40
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga for kids (2004) Kreasi pop up :Erlangga for kids: Jakarta
Pranoto, Naning (2010) Creative Writing : Kanisius Yogyakarta Sumardja, Jakob (2001) Seni Pertunjukan Indonesia :STSI Bandung steer, Doglas (2010) Pop up junior – Dinosaurus :Erlangga for kids:
Jakarta
Wood, J.A (2010) Pop up junior – Hantu Lucu :Erlangga for kids:
Jakarta
Yudiaryani (1999) Panggung Teater Dunia : Gundhosuli: Yogyakarta
Yudiaryani (1997) Gagasan-gagasan Teater Garda Depan : Taman Budaya Yogyakarta
33 BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1. Proses Perencangan Buku Pop up
Proses pembuatan buku pop up ini dimulai dari pengembangan ide cerita atau sinopsis yang kemudian di pecah beberapa babak agar
sesuai pembabakan dalam sebuah pementasan teater dengan
membuat storyline yang mencakup isi dan dialog sebagai struktur
adegan, setelah itu barulah gambar perbabak.
Selanjutnya sketsa diberi outline menggunakan pensil sebagai sketsa
awal untuk selanjutnya di scen dan melakukan pewarnaan digital melalui program editing sebagai tahap layout, setting ukuran, serta
pemberian body teks.
34
Setelah semua tahapan selesai dikerjakan, maka langkah selanjutnya
adalah file tersebut disave dengan format cmyk jpg untuk melakukan cetak dengan printer yang menggunakan media Art paper 150 gr
untuk halaman dalam, sedangkan untuk halaman luar atau cover
dibuat hard cover. Hasil cetak akan dipotong sesuai bentuk penokohan atau benda sebagai tahap selanjutnya untuk melakukan
lipatan agar menjadi sebuah buku cerita pop up.
4.2. Media Utama
4.2.1. Cover
Pada bagian cover penulis membuat sebuah simbol hati yang
berbentuk abstrak keseluruhan untuk menampilkan visualisasi
dari intisari sebuah cerita dengan penambahan judul buku
“Rahwana Sinta”.
Sedangkan untuk teknis cover depan menggunakan jilid hard
cover agar buku dapat terlindungi dari lipatan-lipatan yang
35
Rahwana Sinta
Gb 4.12. cover.
4.2.2. Isi Buku
Untuk isi buku dibagi menjadi 7 babak dan satu buah
cerita perbabaknya.
Rajah Rahwana
Akulah Sang Maharaja Alengkadirja Dengan kesaktian dan
ajian Pancasona, kutaklukan banyak dewa, kutaklukan banyak negeri,
kutebarkan hasrat kekuasaan atas semesta. Kugemparkan jagat raya dan aku puas dengan lakon
36 4.3. Media Promosi
4.3.1. Poster
Teknis Produksi poster secara digital printing diatas
kertas ukuran 42 x 59.4 cm dengan jenis kertas Art paper 150 rg
Gb 4.14. Poster
4.3.2. Spanduk
Teknis pembuatan spanduk ini adalah menggunakan
37
Gb 4.15. Spanduk
4.3.3. X-Banner
Teknis pembuatan spanduk ini adalah menggunakan
material plexy fynil dengan ukuran 60 x 160 cm.
38 4.2.4. Gantungan Kunci
Teknis pembuatan Gantungan Kunci ini adalah
menggunakan material acrilic dengan ukuran 3.8 x 4.5
cm.
Gb 4.17. Gantungan kunci
4.2.5. Flag Chain
Teknis pembuatan Flag Chain ini adalah menggunakan
material art paper dengan ukuran 14.5 x 17 cm.
39 4.2.6. Gimmic
Pembuatan gimmic dibagi menjadi 3 diantaranya : T-shrt ukuran all size dengan berbahan combat 2, Paperbag
dibuat menggunakan bahan art paper dengan ukuran 17.5 x 31 cm, mug menggunakan teknis sablon pada gelas kramik.
19
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi Perancangan
Untuk memperkenalkan Teater Cassanova kepada target dengan
harapan dapat diterima di masyarakat dan melakukan strategi
perancangan promosi dengan mengemas Buku dari salah satu
naskahnya yang judul “Rahwana Sinta”, serta menggabungkan
beberapa unsur yang dapat membantu untuk memperkuat pandangan
target audiens yaitu dengan menggabungkan fotografi dan vidiografi
dokumentasi pementasan Teater Cassanova yang berjudul Rahwana
Sinta
3.1.1. Strategi komunikasi
Strategi komunikasi melalui naskah yang berjudul Rahwana
Sinta yang dipromosikan pada media utama Buku dan media
pendukung lainnya.
3.1.2. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi lewat pesan yang disampaikan baik secara
verbal maupun nonverbal yaitu dengan tercapainya komunikasi
20
1. Teater Cassanova dapat dikenal oleh masyarakat luas
melalui sebuah buku.
2. Meningkatkan promosi Teater Cassanova melalu salah satu
karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.
3.2. Tema Perancangan
Tema perancangan promosi ini yang dikemas dalam sebuah media
yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Dengan pengolahan visual pada
media promosi yang baik diharapkan masyarakat mengenal sekaligus
tertarik pada Teater Cassanova ini.
3.3. Materi Pesan
Dalam perancangannya Materi pesan yang disampaikan dalam
promosi Teater Cassanova yang berfungsi untuk menarik perhatian
target yang dituju dengan penggunakan pesan bersifat persuasif, yaitu
dengan pesan yang mengandung ajakan terhadap audien agar tertarik
dengan Teater Cassanova. Materi pesan itu sendiri disampaikan agar
target audien menyadari bahwa ada cerita cinta dibalik peperangan
yang dilakukan Rahwana dan menampilkan sebuah cerita berbentuk
buku.
3.4. Strategi Kreatif
Strategi kreatif dalam perancangan promosi Teater Cassanova
21
pendukung lainnya yang akan menarik target sasarannya secara
kreatif agar target audien berminat dan ingin tahu lebih jauh lagi
mengenai Teater Cassanova melalui karyanya yang berjudul
Rahwana Sinta. Strategi kreatif dalam media buku ini dibuat
penggambaran dengan pementasan Teater Cassanova.
a. Sinopsis
Rahwana didalam cerita Ramayana dituding bertanggung jawab
atas penculikan Dewi Sinta. Namun sang penulis naskahmampu
mencitrakan sang angkara Rahwana yang dikenal sebagai tokoh
antagonis menjadi protagonist.
Dibalik kebrutalan Rahwana, ada sisi yang bijaksana sebagai
seorang laki laki, buktinya selama di-istan dia tidak menodai
Sinta, salahkan sang raksasa yang buruk rupa seperti dia
merasakan keindahan cinta?
Pertanyaan diatas sebenarnya menantang Dewa, karena
kelahiranya disebabkan ulah Batara Guru dan Dewi Uma yang
menggoda Wisrawa dan Dewi Sukesi untuk menguasai sastra
jendra.
Jagat dewata takut jika Wisrawa dan Sukesi dapat menguasai
sastra jendra yang berisi rahasia alam semesta. Jika sastra
jendra dapat dikuasai, maka manusia akan melebihi Dewa.
Naskah Rahwana Sinta ini mencoba mengangkat sisi baik pada
22
membuat Rahwana sadar bahwa dia sebenarnya baru saja
mengakhiri sebuah peperangan yang maha dahsyat, yaitu hawa
nafsu.
Atas kemurkaan para Dewa terhadapnya membuat dia gagal
untuk memiliki Sinta, karena Rahwana mendapatkan kutukan
atas kemarahan para Dewa
b. Storyline
Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis, storyline ini terdiri dari deskripsi dan dialog. Berikut merupakan storyline dari cerita :
Dalam pengembangan sinopsis, kemudian dibagi kedalam 7
Babakyaitu:
i. Babak 1 : Rajah
ii. Babak 2 : Sastra Jendra
iii. Babak 3 : Kisah Kelahiranku
iv. Babak 4 : Sang Angkara
v. Babak 5: Hutan Dandaka
vi. Babak 6: Sinta oh Sinta
23
c. Study Tokoh
TOKOH KARAKTER PROPERTI
24
c. Study Babak
BABAK TOKOH KARAKTER
Rajah Rahwana
- Ekspresi angkuh
& arogan
- Sedang bertapa
- Berhadapan
Wisrawa & Dewi
Sukesi
- Kesal
Akulah Sang Angkara Rahwana
- Ekspresi angkuh
25
menolak
Rahwana
- Duduk
Hutan Dandaka - Rahwana
- Sinta
- Memainkan
jemarinya
dengan tarian
yang serempak
- Sinta duduk
- Rahwana berdiri
dibelakang sinta
3.4.1. Pendekatan Kreatif
Buku ini bisa dikatakan berhasil apabila cerita dan visual yang
ditampilkan menarik perhatian, sedangkan pesan yang ingin
disampaikan dalam Buku ini adalah untuk lebih menunjukan
eksistensi Teater Cassanova itu sendiri dengan naskah yang
berceritakan kisah Rahwana Sinta, namun dikemas dengan
26 3.4.2. Rasionalisasi Visual
Perancangan visualisasi media promosi ini disesuaikan
dengan penggabungan antara Teater dan komunikasi visual
yang tentunya sesuai dengan alur cerita yang diangkat.
3.5. Konsep Visual
3.5.1. Format Desain
Format desain buku ini adalah dengan ukuran 19,5 x 19,5 cm,
pemilihan format ini untuk lebih memudahkan sipembaca dalam
memegang atau membawa buku dimana saja.
3.5.2. Ilustrasi
Untuk bagian outline digunakan teknik manual, sedangkan
untuk pewarnaan dan finishing digunakan teknik digital.
3.5.3. Studi Karakter
Sebelum pembuatan karakter, penulis melakukan studi karakter
terlebih dahulu dan tentunya dengan konsep yang ada pada
kelompok Teater Cassanova. Dari hasil studi, kemudian
dilakukan proses pembuatan karakter mulai dari poto yang
kemudian menjadi sebuah ilustrasi. Berikut ini adalah proses
27 a. Rahwana
Gb 3.4. Studi Karakter Rahwana
b. Begawan Wisrawa & Dewi Sukesi
Gb 3.5. Studi Karakter Rahwana
Wisrawa & Dewi Sukesi.
c. Batara Guru & Dewi Uma
Gb 3.6. Studi Karakter Rahwana
28 d. Sinta
Gb 3.7. Studi Karakter Sinta
e. Batu
Gb 3.8. Studi Karakter Batu
f. Panggung
29 3.5.4. Studi Warna
Pewarnaan ilustrasi dilakukan dengan cara digital brus, agar
warna proses pewarnaan menjadi mudah.
Gb 3.10. Studi Warna.
3.5.5. Studi Tipografi
Tipografi yang digunakan pada pembuatan buku cerita pop up
ini menggunakan BLACKADDER ITC :
1234567890
A B C D E F G H I J K L M N O
P Q R S T U V W X Y Z
abcdefghijklmnopqrstu
30 3.6. Strategi Media
Media utama dalam pengemasan promosi Teater cassanova yaitu
melalui Buku, ini dilakukan karena media ini memiliki karakter yang
tepat untuk target yang dituju yaitu anak muda pada pementasan
Rahwana Sinta. Dengan demikian pengenalan Teater Cassanova
dapat dengan mudah dikenal kepada masyarakat kususnya anak
muda yang sekarang kebanyakan lebih menyukai cerita-cerita
percintaan.
Untuk menyampaikan pesan kepada target sasaran dan untuk
mencapai tujuan seperti yang ditentukan diatas serta
mempertimbangkan strategi komunikasi yang dibuat, maka dipilih
media komunikasi yang dapat dilihat dan didengar oleh sasaran.
Selain media utama buku juga ada beberapa media pendukung lainya
yang dapat memperkenalkan Teater Cassanova melalui salah satu
karyanya yang berjudul Rahwana Sinta, seperti poster, x-banner, iklan
dunia maya, stiker, iklan majalah, gimmick. Karena media tersebut sering digunakan dalam informasi :
- Poster
Media tersebut dapat mempengaruhi khalayak dengan informasi
yang cukup padat. Sehingga khalayak tertarik dengan informasi
yang diberikan contohnya seperti acara live performance. Poster
31
- Spanduk
Spanduk merupakan media luar ruang yang dapat
menginformasikan khalayak lebih luas. Seperti event promo tour yang lakukan pihak sponsor.
- Banner
Sebagai media informasi yang ruang lingkupnya sesuai dengan
tempatnya. Dengan berisikan informasi, live performance atau hadiah.
- Gantungan Kunci
Media ini cukup menarik perhatian karena untuk cinedra mata
tanpa mengalihkan informasi promosi buku pop up ini.
Media ini dikemas berbentuk love, karena sesuai dengan konsep Rahwana Sinta.
- Flag chain
Flagh Chain ini mampu membantu menginformasi bahwa
ditempat tersebut ada sebuah acara, launching, live performance dan sebagainya
- Stiker, T-shrt, Mug dan Paperbag
32 3.6.1. Pertimbangan Dasar
Dalam pertimbangan dasar media promosi untuk mencapai target
sasaran secara efektif maka dilakukan tahap-tahap penyebaran
medianya dari media utama hingga media pendukung lainnya
5
BAB II
PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA
PERSENTASI
2.1. Teater Cassanova
Gb 2.1. Nyanyian Universitas Orang – Orang Mati (musikal)
(sumber : dokumen pribadi)
Berawal kecintaan terhadap dunia teater, sekelompok mahasiswa STSI
mencoba membentuk sebuah kelompok teater yang berisikan aktor -
aktor muda didalamnya. Teater Cassanova menciptakan terobosan -
terobosan dalam dunia teater. Salah satu keistimewaan teater ini
dalalah pada tema, pengemasan dan karakteristik dalam panggung.
6
kelompok lain. Untuk sebuah kelompok terater, Teater Cassanova
cukup diperhitungkan untuk teater di Bandung, mereka memeliki
estetika tersendiri dalam mementaskan karyanya dengan mengemas
sebuah pertunjukan, sehingga memunculkan sebuah pertujukan itu
terlihat berbeda dengan gaya teater garda depan.
Teater garda depan adalah sebuah perkembangan dalam dunia teater
yang selalu mengeksplor dari berbagai aspek sehingga terlihat abstrak,
akan tetapi abstrak yang diambil telah menjadi kreatif karena
memunculkan beberapa macam visual-visual yang tidak monoton.
Perkembangan ini tidak terlepas dari adanya lembaga-lembaga yang
dilaksanakan oleh pemerintah maupun organisasi-organisasi teater itu
sendiri dengan tujuan memperluas wawasan bagi perkembangan
terater serta referensi bagi para pekerja teater lainya, khususnya
pelajar dan masyarakat pecinta teater (Yudiaryani 1997, h.42). Seperti
dalam pementasan naskah “Hutan Hujan Malam Pelarian”, Teater
Cassanova coba menciptakan panggung yang sejajar dengan
7
Gb 2.2. Hutan Hujan Malam Pelarian
(sumber : dokumen pribadi)
Gb 2.3. Hutan Hujan Malam Pelarian
8
Teater Cassanova berkeinginan memperkenalkan karya mereka lebih
jauh dan ingin membuktikan eksistensi pada pada masyarakat bahwa
Teater Cassanova mempunya potensi yang baik dan sebenarnya
mampu bersaing dengan kelompok teater yang lainnya, dengan
beberapa karakteristik pementasan dan terobosan terobosan yang baru
dalam dunia teater. Terobosan yang terus akan dieksplorasi sehingga
akan menghasilkan sebuah karya yang maksimal, diantaranya dari
judul pementasan, dialog ataupun eksplorasi ruang pementasan yang
sebagian besar tidak digunakan oleh kelompok teater teater yang ada.
Sedangkan dalam konsep cerita Rahwana Sinta yang dimainkan Teater
Cassanova adalah kisah percintaan yang terjadi pada Rahwana dan
Sinta. Dengan menggabungkan beberapa untuk seni, diantaranya :
a. Musikal
Musik pengisi dalam pementasan Teater Cassanova mempunyai
keunikan tersendiri dibandingkan kelompok teater yang lainnya dan
Dalam pementasan itu sendiri, pengiring (musik) biasanya memainkan
musik secara langsung. Dengan campuran unsur rock dan pop, musik
membawa alur yang lebih dramatisir, karena musik rock dan pop lebih
memberi penekanan penekanan yang lebih dalam, diantaranya melalui
9 b. Tari
Pergerakan dalam penguasaan panggung atau tempat pementasan
lebih didominan oleh unsur unsur gerak tubuh dari ekplorasi tarian
tarian tradisional dan tari modern, agar membangun suasana dramatisir
dari pergerakan aktor.
c. Kostum
Dalam konsep kostum dalam pementasan, Teater Cassanova
berkolaborasi dengan mahasiswa/i seni kriya untuk menciptakan
konsep pakaian dalam sebuah pementasan.
Ada beberapa masalah dalam tubuh Teater Cassanova, membuat
promosi dan publikasi kepada masyarakat sangat lemah. Sehinggga
diperlukan beberapa cara dalam memperbaiki sistem sistem yang ada,
dari manajemen ataupun sistem promosi. Karena sistem yang telah
dipaparkan diatas sangat berpengaruh dengan perkembangan Teater
Cassanova itu sendiri. Mereka memerlukan sebuah media pendukung
yang efektif untuk berpromosi terhadap masyarakat luas, khususnya
bagi penikmat seni pertunjukan peran lokal atau tanah air dengan
konsep cerita Rahwana Sinta yang dimainkan Teater Cassanova
adalah kisah percintaan yang terjadi pada Rahwana dan Sinta. Dengan
10 2.2. Teater Romantik
Gagasan Teater Romantik muncul pertamakali ketika peristiwa revolusi
Prancis, karena para pelaku seni pada saat itu merasa bosan dan jenuh
dengan naskah-naskah cerita politik atau cerita ideologi manusia yang
selalu dipentaskan berulang-ulang.
Gagasan ini terus berkembang ke beberapa belahan dunia, untuk di
Indonesia sendiri sangat jarang sebuah kelompok teater mementaskan
cerita Romantik, karena naskah pementasan Teater Romantik
mempunyai struktur yang sangat rumit dan longgar dengan
karakter-karakter yang selalu berubah-ubuh pada setiap menitnya. Konsep
Teater Romantik sering mendapat keritik, karena dianggap hanya
menghamburkan pantasi dan mimpi, sehingga memunculkan sebuah
pemikiran bahwa konsep Teater Romantik adalah cerita khusus
orang-orang borjuis dan pemalas.
2.2.1. Bentuk Panggung Teater Romantik
Bentuk panggung Teater Romantik cendrung menggunakan
konsep colourfull, gambar-gambar yang indah ditampilkan melalui berbagai cara yang cepat, serta didukung oleh persoalan bahasa
naskah yang romantis dan puitis. Sehingga mampu membuat
penonton terkagum oleh teknik-teknik pementasan yang keluar
dari batas konsep-konsep yang sudah ada sebelumnya
11 2.3. Aktor
Aktor adalah seseorang yang terisolasi dalam suatu ruang dan waktu,
sehingga dia memunculkan karakter atau penokohan sesuai dengan
ruang dan waktu yang diceritakan. Ketika sang aktor berakting tampa
melahirkan rasa, maka yang dilakukan aktor tersebut adalah
kebohongan, kepura-puraan, gerak yang di buat-buat dan bila hal ini
terjadi maka penonton sebagai salah satu elemen penting dalam
peristiwa teater tidak akan mendapatkan pencerahan atau nilai yang
ingin di tawarkan dari peristiwa teater tersebut.
Uraian singkat diatas adalah pengantar dengan sikap keaktoran dalam
segmen perteateran, dimana dipahami bahwa di dalamnya akan
senantiasa hadir kejadian-kejadian yang menyangkut keberadaan
sutradara dan aktor sebagai pelaku.
Terdapat dua jenis keaktoran yang diperankan oleh seorang actor
yang tidak terlepas dari kehendak sutradara, keduanya adalah peran
protagonist dan peran antagonis. Disini, manusia sebagai aktor akan
cenderung memilih peran yang protagonis untuk memerankan segala
yang baik ketimbang memilih peran yang antagonis yang cenderung
untuk bersikap jahat atau buruk dalam pemeranannya. Namun
demikian, perlu dipahami bahwa memilih peran diatas panggung teater
tentu didasarkan kepada kesepakatan antara penilaian sutradara dan
aktornya, dan berbeda dengan peran-peran yang akan diemban oleh
12
menjadi hak mutlak sutradara kepada kehidupan terhadap para
aktornya. Aktor tidak harus diperankan dalam sebuah pementasan
nyata seperti Film ataupun teater, aktor juga dapat berbentuk sebuah
tulisan dari cerita yang telah disusun menjadi sebuah buku cerita
ataupun novel, pada dasarnya semua aktor harus yang berperan
sesuai dengan cerita yang dikisahkan oleh sutradara, sehingga
menghasilkan sebuah dimensi dramatisir pada setiap babaknya.
2.4. Buku Cerita
Buku cerita adalah penuturan suatu kejadian yang telah terjadi didalam
sebuah ruang dan waktu, sehingga kita dapat mengetahui dimana,
bagaimana dan apa yang dialami oleh tokoh yang diceritakan dari awal
sampai akhir. Pelaku cerita tersebut dapat diperankan oleh benda,
binatang ataupun manusia. Saat ini variasi buku bermacam-macam
sesuai dengan model, ukuran, jenis dan kegunaan. Diantaranya :
2.4.1. Komik
Komik adalah buku cerita yang menggabungkan seni menggambar
sehingga menghasilkan sebuah cerita dan dilengkapi dengan text yang
13 2.4.2. Novel
Novel adalah sebuah karya prosa yang tersusun dengan kata kata
yang indah baik itu fiktif ataupun kisah nyata yang kemudian dibukukan
sehingga menghasilkan sebuah alur cerita yang dramatisir. Novel
biasanya tidak hanya menggunakan kata-kata yang indah saja, karena
novel kebanyakan menggunakan gaya bahasa puitis untuk lebih
membangun sebuah cerita agar sipembaca dapat menciptakan
ataupun merasakan penokohan karakter dalam sebuah certa tersebut.
2.4.3. Nomik
Nomik adalah Novel yang disertai gambar ataupun ilustrasi
dibagian-bagian tertentu sebagai penegasan dalam sebuah kejadian dalam
suatu cerita.
2.4.4. Novelet
Novlet adalah Buku cerita yang tidak terlalu banyak kata kata seperti
Novel, namun tidak terlalu sedikit seperti Cerpen.
2.4.5. Pop Up
Pop up adalah buku cerita bergambar tiga dimensi yang menggunakan teknik memotong dan melipat sehingga menghasilkan sebuah gambar
yang dapat bergerak ataupun mempunyai ruang dengan tarikan pada
14
Pop up diciptakan pada tahun 1890 oleh dua orang penulis cerita
bergambar anak-anak pada era Victoria, yang kemudian dipatenkan
pada tahun 1899 dengan beberapa temuan-temuan teknik melipat
yang semakin berkembang.
Pop up seringkali dikaitkan dengan Ernest Nister atau Louis Giraud
sebagai penemunya, sampai akhirnya pada tahun 1920 Louis Giraud bekerja pada Departemen Buku Daily Express dan memproduksi buku
pop up anak-anak pada setiap tahun-nya. Kelebihan Pop up dalam sebuah buku cerita adalah mampu membuat dimensi pada visual
setiap adegan, sehingga dapat lebih menarik minat sipembaca dengan
adanya kejutan-kejutan pada bentuk visual yang dihadirkan.
2.5. Promosi di Dunia Seni Peran
Strategi promosi didalam dunia seni peran dikemas dengan kreatif,
karena dipersiapkan untuk menghadapi persaingan yang ada dipasar
dan menarik minat pasar. Salah satunya yaitu membuat sebuah buku
crita pop up yang bisa menjawab kebutuhan untuk meraih konsumen.
Dengan dibarengi ilmu yang kreatif dapat membuat Buku yang lebih
15 2.6. Analisa Penelitian
Untuk menyelesaikan permasalahan promosi ini maka digunakan
sistem analisis SWOT, yang nantinya akan diteliti inti permasalahan
yang muncul kemudian dicari solusi pemecahan masalahnya
Strength
- Kekuatan naskah menjadi karakteristik
-Pengemasan pertunjukan yang menggabungkan unsur tari, kostum & musik
- Selalu ada unsur komedi pada setiap pementasan
- Cerita yang dipentaskan selalu dikemas dengan live music & meminimalisir dialog
Weaknes
- Dalam berpromosi banyak memiliki beberapa kendala
- Dialog terkadang terlalu sulit untuk dicerna
- Sulitnya media pertunjukan
Opportunity
- Pesan cerita bermuatan positif
- Naskah dibuat senyata mungkin dari kasus sosial atau cerita rakyat dari sisi yang tidak pernah
Melakukan strategi promosi yang menarik dan efektif agar Teater Cassanova dapat dikenal dimata masyarakat
Melakukan pendekatan terhadap target yang dituju dengan menunjukan kekarakteristikan Teater Cassanova
16
diungkap
- Ada karakteristik dalam setiap pertunjukan
promosi yang menarik dan efektif agar Teater Cassanova dapat dikenal dimata masyarakat
Treath
- Tumbuhnya kelompok teater yang lain akan jadi pesaing
- Tidak dibarengi strategi promosi dengan baik yang membuat Teater
Cassanova tidak berkembang
melakukan pengemasan sebagai media utama, sehingga Teater Cassanova ada nila tersendiri dimata masyarakat
17 2.7. Target Audien
Target audien bertujuan untuk membagi dasar-dasar pemasara yang
kemudian dibagi kedalam segmentasi pasar menjadi beberapa
bagian, yaitu :
2.7.1. Segmentasi Geografik
Membagi pasar menjadi beberapa bagian secara geografik.
Dalam hal ini khususnya kepada pecinta pertunjukan seni peran
lokal (Bandung) dan pecinta pertunjukan seni peran pada
umumnya.
2.7.2. Segmentasi Demografik
Dengan mebedakan pasar untuk menjadi kelompok berdasarkan
Umur, Jenis Kelamin dan lain sebagainya. Dalam hal ini yaitu
anak muda dalam usia 17 - 26 tahun yaitu mulai dari jenjang
SMA sampai Perguruan tinggi yang berkecimpung didunia seni
peran.
2.7.3. Segmentasi Psikografik.
Dengan membagi kelompok yang berbeda dengan berdasarkan
karakteristik gaya hidup atau kepribadian. Dalam hal ini yaitu
kalangan masyarakat menengah keatas yang berkecimpung
18
Target audien ditujukan agar perancangan Buku cerita ini dapat
tersampaikan dengan baik kepada target audien.
2.8. Kesimpulan analisis data
Setelah menganalisa data dan meninjau analisis SWOT, maka
didapat kesimpulan yang mengacu kedalam proses perancangan
yaitu diperlukan sarana promosi yang menarik dan efektif.
Hal ini dapat dilakukan dengan membuat buku yang dikemas menarik
yang disesuaikan konsep dan target audien. Karena untuk
meyakinkan target audien diperlukan media yang dapat dilihat secara
langsung.
Adanya pemilihan media yang tepat untuk mendukung pemasaran
disesuaikan dengan target audien. Media yang dirasa tepat untuk lini
atas adalah Buku yang didalamnya menggabungkan antara sebuah
cerita dan ilustrasi yang bergaya Pop up, sedangkan untuk media
pendukung adalah dengan pembuatan poster, print ad, gimmicks, merchandise. Kemudian pemilihan media pada internet melalui
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Teater adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan
akting atau seni peran di depan penonton dengan menggunakan
gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik muka, musik, tari
dan lain-lain. Teater terjadi ketika satu orang atau lebih terisolasi dalam
suatu ruang dan waktu sehingga menghadirkan diri mereka sebagai
orang lain. Keterlibatan seorang penulis dan seorang sutradara adalah
mutlak dalam teater, sedangkan peranan penting dalam pementasan
teater adalah seorang sutradara yang memimpin dan mengatur sebuah
teknik pembuatan atau pementasan teater itu sendiri (Yudiaryani, 2007,
h.1 & 2)
Ada beberapa kelompok teater yang tersebar disetiap kota di
Indonesia, seperti dari Jakarta diantaranya : Teater Bel dan Teater
Koma. Seperti halnya di Kota Bandung sendiri terdapat beberapa
kelompok teater, diantaranya Ccl, Teater Payung Hitam dan
diantaranya Teater Cassanova.
Salah satu kelompok teater yang terhitung baru di Bandung adalah
2
2003, keistimewaan teater ini adalah pada tema, pengemasan dan
karakteristik dalam panggung. Karakteristik tersebut dijadikan sebagai
slogan dalam setiap karya pementasan-nya, yaitu : “Penjelajahan Seni
Tanpa Batas“. Untuk Mewujudkan karya yang maksimal.
Seperti dalam salah satu karya yang mengangkat cerita pewayangan,
Teater Cassanova mengemas sebuah cerita percintaan “Rahwana
Sinta”, dengan berani menghadirkan gugatan seorang Rahwana
terhadap kenyataan getir dan keharusan hidup yang dilakoninya.
Rahwana didalam cerita Ramayana dituding bertanggung jawab atas
penculik dewi Sinta. Namun penulis naskah yaitu Ocky Sandilemon dan
Hermawan Aksan mampu mencitrakan sang angkara Rahwana yang
dikenal sebagai tokoh antagonis menjadi protagonis. Cerita ini dikemas
dengan cerita cinta dan tanpa peperangan seperti cerita pewayangan
biasanya. Namun jarangnya pementasana, menyebabkan Teater
Cassanowa hanya dikenal dilingkaran komunitas-komunitas teater di
Bandung atau orang-orang yang sering berkecimpung di dinia seni
saja, kondisi ini menyebabkan sedikit ruang bagi mereka untuk
mengkreasikan dan diapresiasikan karya naskah naskah mereka dalam
panggung, maka diperlukan media yang efektif untuk memperkenalkan
3 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat
di-identifikasikan masalah sebagai berikut :
• Teater Cassanova sudah lama berdiri, namun belum banyak
dikenal oleh masyarakat pecinta seni peran.
• Kurang efektifitas media promosi karya Teater Cassanova
• Banyaknya kelompok teater yang berkembang dikota Bandung
dan sekitarnya
1.3. Fokus Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka fokus permasalahan
ini adalah bagaimana membuat perancangan media yang efektif
untuk memperkenalkan Teater Cassanova melalui salah satu
karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.
1.4. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan dari sebuah promosi Teater Cassanova
tersebut adalah
1. Agar masyarakat pecinta seni peran mengenal Teater
Cassanova melalui karya naskah-naskah mereka.
2. Membuat sebuah Buku cerita pop up yang cukup relevan dan
4
3. Buku cerita pop up ini dibuat sebagai media presentasi untuk
mempromosikan Teater Cassanova, sebagai kelompok teater
yang mempunyai potensi dengan pasar anak muda pada masa
i KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Puji dan Syukur kepada Allah SWT, dengan rahmat dan ijin-Nya laporan
Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA
SINTA KARYA TEATER CASSANOVA” dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini,
telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan
kelapangan yang diberikan Allah SWT, semuanya dapat dilalui dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas
Akhir ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat.
Terima Kasih.
Bandung, agustus 2011
Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA SINTA
KARYA TEATER CASSANOVA
DK38315 Tugas Akhir Semester II 2010/2011
Oleh:
Asep Heryanto 51906155
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG