• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Program Radio: Analisis Program Sindo Pagi Di Radio Sindo Trijaya Fm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Program Radio: Analisis Program Sindo Pagi Di Radio Sindo Trijaya Fm"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

TRIJAYA FM

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Lisna Okdiana

109051100024

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i Lisna Okdiana

Produksi Program Radio: Analisis Program Sindo Pagi di Sindo Trijaya FM Sindo Trijaya FM adalah stasiun radio yang mengidentifikasikan dirinya sebagai radio informasi yang enak didengar. Selain materi siarannya yang didominasi oleh informasi, siarannya juga diselingi oleh lagu. Radio Sindo Trijaya FM juga memiliki program yang beragam materi, salah satunya adalah Sindo Pagi. Sindo Pagi merupakan program pengawal hari para pendengar dalam menemani mereka memulai aktivitasnya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui apa saja yang menjadi isi siaran dari program Sindo Pagi di radio Sindo Trijaya FM? Lalu, bagaimanakah cara radio, dalam hal ini adalah radio Sindo Trijaya FM, memproduksi isi siarannya yaitu pada program Sindo Pagi yang ditinjau dari proses pra produksi, produksi dan pasca produksinya?

Untuk memproduksi program yang sesuai dengan kebutuhan khalayak dan sampai kepada tujuannya, maka, dalam membuat sebuah program diperlukan proses atau tahapan-tahapan agar pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, penulis berusaha meneliti program Sindo Pagi dengan memaparkan proses pra produksi, produksi serta pasca produksi program Sindo Pagi.

Pada program Sindo Pagi, beragam materi disajikan untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya di pagi hari. Isi pada program Sindo Pagi terbagi menjadi tiga segmen, yang berisikan siraman motivasi, berita internasional dan juga berita seputar Indonesia sampai pada informasi cuaca maupun lalulintas di Jakarta. Proses pelaksaan program ini berlangsung tidak begitu rumit mulai dari proses pra produksi, produksi dan pasca produksinya. Hal itu disesuaikan dengan sifat radio yang segera dan langsung. Program Sindo Pagi tidak hanya menyajikan materi tunggal saja, akan tetapi menyajikan beragam materi dalam siarannya. Sehingga, Sindo Pagi didaulat menjadi program variatif yang berupaya memberikan motivasi pendengar sekaligus membuat pendengar semakin informatif dengan pemenuhan berita terkini di pagi harinya.

Dengan mengukuhkan program-program yang menarik dan beragam untuk disajikan kepada khalayak, para awak media diharapkan dapat mengatasi persaingan antar media saat ini. Untuk itu, setiap produksi program radio harus dilakukan sebaik dan semenarik mungkin, serta mengacu pada kebutuhan audien sekaligus dapat memberikan manfaat sehingga program tersebut dapat menjadi pilihan bagi khalayaknya.

(6)

ii

Pertama-tama, penulis panjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya. Dan tidak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita menjadi umat yang selalu mendapat syafaat dari beliau.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak sekali pengalaman dan wawasan baru yang penulis dapatkan. Tidak dipungkiri, penulis juga sempat mengalami kesulitan bahkan rasa kegundahan dalam menjalani skripsi ini. Namun, berkat doa, usaha, bimbingan dan motivasi yangaa mengiringi berhasilmembuat penulis menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dengan penuh ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, diantaranya kepada:

1. Bpk Dr. H. Arief Subhan, MA. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Wakil Dekan I Bpk. Drs. Wahidin Saputra, MA., Wakil Dekan II, Bpk. Drs. H. Mahmud Jalal MA, dan Wakil Dekan III Bpk.Drs. Study Rizal, LK, MA.

2. Dosen pembimbing, Ibu Siti Nurbaya M.Si yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi arahan, semangat yang besar kepada penulis dalam tahapan pembuatan skripsi ini dengan baik.

(7)

iii

Rina Farida, M.Si, selaku Sekretaris, yang senantiasa membantu penulis dalam berbagai hal termasuk kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosenFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan karyawan tata usaha yang telah memudahkan penulis.

7. Kepada orang tua tercinta, kakak-kakak yang menjadi motivator utama bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terlebih untuk Ibunda yang sangat penulis sayangi.

8. Pihak-pihak di radio Sindo Trijaya FM yang telah membantu penulis atas kerjasamanya selama mengadakan penelitian dalam memperoleh informasi terkait dengan judul skripsi penulis.

9. Teman-teman di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di jurusan Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2009 dan juga diluar kampus, khususnya Zaki, Shifa, Puti, Virlin yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

Akhir kata dari penulis, semoga segala bantuan dan motivasi yang telah diberikan mendapatkan balasan dan ridho Allah SWT, amin yarobbal alamin…

Ciputat, 21 Mei 2013

(8)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR……….. vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah.….... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

D. Tinjauan Pustaka...7

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian………..……… 8

2. Paradigma Penelitian……….. 9

3. Subjek dan Objek Penelitian………..…… 9

4. Teknik pengumpulan data………...... 10

5. Teknik analisa data………..………... 11 6. Keabsahan data……….…..… 11

7. Pedoman penulisan………..……….….. 12

F. Sistematika Penulisan………..………... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Radio dan Sejarah Perkembangannya... 14

B. Program dan Format Siaran Radio... 18

C. Proses Produksi Siaran Radio.………..... 28

1. Pra produksi Siaran Radio………...... 31

2. Produksi Siaran Radio……….….. 32

(9)

v

A. Sejarah Sindo Trijaya FM………….……….. 36

B. Visi dan Misi Sindo Trijaya FM.………. 41

C. Program-program yang Disiarkan radio Sindo Trijaya FM…… 42

D. Struktur Organisasi Sindo Trijaya FM.………. 50

BAB IV HASIL TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Program Sindo Pagi…….………. 51

B. Analisis Produksi Program Sindo Pagi………... 53

1. Isi Siaran Program Sindo Pagi……….………….. 52

2. Pra produksi Program Sindo Pagi……….. .. 61

3. Pelaksanaan Produksi Program Sindo Pagi………. 75

4. Pasca produksi Program Sindo Pagi………. 90

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 100

B. Saran ……… 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(10)

vi

1. Tabel 1 Format radio……… 18

2. Tabel 2 Rundownacara……… 80

(11)

vii

1. Gambar 1 Struktur organisasi Sindo Trijaya FM………. 50

2. Gambar 2 Penyiar dan narasumber sesaat sebelum siaran………. 69

3. Gambar 3 News writer saat mempersiapkan naskah……… 72

4. Gambar 4 News writersaat menghubungi narasumber……...... 73

5. Gambar 5 Pelaksanaan produksi saat segmen The Power of Life... 77

6. Gambar 6 Pelaksaan produksi saat segmen ragam berita…………... 78

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring kemajuan teknologi di masa kini tak luput membawa perkembangan terhadap teknologi komunikasi khususnya media massa. Penyebaran informasi pun serasa dapat dikonsumsi dengan mudah. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak sebagai penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film radio, dan televisi.1

Karakteristik yang dimiliki oleh media massa yaitu pertama adalah sifatnya yang melembaga. Artinya ada pihak yang mengelolanya sampai pada penyajian informasi, kedua yaitu bersifat satu arah, yang berarti komunikasi memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima, meluas dan serempak yang dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena pada saat yang sama memakai peralatan teknis maupun mekanis. Yang ketiga yaitu bersifat terbuka, dimana pesan yang disebarluaskan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin maupun suku bangsa.

Media massa terbagi menjadi media cetak, elektronik dan online. Media cetak contohnya seperti surat kabar dan majalah, contoh dari media elektronik yaitu seperti radio, televisi. Sedangkan contoh dari media online adalah internet.

2

1

Cangara Hafied, Pengantar Ilmu komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),

h. 126. 2

(13)

Perkembangan terkini dalam teknologi komunikasi turut menimbulkan persaingan diantara media-media dalam menjaga eksitensinya dalam penyiaran informasi guna memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Namun, semua itu dapat teratasi karena setiap media massa memiliki keunggulannya masing-masing. Pada media elektronik seperti radio, menurut Effendi, radio memiliki beberapa keunggulan. Hai itu diantaranya radio bersifat langsung, dapat menembus jarak dan rintangan dan mengandung daya tarik.3

Keunggulan radio dengan media massa lain juga patut diperhitungkan. Sebagai suatu kekuasaan, penyiaran di radio adalah kekuatan kelima setelah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan pers di suatu negara.

Sebagaimana dengan internet, koran, majalah dan televisi, radio adalah media komunikasi massa yang dapat digunakan setiap orang untuk tujuan tertentu. Radio juga dapat disebut dengan media informasi dan hiburan karena tidak hanya menyajikan informasi saja tetapi juga musik sebagai hiburannya.

4

3

A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2010), h. 36.

4

Ibid., h. 30.

(14)

Radio adalah suara, yang merupakan modal utama terpaan radio kepada khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya kepada khalayak.5 Pencampuran antara kata, musik dan efek suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar serta mengajak mereka seperti berada dilokasi yang sedang dikomunikasikan. Dengan kemampuan tersebut radio mampu membuat para pendengarnya menciptakan ‘theater of mind’ dalam pikiran pendengar.6

Setiap orang yang berada didalam bagian produksi siaran mempunyai peran masing-masing. Terdapat Manajer Produksi atau Manajer Siaran, Program Director/penata program, Produser, Script writer/penulis naskah, DJ/Penyiar, reporter dan operator siar/rekam. Orang-orang inilah yang menjadi kunci penting

Keberhasilan sebuah stasiun radio tidak terlepas dipengaruhi oleh program acara yang disiarkannya. Untuk itu, perusahaan radio berusaha menyajikan beragam program acara yang disiarkan. Beragam program acara tersebut disajikan dengan format semenarik dan seunik mungkin untuk mendapat perhatian dari pendengar. Suatu program juga diharapkan harus memiliki kualitas dari isi materi yang disiarkan. Produksi suatu program adalah hasil kerja tim atau kelompok bagian produksi tersebut. Semua orang yang terlibat di dalam proses produksi harus menyadari bahwa sebuah program yang bagus dan menarik juga merupakan hasil kerjasama tim. Melalui keberhasilan sebuah program siaran, maka akan berdampak pula pada eksistensi instansi radio tersebut ditengah persaingan media penyiaran agar tetap menjadi pilihan khalayak massa.

5

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: PT.LKiS, 2005), h. 16. 6

(15)

dalam sebuah program radio.7

Sindo Pagi merupakan program berdurasi dua jam lebih tiga puluh menit yang disiarkan pada pagi hari oleh Sindo Trijaya ini dikemas dengan pemenuhan berita terkini yang dirangkai dengan siraman motivasi The Power of Life, lalu informasi mancanegara melalui Start Your Day with VOA, dan ragam berita lainnya termasuk Sindo Lalu lintas dan Sindosiana. Selingan Sindo Round Up, Tiga Berita dan Pitstop juga turut melengkapi isi dari program ini. Sajian semacam ini merupakan bagian dari tujuan radio Sindo Trijaya FM untuk

Peran mereka dibutuhkan sebagai sosok dibalik program radio dalam menciptakan suatu program agar mendapat perhatian pendengarnya. Kemampuan memadukan kreativitas individu yang bekerja di stasiun radio dapat melahirkan sajian program dengan isi materi yang menarik. Seiring perkembangannya, program-program di radio menjadi sangat beragam diikuti dengan formatnya. Kesemuanya itu disesuaikan dengan sasaran maupun kebiasaan pendengarnya. Untuk itu, perpaduan tersebut menjadi salah satu unsur dalam menciptakan program yang menarik.

Radio Sindo Trijaya adalah salah satu institusi media massa yang tetap menjadikan dirinya sebagai media yang menyebarkan informasi di tengah kemajuan industri media di Indonesia yang semakin kompetitif. Program siaran radio Sindo Trijaya dikemas secara khas, beragam dan hanya menyajikan informasi penting dan selingan lagu yang enak untuk pendengarnya. Dengan news

sebagai kekuatan dari radio ini menjadikan radio Sindo Trijaya sebagai radio informasi yang menyajikan berbagai macam informasi berita yang beraneka ragam.

7

(16)

membangun masyarakat yang lebih kokoh dan berwawasan sesuai dengan tagline

Sindo Trijaya, “untuk Indonesia lebih baik”.

Program ini menjadi pilihan pendengar dalam mengawali harinya dalam memenuhi kebutuhan akan informasi berita luar dan dalam negeri, keadaan cuaca, maupun lalu lintas. Terlebih, isi program ini menjadi lengkap karena dipadu dengan siraman motivasi dalam memenuhi kebutuhan spiritual tentang nilai-nilai kehidupan kepada seluruh pendengar serta tetap dihiasi oleh musik dalam penyiarannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana proses praproduksi, produksi dan pascaproduksi sebuah program radio dalam memproduksi materi siarannya yang menarik bagi masyarakat. Oleh karena itu judul yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah “PRODUKSI PROGRAM RADIO: ANALISIS PROGRAM SINDO PAGI DI RADIO SINDO TRIJAYA FM”

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

(17)

penyiarannya adalah sama, yang berbeda hanya news writer dan operator yang memiliki jadwal kerja yang bergantian, begitu pula dengan narasumber saat segmen The Power of Life yang juga mengisi secara bergantian.

2. Rumusan Masalah

1) Apa saja isi program Sindo Pagi pada radio Sindo Trijaya FM?

2) Bagaimana media radio yaitu radio Sindo Trijaya FM, memproduksi isi program Sindo Pagi, khususnya pada proses pra produksi, produksi dan pasca produksinya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan pemikiran dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi isi program Sindo Pagi di radio Sindo Trijaya FM dan bagaimana program Sindo Pagi tersebut diproduksi melalui proses pra produksi, produksi dan pasca produksinya.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat akademis

(18)

b. Manfaat Praktis

Dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi para praktisi komunikasi agar lebih mengetahui secara mendalam bagaimana media radio memproduksi suatu program siaran yang menarik dan beragam di era persaingan media yang semakin pesat ini.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah mencari informasi yang terkait dengan judul penelitian ini, yaitu dari perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta perpustakaan utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis tidak menemukan judul yang sama dengan penelitian ini.

Namun ada beberapa judul skripsi penelitian yang terkait dengan penelitian ini yaitu mengenai program radio. Agar lebih jelas bahwa penelitian ini tidak ada yang sama dengan penelitian sebelumnya, maka dalam penulisan ini penulis mencoba menuliskan beberapa judul skripsi mengenai program atau analisis program radio antara lain:

 Skripsi Sri Dewi, Analisis produksi siaran Spirit In The Morning di Radio

104.2 MS TRI FM, tahun 2010. penelitian ini membahas mengenai proses produksi program radio dan juga membahas tentang kekurangan dan kelebihan dari program tersebut.

 Skripsi Rahmat Akbar, Analisis produksi program Voice of Islam di Radio

(19)

 Skripsi Fitria Ramdani, Analisis Produksi Program Dakwah Fajar Islami di

Radio Sheba 99,3 FM, tahun 2011. Penelitian ini membahas mengenai proses produksi program di radio tersebut.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa, dimana pada hakikatnya metode deskriptif ini adalah mengumpulkan data-data.8

8

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 25.

(20)

2. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme adalah paradigma yang menunjukkan bahwa kebenaran suatu realitas sosial adalah hasil konstruksi sosial dengan kebenaran yang bersifat relatif. Kajian pokok konstruktivisme adalah pelaksanaan komunikasi dalam kehidupan masyarakat dilihat dengan penilaian subjektif dan objektif yang menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dan dengan cara apa konstruksi itu dibentuk.

Dalam pandangan konstruktivis yang berkaitan dengan proses komunikasi, pesan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari seseorang kepada orang lain. Penerima pesan sendirilah yang harus mengartikan dan mengintepretasikan pesan sesuai dengan pengalaman mereka. Selain itu, konstruktivisme juga menyatakan bahwa individu mengintepretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dan pikiran.9

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sumber utama yang memperkaya data-data penelitian, dalam hal ini adalah tim produksi program Sindo Pagi. Sumber informasi didapatkan melalui Wakil Pemimpin Redaksi/Station Manager,

Program Director, Produser, Penyiar, News Writer dan Narasumber, dan juga berdasarkan hasil pengamatan selama program berlangsung. Sedangkan objek penelitian ini adalah suatu hal yang diteliti, dalam hal ini adalah program Sindo Pagi.

9

(21)

4. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan yang dilakukan sebagai berikut : 1) Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Penulis melakukan observasi dari tanggal 18 Februari - 22 Maret 2013. Penulis mendatangi langsung ke radio Sindo Trijaya guna memperoleh data mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian. Observasi dilakukan langsung oleh penulis untuk mendapatkan data mengenai proses produksi program Sindo Pagi.

2) Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Wawancara dilakukan penulis dengan beberapa pihak di radio Sindo Trijaya FM. Diantaranya yaitu, Wakil Pemimpin Redaksi/Station Manager radio Sindo Trijaya FM; Gaib Maruto Sigit, Program Director

(22)

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang terkait dengan penelitian dengan melakukan teknik pengumpulan data dan dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. Dalam hal ini, peneliti memperoleh dokumen-dokumen yang terkait dengan Sindo Trijaya FM didapat langsung dari dokumen yang ada di Sindo Trijaya, internet atau yang penulis dokumentasikan sendiri dalam bentuk foto.

5. Teknik analisa data

Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul oleh peneliti melalui observasi, wawancara dan daokumentasi. Maka, kemudian peneliti mengolah data-data tersebut. Peneliti kemudian mendeskripsikan, menggambarkan dan mengintrepretasikan semua data-data yang terkumpul dengan apa adanya terlebih dahulu. Setelah semua data-data yang dibutuhkan telah terkumpul sesuai dengan kebutuhan, maka kemudian penulis menganalisis dan menarik kesimpulan sesuai tujuan penelitian. Peneliti berusaha mendeskripsikan hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan juga temuan lainnya kedalam tulisan secara jelas dan apa adanya sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

6. Keabsahan data

(23)

Observasi juga dilakukan untuk memperluas daya jangkau temuan dari aspek riil yang terjadi di konteks penelitian. Hal ini dilakukan dalam kaitan memenuhi kriteria transferbilitas. Disamping itu, penulis juga melakukan penelitian dan pengamatan selama lima bulan (Januari-Mei 2013) untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dan autentik tentang apa yang terjadi selama proses produksi program Sindo Pagi. Hal ini dilakukan untuk mencapai kriteria autentitas penelitian.

7. Pedoman penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi karya Hamid Nasuhi yang diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu penulis menyusun dengan membagi menjadi lima bab;

BAB I PENDAHULUAN : Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan perumusan masalah dalam penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi yang digunakan dalam penelitian, tinjauan pustaka dan pedoman penulisan.

(24)

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO SINDO TRIJAYA FM : Dalam bab ini membahas tentang sejarah radio Sindo Trijaya FM, visi dan misinya, tentang program siaran di radio Sindo Trijaya FM baik harian, mingguan, off air ataupun on air dan struktur organisasi radio Sindo Trijaya mulai dari tertinggi hingga terbawah.

BAB IV HASIL TEMUAN PENELITIAN : Membahas mengenai hasil temuan di lapangan, baik gambaran umum program Sindo Pagi, isi dari program Sindo Pagi, proses produksi program Sindo Pagi mulai dari praproduksi, pelaksanaan produksi dan pascaproduksinya.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Radio dan Sejarah Perkembangannya

Radio adalah media elektronik bersifat auditif yang dikonsumsi melalui

pendengaran. Pengertian radio adalah alat komunikasi yang menggunakan

gelombang elektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan

cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio ini

persis dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frekuensinya lebih rendah.1

Radio merupakan sebuah perkembangan teknologi yang memungkinkan

suara disiarkan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Radio adalah

suara, suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi

yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.2

Radio memiliki sejumlah fungsi diantaranya seperti menyebarkan

informasi, mendidik, membujuk dan menghibur. Radio juga dapat menciptakan

gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan suara dan kata-kata dari sang

penyiar. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui

kata dan suara, musik dan efek lainnya yang mampu menciptakan suatu

gambaran, kesemuanya itu dikenal dengan konsep theater of mind.

Melalui radio seseorang dapat

mendengarkan siaran musik, siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian-kejadian

yang aktual dan penting ataupun forum diskusi berbagai masalah dalam

kehidupan dan acara-acara tertentu yang dipilih oleh suatu stasiun radio untuk

dipancarakan kepada seluruh khalayak massa.

1

A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2010), h. 30.

2

(26)

Sebagai medium komunikasi, radio memiliki tiga kekuatan. Pertama,

mobilitas radio yang tinggi dimana radio dapat membawa pendengarnya

kemana-mana, sambil mengerjakan aktivitas lain pun, seseorang dapat mendengarkan

radio. Kedua, realitas radio menggiring pendengar kedalam kenyataan dengan

suara-suara dan bunyi dari fakta yang terekam dan disiarkan. Ketiga, kesegeraan

radio menyajikan informasi dan petunjuk yang dibutuhkan pendengar secara

cepat, bahkan secara langsung saat kejadian.

Radio ditemukan oleh Marchese Guglielmo Marconi tahun 1894 yang

pada awalnya hanya dapat membunyikan bel dalam jarak sekitar sepuluh meter.

Sejalan dengan itu perkembangan radio sebagai media komunikasi terus

mengalami perkembangan hingga diliputi dengan meningkatnya pendirian stasiun

radio. Perkembangan radio pun terus-menerus terjadi sampai pada tahun 1930-an,

dimana pada saat itu Edwin Howard Amstrong berhasil mengembangkan pesawat

penerima radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM) menjadi dasar bagi

pesawat radio modern saat ini. Radio FM memiliki kualitas suara lebih bagus,

jernih, dan bebas dari gangguan siaran.3

Era radio sebagai media komunikasi pun merambah sebagai media

jurnalisme. Jurnalisme radio adalah proses pengumpulan berita, produksi atau

pengolahan fakta menjadi bentuk berita dan penyiaran berita. Pada dasarnya,

karya jurnalistik apapun yang dapat ditemukan di media cetak, dapat juga

diproduksi oleh radio dengan penyajian yang berbeda. Bentuk karya jurnalistik

radio dapat berupa berita, feature, opini, reportase dan sebagainya. Hal yang

membedakan penyiaran jurnalistik radio hanyalah sifat medianya, sehingga cara

3

(27)

kerjanya pun menjadi spesifik dan khas.4

Di Indonesia sendiri, keberadaan radio pun telah mengukir sejarah. Sejak

kemunculan radio di Indonesia dari awal masa penjajahan Belanda, Jepang hingga

masa periode kemerdekaan yang terlihat jelas saat proklamasi Indonesia

diudarakan. Hal ini menunjukkan bahwa radio memiliki peran penting di

Indonesia. Penyiaran tentang pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia

tanggal 17 Agustus 1945 itu dibacakan langsung oleh penyiar Sakti Alamsyah

kepada seluruh pendengar se-Nusantara. Perkembangannya terus berlanjut sampai

pada akhirnya Radio Republik Indonesia (RRI) diresmikan 11September 1945.

Dengan menggunakan peralatan siaran peninggalan Belanda dan Jepang, RRI

menjadi radio didirikan oleh Adang Kadarisman dan Abdurrahman Saleh. Hari

berdirinya stasiun tersebut bertepatan dengan pertemuan terakhir dari beberapa

pertemuan yang membahas strategi, visi dan misi RRI selaku lembaga penyiaran

negara yang merdeka dan menetapkan semboyan yang terkenal dengan, “sekali di

udara tetap di udara”.

Prinsipnya adalah sependek mungkin,

yang penting sudah memenuhi unsur kelayakan berita dengan mencakup 5W+1H.

5

Jurnalisme di Indonesia difungsikan oleh RRI sebagai bagian dari

tanggung jawab sosial. RRI menjadi bagian dari pendidikan massa, pemersatu

bangsa, dan juga menghibur. RRI merupakan radio yang mempunyai jaringan

siaran terbesar di Indonesia. Ketika radio swasta bermunculan, beberapa radio pun

juga ikut andil dalam dunia jurnalisme. Seiring perkembangan zaman dan

memasuki era globalisasi ini kebutuhan akan informasi memang dirasakan oleh

4

Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 55.

5

(28)

masyarakat. Maka dari itu, setiap radio yang mengudara harus dapat memenuhi

kebutuhan pendengar akan informasi disamping sebagai hiburan saja. Reformasi

siaran radio mulai terlihat bersamaan pada saat era reformasi tahun 1998.

Reformasi radio artinya perubahan secara mendasar struktur kepemilikan, visi,

misi orientasi dan format siaran radio. Selama rentang waktu tahun 1998-2003

reformasi itu terjadi dalam tiga aras. Pertama, perlepasan kendali sosial-ekonomi

dan politik radio dari kewenangan penuh pemerintah kepada pihak swasta, kepada

mekanisme pasar atau kontrol internal media penyiaran. Perubahan ini ditandai

oleh pengurangan kewajiban mengikuti program siaran melalui RRI, yaitu boleh

memproduksi paket acara yang sebelumnya dianggap sensitif yaitu informasi

jurnalistik. Kedua, pengakuan dan penyediaan akses yang lebih terbuka kepada

publik sebagai pemilik frekuensi menjadi pendengar, partisipan interaktif hingga

pemilik radio siaran. Hal ini ditandai dengan hadirnya program talkshow, siaran

jurnalisme, pengalihan kepemilikan radio pemerintah daerah ke swasta, dan radio

berjaringan (networking). Ketiga, mendorong pertumbuhan gerakan untuk

menjadikan radio sebagai medium pemberdayaan sosial melalui pendirian

radio-radio alternatif diluar radio-radio siaran komersial dan RRI, dengan program siaran

yang lebih berkarakter, kritis, dan edukatif.6

6

(29)

B. Program dan Format Siaran Radio

Kata program berasal dari bahasa Inggris, programme atau program yang

artinya acara atau rencana.7 Menurut John R. Bittner yang dikutip Masduki,

program atau dikenal sebagai acara ini merupakan barang yang dibutuhkan

khalayak sehingga mereka bersedia untuk mendengarkannya.8 Program siaran

adalah segala hal yang disiarkan oleh stasiun radio untuk memenuhi kebutuhan

pendengarnya. Program atau acara yang disajikan tersebut merupakan faktor yang

membuat pendengar tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan di stasiun

radio. Dalah hal ini terdapat sebuah rumusan dalam dunia penyiaran yaitu

program yang baik akan mendapatkan pendengar yang lebih besar, sedangkan

program yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar.9

Michael C. Keith, yang dikutip Masduki, menyusun karakteristik empat

siaran utama yang populer di dunia yaitu sebagai berikut:10

Format

rentang umur sangat luas antara 25-50

tahun, berdaya beli tinggi. Menyiarkan

musik pop masa kini, softrock balada.

Menyiarkan berita olahraga, ekonomi,

politik. Format ini berkembang pula ke

7

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 199.

8

Masduki, Menjadi Broadcaster Professional, h. 35.

9

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 200.

10

(30)

Format Keterangan

dalam format lain seperti Middle of the

Road, Album Oriental Rock, dan Easy

Listening.

Contemporary Hit Radio (CHR) atau Top 40 Radio

Untuk ABG dan muda belia berumur

12-20 tahun. Format populer yang berisi

lagu-lagu Top 40/Top 30 dan tips praktis.

Sebelum menjadi CHR awalnya disebut

Top 40 Radio. CHR merupakan radio

yang memutar 30 rekaman terkini, bukan

album lama, tidak memutar ulang sebuah

lagu yang sama secara berdekatan,

perpindahan lagu sangat cepat

All News/ All Talks

All talks lebih dahulu hadir pada tahun

1960 di Los Angeles dengan konsep

siaran talk show interaktif mengupas

isu-isu lokal. All news hadir kemudian tahun

1964 dimotori Gordon Mclendon di

Chicago dengan konsep berita lokal,

regional, dan dunia. Sasaran radio ini

kaum muda dan dewasa berumur 25-50

tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan

bincang ekonomi politik menjadi

(31)

Format

Classic/oldies

Keterangan

Untuk kalangan dewasa dan tua berumur

35-60 tahun. Memutar lagu-lagu musik

klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu

lebih penting dari lagunya. Menyiarkan

berita kilas balik masa lalu, berita mistik.

Oldies juga mencakup segmen beragam

pada level ekonomi menengah kebawah

kebawah dengan dominasi musik dangdut

dan kolaborasi.

Sebuah program harus dikemas semenarik mungkin agar dapat mendapat

perhatian dari khalayak, hal itu juga penting untuk sebuah program radio. Setiap

produksi program radio harus mengacu kepada kebutuhan pendengar yang

menjadi target dari stasiun radio tersebut. Pada tiap program siaran mengacu pada

pilihat format siaran tertentu. Format didefinisikan sebagai upaya pengelola

stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi

kebutuhan audiennya.11

Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa,

untuk siapa dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima

pendengar. Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran

khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya

11

(32)

di suatu lokasi siaran. Format siaran dapat ditentukan dari berbagai aspek,

misalnya aspek demografis pendengar seperti umur, jenis kelamin, profesi hingga

geografi. Pada stasiun radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak,

remaja, muda, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku dan gaya hidup ada

radio yang berformat profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan

dan sebagainya.

Sejalan dengan perkembangan zaman, kata format mempunyai

penambahan tiga pengertian di belakangnya, yaitu format program, format

produksi dan format siaran. Format program mengacu pada perencanaan

penyajian suatu program yang didasari isi materi siarannya. Format produksi

adalah bagaimana suatu program disajikan secara tekniknya. Untuk format siaran

lebih dikenal dengan format station dimana sebagai bentuk kepribadian suatu

stasiun penyiaran radio sebagaimana dapat didengarkan dari program siarannya.12

Dalam arti yang sempit, format berarti susunan program dalam beberapa

jam. Sedangkan, arti luas format berarti keseluruhan program secara keseluruhan.

Berdasarkan arti sempit tersebut, format ini dikenal sebagai format clock. Format

clock adalah format yang membedakan aktifitas pagi, siang, sore hingga malam

hari.13

12

A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, h. 139.

13

Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, h. 7.

Format clock terdiri dari unsur-unsur penyiar, musik, perbincangan ringan,

iklan, promo program, promo radio, laporan lalu lintas, laporan cuaca, reportase,

dan lain-lain. Format siaran yang membedakan antara program satu dengan yang

lainnya akan terlihat dari konsep yang dibuat untuk masing-masing program baik

itu dari segi narasi atau sajian materi yang akan disiarkan. Misalnya format

(33)

clock yaitu semacam diagram berupa alokasi waktu, detik demi detik, menit demi

menit untuk memutarkan lagu, iklan dan bicara, termasuk terima telepon dan baca

SMS.14

Menurut Pringle-Starr-Mc Cavit, yang dikutip Morissan, seluruh format

stasiun radio itu dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yakni, format

musik, format informasi, format khusus.15 Format berita adalah radio yang sajian

utamanya didominasi oleh siaran berita berita dan informasi, dimana dalam format

ini terdapat format turunan yaitu format all news (didominasi oleh berita

misalnya terdiri atas berita lokal, regional, nasional dan internasional), laporan

feature, editorial, analisis, komentar, dan editorial. Selain itu terdapat format

musik dimana radio yang sajian utamanya didominasi oleh siaran lagu serta

musik. Sedangkan format khusus adalah radio yang sajian utamanya didominasi

oleh siaran pada materi tertentu dan khas, berdasarkan etnis, agama, gender

maupun humor. Namun menurut Fred Wibowo, seiring perkembangnya tiga

format tersebut dikombinasi menjadi sebuah format yang disebut format gabungan

yakni sebuah program yang menyajikan musik, informasi dan juga diskusi

ataupun perbincangan dengan materi yang khas sebagai solusi dari perkembangan

yang terjadi di media akibat persaingan dengan televisi dan sarana multi media

yang lain dan kejenuhan menyusun program atau mata acara siaran tunggal yang

dirasa terlalu formal dan konsekuensinya juga membutuhkan banyak presenter.16

Suatu program radio seringkali dispesifikkan sesuai dengan format

stasiunnya. Hal tersebut secara umum terdiri atas dua jenis, yaitu program musik

14

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast For Teen: Jadi Penyiar itu Asyik Lho! (Bandung: Nuansa Cendikia, 2012), h. 81.

15

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 221.

16

(34)

dan informasi. Kedua jenis ini pada intinya dikemas dalam berbagai bentuk yang

dapat memenuhi kebutuhan pendengar dalam hal musik dan juga informasi.

Namun dengan berkembanganya sejarah radio, berkembangnya format dengan

turunan format selanjutnya, turut memunculkan beberapa program radio. Berikut

program siaran radio yang akan dipaparkan, antara lain adalah : 1. Berita radio 2.

Perbincangan (talkshow) 3. Infotainment radio 4. Musik 5. Drama 6. Variety7.

Dakwah, dan 8. Jinggle.

1. Berita Radio

Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa yang terjadi dan

memiliki nilai berita yaitu penting dan menarik. Siaran berita dibedakan dengan

siaran informasi. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut

kaidah jurnalistik radio dan mencakup 5W+1H. Sedangkan siaran informasi tidak

selalu bersumber dari fakta lapangan namun tetap dikerjakan menurut kaidah

jurnalistik. Bentuk dari siaran informasi yaitu seperti informasi aktual yang

dikutip dari surat kabar ataupun Internet.

Karakteristik berita radio antara lain harus segera dan cepat, aktual dan

faktual, penting bagi masyarakat luas, dan relevan dan berdampak luas. Selain itu

karena sifat auditifnya berita radio harus memiliki syarat seperti berikut:

a. Lokal emosional

Efektivitas berita tergantung pada aspek kedekatan atau

lokalitasnya dengan pendengar secara geografis dan psikologis serta

(35)

b. Personal

Komunikasi dalam berita radio berlangsung seperti orang yang

sedang bercerita atau membicarakan sesuatu dengan temannya. Prosesnya

memberikan kesan bahwa penyiar sedang berbicara dengan pendengar,

sehingga akrab ditelinga dan tidak terkesan membacakan sesuatu.17

c. Selintas

Radio dengan mobilitas pendengar yang tinggi, terkadang

ditangkap dengan indera pendengaran kita secara selintas dan sekali saja.

Hal itu karena disimak bersamaan dengan aktivitas lain. Untuk itu dalam

menarik perhatian pendengar, sejak awal berita radio perlu menggunakan

lead menarik yang disusun dengan piramida terbalik.

d. Fokus dan antidetail

Radio harus meringkas data dan menghindari tuturan kalimat yang

bermakna ganda. Selain itu di dalam berita radio dikenal istilah

pengulangan untuk memberikan kejelasan, apalagi jika ada perkembangan

berita lanjutannya yang harus disampaikan dalam rentang waktu tertentu.

e. Imajinasi

Berita yang disajikan harus dapat mengembangkan imajinasi

pendengar secara tepat atas peristiwa yang terjadi.

f. Fleksibel

Cara penyampaian berita radio ditentukan oleh kreativitas dan gaya

penyiar yang membacakannya. Seluruh pengertian dan makna teks yang

17

(36)

disampaikan tercermin pada artikulasi kata dengan nada tinggi, rendah,

datar kekuatan suara penyiar tersebut.

Lalu, format-format yang terdapat dalam pemberitaan di radio adalah;

a. Berita tulis (writing news), yaitu berita pendek yang bersumber

dari media lain atau yang ditulis ulang. Berita tulis juga dapat berupa

liputan reporter yang teksnya diolah kembali di studio. Dalam berita tulis

terdapat jenis berita seperti spot news yaitu merupakan berita pendek yang

memberikan informasi secara cepat. Stop press atau news break yaitu

berita yang disajikan setiap jam, bahkan tiap 15 menit.

b. Berita sisipan (news with insert), yaitu berita yang dilengkapi

dengan sisipan suara narasumber.

c. News feature, yaitu berita atau laporan jurnalistik panjang yang

lebih bersifat human interest.

d. Phone in news, yaitu berita yang disajikan melalui laporan

langsung reporter via telepon.

e. Buletin berita (news bulletin), yaitu gabungan beberapa berita

pendek yang disajikan dalam satu blok waktu.

f. Jurnalistik interaktif (news interview), yaitu berita yang bersumber

pada keterlibatan khalayak, misalnya wawancara masyarakat lewat

pesawat telepon, vox-pops atau berita yang menempatkan masyarakat

sebagai pelapor (reporter dadakan), baik mereka sebagai pelaku atau

sekedar saksi mata kejadian.

Siaran berita radio juga dapat dilakukan dengan siaran langsung dan siaran

(37)

dari lapangan tanpa melalui proses penyuntingan dengan menggunakan sarana

komunikasi. Sedangkan siaran tunda adalah setelah melakukan peliputan di

lapangan reporter kembali ke studio menurut tenggat waktu (deadline).18

Dalam berita radio, topik menjadi suatu faktor dalam pemberitaan radio.

Segala sesuatu dapat saja terjadi di sekitar kita, dan hal itu dapat dijadikan sebagai

topik berita. Namun, sebuah topik harus memiliki nilai berita yang dapat menarik

pendengar. Boyd merinci sejumlah topik yang kerap diangkat dalam pemberitaan

radio.

Pekerjaan di studio di mulai dengan menulis naskah berita, kemudian melakukan

penggabungan di studio produksi, lalu setelah itu naskah berita dibacakan.

19

2. Perbincangan radio atau talkshow

Jenis-jenis topik tersebut mengenai; kejadian gawat darurat seperti

kecelakaan, tragedi, musibah dan upaya penyelamatan sandera. Topik

kriminalitas, pemerintahan lokal dan nasional, perencanaan dan pembangunan,

konflik dan kontroversi, pressure group, industri dan ketenagakerjaan, kesehatan,

human interest, personalities, sport, seasonal news, cuaca, special local interest,

lalu lintas, hewan dan sebagainya.

Perbincangan radio atau yang sering dikenal dengan talkshow adalah

kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Program perbincangan

biasanya dipandu oleh seorang penyiar bersama narasumber untuk membahas

sebuah topik yang sudah direncanakan sebelumnya. Ada tiga bentuk program

perbincangan yang seringkali disiarakan stasiun radio yaitu sebagai berikut:20

18

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h. 94.

19

Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, h. 62.

20

(38)

a. One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar dan

narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikrofon

terpisah diruang studio yang sama.

b. Panel discussion, yaitu pewawancara sebagai moderator hadir

bersama sejumlah narasumber.

c. Call in show, program perbincangan yang hanya melibatkan

telepon dari pendengar. Topik yang ditentukan lebih dahulu oleh penyiar

di studio, diberikan contoh berdasarkan pengalaman penyiar, kemudian

pendengar diminta untuk memberikan tanggapan berdasarkan pengalaman

masing-masing ke stasiun radio.

3. Infotaiment Radio

Infotaiment berarti information and entertaiment, dimana suatu kombinasi

antara sajian informasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur.

Infotaiment kerap disebut majalah udara atau air magazine.21

a. Info-entertainment : penyampaian informasi dari dunia hiburan

dengan diselingi pemutaran lagu. Porsi durasi pemutaran lagu sama

dengan porsi pembacaan narasi informasi.

Sasaran program

infotaiment ini bersifat heterogen yang mencakup khalayak luas. Infotaiment

dikemas lebih ringan karena mayoritas materinya berisi materi musik dan

informasi ringan.

Ada tiga bentuk infotaiment radio yang populer di Indonesia yaitu;

b. Infotaiment : penyampaian informasi, promosi, dan sejenisnya dari

dunia hiburan yang topiknya menyatu dengan musik yang disiarkan.

21

(39)

c. Information dan entertainment : sajian informasi khususnya berisi

berita aktual dilengkapi dengan perbincangan yang tidak selalu dari

khazanah dunia hiburan, diselingi pemutaran lagu, iklan dan sebagainya.

4. Musik

Musik merupakan bagian terbesar dalam program radio. Pada umumnya,

stasiun radio menyajikan musik dalam siarannya dari berbagai sumber rekaman

musik seperti tape, CD, turnable, maupun komputer.22

5. Drama

Stasiun radio kerap

mengandalkan musik dalam tatanan program siarannya dan menjadikan musik itu

dalam program tersendiri. Dalam program musik biasanya mengutamakan aspek

yang berkaitan dengan musik dan lagu sebagai materi siarannya yang

sedangmarak dikalangan masyarakat. Hal itu mencakup juga lagu-lagu yang

sudah populer di telinga masyarakat. Program musik juga terkadang diliputi

dengan pembahasan tentang artis atau penyanyi mengenai lagu atau albumnya.

Siaran drama adalah komposisi yang diciptakan untuk menceritakan kisah

melalui aksi dan dialog.23

22

Harley Prayuda, Radio: It’s Just Not Talk (Surabaya: IKAPI, 2006), h. 35.

23

Ibid., h. 34.

Sebuah drama dalam bentuk siaran mencakup alur

cerita awal, tengah dan akhir. Selain itu komponen lain yaitu dialog sangat

penting dalam drama radio agar dapat menggambarkan pesan yang ingin

disampaikan dalam tuturan kata-kata. Bahasa yang digunakan dalam drama radio

sebaiknya menggunakan bahasa yang digunakan dalam komunikasi masyarakat

agar mudah dipahami dan menciptakan imajinasi pendengar. Kata-kata

menentukan informasi dan simbol dalam sebuah adegan dan menjelaskan tindakan

(40)

6. Variety

Suatu program yang sajianya terdiri dari sejumlah kombinasi atau

gabungan dari beragam format acara yang dikemas secara dinamis. Program

varietyterdiri dari beberapa segmen berupa info aktual, tips dan trik, perbincangan

atau diskusi , kuis, permintaan lagu, gosip, ramalan cuaca, dan lain-lain. Sejak

memasuki 1990-an hingga sekarang program ini menjadi format program

unggulan siarannya pada pagi hari (prime time).24 Program gabungan semacam ini

merupakan tuntutan pendengar yang menjadi semakin personal yang juga

melahirkan cara penyajian program dengan format yang berbeda. Sebagai

program gabungan memasukan pola sandwich yang mana menggabungkan

beberapa mata acara dengan ikatan musik yang diatur dengan suasana pendengar

dalam menentukan isi format acara tersebut. Hal itu juga disesuaikan dengan

kebiasaan pendengar di suatu lingkungan sehingga dapat disusun tema-tema

tertentu untuk waktu tertentu pula.25

7. Dakwah

Sebagai contoh untuk siaran pagi, maka

programnya Nuansa Pagi durasi tiga jam yang isinya nonstop musik dan diselingi

berita, wawancara dll.

Program dakwah adalah program yang bermuatan atau bernuansa syiar

Islam. Dalam program dakwah ini, stasiun radio mengemas pesan-pesan yang

mengandung upaya positif untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan nilainya

sesuai dengan tuntutan hidupnya yang mengacu pada konsep kehidupan yang

ditetapkan Tuhan atas mereka. Pesan-pesan spiritual ataupun motivasi yang

disampaikan diharapkan dapat menggerakan pikiran dan perbuatan manusia untuk

24

A. Ius Triartanto, Broadcasting Radio: Teori dan Praktek, h. 147.

25

(41)

menjadi yang lebih baik. Biasanya program dakwah diisi oleh seorang Ustad

ataupun orang-orang yang ahli dibidangnya. Adapun program dakwah di radio

berbentuk dalam acara perbincangan yang membahas mengenai problematika

kehidupan.

8. Jinggle radio

Jinggle adalah gabungan musik dan kata yang mengidentifikasikan

keberadaan sebuah stasiun radio. Jinggle disebut juga sebagai air promo atau

paket berbentuk spot yang mempromosikan radio dan yang disiarkan

radio.26

26

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Radio Siaran, h. 77.

Tujuan adanya jinggle radio adalah untuk mempromosikan keberadaan

radio tersebut ditengah masyarakat, memberikan informasi akan identitas radio

tersebut, membentuk citra tertentu di benak pendengar agar selalu diingat

pendengar pada saat penyiaran berlangsung dan meninggalkan kesan akan radio

tersebut. Penyiaran jinggle dapat berfungsi sebagai jeda, selingan dan sejenisnya.

Jinggle disiarkan berulang-ulang saat jeda, pergantian acara maupun

sebagai selingan. Elemen dalam jinggle adalah musik dan kata. Elemen musik

berupa smash yaitu ditempatkan antara slogan dengan informasi nama dan

frekuensi radio, backsound yaitu ditempatkan saat pengucapan narasi oleh narator,

dan musik tema yaitu musik khusus yang dirancang untuk mengidentifikasian

(42)

C. Proses Produksi Siaran Radio

1. Pra produksi siaran radio

Tahap praproduksi adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide atau

gagasan awal sampai dengan pelaksanaan program.27

a. Penemuan ide siaran radio

Tahap ini sangat penting

sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, maka sebagian pekerjaan

dari produksi yang direncanakan akan terlaksana dengan sempurna. Tahap pra

produksi meliputi tiga bagian, yakni;

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau g

agasan dalam membuat suatu program. Ide tersebut merupakan rancangan

pesan yang akan disampaikan melalui media radio dengan tujuan tertentu.

Untuk itu, saat menuangkan idenya dalam bentuk naskah program siaran,

produser harus memperhatikan faktor pendengar agar apa yang akan

disajikan dapat memenuhi harapan mereka. Faktor pendengar tersebut

difokuskan pada pemilihan format siaran dan program siaran yang dapat

menarik dan memuaskan kebutuhan demografi tertentu.28

b. Perencanaan siaran radio

Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan

memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.

Perencanaan siaran secara umum melahirkan kebijakan umum tentang

bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari,

seminggu hingga setahun. Namun disisi lain,perencanaan juga terpusat

27

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 270.

28

(43)

pada bagaimana mengolah sebuah materi siaran menjadi sajian acara yang

memikat di udara.

Tahap ini meliputi penetapan keputusan mengenai nama, waktu

dan tempat penyiaran,para pekerja yang terlibat, target pendengar, sumber

danpenyiapan materi, musik, biaya, dan promosi serta rencana lainnya

secara keseluruhan.

c. Persiapan siaran radio

Tahap ini meliputi penyempurnaan semua hal dalam perencanaan,

meneliti kembali dan melengkapi semua sumber daya maupun peralatan

yang diperlukan. Semua persiapan ini sebaiknya diselesaikan menurut

jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.29

2. Produksi siaran radio

Produksi siaran adalah keterampilan dalam memadukan wawasan,

kreatifitas dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi.30

29

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), h. 39.

30

Ibid., h. 69.

Produksi

merupakan kunci dalam aktivitas di radio siaran. Tahap pelaksanaan produksi

dilakukan berdasarkan semua kegiatan materi siaran yang telah disiapkan,

pelaksanaannya dari awal siaran hingga akhir siaran. Proses produksi juga terbagi

menjadi on air atau yang disiarkan secara langsung dan off air atau rekaman suara

siaran. Pada umumnya stasiun radio sendiri memproduksi program siarannya. Hal

ini menyebabkan stasiun radio hampir tidak pernah melibatkan pihak luar dalam

proses produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan

(44)

Pada saat sebelum berjalannya produksi akan ada yang namanya vocal

recording, yaituperekaman suara penyiar yang membacakan materi siaran di

ruang rekaman. Mixing, penggabungan materi vokal penyiar dengan berbagai

jenis musik pendukung dan lagu oleh operator atau mixerman dengan perangkat

teknologi sehingga menghasilkan paket acara yang siap siar. Proses ini dilakukan

dengan memperhatikan standar kemasan setiap acara yang penayangannya sesuai

dengan jadwal yang telah direncanakan. Namun biasanya pada produksi acara on

air yaitu secara langsung (live)tidak perlu vocal recording terlebih dahulu. Proses

itu dilakukan bersamaan dengan mixing saat on air oleh penyiar bekerja sama

dengan operator. Dalam pembacaan materi siaran, terdapat dua macam teknik

siaran tersebut. Pertama adalah teknik ad libitum dan kedua teknik script

reading.31

Sedangkan, pada teknik script reading yaitu siaran dengan bantuan naskah

dimana dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan, baik oleh penyiar

sendiri maupun oleh orang lain (scriptwriter). Dengan kata lain, dalam teknik ini

penyiar melakukan siaran dengan cara membacakan naskah siaran yang sudah

disusunnya sendiri dengan bantuan script writer.

Teknik Ad libitum yaitu siaran tanpa menggunakan naskah. Jadi,

penyiar berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan

seleranya. Rumusnya yaitu berbicara dengan senang hati, sesukanya, sesuai

keinginannya dan tentu bukan berbicara seenaknya, akan tetapi ada rambu-rambu

atau kaidah siaran yang harus dipatuhi.

32

31

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast For Teen: Jadi Penyiar itu Asyik Lho!, h. 70-74.

32

(45)

3. Pasca produksi siaran radio

Pascaproduksi adalah proses evaluasi setelah sebuah program selesai

disiarkan kepada pendengar bersama tim produksi untuk pengembangan lebih

lanjut meliputi apa saja yang menyangkut dari materi, teknis, koordinasi tim dan

sebagainya. Pada tahapan ini juga menentukan seberapa jauh suatu rencana dan

tujuan sudah dapat dicapai oleh stasiun penyiaran.33

Terdapat jenjang-jenjang pada proses evaluasi yaitu sebagai berikut;

Proses dalam evaluasi terdiri

dari pertama, menganalisa isi acara yaitu meliputi apa saja yang kelemahan

materi dan teknis, koordinasi tim, kecakapan penyiar, respon pendengar, dll.

Kedua, menganalisa isi kemasan acara, yaitu meliputi operator, kualitas audio

serta durasi. Ketiga, pembenahan dan rencana yaitu pengembangan acara yang

diharapkan agar acara tersebut menjadi lebih baik.

34

1) Per acara

Hal ini dilakukan secara langsung usai disiarkan, melibatkan

penyiar, pengisi acara, operator dan pihak yang berhubungan dengan

pembuatan program.

2) Per divisi

Hal ini dilakukan oleh divisi program, musik, berita, maupun

talkshow dilakukan mingguan atau bulanan, melibatkan kepala divisi dan

para pelaksana program.

3) Antar divisi

Evaluasi yang menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan yang

melibatkan seluruh pekerja di stasiun radio.

33

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, h. 314.

(46)

Tujuan dari evaluasi adalah mengukur kekurangan materi atau kemasan

acara, mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksana acara, mengukur dampak acara

(47)

BAB III

GAMBARAN UMUM SINDO TRIJAYA FM

A. Sejarah Sindo Trijaya FM

Sindo Trijaya FM merupakan transformasi dari radio Trijaya FM yang

sudah mengudara di era 90-an. Pada awalnya radio Sindo Trijaya ini bernama

Trijaya yang berkantor di kawasan RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Saat RCTI

dibeli oleh Grup MNC, maka secara otomatis saham RCTI di Trijaya FM juga

dimiliki MNC Grup. Karena sedang ingin mengembangkan bisnis media berbasis

multimedia, MNC merasa wajib memiliki radio dengan kepemilikan saham

mayoritas, apalagi Trijaya sudah dikenal dan memiliki jaringan luas di daerah.

MNC Grup menawarkan untuk membeli seluruh saham yang ada di

Trijaya FM. Meski prosesnya sempat alot, akhirnya MNC Grup memperoleh 100

persen saham Trijaya FM pada tahun 2005. Disaat itulah terjadi pergantian

kepemilikan, di samping itu Radio Trijaya FM juga sempat mengubah format

menjadi radio yang dominan berisi berita, talkshow dan musik. Namun pada 1

April 2008 format Radio Trijaya FM mengalami perubahan menjadi radio musik,

lifestyle dan informasi dengan segmen tetap profesional muda yang berusia 25-35

tahun. Perubahan ini dilakukan untuk memperkuat segmentasi dan melihat trend

perkembangan radio saat itu. Selain itu dengan perubahan format radio diharapkan

bisa memperbanyak ragam produk yang masuk ke Trijaya FM.1

1

(48)

Sebagai salah satu anak perusahaan PT MNC Radio Networks, pada

tanggal 12 September 2011 radio Trijaya, resmi berganti nama menjadi Sindo

Radio, dan pergantian nama ini juga berlaku di seluruh jaringan (Network) Radio

Trijaya di seluruh Indonesia. Sehingga selanjutnya Trijaya Network akan menjadi

Sindo Radio Network. Transformasi Brand Trijaya menjadi Sindo Radio ini

merupakan keputusan yang sangat positif di tengah kemajuan industri media di

Indonesia yang semakin kompetitif. Hal ini dirasa perlu untuk melakukan

perubahan dengan membangun kerjasama antar media di bawah grup MNC media

yang nantinya akan saling berintegrasi dan bersinergi dengan Koran Seputar

Indonesia, Sindo TV dan

media ini yang nantinya akan memperkokoh sebagai Sumber Informasi

Terpercaya.2

“Kemudian namanya berganti lagi dengan nama Sindo Trijaya FM pada awal tahun 2013. Tujuan pergantian nama ini karena MNC ingin bikin media yang namanya sama tapi, platformnya berbeda-beda, kayak ada Sindo Radio, Sindo TV, Koran Sindo, Sindo Weekly atau majalah sama sindonews.com atau online, jadi lima platform itu tergabung dalam sindikasi sebagai Sindo media. Pergantian nama Sindo Radio ke Sindo Sindo Radio 104,6FM (baca: seratus empat koma enam), dalam format

siarannya tidak begitu meninggalkan format siaran Trijaya sebelumnya, namun

pendengar akan semakin dilengkapi dengan berita dan penguatan informasi yang

lebih aktual, mendalam dan beragam dari sumber yang kredibel dengan

memutarkan lagu terpilih sesuai dengan target pendengarnya usia 25-50 tahun

SES A, B dan C setiap hari 24jam. Kemudia pada awal tahun 2013 Sindo Radio

menambahkan nama Trijaya kembali karena brand Trijaya yang masih kuat,

sehingga 104,6 FM adalah Radio Sindo Trijaya FM.

2

(49)

Trijaya FM itu karena brand Trijaya masih cukup kuat, jadi, hanya ditambah saja menjadi Sindo Trijaya FM.”3

Dengan format informasi sebagai menu utama dan musik sebagai selingan,

Sindo Trijaya hadir memberi warna baru dalam industri radio di tanah air. Sajian

informasi Sindo Trijaya, dikemas secara khas, beragam dan hanya menyajikan

informasi penting bagi pendengarnya. Selingan lagu dan musik yang enak dan

hits, membuat Sindo Trijaya menjadi satu-satunya Radio Informasi yang Enak

Didengar. Target pendengar Sindo Trijaya adalah profesional, enterpreneur, dan

Birokrat, usia 40 tahun dengan SES ABC+. Kami menyapa pendengar dengan

sebutan “profesional Sindo” dan tagline “Untuk Indonesia Lebih Baik”.

Penyebutan profesional Sindo dikarenakan Sindo Trijaya ingin menyuguhkan

program bagi kaum profesional yang serius dan dapat dinikmati. Sejumlah

Menteri pengusaha dan profesional juga turut hadir mengisi program-program

yang ada di Sindo Trijaya. Klien dari Kementrian, Lembaga, Badan Negara,

Perusahaan swasta-asing dan Produsen sejumlah produk dari berbagai jenis juga

mempercayakan Sindo Trijaya memperkuat brand yang mereka miliki. Sindo

Trijaya juga bersinergi dengan media yang berada di grup MNC Media, yakni,

Harian Seputar Indonesia atau Koran Sindo, Sindo TV, majalah Sindo Weekly,

dan online di

RCTI, GLOBAL TV dan okezone.com. Sindo Trijaya hadir lebih dari sekedar

memberi informasi, kami hadir untuk didengar agar Indonesia menjadi lebih

baik.4

3

Wawancara Pribadi dengan Gaib Maruto Sigit, Wakil Pemimpin Redaksi/Station Manager Sindo Trijaya, Jakarta, 18 Februari 2013.

4

(50)

Radio Sindo Trijaya FM yang beralamat di MNC TOWER Lantai dua,

Jalan Kebon Sirih No. 17, Jakarta, 10340 ini merupakan salah satu unit usaha

MNC yang berada dibawah payung MNC Network, bersama dengan stasiun radio

lainnya, yaitu Radio Dangdut Indonesia, Radio ARH Global dan V Radio. Sindo

Trijaya memiliki tiga strategi, yakni positioning, yang memposisikan dirinya

sebagai radio informasi yang enak didengar. Dimana pemilihan informasi penting

yang bermanfaat untuk pendengar serta diiringi lagu yang hits pada saat ini dan

pada masanya merupakan sajian khas radio ini. Selain itu strategi diferensiasi

yang menjadikan radio Sindo Trijaya berbeda dengan radio lainnya. Sajian yang

beragam, tidak hanya penguatan pada informasi berita namun sajian bisnis,

otomotif, olahraga dah motivasi pun merupakan bagian dari radio Sindo Trijaya

FM. Serta strategi branding dilakukan dengan menandai namanya melalui

berbagai media seperti di Koran Sindo, okezone.com dll.

Saat ini Sindo Trijaya FM memiliki jaringan di 16 kota, seperti Jakarta

(Radio Sindo Trijaya FM Jakarta, 104,6 FM), Bandung (Radio Sindo Trijaya FM

Bandung, 91,3 FM), Semarang (Radio Sindo Trijaya FM Semarang, 89,8 FM),

Yogyakarta (Radio Sindo Trijaya FM Yogyakarta, 97 FM), Surabaya (Radio

Sindo Trijaya FM Surabaya, 104,7 FM), Madiun (Radio Sindo Trijaya FM

Madiun, 106FM), Medan (Radio Sindo Trijaya FM Medan, 95,1 FM),

Banjarmasin (Radio Sindo Trijaya FM Banjarmasin, 104,3 FM), Pontianak

(Radio Sindo Trijaya FM Pontianak, 97,5 FM), Manado (Radio Sindo Trijaya FM

Manado, 95,3 FM), Kendari (Radio Sindo Trijaya FM Kendari, 92,4 FM),

Makassar (Radio Sindo Trijaya FM Makassar, 93,9 FM), Dumai (Radio Sindo

(51)

104,2 FM), Palembang (Radio Sindo Trijaya FM Palembang, 87,6 FM), dan

Mauro Jambi (Radio Sindo Trijaya FM Mauro Jambi, 92,5 FM).

Selain itu radio Sindo Trijaya FM ini bekerja sama dengan radio yang

bersindikasi di kabupaten kota. Diantaranya yaitu Timika-Cyber 101.2 FM,

Belitung-Radio B 104,6 FM, Ende Flores-Radio Deo 107,8 FM, Banyuwangi

GBS 103.1 FM, Pekanbaru Radio Warna 104,2 FM, Cilegon Pass 105,2 FM,

Cianjur-Plus Bio 106,1 FM, Poso Sulteng-Matahari 96,2 FM, Pacitan-Gema

Panca Arga 97,1 FM, Kendal-Pesona Bahari, 107,3 FM, Baubau-Sultra Lawero,

100,2 FM, Sorong-Swamenas, 99,6 FM, Kebumen-Ardana, 89,9 FM,

Purwokerto-Suara Purwokerto, 92,30 FM, Palu-Purwokerto-Suara Pendidikan Rakyat, 91,60 FM,

Bali-Karangasem Radio SWIB 106,8 FM.

Seiring perkembangan teknologi, Radio Sindo Trijaya FM juga dapat

diakses secara streaming (audio/video) dengan mengakses

free application play/store: tune

in radio, melalui blackberry app world: Sindo Trijaya FM. Selain itu radio Sindo

Trijaya juga dapat didengar melalui TV berlangganan, channel 500 Indovision.

Adapun pendengar dapat berinteraksi dengan radio Sindo Trijaya dengan

menghubungi nomor 08121111046, Pin Bb 21b9e10a, twitter @SindoTrijayaFM ,

Fb: Sindo Trijayafm, fan page sindo trijaya network, whatsupnya: 089601525458

dan e-mail ke

Beberapa prestasi juga telah diukir radio Sindo Trijaya FM sejak masih

bernama Trijaya FM diantanranya penghargaan yang pernah diraih oleh radio

(52)

1) Pertamina Press Award Juara Pertama Kategori Feature Radio 2008, 2009,

2010.

2) Adam Malik Award dan Kementrian Luar Negeri, 2007.

3) Indonesia Motor Show 2010 Juara Umum Feature Radio.

4) Museum Rekor Indonesia 2005 kategori siaran dengan 1500 berita

nonstop.

5) Perhimpunan Jurnalis Indonesia Penghargaan untuk program Polemik

sebagai talkshow radio terbaik.

B. Visi dan Misi Sindo Trijaya FM

1. Visi :

Menjadi radio informasi terbaik yang memberikan kontribusi positif

bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Misi :

Menyajikan program radio yang terbaik sehingga tercipta masyarakat

yang berwawasan luas, bertanggung jawab, kritis, dan dinamis dalam membina

tatanan berbangsa yang harmonis.

Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan

berbagai masalah secara bertanggung jawab .

Memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat dalam aktivitasnya,

lingkungan keluarga dan tanggung jawab sosialnya.

Memberikan kepuasan kepada seluruh Stakeholder (Karyawan, Pemilik,

(53)

C. Program –program yang Disiarkan Radio Sindo Trijaya FM

1. Program harian Sindo Trijaya FM terdiri dari;

1) Sindo Pagi

Program di pagi hari yang menginspirasi, ragam berita, info lalu

lintas, cuaca serta headline surat kabar nasional. Termasuk segmen

sindosiana yang membahas hot issue di daerah. Disiarkan setiap

Senin-Jumat pukul 04.30-07.00 WIB yang berisi:

a. The Power of Life

Obrolan subuh tentang makna kehidupan, perubahan untuk

menjadi manusia yang lebih baik, inspiratif dan disampaikan dengan gaya

populer. Disiarkan Senin-Jumat dalam Sindo Pagi pukul 04.30-05.30 WIB.

b. Start Your Day with VOA

Program kerja sama ekslusif Sindo Trijaya dengan Voice Of

America yang menyajikan berita terbaru dan info menarik dari Amerika

dan belahan dunia lainnya. Disiarkan Senin-Jumat dalam Sindo Pagi pukul

05.30-06.00 WIB.

c. Ragam berita

Informasi terkini di pagi hari yang menghadirkan beragam info

diantaranya info lalu lintas, cuaca maupun headline koran dan juga

informasi yang terjadi diluar daerah. Disiarkan Senin-Jumat dalam Sindo

Pagi Pukul 06.00-07.00 WIB.

(54)

2) Sindo Hot Topic

Program yang membahas topik aktual dan penting yang menjadi

perhatian publik. Dibawakan dengan smart, sharp and fun setiap

Senin-Jumat pukul 07.00-10.00 WIB.

3) Sindo Bisnis

Program khusus ekonomi bisnis yang mengulas tentang saham,

investasi, keuangan dan perbankan. Disiarkan setiap Senin-Jumat pukul

10.00-11.00 WIB.

4) Sindo Siang

Program yang menyajikan berbagai informasi dan reporter Sindo

Trijaya termasuk info penting dari pendengar di siang hari. Termasuk lagu

hits yang enak di dengar. Disiarkan setiap Senin-Jumat pukul 11.00-16.00

WIB.

5) Sindo Prime

Program untuk menemani profesional Sindo saat pulang kerja.

Menyajikan informasi aktual dan kondisi lalu lintas, diselingi lagu hits di

sore hari. Disiarkan setiap Senin-Jumat pukul 16.00-20.00 WIB yang juga

berisi:

6) Ini Baru Jakarta

Program yang mamebahas kondisi Ibukota, perkembangan,

masalah dan solusinya di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta

Joko Widodo/Wakil Gubernur Basuki T. Purnama. Disajikan dalam

bentuk dialog, diskusi, reportase dan liputan khusus. Disiarkan

Gambar

gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan suara dan kata-kata dari sang
Tabel 1 Format radio
Gambar 1
Gambar 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

  Keywords:  Standart Operational Procedure (SOP), Produksi berita Radio 

Berita dan informasi seolah-olah menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan dalam masyarakat modern, tentunya dengan semakin meningkatnya jumlah radio

(Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar Terhadap Program Acara “Sekilas Berita” di Bantul Radio 89.1 FM Kecamatan Sewon,

Acara embun pagi merupakan program dakwah yang disajikan secara live dengan menggunakan system komunikasi dua arah (two way comunication) dengan menyertakan pendengar

Penelitian ini memfokuskan pada sejauhmana pengaruh acara talk show Bugar Bersama Ade Rai yang terdapat di Radio PRFM.. Bandung dalam memenuhi kebutuhan informasi pendengar

Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan sifat deskriptif.Populasi

Media massa tak henti-hentinya menjadi objek yang menarik untuk diteliti. Beragam kajian media baik terkait dengan pemberitaan suatu peristiwa ataupun perusahaan

Ketika peneliti menggali lebih dalam tentang isu yang paling dianggap tidak penting, Pemred menjawab bahwa penting atau tidak penting tergantung media dan kondisi, sesuatu bisa