• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI (Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI (Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI

(Studi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan)

OLEH :

Puri Agusti Ningsih

14.321.0087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

ii SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

PURI AGUSTI NINGSIH 14.321.0087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

(3)
(4)
(5)

v Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Puri Agusti Ningsih

NIM : 14.321.0087

Tempat dan tanggal lahir : Jombang, 11 agustus 1995 Program Studi : S1 Keperawatan

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Insan Cendekia Medika” Jombang

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI (Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang ). Adalah bukan proposal orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Jombang, 2 Agustus 2018 Yang menyatakan

(6)
(7)
(8)

viii

Peneliti dilahirkan di Jombang pada tanggal 11 Agustus 1995 putri dari Bapak Tohir dan Ibu Sugipah. Peneliti merupakan anak keempat dari 4 bersaudara.

Tahun 2009 peneliti Lulus dari SDN Nglele Sumobito Jombang. Tahun 2011 peneliti lulus dari MTs N Sumobito Jombang. Tahun 2013 peneliti lulus dari SMK PGRI 1 Jombang, dan pada tahun yang sama peneliti lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur gelombang 1. Peneliti memilih program Studi S1 Keperawatan dari lima pilihan program Studi yang ada di STIKes ICMe Jombang dan melanjutkan program Ners.

Demikian riwayaat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, 2 Agustus 2018

(9)

ix

sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan”

(10)

x

Yang utama dari segalanya, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayahNya,serta kemudahan sehinnga karya sederhana ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

1. Ayah “Tohir” dan ibu “Sugipah” tercinta yang selalu memberikan segala dukungan, do’a, cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga, yang tiada mungkin dapat aku balas. Hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan semoga ini langkah awal untuk membuat ayah dan ibu bahagia.

2. kakakku tersayang “Rini Wiji Yanti, Budi Rianto, Asih Winarti.,Amd Keb.” yang selalu memberiku kebahagian walau kadang bertengkar tapi engkaulah warna dihidupku dan tidak akan bisa tergantikan.

3. Dwi Prasetyaningati S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Leo Yosdimyati S.Kep.,Ns.,M.Kep yang tiada bosan dan lelah dalam membimbing dan mengarahkan saya selama ini, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan karya sederhana ini.

4. My best friend’s buatteman dekatku “Eka Novitasari” , “Intan Dyah S”, “Intan Rizky Y.”, “Ifanita Safitri.”, “Ayuana oktaviani P”, “Ria Aprilia S”, terimakasih atas doa, nasehat, bantuan, hiburan, traktiran, ejekan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah, aku tidak akan pernah melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini.

(11)

xi

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi (di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)”. Proposal ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat H. Imam Fatoni, SKM,MM selaku ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang, Ibu Dwi Prasetyaningati.,S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Pembimbing 1 dan Bapak Leo Yosdimyati S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing 2 yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, kepala Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang yang telah memberikan ijin penelitian, kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan skripsi ini dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselasaikan tepat waktu.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jombang, 2 Agustus 2018

(12)

xii

(Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)

Oleh

Puri Agusti Ningsih

Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai komplikasi yang mungkin timbul merupakan penyakit yang sangat serius dan berdampak terhadap psikologis penderita karena mempunyai kualitas hidup yang rendah. Tujuan penelitian adalah Mengetahui pengaruh modifikasi Tai Chi terhadap tekanan darah pada klien hipertensi.

Desain penelitian Quasy Eksperiment. Populasi dalam penelitian ini semua penderita hipertensi sebanyak 36 responden dengan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing 18 responden, menggunakan purposive sampling. Variabel independen adalah modivikasi Tai Chi dan variabel dependen adalah perubahan tekanan darah. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi.teknik analisa data menggunakan independent T Test.

Hasil penelitian ini didapatkan tekanan darah sistol post-test yaitu 15 responden (83,3%) hampir seluruhnya mengalami penurunan tekanan darah, dan diastol post-test yaitu 13 responden (72,2%) sebagian besar mengalami penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tekanan darah sistol post-test yaitu 11 responden (61,1%) sebagian besar mengalami tetap tekanan darah, dan diastol post-test yaitu 15 responden (83,3%) hampir seluruhnya menetap tekanan darah. Hasil uji T Test menunjukkan Dan diperoleh nilai p value sistol = 0,021 dan p value diastol = 0,007 dengan demikian nilai p-value < dari α maka H0 ditolak H1 diterima.

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian senam Tai Chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi.

(13)

xiii

IN HYPERTENSION CLIENTS

(In Penjalinan Hamlet Dukuh Klopo Village Peterongan Jombang)

By

Puri Agusti Ningsih

The uncontrolled hypertension will cause various complications that may arise is a very serious disease and affects the psychological sufferers because of having a low quality of life. The purpose of this study was to determine the effect of Tai Chi modification on blood pressure on hypertensive clients.

This study used quasi experimental research design. The population in this study is all patients with hypertension as much as 36 respondents with treatment group and control group each 18 respondents, using purposive sampling. The independent variable is the Tai Chi modification and the dependent variable is the change in blood pressure. The research instrument used observation sheet. The data analysis technique used independent T Test. The result of this study showed that 15 respondents (83.3%) of systolic blood pressure were almost completely decreased blood pressure, and post-test diastole 13 respondents (72.2%) mostly experienced decreased blood pressure in treatment group. In the control group showed that the post-test systolic blood pressure was 11 respondents (61.1%) mostly experienced blood pressure, and post-test diastole 15 respondents (83.3%) were almost entirely sedentary. The result of T test shows that p value of systole = 0.021 and p value of diastole = 0.007 so that p-value <of α then H0 is rejected H1 accepted.

The conclusion of this research is the effect of Tai Chi gymnastics on changes in blood pressure on hypertension clients.

(14)

xiv

HALAMAN JUDUL... Halaman

HALAMAN DALAM... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

RIWAYAT HIDUP iv MOTTO v PERSEMBAHAN vi KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK viii ABSTRACT ix DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR LAMBANG xiv DAFTAR SINGKATAN xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 4

1.3Tujuan Penelitian... 4

1.4Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Senam Tai Chi……… ………. 6

2.2 Konsep Hipertensi... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual... 31

3.2 Hipotesis... 32

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian...………. 33

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... ... 34

4.3 Populasi dan Sampel... 34

4.4 Kerangka Kerja...……… 37

4.5 Identifikasi Variabel... 38

4.6 Definisi Operasional... 38

4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data………....…… 40

4.8 Teknik Pengolahan Data... 41

4.9 Etika Penelitian... 43 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian 46

5.2 Pembahasan 57

Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 68

6.2 Saran 68

(15)

xv

No Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah... 26

Tabel 4.2 Definisi operasional... 39

Tabel 5.1 Karakteristik berdasarkan konsumsi OAH... 47

Tabel 5.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin kelopok perlakuan... 47 Tabel 5.3 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin kelopok kontrol... 48 Tabel 5.4 Karakteristik berdasarkan umur kelopok perlakuan... 48

Tabel 5.5 Karakteristik berdasarkan umur kelopok kontrol... 49

Tabel 5.6 Karakteristik berdasarkan pendidikan kelopok perlakuan... 49 Tabel 5.7 Karakteristik berdasarkan pendidikan kelopok kontrol. Tabel 5.8 Tekanan darah sebelum diberi modivikasi Tai Chi... 50

Tabel 5.9 Tekanan darah sesudah diberi modivikasi Tai Chi... 51

Tabel 5.10 Tekanan darah sebelum diberi OAH ... 52

Tabel 5.11 Tekanan darah sesudah diberi OAH... 53

Tabel 5.12 Perubahan tekanan darah sesudah diberi modivikasi Tai Chi dan OAH... 54 Tabel 5.13 Perubahan tekanan darah sesudah diberi OAH... 55

(16)

xvi

No Gambar Halaman

2.1 Gaya 1: Gerakan putar leher... 10

2.2 Gaya 2: Tarik lengan dan telapak dengan terbuka... 10

2.3 Gaya 3: Peregangan samping... 10

2.4 Gaya 4: Telapak tangan bumi dan surga... 10

2.5 Gaya 5: Putaran bahu... 10

2.6 Gaya 6: Mengetuk pintu pada kehidupan... 10

2.7 Gaya 7: putaran lutut... 10

2.8 Gaya 8: Putaran mata kaki... 11

2.9 Gaya 9: telapak tangan bumi... 11

2.10 Gaya 10: Kaki dan tangan sejauh mungkin... 11

2.11 Gaya 11: Sikap berdiri alami... 11

2.12 Gaya 12: Sikap berdiri kucing... 11

2.13 Gaya 13: Sikap berdiri maju... 11

2.14 Gaya 14: Tarian kuda telapak tangan Ying Yang... 11

2.15 Gaya 15: Sikap silang mundur... 11

2.16 Gaya 16: Menggulung ombak... 11

2.17 Gaya 17: Bergerak dalam lingkaran... 12

2.18 Gaya 18: Sikap berdiri kucing, melangkah kedepan mundur pegang bola... 12 2.19 Gaya 19: Menggerakkan tangan, tarian kuda... 12

2.20 Gaya 20: Lutut diangkat, serangan tinju ganda... 12

2.21 Gaya 21: Mundur, angkat lutut kanan, buka lengan, sikap maju, tinju ganda... 12 2.22 Gaya 22: Kombinasi lengkap dan meredakan nafas... 13

3.1 Kerangka konsep... 31

(17)

xvii Lampiran 1 : Jadwal penelitian

Lampiran 2 : Surat izin penelitian dari kampus Lampiran 3 : Lembar pernyataan judul

Lampiran 4 : Surat keterangan selesai penelitian dari puskesmas Desa Dukuh klopo

Lampiran 5 : Surat pengambilan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Jombang Lampiran 6 : Surat ijin penelitian dari puskesmas Desa Dukuh klopo

Lampiran 7 : Surat izin penelitian dari Dinas kesehatan Kabupaten Jombang Lampiran 8 : Lembar tabulasi

Lampiran 9 : Lembar permohonan kesediaan responden Lampiran 10: Lembar kuesioner

Lampiran 11: Lembar observasi

Lampiran 12: Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 13: Lembar SAK

Lampiran 14: Lembar food record Lampiran 15: Lembar tabulasi silang Lampiran 16: Uji statistic

(18)

xviii 1. Kemenkes : Kementrian Kesehatan

2. Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia 3. WHO : World Heald Organization

4. Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat 5. OAH : Obat Anti Hipertensi 6. PJK : Penyakit Jantung Koroner 7. Lansia : Lanjut Usia

(19)

1

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju dan berkembang. Hipertensi menjadi masalah kesehatan karena sering ditemukan dan menjadi lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan cerebrovaskuler Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena ditemukan dan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner (Nugroho, 2008). Modifikasi gaya hidup sebagai langkah pertama dalam perawatan hipertensi, terapi non farmakologi dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Obat hanya membuat tekanan darah kembali normal tetapi tidak menjamin tekanan darah naik lagi. Pada lansia, kerja obat dalam tubuh dan interaksinya dengan jaringan tubuh (farmakodinamika) berubah secara signifikan, sehingga memberikan efek kerusakan organ target seperti otak dan ginjal (Christensen,2006). Hipertensi yang dialami oleh lansia di jombang semakin meningkat karena selama ini penanganan hipertensi hanya diberikan terapi farmakologi saja. Olahraga atau latihan fisik pada lansia yang dilakukan secara rutin akan mengurangi risiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang akhirnya akan menjaga elastisitasnya dan melatih otot jantung dalam berkontraksi sehingga kemampuan pemompaannya akan selalu terjaga. Salah satu olahraga yang sedang populer yang banyak dilakukan masyarakat sekarang ini adalah senam Tai Chi. Tai Chi adalah olah raga tradisional Cina dengan gerakan lambat, pernafasan yang dalam, dan pemusatan pikiran dengan unsur meditasi.

(20)
(21)

karena kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung (Nuraini, 2015).

Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah membantu penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat normal dan meningkatkan kualitas kesehatannya secara maksimal. Senam Tai Chi merupakan salah satu penanganan nonfarmakologis pada kejadian hipertensi. Latihan Tai Chi merupakan fewlow-felocity dan low impact exercise programs, yang mempunyai manfaat tinggi bagi lansia dan dapat dilakukan di mana saja. Latihan Tai Chi merupakan latihan tradisional dari cina yang menggabungkan latihan pernafasan, rileksasi, dan struktur gerakan yang pelan dan lembut (srisurini, 2003). Gerakan Tai Chi yang meliputi body-mind-soul-breath secara teratur terbukti dapat meningkatkan pelepasan non adrenalin melalui urin, menurunkan kadar cortisol, serta menurunkan aktivitas saraf simpatis yang membawa dampak positif pada jantung (berupa denyut jantung yang stabil dan tekanan darah turun menuju normal). Ini karena aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis menjadi seimbang dan harmonis. Latihan tersebut dapat pula meningkatkan antioksidan untuk menghilangkan radikal bebas dalam tubuh dan menstabilkan tekanan darah (Sutanto, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh senam Tai Chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(22)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Tekanan Darah sebelum dan sesudah pada klien hipertensi pada kelompok yang di berikan OAH dan modivikasi tai chi pada kelompok subjek 2. Mengidentifikasi Tekanan darah sebelum dan sesudah pada klien hipertensi pada

kelompok yang di berikan OAH di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

3. Perbedaan Pengaruh Modifikasi Tai Chi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat sebagai informasi baru tentang ilmu keperawatan, terutama keperawatan komunitas, keluarga khusus nya keperawatan gerontik. Mengetahui pengaruh modifikasi Tai Chi terhadap nilai tekanan darah pada klien hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

(23)

5

2.1 Konsep Modivikasi Tai Chi

2.1.1 Pengertian Modivikasi Tai Chi

Tai Chi Chuan atau sering dikenal sebagai Tai Chi adalah seni bela diri China yang sifatnya internal. Internal adalah untuk melatuh nei gong / exsternal power atau tenaga luar. Dalam perkembangannya, ada banyak gaya atau bentuk yang sudah di ciptakan, baik tradisional maupum modern (Arifin, M. Z, 2011). Pada masa kini Tai Chi sudah menyebar ke seluruh dunia, walaupun begitu perkembangan gaya atua bentuk modern bisa dilacak ke lima perguruan besar tradisional, yaitu:

1. Chen Style (dikembangkan oleh Chen Wang Ting, 1580-1660)

2. Yang Style (dikembangkan oleh Yang Lu Ch’an, 1799-1872)

3. Wu/Hao ( dikembangkan oleh Wu Yu-hsiang, 1812-1880)

4. Wu Style (dikembangkan oleh Wu Chien-ch’uan, 1870-1942) 5. Sun Style (dikembangkan oleh Sun Lu-t’ang, 1861-1932)

(24)

isi-kosong. Kedua elemen ini saling melengkapi dan membentuk bundaran yang melambangkan universe, yang tampak pada simbol Tao. Walaupun Tai Chi dimasyarakat lebih dikenal sebagai gerakan lambat, tetapi gaya Yang, Wu dan Chen mempunyai bentuk sekunder dengan ritme yang cepet. Melalui promosi Yang, Wu dan Sun pada pemulaan abad 20, Tai Chi berkembang keseluruh dunia diantara masyarakat yang tidak tertarik pada bela diri, melainkan terutama pada manfaat kesehatan yang dihasilkan oleh latihan Tai Chi. Dengan mengfokuskan pikiran hanya pada gerak dan bentuk, akan memberikan ketenangan batin (Arifin, 2011).

Inti latihan Tai Chi terdiri atas dua jenis, yaitu yang pertama: bentuk solo atau bergerak sendirian, melakukan urutan gerakan dengan tulang punggung tegak, pernafasan perut dan range of motion yang alamiah. Kedua adalah: bentuk pernapasan, melakukan pushing hands atau tangan mendorong (tui shou), untuk melatih bela diri. Mempraktekkan gerakan sendirian secara berulang-ulang dapat memperbaiki poster tubuh, sirkulasi tubuh dan fleksibilitas sendi (Arifin, 2011).

(25)

2.1.2 Komponen utama modifikasi Tai Chi

Smalzeiser dalam Arifin, (2011), menyatakan bahwa senam Tai Chi memiliki tiga komponen utama, yaitu:

1. Gerakan: seluruh kelompok otot besar dan sendi diperlukan untuk gerakan-gerakan lambat dan lembut. Tai Chi dapat memperbaiki keseimbangan, kekuatan, fleksibelitas, stamina, tonus otot dan koordinasi. Senam Tai Chi yang sifatnya low impact dan weight bearing dapat memperkuat tulang dan memperlambat pengurangan masa tulang, sehingga kemungkinan dapat mencegah Osteoporosis.

2. Meditasi bertujuan menenangkan pikiran, meningkatkan kosentrasi, mengurangi kecemasan sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.

3. Pernapasan dalam atau pernapasan perut dapat meningkatkan kapasitas paru, meregangkan otot-otot pernapasan dan melepaskan ketegangan. Hal tersebut juga berakibat meningkatkan ambilang oksigen dari darah. 2.1.3 Efek senam Tai Chi

Setelah melakukan senam Tai Chi selama 8-12 minggu dengan frekuensi 3x/minggu, didapatkan penurunan tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut nadi istirahat (Jones dalam Arifin, 2011), . Senam Tai Chi dapat memperlambat penurunan fungsi jantung dan paru akibat bertambahnya usia. Tai Chi dapat dilakukan oleh lansia sebagai jenis latihan aerobik (Lai et al, 1993)

(26)

darah diastolik sebanyak 8,8 mmHg. Serum kolesterol total turun sebanyak 15,2 mg/dl dan high density lipoprotein cholesterol meningkat 4,7 mg/dl. Jadi pelatihan Tai Chi dapat menurunkan tekanan darah dan merubah profil lipida (Tsai et al, 2003)

2.1.4 Gerakan senam Tai Chi

Adapun gerakan modifikasi Tai Chi disarikan dalam The 22 Styles Of Tai Chi Breath Exercise yang terdiri dari:

Gaya 1: Gerakan putar leher;

Gaya 2: Tarik lengan dan telapak dengan terbuka; Gaya 3: Peregangan samping;

Gaya 4: Telapak tangan bumi dan surga; Gaya 5: Putaran bahu;

Gaya 6: Mengetuk pintu pada kehidupan; Gaya 7: putaran lutut;

Gaya 8: Putaran mata kaki; Gaya 9: telapak tangan bumi;

Gaya 10: Kaki dan tangan sejauh mungkin; Gaya 11: Sikap berdiri alami;

Gaya 12: Sikap berdiri kucing; Gaya 13: Sikap berdiri maju;

Gaya 14: Tarian kuda telapak tangan Ying Yang; Gaya 15: Sikap silang mundur;

(27)

Gaya 18: Sikap berdiri kucing, melangkah kedepan mundur pegang bola;

Gaya 19: Menggerakkan tangan, tarian kuda; Gaya 20: Lutut diangkat, serangan tinju ganda;

Gaya 21: Mundur, angkat lutut kanan, buka lengan, sikap maju, tinju ganda;

Gaya 22: Kombinasi lengkap dan meredakan nafas (Arifin, M. Z, 2011).

Gambar 2.1. Gaya 1: Gerakan putar leher

Gambar 2.3. Gaya 3: Peregangan samping

Gambar 2.5. Gaya 5: Putaran bahu

Gambar 2.2.Gaya 2: Tarik lengan dan telapak dengan terbuka

Gambar 2.4. Gaya 4: Telapak tangan bumi dan surga

Gambar 2.6. Gaya 6: Mengetuk pintu

(28)

Gambar 2.7. Gaya 7: putaran lutut

Gambar 2.9. Gaya 9: telapak tangan bumi

Gambar 2.11. Gaya 11: Sikap berdiri alami

Gambar 2.13Gaya 13: Sikap berdiri maju

Gaya 15: Sikap silang mundur

Gambar 2.8. Gaya 8: Putaran mata kaki

Gambar 2.10. Gaya 10: Kaki dan tangan sejauh mungkin

Gambar 2.12. Gaya 12: Sikap berdiri kucing

Gambar 2.14. Gaya 14: Tarian kuda telapak tangan Ying Yang

(29)

Gambar 2.17. Gaya 17: Bergerak dalam lingkaran

Gambar 2.18. Gaya 18: Sikap berdiri kucing, melangkah kedepan

mundur pegang bola

Gambar 2.19. Gaya 19: Menggerakkan tangan, tarian kuda

Gambar 2.20. Gaya 20: Lutut diangkat, serangan tinju ganda

(30)

Gambar 2.22.Gaya 22: Kombinasi lengkap dan meredakan nafas

The 22 Styles Of Tai Chi Breath Exercise yang telah di uraikan di atas adalah suatu olahraga pernapasan yang merupakan perpaduan antara ilmu bela diri Tai Chi dengan olah nafas, sehingga menjadi senam pernapasan yang dapat dilakukan secara masal, mudah di pelajari dan tidak sulit untuk dikuasai (Teramihardja, 2008).

(31)

2.2 HIPERTENSI

2.2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak normal. Garis batas dari hipertensi umumnya tekanan sistolik yang berkisar antara 140-190 mmHg dan tekanan diastolik antara 90-95 mmHg (Riyadi, 2011). Sementara itu dianggap tekanan darah normal jika tekanan diastolik lebih kecil dari 85 mmHg, normal tinggi jika tekanan diastolik 85-89 mmHg, hipertensi ringan 90-104 mmHg, hipertensi sedang 105-114 mmHg, dan tekanan darah tinggi lebih dari 115 mmHg (Wiryowidagto, 2003)

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002)

Hipertensi adalah suatu keadaan di mna seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang di tunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygnomanometer) ataupun alat digital lainnya (Pudjiastuti, 2013).

(32)

dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati, 2009).

2.2.2 Penyebab hipertensi 1. Hipertensi essensial

Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).

(33)

2. Hipertensi sekunder

Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Oparil, 2003). Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat (Sunardi, 2000).

Menurut Muhammadun (2010) penyebab hipertensi antara lain : a. Daya tahan tubuh terhadap penyakit

Daya tahan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktivitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolahraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi yang mengandung kafein sehingga daya tahan tahan tubuh menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.

b. Genetis

(34)

c. Umur

Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. d. Jenis kelamin

Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Wanita > pria pada usia > 50 tahun pria > wanita pada usia < 50 tahun.

e. Adat istiadat

Kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:

1. Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta kurang berolahraga, dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.

2. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.

(35)

dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.

f. Pekerjaan

Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekan mereka yang jabatannya lebih longgar tanggung jawabnya. g. Ras atau suku

Ras atau suku di Amerika Serikat adalah orang kulit hitam dan kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.

2.2.3 Patofisiologi

(36)

noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).

2.2.4 Tanda dan Gejala Hipertensi

(37)

optikus).

Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing (Price, 2005).

Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).

Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial (Corwin, 2005).

2.2.5 Pencegahan hipertensi a. Olah raga yang cukup

(38)

dapat membakar energi 10 sampai 20 kalori/kg berat badan. Denyut nadi optimal setelah latihan berkisar 65 sampai 80%.

b. Tidak merokok

Cara menghindari pengaruh rokok yaitu :

1. Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok, atau tutuplah hidung jika terpaksa melintas di daerah dengan asap rokok.

2. Jika anda seorang perokok, kurangilah jumlah batang rokok, lama menghisap, kekuatan menghisap dan banyak hisapan.

3. Jika anda pernah merokok, berhentilah merokok sama sekali dengan niat yang penuh. Menghentikan merokok secara total mungkin sulit dilakukan, tetapi peluang untuk kembali merokok lebih kecil jika dibanding dengan cara mengurangi perlahan-lahan. Suksesnya seseorang untuk berhenti merokok tergantung pada niat dari dalam diri perokok itu sendiri.

c. Tidak minum alkohol

(39)

d. Istirahat yang cukup

Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja sehingga mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran. Istirahat dengan posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak. Berusahalah untuk beristirahat setelah beberapa saat melakukan kesibukan rutinitas. Cara lain untuk mengurangi stres adalah dengan hipnoterapi, pijat, refleksi. Kunjungi psikolog untuk membantu memecahkan masalah, jika stres terjadi karena adanya masalah yang rumit.

e. Cara medis

Pengobatan bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara medis melalui dokter dan tenaga para medis lainnya, serta cara tradisional dengan memanfaatkan ramuan dan terapi yang ada secara turun temurun dalam masyarakat. Bagi orang yang memiliki resiko tinggi terkena hipertensi, lakukanlah pemeriksaan diri ke dokter secara berkala. Pengobatan hipertensi harus menurut petunjuk dokter. Jangan minum obat tanpa petunjuk dari dokter, karena dapat menimbulkan kekebalan terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal.

f. Cara tradisional

(40)

belimbing wuluh, daun tapak dara, akar pepaya, rambut jagung, adas pulowaras. Jika tekanan darah sudah kembali normal, dapat dihentikan pemakaiannya. Pemakaian berlebihan dapat menurunkan tekanan darah di bawah normal.

g. Mengatur pola makan

Perbanyak minum air putih. Cara makan yang baik adalah sedikit-sedikit tetapi sering, bukan makan banyak tetapi jarang. Kandungan zat dalam menu makanan juga harus diperhatikan, meliputi :

1. Kurangi minum minuman yang mengandung soda, minuman kaleng dan botol.

2. Kurang makan daging, ikan, kerang kepiting dan susu, camilan/snack yang asin dan gurih.

3. Hindari makan makanan ikan asin, telur asin, otak, jeroan, vetsin, soda kue, sarden, udang dan cumi-cumi.

4. Hindari makanan yang dianjurkan seperti sayuran segar, buah segar, tempe, tahu, kacang-kacangan, ayam dan telur.

5. Diet rendah kolestrol. Makanan dimakan sebaiknya mengandung lemak baik dan sedikit mengandung lemak jahat seperti kolestrol. (Muhammadun, 2010).

2.2.6 Pengobatan hipertensi

(41)

a. Diuretika

Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium kemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan. b. Beta Blockers

Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar pembuluh darah.

c. Calsium channel blocker

Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau hipertensi melalui proses relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah. (Mummadun, 2010). Hipertensi esensial tidak diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup penderita :

1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal. 2. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau

(42)

3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.

4. Berhenti merokok. 5. Pemberian obat-obatan.

6. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantuk ginjal membuang garam dan seluruh tubuh sehinggga menurunkan volum cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan pembuluh darah. Diuretik juga menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang kalium. Diuretik kalium atau obat penahan kalium. Diuretik sangat efektif pada :

1) Orang kulit hitam. 2) Lanjut usia.

3) Kegemukan.

4) Penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun. 2.2.7 Klasifikasi hipertensi

Hipertensi di kelompokan dalam 2 kategori besar yaitu hipertensi essensial (primer)dan sekunder. Hipertensi essensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya ,sebagian orang besar orng yang menderita hipertensi sulit mrngetahui secara tepat apa yang menjadi pemicu peningkatan tekanan darah , sedangkan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang penyebabnya sudah diketahui.

(43)

(Santosa,2014):

Tabel 2.1. Definisi dan Klasifikasi tekanan Darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Hipertensi Normal

<130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Stadium 1

Sangat berat >210 >120

(44)

sedangkan kelompok kontrol tidak. Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia yang ada di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto berjumlah 43 lansia. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Setelah disesuaikan dengan kriteria yang dibuat oleh peneliti yaituberjumlah 20 lansia. Sampel pada penelitian ini adalah Lansia yang ada di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun besar sampel dalam penelitian adalah 20 Lansia. Sampel dikatakan drop out bila sampel tidak mengikuti senam taichi lebih dari 3 kali.Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan teknik total sampling. Variabel independent pada penelitian ini adalah senamTai Chi. Variabel dependent pada penelitian ini adalah tekanan darah. Setelah data terkumpul melalui observasi, kemudian data ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti untuk menganalisa terapi senam Tai Chi terhadap penurunan tekanan dara pada pasien hipertensi dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan a=0,05 bila hasilnya diperoleh a<0,05 maka Ho ditolak berarti adapengaruh senam Tai Chi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.

(45)

mengikuti senam Tai Chi yang merupakan anggota sasana Tai Chi Jogja International Hospital (n=24). Subyek diukur tekanan darah sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan darah antara 2 kelompok dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Kelompok yang mengikuti senam Tai Chi memiliki rerata tekanan darah sistolik (126,2 ± 8,24 mmHg) dan diastolik (85,0 ± 6,69 mmHg) lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak mengikuti senam Tai Chi (sistolik 132,5 ±8,97 mmHg; diastolik 89,6 ± 7,51mmHg). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah sistolik (p=0,02) dan diastolik (p=0,03) antara kedua kelompok tersebut.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh komang adi suparwati (2017) dengan judul senam tai chi lebih efektif meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan darinpada senam bugar lansia di kota denpasar.Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pre test and post test two group design, berlangsung selama 5 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. Sampel penelitian ini berasal dari Asosiasi Tai Chi Nasional Indonesia (ATNI) dengan jumlah lansia 40 orang dimana dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 20 lansia. Kelompok I diberikan program Senam Tai Chi dan Kelompok II yang diberikan program Senam Bugar Lansia. Pengukuran fleksibilitas menggunakan chair sit and reach test dan keseimbangan menggunakan four

square step test yang diukur sebelum maupun sesudah program latihan pada

(46)

hasil penelitian Kelompok II setelah diperoleh rerata fleksibilitas sebesar 0,83 ± 2,87 cm dan keseimbangan sebesar 14,10 ± 2,20 detik dengan nilai p=0,000. Beda rerata fleksibilitas dan keseimbangan antara ke dua kelompok menggunakan uji Independent t-test diperoleh nilai p=0,000 yang artinya berbeda secara signifikan dengan nilai rerata fleksibilitas 3,15 cm dan keseimbangan -3,15 detik sehingga ditemukan peningkatan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan Senam Tai Chi dan Senam Bugar Lansia sama-sama efektif meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan pada lansia di Kota Denpasar, namun Senam Tai Chi lebih efektif terhadap peningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan pada lansia di Kota Denpasar.

(47)
(48)

30

Faktor yang tidak dapat terkontrol:

1. Keturunan 2. Jenis kelamin 3. Umur

Faktor yang dapat terkontrol: 1. Kegemukan

2. Kurang olah raga 3. Konsumsi garam

Meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam darah, memperlancar aliran darah, dan menurunkan denyut jantung

Tekanan darah

(49)

Gambar 3.1 Kerangka konsep pengaruh modivikasi Tai Chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi.

Keterangan :

Tekanan darah yang tinggi dapat memberi akibat yang serius terhadap kesehatan individu (Griffin, 2014). Semakin tinggi nilai tekanan darah darah maka semakin tinggi resiko terjadinya penyakit jantung. Banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah meningkat, salah satunya adalah kurangnya aktivitas dan olahraga.

Salah satu olahraga yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah senam Tai Chi. modivikasi Tai Chi dapat menjadi pilihan olahraga yang efisien, karena gerakan Tai Chi dapat meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam darah, memperlancar aliran darah, dan menurunkan denyut jantung .

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2013). Dari kerangka konseptual penelitian di atas dapat di kemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh modivikasi Tai Chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi.

(50)

32

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasy experiment dan dengan menggunakan pendekatan metode pre test post test control group design merupakan cara pengukuran terhadap dua kelompok dengan adanya kelompok pembanding (kontrol) dengan melakukan satu kali pengukuran di depan (pre test) sebelum adanya perlakuan (eksperimental treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post test). (Nasir, Muhith, dan ideputri., 2011).

4.2 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk mendefinisikan struktur dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam,2016). Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu pre eksperimental design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh yang masih terdapat terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel

dependen bukan semata-mata di pengaruhi oleh variabel independen

(51)

ketahui lebih akurat karena membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.(Sugiyono, 2010)

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O1

O2 X O2

Gambar 4.1 Kerangka desain penelitian pre post test control group design (Nursalam, 2016) :

Keterangan :

01-O2 : Observasi tekanan darah sebelum tai chi X : Intervensi tai chi

O1-O2 : Observasi tekanan darah setelah tai chi

4.3 Waktu dan tempat penelitian

Penelitianyang bertujuan untuk menganalisis pengaruh senam tai chi terhadap nilai tekanan darah pada klien hipertensi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang di laksanakan pada:

4.3.1 Waktu penelitian

Penelitian ini di laksanakan di mulai dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan penyusunan laporan akhir sejak bulan februari - sampai selesai

4.3.2 Tempat penelitian

(52)

4.4 Populasi dan sampel

4.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah semua klien hipertensi sebanyak 40 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa klien yang menderita hipertensi

1. Kriteria inklusi

1) Klien yang berusia 45-59 tahun dengan nilai tekanan darah Sistolik >130 mmHg dan Diastolik >85 mmHg

2) Klien yang tidak mengalami penyakit penyerta (stroke,jantung). 3) Klien yang kooperatif.

2. Kriteria eksklusi

1) Klien yang mengalami kelemahan fisik. 2) Klien yang mengalami dimensia. 3. Besar sampel

Dihitung dengan rumus Slovin (Nursalam, 2016) :

𝑛 = N

1 + (N.𝑑2)

(53)

Maka :

𝑛 = N

1 + (N.𝑑2)

𝑛 = 40

1 + 40. 0,52

𝑛 = 40 1,1

𝑛 = 36,3 = 36 sampel 4.4.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016).

Teknik sampling adalah cara-cara yang di tempuh dalam pengambilan sampel guna memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2016). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara

(54)

4.5 Kerangka kerja

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari penerapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal di laksanakannya penelitian (Nursalam, 2016)

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian pengaruh modivikasi Tai Chi terhadap nilai tekanan darah pada klien hipertensi.

Perumusan masalah

Teknik Sampling menggunakan purposiveSampling

Sampel Penelitian :

Sebagian klien hipertensi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang sebanyak 36 orang

Desain penelitian Quasy Eksperimental: pretest posttest control group design

Penyusunan proposal

Pemngolahan data (Editing, Coding, Scoring, Tabulating,uji T)

Penarikan kesimpulan

Penyajian hasil penelitian

Populasi : klien penderita hipertensi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang sebanyak 40

Sesudah diberi modivikasi Tai chi Sebelum diberi

(55)

4.6 Identifikasi variable

Variabel merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2016). Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (independen), variabel terikat (dependen).

4.6.1 Variabel independen (bebas)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya merupakan stimulus atau intervensi keperawatan (Nursalam, 2016). Variabel independen dalam penelitian ini adalah modivikasi Tai Chi.

4.6.2 Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen (terikat) merupakan variable yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variable lain. Variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatuorganisme yang dikenai stimulus. Variabel terikat adalah faktor diamati dan diukur menentukan ada tidaknya hubungan (Nursalam, 2016). Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah perubahan nilai tekanan darah pada klien hipertensi.

4.7 Definisi operasional

(56)

Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh modivikasi tai chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi

(57)

4.8 Pengumpulan data dan analisa data

4.8.1 Alat dan Bahan 1. Laptop 2. Sound system 3. Tensimeter 4.8.2 Instrumen Penelitian

Pada pengukuran Tekanan Darah menggunakan lembar observasi meliputi nilai tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan.

Modivikasi Tai Chi menggunakan SAP yang berisikan, tujuan umum, tujuan khusus, Sasaran, Strategi pelaksanaan, Kegiatan modifikasi Tai Chi, Metode, Media, Materi,Evaluasi

4.8.3 Prosedur Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang di lakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian (Sujarweni, 2014). Prosedur yang di tetapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengurus surat ijin penelitian ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. 2. Mengurus surat ijin penelitian ke Kepala Puskesmas Dukuh klopo

kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

3. Mengurus surat ijin penelitian ke Kepala Desa Dukuh klopo kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

4. Melakukan survey awal atau studi pendahuluan.

(58)

6. Melakukan observasi sebelum di lakukan modifikasi tai chi. 7. Memberikan modifikasi tai chi kepada responden.

8. Melakukan observasi setelah di lakukan modivikasi tai chi.

9. Setelah lembar observasi terkumpul, peneliti melakukan analisa data. 10.Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

4.8.4 Teknik pengelolahan data

Pengolahan Data pengolahan data merupakan kegiatan untuk merubah data mentah menjadi bentuk data yang lebih ringkas, dan disajikan serta dianalisis sebagai dasar pengambilan keputusan pengolahan data dilakukan (Nazier, 2009) sebagai berikut :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan menyunting atau mengolah kata

demi kata dari hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan agar siap untuk dipublikasikan (Notoatmodjo, 2010)

2. Coding

Setelah data masuk, setiap jawaban di konversi atau disederhanakan ke dalam angka-angka atau simbol-simbol tertentu sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.

1. Konsumsi OAH

Ya : O1

Tidak : O2 2. Jenis kelamin

(59)

3. Usia

1) 45-49 tahun : U1 2) 50-55 tahun : U2 3) 56-59 tahun : U3 4. Pendidikan terakhir

1) Tidak sekolah : T1

2) SD/MI : T2

3) SMP/MTs : T3 4) SMA/SMK : T4

5) PT : T5

3. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item yang perlu diberi penilaian atau skor (Saryono, 2010). skor penilaian tekanan darah responden sebelum dan sesudah perlakuan sebagai berikut:

1. Menurun: Jika tekanan darah sistolik lebih rendah dari pengukuran pertama.

2. Tetap : Jika tekanan darah sistolik tetap dari pengukuran pertama. 3. Meningkat : Jika tekanan darah sistolik naik dari pengukuran pertama.

4. Tabulating

(60)

sedemikian rupa sehingga yang sama dikumpulkan. Frekuensi pemunculan dalam kelompok dapat diamati.

Adapun hasil pengolahan data tersebut di interprestasikan menggunakan skala kumulatif :

100% = Seluruhnya

76% - 99% = Hampir seluruhnya

51% - 75% = Sebagian besar dari responden

50% = Setengah responden

26% - 49% = Hampir setengahnya 1% - 25% = Sebagian dari responden

0% = Tidak ada satupun dari responden (Arikunto,2010)

4.8.5 Analisa data

a. Analisis Univariate

(61)

b. Analisis Bivariate

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelase (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria variabel senam tai chi dan tekanan darah.

Untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel apakah signifikan atau tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji statistik T test, dengan tingkat signifikasi α=0,05 apabila P value > 0,05 maka H1 ditolak atau H0 diterima dan apabila P value ≤ 0,05 maka H1 diterima atau H0 ditolak.

4.9 Etika penelitian

4.9.1 Informed Consent (persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya (Hidayat, 2009).

4.9.2 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2009).

4.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)

(62)
(63)

45

BAB 5

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian dari lembar observasi Pengaruh Modivikasi Tai Chi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi. Penelitian dilakukan di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Pengumpulan data dilakukan sejak bulan April April 2018 sampai Mei 2018 dengan menggunakan sampel 36 klien yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Penyajian data dibagi menjadi data umum dan data khusus. Data umum berisi data biologis klien hipertensi. Data khusus menyajikan perubahan tekanan darah pada klien hipertensi kelompok perlakuan dan kontrol. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

5.1 Hasil penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian tentang Pengaruh Modivikasi Tai Chi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi dilaksanakan Dusun Penjalinn Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang terletak pada dataran rendah, sebagian besar wilayah Desa merupakan dataran. Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang sebagian besar adalah tanah pertanian dan pemukiman. Jarak Desa dengan pusat Pemerintahan Kabupaten : ± 10 km Jarak desa dengan ibu kota Propinsi Jawa Timur : ± 80 km.

(64)

Kecamatan peterongan, Sebelah timur: Desa Tanjunggunung Kecamatan Peterongan, Sebelah selatan: Desa Dapur Kejambon Kecamatan Jombang, Sebelah barat: Desa Kalikejambon Kecamatan Tembelang.

5.1.2 Data umum

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang di peroleh data sebagai berikut:

a. Karakteristik responden berdasarkan konsumsi OAH.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan konsumsi OAH di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

No. Konsumsi OAH Frekuensi Persentase (%)

1.

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan setengahnya dari responden mengkonsumsi OAH yaitu sejumlah 38 responden (100%). b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1.

Sumber : Data Primer 2018

(65)

c. Karakteristik responden berdasarkan umur.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

No. Umur Frekuensi Persentase (%)

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir setengah dari responden berumur 56-59 tahun yaitu sejumlah 15 responden (41,7%).

d. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

No. Pendidikan terakhir Frekuensi Persentase (%)

1.

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden berpendidikan terakhir SD yaitusejumlah 20 responden (55,6%).

5.1.3 Data khusus

(66)

Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

Tabel 5.5 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sebelum dilakukan modivikasi tai chi pada kelompok perlakuan di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan setengahnya dari responden memiliki tekanan darah sistol 150 yaitu sejumlah 9 responden (50%) dan hampir setengahnya mempunyai tekanan darah diastol 100 sejumlah 7 responden (38,9%), rata-rata hasil pre-test tekanan darah yaitu 150/100 mmHg.

Tabel 5.6 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sesudah dilakukan modivikasi tai chi kelompok perlakuan di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

Tekanan Darah

(67)

(39,9%) dan sebagian besar mempunyai tekanan darah diastol 90 sejumlah 13 responden (72,7%), rata-rata hasil post-test tekanan darah yaitu 140/90 mmHg.

b. Karakteristik Umum Responden berdasarkan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan modivikasi tai chi pada kelompok kontrol di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

Tabel 5.7 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sebelum dilakukan modivikasi tai chi pada kelompok kontrol di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

(68)

Tabel 5.8 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tekanan darah sesudah dilakukan modivikasi tai chi kelompok kontrol di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada tahun 2018.

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan setengahnya dari responden memiliki tekanan darah sistol 150 sejumlah 9 responden (50%) dan setengahnya mempunyai tekanan darah diastol 100 sejumlah 9 responden (50 %), rata-rata hasil post-test tekanan darah yaitu 150/100 mmHg.

5.1.4 Uji Independent T-Test

Hasil uji T-Test skala perubahan tekanan darah (mmHg) sesudah dilakukan senam tai chi pada kelompok subjek di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

Tabel 5.9 Hasil T-Test pengaruh modivikasi Tai chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien dengan hipertensi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupten Jombang tahun 2018

No Hasil Hitung independent T-Test Mean Sig. (2-tailed)

(69)

Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa dengan menggunakan uji statistik Independent T-Test diperoleh mean sistol kelompok perlakuan Post test 139 mmHg, kelompok kontrol Post-test 149 mmHg dan mean diastol kelompok perlakuan test 90 mmHg, kelompok kontrol post-test 96 mmHg. Dan diperoleh nilai P value sistol = 0,021 dan P value diastol = 0,007 dengan demikian nilai P-value < dari α maka H0 ditolak H1 diterima, artinya ada perbedaan pengaruh senam tai chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tekanan Darah sebelum dan sesudah pada klien hipertensi pada

kelompok yang di berikan OAH dan modivikasi tai chi pada

kelompok subjek

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan setengahnya dari responden memiliki tekanan darah sistol 150 sejumlah 9 responden (50%) dan hampir setengahnya mempunyai tekanan darah diastol 100 sejumlah 7 responden (38,9%), rata-rata hasil pre-test tekanan darah yaitu 150/100 mmHg.

(70)

aktifitas, posisi serta emosi yang sering berubah (Anggara, Prayitno. dkk. 2013).

Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami klien di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang disebabkan kurangnya aktivitas berolahraga. Olahraga sendiri banyak memiliki manfaat yang positif bagi tubuh seseorang, apalagi pada lansia. Lansia sendiri diharuskan berolahraga dikarenakan pada era sekarang ini banyak lansia yang memiliki pola gaya hidup yang kurang sehat.Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan hampir seluruhnya (97,2%) dari responden berjenis kelamin perempuan sejumlah 35 responden.

Jenis kelamin berpengaruh terhadap kadar hormone yang dimiliki seseorang. Orang yang beresiko terkena hipertensi adalah pria berusia 45 tahun atau wanita diatas usia 55 tahun serta ada riwayat keturunan. Selain itu juga bahwa pada usia diatas 55 tahun perempuan (setelah mengalami menopause), berpeluang lebih besar menderita hipertensi, hal ini terjdi karena perubahan hormonal (Nasihah, OA. 2012).

(71)

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir setengah (41,7%) dari responden berumur 56-59 tahun sejumlah 15 responden.

Usia merupakan salah satu faktor resiko hipertensi. Seiring bertambahnya usia, kepekaan terhadap hipertensi akan semakin meningkat. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang lanjut usia atau lansia (Valentine, DA. 2014).

Usia merupakan salah satu faktor resiko hipertensi, dikarenakan semakin tingginya usia atau semakin tua, memungkinkan klien dapat mengalami resiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Yang bermula dengan pola gaya hidup dan konsumsi makanan yang kurang sehat. Usia semakin tua, organ tubuh juga akan semakin kurang berfungsi dengan baik. Usia dapat menyebabkan hipertensi.

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar (55,6%) dari responden berpendidikan terakhir SD sejumlah 20 responden.

Pendidikan juga dapat memicu hipertensi dikarenakan dalam Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif meningkat. Oleh karena itu jika seseorang yang memiliki pendidikan rendah sehingga mempunyai pengetahuan yang kurang baik. Sehingga juga menyebabkan seseorang menjadi tidak mudah untuk menerima hal baru (Nasihah, OA. 2012).

(72)

tekanan darah tinggi. Semakin rendah pendidikannya, maka sedikit informasi yang di dapat oleh responden tersebut tentang pentingnya beraktivitas dan dampak hipertensi. Seorang responden yang mempunyai pendidikan tinggi maka responden tersebut dapat mudah mengerti bagaimana saja dampak dari hipertensi itu sendiri.

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan hampir setengahnya dari responden memiliki tekanan darah sistol 140 sejumlah 7 responden (39,9%) dan sebagian besar mempunyai tekanan darah diastol 90 sejumlah 13 responden (72,7%), rata-rata hasil post-test tekanan darah yaitu 140/90 mmHg.

Latihan fisik bagus untuk kebugaran dan kesehatan tubuh. Latihan Tai Chi merupakan latihan tradisional dari cina yang menggabungkan latihan pernafasan, releksasi, dan struktur gerakan yang pelan dan lembut (Supriani, 2013). Gerakan Tai Chi yang meliputi body-mind-soul-breath secara teratur terbukti dapat meningkatkan pelepasan non adrenalin melalui urin, menurunkan kadar cortisol, serta menurunkan aktivitas saraf simpatis yang membawa dampak positif pada jantung (berupa denyut jantung yang stabil dan tekanan darah turun menuju normal). Ini karena aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis menjadi seimbang dan harmonis dan menstabilkan tekanan darah (Supriani, 2013).

(73)

berlatih dibandingkan laki-laki karena laki-laki lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Semakin muda usianya semakin giat dan semangat untuk berolahraga. Untuk macam olahraga sendiri banyak sekali macamnya, salah satunya yaitu latihan modivikasi tai chi yang mempunyai manfaat untuk menghilangkan radikal bebas dalam tubuh dan dapat juga menstabilkan tekanan darah.

5.2.2 Tekanan darah sebelum dan sesudah pada klien hipertensi pada

kelompok yang di berikan OAH di Dusun Penjalinan Desa Dukuh

klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan sebagian besar dari responden memiliki tekanan darah sistol 150 sejumlah 11 responden (61,1%) dan sebagian besar mempunyai tekanan darah diastol 100 sejumlah 12 responden (67,7%), rata-rata hasil pre-test tekanan darah yaitu 150/100 mmHg.

(74)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami klien di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang disebabkan perubahan gaya hidup. Gaya hidup modern yang mengedepankan kesuksesan, kerja keras yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta kurang berolahraga, dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan semuanya (100%) dari responden yang mengkonsumsi OAH sejumlah 38 klien.

Konsumsi OAH bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara medis melalui dokter dan tenaga para medis lainnya. Bagi orang yang memiliki resiko tinggi terkena hipertensi, lakukanlah pemeriksaan diri ke dokter secara berkala. Pengobatan hipertensi harus menurut petunjuk dokter. Jangan minum obat tanpa petunjuk dari dokter, karena dapat menimbulkan kekebalan terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal (muhammadun, 2010)

Pentingnya mengkonsumsi OAH secara rutin dan teratur maka dapat seorang klien mencegah, mengobati dan mengontrol untuk tidak terjadi kenaikan pada tekanan darah.

Gambar

Gambar 2.8. Gaya 8: Putaran mata kaki
Gambar 2.19. Gaya 19: Menggerakkan tangan, tarian kuda
Gambar 2.22.Gaya 22: Kombinasi lengkap dan meredakan nafas
Tabel 2.1. Definisi dan Klasifikasi tekanan Darah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan dari kegiatan – kegiatan seperti menjangkau, merenggut, menggenggam, merangkak dan berjalan.berpindah. Pada usia 3 tahun

“seharusnya shadow teacher berlatar belakang pendidikan dari psikologi dan keguruan atau sudah mempunyai teknik melakukan bimbingan untuk anak berkebutuhan khusus, namun

finally, the researcher finds that the character Benjamin MacDonald is major, complex and dynamic character in Incident at Hawk’s Hill.. It brings a lot of problems

Untuk mengetahui pengaruh promosi, fasilitas, dan kualitas pelayanan secara bersamaan terhadap kepuasan konsumen (Study kasus pada Alfamart Jalan.

“Determinasi Lingkungan Sekolah, Disiplin Belajar, Dan Kualitas Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.”, e-Journal Program

Biaya modal ( cost of capital ) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa,

Sebab Auditor yang memiliki kemampuan dan kualitas yang tinggi akan mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas audit yang tinggi pula, maka dapat

Dengan adanya kios informasi ini diharapkan pengunjung dan calon pasien dapat mencari informasi seputar Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan lebih mudah, dan membantu pihak rumah