• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Pop Up Rahwana Sinta Karya Teater Cassanova

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Pop Up Rahwana Sinta Karya Teater Cassanova"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

40

DAFTAR PUSTAKA

Erlangga for kids (2004) Kreasi pop up :Erlangga for kids: Jakarta

Pranoto, Naning (2010) Creative Writing : Kanisius Yogyakarta Sumardja, Jakob (2001) Seni Pertunjukan Indonesia :STSI Bandung steer, Doglas (2010) Pop up junior – Dinosaurus :Erlangga for kids:

Jakarta

Wood, J.A (2010) Pop up junior – Hantu Lucu :Erlangga for kids:

Jakarta

Yudiaryani (1999) Panggung Teater Dunia : Gundhosuli: Yogyakarta

Yudiaryani (1997) Gagasan-gagasan Teater Garda Depan : Taman Budaya Yogyakarta

(2)

33 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1. Proses Perencangan Buku Pop up

Proses pembuatan buku pop up ini dimulai dari pengembangan ide cerita atau sinopsis yang kemudian di pecah beberapa babak agar

sesuai pembabakan dalam sebuah pementasan teater dengan

membuat storyline yang mencakup isi dan dialog sebagai struktur

adegan, setelah itu barulah gambar perbabak.

Selanjutnya sketsa diberi outline menggunakan pensil sebagai sketsa

awal untuk selanjutnya di scen dan melakukan pewarnaan digital melalui program editing sebagai tahap layout, setting ukuran, serta

pemberian body teks.

(3)

34

Setelah semua tahapan selesai dikerjakan, maka langkah selanjutnya

adalah file tersebut disave dengan format cmyk jpg untuk melakukan cetak dengan printer yang menggunakan media Art paper 150 gr

untuk halaman dalam, sedangkan untuk halaman luar atau cover

dibuat hard cover. Hasil cetak akan dipotong sesuai bentuk penokohan atau benda sebagai tahap selanjutnya untuk melakukan

lipatan agar menjadi sebuah buku cerita pop up.

4.2. Media Utama

4.2.1. Cover

Pada bagian cover penulis membuat sebuah simbol hati yang

berbentuk abstrak keseluruhan untuk menampilkan visualisasi

dari intisari sebuah cerita dengan penambahan judul buku

“Rahwana Sinta”.

Sedangkan untuk teknis cover depan menggunakan jilid hard

cover agar buku dapat terlindungi dari lipatan-lipatan yang

(4)

35

Rahwana Sinta

Gb 4.12. cover.

4.2.2. Isi Buku

Untuk isi buku dibagi menjadi 7 babak dan satu buah

cerita perbabaknya.

Rajah Rahwana

Akulah Sang Maharaja Alengkadirja Dengan kesaktian dan

ajian Pancasona, kutaklukan banyak dewa, kutaklukan banyak negeri,

kutebarkan hasrat kekuasaan atas semesta. Kugemparkan jagat raya dan aku puas dengan lakon

(5)

36 4.3. Media Promosi

4.3.1. Poster

Teknis Produksi poster secara digital printing diatas

kertas ukuran 42 x 59.4 cm dengan jenis kertas Art paper 150 rg

Gb 4.14. Poster

4.3.2. Spanduk

Teknis pembuatan spanduk ini adalah menggunakan

(6)

37

Gb 4.15. Spanduk

4.3.3. X-Banner

Teknis pembuatan spanduk ini adalah menggunakan

material plexy fynil dengan ukuran 60 x 160 cm.

(7)

38 4.2.4. Gantungan Kunci

Teknis pembuatan Gantungan Kunci ini adalah

menggunakan material acrilic dengan ukuran 3.8 x 4.5

cm.

Gb 4.17. Gantungan kunci

4.2.5. Flag Chain

Teknis pembuatan Flag Chain ini adalah menggunakan

material art paper dengan ukuran 14.5 x 17 cm.

(8)

39 4.2.6. Gimmic

Pembuatan gimmic dibagi menjadi 3 diantaranya : T-shrt ukuran all size dengan berbahan combat 2, Paperbag

dibuat menggunakan bahan art paper dengan ukuran 17.5 x 31 cm, mug menggunakan teknis sablon pada gelas kramik.

(9)

19

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1. Strategi Perancangan

Untuk memperkenalkan Teater Cassanova kepada target dengan

harapan dapat diterima di masyarakat dan melakukan strategi

perancangan promosi dengan mengemas Buku dari salah satu

naskahnya yang judul “Rahwana Sinta”, serta menggabungkan

beberapa unsur yang dapat membantu untuk memperkuat pandangan

target audiens yaitu dengan menggabungkan fotografi dan vidiografi

dokumentasi pementasan Teater Cassanova yang berjudul Rahwana

Sinta

3.1.1. Strategi komunikasi

Strategi komunikasi melalui naskah yang berjudul Rahwana

Sinta yang dipromosikan pada media utama Buku dan media

pendukung lainnya.

3.1.2. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi lewat pesan yang disampaikan baik secara

verbal maupun nonverbal yaitu dengan tercapainya komunikasi

(10)

20

1. Teater Cassanova dapat dikenal oleh masyarakat luas

melalui sebuah buku.

2. Meningkatkan promosi Teater Cassanova melalu salah satu

karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.

3.2. Tema Perancangan

Tema perancangan promosi ini yang dikemas dalam sebuah media

yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Dengan pengolahan visual pada

media promosi yang baik diharapkan masyarakat mengenal sekaligus

tertarik pada Teater Cassanova ini.

3.3. Materi Pesan

Dalam perancangannya Materi pesan yang disampaikan dalam

promosi Teater Cassanova yang berfungsi untuk menarik perhatian

target yang dituju dengan penggunakan pesan bersifat persuasif, yaitu

dengan pesan yang mengandung ajakan terhadap audien agar tertarik

dengan Teater Cassanova. Materi pesan itu sendiri disampaikan agar

target audien menyadari bahwa ada cerita cinta dibalik peperangan

yang dilakukan Rahwana dan menampilkan sebuah cerita berbentuk

buku.

3.4. Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam perancangan promosi Teater Cassanova

(11)

21

pendukung lainnya yang akan menarik target sasarannya secara

kreatif agar target audien berminat dan ingin tahu lebih jauh lagi

mengenai Teater Cassanova melalui karyanya yang berjudul

Rahwana Sinta. Strategi kreatif dalam media buku ini dibuat

penggambaran dengan pementasan Teater Cassanova.

a. Sinopsis

Rahwana didalam cerita Ramayana dituding bertanggung jawab

atas penculikan Dewi Sinta. Namun sang penulis naskahmampu

mencitrakan sang angkara Rahwana yang dikenal sebagai tokoh

antagonis menjadi protagonist.

Dibalik kebrutalan Rahwana, ada sisi yang bijaksana sebagai

seorang laki laki, buktinya selama di-istan dia tidak menodai

Sinta, salahkan sang raksasa yang buruk rupa seperti dia

merasakan keindahan cinta?

Pertanyaan diatas sebenarnya menantang Dewa, karena

kelahiranya disebabkan ulah Batara Guru dan Dewi Uma yang

menggoda Wisrawa dan Dewi Sukesi untuk menguasai sastra

jendra.

Jagat dewata takut jika Wisrawa dan Sukesi dapat menguasai

sastra jendra yang berisi rahasia alam semesta. Jika sastra

jendra dapat dikuasai, maka manusia akan melebihi Dewa.

Naskah Rahwana Sinta ini mencoba mengangkat sisi baik pada

(12)

22

membuat Rahwana sadar bahwa dia sebenarnya baru saja

mengakhiri sebuah peperangan yang maha dahsyat, yaitu hawa

nafsu.

Atas kemurkaan para Dewa terhadapnya membuat dia gagal

untuk memiliki Sinta, karena Rahwana mendapatkan kutukan

atas kemarahan para Dewa

b. Storyline

Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis, storyline ini terdiri dari deskripsi dan dialog. Berikut merupakan storyline dari cerita :

Dalam pengembangan sinopsis, kemudian dibagi kedalam 7

Babakyaitu:

i. Babak 1 : Rajah

ii. Babak 2 : Sastra Jendra

iii. Babak 3 : Kisah Kelahiranku

iv. Babak 4 : Sang Angkara

v. Babak 5: Hutan Dandaka

vi. Babak 6: Sinta oh Sinta

(13)

23

c. Study Tokoh

TOKOH KARAKTER PROPERTI

(14)

24

c. Study Babak

BABAK TOKOH KARAKTER

Rajah Rahwana

- Ekspresi angkuh

& arogan

- Sedang bertapa

- Berhadapan

Wisrawa & Dewi

Sukesi

- Kesal

Akulah Sang Angkara Rahwana

- Ekspresi angkuh

(15)

25

menolak

Rahwana

- Duduk

Hutan Dandaka - Rahwana

- Sinta

- Memainkan

jemarinya

dengan tarian

yang serempak

- Sinta duduk

- Rahwana berdiri

dibelakang sinta

3.4.1. Pendekatan Kreatif

Buku ini bisa dikatakan berhasil apabila cerita dan visual yang

ditampilkan menarik perhatian, sedangkan pesan yang ingin

disampaikan dalam Buku ini adalah untuk lebih menunjukan

eksistensi Teater Cassanova itu sendiri dengan naskah yang

berceritakan kisah Rahwana Sinta, namun dikemas dengan

(16)

26 3.4.2. Rasionalisasi Visual

Perancangan visualisasi media promosi ini disesuaikan

dengan penggabungan antara Teater dan komunikasi visual

yang tentunya sesuai dengan alur cerita yang diangkat.

3.5. Konsep Visual

3.5.1. Format Desain

Format desain buku ini adalah dengan ukuran 19,5 x 19,5 cm,

pemilihan format ini untuk lebih memudahkan sipembaca dalam

memegang atau membawa buku dimana saja.

3.5.2. Ilustrasi

Untuk bagian outline digunakan teknik manual, sedangkan

untuk pewarnaan dan finishing digunakan teknik digital.

3.5.3. Studi Karakter

Sebelum pembuatan karakter, penulis melakukan studi karakter

terlebih dahulu dan tentunya dengan konsep yang ada pada

kelompok Teater Cassanova. Dari hasil studi, kemudian

dilakukan proses pembuatan karakter mulai dari poto yang

kemudian menjadi sebuah ilustrasi. Berikut ini adalah proses

(17)

27 a. Rahwana

Gb 3.4. Studi Karakter Rahwana

b. Begawan Wisrawa & Dewi Sukesi

Gb 3.5. Studi Karakter Rahwana

Wisrawa & Dewi Sukesi.

c. Batara Guru & Dewi Uma

Gb 3.6. Studi Karakter Rahwana

(18)

28 d. Sinta

Gb 3.7. Studi Karakter Sinta

e. Batu

Gb 3.8. Studi Karakter Batu

f. Panggung

(19)

29 3.5.4. Studi Warna

Pewarnaan ilustrasi dilakukan dengan cara digital brus, agar

warna proses pewarnaan menjadi mudah.

Gb 3.10. Studi Warna.

3.5.5. Studi Tipografi

Tipografi yang digunakan pada pembuatan buku cerita pop up

ini menggunakan BLACKADDER ITC :

1234567890

A B C D E F G H I J K L M N O

P Q R S T U V W X Y Z

abcdefghijklmnopqrstu

(20)

30 3.6. Strategi Media

Media utama dalam pengemasan promosi Teater cassanova yaitu

melalui Buku, ini dilakukan karena media ini memiliki karakter yang

tepat untuk target yang dituju yaitu anak muda pada pementasan

Rahwana Sinta. Dengan demikian pengenalan Teater Cassanova

dapat dengan mudah dikenal kepada masyarakat kususnya anak

muda yang sekarang kebanyakan lebih menyukai cerita-cerita

percintaan.

Untuk menyampaikan pesan kepada target sasaran dan untuk

mencapai tujuan seperti yang ditentukan diatas serta

mempertimbangkan strategi komunikasi yang dibuat, maka dipilih

media komunikasi yang dapat dilihat dan didengar oleh sasaran.

Selain media utama buku juga ada beberapa media pendukung lainya

yang dapat memperkenalkan Teater Cassanova melalui salah satu

karyanya yang berjudul Rahwana Sinta, seperti poster, x-banner, iklan

dunia maya, stiker, iklan majalah, gimmick. Karena media tersebut sering digunakan dalam informasi :

- Poster

Media tersebut dapat mempengaruhi khalayak dengan informasi

yang cukup padat. Sehingga khalayak tertarik dengan informasi

yang diberikan contohnya seperti acara live performance. Poster

(21)

31

- Spanduk

Spanduk merupakan media luar ruang yang dapat

menginformasikan khalayak lebih luas. Seperti event promo tour yang lakukan pihak sponsor.

- Banner

Sebagai media informasi yang ruang lingkupnya sesuai dengan

tempatnya. Dengan berisikan informasi, live performance atau hadiah.

- Gantungan Kunci

Media ini cukup menarik perhatian karena untuk cinedra mata

tanpa mengalihkan informasi promosi buku pop up ini.

Media ini dikemas berbentuk love, karena sesuai dengan konsep Rahwana Sinta.

- Flag chain

Flagh Chain ini mampu membantu menginformasi bahwa

ditempat tersebut ada sebuah acara, launching, live performance dan sebagainya

- Stiker, T-shrt, Mug dan Paperbag

(22)

32 3.6.1. Pertimbangan Dasar

Dalam pertimbangan dasar media promosi untuk mencapai target

sasaran secara efektif maka dilakukan tahap-tahap penyebaran

medianya dari media utama hingga media pendukung lainnya

(23)

5

BAB II

PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA

PERSENTASI

2.1. Teater Cassanova

Gb 2.1. Nyanyian Universitas Orang – Orang Mati (musikal)

(sumber : dokumen pribadi)

Berawal kecintaan terhadap dunia teater, sekelompok mahasiswa STSI

mencoba membentuk sebuah kelompok teater yang berisikan aktor -

aktor muda didalamnya. Teater Cassanova menciptakan terobosan -

terobosan dalam dunia teater. Salah satu keistimewaan teater ini

dalalah pada tema, pengemasan dan karakteristik dalam panggung.

(24)

6

kelompok lain. Untuk sebuah kelompok terater, Teater Cassanova

cukup diperhitungkan untuk teater di Bandung, mereka memeliki

estetika tersendiri dalam mementaskan karyanya dengan mengemas

sebuah pertunjukan, sehingga memunculkan sebuah pertujukan itu

terlihat berbeda dengan gaya teater garda depan.

Teater garda depan adalah sebuah perkembangan dalam dunia teater

yang selalu mengeksplor dari berbagai aspek sehingga terlihat abstrak,

akan tetapi abstrak yang diambil telah menjadi kreatif karena

memunculkan beberapa macam visual-visual yang tidak monoton.

Perkembangan ini tidak terlepas dari adanya lembaga-lembaga yang

dilaksanakan oleh pemerintah maupun organisasi-organisasi teater itu

sendiri dengan tujuan memperluas wawasan bagi perkembangan

terater serta referensi bagi para pekerja teater lainya, khususnya

pelajar dan masyarakat pecinta teater (Yudiaryani 1997, h.42). Seperti

dalam pementasan naskah “Hutan Hujan Malam Pelarian”, Teater

Cassanova coba menciptakan panggung yang sejajar dengan

(25)

7

Gb 2.2. Hutan Hujan Malam Pelarian

(sumber : dokumen pribadi)

Gb 2.3. Hutan Hujan Malam Pelarian

(26)

8

Teater Cassanova berkeinginan memperkenalkan karya mereka lebih

jauh dan ingin membuktikan eksistensi pada pada masyarakat bahwa

Teater Cassanova mempunya potensi yang baik dan sebenarnya

mampu bersaing dengan kelompok teater yang lainnya, dengan

beberapa karakteristik pementasan dan terobosan terobosan yang baru

dalam dunia teater. Terobosan yang terus akan dieksplorasi sehingga

akan menghasilkan sebuah karya yang maksimal, diantaranya dari

judul pementasan, dialog ataupun eksplorasi ruang pementasan yang

sebagian besar tidak digunakan oleh kelompok teater teater yang ada.

Sedangkan dalam konsep cerita Rahwana Sinta yang dimainkan Teater

Cassanova adalah kisah percintaan yang terjadi pada Rahwana dan

Sinta. Dengan menggabungkan beberapa untuk seni, diantaranya :

a. Musikal

Musik pengisi dalam pementasan Teater Cassanova mempunyai

keunikan tersendiri dibandingkan kelompok teater yang lainnya dan

Dalam pementasan itu sendiri, pengiring (musik) biasanya memainkan

musik secara langsung. Dengan campuran unsur rock dan pop, musik

membawa alur yang lebih dramatisir, karena musik rock dan pop lebih

memberi penekanan penekanan yang lebih dalam, diantaranya melalui

(27)

9 b. Tari

Pergerakan dalam penguasaan panggung atau tempat pementasan

lebih didominan oleh unsur unsur gerak tubuh dari ekplorasi tarian

tarian tradisional dan tari modern, agar membangun suasana dramatisir

dari pergerakan aktor.

c. Kostum

Dalam konsep kostum dalam pementasan, Teater Cassanova

berkolaborasi dengan mahasiswa/i seni kriya untuk menciptakan

konsep pakaian dalam sebuah pementasan.

Ada beberapa masalah dalam tubuh Teater Cassanova, membuat

promosi dan publikasi kepada masyarakat sangat lemah. Sehinggga

diperlukan beberapa cara dalam memperbaiki sistem sistem yang ada,

dari manajemen ataupun sistem promosi. Karena sistem yang telah

dipaparkan diatas sangat berpengaruh dengan perkembangan Teater

Cassanova itu sendiri. Mereka memerlukan sebuah media pendukung

yang efektif untuk berpromosi terhadap masyarakat luas, khususnya

bagi penikmat seni pertunjukan peran lokal atau tanah air dengan

konsep cerita Rahwana Sinta yang dimainkan Teater Cassanova

adalah kisah percintaan yang terjadi pada Rahwana dan Sinta. Dengan

(28)

10 2.2. Teater Romantik

Gagasan Teater Romantik muncul pertamakali ketika peristiwa revolusi

Prancis, karena para pelaku seni pada saat itu merasa bosan dan jenuh

dengan naskah-naskah cerita politik atau cerita ideologi manusia yang

selalu dipentaskan berulang-ulang.

Gagasan ini terus berkembang ke beberapa belahan dunia, untuk di

Indonesia sendiri sangat jarang sebuah kelompok teater mementaskan

cerita Romantik, karena naskah pementasan Teater Romantik

mempunyai struktur yang sangat rumit dan longgar dengan

karakter-karakter yang selalu berubah-ubuh pada setiap menitnya. Konsep

Teater Romantik sering mendapat keritik, karena dianggap hanya

menghamburkan pantasi dan mimpi, sehingga memunculkan sebuah

pemikiran bahwa konsep Teater Romantik adalah cerita khusus

orang-orang borjuis dan pemalas.

2.2.1. Bentuk Panggung Teater Romantik

Bentuk panggung Teater Romantik cendrung menggunakan

konsep colourfull, gambar-gambar yang indah ditampilkan melalui berbagai cara yang cepat, serta didukung oleh persoalan bahasa

naskah yang romantis dan puitis. Sehingga mampu membuat

penonton terkagum oleh teknik-teknik pementasan yang keluar

dari batas konsep-konsep yang sudah ada sebelumnya

(29)

11 2.3. Aktor

Aktor adalah seseorang yang terisolasi dalam suatu ruang dan waktu,

sehingga dia memunculkan karakter atau penokohan sesuai dengan

ruang dan waktu yang diceritakan. Ketika sang aktor berakting tampa

melahirkan rasa, maka yang dilakukan aktor tersebut adalah

kebohongan, kepura-puraan, gerak yang di buat-buat dan bila hal ini

terjadi maka penonton sebagai salah satu elemen penting dalam

peristiwa teater tidak akan mendapatkan pencerahan atau nilai yang

ingin di tawarkan dari peristiwa teater tersebut.

Uraian singkat diatas adalah pengantar dengan sikap keaktoran dalam

segmen perteateran, dimana dipahami bahwa di dalamnya akan

senantiasa hadir kejadian-kejadian yang menyangkut keberadaan

sutradara dan aktor sebagai pelaku.

Terdapat dua jenis keaktoran yang diperankan oleh seorang actor

yang tidak terlepas dari kehendak sutradara, keduanya adalah peran

protagonist dan peran antagonis. Disini, manusia sebagai aktor akan

cenderung memilih peran yang protagonis untuk memerankan segala

yang baik ketimbang memilih peran yang antagonis yang cenderung

untuk bersikap jahat atau buruk dalam pemeranannya. Namun

demikian, perlu dipahami bahwa memilih peran diatas panggung teater

tentu didasarkan kepada kesepakatan antara penilaian sutradara dan

aktornya, dan berbeda dengan peran-peran yang akan diemban oleh

(30)

12

menjadi hak mutlak sutradara kepada kehidupan terhadap para

aktornya. Aktor tidak harus diperankan dalam sebuah pementasan

nyata seperti Film ataupun teater, aktor juga dapat berbentuk sebuah

tulisan dari cerita yang telah disusun menjadi sebuah buku cerita

ataupun novel, pada dasarnya semua aktor harus yang berperan

sesuai dengan cerita yang dikisahkan oleh sutradara, sehingga

menghasilkan sebuah dimensi dramatisir pada setiap babaknya.

2.4. Buku Cerita

Buku cerita adalah penuturan suatu kejadian yang telah terjadi didalam

sebuah ruang dan waktu, sehingga kita dapat mengetahui dimana,

bagaimana dan apa yang dialami oleh tokoh yang diceritakan dari awal

sampai akhir. Pelaku cerita tersebut dapat diperankan oleh benda,

binatang ataupun manusia. Saat ini variasi buku bermacam-macam

sesuai dengan model, ukuran, jenis dan kegunaan. Diantaranya :

2.4.1. Komik

Komik adalah buku cerita yang menggabungkan seni menggambar

sehingga menghasilkan sebuah cerita dan dilengkapi dengan text yang

(31)

13 2.4.2. Novel

Novel adalah sebuah karya prosa yang tersusun dengan kata kata

yang indah baik itu fiktif ataupun kisah nyata yang kemudian dibukukan

sehingga menghasilkan sebuah alur cerita yang dramatisir. Novel

biasanya tidak hanya menggunakan kata-kata yang indah saja, karena

novel kebanyakan menggunakan gaya bahasa puitis untuk lebih

membangun sebuah cerita agar sipembaca dapat menciptakan

ataupun merasakan penokohan karakter dalam sebuah certa tersebut.

2.4.3. Nomik

Nomik adalah Novel yang disertai gambar ataupun ilustrasi

dibagian-bagian tertentu sebagai penegasan dalam sebuah kejadian dalam

suatu cerita.

2.4.4. Novelet

Novlet adalah Buku cerita yang tidak terlalu banyak kata kata seperti

Novel, namun tidak terlalu sedikit seperti Cerpen.

2.4.5. Pop Up

Pop up adalah buku cerita bergambar tiga dimensi yang menggunakan teknik memotong dan melipat sehingga menghasilkan sebuah gambar

yang dapat bergerak ataupun mempunyai ruang dengan tarikan pada

(32)

14

Pop up diciptakan pada tahun 1890 oleh dua orang penulis cerita

bergambar anak-anak pada era Victoria, yang kemudian dipatenkan

pada tahun 1899 dengan beberapa temuan-temuan teknik melipat

yang semakin berkembang.

Pop up seringkali dikaitkan dengan Ernest Nister atau Louis Giraud

sebagai penemunya, sampai akhirnya pada tahun 1920 Louis Giraud bekerja pada Departemen Buku Daily Express dan memproduksi buku

pop up anak-anak pada setiap tahun-nya. Kelebihan Pop up dalam sebuah buku cerita adalah mampu membuat dimensi pada visual

setiap adegan, sehingga dapat lebih menarik minat sipembaca dengan

adanya kejutan-kejutan pada bentuk visual yang dihadirkan.

2.5. Promosi di Dunia Seni Peran

Strategi promosi didalam dunia seni peran dikemas dengan kreatif,

karena dipersiapkan untuk menghadapi persaingan yang ada dipasar

dan menarik minat pasar. Salah satunya yaitu membuat sebuah buku

crita pop up yang bisa menjawab kebutuhan untuk meraih konsumen.

Dengan dibarengi ilmu yang kreatif dapat membuat Buku yang lebih

(33)

15 2.6. Analisa Penelitian

Untuk menyelesaikan permasalahan promosi ini maka digunakan

sistem analisis SWOT, yang nantinya akan diteliti inti permasalahan

yang muncul kemudian dicari solusi pemecahan masalahnya

Strength

- Kekuatan naskah menjadi karakteristik

-Pengemasan pertunjukan yang menggabungkan unsur tari, kostum & musik

- Selalu ada unsur komedi pada setiap pementasan

- Cerita yang dipentaskan selalu dikemas dengan live music & meminimalisir dialog

Weaknes

- Dalam berpromosi banyak memiliki beberapa kendala

- Dialog terkadang terlalu sulit untuk dicerna

- Sulitnya media pertunjukan

Opportunity

- Pesan cerita bermuatan positif

- Naskah dibuat senyata mungkin dari kasus sosial atau cerita rakyat dari sisi yang tidak pernah

Melakukan strategi promosi yang menarik dan efektif agar Teater Cassanova dapat dikenal dimata masyarakat

Melakukan pendekatan terhadap target yang dituju dengan menunjukan kekarakteristikan Teater Cassanova

(34)

16

diungkap

- Ada karakteristik dalam setiap pertunjukan

promosi yang menarik dan efektif agar Teater Cassanova dapat dikenal dimata masyarakat

Treath

- Tumbuhnya kelompok teater yang lain akan jadi pesaing

- Tidak dibarengi strategi promosi dengan baik yang membuat Teater

Cassanova tidak berkembang

melakukan pengemasan sebagai media utama, sehingga Teater Cassanova ada nila tersendiri dimata masyarakat

(35)

17 2.7. Target Audien

Target audien bertujuan untuk membagi dasar-dasar pemasara yang

kemudian dibagi kedalam segmentasi pasar menjadi beberapa

bagian, yaitu :

2.7.1. Segmentasi Geografik

Membagi pasar menjadi beberapa bagian secara geografik.

Dalam hal ini khususnya kepada pecinta pertunjukan seni peran

lokal (Bandung) dan pecinta pertunjukan seni peran pada

umumnya.

2.7.2. Segmentasi Demografik

Dengan mebedakan pasar untuk menjadi kelompok berdasarkan

Umur, Jenis Kelamin dan lain sebagainya. Dalam hal ini yaitu

anak muda dalam usia 17 - 26 tahun yaitu mulai dari jenjang

SMA sampai Perguruan tinggi yang berkecimpung didunia seni

peran.

2.7.3. Segmentasi Psikografik.

Dengan membagi kelompok yang berbeda dengan berdasarkan

karakteristik gaya hidup atau kepribadian. Dalam hal ini yaitu

kalangan masyarakat menengah keatas yang berkecimpung

(36)

18

Target audien ditujukan agar perancangan Buku cerita ini dapat

tersampaikan dengan baik kepada target audien.

2.8. Kesimpulan analisis data

Setelah menganalisa data dan meninjau analisis SWOT, maka

didapat kesimpulan yang mengacu kedalam proses perancangan

yaitu diperlukan sarana promosi yang menarik dan efektif.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat buku yang dikemas menarik

yang disesuaikan konsep dan target audien. Karena untuk

meyakinkan target audien diperlukan media yang dapat dilihat secara

langsung.

Adanya pemilihan media yang tepat untuk mendukung pemasaran

disesuaikan dengan target audien. Media yang dirasa tepat untuk lini

atas adalah Buku yang didalamnya menggabungkan antara sebuah

cerita dan ilustrasi yang bergaya Pop up, sedangkan untuk media

pendukung adalah dengan pembuatan poster, print ad, gimmicks, merchandise. Kemudian pemilihan media pada internet melalui

(37)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Teater adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan

akting atau seni peran di depan penonton dengan menggunakan

gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik muka, musik, tari

dan lain-lain. Teater terjadi ketika satu orang atau lebih terisolasi dalam

suatu ruang dan waktu sehingga menghadirkan diri mereka sebagai

orang lain. Keterlibatan seorang penulis dan seorang sutradara adalah

mutlak dalam teater, sedangkan peranan penting dalam pementasan

teater adalah seorang sutradara yang memimpin dan mengatur sebuah

teknik pembuatan atau pementasan teater itu sendiri (Yudiaryani, 2007,

h.1 & 2)

Ada beberapa kelompok teater yang tersebar disetiap kota di

Indonesia, seperti dari Jakarta diantaranya : Teater Bel dan Teater

Koma. Seperti halnya di Kota Bandung sendiri terdapat beberapa

kelompok teater, diantaranya Ccl, Teater Payung Hitam dan

diantaranya Teater Cassanova.

Salah satu kelompok teater yang terhitung baru di Bandung adalah

(38)

2

2003, keistimewaan teater ini adalah pada tema, pengemasan dan

karakteristik dalam panggung. Karakteristik tersebut dijadikan sebagai

slogan dalam setiap karya pementasan-nya, yaitu : “Penjelajahan Seni

Tanpa Batas“. Untuk Mewujudkan karya yang maksimal.

Seperti dalam salah satu karya yang mengangkat cerita pewayangan,

Teater Cassanova mengemas sebuah cerita percintaan “Rahwana

Sinta”, dengan berani menghadirkan gugatan seorang Rahwana

terhadap kenyataan getir dan keharusan hidup yang dilakoninya.

Rahwana didalam cerita Ramayana dituding bertanggung jawab atas

penculik dewi Sinta. Namun penulis naskah yaitu Ocky Sandilemon dan

Hermawan Aksan mampu mencitrakan sang angkara Rahwana yang

dikenal sebagai tokoh antagonis menjadi protagonis. Cerita ini dikemas

dengan cerita cinta dan tanpa peperangan seperti cerita pewayangan

biasanya. Namun jarangnya pementasana, menyebabkan Teater

Cassanowa hanya dikenal dilingkaran komunitas-komunitas teater di

Bandung atau orang-orang yang sering berkecimpung di dinia seni

saja, kondisi ini menyebabkan sedikit ruang bagi mereka untuk

mengkreasikan dan diapresiasikan karya naskah naskah mereka dalam

panggung, maka diperlukan media yang efektif untuk memperkenalkan

(39)

3 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat

di-identifikasikan masalah sebagai berikut :

• Teater Cassanova sudah lama berdiri, namun belum banyak

dikenal oleh masyarakat pecinta seni peran.

• Kurang efektifitas media promosi karya Teater Cassanova

• Banyaknya kelompok teater yang berkembang dikota Bandung

dan sekitarnya

1.3. Fokus Masalah

Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka fokus permasalahan

ini adalah bagaimana membuat perancangan media yang efektif

untuk memperkenalkan Teater Cassanova melalui salah satu

karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.

1.4. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan dari sebuah promosi Teater Cassanova

tersebut adalah

1. Agar masyarakat pecinta seni peran mengenal Teater

Cassanova melalui karya naskah-naskah mereka.

2. Membuat sebuah Buku cerita pop up yang cukup relevan dan

(40)

4

3. Buku cerita pop up ini dibuat sebagai media presentasi untuk

mempromosikan Teater Cassanova, sebagai kelompok teater

yang mempunyai potensi dengan pasar anak muda pada masa

(41)

i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, dengan rahmat dan ijin-Nya laporan

Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA

SINTA KARYA TEATER CASSANOVA” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini,

telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan

kelapangan yang diberikan Allah SWT, semuanya dapat dilalui dengan baik.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas

Akhir ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Bandung, agustus 2011

(42)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA SINTA

KARYA TEATER CASSANOVA

DK38315 Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Asep Heryanto 51906155

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dibuatnya Tugas Akhir ini diharapkan dapat membantu pengembang aplikasi dalam mengetahui bugs dari aplikasi Pemantauan Kegiatan Siswa dan mengurangi bugs

Hasil akhir dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah sistem pendukung keputusan yang menerapkan Analisis Gap dan Metode Profile Matching yang sesuai dengan kriteria penyiar

Maksud dilakukannya penelitian ini untuk menguji variabel-variabel Efektifitas Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Kesesuaian Tugas Teknologi (Task technology

Sumber: Hasil Analisis, 2018 Gambar 5.24 Diagram Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Faktor Harga Responden Kecamatan Bukit Raya sangat mempertimbangkan harga lahan,

Jika melihat jenis – jenis dari game yang telah disebutkan diatas, game virtual reality Pengenalan Ilmuwan Muslim Al-Haytham ini termasuk ke dalam jenis survival games karena

Pilihan tersebut pula didasarkan kepada kemampuan dan kesesuaian komponen berkenaan untuk memungkinkan ilmu atau pemikiran (dalam bentuk wacana yang

Hampir seluruh keluarga di Bekasi maupun di Jakarta yang memiliki satu mobil dan beberapa sepeda motor yang secara langsung menjadikan kendaraan pribadi menjadi alat transportasi

0.002), tidak menggunakan plafon rumah (p-value 0.001), kebiasaan melakukan pekerjaan pada malam hari (p- value 0.002), tidak menggunakan kelambu (p-value 0.001) dan tidak