KONSEP PERJUANGAN TUNKU ABDUL RAHMAN TENTANG
KEMERDEKAAN MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
DI NEGARA MALAYSIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memperoleh Gelar Sarjana
Syariah (S.Sy)
Oleh :
Abdul Mun’im bin Alias
N I M : 1111045200017
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
iv
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 1436 H / 2015 M, viii
+ 62 halaman.
Masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana pemikiran politik, peran dan
perjuangan Tunku Abdul Rahman dalam proses memperjuangkan kemerdekaan
Malaysia dalam perspektif Islam di Negara Malaysia. Tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui keterlibatan Tunku Abdul Rahman dalam mewujudkan
kemerdekaan Malaysia dan bagaimana pandangannya menurut perpsektif Islam.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (
Library
Research
), yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang berasal
dari baik berupa buku-buku, jurnal, ensiklopedi, maupun internet yang berkaitan
dengan tema pembahasan. Penulis juga melakukan wawancara untuk melengkapi
penelitan skripsi ini .Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kerterlibatan politik Tunku Abdul
Rahman dalam menjalankan
kemerdekaan Malaysia tampak dari kepemimpinannya
di UMNO. Di dalam posisi ini, berbagai kebijakan yang dilakukan Tunku dalam
menuntut kemerdekaan Malaysia dari pihak Inggri. Pemikiran Tunku Abdul Rahman
tentang kemerdekaan Malaysia dibagi menjadi dua aspek yaitu, dari sudut politik dan
dari sudut perjuangan. Pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dalam perspektif fiqih
siyasah tidak terlalu berbeda karena Tunku Abdul Rahman dalam menjalankan
pemerintahannya di Malaysia berbasiskan pada syariat Islam, segaris dengan praktis
politik Islam terdahulu
Kata kunci
: Konsep Perjuangan Tunku Abdul Rahman, Kemerdekaan
Malaysia.
Pembimbing
: Dr. Khamami Zada, M.A.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat tak terhingga jumlahnya kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAWpara keluarga, sahabat, dan mereka semua
yang telah berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid di atas muka bumi ini
menuju kebahagiaan hakikibaik di dunia maupun di akhirat.
Alhamdulilah
, berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Adanya kritikan dan masukan
yang sangat berarti diperlukan penulis untuk dapat lebih menyempurnakan dan
memperbaiki agar penyajian skripsi ini lebih baik.
Menyelesaikan skripsi ini tentu banyak rintangan dan halangan yang penulis
hadapi. butuh kerja keras untuk menyelesaikan skripsi, penulis paham bahwa dalam
mengejarkan skripsi bukan perkara yang mudah karena butuh ketelitian dan kemauan
yang tinggi. Tetapi bersyukur alhamdulillah, semua itu bisa diatasi berkat motivasi
yang diberikan oleh semua pihak yang membantu dan memberikan dukungan tiada
henti kepada penulis. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang selalu mengasihi dan menyayangi kalian, di mana kalian berada. Amin.
Rasa terima kasih ingin penulis ucapkan kepada :
1.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu Dekan.
3.
Ibu Sri Hidayati, M.Ag, sekretaris Program Studi Jinayah Siasah Jurusan Siyasah
Syar’iyah.
4.
Bapak Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA, Dosen Penasehat Akademik.
5.
Bapak Dr. Khamai Zada, MA, Dosen pembimbing yang sangat penulis hormati,
dengan sangat sabar dan keikhlasan beliau membimbing penulis.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7.
Keluarga saya, ayahanda Dato' Alias Bakar dan ibunda Datin Norhayati yang
senantiasa mendoakan penulis, memberikan kasih sayang, dan motivasi kepada
penulis. Tak lupa untuk adik-adik dan seluruh keluarga besar.
8.
Kepada istriku tercinta Justiyati Mohd Zuki yang selalu memberikan dukungan
dan semangat kepada penulis, serta bapak mertua Mohd Zuki Asujjak bin Shafie
dan ibu mertua Sebakyah binti Natu Khan.
9.
Kepada klub UMNO dan teman-teman mahasiswa dari Malaysia.
10.
Sahabat Lisna Alvia dan Siti Herawati yang sudah menjadi sahabat terbaik dalam
menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11.
Teman-teman seperjuangan SJS khususnya jurusan Ketatanegaraan Islam
angkatan 2011 dan teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok PENA
2014.
vii
disebutkan. Akan tetapi, penulis berdo’a semoga agar kebaikan dan ketulusan
kalian dibalas oleh Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat untuk para pembaca
umumnya dan penulis khususnya.
Ciputat, 28 Agustus 2015
viii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMING ...
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...
iii
ABSTRAK ...
vi
KATA PENGANTAR ...
v
DAFTAR ISI ...
viii
BAB I
PENDAHULUAN ...
1
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah...
5
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
5
D.
Studi Terdahulu ...
6
E.
Metode Penelitian ...
9
F.
Sistematika Pembahasan ...
11
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG MALAYSIA ...
12
A.
Sejarah Awal Penjajahan Inggris di Malaysia ...
13
B.
Perkembangan Politik dan Sistem Pemerintahan Malaysia
15
1.
Masa Penjajahan Inggris ...
16
2.
Masa Menuju Kemerdekaan ...
18
ix
BAB III
BIOGRAFI TUNKU ABDUL RAHMAN ...
25
A.
Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman ...
26
B.
Latar Belakang Pendidikan Tunku Abdul Rahman ...
28
C.
Perjalanan Karir dan Keterlibatan Politik Tunku Abdul
Rahman ...
31
BAB IV
PEMIKIRAN TUNKU ABDUL RAHMAN TENTANG
KEMERDEKAAN MALAYSIA ...
37
A.
Konsep Tunku Abdul Rahman Tentang Kemerdekaan
Malaysia ...
38
B.
Perjuangan Tunku Abdul Rahman Mempersiapkan Kemerdekaan
Malaysia ...
46
C.
Kritik Atas Kemerdekaan Tunku Abdul Rahman ...
48
D.
Perspektif Islam Tentang Perjuangan Kemerdekaan Tunku
Abdul Rahman ...
50
1.
Bentuk Pemerintahan Demokrasi dan Nasionalisme ....
50
2.
Bentuk Negara Federasi ...
51
3.
Persatuan Malaysia...
53
BAB V
PENUTUP ...
55
A.
Kesimpulan ...
55
B.
Saran ...
57
DAFTAR PUSTAKA ...
59
1
A.
Latar Belakang Masalah
Malaya adalah sebuah wilayah yang terletak di pertengahan Asia Tenggara.
Sejak awal abad keenam belas masehi, Malaya pernah dijajah oleh tiga pengusaha
besar yang terdiri dari Belanda, Portugis, dan Inggris. Di antara tiga kolonial besar
itu, Inggris telah menjajah Malaya dalam kurun waktu yang lebih lama, yaitu mulai
akhir abad kedelapan belas hingga pertengahan abad kedua puluh Masehi. Setelah
lama dijajah Inggris, muncul semangat nasionalisme dikalangan masyarakat dan pada
tahun 1957 Malaya berhasil mencapai kemerdekaan dari Inggris.
1Pencapaian ini
tidak terlepas dari keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya.
Ketika Malaya sedang menghadapi zaman penjajahan, beberapa orang tokoh
politik telah bangkit memperjuangkan kemerdekaan Malaya, diantara tokoh yang
terkenal di Malaya adalah seorang pangeran yang dilahirkan di Istana Negeri Kedah.
Tokoh yang dimaksudkan adalah Tunku Abdul Rahman, ia adalah anak ke-25 Sultan
Abdul Hamid Halim Shah, Negeri Kedah. Setelah Tuanku menyelesaikan studi di
Inggris dan dengan dukungan teman-teman, ia akhirnya pulang memperjuangkan
kemerdekaan Malaya.
2Tunku yang terkenal sebagai negarawan kerakyatan dan
1Time Book Internasional, Malaysia, (Singapore dan Kuala Lumpur, 2002), cet. 1, h. 5.
2
sebagai seorang pangeran, mempunyai kharisma yang sangat unik, di antaranya
Tunku hidup sebagaimana rakyat biasa dan bersosialisasi dengan semua orang.
3Pada awal penglibatan Tunku dalam politik di Malaya, ia dilantik sebagai
Ketua Partai Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu/
United Malay National
Organization
(UMNO) bagian Kedah. Adapun setelah Dato’ Onn Jaafar mundur dari
jabatanya sebagai Presiden UMNO, Tunku dilantik sebagai penggantinya pada tahun
1952. Diantara kebijakan politik Tunku diawal pemerintahnya, adalah Tunku banyak
memberi nasihat kepada masyrakat supaya bersatu, walaupun pada waktu itu
hubungan kemasyarakatan antara etnis sedikit tegang akibat penjajahan Jepang.
Tunku juga berhasil membentuk Partai Gabungan yang terdiri dari UMNO, Partai
Persatuan Cina Malaya /
Malayan Chines Asoosaity
(MCA), dan Pertubuhan Kongres
India Malaya /
Malayan Indian Congres
(MIC).
4Dengan kesepakatan ini, Partai
gabungan telah berhasil memenangi pemilihan umum pada tahun 1955.
Setelah mencapai kemenangan, Tunku dan Partai Gabungan memulai
langkahnya dalam mengatur strategi untuk menuntut kemerdekaa Malaya.
Diantaranya, langkah Tunku dalam meredakan pemberontakan Partai Komunis
Malaya (PKM) melalui Perundingan Baling. Tunku juga telah melakukan beberapa
pertemuan tidak resmi dengan Pesuruh jaya Tinggi Inggris di Malaya, untuk
3Syarif Ahmad, Tuanku Abdul Rahman, Memoir Patriotik, (Kuala Lumpur: Pustaka Antara, 1991), cet. 1, h. 53
membicarakan rencana melakukan perundingan dengan pihak penjajah di Inggris.
5Dengan usaha Tunku dan kesepakatan Partai Gabungan, mereka berhasil membujuk
Inggris untuk mengadakan satu perundingan yang dinamankan Perundingan
Kemerdekaan.
Perundingan itu telah diadakan di Inggris pada 18 Januari 1956. Perundingan
ini diketahui oleh Tunku dan diikuti oleh pimpinan Partai Gabungan serta wakil
Raja-raja Melayu. Perundingan ini telah menghasilkan bebrapa persetujuan dari pihak
Inggris. Diantaranya adalah pihak Inggirs setuju untuk memberi kemerdekaan Malaya
pada tanggal 31 Agustus 1957, dengan syarat Malaya harus ikut serta dalam Negara
“
Commonwealth
”,
6menempatkan angkatan militer Inggris di Malaya, menumbuhkan
satu komisi yang beranggotakan wakil-wakil dari luar Negara untuk membentuk
konstitusi baru, dan pensyaratan lain adalah Tanah Melayu harus menjalankan
pemerintahan secara demokrasi.
7Pengalaman Tunku belajar di Inggris telah membuat Tunku dekat dengan pihak
Inggris sehingga ia tidak mampu menolak beberapa keputusan pihak Inggris ketika
berlakunya Perundingan Kemerdekaan. Hasil perundingan itu mendapat kritik dan
tantangan dari lawan politiknya terutama Dato’ Onn Jafar. Namun Tunku tetap sabar
dan mencoba memberikan nasihat kepada masyarakat supaya tenang dan menerima
5Yusof Harun, Tuanku, Idealisme dalam Kenangan. (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet.1, h. 186.
6Negara-negara Komanwel merupakan satu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang ditubuhkan atau pernah dijajah oleh pihak Inggris.
4
syarat yang telah ditetapkan oleh pihak Inggris demi kemerdekaan negara.
8Setelah
mencapai kemerdekaan, Malaya membentuk suatu kesepakatan dengan Sabah dan
Serawak dalam membentuk sebuah negara yang akan dinamakan Malaysia.
9Karena
jasa dan pengorbanan Tunku Abdul Rahman, ia diberi galar sebagai Bapak
Kemerdekaan dan dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia yang pertama.
Kemerdekaan negara bukanlah suatu hal yang mudah dicapai oleh sebuah
negara. Di Malaysia peran dan kebijakan politik Tunku Abdul Rahman telah banyak
membantu Malaysia mencapai kemerdekaan dengan aman dan secara diplomasi.
Tunku bukan saja sanggup mengesampingkan kedudukannya sebagai pangeran dan
senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat, akan tetapi ia juga tidak pernah
merasa takut dan menerima kritikan dalam memperjuangkan bangsa tanah air
tercinta.
10Untuk mengetahui pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dan proses
perjuangannya dalam merealisasikan kemerdekaan Malaysia dengan lebih terperinci
dan mendalam, penulis mencoba melakukan penelitian skripsi yang berjudul Konsep
Perjuangan Tunku Abdul Rahman Tentang Kemerdekaan Malaysia dalam Perspektif
Islam
8Ramlah Adam, Biografi Politik Tuanku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005), cet. 1, h. 268.
9Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan
Wawasan Bangsa, (Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1993), cet. 1, hal. 4.
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.
Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini menjadi lebih praktis dan terfokus sehingga para
pembaca mendapat manfaat dari penelitian ini, penulis membuat batasan hanya
tentang seorang tokoh politik Malaysia yang bernama Tunku Abdul Rahman.
Penelitian ini bertumpu pada pemikiran dalam rangka politik dan perjuangan Tunku
ketika melakukan perundingan-perundingan menurut kemerdekaan Malaysia dari
pihak Inggris.
2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di atas dan supaya
tidak menjadi kajian yang melebar, penulis merumuskan permasalahan dengan
rincian dalam bentuk persoalan seabagaimana berikut :
a)
Bagaimana keterlibatan politik Tunku Abdul Rahman dalam
kemerdekaan Malaysia ?
b)
Apa pemikiran Tunku Abdul Rahman tentang Malaysia Merdeka?
c)
Bagaimana pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dalam Perspektif
fiqih siyasah ?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini, memiliki beberapa tujuan sebagai
6
1.
Untuk mengetahui keterlibatan Tunku Abdul Rahman dalam mewujudkan
kemerdekaan Malaysia.
2.
Untuk mengetahui ide-ide Tunku Abdul Rahman dalam memperjuangkan
kemerdekaan Malaysia.
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Secara akademis untuk mendapat jawaban terhadap berbagai persoalan yang
terkait dengan kebijakan Tunku dan langkah yang diambil ketika
memperjuangkan kemerdekaan Malaysia.
2.
Sebagai sumbangan kepada partai politik khususnya UMNO dalam
menghayati sejarah dan peran UMNO dalam menuntut kemerdekaan
Malaysia.
3.
Sebagai sumbangan kepada etnis-etnis di Malaysia supaya senantiasa bersatu
dalam menjamin keamanan dan kemajuan Malaysia.
4.
Sebagai sumbangan pemikiran dan perkembangan khazanah keilmuan
khusunya di bidang sejarah dan ketatatnegaraan Islam di Malaysia.
D.
Studi Terdahulu
Sejumlah penelitan tentang pemikiran politik telah dilakukan, baik mengkaji
secara spesifik maupun mengkaji secara umum yang sejalan dengan bahasan
penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagai
Skripsi yang ditulis oleh Robby Chairil, yang berjudul
Soekarno dan
Perjuangan dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia (1942-1945.)
11Skripsi ini
menemukan tentang tokoh besar Indonesia yaitu Soekarno, dalam mewujudkan
kemerdekaan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942-1945, di
mana Soekarno bekerja sama dengan pihak tentara Jepang. Dalam mewujudkan
kemerdekaan Indonesia.
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Baha bin Mohamad, yang berjudul
Analis
Pemikiran Politik Anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998.
12Skripsi ini menemukan
tentang pemikiran Anwar Ibrahim dalam konteks reformasi Islam di Malaisya, serta
peran Anwar Ibrahim dalam proses demokratisasi di Malaysia. Sudah waktunya
untuk itu sekali lagi berdiri berhadapan cara dengan secara demokratis, ini adalah
pencetus reformasi. Kini, ia harus menciptakan ideology baru tentang reformasi milik
rakyat.
Skripsi yang ditulis oleh Hasfa Bakhry Hasan, yang berjudul
Islam Hadhari,
Suatu Pemikiran Abdullah Ahmad Badawi dalam Rencana Sebuah Pemerintah Islam
di Malaysia
.
13Skripsi ini memberikan penjelasan tentang Islam Hadhari menurut
pemikiran Abdullah Ahmad Badawi, adalah sebuah konsep pemerintahan yang
11Robby Chairil, Soekarno dan Perjuangan dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia
(1942-1945), (Jakarta: Skripsi Fakultas Adab Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif HIdayatullah Jakarta, 2010).
12Ahmad Baha bin, Analisis Pemikiran Politik Anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).
13Hasfa Bakhry Hasan, Islam Hadhari: Suatu Pemikiran Abdullah A. Badawi dalam Rencana
8
melaksanakan sistem berdasarkan Islam, serta menjadikan Agama Islam sebagai
tatacara hidup bernegara.
Buku yang ditulis oleh Ramlah Adam, yang berjudul
Biografi Politik Tunku
Abdul Rahman.
Dalam buku ini Ramlan Adam menjelaskan sejarah kehidupan Tunku
Abdul Rahman yang meliputi pendidikan, melanjutkan pelajaran ke England,
bertugas sebagai pegawai kerajaan, melibatkan diri dalam politik dan peranan ia
dalam mewujudkan kemerdekaaan di Malaysia.
Buku yang ditulis oleh Syarif Ahmad, yang berjudul
Tunku Abdul Rahman,
Memori Patriotik.
Dalam buku ini Syarif Ahmad menjelaskan bagaimana perjuangan
Tunku Abdul Rahman dalam memperjuangkan Malaysia dari jajahan Inggris.
Kecerdasan dan seni politik yang dimainkan oleh Tunku Abdul Rahman sangatlah
berbeda dengan pemimpin-pemimpin lain di Malaysia.
Buku yang ditulis oleh Siti Mariam Daud dan Zakaria Sulaiman, yang berjudul
Tunku Abdul Rahman Putera Al-Haj.
Dalam buku ini Siti Mariam Daud dan Zakaria
Sulaiman menjelaskan Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj menceritakan berbagai
peristiwa peting pada era kebangkitan semangat nasionalisme, jatuhnya imperialisme
dan perkembangan yang terjadi di Asia Tenggara suatu ketika dulu. Melalui
pengamatan tajam, ia merekam di dalam buku ini perkembangan ideologi komunis
dan kerjasama antara berbagai agama, termasuk Islam, Kristen, Hindu dan Buddha
dalam perjuangan menentang semangat kebendaan.
negara yang ulung, bapak kemerdekaan Tanah Melayu dan penghidup konsolidasi
Malaysia.
Sungguhpun skripsi tentang pemikiran politik juga pernah ditulis dalam
skripsi. Penulis sangat berbeda dengan tulisan yang sudah ada. perbedaannya adalah;
1.
Dalam skripsi ini penulis menjelaskan mengenai konsep Tunku Abdul
Rahman menurut perspektif fiqih siyasah.
2.
Penulis ingin menjelaskan bagaimana peranan Tunku Abdul Rahman dalam
memperjuangkan kemerdekaan Malaysia.
E.
Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Untuk melakukan penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan pendekatan empiris dan menggunakan metode penelitian
kepustakaan
(library research)
. Penulis mencoba mengumpulkan data-data
yang berasal dari sumber-sumber kepustakaan, baik berupa buku-buku, jurnal,
ensiklopedi, maupun internet yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji
dalam skripsi ini. Penulis juga melakukan wawancara untuk melengkapi
penelitan skripsi ini.
2.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
10
a)
Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber yang asli
dari obyek penelitian, yaitu buku-buku yang ditulis sendiri oleh Tunku
Abdul Rahman.
b)
Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua, yaitu dari
buku lain yang berkaitan dengan objek penelitian seperti
buku-buku, jurnal dan surat kabar Malaysia.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah studi dokumentasi
dari bahan-bahan tertulis yakni dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta
mempunyai relevansi dengan obyek penelitian.Pengumpulan data juga
dilakukan dengan melakukan wawancara kepada ahli teman seperjuangan
Tunku Abdul Rahman.
3.
Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif, dengan cara mengumpulkan data-data dan mencoba untuk
menganalisis pemikiran seorang tokoh politik, yaitu Tunku Abdul Rahman.
4.
Teknik Penulisan Skripsi
Penulis skripsi ini berpedoman pada
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012
, buku yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
F.
Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran menyeluruh, ditulis sistematika sebagai berikut:
Bab pertama
merupakan bab pendahuluan yang didahului dengan persoalan
yang melatarbelakangi penelitian dan pengangkatan tema ini, kemudian dilanjutkan
dengan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitan, studi
terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua
memberi uraian tentang sejarah awal penjajahan Inggris di
Malaysia, juga tentang perkembangan politik dan sistem pemerintahan Malaysia,
yang dibagi kepada tiga periode, yaitu masa penjajahan Inggris, masa menuju
kemerdekaan, dan Malaysia masa kini.Bertujuan untuk memberi gambaran secara
ringkas tentang perpolitikan di Malaysia.
Bab ketiga
memberi uraian secara khusus tentang riwayat hidup, latar
belakang pendidikan, perjalanan karir, serta panglibatan lebih dalam tentang tokoh
kemerdekaan Malaysia.
Bab
keempat
menguraikan tentang inti penelitian, yaitu tentang hubungan
politik Tunku Abdul Rahman dengan pihak Inggris, pemikiran politik Tunku, dan
perundingan kemerdekaan yang diikuti Tunku.Penelitian ini bertujuan untuk
mendalami pemikiran politik Tunku Abdul Rahman.
Bab kelima
merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan merupakan
jawaban dari persoalan dalam pembatasan dan perumusan masalah, juga terdapat
12
[image:21.595.114.516.121.352.2]BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG MALAYSIA
Sejarah Malaya bermula di zaman kesultanan Melayu Malaka sekitar tahun
1400 Masihi. Pada masa kegemilangannya, wilayah kesultanan ini meliputi sebagian
besar Semenanjung dan Pantai Timur Sumatera. Malaka muncul sebagai sebuah
kerajaan yang gemilang karena kedudukannya yang strategis yaitu titik pertemuan
antara Asia Timur dengan Asia Barat.Keadaan ini membuat Malaka muncul sebagai
pusat perdagangan utama khususnya perdagangan rempah di Asia Tenggara.
1Islam
pula muncul sebagai agama utama yang tersebar dan menjadi anutan utama penduduk
Malaka dan raja-raja.
Malaya terkenal dengan kekayaan hasil bumi dan mempunyai kondisi tanah
yang subur. Kondisi ini telah menjadi penarik penguasa asing untuk menjajah
Malaya.Tujuan utama mereka adalah untuk mencari lokasi perdagangan baru dan
menyebarkan agama Kristen.
2Malaya pernah dijajah oleh tiga penjajah yang berbeda,
yaitu Portugis pada tahun 1511, Belanda pada tahun 1641, dan Inggris pada tahun
1824.
3Di antara tiga penjajah besar itu, Inggris paling lama menjajah Malaya, yaitu
mulai tahun 1824 hingga Malaya mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.
1Amir F. Hidayat, dan Abdurrasyid, Ensiklopedi Negara-negara di Dunia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), cet. 1. h. 310.
2Zarina Syukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang: Penerbitan Pinang Sdn. Bhd, 2005), cet. 1. h. 5.
Setelah mencapai kemerdekaan, Malaya telah membentuk kesepakatan
dengan Sabah dan Sarawak untuk mendirikan sebuah negara yang dinamakan
Malaysia. Malaysia merupakan sebuah Negara Federasi yang mempunyai 13 Negara
Bagian dan 3 Wilayah Persekutuan. Malaysia terletak di Asia Tenggara dengan luas
329.843 km persegi, dan terletak di khatulistiwa yang beriklim tropis. Ibu kota
Malaysia adalah Kuala Lumpur, dan Putrajaya merupakan pusat pemerintahan.
Malaysia terpisah kepada dua bagian, yaitu Malaysia Barat dan Malaysia Timur.
Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, dan
Filipina, dan jumlah penduduk Malaysia melebih 27 Juta jiwa.
4A.
Sejarah Awal Penjajahan Inggris di Malaysia
Sejarah dan perkembangan politik merupakan pengalaman yang dicatat dari
waktu ke waktu, sehingga menjadi paduan dan pengajaran kepada masyarakat masa
kini dan masa akan datang. “Mengkaji yang terdahulu untuk memahami yang akan
datang” merupakan salah satu falsafah dalam pendekatan sejarah. Melalui pendekatan
sejarah dalam mengembangkan ilmu politik, kebiasaannya tertumpu kepada beberapa
persoalan seperti kapan, siapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
5Dengan pedoman
pada persoalan-persoalan diatas, maka sejarah dapat menghidupkan kembali masa
lalu, dan membuat kesimpulan untuk mencapai kesepakatan di masa depan.
4Ajid Thorir, Studi Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno-Linguistik dan GeoPolitik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),cet. 1, h. 337.
14
Awal abad ke-17 Masehi adalah masa mulainya perkembangan perdagangan
Inggris di Malaya, yaitu dengan perkembangan cara perdagangan di Asia Tenggara.
Inggris semakin mempergiat usahanya untuk menguasai perdagangan biji timah di
Malaya.Karena motif dan kepentingan yang sama antara Inggris dan Belanda, telah
terjadi persaingan di antara mereka. Akan tetapi, pada tanggal 17 Maret 1824 meja
perundingan telah menjadi suatu alternatif bagi mereka. Melalui perundingan itu,
Inggris telah memperoleh tiga wilayah di Malaya yang mencakup Pulau Pinang,
Malaka, dan Singapura. Ketiga negara bagian ini menjadi tanah jajahan Inggris dan
dinamakan negeri-negeri selat.
6Inggris telah menerapkan sistem administrasinya sendiri dan menggiatkan
usaha dalam mengeluarkan hasil pertanian dan pertambangan biji timah dari Malaya.
Pada saat ini juga, golongan Cina dan India mulai masuk ke Malaya. Setelah
beberapa tahun lalu, Inggris mulai mencari jalan untuk memperluas tanah jajahannya.
Pada awalnya negeri-negeri Melayu Bersekutu yang terdiri dari Perak, Selangor,
Negeri Sembilan, dan Pahang berada di bawah pemerintahan Raja-raja Melayu.
Disebabkan berlakunya pertikaian politik di antara raja-raja, Inggris telah berusaha
menjinakkan Raja-raja Melayu dan akhirnya Inggris berhasil menguasainya pada
tahun 1874 melalui satu perjanjian politik di antara raja-raja dengan penguasa Inggris
yang dinamakan Perjanjian Pangkor.
7
6Mohd Salleh Abbas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), cet. 3, hal. 11.
Adapun negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu yaang terdiri dari Kedah,
Kelantan, Perlis, dan Trengganu.Propinsi-propinsi ini pada awalnya berada di bawah
kekuasaan Siam. Pada tahun 1909, propinsi-propinsi ini diserahkan kepada Inggris
atas permintaan raja-raja supaya dapat membebaskan kawasan mereka dari kekuasaan
Siam. Penyerahan itu terjadi setelah Inggris dan Siam menandatangani suatu
perjanjian yang dinamakan Perjanjian Bangkok.
8Pada dasarnya, Inggris tidak
merencana untuk ikut campur dalam politik Malaya, karena tujuan awal Inggris
hanya untuk menguasai hasil ekonomi dan perdagangan di Malaya. Akan tetapi
karena terjadi konflik internal beberapa kesultanan telah mengundang Inggris untuk
terlibat secara aktif guna memperluas pengharuhnya di Malaya. Akibat konflik ini,
Inggris mencapai keberhasilan menakluki beberapa kawasan yang diikuti dengan
beberapa perjanjian.
B.
Perkembangan Politik dan Sistem Pemerintahan Malaysia
Dalam perkembangan politik dan sistem pemerintahan Malaysia, penulis
membagi dalam tiga periode.
Pertama,
Masa Penjajahan Inggris.
Kedua,
Masa
Menuju Kemerdekaan.
Ketiga,
Malaysia Masa Kini. Berikut penjelasan bagi setiap
periode :
16
I.
Masa Penjajahan Inggris
Ketika penjajahan Inggris, Malaya dijajah oleh Inggris terpisah yaitu
negeri-negeri selat (NNS), Negeri-Negeri Melayu Bersekutu (NNMB), Negeri-Negeri
Melayu Tidak Bersekutu (NNMTB). Bentuk pemerintahan tiga negara berasingan
itu diketuai oleh seorang Pejabat Tinggi Inggris. Dalam menjalankan pemerintahan
di Malaya, Inggris telah memperkenalkan berbagai sistem politik. Pada awalnya,
Inggris memperkenalkan suatu sistem yang dinamakan Sistem Residen.Sistem ini
mulanya diperkenalkan setelah berlakunya Perjanjian Pengkor. Sistem ini
berbentuk birokrasi dan dijalankan oleh seorang Residen Inggris.Sistem ini
mempunyai kekuasaan tertinggi yang mencakup urusan pemerintahan, ekonomi,
dan undang-undang di Malaya.
9Pembentukan sistem ini telah menyebabkan
berlakunya pemberontakan dari beberapa pihak.Namun usaha mereka gagal karena
pemberontakan mereka berbentuk perseorangan dan tidak mendapat dukungan dari
masyarakat umum.
Perkembangan gerakan politik Malaya bermula pada akhir tahun 1930-an
dengan lahirnya semangat nasionalisme di kalangan kaum elit Melayu yang
berpendidikan tinggi dan dipengaruhi gerakan nasionalis Indonesia. Organisasi
pertama yang didirikan berdasarkan nasionalis Melayu dan mempunyai
kepentingan politilk adalah Kekuasaan Melayu Muda (KKM). KKM membawa
konsep anti penjajah untuk memperjuangkan kemerdekaan negara dan ingin
mewujudkan penyatuan dengan Indonesia melalui Indonesia Raya. Inggris telah
mengkhawatirikan gerakan KKM sehingga pada tahun 1941 sejumlah besar
pimpinan KKM telah ditangkap dan dipenjara. Ketika penjajah Jepang pimpinan
KKM telah dibebaskan, akan tetapi Jepang tetap menghalang dan membubarkan
organisasi ini. Setelah pembubaran KKM, lahir pula beberapa organisasi lain yang
bertujuan menjatuhkan penjajah Jepang, yaitu
Malaya Peoples Anti Japan Army
(MPAJA) dan Partai Komunis Malaya (PKM).
10Penjajahan Jepang telah berakhir, ketika Nagasaki dan Hiroshima
dimusnahkan oleh tentara sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945. Setelah ditimpa
kekalahan, Jepang telah menyerahkan kembali Malaya kepada Inggris pada 15
Agustus 1945. Kekalahan Jepang telah memberi ruang kepada Parti Komunis
Malaya (PKM) untuk menguasai Malaya. PKM telah bertindak kejam terhadap
penduduk Malaya dengan membunuh dan memusnahkan harta benda mereka.
Pada waktu itu, Inggris kembali menjajah Malaya dan mengumumkan keadaan
darurat di Malaya sekitar tahun 1948 hingga 1960.
11Sekembalinya Inggris di
Malaya, Inggris memperkenalkan sistem pemerintahan baru yang dinamakan
Kesatuan Malaya atau
Malayan Union
.
Walaupun Inggris mendapat dukungan dari Raja-raja Malayu, namun
keabsahan Kesatuan Malaya bernilai rendah karena disertai bersama tantangan dan
ancaman dari masyarakat. Menjelang abad ke-20, gerakan kesadaran dan semangat
10International Law Book Services, Malaysia Kita, h. 97.
18
nasionalisme dikalangan masyarakat Melayu semakin membara. Masyarakat
Melayu awalnya menentang Kesatuan Malaya dengan mendirikan suatu organisasi
politik melalui Kongres Melayu Semala pada 11 Mei 1946 di Johor.Organisasi itu
dinamakan
United Malay National Organization (UMNO)
, dan diketuai oleh Dato’
Onn Ja’far. Organisasi ini menentang keras Kesatuan Malaya, karena dalam
Kesatuan Malaya status kewarganegaraan akan diberikan sama rata kepada semua
warga asing yang lahir di Malaya. Penguasa Inggris juga ingin menghapuskan
kekuasaan sultan dan sultan hanya akan diberi otoritas dalam hal keagamaan dan
adat istiadat Melayu. Motif penentang lain adalah karena muncul kekhawatiran
dikalangan orang Melayu terhadap para imigran, terutama golongan Cina yang
ingin menguasai perekonomian Malaya.
12Hal ini menunjukan bahwa sepanjang penjajahan Inggris, struktur
pemerintahan dikuasai penuh oleh penguasa Inggris. Beberapa kebijakan politik
juga telah dilakukan oleh penguasa Inggris dalam rangka merampas dan
menguasai Malaya. Akan tetapi semangat nasionalisme dalam diri masyarakat
Melayu dan keberhasilan UMNO memikat hati masyarakat Melayu, Kesatuan
Malaya akhirnya dibubarkan pada tahun 1948.
2.
Masa Menuju Kemerdekaan
Akibat tantangan dari masyarakat Melayu, Kesatuan Malaya telah dibubarkan
pada 21 Januari 1948, dan penguasa Inggris setuju untuk melakukan perundingan
bersama pimpinan UMNO dalam rangka membuat draf bagi membentuk
perlembagaan baru dan sistem pemerintahan baru di Malaya. Hasilnya, penguasa
Inggris setuju untuk mendirikan Persekutuan Malaya dan membentuk
perlembagaan baru yang dinamakan Perjanjian Persekutuan Malaya 1948.
Perjanjian ini menetapkan bahwa dalam pemerintah Persekutuan Malaya harus
terdapat Pejabat Tinggi Inggris, satu Dewan Perundangan Persekutuan yang
beranggotakan 75 anggota, satu dewan Masyarakat Pemerintah, dan satu Dewan
Raja-raja untuk menasehati Pejabat Tinggi Inggris.
13Di dalam Perjanjian itu juga
dijelaskan bahwa penguasa Inggris mempunyai niat untuk menjadikan Malaya ke
arah pemerintahan sendiri dan memperkenalkan sistem pemilihan umum di masa
akan datang.
Partai politik Malaya semakin berkembang dengan terbentuknya Partai
Gabungan yang mewakili etnis-etnis di Malaya. Partai ini diketuai oleh Tunku
Abdul Rahman yang juga menjabat sebagai ketua UMNO. Partai Gabungan
didirikan pada bulan Januari 1952 dan disertai oleh tiga partai besar, yaitu Partai
Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO), Partai Persatuan Cina Malaya
(MCA), dan Pertubuhan Kongres India Malaya (MIC). Pada tanggal 27 Juli 1955,
partai ini memenangi pemilihan umum pertama dengan memenangi 51 kursi dari
52 kursi yang dipertandingkan.
14Pada waktu inilah awal sistem demokrasi di
Malaya.Sistem ini diwujudkan sebagai persiapan ke arah pembentukan kerajaan
13Muhammad Ismail Ahmad, Sejarah Malaysia, (Selangor: Pustaka Mawar, 2004), cet. 1. h. 12.
20
berparlemen. Sistem ini juga diperkenalkan untuk member latihan kepada rakyat
dan memberi pengalaman pemilihan umum di Malaya.
Dengan kemenangan yang telah dicapai, pada bulan Januari 1956 Tunku
bersama wakil Partai Gabungan dan wakil raja-raja berangkat ke London untuk
melakukan perundingan kemerdekaan dengan penguasa Inggris. Hasil perundingan
itu, tanggal kemerdekaan Malaya telah ditetapkan pada tanggal 31 Agustus 1957.
Setelah selesai perundingan, suatu komisi dibentuk dan dinamakan
Komisi/Suruhanjaya Reid. Komisi itu bertujuan untuk membentuk konstitusi baru
bagi Malaya.
15Komisi Reid telah membuat draf untuk membentuk konstitusibaru,
dan konstitusi ini akan menyatakan tentang hak istimewa bagi orang Melayu dan
agama Islam sebagai agama negara.
Politik Malaya terus berkembang, dalam rangka membentuk sebuah negara
yang dinamakan Malaysia. Tunku berencana untuk menggabungkan Malaya,
Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei dalam sebuah negara. Dalam
pembentukan ini, berlaku perbincangan panjang di antara Komisi Cobbold,
Anggota Perundingan Persekutuan, Anggota Pemerintah, dan Anggota
Referendum Singapura. Setelah berlaku beberapa perbincangan, Persekutuan
Malaysia hanya meliputi Malaya, Sabah, Serawak, dan Singapura. Dua tahun
kemudian, pada tanggal 16 September 1963 berlaku pengunduran Singapura dari
Malaysi.
16Pada saat ini, Malaysia hanya terdiri dari Sabah, Serawak, dalam
Semenjanjung Malaysia.
Walaupun penjajahan Inggris di Malaysia tidak bersifat kekerasan, tetapi
kemerdekaan sebuah negara mempunyai arti yang sangat besar dan perlu
diperjuangkan.Disiniterlihat walaupun sulit memperjuangkankemerdekaan negara.
Malaysia tetap berhasil mencapai kemerdekaan hasil perjuangan tokoh-tokoh
politik Malaysia dan kesepakatan komunitas etnis di Malaysia. Pemerintah baru
yang dikuasai oleh Partai Gabungan telah berusaha menghapuskan Partai Komunis
Malaya, meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan, memajukan ekonomi
Malaysia, dan memperkenalkan Malaysia di tingkat Internasional.
3.
Malaysia Pasca Merdeka
Penjajahan Inggris telah memberi kesan dan perubahan yang jelas dalam
sistem politik dan pemerintahan Malaysia. Pada saat ini, Malaysia menggunakan
sistem pemisahan kekuasaan dan sistem federalisme yaitu memisahkan antara
pemerintahan propinsi dan pemerintahan persekutuan. Majelis Raja-raja
merupakan lembaga tertinggi negara yang terdiri dari sembilan orang raja dan
empat orang gubernur. Lembaga ini mempunyai kekuasaan dalam melantik Yang
di-Pertuan Agong. Konstitusi Malaysia menetapkan bahwa Yang di-Pertuan
Agong adalah Kepala Negara, dan ia dipilih dari kalangan raja-raja dalam jangka
waktu lima tahun secara bergantian. Yang di-Pertuan Agong berwenang dalam
16Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan
22
pelantikan Perdana Menteri, merupakan ketua dari tiga cabang pemerintahan, dan
merupakan ketua pasukan militer. Yang di-Pertuan Agong juga mempunyai
kekuasaan dalam mempersetujui rancangan undang-undang.
17Akan tetapi Yang
di-Pertuan Agong tidak terlibat dalam membentuk dasar negara.
Sistem pemisahan kekuasaan dalam sistem pemerintahan Malaysia
berkedudukan dibawah Majelis Raja-Raja dan Yang di-Pertuan Agong. Dalam
klasifikasi badan eksekutif, Malaysia menggunakan sistem Parlementer, yaitu
partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di Parlemen akan diangkat sebagai
Perdana Menteri dengan persetujuan Yang di-Pertuan Agong.Perdana Menteri
berfungsi sebagai ketua pemerintahan, juga sebagai kepanjangan tangan dari
parlemen untuk menjalankan kebijakan dan keputusan politik di parlemen.
18Legislatif nasional atau parlemen dalam pemerintahan federal menggunakan
sistem dia majilis/departemen, yaitu dewan negara (Senat) dan dewan rakyat
(Departemen Kerakyatan). Kedua dewan ini berwenang dalam membuat dan
membatalkan undang-undang, berwenang dalam menetapkan cukai baru, dan
berwenang dalam meluluskan penggunaan dana negara. Adapun Badan Yudikatif
di Malaysia dibagi kepada tiga bagian, yaitu Mahkamah Atasan (Mahkamah
Agong, Mahkamag Rayuan, Mahkamah Tinggi), Mahkamah Rendah (Mahkamah
Sesyen, Mahkamah Juvana, Mahkamah Magistret, Mahkamah Penghulu), dan
Mahkamah Khas (Mahkamah Tentara, Mahkamah Buruh, Mahkamah Khas
raja). Peradilan ini dikuasai oleh kerajaan persekutuan, adapun kerjaan negeri
hanya berwenang dalam Mahkamah Syariah dan Mahkamah Adat.
19Malaysia telah menggunakan bentuk pemerintahan demokrasi sejak mencapai
kemedekaan. Konsep demokrasi adalah konsep yang menggunakan suara rakyat
dalam menentukan pimpinan negara. Demokrasi yang diterapkan di Malaysia
bercorak demokrasi berparlemen, di mana wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat
akan menduduki Parlemen dan menjalankan pemerintahan melalui peruntukan
Konstitusi Malaysia.
20Konstitusi juga masih mengedepankan hal-hal penting
dalam perlembagaan seperti hak asasi manusia, hak istimewa orang Melayu,
kedudukan agama Islam dan bahasa Melayu.
21Semenjak mencapai kemerdekaan pada tahun 1957, Malaysia tetap
menggunakan sistem kepartaian berbentuk multi partai hingga saat ini. Jika satu
partai memperoleh mayoritas kursi di Parlemen atau Dewan Rakyat, maka partai
itu dapat menguasai tampuk pemerintahan Malaysia. Sistem pemilihan umum
yang digunakan di Malaysia adalah berasaskan “
First-Past-The-Post-System
” atau
sistem distrik, yaitu calon-calon yang memperoleh mayoritas suara disuatu
kawasan pemilihan umum, maka calon itu akan berkuasa dikawasan itu.
19Hasnah Hussin, dan Nordin Mardiani, Pengajian Malaysia, h. 104.
20Ghazali Mayudin, Politik Malaysia: Perspektif, Teori, dan Praktik, (Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002), cet. 1, h. 25.
24
Pelakasanaan Pemilihan Umum di Malaysia diadakan 5 tahun sekali, yang diawasi
oleh suatu komisi yang dinamakan Komisi/Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR).
22Selain sistem pemerintahan khilafah dan imamah, terdapat sistem
pemerintahan lain yang dipraktikan oleh umat Islam dalam konteks negara-bangsa
(
nation-state
). Di zaman sekarang, beberapa negara yang mayoritas penduduknya
Muslim menganut sistem demokrasi dalam menjalankan pemerintahan. Walaupun
menggunakan sistem demokrasi, pengaruh Islam masih begitu nampak dengan
banyak perundang-undangan yang berbasis pada syariat Islam.
23Adapun di
Malaysia, sistem demokrasi yang dijalankan merupakan satu langkah untuk
merealisasikan cita-cita dalam rangka mewujudkan sebuah negara yang
mempunyai suasana politik yang damai dan stabil.
22International Law Book Services, Malaysia Kita., h. 181.
25
BAB III
BIOGRAFI TUNKU ABDUL RAHMAN
Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, merupakan satu nama yang tidak asing
dalam sejarah politik Malaysia. Tunku adalah seorang putra raja yang dilahirkan di
Istana, dan Tunku terkenal sebagai negarawan yang berjiwa rakyat. Sebagai seorang
pangeran, ia mempunyai kharisma yang sangat unik, dan sepanjang keterlibatannya
dalam bidang politik ia banyak memberi sumbangan kepada bangsa dan negara.
Tunku juga terkenal sebagai pemersatu bangsa karena keberhasilannya menyatukan
komunitas etnis dalam menentang penjajahan Inggris dan menuntut kemerdekaan
Malaysia.
1Tunku adalah seorang pemimpin negara yang telah berhasil menyampaikan
cita rakyat untuk mencapai kemerdekaan Malaysia. Untuk merealisasikan
cita-cita rakyat Tunku telah berjuang dengan tabah dan mengahadapi segala kesulitan
dengan sabar. Ahli sejarah pada masa akan datang akan mencantumkan
peristiwa-peristiwa bersejarah bersama nama-nama pejuang kemerdekaan negara
masing-masing. Tunku sebagai seorang tokoh pejuang kemerdekaan Malaysia, ia diberi gelar
bapak keamanan dan bapak kemerdekaan.
2Hasil perjuangannya, Malaysia saat ini
menjadi sebuah negara yang maju dan dihormati di seluruh dunia.
1Syarif Ahmad, Tunku Abdul Rahman, Memoir Patriotik, (Kuala Lumpur : PT. PustakaAntara, 1991),cet. 1, h. 39.
26
A.
Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman
Tunku Abdul Rahman adalah salah seorang putra Sultan Negeri Kedah, yaitu
Sultan Abdul Hamid Halim Shah. Ia lahir pada 8 Februari 1903 di Istana Tiga
Tingkat Alor Setar, Kedah. Tunku merupakan anak ke-20 dari 45 orang anak Sultan
Abdul Hamid, hasil dari pernikahan dengan delapan orang istri. Adapun hasil
pernikahan ayahanda dan bundanya, ia merupakan anak ke-7, dan ia mempunyai tiga
saudara dan tiga saudari. Bunda tunku bernama Makche Menjelara, anak perempuan
Luang Nara Biroraks, dan rakyat Siam yang berasal dari Pegu, Burma.
3Karena
percampuran darah Melayu, India, Siam dan Burma, kulit Tunku berbeda dengan
kulit orang Melayu. Adapun pada waktu kecil, tunku lebih menggunakan bahasa
Siam sebagai bahasa pengantar di istana, dan ia mewarisi keberanian dan kepintaran
bundanya.
Sebagaimana pangeran-pangeran yang lain, pada waktu kecil pergaulan
Tunku agak terbatas dan terkendali. Tunku dibenarkan berteman hanya dikalangan
keluarga DiRaja dan ia jarang sekali bertemu dengan ayahandanya. Setelah beranjak
dewasa, barulah Tunku diperbolehkan berteman dengan orang-orang Melayu yang
sebaya dengan ia di luar istana,ia sangat sengan dan gembira dapat berteman dengan
mereka.
4Secara tidaklangsung, hal ini memperlihatkan kepribadian Tunku yang
mementingkan kebebasan untuk hidup dan ia tidak suka bersikap sombong.
3Yusuf Harun, Tunku, Idealisme Dalam Kenangan, (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet. 1, h. 15.
Setelah beranjak dewasa, pada tahun 1933 Tunku menikah dengan istri
pertama beliau yang bernama Chik Mariam. Chik Mariam adalah anak gadis dari
seorang peniaga rimah di Alor Star. Hasil pernikahan Tunku dengan Chik Mariam,
mereka dikarunia dua orang anak, anak pertama mereka bernama Tunku Khadijah
dan kedua Tunku Ahmad Nerang. Pada tahun 1935, Chik Mariam telah meninggal
dunia akibat penyakit malaria.Pada saat itu anaknya Tunku Nerang baru berusia 25
hari. Setelah kematian Chik Mariam, Tunku menyerahkan kedua anaknya di bawah
naungan bundanya.
5Setelah beberapa bulan kematian istri pertamanya, Tunku menikah pula
dengan seorang wanita Inggris bernama Violet Coulson. Tunku sudah lama
mengenali Violet, yaitu sewaktu mereka sama-sama menjadi mahasiswa di
Universitas Cambrige, Inggris. Pernikahan Tunku dengan Violet diluar pengetahuan
keluarga, karena pernikahan dengan bangsa lain tidak disukai dan di larang oleh
keluarga DiRaja.
6Setelah dua tahun pernikahan Tunku bersama Violet, pernikahan mereka telah
dilanda krisis.Hal ini menyebabkan Violet bersedih dan kembali ke Inggris.
Pernikahan mereka terputus tanpa perceraian, tetapi mereka berpisah
karenakeengganan Violet kembali ke Malaya. Karena kekecewaan Tunku dengan
sikap Violet, ia telah mencari wanita lain untuk dijadikan sebagai istri, dengan
harapan wanita itu dapat menemani ia hingga akhir hayat. Tunku telah menikah untuk
5Yusof Harun, Idealisme dalam Kenangan, h. 49.
28
ketiga kalinya dengan Syarifah Radziah binti Syed Alwi Barakbah, seorang wanita
dari keluarga terkenal di Alor Star, Kedah.
7Sebagaimana harapan Tunku, pernikahan
mereka kekal hingga akhi hayat, walaupun mereka tidak dikarunia anak.
Tunku adalah seorang olahragawan yang aktif, dan ia adalah penggemar setia
olahraga sepak bola. Secara pribadi, ia menggemari seni fotografi, olahraga golf, dan
berlayar. Setelah banyak berbakti kepada bangsa dan negara, pada 6 Desember 1990
Tunku menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Kuala
Lumpur dan ditempatkan di Makam Diraja Langgar, Alor Star Kedah.
8Kepergian
Tunku merupakan suatu kehilangan yang besar dan jasa beliau senantiasa dikenang
oleh rakyat Malaysia.
B.
Latar Belakang Pendidikan Tunku Abdul Rahman
Tunku mulai menerima pendidikan tidak formal pada usia 4 tahun dan
mendapat pendidikan formal pada usia 6 tahun, melalui pendidikan bahasa Melayu di
Sekolah Melayu Alor Star. Adapun pada waktu petang, ia mempelajari bahasaInggris
dari seorang guru privat yang datang mengajar ke istana.Setahun kemudian, ia
disekolahkan ke Sekolah Inggris Kerajaan (
Goverment English School
) juga di Alor
Star, untuk mendapat pendidikan bahasa Inggris secara formal.
9
7Yusof Harun, Idealisme dalam Kenangan, h. 54.
8Mohd Badru Bin Jaafar, Mengenal Tokoh Semalam, Hari Ini dan Esok. (Selangor: Pekan Ilmu Publication Sdn. Bhd., 1991), cet. 1, h. 11.
Setelah Tunku berusia 8 tahun, pada tahun 1913 Tunku mengikuti abangnya
Tunku Yusuff ke Siam. Ketika di Siam, ia bersekolah di Sekolah Debsirindir.Di
sekolah ia mempelajari dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Siam. Setelah dua
tahun di Bangkok, kakaknya yang mengabdi menjadi anggota Militer Siam telah
meninggal dunia akibat ikut berjuang ketika berlakunya perang dunia pertama.
10Pada tahun 1915 Tungku terpaksa kembali ke Kedah dan meneruskan
pengajian di Penang Free School, Pulau Pinang. Disekolah itu, Tunku tidak dilayani
sebagai pangeran, ia sering dihukum guru karena kenakalan ia. Tunku bukanlah
seorang pelajar yang pintar dan rajin belajar, beliau hanya ingin mencapai apa yang
menjadi kewajibannya saja. Di alam persekolahan, Tunku lebih gemar mengikuti
kegiatan berolahraga dan aktivitas-aktivitas lasak, dan ketika studi di Bangkok, ia
pernah menjadi anggota Tim Pramuka dan pernah dilantik sebagai Junior Officer.
11Pada bulan Desember 1919 Tunku telah ditawarkan untuk mengikuti
perkuliahan di St.Catharine’s Collage, Universitas Cambrige, Inggris. Pada waktu itu
ia ditingkat tujuh dan baru berusia 16 tahun, pemerintah Kedahpada waktu itu telah
mengumumkan rencana untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak masyarakat
Melayu yang ingin melanjutkan studi diluar negeri. Akan tetapi beasiswa itu
didahulukan kepada anak-anak penguasa dan keluarga DiRaja, dan Tunku adalah di
antara orang yang terpilih untuk menerima beasiswa itu. Sebelum memasuki
30
univetsitas itu, Tunku bersama beberapa orang temannya harus ke Huntingdon.
12Untuk mengikuti ujian prauniversitas (
matricultion
). Setelah lulus ujian
matricultion
,
Tunku telah diterima masuk ke Universitas Cambrige dan ia mengambil Jurusan
Sejarah dan Asas Undang-undang.
13Pada tahun 1925, yaitu tujuh tahun belajar di Inggris, ia telah kembali ke
Kedah dengan memperoleh Ijazah Sarjana Muda Sastera (Sejarah). Setelah sampai di
Malaya, ia mendapat banyak pujian karena ia adalah pangeran Kedah yang pertama
berhasil menerima Ijazah dari universitas terkenal di Inggris. Kepulangan ia tidak
lama, karena pada awal tahun 1927 ia disaran keluarga supaya melanjutkan
perkuliahan dalam Jurusan Undang-undang di Inggris.
14Karena kurang berminat
dalam jurusan Undang-undang dan kesenangan yang dialami semasa libur
perkuliahan, hal ini membuatkannya tidak tekun lagi dalam studinya.
Karena pikiran Tunku tidak konsentrasi lagi untuk belajar, ia tidak lulus
dalam ujian semester satu hingga tiga tahun lamanya. Hal ini menyebabkan ia
dipanggil dosen dan dosen memberi saran agar Tunku pulang saja ke Malaya. Dengan
rasa kecewa atas kegagalan ia, Tunku telah kembali ke Malaya, dan masyarakat
Malaya yang dulu memuji ia, kini menganggap ia sebagai seorang pangeran yang
telah menghabiskan uang pemerintah dan membuang waktu di Inggris. Tunku
menerima segala tanggapan dengan hati yang terbuka, namun di lubuk hati iaberniat
12Salah sebuah kampong di Inggris.
13Ramlan Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h. 17.
akan berusahan untuk mendapatkan ijazah dalam bidang undang-undang di Inggris di
masa akan datang.
15Pada tahun 1938, Tunku kembali meneruskan studinya dibidang
undang-undang di Inner Temple, Inggris. Setelah beberapa bulan disana, Tunku terpaksa
kembali ke Malaya tanpa berhasil menyelesaikan studinya.Hal ini karena tercetusnya
Perang Dunia Kedua. Setelah beberapa tahun berkhidmat dalam pemerintahan
Malaya, pada pertengahan tahun 1946 terjadi konflik politik di Malaya akibat
pembentukan Kesatuan Malaya. Karena persetujuan Tunku dengan pembentukan ini,
Tunku telah dipandang rendah dan wujudnya konflik diantar ia dengan Partai UMNO
dan kerajaan Kedah. Berlakunya konflik ini, telah membuatkan Tunku mengambil
keputusan untuk kembali ke Inggris, dan meneruskan perkuliahan ia disana.
16Pada bulan Desember 1948 yaitu dalam usia 46 tahun, Impian Tunku telah
menjadi kenyataan dengan keberhasilan beliau memperoleh Ijazah dalambidang
Undang-undang di Inggris.
17Keberhasilan dan pengalamannya ketika menuntut ilmu
di Inggris banyak memberi kesadaran dan menetapkan pendirian ia untuk
memerdekakan negara dan dilantik sebagai pemimpin Malaysia.
C.
Perjalanan Karir dan Keterlibatan Politik Tunku Abdul Rahman
Ketika menuntut di Universitas Cambrige, Tunku sudah mulai menunjuk
minat dalam bidang politik, tetapi ia lebih bertumpu kepada politik yang bersifat
15Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman, h. 19. 16Abdul Aziz Ishak, Riwayat HidupTunku Abdul Rahman, h. 20.
32
sosial bukan akademis. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan ia dalam mendukung
siapa saja, asalkan mereka adalah teman-temannya. Tunku sanggup berkampanye
dalam pilihan umum di Inggris dengan mendukung calon Partai Liberal (Lyold
George) seorang yang berbangsa Wales. Tunku mendokong partai ini karena
kebanyakan teman-temannya berasal dari Wales.
18Pada tahun 1926, telah muncul kesadaran dikalangan mahasiswa dan mereka
saling berdiskusi untuk mendirikan satu organisasi, yang dinamakan Persatuan
Melayu Great Britain. Organisasi ini bertujuan untuk mempererat hubungan
mahasiswa Malaya yang belajar di Inggris dan dasar organisasi itu adalah “satu
bahasa satu bangsa”. Anggota organisasi juga telah bersepakat untuk menggunakan
bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar ketika mengadakan pertemuan. Ketika
pembentukan organisasi ini, Tunku telah dilantik sebagai sekertaris dan pada tahun
1929 ia dilantik pula sebagai ketua organisasi ini.
19Setelah pulang dari Inggris dengan kegagalan pada bulan April 1931, Tunku
langsung diterima bekerja sebagai Pejabat Pelatihan di Kantor Penasihat
Undang-undang Kedah. Pada akhir tahun 1931, ia dipindahkan ke Kulim sebagai Sekertaris
Pejabat Jajahan. Karena kurang pengetahuan Tunku di bidang Undang-undang dan
sikap ia yang tidak disiplin sewaktu bekerja, setahun kemudian ia dipindahkan pula
ke Kuala Nerang sebgai Pejabat Jajahan. Pada tahun 1935, ia dipindahkan pula ke
Pulau Langkawi akibat berlakunya perselisihan pahan antara ia dengan pihak
Inggris.
20Sejak menjabat sebagai Pejabat Jajahan di Kuala Nerang, Tunku telah
menujukan sikap ia yang gemar mengenal rakyat dengan berhubungan erat dengan
mereka.
Karena ingin menghilangkan kegelisahan dan penderitaan masyarakat akibat
pendudukan Jepang, ia merancang untuk mendirikan satu organisasi yang diketua
oleh ia sendiri dan dinamakan Persatuan Sandiwara Belia-belia Melayu. Oraganisasi
ini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi membantu buruh-buruh paksa yang
dipaksa oleh pihak Jepang. Tunku juga pernah bergabung dalam Gerakan Bintang
Tiga dan
Malayan People Anti-Japanese Army (MPAJA)
yang bertujuan menentang
penjajahan Jepang pada waktu itu. Setelah penjajahan Jepang, Tunku dan beberapa
temannya telah meminta pihak Inggris supaya kembali memerintah Malaya.
21Mungkin pada waktu itu, belum muncul kesadaran dalam diri Tunku untuk
memerdekakan negara dan membentuk pemerintahan sendiri.
Walaupuan Persatan Sandiwara Belia-belia Melayu telah mengubah nama
kepada Serikat Bekerjasama Am Sayoburi (SEBERKAS), Tunku tetap menjadi
anggota oraganisasi ini. Oraganisasi ini sebagai organisasi yang berkhidmat untuk
masyarakat Malaya, terutamanya dalam memajukan pendidikan dan ekonomi
orang-orang Melayu. Organisasi ini mempunyai kepentingan politik dan perubahan ini
sebagai rencana untuk menghindari kecurigaan pihak Inggris. Dengan wujudnya
34
rencana pendiri Kesatuan Malaya, Persatuan Seberkas telah menunjukan dan
memperjuangkan dasar politiknya.
22Tunku telah kembali ke Malaya pada bulan Desember 1948, ia telah berhasil
memiliki Ijazah Undang-undang yang begitu lama diimpikan. Sebelum kembali ke
Malaya, telah berlaku beberapa perbincangan diantara ia dan anggota Persatuan
Melayu Great Britain di Inggris.Perbincangan itu banyak membicarakan tentang cara
untuk memerdekakan Tanah Malayu dari penjajahan Inggris. Sekembalinya Tunku ke
Malaya, ia diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Presiden UMNO bagian kedah
dan Timbalan Pendakwa Raya di Alor Star dan di Kuala Lumpur.
23Pada bulan Aguatus 1951, karena berlakunya krisis internal dalam UMNO,
kondisi ini telah menyebabkan Onn Jaafar mundur dari jabatannya, untuk mengisi
kekosongan ini, Tunku telah diberi kepercayaan dan dilantik sebagai pengganti untuk
menjabat sebagai Presiden UMNO.
24Dibawah kepemimpinan Tunku, ia telah
merencana dan berhasil membentuk satu gabungan bagi partai-partai yang mewakili
komunitas etnis di Malaya. Gabungan ini dibentuk dalam rangka untuk menarik
pemilihan untuk memenangi Pemilihan Umum pertama yang akan diadakan pada 27
July 1955. Hasil kesatuan itu, Partai Gabungan telah berhasil memenangi 51 kursi
dari 52 kursi yang dipertandingkan.
25Dengan kemenangan ini, Tunku berusaha untuk
22Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h. 59. 23Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h .59.
24Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan
Wawasan Bangsa, (Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1993), cet. 1, h. 4.
menuaikan janji beliau kepada rakyat, yaitu akan menuntun kemerdekaan dari pihak
Inggris secepat mungkin.
Pada 31 Desember 1956, Tunku sebagai Ketua Menteri dan Menteri Gal
Ehwal Dalam Negeri telah memimpin rombongan ke London dalam rangka untuk
melakukan perundingan dengan pihak Inggris untuk menuntut kemerdekaan Malaya.
Setelah terjadi beberapa perundingan, anggota rombongan akhirnya berhasil
membujuk pihak Inggris menandatangani Perjanjian Merdeka (
Independent Treaty
)
di Lancaster House, London. Penjanjian ini menyatakan bahwa Malaya akan
mendapat kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957. Setelah mencapai
kemerdekaan, Tunku diangkat sebagai Perdana Menteri pertama dan terus memimpin
Partai Gabungan dalam Pilihanraya Umum 1959, 1964, dan 1969.
26Pada bulan Mei 1961, Tunku berusaha memelihara hubungan baiknya dengan
negara-negara luar, ia telah mengadakan suatu pertemuan bersama
wartawan-wartawan dari negara luar yang diadakan di Singapura. Dalam pertemuan itu, Tunku
mengumumkan bahwa Malaya akan membuat satu kesepakatan bersama Brunei,
Singapura, Sabah, dan Serawak untuk mendirikan sebuah negara yang dinamakan
Malaysia. Hasrat Tunku untuk mendirikan Malaysia pernah ditentang oleh pemimpin
Filipina dan Indonesia. Dengan kesungguhan dan ketabahannya, Malaysia berhasil
dibentuk pada 16 September 1963 yang hanya meliputi Malaya, Singapura, Sabah,
36
dan Serawak.
27Namun begitu, pada tahun 1965 Tunku terpaksa mengeluarkan
Singapura dari Malaya akibat konflik politik yang berlaku pada waktu itu.
Tunku resmi turun jabatannya sebagai Perdana Menteri dan Presiden UMNO
pada 22 September 1970. Walaupun telah meninggalkan kancah politik, ia tetap aktif
dilapangan sosial dan dikebijakan, di antaranya dalam kegiatan dakwah dan
perkembangan Islam di Malaysia dan internasional.
28
37
BAB IV
PEMIKIRAN ABDUL RAHMAN TENTANG KEMERDEKAAN MALAYSIA
Kemerdekaan berarti sebuah negara mendapatkan kebebasan dari belenggu
penjajahan kuasa asing dan dapat melaksanakan sistem pemerintahan sendiri di
negara sendiri. Kemerdekaan juga berarti sebuah pemerintah negara berhak
melakukan apa saja demi kesejahteraan rakyat dan keamanan negara. Kemerdekaan
Malaysia berhasil dicapai dari penjajahan Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957
melalui perjuangan panjang Partai Gabungan dan Tunku Abdul Rahman sebagai
tokoh kemerdekaan Malaysia.
1Sebutan Merdeka dan nama Tunku Abdul Rahman sudah menjadi satu
sinonim dalam sejarah kemerdekaan Malaysia, dan agak mustahil jika berbicara
tentang kemerdekaan Malaysia tanpa menyebut nama Tunku Abdul Rahman. Tunku
merupakan seorang Pangeran yang sanggup menaggung derita memperjuangkan
bangsa dan negara. Tunku telah diberi penghormatan oleh sejarah sebagai seorang
tokoh yang telah berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan melahirkan ide
mendirikan Malaysia, ia juga merupakan Perdana Menteri pertama Malaysia.
2Tunku
tidak pernah memikirkan tentang pangkat, derajat, atau popularitas, karena pada
1ZarinaSyukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang: Penerbitan Pinang Sdn. Bhd, 2005), cet. 1, h. 37.
38
Tunku setelah menunaikan semua tanggungjawab ia, biarlah beliau menjadi “
The
happiest prime minister in the world
”.
A.
Konsep Abdul Rahman Tentang Kemerdekaan Malaysia
Disini penulis membagi pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dibagi dua
sudut,
pertama
dari sudut politik, dan
kedua
dari sudut perjuangan.
1.
Dari Sudut Politik
a.
Bentuk Pemerintahan
Selain sistem pemerintahan Khalifah dan Imamah, terdapat sistem
pemerintahan lain yang dipraktikan oleh umat Islam dalam konteks
negara-bangsa (nation state), yaitu sistem pemerintahan demokrasi yang sekarang ini
banyak dipraktekkan di sejumlah negara-negara muslim.
3Kata Tunku dalam
bukunya “
Political Awankening
” : “Demokrasi yang didefinisikan sebagai
suatu Negara yang mempunyai peraturan langsung atau wakilnya, mengabaikan
hak turun temurun dan pembagian drajat dan dipermudahkan dengan
pandangan minoritas. Ide demokrasi Malaysia ini konsisten dengan definisinya
kecuali konstitusi yang menetapkan aturan dan perlindungan kepada penduduk
asli yang kurang progresif secara ekonomi dan kurang berdaya maju berbanding
pendatang yang telah imigrasi”.
4
3Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2008), cet. 1, h. 205.
Dalam konteks sejarah pemerintahan Malaya, penjajahan Inggris telah
menerapkan sistem demokrasi di Malaya. Dalam merealisasikan kemerdekaan
Malaya, Tunku telah berusaha meyakinkan pihak Inggris akan kesungguhan
Partai Gabungan untuk menjalankan sistem demokrasi di Malaya.
5Disini
jelaslah bahwa Tunku menerima bentuk pemerintahan yang direncanakan dan
disyaratkan pihak Inggris ketika menuntut kemerdekaan Malaysia, dan bentuk
pemerintahan ini tetap dilaksanakan di Malaysia sampai saat ini.
b.
Bentuk Negara
Komisi Reid telah menerima 80% dari memorandum yang di bawah oleh
Partai Gabungan, di antara yang dimuat dalam memorandum Partai Gabungan,
adalah :
1)
Membentuk pemerintah pusat yang memiliki kuasa atas negeri-negeri
bagian dalam Persekutuan Malaya.
2)
Merekomendasikan nama Malaysia sebagai nama baru Persekutuan
Malaya.
3)
Perjabat Tinggi Inggris digantikan oleh pelantikan Yang Dipertuan Agong
dan wakilnya.
4)
Majelis Raja-raja harus disahkan.
5)
Parlemen hendaklah memiliki dua dewan
40
6)
Tiga lembaga pemerintahan yang memiliki kuasa terpisah harus
diwujudkan.
7)
Agama Islam sebagai agama resmi Persekutuan Malaya.
8)
Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Persekutuan Malaya.
9)
Kedudukan istimewa orang Melayu harus dipertahankan.
6Memorandum dari Partai Gabungan diatas jelaskan membuktikan bahwa,
biarpun Tunku menerima syarat-syarat yang telah ditetapkan pihak Inggris,
Tunku juga telah merencanakan pembentukan Malaysia dan Tunku ingin
menjadikan Malaysia sebuah negara yang berbentuk Federasi. meskipun Tunku
menerima syarat Inggris untuk menjadikan Malaysia negara yang demokrasi,
Tunku tetap memohan agar kedudukan Raja-raja Melayu ditetapkan sebagai
penjaga agama Islam dan adat di setiap negara bagian.
c.
Pengangkatan Kepala Negara
Inggris awalnya memperkenalkan sistem pemilihan umum, ketika Partai