• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interferensi Dalam Majalah Gadis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Interferensi Dalam Majalah Gadis"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

INTERFERENSI DALAM MAJALAH

GADIS

SKRIPSI

OLEH

DWI KARTIKA SARI

090701036

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

INTERFERENSI DALAM MAJALAH

GADIS

Oleh :

DWI KARTIKA SARI 090701036

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Dardanila, M.Hum. Drs. Aiyub Sulaiman

NIP 19610331 198702 2 001 NIP 19500101 198003 1 003

.

Departemen Sastra Indonesia Ketua

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Juli 2013

Hormat Saya,

(4)

INTERFERENSI DALAM MAJALAH GADIS

DWI KARTIKA SARI

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang jenis-jenis interferensi dalam majalah

Gadis dan pengaruh interferensi terhadap bahasa Indonesia dalam majalah Gadis

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Segala bimbingan dan berkah-Nya telah menuntun dan menguatkan penulis dalam menghadapi segala masalah dalam menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sastra di Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Interferensi dalam Majalah Gadis”

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menemukan kesulitan, tetapi penulis juga mendapat bantuan berupa dukungan, nasihat, perhatian, bimbingan, doa dan juga dukungan materi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr.Ikhwanuddin Nasution, M.Si. sebagai ketua Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan kepada penulis mengikuti perkuliahan di Departemen Sastra Indonesia.

(6)

memberikan pengarahan da bimbingan kepada penulis mengikuti perkuliahan di Departemen Sastra Indonesia.

4. Ibu Dra. Dardanila, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak dan sabar memberikan bimbingan serta dukungan selama penyelesaian skripsi. 5. Bapak Drs. Aiyub Sulaiman sebagai pembimbing II yang telah membimbing

dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Orang yang paling istimewa dalam hidup penulis, yaitu ayahanda dan ibunda

tercinta, bapak Surianto dan ibu Yusniar yang dengan penuh kasih sayang telah membesarkan, melindungi, membimbing, mendukung dan senantiasa memberikan doa yang tulus kepada penulis.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Sastra, khususnya staf pengajar Departemen Sastra Indonesia, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis menjalankan perkuliahan.

8. Kepada Kartika Putri yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan segala urusan administrasi di Departemen sastra Indonesia.

9. Kepada abangda saya Eko Noveriansyah yang selama ini telah banyak memberikan dorongan, doa, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 10.Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan stambuk 09 dalam

(7)

dan memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih telah menjadi teman yang baik buat penulis.

11.Terima kasih kepada seluruh keluarga besar yang telah memberikan nasihat, motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Interferensi dalam Majalah Gadis.

Medan, Juli 2013 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KONEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA .. 7

2.1 Konsep ... 7

2.1.1 Interferensi ... 7

2.1.2 Majalah Gadis ... 8

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Sosiolinguistik ... 9

2.2.2 Bilingualisme ... 11

(9)

2.2.4 Interferensi ... 14

2.3 Tinjauan Pustaka ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.2 Metode dan Teknik Analisis Data ... 19

BAB IV INTERFERENSI DALAM MAJALAH GADIS ... 23

4.1 Jenis Interferensi yang Terdapat dalam Majalah Gadis ... 23

4.1.1 Interferensi Fonologis ... 23

4.1.2 Interferensi Morfologis ... 31

4.1.3 Interferensi Sintaksis ... 38

4.1.4 Interferensi Semantis ... 55

4.2 Pengaruh Interferensi Terhadap Bahasa Indonesia dalam Majalah Gadis 57 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(10)

INTERFERENSI DALAM MAJALAH GADIS

DWI KARTIKA SARI

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang jenis-jenis interferensi dalam majalah

Gadis dan pengaruh interferensi terhadap bahasa Indonesia dalam majalah Gadis

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan dan perubahan bahasa terjadi karena bahasa yang bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi adanya perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Perkembangan bahasa yang dipengaruhi perubahan sosial, ekonomi, dan budaya dapat menyebabkan suatu bahasa terpengaruh oleh bahasa lainnya. Proses saling mempengaruhi antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain sulit untuk dihindari. Hal ini terjadi karena sebagian besar manusia di bumi ini menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Pengguna dua bahasa ini disebut dengan dwibahasawan atau bilingual. Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan yang berbeda pada hakikatnya merupakan agen pengontak dua bahasa. Semakin besar jumlah orang yang seperti ini, maka semakin intensif pula kontak antara dua bahasa yang mereka gunakan (Tarigan dan Djago Tarigan, 1995:2).

(12)

1995:86) juga mengatakan “mempelajari bahasa kedua apalagi bahasa asing, tidak dengan sendirinya akan memberi pengaruh terhadap bahasa aslinya”. Lagi pula seseorang yang mempelajari bahasa asing maka kemampuan bahasa asingnya akan selalu berada pada posisi di bawah penutur asli bahasa itu. Berkenaan dengan konsep bilingualisme dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa kedua,

Diebold (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:86) menyebutkan adanya bilingualisme pada tingkat awal (incipient bilingualism), yaitu bilingualisme yang dialami oleh orang-orang, terutama anak-anak yang sedang mempelajari bahasa kedua pada tahap permulaan. Pada tahap ini bilingualisme itu masih sangat sederhana dan dalam tingkat rendah. Namun, tidak dapat diabaikan karena pada tahap inilah terletak dasar bilingualisme selanjutnya. Dampak negatif dari penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa yang lebih dikenal dengan istilah interferensi (Tarigan dan Djago Tarigan, 1995:2).

(13)

asing ke dalam bahasa Indonesia inilah yang dapat merusak padanan kata dalam bahasa Indonesia.

Menurut Weinrich (dalam Chaer dan Agustina 1995:159) kontak bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur yang sama secara bergantian. Dari kontak bahasa itu terjadi transfer atau pemindahan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain yang mencakup semua tataran. Sebagai konsekuensinya, proses pinjam meminjam dan saling mempengaruhi terhadap unsur bahasa yang lain tidak dapat dihindari. Suwito (dalam Chaer dan Agustina 1995:159) mengatakan bahwa apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang sama, dapat dikatakan bahwa bahasa tersebut dalam keadaan saling kontak. Dalam setiap kontak bahasa terjadi proses saling mempengaruhi antara bahasa satu dengan bahasa yang lain. Sebagai akibatnya, interferensi akan muncul, baik secara lisan maupun tertulis.

Selain kontak bahasa, faktor penyebab timbulnya interferensi menurut Weinrich adalah tidak cukupnya kosakata suatu bahasa dalam menghadapi kemajuan dan pembaharuan. Selain itu, juga menghilangnya kata kata yang jarang digunakan, kebutuhan akan sinonim, dan prestise bahasa sumber. Kedwibahasaan peserta tutur dan tipisnya kesetiaan terhadap bahasa penerima juga merupakan faktor penyebab terjadinya interferensi.

(14)

menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia. Oleh karena itu penulis ingin meneliti penggunaan interferensi yang terdapat dalam media cetak yaitu Majalah Gadis. Penelitian ingin mengkaji unsur bahasa asing (khususnya bahasa inggris) dan dialek Jakarta yang disandingkan dengan bahasa Indonesia sehingga terjadi kedwibahasaan yang menyebabkan interferensi bahasa.

Penulis memilih majalah Gadis sebagai objek penelitian ini karena di dalamnya banyak terdapat unsur-unsur bahasa asing dan dialek Jakarta yang bercampur dengan bahasa Indonesia yang dapat merusak padanan kata dalam bahasa Indonesia. Majalah Gadis merupakan salah satu majalah yang sangat digemari oleh para remaja karena banyak memberikan informasi yang dapat menambah pengetahuan dan kreativitas bagi pembacanya. Selain itu, majalah

Gadis menggunakan ragam bahasa santai dan ragam bahasa dialek Jakarta yang banyak digunakan oleh para remaja zaman sekarang sehingga tulisan tidak membosankan saat dibaca. Hal ini merupakan penyimpangan pada tulisan yang dapat mempengaruhi pengetahuan bahasa para pembacanya.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah jenis interferensi yang terdapat dalam majalah Gadis? 2. Bagaimanakah pengaruh interferensi terhadap perkembangan bahasa

(15)

1.3 Batasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian tercapai. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pemakaian interferensi dalam majalah Gadis dari dua edisi yaitu No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011 dan No : 01. XL. 4-14 Januari 2013.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan jenis interferensi yang terdapat dalam majalah Gadis.

2. Mengetahui pengaruh interferensi terhadap bahasa Indonesia dalam majalah Gadis.

1.4.2Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

1. Untuk menambah wawasan di bidang sosiolinguistik, khususnya yang berhubungan dengan interferensi.

2. Memberikan manfaat dalam upaya pengembangan kajian sosiolinguistik.

(16)

Manfaat Praktis :

1. Sebagai bahan bandingan bagi penelitian yang relevan.

(17)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, 2007:588).

2.1.1Interferensi

Hockett (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:125-127) mengatakan bahwa interferensi merupakan gejala perubahan terbesar, terpenting dan paling dominan dalam perkembangan bahasa. Bahasa yang kaya akan kosakata seperti bahasa Inggris dan Arab pun, dalam perkembangannnya tidak dapat terlepas dari interferensi, terutama untuk kosakata yang berkenaan dengan budaya dan alam lingkungan bahasa donor. Gejala interferensi dari bahasa yang satu kepada bahasa yang lain sulit untuk dihindari. Terjadinya gejala interferensi juga tidak lepas dari perilaku penutur bahasa penerima. Dari segi kemurnian bahasa, interferensi pada tingkat apa pun (fonologi, morfologi dan sintaksis) merupakan penyakit yang merusak bahasa, jadi perlu dihindari.

(18)

berkembang dan mempunyai kontak dengan bahasa tersebut. Dalam interferensi terdapat tiga unsur pokok, yaitu

1. bahasa sumber atau bahasa donor, yaitu bahasa yang menyusup unsur-unsurnya atau sistemnya ke dalam bahasa lain

2. bahasa penerima atau bahasa resipien, yaitu bahasa yang menerima atau yang disisipi oleh bahasa sumber

3. Adanya unsur bahasa yang terserap (importasi) atau unsur serapan.

Dalam komunikasi bahasa yang menjadi sumber serapan pada saat tertentu akan beralih peran menjadi bahasa penerima pada saat yang lain, dan sebaliknya. Begitu juga dengan bahasa penerima dapat berperan sebagai bahasa sumber. Dengan demikian interferensi dapat terjadi secara timbal balik (Chaer dan Leoni Agustina, 1995:126)

2.1.2Majalah Gadis

Majalah merupakan terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya (KBBI, 2007:699).

(19)

pembaca majalah Gadis adalah remaja wanita karena majalah ini lebih banyak memberi informasi tentang wanita. Walaupun demikian remaja pria juga membacanya. Selain informasi gaya hidup para remaja, majalah ini juga berisi tentang kehidupan para artis luar negeri dan dalam negeri yang kehidupannya penuh dengan sensasi. Majalah ini banyak memuat berita singkat dan bergambar yang dengan mudah dapat dibaca dan dipahami oleh semua kalangan khususnya para remaja. Majalah ini didesain khusus untuk remaja dengan tampilan dan isi yang menarik.

Tulisan yang terdapat pada majalah ini bukan tulisan formal melainkan ragam bahasa santai yang digunakan oleh remaja di daerah metropolitan seperti Jakarta. Banyak terdapat perpaduan unsur bahasa asing dan dialek Jakarta yang bercampur dengan bahasa Indonesia dalam tulisannya. Bahasa asing dan bahasa dialek Jakarta digunakan agar tulisan terlihat lebih menarik dan tidak membosankan ketika dibaca sehingga banyak diminati oleh para pembaca khususnya remaja. Dari perpaduan itu dapat dikatakan bahwa tulisan dan informasi akan lebih menarik untuk dibaca. Hal ini terlihat dalam penggunaan bahasa sebagai sarana informasi. Perpaduan dua unsur itulah yang menyebabkan interferensi bahasa.

2.2 Landasan Teori 2.2.1Sosiolinguistik

(20)

membicarakan bahasa, khususnya unsur-unsur bahasa (fonem, morfem, kata, dan kalimat) dan hubungan antara unsur-unsur itu (struktur), termasuk hakikat dan pembentukan unsur-unsur itu. Unsur sosio- adalah seakar dengan sosial, yaitu yang berhubungan dengan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat, dan fungsi-fungsi kemasyarakatan. Jadi, sosiolinguistik ialah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (sosial) (Nababan, 1984:2).

(21)

hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu dalam suatu masyarakat bahasa (Chaer dan Leoni Agustina, 1995:3).

J.A. Fishman (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:5) pakar sosiolinguistik yang andilnya sangat besar dalam kajian sosiolinguistik, mengatakan kajian sosiolinguistik lebih bersifat kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat kuantiatif. Jadi, sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perician-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan penutur, topik, dan latar pembicaraan. Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimbal balik dengan bahasa atau dialek.

2.2.2Bilingualisme

(22)

dalam bahasa Indonesia disebut kedwibahasawan (Chaer dan Leoni Agustina, 1995:84).

Berbeda dengan Mackey, Oksaar (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:91) berpendapat bahwa bilingualisme bukan hanya milik individu, tetapi juga milik kelompok, sebab bahasa itu penggunaannya tidak terbatas antara individu dan individu saja, melainkan juga digunakan sebagai alat komunikasi antar kelompok. Bahasa itu bukan sekadar alat komunikasi saja, melainkan juga sebagai alat untuk menunjukkan identitas kelompok.

Haugen (dalam Tarigan dan Djago Tarigan, 1995:9) mengatakan bilingualisme kemampuan menghasilkan ujaran yang bermakna di dalam bahasa kedua. Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat bahwa bilingualisme mempermasalahkan dua bahasa dalam penggunaannya. Maka sudah tentu terjadilah kontak antara dua bahasa. Kontak bahasa ini terjadi dalam masyarakat pemakai bahasa atau terjadi dalam situasi kemasyarakatan tempat seseorang mempelajari unsur-unsur sistem bahasa yang bukan merupakan bahasanya sendiri. Bilingualisme merupakan masalah bahasa, oleh karena itu bilingualisme ini pun bukan hanya masalah perseorangan, tetapi juga masalah yang ada dalam suatu kelompok pemakai bahasa.

2.2.3Campur Kode dan Alih kode

(23)

keadaan demikian, hanya kesantaian penutur dan kebiasaannya yang dituruti. Tindak bahasa yang demikian kita sebut campur kode. Ciri yang menonjol dalam campur kode ini adalah kesantaian atau situasi informal (Nababan, 1984:32).

Hymes (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:108) menyatakan alih kode itu bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antara ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Dalam berbagai kepustakaan linguistik secara umum penyebab alih kode itu disebutkan antara lain adalah (1) pembicara atau penutur, (2) pendengar atau lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga, (4) perubahan dari formal ke informal atau sebaliknya, dan (5) perubahan topik pembicaraan.

(24)

Fasold (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:115) menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode dan alih kode. Kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa, dia telah melakukan campur kode. Tetapi apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatika satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.

2.2.4Interferensi

Istilah interferensi pertama kali digunakan oleh Weinreich (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 1995:120) untuk menyebutadanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur bilingual. Penutur yang bilingual adalah penutur yang menggunakan dua bahasa secara bergantian yaitu antara bahasa ibu (B1) dan bahasa lain (B2). Kemampuan terhadap B1 dan B2 sangat bervariasi.

Chaer dan Agustina mengidentifikasi interferensi bahasa menjadi empat macam.

1. Interferensi Fonologis

(25)

Contoh:

a. pengurangan atau penghilangan huruf (fonem) Slalu : selalu Ama : sama Smua : semua

b. pergantian atau perubahan huruf (fonem). Cayang : sayang Adek : adik Rame : ramai

2. Interferensi Morfologis

Interferensi morfologis terjadi apabila dalam pembentukan kata suatu bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. Penyimpangan struktur itu terjadi kontak bahasa antara bahasa yang sedang diucapkan (bahasa Indonesia) dengan bahasa lain yang juga dikuasainya (bahasa daerah atau bahasa asing).

Contoh:

Kepukul : terpukul Neonisasi : peneonan Dipindah : dipindahkan Menanyai : bertanya

3. Interferensi Sintaksis

(26)

Contoh :

Di sini toko yang laris yang mahal sendiri (kalimat bahasa Indonesia yang berstruktur Jawa).

Toko laris adalah toko yang paling mahal di sini (kalimat yang sudah baku). Mereka akan married bulan depan

Karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangan saja.

4. Interferensi Semantis

Interferensi yang terjadi dalam bidang tata makna. menurut bahasa resipiennya, interferensi semantik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu interferensi ekspansif dan interferensi aditif.

a. Interferensi Ekspansif

Interferensi Ekspansif, yaitu interferensi yang terjadi jika bahasa yang tersisipi menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain.

Contoh :

Teman-temanku tambah gokil saja.

b. Interferensi Aditif

Interferensi Aditif, yaitu interferensi yang muncul dengan penyesuaian dan interferensi yang muncul berdampingan dengan bentuk lama dengan makna yang agak khusus.

(27)

Mbak Ari cantik sekali.

tanggal 02 Juni 2013).

2.3 Tinjauan Pustaka

Sangapta Limbeng (2000) dalam skripsinya yang berjudul Interferensi Retroaktif Bahasa Batak Karo Pada Bahasa Indonesia Lisan Murid Sekolah

Dasar Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang, membicarakan tentang kelas kata bahasa Batak Karo, kosa kata bahasa Batak Karo, struktur kalimat bahasa Batak Karo pada bahasa Indonesia.

Nurcaya (1988) dalam skripsinya Interferensi Bahasa Batak Karo Terhadap Bahasa Indonesia di Kotamadya Medan, membicarakan tentang masalah interferensi fonologi, morfologi, sintaksis, dan bidang leksikal bahasa Batak Karo pada bahasa Indonesia di kotamadya medan.

Hotlan Siahaan (1989) dala skripsinya Interferensi Bahasa Daerah Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia, membicarakan tentang masalah interferensi di bidang morfologi, kosa kata, sintaksis pada bahasa daerah dalam perkembangan bahasa Indonesia.

(28)
(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode deskriptif sinkronis, yaitu penelitian bahasa pada masa sekarang. Dalam penelitian diperlukan sejumlah data yang akan dijadikan sebagai bahan olahan. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode simak yaitu dengan membaca data yang disajikan sebagai bahan penelitian yaitu majalah Gadis (Sudaryanto, 1993 : 133). Dengan menggunakan metode simak ini akan diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan penelitian. Metode simak didukung oleh teknik catat, yaitu dengan mencatat data yang dianggap memiliki hubungan yang memenuhi syarat untuk dijadikan data penelitian.

3.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya adalah bahasa itu sendiri. Metode ini dilakukan dengan cara membagi kata yang merupakan interferensi pada majalah

Gadis.

(30)

Kalo merupakan interferensi bahasa daerah yaitu dialek Jakarta dengan jenis interferensi fonologi. Kalo memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu kalau.

- Friend merupakan interferensi bahasa asing dengan jenis interferensi sintaksis berupaa kata. Friend memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu teman.

- Experiment merupakan interferensi bahasa asing dengan jenis interferensi sintaksis berupa kata. Experiment memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu penelitian.

- Jokes merupakan interferensi bahasa asing dengan jenis interferensi sintaksis berupa kata. Jokes memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu bercanda.

- Nggak merupakan interferensi bahasa daerah yaitu dialek Jakarta dengan jenis interferensi sintaksis berupa kata. Nggak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu tidak.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ganti. Teknik ganti berguna untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur pengganti, khususnya sama dengan tataran terganti.

Contoh :

1. Malas berolah raga? Mungkin kamu bisa mencoba olah raga yang lebih fun

(31)

kata dalam bahasa Indonesia yaitu menyenangkan. Contoh kalimat interferensi tersebut dapat dilanjutkan dengan teknik ganti yaitu dengan menggantinya dengan bahasa Indonesia.

Malas berolah raga? Mungkin kamu bisa mencoba olah raga yang lebih menyenangkan dan menarik, yaitu bersepeda. Kata fun diganti dengan kata menyenangkan.

2. Wanginya yang sweet pasti membawa mimpi indah hari ini (hlm.9, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Kata sweet yang menyisip pada kalimat merupakan interferensi dari bahasa asing dengan jenis interferensi sintaksis berupa kata. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu manis. Contoh kalimat interferensi tersebut dapat dilanjutkan dengan teknik ganti yaitu dengan menggantinya dengan bahasa Indonesia.

Wanginya yang manis pasti membawa mimpi indah hari ini.

3. Abis, dari lagu pertama sampai ketiga saja pendengar sudah dipaksa untuk bergoyang (hlm. 28, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(32)

Fonem yang hilang dari kata ini yaitu fonem /h/. Contoh kalimat interferensi tersebut dapat dilanjutkan dengan teknik ganti yaitu dengan menggantinya dengan bahasa Indonesia.

Habis, dari lagu pertama sampai ketiga saja pendengar sudah dipaksa untuk bergoyang.

(33)

BAB IV

INTERFERENSI D ALAM MAJALAH GADIS

4.1 Jenis Interferensi yang ditemukan dalam Majalah Gadis

Jenis interferensi yang ditemukan dalam majalah Gadis adalah interferensi fonologis, interferensi morfologis, interferensi sintaksis dan interferensi semantis. Penyisipan unsur-unsur yang menyebabkan interferensi tersebut dapat dilihat pada data-data yang akan dikemukakan.

4.1.1Interferensi Fonologis

Interferensi pada jenis ini dibedakan atas pengurangan atau penghilangan fonem dan perubahan atau pergantian fonem.

a. Pengurangan atau Penghilangan Fonem

Berikut ini merupakan data-data dalam majalah Gadis dari dua edisi yang merupakan interferensi fonologi yang mengalami pengurangan atau penghilangan fonem.

(1) Moga-moga suratku yang ini dimuat ya (hlm.12, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(2) Tinggal terserah kamu saja gimana menanggapinya (hlm.37, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(34)

(4) Padahal aku udah langganan sama loper koran (hlm.12, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(5) Aplikasi ini hanya untuk seru-seruan aja (hlm.124, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(6) Kadang sebal ma dia (hlm.134, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013). (7) Napa belum masuk sekolah (hlm.132, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013). (8) Terasa air mata mengalir gitu saja (hlm.137, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari

2013).

Kata-kata bercetak miring dan menyisip dalam kalimat tersebut merupakan interferensi dan memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia.

- Moga-moga [mOga-mOga] ‘semoga’

Kata moga-moga merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata moga-moga mengalami zeroisasi, yaitu penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Penghilangan yang terjadi pada kata moga-moga adalah penghilangan fonem pada awal kata atau yang disebut dengan aferesis. Fonem yang hilang dari kata ini fonem /s/ dan /e/. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata moga-moga adalah semoga.

- Gimana [gimana] ‘bagaimana’

Kata gimana merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata gimana

(35)

gimana adalah penghilangan fonem pada awal kata atau yang disebut dengan aferesis. Fonem yang hilang dari kata ini fonem /b/ dan /a/. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata gimana adalah bagaimana.

- Emang [Ɛmaŋ] ‘memang’

Kata emang merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata emang

mengalami zeroisasi, yaitu penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Penghilangan yang terjadi pada kata

emang adalah penghilangan fonem pada awal kata atau yang disebut dengan aferesis. Fonem yang hilang dari kata ini fonem /m/. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata emang adalah memang.

- Udah [udah] ‘sudah’

Kata udah merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata udah

mengalami zeroisasi, yaitu penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Penghilangan yang terjadi pada kata

udah adalah penghilangan fonem pada awal kata atau yang disebut dengan aferesis. Fonem yang hilang dari kata ini fonem /s/. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata udah adalah sudah.

- Aja [aja] ‘saja’

(36)

atau ekonomisasi pengucapan. Penghilangan yang terjadi pada kata aja adalah penghilangan fonem pada awal kata atau yang disebut dengan aferesis. Fonem yang hilang dari kata ini fonem /s/. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata aja adalah saja.

- Ma [ma] ‘sama’

Kata ma merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ma mengalami zeroisasi, yaitu penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Penghilangan yang terjadi pada kata ma adalah penghilangan fonem pada awal kata atau yang disebut dengan aferesis. Fonem yang hilang dari kata ini fonem /s/ dan /a/. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata ma adalah sama.

- Napa [napa] ‘mengapa’

Kata napa merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata napa

mengalami zeroisasi, yaitu penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Penghilangan yang terjadi pada kata

(37)

- Gitu [gitu] ‘begitu’

Kata gitu merupakan interferensi dari bahasa daerah yaitu dialek Jakarta. Kata gitu mengalami zeroisasi, yaitu penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Penghilangan yang terjadi pada kata gitu adalah penghilangan fonem pada awal kata atau yang disebut dengan aferesis. Fonem yang hilang dari kata ini fonem /b/ dan /e/. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata Gitu adalah begitu.

b. Perubahan atau Pergantian Fonem

Berikut ini merupakan data-data dalam majalah Gadis dari dua edisi yang merupakan interferensi fonologi yang mengalami perubahan atau pergantian fonem.

(9) Pake pelembab-pelembab yang mengandung Red-Algae (hlm.9, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(10)Soalnya, aku itu orangnya cerewet, rame, dan tomboy (hlm.26, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(11)Sensasi cabe ijo (hlm.7, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(12)Tapi menjualnya kepada temen-temenku sudah cukup membantu (hlm.12, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(13)Kemarin aku dapet oleh-oleh dari temanku di Jepang (hlm.78, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(38)

(15)Semoga tambah cantik, semoga tambah pinter (hlm.155, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(16)Cepet dapet pacar (hlm.155, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(17)Aku baru tiga bulan kenal Gadis dan aku seneng (hlm.12, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Kata-kata bercetak miring dan menyisip dalam kalimat tersebut merupakan interferensi dan memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia.

- Pake [pake] ‘pakai’

Kata pake merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata pake

mengalami monoftongisasi, yaitu perubahan bunyi vokal rangkap menjadi vokal tunggal. Perubahan ini terjadi pada bunyi vokal rangkap [ai] yaitu gabungan dari vokal [a] yang merupakan vokal rendah, depan, tidak bulat dan vokal [i] yang merupakan vokal tinggi, depan, tidak bulat menjadi vokal tunggal [e] yang merupakan vokal agak rendah, depan, tidak bulat. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata pake adalah pakai.

- Rame [rame] ‘ramai’

Kata rame merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata rame

(39)

merupakan vokal agak rendah, depan, tidak bulat. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata rame adalah ramai.

- Cabe ijo [cabe ijo] ‘cabai hijau’

Kata cabe ijo merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata cabe ijo

mengalami monoftongisasi pada kata cabe, perubahan terjadi pada bunyi vokal rangkap [ai] yaitu gabungan dari vokal [a] yang merupakan vokal rendah, depan, tidak bulat dan vokal [i] yang merupakan vokal tinggi, depan, tidak bulat menjadi vokal tunggal [e] yang merupakan vokal agak rendah, depan, tidak bulat. Pada kata ijo mengalami dua proses sekaligus yaitu zeroisasi dengan jenis aferesis atau penghilangan fonem di awal dan monoftongisasi, sebab pada kata ijo fonem /h/ hilang dan bunyi vokal rangkap [au] yaitu gabungan dari vokal [a] yang merupakan vokal rendah, depan, tidak bulat dan vokal [u] yang merupakan vokal tinggi, belakang, bulat menjadi vokal tunggal [o] yang merupakan vokal agak rendah, belakang dan bulat. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata cabe ijo adalah cabai hijau.

- Temen-temenku [tәmәn- tәmәnku] ‘teman-temanku’

(40)

- Dapet [dapәt] ‘dapat’

Kata dapet merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini mengalami perubahan bunyi, yaitu perubahan fonemis. Perubahan ini terjadi pada bunyi vokal [a] yang merupakan vokal rendah, depan, tak bulat menjadi vokal tunggal [ә] yang merupakan vokal sedang, tengah, tak bulat. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata dapet adalah dan dapat.

- Inget [iŋәt] ‘ingat’

Kata inget merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini mengalami perubahan bunyi, yaitu perubanya fonemis. Perubahan ini terjadi pada bunyi vokal [a] yang merupakan vokal rendah, depan, tak bulat menjadi vokal [ә] yang

merupakan vokal sedang, tengah, tak bulat. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata inget adalah ingat.

- Pinter [pintәr] ‘pintar’

(41)

- Cepet [cәpәt] ‘cepat’

Kata cepet merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini mengalami perubahan bunyi, yaitu perubahan fonemis. Perubahan ini terjadi pada bunyi vokal [a] yang merupakan vokal rendah, depan, tak bulat menjadi vokal tunggal [ә] yang merupakan vokal sedang, tengah, tak bulat. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata cepet adalah cepat.

- Seneng [sәnәŋ] ‘senang’

Kata seneng merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata mengalami perubahan bunyi, yaitu perubahan fonemis. Perubahan ini terjadi pada bunyi vokal [a] yang merupakan vokal rendah, depan, tak bulat menjadi vokal [ә] yang merupakan vokal sedang, tengah, tak bulat. Bentuk kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dari kata seneng adalah senang.

4.1.2Interferensi Morfologis

Interferensi morfologis terjadi apabila morfologi dari dialek Jakarta dan bahasa asing mempengaruhi morfologi bahasa Indonesia dan menyebabkan penyimpangan. Interferensi ini terdapat dalam pembentukan kata dengan afiks.

a. Awalan ke-

(42)

(19)Awalnya masih bisa trekking sambil ketawa (hlm.92, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).`

Data di atas disisipi kata-kata dari dialek Jakarta yang merupakan interferensi.

- Ketemu ‘bertemu’

Kata Ketemu merupakan interferensi dari dialek Jakarta, sebab afiks ke- yang digunakan pada kata ketawa berasal dari dialek Jakarta, karena afiks ke- dalam bahasa Indonesia hanya digunakan untuk menyatakan bilangan sehingga kata tersebut termasuk interferensi. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia adalah bertemu, terbentuk dari afiks ber- dan kata dasar temu. Jadi padanan afiks ke- pada kata ketemu adalah afiks ber-.

- Ketawa ‘tertawa’

Kata ketawa merupakan interferensi dari Jakarta, sebab afiks ke- yang digunakan pada kata ketawa berasal dari dialek Jakarta. Afiks ke- dalam bahasa Indonesia hanya digunakan untuk menyatakan bilangan, sehingga kata tersebut termasuk interferensi. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia adalah tertawa, terbentuk dari afiks ter- dan kata dasar tawa. Jadi padanan afiks ke- pada kata ketawa adalah afiks ter-.

b. Awalan di-

(43)

(21)Di-remake dari film horor klasik berjudul sama (hlm.111, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Kata-kata yang menyisip dalam kalimat tersebut berasal dari unsur bahasa asing yang merupakan interferensi.

- Di-upload ‘diunggah’

Kata di-upload merupakan interferensi, sebab afiks di- yang berasal dari bahasa Indonesia dilekatkan dengan kata upload yang berasal dari bahasa Inggris dan memiliki arti yaitu unggah. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata di-upload adalah diunggah, terbentuk dari afiks di- dan kata dasar unggah.

- Di-remake ‘diulang’

Kata di-remake merupakan interferensi, sebab afiks di- yang berasal dari bahasa Indonesia dilekatkan dengan kata remake yang berasal dari bahasa Inggris dan memiliiki arti yaitu ulang. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata di-remake adalah diulang, terbentuk dari afiks di- dan kata dasar ulang.

c. Awalan me-

(22)Harus ada beberapa tahapan me-manage mimpi supaya bisa berubah menjadi kenyataan (hlm.96, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(44)

- Me-manage ‘mengatur’

Kata me-manage merupakan interferensi, sebab afiks me- yang berasal dari bahasa Indonesia dilekatkan dengan kata manage yang berasal dari bahasa Inggris dan memiliki arti yaitu atur. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata me-manage adalah mengatur, terbentuk dari afiks meN- dan kata dasar atur.

d. Alomorf men-

(23)Para pengguna iPhone 4s juga dapat membeli atau juga men-download

berbagai aplikasi yang menarik dari Apple Store (hlm.101, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

Kata yang menyisip dalam kalimat tersebut berupa unsur bahasa asing yang merupakan interferensi.

- Men-download ‘menggunduh’

Kata men-download merupakan interferensi, sebab men- merupakan alomorf dari afiks meN- yang berasal dari bahasa Indonesia dilekatkan dengan kata download yang berasal dari bahasa Inggris dan memiliki arti yaitu unduh. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata

men-download adalah mengunduh, terbentuk dari afiks meN- dan kata dasar unduh.

e. Alomorf meng-

(45)

- Meng-cover ‘memperbaharui’

Kata meng-cover merupakan interferensi, sebab meng- merupakan alomorf dari afiks meN- yang berasal dari bahasa Indonesia dilekatkan dengan kata cover yang berasal dari bahasa Inggris dan memiliki arti yaitu memperbaharui. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata meng-cover adalah memperbaharui, terbentuk dari afiks meN-, kata dasar baru dan afiks -i.

f. Awalan ber-

(25)Pakai stripes mini dress yang ber-padding (hlm.68, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(26)Untuk rambut panjang, terpancar melalui potongan ber-volume dengan teknik guntingan ber-layer (hlm.93, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Kata yang menyisip dalam kalimat tersebut berupa unsur bahasa asing yang merupakan interferensi.

- Ber-padding ‘berlapis’

(46)

- Ber-layer ‘berlapis’

Kata ber-layer merupakan interferensi, sebab afiks ber- yang berasal dari bahasa Indonesia dilekatkan dengan kata layer yang berasal dari bahasa Inggris. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata ber-layer

adalah berlapis, terbentuk dari afiks ber- dan kata dasar lapis.

f. Akhiran –in

(27)Thanks to Giovani yang mau bantuin tim Gaya (hlm.10, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(28)Yaitu sudah dikerjain tapi ketinggalan (hlm.142, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(29)Biar nggak dimarahin (hlm.142, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(30)Buat nambahin daftar rencana seru kamu (hlm.12, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(31)Tapi tetap aku jalanin (hlm.96, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(32)Aku coba nyatuin itu semua (hlm.108, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013). Kata-kata yang menyisip dalam kalimat tersebut berasal dari dialek Jakarta yang merupakan interferensi.

- Bantuin ‘membantu’

(47)

terbentuk dari afiks meN- dan kata dasar bantu. Jadi padanan afiks -in yg melekat pada kata bantuin adalah afiks meN-.

- Dikerjain ‘dikerjakan’

Kata dikerjain merupakan interferensi dari dialek Jakarta, sebab afiks –in yang digunakan pada kata tersebut berasal dari dialek Jakarta Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata dikerjain adalah dikerjakan, terbentuk dari afiks di-, kata dasar kerja dan afiks –kan. Jadi padanan afiks -in pada kata dikerjain adalah afiks –kan.

- Dimarahin ‘dimarahi’

Kata dimarahin merupakan interferensi dari dialek Jakarta, sebab afiks –in yang digunakan pada kata tersebut berasal dari dialek Jakarta. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata dimarahin adalah dimarahi, terbentuk dari afiks di-, kata dasar marah dan afiks –i. Jadi padanan afiks -in pada kata dimarahin adalah afiks -i.

- Nambahin ‘menambahkan’

(48)

- Jalanin ‘menjalani’

Kata jalanin merupakan interferensi dari dialek Jakarta, sebab afiks –in yang digunakan pada kata tersebut berasal dari dialek Jakarta . Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata jalanin adalah menjalani, terbentuk dari afiks meN-, kata dasar jalan dan afiks -i. Jadi padanan afiks –in pada kata jalanin adalah afiks meN- dan afiks –i.

- Nyatuin ‘menyatukan’

Kata nyatuin merupakan interferensi dari dialek Jakarta, sebab afiks –in yang digunakan pada kata tersebut berasal dari dialek Jakarta. Bentuk kata yang sesuai dengan padanan bahasa Indonesia dari kata nyatuin adalah menyatukan, terbentuk dari afiks meN- , kata dasar satu dan akhiran –kan. Jadi padanan afiks – in pada kata nyatuin adalah afiks meN- dan afiks –kan.

4.1.3 Interferensi Sintaksis

Interferensi sintaksis terjadi apabila struktur bahasa lain digunakan dalam kalimat bahasa yang digunakan. Interferensi sintaksis terbagi atas dua, yaitu interferensi di bidang struktur kalimat dan interferensi pada tingkat kalimat (berupa kata, frase dan klausa).

a. Interferensi di Bidang struktur Kalimat

(49)

Kalimat tersebut merupakan interferensi, karena terdapat unsur dari dialek Jakarta dan bahasa inggris yang menyisip dalam kalimat yaitu ngefans banget. Struktur kalimat yang digunakan adalah struktur kalimat bahasa Inggris yaitu menerangkan (M) diterangkan (D).

Aku ngefans banget

M D

sama HiVi

Dalam bahasa Indonesia kata yang menjadi keterangan (M) tidak dapat dipindahkan menjadi yang diterangkan (D). Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah :

‘aku sangat kagum D M

sama HiVi’

Frase ngefans banget yang merupakan campuran dari dialek Jakarta dan bahasa Inggris diganti dengan bahasa Indonesia yaitu sangat kagum sehingga kalimat tersebut sesuai dengan padanan Indonesia.

(34)Pakai baju apa pas party di sekolah ? (hlm.12, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

Kalimat tersebut merupakan interferensi, karena terdapat unsur dari dialek Jakarta dan bahasa inggris yang menyisip dalam kalimat yaitu pas party. Kalimat ini merupakan kalimat tanya. Dalam bahasa Indonesia struktur kalimat tanya seperti yang terdapat pada data tidak ditemukan karena pada data kalimat menggunakan struktur dialek Jakarta. Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah

(50)

Dalam kalimat tersebut kata apa ditulis dengan ‘apakah’ karena kalimat tersebut merupakan kalimat tanya. Selain itu frase pas party diganti dengan bahasa Indonesia yaitu saat pesta sehingga kalimat tersebut sesuai dengan padanan bahasa Indonesia.

(35)Ada nggak tip supaya diet dan aktivitas bisa sama-sama berjalan lancar? (hlm.143, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

Kalimat di atas merupakan kalimat yang berinterferensi, karena kalimat ini merupakan kalimat tanya yang menggunakan sktruktur kalimat dari dialek Jakarta. Dalam bahasa Indonesia struktur kalimat tanya seperti yang terdapat pada data tidak ditemukan karena kalimat ini dianggap tidak baku. Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah

‘adakah tip supaya diet dan aktivitas bisa sama-sama berjalan lancar?’ Dalam kalimat tersebut kata ada ditulis dengan ‘adakah’ karena kalimat tersebut merupakan kalimat tanya. Selain itu kata nggak dihilangkan karena kata tersebut tidak baku, sehingga kalimat tersebut sesuai dengan padanan bahasa Indonesia.

b. Interferensi pada Tingkat Kalimat 1. Interferensi Berupa kata

(51)

Jenis kata yang ditemukan dalam majalah Gadis adalah kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata sifat (adjektiva). Penyisipan unsur-unsur tersebut dapat dilihat pada data-data di bawah ini.

a. Kata Benda (Nomina)

(36)Saat ini pun aku sudah merintis cake kecil-kecilan (hlm.27, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(37)Jadi, gue bisa makan dengan tenang (hlm.29, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(38)Caranya, selain ikut ekskul, kamu juga perlu hadir di berbagai event yang diadain khusus buat remaja agar kamu bisa tambah pengalaman(hlm.35, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(39)Perhatikan juga dan peletakkan furniture, agar kamar tidak terlihat sempit (hlm.77, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(40)Moment ini tepat, Karena kondisi kulitmu sedang dalam keadaan lembap (hlm.80, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(41)Untuk berburu komodo, kita harus ditemani oleh para ranger (hlm.94, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(42)Tambahkan karet pada bagian samping sebagai pengganti zipper (hlm.79, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(52)

- Cake ‘kue’

Kata cake merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Cake merupakan kategori nomina yang menyatakan nama benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu kue.

- Gue ‘aku’

Kata gue merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Gue merupakan kategori nomina yang menyatakan nama sapaan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu aku.

- Event ‘acara’

Kata event merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Event merupakan kategori nomina yang menyatakan hal atau peristiwa. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu acara.

- Furniture ‘perabotan’

Kata furniture merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Furniture merupakan kata benda yang menyatakan nama benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu perabotan.

- Moment ‘saat’

(53)

Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu saat.

- Ranger ‘penjaga hutan’

Kata ranger merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Ranger merupakan kategori nomina yang menyatakan suatu pekerjaan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu acara.

- Zipper ‘resleting’

Kata zipper merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Zipper merupakan kategori nomina yang menyatakan nama benda.

Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu hadiah utama.

b. Kata Kerja (Verba)

(43)Kalau kamu berani melakukan aksi positif sekaligus inspiratif, langsung

sharing di sini, ya (hlm.21, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(44)Saat butuh refreshing kita nggak bakal susah mencari hiburan (hlm.37, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(45)Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil survey terhadap pengguna internet yang berusia 15-64 tahun di sebelas kota di Indonesia (hlm.50, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(54)

(47)Kalau kita berusaha bikin mood diri sendiri bagus dengan shopping, chatting

atau nongkrong seharian (hlm.86, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(48)Kadang perform suka kurang bagus (hlm.13, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(49)Mulai dari foto tim, fitting baju desainer, sampai modeling (hlm.41, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(50)Di-Da juga ikut nimbrung di acara ini (hlm.42, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Kata yang bercetak miring yang menyisip dalam kalimat tersebut merupakan interferensi. Kata-kata tersebut adalah

- Sharing ‘berbagi’

Kata sharing merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Sharing merupakan kategori verba yang menyatakan perbuatan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu berbagi.

- Refreshing ‘penyegaran’

(55)

- Survey ‘penelitian’

Kata survey merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Survey merupakan kategori verba yang menyatakan perbuatan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu penelitian.

- Surprise ‘kejutan’

Kata surprise merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Surprise merupakan kategori verba yang menyatakan keadaan pada situasi tertentu. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu kejutan.

- Shopping ‘belanja’, chatting ‘percakapan’

Kata shopping dan chatting merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. shopping dan chatting merupakan kategori verba yang menyatakan perbuatan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu belanja dan percakapan.

- Perform ‘pertunjukan’

(56)

- Fitting ‘mengepas’

Kata fitting merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Fitting merupakan kategori verba yang menyatakan perbuatan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu mengepas.

- Nimbrung ‘bergabung’

Kata nimbrung merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Nimbrung

merupakan kategori verba yang menyatakan perbuatan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu bergabung.

c. Kata Sifat (Adjektiva)

(51)Tapi ternyata kak Ari orangnya asyik, enak diajak ngobrol dan sangat humble

(hlm.27, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(52)Dengan single pertama mereka yang catchy dan berwarna indie (hlm.28, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(53)Biar gayamu terlihat cute dan modern tambahkan kaus kaki plus high heels (hlm.64, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(54)Kemeja gombrong plus vest adalah baju andalan si pacar (hlm.87, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(57)

(56)Agar tidak terkesan boring, kombinasikan warna ini dengan warna hijau, merah, atau ungu (hlm.110, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(57)Kekompakan koreografi yang fresh dan penampian menarik menjadi modal uatama tim Mahakam dari SMAN 6 Jakarta ini (hlm.40, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Kata yang bercetak miring yang menyisip dalam kalimat tersebut merupakan interferensi. Kata-kata tersebut adalah

- Humble ‘rendah hati’

Kata humble merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Humble merupakan kategori adjektiva yang menyatakan perasaan batin pada kata benda yang menyatakan orang. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu rendah hati.

- Catchy ‘menarik’

Kata catchy merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Catchy merupakan kategori adjektiva yang menyatakan penilaian yang digunakan pada kata benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu menarik.

- Cute ‘mungil’

Kata cute merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

(58)

pada kata benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu hadiah utama.

- Gombrong ‘besar’

Kata gombrong merupakan interferensi dari dialek Jakarta.

Gombrong merupakan kategori adjektiva yang menyatakan penilaian yang digunakan pada kata benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu besar.

- Hot ‘panas’

Kata hot merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Hot merupakan kategori adjektiva yang menyatakan penilaian yang digunakan pada kata benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu panas.

- Boring ‘bosen’

Kata boring merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

Boring merupakan kategori adjektiva yang menyatakan penilaian yang digunakan pada kata benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu bosen.

- Fresh ‘segar’

(59)

Fresh merupakan kategori adjektiva yang menyatakan penilaian yang digunakan pada kata benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu segar.

2. Interferensi Berupa Frase

Frase merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Abdul Chaer, 1995:222).

Penyisipan unsur yang berupa frase yang ditemukan dalam majalah Gadis

yaitu frase nomina, frase verba, frase adjektiva dan frase adverbia. Penyisipan unsur-unsur tersebut dapat dilihat pada data-data di bawah ini.

a. Frase Nomina

(58)Ini dia mereka yang berani tampil keren dengan beauty pouch, bonus majalah

Gadis (hlm.21, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011). (59)Jadi, nantinya sih aku pengin jadi bussines woman saja kalau sudah dewasa

(hlm.27, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(60)Alex adalah seorang cewek yang bekerja di pabrik baja juga part time

sebagai penari di sebuah bar saat malam (hlm.53, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(61)Saat mau memesan birthday cake dengan menyewa gaun (hlm.90, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(60)

(63)Seperti evening dress dengan permainan detil (hlm.88, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Unsur-unsur yang menyisip yang merupakan interferensi adalah

- Beauty pouch ‘kantong cantik’

Kata beauty pouch merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Beauty pouch merupakan frase nomina yang menyatakan benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu kantong cantik.

- Bussines woman ‘wanita karir’

Kata bussines woman merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Bussines woman merupakan frase nomina yang menyatakan pekerjaan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu wanita karir.

- Part time ‘paruh waktu’

Kata part time merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Part time merupakan frase nomina yang menyatakan hal. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu paruh waktu.

- Comfort zone ‘wilayah aman’

(61)

Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu wilayah nyaman.

- Birthday cake ‘kue ulang tahun’

Kata birthday cake merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Birthday cake merupakan frase nomina yang menyatakan benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu kue ulang tahun.

- Evening dress ‘gaun malam’

Kata evening dress merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Evening dress merupakan frase nomina yang menyatakan benda. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu gaun malam.

b. Frase Verba

(64)Di hari terakhir berlangsung gathering night yang dimeriahkan oleh penampilan Monkey Boots (hlm.121, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Unsur yang menyisip adalah - Gathering night ‘pertemuan malam’

(62)

c. Frase Adjektiva

(65)Dugaan ini semakin diperkuat saat kita mendengarkan keseluruhan albumnya yang berisi lagu-lagu pop yang easy listening (hlm.28, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(66)Kamu malah akan terlihat too much (hlm.79, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(67)Sebenarnya ini adalah rencana jangka pendek dari big dream saya (hlm.103, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

Unsur yang menyisip dalam kalimat tersebut adalah - Easy listening ‘enak didengar’

Kata easy listening merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Easy listening merupakan frase adjektiva yang menyatakan hal. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu enak didengar.

- Too much ‘terlalu berlebihan’

Kata too much merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Too much merupakan frase adjetiva yang menyatakan penilaian. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu terlalu berlebihan.

- Big dream ‘mimpi besar’

(63)

d. Frase Adverbia

(68)Pakai Gwendolyn Anti-Bacterial Hand Body Lotion dengan kandungan

alcohol free (hlm.54, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

Unsur yang menyisip dalam kalimat tersebut adalah - Alcohol free ‘bebas alkohol’

Kata alcohol free merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Alcohol free merupakan frase adverbia yang menyatakan keadaan. Kata ini memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu bebas alkohol.

3. Interferensi Berupa Klausa

Klausa adalah satuan sintaksis berupa tuntutan kata-kata berkontruksi predikatif (Abdul Chaer, 1995:231).

Jenis klausa yang ditemukan dalam majalah Gadis adalah klausa verba dan klausa adjektiva. Unsur-unsur yang menyisip adalah

a. Klausa Verba

(69)Yeay it’s time to celebrate our birthday. Yap, tepat tanggal 19 November 2011 Gadis merayakan ulang tahun ke-38 (hlm.20, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(70)Coba ikuti trik-trik rahasia dari Rosalina Verauli agar our dreams will come true (hlm.98, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(64)

Unsur-unsur yang menyisip adalah

- Yeay it’s time to celebrate our birthday ‘ya, ini waktunya untuk merayakan ulang tahun kita’

Kata yeay it’s time to celebrate our birthday merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

‘ya, ini waktunya untuk merayakan ulang tahun kita K.waktu P (verba) O

Terlihat dari penjabaran di atas, kata merayakan merupakan predikat yang berkategori verba yang menyatakan perbuatan.

- Our dreams will come true ‘mimpi kita akan menjadi kenyataan’

Kata our dreams will come true merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

‘mimpi kita

O P (verba) akan menjadi kenyataan’

Dari penjabaran di atas, kata menjadi kenyataan merupakan predikat yang berkategori verba yang menyatakan hal.

- Lighten up your look ’mencerahkan penampilanmu’

Kata lighten up your look merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

’mencerahkan penampilanmu P (verba) O

(65)

Dari penjabaran tersebut terlihat bahwa kata mencerahkan merupakan predikat yang berkategori verba yang menyatakan keadaan.

b. Klausa Adjektiva

(72)Jangan Cuma terpesona, yuk dengan tampilan ini. Be pretty with colourful touch (hlm.57, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

- Be pretty with colourful touch ‘menjadi cantik dengan sentuhan warna’

Kata be pretty with colourful touch merupakan interferensi dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

‘menjadi cantik dengan sentuhan warna P (adj) O

Dari penjabaran tersebut terlihat bahwa kata menjadi cantik merupakan predikat yang berkategori adjektiva yang menyatakan hal.

4.1.4 Interferensi Semantis

Interferensi semantis terbagi dua, yaitu interferensi ekspansif dan interferensi aditif.

a. Interferensi Ekspansif

(73)Acara ini juga makin seru karena banyak games gokil (hlm.90, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011).

(74)Sebagai pelajar, pasti bete juga kalau dijejali teori melulu (hlm.95, edisi No : 31. XXXVIII. 22 November – 1 Desember 2011).

(66)

(76)Dari awal aku memang jiper (hlm.23, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013). (77)Hindari sikap lebay dalam mengungkapkan perasaanmu ke dia (hlm.36, edisi

No : 01. XL. 4-14 Januari 2013).

(78)Tauk, dia rese (hlm.132, edisi No : 01. XL. 4-14 Januari 2013). Unsur-unsur yang menyisip adalah

- Gokil ‘keren’

Kata gokil merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan keren.

- Bete ‘kesal’

Kata bete merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan kesal.

- Ribet ‘susah’

Kata ribet merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan susah.

- Jiper ‘takut’

(67)

- Lebay ‘berlebihan’

Kata lebay merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan berlebihan.

- Rese ‘menyebalkan’

Kata rese merupakan interferensi dari dialek Jakarta. Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan menyebalkan.

b. Interferensi Aditif

Dalam majalah Gadis edisi No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011 dan No : 01. XL. 4-14 Januari 2013 interferensi aditif tidak ditemukan.

4.2 Pengaruh Interferensi Terhadap Bahasa Indonesia dalam Majalah

Gadis

(68)

bahasa pertama tanpa ada masalah dan merusak padanan kata bahasa yang dimasuki. Interferensi yang bersifat positif dapat berpengaruh baik bagi perkembangan bahasa Indonesia seperti memberi kosakata baru bagi bahasa Indonesia. Contoh kata yang merupakan interferensi positif yaitu melulu (tidak ada yang lain) dan imut (kecil, mungil). Sedangkan interferensi yang bersifat negatif maksudnya unsur-unsur dari bahasa kedua yang meresap ke dalam bahasa pertama merupakan masalah dan melanggar kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa yang dimasuki. Pengaruh bahasa asinglah yang lebih banyak menyebabkan interferensi dan merusak padanan kata dalam bahasa Indonesia. Contoh kata yang merupakan interferensi negatif yaitu well (baiklah) dan so (jadi). Masuknya kata-kata dari bahasa daerah dan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia sudah pasti melanggar kaidah dan merugikan bahasa Indonesia.

(69)

Contoh kosakata interferensi yang terdapat dalam majalah Gadis.

Bantuin ‘membantu’, Dimarahin ‘dimarahi’, Nambahin ‘menambahkan’, Jalanin

‘menjalani’, Nyatuin ‘menyatukan’.

Kata-kata di atas merupakan interferensi. Kata-kata tersebut menggunakan akhiran –in yang berasal dari dialek Jakarta. Hal inilah yang menyebabkan kata-kata tersebut mengalami interferensi. Kosakata-kata yang berakhiran –in sering digunakan dalam majalah Gadis padahal kosakata itu sudah merusak kaidah bahasa Indonesia. Pembaca tidak memahami apakah tulisan yang terdapat dalam majalah Gadis itu sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia atau tidak, karena pemakaian interferensi dapat meringankan tulisan-tulisan agar tidak terkesan terlalu serius untuk dibaca.

(70)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Interferensi merupakan suatu gejala terbesar, terpenting, dan paling dominan dalam bahasa. Interferensi merupakan penerapan dua buah sistem secara bersamaan dalam unsur suatu bahasa. Interferensi merupakan suatu penyimpangan dari norma-norma bahasa masing-masing yang terdapat dalam tuturan dwibahasawan. Interferensi pada tingkat apapun fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis merupakan penyakit sebab merusak bahasa.

Setelah dilakukan penganalisisan terhadap data yang diteliti yaitu interferensi dalam majalah Gadis dari dua edisi yaitu No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011 dan No : 01. XL. 4-14 Januari 2013 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jenis interferensi dalam majalah Gadis dari dua edisi yaitu No : 31. XXXVIII. 22 November-1 Desember 2011 dan No : 01. XL. 4-14 Januari 2013 :

- Interferensi fonologis, yang terdiri dari pengurangan atau penghilangan fonem dan perubahan atau pergantian fonem.

(71)

- Interferensi Sintaksis, yang terdiri dari struktur kalimat dan tingkat kalimat. Terdapat struktur kalimat yang menggunakan struktur bahasa inggris dan dialek Jakarta. Pada tingkat kalimat terdapat kata, frase, dan klausa. Kata yang terdiri atas kata benda (nomina), kata kerja (verba) dan kata sifat (adjektiva). Frase yang terdiri atas frase nomina, frase verba, frase adjektiva dan frase adverbia dan pada klausa terdiri atas klausa verba dan klausa adjektiva.

- Interferensi semantis, yang terdiri dari interferensi eksfansif dan aditif. Sedangkan interferensi aditif tidak ditemukan dalam majalah ini.

Jenis interferensi yang mendominasi dalam majalah ini yaitu jenis interferensi sintaksis berupa kata. Pemakaian unsur-unsur bahasa asing lebih banyak digunakan daripada unsur dialek Jakarta.

(72)

menyebabkan kosakata bahasa Indonesia perlahan-lahan akan tergeser sebagai bahasa kesatuan.

Namun interferensi yang digunakan dalam majalah Gadis merupakan suatu penyegaran agar tulisan tidak membosankan, lebih ringan untuk dibaca dan para pembaca yang mayoritasnya remaja lebih tertarik untuk membaca.

5.2 Saran

(73)

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1995. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta : rineka Cipta.

Halim, Andreas. 2003. Kamus Lengkap 900 Juta Inggris – Indonesia Indonesia – Inggris. Surabaya : Sulita Jaya.

Harjono, Rayner. 2002. Kamus Populer Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

pada tanggal 02 Juni 2013, pukul 15: 11 WIB).

2013, pukul 17: 15 WIB.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun bentuk interferensi sintaksis pada penelitian ini berupa pemakaian kata (leksikon). Latar belakang terjadinya interferensi bahasa Jawa dalam pemakaian bahasa

Survey = data, merupakan interferensi dari bahasa Inggris dengan jenis interferensi leksikal. 2) …… baby sitter dan pembantu tidak mungkin sanggup menggantikannya.. kita

Interferensi yang terdapat dalam iklan lowongan pekerjaan surat kabar Kompas berjumlah 45, yang terdiri dari interferensi kata sebanyak 30, interferensi frasa berjumlah 13,

4.2 Kategori Frase yang Merupakan Interferensi Leksikal Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia pada Majalah Mimbar

Interferensi leksikon yang terdapat dalam data dikelompokkan menjadi interferensi leksikon kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata sifat (ajektiva), kata

Dari data yang ditemukan di atas terdapat 4 jenis kelas kata yang digunakan dalam novel ini yaitu kelas kata benda, kata sifat, kata bilangan dan kata kerja. Interferensi yang

Interferensi dapat terjadi pada berbagai aspek kebahasaan antara lain, pada sistem tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat

Dari deskripsi interferensi sintaksis tersebut berupa redundansi yaitu penggunaan kata berlebihan berupa penggunaan kata di belakang sendiri, 29 banyak sendiri, dan penggunaan struktur