• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN

PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN

USAHA TANI KOPI

(Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

CUT FARHANI RIZKY

040309034

SEP/PKP

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Ketua,

(Ir. Yusak Maryunianta, M.Si)

Anggota,

(Ir. M. Jufri, M.Si)

HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN

PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN

USAHA TANI KOPI

(Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Cut Farhani Rizky

040309034

SEP/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing,

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

RINGKASAN

Cut Farhani Rizky (040309034) dengan judul skripsi HUBUNGAN

DINAMIKA KELOMPOK TANI DENGAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA TANI KOPI (Kasus : Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun). Penulisan skripsi ini dibimbingan oleh Bapak Ir.Yusak Maryunianta,M.Si dan Bapak Ir.M.Jufri,M.Si.

Dinamika Kelompok merupakan suatu pergerakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami, dapat diartikan sebagai pergerakan kelompok menuju ke arah yang lebih maju dan positif, dengan adanya pertemuan, pertentangan, motivasi, struktur dan kepemimpinan.

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu daerah dipilih karena terdapat kelompok tani kopi yang berdinamika. Kelurahan yang dipilih adalah Kelurahan Tigarunggu yang terletak di Kabupaten Simalungun. Pada kelurahan ini terdapat 36 kelompok tani yang berusaha tani kopi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada sampel kelompok tani sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dalam penelitian ini.

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Dinamika kelompok Kelurahan Tigarunggu adalah tinggi.

2. a. Produktivitas kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu adalah 1.8 ton/Ha selama satu tahun pada tahun ke-5.

b. Pendapatan kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu pada tahun ke-5 adalah rata-rata sekitar Rp. 309,982,925 pada setiap masing-masing kelompok tani.

3. a. Berdasarkan nilai klasifikasi hubungan statistika antara dua peubah, maka pada r ≤ 1 berarti tidak terdapat hubungan antara dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu atau hubungannya sangat lemah.

b. Korelasi antara dinamika kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0.823451575 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0.190533803

yang menyatakan bahwa korelasi lemah.

4. Masalah yang dihadapi oleh petani akan menyebabkan rendahnya

produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di dalam suatu kelompok tani. 5. Upaya-upaya yang diterapkan dalam penyelesaian masalah akan sangat

(4)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

RIWAYAT HIDUP

CUT FARHANI RIZKY, dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 15

November 1986 dari ayahanda T.Anwar Fuady (Alm) dan

ibunda Cut Rizna Farida. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK Potomeurohom Banda

Aceh tahun 1992, SDN 56 Banda Aceh tahun 1998, SLTPN 1 Lhokseumawe

tahun 2001 SMUN 4 Banda Aceh tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima

di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Departemen Sosial

Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi

kemahasiswaan, antara lain Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(IMASEP), dan Ikatan Pemuda-pemudi Tanah Rencong (IPTR).

Pada bulan Februari 2009 penulis melaksanakan penelitian skripsi di

Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun. Sebelumnya pada bulan Juni 2008

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kelurahan Tigarunggu

(5)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,

hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Skripsi ini berjudu l HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK TANI

DENGAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA TANI KOPI

(Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun). Adapun tujuan dari

penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.Yusak Maryunianta,M.Si. selaku Ketua Komisi Pembimbing

2. Bapak Ir.M.jufri, M.Si. selaku Anggota Komisi Pembimbing

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P. selaku Ketua Departemen SEP, FP, USU

4. Ibu DR. Ir. Salmiah, M.S. selaku Sekretaris Departemen SEP, FP, USU

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen SEP, FP, USU

6. Bapak Sarimuda Purba selaku Camat Kecamatan Purba Kabupaten

Simalungun

7. Seluruh instansi dan respoden yang terkait dengan penelitian ini yang telah

(6)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis haturkan kepada

Ayahanda T.Anwar Fuady (Alm), Ibunda Cut Rizna Farida serta Abangnda

penulis yaitu T.farid Azhar serta Adik-adik yaitu T.Fauzan Maulidin dan

T.Fadlan Asyura atas motivasi, kasih sayang, dan dukungan baik secara moril

maupun materil yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan yang setulusnya kepada

Bunda Vonny Yuliati dan bang Sapta yang telah banyak memberikan masukan

serta memberikan spirit kepada penulis, kepada teman-teman penulis di

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian stambuk 2004 serta Adik-adik

Humoris Community (Dyan‘08, Funny‘08, Manda‘08, dan Mawaddah’08) dan tak

lupa pula kepada teman-teman LSM KKSP dan Adik-adik TAMFARAN yang

telah banyak membantu penulis dalam pemberian motivasi dan semangat untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini..

Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita

semua. Amin.

Medan, Juni 2009

(7)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR ISI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... Landasan Teori ... Kerangka Pemikiran ... Hipotesis Penelitian ...

METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL, DEFINISI DAN BATASAN OPERASIONAL

Metode Penentuan Daerah Penelitian ...

GAMBARAN UMUM DAN SOSIO KULTURAL

(8)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinamika Kelompok Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu .... Produktivitas dan Pendapatan Usaha Tani Kopi di

Kelurahan Tigarunggu ... Produktivitas ... Pendapatan ... Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Produktivitas Usaha Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu ... Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Pendapatan Usaha Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu ... Masalah-Masalah yang Terdapat dalam Meningkatkan

Produktivitas dan Pendapatan Usaha Tani Kopi

di Kelurahan Tigarunggu ... Upaya-Upaya yang dapat Dilakukan dalam Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Usaha Tani Kopi

di Kelurahan Tigarunggu ...

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... Saran ...

(9)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Data Kelompok Tani Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun Tahun 2008 ...

2 Data Pengambilan Sampel ...

3 Data Kelompok Tani Sampel Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun Tahun 2008 ...

4 Spesifikasi Pengumpulan Data ...

5 Tingkat Penilaian Indikator Negatif dan Positif

pada Dinamika Kelompok Tani Kopi ...

6 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

di Kelurahan Tigarunggu tahun 2008 ...

7 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

di Kelurahan Tigarunggu Tahun 2008 ...

(10)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Skema Kerangka Pemikiran ...

2 PT.Allegrindo Nusantara ...

3 Tempat Sanitasi Mobil yang Akan

Memasuki Kandang Babi ...

4 Karat Daun ...

5 Jamur Pada Media Pati Kentang ...

6 Tanaman Kopi yang Ditumpang Sari

(11)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judu l Halaman

1 Data Kelompok Tani Kopi Kelurahan

Tigarunggu, Kabupaten Simalungun Tahun 2008 ...

2 Pernyataan Indikator Dinamika Kelompok ... 2.1 Jawaban Responden Terhadap Pernyataan

Indikator Dinamika Kelompok ... 2.2 Frekuensi Jawaban Pernyataan Indikator

Dinamika Kelompok ... 2.3 Metode Succesive of Interval untuk

Indikator Dinamika Kelompok ... 2.4 Perhitungan Nilai Skala Kategori Jawaban

Pernyataan Indikator Dinamika Kelompok ... 2.4.1 Total Nilai Skala Kategori Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Indikator Dinamika Kelompok ...

7 Total Biaya Produksi Usaha Tani Kopi

Arabika Per Kelompok Tani Tahun 2008 ...

8 Total Pendapatan Usaha Tani Kopi

Arabika Per Kelompok Tani Tahun 2008 ...

9 Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Produktivitas Usaha Tani Kopi di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun ... 9.2 Hubungan Dinamika Kelompok Tani dengan Pendapatan

(12)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Nama kopi (Coffea Spp.) sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi.

Aroma harum, rasa khas nikmat, serta khasiatnya yang menyegarkan badan

membuat kopi cukup akrab di lidah dan banyak digemari. Penggemarnya bukan

saja bangsa Indonesia, tetapi juga bangsa di seluruh dunia. Oleh karena itu

sekarang komoditi kopi banyak diperdagangkan (Najiati dan Danarti, 2004).

Di Indonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh VOC antara

tahun 1696 – 1699. Awalnya, penanaman kopi hanya bersifat coba-coba

(penelitian). Namun, karena hasilnya memuaskan dan dipandang menguntungkan

sebagai komoditas perdagangan, maka VOC menyebarkan bibit kopi ke berbagai

daerah agar penduduk dapat menanamnya. Kemudian, perkebunan besarpun

didirikan dan akhirnya tanaman kopi tersebar ke daerah Lampung, Sumatera

Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan daerah lain di Indonesia

(Najiati dan Danarti, 2004).

Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditas penting.

Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat, tetapi juga

mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Kopi telah menjadi sumber

pendapatan bagi para petani. Tanpa pemeliharaan intensif pun, produksi kopi yang

dihasilkan cukup lumayan untuk menambah penghasilan

(Najiati dan Danarti, 2004).

Sebagian besar dari kopi di dunia ditanam oleh para petani rakyat,

walaupun ada perkebunan yang besar di beberapa daerah. Kopi dikirim ke pasar

(13)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

atau badan pemerintah. Lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi ini akhirnya

mengirim kopi kepada para pengekspor yang mungkin badan atau monopoli

pemerintah.

Banyaknya permintaan dari produksi kopi yang dibutuhkan untuk bahan

makanan dan minuman serta kepentingan ekonomi, maka dibutuhkan pengelolaan

usaha tani kopi yang baik dan diperlukan suatu kelompok tani yang memfokuskan

produksinya pada komoditi kopi agar usaha tani kopi tersebut dapat berproduksi

secara optimal serta menguntungkan.

Munculnya kelompok tani ini diharapkan dapat memberi pengaruh positif

ke arah yang lebih maju. Sebab, dengan adanya pengaruh cara berfikir bebas,

mengakibatkan individu bebas pula untuk menentukan segala sesuatu bagi

dirinya, sehingga individu tersebut sering keliru dalam pengambilan keputusan

yang sesuai dengan keinginannya. Adanya kelompok yang berdinamika akan

memberikan suatu penguatan dalam pengambilan keputusan secara benar.

Kurt Lewin telah menjelaskan bahwa “tingkah laku individu sangat

dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya”. Jadi jelaslah bahwa

kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

individu (Santosa, 1999).

Adanya kelompok yang dikhususkan pada kelompok tani kopi dapat

membantu tercapainya kesejahteraan masyarakat dari pendapatan komoditi kopi

yang diusahakan. Lebih dari 90% tanaman kopi di Indonesia diusahakan oleh

rakyat. Umumnya tanaman kopi rakyat tersebut sudah berumur cukup tua,

sehingga tidak produktif lagi, tidak heran jika produksi dan mutunya rendah.

(14)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

1. Mengembangkan varietas kopi arabika unggul pada lahan-lahan yang sesuai;

2. Mengganti tanaman yang sudah tua dengan tanaman muda varietas unggul

yang dianjurkan (peremajaan);

3. Menerapkan teknik budidaya yang benar, baik mengenai sistem penanaman,

pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, maupun

pengaturan naungannya;

4. Menerapkan sistem pemanenan dan pengolahan yang benar baik cara

pemetikan, pengolahan, pengeringan, maupu n sortasi.

(Najiati dan Danarti, 1997).

Agar tercapainya pengembangan usaha tani kopi, maka dibutuhkan

pembentukan kelompok tani yang tujuannya dapat memudahkan pengorganisasian

petani kopi untuk meningkatkan produksi kopi di Indonesia. Salah satu propinsi

yang akan dilakukan penelitian adalah Sumatera Utara yang akan difokuskan pada

Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

Adanya data kelompok tani di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten

(15)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Tabel 1. Data Kelompok Tani Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun Tahun 2008

(16)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

42 Sauhur I Sahala 1,5 31 25 1990 Janti purba

43 Dosmauhur Sahala 1 27 25 2007 Jamarsen

damanik

Keterangan: kolom yang ditebalkan adalah kelompok tani kopi.

Sumber : Rencana Kerja PPL Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun Tahun 2009

Tabel 1 di atas menunjukkan beberapa kelompok tani kopi di Kelurahan

Tigarunggu Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan tabel di atas dari 43 kelompok tani Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun, terdapat 36 kelompok tani yang aktif mengusahakan

kopi, walaupun tidak sedikit juga petani dalam kelompok tersebut mengusahakan

tanaman hortikultura, namun mereka tetap memfokuskan usahataninya pada

komoditi kopi.

Dalam sebuah kegiatan kelompok, sangat penting bagi seorang pemimpin

untuk melakukan identifikasi secara cepat dan tepat mengenai perilaku konstruktif

serta karakteristik masing-masing anggota. Identifikasi ini akan memudahkan

suatu kelompok dalam mengorganisir dinamika yang berlangsung di dalam

kelompok agar tercapainya suatu peningkatan produktivitas dan pendapatan usaha

tani yang difokuskan kepada komoditi kopi. Untuk mengetahui apakah ada

hubungan antara dinamika kelompok tani dengan produktivitas usahatani kopi,

serta hubungan antara dinamika kelompok tani dengan pendapatan usahatani kopi

(17)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok

permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana dinamika kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana tingkat produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan

Tigarunggu, Kabupaten Simalungun?

3. Bagaimana hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas

usaha tani kopi serta hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan

pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun?

4. Masalah-masalah apa yang terdapat dalam meningkatkan produktivitas dan

pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun?

5. Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas

dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten

Simalungun?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dinamika kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun.

2. Mengetahui tingkat produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan

(18)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

3. Mengetahui hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas

usaha tani kopi serta hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan

pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

4. Mengetahui masalah-masalah yang terdapat dalam meningkatkan

produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun.

5. Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan

produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah untuk:

1. Bahan pertimbangan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam

meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi.

2. Bahan masukan bagi PPL dan kelompok tani dalam meningkatkan kinerja

terhadap produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi melalui penguatan

kelompok tani.

3. Bahan informasi yang berguna bagi semua pihak khususnya bagi penelitian

tentang hubungan dinamika kelompok tani dengan produktivitas dan

(19)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpegenus coffea dari

familia Rubiaceae. Tanaman kopi yang umumnya berasal dari benua Afrika,

termasuk jenis Rubiaceae dan jenis kelamin coffea. Kopi bukan produk homogen,

ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahannya. Di seluruh dunia kini

terdapat sekitar 4.500 jenis kopi, yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar,

yaitu:

1. Coffea canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi

dagang robusta.

2. Coffea arabika, menghasilkan kopi dagang arabika.

3. Coffea excelsa, yang menghasilkan kopi excelsa.

4. Coffea liberica, yang menghasilkan kopi dagang liberika.

(Spillane, 1990).

Seperti halnya dengan tanaman lain, pertumbuhan dan perkembangan

tanaman kopi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Bahkan tanaman kopi

mempunyai sifat yang sangat khusus, karena masing-masing jenis kopi

menghendaki lingkungan yang agak berbeda (Najiati dan Danarti, 2004).

Adanya pengelolaan tanaman kopi yang baik akan menambah

produktivitas tanaman kopi, dan secara otomatis dapat menambah devisa dalam

negeri. Bila melihat perolehan devisa dan jumlah kopi yang dikonsumsi di dalam

negeri, tampaknya prospek kopi telah cukup menggembirakan. Namun demikian

(20)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

yang cukup berat. Hingga saat ini Indonesia masih sering mempunyai sisa

produksi tiap tahunnya (Najiati dan Danarti, 1997).

Bidang kopi menjadi bidang penting bagi perekonomian beberapa propinsi

penghasil kopi, seperti: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan

dan Lampung. Kopi termasuk salah satu komoditi yang ditunjang

pengembangannya dengan proyek-proyek pembangunan, bahkan sempat masuk

rencana untuk dikembangkan di semua propinsi (Spillane, 1990).

Pentingnya komoditi kopi akan mempengaruhi kepentingan petani untuk

mendapatkan informasi tambahan tentang cara peningkatan produktivitas kopi.

Pembentukan kelompok tani akan sangat membantu petani dalam memperoleh

informasi yang terbaru dan akurat, serta petani dapat menyelesaikan

masalah-masalah yang timbul dalam mengusahakan usaha tani kopi.

Erich fromm mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam

buku Escape From Freedom untuk menunjukkan “perlunya individu bekerjasama

dengan individu lain sehingga timbul solidariteit” di dalam kehidupannya. Hal ini

disebabkan karena terdorong oleh adanya keinginan individu untuk memperoleh

kepastian dalam kehidupan dimana hasrat kepastian ini hanya diperoleh bila

masing-masing individu memiliki rasa solidaritas (Santosa, 1999).

Zender mengungkapkan bahwa perkembangan alam demokrasi akan lebih

menjamin kepentingan hak individu, sehingga makin besar perkembangan

demokrasi maka akan makin pesat pula perkembangan individu. Pendapat Zender

ini berdasar pada suatu anggapan apabila kelompok kecil seperti keluarga, kelas,

(21)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

apabila mengikuti alam demokrasi maka kehidupannya akan lebih baik

(Santosa, 1999).

Berdasarkan tingkat keformalan kelompok dibagi menjadi:

1. kelompok formal/kelompok resmi adalah suatu kelompok yang sengaja

dibentuk untuk pelaksanaan dan realisasi tugas tertentu, anggota-anggotanya

diangkat dan dilegimitasi oleh suatu badan/organisasi. kelompok ini ditandai

dengan adanya peraturan serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Contohnya adalah komite, panitia, organisasi pemuda.

2. kelompok informal, kelompok yang terbentuk dari proses interaksi, daya tarik

dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan

diangkat atau dilegalisasikan dalam pernyataan normal. kelompok ini tidak

didukung oleh peraturan atau anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

kelompok ini bisa berkembang dalam kelompok formal, karena adanya

beberapa anggota yang secara tertentu memiliki nilai-nilai yang perlu dibagi

dengan sesama anggota

(Ratna, dkk

Beberapa penjelasan tentang korelasi dinamika kelompok kiranya perlu

dikemukakan: , 2003).

1. Orientasi korelasi adalah menguraikan proses komunikasi kelompok dengan

cara mengkategorikan pernyataan atau ucapan-ucapan anggota kelompok ke

dalam berbagai “kelas” atau “tipe”. Misalnya:

a. anggota kelompok yang mengirim pesan lebih banyak, akan lebih

(22)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

b. anggota kelompok yang mengirim pesan lebih banyak, akan lebih

dikenal oleh anggota lain sebagai “peserta diskusi yang baik”;

c. anggota kelompok yang mengirim pedan lebih banyak, akan merasa

lebih puas dengan proses kelompok.

2. Gambaran secara random dan tak dapat diduga dari proses komunikasi

kelompok yang timbul dalam korelasi tidak akan selalu cocok dengan

penelitian yang telah menganut orientasi atau tingkatan analisis yang berbeda.

Artinya proses dasar yang berlangsung dalam kelompok-kelompok

pengambilan – keputusan dianggap sebagai suatu proses dimana

bermacam-macam usulan – keputusan dikemukakan dan ditanggapi oleh para anggota

kelompok

(Goldberg dan Larson, 1985).

Karena banyaknya informasi-informasi yang dibutuhkan dalam kelompok,

maka terjadilah dinamika kelompok. Pengertian dinamika kelompok dapat

diartikan melalui asal katanya, yakni Dinamika dan Kelompok. Berikut ini diawali

dengan proses pertumbuhan kelompok itu sendiri. Individu sebagai makhluk

hidup, mempunyai kebutuhan yang menurut A.Maslow dapat dikenal adanya:

1. kebutuhan fisik,

2. kebutuhan rasa aman,

3. kebutuhan kasih sayang,

4. kebutuhan prestasi dan prestise, serta

5. kebutuhan untuk melaksanakan sendiri

(23)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Di lain pihak individu itu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan

tersebut di atas, namun potensi yang ada pada individu yang bersangkutan terbatas

sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu lain. Menurut H.Smith

kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai

kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar

kesatuan persepsi(Santosa, 1999).

Setelah pengertian kelompok dijelaskan, maka timbullah kata “Dinamika”

yang berarti tingkah laku individu yang satu secara langsung mempengaruhi

individu yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan

interpendensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota yang lain secara

timbal balik, dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan

Keseluruhan dari uraian di atas tentang dinamika kelompok,

menyimpulkan bahwa: dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur

dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas

antara anggota satu dengan yang lain. Ini berarti antar anggota kelompok

mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami

secara bersama-sama (Santosa, 1999).

Landasan Teori

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu

bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap

keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara

anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat

(24)

terus-Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat

dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah

(Shaw, 1971).

Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial

yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.

Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang

bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is

not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”

(Shaw, 1971).

H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat

beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan

kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota

kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota

kelompok:

• Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut

• Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya

• Adanya saling menghargai pendapat anggota lain

• Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota

kelompok

Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:

• Terdiri dari dua orang atau lebih

• Berinteraksi satu sama lain

• Saling membagi beberapa tujuan yang sama

• Melihat dirinya sebagai suatu kelompok

(25)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok

adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang

melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih

individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu

dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara

bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang

menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat

menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah (Shaw, 1971).

Proses dinamika kelompok dimulai dari individu sebagai pribadi yang

masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda. Awalnya

mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk

mengenal individu yang lain, lalu es yang membeku lama-kelamaan mulai

mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking” (Shaw, 1971).

Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang

kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming

akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini

individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main

yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku

semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah

individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut

”performing” (Shaw, 1971).

Bagi sebagian besar wilayah, eksistensi kelembagaan pertanian dan petani

(26)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

antara lain adalah sebagai penggerak, penghimpun, penyalur sarana produksi,

pembangkit minat dan sikap, dan lain-lain. Elemen kelembagaan yang berperan

adalah kelembagaan dalam bentuk lembaga organisasi dan kelembagaan norma

(Kukuh, 2009).

Kelompok aktif yang memberikan kinerja yang lebih baik dapat menjamin

keberhasilan dibandingkan dengan yang kinerjanya kurang baik akan

berkecenderungan gagal sangat tinggi. Kelembagaan yang mampu tumbuh dan

berkembang adalah kelembagaan atau kelompok komersial lokal yang berfungsi

ganda (Kukuh, 2009).

Dengan kata lain, kelompok tani yang mampu berkembang sesuai dengan

kondisi lokal adalah kelompok multi fungsi yang luwes. Kelompok tani yang

belum efektif dapat menutup beberapa peluang yang seharusnya dapat

dimanfaatkan seperti kesempatan mendapatkan kredit usaha tani, kesempatan

mendapatkan saprodi dengan patokan harga pemerintah, menerapkan paket

teknologi budi daya yang baik untuk meningkatkan produktivitas (Kukuh, 2009).

Perkembangan kelembagaan di suatu wilayah menunjukkan kesan bahwa

kehadiran dan dinamika kelompok tani memegang peran penting untuk menjamin

keberhasilan suatu program (Kukuh, 2009).

Salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan pertanian adalah

dengan membentuk kelompok sosial pada masyarakat petani, seperti kelompok

tani. Tingkat dinamika kelompok tani berpengaruh terhadap keberhasilan langkah

pemerintah tersebut. Dinamis yang dimaksud adalah selalu siap untuk maju dan

menyongsong pembaharuan seirama dengan pelaksanaan pembangunan pertanian

(27)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Dalam dinamika kelompok terdapat unsur-unsur yang dapat

menggerakkan suatu kelompok yang pada mulanya statis (diam) menjadi dinamis

(bergerak). Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Terjadi komunikasi dua arah antara ketua kelompok – anggota, serta anggota –

anggota.

2. Adanya tujuan kelompok yang jelas dan diterima oleh anggota.

3. Partisipasi yang merata antar anggota kelompok.

4. Kepemimpinan didasarkan pada kemampuan dan informasi, buka n posisi dan

kekuasaan.

5. Kesepakatan diupayakan untuk keputusan yang penting.

6. Kontroversi dan konflik tidak diabaikan, diingkari atau ditekan.

7. Kesejahteraan anggota tidak dikorbankan hanya untuk mencapai tujuan.

8. Secara berkala anggota membahas efektivitas kelompok dan mendiskusikan

cara memperbaiki fungsinya.

Dinamika kelompok penting untuk dibahas karena:

1. Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat, dimana individu

tersebut berada.

2. Individu tidak dapat pula bekerja sendiri di dalam kehidupan

3. Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja sebagai

pekerjaan, agar dapat terlaksana apabila dikerjakan dalam kelompok kecil.

4. Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat

bekerja dengan efektif.

5. Semakin banyak diakui manfaat dari adanya penyelidikan yang ditujukan

(28)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

(Santosa, 1999).

Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa persoalan dinamika kelompok

adalah semua gejala kejiwaan yang disebabkan oleh kehidupan bersama dalam

kelompok yang face to face (bertatap muka). Ruth Benedict menjelaskan bahwa

persoalan yang ada dalam dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kohesi (persatuan) dan konflik (pertentangan)

Dalam persoalan kohesi ini akan dilihat dengan tingkah laku anggota

dalam kelompok, seperti: proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan,

nilai kelompok dan sebagainya. Kohesi terjadi akibat adanya interaksi sosial yang

dapat diukur dengan adanya frekuensi pertemuan yang berkesinambungan (bisa

minggu, bulan dan tahun).

Terjadinya frekuensi komunikasi antara pimpinan kelompok dan anggota

kelompok juga termasuk dalam indikator kohesi yang terjadi pada suatu

kelompok, Anggota kelompok yang mempunyai kedudukan lebih tinggi akan

menghubungi anggota di bawahnya lebih sering daripada yang bawah

menghubungi atasannya (Santosa, 1999).

Seorang individu dalam berinteraksi sudah tentu mempunyai pemikiran

yang berbeda terhadap individu lain. Hal ini akan menimbulkan konflik di dalam

suatu kelompok. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendirian atau perasaan

antar individu di dalam kelompok. konflik adalah suatu bentuk interaksi sosial

dimana bila seorang individu/kelompok dapat mencapai tujuan maka

individu/kelompok lain akan hancur (Santosa, 1999).

Namun konflik tidak selamanya memberikan dampak yang jelek pada

(29)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

dianjurkan, hal ini sering dikenal dengan istilah kontroversi. Berbagai studi dalam

bidang ilmu perilaku oranisasi yang menunjukkan bahwa adu argumentasi,

ketidaksetujuan, debat, ide-ide atau informasi yang bermacam-macam ternyata

sangat penting dalam meningkatkan kreatifitas dan kualitas kelompok

(Shaw, 1971).

Menurut Newcomb dalam teori keseimbangan (a balance theory of group

formation) bahwa seseorang tertarik kepada yang lain didasarkan atas kesamaan

sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain. Teori ini

menekankan pada aspek psikologis dalam proses pembentukan kelompok. Artinya

seseorang menggabungkan diri dalam kelompok dengan tujuan memenuhi

kebutuhannya dan berkeinginan untuk berafiliasi dengan orang lain yang

kemampuannya sama atau lebih tinggi (Ratna, dkk

Keuntungan yang diperoleh dengan adanya konflik antara lain adalah

anggota kelompok akan lebih terstimulasi atau terangsang untuk berpikir atau

berbuat sehingga mengakibatkan kelompok menjadi lebih dinamis dan

berkembang karena setiap orang mempunyai kesempatan untuk menuangkan

ide-ide atau buah pikirannya secara lebih terbuka (Shaw, 1971). , 2003).

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam artian produktif konstruktif,

konflik harus dikendalikan secara positif. Kerugian yang ditimbulkan oleh konflik

biasanya disebabkan karena konflik tersebut dibiarkan berjalan dalam waktu yang

lama dan berkepanjangan atau dibiarkan menjadi semakin meruncing tanpa ada

penyelesaian. Tentu hal ini dapat merusak iklim kerja dan pada akhirnya akan

berpengaruh pada produktivitas kelompok (Shaw, 1971).

(30)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Persoalan motive ini berkisar pada ketertarikan anggota terhadap

kehidupan kelompok. Seperti: kesatuan berkelompok, tujuan bersama, dan

orientasi diri terhadap kelompok.

Pembagian motive/dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian:

a. Adanya dorongan internal yaitu individu bergabung dalam kelompok

karena adanya kesadaran dari dalam diri individu tersebut untuk

melakukan interaksi sosial dalam kelompok, serta termotivasi untuk

memajukan suatu kelompok tani;

b. Adanya dorongan eksternal, artinya individu tidak dapat melepaskan diri

dari pengaruh luar dalam melakukan interaksi sosial. Biasanya dilihat dari

penghargaan yang diberikan terhadap suatu kesuksesan dan prestasi yang

dapat membangkitkan semangat petani.

3. Struktur

Struktur terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan,

perbedaan kedudukan antar anggota, pembagian tugas, dan sebagainya

(Santosa, 1999).

Struktur terjadi karena adanya kerjasama yang dapat dikelompokkan

dalam:

a. Bergaining yaitu suatu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran

barang-barang atau jasa antar kelompok, dalam hal ini biasanya pertukaran

komoditi yang akan dipasarkan;

b. Coalition yaitu kombinasi antara dua kelompok atau lebih yang terbentuk

karena adanya tujuan yang sama sehingga tercapai kestabilan dari

(31)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

acara-acara yang dihadiri oleh perwakilan beberapa kelompok tani,

contohnya workshop dan training;

c. Joint venture yaitu suatu kerjasama antara dua kelompok atau lebih dan

melibatkan jasa, guna memperoleh keuntungan dalam waktu yang sama,

yaitu dengan memberikan jasa kerjasama dalam penyimpanan komoditi

yang akan dipasarkan.

4. Pimpinan

Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnya pada kehidupan kelompok

dimana hal ini terlihat pada: bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, serta

sistem kepemimpinan (Santosa, 1999).

Menurut Max Weber model kepemimpinan terbagi 3:

a. Kepemimpinan kharismatik: kepemimpinan yang diangkat berdasarkan

kepercayaan yang datang dari lingkungannya;

b. Kepemimpinan tradisional: bentuk kepemimpinan yang pimpinannya

diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat;

c. Kepemimpinan rasional legal: bentuk kepemimpinan yang diangkat atas

dasar pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung.

Pemimpin mempunyai tugas-tugas khusus di dalam suatu kelompok,

menurut David W. Johson, tugas dari pemimpin tersebut adalah

a. Information and opinion giver, pemimpin adalah pemberi keterangan dan

pendapat;

b. Direction giver, pemimpin sebagai pemberi tujuan kelompok yang ingin

dicapai;

(32)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

d. Coordinator, pemimpin sebagai koordinator kelompok dalam kegiatan

kelompok;

e. Diagnoser, pemimpin sebagai penganalisis terhadap segala sesuatu yang

dihadapi kelompok;

f. Energizer, pemimpin sebagai pengarah anggota kelompok ke arah

kegiatan dan pencapaian tujuan kelompok;

g. Reallity tester, pemimpin juga memberikan ujian secara reakter terhdap

kelompok;

h. Evaluator, pemimpin sebagai pemberi penilaian terhadap kegiatan

kelompok dalam pencapaian tujuan;

(Ratna, dkk

Peningkatan produktivitas serta pendapatan usaha tani dapat dicapai

dengan adanya suatu naungan yang bernama kelompok tani. Kerugian dalam

produksi dapat dikurangi bila tujuan kelompok diubah sehingga menjadi konsisten

dengan sasaran kelompok. , 2003).

Dalam upaya restrukturisasi pola kemitraan kelembagaan pedesaan di

tingkat petani sebagai pelaku utama proses produksi pertanian berwawasan

agribisnis diperlukan strategi pengembangan dan pemberdayaan (development

and revitalization) komponen kelembagaan agribisnis secara lengkap dalam tiap

subsistem agribisnis (Departemen pertanian, 1998).

Kehilangan salah satu komponen seperti yang dijumpai di Nusa Tenggara

Barat dan Nusa Tenggara Timur menyebabkan timbulnya kelemahan posisi pihak

tertentu. Dalam hal ini pihak petani sebagai pelaku produksi berada dalam posisi

(33)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

suatu lembaga. Beberapa hal yang mendukung kelancaran kemitraan lembaga

adalah mulai dari yang relatif paling penting yaitu kondisi lahan petani yang

sangat mendukung produktivitas dalam hal ini terdapat pada komoditi jagung

(Departemen pertanian, 1998).

Pernah juga dilakukan penelitian terhadap pengembangan usaha

pembibitan sapi potong di kawasan lahan pasir pantai selatan Kecamatan

Srandakan Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta yang mengalami

perkembangan positif dengan rata-rata kepemilikan ternak 3,23 ekor/orang, tenaga

kerja yang terlibat meningkat 3,31%, tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan (IB)

meningkat 25, 77%, pertumbuhan asset kelompok selama periode 2002-2004

meningkat sebesar 9,02%. Kemitraan dan pembentukan organisasi di bidang

agribisnis sapi potong juga telah terjalin baik meliputi aspek permodalan dan

pengembangan kelembagaan (Gunawan. 2003).

Salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan pertanian

adalah dengan membentuk kelompok sosial pada masyarakat petani, seperti

kelompok tani. Tingkat dinamika kelompok tani berpengaruh terhadap

keberhasilan langkah pemerintah tersebut. Dinamis yang dimaksud adalah selalu

siap untuk maju dan menyongsong pembaharuan seirama dengan pelaksanaan

pembangunan pertanian yang digalakkan dewasa ini (Drajat, 2006).

Sejumlah alasan boleh diperhitungkan untuk produktivitas kelompok yang

lebih tinggi dengan kebanggaan serta kesetiaan kelompok yang tinggi pula. Dalam

kelompok yang kesetiaannya tinggi, adanya arus kerja depan dan belakang di

antara anggota, tergantung pada isinya. Kelompok yang rasa setianya rendah, akan

(34)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

tanggungjawabnya rendah (Tannenbaum,dkk

Anggota dalam kelompok berproduksi tinggi tidak hanya mempunyai

kesetiaan yang lebih besar dalam membantu sesamanya, tetapi memberikan

bantuan berdasarkan inisiatifnya. Kemauan kelompok itu tampaknya datang dari

hubungan antar personalia yang baik, serta dikembangkannya dengan

kepemimpinan yang efektif (Tannenbaum,

, 1992). Hal ini akan sangat

berpengaruh kepada pendapatan petani yang berdampak terhadap penurunan

produktivitas kelompok.

dkk

Faktor penting yang dapat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan

dalam usaha tani kopi adalah faktor sosial dan ekonomi, dimana kelompok tani

yang dominan mengecap pendidikan rendah dan dengan umur yang sudah tua

akan lebih pasrah dalam pengelolaan usaha tani, dengan menggantungkan usaha

mereka terhadap perkembangan gejala alam, tanpa mau mempelajari inovasi

terbaru meskipun mereka pempunyai pengalaman yang tinggi. Dari segi ekonomi,

luas lahan dan kondisi keuangan kelompok tani juga harus diperhitungkan. , 1992).

Faktor-faktor sosial dan ekonomi ini dapat dikelompokkan menjadi:

1. Faktor Sosial

a. Umur

Bagi kelompok tani yang anggotanya lebih tua, bisa jadi mempunyai

pengalaman dan kemampuan yang lebih baik. Namun karena adanya

keterbatasan tenaga menyebabkan kelompok tani tersebut hanya pasrah

menunggu datangnya bantuan sehingga produktivitas rendah. Umur dapat

digolongkan kepada pengalaman lamanya bertani, namun tidak selalu

(35)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

b. Tingkat pendidikan

kesuksesan kelompok tani sangat ditentukan oleh pendidikan yang dimiliki

oleh anggotanya, pendidikan sangat berpengaruh terhadap perilaku

anggota kelompok tani. Akan tetapi jika di dalam kelompok tani terlalu

menekankan kualitas akademis pada anggota, maka dapat menyebabkan

kesulitas dikemudian hari, karena anggota kelompok yang memiliki

pendidikan tinggi akan berperilaku dominan terhadap anggota lain.

c. Jumlah tanggungan keluarga

semakin besar jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh anggota

kelompok tani akan semakin besar pula keuangan rumah tangga anggota

kelompok tani tersebut. Produktivitas yang rendah akan berpengaruh

terhadap pemenuhan keluarga anggota kelompok tani.

2. Faktor Ekonomi

a. Luas lahan

semakin besar luas lahan yang dimiliki oleh kelompok tani, diharapkan

dapat meningkatkan produktivitas usaha tani kopi tersebut.

b. Keuangan

kelompok tani yang sudah maju akan meminjam dana kepada Bank

daripada meminjam kepada tengkulak yang menetapkan sistem bunga

pinjaman yang besar. Semakin besar dana yang dimiliki oleh suatu

kelompok tani akan membantu meningkatkan produktivitas dan

pendapatan usaha tani kopi secara efektif dan efisien.

(36)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Kerangka Pemikiran

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu

atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara satu anggota

dengan yang lain. Adanya dinamika kelompok berhubungan dengan produktivitas

dan pendapatan usaha tani, dengan adanya kelompok yang dinamis diharapkan

akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani di Kelurahan

Tigarunggu, Kabupaten Simalungun. Beberapa indikator yang menjadikan suatu

kelompok berdinamika adalah: kohesi/persatuan, motive/dorongan, struktur dan

pimpinan.

Dinamika kelompok difokuskan kepada kelompok tani kopi yang berada

di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun. Kelurahan Tigarunggu

mempunyai 43 kelompok tani, namun tidak semua kelompok tani memfokuskan

usaha taninya kepada komoditi kopi. Dari 43 kelompok tani tersebut terdapat 38

kelompok tani yang anggotanya fokus terhadap komoditi kopi arabika. Hal ini

akan berhubungan dengan produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi.

Akan terdapat berbagai masalah yang dihadapi dalam pencapaian

produktivitas dan pendapatan usaha tani, karena masalah akan berakibat pada

kenaikan atau penurunan produktivitas dan pendapatan, namun hal ini dapat

diatasi apabila ada upaya-upaya penyelesaian masalah yang dilakukan oleh

kelompok tani Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun. Semua hal di atas

juga sangat berhubungan dan bergantung terhadap lingkungan yang mendukung.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat digambarkan skema kerangka

(37)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Lingkungan

Lingkungan

Keterangan:

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

(38)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Hipotesis Penelitian

1. Dinamika kelompok tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten

Simalungun tinggi.

2. Produktivitas dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu,

Kabupaten Simalungun tinggi.

3. Ada hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan produktivitas usaha tani

kopi serta hubungan dinamika kelompok tani kopi dengan pendapatan usaha

tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

4. Ada masalah-masalah yang terdapat dalam meningkatkan produktivitas dan

pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun.

5. Ada upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas

dan pendapatan usaha tani kopi di Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten

(39)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL,

DEFINISI DAN BATASAN OPERASIONAL

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu

daerah dipilih karena terdapat kelompok tani kopi yang berdinamika. Kelurahan

yang dipilih adalah Kelurahan Tigarunggu yang terletak di Kabupaten

Simalungun. Pada kelurahan ini terdapat 36 kelompok tani yang berusaha tani

kopi.

Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel akan dilakukan dengan metode stratified

random sampling, dengan mengelompokkan kelompok tani yang di stratakan

berdasarkan morfologi daerah. Dimana kelompok tani kopi dibagi dalam dua

strata yaitu daerah datar dan daerah perbukitan. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Data Pengambilan Sampel

Strata Jenis Morfologi Jumlah Sampel

I Daerah datar 8 4

II Daerah Perbukitan 28 16

Jumlah 36 20

(Hasan, 2002).

Alasan peneliti membuat strata kepada sampel adalah karena, pada saat pra

survey diasumsikan bahwa dinamika kelompok di daerah perbukitan lebih tinggi,

mengingat terdapat beberapa titik kumpul untuk membahas seputar masalah

(40)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

ketinggiannya adalah ±1.350 mdpl, sedangkan di deerah datar ketinggiannya

adalah ±1.300 mdpl, sehingga keadaan fisik dari buah kopi tersebut lebih bagus,

seperti biji kopi yang lebih besar dengan kadar air yang lebih rendah.

Kelompok tani tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Data Kelompok Tani Sampel Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun Tahun 2008

Sumber : Rencana Kerja PPL Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun Tahun 2009

(41)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh dari PPL dan ketua kelompok tani di Kelurahan Tigarunggu melalui

wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang

telah dipersiapkan sebelumnya.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu kantor

BP3K Tigarunggu, kantor Kelurahan Tigarunggu serta literatur yang berhubungan

dengan penelitian ini. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada

tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber

Metode

Wawancara Observasi

1 Identitas Kelompok Tani PPL √ 2 Deskripsi Daerah Penelitian PPL dan Kantor Lurah √ √ 3 Faktor Sosial dan Ekonomi Ketua Kelompok Tani √ √ 4 Masalah dalam Peningkatan

Produktivitas

BP3K dan PPL √ √ 5 Upaya dalam Penyelesaian

Masalah

PPL dan Ketua Kelompok Tani

√ √

Sumber: Diolah dari Daerah Penelitian Tahun 2009

Metode Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh di lapangan terlebih

dahulu ditabulasi dan dianalisis dengan uji statis yang sesuai dengan hipotesis

masing-masing.

Hipotesis 1 dicari menggunakan metode analisa penilaian dengan skor,

untuk mencari indikator dinamika kelompok tani, yaitu:

a. SL = Selalu skor 5 ( jika jawaban yang dipilih ’a’)

(42)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

c. BS = Biasanya skor 3 ( jika jawaban yang dipilih ’c’)

d. KD = kadang-Kadang skor 2 ( jika jawaban yang dipilih ’d’)

e. J = Jarang skor 1 ( jika jawaban yang dipilih ’e’)

Lalu untuk memberikan penilaian terhadap indikator negatif dan positifnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Tingkat Penilaian Indikator Negatif dan Positif pada Dinamika Kelompok Tani Kopi

TINGKAT PENILAIAN NEGATIF POSITIF

Selalu 1 5

Setelah didapatkan skor keseluruhan dari indikator dinamika kelompok

tani, lalu digunakan Method Succesive of Interval (MSI), yang dimaksudkan untuk

menaikkan tingkat pengukuran dari ordinal ke interval. Dalam menentukan

adanya pergerakan dinamika kelompok, digunakan indikator yang berhubungan

dengan dinamika kelompok tani yang dijawab oleh responden, maka langkah

kerjanya sebagai berikut:

1. Perhatikan f (frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan

respon yang ada).

2. Bagi setiap bilangan pada f (frekuensi) oleh banyaknya responden, sehingga

diperoleh proporsi.

3. Jumlahkan p (proporsi) secara berurutan untuk setiap respon sehingga keluar

proporsi kumulatif.

onden jumlahresp

(43)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

SV = Density at lower lim it – Density at upper lim it

Area under upper lim it – Area under lower lim it

Produktivitas = Hasil Produksi Luas Lahan

4. Proporsi komulatif (pk) dinggap mengikuti distribusi normal baku.

5. Hitung SV (Scale Value = nilai skala) dengan rumus:

6. SV (Scale Value = nilai skala) yang nilainya terkecil (harga negatif yang

terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (=1).

Transformed scale value: Y = SV + / Sv min /

Pada hipotesis 2 yang dicari adalah produktivitas dan pendapatan

kelompok tani kopi pada tahun ke – 5 dan membandingkannya dengan Kabupaten

Dairi pada tahun ke – 5, dengan alasan bahwa Kabupaten Dairi mempnyai

Topografi dan Morfologi daerah yang tidak jauh berbeda dari Kelurahan

Tigarunggu. Rumus produktivitas yang akan digunakan adalah:

Setelah didapatkan nilai produktivitas, lalu dicari penerimaan dan

pendapatan usaha tani kopi dengan rumus:

a. TR = Y. Py

b. I = TR – TC

Keterangan :

TR = Total revenue (total penerimaan)

Y = Produksi yang diperoleh dalam usaha tani

Py = Harga jual komoditi

I = Income pendapatan

(44)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

(Soekartawi, 1995).

Hipotesis 3 diselesaikan dengan menggunakan metode korelasi sederhana

(korelasi Pearson) dalam mencari hubungan antara dinamika kelompok tani

dengan produktivitas usaha tani kopi, serta dinamika kelompok tani dan

pendapatan usaha tani kopi menggunakan rumus sebagai berikut:

( )( )

∑xy = Penjumlahan dari perkalian x dan y

r = Koefisien korelasi Pearson

n = Jumlah pasangan korelasi

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

dengan menggunakan kriteria hubungan sebagai berikut:

Nilai (r) Kriteria Hubungan

0 Tidak ada korelasi

0 – 0.5 Korelasi lemah

0.5 – 0.8 Korelasi sedang

0.8 - 1 Korelasi kuat

(45)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Nilai yang telah diperoleh selanjutnya akan diuji dengan statistik uji yang di

rumuskan:

Hipotesis 4 dan 5 dianalisis secara deskriptif dan langsung, yaitu dengan

mencatat langsung permasalahan dan memaparkan upaya penyelesaian masalah

dalam peningkatan produktivitas dan pendapatan yang terdapat pada kelompok

tani tersebut.

Sugiarto, 2000)

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian

ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Definisi

1. Kelompok tani adalah kelembagaan nonformal bagi petani yang dibentuk atas

dasar kesepakatan bersama.

2. Dinamika adalah interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok

dengan kelompok secara keseluruhan.

3. Dinamika Kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu

atau lebih mempunyai hubungan kejiwaan secara jelas antara satu anggota

(46)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

4. Produktivitas adalah hasil dari produksi yang diusahakan oleh kelompok tani

dibidang pertanian.

5. Pendapatan adalah total penerimaan di kurang total biaya keseluruhan.

6. Faktor sosial adalah faktor yang terdapat dalam kelompok tani yang dapat

mempengaruhi dinamika kelompok tani.

a.Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang diukur

dengan satuan tahun.

b.Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal anggota kelompok tani

yang diukur berdasarkan pendidikan terakhir anggota pada saat penelitian.

c.Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga petani yang

dibiayai oleh petani yang termasuk dalam anggota kelompok tani.

7. Faktor ekonomi adalah faktor yang ada diluar kelompok tani yang dapat

mempengaruhi dinamika kelompok tani.

a. Luas lahan adalah luas suatu lahan yang dimiliki oleh petani dalam

mengelola usaha taninya yang diukur dengan satuan hektar.

b. Keuangan adalah pendapatan yang diterima oleh anggota kelompok tani

yang diukur dengan satuan rupiah.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kelurahan Tigarunggu Kabupaten Simalungun.

2. Penelitian dilakukan pada tahun 2009.

3. Sampel yang digunakan adalah kelompok tani kopi.

4. BP3K adalah Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Peternakan dan

(47)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

GAMBARAN UMUM DAN SOSIO KULTURAL DAERAH

PENELITIAN

Gambaran Umum

Kondisi Geografis

Kelurahan Tigarunggu merupakan bagian dari daerah Kecamatan Purba,

Kabupaten Simalungun. Kelurahan Tigarunggu berada pada ketinggian +

Batas Utara : Pematang Purba

1.300

mdpl dan memiliki topografi bertipe tinggi (termasuk dalam dataran tinggi),

dengan suhu rata-ratanya adalah 22oC. Luas daerah Kelurahan Tigarunggu adalah

2.097 hektar, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Batas Selatan : Kecamatan Dolok Pardamean

Batas Barat : Purba Tongah

Batas Timur : Kecamatan Raya

Kondisi Pertanian Aktual

Daerah Kelurahan Tigarunggu memiliki wilayah yang cocok terhadap

sektor pertanian, terutama pada tanaman keras seperti kopi. Oleh karenanya,

sebagian besar penduduk Kelurahan Tigarunggu bermata pencaharian sebagai

petani.

Di Kelurahan Tigarunggu terdapat beberapa komoditi pertanian yang

sering diusahakan, seperti : jagung, ubi jalar, tomat, cabai merah, kentang, kubis,

kopi, dan jeruk. Sebagian besar petani di Kelurahan Tigarunggu berusaha tani

(48)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

yang berusaha tani kopi ada sekitar 851 KK petani yang sudah termasuk dalam 36

kelompok tani kopi. Data-datanya dapat dilihat pada lampiran 1.

Kondisi Kelembagaan Agribisnis

Kelurahan Tigarunggu merupakan daerah yang memiliki beberapa

Kelompok Tani. Jumlah Kelompok Tani di Kelurahan Tigarunggu sebanyak 43

Kelompok Tani, dari 43 kelompok tani tersebut ada sebanyak 36 kelompok tani

kopi, yang akan menjadi fokus pada pembahasan dalam penelitian ini. Pada

dasarnya Kelompok Tani dibentuk atas dasar :

1. Domisili (tergantung pada tempat tinggal).

2. Hamparan (pada satu daerah berusaha tani dengan komoditi yang sama).

3. Kebutuhan (tergantung pada kebutuhan petani).

Pembentukan Kelompok Tani di Kelurahan Tigarunggu umumnya

didasarkan atas campuran antara domisili dan hamparan.

Lembaga Penunjang Pertanian

PT.Allegrindo Nusantara adalah peternakan babi nomor 2 terbesar di Asia

Tenggara, setelah peternakan babi di Kepulauan Riau, PT.Allegrindo Nusantara

adalah anak cabang dari PT.Domba Mas Group yang terletak di daerah Tanjung

Morawa, Medan. PT.Allegrindo Nusantara mempunyai luas areal peternakan

±126 Ha, dengan luas areal produksi 30 Ha, diperkirakan memiliki jutaan ekor

babi yang setiap harinya dikirim ke Medan atau sesuai pesanan dari pihak yang

(49)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Secara tidak langsung PT.Allegrindo dapat menjadi lembaga penunjang pertanian,

dalam hal memberikan kotoran ternaknya sebagai pupuk untuk usaha tani mereka.

Sampai saat ini PT.Allegrindo Nusantara menjadi kontroversi bagi

sebagian besar masyarakat Tigarunggu, beberapa masyarakat menyatakan bahwa

dampak negatif dari PT.Allegrindo Nusantara sangat mengganggu ketentraman

warga, misalnya: banyaknya lalat dan nyamuk dalam bentuk dua kali ukuran

normal karena mengkonsumsi kotoran babi yang mengandung hormon, serta

diberikannya suntik hormon kepada ternak apokir (yang tidak mampu

bereproduksi) agar tetap bereproduksi, hal ini sangat tidak layak dikonsumsi oleh

masyarakat luas.

Bau bangkai yang sering timbul dari PT.Allegrindo Nusantara

menyebabkan warga terkadang harus menggunakan masker, timbulnya polusi

udara dan air oleh limbah PT.Allegrindo yang tidak dikelola dengan sempurna.

Menurut warga kotoran babi tersebut langsung dibuang ke jalanan atau di

depan pekarangan warga, sehingga menimbulkan bau tak sedap, terutama pada

saat musim hujan. Serta ada pendapat dari beberapa warga setempat bahwa

limbah dibuang ke Danau Toba sehingga mencemari kawasan Danau Toba.

Warga setempat juga merasa adanya ketidakadilan, karena tenaga kerja yang

dipakai adalah tenaga kerja dari luar daerah yang dirubah kartu Tanda

Pengenalnya menjadi penduduk Tigarunggu.

Hal ini dibantah oleh pihak PT.Allegrindo Nusantara yang diwakili oleh

Bapak Simbolon (Humas PT.Allegrindo Nusantara). Menurut beliau limbah sudah

(50)

Cut Farhani Rizky : Hubungan Dinamika Kelompok Tani Dengan Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kopi (Kasus : Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten Simalungun), 2010.

Gambar 2. PT.Allegrindo Nusantara Gambar 3. Tempat Sanitasi Mobil yang

Akan Memasuki Kandang Babi serta karyawan adalah 80% dari pemuda Tigarunggu. Untuk jelasnya dapat dilihat

pada gambar 2 dan 3.

Namun menurut sebagian warga ada juga beberapa dampak positif

berdirinya PT.Allegrindo Nusantara yaitu: daerah Tigarunggu semakin maju dan

ramai, serta ekonomi masyarakat membaik, dan sebagian warga dapat

menggunakan kotoran babi tersebut sebagai pupuk untuk tanaman kopi dan

hortikultura mereka.

Struktur Penduduk

1. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Kelurahan tempat penelitian berjumlah 6,578 jiwa dengan

perincian sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Tigarunggu Tahun 2008

No Jenis kelamin Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

1 Laki-laki 3,145 47.81 2 Perempuan 3,433 52.19

Jumlah 6,578 100.00

Gambar

Tabel 1. Data Kelompok Tani Kelurahan Tigarunggu, Kabupaten   Simalungun Tahun  2008
Tabel 1 di atas menunjukkan beberapa kelompok tani kopi di Kelurahan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 2. Data Pengambilan Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bambang : Sistem usaha tani mina padi ikan mas studi kasus di desa Totap Majawa kecamatan tanah Jawa kabupaten Simalungun, 2003 USU e-Repository © 2008... Bambang : Sistem usaha

MAULIDYA SARI (080309041) dengan judul skripsi “HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) DENGAN PRODUKTIVITAS

Skripsi berjudul : Kajian Faktor Eksternal Dan Internal Dalam Dinamika Kelompok Tani Serta Hubunganya Dengan Tingkat Produksi Kopi Robusta Desa Sidomulyo (Kecamatan Silo,

Sedangkan tingkat produktivitas petani dan usahatani benih padi yang tergabung dalam kelompok tani Surya Bangkit tidak tergolong tinggi yaitu berada pada kriteria

YUKI BASTANTA (080309040) dengan judul DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP KINERJA DAN PENDAPATAN USAHA TANI ANGGOTA KELOMPOK TANI (Kasus:

Analisis pendapatan petani kopi dapat dianalisis dengan mengalihkan jumlah produksi kopi per hektar yang dihasilkan oleh 39 orang petani kopi dengan luas lahan 58

Dari hasil penelitian Keragaan Dinamika Kelompok Tani, studi kasus di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan sampel 18 kelompok tani

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengolahan kopi arabika yang dilakukan oleh kelompok tani Simalungun Jaya menjadi kopi bubuk di daerah penelitian,