HUBUNGANNYADENGAN
PEMAHAMAN STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI
(Survei di MA Wililyah Kota Tangerang)
I
perpャIstO|kO|j[Bイセセセセセセ[[セMMャ
I
Uli\l SY/\HlD LjO|A\ゥqjセイa fMMMMMMMMMMMセM _ __..J
OLEH ABDUL MUNQIDZ
NIM 10016018054
kbsifilGlsi : , ,.•
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(Survei di MA Wilayah Kota Tangerang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Smjana Pendidikan
Oleh
ABDUL MUNQIDZ NlM 10016018054
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing IT
>J..,.NujiyoMiranto, M.Pd NIP. 150299933
Ir.H. Mahmud M. Siregar, M.Si .NIP. 150222933
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDlKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) SYARIF HIDAYATIJLLAH JAKARTA
dengan Strategi Pembelajaran Biologi (Survei di MA Wilayab Kota Tangerang)"
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegwuan Universitas Islam Negeri
Syarif HidayatuIIah Jakarta, dan telah dinyatakan Iulus daIam ujian munaqasah pada
tanggal 24 Maret 2008 dihadapan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak
memperoleh geIar saJjana (Strata I) daIam bidang Pendidikan BioIogi.
Jakarta, 24 Maret 2008
Panitia Ujian Munaqasah
Ketna Panitia (Ketua JUnisan Pendidikan IPA)
Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150222933
Sekretaris (Sekretaris JUnisan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 150299475
Pengnji I
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. 150 231 356
Penguji 2
Dr. Zulfiani, M.Pd NIP. 150368741
Mengetahui
Dekan,
Tallggal
\CH'
...cr.t
aセヲ
...セ
kalian dalarn penulisan skripsi ini takkan kulupakan. dan ternan-ternan
Jurusan Pendidikan IPA-Biologi angkatan 2000 yang selalu rnernberikan
sernangat dan dukungannya.
Jakarta, 31 Maret 2008
KATAPENGANTAR 1
DAFTAR lSI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTARBAGAN iv
ABSTRAK ,.
v
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah .. , , ,. 7
C. Pembatasan Masalah 7
D. Perumusan Masalah 7
E. Manfaat Penelitian 8
F. Sistematika Penulisan 8
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIlaR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis 10
l. Persepsi Guru tentang KBK 10
2. Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran Biologi 14
3. Kurikulum Ber'basis Kompetensi 17
4. Strategi Pembelajaran Biologi 25
B. Kerangka Pileir 34
C. Hipotesis 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian 37
C. Metode Penelitian 37
D. Instrumen Penelitian 38
l. Persepsi Guru tentang KBK Biologi 39
2. Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran Biologi 41
E. Teknik Pengumpulan Data 45
2. Pendidikan Tertinggi 50
3. Kualifikasi Pendidikan Tertinggi 51
4. Lama Mengajar 52
B. Persepsi Guru Biologi tentang KBK Biologi 52
C. Pemahaman Guru Biologi tentang Strategi Pembelajaran 56
D. Analisis Data 59
E. Interpretasi Data 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA
Tabe] 1. Sifat Item Berdasarkan Daya Pembeda
Tabe] 2. Angka Indeks Korelasi
Product Moment
secara kasarTabel3. Distribusi Frekuensi RelatifKumu1atifPersepsi Guru
Tabel4. Skor Rata-Rata Hasil Analisis Persepsi Guru
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif Pemahaman Guru
Tabel 7. Hasil Analisa Statistik Pemahaman Guru
Tabel8. Prosentase Persepsi dan Pemahaman
Bagan 1. Kerangka Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
Bagan 2. Kedudukan Silabus dalam Pengembangan Sistem Kurikulum Nasional
Bagan 3. Kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Bagan 4. Perbandingan Jenis Kelamin Guru Biologi
Bagan 5. Pendidikan Tertinggi Guru Biologi
Bagan 6. Kualifikasi Pendidikan Tertinggi Guru Biologi
Bagan 7. Lama Mengajar Gum Biologi Madrasah Aliyah
Gambar 1. Kontinum Pembelajaran
Curriculum (CBC) Biology Correlatioll by Ullderstallding of Strategy Biological Leaming" (Survey at MA of Tallgerallg City). Intake ofsample use technique of Multistages area of cluster random sampling. Sample of this Research amount 30 people of teacherbiology which gone the round at 17 Madrasa Aliya. Data collecting use instrument of perception and test of
understanding which have been tested level of validity and reability (alpha=0.8868). Analyses data use technique of frequency distribution, percentage, assess average, and correlation of Product Moment. Result of
research indicate that perception teacher menis43.33%goodness and 16.67% bad, while understanding ofStrategy Biological Learning53.33%goodness and 6.67% bad, it's not far different from mistress perception namely 36.67% goodness and3.33%bad, while understanding it's36.67%goodness and 3.33% bad, Assess perception average is 37.70, and assess understanding average is 9.73. make an index to correlation Pearson ofequal to 0.959 at Significant 0.05 indicating that correlation between Variable is very strong.
Key word: Perception, Teacher Understanding, Competency Based Curriculum (CBC) Biological, and Understanding ofStrategy Biological Learning
ABSTRAK
Penelitian ini berjudui "Persepsi Guru tentang KBK Biologi Hubungannya dengan Pemahaman Strategi Pembelajaran BIologi" (Survei di MA Wilayah Kota Tangerang). Pengambilan sample menggunakan teknik multi stage area cluster random sampling. Sampel penelitianini beIjumlah 30 orang guru biologi yang tersebar pada 17 Madrasab Aliyah. Pengumpuian data menggunakan instrnmen persepsi dan tes pemabaman yang telab diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya (alpha=0.8868). lUlalisis data menggunakan teknik distribusi frekuensi, persentase, nilai rerata dan korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ballwa persepsi gurulaki-laki adalab 43.33% balk dan 16.67 tidak balk, sedangkan pemabaman strategi pembelajaran 53.33% balk dan 6.67% tidak balk. Tidakjauh berbeda dengan persepsiguruperempuan yakni 36.67% balk dan 3.33% tidak balk, sedangkan pemabamaunya 36.67% balk dan 3.33% tidak balk. Nilai rerata persepsi adalab 37.70 dan nilai rerata pemahaman adalah 9.73. Angka korelasi Pearson sebesar 0.959 pada taraf significansi 0.05 yang menunjukkan babwa korelasi antara kedua variabel sangat knat.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidik merupakan ujung tombak pendidikan, oleh karena itu ia secara
langsung berupaya mempengaruhi, membimbing, dan mengembangkan
kemampuan siswa agar menj adi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral
tinggi. Dengan demikian setiap pendidik dituntut untuk memiliki kcmampuan
dasar yang diperlukan dalam mendidik dan mengajarkan siswanya. Sebagai
pengajar paling tidak pendidik harus menguasai bahan-bahan yang akan diajarkan
dan terampil dalam hal cara mengajarkannya. Untuk mengajar agar lebih
bermakna dan memberikan hasil yang sebaik-baiknya, malm pendidik hanls
mengetahui kompetensi dan metode serta strategi belajar mengajar yang sesuai
dengan konsep yang akan diajarkan.
Banyak sudah kritikan yang dialamatkan kepada metode pendidikan
fonnal di sekolah-sekolah. Bahkan tidak sedikit yang menilai ballwa sistem
pendidikan yang dikembangkan di Indonesia selama ini suclall ketinggalan jaman.
Selain diclesain sentralistik, sistemnya cenclenmg berlaku unum untuk semua
claerah. Paclahal antara claerah yang satu dengan daerah yang lailmya memiliki
karakteristik yang berbeda. Itulah sebabnya, hams ada perubahan terhaclap sistem
penclidikan. Intinya, bagaimana membuat sistem pencliclikan yang mampu
melahirkan lulusan yang berkualitas dengan memiliki kompetensi dan keahlian
tertentu.
Aclanya kegiatan inovasi dan pembaharuan program pendidikan suclah
menjadi tuntutan clan keharusan, kapan pun dan climana pun. Hal ini mutlak
clilakukan, mengingat pencliclikan dituntut untuk selalu dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta gerak maju jaman menuju
masa depan yang cemerlang.1Salah satu unsur penting dari pendiclikan yang perlu
strategi pembalajaran, yang dalam pelaksanaannya hams ditopang oleh
manajemen yang tepat.
Sebuah hasil inovasi pembelajaran dalam pendidikan di Indonesia yaitu
mulai dberlakukannya pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competence
Based Curriculum) atau yang biasa disebut KBK, yang berorientasi pada
kecakapan hidup (Life Skill). Dikembangkannya KBK menuntut keprofesionalan
guru dalam mengembangkan inovasi proses pembelajaran agar pembelajaran tidak
sentralistik dan membosankan.
Seorang pendidik hams mampu menumbuhkembanglcan potensi diri dan
bakat peserta didilc, sehingga mampu mencan dan menemukan ilmu
pengetahuannya sendiri. Tugas pendidik bukan mencurahkan dan menyuapi
peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tetapi mereka hanya sebagai motivator
dan fasilitator dalam pendidikan.2 Oleh \carena itu, pendidilc tidalc hanya
mengemas dan mengarahkan mata pelajaran bagaimana mereka (peserta didik)
harus belajar untulc ulangan, tetapi lebih jauh lagi menurut UNESCO bahwa
pendidilcan harus didasarkan pada empat pilar yaitu: belajar untuk mengetahui dan
menemulcan sesuatu(learning to live together).3
Sebelum pendidilc (guru) mampu memfungsilcan diIi sebagai motivator
dan fasilitator pendidilcan, terlebih dahulu ia hams mampu mempersepsilcan
Icurikulum yang kemudian diaktualisasikannya dalam proses pembelajaran.
Aktualisasi Icurilculum ke dalam proses pembelajaran memerlukan sebuah proses
pemahaman dalam strategi pembelajaran.
Proses pembelajaran biologi tidak hanya menekankan penguasaan
Icumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip saja tetapi juga mempakan suatu proses penemuan dengan cara mencari
talm dan memahami tentang alam secara sistematis. Dalam KBK biologi SMA
dan MA dikatakan bahwa pendidikan biologi menekankan pada pemberian
2 Deny Suwarja, KBK, Tantangan Profesionalitas Guru?, Internet: 30 September 2003, http://ww.artikeVus/dsllwarja.htrn-9k
Rerlen (dalam Sholahudin: 2001) menyarankan agar pembelajaran sains/biologi
dapat mengembangkan sikap ilmiah (scientific attitude) seperti sikap
ingin
tahu(curiosity), kebiasaan mencari bukti sebelum menerima pemyataan (respect for
evidence), sikap luwes dan terbuka dengan gagasan ilmiah (flexibility), kebiasaan
belianya secm'a kritis (critical eflection), dan sikap peka terhadap makhluk hidup
dan lingkungan sekitar(sensitivity to living thing and environment).8
Oleh karena itu setidaknya ada 9 kompetensi khusus yang perlu dimiliki
oleh seorang guru MIPA dalam kegiatan pembelajaran.9 Pertama, mampu
menguasai materi pelajaran, kedua, mampu mengelola kelas dan laboratorium,
ketiga, mampu mengelola program pembelajaran, keempat, mampu menggunakan
medialsumber belajar yang berwawasan lingkungan, kelima, mampu menguasai
landasan pendidikan,keenam, mampu mengelola interaksi belajar mengajar sesuai
dengan metoda yang tepat untuk pembelajaran, ketujuh, mampu mengembangkan
keterampilan proses sains, kedelapan, mampu menilai prestasi belajar, (termasuk
skill kerja laboratorium), dan kesembilan, mampu menggunakan metoda ilmiah
dalam penelitian.
Seorang guru profesional dituntut untuk dapat menampilkml keahlian
didepan kelas. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk
menyampaikan pelajaran kepada Slswa atau peserta didik. Dntuk dapat
menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal
berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih pembelajaran
manakah yang paling tcpat untuk suatu bidang pelajaran.IO
Tuntutan ideal KBK biologi tersebut di atas hal1.1S ditunjang dengan
kemampuan guru dalmn mempersepsikan KBK biologi itu sendiri sehingga
mampu menerapkmmya dalam proses pembelajaran di sekolah dengan
menggunakan strategi-strategi pembelajaran tersendiri sesuai dengan keadaan dan
8 Arif Shotahudin, Jurnal Pelldidikall dall Kebudayaan, No. 322, Tahun ke-7, November
2001, Pemberdayaan Mata Pelajaran IPA dalam Dpaya Menumbuhkembangkan Sikap Positif Terhadap Lingkungan, (Jakarta: Balitbang, Depdiknas, 2001)
9 Rukaesill Ahmad, dkk, Penillgkalan ProJesionalilas Guru Madrasah Aliyah se-DK1
kondisi sekolah masing-masing. Penggunaan strategi pembelajaran menuntut
sebuah pemahaman dari seorang guru itu sendiri sebelum diaktualisasikan.
Alasan peneliti melalcukan penelitian ini didasarkan pada: (I) Kegiatan pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari peran serta guru sebagai ujung tombak
keberhasilan, (2) Persepsi guru tentang KBK biologi mempakan salah satu
prasyarat dalam mengaktualisasikan kurikulum tersebut kedalam sebuah proses
pembelajaran, dan (3) Pemahaman strategi pembelajaran biologi merupakan
Iangkah awal dalam upaya mengaktualisasikan KBK biologi di sekolah.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis mencoba untuk mengadakan
penelitian mengenai persepsi guru tentang KBK biologi dan hubungamlya dengan
pemahaman strategi pembelajaran biologi, dengan mengambil judul penelitian
Persepsi Guru Tentang KBK Biologi Hubungannya Dengan Pemahamall
Strategi Pembelajaran Biologi.
B. Idelltifikasi Masalah
Beranjak dari berbagai masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalall-masalah berikut: I) Apakah implementasi KEK biologi
memerlukan seorang guru yang profesional serta memiliki kompetensi tertentu di
bidangnya? 2) Apakah sebelum KBK diaktualisasikan ke dalam proses
pembelajaran, perlu adanya pemahaman tentang KBK itu sendiri? 3) Sejauh mana
persiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru tersebut? 4) Bagaimana
persepsi guru tentang KBK biologi? 5) Bagaimana strategi pembelajaran yang
akan diterapkan guru dalam menyambut KBK dengan kondisi sekolah
masing-masing? 6) Apakah perbedaan persepsi tentang KBK biologi akan mengakibatkan
perbedaan hasil proses pembelajaran di sekolah? 7) Apalmh pemahaman tentang
strategi pembelajaran biologi merupakan langkah awal dalam mengaktualisasikan
KEK biologi? 8) Apakah terdapat hubungan positif antara persepsi guru tentang
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah di atas dan agar peneHtian beIjalan
dengan baik dan terarah, maka peneliti hanya membatasi penelitian pada
hubungan persepsi guru tentang KBK biologi dengan pemahaman strategi
pembelajaran biologi.
D. Perumusan Masalah
Dad batasan penelitian tersebut di atas maka rumusan masalalmya adalah
apakah terdapat hubungan antara persepsi guru tentang KBK biologi dengan
pemahaman guru tentang strategi pembelajaran biologi?
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi:
I. Calon Gum (mahasiswa), menambah pengetahuan persepsl dan
pemahaman gum terkait dengan KBK dan strategi pembelajaran biologi di
Madrasah Aliyah.
2. Guru, menambah khazanah pengetahuan persepsi guru tentang KBK
biologi dan pemahaman guru tentang strategi pembelajarannya yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah dimana ia mengajar.
3. Sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya kepala sekolah
dalam mengelola sekolah yag terkait dengan sarana dan prasarana yang
ada.
F. Sistematika Pellulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan acuan baku dari buku
pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta
Press dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pemmusan Masalah, Manfaat Penelitian, dan
A. Deskripsi Teoritis
1. Persepsi Guru tentangKBK
a. Pengertian Persepsi
Menurut Robbins (dalam Rivai), persepsi diartikan sebagai proses aktif
dalam menyerap, mengatur, dan menafsirkan pengalamannya secara selektif,
dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera
mereka agar memberikan makna sehingga memberikan kesan atau pandangan
seseorang tentang objek tertentu.1 Persepsi disini dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan, mengelompokkan, atau juga
memfokuskan objek.
Sementara, Abdul Gani Ishak (dalam Yusuf) mendefinisikan persepsl
sebagai tanggapan, pandangan atau perasaan seseorang terhadap sesuatu perkara
mengikuti pengetahuan yang ada pada orang tersebut2 Pendapat ini sangat
dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, lcepercayaan dan pegangan nilai
seseorang.
Sedangkan Robbins (1995) memberikan batasan persepSI dengan:
"perceptionis a process by which individuals organize and inte/pret their sensory impression in order to give meaning their environment,,) (proses dimana individu
mengorganisasi dan menginterpretasi kesan inderawi dalam usaha memberi arti
lingkungmmya). Batasan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Douglas.4
Perception is the process through which raw sensation from the environment are interpreted using knowledge and understanding of the world. sothat they become meaning/ill! experiences"
I Veithzal Rivai. Efektivitas Praktik Bahasa Inggris (Survei di STIE se-Jakarta 2001). Jurnal Pendidikan dOll Kebudayaan. No. 035. lahun ke-.•(Jakarta: Balitbang Depdiknas. 204)
2Mohd YusufB. Hj. Mohd Sharif, Kajian Persepsi Guru-guru Sekolah Menengah Terhadap Gaya Kepemimpinan Pengetua Serta Iklim Sekolah Terhadap Persepsi Guru di Daerah Kangar. Perls, Internet htlp://www.moe.gov.my/-mpp?Yusof.hlm. 10 Agustus 2004
Persepsi disini berarti suatu proses yang melalui sensasi kasar dari
Iingkungan sekitar yang sudah diinterpretasikan dengan menggunakan
pengetahuan dan pemahaman tentang dunia, sehingga menghasilkan pengalaman
yang bermakna. Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa persepsi sangat
dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, kepercayaan dan pegangan nilai
seseorang.
Djapri (1995) memberikan pengertian persepsi sebagai suatu kemampuan
individu untuk mengamati dan mengenal perangsang (stimulus), sehingga
berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap, dan tal1ggapan-tanggapan.5
Sementara Irwal1to (1994) mengatakan bahwa persepsi adalah proses diterimanya
rangsang (objek, kualitas, Imbul1gan antara gejala maupun peristiwa) sampa!
rangsang itu disadari dan dimel1gerti. Proses pel1elimaan ral1gsang ini disebut
penginderaan (sensation).6 Dari pengertian ini, tedapat unsur interpretasi terhadap
rangsang-rangsal1g yang diterima individu sehingga interpretasi il1i menyebabkan
individu menjadi subjek dari pengalamalmya sendiri.
Luthal1 menjelaskan persepsi sebagai berikut:
"The perceptual process can be defined as a complicated of selection, organization, and interpretation. Although perception depend largely upon the senses ofraw ofdata, the cognitive process may filter, modifY, or completely change these data,,7
Menurutnya persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu interaksi yang
rumit dari penyeleksian, pengorganisasian, dan penafsiral1, meskipun persepsi
tergantul1g pada il1dera, proses kognitif kemungkil1an teljadi penyaril1gan
modifikasi atau mengubah data secara tuntas.
b. Faktol"-faktol" yang Mempengal"Uhi Pel"sepsi
Menurut Davidoff dan Linda L., ada beberapa faktor yang mempel1garuhi
persepsi diantaranya adalah:
5 Djapri Basri, Persepsi Guru terhadap Implementasi Program Pendidikan Ganda di Kotamadya Banjarmasing, Jurnal Pelldidikall dall Kebudayaall, No. 041, Tail,//! ke-., Internet http://www.depdiknas.go.idlJnrnaV41/Djapri.htm. 10 Agnstus 2004
a. Kesadaran
Jika individu sedang merasa bahagia maka lagu yang biasa diperdengarkan oleh pemancar radio terdengar begitu merdu, tetapi jika sedang bersedih maka lagu yang sarna mungkin membosankan.
b. Ingatan
Berperan dalam persepsi menurut atman-aturan tertentu. Dalam rangka pemberian arti, orang cenderung untuk terus membandingkan penglihatan, suara, dan penginderaan lainnya dengan ingatan-ingatan pengalaman lalu yang mirip.
c. Proses Infonnasi
Individu dapat memutuskan dan menentukan data mana yang akan dihadapi berikutnya, dibandingkan dengan situasi yang lalu dan saat itu, lalu membuat interpretasi dan evaluasi.
d. Bahasa
Dapat mempengaruhi kognisi dan membetikan bentuk pada persepst secara tidak langsung.
e. Pengujian Hipotesis
Mempakan komponen pusat persepsi yang mengolah informasi.8
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa persepsi seseorang tentang
sesuatu dipengaruhi kebiasaan yang sering dijumpai, seperti: kesadaran, ingatan,
dan proses infOlmasi. Sedangkan bahasa dan pengujian hipotesis merupakan
faktor yang mempengaruhi persepsi secat'a tidak langsung.
Sementara itu, Sondang P. Siagian menyebutkan ada tiga faktor yang
dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu: diri orang yang bersangkutan,
sasaran persepsi, dan situasi.
a. Diri orang yang bersangkutan
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman dan harapan.
b. Sasaran persepsi tersebut
Sasaran itu biasanya berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang dalam melihatnya.
c. Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontekstual, yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbu1.9
Pendapat yang hampir sarna dikemukakan oleh Singgih. Menurutnya,
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah: motif, kesediaan dan harapan,
intensitas rangsang, kontras serta pengulangan.
a. Motif
Motif adalah faktor internal yang dapat menerima perhatian. Adanya motif dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan sebaliknya.
b. Kesediaan dan harapan
Hal ini akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima. Selanjutnya bagaimana pesan yang akan dipilih itu akan ditata dan diinterpretasikan.
c. Intensitas rangsang
Kuat lemahnya rangsang yang diterima akan sangat berpengamh terhadap individu.
d. Kontras
Sesuatu yang sangat berbeda dcngan sekelilingnya dan menarik perhatian. e. Pengulangan
Suatu rangsang yang muncul atau teljadi secara bemlang-ulang akan menarik perhatian sebelum ia mencapai titikjenuh.1O
Sedangkan menumt Irwanto, faletor yang mempengamhi persepsi adalah:
perhatian yang seleletif, ciri-ciri rangsang, nilai-nilai kebutuhan individu, serta
pengalaman.
Sementara menumt Slameto, perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada
adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan
dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.11
Berdasarkan pada berbagai pendapat tersebut di atas, maka dapat
dikatakan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu objek dapat dipengamhi
oleh motif, pengalaman, intensitas, rangsangan, perhatian yang selektif, nilai dan
leebutuhan yang dimiliki individu.
2. Pemahaman Guru tentang Strategi Pembelajaran Biologi
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dan kata "paham" dalam Kamus Bahasa Indonesia
berarti "proses, cara, pembuatan, mematuhi, atau memahamkan"l2. Ada beberapa
pakar yang mendefinisikan pemahaman diantaranya, De Bono yang mengartikan
bahwa pemahaman merupakan cara berpikir vertikal yang memiliki sifat selektif,
analisis, dan bemrutan. Apabila pemahaman belum dikuasai, maka tingkatan
kognitif yang lebih tinggi tidak dapat dikuasai.13 Menumt Biehler, pemahaman ditunjukkan dengan kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam berbagai
bentuk, menafsirkan alam, dan mengartikan diagram14
Definisi pemahaman menumt Sujiono adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan dingat. Dengan
kata lain memahami adalah mengetahui sesuatu dan dapat melihatnya dari
berbagai segi15
Pemahaman merllpakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih
tinggi dari ingatan dan hafalan.16 Menurut Gordon yang dikutip Mulyasa
pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.17
Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu
memahami arti atau konsep, sitllasi, serta fakta yang diketahuinya.
Menumt Winkel (dalam Sukiniarti), pemahaman diartikan sebagai
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.18
Kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatll bacaan,
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain, seperti
12 Dinas Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), edisi II. hIm. 8I I
13Edward De Bono,Belpikir Lateral,(Jakarta: Binarnpa Aksara, 2004), h. 33
14 Biehler Robert F., Psychology Applied to Teaching, (New York: Houghton Mifflin,
2002), h. 215
ISA. Sujiono,Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo, 2004), h. 32 16Ibid,h.32
17 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kampetensi, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
membuat perkiraan tentang kecendemngan yang nampak dalam data tertentu,
seperti grafik.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Guru
MenUiut Bloom seperti dikutip Yamin, perkembangan manUSla dibagi
l11enjadi tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dikenal sebagai
taksonol11i Bloom. Faktor-faktor yang l11empengamhi pemahaman dalam
taksonomi Bloom, ditel11patkan pada ranah kognitif tingkat kedua, lebih tinggi
kualitasnya dibandingkan del1gan pengetahuan.19
Lebih lanjut Bloom menjelaskan bahwa di dalam pel11ahaman mencakup
tiga dil11ensi pel11ahaman, yaitu:
a. Translasi: yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung didalamnya,
misalnya meneljel11ahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
b. Interpretasi: yaitu l11empakan pemahaman yang mampu l11enerangkan atau
menyimpulkan hasil dari suatu komtmikasi, misalnya memahami grafik yang
berhubungan dengan dua objek yang berbeda.
c. Ekstrapolasi: yaitu meluasnya kecendemngan mel1ggunakan data untuk
menentukan kesimpulan, pengamh dan hasil serta menerangkan sesuatu,
kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, dan tersurat serta
meluasnya wawasan.
Apabila gum telah l11el11ahami materi selanjutnya ia hams memahami
kurikulum yang meliputi segala aspek yang mendasarinya.20 Berdasarkan
beberapa definisi diatas, jelas bahwa pemahaman adalah sebuah proses yang
diawali dengan belajar, karena dengan belajar diperoelh pembahan yaitu
pengetahuan, sikap, keterampilan, kebiasaan, pengalaman, minat, dan
penghargaan/penyesuaian diri lcearah yang lebih baik. Adapun indikator
pemahaman pada dasamya sama yaitu dengan l11emahami sesuatu berarti
seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga, meneranglcan,
menafsirlcan, memperkirakan, menentulcan, mempeduas, menyimpulkan,
menganalisis, memberi contoh, menulis kembali, l11englclasifikasi,
mengaplikasikan dan mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa
pemahaman mengandung makna lebih luas/lebih dalam dari pengetahuan.
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
a. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Biologi
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan tems menems
memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar melakukan sesuatu?l Kurikulum Berbasis
Kompetensi tidak bertujuan untuk membentuk lulusan (output) yang memiliki
pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan lulusan yang dapat menggunakan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai kebutuhan
hidupnya.22
Dasar pemikiran untuk menggunakal1 konsep kompetensi dalam
kurikulum mel1umt Pusat Kurikulum sebagai berikut:
I. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan Slswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.
2. Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui Slswa untuk menjadi kompeten.
3. Kompetensi mempakan hasil belajar (learning out comes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran.
4. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu hall.1S didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kineJja yang dapat diukur.23
Sebelul11 jauh mendefinisikan Kurikulul11 Berbasis Kompetensi, perlu
sedikit disinggung pengertian kurikulum. Kurikulul11 l11enumt Hamdani Mu'in
(2003) adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang merupakan
instrumen penting dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.24 Sedangkan
2J Pusal Kurikulum,Kurikulum Berbasi Kampe/ensi,(Jakarta: Balilbang, 2002), him. I 22 Yacob Suparta Asman, Kurikulum Berbasi Kampe/ells;,KOMPAS, Senin 3 November 2003, hIm. 50
menurut Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Azyumardi Azra (2003),
mengatakan bahwa kurikulum mempakan pemandu utama bagi penyelenggaraan
pendidikan secara formal, yang menjadi pedoman bagi setiap guru, kepala sekolal1
(madrasah), dan kerangka(framework) pendidikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
k I 'h'25 mere a se 1an- arl,
Secara tenninologi istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi banyak
diartikan sebagai versi, diantaranya yang diungkapkan oleh Rukaesih Ahmad,
yang mendefinisikan KBK sebagai format yang menetapkan apa yang diharapkan
dapat dicapm oleh siswa dalam setiap tingkatan yang menggambarkan kemajuan
siswa menuju kompetensi yang lebih tinggi dan menetap, sedangkan kompetensi
adalah suatu kemampuan tentang apa yang sepantasnya dapat dilakukan siswa
secm'a tems menerus dalam suatu kajian/mata pelajaran pada suatu tingkat
tertentu,26 Sementara, Abdurrahman Shaleh (2003) menyatakan bahwa KBK
adalah perangkat standar program pendidikan yang dapat mengantarkan siswa
untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yang dipe1ajarinya,27
Demikian pula dengm1 Dede Rosyada (2004) yaI1g menyatakan bahwa
KBK pada hakekatnya mempakan penguatan terhadap kebijalmn kurikulum
sebelumnya yang berbasis tujuan dan juga menekankan pencapaian
kompetensi-kompetensi dengan rumusan tujuan instruksional atau pembelajaran pada setiap
pokok bahasan, tujuan kurikulum untuk setiap mata pelajaran dan rumpun mata
pelajaran, serta tujuan instruksional untuk setiap jenis dm1 jenjang sekolah,28
Sedangkan menumt A. Syafi'i (2003), KBK adalah perangkat standar program
pendidikan yang dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam
berbagai bidang kehidupan yang dipelajarinya, Bidang kehidupan yang dipelajari
25 Azyumardi Azra, Strategi Pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah Dalam .era
Otonomi Daerah dan Desentralisasi Pendidikan,lNOVASl Kurikulum, EdisiI, Tahull 2003, him. I, Makalah disampaikan pada acara seminar dan lokakarya "Implementasi KBK di Madrasah Aliyah, Hotel Aryaduta, Jakarta 10-11 Juni 2003
26 Rukaesih Ahmad, dkk, Pellillgkatall Profesiollalitas Guru Madrasah Aliyah se-DKl Jakarta, Semiloka Kerjasama Madrasah Aliyah dengan FMIPA UNJ, 29-20 Januari 2002
27Abdurrahman Shaleh,Kebijakall Kurikulum Madrasah, (makalah),(Jakarta: Departemen
tersebut memuat sejumlah kompetensi siswa dan sekaligus hasil belajamya
(learning oul comes).29
Dilihat daTi beberapa definisi diatas maka yang dimaksud dengan KBK
Biologi adalah suatu fomlat atau konsep yang telah ditetapkan dan diharapkan
dapat dicapai oleh peselia didik tentang apa yang sepantasnya dicapai dalam suatu
kajian mata pelajaran biologi pada suatu tingkat telientu.
b. Kompetensi dalamKurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki
empat komponen, yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar, Penilaian Berbasis Kelas,
Kegiatan Pembelajaran, dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah.
Sebagaimana terlihat pada bagan I
Kurikulum dan Hasil Belajar
Pengelolaan Kurikulum Berbasis
Sekolah
->
Kurikulum Berbasis Kompetensi
<.---Penilaian Berbasis Kelas
D
Kegiatan BelajarMengajar
Bagan 1
Kerangka Dasar Knrilmlnm Berbasis Kompetensi
a. Kurikulum dan Hasil Belajar
Kurikulum dan hasil belajar (KHB) memuat perencanaan pengembangan
kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sej ak lahir sampai
18 tahun. Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) ini memuat kompetensi hasil
be1ajar, dan indikator dari Taman Kmlak-kanak dan Raudhatul Athfal (TK dan
RA) sampai kelas XII (TK dan RA sampai 12). KHB memberikan suatu rentang
kompetensi dan hasil belajar siswa yang bermanfaat bagi guru-guru pendidikan
pra-dasar untuk menentukan apa yang hams dipelajari siswa, bagaimana mereka
seharusnya dinilai (dievaluasi), dan bagaimana pula pelajaran disusun. KHB
dibagi menjadi satu mmpun pelajaran yang terdiri atas Pendidikan Agama,
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sains, IImu Sosial, Bahasa
Inggris, dan Bahasa Asing lainnya, Kesenian, Pendidikan Jasmani, Keterampilan,
serta Teknologi Informasi dan Komunikasi30
b. Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian Berbasis Kelas memuat pnnslp, sasm'an, dan pelaksanaan
penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas
publik melalui penilaian terpadu dengan kegiatan pembelajaran dikelas (berbasis
kelas) dengan mengnmpulkan kelja siswa (portopolio), hasil karya (produk),
penugasan (proyek), kinerja (perfOimance), dan tes tertulis. Penilaian ini
mengidentifikasi komponen atau hasil belajar yang telah dicapai dan memuat
pemyataan yang jelas tentang standar yang hams dan telah dicapai serta peta
kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran memnat acnan atan gagasan-gagasan pokok
tentang pembelaj aran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan serta
gagasan-gagasan pedagogis (snasana didaktik, metodik, dan psikologis) dan
andragogis (suasana belajar yang kondusif sesuai dengan situasi) yang mengelola
pembelaj aran agar tidak teIj adi mekanistik sesuai perkembangan kemmnpuan
d. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolab memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan
mutu hasil belfljar. pola ini dilengkapi dengan gagasan pembentukan jaringan
kurikulum (curriculum council), pengembangan perangkat kurikulum antara lain
dengan silabus, pembinaan professional tenaga kependidikan dan sumber daya
lainnya untuk meningkatkan mutu hasil belfljar, serta pengembangan sistem
informasi kurikulum (website). Kedudukan pengembangan silabus dalam
pengembangan kurikulum nasional dapat dilihat pada bagan 2 berikut.
P U S A T D A E R A H Konteks Pendidikan
• Pembangunan Daerah, Pembangunan berkelanjutan, Kompetensi Standar,
Kehidupan Demokratis • Perkembangan IImu&
Pengembangan KBK Teknologi Informasi, Ekonomi
Serbasis Pengetahuan, HAM
1
Landasan
Rekonseptualisasi Kurikulum Serbasis
Filosofis f
-Pancasila Kurikulum ..."'. Kompetensi
L, Kompetensi Penilaian Kegiatan
I-&Hasil Selajar Serbasis Kelas Pembelajaran
Pengembangan H Seleksi Materi
H Implementasi
f--.
Pemantauansilabus (berdiversifikasi) Kurikulum Kurikulum I···
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Bagan 2
Kcdudukan Pcngcmbangan SHabus Dalam Pcngcmbangan Sistcm Kurikulum Nasional
suatu jenjang pendidikan. Kompetensi rumpun pelajaran mempakan kinerja yang
hams dicapai ketika siswa menyelesaikan suatu mmpun pelajaran yang terdiri dari
satu mata pelajaran atau lebih. Sedangkan kompetensi dasar mata pelajaran
mempakan pemyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran tertentu31
Kompetensi tersebut hams dilatih dan dialami oleh siswa secara maju dan
berkelanjutan seiring dengan perkembangaIUlya untuk menjadi mahir berkinelja
dalam memecahkaIImasalah.
d. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi
Berdasarkan KBK Biologi SMA dan MA, terdapat enam standar
kompetensi yaitu kemampuan untuk: I) mengagungkan kebesaran dan kekuasaan
Tuhan YME, 2) melakukan kerja ilmiah, mempunyai sikap dan nilai ilmiah, 3)
mendemonstrasikan pemahaman tentang biologi, 4) mengaplikasikan konsep
biologi ke bentuk teknologi sesuai dengan harapan masyarakat tanpa hams
merusak lingkungan, 5) memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah
biologi, dan 6) mencintai dan menjaga kelestariaIl lingkungan.32
e. Silabus dan Komponennya
Silabus merupakan seperangkat rencana daII pelaksanaan pembelajaran
beserta penilaiaIUlya. Oleh karena itu, silabus hams disusun seCaI'a sistematis dan
berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target
pencapaian Kompetensi Dasar. Beberapa komponen silabus minimal yang dapat
mcmbantu dan membantu para guru dalam mengelola pembelajaran, antara lain
adalah:
I) Kompetensi Dasar, penempatan komponen kompetensi dasar dalam.,j silabus sangat disarankan, karena hal ini akan sangat berguna untuk mengingatkaII para gum seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang hams dicapai oleh para peserta didik.
3) Indikator, indikator mernpakan kompetensi dasar yang 1ebih spesifik. Apabila serangkaian indikator dalam Kompetensi dasar sudah tercapai, maka berarti target Kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.
4) Langkah Pembelajaran, langkah pembe1ajaran memuat rangkaian kegiatan yang harns dilakukan oleh guru secara bernrntan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu. SeIain itu, pendekatan pel11belajaran yang bersifat spiral (mudah ke sukar, kongkret ke abstrak, dekat ke jauh) juga memerlukan umtan pel11belajaran yang terstruktur.33
4. Stl-ategi Pel11belajaran Biologi
a. Strategi Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai subjek dari dan objek
dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, inti proses pel11belajaran tida1c lain
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pel11belajaran.
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran adalah "perubahan"yang terjadi dalam diri
seseorang setelah berakhimya melakukan aktivitas belajar. Walaupun tidak semua
perubahan tennasuk kedalal11 kategori belajar34
Sama halnya dengan belajar, l11engajar pun pada hakikatnya adalah suatu
"proses", yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik dalam
melakukan proses belajar. Pada tahap selanjutnya mengajar adalah proses
l11emberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses
belajar35
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak
didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang mencerna bahan, ada
anak didik yang sedang mencema bal1an, dan ada pula anak didik yang lamban
mencema bahan pelajaran yang diberikan oleh gum. Ketiga tipe anak didik ini
33 Pusat Kurikulum, Pengembanga/l Silabus Kuriku/um Berbasis Kampetensi, (Jakarta:
Balitbang, 2002), Wm. 12
34 Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang memiliki ftmgsi
sebagai perlengkapan, pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan; 6) sumber, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana
bahan pelajaran tersebntdidapat; dan 7)evaluasi,cyaitu su.atu tindakan atan proseS untuk menentukan nilai dari sesuatu.39
c.
KIasifj!<JJsi StrategiPllmb.elll,jaranAdabebef(!Pa dasar yang <ijgull<Jkan ul1
.1uk
menl,';klasifIk:asikan strategi pembelajaran,diantaranya:a. Berdqs(JrklJ/Jb,!1IfjlkpelJ(le!fatannya
1. Expositori.dan DiscoverilInkuiti
Basil penelitian Edwin Fentondiketl1J:lUibahwa strategi pembelajaran yang
banyak digunakan oleh para guru, bergerak pada satu garis kontinum yang digambarkan sebagaiberjkut:
Exposition
4.
(all cues)
pirectMpゥエ_セャャウウゥッョ
(question as cues)
Discovery
セ
(no cues)
gセュBセイ 1. KQlJtimunPembelajaran
Dari gambar di atas diketl\hui bl\hwa pjung paling kid adalah expositori yangberarti guru hanya memberikall informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja infonuasi yang diberikan oleh guru. Pembel1\iaran telah
diolah oleh guru sehingga siap disaillpaikan kepada siswa, dan siswa diharapkan belajar darLjnformasi yang diterimanya.40
. Suatu saat guru dapalmenggunakanstrategi pembelajarandengan metode ekspositori, begitu juga. dengandiscovery/inquiry. Sehingga suatu ketika ekspository-discovery/inquiry dapat berfirocgsi sebagai strategi
pembelajaran, tetapi SUl\tu ketika juga 1:>erftmgsi sebagai metode
pembelajaran. Diagraill titik-titik dl\n metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru-siswl\ dapatdigambarkan sebl\gai berikut:
4. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA
Siswa pada hakikatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum
terbentuk secara jeIas, maIm kewajiban gumlah untuk merangsang agar
mereka mampu menampilkan potensi itu, betapa pun sederhananya. Para
gum dapat menumbuhkan keterampilan para siswa sesuai taraf
perkembangannya, sehingga mereka memperoleh konsep. Dengan
mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan, siswa
akan mampu menemulcan dan mengembangkan sendiri fakta dan lconsep
serta mengembanglcan sikap dan nilai yang dituntut. Proses pembelajaran
seperti itulah yang dapat menciptalcan siswa belaj ar aktif.
b. Berdasarkall pellgelol/lpokall siswa
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh gum hams disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran serta materi tertentu. Ada materi yang sesuai untuk proses
belajar secara individual, ada pula yang lebih tepat untuk proses belajar secm'a
berkelompok. Ditinjau dari segi waktu, keterampilan, alat atau media serta
perhatian gum, pembelajaran yang berOlientasi pada kelompolc
kadang-kadang lebih efelctif.
c. Berdasarkall kecepa(all l/lasillg-lIlasillg siswa
Pada saat tertentu siswa dapat diberi kebebasan untuk memilih materi
pelaj aran dengan media pembelaj aran yang sesuai dengan kebutuhan mereka
masing-masing. Strategi memungkinlcan siswa untuk belajar lebih cepat bagi
mereka yang mampu, dml bagi mereka yang kurang, akan belajar sesum
dengan batas kemmnpuamlya. Misalnya dengan pembelajaran modul.
d. Berdasarkall kel1lal/lpuall
Pengelompolckan yang homogen hams didasarkan pada kemampuan siswa.
Bila pada pelaksanaan pembelajaran untulc mencapai tujuan tertentu siswa
hams dijadikan satu kelompok maka hal itu mudah dilaksanakan. Siswa akan
mengembangkan potensinya secara optimal bila berada di sekeliling teman
e. Berdasarkan persamaatlminat
Guru perlu membelikan kesempatan kepada slswa untuk berkelompok
berdasarkan kesamaan minat. Pengelompokkan ini biasanya terbentuk atas
kesamaan minat dan berorientasi pada suatu tugas atau pemlasalahan yang
akan dikerjakan.42
d. Macam-macam Teknik Penyajian dalam Pembelajaran
Dalam buku Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Martinis Yamin,
membagi teknik (metode) penyajian dalam pembelajaran menjadi: ceramah,
eksperimen, demonstrasi, tanya jawab, penampilan, diskusi, studi mandiri,
pembelajaran terprogram, latihan bersama ternan, simulasi, pemecahan masalah,
studi kasus, insiden, praktikum, proyek, bemlain peran, seminar, simposium,
tutorial, deduktif, induktif.43 MenUlut hemat penulis yang cocok untuk
pembelajaran sainslbiologi adalah:
I. Eksperimen dan Demonstrasi
Eksperimen adalah suatu cara ll1engaj ar dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaarmya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru.44 Sedangkan demonstrasi merupakan ll1etode mengajar
yang sangat efektif untuk menolong siswa ll1encari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara membuatnya? Terdiri dari bahan apa?
Bagaimana cara mengatumya? Melalui pengamatan induktif dan sebagainya.45
Metode ini hampir sejenis dengan eksperimen, bedanya siswa hanya melihat
apa yang dikeIj akan oleh guru.46
2. Pemecahan Masalah(brainstorming)
Merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru
42Noorhadi Th. dan Sri Anitah Wiryawan,op.cit.,hIm. 3-7
43 Martinis Yamin, Slrategi Pembelajaran Berbasis Kompe/ellsi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004) Cet. ke-2, him. 64-78
disarankan hanya melihat jalan pikiran yang disampaikan oleh siswa, pendapat
siswa, serta memotivasinya untuk mengeluarkan pendapat mereka.47
3. Praktikum
Guru melatih siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan
kepadanya serta hasil yang dicapai mereka (peserta didik). Kemudian siswa
membuat laporan sebagai hasil dari praktikumnya.
4. Proyek
Merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikeJjakan secara
individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti. Kemudian
siswa dimintakan membuat laporan dari tugas yang diberikan kepada mereka
dalam bentuk makalah.
5. Deduktif dan Induktif
Deduktif dimulai dengan pemberian penj elasan tentang prinsip-prinsip lSI
pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapamlya atau
contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Sedangkan induktif, dimulai dengan
pemberian berbagai kasus, fakta, contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu
konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras
mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari konsep
tersebut.
6. Diskoveri (penemuan) dan Inquiri
Discoveri merupakan proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu
konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya: mengamati, menjelaskan,
mengelompokkan, dan sebagainya, sedangkan konsep misalnya: bundar,
segitiga, demokrasi, dan sebagainya. Sedangkan inquiri merupakan perluasan
dari discoveri. Artinya inquiri mengandung proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya: merumuskan problema, merancang eksperimen,
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat
B. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari peran serta guru
sebagai ujung tombak keberhasilan. Meskipun Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) Mata Pelajaran Biologi merupakan suatu bentuklformat kurikulum yang
sangat bagus untuk diterapkan atau direalisasikan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran di sekolah, akan tetapi apabila guru salah mempersepsikan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Mata Pelajaran Biologi itu sendiri, maka
hasilnya(output) dari proses pembelajaran lersebut dipastikan tidak akan berhasil.
Persepsi gum tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mata
pelajaran biologi merupakan salah satu prasyarat dalam mengaktualisasikan
kurikulum tersebut dalam sebuah proses pembelajaran. Persepsi guru tentang
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Mata Pelajaran Biologi ini akan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ahli
psikologi yakni Davidoff dan Linda L. (2001), Sondang P. Siagian (2002), dan Singgih (2003) yang mengatakan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu
dipengaruhi oleh kesadaran, ingatan, proses, infonnasi, bahasa, pengujian
hipotesis, diri orang yang bersangkutan, sasaran persepsi tersebut, situasi, motif,
kesediaan dan harapan, dan intensitas rangsang, kontras, pengulangan, perhatian
yang selektif, ciri-ciri rangsang, nilai-nilai dan kebutuhan individu, pengalaman,
perhatian, set, kebutuhan, sistem nilai, Cili kepribadian, dan gangguan jiwa
seseorang.
Dengan adanya persepsi seseorang yang tinggi tentang Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Mata Pelajaran Biologi, l1laka diharapkan dapal
memberi pemahaman yang tinggi pula terhadap strategi pel1lbelajaran biologi.
Sehinggadiduga adanya hubungan positif antara persepsi guru tentang KBK Mata
Pelajaran Biologi dengan pemahaman strategi pembelajaran biologi. Sel1lakin baik
tingkat persepsi seseorang tentang KBK Mata Pelajaran Biologi l1laka sel1lakin
paham pula strategi pembelajaraIl1lya. Hubungan tersebut dapat digambarkan
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pene1iti, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Persepsi Guru
tentang KBK Biologi dengan Pemahaman Strategi Pembelajaran Biologi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah (MA), yang berada di
Kotamadya Tangerang, Banten. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan dalam
rangka pengul11pulan data yang berlangsung selama dua bulan terhitung mulai
bulanJanuari 2006 sampai bulan Februari 2006.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk Jems penelitian survei dengan menggunakan
analisis korelasioner, yaitu menganalisa derajat hubungan yang terjadi antara
variabel X dengan variabel Y berdasarkan besar kecilnya koefisien korelasi.1
Artinya, penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara satu variabel
dengan variabel ケセNョァ lain melalui pengul11pulan data, l11engolah dan menganalisis
selia mengal11bil kesimpulan.
Alasan peneliti l11enggunakan metode ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa
variabel.
2. Penelitian ini tidak menuntut subjek penelitian yang terlalu banyak.
3. Perhatian penelitian ditujukan kepada variabel yang ditujukan.2
Adapun variabel yang dimaksud adalah:
I. Persepsi guru tentang KBK Biologi merupakan variabel independen
(bebas) yang memberikan pengaruh terhadap hasil, atau sering disebut
dengan variabel X.
2. Pemahaman strategi pembelajaran biologi merupakan variabel dependen
(terikat) yang diberikan pengaruh oleh variabel X, atau sering disebut
dengan variabel Y.
D. Instrumen PeneHtian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik secara obj ektif.3 Instrumen yang
dimaksud ada!ah kuesioner yang berisi sejumlah pernyataan persepsi guru tentang
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mata pelajaran biologi dan tes
pemahaman guru tentang strategi pembelajaran biologi.
Pernyataan-pemyataan yang mengatakan suatu persepsl gum tentang
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mata pelajaran biologi, disusun
berdasarkan suatu referensi yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
untuk penelitian.
Instmmen disini terbagi kedalam dua bagian, yaitu bagian A, dan bagian
B. bagian A adalah instrumen yang berisi persepsi guru tentang Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) mata pelajaran biologi, dan bagian B adalah
instmmen yang berisi tes pemahaman gum tentang strategi pembelajaran biologi.
1. PersepsiGuru Tentang KBK Bio!ogi
a. Definisi Konseptual
Persepsi pada hakekatnya adalah kel11al11puan sadar seseorang dalam
l11enenl11a, mengenal, l11engetahui, l11engorganisasi (mengelol11pokkan,
l11engatur, menyeleksi, membedakan, menggolongkan), mel11berikan
l11akna atau nilai terhadap sesuatu sehingga mampu menginterpretasi,
b. Definisi Operasional
Persepsi yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru biologi dalam
menenma, mengenal, mengetahui, mengorganisasi, memberikan makna atau nilai tentang KBK biologi sehingga mampu menginterpretasi, memprediksi, dan memberikan keputusan terhadap KBK, yang meliputi
pengertian dan pemahaman terhadap konsep KBK, karakteristik KBK, prinsip dan pengembangan KBK, implementasi KBK, dan indikator keberhasilan KBK.
Pengukuran persepsi sebagai variabel X dilakukan melalui angket yang
didasarkan pada penyekalaan Likert dengan menentukan korelasi antara skor item dengan skor total responden. Skala Likert ini digunakan untuk
mengukur persepsi guru biologi tentang Kmikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mata pelajaran Biologi. Pemberian skor untuk setiap pernyataan didasarkan pada telmik yang dijelaskan oleh Edward (1975)4, yaitu sebagai berikut:
Skor Nitai Angket Variabel X
Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-) Skor Sangat Setuju (SS) Sangat Tidak Setuju (STS) 5
Setuju (S) Tidak Setuju (TS) 4
Ragu-ragu (R) Ragu-ragu(R) 3
Tidak Setuju (TS) Setuju (S) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) Sangat Setuju (SS) I
c. Kisi-kisi Instrumen
Disusun berdasarkan pada definisi konseptual dan operasional, yaitu kemampuan seorang guru biologi dalam menenma, mengenal,
mengetahui, mengorganisasi, memberikan makna atau nilai tentang KBK biologi sehingga mampu menginterpretasi, memprediksi, dan memberikan
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah Positif Negatif
Menerima 1, 11 2
Mengenal 2 I
Mengetahui 5, 12 2 Persepsi
Mengorganisasi 9,3,4 3
Menginterpretasi 7,13 10 3
Mel11prediksi 6, 8, 14 3
2. Pemahaman Guru TentangStrategiPembelajal'an Biologi
a. Definisi Konseptual
Pel11ahaman hakekatnya adalah kemampuan untuk menangka makna dan
arti dari bahan yang dipelqi ari sehingga dapat memberikan asumsi bagi
individu secara umum.
b. Definisi Operasional
Pemahaman yang dil11aksud adalah pemahaman guru biologi tentang
strategi pembelajaran biologi, yakni kemampuan seorang guru biologi
dalam menangkap malcna dari bahan atau konsep yang dipelqiarinya.
Sedangkan untuk mengukur pemahaman guru tentang strategi
pembelajaran biologi dilakukan melalui tes pemahaman (ranah kognisi).
Dalam hal ini, instrumen disusun dalam bentuk tes objektif pilihan
berganda dengan empat pilihan (option) yang dikembangkan dari tes
pemahaman strategi pembelajaran biologi di Universitas Terbuka.
c. Kisi-kisi Instrumen
Variabel Indikator Pertanyaan Jumlah
Menjelaskan 1,4, 13 3
Menguraikan 2,6, 10, 14 4 Pemahaman
Merumuskan 3, 7, 8, 9 4
Adapun prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam angket ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari indikator-indikator yang menjadi dasar dalam penyusunan butir-butir pemyataan.
2. Menyusun rancangan angket, kemudian mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing untuk diberikan saran serta pendapatnya dan selanjutnya disusun angket yang sebenamya setelah diadakan perbaikan.
3. Melalui uji coba angket kepada 20 orang responden untuk menguji validitas dan uji reliabilitas dari instrumen tersebut.
Agar tes dapat memenuhi fungsinya, maka tes harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
1. Dapat dipercaya, artinya sebagai alat ukur selain harus memberikan hasil ukur yang tepat, juga harus memberikan hasil ukur yang smna setiap kali
mengukur hal yang sarna.
2. Dapat diperbandingkan, artinya dapat dibandingkan antara satu kuantitas atau kualitas dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Validitas, artinya tes tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur.5 Untuk menentukan baik buruknya suatu item diperlukan paling sedikit dua
kriteria, yaitu:
I. Indeks Kesukaran Item atau Tara!Kesukaran(TK), dan
2. Indeks Validitas Item atauDaya Pembeda(DP)
Untuk menentukan indeks kesukarm1 ini ada beberapa macam, namun dalam penelitian ini digunakan skala rata-rata, yaitu dengan jalan menentukan perbandingan seluruh subjek. Apabila indeks kesukaran tersebut mempunyai nilai dibawah 0,10 dan diatas 0,90 maka item tersebut dianggap tidak bisa digunakan.
Temyata, dati 15 item tes seluruhnya memenuhi syarat, karena indeks kesukarannya terletak diantara 0,385 < Tk < 0,731 akan tetapi ada suatu item yang
tidak baik sehingga hanls dibuang.
Validitas disini merupakan nilai diskriminasi diantara responden yang
diatas dan yang dibawah, sehingga item ini bisa membedakan antara responden
yang mampu menjawab item tersebut dengan benar atau memenuhi tujuan item
tersebut dengan respondeu yang tidak bisa menjawab item dengan benar atau
tidak memaharni maksud dari item tersebut.
Dalam menghitung taraf kesukaran dan daya pembeda tiap soal dari tes
1111, perIu terIebih dahulu mengelompokkan hasil tes tersebut menj adi tiga
kelompok berdasarkan rangking dari keseluruhan skomya yang diperoleh. Ketiga
kelompok yang dimaksud adalah:
I. Kelompok pandai atau Upper Group(27% dari rangking bagian atas) 2. Kelompok kurang atauLower Group(27% dari rangking bagian bawah)
3. Kelompok sedang atauMiddle Group (46% rangking bagian atas)
Didalam analisa soal atau item diperIukan kelompok pandai (Upper
Group), dan kelompok kurang pandai (Lower Group), sedangkan kelompok
sedang dibiarkan.
Menurut Garret (dalam Muhartopo) dengan harga DP>0,20 sudah cukup
untuk memenuhi kriteria untuk membedakan antara kelompok yang berprestasi
dengan kelompok yang kurang berprestasi.6 Dari hasil uji coba pada 24 responden, terdapat satu item ymlg tidak baik sehingga keberadammya dibuang.
Sedangkan menumt Stanley (dalam Muhartopo), daya pembeda disini untuk tiap
soal atau item memberikan interpretasi sebagai berikut:
Tabell
Sifat Item Berdasarkan Daya Pembeda
Daya Pembeda Sifat Item
> 0,40 Itemnya sangat baik
0,30 - 0,39 Itemnya cukup, tapi mungkin perIu perbaikan
0,20 - 0,29 Itemnya dapat digunakan, tetapi membutuhkan perbaikaIl
<0,19 Itemnya jelek, sebaiknya dibuang, direvisi atau digaIlti
(Sumber: Muhartopo, M., Tesis, Fakultas PascasalJana!KIP Bandung, 1986)
Dari tabel tersebut diatas ditunjukkan bahwa semakin besar harga daya pembedanya, maIm semakin baik Item tersebut atau semakin Valid.
Untuk menentukan reliabilitas suatu dapat digunakan dengan metode Kuder-Richardson yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh dua orang ahli measurement yang bemama Kuder dan Richardson. Koefisien
korelasinya terkenal dengan KR. 21 dan KR. 20.
Menurut Kuder dan Richardson, reliabilitas suatu tes dihilung dengan mencan:
,
KR.21 r=
セHsエM
-npq ) n-1 S 2t
Untuk: n = Jumlah Item dalam tes
S, = Standar deviasi untuk setiap les
P Mean (rata-rata) dibagi jumlah Item
q I-p
Menurut Conny Semiawan Stanboel (dalam Muhartopo), apabila harga
r>0,50 maka les tersebut reliabel.7 Setelah diuji reliabilitasnya, maka seluruh sampel dalam ujicoba ini reliabel ditunjukkan dengan harga r = 0,864. Harga r
hasil tersebut lebih dari r tabel (0,864 > 0,50), sehingga dapat dikatakan tes
tersebut reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui sejumlah
instrumen (kuesioner) yang disebar atau dibagikan kepada semua guru biologi
yang ada di Madrasab Aliyah Wilayab Kotamadya Tangerang, seperti yang ditulis
paling luas pemakaiannya dalam penelitian sosia1.8 Terlebih dahulu dilakukan
checking sebelum dilakukan pengumpulan seluruh instmmen, sehingga tidak ada
satu instrumen yang tidak diisi atau kosong sarna sekali.
Pengukuran persepsi sebagai variabel X dilakukan melalui angket yang
didasarkan pada penyekalaanLikert dengan menentukan korelasi antara skor item
dengan skor total responden. SkalaLikertini digunakan untuk mengukur persepsi
guru biologi tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mata pelajaran
biologi.
Sedangkan untuk lllengukur pemahaman guru tentang strategi
pelllbelajaran biologi sebagai variabel Ydilakukan melalui tes pemahaman (ranah
kognisi).
F. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.9 Sedanglcan salllpel adalah
sebagian dari populasi.1oPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru biologi
Madrasah Aliyah (MA) di Kotamadya Tangerang, sedangkan sampel penelitian
l11engikuti aturan yang ditetapkan oleh Guy seperti yang dikutip Sudjiyono, yaitu
untuk penelitian korelasional batas minimal sal11pel berjumlah 30 responden.11
Oleh karena pendapat tersebut maka sampel penelitian diambil sebanyak 30 orang
guru biologi.
Pengambilan sampel dilalcukan dengan teknik Multistage Area Cluster
Random Sampling. Maksudnya adalah sebagai berikut: Kotamadya Tangerang
memiliki 16 Madrasah Aliyah (2 Madrasah Aliyah Negeri dan 14 Madrasah
Aliyah Swasta). Adapun guru yang l11engajar mata pelajaran biologi berjumlah 40
orang sehingga cukup memadai untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini seluruh guru biologi Madrasah Aliyah yang terdapat di
Kotamadya Tangerang dijadikan sampel penelitian.
8Larane Blexter, et.aL,How to Research,(Buckingham: University Press, 2001), hIm. 179 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. ke-l0,
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis dengan
teknik statistik regresi sederhana dan korelasi sederhana (product moment).
Penggunaan statistik regresi dan korelasi disini dilakukan dengan bantuan
komputer melalui software SPSS 11.5 for Windows, karena lebih efektif dan
efisien. Sebelum diakukan teknik analisis dan uji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri atas: uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji linearitas.
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk menentukan nonnal atau tidaknya distribusi data
penelitian. Uji yang digunakan adalah Uji Kolmogorof-Smimov dimana data
dinyatakan normal apabila hargaFhi'ung< F'abel pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%.12
2. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan untuk menguji kesamaan-kesamaan dua buah vanans
populasi yang berdistribusi nOlmal. Uj i homogenitas data yang digunakan
adalah uji Bmilett dimana data dinyatakan homogen apabila Fhi'ung < F'abel
pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%.13
3. Uji Linearitas
Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah regresi yang diperoleh ada artinya
jika dibuat kesimpulan mengenai hubungan persepsi guru tentang KBK
biologi dengan pemahaman strategi pembelqiaran biologi. Uji linearitas ini
dengan menggunakan tabel ANOVA.
Untuk melakukan hipotesis: "terdapat hubungan antara persepsi guru
tentang KBK biologi dengan pemahaman strategi pembelajaran biologi"
digunakan telmik regresi dan korelasi sederhana (Product Moment) dengan
rumus:
N2:XY - (2:X) (2:Y)
r xy=
-,===:===:======:=====::=
セ{nRZx 2 _(2:X)2][N2:Y2 _(2:Y)2 ]
Dimana,
rxy = angka indeks korelasi "r"product moment
N = jumlah responden (number ofcases)
XY= jumlah perkalian antara skor persepsi (X) dan skor pemahaman (Y)
X = jrnnlah seluruh skor persepsi (X) Y = jumlah seluruh skor pemahaman (Y)
4. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu:
a. Interpretasi kasar atau sederhana yang mencocokkan hasil perhitungan
dengan angka "indeks korelasi"product moment seperti tabel 2 dibawah
ini:
Tabe12
Angka Indeks Korelasi Product Moment Secara Kasar
(Sumber: Anas SudjlOno. Penganlar SIal/Silk Pend/d/k,(Jakarta: Gramedla, 2003), hIm. 180)
Besarnya "r"
Interpretasi Product Moment
0,00 - 0,20 Terdapat hubungan yang sangat lemah antara variabel X dan variabel Y
0,20 - 0,40 Terdapat hubungan yang lemah antara variabel X dan variabel Y
0,40 - 0,70 Terdapat hubungan yang sedang antara variabel X dan variabel Y
0,70 - 0,90 Terdapat hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y
0,90 - 1,00 Terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel X dan variabel Y
..
. . ..
b. Memberi interpretasi dengan cara berkonsuItasi pada tabel "r" product
moment, menguji kebenaran
diajukan, manakah yang
memperbandingkan besamya
atau kepalsuan dari hipotesa yang telah
benar Ho atau HI? Dengan jalan
dahnlu mencari derajat kebebasan (db), dengan rumus: Df= N-nr, dimana:
N= Number ojcases, dan nr= banyaknya variabeI yang dikorelasikan. 5. Menghitung besamya pengaruh variabeI X terhadap variabeI Y dengan cara
menentnkan kadar tidak ada korelasi, dengan rumus: K =
JI:r
dan menghitung persentase dengan rumns: E= 100 (1 - K)6. Meng Itnng Slgnl I anSI ore aSI, engan rumus: th· . 'fik . k I . d = r;;;:;セ
"n
-17. Menghitung Indeks deterrninasi, dengan rumus: 1= JK101
- JK", JK_101
A. Deskripsi Data
1. Profil Guru Biologi Madrasah Aliyah
Data mengenai profil guru biologi Madrasah Aliyah di Wilayah Kota
Tangerang diperoleh melalui penyebaran instrumen pengumpul data di 20
Madrasah Aliyah. Guru biologi yang menjadi sampel dalam penelitian ini
sebanyak 30 orang dengan kualifikasi sebagai berikut:
1.Jenis Kelamin
pr
20%
l
N=30fiikl
セj
Bagan 4
Perbandingan lenis Kelamin Guru Biologi Madrasah Aliyah Wilayah Kota Tangerang
Dari bagan 4 dapat dilihat bahwa frekuensi guru biologi laki-laki untuk
Madrasah Aliyah Wilayah Kota Tangerang sebanyak 80%, sedangkan guru
biologi perempuannya sebanyak 20%.
2. Pelldidikan Tertinggi
Dari hasil survei diperoleh data pendidikan tertinggi guru yang mengajar
mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah Wilayah Kota Tangerang sebanyak
70% (21 orang) lulusan Strata Satu (SI) dari berbagai disiplin ilmu, dan 30% (9
セSP
Bagan 5
Pendidikan Tertinggi Guru Biologi Madrasah Aliyah Wilayah Kota Tangerang
3. Kualifikasi Pendidikan Tertinggi
Dari hasil survei diperoleh data kualifikasi pendidikan tertinggi guru
biologi Madrasah Aliyah Wilayah Kota Tangerang untuk Strata Satu sebesar 40%
(12 orang) berasal dari kependidikan biologi, 23% (7 orang) berasal dari biologi
murni, dan 7% (2 orang) berasal dari non kependidikan biologi. Sedangkan untuk
guru biologi yang berasal dari Diploma Tiga (D3) sebesar 20% (6 orang) berasal
dari biologi murni, dan 10% (3 orang)
jelasnya perhatikan bagan berikut:
40% 35% 30% 25% 20% 15% 10%·
5% 0%
berasal dari non biologi. Dntuk lebih
セ・ョ、Zj
I!ll81 sains081 umum
oD3sains
I!!lD3non sains
セSP
Bagan 6
4. Lama Mengajar
Lama mengajar guru biologi di Madrasah Aliyah Wilayah Kota Tangerang
adalah sebagai berikut, selama 2 tahun 20% (6 orang), 3 tahun 10% (3 orang), 4
tahun 30% (9 orang), dan lebih dari 4 tahun 40% (12 orang). Dntuk lebihjelasnya
lihat bagan berikut:
>4 tahun , 40%·
-40% 35% ...._
-30% _ . 4tahu 30% 25%· . -20% __2tahun _'_
15%·10% -5%
._-0%
1
f
IB 2 tahun 03 tahun 04 tahun 0> 4 tahun
N=30
Bagan 7
Lama Mengajar Guru Biologi Madrasah Aliyah Wilayah Kola Tangerang
2. Persepsi Guru Biologi Tentang KBK Biologi
Persepsi guru tentang KBK biologi lebih ditekankan pada beberapa
dimensi dalam KBK, seperti Ketercapaian Kompetensi, Sumber Belajar, Sistem
Penilaian, Silabus, Fungsi Guru, Mastery Leaming, dan Sumber Daya Pendukung.
Pemyataan-pemyataan persepsi guru tentang KBK biologi dalam
instrumen penelitian ini berjumlah 14 item dengan perincian 10 item merupakan
pernyataan positif dan 4 item pemyataan negatif. Jadi skor maksimum responden
dalam persepsi ini adalah5x 14= 70, sedangkan skor minimumnya adalah Ix 14
= 14.
Dari hasil pene1itian, diperoileh skor data persepsi guru Madrasah Aliyah
Tabel3
Distribusi Frekuensi RelatifKumulatifPersepsi Guru
Tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Biologi
rerata (X) Frekuensi % Valid % %
kumulatif
22 2 6.7 6.7 6.7
26 1 3.3 3.3 10.0
29 3.3 3.3 13.3
32 3.3 3.3 16.7
33 1 3.3 3.3 20.0
34 3 10.0 10.0 30.0
35 3 10.0 10.0 40.0
36 1 3.3 3.3 43.3
37 4 13.3 13.3 56.7
39 2 6.7 6.7 63.3
40 2 6.7 6.7 70.0
41 3.3 3.3 73.3
42 2 6.7 6.7 80.0
45 3.3 3.3 83.3
46 1 3.3 3.3 86.7
47 2 6.7 6.7 93.3
50 1 3.3 3.3 96.7
58 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
10
'iii
8c
Nセ 6
.:.:
2!
4II.
2 Mean=37.7
SId. Dev. = 7.764
0 N =30
20 30 40 50 60
gイセォ
1.Gambar
Dokumen terkait
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga skripsi dengan judul standarisasi daun kelor (Moringa oleifera)
Yield produk yang dihasilkan merupakan hasil perbandingan dari berat produk terhadap berat bahan baku limbah kemasan plastik multilayer LDPE (low density
Banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail. Sedangkan manajer "biasa",
Dengan terbentuknya Kabupaten Pidie Jaya sebagai daerah otonom, pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Pemerintah Kabupaten Pidie, berkewajiban membina dan
Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,
Berdasarkan pengamatan dari salah satu guru yang mengajar di SMK Yudha Karya, selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk tahun ajaran 2012/2013 ini kebanyakan siswa
Mikroskil saat ini menggunakan standar ISO9001:2008 untuk sistem dokumentasinya dan jika dilakukan pengelolaan berkelanjutan dengan standar COBIT 5 maka di
Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Dauscus carota L) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio).. Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan INDRA