PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA
DALAM PROSES AKUISISI PADA PT.PUTERA
LAMPUNG PERKASA DI KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
(Skripsi)
Oleh
Suhendra Islami
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
Law Protection Towards the Rights of Workers in Acquisition Process at PT. Putera Lampung Perkasa in South Lampung Regency
By: Suhendra Islami
The acquisition process should look upon human rights that took part in the success of the acquisition and often forgotten because only focus with the acquisition advantages, as occurs in the PT. Putra Lampung Perkasa which acquired 100% shares owned by CV. Faiz Barokah. Authors interested in examining the legal status of workers, after the acquisition of the status of workers continues to create new employment contract in accordance with the standards of the rights of workers who have set legislation.
The objectives in this research were: (1) How does the law protection work toward the workers in acquisition process at PT.Putera Lampung Perkasa in South Lampung Regency? (2) What are the inhibiting factors toward the rights of workers in acquisition process at PT.Putera Lampung Perkasa in South Lampung Regency?
The research method used normative empirical approach. The data was treated through data selection, calssification, and systematization, then was analyzed by qualitative descriptive.
Results and Discussion: (1) Proposing the legal protection and rights of workers by FSPSI to PT. Putera Lampung Perkasa is wages, social security, holiday allowances, child labor protection, protection of women workers, working time protection, and leave. (2) inhibiting factor to the protection of workers' rights, such as wage increases and demands Allowance requested by an employee outside the agreed arrangement.
Suggestions: (1) The need for oversight of the government on the acquisition and application of a new or continued employment contract in accordance with applicable laws and
regulations (2) The opening of the acquisition process will provide convenience to workers and employers to negotiate a new contract and can keep the process passage of a business in
the company and mutual welfare of each other
Suhendra Islami
ABSTRAK
Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pekerja Dalam Proses Akuisisi Pada PT.Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan
Oleh : Suhendra Islami
Proses akuisisi harus melihat hak atas sumber daya manusia yang ikut andil dalam kesuksesan akuisisi dan sering dilupakan karena hanya fokus dengan keuntungan akuisisi, seperti yang terjadi pada PT Putra Lampung Perkasa yang mengakuisisi 100% saham milik CV Faiz Barokah. Penulis tertarik meneliti mengenai status hukum pekerja, pasca akuisisi status pekerja tetap berlanjut dengan membuat kontrak kerja baru sesuai dengan standar hak pekerja yang telah di atur perundang-undangan.
Permasalahan dalam penelitian ini : (1) Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja dalam proses akuisisi pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan? (2) Apakah faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja dalam proses akuisisi pada PT.Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan?
Metode penelitian menggunakan pendekatan secara normatif empiris. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data diolah melalui proses seleksi data, klasifikasi, dan sistematisasi, lalu dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil Penelitian dan Pembahasan : (1) Pengusulan perlindungan hukum dan hak pekerja oleh FSPSI kepada PT. Putera Lampung Perkasa adalah upah, jaminan sosial, tunjangan hari raya, perlindungan pekerja anak, perlindungan pekerja perempuan, perlindungan waktu kerja, dan cuti. (2) faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja, seperti tuntutan kenaikan upah dan THR yang diminta oleh pegawai diluar dari perjanjan yang telah disepakati.
pengusaha untuk menegosiasi sebuah kontrak kerja baru serta dapat menjaga proses berjalannya sebuah bisnis di perusahaan tersebut dan saling mensejahterakan satu sama lain
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA DALAM PROSES AKUISISI PADA PT. PUTERA LAMPUNG PERKASA
DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
SUHENDRA ISLAMI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA HUKUM Pada
Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 23
Desember 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Syafruddin Muhammad (Alm)
dan Ibu Erliati.
Penulis mengawali pendidikannya di Taman Kanak – Kanak (TK) Kartika Jaya
pada tahun 1998, melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Enggal Bandar
Lampung dan tamat pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMPN) 1 Bandar Lampung dan tamat tahun 2007, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Bandar Lampung dan tamat pada
tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis di terima sebagai mahasiwa Fakultas Hukum Universitas
Lampung, dan menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi
Negara (HIMA HAN) pada tahun 2013 dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
PERSEMBAHAN
Puji syukur kupanjatkan kepada ALLAH SWT, Tuhan Semesta Alam untuk setiap
nafas yang kuhirup, detak jantung yang berdegup serta darah yang
mengalir dalam hidupku ini. Karena karunia-Mu dengan segala kerendahan hati
kupersembahkan karya ini untuk
Kedua orang tuaku Ayah Syafruddin Muhammad dan Ibunda ku Erliati
yang telah melahirkan, merawat, dan memperjuangkan diriku menghadapi dunia
ini dengan tetesan keringat yang tidak dapat kubalas dengan apapun yang ada di
dunia ini. Serta memberikan do’a, dukungan, semangat, cinta dan kasih sayang
setiap hari untuk ku, sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini semata-mata untuk
bisa membanggakan kalian
Serta
MOTO
“
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
”
(QS Albaqarah : 153)
“
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan
seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya
hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya,
jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak
”
(Khalifah Ali bin Abi Thalib)
“
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan
sabar
”
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRACT
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ... 7
1.2.1 Perumusan Masalah ... 7
1.2.2 RuangLingkup Penelitian ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Perlindungan Hukum………...102.2Tinjauan Umum Tentang Hukum Ketenagakerjaan………..14
2.2.1 .. Defenisi Tenaga Kerja……….. 14
2.2.2 .. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan……… 15
2.3.2 Unsur-Unsur Perusahaan ... 24
2.3.3 Jenis-Jenis Perusahaan ... 24
2.3.4 Bentuk Perusahaan ... 25
2.3.5 Peraturan Perusahaan ... 26
2.4Akuisisi ... 29
2.4.1 Pengertian Akuisisi ... 29
2.4.2 Klasifikasi Akuisisi ... 30
2.4.3 Proses Akuisisi ... 32
III.
METODE PENELITIAN
3.1Pendekatan Masalah ... 353.2Sumber dan Jenis Data ... 35
3.3Prosedur Pengumpulan Data ... 36
3.4Prosedur Pengolahan Data ... 37
3.5Analisis Data ... 38
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1GambaranUmum PT. Putera Lampung Perkasa ... 394.1.1 Struktur Perusahan PT. Putera Lampung Perkasa... 40
4.2Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi ... 41
4.2.1 Pengusulan Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi oleh FSPSI pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan ... 41
4.3Faktor Penghambat Terhadap Perlindungan Hak Pekerja
Dalam Proses Akuisisi ... 50
4.3.1 Masa Kerja Mempengaruhi Upah dan Tunjangan Hari Raya ... 54
V.
PENUTUP
5.1Simpulan ... 55
5.2Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan perusahaan di Indonesia pada saat ini telah mencapai pelaksanaan
pembangunan yang berkesinambungan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan
kemakmuran masyarakat, karena bangsa Indonesia memerlukan dana yang cukup
besar dan bukan hanya mengandalkan dana yang bersumber dari pemerintah.
Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui
keikutsertaannya dalam usaha menggerakkan perekonomian.
Salah satu cara investor dalam melakukan investasinya adalah melalui cara
investasi perusahaan yang merupakan salah satu sarana untuk mengerahkan dana
yang bersumber dari pemodal baik kalangan investor individual maupun
institusional yang digunakan oleh perusahaan untuk tujuan produktif.
Pengaruh yang lebih luas dari berfungsinya perusahaan sebagai piranti dalam
alokasi tiga definisi ekonomi secara optimal, yaitu: meningkatnya pendapatan
nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan pemerataan hasil-hasil pembangunan
yang lebih baik. Maka perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan untuk
mendapatkan modal dengan tingkat resiko yang relatif rendah melalui pasar
2
Akan tetapi setelah badai krisis moneter yang mengguncang Indonesia, pada tahun
belakangan ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mulai bangkit kembali
dalam keterpurukan. Hal ini membuat kondisi perekonomian negara Indonesia
sudah mulai berjalan normal kembali.
Bagi setiap perusahaan, dalam hal kebutuhan dananya tidak hanya dengan
mengandalkan dari dana pribadi yang dimiliki, karena jumlahnya akan sangat
terbatas, selain itu perkembangan perusahaan menjadi terhambat. Untuk itu,
sebelum menginvestasikan dananya, investor perlu melakukan analisis terhadap
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Investor selalu waspada
terhadap berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi perubahan
kemampuan perusahaan, yang dapat mengurangi tingkat pengembalian investasi
bagi investor. Karena informasi memiliki peran yang sangat besar bagi investor
untuk mengambil keputusan dalam investasinya.1
Informasi keuangan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
ekonomi, karena menunjukkan prestasi perusahaan dan dapat di gunakan oleh
investor untuk memprediksi sekaligus menilai kemampuan perusahaan yang layak
untuk dipilih, sehingga mampu memberikan hasil yang optimal dalam bentuk
capital gain maupun deviden. Secara umum, faktor yang mempengaruhi
keputusan investor untuk membeli saham dapat di golongkan menurut faktor
rasional dan faktor irasional.2
1
Purwosutjipto, H.M.N. Pengertian Pokok Hukum Dagang Tentang Bentuk-Bentuk Perusahaan. Djambatan, Jakarta. 1985, hlm.135
2
Faktor rasional pada umumnya berkaitan dengan sesuatu yang di sebut analisis
fundamental. Asumsi fundamental, argumentasi dasarnya bahwa nilai saham
mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intristik suatu saat, bahkan yang lebih
penting adalah harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai
kekayaan di kemudian hari. Dalam faktor fundamental merupakan faktor yang
memberikan informasi tentang kinerja dan faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi kondisi perusahaan.
Faktor tersebut antara lain meliputi kemampuan manejemen perusahaan, prospek
pemasaran, perkembangan teknologi, kemampuan dalam menghasilkan
keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, dan kebijakan pemerintah
serta hak-hak investor. Sehingga tidak sedikit perusahaan untuk menggunakan
akuisisi perusahaan sebagai jalan keluar.
Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan
perusahaan lain atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi,
perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat daripada harus
membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor yang paling mendasari
perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat keuntungan).
Akuisisi berasal dari kata acquisitio (latin) dan acquitisition (Inggris). Akuisisi
adalah pengambil alihan kepemilikan atau pengendalian (control) berupa asset
suatu perusahaan lain,3 namun perusahaan tersebut masih tetap ada sebagai badan
hukum yang terpisah. Dalam Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1998 tentang
3
4
penggabungan, peleburan dan pengambil alihan Perseroan Terbatas
mendifinisikan bahwa akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau
sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut.4
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 08
tahun 1999 : ”Akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha dimana
salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas
aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan
memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan
saham”.
Definisi lainnya menurut P.S Sudarsanan ”Akuisisi dapat didefinisikan sebagai
sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain,
dan para pemegang dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi berhenti menjadi
pemilik perusahaan.”
Maka akuisisi dapat dikatakan sebagai pengambilalihan kepemilikan suatu
perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian
atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap
memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.
Akuisisi juga bisa diartikan sebagai pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan
lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga
4
ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.
Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, dan isu yang baru-baru ini adalah proses
akuisisinya Bank BTN oleh Bank Mandiri yang masih terganjal beberapa faktor.
Dengan melakukan akuisisi perusahaan dapat memperoleh keunggulan
manajemen profesional, manajemen profesional adalah manajemen sumber daya
manusia yang semua orang mengakui bahwa sumber daya manusia merupakan se
buah asset penting perusahaan.
Melakukan akuisisi terhadap perusahaan yang mempunyai target managemen
profesional akan memperbesar kemungkinan peningkatan prestasi perusahaan
secara keseluruhan setelah bergabung. Strategi ini sangat ampuh dalam
menghindari resiko memasuki industri baru, memasuki industri baru tentu saja
mengambil resiko yang besar.
Oleh karena industri ini kurang berpengalaman dalam menghadapi gejolak
perekonomian dan kemaupuan untuk bersaingan, maka tindakan terbaik akuisitor
dengan cara mengambil alih perusahaan yang sudah lama berdiri dan
berpengalaman. Cara ini akan membuat tingkat resiko yang jauh lebih rendah
dalam segi kegagalan bersaing dengan perusahaan lain, tetapi di proses ini harus
juga melihat hak-hak atas sumber daya manusia didalamnya yang ikut ambil andil
dalam kesuksesan akuisisi dan sering dilupakan karena hanya fokus dengan
keuntungan perusahaan yang melakukan akuisisi.
Hal ini seperti dijelaskan dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945,
6
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sehingga
antara perekonomian dan ketenagakerjaan memiliki suatu hubungan yang erat,
karena perekonomian ditunjang dengan bidang ketenagakerjaan yang memadai
sangatlah berpengaruh dalam mewujudkan tujuan negara.
Bidang ketenagakerjaan yang menjadi faktor penentu adalah pekerja, karena
meskipun pekerja memiliki suatu kedudukan dibawah pengusaha, tetapi pekerja
mempunyai peranan sebagai tulang punggung perusahaan. Oleh karena itu
seharusnya hak-hak pekerja harus mendapatkan jaminan sepenuhnya oleh
pengusaha melalui perusahaan.5 Agar hak-hak pekerja dapat terpenuhi maka
pekerja harus mengikatkan diri kepada pengusaha. Suatu ikatan antara pekerja
dengan pengusaha yang di dasarkan kepada kesepakatan itulah yang disebut
dengan perjanjian kerja yang nantinya akan menciptakan suatu hubungan kerja.
Seperti yang telah terjadi pada CV Faiz Barokah, dimana CV Faiz Barokah
diakuisisi oleh PT Putra Lampung Perkasa. PT Putra Lampung Perkasa
mengakuisisi 100% saham milik CV Faiz Barokah. Penulis berminat meneliti
mengenai status hukum pekerja bahwa pasca akuisisi kendali perusahaan
dipegang oleh PT Putera Lampung Perkasa. Sehingga status pekerja tetap
berlanjut dengan 4 orang pekerja pada bagian Laboratorium dan 8 orang pada
bagian WTP dengan membuat kontrak kerja baru yang sesuai dengan standar hak
pekerja yang telah di atur pada peraturan perundang-undangan maupun peraturan
lainnya dan juga ada beberapa hak pekerja yang tetap diberikan yang dihitung dari
masa kerja perkerja tersebut.
5
Dalam suatu perusahaan, antara pekerja dengan pengusaha harus ada hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan sesuai dengan apa yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak dalam perjanjian kerja. Tetapi ada kalanya juga pengusaha
pernah melakukan sesuatu yang kurang menguntungkan bagi pekerja dalam
proses akuisisi itu sendiri.
Dari uraian latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat
peristiwa hukum di PT Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung selatan,
dalam satu penelitian dengan judul :
Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pekerja Dalam Proses Akuisisi Pada
PT.Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan
1.2. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup
1.2.1. Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap hak pekerja dalam proses akuisisi
pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan?
2) Apakah faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja dalam proses
akuisisi pada PT. Putera Lampung di Kabupaten Lampung Selatan?
1.2.2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah:
1) Ruang lingkup dalam permasalahan ini hanya terbatas dalam perlindungan
8
terhadap pekerja dalam proses akuisisi pada PT. Putera Lampung Perkasa di
Kabupaten Lampung Selatan.
2) Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten
Lampung Selatan.
1.3. Tujuan Penelitian
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan terhadap hak pekerja
dalam proses akuisisi
2) Untuk mengetahui faktor penghambat terhadap perlindungan hak pekerja
dalam proses akuisisi
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini mencakup teoritis dan kegunaan praktis yaitu:
1) Kegunaan teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan di bidang
Hukum Administrasi Negara, khususnya mengenai Hukum Ketenagakerjaan
dan membandingkannya dengan praktek di lapangan.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan perbendaharaan
literatur dan menambah khasanah dunia kepustakaan, sehingga dapat menjadi
bahan acuan untuk mengadakan kajian dan penelitian selanjutnya dengan
pokok bahasan yang berkaitan satu sama lainnya.
2) Kegunaan Praktis
a. Sebagai tambahan informasi bagi instansi dan pihak-pihak terkait di dunia
b. Sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat luas tentang pengaturan
terhadap hak para pekerja dan kewajiban perusahaan dalam proses akuisisi.
c. Sebagai rumusan rekomendasi strategis dalam perlindungan hak pekerja dalam
proses akuisisi suatu perusahaan.
d. Sebagai rekomendasi strategis untuk penyempurnaan bagi pengusaha dalam
perlindungan hak pekerja yang dapat dijadikan refrensi oleh perusahaan dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Perlindungan Hukum
Dalam kamus besar Bahas Indonesia Perlindungan berasal dari kata lindung yang
memiliki arti mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan membentengi.
Sedangkan Perlindungan berarti konservasi, pemeliharaan, penjagaan, asilun, dan
bunker. Pengertian Perlindungan adalah tempat berlindung, hal (perbuatan dan
sebagainya) memperlindungi.1
Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang
wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk
memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dan sanksi dari
ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada
tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di sidang
pengadilan.2
Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan
terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum,
1
Abdul Hakim. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2009. hlm.2
2
yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,
kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.
Pengertian perlindungan hukum menurut beberapa ahli mengenai pengertian dari
perlindungan hukum diantaranya:3
1) Menurut Satjipto Raharjo mendefinisikan Perlindungan Hukum
adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan
orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka
dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.
2) Menurut Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa Perlindungan Hukum adalah
perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak
asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum
dari kesewenangan.
3) Menurut CST Kansil Perlindungan Hukum adalah berbagai upaya hukum yang
harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik
secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak
manapun.
4) Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah Sebagai kumpulan
peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.
Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan
terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya hak-hak tersebut.
5) Menurut Muktie, A. Fadjar Perlindungan Hukum adalah penyempitan arti dari
perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan
3
12
yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban,
dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum dalam
interaksinya dengan sesama manusia serta lingkungannya. Sebagai subyek
hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan
hukum.
Dalam menjalankan dan memberikan perlindungan hukum dibutuhkannya suatu
tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana
perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum dibagi menjadi dua macam
yang dapat dipahami, sebagai berikut:4
1) Sarana Perlindungan Hukum Preventif
Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum diberikan kesempatan
untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan
pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Tujuannya adalah mencegah
terjadinya sengketa. Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi
tindak pemerintahan yang didasarkan pada kebebasan bertindak karena dengan
adanya perlindungan hukum yang preventif pemerintah terdorong untuk
bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi.
Di indonesia belum ada pengaturan khusus mengenai perlindungan hukum
preventif.
2) Sarana Perlindungan Hukum Represif
Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.
Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum dan Peradilan
Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum ini. Prinsip
4
perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber
dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang
pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada
pembatasan-pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah.
Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan
adalah prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari
negara hukum.
Dalam Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2002 adalah suatu bentuk pelayanan
yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk
memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari
ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun, yang diberikan
pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang
pengadilan.
Menurut Kartasapoetra dan Rience Indraningsih perlindungan terhadap pekerja
dapat dilakukan baik dengan jalan memberikan tuntutan, maupun dengan jalan
meningkatkan pengakuan hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis
serta sosial dan ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja
tersebut.5
2.2. Tinjauan Umum Tentang Hukum Ketenagakerjaan
5
14
2.2.1.Definisi Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang berumur 15 tahun
keatas yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Berikut ini pengertian tenaga
kerja menurut para ahli:
1) Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan Nomor 14 Tahun 1969, tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini maka pembinaan tenaga kerja
merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk melakukan
pekerjaan.
2) Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
3) Menurut Dr. Payaman dikutip tenaga kerja adalah (man power) adalah produk
yang sudah atau sedang bekerja. Atau sedang mencari pekerjaan , serta yang
sedang melaksanakan pekerjaan lain. Seperti bersekolah, ibu rumah tangga.
Secara praktis, tenaga kerja terdiri atas dua hal, yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja: a) angkatan kerja (labour force) terditi atas golongan yang
bekerja dan golongan penganggur atau sedang mencari kerja; b) kelompok
yang mengurus rumah tangga, dan golonganlain lain atau menerima
penghasilan dari pihak lain, seperti pensiunan dll.
4) Menurut Eeng Ahman & Epi Indriani tenaga kerja adalah seluruh jumlah
penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada
permintaan kerja6
5) Menurut ALAM. S tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas
untuk negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di
negara-negara maju, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64
tahun.
6) Menurut Suparmoko dan Icuk Ranggabawono tenaga kerja adalah penduduk
yang telah memasuki usia kerja dan memiliki pekerjaan, yang sedang mencari
pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan
mengurus rumah tangga.
7) Menurut Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph tenaga kerja
merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam suatu negara, namun
bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.
2.2.2.Pengertian Hukum Ketenagakerjaan
1) Pengertian Hukum ketenagakerjaan adalah 7 Hukum ketenagakerjaan tertulis,
peraturan tertulis yang mengatur ketenagakerjaan antara lain undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan peraturan daerah.
6
Eeng Ahman, Ekonomi Dan Akutansi: Membina Kompetensi Ekonomi. Grafindo Media Pratama, Jakarta. 2007. Hlm.3
7
16
2) Hukum ketenagakerjaan tidak tertulis antara lain adat dan kebiasaan,
yurisprudensi, peraturan kerja, kesepakatan kerja bersama,
keputusan-keputusan pejabat dan badan-badan pemerintah.
Dengan demikian pengaturan ketenagakerjaan meliputi sebelum masa kerja,
selama masa kerja, dan sesudah masa kerja. Hukum ketenagakerjaan berfungsi
untuk mengatur hubungan yang serasi antara semua pihak yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan. Aspek yang di atur dalam hukum ketenagakerjaan,
antara lain :
1) Penempatan
2) Hubungan industrial
3) Keselamatan dan kesehatan kerja
4) Kesejahteraan dan jaminan social
5) Pelaksanaan system jaminan social
6) Outsourcing.
2.2.3. Perlindungan Tenaga Kerja
Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar
pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa
diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja atau
buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan
dunia usaha.8
8 Indonesia, Undang-Undang, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
Beberapa aspek perlindungan ketenagakerjaan antara lain adalah keselamatan dan
kesehatan kerja.9
Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja menurut ILO dan WHO 1995
adalah untuk :
1) Promotion and maintenance of highest degree of physical, mental and social
well being
2) Prevention of disease
3) Protection from risks
Tanggal 12 januari 1970 disahkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, dengan pertimbangan :
1) Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional
2) Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya
3) Bahwa setiap sumber produksi perlu di pakai dan di pergunakan secara aman
dan efisien
4) Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan daya upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja
5) Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam undang-undang
yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.
9
18
6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 menetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknik, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknik ilmiah menjadi suatu kumpulan
ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencangkup bidang
konstruksi, bahan, lahan, dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan,
pengujian dan pengesahan, pengepakan, pemberian tanda-tanda atas bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan
barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan
umum.
2.2.4.Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang
hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau kecelakaan
yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari
tua dan meninggal dunia.10
Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja diselenggarakan
program jaminan sosial tenaga kerja yang pengeloiaannya dapat dilaksanakan
10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
dengan mekanisme asuransi. Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga
kerja.
Program jaminan sosial tenaga kerja wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai dengan
ketentuan.
Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja meliputi:
1) Jaminan Kecelakaan Kerja
2) Jaminan Kematian
3) Jaminan Hari Tua
4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
5) Kepesertaan
6) Iuran
7) Penyelenggaraan
1 )C u t i
1)) Besar dan Tahunan
Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/ buruh. Waktu
istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi:11
a) istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama 4 (empat) jam terns menerus dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja
b) istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
20
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
c) cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara
terus-menerus dan
d) istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada
tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi
pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara
terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh
tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam)
tahun.
2)) Kesempatan Menyusukan Anak
Bagi tenaga kerja wanita yang masih menyusukan anak, harus diberi
kesempatan sepatutnya untuk menyusukan anak, dan dimungkinkan
mengadakan tempat penitipan anak.
3)) Cuti Haji
Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya
ke-pada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh
agamanya.Yang dimaksud kesempatan secukupnya yaitu
menyedia-kan tempat untuk melaksanamenyedia-kan ibadah yang memungkinmenyedia-kan
pekerja/ buruh dapat melaksanakan ibadahnya dengan balk,
sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.12
12
4)) Cuti Haid
Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan
memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan
kedua pada waktu haid. Pelaksanaan ketentuan tersebut diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersarna.144
2) Perlindungan Upah
Di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
pengupahan diatur dalam BAB X Bagian Kedua, mulai Pasal 88. Di
dalam-Pasal 1 angka 30 undang-undang tersebut ditentukan bahwa Upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
im-balan dan pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang clitetapkan
dan clibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tupfangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya
atas suatu pekerjaan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang me menuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewu judkan
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,
pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh.13
13
22
Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh tersebut meliputi:
1) Upah minimum
2) Upah kerja lembur
3) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya
5) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
6) Bentuk dan cara pembayaran upah
7) Denda dan potongan upah
8) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
9) Struktur dan Skala pengupahan yang proporsional
10) Upah untuk pembayaran pesangon dan
11) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
1)) Upah Minimum
Kebijakan upah minimum bermanfaat untuk melindungi pekerja maupun
pengusaha. Kenaikan upah minimum yang tinggi dalam kondisi pertumbuhan
ekonomi yang rendah akan mengakibatkan turunnya keunggulan komparatif
industri-industri padat karya, yang pada gilirannya menyebabkan
berkurangnya kesempatan kerja akibat berkurangnya aktivitas produksi.
Pemerintah menetapkan upah minimum huruf a berdasarkan kebutuhan hidup
layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.14
14
Upah minimum dapat terdiri atas:15
a. Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/ kota.
b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
Upah minimum tersebut diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak.
Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomenclasi
dari Dewan pengupahan provinsi dan/atau Bupati/Walikota. Komponen Berta
pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak diatur dengan Keputusan
Menteri.
Pengusaha dilarang membayar upah pekerja lebih rendah dari upah minimum.
Dalam hal pengusahan tidak mampu membayar upah minimum, maka
pengusaha dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan upah minimum.16
2.3. Perusahaan
2.3.1.Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam
wilayah Negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.17
Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun
demikian, banyak juga kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari laba,
misalnya yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi dapat
berupa barang atau jasa.
15
Ibid, Pasal 89.
16
Kepmen, Kepmenakertrans Nomor 231 Tahun 2003, Pasal 2.
17
24
Menurut molen graff perusahaan adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan
secara terus menerus bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan
memperniagakan/memperoleh barang-barang atau dengan mengadakan perjanjian
dagang.
2.3.2. Unsur-unsur Perusahaan
Suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur:
1) Terus-menerus atau tidak terputus-putus
2) Secara terang-terangan (karena hubungannya dengan pihak ketiga)
3) Dalam kualitas tertentu (karena dalam lapangan perniagaan)
4) Menyerahkan barang-barang
5) Mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan
6) Harus bermaksud memperoleh laba.
7) Pengertian Hukum Perusahaan
2.3.3. Jenis-jenis Perusahaan
Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar jenis
perusahaan dapat digolongkan:
1) Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contoh dari
perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara, tukang cukur, dan
lain-lain.
2) Perusahaan Dagang
barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan lagi.Contohnya
adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lain-lain.
3) Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan baku
menjadi barang jadi dan kemudian menjualbahan jadi tersebut.Contohnya
pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.
2.3.4. Bentuk Perusahaan
Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk perusahaan dapat
dibedakan sebagai berikut :18
1) Usaha Perseorangan
Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi seorang.
Seluruh kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut dan ia
bertanggung jawab kepada pihak lain dengan seluruh kekayaan pribadinya.
2) Usaha Persekutuan Dengan Firma
Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang dengana
menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan memperoleh modal dari
orang-orang yang bergabung di dalam persekutuan.Tiap-tiap oarng yang
menjadi anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya
terhadap seluruh hutang kepada pihak ketiga.
3) Usaha Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire Vennootschap)
Bentuk ini hampir sama dengan firma, hanya didalamnya terdapat
sekutu-sekutu yang memimpin (sekutu-sekutu komplementer) dan sekutu-sekutu-sekutu-sekutu yang
18
26
mempercayakan modalnya (sekutu komanditer). Sekutu komanditer
bertanggungjawab kepada sekutu-sekutu komplementer hanya sebesar
kekayaan (modal) yang dipercayakan kepada persekutuan komanditer.
4) Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah badan hukum, yaitu badang yang mempunyai
kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari pemilik. Pemilik PT
adalah para pemegang saham, dan tanggungjawab terhadap pihak ketiga hanya
terbatas sebesar modal sahamnya.
5) Koperasi
Adalah suatu perkumpulan yang kenggotaannya bersifat murni pribadi dan
tidak dapat dialihkan. Di dalam koperasi tidak ada modal permanen, karena
anggotanya dapat berganti-ganti.Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok,
wajib, dan sukarela yang diperoleh dari anggota-anggotanya.
2.3.5. Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha
yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.19 Pengusaha yang
mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib
membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Kewajiban membuat peraturan perusahaan
tidak berlaku bagi perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerja bersama.
Peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi tanggung jawab dari
pengusaha yang bersangkutan. Peraturan perusahaan disusun dengan
19
memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja/buruh di perusahaan
yang bersangkutan. Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan telah terbentuk
serikat pekerja/serikat buruh maka wakil pekerja/buruh adalah pengurus
seri-kat pekerja/seriseri-kat buruh. Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan belum
terbentuk serikat pekerja/serikat buruh, wakil pekerja/buruh adalah
pekerja/buruh yang dipilih secara demokratis untuk mewakili kepentingan pars
pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.20
Pengesahan peraturan perusahaan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk harus
sudah cliberikan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak naskah
peraturan perusahaan diterima. Apabila peraturan perusahaan telah sesuai, maka
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pads ayat (1)
Sudah terlampaui dan peraturan perusahaan belum disahkan oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk, maka peraturan perusahaan dianggap telah mendapatkan
pengesahan.
Pengesahan peraturan perusahaan dilakukan oleh :21
1) Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenaga kerjaan
Kabupaten/Kota untuk perusahaan yang terdapat hanya dalam 1 (satu)
wilayah Kabupaten/Kota
2) Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenaga kerjaan di
Provinsi untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu)
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Provinsi
3) Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial untuk perusahaan yang
20
Ibid, Pasal 110.
21
28
terdapat pada lebih dari 1 (satu) Provinsi
Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya memuat isi sebagai berikut:
1) Hak dan kewajiban pengusaha
2) Hak dan kewajiban pekerja / buruh
3) Syarat kerja
4) Tata tertib perusahaan dan
5) Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan.
Ketentuan dalam peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku adalah
peraturan perusahaan tidak boleh lebih rendah kualitas atau kuantitasnya dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan apabila ternyata
bertentangan, maka yang berlaku adalah ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Masa berlaku peraturan perusahaan paling lama 2 (dua) tahun dan wajib
diperbarui setelah habis masa berlakunya. Selama masa berlakunya peraturan
perusahaan, apabila serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan menghendaki
perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama, maka pengusaha wajib
melayani. Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama tidak
mencapai kesepakatan, maka peraturan perusahaan tetap berlaku sampai habis
jangka waktu berlakunya.22
22
Kewajiban para pihak untuk pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan
isi serta memberikan naskah peraturan perusahaan atau perubahannya kepada
pe-kerja/buruh.23 Pemberitahuan dilakukan dengan cara membagikan salinan
peraturan perusahaan kepada setiap pekerja/buruh, menempelkan di tempat
yang mudah dibaca oleh pars pekerja/buruh, atau memberikan penjelasan
langsung kepada pekerja/buruh.
2.4. Akuisisi
2.4.1.Pengertian Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin, acquisitio, dari kata
kerja acquirere. Beberapa Pengertian Akuisisi :24
1) Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto
dan operasi perusahan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva
tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2) Sedangkan Michael A. Hitt, dkk menyatakan bahwa ”Akuisisi yaitu
memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian
besar saham dari perusahaan sasaran.”
3) Marcell Go dalam Christina dalam bukunya yang berjudul manajemen grup
bisnis menyatakan bahwa “Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi
peranan modal. Akuisisi adalah penguasaan sebagian saham dari perusahaan
23
Ibid. Pasal 114.
24 http://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/penggabungan-badan-usaha-akuisisi, Diakses
30
subsidiary, melalui pembelian saham hak suara perusahaan subsidiary, dalam
jumlah material (lebih dari 50%)”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat dikatakan sebagai
pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang
dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana
perusahaan yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud
untuk pertumbuhan usaha. Akuisisi juga bisa diartikan sebagai pembelian suatu
perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor.
2.4.2. Klasifikasi Akuisisi
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat
dilakukan perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu:25
1) Merger atau Konsolidasi
Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua
perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang
bergabung. Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua
perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.
2) Akuisisi Saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham
perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan
sekuritas lain (saham atau obligasi).
25
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham
adalah:
a. Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS)
dan pemungutan suara
b. Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan
langsung dengan pemegang saham target lewat tender offer.
c. Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari
manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.
d. Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap
tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender offer,
sehingga perusahaan target tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang
mengakuisisi.
3) Akuisisi Assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli
aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari
kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada
peristiwa akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan
hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.
Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :
1) Akuisisi Horisontal
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau
bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi
32
2) Akuisisi Vertical
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses
produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan
perkebunan tembakau.
3) Akuisisi Konglomerat
Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai
keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh
perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad
Husnan, 1998 : 648-651).
2.4.3. Proses Akuisisi
Proses akuisisi merupakan suatu faktor penting, terutama karena pembelian suatu
unit bisnis tertentu pada umumnya berkaitan dengan jumlah uang yang relatif
besar dan membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bagi perusahaan
pengambil alih, sebelum memutuskan untuk akuisisi terhadap suatu perusahaan
terlebih dahulu akan berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan
sasaran yang akan dicapai.26
Proses akuisisi menurut P.S Sudarsaman terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1) Tahap Persiapan, meliputi :
a. Mengembangkan strategi akuisisi, alasan penciptaan nilai dan kriteria akuisisi
b. Meneliti, menyaring dan mengidentifikasi perusahaan target
c. Evaluasi strategi terhadap sasaran dan menilai kelayakan akuisisi
26
2) Tahap Negosiasi, meliputi :
a. Pengembangan strategi pengarahan
b. Mengevaluasi keuangan dan perhitungan harga perusahaan target
c. Negosiasi dan transaksi pembiayaan
3) Tahap Integrasi (penggabungan), meliputi :
a. Mengevaluasi kesehatan organisasi dan budaya perusahaan
b. Mengembangkan pendekatan integrasi
c. Menyesuaikan strategi, organisasi dan budaya antara perusahaan pengakuisisi
dan perusahaan yang diakusisi.
d. Hasil-hasil
Sedangkan menurut Alfred Rappaport proses analisis akuisisi melalui tiga tahap
yaitu :
1) Planning
Proses perencanaan akuisisi dimulai dengan suatu analisis terhadap corporate
objectives and product market strategics. Analisis ini ditujukan untuk
memahami kekuatan dan kelemahan yang meliputi berbagai aspek seperti
ekonomi, sosial, teknologi dan sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga
meliputi parameter-paratemeter industri seperti proyeksi tingkat pertumbuhan
pasar, peraturan pemerintah dan faktor sumber daya manusia dengan
menggunakan berbagai kriteria seperti kualitas manajemen, profitabilitas,
34
2) Search and Screen
Proses pencarian dan pelacakan merupakan suatu pendekatan sistematik untuk
menggabungkan berbagai prospek akuisisi yang menarik dan dianggap
menguntungkan. Proses pencarian lebih menfokuskan pada “bagaimana” dan
“dimana” mencari calon perusahaan yang akan diambil alih, yang dianggap
menunjukkan calon terbaik sesuai dengan sasaran dan kriteria yang
dikembangkan dalam tahap proses perencanaan.
3)) Financial evaluation
Proses evaluasi keuangan lebih memfokuskan pada jawaban manajemen atas
beberapa pertanyaan mengenai harga tertinggi yang harus dibayar oleh
III.
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Masalah
Peneliti menggunakan pendekatan masalah dengan cara normatif empiris. Suatu
penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakkukan berdasarkan bahan
hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas
hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan
sistem hukum.1
Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan
ketentuan hukum normatif (kodifikasi, undang-undang atau kontrak) secra in
action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.2
Penggunaan kedua macam pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran dan pemahaman yang jelas dan benar terhadap permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian guna penulisan skripsi ini.
3.2. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang di pergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder.
1
Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti hlm.135
2
36
1) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil studi dan penelitian di
lokasi penelitian. Data primer ini didapat dari PT. Putra Lampung Perkasa . Data
primer ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak PT. Putra Lampung
Perkasa yaitu Manager Operasional Ibu Defta Rustin serta wakil para pekerja
diwakili oleh saudari Cintya, untuk mencari masukan-masukan, saran-saran dan
tanggapan atas Perlindungan Hukum terhadap hak pekerja dalam proses akuisisi
pada PT. Putra Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka, terdiri dari :
Bahan Hukum Primer, adalah bahan-bahan yang bersifat mengikat berupa
peraturan perundang-undangan antara lain :
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1992 Tentang Jaminan
Sosial Tenaga kerja
3. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
5. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
3.3. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini dapat
1) Studi Kepustakaan
untuk memperoleh data sekunder, penulis lakukan dengan cara membaca,
mencatat atau menguti dari perundang-undangan yang berlaku serta
literatur-literatur dalam dokumen-dokumen yang berkaitan dengan putusan tersebut.
2) Studi Lapangan
Untuk memperoleh data primer, studi lapangan ditempuh dengan cara melakukan
wawancara dengan memberikan pertanyaan (question) kepada responden di
PT.Putera Lampung Perkasa untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
permasalahan yang penulis kaji, yaitu tentang Perlindungan Hukum terhadap hak
pekerja dalam proses akuisisi perusahaan di Kabupaten Lampung Selatan.
3.4. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data yang dikehendaki terkumpul baik dari studi kepustakaan maupun dari
lapangan, maka data diperoses melalui pengolahan data dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Seleksi Data
Seleksi data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperlukan sudah
mencakup atau belum dan data tersebut berhubungan atau tidak berhubungan
dengan pokok permasalahan yang dibahas.
2) Klasifikasi Data
Klasifikasi data yang telah diperoleh disusun melalui klasifikasi yang telah
38
3) Penyusunan Data
Penyusunan data dimaksudkan untuk mendapatkan data dalam susunan yang
sistematis dan logis serta berdasarkan kerangka pikir. Dalam tiap tahap ini data
dapat dimasukan ke dalam tabel apabila diperlukan.
3.5. Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif
dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dihasilkan dari
penelitian dilapangan kedalam bentuk penjelasan dengan cara sistematis sehingga
memiliki arti dan dapat dirangkum. Dari analisis tersebut dapat dirangkum dengan
cara induktif yaitu cara berfikir dalam menguraikan data yang diperoleh dengan
menempatkan hasil-hasil analisis secara khusus, kemudian ditarik rangkuman
secara umum.3
3
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT. Putra Lampung Perkasa
PT Putra Lampung Perkasa adalah sebuah perusahaan mitra PLTU Tarahan PT
PLN Persero yang berdiri pada tanggal 8 Maret 2006 yang beralamat di Jalan
Soekarno Hatta Gg. Waru IV No. 22, Sukabumi Indah, Sukabumi Bandar
Lampung. Perusahaan ini bergerak di bidang Mechanical and Machine. PT Putera
Lampung Perkasa telah mengembangkan segmen bisnis di bidang yang baru
yaitu bidang Laboratorium dan Water Treatment Plant (WTP). Pada saat itu
diketahui bahwa CV Faiz Barokah yang juga perusahaan mitra PLTU Tarahan PT
PLN Persero akan menjual perusahaannya di bidang bidang Laboratorium dan
Water Treatment Plant (WTP), alasan CV Faiz Barokah untuk memutuskan
peralihan perusahaan adalah dikarenakan adanya kebutuhan dana yang cukup
besar serta akan memfokuskan bisnisnya pada bidang lain, sehingga PT. Putera
Lampung Perkasa melakukan akuisisi 100% saham milik CV. Faiz Barokah. Pada
proses akuisisi ini terdapat 4 orang pekerja pada bagian Laboratorium dan 8 orang
pada bagian WTP.
Setelah terjadi akuisisi pada CV Faiz Barokah, dimana PT Putra Lampung
Perkasa mengakuisisi 100% saham milik CV Faiz Barokah. Dilaksanakannya
40
ekonomi, karena perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi menjalankan
kegiatan ekonomi yang saling menuntungkan. Hal ini adalah suatu konsekuensi
dari perusahaan yang telah terbuka/go public.
4.1.1. Struktur Perusahaan PT Putra Lampung Perkasa
Chief Executive Officer (CEO) : Hj. Sri Handayani
Direktur Utama : Ir. H. M. Suparjo, ST, MM
Manager Operasional : Defta Rustin Permata Sari, S.IP
Sulistyo Nur Susilo, ST
Administrasi : Chintya Saptatiani, Amd
Pegawai di bagian Laboratorium : Haryadi Iskandar
Amin Solihin
Adi Yusuf
Sunardi
Pegawai di bagian WTP : Hel jefri
Yan Ade
Anang Azhari
Galih Nugraha. S
Afriyansah Saputra
Apriyansah
Kgs. M. Ridwan
4.2. Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi
4.2.1. Pengusulan Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Proses Akuisisi Oleh FSPSI Pada PT. Putera Lampung Perkasa di Kabupaten Lampung Selatan.
Semakin berkembangnya dunia bisnis Indonesia, semakin tinggi pula persaingan
bisnis yang terjadi pada perusahaan, dengan begitu tidak sedikit pula beberapa
perusahaan yang mengalami kebangkrutan dalam bersaing, sehingga ada beberapa
perusahaan yang memutuskan untuk melakukan akuisisi perusahaan sebagai jalan
keluar untuk mempertahankan perusahaannya dan akuisisi juga dapat
menguntungkan perusahaan dalam memasuki segmen baru yang akan ia masuki.
Hal yang tidak kalah penting yaitu pada bidang tenaga kerja. Hal ini tidak boleh
dianggap ringan, karena pekerja atau karyawan merupakan salah satu stakeholder
penting dalam organisasi perburuhan, oleh karena itu, jika terjadi akuisisi saham
seharusnya tidak boleh dirugikan dengan kata lain kepentingan karyawan/pekerja
haruslah diperhatikan.
Sehingga pada pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja dalam proses
akuisisi pada PT. Putra Lampung Perkasa sebagai perusahaan akuisisi, hak-hak
yang dimiliki pekerja tidak boleh dilanggar, karena hak-hak pekerja harus
dilindungi. Penggunaan manajemen lama pasca dilakukannya akuisisi oleh PT
Putera Lampung Perkasa terlihat dari pekerjanya, yaitu di mana pekerja masih
tetap menggunakan pekerja lama, dalam arti hubungan kerja tetap berlanjut terus.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Defta Rustin, S.IP, Manager
42
status hukum pekerja pada CV Faiz Barokah setelah diakuisisi oleh PT Putera
Lampung Perkasa, bahwa huhungan kerja tetap berlanjut pada perusahaan yang
diakuisisi, yaitu pasca akuisisi kendali perusahaan dipegang oleh PT Putera
Lampung Perkasa. Sehingga status pekerja tetap berlanjut dengan 4 orang pekerja
pada bagian Laboratorium dan 8 orang pada bagian WTP dengan membuat
kontrak kerja baru yang sesuai dengan standar hak pekerja yang telah di atur pada
peraturan perundang-undangan maupun peraturan lainnya dan juga ada beberapa
hak pekerja yang tetap diberikan yang dihitung dari masa kerja perkerja tersebut.
Adanya pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerja/buruh menjadi tanggung
jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang
tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh. Setelah terjadi proses akuisisi antara PT
Putra Lampung Perkasa dengan CV Faiz Barokah, di antara pekerja dengan
manajemen perusahaan pasca akuisisi di bawah kendali PT Putra Lampung
Perkasa haruslah tetap terjadi suatu hubungan yang harmonis dalam terjalinnya
sebuat Hubungan industrial.
Hal tersebut sebagaimana telah tercantum dalam Pasal 6l ayat (2) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyatakan bahwa "Perjanjian
kerja tidak berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak atas
perusahaan yang disebabkan penjualan, pewarisan, atau hibah". Berdasarkan
ketentuan tersebut, perjanjian kerja tetap ada, dan akan tetap berlangsung terus
sampai masa berlakunya habis, walaupun terjadi pemindahan perusahaan., baik
pindah tangan, atau karena adanya warisan atau hibah. Perjanjian kerja hanya
akan berakhir apabila:
1) Pekerja meninggal dunia
2) Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
3) Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan. industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap
4) Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat
menyebabkan berakhirnya huhungan kerja.
Pelaksanaan akuisisi oleh PT Putra Lampung Perkasa dengan CV Fais Barokah
sudah pasti akan berpengaruh terhadap perusahaan, terlebih dengan pihak pekerja.
Karena pada umumnya pekerja secara individual berada dalam posisi lemah
dalam memperjuangkan hak-haknya, dengan menjadi anggota serikat pekerja akan
dapat meningkatkan kesempatan baik secara individu maupun keseluruhan.
Serikat pekerja dapat mengawasi pelaksanaan hak-hak pekerja di perusahaan.
Sehingga pada pelaksanan akuisisi, status hukum pekerja harus jelas, sehingga
hak-hak yang dimiliki pekerja dapat terlindungi.
Berdasarkan uraian di atas, perlindungan hukum bagi pekerja terkait dengan
setelah akuisisi secara normatif sudah tertuang dalam peraturan
perundang-undangan terkait. Proses akuisisi yang tidak bermasalah, membuat kepentingan
para pekerja sudah memperoleh kepastian akan hak-haknya, sepenuhnya hak-hak
44
Putera Lampung Perkasa, terlindungi dalam hal ini adalah hak-hak yang
tercantum dalam Perjanjian Kerjasama, yang dalam pelaksanaannya sehari-hari
adalah telah sesuai/dilaksanakan menurut apa yang telah diatur dalam Perjanjian
Kerjasama.
Dalam konteks perjuangan hak hak pekerja ada beberapa pilar yang sangat
berperan dalam menegakkan hak-hak pekerja dalam mewujudkan
kesejahteraannya. Organisasi Serikat Pekerja yang dalam hal ini adalah Federasi
Serikat Pekerja S