SKRIPSI
APLIKASI PANDUAN PENGAJUAN KEUANGAN NEGARA
DENGAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA
VERSI LUTHER-SUTOPO
( STUDI KASUS: KEMENDIKBUD )
Oleh :
GERI MUHANO
108091000107
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
APLIKASI PANDUAN PENGAJUAN KEUANGAN NEGARA
DENGAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA
VERSI LUTHER-SUTOPO
( STUDI KASUS: KEMENDIKBUD )
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
GERI MUHANO
108091000107
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iv PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN.
Jakarta, 12 April 2015
v ABSTRAK
Geri Muhano (108091000107), Aplikasi Panduan Pengajuan Keuangan Negara Dengan Metodologi Pengembangan Multimedia Versi Luther-Sutopo ( Studi Kasus : Kemendikbud ), dibimbing oleh Hendra Bayu Suseno dan Defiana Arnaldy.
vi KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segalan nikmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau.
Dalam penyusunan Skripsi ini Penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah swt yang telah memberikan segala petunjuk, nikmat dan karuniaNya kepada penulis.
2. Kedua orang tua serta seluruh keluarga yang memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
3. Prof Dr Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiidayatullah Jakarta.
4. Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 5. Arini, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains
dan Teknologi.
vii 7. Teman-teman UIN Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam proses
pembuatan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak apabila sewaktu menjalankan skripsi ini ada hal-hal yang kurang berkenan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan skripsi ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun, sangatlah penulis harapkan. Semoga laporan skripsi ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, 12 April 2015
viii DAFTAR ISI
Halaman Judul ………i
Sampul ……...………..…ii
Halaman Persetujuan Pembimbing………...iii
Halaman Pengesahan Ujian ……..………...iv
Halaman Pernyataan ...………..v
ABSTRAK ……….vi
KATA PENGANTAR ………...……vii
DAFTAR ISI ………..viii
1.6 Metodologi Penelitian...6
ix
2.3 Kemendikbud ...13
2.3.1 Visi ...14
2.3.2 Misi ...14
2.3.3 Tugas dan fungsi ………...15
2.3.4 Struktur Organisasi ...15
2.4 Definisi Simulasi ...16
2.5 Literatur Sejenis ...17
2.6 Definisi Perangkat Lunak ...17
x
2.8 Bitmap ...17
2.9 Alat Pengembangan Sistem ...18
2.9.1 RPG Maker VX...18
2.19.1.1. Pengertian ...18
2.19.1.2. Sejarah ...18
2.10 Metode Pengembangan Sistem ...19
2.10.1 Concept...19
2.10.2 Design ...19
2.10.3 Material Collecting ...20
2.10.4 Assembly...20
2.10.5 Testing...20
2.10.6 Distribution ...21
2.11 Metode Pengumpulan Data...21
2.11.1 Observasi ...21
2.11.2 Wawancara ...23
2.11.3 Studi Literatur...24
2.11.4 Studi Pustaka ...24
BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ...25
3.1.1 Studi Pustaka ...25
3.1.2 Studi Literatur ...25
3.1.3 Studi Lapangan ...25
xi
3.2 Metode Pengembangan Sistem ...26
3.2.1 Concept ...26
3.2.2 Design ...26
3.2.3 Material Collecting ...27
3.2.4 Assembly ...27
3.2.5 Testing ...27
3.2.6 Distribution ...27
3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian ...28
3.4 Perangkat Penelitian ...28
3.4.1 Perangkat Keras ...28
3.4.2 Perangkat Lunak ...28
3.5 Kerangka Berfikir ...29
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Concept...30
4.2 Design ...33
4.2.1 Storyboard...33
4.2.2 Struktur Navigasi...56
4.2.3 Perangkat yang Digunakan...57
4.3 Material Collecting ...58
4.4 Assembly ...62
4.5 Testing ...65
4.6 Distribution ...65
xii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
xiii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Kemendikbud...16
Gambar 3.1 : Kerangka Berfikir ...29
Gambar 4.1 : Flowchart Pengajuan Keuangan Negara ...31
Gambar 4.2 : Struktur Navigasi Model Linear ...56
Gambar 4.3 : RPG Maker VX ACE Charater Generator ...59
Gambar 4.4 : Tileset...60
Gambar 4.5 : Sound Effect ...61
Gambar 4.6 : Penyusunan Script untuk membentuk sebuah adegan(scene) ...62
Gambar 4.7 : Layar Pembuka...63
Gambar 4.8 : Pertengahan simulasi, PA menyerahkan DIPA ke KPA...64
xiv DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Deskripsi Konsep... 33
xv DAFTAR LAMPIRAN
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemendikbud merupakan salah satu kementrian Republik Indonesia yang secara umum bertugas untuk mengawasi dan mengatur jalannya pendidikan di Indonesia. Agar fungsi kemedikbud dapat berjalan dengan maksimal maka diperlukan sebuah fungsi pengelolaan keuangan yang baik agar pendanaan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam kementrian tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat berjalan dengan baik bila pengelolaan keuangannya dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab. ( Furqon : 2014 )
Berdasarkan PMK Nomor 190/PMK.095/2012 Pasal 4 ayat 1, “Menteri/Pimpinan Lembaga selaku penyelenggara urusan tertentu dalam pemerintahan bertindak sebagai Pengguna Anggaran (PA) atas Bagian Anggaran yang disediakan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tugas dan kewenangannya tersebut”, Dalam melaksankan anggaran, Menteri selaku PA berwenang menunjuk kepala Satker untuk melaksanakan kegiatan Kementrian Negara/Lembaga sebagai KPA dan menetapkan Pejabat Perbendaharaan Negara Lainnya.
2
transparan, dan bertanggung jawab, serta untuk menunjang tertib administrasi dalam pelaksanaan tata kelola keuangan Negara, maka disusunlah Petunjuk Teknis dan Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Keuangan yang meliputi mekanisme: 1) Pencairan Dana, 2) Pembayaran Gaji, 3) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM), dan 4) Pelaporan Keuangan di lingkungan Balitbang, yang digunakan sebagai pedoman bagi pimpinan, pegawai, dan pemangku kepentingan di lingkungan Balitbang Kemendikbud. ( Furqon : 2014 )
Untuk memudahkan pelaksanaan APBN di lingkungan Satuan Kerja (Satker) maka Petunjuk Teknis dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan Keuangan perlu disosialisasikan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan kuesioner yang dilakukan peneliti terhadap 10 orang Pengelola Keuangan di Balitbang Kemendikbud, sebanyak 20% menyatakan bahwa tingkat ketertarikan pengelola keuangan terhadap sosialisasi pengajuan Dana Kegiatan yang didapatkan dari kemendikbud adalah biasa saja, sedangkan sebanyak 10% menyatakan kurang menarik. Hasil kuesioner lainnya menunjukkan bahwa sebanyak 20% menyatakan bahwa masih ragu-ragu dalam tingkat pemahamannya terhadap mekanisme Dana Kegiatan. Sedangkan 100 % responden setuju jika Kemendikbud menggunakan media baru yang inovatif dan berbeda dalam proses sosialisasinya dan sebanyak 100% responden setuju jika sosialisasi pengajuan Dana Kegiatan menggunakan aplikasi komputer yang berbasis aplikasi.
3
terhadap Pengelola Keuangan. Cakupan materi dalam Diklat tersebut bersifat tidak menyeluruh. Penyelenggaraan Diklat membutuhkan dana yang besar, sumber daya manusia, dan waktu yang tidak sebentar. Dengan menggunakan Aplikasi komputer dapat memudahkan pemahaman materi secara menyeluruh.
Berdasarkan uraian di atas, Penulis akan membuat Panduan Pengajuan Keuangan Negara. Judul yang akan Penulis susun yaitu “Aplikasi Panduan Pengajuan Keuangan Negara Metodologi Pengembangan Multimedia Versi Luther-Sutopo ( Studi Kasus: Kemendikbud )”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dibutuhkan sebuah panduan untuk mejelaskan cara pengajuan Keuangan. Adapun masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan membuat aplikasi panduan yang tepat agar dapat menarik minat dan lebih meningkatkan pemahaman para Pengelola Keuangan mengenai tata cara Pengajuan Dana Kegiatan? 2. Bagaimana aplikasi panduan yang berbasis teknologi komputer yang
tepat dapat membantu para Pengelola Keuangan dalam pemahaman mereka mengenai tata cara Pengajuan Dana Kegiatan?
1.3 Batasan Masalah
4
1. Pengajuan Keuangan yang dipanduankan berada di lingkungan Balitbang Dikbud.
2. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian adalah RPG Maker VX ACE.
3. Panduan Pengajuan Dana Kegiatan ini merupakan simulasi dari Pengajuan Dana Kegiatan di lingkuangan Balitbang Kemendikbud. 4. Metode Pengembangan Sistem yang penulis gunakan adalah metodologi
pengembangan multimedia versi Luther-Sutopo. Berikut adalah tahapannya:
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat aplikasi panduan yang mudah digunakan dan dipahami, serta menarik dalam mempelajari tata cara Pengajuan Dana Kegiatan.
5 1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat penelitian bagi penulis
1. Memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk meyelesaikan studi Stratat 1 (S-1) Teknik Informatika.
2. Untuk mengetahui sejauh mana fleksibilitas yang dapat dicapai dengan penggunaan RPG Maker VX ACE dalam membuat panduan.
3. Penulis dapat lebih memahami cara pengajuan Keuangan Negara di Kemendikbud.
1.5.2. Bagi Pengguna
1. Memudahkan Pengelola Keuangan untuk mengetahui mekanisme Pengajuan Keuangan Negara.
2. Memberikan pengalaman yang lebih menarik dan mudah dalam memahami prosedur Pengajuan Dana Kegiatan.
6 1.5.3. Bagi universitas
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. 2. Sebagai bahan referenasi tambahan untuk perpustakaan
tentang fleksibilitas RPG Maker VX ACE dan kegunaannya dalam menpanduankan Pengajuan Keuangan Negara.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan penelitian ini diperlukan berbagai macam informasi pendukung. Adapun teknik pengumpulan data dalam dalam pembuatan skripsi ini adalah:
1. Studi Pustaka
Menurut Ade Achmad Amisena (2013) metode Studi Pustaka dapat dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori literatur melalui media cetak (buku, majalah, artikel) maupun media elektronik (internet) yang berhubungan dengan objek kerja praktek sebagai landasan dasar dalam penelitian yang terlampir dalam daftar pustaka.
2. Studi Literatur
7
berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya baik dari jurnal, makalah, skripsi, dan seminar yang berkaitan dengan tema ini.
3. Metode Wawancara
Faris Biladi salam skripsinya (2013) menjelaskan bahwa pengumpulan data dengan Metode Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka langdung dengan dengan orang yang diwawancarai atau para ahli dibidangnya. Dalam metode ini penulis melakukan proses tanya jawab secara langsung terhadap pihak yang terkait yaitu pihak PPK Dikbud sebagai pihak yang telah membantu penulis dalam meembuat penelitian ini.
4. Observasi
8 1.6.2. Metode pengembangan sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah Metodologi pengembangan multimedia versi Luther-Sutopo. Adapun tahapan-tahapan pada proses metode pengembangan sistem menggunakan metodologi ini adalah ( Iwan: 2010 ) :
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyajikan tulisan ini menjadi beberapa bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
9
seperti Istilah dalam prosedur Pengajuan Keuangan Negara, serta software yang digunakan dalam perancangan aplikasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode yang digunakan penulis dalam merancang dan membuat aplikasi panduan Pengajuan Keuangan Negara, diantaranya metode pengumpulan data dan metode pengembangan aplikasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tahapan-tahapan dalam pembuatan aplikasi panduan Pengajuan Keuangan Negara. Pada bab ini juga ditampilkan tampilan dari aplikasi yang dibuat dan tahap opembuatan aplikasi sesuyai dengan metodologi yang Penulis gunakan.
BAB V PENUTUP
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Berikut adalah daftar pengertian jabatan dalam pengelola keuangan kemendikbud:
a) DIPA
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksana APBN.
b) PA
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementrian Negara/Lembaga.
c) KPA
11 d) KPPN
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara adalah instansi vertical Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari BUN untuk melaksanakan sebagian fungsi BUN.
e) PPK
Pejabat Pembuat Komitmen adalah yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tundakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
f) BUN
Bendahara Umum Negara adaah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi BUN.
g) PPSPM
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.
h) BP
12 usahakan, dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementrian Negara/Lembaga.
i) SPP
Surat Permintaan Pembayaran adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/BP.
j) Satker
Satuan Kerja adalah unit organisasi lini Kementrian/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan Kementrian Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran.
k) SPM
13 l) SP2D
Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat perintah yangditerbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk pelakanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
2.2 Sistem
Menurut A.D. Hall dan R.E. Fagen Sistem adalah kumpulan objek yang atributnya saling berhubungan. Sistem terdiri dari tiga bagian yaitu objek, relasi, dan atribut. Objek adalah bagian atau komponen dari sistem. Relasi adalah adalah apa yang menghubungkan sistem menjadi satu bagian. Sedangkan atribut adalah properti dari objek.
2.3 Kemendikbud
14 Pada saat ini merupakan era reformasi Kemendikbud dengan visi, misi, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi seperti pada penjelasan berikut.
2.14.1. Visi
Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan dan Kebudayaan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas dan Berkarakter Kuat.
2.14.2. Misi
1. Meningkatkan KETERSEDIAAN layanan pendidikan dan kebudayaan;
2. Memperluas KETERJANGKAUAN layanan pendidikan dan kebudayaan;
3. Meningkatkan KUALITAS layanan pendidikan dan kebudayaan;
4. Mewujudkan KESETARAAN dalam memperoleh layanan pendidikan dan kebudayaan;
5. Menjamin KEPASTIAN / KETERJAMINAN memperoleh layanan pendidikan;
15 2.14.3. Tugas dan Fungsi
Tugas : Menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan dan
kebudayaan dalam Pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Fungsi :
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan Kebudayaan;
2. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di daerah;
5. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
2.14.4. Struktur Organisasi
16 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kemendikbud
2.4 Definisi Simulasi
Simulasi adalah imitasi dari sebuah operasi yang berdasarkan proses dalam dunia nyata (J. Banks, J. Carson, B. Nelson, D. Nicol : 2001). Sedangkan Menurut Ade Achmad Amisena 2013 simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkaian elektronika dan mengeksekusi software tersebut sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan/menyerupai sistem nyata (realitas) tertentu untuk tujuan mempelajari (behavior) sistem, pelatihan (training), atau permainan (gamming) yang
17 2.5 Literatur Sejenis
Penelitian yang berkaitan dengan panduan dilakukan oleh Ade Achmad Amisena (2013) berjudul “Simulasi Prosedur Pencoblosan Pada Pilgub Berbasis Virtual Reality Dengan Teknik Collision Detection dan Biped-Character Rigging”. Simulasi ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak 3D Studio Max; Unity3D; Google SketchUp; Adobe Photoshop CS3; Corel Video Studio.
2.6 Definisi Perangkat Lunak
Perangkat Lunak (Software) adalah program komputer yang terasosiasi dengan dokumentasi perangkat lunak seperti dokumentasi kebutuhan, model desain, dan cara penggunaan. (Shalahuddin, M. Dan Rosa A.S. 2013)
2.7 Character Sprite
Sprite adalah objek grafis bitmap dua dimensi yang bisa berupa gambar statis atau animasi yang terintegrasi ke dalam sebuah adegan.
Pada awal penggunannya spriting adalah metode untuk menggabungkan bitmap yang berbeda sehingga menjadi seperti satu bagian dalam sebuah layar. Dengan semakin berkembangnya gadget dan semakin popularnya video game maka penggunaan sprite menjadi semakin umum.
2.8 Bitmap
18 2.9 Alat Pengembangan Sistem
2.9.1 RPG Maker VX ACE
2.9.1.1 Pengertian
RPG Maker VX ACE adalah sebuah program untuk mengembangkan game RPG, yang dibuat oleh Enterbrain. RPG Maker diciptkan oleh Nicholas Tong dan dirilis pertama kali di Jepang, lalu di Asia Timur, Amerika Utara, Eropa, dan Australia.
Dalam program ini terdapat map editor yang berbasis tile set, sedangkan untuk event yang terjadi dalam program
menggunakan bahasa scripting sederhana. Terdapat juga tileset dan karakter dasar yang sudah terdapat dalam program yang dapat langsung digunakan untuk membuat panduan. Tileset, Karakter, dan grafik dapat di buat sendiri oleh pengguna dan di masukkan ke dalam RPG Maker.
2.9.1.2 Sejarah
19 (3) RPG Maker 2003, (4) RPG Maker XP, (5) RPG Maker VX, dan yang terbaru adalah (6) RPG Maker VX Ace.
RPG Maker VX ACE di rilis pada 11 desember 2011 dan merupakan pengembangan dari RPG Maker VX.
2.10 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi Pengembangan Multimedia versi Luther-Sutopo. Metode ini memiliki 6 tahap, yaitu (1) Concept, (2) Design, (3) Material Collecting, (4) Assembly, (5) Testing, (6) dan Distribution :
2.10.1 Concept
Tahap ini adalah tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program. Tujuan dan pengguna akhir program berpengaruh pada nuansa multimedia sebagai pencerminan dari identitas organisasi yang menginginkan informasi sampai pada pengguna akhir. Karakteristik pengguna termasuk kemampuan pengguna juga perlu dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi pembuatan desain.
2.10.2 Design
20 diperlukan lagi, cukup mengenakan keputusan yang sudah ditentukan pada tahap ini. Meskipun demikian, pada praktiknya, pengerjaan proyek pada tahap awal masih akan sering mengalami perubahan bahan atau pengurangan bagian aplikasi, atau perubahan-perubahan lain.
2.10.3 Material Collecting
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan-bahan tersebut, antara lain, gambar clip art, foto, animasi, video, audio, dan lain-lain yang dapat diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada pihaklain sesuai dengan perancangannya. Tahap ini dapat dikerjakan secara parallel degnan tahap penyusunan. Namun, pada beberrapa kasus tahap Material Collecting dan tahap Assembly dikerjakan secara linear dan tidak parallel.
2.10.4 Assembly
Tahap penyusunan adalah tahap pembuatan semua objek atau bahan multimedia. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap desain, seperti storyboard, bagan alir, dan/atau struktur navigasi.
2.10.5 Testing
21 pengujian alpha yang pengujiannya dilakukan oleh pembuat atayu lingkungan pembuatnya sendiri. Setelah lolos dari pengujain alpha, pengujian beta yang melibatkan pengguna akhir akan dilakukan.
2.10.6 Distribution
Pada tahap ini aplikasiakan disimpan dalam suatu media penyimpanan . jika media penyimpanan tidak cukup untuk menmpung aplikasinya. Kompresi terhapada aplikasi tersebut akan dilakukan.
2.11 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dapat menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai referensi atau pertimbangan dalam sebuah proses penelitian. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder) ( Edin S. Djatikusuma, Wanda Getrycia : 2013 ). Ada empat teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu Observasi, wawancara, studi literatur, dan studi pustaka.
2.11.1. Observasi
22 Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
1. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
2. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
3. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. 4. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan
reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
23 tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi.
2.11.2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
24 dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
2.11.3. Studi Literatur
Studi Literatur merupakan teknik pengumpulan data melalui berbagai macam penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan.
2.11.4. Studi Pustaka
25
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.1.1 Studi Pustaka
Dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori literatur melalui
media cetak (buku, majalah, artikel) maupun media elektronik (internet) yang berhubungan dengan objek kerja praktek sebagai landasan dasar
dalam penelitian yang terlampir dalam daftar pustaka.
3.1.2 Studi Literatur
Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi sejenis dari
berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian
yang berkaitan dengan panduan dilakukan oleh Ade Achmad Amisena
(2013) berjudul “Panduan Prosedur Pencoblosan Pada Pilgub Berbasis
Virtual Reality Dengan Teknik Collision Detection dan Biped-Character Rigging”. Panduan ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak 3D Studio Max; Unity3D; Google SketchUp; Adobe Photoshop CS3; Corel
Video Studio.
3.1.3 Observasi
Penulis mengumpulkan informasi dan data dengan meninjau secara
langsung di Kemendikbud dan nmelakukan survei menggunakan kuesioner..
26
3.1.4 Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada calon pengguna sistem ini
yaitu PPK Balitbang Kemendikbud.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu metodologi
Pengembangan Multimedia versi Luther-Sutopo. Langkah yang peneliti lakukan
dalam tahap pengembangan sistem adalah sebagai berikut:
3.2.1 Concept
Pada tahap ini penulis menganalisa tingkat kebutuhan dari dibuatnya
sistem ini. Hal yang dianalisa oleh penulis adalah apa yang perlu
dipanduankan, Setelah ditentukan tujuan dari panduan ini maka peneliti
menentukan dimulai dari mana dan di mana berakhirnya kejadian yang akan
dipanduankan.
3.2.2 Design
Dalam fase ini, calon pengguna berinteraksi dengan penulis untuk
mengembangkan model dan prototype dari sistem ini termasuk apa yang
diproses oleh sistem ini serta input dan outputnya. User design dalam proses interaktif yang dilakukan secara terus menerus memungkinkan
calon pengguna untuk mengerti, memodifikasi, dan menyetujui sistem yang
27
3.2.3 Material Collecting
Dalam tahap ini penulis membuat karakter , Selain karakter penulis
juga mengambil asset untuk di impor ke dalam program RPG Maker VX
ACE.
3.2.4 Assembly
Dalam tahap ini penulis membuat panduan dengan menggunakan
RPG Maker VX ACE.
3.2.5 Testing
Tahap dimana peneliti peneliti melakukan pengujian terhadap
panduan yang sudah dibuat, Jika ditemukan panduan tidak berjalan dengan
semstinya maka akan dikoreksi.
3.2.6 Distribution
Dalam tahap ini penulis menghasilkan program *EXE yang dapat di
install.
3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dilakukan dari 20 Oktober 2014 sampai 26 November
28
3.4 Perangkat Penelitian
Perangkat penelitian antara lain berupa perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras yang digunakan adalah komputer. Sedangkan perangkat lunak
adalah sistem operasi serta berbagai macam jenis perangkat lunak ( software ) yang mendukung pembuatan sistem ini.
Lingkungan perangkat keras dan perangkat lunak yang penulis gunakan
sebagai alat pendukung pembuatan sistem ini adalah:
3.4.1 Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah Notebook dengan prosessor Intel Core i3-2330M, memori 4GB, Hardisk 750 GB.
3.4.2 Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian adalah RPG Maker
VX ACE, Mozilla Firefox, dan Google Chrome. Sistem operasi yang
29
3.5 Kerangka Berfikir
Penelitian ini melalui tahap-tahap kegiatan yang tertuang dalam kerangka
berpikir meliputi metode pengembangan sistem.
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir Start
Observasi Wawancara Studi Pustaka Studi Literatur Kuesioner Identifikasi Masalah
Concept
Design
Assembly
Testing Berhasil
Evaluasi
End
30 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dijelaskan secara detail dan terperinci mengenai sistem
yang akan penulis implementasikan dengan menerapkan metodologi penelitian
yang telah diuraikan pada bab III.
4.1 Concept
Dalam tahap ini penulis melakukan analisa kebutuhan. Hal yang dianalisa
oleh penulis adalah apa saja yang perlu disimulasikan dalam aplikasi, Setelah
diketahui maka penulis menentukan dimulai dari mana dan di mana berakhirnya
aplikasi. Visualisasi yang dikembangkan adalah pemaksimalan teknologi
Komputer dalam proses panduan pengajuan keuangan negara sehingga dapat
mudah dimengerti oleh pengelola keuangan.
32 Panduan dilakukan dengan menggabungkan unsur teks, animasi, gambar,
dan suara yang dikemas dalam satu bentuk scene. Panduan dibuat dengan dengan
menggunakan rpg Maker VX ACE, panduan yang sudah dibuat di konversi ke
dalam bentuk .exe. Panduan akan terinstall dalam suatu computer jika file .exe
tersebut jika di klik dua kali. File tersebut dapat dijalankan walau tanpa RPG VX
ACE terinstall pada computer.
Untuk file-file penunjang pembuatan panduan ini sudah disediakan dalam
program RPG Maker VX ACE, character generation tersedia untuk membuat
berbagai macam sprite actor dan wajahnya. Sedangkan untuk bentuk gedung,
tembok, lantai, dan lingkungan juga sudah disediakan dalam bentuk tileset.
Begitu pula dengan file audio seperti music dan efek suara yang semuanya sudah
tersedia dalam program ini.
Panduan ini terdiri dari banyak scene, scene tersebut saling terhubung satu
sama lain dalam unsur ceritanya. Sehingga akan menghasilkan sebuah Scene utuh
yang berfungsi untuk mensosialisasikan tata cara pengajuan keuangan negara.
Pada setiap dialog / instruksi pengguna dapat membacanya dengan santai dan
tidak terburu-buru karena untuk berjalan menuju dialog berikutnya pengguna
harus menekan tombol enter.
Berdasarkan konsep multimedia yang akan dikembangkan, penulis harus
33 Tabel 4.1 Deskripsi Konsep
Judul : Panduan Pengajuan Keuangan Negara
Audiens : Pengelola Keuangan
Image : Aktor dibuat dengan menggunakan character generator dalam RPG Maker.
Gedung, tembok, lantai dibuat sudah disediakan dalam RPG Maker VX ACE dalam bentuk tileset.
Audio : Instrumen dan sound effect yang sudah disediakan oleh Rpg Maker
VXACE .
Durasi : 15 menit
Animasi : Animasi pergerakan karakter dibuat dengan menggunakan script
yang sudah disediakan oleh RPG Maker VX ACE
Interaktivitas : pengguna dapat menekan enter untuk menuju scene dan dialog
berikutnya.
Hasil dari pengembangan konsep adalah judul, deskripsi, dan tujuan dari sebuah
sistem.
4.2 Design
Untuk menggambarkan perancangan dari tiap-tiap scene , perancangan
storyboard untuk tahap ini harus dibuat.
4.2.1 Storyboard
Gambaran dari scene, bentuk visual perancangan,maudio, durasi,
34 storyboard. Hasil dari perancangan storyboard akan menjadi acuan dalam
pembuatan tampilan pada setiap implementasi.
Storyboard pada scene awal adalah halaman pembuka, selanjutnya
adalah scene untuk menu utama atau scene dari seluruh topic yang akan
ditampilkan dalam keseluruhan panduan. Ada juga scene-scene lain -.
Perancangan soryboard secara ringkas untuk tiap scene dapat ilihat pada
table 4.2.
Tabel 4.2 Storyboard Ringkas
Scene 1 : Menu
Scene 2 : Scene opening
Scene 3 : Scene PA mengirim surat undangan ke KPA
Scene 4 : PA menyerahkan DIPA ke KPA
Scene 5 : Scene KPA membuat undangan ke PPK
Scene 6 : Scene KPA menyerahkan DIPA ke PPK
Scene 7 : Scene PPK mempelakjari DIPA dan menyusun Surat Permohonan
Permintaan Dana
Scene 8 : Scene PPK menyerahkan surat oermintaan dana ke KPA
Scene 9: Scene KPA menugaskan stafnya membuat Surat Permohonan
Dispensasi Persetujuan, Scene ini berupa monolog.
Scene 10 : Scene KPA memerintahkan Pengelola KEuangan untuk menyerahkan
35 Scene 11 : Scene Pengelola Keuangan menyerahkan Surat Permohonan
Dispensasi Persetujuan ke KPPN.
Scene 12 : Scene PPK membuat SPP.
Scene 13 : Scene PPK menyerahkan SPP ke PPSPM
Scene 14: Scene PPSPM memerintahkan Pengelola Keuangan untuk ke KPPN
menyerahkan SPM
Scene 15 : Scene Pengelola Keuangan menyerahkan SPM ke KPPN
Scene 16 : Scene Pengelola Keuangan mengambil SP2D di KPPN
Scene 17 : Scene Pengelola Keuangan menyerhakan SP2D ke Staf Administrasi
di ruang Pembukuan
Scene 18 : Scene BP mengambil uang di Bank
Scene 19 : Scene BP membagikan uang ke Ketua Kegiatan
Scene 20 : Scene BP menyerahkan Kwitansi ke Staf Administrasi di ruang
Pembukuan
Scene 21 : Scene PPK memyususn surat Permintaan Dana
Scene 22 : Scene PPI menyerahkan Surat Permintaan Dana ke KPA
Scene 23: Scene KPA menyerahkan surat Permohonan Dispensasi Persetujuan k
ke KPPN
36 Pada scene 3, 5, 7, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 22 terdapat sub-scene yang
berfungsi untuk menjelaskan jalan cerita dari scene sebelumnya, seperti subscene
3.1, 5.1, 7.1, 11.1, 13.1, 15.1, 17.1, 18.1, 19.1, 20.1 dan seterusnya.
Storyboard ringkas seperti di atas belum dapat menggambaran keseluruhan isi
proyek. Oleh karena itu, storyboard yang lengkap seperti tabel 4.3 harus dibuat.
Tabel 4.3 Storyboard Lengkap
Scene Visual Link Sound
1
Scene menu adalah scene awal yang pertama kali
muncul saat program dijalankan. Layar ini adalah
scene pengantar untuk masuk ke panduan. Pada
Layar ini terdapat 3 pilihan yaitu Mulai, Lanjutkan,
dan Selesai. “Mulai” akan memulai panduan.
“Lanjutkan” berfungsi untuk melanjutkan panduan
di tempat pengguna melakukan save. “Selesai”
37 2
Scene Opening berisi sambutan terhadap pengguna
dan menjelasan apa fungsi dari program ini. Scene
ini juga memberikan informasi tentang scene
selanjutnya, yaitu PA yang berencana untuk
memanggil KPA dan menyerahkan DIPA. Untuk
itu maka PA harus memerintahkan stafnya untuk
membuat surat Undangan kepada KPA.
3
Dalam Scene ini PA akan berjalan menghampiri
staf PA dan memerintahkan stafnya untuk membuat
38 DIPA.
3.1
Dalam Scene ini terdapat monolog yang
menjelaskan bahwa surat Undangan terhadap KPA
sudah dibuat dan diletakkan di ruang KPA.
Selanjutnya KPA membaca surat tersebut dan
bergegas untuk menemui PA.
39 4
Pada Scene 4 KPA bertemu dengan PA untuk
penyerahan DIPA.
5
Dalam scene ini terdapat monolog bahwa KPA
segera kembali ke ruangannya dan memerintahkan
stafnya untuk membuat surat Undangan untuk PPK
40 5.1
Dalam scene ini terdapat monolog bahwa surat
Undangan untuk PPK telah selesai dibuat dan
diletakkan dirung PPK. Sleanjutnya PPK membaca
tersebut dan bergegas menemui KPA.
6
41 7
Dalam Scene ini PPK kembali ke ruangannya untuk
mempelajari DIPA.
7.1
Scene 7.1 merupakan monolog yang menjelaskan
bahwa tugas PPK dalam mempelajari DIPA adalah
merencanakan kegiatan dan menyusun rencana
permintan dana untuk diserahkan ke KPA. Pada
akhir scene terdapat monolog oleh PPK yang
berencana untuk segera menuju ruangan KPA
42 8
Dalam Scene ini PPK bertemu dengan KPA. PPK
menyerahkan Surat Permintaan Dana kepada KPA.
Setelah itu PPK akan kembali ke ruangannya
9
Scene ini merupakan monolog yang menjelaskan
tugas KPA untuk membuat Surat permohonan
Dispensasi Persetujuan yang kemudian akan
diserahkan ke KPPN. Selanjutnya akan
43 tanda pengenal khusus ( pengelola Keuangan )
yangdapat mengantarkan surat tersebut ke KPPN.
KPA memiliki waktu satu hari untuk membuat
surat tersebut, selanjutnya surat tersebut akan
diantar oleh Pengelola Keuangan menuju KPPN.
10
Dalam Scene ini BP akan menemui KPA di ruang
KPA dan mendapat tugas untuk menyerahkan Surat
Permohonan Dispensasi Persetujuan Ke KPPN.
44 Dalam awal scene ini akan terdapat monolog yang
menjelaskan bahwa BP menuju ke KPPN yang
berada di kemenkeu untuk menyerahkan Surat
Permohonan Dispensasi Persetujuan. Selanjutnya
BP akan bertemu dengan staf KPPN dan
menyerahkan surat tersebut. Di akhir Scene ini BP
akan kembali ke diknas
11.1
Subscene ini berisi monolog yang
menjelaskanbahwa KPPN memiliki waku paling
lama 3 hari untuk menyetujui Surat Pemohonan
Dispensasi Persetujuan. Setelah surat tersebu
disetujui maka PPK harus segera membuat SPP,
batasan waktu pembuatan SPP adalah 3 paling lama
45 12
Scene ini dibuka dengan monolog yang
menerangkan bahwa PPK akan membuat SPP
setelah mengetahui bahwa Surat Permohonan
Dispensasi Persetujuan telah disetujui. PPK lalu
menyusun SPP di ruangannya.
12.1
Subscene ini berupa monolog yang
memberitahukan bahwa PPK telah selesai
menyusun SPP. Selanjutnya PPK akan
46 13
Dalam scene 13 PPK bertemu dengan PPSPM dan
menyerahkan SPP. Pada akhir scene ini PPK akan
kembali keruangannya.
13.1
Dalam subscene ini PPSPM akan menyerahkan
47 13.1
Dalam subscene ini staf telah selesai memeriksa
SPP dan selanjutnya menerbitkan SPM untuk
ditandatangani oleh PPSPM.
14
Scene ini dimulai dengan monolog yang
menjelaskan bahwa SPM telah ditandatangani oleh
PPSPM. Pengelola Keuangan lalu diperintahkan
oleh PPSPM untuk mengantarkan SPM ke KPPN.
Scene ini ditutup dengan monolog yang
48 KPPN di Kemenkeu.
15
Dalam Scene ini pengelola keuangan menyerahkan
SPM kepada KPPN.
15.1
Subscene 15.1 merupakan monolog yang
menjelaskan setelah SPM dikoreksi oleh KPPN
maka SP2D akan diterbitkan. Batas penerbitan
SP2D adalah satu hari dan akan diambil oleh
49 16.
Dalam scene ini pengelola keuangan mengambil
SP2D di KPPN dan berencana untuk menyerahkan
SP2D ke Staf Administrasi di Ruang Pembukuan
Dikbud. Pada akhir scene ini terdapat monolog
yang menjelaskan bahwa Pengelola Keuangan
menuju Ruang Pembukuan.
17
Dalam Scene ini Pengelola Keuangan menyerahkan
50 17.1
Subscene ini berupa monolog yang menjelaskan
bahwa setelah SP2D dikeluarkan oleh KPPN, maka
KPPN akan mengeluarkan uang kegiatan melalui
rekening bank yang akan diambil oleh BP. Dana
tersebut keluar satu hari sejak SP2D diterbitkan.
18
Scene ini dibuka dengan monolog yang
menjelaskan bahwa BP bertugas untuk mengambil
51 18.1
Dalam subscene ini BP berada di bank untuk
melakukan penarikan dana. Pada akhir scene ini
terdapat monolog yang menjelaskan bahwa BP
akan membagikan dana tersebut kepada para ketua
kegiatan.
19
Dalam scene ini BP membagikan dana kegiatan
kepada para ketua kegiaan untuk dilaksanakan.
52 kegiatan akan melaksanakan tugasnya
masing-masing.
19.1
Subscene ini berupa monolog yang menjelaskan
bahwa pelaksana kegiatan harus menyerahkan
kwitansi hasil penggunaan dana dalam kegiatan
kepada BP.
19.2
Dalam subscene ini terdapat monolog yang
menjelaskan bahwa BP bertugas mengecek kwitansi
53 kwitansi tersebut ke staf administrasi di ruang
pembukuan.
20
Dalam scene ini BP menyerahkan kwitansi kepada staf
administrasi di ruang pembukuan.
20.1
Dalam subscene ini Staf Administrasi melakukan
pembukuan dengan menggunakan aplikasi. Setelah itu
terdapat monolog yang menjelaskan bahwa
pembukuan ini bertujuan agar penggunaan dana dapat
54 mudah.
21
Dalam scene ini akan terdapat monolog yang
menjelaskan bahwa setelah Staf Administrasi
melakukan pembukuan maka proses pengajuan
anggaran kegiatan akan kembali ke tahap dimana PPK
menyusun surat permintaan dana untuk diserahkan ke
KPA.
22
55 dana ke KPA. Selanjutnya KPA akan menerbitkan Surat
Permohonan Dispensasi Persetujuan
23
Dalam scene ini terdapat monolog yang menjelaskan
bahwa Surat Permohonan Dispensasi Persetujuan
kemudian diserahkan ke KPPN untuk disetujui. Proses
terus berjalan seperti sebelumnya sampai seluruh
kegiatan selesai dilaksanakan.
24
Scene ini merupakan scene penutup. Jika ditekan enter
56 4.2.2 Stuktur Navigasi
Gambar 4.2 Struktur Navigasi model linear
Scene 24: Ending
Scene 20.1: Kwitansi dibukukan Scene 21: Surat Permintaan Dana 2 Scene 22: Surat Permohonan Dispensasi
Scene 22: Pengelola Keuangan – KPPN 2 Scene 23: Pengelola Keuangan – KPPN 2
Scene 19.1: Kegiatan selesai Scene 19.2: Pengecekan kwitansi Scene 20: Penyerahan kwitansi ke
Scene 18: Pengambilan uang Scene 18.1: BP di Bank Scene 19: Dana untuk ketua kegiatan
Scene 16: Pengambilan SP2D Scene 17: Penyerahan SP2D ke Scene 17.1: KPPN mengeluarkan uang
Scene 14: Pengelola Keuangan - SPM Scene 15: Penyerahan SPM ke KPPN
Scene 15.1: Penerbitan SP2D
Scene 13.1: Pemeriksaan SPP Scene 13.2: Penerbitan SPM Scene 12: Pembuatan SPP
Scene 12.1: SPP selesai dibuat
Scene 13: Penyerahan SPP Scene 10: Pengelola Keuangan - KPPN
Scene 11: penyerahan SPDP ke KPPN
Scene 11.1: Penyetujuan SPDP Scene 8: Surat Permintaan Dana
Scene 9: Surat Permohonan Dispensasi Scene 6: Penyerahan DIPA ke PPK
Scene 7: PPK mempelajari DIPA
Scene 7.1: DIPA selesai dipelajari Scene 4: PA menyerahkan DIPA Scene 3.1: KPA menerima Surat
Scene 5: Surat Undangan PPK Scene 1: Menu
Scene 2: Opening
57 Struktur navigasi yang digunakan adalah model linear. Gambar
4.1 di atas memperlihatkan struktur navigasi selengkapnya.
Hasil dari perancangan struktur navigasi berupa diagram linear
yang menggambarkan hubungan antar scene.
4.2.3 Perangkat Yang Digunakan
Pada kasus ini, perangka yang digunakan adalah perangkat keras
dan lunak. Perangkat keras yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai
berikut
1. Prosesor Intel Core i3 – 2330M 2.20 GHz
2. Motherboard asus
58 Pada kasus ini perangkat lunak yang memiliki spesifikasi sebagai
berikut:
1. RPG Maker VX ACE
4.3 Material Collecting
Material collecting adalah tahap pengumpulan bahan. Bahan yang
dikumpulkan adalah image atau gambar, audio, background, dan image-image
pendukung lain. Pada praktiknya, tahap ini bia dilakukan secara parallel dengan
tahap assembly.
Semua image dibuat dengan menggunakan RPG Maker VXACE. Untuk
wajah karakter dibuat dengan menggunakan character generator. Pengeditan
wajah dengan menggunaan itur inicukup mendetail diantaranya mencakup bentuk
rambut, bentuk wajah, dan warna mata. Detail pada Character sprite seperti
59 Gambar 4.3 RPG Maker VX ACE Charater Generator
Untuk lingkungan dalam panduan ini baik itu dinding, lantai, dan furnitur
dibentuk dengan menggunakan tileset dalam RPG Maker VX ACE. Jenis tileset
yang disediakan beragam, penulis cukup menentukan tileset mana yang sesuai
60 Gambar 4.4 Tileset
Suara ( sound ) dalam panduan ini didapat dengan memasukkan
Background Music atau Sound effect yang sudah disediakan oeh RPG Maker VX
61 Gambar 4.5 Sound Effect
Scene dalam panduan ini didapat denggan menyusun event sedemikian rupa
sehingga akan membentuk suatu jalan cerita dan adegan. Event dibuat dengan
menggabungkan sejumlah script sampai adegan yang diinginkan oleh penulis
dapat terwujud. Setelah tahap pengumpulan bahan selesai dilakukan perancangan
62 Gambar 4.6 Penyusunan Script untuk membentuk sebuah adegan( scene )
4.4 Assembly
Assembly adalah tahap pembuatan seluruh objek multimedia berdasarkan
perancangan yang telah dibuat sebelumnya.
Mula-mula adegan dibuat dengan penyusunan sejumlah event. Dengan
menyusun script dalam RPG Maker VX ACE penulis dapat menentukan
pergerakan karakter dan dialog sampai membentuk event yang diinginkan. Dalam
menyusun panduan penulis membuat jalan cerita yang utuh untuk kemudian
63 sengaja penulis buat otomatis dengan cara menentukan seluruh pergerakan aktor
utama dan aktor pendukung. Gambar 5.5 sampai 5.7 merupakan contoh tampilan
yang sudah jadi.
64 Gambar 4.6 Pertengahan panduan, PA menyerahkan DIPA ke KPA
65 4.5 Testing
Testing adalah tahap pengujian program jadi. Apabila ada kesalahan,
program akan dibetulkan, dan jika sudah berjalan dengan baik, proses akan
masuk ke tahap selanjutnya, yaitu distribusi.
Pada kasus ini, tahap pengujian dilakukan tidak setelah program jadi
seluruhnya, tetapi dilakukan dalam jarak adegan/scene tertentu atau bisa juga
dilakukan di tengah-tengah proses pembuatan panduan ( assembly ).
4.6 Distribution
Pendistribusian yang dilakukan tergantung pada kapasitas program yang
telah jadi, bisa dalam bentuk data digital atau CD.
Pada kasus ini, setelah program jadi dalam bentuk .exe, program atau
aplikasi disimpan dalam bentuk file digital yang dapat di salin dengna mudah ke
perangkat komputer lainnya. Untuk menginstal program ini cukup mengklik
installer tersebut dan mengikuti prosedur yang ada.
4.7Evaluasi Berdasarkan Kuesioner
Peneliti memberikan kuesioner kepada 10 responden yang terdiri dari
Pengelola Keuangan Balitbang Kemendikbud untuk mengetahui apakah desain
dan kegunaan aplikasi sudah sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pengguna.
66 1. Aplikasi ini tidak ada masalah saat dijalankan
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 8 80%
Netral 1 10%
Tidak Setuju 1 10%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
2. Pengoperasian aplikasi ini tidak rumit
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 1 10%
Setuju 9 90%
Netral 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
67 3. Penggunaan aplikasi ini mudah dimengerti
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 5 50%
Setuju 5 50%
Netral 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
4. Tampilan desain dalam aplikasi ini menarik
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 4 40%
Setuju 6 60%
Netral 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
68 5. Penyajian teks dpat terbaca dan mudah dipahami.
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 6 60%
Setuju 3 30%
Netral 1 10%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
6. Petunjuk penggunaan aplikasi jelas.
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 4 40%
Setuju 5 50%
Netral 1 10%
Tidak Setuju 0 0%
69 7. Animasi yang menjelaskan tahapan proses Tata Cara Pengajuan Dana
Kegiatan menarik dan mudah dipahami.
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 4 40%
Setuju 4 40%
Netral 2 20%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
8. Narasi Jelas.
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 1 10%
Setuju 8 80%
Netral 1 10%
Tidak Setuju 0 0%
70 9. Informasi yang ditampilkan dalam panduan ini mudah dimengerti.
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 6 60%
Setuju 3 30%
Netral 1 10%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
10. Aplikasi ini membantu saya dalam memahamai Tata Cara Pengajuan Dana
Kegiatan.
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 7 70%
Setuju 3 30%
Netral 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
71 11. Aplikasi ini layak dijadikan media baru dalam proses sosialisasi mengenai
Tata Cara pengajuan dana Kegiatan oleh pihak kemedikbud.
Penilaian Responden Responden Presentase
Sangat Setuju 5 50%
Setuju 5 50%
Netral 0 50%
Tidak Setuju 0 50%
72 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan Simulasi Pengajuan Keuangan Negara didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Aplikasi Simulasi Pengajuan Keuangan Negara ini penulis buat dengan menggunakan aplikasi RPG Maker VX ACE, Tata cara Pengajuan Keuangan Negara di ringkas oleh penulis menjadi suatu simulasi yang disampaikan melalui program RPG Maker VX ACE dimana pengguna cukup menjalankan aplikasi untuk mengerti tata tertib pengajuan Keuangan Negara.
2. Aplikasi Pengajuan Keuangan Negara mempermudah pengelola keuangan untuk mengerti tata tertib melakukan pengajuan keuangan, serta menarik untuk dipelajari. Berdasarkan kuesioner evaluasi didapatkan hasil sebanyak 70% responden Sangat Setuju bahwa aplikasi Pengajuan Keuangan Negara membantu dalam memahamai tata cara Pengajuan Dana Kegiatan, sedangkan 30% responden menyatakan Setuju. Selain itu sebanyak 60% responden menyatakan
73
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan. Dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut:
1. Adegan dalam simulasi ini dapat ditambah atau dikurangi agar penyampaian informasin menjadi lebih efisien.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ade Achmad Amisena, 2013. Simulasi Prosedur Pencobolosan pada Pilgub Berbasis Virtual Reality Dengan Teknik Collision Detection dan Biped-Character Rigging. Skripsi Uin Jakarta.
Arthur D. Hall and Robert E. Fagen (1956), "Definition of System", in: General Systems, Vol. 1 (1956). p.18-28; Republished in: Walter Buckley (2008) Systems Research for Behavioral Science: A Sourcebook, p.81-92.
Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital - Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: ANDI.
Deni Dharmatin Alisabri, 2013. Perancangan aplikasi pengamanan media teks menggunakan teknik steganografi metode least significant bit (LSB) pada citra digital berbasis smartphone android. Skripsi UIN Jakarta.
Edin S. Djatikusuma, Wanda Getrycia, 2013 ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Minuman Berisotonik Pocari Sweat”. Jurnal, STIE MDP.
Faris Biladi, 2013. Rancang Bangun Website Sosial Media Islami Berbasis Audio Dengan Fitur Responsive Design dan Konsep Arsitektur Restful. Skripsi UIN Jakarta.
Furqon. 2014. Petubjuk Teknis dan Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Keuangan. Jakarta: Kemendikbud
J. Banks (1999). Discrete-Event Simulation. Paper. Georgia. Kelsper. 2012. Beginner’s Guide to RPG Maker VX Ace.
RPG MAKER VXACE TUTORIAL. www.rpgmakerweb.com/support/products/tutorials ( 1 November 2014 )
Shalahuddin, M. Dan Rosa A.S. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
Kuesioner Penelitian
Saya Geri Muhano (108091000107), Mahasiswa Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang
melakukan penelitian Skripsi yang berjudul “ Simulasi Pengajuan Keuangan
Negara ( Studi Kasus: Kemendikbud) “ .
Dengan ini memohon kesediannya untuk mengisi kuesioner di bawah ini dengan lengkap sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Nama : ________________________
Unit Kerja : ________________________
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar.
1. Seberapa pentingkah sosialisasi Tata Cara pengajuan Dana Kegiatan menurut
anda?
a. Sangat Penting c. Biasa Saja
b. Penting d. Tidak Penting
2. Pernahkan anda memperoleh sosialisasi Tata Cara Pengajuan Dana Kegiatan
secara langsung oleh Kemendikbud mengenai pengajuan Dana Kegiatan?
a. Pernah b. Tidak Pernah
3. Melalui Media apakah anda paling banyak memperoleh informasi mengenai
Tata Cara Pengajuan Dana Kegiatan?
a. Sosialisasi Langsung c. Buku
b. Internet d. Lainnya
4. Seberapa sering anda memperoleh sosialisasi mengenai Tata Cara Pengajuan
Dana Kegiatan?
a. Sering (>6 kali) c. Tidak Sering (1-3 kali)
5. Seberapa besarkah pengaruh sosialisasi Tata Cara Pengajuan Dana Kegiatan terhadap kinerja anda dalam proses pengajuan Dana Kegiatan?
a. Sangat Berpengaruh c. Biasa Saja
b. Cukup Berpengaruh d. Tidak Berpengaruh
6. Hal apa yang biasanya diinformasikan dalam sosialisasi Tata Cara Pengajuan
Dana Kegiatan yang diadakan oleh Kemendikbud?
a. Pencairan Dana
b. Pembayaran Gaji
c. Penerbitan Surat Perintah Membayar
d. Pelaporan Keuangan
7. Seberapa menarik kah sosialisasi mengenai pengajuan Tata Cara Pengajuan
Dana Kegiatan yang anda dapatkan dari Kemendikbud?
a. Menarik c. Kurang Menarik
b. Biasa Saja d. Tidak Menarik
8. Apakah anda sudah mengerti mengenai sudah mengerti Tata Cara Pengajuan
Dana Kegiatan ?
a. Mengerti c. Tidak Mengerti
b. Ragu-ragu
9. Menurut anda, perlukah Kemendikbud mengunakan media baru yang inovatif
dan berbeda dalam proses sosialisasinya?
a. Perlu c. Tidak Perlu
b. Ragu - Ragu
10.Apakah anda setuju jika sosialisasi mengenai Tata Cara Pengajuan Dana
Kegiatan menggunakan aplikasi komputer yang berbasis simulasi?
a. Setuju c. Tidak Setuju
Kuesioner Akhir Penelitian
Saya Geri Muhano (108091000107), Mahasiswa Teknik Informatika Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan
penelitian.
Dengan ini memohon kesediannya untuk mengisi kuesioner di bawah ini
dengan lengkap sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan. Atas kesediaan
dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Nama : _________________________
Unit Kerja : _________________________
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar
No Pernyataan Sangat
Setuju
1. Aplikasi tidak ada masalah Saat Dijalankan.
2. Pengoperasian aplikasi ini tidak rumit.
4 Tampilan desain dalam aplikasi ini menarik.
5. Penyajian teks dapat terbaca dan mudah dipahami.
6. Petunjuk Penggunaan Aplikasi
jelas.
7. Animasi yang menjelaskan
tahapan proses Tata Cara Pengajuan Dana Kegiatan menarik dan mudah dipahami..
8. Narasi jelas.
9. Informasi yang ditampilkan
dalam simulasi ini mudah dimengerti.
10 Aplikasi ini membantu saya
dalam memahami tata cara Pengajuan Dana Kegiatan.
11
Aplikasi ini layak dijadikan media baru dalam proses sosialisasi mengenai Tata Cara Pengajuan Dana Kegiatan oleh
1. Seberapa pentingkah sosialisasi tata cara pengajuan Dana Kegiatan menurut anda?
Jawaban Responden Persentase
Sangat Penting 9 90% disimpulkan bahwa, presentase tertinggi sebesar 90% responden menganggap bahwa sosialisasi tata cara Pengajuan Dana Kegiatan adalah sangat penting.
2. Pernahkan anda memperoleh sosialisasi secara langsung oleh
Kemendikbud mengenai pengajuan Dana Kegiatan?
Jawaban Responden Persentase
Pernah 9 90%
Tidak Pernah 1 10%
Total Responden 10 100%
3. M elalui Media apakah anda paling banyak memperoleh informasi mengenai pengajuan Dana Kegiatan?
Jawaban Responden Persentase
Sosialisasi Langsung 9 90%
Internet 1 10%
Buku 0 0%
Lainnya 0 0%
Total Responden 10 100%
Berdasarkan hasil jawaban pada kuesioner di atas dapat disimpulkan bahwa, presentase tertinggi sebesar 90% responden Lebih banyak memperoleh informasi mengenai Pengajuan Dana Kegiatan melalui sosialisasi langsung..
4. Seberapa sering anda memperoleh sosialisasi mengenai Tata Cara
Pengajuan Dana Kegiatan?
Jawaban Responden Persentase
5. Seberapa besarkah pengaruh sosialisasi Tata Cara Pengajuan Dana Kegiatan terhadap kinerja anda dalam proses pengajuan Dana Kegiatan?
Jawaban Responden Persentase
Sangat Berpengaruh 8 80% disimpulkan bahwa, presentase tertinggi sebesar 80% responden menganggap bahwa sosialisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja responden dalam proses Pengajuan Dana Kegiatan..
6. Hal apa yang biasanya diinformasikan dalam sosialisasi pengajuan Dana
Kegiatan yang diadakan oleh Kemendikbud?
Jawaban Responden Persentase
7. Seberapa menarik kah sosialisasi mengenai pengajuan Dana Kegiatan yang anda dapatkan dari Kemendikbud?
Jawaban Responden Persentase
Menarik 7 70% disimpulkan bahwa, presentase tertinggi sebesar 70% responden menganggap bahwa sosialisasi tata cara Pengajuan Dana Kegiatan yang dilakukan pihak Kemendikbud dinilai menarik.
8. Apakah anda sudah mengerti Tata Cara Pengajuan Dana Kegiatan ?
Jawaban Responden Persentase
Mengerti 8 80%
Ragu-ragu 2 20%
Tidak Mengerti 0 0%
Total Responden 10 100%
Berdasarkan hasil jawaban pada kuesioner di atas dapat disimpulkan bahwa, presentase tertinggi sebesar 80% responden mengerti tata cara Pengajuan Dana Kegiatan.
9. Menurut anda, perlukah Kemendikbud mengunakan media baru yang
inovatif dan berbeda dalam proses sosialisasinya?
Jawaban Responden Persentase
Perlu 10 100%
Ragu-ragu 0 0%
Tidak Perlu 0 0%
Berdasarkan hasil jawaban pada kuesioner di atas dapat disimpulkan bahwa, presentase tertinggi sebesar 100% responden merasa bahwa pihak Kemendikbud perklu menggunakan media baru yang inovatif dan berbeda dalam proses sosialisasi tata cara Pengajuan Dana Kegiatan.
10. Apakah anda setuju jika sosialisasi mengenai pengajuan Dana Kegiatan menggunakan aplikasi komputer yang berbasis simulasi?
Jawaban Responden Persentase
Setuju 10 100%
Ragu-ragu 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
Total Responden 10 100%