ABSTRAK
HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PUNGGUNG DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN
ROLL KIP PADA SISWA KELAS X SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG
Oleh:
AGUS SYAIFUDIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan lengan, keseimbangan, kelentukan punggung dan kekuatan tungkai dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung. Populasi pada penelitian ini berjumlah 57 siswa, dengan sampel yang digunakan 57 siswa sehingga disebut sampel populasi.
Metodologi penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara one shoot model. Pengambilan data menggunakan push dynamometer untuk mengukur kekuatan lengan, balance measuring instrument untuk mengukur keseimbangan, trunk extention untuk mengukur kelentukan punggung, leg dynamometer untuk mengukur kekuatan tungkai dan skala pengamat (akurasi) roll kip.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan lengan dengan kemampuan roll kip terdapat koefisien korelasi sebesar 0,99, koefesien korelasi keseimbangan sebesar 0.56, kelentukan sebesar 0.578, dan analisis koefisien korelasi kekuatan tungkai sebesar 0.4.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kekuatan lengan memiliki hubungan yang sangat besar dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PUNGGUNG DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN
ROLL KIP PADA SISWA KELAS X SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG
Oleh
AGUS SYAIFUDIN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
vi
Penulis dilahirkan di Sribhawono pada tanggal 19 Agustus 1989 dengan nama lengkap Agus Syaifudin. Penulis merupakan anak pertama dari 2 (dua) bersaudara. Putra dari pasangan Bapak Ahmad Ali Wasim dan Ibu Surati (Alm).
Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:
1. SD Madrasah Ibtida’iyah (MI) Wajar Ma’arif Sribhawono, Kec. Labuhan Maringgai, Kab. Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2002
2. SMP N 1 Bandar Sribhawono, Kec. Bandar Sribhawono, Kab. Lampung Timur diselesaikan pada tahun 2005
3. SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono, Kec. Bandar Sribhawono, Kab. Lampung Timur diselesaikan pada tahun 2008
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pengetahuan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kompetensi Akademik dan Bakat (PKAB)
vii MOTO
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buahnya.
(Abu Bakar Sibli)
“wa man jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi.”
“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu
adalah untuk dirinya sendiri.”
(QS Al-Ankabut 29: 6)
Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
Agama tanpa ilmu adalah buta, dan ilmu tanpa agama adalah lumpuh (Albert Einstein)
Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya
(Nabi Idris A.s)
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah Hirobbil Alamin....
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan ridho-Nya selesai
sudah karya kecil dari peluh dan letihku.
Junjunganku Nabi Besar Muhammad S.A.W
Kupersembahkan dengan tulus kepada:
Bapak tersayang Ahmad Ali Wasim dan Mamak tercinta Surati (Alm)
juga Adikku Muhammad Nur Hidayat yang selalu ada disetiap
langkahku. Semua doa, pengorbanan dan kasih sayang yang tercurah
untukku.
Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku dunia dan
akhirat
Para pendidik yang kuhormati
Seluruh rekan-rekanku Physical Education
‘
08
ix
SANWACANA
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, FKIP Universitas Lampung. Dengan judul ” Hubungan Kekuatan Lengan, Keseimbangan, Kelentukan Punggung dan Kekuatan Tungkai Dengan Kemampuan Roll Kip Pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung”.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Keluarga besarku, Bapak Ahmad Ali Wasim dan mamak Surati (alm) yang tercinta juga adikku Muhammad Nur Hidayat yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan dukungannya, serta doa, cinta, pengorbanan dan cucuran keringat yang telah kalian berikan untuk membantuku meraih gelar Sarjana Pendidikan.
x
3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Pembimbing II atas kesabaran dan pengertian selama penulis menyusun skripsi ini;
4. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Pembahas yang telah
memberikan masukan berupa saran yang membangun dan pengarahan selama masa kuliah dan penyusan skripsi ini berjalan dengan baik dan lancar.
5. Bapak Drs. Sudirman Husin, M. Pd.,selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing mengarahkan dan
memberikan masukan selama kuliah. Terima kasih segala arahan ilmu pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis;
6. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa penulis menyelesaikan perkuliahan;
7. Kepala SMA Persada Bandar Lampung Dra. Sutirah yang telah banyak meluangkan waktu selama penelitian saya yang telah mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;
8. Seluruh siswa SMA Persada Bandar Lampung kelas X, terima kasih atas waktu dan dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku Physical Education ’08 terima kasih atas kebersamaannya.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Bandar Lampung, Mei 2014 Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah... 5
C. Perumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Pendidikan Jasmani ... 8
B. Keterampilan Gerak... 9
C. Senam ... 10
D. Roll Kip ... 15
E. Komponen Kondisi Fisik ... 16
F. Penelitian Yang Relevan ... 26
G. Kerangka Pemikiran ... 28
H. Hipotesis ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Metode Penelitian ... 33
B. Variabel Penelitian ... 34
C. Devinisi Operasional Variabel ... 34
D. Desain Penelitian ... 37
E. Populasi dan Sampel... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Instrumen Penelitian ... 39
xiii
I. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pengujian Hipotesis ... 56
C. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Populasi Penelitian... 38
2. Distribusi frekuensi data tinggi badan siswa... 49
3. Distribusi frekuensi data berat badan siswa... 50
4. Distribusi frekuensi data usia siswa………... 51
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Roll Kip………... 16
2. Rancangan Penelitian…... 37
3. Trunk Extension………... 40
4. Push-Pull Dynamometer... 41
5. Balance Measuring Isntrument... 42
6. Leg Dynamometer……... 43
7. Pengarahan Oleh Peneliti... 85
8. Pemanasan………... 85
9. Pengambilan Data Kelentukan Pungung... 86
10. Pengambilan Data Kekuatan Lengan………... 86
11. Pengambilan Data Kekuatan Tungkai…... 87
12. Pengambilan Data Keseimbangan... 87
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrument Penilaian Roll Kip... 66
2. Data Hasil Penelitian ... 67
3. Analisis Korelasi Kekuatan Lengan Dengan Kemampuan Roll Kip... 69
4. Analisis Korelasi Kelentukan Punggung Dengan Kemampuan Roll Kip ... 73
5. Analisis Korelasi Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Roll Kip ... 77
6. Analisis Korelasi Keseimbangan Dengan Kemampuan Roll Kip ... 81
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam aswin 2013:28) “senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan
dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,
memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang.
Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik. Secara umum senam memang demikian adanya, dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan dan semakin berkembang. Yang dulunya tidak untuk dipertandingkan, namun sejak akhir abad 19 mulai dipertandingkan.
Dalam Muhajir (2007: 202) dijelaskan secara umum menurut FIG (Federation International de Gymnastique) senam dibedakan menjadi 6 macam yaitu senam artistik (arsistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportive rythmic gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sport gymnastics), senam trompolin (trompolinning gymnastics), dan senam umum (general gymnastics).
Setiap orang mempunyai potensi kemampuan gerak yang berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan yang akan
dipelajarinya. Terdapat delapan aspek kemampuan gerak yang ada pada diri manusia, di antaranya adalah kekuatan otot, daya tahan otot, kardiovaskuler, kecepatan, kelincahan, keseimbangan, power otot, serta koordinasi mata, tangan, dan kaki.
Gerak dasar manusia terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu gerak lokomotor yang sering disebut dengan kemampuan gerak untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, kemudian ada gerak nonlokomotor yaitu
3
manipulatif yaitu gerakan yang melibatkan tangan, kaki, dan tubuh untuk melakukan suatu gerakan. Tiga bagian tersebut merupakan bagian integral dari setiap materi Penjaskes karena memungkinkan anak untuk mampu bergerak dengan benar sesuai kemampuan motorik kasar maupun motorik halusnya (dalam aswin 2013:4).
Penulis memilih roll kip atau guling lenting dalam penelitiannya dikarenakan Roll kip merupakan tipe senam lantai yang komplek yaitu menggabungan beberapa gerakan antara roll depan dan kayang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keterkaitan komponen – komponen fisik yang
memberikan kontribusi untuk memaksimalkan gerakan roll kip. Begitu banyak komponen yang ada namun dalam kasus ini peneliti hanya mengambil empat komponen yang diperkirakan berperan penting dalam terciptanya gerakan roll kip yang baik dan benar.
Komponen yang diambil adalah : a. Kekuatan lengan
Pada hakekatnya kekuatan lengan adalah bagian dari komponen fisik yaitu kekuatan. Menurut Sajoto (1995:8) “Kekuatan adalah komponen
kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja”.
b. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan
kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan
ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi
kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh(center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu(base of support ).
c. Kelentukan punggung
Fleksibilitas/kelentukan menurut Harsono (2000: 132) yaitu kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot disekitar persendian itu. Dalam olahraga, fleksibilitas sangat berguna untuk mencegah terjadinya cidera. Dengan dimilikinya fleksibilitas oleh seseorang akan dapat:1) mengurangi kemungkinan terjadinya cidera otot dan sendi, 2) membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan, 3) membantu memperkembang prestasi, 4) menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan 5) membantu memperbaiki sikap tubuh.
d. Kekuatan tungkai
5
Selain itu juga sebelum melakukan gerakan roll kip siswa harus terlebih dahulu menguasai teknik kayang dan roll depan/guling depan, karena kedua factor tersebut adalah penunjang terciptanya gerakan roll kip yang baik dan benar. Kayang adalah salah satu teknik dasar dalam senam yang harus dipelajari dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Menurut Muhajir (2003:149-151), Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan terlentang dan membusur, bertumpu pada kedua tangan, dan kedua kaki dengan siku-siku dan lutut lurus. Sedangkan roll depan adalah berguling ke depan atas bagian belakang badan (tengkuk, punggung, pinggang dan panggul bagian
belakang). Latihan guling ke depan dapat dilakukan dengan dua cara,yaitu : guling ke depan dengan sikap awal jongkok dan guling ke depan dengan sikap awal berdiri. Setelah penulis amati masih rendahnya kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung dilihat dari kurang tercapainya tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul : “Hubungan kekuatan lengan, keseimbangan, kelentukan punggung dan kekuatan tungkai dengan hasil belajar roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut :
b. Untuk menjaga badan tidak jatuh dibutuhkan keseimbangan agar dapat menjaga keseimbangan badan saat melakukan gerakan.
c. Untuk mendapatkan kelentukan saat melakukan gerakan dibutuhkan kelentukan punggung agar saat diudara badan bisa lenting.
d. Untuk pendaratan roll kip yang baik dibutuhkan kekuatan tungkai agar dapat berdiri dengan baik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Seberapa besar hubungan antara kekuatan lengan dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung
b. Seberapa besar hubungan antara keseimbangan dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung
c. Seberapa besar hubungan antara kelentukan punggung dengan
kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung d. Seberapa besar hubungan antara kekuatan tungkai dengan kemampuan
roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
7
b. Mengetahui besarnya antara keseimbangan dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung
c. Mengetahui besarnya antara kelentukan punggung dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung
d. Mengetahui besarnya antara kekuatan tungkai dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak yang terkait :
a. Bagi Siswa
Dapat memperoleh gambaran bahwa teknik dasar senam lantai sangat mempengaruhi peningkatan kemampuan roll kip bagi siswa.
b. Bagi Mahasiswa dan Guru Penjaskes
Sebagai bahan rujukan belajar yang baik dan tepat, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Bagi peneliti
Sebagai bahan rujukan untuk memperluas informasi tentang faktor-faktor yang mendorong keberhasilan suatu gerak tertentu diberbagai cabang olahraga.
d. Bagi Program Studi Penjaskes
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jamani
Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
9
Materi ajar pendidikan jasmani diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu : 1) Permainan dan olahraga, 2) Aktifitas pengembangan, 3) Uji diri atau senam, 4) Aktifitas ritmik, 5) Akuatik(renang,), dan 6) Aktifitas luar sekolah. Di dalam tiap-tiap aspek materi ajar pendidikan jasmani yang harus diberikan kepada peserta didik, materi tersebut harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
B. Keterampilan Gerak
Keterampilan, menurut para ahli adalah sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable (Samsudin 2008:22). Menurut Lutan (1988:95) menerangkan bahwa keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau
penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh.
Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana penerpan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun semakin konsisten.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa terganggu oleh kegiatan lainnya.
C. Senam
11
tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual”Senam merupakan olahraga yang sangat mengesankan karena menampilkan gerakan-gerakan yang menarik dan mengagumkan. Dahulu senam dilakukan dengan tujuan memperoleh
kekuatan serta keindahan jasmani seseorang, khususnya kaum lelaki. Kata senam itupun berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu Gymnos yang berarti menim atau telanjang. Maksudnya adalah karena dalam melakukan latihan senam mereka tidak mengenakan busana atau telanjang agar lebih dapat bergerak dengan leluasa. Kemudian dengan berkembangnya zaman, lambat laun senam dilakukan dengan modern yaitu menggunakan pakaian yang didesain khusus namun tetap menonjolkan unsur keindahan dalam gerakannya.
Senam itu sendiri merupakan kegiatan yang paling bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik seperti daya tahan otot, kekuatan, kelentukan, koordinasi, kelincahan dan keseimbangan. Senam juga dapat menyumbangkan pengayaan perbendaharaan gerak pelakunya. Dengan dasar-dasar senam akan sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum sehingga siswa mampu menggunakan kemampuan berpikir kreatifnya, dan menguasai keterampilan-keterampilan senam.
kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.
Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di gymnasium maupun di sekolah.Sekarang, sejak kecil banyak anak sudah terbiasa diajarkan senam, baik oleh orang tua, maupun oleh pengajar olahraga di sekolah. Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia.Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, senam aerobik, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), dll. Biasanya di sekolah dasar, guru-guru mengajarkan senam-senam yang mudah dicerna oleh murid, seperti SKJ dan senam pramuka. Namun ketika beranjak remaja, banyak orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk menenangkan diri.
13
Senam pertama kali diperkenalkan pada zaman Yunani kuno. Senam berasal dari kata Gymnastics, Gymnas berarti telanjang, sebab pada waktu itu orang-orang berlatih tanpa memakai pakaian. Sedangkan Gymnasium adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk mengadakan latihan senam. Pada zaman itu Gymnastik dilakukan dalam rangka upacara-upacara kepercayaan yaitu guna menyembah dewa Zeus. Pada awal permulaaan abad ke-20, senam telah menjadi rencana pendidikan di sekolah-sekolah Amerika.
Senam di negara Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Pada waktu itu namanya “Gymnastiek”, zaman jepang dinamakan “Taiso”.
Pemakaian istilah “senam” sendiri kemungkinkan bersamaan dengan
pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.
Untuk lebih memudahkan penjenisan senam, alangkah baiknya kita ikuti pengelompokkan senam yang dilakukan oleh FIG (Federation Internationale de Gymnastique) yang di-Indonesiakan menjadi Federasi Senam
Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu:
Macam-Macam Senam :
1. Senam Artistik
balok keseimbangan, lantai. Efek artistik dihasilkan dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu
memberikan pengaruh mengejutkan yang mengundang rasa keindahan.
2. Senam Ritmik Sportif
Senam ritmik sportif adalah senam yang dikembangkan dari senam irama sehingga dapat dipertandingkan. Komposisi gerak yang diantarkan melalui tuntunan irama musik dalam menghasilkan gerak-gerak tubuh dan alat yang artistik, menjadi ciri dari senam ritmik sprotif ini. Adapun alat-alat yang digunakan adalah: bola, pita, tali, simpai, gada.
3. Senam Akrobatik
Senam Akrobatik adalah senam yang mengandalkan akrobatik dan tumbling, sehingga latihannya banyak mengandung salto dan putaran yang harus mendarat di tempat-tempat yang sulit. Misalnya mendarat di atas tangan pasangan atau di bahunya. Senam akrobatik biasanya dilakukan secara tunggal dan berpasangan. Senam ini, bersama-sama dengan senam trampolin dan sports aerobics, baru masuk ke dalam jajaran organisasi senam di bawah FIG pada tahun 1996, pada Kongres FIG di Atlanta Olympic Games, USA.
4. Senam Trampolin
15
yang terbuat dari rajutan kain yang dipasang pada kerangka besi
berbentuk segi empat, sehingga memiliki daya pantul yang sangat besar. Pada mulanya penggunaan trampolin ini hanya untuk membantu
penguasaan keterampilan akrobatik untuk senam artistik atau untuk para peloncat indah. Namun, karena latihannya memang menarik, akhirnya dikembangkan menjadi suatu latihan yang dipertandingkan.
5. Senam Aerobik Sport
Aerobik sport merupakan pengembangan dari senam aerobik. Agar pantas dipertandingkan, latihan-latihan senam aerobik yang berupa tarian atau kalistenik tertentu digabung dengan gerakan-gerakan akrobatik yang sulit. Sports aerobics saat ini mempertandingkan empat kategori, yaitu : single putra, single putri, pasangan campuran, dan trio.
6. Senam Umum
Sedangkan senam umum adalah segala jenis senam di luar kelima jenis senam di atas. Dengan demikian. Senam-senam seperti senam aerobik, senam pagi, SKJ, senam wanita, dsb., termasuk ke dalam senam umum.
D. Roll Kip
Roll kip atau guling lenting adalah gerak melecutkan kedua kaki kedepan atas setelah tengkuk menempel matras dengan sumber gerakan dari pinggang. Cara melakukan roll kip :
2. kemudian sikap jongkok menghadap lantai/matras dan kedua telapak tangan menempel diatas lantai/matras.
3. Angkat pinggul dan masukkan kepala diantara kedua lengan dengan siku ditekuk keluar.
4. Saat tengkuk menempel lantai/matras, lecutkan kedua kaki ke depan atas hingga keduanya mendarat pada lantai/matras dengan ujung telapak kaki agak rapat.
5. Kemudian untuk gerakan akhir berdiri dengan kedua kaki agak rapat dan kedua lengan lurus disamping badan.
[image:32.595.133.494.373.518.2]6. Pandangan ke depan seperti sikap awal.
Gambar 1. Roll kip
E. Komponen kondisi fisik : 1. Kekuatan (Strenght)
17
persyaratan untuk meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun untuk mencetak gol.
2. Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1995:8). Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya tahan penting dalam permainan sepak bola sebab dalam jangka waktu 90 menit bahkan lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik yang terus menerus dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat, meluncur (sliding), body charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi.
3. Daya Otot (Muscular Power)
tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada saat merebut bola. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat dan pendek. Orang yang sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.
4. Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh karena itu seseorang yang
19
5. Kelentukan (Fleksibility)
(M. Sajoto, 1995:9). Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur
anatominya. Gerak yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi batang tubuh tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di tempat lain pula demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik). Sepak bola memerlukan unsur fleksibility, ini dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam berlari.
6. Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti
bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dari kedua pendapat tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan pada kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh.
7. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan
21
tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan.
8. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada berada ke dalam pola garakan tunggal secara efektif (Sajoto, 1995:9). Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (Dangsina Moeloek, 1984 : 4). Jadi apabila seseorang itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. Dalam sepak bola, koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan gerakan teknik dalam sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari dengan melakukan dribble yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya.
9. Kekuatan Lengan
Pada hakekatnya kekuatan lengan adalah bagian dari komponen fisik yaitu kekuatan. Menurut Sajoto (1995:8) “Kekuatan adalah komponen kondisi
fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja”. Sedangkan Ganda Mas (2000 : 90) mengemukakan bahwa “Kekuatan adalah kemampuan untuk
membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan”.
prestasi. Dalam senam lantai, kekuatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan performa seseorang dalam beraksi. Karena dengan kekuatan seorang pemain akan dapat memaksimalkan ability dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik yang baik). Selain itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam senam, seseorang dapat
melakukan berbagai gerakan yang atraktif tanpa mengalami kelelahan otot.
Kekuatan lengan dalam senam lantai sangat berperan khususnya pada gerakan roll kip. Pada gerakan ini lengan merupakan tumpuan untuk menopang badan agar bisa berdiri dengan tegak kemudian dilanjutkan dengan gerakan berguling ke depan dan melecutkan kaki ke depan.
10. Keseimbangan
23
Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan mebuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan
efisien.Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan
keseimbangan),keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem
sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor ) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal daneksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kondisi,lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan
pengalaman terdahulu.Sehingga keseimbangan sangat dibutuhkan dalam melakukan senam lantai khususnya pada roll kip.
11. Kelentukan punggung
Fleksibilitas/kelentukan menurut Harsono (2000: 132) yaitu kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot disekitar persendian itu. Dalam olahraga,
mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan, 3) membantu memperkembang prestasi, 4) menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan 5) membantu memperbaiki sikap tubuh.
Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa “Kelentukan adalah efektivitas
seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan
pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh”. Selain itu,
menurut M. Yunus (2000 : 117) berpendapat bahwa kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan latihan – latihan dengan amplitudo. Menurut Lutan dkk (2002: 80)fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas/kelentukan optimal memungkinkan sekelompok atau satu sendi untuk bergerak dengan efisien.
Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat
25
12. Kekuatan Tungkai
Kekuatan adalah energi untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan (tension) terhadap suatu tahanan (resistance) ini menurut Harsono. Kekuatan(strenght) di sebut pula sebagai komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Jadi kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Tungkai adalah anggota badan bawah mencakup tungkai dan panggul serta sendi-sendi dan otot-ototnya. Tungkai di bentuk oleh tulang atas atau paha (os femoris/femur), sedangkan tungkai bawah terdiri dari tulang kering (os Tibia) dan betis serta tulang kaki, sedangkan gelang panggul dibentuk oleh coksea dengan tulang sacrum, terdapat dua persendian pada gelang
F. Penelitian Yang Relevan
1. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian
ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Restu Wijaya UNILA 2013 Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan sampel berjumlah 20 orang. Analisis data hasil pengolahan data dengan
menggunakan flexion dan extenxion, push dinamometer, dan leg
dinamometer kelentukan tubuh dengan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kayang.
Hasil analisis menunjukkan bahwa, hasil penghitungan yang dilakukan antara kelentukan badan dan kekuatan (otot lengan dan otot tungkai) diperoleh nilai thitung = 2,734 lebih besar dari nilai ttabel = 1,734 yang
berarti hipotesis nol diterima.Dibanding dengan kontribusi kekuatan (otot lengan dan otot tungkai) dengan kemampuan kayang dengan nilai thitung =
2,495 lebih besar dari nilai ttabel = 1,734.
Yang artinya kelentukan tubuh memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kayang pada siswa kelas VII di SMP Nusantara Gedongtataan Pesawaran.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelentukan tubuh memberikan
sumbangan yang lebih besar pada taraf nyata atau pada taraf kepercayaan 95 % dibandingkan dengan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot
27
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama bertujuan mengetahui kontribusi atau sumbangan kekuatan lengan, dan kelentukan punggung. Perbedaan dari penelitian ini yaitu variable terikatnya berbeda namun masih sama-sama senam ketangkasan yang didalamnya terdapat ungsur kekuatan lengan, keseimbangan, kelentukkan punggung dan kekuatan tungkai.
2. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Maria Dewanti Widodo UNS 2011. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kekuatan otot lengan dengan kemampuan meroda dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keseimbangan dengan kemampuan meroda dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan power otot tungkai dengan kemampuan meroda dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (4) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kekuatan otot lengan, keseimbangan dan power otot tungkai dengan kemampuan meroda dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa putra SMA Kanisius Bharata
Karanganyar berjumlah 38 orang. Penetapan sampel yang digunakan adalah purposiv samplingberjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes dan pengukuran yang terdiri dari empat
up, untuk mengukur keseimbangan dengan modifikasi bass test, untuk mengukur power otot tungkai dengan vertical jump test dan tes
kemampuan meroda. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan analisis regresi tiga prediktor dengan taraf
signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan meroda, rhitung = 0.563 > rtabel 5%. = 0.361 dan memberikan sumbangan sebesar 21.68 %. (2) Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan meroda, rhitung = 0.438 > rtabel 5%. = 0.361 dan
memberikan sumbangan sebesar 12.36 %. (3) Ada hubungan yang
signifikan antara power otot tungkai dengan kemampuan meroda, rhitung = 0.569 > rtabel 5%. = 0.361 dan memberikan sumbangan sebesar 13.00%. (4) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan,
keseimbangan dan power otot tungkai dengan kemampuan meroda. Nilai Fhitung = 7.704 > Ftabel = 2.89 dan memberikan sumbangan sebesar 47.05 %. Besarnya R2 antara kekuatan otot lengan (X1), keseimbangan (X2), power otot tungkai (X3) dengan kemampuan meroda (Y) adalah 0.470.
G. Kerangka Pemikiran
29
menggunakan benda/perkakas lain (alat lain). Ada beberapa jenis senam lantai, diantaranya roll depan, roll belakang, kayang, lompat harimau, handstaien roll, stut, meroda, round off, handspring, roll kip. Dari beberapa jenis senam lantai tersebut penulis mengambil roll kip, karena gerakan roll kip merupakan gerakan senam yang kompleks yaitu lebih dari satu gerakan. Unsur kondisi fisik yang menunjang gerakan senam seperti 1). kekuatan, 2). daya ledak (power), 3). kecepatan, 4). kelenturan, 5). daya tahan otot, 6). daya tahan kardio-respiratori, 7). keseimbangan, 8). koordinasi, 9). reaksi, 10). ketepatan.
Roll kip atau guling lenting adalah gerak melecutkan kedua kaki kedepan atas setelah tengkuk menempel matras dengan sumber gerakan dari
pinggang.Sesuai dengan karakteristik senam lantai khususnya pada gerakan roll kip maka unsur fisik yang dominan adalah komponen kekuatan lengan, keseimbangan, kelentukan dan kekuatan tungkai.
Harsono (1988 : 36) kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan (force) terhadap suatu tahanan. Otot lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keberadaan lengan yang diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu yang digunakan dalam menopang tubuh ke atas. Dalam gerakan roll kip kekuatan pada lengan diperlukan sebagai tumpuan saat akan memulai gerakan dan memberikan tolakan agar siswa mampu melakukan guling lenting ke depan.
Peta konsep senam lantai
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan
untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan
relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh(center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu(base of support ).
Suharjana (2004: 70) menerangkan bahwa fleksibilitas adalah kemampuan otot atau persendian untuk bergerak secara leluasa dalam ruang gerak yang maksimal. Apabila seseorang mempunyai fleksibilitas yang optimal, maka akan menambah efisiensi dalam melakukan gerak yang lain.Kelentukan dalam roll kip penting untuk menghasilkan gerakan yang maksimal, yaitu memposisikan tubuh lebih lenting saat perputaranke depan.
Kekuatan Lengan
Kelentukan Punggung
Roll Kip
Keseimbangan
31
K. Hipotesis
Menurut Sutrisno (1990) hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar
mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya.sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan dari kekuatan lengan dengan
kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan dari kekuatan lengan dengan kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
Ha2 : Ada hubungan yang signifikan dari keseimbangan dengan kemampuan
roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan dari keseimbangan dengan
kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan dari kelentukan punggung dengan
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan dari kelentukan punggung dengan
kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
Ha4 : Ada hubungan yang signifikan dari kekuatan tungkai dengan
kemampuan roll kip pada siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan dari kekuatan tungkai dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan cara one shot model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.
Arikunto (2002: 23) menyatakan bahwa penelitian deskriptif korelasional atau penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui sebarapa erat hubungan antara ke dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian korelasional untuk menemukan ada tidaknya suatu hubungan korelasional dan apabila terdapat suatu hubungan, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif korelasional adalah suatu riset yang ditujukan untuk mengetahui hubungan erat dari variabel yang satu dengan variabel lainnya.
B. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 :159) Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian yang bervariasi. Dalam hal ini terdapat empat macam variabel, yaitu : (4) variabel bebas dan (1) variabel terikat.
a. Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada varibel lainnya yang berguna untuk meramalkan dan menerangkan nilainya. Variabel ini disimbolkan dengan (X) . Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model kekuatan lengan (X1), keseimbangan (X2), kelentukan punggung (X3) dan kekuatan tungkai (X4).
b. Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainnya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya. Variabel ini dilambangkang dengan (Y). Variabel terikatnya adalah kemampuan roll kip (Y).
C. Definisi Operasional Variabel.
35
memasukan proses operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang akan ditelitinya.
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan lengan sebagai variabel bebas satu (X1)
Kekuatan otot lengan adalah gerakan yang dilakukan secara eksplosif, maksudnya kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan otot lengan yang dikerahkan secara maksimum dalam waktu
sesingkat-singkatnya ketika melakukan gerakan roll kip. Semakin cepat gerakan itu dilakukan maka semakin banyak pula komponen gerak yang harus dikoordinasikan.
2. Keseimbangan sebagai variabel bebas dua (X2)
Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan
efisien.Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan),keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem
sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor ) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
kondisi internal daneksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kondisi,lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan
pengalaman terdahulu.Sehingga keseimbangan sangat dibutuhkan dalam melakukan senam lantai khususnya pada roll kip.
3. Kelentukan punggung sebagai variabel bebas tiga (X3)
Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot disekitar persendian itu. Dalam olahraga, fleksibilitas sangat berguna untuk mencegah terjadinya cedera. Dengan dimilikinya fleksibilitas oleh seseorang akan dapat:1) mengurangi kemungkinan terjadinya cedera otot dan sendi, 2) membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan, 3)
membantu memperkembang prestasi, 4) menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan 5) membantu memperbaiki sikap tubuh. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk
penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia
dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya
aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik).
4. Kekuatan tungkai sebagai variabel bebas empat (X4)
37
Tungkai adalah anggota badan bawah mencakup tungkai dan panggul serta sendi-sendi dan otot-ototnya. Tungkai di bentuk oleh tulang atas atau paha (os femoris/femur), sedangkan tungkai bawah terdiri dari tulang kering (os Tibia) dan betis serta tulang kaki, sedangkan gelang panggul dibentuk oleh coksea dengan tulang sacrum, terdapat dua persendian pada gelang panggul, yaitu : sendi usus kelangka dan sendi sela kemaluan, gelang panggul mempunyai hubungan yang kokoh dengan batang badan sesuai dengan faalnya sebagai alat yang harus menerima berat badan dan meneruskannya pada kedua tungkai hanya dalam penelitian ini tungkai harus mempunyai kekuatan yang baik agar dapat mempertahankan diri.
D. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
[image:53.595.151.459.477.632.2]
Gambar 2. Rancangan Penelitian
Sumber Sugiyono (2008: 10)
Keterangan :
X1 = Kekuatan Lengan
X2 = Keseimbangan
Kekuatan Lengan
(X1)
Kelentukan Punggung (X3)
Roll Kip (Y) Keseimbangan
(X2)
Kekuatan Tungkai
X3 = Kelentukan Punggung X4 = Kekuatan Tungkai Y = Kemampuan Roll Kip
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
[image:54.595.146.487.456.580.2]Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah merupakan siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung 57 orang.
Tabel 1. Daftar Populasi Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Kelas X1 14 siswa
2 Kelas X2 22 siswa
3 Kelas X3 21 siswa
jumlah 57 siswa
*Data Sekunder
2. Sampel
39
penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25%. Perkiraan di atas dapat dugunakan tetapi tidak masalah jika harus diabaikan, karena besarnya sampel bisa
ditentukan dengan teknik sampling yang di terapkan. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan proporsional random sampling. Karena populasi hanya 57 siswa, jadi sampel dari penelitian ini adalah 57 siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian untuk
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002 : 136)
Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data (Arikunto 1992:188). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengukur Kelentukan Punggung
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Trunk Extension.
Pelaksanaan : a. Teste tidur telungkup
b. tangan lurus kedepan menempel telinga c. telapak tangan menjepit alat penelitian
[image:56.595.227.439.196.405.2]d. Bagian tangan sampai punggung diangkat secara perlahan.
Gambar 3. Trunk Extension
2. Mengukur Kekuatan Lengan
Tes untuk mengukur kekuatan lengan menggunakan push dynamometer. Satuan dalam instrumen push-pull dynamometer ini adalah kilogram (Depdiknas, 2000).
Tujuan : Untuk mengukur kekuatan lengan dalam mendorong.
Alat : Push-pull dynamometer.
Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor
41
[image:57.595.206.457.160.312.2]c. Dorong secara bersamaan dengan sekuat tenaga dalam sekali kejut
Gambar 4. Push – Pull Dynamometer
3. Mengukur Keseimbangan
Tes untuk mengukur keseimbangan menggunakan balance measuring instrument. Satuan dalam instrumen balance measuring instrument ini adalah detik/second.
Tujuan : Untuk mengukur keseimbangan tubuh.
Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor
Alat : balance measuring instrument
Pelaksanaan : a. Kaki kanan/kiri menginjak alat ukur b. Kaki kanan/kiri diangkat kebelakang atas
c. Posisi kaki yang diangkat sejajar dengan tubuh yang membentuk huruf T
Gambar 5. Balance Measuring Instrument
4. Mengukur Kekuatan Tungkai
Tes untuk mengukur kekuatan tungaki menggunakan leg dynamometer. Satuan dalam instrumen ini adalah kg.
Tujuan : Untuk mengukur kekuatan tungkai.
Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor
Alat : leg dynamometer
Pelaksanaan : a. Teste berdiri diatas alat ukur dengan membengkokkan kedua lututnya
b. Lutut menyangga pegangan pada alt ukur c. Teste berusaha sekuat-kuatnya meluruskan
43
Gambar 6. Leg Dynamometer
5. Mengukur Keterampilan Roll Kip
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penilaian kualitas gerakan. Adapun aspek yang diamati terdiri dari : (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak atau tahap pelaksanaan (3) Akhir gerak.
G. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Observasi ke sekolah yang akan diteliti
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
H. Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Data pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan korelasi ganda (multiple corelation) dengan uji prasyarat menggunakan uji reliabilitas, uji normalitas dan uji linearitas.
Menurut Arikunto (2010 : 213), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y,
X2 dengan Y dan X3 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product
moment dengan rumus sebagai berikut:
2 2
2
2
.
.
Y
Y
N
X
X
N
Y
X
XY
N
r
xy Keterangan :r xy = Koefesien korelasi
N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y ∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2
= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2
= Jumlah kuadrat skor variabel Y
45
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika
t hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk
mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi
a. Koefisien korelasi kekuatan lengan dengan kemampuan roll kip:
2 2
2
2
X -X -X X -X n n n r 2r
n-2
t =
1-r
KP = r2x 100 %
39 . 51 ) (0.9905 1 2 57 0.9905 r 1 2 n r t 2 2 hitung
KP = r2x 100 %
KP = (0.9905)2 x 100 %
KP = 98.109 %
b. Koefisien korelasi keseimbangan dengan kemampuan roll kip :
2 2
2
2
X -X -X X -X n n n r 88 . 12 ) (0,556 1 2 57 0,556 r 1 2 n r t 2 2 hitung KP = r2x 100 %
KP = (0,556)2 x 100 %
KP = 30.91 %
47
c. Koefisien korelasi kelentukan punggung dengan kemampuan Roll Kip:
2 2
2
2
X -X -X X -X n n n r 215 . 6 ) (0,578 1 2 57 0,578 r 1 2 n r t 2 2 hitung
KP = r2x 100 %
KP = (0,578)2 x 100 % KP = 33.308 %
d. Koefisien korelasi kekuatan tungkai dengan kemampuan Roll Kip
2 2
2 2
2001 . 3 ) (0,4114 1
2 57 0.4114
r 1
2 n r t
2 2
hitung
KP = r2x 100 %
KP = (0,4114)2 x 100 %
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pembahasan permasalahan yang disampaikan di atas serta hasil pembahasan dari proses analisis data hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan dengan kemampuan roll kip pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan roll kip pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan punggung dengan kemampuan roll kip pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan tungkai dengan kemampuan
roll kip pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang disebutkan di atas, timbul beberapa wawasan atau pandangan yang dikemukakan oleh peneliti yang berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Dosen
Dosen dapat menerapkan pembelajaran perlu ditingkatkan latihan tentang kondisi fisik khususnya kekuatan lengan, keseimbangan, kelentukan punggung dan kekuatan tungkai untuk meningkatkan kemampuan roll kip.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa harus meningkatkan latihan peningkatan kondisi fisik untuk
memperoleh kemampuan roll kip yang maksimal sehingga mendukung prestasi senam lantai.
3. Bagi Guru
Guru harus meningkatkan latihan siswa yang mendukung peningkatan kondisi fisik yang sesuai dengan variabel penelitian ini sehingga dapat meningkatkan roll kip. 4. Bagi Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Aswin Yusuf. 2013. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan Kelentukan Tubuh Dengan Hasil Pembelajaran Handstand Roll Pada Siswa Kelas VIII YP SMP Gajah Mada Bandar Lampung.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung
Dangsina Moeloek. 1984, Komponen Kondisi fisik, Prenada Media:Surabaya. Depdiknas. 2000, Tes dan Pengukuran,Balai Pustaka: Jakarta.
Dimyati dan Mujiono. 1999, Prinsip Belajar,Yudhistira :Jakarta.
Harsono. 2000, Komponen Kondisi Fisik, CV. Tambak Kusuma: Jakarta. Hidayat. 1995, Pendidikan Jasmani SMA.Grafindo Media Pratama. Bandung. Lutan R. 1988, Keterampilan Gerak, Depdikbud: Jakarta.
M. Sajoto. 1995, Komponen Kondisi Fisik, Airlangga:Bandung. M. Yunus. 2000. Gerak Dasar Sekolah Dasar. Pustaka.Bandung.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta ...2003.pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga.Jakarta. Fitts & Posner .1967. Physical Education For atletik. Jerman A And M
University
Riduwan. 2006, Regresi Linear Ganda Dengan SPSS, Graha Ilmu :Yogyakarta. Roji. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas VII. PT
Erlangga. Jakarta.
Samsudin. 2008, Keterampilan Gerak, Nusa Media: Bandung.
Sugiyono 2008,Metode Penelitian, Tarsiti: Bandung.
Surisman. 2009, Penilaian Hasil Pembelajaran, Universitas Lampung
Sutrisno. 1990, Metodologi Penelitian, PT. Tiga Serangkai Pustaka ; Surakarta.