Partisipan yang kedua disebut sebagai phenomenon pada kata your power. Berbeda dengan proses material kebalikan dari proses mental.

Sirkumstan yang muncul pada klausa di atas disebut sebagai sirkumstan matter (what about) pada kata of retention.

4.1.1.3 Proses Behavioural Data 1

They look out at the land in harmony

Behaver Pr: behavioural Circ: location

Analisis:

(48)

Verbal grup pada kalimat atau klausa diatas itu adalah sebuah tindakan yang dialami oleh kesadaran. Behavioural biasanya meliputi pisiologi dan perilaku psikologikal. Kata “look out” adalah sebagai proses Behavioural karena mendeskripsikan perilaku yang mengekspresikan bentuk dari apa yang dilakukan, biasanya tidak mencakup ke partisipan yang lainnya berbeda dengan proses material yang tindakan dari proses yang terjadi mencakup ke partisipan yang lainnya. Tetapi jika kata look out itu menjadi kata see maka itu sebagai proses mental.

Partisipan yang terjadi dalam proses Behavioural disebut dengan behaver karena proses Behavioural diatas menunjukan bahwa seseorang atau sesuatu yang berperilaku atau (psikologi) seorang individu yang berperilaku sedang memantau atau mempelajari sesuatu. Kata “they” diatas disebut

sebagai behaver.

Sirkumstan yang terjadi dalam proses Behavioural klausa diatas disebut sebagai location karena dilihat dari bagaimana partisipan berperilaku dengan kata look out dan bagaimana proses Behavioural terjadi. Kata “at the land in harmony” disebut sebagai location.

Data 2

Simba looks out over the kingdom.

(49)

37

Analisis :

Klausa di atas merujuk kepada sebuah tindakan yang dialami oleh kesadaran yang meliputi pisiologi dan psikologi dimana seseorang atau sesuatu yang berperilaku sedang memantau atau mempelajari sesuatu. Proses yang muncul pada klausa di atas disebut sebagai proses Behavioural, dilihat dari kata “looks out”.

Partisipan yang muncul pada proses Behavioural yang disebut sebagai behaverpada kata “Simba”. Sirkumstan yang terjadi pada proses behavioural merupakan sirkumstan cause dilihat dari bagaimana partisipan berperilaku dan dari proses Behavioural terjadi.

Data 3

Simba and Nala look at each other

Behaver Pr: behavioural Phenomenon

Analisis :

Klausa di atas termasuk ke dalam proses Behavioural karena perilaku yang dilakukan secara sadar dan mengekspresikan bentuk dari apa yang dilakukan. Dilihat dari kata “look at” disebut sebagai proses Behavioural.

Pemilihan jemis proses tersebut dapat mempengaruhi peran partisipan yang terjadi pada klausa di atas. Peran partisipan pada kata “Simba and Nala”

(50)

muncul tidak hanya terjadi pada proses mental tetapi pada proses Behavioural juga yang bukan restatement dari proses tersebut.

4.1.1.4 Proses Verbal Data 1

if you Tell me i ‟ll still act surprised

Sayer Pr: verbal Receiver Actor Pr: material

Analisis :

Pada data 1, terdapat dua klausa dengan klausa yang sama disebut sebagai independent. Kedua klausa itu dihubungkan dengan conjuction yang disembunyikan (implicit) atau kata penghubung that. Klausa di atas merupakan bentuk dari proses Verbal dilihat dari kata “tell”. Disebut proses Verbal karena merupakan proses yang merepresentasikan tentang apa yang dikatakan atau “saying”.

Peran partisipan pada proses verbal disebut dengan sayer (penyampai pesan) dilihat dari kata “you”. Peran partisipan yang kedua disebut dengan

(51)

39

yang terjadi pada proses material dalam klausa kedua disebut dengan actor (seseorang melakukan sesuatu atau someone doing something).

Data 2

He Said I can‟t go There

Sayer Pr: verbal Actor Pr: material Circ: matter

Analisis:

Pada data 2, terdapat dua klausa yang disebut sebagai independent. Kedua klausa itu dihubungkan dengan conjuction yang disembunyikan (implicit) yaitu kata that. Klausa di atas merupakan bentuk dari proses Verbal dilihat dari kata “said”. Disebut proses Verbal karena merupakan proses yang merepresentasikan tentang apa yang dikatakan atau “saying”.

Data di atas menunjukan sebagai proses Verbal dimana sebuah proses Verbal dari klausa langsung maupun tidak langsung, merepresentasikan partisipan yang disebut sebagai sayer, penerima disebut sebagai target. Klausa “i can’t go there” yang disebut sebagai penerima yaitu target. Penerima adalah

salah satu untuk kepada siapa proses Verbal disampaikan. Klausa diatas “i can’t go there” kemudian diklasifikasikan lagi kedalam kategori sebagai

proses Material.

(52)

Dalam proses Verbal, analisis struktur transitivitas diatas dari kedua klausa tersebut menonjolkan proses Verbal dan penyebab ditonjolkannya proses Verbal yang mungkin dari semua jenis proses. Kata “said” yang disebut sebagai prosesVerbal.

Data 3

My dad Told me about you.

Sayer Pr: Verbal Receiver Circ: Matter

Analisis :

Pada data 3 di atas merupakan proses Verbal yang secara langsung atau direct report. Klausa di atas merupakan bentuk dari proses Verbal dilihat dari kata “said”. Disebut proses Verbal karena merupakan proses yang merepresentasikan tentang apa yang dikatakan atau “saying”.

Partisipan di atas yang disebut sebagai sayer (penyampai berita), dan partisipan kedua yang disebut sebagai penerima atau receiver (kepada siapa verbal proses disampaikan) kata “me”. Kemudian pada kata “told”

diklasifikasikan kedalam kategori sebagai verbal proses. Pada “about you

(53)

41

4.1.1.5 Proses Relasional Data 1

That hairball is my son and your future king Carrier Pr: Relational Value

Analisis :

Pada tabel data 1 di atas termasuk ke dalam proses Relasional karena proses Relasional berhubungan dengan kejadian yang masih berlangsung atau proses “being”. Pada klausa di atas berisi klausa identifying klausa identifying

bukan tentang ascribing atau classifying, tetapi defining seperti „x serves to define the identity of y‟.

Di dalam klausa identifying terdapat dua partisipan yang disebut dengan carrierpada “that hairball” karena ditandai dengan “my son and your future king” sebutan klasifikasi atau deskriptif ditunjukan kepada sebuah partisipan yang disebut dengan carrier. Sedangkan partisipan kedua “my son and your future king” disebut sebagai penanda atau value. Kata “is” yang disebut sebagai proses Relasional.

Data 2

Before sunrise he „s your son

(54)

Analisis:

Pada data 2 di atas termasuk ke dalam proses Relasional. Proses Relasional berhubungan dengan kejadian yang masih berlangsung atau proses “being”. Pada klausa di atas berisi klausa identifying klausa identifying bukan

tentang ascribing atau classifying, tetapi defining seperti „x serves to define the identity of y‟.

Partisipan yang muncul pada tabel 2 disebut sebagai carrier pada kata “he” karena menunjukkan sebuah partisipan dan merupakan sebuah nominal

group dan menunjukan sebutan klasifikasi atau deskriptif ditunjukan kepada sebuah partisipan yang disebut dengan carrier. Kata “’s”atau “is” sebagai proses Relasional dan “your son” disebut sebagai value karena mengacu kepada sebuah status.

Data 3

You and Nala are Betrothed

Carrier Pr: Relasional Value

Analisis:

Klausa di atas merupakan Proses Relasional karena berhubungan dengan kejadian yang masih berlangsung atau proses “being”. Pada klausa di

(55)

43

Partisipan pada tabel 3, “you and Nala” yang disebut sebagai partisipan dari proses Relasional pada kata “are” yang termasuk ke dalam partisipan attribute yaitu carrier. Kata “betrothed” disebut sebagai value mengacu kepada sebuah status dari partisipan “you and Nala” karena “you and Nala” adalah anak yang telah dijodohkan dari sejak lahir oleh ibu

mereka.

4.1.1.6 Proses Eksistensial Data 1

There ‟s a good lad.

Pr: Eksistensial Existent

Analisis :

Pada data 1 di atas termasuk ke dalam proses eksistensial. Proses Eksistensial mengulang kembali proses yang muncul atau yang terjadi.

Partisipan yang terdapat pada proses di atas merupakan existent di mana pada proses Eksistensi haya terdapat satu patisipan yaitu existent (a functional label) pada kata “a good lad”. Proses Eksistensial pada klausa di atas merupakan pengulangan kembali proses yang muncul atau yang terjadi dengan adanya kata “there”. Kata there di atas bukan merupakan partisipan

(56)

Data 2

There „s no respond

Pr: Eksistensial Eksistent

Analisis:

Pada tabel 1, dapat dikatakan sebagai proses eksistensial pada kata “’s” atau “is” karena merupakan sebuah pengulangan informasi dari kata “there” karena kata there bukan merupakan partisipan dan tidak merujuk ke

suatu tempat ataupun makna tetapi hanya sebagai subject dari klausa di atas. Partisipan yang muncul dalam klausa di atas merupakan exsitent pada kata-kata “no respond” karena dalam proses Eksitensial hanya memiliki satu partisipan yang disebut sebagai exsistent.

Data 3

There Is a moment

Pr: eksistensial Eksistent

Analisis:

Pada tabel 3, kata “there” merupakan pengulangan sebuah informasi

(57)

45

(58)

46

Pada bab ini terdapat dua bagian. Pada bagian pertama, simpulan berisi berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab IV. Kemudian, pada bagian berikutnya berisi saran atau masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dengan topik Transitivitas.

5.1 Simpulan

Bedasarkan analisis yang telah diselesaikan pada bab IV, total data yang diperoleh adalah delapan belas data. Sumber data yang diperoleh diambil dari naskah film the lion king oleh Irene Mecchi and Jonathan Roberts pada tanggal 21 September 2012.

Analisis data difokuskan pada analisis Transitivitas. Hasil analisis mendeskripsikan penemuan jenis proses dan partisipan. Dengan hasil, peneliti menyimpulkan dan menjawab rumusan masalah yang terdapat pada bab I sebagai berikut:

(59)

47

2. Partisipan yang muncul dalam setiap proses terjadi dalam setiap klausa, terdiri dari: Material = actor; goal, Mental = senser; phenomenon, Behavioural = behaver, Verbal = sayer; receiver, Relational = Carrier;

value, dan Existential = existent. Jenis proses berhubungan dengan partisipan yang berbeda-beda dalam setiap klausa.

5.2 Saran

Berdasarkan pada simpulan yang telah didapat, beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Penelitian ini menganalisis tentang transitivitas yang direpresentasikan di dalam suatu klausa berdasarkan pada tiga kategori yang meliputi: proses, partisipan, dan sirkumstan. Sehingga dapat memberikan kesempatan kepada peneliti selanjutnya untuk menganalisis lebih lanjut tentang transitivitas melalui beberapa jenis proses yang terdapat pada transitivitas. Selain itu juga transitivitas dapat dianalisis lebih mendalam seperti berdasarkan perbedaan yang terjadi dalam setiap jenis proses berdasarkan data analisis yang didapat, sehingga tidak terpaku kepada pengklasifikasian saja.

Gambar

Gambar 1.1. Transitivitas. An Introduction to Systemic Functional Linguistics   (Eggins: 2004.214)
Tabel 1. Contoh Proses Material: Actor dan Goal
Table 3. Contoh Proses Material: Beneficiary
Tabel 1. Contoh Proses Mental: senser dan phenomenon
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan Pemilu Meningkatnya Kualitas Teknis Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu Dalam Pencegahan, Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa.. Persentase tata laksana

Pengujian selanjutnya adalah pengujian setting arus relai, pengujian setting arus relai adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah prototipe relai proteksi

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan, jadi penelitian dilakukan untuk memperoleh data dan imformasi tentang Tari Pajaga Ininnawa

Terima kasih Tuhan, dengarkan doa kami ini, di dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami.. UMAT LAIN DULU LAIN SEKARANG Dulu aku jauh, jauh dari

Memperkuat teori yang menyatakan bahwa keterampilan konseling dapat dilakukan secara yang menyatakan bahwa keterampilan konseling dapat dilakukan secara efektif dan dikuasai

[r]

Zesbendri dan Ariyanti (2007) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif sangat kuat antara disiplin kerja dengan kinerja.. dalam penelitiannya menyatakan bahwa disiplin

Abstrak — Taman Seni dan Pusat Pelatihan Kebudayaan Tradisional Jawa Timur di Kediri ini merupakan sebuah fasilitas yang mewadahi kegiatan pertunjukan serta