PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY
UNTUK SMA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM SIRKULASI
(Sebuah Studi Deskriptif di Tiga SMA Negeri DKI Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Istiqomah Nuraini
NIM. 1091016100041
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
ABSTRAK
Istiqomah Nuraini (NIM: 109016100041). Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi (Sebuah Studi Deskriptif di Tiga SMA Negeri DKI Jakarta). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Unive rsitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis guided inquiry untuk SMA kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi yang layak digunakan pada proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah pada wilayah Jakarta Selatan, yaitu SMA Negeri 26 Jakarta, SMA Negeri 60 Jakarta, dan SMA Negeri 43 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Terdapat 4 langkah yang harus ditempuhdalam mengembangkan LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi, yaitu penentuan tujuan pembelajaran, pengumpulan materi, penyusunan elemen, serta pemeriksaan dan penyempurnaan. Analisis data tahap awal dilakukan validasikelayakan produk LKS oleh satu orang dosen biologi dan satu orang guru biologi. Analisis data tahap akhir adalah uji coba produk LKS yang telah divalidasi kepada siswa.Pada uji coba kelompok kecil 20 responden siswa diberikan angket penilaian LKS. Pada uji coba kelompok besar penilaian LKS dilakukan oleh 101 siswa. Selanjutnya masing- masing guru yang menggunakan LKS berbasis guided inquiry memberikan penilaian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagian besar guru dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan LKS berbasis guided inquiry untuk SMA kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi. Dengan menggunakan LKS siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengkontruksi pemahamannya sendiri. Dari hasil respon siswa hasil persentase rata-rata penilaian LKS setiap aspek sebesar 88,3% dengan rincian penilaian pada aspek komponen guided inquiry yaitu 92,07%, aspek penyajian yaitu 90,65%, aspek konten LKS yaitu 86,34%, dan dari aspek desain LKS sebesar 84,17%. Sementara dari perolehan hasil respon guru, persentase rata-rata penilaian LKS sebesar 99,3%. Hal ini menunjukkan bahwa produk LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi sangat baik dan layak digunakan pada proses pembelajaran.
ii
Circulation System Concepts (A Deskriptive Study in State Three Senior High School Jakarta). Thesis, Biology Education Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic Unive rsity Jakarta.
The aim of this study was to generate Student Worksheet ( LKS ) based on guided inquiry for class XI Senior High School in the Circulation System concept used in the learning process. This research was conducted in three schools in South Jakarta, namely SMA Negeri 26 Jakarta, SMA Negeri 60 Jakarta and SMAN 43 Jakarta. The method used the quantative descriptive. There are four steps that should be taken in developing the Student Worksheet based on guided inquiry, namely the determination of learning objects, gathering materials, preparation of materials elements and also examination and refinement. The early stage of data analysis was validated the appropriateness of the worksheets product by one lecturer of biology and one biology teacher. The final stage of data analysis was testing products of worksheets that have been validated to students. The amount of first research sample on small groups of respondents 20 students were given the assesment of LKS. In the large group assesment trials is 101 students. Furthermore, each teacher that using LKS development provide an assessment. Data was collected by questionnaire and interview. The results showed that most of the teachers and students didn’t have any difficulty in using the LKS. By using LKS students became active and could construct their own understanding. Based on the result of student response on the average percentage yield assesment of LKS was 88,3%; 92,07% aspects of guided inquiry component; 90,65 % presentation aspects; 86,34 % aspects of the content and the design aspects of LKS at 84,17 %. While the acquisition of teacher responses, the average percentage was 99,3%. This shows that the LKS based on guided inquiry for Class XI Senior High School in Circulation System concept was very good and appropriate for use in the learning process.
iii
KATA PENGANTAR
ﻴﺤّﺮ ﺍﻦﻤﺤّﺮ ﺍﮫ ﺍ ﺴﺑ
Assalamu’alaikum wr.wbPuji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan,
kesehatan, kekuatan, kesabaran, rahmat dan hidayahnya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry
untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang untuk
menyempurnakan akhlak manusia, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya serta
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi, tidak terlepas dari bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih atas bimbingan dan dukungan serta bantuan
yang diberikan dalam penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini. Semoga
Allah SWT membalas jasa dan memberikan rahmatnya kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.d. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Drs. H. Suharyanto, MM selaku Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah
Kota Administrasi Jakarta Selatan yang telah memberikan rekomendasi
ijin penelitian di SMA Negeri wilayah Jakarta Selatan
5. Dra. Hj. Lestari selaku Kepala SMA Negeri 26 Jakarta
6. Dra. Hj. Umi Harini, MM selaku Kepala SMA Negeri 60 Jakarta
7. Dra. Hj. Puji Safitri Handayani, MM selaku Kepala SMA Negeri 43
iv
9. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan bimbingannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
10.Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Terimakasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu
sekalian selama penulis menuntut ilmu di program studi pendidikan
biologi.
11.Dra. Isliwani Wahab dan Dr. Zulfiani, M.Pd yang telah bersedia menjadi
validator LKS sehingga tercipta LKS yang sangat baik
12.Dra. Isliwani Wahab selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI-IPA di
SMA Negeri 26 Jakarta dan seluruh siswa yang terlibat, terima kasih atas
bantuannya selama penelitian dilakukan.
13.Rosida, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI-IPA di SMA
Negeri 60 Jakarta dan seluruh siswa yang terlibat, terima kasih atas
bantuannya selama penelitian dilakukan.
14.Nunuk Windryhani selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI-IPA di
SMA Negeri 43 Jakarta dan seluruh siswa yang terlibat, terima kasih atas
bantuannya selama penelitian dilakukan.
15.Keluarga tercinta, ayah dan ibu serta adikku tersayang, terimakasih atas
segala limpahan doa, kasih sayang, serta dukungan moral maupun materil
yang diberikan selama penelitian berlangsung dan dalam menyelesaikan
skripsi ini
16.Kakek dan Nenek terimakasih banyak atas segala nasihat, dukungan dan
doanya selama ini.
17.Sahabat terbaikku Dwi, Unti, Karina, Nisa, Pipit terimakasih sudah
menjadi tempat curahan isi hatiku dalam keadaan senang maupun duka
v
per satu terimakasih atas kerjasamanya, bantuan, dan motivasi yang telah
diberikan selama ini.
18.Ahda dan Septi terima kasih atas semangat menyelesaikan studinya yang
telah ditularkan kepada penulis dan sahabat GCN KSR PMI 2010 lainnya
terimakasih atas kebaikannya dan dukungannya.
19.UKM KSR PMI UIN Jakarta terima kasih banyak untuk semuanya.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam
laporan ini. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikkan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi
para pembaca, sehingga dapat meningkatkan khasanah dan pemahaman
dalam melakukan pengembangan LKS.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, Januari 2014
vi
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Teoritik... 8
1. Bahan Ajar ... 8
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 10
a. Pengertian LKS ... 10
b. Tujuan dan Fungsi LKS ... 11
c. Macam-macam LKS ... 12
d. Langkah-langkah Penyusunan LKS ... 13
e. Pengembangan LKS ... 21
f. Penilaian LKS ... 22
3. Guided Inquiry ... 25
vii
b. Tahap-tahap Guided Inquiry ... 28
c. Manfaat dari Pembelajaran Guided Inquiry ... 30
4. Sistem Sirkulasi ... 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 36
C. Kerangka Berpikir ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40
B. Subjek Penelitian ... 40
C. Metode dan Desain Penelitian ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ... 43
E. Instrumen Penelitian ... 45
F. Validitas Instrumen ... 46
G. Desain Uji Coba ... 47
H. Uji Coba Produk ... 48
I. Teknik Analisis Data ... 51
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53
B. Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 70
viii
2.2Kriteria Interpretasi Skor ... 24
2.3Aglutinasi sel-sel dari berbagai golongan darah dengan aglutinin anti- A dan anti-B ... 35
3.1 Kisi-kisi angket penilaian LKS berbasis guided inquiry untuk SMA kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi ... 45
3.2 Kisi-kisi instrumen validitas isi LKS berbasis guided inquiry pada konsep Sistem Sirkulasi ... 46
3.3 Ringkasan Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli ... 48
3.4 Hasil Persentase Uji Coba Produk LKS Kelompok Kecil ... 49
3.5 Nilai LKS pada Uji Coba Kelompok Kecil... 50
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
2.1Langkah-langkah dalam menyiapkan LKS ... 15
2.2Bagan langkah-langkah penulisan LKS ... 16
2.3Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman tinggi (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011) ... 18
2.4Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman rendah (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011) ... 19
2.5Contoh kejelasan dalam penomoran dan penggunaan huruf kapital (Diadaptasi dari Buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011) ... 20
2.6Cek Tekanan Darah ... 33
2.7Cek Nadi ... 34
3.1Bagan Alur Tahap-tahap Pengembangan LKS berbasis Guided Inquiry pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 43
4.1Persentase Hasil Penilaian Desain LKS Uji Coba Kelompok Besar ... 54
4.2 Persentase Hasil Penilaian Konten Uji Coba Kelompok Besar ... 55
4.3Persentase Hasil Penilaian Penyajian Uji Coba Kelompok Besar ... 56
4.4Persentase Hasil Penilaian Guided Inquiry Uji Coba Kelompok Besar ... 57
4.5Grafik Hasil Persentase Rata-rata Aspek Penilaian LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada konsep Sistem Sirkulasi pada Uji Coba Kelompok Besar ... 57
x
Lampiran 1. Tabel Analisis Materi (Penjabaran SK dan KD) ... 76
Lampiran 2. Pengumpulan Materi ... 79
Lampiran 3. Desain Awal LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi... 84
Lampiran 4. Produk Akhir LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 100
Lampiran 5. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 113
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data Angket Validasi Ahli ... 131
Lampiran 7. Cara Perhitungan Angket Validasi Ahli ... 132
Lampiran 8. Hasil Validasi LKS Berdasarkan Variabel Validitas Isi LKS secara Keseluruhan ... 139
Lampiran 9. Penentuan Kriteria Hasil Validasi LKS Berdasarkan Variabel Validitas Isi LKS ... 140
Lampiran 10. Hasil Pengolahan Data Angket Uji Coba Kelompok Kecil Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 141
Lampiran 11. Cara Perhitungan Angket Uji Coba Kelompok Kecil ... 142
Lampiran 12. Penentuan Kriteria Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 151
Lampiran 13. Hasil Pengolahan Data Angket Uji Coba Kelompok Besar Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi ... 152
Lampiran 14. Cara Perhitungan Angket Uji Coba Kelompok Besar... 153
[image:14.595.128.516.164.732.2]xi
Lampiran 16. Penentuan Kriteria Hasil Setiap Aspek Indikator
Penggunaan LKS berbasis Guided Inquiry ... 164
Lampiran 17. Hasil Pengolahan Data Penilaian Guru terhadap LKS berbasis Guided Inquiry ... 165
Lampiran 18. Cara Perhitungan Angket Penilaian Guru terhadap LKS berbasis Guided Inquiry ... 166
Lampiran 19. Penentuan Kriteria Hasil Penilaian Guru terhadap LKS berbasis Guided Inquiry secara Keseluruhan ... 173
Lampiran 20. Penentuan Kriteria Hasil Penilaian Guru terhadap LKS Berbasis Guided Inquiry Setiap Variabel ... 175
Lampiran 21. Hasil Wawancara Peneliti Kepada Siswa ... 176
Lampiran 22. Hasil Wawancara Peneliti Kepada Guru ... 185
Lampiran 23. Foto-foto Penelitian ... 189
1
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1
Hakikat sains meliputi tiga aspek yakni, produk, proses, dan sikap ilmiah.
Aspek produk meliputi pengetahuan, konsep, prinsip-prinsip sains,
sementara aspek proses terkait dengan serangkaian kegiatan ilmiah yang
memungkinkan produk ilmiah pengetahuan atau produk diperoleh. Sikap
ilmiah merupakan sikap seorang peneliti ketika melakukan sebuah
pengamatan atau penelitian. 2 Pendidikan IPA di sekolah menengah
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum IPA dibagi menjadi tiga bidang ilmu yaitu Biologi,
Fisika, dan Kimia. Biologi sebagai salah satu bidang IPA memberikan
beberapa pengalaman belajar dalam memahami konsep dan proses sains.
Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika siswa diberikan
kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Seperti pada teori
konstruktivisme yang dinyatakan oleh Piaget bahwa pada dasarnya setiap
individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri.3 Sehingga guru tidak memberikan informasi
secara utuh kepada peserta didik melainkan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menggali kemampuan berpikirnya. Depdiknas
1
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA&MA, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003), h.6.
2
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 161.
3
2
menyatakan bahwa, salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu
dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir.4
Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap
perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, pra operasional,
operasional konkret, dan operasi formal.5 Untuk siswa di atas 11 tahun
tingkat perkembangannya pada taraf operasi formal.6 Sehingga siswa yang
duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada tahap
operasi formal sudah memiliki kemampuan berpikir abstrak. Untuk
menanamkan pola pikir tersebut guru dapat memberikan pengalaman
langsung kepada peserta didik melalui sebuah eksperimen akan tetapi
masih banyak sekolah yang gurunya tidak melakukan seperti itu.
“Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, wich fells a need and makes him more
capable of dealing adequately with his environment”.7 Dalam pengertian
ini seseorang setelah melakukan proses belajar akan mengalami perubahan
tingkah laku. Perubahan itu terjadi karena telah seseorang memiliki
pengalaman dalam belajar. Hal itu didukung oleh Hilgard yang
mengungkapkan bahwa belajar itu proses perubahan melalui kegiatan atau
prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam
lingkungan alamiah.8
LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Komponen-komponen
LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan
bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan, serta pertanyaan dan
4
Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h. 76.
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 70. 6
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 5, h. 132.
7
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 24, h. 5.
8
kesimpulan untuk bahan diskusi.9 Suatu tugas yang diperintahkan dalam
lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.
Pendapat lain mengatakan bahwa,
Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar dikuasai oleh peserta didik.10
Seperti yang telah dinyatakan di atas bahwa pembelajaran Biologi akan
lebih bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk membangun
pengetahuannya sendiri.
Jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKS, maka LKS dapat
dibagi menjadi lima macam, yaitu:
1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan
3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar 4) LKS yang berfungsi sebagai penguatan
5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. 11
Salah satu jenis LKS yang digunakan pada pembelajaran Biologi adalah
LKS sebagai panduan praktikum.
Menurut Andi Prastowo, fakta di lapangan pendidik masih
menggunakan LKS yang tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa
upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusunnya sendiri. 12
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 60 dan SMA Negeri 43
Jakarta, LKS yang digunakan pada mata pelajaran Biologi adalah LKS
yang dibeli melalui para penyalur yang datang ke sekolah.13 LKS itu hanya
berisi tentang uraian materi dan soal-soal sehingga siswa belum dapat
menghubungkan materi yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan
9
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu , op.cit., h. 111-112. 10
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet . 6, h. 176.
11
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, op. cit., h. 209-211. 12
Prastowo, op.cit., h.18. 13
4
sehari-hari.14 Selain itu LKS yang digunakan kurang memperhatikan
kebutuhan siswa sehingga tidak menggali kemampuan berpikir kritis
siswa.
Model LKS lain yang digunakan oleh siswa yaitu LKS praktikum.
LKS yang dibeli di pasaran tersebut tidak menuntun siswa untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang diajukan.
Sebenarnya LKS mudah dibuat sendiri oleh pendidik sesuai dengan
kebutuhan siswa.15 Akan tetapi terdapat paradigma yang berkembang di
kalangan pendidik bahwa membuat bahan ajar itu sulit, menghabiskan
banyak waktu, dan menguras tenaga.16 Salah satu tugas guru adalah tugas
mengajar yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan
penalaran, guru juga bertugas dalam pengembangan kemampuan
penerapan teknologi dengan cara melatih berbagai keterampilan.17 Selain
memiliki kemampuan mengajar guru juga memiliki kewajiban untuk
memiliki keterampilan lain misalnya mengembangkan bahan ajar LKS
agar lebih inovatif.
LKS hasil pengembangan memberikan alternatif strategi
pembelajaran yang inovatif, konstruktif, dan berpusat pada siswa, dengan
memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan.18 Salah satu
LKS IPA hasil pengembangan memenuhi kriteria kelayakan sebagai media
pembelajaran yang baik yaitu LKS berbasis inkuiri terbimbing. 19
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati, Tri Jalmo,
dan Pramudiyanti penggunaan LKS berbasis guided inquiry pada
pembelajaran Biologi materi Ekosistem mengakibatkan siswa lebih aktif
14
Lampiran 24, loc.cit. 15
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), Cet. II, h. 14.
16
Andi Prastowo, loc.cit. 17
Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. vi, h. 18-19.
18
Y. Astuti dan B. Setiawan, Pengembangan LKS Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2013. pp. 90.
19Sidiq Budisetiawan, “
Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing
dan terlibat langsung dalam menyelesaikan tugas, serta meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.20 Menurut Bilgin, pendekatan inkuiri
terbimbing memiliki pengaruh positif terhadap siswa sehingga siswa
menjadi lebih memahami suatu konsep.21Hal tersebut dikarenakan pada
prosesnya guru mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan
penyelesaian masalah.22 LKS ini menekankan pada proses berpikir secara
kritis dalam mencari jawaban dari suatu masalah. Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dikembangkan berbasis inkuiri terbimbing terdiri dari
komponen-komponen: judul, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
merumuskan masalah, hipotesis, alat dan bahan, langkah percobaan, tabel
hasil pengamatan, analisis data dan kesimpulan.23 Untuk meningkatkan
kualitas perangkat pembelajaran hendaknya LKS dikembangkan untuk
materi-materi yang lain.24 Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai
oleh peserta didik dalam pembelajaran Biologi di kelas XI adalah
menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, proses dan kelainan
penyakit yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi pada manusia dan
hewan.25 Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru di
sekolah konsep yang tepat untuk LKS yang akan dikembangkan adalah
konsep Sistem Sirkulasi Manusia. Pada konsep Sistem Sirkulasi Manusia
sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran Biologi yaitu siswa dapat
mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.26 Dengan
20
Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h. 84.
21
Ibrahim Bilgin, The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating with Cooperative Learning Environment on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction, Department of Primary Education Jounal Scientific Research and Essay, Vol. 4, 2009, pp. 1038.
22
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, op. cit., h. 122. 23
Y. Astuti, dan B. Setiawan, Ibid., h. 91. 24Sidiq Budisetiawan, “
Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing
pada Tema Sistem Kehidupan dalam Tumbuhan Kelas VII di SMP N 2 Playen”, Skripsi pada Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, (Yogyakarta, 2012), h. 92, tidak diterbitkan.
25
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA&MA, op.cit., h. 31.
26
6
memanfaatkan LKS tersebut maka diharapkan pembelajaran lebih
menarik, siswa dapat berpikir kritis dan analitis sehingga siswa dapat lebih
cepat dan mudah memahami isi LKS itu dengan baik yang akan
berdampak positif pada pemahaman konsep siswa itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan LKS berbasis Guided
Inquiry untuk SMA Kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi”.
B.
Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dilakukan
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Paradigma dikalangan pendidik bahwa membuat bahan ajar itu sulit,
menghabiskan banyak waktu, dan menguras tenaga.
2. Beberapa SMA Negeri di wilayah Jakarta Selatan masih membeli LKS
yang dijual di pasaran tanpa memperhatikan isinya dan kebutuhan
siswa.
3. LKS yang dibeli oleh sekolah tidak menuntun siswa untuk menggali
kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa untuk mencari serta
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang diajukan.
4. Untuk meningkatkan kualitas perangkat pembelajaran hendaknya LKS
berbasis inkuiri terbimbing dikembangkan untuk materi-materi yang
lain sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka
masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada penggunaan LKS berbasis
guided inquiry untuk SMA kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi.
Adapun aspek-aspek yang dibatasi pada penelitian ini, yaitu:
1. Materi yang dimuat dalam LKS adalah Sistem Sirkulasi Manusia.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan berbasis inkuiri
tujuan pembelajaran, merumuskan masalah, hipotesis, alat dan bahan,
langkah percobaan, tabel hasil pengamatan, analisis data dan
kesimpulan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan
di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana
penggunaan LKS berbasis guided inquiry untuk SMA Kelas XI pada
Konsep Sistem Sirkulasi?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKS berbasis
guided inquiry untuk SMA kelas XI pada Konsep Sistem Sirkulasi yang
layak digunakan pada proses pembelajaran.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat,
antara lain:
1. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru dengan menggunakan
LKS berbasis guided inquiry sebagai panduan dalam eksperimen,
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi.
2. Bagi sekolah, memberikan keuntungan diperolehnya LKS berbasis
guided inquiry yang dapat digunakan untuk eksperimen dalam mata
pelajaran Biologi.
3. Bagi peneliti, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman
mengenai pengembangan LKS berbasis guided inquiry sehingga
menambah bekal peneliti sebagai calon pendidik untuk dapat
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik 1. Bahan Ajar
Menurut Abdul Majid, bahan ajar merupakan informasi alat dan
teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran.1 Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.2 Sebuah bahan ajar paling
tidak mencakup antara lain:
1) Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
2) Kompetensi yang akan dicapai
3) Informasi pendukung
4) Latihan-latihan
5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja
6) Evaluasi3
Pendapat lain menyatakan bahwa bahan ajar merupakan segala sesuatu
yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa.4 Bahan
ajar umumnya disusun dengan sistematika tertentu untuk keperluan
pembelajaran dan dalam kerangka pencapaian kompetensi yang
diharapkan.5 Dari beberapa pendapat di atas dapat disarikan bahwa
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang berisi informasi dengan
tujuan tertentu yang digunakan untuk membantu guru pada saat
pembelajaran di kelas.
1
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet . 6, h. 173.
2
Marno, Modul Pengembangan Bahan Ajar pada Sekolah, ( Jakarta: DIPTAIS, 2012), Cet.2, h. 15.
3
Majid, Ibid., h. 174. 4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 7, h. 175.
5
Bentuk bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1) Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar
kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact
disk, film.
4) Bahan ajar interaktif (inteactive teaching material) seperti compact
disk interaktif.6
Dalam kegiatan belajar mengajar istilah bahan ajar menjadi media
pembelajaran.7 Oleh sebab itu, kriteria bahan ajar yang baik adalah
sebagai berikut:8
a. Sesuai dengan topik yang dibahas
b. Memuat informasi pendukung untuk memahami materi
c. Disampaikan dalam kemasan dan bahasa yang singkat, padat,
sederhana, sistematis dan mudah dipahami.
d. Dilengkapi contoh ilustrasi yang relevan dan menarik
e. Diberikan kepada siswa sebelum berlangsungnya kegiatan belajar
f. Memuat gagasan yang dapat memancing rasa ingin tahu siswa.
Bahan ajar yang disusun dengan baik dapat meningkatkan produktivitas
pembelajaran, menjadikan siswa lebih mandiri, mengembangkan sikap
ilmiah, dan memungkinkan belajar secara seketika.9
Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar yaitu: (1) prinsip
relevansi; (2) prinsip konsistensi, (3) prinsip kecukupan.10 Prinsip
relevansi maksudnya bahan ajar ada hubungannya dengan pencapaian SK
dan KD. Prinsip konsistensi yaitu adanya keselarasan dan kesamaan
6
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, loc. cit., h. 174. 7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet.13, h. 6. 8
Marno, op.cit., h. 33. 9
Ibid., h. 20-21. 10
10
antara KD yang mesti dikuasai siswa. Prinsip kecukupan maksudnya
dalam memilih bahan ajar seharusnya dicari yang memadai untuk
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS
Menurut Abdul Majid, LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik.11 Lembar Kerja Siswa (LKS)
adalah bahan ajar cetak yang menjadi panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.12
Dengan demikian LKS adalah lembaran-lembaran panduan untuk
mencari penyelesaian dalam masalah melalui penyelidikan. Pendapat
lain menyatakan bahwa LKS yaitu materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari secara
mandiri.13
Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.14
LKS merupakan panduan siswa dalam memahami keterampilan proses
dan konsep-konsep materi yang sedang dipelajari.15 Lembar-Lembar
kegiatan dapat digunakan pada mata pelajaran apa saja termasuk mata
pelajaran Biologi. Lembar kegiatan siswa memuat sekumpulan kegiatan
mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai
11
Abdul Majid, op. cit., h. 176. 12
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 2, h. 111. 13
Dyah Shinta Damayanti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Radiasi, Vol.3, No. 1, pp. 58.
14
Trianto, loc. cit., h. 111. 15
indikator pencapaian yang hasil belajar yang harus ditempuh.16
Komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat
tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan
serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.17
Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut:
1) LKS hanya terdiri dari beberapa halaman kurang dari 100
halaman
2) LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan
oleh satuan tingkat pendidikan tertentu
3) Di dalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara
umum.
Dalam memilih LKS terdapat beberapa pertimbangan di antaranya
adalah:18
1) Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar.
2) Terdapat pernyataan tentang kompetensi dasar yang akan
dicapai oleh peserta didik.
3) Dilengkapi dengan petunjuk bagi pendidik atau peserta didik.
4) Memiliki daya pikat, terutama dari segi penyajian, tulisan,
tugas-tugas, dan penilaiannya.
b. Tujuan dan Fungsi LKS
Menurut Marno, tujuan LKS diberikan yaitu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru sehingga dapat
mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar pada suatu konsep.19
Pendapat lain menyatakan tujuan penyusunan LKS terdapat empat poin,
yaitu:
16
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, loc. cit., h. 111. 17
Trianto, Ibid., h. 112 18
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), op. cit., h. 379-380.
19
12
1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk
berinteraksi dengan materi yang diberikan,
2) Menyajikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan pemahaman
konsep peserta didik,
3) Melatih kemandirian peserta didik,
4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas. 20
LKS juga akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Guru
akan lebih terbantu karena memiliki bahan ajar yang sudah disiapkan,
sedangkan siswa akan lebih belajar mandiri. Fungsi LKS bagi siswa
adalah alat bantu yang dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang didapat.21 Bagi guru LKS dapat menuntun siswa
akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta
mempertimbangkan proses berpikir siswa. LKS mempunyai fungsi
sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah
diberikan.22 Namun berdasarkan fungsi tersebut kedudukan guru
sebagai pengelola proses belajar tidak dapat digantikan oleh LKS.
c. Macam-macam LKS
LKS dibagi menjadi dua macam yang dikembangkan dalam
pembelajaran sekolah, yaitu LKS tak berstruktur dan LKS siswa
berstruktur.23 LKS tak berstruktur LKS yang dipakai untuk
mempercepat pembelajaran yang berisi sedikit petunjuk untuk
mengarahkan kerja siswa. Sedangkan LKS berstruktur dirancang untuk
membimbing peserta didik dalam suatu mata pelajaran dengan sedikit
atau tanpa bimbingan dari guru.
20
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), Cet. II, h. 206.
21
Marno, Pengembangan Bahan Ajar pada Sekolah, Ibid., h. 78. 22
Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h. 77.
23
Jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKS, maka LKS dapat
dibagi menjadi lima macam bentuk.24
1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan
3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar
4) LKS yang berfungsi sebagai penguatan
5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
memuat apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis. Bentuk LKS yang kedua
adalah LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan yaitu dengan
memberikan tugas kepada mereka untuk diskusi, kemudian meminta
mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat.25 Bentuk
LKS yang ketiga adalah LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar
yang berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku.
Bentuk yang keempat adalah LKS yang berfungsi sebagai penguatan
dengan materi yang dikemas lebih dalam dan penerapan materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku pembelajaran.26 Bentuk LKS
yang kelima adalah LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum
yang di dalamnya berisi petunjuk praktikum.
d. Langkah-langkah Penyusunan LKS
Untuk menghasilkan LKS yang baik guru hendaknya menyusun
LKS itu dengan cermat sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Untuk itu terdapat langkah-langkah
menyusun LKS, yaitu:
24
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, op. cit., h. 209-211. 25
Ibid., h. 210. 26
14
1) Tahap Persiapan
Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan
dengan langkah-langkah: (a) analisis kurikulum, (b) menyusun peta
kebutuhan LKS, (c) menentukan judul-judul LKS, (d) Penulisan
LKS.27
a) Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam
penyusunan LKS. Tujuan analisis adalah untuk menentukan
kompetensi mana saja yang memerlukan bahan ajar LKS.
Umumnya analisis dilakukan dengan mempelajari SK, KD,
materi pokok, pengalaman belajar. Selanjutnya, harus
mencermati indikator yang mesti dimiliki oleh peserta didik.
b) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS bertujuan untuk mengetahui jumlah LKS
yang harus ditulis serta melihat urutannya.
c) Menentukan Judul-Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas kompetensi dasar, materi-materi
pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam
kurikulum.
d) Penulisan LKS
Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut: (a) merumuskan kompetensi dasar, (b)
menentukan alat penilaian, (c) menyusun materi, (d)
memperhatikan struktur LKS.28
Untuk lebih memperjelas langkah-langkah dalam menyiapkan LKS
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat dalam bentuk
bagan di bawah ini:
27
Ibid., h. 81-82. 28
Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam menyiapkan LKS
2) Langkah-langkah Penulisan
Adapun langkah-langkah penulisan LKS adalah sebagai
berikut:
a) Perumusan kompetensi dasar
Perumusan KD pada suatu LKS diambil dari rumusan dalam
kurikulum yang mengacu pada Permendiknas No.22 tahun
2006.
b) Menentukan alat penilaian
Penilaian dapat dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik. Dalam mata pelajaran IPA penilaian dapat
berupa proses kerja berupa keterampilan proses siswa dan
produk sebagai hasil kerja.
c) Penyusunan Materi
Materi LKS sangat bergantung terhadap kompetensi dasar
yang ingin dicapai. Materi dapat diambil dari berbagai sumber
misalnya buku, majalah, jurnal, dan lain-lain. Melakukan Analisis Kurikulum
Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Menentukan Judul-judul LKS
16
d) Memperhatikan Struktur LKS
Harus diperhatikan bahwa struktur LKS terdiri atas enam
komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian.
Untuk lebih memperjelas langkah-langkah penulisan LKS di atas
[image:31.595.123.472.263.555.2]dapat dilihat dalam bentuk bagan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagan langkah-langkah penulisan LKS
3) Langkah-Langkah Mendesain LKS
LKS dikembangkan untuk membuat siswa belajar mandiri
dan guru hanya sebagai fasilitator sehingga jika desain LKS kita
terlalu rumit maka siswa akan kesulitan dalam memahaminya.
Berikut ini batasan-batasan yang dapat digunakan untuk menentukan
desain LKS adalah: (a) ukuran, (b) kepadatan halaman, dan (c)
kejelasan.29
29
Marno, Pengembangan Bahan Ajar pada Sekolah, op. cit., h. 84.
Perumusan KD
Menentukan Alat Penilaian
Menyusun Materi
a) Ukuran
Menggunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Contohnya, keinginan
guru sesuai dengan tujuan yang ditetapkan adalah membuat
peserta didik untuk menggambarkan hasil yang diamati. Maka,
ukuran LKS yang mampu mengakomodasi hal ini adalah A4
karena dengan A4 peserta didik akan mempunyai cukup ruang
untuk membuat gambar.
b) Kepadatan Halaman
Dalam hal ini, usahakan agar halaman tidak terlalu dipadati
dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat akan
mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian.
Pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan dapat
ditanggulangi dengan menggunakan huruf besar atau
penomoran sehingga siswa tahu mana judul dan sub judul.
c) Kejelasan
Pastikan bahwa materi dan instruksi yang diberikan dalam
LKS dapat dengan jelas dibaca oleh peserta didik. Misalnya,
pada penomoran materi dengan menggunakan huruf kapital.
Hal ini tentu saja memudahkan peserta didik dalam
menentukan antara judul dengan sub judul dan seterusnya.30
Dari batasan-batasan desain yang telah disebutkan di atas dapat
dilihat lebih jelas gambarannya secara berturut-turut di bawah ini.
30
18
Gambar 2.3 Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman tinggi (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011)
CEK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH A.Pendahuluan
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat peredaran darah yaitu, jantung dan pembuluh darah. Jantung adalah pompa hidup yang bekerja sepanjang hidup kita. tanpa lelah jantung berkontraksi untuk mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60-70 kali per menit, 10.000 kali per hari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup. Dengan sisi kanan yang hanya menerima dan memompakan darah yang miskin oksigen, sisi kiri yang menangani darah yang kaya oksigen, dan katup yang memungkinkan darah untuk mengalir dengan satu arah, jantung adalah pusat sistem kardiovaskuler. Setiap kali jantung berkontraksi atau berdenyut, bukanlah gerakan tunggal akan tetapi terjadi karena tahapan-tahapan; ketika jantung diisi darah dan kemudian memompanya keluar. Tahapan yang sama diulang secara terus menerus yang disebut dengan siklus jantung.
Pembuluh darah dapat dibedakan menjadi arteri (pembuluh nadi), vena (pembuluh balik), dan pembuluh kapiler. Darah yang biasanya dipompakan keluar dan masuk ke dalam arteri. Dinding arteri yang elastis akan mengembang ketika menerima darah yang dikeluarkan dari ventrikel, sehingga arteri akan ikut berdenyut. Denyut nadi dan tekanan darah adalah dua tanda eksternal yang menjadi tanda jantung sedang bekerja. Denyut nadi timbul setiap kali jantung berdenyut. Sentakan tekanan melewati sepanjang arteri. Hal ini membuat dinding yang lentur mula-mula membesar dan kemudian mengerut kembali.
B.Permasalahan
Gambar 2.4 Contoh desain LKS dengan kepadatan halaman rendah (Diadaptasi dari buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011).
CEK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH
A. Pendahuluan
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat peredaran
darah yaitu, jantung dan pembuluh darah. Jantung adalah pompa hidup yang
bekerja sepanjang hidup kita. tanpa lelah jantung berkontraksi untuk
mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60-70 kali per menit, 10.000 kali
per hari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup. Dengan sisi kanan
yang hanya menerima dan memompakan darah yang miskin oksigen, sisi kiri
yang menangani darah yang kaya oksigen, dan katup yang memungkinkan
darah untuk mengalir dengan satu arah, jantung adalah pusat sistem
kardiovaskuler. Setiap kali jantung berkontraksi atau berdenyut, bukanlah
gerakan tunggal akan tetapi terjadi karena tahapan-tahapan; ketika jantung diisi
darah dan kemudian memompanya keluar. Tahapan yang sama diulang secara
terus menerus yang disebut dengan siklus jantung.
Pembuluh darah dapat dibedakan menjadi arteri (pembuluh nadi), vena
(pembuluh balik), dan pembuluh kapiler. Darah yang biasanya dipompakan
keluar dan masuk ke dalam arteri. Dinding arteri yang elastis akan
mengembang ketika menerima darah yang dikeluarkan dari ventrikel, sehingga
arteri akan ikut berdenyut. Denyut nadi dan tekanan darah adalah dua tanda
eksternal yang menjadi tanda jantung sedang bekerja. Denyut nadi timbul
setiap kali jantung berdenyut. Sentakan tekanan melewati sepanjang arteri. Hal
ini membuat dinding yang lentur mula-mula membesar dan kemudian
mengerut kembali.
B. Permasalahan
Lebih dari separuh semua kematian di Amerika Serikat disebabkan
[image:34.595.127.509.138.636.2]20
Gambar 2.5 Contoh kejelasan dalam penomoran dan penggunaan huruf kapital (Diadaptasi dari Buku Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Karangan Andi Prastowo, 2011)
CEK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH
A. Tujuan
Siswa dapat:
Mendesain sendiri langkah kerja suatu eksperimen
Melakukan prinsip pengukuran tekanan darah
B. Landasan Teori
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat peredaran
darah yaitu, jantung dan pembuluh darah. Jantung adalah pompa hidup yang
bekerja sepanjang hidup kita. tanpa lelah jantung berkontraksi untuk
mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60-70 kali per menit, 10.000 kali
per hari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup.
C. Alat dan Bahan
1. 1. Alat: a. Stopwatch
b. Sfigmomanometer c. Stetoskop
2. Bahan:
a. Alat tulis
Judul
Subjudul
[image:35.595.126.522.103.593.2]e. Pengembangan LKS
Untuk membuat LKS yang bagus dan menarik harus ada inovasi
baru yang dikembangkan. Dengan seperti itu LKS akan menjadi lebih
bermanfaat. Dalam melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran
diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem
pendidikan. Menurut Andi Prastowo, terdapat 4 langkah yang ditempuh
dalam mengembangkan LKS, yaitu penentuan tujuan pembelajaran,
pengumpulan materi, penyusunan elemen, serta pemeriksaan dan
penyempurnaan.31
1) Penentuan Tujuan Pembelajaran
Menentukan tujuan pembelajaran yang akan di-breakdown dalam
LKS. Pada langkah pertama ini, kita harus menentukan desain
menurut tujuan pembelajaran yang kita acu dengan memperhatikan
ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman dan kejelasan.
2) Pengumpulan Materi
Dalam pengumpulan materi ini, harus dipastikan bahwa materi dan
tugas yang ditentukan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Selanjutnya mengumpulkan materi dan buat perincian tugas yang
harus dilaksanakan oleh siswa. Bahan yang akan dimuat dalam
LKS dapat kita kembangkan sendiri atau kita dapat memanfaatkan
materi yang sudah ada. Dari materi tersebut dapat ditentukan
rincian tugas yang akan dikerjakan oleh siswa.
3) Penyusunan Elemen
Pada bagian penyusunan elemen ini, saatnya mengintegrasikan
hasil dari langkah pertama dengan hasil dari langkah kedua.
4) Pemeriksaan dan penyempurnaan
LKS yang telah jadi tidak dapat langsung diberikan kepada siswa.
Karena sebelum memberikannya kepada siswa, perlu dilakukan
pengecekan terhadap LKS yang sudah dikembangkan tersebut.
31
22
Model pengembangan perangkat lainnya yaitu Model Four-D.
Model 4-D ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design,
Develop, dan Desseminate.32 Pada penelitian yang dilakukan oleh Dori
Hidayati pengembangan LKS dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
(1) analisis kurikulum; (2) menentukan standar kompetensi dan
kompetensi dasar; (3) analisis siswa, (4) analisis konsep, (5) analisis
indikator pembelajaran; (6) pemilihan media, (7) penyusunan LKS, (8)
validasi dan tahap uji coba33
Pendapat lain menyatakan bahwa model pengembangan
pendidikan umum terdiri dari 5 tahap di antaranya adalah:
1) Tahap investigasi awal
2) Tahap desain
3) Tahap realisasi
4) Tahap pengujian, evaluasi dan revisi
5) Tahap implementasi34
Dari pendapat di atas maka disimpulkan untuk membuat LKS yang
bagus dan menarik terdapat 4 langkah yang harus ditempuh, yaitu
penentuan tujuan pembelajaran, pengumpulan materi, penyusunan
elemen, serta pemeriksaan dan penyempurnaan.
f. Penilaian LKS
LKS dapat dikatakan layak atau tidak jika memenuhi kriteria
tertentu. Berdasarkan shasil penelitian yang dilakukan oleh Dori
Hidayati penilaian LKS dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu, telaah
LKS dan melihat keterbacaan LKS.35
32
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, op. cit., h. 93. 33
Dori Hidayati, dkk., Pengembangan LKS Berorientasi Lingkungan Sekitar Sekolah pada Materi Ekosistem di MAN PAMEKASAN, Journal Biologi Education, Vol. 1, No.1, 2012, pp.15.
34
Miftakhul Jannah, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Penelitian, 2012, h. 56.
35
1) Telaah LKS
Terdapat berbagai aspek yang perlu diperhatikan pada saat telaah
LKS, yaitu:
a) Penilaian topik
b) Penilaian tujuan pembelajaran
c) Penilaian telaah ringkasan materi
d) Penilaian struktur LKS
e) Penilaian pemilihan gambar dan daftar pustaka.
2) Keterbacaan LKS
Hasil keterbacaan LKS dapat diketahui dari beberapa aspek,
yaitu:
a) Bahasa yang digunakan pada LKS
b) Penampilan LKS
c) Media yang digunakan
Pendapat lain menyatakan bahwa penilaian LKS dapat dilihat dari
empat aspek, yaitu aspek konten, penampilan, memenuhi kemampuan
kerja ilmiah, dan bahasa.36 Dengan menggunakan lembar validasi pakar
menilai LKS sebelum diuji cobakan kepada siswa. Untuk mengetahui
bahwa LKS yang dikembangkan itu mudah dipahami oleh siswa atau
[image:38.595.119.512.118.697.2]tidak maka digunakan score interpretation criteria.
Tabel 2.1 Score Interpretation Criteria37
Persentase(%) Kriteria
0-25 Sangat Kurang
26-50 Kurang
51-75 Mudah
76-100 Sangat mudah
36
Seffi Dian Septiarini dan Sri Poedjiastoeti, Development of Chemistry Student Worksheet with Process Skill Orientation on the Factors Influencing Reaction Rate Matter for RSBI, FMIPA UNESA Journal o f Chemical Education, Vol. 1, No.1, 2012, pp.201.
37
24
Dari tabel tersebut jika hasil penilaian suatu aspek ≤25% itu dapat
diartikan bahwa LKS sangat kurang dipahami. Kemudian jika penilaian
suatu aspek mendapatkan persentase 26-50% maka disimpulkan LKS
kurang dipahami, bila persentase 51-75% maka LKS dinyatakan mudah
dipahami, dan bila memiliki persentase 76-100% maka dinyatakan
bahwa LKS sangat mudah dipahami.
Susanti Ratna Dewi menyatakan bahwa untuk menilai suatu
produk LKS dapat dilakukan dengan menilai empat aspek yaitu, segi
desain, penyajian materi, penampilan, dan pemilihan alat dan bahan.38
Masing-masing aspek memiliki indikator-indikator tertentu yang dinilai
sehingga memiliki hasil persentase yang menunjukkan kriteria LKS
tersebut. Agar persentase yang telah terkumpul dapat dianalisis
kemudian diambil kesimpulan. Maka terdapat kategori penilaian seperti
pada tabel 2.7 untuk menentukan kesimpulan apakah pengembangan
[image:39.595.124.510.231.582.2]LKS sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.
Tabel 2.2 Kriteria Interpretasi Skor39
No Interval Skor Kategori
1 81-100% Sangat Baik
2 61-80% Baik
3 41-60% Cukup
4 21-40% Kurang
5 0-20% Sangat Kurang
Menurut Andi Prastowo sebelum LKS dibagikan kepada peserta
didik harus melakukan pengecekan. Terdapat empat variabel yang harus
diperhatikan: (1) kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran, (2)
38Susanti Ratna Dewi, Susanti Ratna Dewi, “Analisis dan Pengembangan LKS Eksperimen berbasis Lingkungan pada Konsep Laju Reaksi”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2012), h. 68, tidak diterbitkan.
kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran, (3) kesesuaian elemen atau
unsur dengan tujuan pembelajaran, (4) kejelasan penyampaian.40
Dari pendapat di atas maka disimpulkan untuk menilai LKS itu
kategori baik atau tidak baik dapat melihat dari empat aspek, yaitu dari
segi desain, konten, penyajian, dan memenuhi kemampuan kerja ilmiah.
3. Guided Inquiry
a. Pengertian Guided Inquiry
Inkuiri merupakan teknik atau cara yang digunakan guru untuk
mengajar di kelas.41 Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang
dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban
terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.42 Sedangkan menurut
Zulfiani, proses inquiry menekankan pada pengembangan pertanyaan
pada setiap tahap dari metode ilmiah.43 Pendapat lain menyatakan
bahwa strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.44 Menurut NSES (National Science
Education Standards) pembelajaran inquiry didefinisikan seperti “The
activities of students in which they develop knowledge and
understanding of scientific ideas, as well as an understanding of how
scientists study the natural world.”45 Dari pendapat di atas dapat
dipahami bahwa pembelajaran inquiry adalah suatu proses kegiatan
40
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, op. cit., h. 224-225. 41
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet.7, h.75. 42
Dyah Shinta Damayanti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013, op.cit., h. 59.
43
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 120.
44
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 196.
45
26
pembelajaran yang menekankan proses berpikir kritis dan analitis agar
peserta didik menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah.
Salah satu prinsip inquiry adalah siswa dapat belajar untuk
berpikir. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal.46 Dalam Standar for Science Teacher
Preparation terdapat 3 tingkatan inquiry, yakni:
1) Discovery atau structured inquiry
Pada tingkatan discovery atau structured inquiry tindakan utama
guru adalah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara
siswa mengidentifikasi alternatif hasil.
2) Guided inquiry
Pada tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengajukan
permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah.
3) Open inquiry
Tingkatan ini guru menjelaskan konteks penyelesaian masalah
kemudian siswa mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya.47
Menurut pendapat Alan Colburn, pendekatan inquiry menurut
pengajarannya dibagi menjadi empat macam.
1) Structured inquiry
The teacher provides students with a hands-on problem to investigate, as well as the procedures, and materials, but does not inform them of expected outcomes.
2) Guided inquiry
The teacher provides only the materials and problem to investigate. Students devise their own procedure to solve the problem.
3) Open inquiry
This approach is similar to guided inquiry, with the addition that students also formulate their own problem to investigate. Open inquiry, in many ways, is analogous to doing science. Science fair activities are often examples of open inquiry.
46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, op. cit., h. 201.
47
4) Learning cycle
Students are engaged in an activity that introduces a new concept. The teacher then provides the formal name for the concept.48
Dari pendapat Alan Colburn di atas pada structured inquiry guru
menyajikan permasalahan, menyajikan langkah-langkah, dan
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu penyelidikan akan tetapi
guru tidak memberitahukan hasil dari pengamatan yang dilakukan
melainkan siswa yang mengidentifikasi hasilnya. Pada guided inquiry
guru hanya menyajikan masalah dan alat bahan yang dibutuhkan
sedangkan siswa yang merancang sendiri langkah-langkah untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Pada open inquiry siswa
merancang sendiri permasalahan yang akan dilakukan penyelidikan.
Pendekatan inquiry yang terakhir adalah learning cycle. Pada learning
cycle siswa dibimbing oleh guru. Misalnya pada konsep sistem sirkulasi
manusia dan sirkulasi hewan. Siswa mengalami konsep sebelum
diajarkan kepada mereka yang pada akhirnya siswa kembali ke
laboratorium untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari ke
sebuah situasi yang baru.
Dalam pembelajaran Biologi yang berhubungan dengan kerja
ilmiah, guru sangat tepat jika memilih dan menerapkan metode inquiry.
Guru menggunakan teknik ini dengan tujuan siswa dapat terangsang
oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan
masalah.49 Jenis inkuiri terbimbing ini cocok digunakan dalam
pembelajaran sains.50 Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry)
yaitu model pembelajaran inkuiri yang pada pelaksanaannya guru
menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada peserta
48
Alan Colburn, An Inquiry Primer, Science Scope, 2000, p. 42. 49
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, op.cit., h. 76. 50
28
didik.51 Peserta didik dibimbing guided inquiry merupakan salah satu
metode di mana guru membimbing dengan memberi pertanyaan awal
dan mengarahkan pada suatu diskusi.52
Kuhlthau dan Todd mendefinisikan guided inquiry sebagai cara
guru dalam membimbing siswa dalam membangun suatu pengetahuan
dan pemahaman yang mendalam mengenai mata pelajaran.53 Pada
hakikatnya guided inquiry merupakan tangga untuk mencari inti dari
sebuah informasi di mana hal itu tidak dapat diolah tanpa adanya
masalah.54 Dari pendapat di atas inkuiri terbimbing merupakan salah
satu metode yang dilakukan guru dengan cara membimbing siswa untuk
dapat menemukan pemahamannya sendiri terhadap suatu materi melalui
suatu masalah yang disajikan oleh guru.
b. Tahap-tahap Guided Inquiry
Langkah-langkah yang bisa diterapkan guru untuk pembelajaran
inquiry menurut Gagne meliputi:
1) Penyajian masalah
2) Verifikasi dan penemuan jawaban dengan merancang suatu
percobaan
3) Pengumpulan data
4) Perumusan penjelasan
5) Perumusan kesimpulan.55
Pada tahap-tahap awal guru memberikan bimbingan lebih banyak
yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu
51
Dyah Shinta Damayanti, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013, op.cit., h. 59.
52
Nurhidayati, dkk., Penggunaan LKS berbasis Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem, Jurnal Penelitian, 2012, h.77.
53
Paidi, op. cit., h. 7. 54
Lee Fitz Gerald, The Twin Purposes of Guided Inquiry: guiding student inquiry and evidence based practice, Scan Research, Vol. 30, 2011, p. 26.
55
mencari jawaban dari pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
Pertanyaan tersebut selain dikemukakan langsung oleh guru dapat juga
di dalam LKS. Karena guru dapat memberikan bentuk bimbingan pada
siswa dengan memberikan LKS yang dapat membantu siswa untuk
menemukan jawaban dari suatu permasalahan. Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dikembangkan berbasis inkuiri terbimbing terdiri dari
komponen-komponen: judul, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
[image:44.595.119.516.157.653.2]merumuskan masalah, hipotesis, alat dan bahan, langkah percobaan,
tabel hasil pengamatan, analisis data dan kesimpulan.56 Menurut Paidi,
pada guided inquiry siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan
prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara
mandiri.57 Proses-proses mental yang ada di inkuiri di antaranya adalah:
1) Merumuskan masalah
2) Merencanakan eksperimen
3) Melakukan eksperimen
4) Mengumpulkan dan menganalisis data,
5) serta menarik kesimpulan.58
Menurut Gulo untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah
mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan.59 Pendapat
lain menyatakan bahwa tahapan pembelajaran inkuiri adalah: (1)
menyajikan pertanyaan atau masalah, (2) membuat hipotesis, (3)
merancang percobaan, (4) melakukan percobaan untuk memperoleh
informasi, (5) mengumpulkan dan menganalisis data, dan (6) membuat
kesimpulan.60
56
Y. Astuti, dan B. Setiawan, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Kooperatif pada Materi Kalor, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2013, h. 91.
57
Paidi, op. cit., h. 8. 58
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, op.cit., h. 76. 59
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan,dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 4, h. 168-169.
60
30
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses
inkuiri terbimbing adalah guru yang menyajikan masalah sedangkan
siswa diberikan kesempatan untuk membuat hipotesis, merancang
percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta memberikan
kesimpulan. Seperti yang dinyatakan dalam teori Ilmu Jiwa Daya
bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental, seperti daya untuk
mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir, dan sebagainya yang
dapat dilatih atau didisiplin.61 Dalam upaya menanamkan konsep tidak
cukup hanya sekedar ceramah. Pembelajaran akan lebih bermakna jika
siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam
menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan
dengan bimbingan guru.62
c. Manfaat dari Pembelajaran Guided Inquiry
Strategi pembelajaran inkuiri banyak dianjurkan oleh karena
strategi ini memiliki keunggulan, sebagai berikut.63
1) Strategi ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor secara seimbang.
2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar