A N A L I S I S R E – D E S I G N A L A T B A N T U S O R T A S I T A N D A N B U A H S E G A R ( T B S ) K E L A P A S A W I T
DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SAWIT SEBERANG
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh MHD. SYAFI’I 1 1 0 4 2 3 0 2 9
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya Program Studi Ekstensi Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk tugas sarjana ini adalah “Analisis Re-Design Alat Bantu Sortasi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara II Sawit Seberang”.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.
Medan, Februari 2015
UCAPAN TERIMAKASIH
Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.
Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam pelaksanaan Tugas Sarjana.
2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.
3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.
5. Ibu Ir. Anizar, M. Kes selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
6. Ayahanda H. Achmad Sanusi dan Almarhumah Ibunda Hj. Rosnani yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan Almarhumah Ibunda tercinta.
7. Pak Lingga selaku pembimbing lapangan yang telah mengizinkan serta membantu penulis melakukan penelitian dan membantu penulis dalam pengumpulan data.
8. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.
9. Seluruh teman-teman ekstensi 2011, terimakasih atas dukungan dan kerjasamanya.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
ABSTRAK ... xxi
I PENDAHULUAN ... I-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.11.5 Stasiun Pemurnian (Clarification) ... II-21 2.11.6 Stasiun Pengolahan Biji ... II-22
III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1
3.1 Postur kerja ... III-1 3.1.1 Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja ... III-3 3.1.2 Keluhan Musculoskeletal ... III-5 3.1.3 Rapid Entire Body Assesment (REBA) ... III-8 3.2. Kuesioner Nordic ... III-14 3.3. Penentuan Karakteristik dengan QFD (Quality Function
Deployment) ... III-14
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.8. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-4
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Standard Nordic Questionaire (SNQ) ... V-1 5.1.2. Data Postur Kerja ... V-2 5.1.3. Data Biomekanika ... V-5 5.1.4. Data Antropometri... V-6 5.1.5. Pengumpulan Data Kuisioner... V-7 5.1.5.1. Pengumpulan Data Kuesioner Terbuka ... V-7 5.1.5.2. Pengumpulan Data Kuesioner Tertutup ... V-8 5.2. Pengolahan Data ... V-10
5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuisioner SNQ pada StasiunSortasi ... V-10 5.2.2. Penentuan Level Tindakan Postur Kerja dengan REBA .. V-14 5.2.3. Biomekanika... V-19 5.2.4. Perhitungan Data Antropometri Tubuh Operator... V-38 5.2.4.1. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai
DAFTAR ISI (Lanjutan)
5.2.8. Perancangan Fasilitas Kerja dengan MenggunakanQuality Function Deployment (QFD) ... V-58
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
6.3.1. Analisis dan Evaluasi Penentuan Nilai Maximum
Permissible Limit (MPL) ... VI-3 6.4. Analias Metode Perancangan QFD ... VI-4 6.5. Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan ... VI-7
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.7 Data Hasil Kuesioner Tertutup untuk Harapan Atribut ... V-10 5.8 Persentase Keluhan Operator ... V-12 5.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja ... V-18 5.10 Hasil Rekapitulasi MPL ... V-37 5.11 Data Dimensi Tubuh Operator ... V-38 5.12 Hasil Pengukuran dengan X, σ, Xmin dan Xmaks ... V-42
5.13 Uji Keseragaman Data ... V-44 5.14 Uji Keseragaman Data Setelah Beberapa Kali Dilakukan Revisi
Pada Masing-Masing Elemen Pengukuran ... V-47 5.15 Data Dimensi Tubuh Operator Setelah Revisi ... V-47 5.16 Uji Kecukupan Data ... V-49 5.17 Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov ... V-50 5.18 Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi
Antropometri ... V-52 5.19 Uji Validitas Produk Tojok pada Kinerja ... V-53 5.20 Uji Validitas Produk Tojok pada Harapan ... V-54 5.21 Rekapitulasi Uji Validitas pada Kinerja untuk Semua Atribut
Tojok ... V-54 5.22 Rekapitulasi Uji Validitas pada Harapan untuk Semua Atribut
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.23 Pengelompokan Data Berdasarkan Ganjil dan Genap ... V-56 5.24 Daftar Tujuan Perancangan Tojok ... V-59 5.25 Spesifikasi Produk Tojok ... V-67 5.26 Evaluasi Harapan Konsumen Produk Tojok ... V-69 5.27 Matriks antara Atribut Produk dan Karakteristik Teknis ... V-70 5.28 Matriks Derajat Hubungan antara Produk Tojok dan
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1 Tojok Aktual dan Tojok Rancangan ... I-2 2.1 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit
Seberang ... II-8 2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara II
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
5.5 Penialain Postur Tubuh (Kanan) Operator Menyortir TBS ... V-15 5.6 Penialain Postur Tubuh (Kiri) Operator Menyortir TBS ... V-17 5.7 Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan ... V-19 5.8 Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan pada Situasi
Origin ... V-19 5.9 Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah ... V-21 5.10 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah pada Situasi
Origin ... V-21 5.11 Sudut yang Terbentuk di Bahu ... V-22 5.12 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas pada Situasi
Origin ... V-23 5.13 Sudut yang Terbentuk di Puggung ... V-24 5.14 Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung pada
Situasi Origin ... V-25 5.15 Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan ... V-27 5.16 Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan pada
Destination ... V-28 5.17 Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah ... V-29 5.18 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bawah pada
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
5.19 Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas... V-31 5.20 Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas pada Situasi
Destination ... V-32 5.21 Sudut yang Terbentuk di Punggung ... V-33 5.22 Free Body Diagram Segmen Tubuh Bagian Punggung pada
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Standart Nordic Quesionaire (SNQ) ... L-1 2. Penilaian Postur Kerja untuk Semua Elemen Kegiatan ... L-2 3. Perhitungan Persentil ... L-3 4. Tabel R ... L-4 5. Kuisioner Terbuka ... L-5 6. Kuisioner Tertutup ... L-6 7. Form Tugas Akhir... L-8 8. Surat Penjajakan... L-9 9. Surat Balasan ... L-10 10. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-11 11. Lembar Asistensi ... L-12
ABSTRAK
PT Perkebunan Nusantara II Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sawit Seberang bergerak di bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Operator melakukan penyortiran TBS secara manual dengan menggunakan tojok. Alat ini digunakan operator untuk mengangkat dan menurunkan TBS dari truk ke lantai sortasi. Berdasarkan studi pendahuluan, didapatkan beberapa kelemahan dari tojok rancangan awal yaitu pegangan tambahan yang terlalu kecil sehingga menyulitkan operator pada saat melakukan penyortiran TBS. Posisi pegangan tambahan terlalu dekat dengan pegangan utama sehingga mengganggu operator dan pada saat mengangkat TBS.
ABSTRAK
PT Perkebunan Nusantara II Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sawit Seberang bergerak di bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Operator melakukan penyortiran TBS secara manual dengan menggunakan tojok. Alat ini digunakan operator untuk mengangkat dan menurunkan TBS dari truk ke lantai sortasi. Berdasarkan studi pendahuluan, didapatkan beberapa kelemahan dari tojok rancangan awal yaitu pegangan tambahan yang terlalu kecil sehingga menyulitkan operator pada saat melakukan penyortiran TBS. Posisi pegangan tambahan terlalu dekat dengan pegangan utama sehingga mengganggu operator dan pada saat mengangkat TBS.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Bekerja dengan kondisi alat yang tidak ergonomis dapat memicu berbagai
masalah kesehatan terhadap penggunanya antara lain nyeri, kelelahan bahkan
kecelakaan sehingga akan menimbulkan berbagai dampak negatif baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
PT Perkebunan Nusantara II Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sawit Seberang
bergerak di bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil
(CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Tandan Buah Segar (TBS) merupakan bagian
dari kelapa sawit yang diproses untuk menghasilkan minyak. Berdasarkan fraksi buah
sawit, TBS dibagi menjadi 3 jenis yaitu buah mentah, buah matang dan buah busuk.
Sebelum TBS diolah, TBS terlebih dahulu disortir di stasiun sortasi.
Aktivitas penyortiran Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik kelapa sawit tidak
terlepas dari peranan manusia. Kegiatan penyortiran dilakukan untuk memisahkan
TBS berdasarkan fraksinya sehingga TBS yang tidak sesuai dengan kriteria akan
diangkut kembali ke truk. Operator melakukan penyortiran TBS secara manual
dengan menggunakan tojok. Alat ini digunakan operator untuk mengangkat dan
menurunkan TBS dari truk ke lantai sortasi. Berat TBS yang diangkat oleh operator
berkisar antara 20-25 kg. Kegiatan ini dilakukan operator secara berulang dengan
kondisi alat yang digunakan tidak ergonomis dan sikap kerja yang tidak alamiah
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dengan menyebar sekitar 36 kuisioner kepada pemakai kendaraan Land Rover, 80% diantaranya masih mengeluhkan bahwa kursi penumpang tidak nyaman dan menyebabkan kelelahan apabila duduk terlalu lama terutama pada bagian pinggang. Metode yang digunakan adalah metode EFD. Kursi penumpang kendaraan land rover yang digunakan saat ini pada beberapa bagian tidak sesuai dengan aspek antropometri dan biomekanika yaitu tinggi alas kursi (TPO) menjadi 37,79 cm, lebar alas kursi (LP) menjadi 39,65 cm, panjang alas kursi (PP) menjadi 44,24 cm, lebar sandaran kursi (LB) 47,35 cm, tinggi sandaran kursi (TBD) menjadi 60,23 cm, tinggi kursi (TDT) menjadi 79,49 cm, sudut kemiringan sandaran kursi menjadi 15° - 35°, kedalaman cekungan lumbar (PLH) menjadi 2,03 cm, ketinggian cekungan lumbar (PPI) menjadi 10,92 cm, tinggi punggung terluar (TSP) diubah dari 45 cm menjadi 49,14 cm.
Berdasarkan perbedaan dari kedua alat bantu sortasi di atas, maka peneliti akan menganalisis dan melakukan perancangan ulang alat bantu TBS sesuai dengan karakteristik yang diinginkan oleh operator dengan menggunakan metode
Quality Function Deployment (QFD).
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian adalah :
1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan dengan membandingkan teori-teori ilmiah yang ada dengan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya penilaian sistem kerja, beban kerja serta aplikasinya di lapangan.
2. Memberi kesempatan kepada penulis untuk memperoleh pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan aktual di perusahaan sehingga perusahaan lebih efisien dalam bekerja.
1.4 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
manfaat dilakukannya penelitian serta sistematika penulisan tugas sarjana.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah perusahaan, kegiatan operasional perusahaan, visi misi perusahaan, struktur organisasi, deskripsi tugas dan tanggung jawab pekerja di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero), jumlah pekerja dan jam kerja perusahaan.
BAB III LANDASAN TEORI
Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka sebagai landasan utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang berisi teori-teori SNQ, metode REBA, defenisi beban kerja fisik, biomekanika dan QFD.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab pengumpulan dan pengolahan data berisi tentang pengumpulan data, yaitu data keluhan muscoluskeletal dengan menggunakan SNQ, data penilaian elemen gerakan kerja dengan menggunakan metode REBA, data atribut produk tojok dari hasil kuesioner terbuka dan data derajat kepentingan dari hasil kuesioner tertutup. Sedangkan pengolahan data yang dilakukan adalah identifikasi keluhan
dan reabilitas serta penentuan karakteristik dengan Quality Function Deployment (QFD).
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini diuraikan mengenai analisis SNQ, postur kerja, biomekanika, korelasi dari penelitian sehingga memperjelas hasil pengolahan data dan karakteristik perancangan tojok dengan QFD. Selain itu juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan, yaitu berupa perancangan alat bantu untuk mereduksi risiko MSDs.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara II disingkat PTPN II (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utamanya adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) serta produk hilir karet.
Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN).
Unit usaha Sawit Seberang didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1923 dengan nama Verenigdee Deli Mastgehappij (VDM), bergerak dalam pembudidayaan kelapa sawit.
Tahun 1927 pihak VDM membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang berada dalam naungan dan pengawasan PT. Perkebunan Nasional, PKS Sawit Seberang telah beberapa kali melakukan perbaikan dan penambahan kapastias yaitu 15 ton TBS diolah perjam menjadi 30 ton TBS per jam.
nama menjadi PPN Antan II. Tahun 1969 PPN Antan II dan PNP II digabung menjadi PNP II. Tahun 1976 PNP II diubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT Perkebunan II (Persero). Tanggal 11 Maret 1996, PTP II dan PTP IX digabung menjadi PTPN II.
Areal kebun Sawit Seberang adalah konsensi kebun Batang Serangan (Eks Perusahaan Belanda) tanggal 10 Desember 1936 dengan No. LXV/R atas nama
Deli Mastgehappij, kemudian diberi Hak Guna Usaha (HGU) kepada Kebun Sawit Seberang berdasarkan SK Menteri Agraria No. SK: 35 HGU tertanggal 10 Oktober 1958 seluas 14.896.11, terdiri dari:
1. Areal Tanaman : 8.236.98 Ha 2. Pembibitan : 16.26 Ha 3. Emplement/ Perusahaan : 298.90 Ha 4. Jalan/jurang/rawa-rawa : 407.54 Ha 5. Hutan Okupasi : 5.932.69 Ha 6. Erosi Sungai : 3.74 Ha
2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
karena tidak sesuai dengan kapasitas yang terpasang saat ini, maka pada tahun 2000 pabrik fraksionasi tidak diproduksi lagi.
2.3 Lokasi Perusahaan
Unit Kebun Sawit Seberang terletak di Jalan Besar Sawit Seberang, Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, berjarak ± 78 km dari kota Medan.
2.4 Daerah Pemasaran
PTPN II Kebun Sawit Seberang memiliki kantor pemasaran bersama dengan PTPN II lainnya. Untuk pengiriman CPO secara lokal, PTPN II bekerja sama dengan beberapa perusahaan di daerah Belawan dan sekitarnya sebesar 279.671 Ton (71,02%). Sedangkan untuk pengiriman CPO secara ekspor sebesar 114.072 Ton (28,97). Kantor Direksi pusat yang menentukan harga CPO dan mengadakan kontrak dengan pihak pembeli baik secara lokal maupun ekspor.
2.5 Dampak Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat
1. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Kesempatan bekerja sebagai karyawan di PTPN II Kebun Sawit Seberang, baik sebagai karyawan pelaksana maupun karyawan pimpinan telah diatur dan ditetapkan sepenuhnya di dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PTPN II. Perusahaan tetap akan memberikan prioritas utama kepada penduduk lokal di dalam penerimaan karyawan serta prioritas kepada perusahaan kontraktor lokal di dalam melakukan kerjasama dengan perusahaan. Selain itu hal ini juga untuk mencegah terjadinya kecemburuan social dan kesenjangan diantara masyarakat atau penduduk lokal yang belum bekerja di perusahaan dengan tenaga kerja dari luar daerah yang telah bekerja di perusahaan.
2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Keberadaan PTPN II Kebun Sawit Seberang telah banyak menghidupkan sentra-sentra perekonomian masyarakat yang berada disekitar perusahaan. Karyawan peusahaan telah saling berinteraksi dengan penduduk lokal untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dan sosialnya.
3. Pemanfaatan Fasilitas Umum dan Sosial
Fasilitas yang tersedia di PTPN II Kebun Sawit Seberang juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada disekitar perusahaan, seperti jalan, jembatan, sekolah, sarana olah raga (lapangan bola, tenis, dan
4. Kesehatan Masyarakat
Keberadaan PTPN II Kebun Sawit Seberang tidak memiliki dampak apapun terhadap penurunan kesehatan masyarakat yang berada disekitar perusahaan. Hal ini terlihat dari kondisi lingkungan yang tidak memberikan dampak negatif baik kepada pekerja, masyarakat, maupun lingkungan hidup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan perusahaan yang dijalankan selama ini tidak memberikan dampak negatif di dalam bentuk penurunan kesehatan masyarakat disekitar perusahaan.
5. Keamanan dan Ketertiban
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Postur Kerja1
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Grandjean (1993) berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain:
1. Pembebanan pada kaki
2. Pemakaian energi dapat dikurangi
3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi
Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan dan kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai diterapkan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat (1992) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk. Pekerjaan tersebut antara lain:
1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki
4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerja
5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi 6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama
7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk
Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana (2000) bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subyektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut, Pulat (1992) dan Clark (1996) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri antara lain:
1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut
2. Harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg) 3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping. 5. Sering melakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah
1
6. Memerlukan mobilitas tinggi
Clark (1996) mencoba mengambil keuntungan dari posisi kerja duduk dan berdiri kemudian mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi duduk dan berdiri. Kemudian disimpulkan bahwa pemilihan posisi kerja harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan seperti pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1. Pemilihan Sikap Kerja Terhadap Jenis Pekerjaan yang Berbeda
Jenis Pekerjaan
Sikap Kerja yang Dipilih
Pilihan Pertama Pilihan Kedua
Mengangkat beban > 5kg Berdiri Duduk – Berdiri Bekerja di bawah tinggi siku Berdiri Duduk – Berdiri Menjangkau horizontal di luar
daerah jangkauan optimum
Berdiri Duduk – Berdiri
Pekerjaan ringan dengan pergerakan berulang
Duduk Duduk – Berdiri
Pekerjaan perlu ketelitian Duduk Duduk – Berdiri Inspeksi dan monitoring Duduk Duduk – Berdiri Sering berpindah-pindah Duduk – Berdiri Berdiri
Sumber: Helander (1995:60). A Guide to the Ergomic of Manufacturing.
3.2. Gangguan Musculoskeletal2
Surabaya:Penerbit Guna Widya.
2
Gangguan musculoskeletal yang sering juga disebut Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD) adalah rasa sakit yang mempengaruhi tulang, otot, dan persendian tubuh yang diderita oleh seseorang. Gangguan musculoskeletal pada umumnya disebabkan pemberian beban kerja yang melebihi kemampuan tubuh (overuse) untuk melakukan pemulihan, pada proses kerja yang berulang, dan dalam waktu yang lama.
3.2.1.1. Penyebab Gangguan Muskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal memiliki banyak penyebab, pekerjaan yang repetitive, yang paling sering menjadi penyebab gangguan ini, adalah salah satu faktor dari faktor risiko (risk factor) yang dimiliki oleh stasiun kerja. Faktor risiko dapat menjadi penyebab langsung dari masalah kesehatan, adanya faktor risiko bukan berarti merupakan salah satu faktor penyebab. Faktor risiko merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tingkat risiko yang dimiliki suatu pekerjaan terhadap masalah kesehatan yang mungkin muncul di stasiun kerja.
Faktor risiko yang dapat menjadi penyebab gangguan muskuloskeletal diantaranya:
1. Pekerjaan repetitif
Pekerjaan repetitif memberikan beban kerja pada bagian tubuh secara konstan. Apabila pekerjaan ini dilakukan dalam waktu yang lama dan melebihi kemampuan bagian tubuh untuk melakukan pemulihan, maka risiko terjadi gangguan muskuloskeletal sangat tinggi.
Berdasarkan karakteristik stasiun kerja dan metode kerja yang digunakan, pekerja sering menggunakan postur yang tidak baik. Postur tubuh yang tidak baik biasanya terjadi saat otot yang digunakan berada pada posisi yang sulit sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan menyebabkan rasa rasa sakit, seperti pada saat peregangan maksimum.Apabila postur tubuh yang tidak baik ini dibiarkan dan dilakukan dalam waktu yang lama, maka resiko terjadi gangguan muskuloskeletal sangat tinggi.
3. Tingkat kekuatan pekerjaan akan membutuhkan tingkat kekuatan (force) saat menggunakan peralatan atau saat mendorong dan menahan. Tingkat kekuatan akan memberikan beban kerja berlebih pada bagian tubuh. Kemampuan bagian tubuh untuk dapat menahan beban kerja dalam waktu tertentu sangat menentukan tingkat kekuatan yang dikeluarkan, risiko terjadi gangguan muskuloskeletal semakin tinggi.
4. Kerja otot statis
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang yang beralamat di Jl. Emplasmen, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015.
4.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah action research yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan solusi yang akan diaplikasikan pada perusahaan sebagai bentuk perbaikan dari sistem semula.
4.3 Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah tojok yang merupakan alat bantu sortasi TBS di PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sawit Seberang.
4.4 Kerangka Berpikir
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data
5.1.1 Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Standard Nordic Questionnaire (SNQ) adalah metode yang digunakan untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh operator saat melakukan aktivitas penyortiran TBS di lantai sortasi. Penilaian dengan Standard Nordic Questionnaire dilakukan dengan pemberian bobot nilai, yaitu:
1. Untuk tidak ada keluhan diberikan nilai 0 2. Untuk keluhan agak sakit diberikan nilai 1 3. Untuk keluhan sakit diberikan nilai 2
4. Untuk keluhan sangat sakit diberikan nilai 3.
Kategori keluhan yang dirasakan operator saat bekerja adalah sebagai berikut:
1. Tidak sakit (skor 0) apabila operator tidak merasakan keluhan yang berarti terhadap bagian tubuh.
2. Rasa agak sakit (skor 1) apabila operator hanya merasakan rasa nyeri sesekali saja ataupun kesemutan.
4. Rasa sangat sakit (skor 3) apabila operator mengalami rasa pegal dan nyeri yang lama (masih dirasakan walaupun operator sudah selesai atau sudah sampai dirumah).
5.1.2 Data Antropometri
Data antropometri operator yang diukur dalam penelitian didasarkan pada perancangan tojok yaitu:
1. Tinggi siku berdiri (TSB)
Panjang tojok disesuaikan dengan tinggi siku berdiri karena apabila panjang tojok diatas tinggi siku berdiri maka beban akan terasa lebih berat dan cepat menimbulkan keluhan, sedangkan jika tojok terlalu pendek maka postur kerja operator akan membungkuk
2. Jangkauan tangan (JT)
Jarak terjauh penggunaan tojok harus masih dalam jangkauan operator sehingga disesuaikan dengan jangkauan tangan operator.
3. Pangkal ke tangan (PPt)
Pangkal ke tangan diperlukan untuk menentukan diameter, karena diameter sangat mempengaruhi kenyamanan pengguna, agar tidak diperlukan diameter tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
4. Lebar tangan (LT)
Untuk menentukan panjang pegangan utama diperlukan dimensi lebar tangan, karena posisi tangan pada saat menggunakan tojok agak membengkok.
Diameter genggaman tangan diperlukan untuk menentukan besarnya kepalan tangan pada pegangan tojok.
Data dimensi antropometri operator yang diukur dapat dilihat pada Tabel 5.3.
5.1.3 Pengumpulan Data Kuestioner
5.1.3.1Pengumpulan Data Kuesioner Terbuka
Kuisioner terbuka ini disebarkan kepada 8 responden (pengguna tojok). Atribut dari produk tojok yang ditanyakan pada kuisioner adalah:
1. Bahan dasar 2. Bahan tambahan 3. Desain
4. Dimensi
5. Atribut tambahan/corak
5.1.3.2 Pengumpulan Data Penilaian Kuesioner Tertutup
Penyusunan penilaian kuesioner tertutup dilakukan setelah mengetahui modus dari kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup disusun dengan memberi penilaian atas atribut-atribut dari produk tojok dengan menggunakan metode penilaian dengan skala Likert, di mana nilai tersebut diartikan sebagai berikut : E = 1 : menunjukkan performansi tersebut sangat buruk
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Keluhan Musculoskletal Disorders Berdasarkan SNQ
Pembobotan dilakukan untuk mengetahui persentase pada masing-masing kategori rasa sakit sehingga dapat diketahui bagian tubuh mana yang paling merasakan sakit, dengan demikian akan dirancang fasilitas baru yang dapat meminimalkan rasa sakit tersebut.
Hasil rekapitulasi bobot pada kuisioner SNQ persentase keluhan rasa sakit pada operator bagian sortasi adalah sakit pada bahu kiri, sakit pada lengan atas kiri, sakit pada lengan bawah kiri, sakit pada lengan bawah kanan, sakit pada pergelangan tangan kiri, dan sakit pada tangan kiri.
6.2. Analisis Postur Kerja Operator dengan REBA
Hasil penilaian postur kerja memperlihatkan bahwa keluhan otot yang dialami oleh seluruh operator, yaitu pada bagian lengan atas, lengan bawah, pinggang serta punggung. Hal ini disebabkan oleh sikap kerja operator pada saat melakukan pekerjaannya yang kurang ergonomis. Beban kerja dan fasilitas kerja yang kurang baik menambah keluhan otot tersebut.
6.3. Analisis Biomekanika
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Hasil pengolahan data dan analisis pembahasan memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil identifikasi dari kuesioner SNQ menunjukkan bahwa keluhan rasa sakit pada operator bagian sortasi.
2. Hasil penilaian postur kerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa kegiatan penyortiran pada bagian kanan memilki skor penilaian 7.
3. Penilaian biomekanika untuk metode MPL pada aktivitas penyortiran TBS untuk situasi origin dan destination.
7.2. Saran
Saran yang diusulkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Diharapakan kepada perusahaan agar dapat mempertimbangkan dalam penerapan rancangan usulan tojok untuk mereduksi keluhan MSDs.