• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Use of Student Worksheet Based on Guided Inquiry for Class XI Senior High School in Circulation System Concepts (A Deskriptive Study in State Three Senior High School Jakarta). Thesis, Biology Education Program, Department of Natural Sciences Educatio

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Use of Student Worksheet Based on Guided Inquiry for Class XI Senior High School in Circulation System Concepts (A Deskriptive Study in State Three Senior High School Jakarta). Thesis, Biology Education Program, Department of Natural Sciences Educatio"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY

UNTUK SMA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM SIRKULASI

(Sebuah Studi Deskriptif di Tiga SMA Negeri DKI Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Istiqomah Nuraini

NIM. 1091016100041

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Istiqomah Nuraini (NIM: 109016100041). Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi (Sebuah Studi Deskriptif di Tiga SMA Negeri DKI Jakarta). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Unive rsitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis guided inquiry untuk SMA kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi yang layak digunakan pada proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah pada wilayah Jakarta Selatan, yaitu SMA Negeri 26 Jakarta, SMA Negeri 60 Jakarta, dan SMA Negeri 43 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Terdapat 4 langkah yang harus ditempuhdalam mengembangkan LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi, yaitu penentuan tujuan pembelajaran, pengumpulan materi, penyusunan elemen, serta pemeriksaan dan penyempurnaan. Analisis data tahap awal dilakukan validasikelayakan produk LKS oleh satu orang dosen biologi dan satu orang guru biologi. Analisis data tahap akhir adalah uji coba produk LKS yang telah divalidasi kepada siswa.Pada uji coba kelompok kecil 20 responden siswa diberikan angket penilaian LKS. Pada uji coba kelompok besar penilaian LKS dilakukan oleh 101 siswa. Selanjutnya masing- masing guru yang menggunakan LKS berbasis guided inquiry memberikan penilaian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagian besar guru dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan LKS berbasis guided inquiry untuk SMA kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi. Dengan menggunakan LKS siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengkontruksi pemahamannya sendiri. Dari hasil respon siswa hasil persentase rata-rata penilaian LKS setiap aspek sebesar 88,3% dengan rincian penilaian pada aspek komponen guided inquiry yaitu 92,07%, aspek penyajian yaitu 90,65%, aspek konten LKS yaitu 86,34%, dan dari aspek desain LKS sebesar 84,17%. Sementara dari perolehan hasil respon guru, persentase rata-rata penilaian LKS sebesar 99,3%. Hal ini menunjukkan bahwa produk LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi sangat baik dan layak digunakan pada proses pembelajaran.

(6)

ii

Circulation System Concepts (A Deskriptive Study in State Three Senior High School Jakarta). Thesis, Biology Education Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic Unive rsity Jakarta.

The aim of this study was to generate Student Worksheet ( LKS ) based on guided inquiry for class XI Senior High School in the Circulation System concept used in the learning process. This research was conducted in three schools in South Jakarta, namely SMA Negeri 26 Jakarta, SMA Negeri 60 Jakarta and SMAN 43 Jakarta. The method used the quantative descriptive. There are four steps that should be taken in developing the Student Worksheet based on guided inquiry, namely the determination of learning objects, gathering materials, preparation of materials elements and also examination and refinement. The early stage of data analysis was validated the appropriateness of the worksheets product by one lecturer of biology and one biology teacher. The final stage of data analysis was testing products of worksheets that have been validated to students. The amount of first research sample on small groups of respondents 20 students were given the assesment of LKS. In the large group assesment trials is 101 students. Furthermore, each teacher that using LKS development provide an assessment. Data was collected by questionnaire and interview. The results showed that most of the teachers and students didn’t have any difficulty in using the LKS. By using LKS students became active and could construct their own understanding. Based on the result of student response on the average percentage yield assesment of LKS was 88,3%; 92,07% aspects of guided inquiry component; 90,65 % presentation aspects; 86,34 % aspects of the content and the design aspects of LKS at 84,17 %. While the acquisition of teacher responses, the average percentage was 99,3%. This shows that the LKS based on guided inquiry for Class XI Senior High School in Circulation System concept was very good and appropriate for use in the learning process.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

ﻴﺤّﺮ ﺍﻦﻤﺤّﺮ ﺍﮫ ﺍ ﺴﺑ

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan,

kesehatan, kekuatan, kesabaran, rahmat dan hidayahnya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry

untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang untuk

menyempurnakan akhlak manusia, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya serta

para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi, tidak terlepas dari bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih atas bimbingan dan dukungan serta bantuan

yang diberikan dalam penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini. Semoga

Allah SWT membalas jasa dan memberikan rahmatnya kepada:

1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.d. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Drs. H. Suharyanto, MM selaku Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah

Kota Administrasi Jakarta Selatan yang telah memberikan rekomendasi

ijin penelitian di SMA Negeri wilayah Jakarta Selatan

5. Dra. Hj. Lestari selaku Kepala SMA Negeri 26 Jakarta

6. Dra. Hj. Umi Harini, MM selaku Kepala SMA Negeri 60 Jakarta

7. Dra. Hj. Puji Safitri Handayani, MM selaku Kepala SMA Negeri 43

(8)

iv

9. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan saran dan bimbingannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik

10.Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Terimakasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu

sekalian selama penulis menuntut ilmu di program studi pendidikan

biologi.

11.Dra. Isliwani Wahab dan Dr. Zulfiani, M.Pd yang telah bersedia menjadi

validator LKS sehingga tercipta LKS yang sangat baik

12.Dra. Isliwani Wahab selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI-IPA di

SMA Negeri 26 Jakarta dan seluruh siswa yang terlibat, terima kasih atas

bantuannya selama penelitian dilakukan.

13.Rosida, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI-IPA di SMA

Negeri 60 Jakarta dan seluruh siswa yang terlibat, terima kasih atas

bantuannya selama penelitian dilakukan.

14.Nunuk Windryhani selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI-IPA di

SMA Negeri 43 Jakarta dan seluruh siswa yang terlibat, terima kasih atas

bantuannya selama penelitian dilakukan.

15.Keluarga tercinta, ayah dan ibu serta adikku tersayang, terimakasih atas

segala limpahan doa, kasih sayang, serta dukungan moral maupun materil

yang diberikan selama penelitian berlangsung dan dalam menyelesaikan

skripsi ini

16.Kakek dan Nenek terimakasih banyak atas segala nasihat, dukungan dan

doanya selama ini.

17.Sahabat terbaikku Dwi, Unti, Karina, Nisa, Pipit terimakasih sudah

menjadi tempat curahan isi hatiku dalam keadaan senang maupun duka

(9)

v

per satu terimakasih atas kerjasamanya, bantuan, dan motivasi yang telah

diberikan selama ini.

18.Ahda dan Septi terima kasih atas semangat menyelesaikan studinya yang

telah ditularkan kepada penulis dan sahabat GCN KSR PMI 2010 lainnya

terimakasih atas kebaikannya dan dukungannya.

19.UKM KSR PMI UIN Jakarta terima kasih banyak untuk semuanya.

Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam

laporan ini. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk

perbaikkan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi

para pembaca, sehingga dapat meningkatkan khasanah dan pemahaman

dalam melakukan pengembangan LKS.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, Januari 2014

(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Teoritik... 8

1. Bahan Ajar ... 8

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 10

a. Pengertian LKS ... 10

b. Tujuan dan Fungsi LKS ... 11

c. Macam-macam LKS ... 12

d. Langkah-langkah Penyusunan LKS ... 13

e. Pengembangan LKS ... 21

f. Penilaian LKS ... 22

3. Guided Inquiry ... 25

(11)

vii

b. Tahap-tahap Guided Inquiry ... 28

c. Manfaat dari Pembelajaran Guided Inquiry ... 30

4. Sistem Sirkulasi ... 32

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Berpikir ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian ... 40

C. Metode dan Desain Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Validitas Instrumen ... 46

G. Desain Uji Coba ... 47

H. Uji Coba Produk ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 51

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

(12)

viii

2.2Kriteria Interpretasi Skor ... 24

2.3Aglutinasi sel-sel dari berbagai golongan darah dengan aglutinin anti- A dan anti-B ... 35

3.1 Kisi-kisi angket penilaian LKS berbasis guided inquiry untuk SMA kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi ... 45

3.2 Kisi-kisi instrumen validitas isi LKS berbasis guided inquiry pada konsep Sistem Sirkulasi ... 46

3.3 Ringkasan Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli ... 48

3.4 Hasil Persentase Uji Coba Produk LKS Kelompok Kecil ... 49

3.5 Nilai LKS pada Uji Coba Kelompok Kecil... 50

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

2.1Langkah-langkah dalam menyiapkan LKS ... 15

2.2Bagan langkah-langkah penulisan LKS ... 16

2.3Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman tinggi (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011) ... 18

2.4Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman rendah (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011) ... 19

2.5Contoh kejelasan dalam penomoran dan penggunaan huruf kapital (Diadaptasi dari Buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011) ... 20

2.6Cek Tekanan Darah ... 33

2.7Cek Nadi ... 34

3.1Bagan Alur Tahap-tahap Pengembangan LKS berbasis Guided Inquiry pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 43

4.1Persentase Hasil Penilaian Desain LKS Uji Coba Kelompok Besar ... 54

4.2 Persentase Hasil Penilaian Konten Uji Coba Kelompok Besar ... 55

4.3Persentase Hasil Penilaian Penyajian Uji Coba Kelompok Besar ... 56

4.4Persentase Hasil Penilaian Guided Inquiry Uji Coba Kelompok Besar ... 57

4.5Grafik Hasil Persentase Rata-rata Aspek Penilaian LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi pada Uji Coba Kelompok Besar ... 57

(14)

x

Lampiran 1. Tabel Analisis Materi (Penjabaran SK dan KD) ... 76

Lampiran 2. Pengumpulan Materi ... 79

Lampiran 3. Desain Awal LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi... 84

Lampiran 4. Produk Akhir LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 100

Lampiran 5. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 113

Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data Angket Validasi Ahli ... 131

Lampiran 7. Cara Perhitungan Angket Validasi Ahli ... 132

Lampiran 8. Hasil Validasi LKS Berdasarkan Variabel Validitas Isi LKS secara Keseluruhan ... 139

Lampiran 9. Penentuan Kriteria Hasil Validasi LKS Berdasarkan Variabel Validitas Isi LKS ... 140

Lampiran 10. Hasil Pengolahan Data Angket Uji Coba Kelompok Kecil Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 141

Lampiran 11. Cara Perhitungan Angket Uji Coba Kelompok Kecil ... 142

Lampiran 12. Penentuan Kriteria Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 151

Lampiran 13. Hasil Pengolahan Data Angket Uji Coba Kelompok Besar Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 152

Lampiran 14. Cara Perhitungan Angket Uji Coba Kelompok Besar... 153

[image:14.595.128.516.164.732.2]
(15)

xi

Lampiran 16. Penentuan Kriteria Hasil Setiap Aspek Indikator

Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry ... 164

Lampiran 17. Hasil Pengolahan Data Penilaian Guru terhadap LKS berbasis Guided Inquiry ... 165

Lampiran 18. Cara Perhitungan Angket Penilaian Guru terhadap LKS berbasis Guided Inquiry ... 166

Lampiran 19. Penentuan Kriteria Hasil Penilaian Guru terhadap LKS berbasis Guided Inquiry secara Keseluruhan ... 173

Lampiran 20. Penentuan Kriteria Hasil Penilaian Guru terhadap LKS Berbasis Guided Inquiry Setiap Variabel ... 175

Lampiran 21. Hasil Wawancara Peneliti Kepada Siswa ... 176

Lampiran 22. Hasil Wawancara Peneliti Kepada Guru ... 185

Lampiran 23. Foto-foto Penelitian ... 189

(16)

1

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1

Hakikat sains meliputi tiga aspek yakni, produk, proses, dan sikap ilmiah.

Aspek produk meliputi pengetahuan, konsep, prinsip-prinsip sains,

sementara aspek proses terkait dengan serangkaian kegiatan ilmiah yang

memungkinkan produk ilmiah pengetahuan atau produk diperoleh. Sikap

ilmiah merupakan sikap seorang peneliti ketika melakukan sebuah

pengamatan atau penelitian. 2 Pendidikan IPA di sekolah menengah

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum IPA dibagi menjadi tiga bidang ilmu yaitu Biologi,

Fisika, dan Kimia. Biologi sebagai salah satu bidang IPA memberikan

beberapa pengalaman belajar dalam memahami konsep dan proses sains.

Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika siswa diberikan

kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Seperti pada teori

konstruktivisme yang dinyatakan oleh Piaget bahwa pada dasarnya setiap

individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri.3 Sehingga guru tidak memberikan informasi

secara utuh kepada peserta didik melainkan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menggali kemampuan berpikirnya. Depdiknas

1

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA&MA, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003), h.6.

2

Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 161.

3

(17)

2

menyatakan bahwa, salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu

dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir.4

Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap

perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, pra operasional,

operasional konkret, dan operasi formal.5 Untuk siswa di atas 11 tahun

tingkat perkembangannya pada taraf operasi formal.6 Sehingga siswa yang

duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada tahap

operasi formal sudah memiliki kemampuan berpikir abstrak. Untuk

menanamkan pola pikir tersebut guru dapat memberikan pengalaman

langsung kepada peserta didik melalui sebuah eksperimen akan tetapi

masih banyak sekolah yang gurunya tidak melakukan seperti itu.

Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, wich fells a need and makes him more

capable of dealing adequately with his environment”.7 Dalam pengertian

ini seseorang setelah melakukan proses belajar akan mengalami perubahan

tingkah laku. Perubahan itu terjadi karena telah seseorang memiliki

pengalaman dalam belajar. Hal itu didukung oleh Hilgard yang

mengungkapkan bahwa belajar itu proses perubahan melalui kegiatan atau

prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam

lingkungan alamiah.8

LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Komponen-komponen

LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan

bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan, serta pertanyaan dan

4

Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h. 76.

5

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 70. 6

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 5, h. 132.

7

Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 24, h. 5.

8

(18)

kesimpulan untuk bahan diskusi.9 Suatu tugas yang diperintahkan dalam

lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.

Pendapat lain mengatakan bahwa,

Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik.10

Seperti yang telah dinyatakan di atas bahwa pembelajaran Biologi akan

lebih bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk membangun

pengetahuannya sendiri.

Jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKS, maka LKS dapat

dibagi menjadi lima macam, yaitu:

1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep

2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan

3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar 4) LKS yang berfungsi sebagai penguatan

5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. 11

Salah satu jenis LKS yang digunakan pada pembelajaran Biologi adalah

LKS sebagai panduan praktikum.

Menurut Andi Prastowo, fakta di lapangan pendidik masih

menggunakan LKS yang tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa

upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusunnya sendiri. 12

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 60 dan SMA Negeri 43

Jakarta, LKS yang digunakan pada mata pelajaran Biologi adalah LKS

yang dibeli melalui para penyalur yang datang ke sekolah.13 LKS itu hanya

berisi tentang uraian materi dan soal-soal sehingga siswa belum dapat

menghubungkan materi yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan

9

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu , op.cit., h. 111-112. 10

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet . 6, h. 176.

11

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, op. cit., h. 209-211. 12

Prastowo, op.cit., h.18. 13

(19)

4

sehari-hari.14 Selain itu LKS yang digunakan kurang memperhatikan

kebutuhan siswa sehingga tidak menggali kemampuan berpikir kritis

siswa.

Model LKS lain yang digunakan oleh siswa yaitu LKS praktikum.

LKS yang dibeli di pasaran tersebut tidak menuntun siswa untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang diajukan.

Sebenarnya LKS mudah dibuat sendiri oleh pendidik sesuai dengan

kebutuhan siswa.15 Akan tetapi terdapat paradigma yang berkembang di

kalangan pendidik bahwa membuat bahan ajar itu sulit, menghabiskan

banyak waktu, dan menguras tenaga.16 Salah satu tugas guru adalah tugas

mengajar yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan

penalaran, guru juga bertugas dalam pengembangan kemampuan

penerapan teknologi dengan cara melatih berbagai keterampilan.17 Selain

memiliki kemampuan mengajar guru juga memiliki kewajiban untuk

memiliki keterampilan lain misalnya mengembangkan bahan ajar LKS

agar lebih inovatif.

LKS hasil pengembangan memberikan alternatif strategi

pembelajaran yang inovatif, konstruktif, dan berpusat pada siswa, dengan

memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan.18 Salah satu

LKS IPA hasil pengembangan memenuhi kriteria kelayakan sebagai media

pembelajaran yang baik yaitu LKS berbasis inkuiri terbimbing. 19

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati, Tri Jalmo,

dan Pramudiyanti penggunaan LKS berbasis guided inquiry pada

pembelajaran Biologi materi Ekosistem mengakibatkan siswa lebih aktif

14

Lampiran 24, loc.cit. 15

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), Cet. II, h. 14.

16

Andi Prastowo, loc.cit. 17

Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. vi, h. 18-19.

18

Y. Astuti dan B. Setiawan, Pengembangan LKS Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2013. pp. 90.

19Sidiq Budisetiawan, “

Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing

(20)

dan terlibat langsung dalam menyelesaikan tugas, serta meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.20 Menurut Bilgin, pendekatan inkuiri

terbimbing memiliki pengaruh positif terhadap siswa sehingga siswa

menjadi lebih memahami suatu konsep.21Hal tersebut dikarenakan pada

prosesnya guru mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan

penyelesaian masalah.22 LKS ini menekankan pada proses berpikir secara

kritis dalam mencari jawaban dari suatu masalah. Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang dikembangkan berbasis inkuiri terbimbing terdiri dari

komponen-komponen: judul, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,

merumuskan masalah, hipotesis, alat dan bahan, langkah percobaan, tabel

hasil pengamatan, analisis data dan kesimpulan.23 Untuk meningkatkan

kualitas perangkat pembelajaran hendaknya LKS dikembangkan untuk

materi-materi yang lain.24 Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai

oleh peserta didik dalam pembelajaran Biologi di kelas XI adalah

menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, proses dan kelainan

penyakit yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi pada manusia dan

hewan.25 Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru di

sekolah konsep yang tepat untuk LKS yang akan dikembangkan adalah

konsep Sistem Sirkulasi Manusia. Pada konsep Sistem Sirkulasi Manusia

sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran Biologi yaitu siswa dapat

mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang

berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.26 Dengan

20

Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h. 84.

21

Ibrahim Bilgin, The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating with Cooperative Learning Environment on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction, Department of Primary Education Jounal Scientific Research and Essay, Vol. 4, 2009, pp. 1038.

22

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, op. cit., h. 122. 23

Y. Astuti, dan B. Setiawan, Ibid., h. 91. 24Sidiq Budisetiawan, “

Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing

pada Tema Sistem Kehidupan dalam Tumbuhan Kelas VII di SMP N 2 Playen”, Skripsi pada Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, (Yogyakarta, 2012), h. 92, tidak diterbitkan.

25

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA&MA, op.cit., h. 31.

26

(21)

6

memanfaatkan LKS tersebut maka diharapkan pembelajaran lebih

menarik, siswa dapat berpikir kritis dan analitis sehingga siswa dapat lebih

cepat dan mudah memahami isi LKS itu dengan baik yang akan

berdampak positif pada pemahaman konsep siswa itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan LKS berbasis Guided

Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dilakukan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Paradigma dikalangan pendidik bahwa membuat bahan ajar itu sulit,

menghabiskan banyak waktu, dan menguras tenaga.

2. Beberapa SMA Negeri di wilayah Jakarta Selatan masih membeli LKS

yang dijual di pasaran tanpa memperhatikan isinya dan kebutuhan

siswa.

3. LKS yang dibeli oleh sekolah tidak menuntun siswa untuk menggali

kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa untuk mencari serta

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang diajukan.

4. Untuk meningkatkan kualitas perangkat pembelajaran hendaknya LKS

berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan untuk materi-materi yang

lain sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka

masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada penggunaan LKS berbasis

guided inquiry untuk SMA kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi.

Adapun aspek-aspek yang dibatasi pada penelitian ini, yaitu:

1. Materi yang dimuat dalam LKS adalah Sistem Sirkulasi Manusia.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan berbasis inkuiri

(22)

tujuan pembelajaran, merumuskan masalah, hipotesis, alat dan bahan,

langkah percobaan, tabel hasil pengamatan, analisis data dan

kesimpulan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan

di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana

penggunaan LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada

Konsep Sistem Sirkulasi?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKS berbasis

guided inquiry untuk SMA kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi yang

layak digunakan pada proses pembelajaran.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat,

antara lain:

1. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru dengan menggunakan

LKS berbasis guided inquiry sebagai panduan dalam eksperimen,

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi.

2. Bagi sekolah, memberikan keuntungan diperolehnya LKS berbasis

guided inquiry yang dapat digunakan untuk eksperimen dalam mata

pelajaran Biologi.

3. Bagi peneliti, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman

mengenai pengembangan LKS berbasis guided inquiry sehingga

menambah bekal peneliti sebagai calon pendidik untuk dapat

(23)

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teoritik 1. Bahan Ajar

Menurut Abdul Majid, bahan ajar merupakan informasi alat dan

teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan

penelaahan implementasi pembelajaran.1 Bahan yang dimaksud bisa

berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.2 Sebuah bahan ajar paling

tidak mencakup antara lain:

1) Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)

2) Kompetensi yang akan dicapai

3) Informasi pendukung

4) Latihan-latihan

5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja

6) Evaluasi3

Pendapat lain menyatakan bahwa bahan ajar merupakan segala sesuatu

yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa.4 Bahan

ajar umumnya disusun dengan sistematika tertentu untuk keperluan

pembelajaran dan dalam kerangka pencapaian kompetensi yang

diharapkan.5 Dari beberapa pendapat di atas dapat disarikan bahwa

bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang berisi informasi dengan

tujuan tertentu yang digunakan untuk membantu guru pada saat

pembelajaran di kelas.

1

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet . 6, h. 173.

2

Marno, Modul Pengembangan Bahan Ajar pada Sekolah, ( Jakarta: DIPTAIS, 2012), Cet.2, h. 15.

3

Majid, Ibid., h. 174. 4

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 7, h. 175.

5

(24)

Bentuk bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1) Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar

kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.

2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact

disk, film.

4) Bahan ajar interaktif (inteactive teaching material) seperti compact

disk interaktif.6

Dalam kegiatan belajar mengajar istilah bahan ajar menjadi media

pembelajaran.7 Oleh sebab itu, kriteria bahan ajar yang baik adalah

sebagai berikut:8

a. Sesuai dengan topik yang dibahas

b. Memuat informasi pendukung untuk memahami materi

c. Disampaikan dalam kemasan dan bahasa yang singkat, padat,

sederhana, sistematis dan mudah dipahami.

d. Dilengkapi contoh ilustrasi yang relevan dan menarik

e. Diberikan kepada siswa sebelum berlangsungnya kegiatan belajar

f. Memuat gagasan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa.

Bahan ajar yang disusun dengan baik dapat meningkatkan produktivitas

pembelajaran, menjadikan siswa lebih mandiri, mengembangkan sikap

ilmiah, dan memungkinkan belajar secara seketika.9

Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar yaitu: (1) prinsip

relevansi; (2) prinsip konsistensi, (3) prinsip kecukupan.10 Prinsip

relevansi maksudnya bahan ajar ada hubungannya dengan pencapaian SK

dan KD. Prinsip konsistensi yaitu adanya keselarasan dan kesamaan

6

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, loc. cit., h. 174. 7

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet.13, h. 6. 8

Marno, op.cit., h. 33. 9

Ibid., h. 20-21. 10

(25)

10

antara KD yang mesti dikuasai siswa. Prinsip kecukupan maksudnya

dalam memilih bahan ajar seharusnya dicari yang memadai untuk

membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS

Menurut Abdul Majid, LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik.11 Lembar Kerja Siswa (LKS)

adalah bahan ajar cetak yang menjadi panduan siswa yang digunakan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.12

Dengan demikian LKS adalah lembaran-lembaran panduan untuk

mencari penyelesaian dalam masalah melalui penyelidikan. Pendapat

lain menyatakan bahwa LKS yaitu materi ajar yang sudah dikemas

sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari secara

mandiri.13

Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan

pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk semua aspek

pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.14

LKS merupakan panduan siswa dalam memahami keterampilan proses

dan konsep-konsep materi yang sedang dipelajari.15 Lembar-Lembar

kegiatan dapat digunakan pada mata pelajaran apa saja termasuk mata

pelajaran Biologi. Lembar kegiatan siswa memuat sekumpulan kegiatan

mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan

pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai

11

Abdul Majid, op. cit., h. 176. 12

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 2, h. 111. 13

Dyah Shinta Damayanti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Radiasi, Vol.3, No. 1, pp. 58.

14

Trianto, loc. cit., h. 111. 15

(26)

indikator pencapaian yang hasil belajar yang harus ditempuh.16

Komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat

tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan

serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.17

Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut:

1) LKS hanya terdiri dari beberapa halaman kurang dari 100

halaman

2) LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan

oleh satuan tingkat pendidikan tertentu

3) Di dalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara

umum.

Dalam memilih LKS terdapat beberapa pertimbangan di antaranya

adalah:18

1) Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar.

2) Terdapat pernyataan tentang kompetensi dasar yang akan

dicapai oleh peserta didik.

3) Dilengkapi dengan petunjuk bagi pendidik atau peserta didik.

4) Memiliki daya pikat, terutama dari segi penyajian, tulisan,

tugas-tugas, dan penilaiannya.

b. Tujuan dan Fungsi LKS

Menurut Marno, tujuan LKS diberikan yaitu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru sehingga dapat

mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar pada suatu konsep.19

Pendapat lain menyatakan tujuan penyusunan LKS terdapat empat poin,

yaitu:

16

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, loc. cit., h. 111. 17

Trianto, Ibid., h. 112 18

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), op. cit., h. 379-380.

19

(27)

12

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan,

2) Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan pemahaman

konsep peserta didik,

3) Melatih kemandirian peserta didik,

4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas. 20

LKS juga akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Guru

akan lebih terbantu karena memiliki bahan ajar yang sudah disiapkan,

sedangkan siswa akan lebih belajar mandiri. Fungsi LKS bagi siswa

adalah alat bantu yang dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran yang didapat.21 Bagi guru LKS dapat menuntun siswa

akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta

mempertimbangkan proses berpikir siswa. LKS mempunyai fungsi

sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah

diberikan.22 Namun berdasarkan fungsi tersebut kedudukan guru

sebagai pengelola proses belajar tidak dapat digantikan oleh LKS.

c. Macam-macam LKS

LKS dibagi menjadi dua macam yang dikembangkan dalam

pembelajaran sekolah, yaitu LKS tak berstruktur dan LKS siswa

berstruktur.23 LKS tak berstruktur LKS yang dipakai untuk

mempercepat pembelajaran yang berisi sedikit petunjuk untuk

mengarahkan kerja siswa. Sedangkan LKS berstruktur dirancang untuk

membimbing peserta didik dalam suatu mata pelajaran dengan sedikit

atau tanpa bimbingan dari guru.

20

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), Cet. II, h. 206.

21

Marno, Pengembangan Bahan Ajar pada Sekolah, Ibid., h. 78. 22

Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h. 77.

23

(28)

Jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKS, maka LKS dapat

dibagi menjadi lima macam bentuk.24

1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep

2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan

3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar

4) LKS yang berfungsi sebagai penguatan

5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep

memuat apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, meliputi

melakukan, mengamati, dan menganalisis. Bentuk LKS yang kedua

adalah LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan yaitu dengan

memberikan tugas kepada mereka untuk diskusi, kemudian meminta

mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat.25 Bentuk

LKS yang ketiga adalah LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar

yang berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku.

Bentuk yang keempat adalah LKS yang berfungsi sebagai penguatan

dengan materi yang dikemas lebih dalam dan penerapan materi

pembelajaran yang terdapat di dalam buku pembelajaran.26 Bentuk LKS

yang kelima adalah LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum

yang di dalamnya berisi petunjuk praktikum.

d. Langkah-langkah Penyusunan LKS

Untuk menghasilkan LKS yang baik guru hendaknya menyusun

LKS itu dengan cermat sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk itu terdapat langkah-langkah

menyusun LKS, yaitu:

24

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, op. cit., h. 209-211. 25

Ibid., h. 210. 26

(29)

14

1) Tahap Persiapan

Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan

dengan langkah-langkah: (a) analisis kurikulum, (b) menyusun peta

kebutuhan LKS, (c) menentukan judul-judul LKS, (d) Penulisan

LKS.27

a) Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam

penyusunan LKS. Tujuan analisis adalah untuk menentukan

kompetensi mana saja yang memerlukan bahan ajar LKS.

Umumnya analisis dilakukan dengan mempelajari SK, KD,

materi pokok, pengalaman belajar. Selanjutnya, harus

mencermati indikator yang mesti dimiliki oleh peserta didik.

b) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS bertujuan untuk mengetahui jumlah LKS

yang harus ditulis serta melihat urutannya.

c) Menentukan Judul-Judul LKS

Judul LKS ditentukan atas kompetensi dasar, materi-materi

pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam

kurikulum.

d) Penulisan LKS

Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut: (a) merumuskan kompetensi dasar, (b)

menentukan alat penilaian, (c) menyusun materi, (d)

memperhatikan struktur LKS.28

Untuk lebih memperjelas langkah-langkah dalam menyiapkan LKS

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat dalam bentuk

bagan di bawah ini:

27

Ibid., h. 81-82. 28

(30)
[image:30.595.126.512.97.596.2]

Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam menyiapkan LKS

2) Langkah-langkah Penulisan

Adapun langkah-langkah penulisan LKS adalah sebagai

berikut:

a) Perumusan kompetensi dasar

Perumusan KD pada suatu LKS diambil dari rumusan dalam

kurikulum yang mengacu pada Permendiknas No.22 tahun

2006.

b) Menentukan alat penilaian

Penilaian dapat dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja

peserta didik. Dalam mata pelajaran IPA penilaian dapat

berupa proses kerja berupa keterampilan proses siswa dan

produk sebagai hasil kerja.

c) Penyusunan Materi

Materi LKS sangat bergantung terhadap kompetensi dasar

yang ingin dicapai. Materi dapat diambil dari berbagai sumber

misalnya buku, majalah, jurnal, dan lain-lain. Melakukan Analisis Kurikulum

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan Judul-judul LKS

(31)

16

d) Memperhatikan Struktur LKS

Harus diperhatikan bahwa struktur LKS terdiri atas enam

komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,

tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian.

Untuk lebih memperjelas langkah-langkah penulisan LKS di atas

[image:31.595.123.472.263.555.2]

dapat dilihat dalam bentuk bagan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Bagan langkah-langkah penulisan LKS

3) Langkah-Langkah Mendesain LKS

LKS dikembangkan untuk membuat siswa belajar mandiri

dan guru hanya sebagai fasilitator sehingga jika desain LKS kita

terlalu rumit maka siswa akan kesulitan dalam memahaminya.

Berikut ini batasan-batasan yang dapat digunakan untuk menentukan

desain LKS adalah: (a) ukuran, (b) kepadatan halaman, dan (c)

kejelasan.29

29

Marno, Pengembangan Bahan Ajar pada Sekolah, op. cit., h. 84.

Perumusan KD

Menentukan Alat Penilaian

Menyusun Materi

(32)

a) Ukuran

Menggunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Contohnya, keinginan

guru sesuai dengan tujuan yang ditetapkan adalah membuat

peserta didik untuk menggambarkan hasil yang diamati. Maka,

ukuran LKS yang mampu mengakomodasi hal ini adalah A4

karena dengan A4 peserta didik akan mempunyai cukup ruang

untuk membuat gambar.

b) Kepadatan Halaman

Dalam hal ini, usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati

dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat akan

mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian.

Pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan dapat

ditanggulangi dengan menggunakan huruf besar atau

penomoran sehingga siswa tahu mana judul dan sub judul.

c) Kejelasan

Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam

LKS dapat dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Misalnya,

pada penomoran materi dengan menggunakan huruf kapital.

Hal ini tentu saja memudahkan peserta didik dalam

menentukan antara judul dengan sub judul dan seterusnya.30

Dari batasan-batasan desain yang telah disebutkan di atas dapat

dilihat lebih jelas gambarannya secara berturut-turut di bawah ini.

30

(33)

18

Gambar 2.3 Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman tinggi (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011)

CEK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH A.Pendahuluan

Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat peredaran darah yaitu, jantung dan pembuluh darah. Jantung adalah pompa hidup yang bekerja sepanjang hidup kita. tanpa lelah jantung berkontraksi untuk mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60-70 kali per menit, 10.000 kali per hari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup. Dengan sisi kanan yang hanya menerima dan memompakan darah yang miskin oksigen, sisi kiri yang menangani darah yang kaya oksigen, dan katup yang memungkinkan darah untuk mengalir dengan satu arah, jantung adalah pusat sistem kardiovaskuler. Setiap kali jantung berkontraksi atau berdenyut, bukanlah gerakan tunggal akan tetapi terjadi karena tahapan-tahapan; ketika jantung diisi darah dan kemudian memompanya keluar. Tahapan yang sama diulang secara terus menerus yang disebut dengan siklus jantung.

Pembuluh darah dapat dibedakan menjadi arteri (pembuluh nadi), vena (pembuluh balik), dan pembuluh kapiler. Darah yang biasanya dipompakan keluar dan masuk ke dalam arteri. Dinding arteri yang elastis akan mengembang ketika menerima darah yang dikeluarkan dari ventrikel, sehingga arteri akan ikut berdenyut. Denyut nadi dan tekanan darah adalah dua tanda eksternal yang menjadi tanda jantung sedang bekerja. Denyut nadi timbul setiap kali jantung berdenyut. Sentakan tekanan melewati sepanjang arteri. Hal ini membuat dinding yang lentur mula-mula membesar dan kemudian mengerut kembali.

B.Permasalahan

(34)

Gambar 2.4 Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman rendah (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011).

CEK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

A. Pendahuluan

Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat peredaran

darah yaitu, jantung dan pembuluh darah. Jantung adalah pompa hidup yang

bekerja sepanjang hidup kita. tanpa lelah jantung berkontraksi untuk

mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60-70 kali per menit, 10.000 kali

per hari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup. Dengan sisi kanan

yang hanya menerima dan memompakan darah yang miskin oksigen, sisi kiri

yang menangani darah yang kaya oksigen, dan katup yang memungkinkan

darah untuk mengalir dengan satu arah, jantung adalah pusat sistem

kardiovaskuler. Setiap kali jantung berkontraksi atau berdenyut, bukanlah

gerakan tunggal akan tetapi terjadi karena tahapan-tahapan; ketika jantung diisi

darah dan kemudian memompanya keluar. Tahapan yang sama diulang secara

terus menerus yang disebut dengan siklus jantung.

Pembuluh darah dapat dibedakan menjadi arteri (pembuluh nadi), vena

(pembuluh balik), dan pembuluh kapiler. Darah yang biasanya dipompakan

keluar dan masuk ke dalam arteri. Dinding arteri yang elastis akan

mengembang ketika menerima darah yang dikeluarkan dari ventrikel, sehingga

arteri akan ikut berdenyut. Denyut nadi dan tekanan darah adalah dua tanda

eksternal yang menjadi tanda jantung sedang bekerja. Denyut nadi timbul

setiap kali jantung berdenyut. Sentakan tekanan melewati sepanjang arteri. Hal

ini membuat dinding yang lentur mula-mula membesar dan kemudian

mengerut kembali.

B. Permasalahan

Lebih dari separuh semua kematian di Amerika Serikat disebabkan

[image:34.595.127.509.138.636.2]
(35)

20

Gambar 2.5 Contoh kejelasan dalam penomoran dan penggunaan huruf kapital (Diadaptasi dari Buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011)

CEK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

A. Tujuan

Siswa dapat:

 Mendesain sendiri langkah kerja suatu eksperimen

 Melakukan prinsip pengukuran tekanan darah

B. Landasan Teori

Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat peredaran

darah yaitu, jantung dan pembuluh darah. Jantung adalah pompa hidup yang

bekerja sepanjang hidup kita. tanpa lelah jantung berkontraksi untuk

mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60-70 kali per menit, 10.000 kali

per hari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup.

C. Alat dan Bahan

1. 1. Alat: a. Stopwatch

b. Sfigmomanometer c. Stetoskop

2. Bahan:

a. Alat tulis

Judul

Subjudul

[image:35.595.126.522.103.593.2]
(36)

e. Pengembangan LKS

Untuk membuat LKS yang bagus dan menarik harus ada inovasi

baru yang dikembangkan. Dengan seperti itu LKS akan menjadi lebih

bermanfaat. Dalam melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran

diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem

pendidikan. Menurut Andi Prastowo, terdapat 4 langkah yang ditempuh

dalam mengembangkan LKS, yaitu penentuan tujuan pembelajaran,

pengumpulan materi, penyusunan elemen, serta pemeriksaan dan

penyempurnaan.31

1) Penentuan Tujuan Pembelajaran

Menentukan tujuan pembelajaran yang akan di-breakdown dalam

LKS. Pada langkah pertama ini, kita harus menentukan desain

menurut tujuan pembelajaran yang kita acu dengan memperhatikan

ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman dan kejelasan.

2) Pengumpulan Materi

Dalam pengumpulan materi ini, harus dipastikan bahwa materi dan

tugas yang ditentukan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya mengumpulkan materi dan buat perincian tugas yang

harus dilaksanakan oleh siswa. Bahan yang akan dimuat dalam

LKS dapat kita kembangkan sendiri atau kita dapat memanfaatkan

materi yang sudah ada. Dari materi tersebut dapat ditentukan

rincian tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.

3) Penyusunan Elemen

Pada bagian penyusunan elemen ini, saatnya mengintegrasikan

hasil dari langkah pertama dengan hasil dari langkah kedua.

4) Pemeriksaan dan penyempurnaan

LKS yang telah jadi tidak dapat langsung diberikan kepada siswa.

Karena sebelum memberikannya kepada siswa, perlu dilakukan

pengecekan terhadap LKS yang sudah dikembangkan tersebut.

31

(37)

22

Model pengembangan perangkat lainnya yaitu Model Four-D.

Model 4-D ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design,

Develop, dan Desseminate.32 Pada penelitian yang dilakukan oleh Dori

Hidayati pengembangan LKS dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

(1) analisis kurikulum; (2) menentukan standar kompetensi dan

kompetensi dasar; (3) analisis siswa, (4) analisis konsep, (5) analisis

indikator pembelajaran; (6) pemilihan media, (7) penyusunan LKS, (8)

validasi dan tahap uji coba33

Pendapat lain menyatakan bahwa model pengembangan

pendidikan umum terdiri dari 5 tahap di antaranya adalah:

1) Tahap investigasi awal

2) Tahap desain

3) Tahap realisasi

4) Tahap pengujian, evaluasi dan revisi

5) Tahap implementasi34

Dari pendapat di atas maka disimpulkan untuk membuat LKS yang

bagus dan menarik terdapat 4 langkah yang harus ditempuh, yaitu

penentuan tujuan pembelajaran, pengumpulan materi, penyusunan

elemen, serta pemeriksaan dan penyempurnaan.

f. Penilaian LKS

LKS dapat dikatakan layak atau tidak jika memenuhi kriteria

tertentu. Berdasarkan shasil penelitian yang dilakukan oleh Dori

Hidayati penilaian LKS dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu, telaah

LKS dan melihat keterbacaan LKS.35

32

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, op. cit., h. 93. 33

Dori Hidayati, dkk., Pengembangan LKS Berorientasi Lingkungan Sekitar Sekolah pada Materi Ekosistem di MAN PAMEKASAN, Journal Biologi Education, Vol. 1, No.1, 2012, pp.15.

34

Miftakhul Jannah, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Penelitian, 2012, h. 56.

35

(38)

1) Telaah LKS

Terdapat berbagai aspek yang perlu diperhatikan pada saat telaah

LKS, yaitu:

a) Penilaian topik

b) Penilaian tujuan pembelajaran

c) Penilaian telaah ringkasan materi

d) Penilaian struktur LKS

e) Penilaian pemilihan gambar dan daftar pustaka.

2) Keterbacaan LKS

Hasil keterbacaan LKS dapat diketahui dari beberapa aspek,

yaitu:

a) Bahasa yang digunakan pada LKS

b) Penampilan LKS

c) Media yang digunakan

Pendapat lain menyatakan bahwa penilaian LKS dapat dilihat dari

empat aspek, yaitu aspek konten, penampilan, memenuhi kemampuan

kerja ilmiah, dan bahasa.36 Dengan menggunakan lembar validasi pakar

menilai LKS sebelum diuji cobakan kepada siswa. Untuk mengetahui

bahwa LKS yang dikembangkan itu mudah dipahami oleh siswa atau

[image:38.595.119.512.118.697.2]

tidak maka digunakan score interpretation criteria.

Tabel 2.1 Score Interpretation Criteria37

Persentase(%) Kriteria

0-25 Sangat Kurang

26-50 Kurang

51-75 Mudah

76-100 Sangat mudah

36

Seffi Dian Septiarini dan Sri Poedjiastoeti, Development of Chemistry Student Worksheet with Process Skill Orientation on the Factors Influencing Reaction Rate Matter for RSBI, FMIPA UNESA Journal o f Chemical Education, Vol. 1, No.1, 2012, pp.201.

37

(39)

24

Dari tabel tersebut jika hasil penilaian suatu aspek ≤25% itu dapat

diartikan bahwa LKS sangat kurang dipahami. Kemudian jika penilaian

suatu aspek mendapatkan persentase 26-50% maka disimpulkan LKS

kurang dipahami, bila persentase 51-75% maka LKS dinyatakan mudah

dipahami, dan bila memiliki persentase 76-100% maka dinyatakan

bahwa LKS sangat mudah dipahami.

Susanti Ratna Dewi menyatakan bahwa untuk menilai suatu

produk LKS dapat dilakukan dengan menilai empat aspek yaitu, segi

desain, penyajian materi, penampilan, dan pemilihan alat dan bahan.38

Masing-masing aspek memiliki indikator-indikator tertentu yang dinilai

sehingga memiliki hasil persentase yang menunjukkan kriteria LKS

tersebut. Agar persentase yang telah terkumpul dapat dianalisis

kemudian diambil kesimpulan. Maka terdapat kategori penilaian seperti

pada tabel 2.7 untuk menentukan kesimpulan apakah pengembangan

[image:39.595.124.510.231.582.2]

LKS sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.

Tabel 2.2 Kriteria Interpretasi Skor39

No Interval Skor Kategori

1 81-100% Sangat Baik

2 61-80% Baik

3 41-60% Cukup

4 21-40% Kurang

5 0-20% Sangat Kurang

Menurut Andi Prastowo sebelum LKS dibagikan kepada peserta

didik harus melakukan pengecekan. Terdapat empat variabel yang harus

diperhatikan: (1) kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran, (2)

38Susanti Ratna Dewi, Susanti Ratna Dewi, “Analisis dan Pengembangan LKS Eksperimen berbasis Lingkungan pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2012), h. 68, tidak diterbitkan.

(40)

kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran, (3) kesesuaian elemen atau

unsur dengan tujuan pembelajaran, (4) kejelasan penyampaian.40

Dari pendapat di atas maka disimpulkan untuk menilai LKS itu

kategori baik atau tidak baik dapat melihat dari empat aspek, yaitu dari

segi desain, konten, penyajian, dan memenuhi kemampuan kerja ilmiah.

3. Guided Inquiry

a. Pengertian Guided Inquiry

Inkuiri merupakan teknik atau cara yang digunakan guru untuk

mengajar di kelas.41 Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang

dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban

terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.42 Sedangkan menurut

Zulfiani, proses inquiry menekankan pada pengembangan pertanyaan

pada setiap tahap dari metode ilmiah.43 Pendapat lain menyatakan

bahwa strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan.44 Menurut NSES (National Science

Education Standards) pembelajaran inquiry didefinisikan seperti The

activities of students in which they develop knowledge and

understanding of scientific ideas, as well as an understanding of how

scientists study the natural world.”45 Dari pendapat di atas dapat

dipahami bahwa pembelajaran inquiry adalah suatu proses kegiatan

40

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, op. cit., h. 224-225. 41

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet.7, h.75. 42

Dyah Shinta Damayanti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013, op.cit., h. 59.

43

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 120.

44

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 196.

45

(41)

26

pembelajaran yang menekankan proses berpikir kritis dan analitis agar

peserta didik menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah.

Salah satu prinsip inquiry adalah siswa dapat belajar untuk

berpikir. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan

otak secara maksimal.46 Dalam Standar for Science Teacher

Preparation terdapat 3 tingkatan inquiry, yakni:

1) Discovery atau structured inquiry

Pada tingkatan discovery atau structured inquiry tindakan utama

guru adalah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara

siswa mengidentifikasi alternatif hasil.

2) Guided inquiry

Pada tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengajukan

permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah.

3) Open inquiry

Tingkatan ini guru menjelaskan konteks penyelesaian masalah

kemudian siswa mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya.47

Menurut pendapat Alan Colburn, pendekatan inquiry menurut

pengajarannya dibagi menjadi empat macam.

1) Structured inquiry

The teacher provides students with a hands-on problem to investigate, as well as the procedures, and materials, but does not inform them of expected outcomes.

2) Guided inquiry

The teacher provides only the materials and problem to investigate. Students devise their own procedure to solve the problem.

3) Open inquiry

This approach is similar to guided inquiry, with the addition that students also formulate their own problem to investigate. Open inquiry, in many ways, is analogous to doing science. Science fair activities are often examples of open inquiry.

46

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, op. cit., h. 201.

47

(42)

4) Learning cycle

Students are engaged in an activity that introduces a new concept. The teacher then provides the formal name for the concept.48

Dari pendapat Alan Colburn di atas pada structured inquiry guru

menyajikan permasalahan, menyajikan langkah-langkah, dan

bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu penyelidikan akan tetapi

guru tidak memberitahukan hasil dari pengamatan yang dilakukan

melainkan siswa yang mengidentifikasi hasilnya. Pada guided inquiry

guru hanya menyajikan masalah dan alat bahan yang dibutuhkan

sedangkan siswa yang merancang sendiri langkah-langkah untuk

memecahkan permasalahan tersebut. Pada open inquiry siswa

merancang sendiri permasalahan yang akan dilakukan penyelidikan.

Pendekatan inquiry yang terakhir adalah learning cycle. Pada learning

cycle siswa dibimbing oleh guru. Misalnya pada konsep sistem sirkulasi

manusia dan sirkulasi hewan. Siswa mengalami konsep sebelum

diajarkan kepada mereka yang pada akhirnya siswa kembali ke

laboratorium untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari ke

sebuah situasi yang baru.

Dalam pembelajaran Biologi yang berhubungan dengan kerja

ilmiah, guru sangat tepat jika memilih dan menerapkan metode inquiry.

Guru menggunakan teknik ini dengan tujuan siswa dapat terangsang

oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan

masalah.49 Jenis inkuiri terbimbing ini cocok digunakan dalam

pembelajaran sains.50 Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)

yaitu model pembelajaran inkuiri yang pada pelaksanaannya guru

menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada peserta

48

Alan Colburn, An Inquiry Primer, Science Scope, 2000, p. 42. 49

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, op.cit., h. 76. 50

(43)

28

didik.51 Peserta didik dibimbing guided inquiry merupakan salah satu

metode di mana guru membimbing dengan memberi pertanyaan awal

dan mengarahkan pada suatu diskusi.52

Kuhlthau dan Todd mendefinisikan guided inquiry sebagai cara

guru dalam membimbing siswa dalam membangun suatu pengetahuan

dan pemahaman yang mendalam mengenai mata pelajaran.53 Pada

hakikatnya guided inquiry merupakan tangga untuk mencari inti dari

sebuah informasi di mana hal itu tidak dapat diolah tanpa adanya

masalah.54 Dari pendapat di atas inkuiri terbimbing merupakan salah

satu metode yang dilakukan guru dengan cara membimbing siswa untuk

dapat menemukan pemahamannya sendiri terhadap suatu materi melalui

suatu masalah yang disajikan oleh guru.

b. Tahap-tahap Guided Inquiry

Langkah-langkah yang bisa diterapkan guru untuk pembelajaran

inquiry menurut Gagne meliputi:

1) Penyajian masalah

2) Verifikasi dan penemuan jawaban dengan merancang suatu

percobaan

3) Pengumpulan data

4) Perumusan penjelasan

5) Perumusan kesimpulan.55

Pada tahap-tahap awal guru memberikan bimbingan lebih banyak

yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu

51

Dyah Shinta Damayanti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013, op.cit., h. 59.

52

Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h.77.

53

Paidi, op. cit., h. 7. 54

Lee Fitz Gerald, The Twin Purposes of Guided Inquiry: guiding student inquiry and evidence based practice, Scan Research, Vol. 30, 2011, p. 26.

55

(44)

mencari jawaban dari pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

Pertanyaan tersebut selain dikemukakan langsung oleh guru dapat juga

di dalam LKS. Karena guru dapat memberikan bentuk bimbingan pada

siswa dengan memberikan LKS yang dapat membantu siswa untuk

menemukan jawaban dari suatu permasalahan. Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang dikembangkan berbasis inkuiri terbimbing terdiri dari

komponen-komponen: judul, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,

[image:44.595.119.516.157.653.2]

merumuskan masalah, hipotesis, alat dan bahan, langkah percobaan,

tabel hasil pengamatan, analisis data dan kesimpulan.56 Menurut Paidi,

pada guided inquiry siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan

prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara

mandiri.57 Proses-proses mental yang ada di inkuiri di antaranya adalah:

1) Merumuskan masalah

2) Merencanakan eksperimen

3) Melakukan eksperimen

4) Mengumpulkan dan menganalisis data,

5) serta menarik kesimpulan.58

Menurut Gulo untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah

mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan.59 Pendapat

lain menyatakan bahwa tahapan pembelajaran inkuiri adalah: (1)

menyajikan pertanyaan atau masalah, (2) membuat hipotesis, (3)

merancang percobaan, (4) melakukan percobaan untuk memperoleh

informasi, (5) mengumpulkan dan menganalisis data, dan (6) membuat

kesimpulan.60

56

Y. Astuti, dan B. Setiawan, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2013, h. 91.

57

Paidi, op. cit., h. 8. 58

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, op.cit., h. 76. 59

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan,dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 168-169.

60

(45)

30

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses

inkuiri terbimbing adalah guru yang menyajikan masalah sedangkan

siswa diberikan kesempatan untuk membuat hipotesis, merancang

percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta memberikan

kesimpulan. Seperti yang dinyatakan dalam teori Ilmu Jiwa Daya

bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental, seperti daya untuk

mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir, dan sebagainya yang

dapat dilatih atau didisiplin.61 Dalam upaya menanamkan konsep tidak

cukup hanya sekedar ceramah. Pembelajaran akan lebih bermakna jika

siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam

menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan

dengan bimbingan guru.62

c. Manfaat dari Pembelajaran Guided Inquiry

Strategi pembelajaran inkuiri banyak dianjurkan oleh karena

strategi ini memiliki keunggulan, sebagai berikut.63

1) Strategi ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif,

afektif dan psikomotor secara seimbang.

2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar

Gambar

Tabel Analisis Materi (Penjabaran SK dan KD) ................ 76
Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam menyiapkan LKS
Gambar  2.2 Bagan langkah-langkah penulisan LKS
Gambar 2.4 Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman rendah (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif  Karangan Andi Prastowo, 2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait