DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TERHADAPFATWANAHDLATUL ULAMA YANG
MENGHARAMKAN GHIBAH DALAM INFOTAINMENT
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Saijana Ilmu Sosial !slain (S.Sos.I)
Oleh: KOMALASARI
103051028624
[ PERPUST·A· K.·,AA IJIN SYAHiO ,JAKA"TA .. -.... N UTA ... 'MA
.-_-:_;· ' --- --- -
---JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMlUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Saijana Ilmu Sosial [slam (S.Sos.I)
Oleh: KOMALASARI
103051028624
Dibawah Bimbingan
Umi Musyarrofah, M.A NIP. 150 281 980
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Komala Sari
103051028624
"Respon Mahasiswa Jnrusan KPI Faknltas Dakwah Dan Komnnikasi UIN Syarif Hidayatnllah Jakarta Terhadap Fatwa Nahdlatul Ulama Yang Mengharamkau Ghibah Dalam Infotainment"
lstilah i1?fotai11111ent di Indonesia identik dengan acara televisi yang banyak menampilkan sisi kehidupan para atris mulai dari kelahiran, ulang tahun, pertunangan, perselingkuhan, sampai kawin-cerai. l1?fotainment satu acara televisi yang cenderung mengangkat gosip dan fakta seputar kcnflik atau Aib keluarga. Acara iY(fotainment ini banyak penggemarnya, memiliki rating tinggi clan tayangan iklannya banyak. Hampir semua media televisi menayangkan acara
il?fotainment dari pagi hingga rnalam hari. Tujuan awal dari program infotainment
sebenarnya adalah memberikan informasi dari dunia hiburan. Namun, seiring dengan semakin ketatnya persaingan antar media televisi, rnalca il?fotainment kemudian beralih fungsi menayangkan informasi seputar kehidupan pribadi para selebritis. Kehadiran tayangan infotainment yang menghiasi media televisi mengundang berbagai kecaman baik dari kalangan Masyarakat, Ormas Islam bahkan kalangan Perguruan Tinggi. Nahdlatul Ularna sebagai satu Orrnas Islam terbesar di Indonesia mengeluarkan Fatwanya yang mengharamkan tayangan
irifotainment, karena tayangan tersebut dianggap berisi gosip atau Ghibah
sehingga tidak pantas untuk ditonton. Fatwa NU menimbulkan pro dan kontra di antara Kalangan Rakyat biasa, Tokoh Masyarakat, lbu-ibu, Tokoh Agama atau Ulama,bahkan para Selebritis sendiri yang rnerasa namanya dibesarkan oleh dunia
i1?fotai11ment. Dari ha! inilah Penulis tertarik untuk mengetahui respon dari
kalangan rnahasiswa mengenai Fatwa NU yang mengharamakan Ghibah dalam i1?fotaimne11t.
Metode yang digunakan dalarn penyusunan skripsi ini termasuk kc dalam penelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan data hasil penelitian dalarn bentuk angka.dari jumlah keseluruhan Mahasiswa Jurusan KPJ tahun akademik 2006 yang beijurnlah kurang lebih 15 l Orang rvlahasiswa Penulis hanya mengambil Sampel sebanyak 30% menjadi 45 Responden.hal ini berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto yaitu ''.iika populasinya lebih dari !00 maka sarnpelnya dapat diambil 10%-15 atau lebih"
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa KP! tahun akademik 2006 pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Fatwa Nahdlatul Ulama yang mengharamkan Ghibah dalam Infotainment, adalah:menyatakan setuju, dengan organisasi Nahdlatul Ularna yang mengeluarkan Fatwa tentang hararnnya Ghibah dalam
Infotainment, clan menganggap materi lrifotainment itu tidak mendidik karena
materi i1?fotainment terlalu mengumbar A ib (kejelekan) orang lain dan
iefotainment terlalu berlebihan dalarn mengekspos urusan pribadi seseorang yang
persembahkan pada kesempatan ini, selain Kata Puji Syukur atas Segala
Limpahan Rahmat, Ni'mat, Inayah dan Maghfiroh Allah SWT, sehingga penulis
bisa menyelesaikan penulisa11 sl<ripsi yang sederhana ini.
Shalawat dan salam tak lupa pula Penulis Do'alcan semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Rasulul Amin penyejuk Umat. :Penebar kasih sayang,
penegak Keadilan dan Ke111a'rufa11. Dialah baginda Rasulullah Muhrun111ad SAW.
Berserta Keluarganya, Sahabatnya, dan Segenap Kaum Muslimin yang telah
bersumpah Ikrar setia membela dan menegakkan Risalahnya.
Skripsi ya11g berjudul "R_espon Maltasisw2 Jurnsan l(PI Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Fatwa
NU Yang Mengharamkan Ghibah Dalam Infotainmenl". Alhamdulillah, telah
dapat Penulis selesaikan penulisannya berkat bantuan dari berbagai pihak, baik
materil maupun moril. Terntama adalah Atas Berkat Rahmat, Inayah Allah SWT.
Karena itu, Penulis merasa berSyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan se1rta kemudahan kepada
Penulis, baik pada saat Penulis menyelesaikan studi maupun saat penulis
menyelesaikan penulisan slaipsi ini.
Begitu banyak ucapan terima kasih yang ingin Penulis sampaikan, karena
tanpa adanya bantuan dari berbagai Pihak skripsi ini tidal' akan selesai. Ucapan
para pembantu Dekan. Terima kasih karena telah ュセュ「・イゥォ。ョ@ yang terbaik
untuk penulis
2. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Terima kasih karena telah
banyak memberikan Ilmu Pengetahuan baik pada saat Penulis menyelesaikan
studi maupun saat Penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. !bu Dr. Umaimah Wahid, M.SI, selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan Inspirasi sehingga Penulis mengambil judul Penelitian ini.
Terima kasih untuk saran-saran yang diberikan untuk Penulis.
4. !bu Umi Musyarrofah, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Dan
Penyiaran Islam sekaligus Merangkap menjadi Pembimbing Skripsi yang
selalu memberikan Bimbingan dan Dorongan setia selalu Menyempatkan
waktu Sesibuk apapun u11tuk mengkoreksi lw 1-hal yang salah ketika
bimbingan. "Syukron Katsiron !bu"
5. Kedua orang tua tercinta. Abah Asmara dan Ema Aliah. Terima kasih untuk
sernua ketulusan Doa dan Cinta yang selalu Abah dan Ema curahkan kepada
Ananda dan Sepenuh I-Iati rnemberikan bantuan, baik Mori! maupun Materil,
serta dukungan maupun Motivasi kepada Ananda, untuk selalu berjuang di
jalan-Nya semoga Allah SWT senantiasa mernberikan Ampunan, Umur yang
panjang, Rezeki yang Berkah dan Pahala yang berlipat Ganda kepada Beliau.
Kakakku tercinta. Ummi Herawati, Amd, beserta suarni Briptu. Nahrawi, yang
selalu mengingatkan dan memberikan semangat untuk Penulis sehingga
Adikku Tersayang, Syaiful Anugrah yang selalu se:tia menemani Penulis
selama menyelesaikan Skripsi ini. "Belajar yang giat dik, sebentar lagi UAN
Loh"
6. Ustadz-Ustadzku H. Sirojuddin S.Pd.I dan Muhammad Saduni yang telah
banyak membantu Penulis dalam Menterjemahkan bahasa-bal1asa yang
Penulis kurang mengerti, "Semoga Allall membalas kebaikan kalian. Amin"
7. Sahabat-Sahabat Terbaikku "GANK LEMEZ" Lola. Iti.e, ferra, Untung, Yudi,
Ai Syamsir, Zulliam dan Ade Indra, yang telah banyak membantu dan
mendampingi Penulis baik suka maupun duka. "Syukron ! kalian sahabat-sahabat terbaikku dan telah mengisi hari-hari ku selama mengikuti perkuliahan
dan sampai saat ini."
8. Abangku Suryono, yang telah meuyembuhkan Iuka Penulis dari kegagalan
masa lalu, clan selalu stand by untuk mendengarkan keluh-kesah Penulis
meskipun jarak memisahkan "Jauh di mata dekat dihati'''.
9. Keluarga KKS dan Sahabat-Sahabat Kelas KPl E ( Agung, Aini, Anisa,
Sundoro, Mba Sus, Yosef, Kang Juned, Eny, Mba Ika, Firman, Una, Iis
sofwan, Muslim, Iwan, Arna, Moko, Fanny dan Amy), yang sampai saat ini
Selalu menjaga indalmya persahabatan, mengenal kalian adalah Anugrah
di wawancarai dan membantu memberikan data-data Penelitian yang Penulis butuhkan.
11. Teman-temanku Alumnus Pon-Pes Ma'had Al Mu'awanah-Bamen, (Ena, Ema, Syifa, Fatma, Isti, Khoer dan semua teman-temanku yang tak bisa Penulis sebutkan namanya satu-persatu). Walaupun kita sudah tidak belajar bersama lagi, namun kalian selalu hadir menemani dan mensuport Penulis. Ce' Aliah, yang senantiasa memberikan saran-saran serta kritikan yang membangun bagi penulis "Makasih ya Ce' Alya! semoga bisa cepat menyelesaikan Studi S 1 nya.
12. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama (PU) Universi1as Islam Negeri (UIN) Syllfif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi (FDK) dan Perpustakaan Umum Islam Imam Jama' yang telah membantu Penulis dalam menyediakan referensi yang Penulis butuhkan
13. Jurusan KPI tahun akademik 2006 yang telah bersed:ia menjadi Responden dan mengisi angket pertanyaan khususnya, dik Mey yang sudah membantu menyebarkan angket
Jakarta, 24 Maret 2008
KATA PENGANTAR ... .i
DAFT AR ISi ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masai ah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Metodologi Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II KAJIAN TEORI A. Responden ... 13
B. Fatwa ... 16
C. Ghibah ... 19
D. Haram ... 23
E. Infotainment ... 30
BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Mahasiswa Jurusan KP! Fakultas Dakwah dan Komunikasi ... 33
1. Sejarah singkat KP! ... 33
2. Visi, Misi ... 35
Analisis Data
1. Identitas Respond en ... .4 5 2. Responden Mahasiswa Jurusan KPI Terhadap Fatwa NU yang
Mengharamkan Ghibah dalam Infotainment ... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran-saran ... 67 DAFT AR PUSTAKA
Tabel 01: Jenis Kelamin Responden ... 60
Tabel 02: Kelompok Usia Responden ... 60
Tabel 03 : Pendidikan Terakhir Responden Sebelum Kuliah ... 70
Tabel 04: Pengetahuan Responden Terhadap Organisasi Masyarakat NU ... 71
Tabel 05: Pengetahuan Responden Mengenai Arti Ghibah ... 72
Tabel 06: Pengetahuan Responden Terhadap Berita Mengenai Fatwa NU Yang Menghararnkan Ghibah Dalam Infotainment ... 73
Tabel 07: Media Perantara Yang Digunakan Responden Untul' Mengetahui Fatwa NU Yang Menghararnkan Ghibah Dalam Infotainment.. ... 74
Tabel 08: Rutinitas Responden Menonton Tayangan Infotainment ... 75
Tabel 09: Program Infotainment Yang DisuJ.ai Responden ... 76
Tabel 10: Respon Responden Terhadap Materi Infotainment Saat Ini ... 77
Tabel 11: Mempublikasikan Privasi Seseorang Diinfotainment.. ... 78
Tabel 12: Respon Responden Terhadap Fatwa NU Yang Mengharamkan Ghibah Dalam Infotainment. ... 81
Tabel 13: Materi Infotainment Sela.Ju Identik Dengan Ghibah ... 83
Ta be! 14: Pengetahuan Responden Tentang Hadits Yang Menjelaskan Ghibah ... 85
[image:11.530.53.446.134.510.2]Komunikasi Untuk !bu Umi Musyarrofah, M.A
La,piran 2 : Surat Riset/Wawancara Dari Dekan Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi Untuk Perguruan Besar Nahdlatul Ulama
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian Dari Perguruan Besar Nahdlatul Ulama
Lampiran 4 : Hasil Keputusan Fatwa NU Tentang Infotainment
Lampiran 5 :Angket Pertanyaan
Lampiran 6 :Hasil Wawancara Dengan A.Khoirul Anam koordinator Bidang
A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
Perkembangan media massa dari waktu ke waktu terns mengalami perkembangan, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Penyesuaian itu tidak hanya dalam ha! bentuk atau format atau tampilan dari media massa tersebut. Tetapi isi media massa pun menjadi semakin luas. Tidak hanya menyampaikan berbagai peristiwa yang sedang te1jadi, tapi saat ini media juga menjadi sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang bersifat hiburan.1
[image:13.521.62.445.162.496.2]Dengan menggunakan frekuensi milik publik, penonton televisi tinggal menekan remote control, dan menikmati siaran televisi.2
Berbeda dengan media cetak, di mana publik terikat untuk membeli terlebil1 dahulu sebelum mengetahui isi berita media cetak. Dengan kekuatan itu pula, media televisi dimungkinkan untuk melalrnkan berbagai pola interaksi Iangsung kepada khalayak. 3
Deng an layar yang relatif kecil ( terbesar kurang lebih 49") mudal1 meletakkannya, dengan suasana yang santai maka penyampaian pesan seolah-olah langsung antara komunikatif (pembawa acara, a.1iis, maupun pembawa berita) dengan komunikannya (pcmirsa). Informasi yang disampaikan sudah dimenge1ii karena jelas terdengar secara audio maupun telihat jelas secara visual.4
Dalam ha! ini televisi memiliki daya tarik yang sedemikian besar sehingga dapat merubah pola-pola rutinitas kehidupan manusia. Karena televisi memiliki karakteristik dan daya tarik tersendiri, warna, suara, dan pencal1ayaan, acara demi acara berkesinambungan. Siaran langsnng, interaktif dengan penonton dengan program acara yang beragam. Bahkan sepanjang hari dan malam (24 jam non stop). Berbagai tayangan yang sifatnya memberikan
2
Noneng Su1niyati, Pengabaian Etika Jurnalistik Da!an1 Info1ab11nent, Observasi Kajian Komunikasi Dan !nformatika Menggugat !efotainment Vol IV. No 2, 2006, h. 27
'Ibid ..
セ@ Wa\van J<.us\vandi, Ko1nunikasi Massa Sebuah Analisis A1edia Televisi (Jakarta: PT.
hiburan begitu beragam muncul di media televisi. Mulai dari acara musik, kuis, sinetron, film lepas, hingga tayangan infotainment. 5
Dewasa ini potensi pasar (pemirsa) televisi tentang tayangan infotainment ternyata sangat besar. 1-:tampir semua stasiun televisi selalu menyaj ikan tayangan yang sarat akan berita-berita para selebritis, tayangannya pun sudah seperti trend. Di semua stasiun televisi tergoda untuk menyuguhkan program infotainment yang sejenis.
Dunia infotainment di Indonesia diawali oleh munculnya tayangan bulletin sinetron (1993), disusul dengan kabar-kabari (1996) serta eek dan ricek (1997). 6 Kemudian banyak lagi bermunculan program infotainment yang sejenis. Hampir setiap hari kita tak pemah lepas dari berita selebritis dari media elektronik yaitu televisi. Sebenarnya tujuan awal dari program ini adalah untuk memberikan informasi dari dunia hiburan yang belum banyak diangkat oleh media akan tetapi semakin ketatnya persaingan antar media, maka infotainment beralih fungsi dari sekian banyak episode, program infotainment yang telah ditayangkan oleh stasiun televisi, hampir semua yang diberitakan adalah masalah privasi artis clan publikfigure mulai dari persoalan keluarganya, persoalan jalinan asmara mereka sampai pada hubungan suami istri diantara mereka. Dari jumlah tayangan infotainment diatas, mungkin hanya sekitar 50-an episode tayangan yang benar-benar informasi bagi pemirsa.
5 Noneng Sumiyati, Pengabaian Etika Jurnalistik Dalan1 lrifotainn1ent, ha!. 33
Dalam ha! ini, objek dari penelitian ini hanya berfokus pada fatwa Nahdlatul Ulama yang mengharamkan ghibah dalam infotainment
Nahdlatul Ulama yang merupakan Organisasi Islam terbesar di Indonesia, dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 27-30 Juli 2006 lalu, tayangan infotainment menjadi salah satu rekomendasi dalam Munas tersebut,tayangan infotainment yang memiliki rating tinggi tersebut telah mendorong Ormas Islam Nahdlatul Ulama, mengeluarkan Fatwa bahwa tayangan infotainment tersebut haram hukumnya. K.H Hasyim Mujadi Ketua PBNU, mengatakan bahwa tayangan infotainment itu haram hukumnya apabila mengumbar Aib orang lain (Ghibah). Namun apabila acarnnya bagus dan juga muatan informasinya tidak membuka Aib orang lain (Ghibah) atau keluarganya, tidaklah menjadi masalah. Yang merusak itu kalau yang diekpos tentang ribut-ribut keluarga kemudian saling membongkar Aib masing-masing pasangan suami istri atau keluarga lainnya. Dampak negatifnya akan memberikan kesan bahwa selingkuh adalah sesuatu yang cliperbolehkan, hamil di luar nikah aclalal1 ha! yang biasa, yang akan mengganggu konsep keluarga bahagia.7
peke1ja infotainment. 8 Dalam ha! ini subjek penelitiannya adalah Mahasiswa,
mengingat mahasiswa memiliki sifat kritis, daya nalar tinggi dan kemampuan
intelektual untuk meresap, menaugkap dan menyaring segala bentuk berita
setia informasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti respon dari mahasiswa
terhadap fatwa Nahdlatul Ulama yang mengharamkan ghibah dalam
infotainment. Penelitian ini diklmsuskan lagi pada mahasiswa Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Karena Jurnsan Komunikasi dan
Penyiaran Islam adalah jurusan yang mempelajari dunia dakwa11 dan dunia
jurnalistik, yang bisa memilih berita-berita apa yang layak ditayangkan di
clunia infotainment tentunya yang sesuai juga clengan etika agama yang suclah
mereka pe!ajari sebelumnya. Ketika ュ。セ。ャ。ィ@ fatwa NU muncul yang berisi
mengharamkan infotainment, nah disinilah peran mahasiswa KP! clalam
rnenyikapi masalah masalah jurnalistik yang muncul, apakah berita atau
infotainment itu layak untuk menjacli konsumsi publik.
Setelah penjelasan yang telah clikenmkakan sebelumnya, maim penulis
mengangkat ini menjacli sebuai.1 skripsi clengan juclul "Respo11 Malzasiswa
Jurusan KP/ Fakultas Dakwa!t Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
B. Pembatasan dan Pernmnsan Masalah
1. Pembatasan masalah
Saat ini banyak program infotainment yang bisa dilihat di media televisi, seperti Go Spot, Inse1i, Was-Was, Cek-Ricek dan lain-lain. adapun materi infotainment adalah tayangan yang menampilkan sisi kehidup_an para seJebritis muJai dari Perkawinan, Perceraian, Asmara, Perselingkuhan, Trend Mode, Narkoba dan cerita lainya. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis hanya membatasi pada Respon Mahasiswa terhadap Fatwa Nahdlatul Ulama yang mengHaramkan Ghibah dalam Infotainment.
2. Perumnsan masalah
Selanjutnya berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pokok persoalan dalam skripsi ini dapat dirumuskan menjadi "Bagaimana Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun akademik 2006 Terhadap Fatwa Nahdlatul Ulama Yang Mengharamkan Ghibah Dalam Infotaim11ent,
C. Tnjnan dan Manfaat Penelitian
1. Tnjnan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tersebut ialah: 1) Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan infonnasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan Ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Ilnm Dakwah Dan Komunikasi.
2) Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan barn, khususnya bagi peneliti secara pribadi dan masyarakat pada umumnya, selain itu pula diharapakan penelitian ini dapat memberikan sebuah kontribusi yang nyata berupa aspirasi dan informasi kepada pihak-pihak yang terkait.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Yaitu, penelitian
,r
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9 Yaitu clengan melakukan pengamatan langsung tehadap subjek penelitian yaitu mahasiswa KPI tahun akaclemik 2006 tentang fatwa NU terhadap infotainment
b. Angket, yaitu clengan cam pengumpulan data clengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah clisiapkan dan tersusun sedemikian rupa yang harus cliisi clan clijawab responden, yaitu Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun akaclemik 2006. Karena ciri khas angket terletak pacla pengumpulan data melalui dafcar pertanyaan te1tulis yang disusun dan clisebarkan untuk mendapatkan infonnasi atau keterangan clari sumber data yang berupa orang10. Bentuk angket
yang penulis gunakan adalah angket tertutup yaitu alternatif jawaban yang telah clisecliakan oleh penulis, karena dengan angket tertutup lebih mudah diambil kesimpulan dan dihitung prosentasinya clibanclingkan clengan angket terbuka.
'c" Wawancara, adalah metode pengnmpulan data clengan jalan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara la.ngsung yaitu clengan rnewawancarai narasumber yang berkaitan clengan penelitian ini yaitu dengan Koordinator Bi dang Informedia PP Lajnah Ta 'Zif wan Nasyr (LTN)-NU, A. Khoirul Anarn.
9
d. Dokumenter, dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca buku-buku, referensi dau literatur yang relevan dengan pokok permasalahan.
3. Populasi dan Sampel a. Populasi
Adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan Iengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun akademik 2006. Mahasiswa KPI tahun akademik 2006 berjumlah
151 orang mahasiswa. Yang terdiri dari 4 ( empat) kelas, yaitu: kelas A be1jumlah 35 orang mahasiswa, kelas B be1jumlah 40 orang mahasiswa, kelas C berjumlah 41 orang mahasiswa dan kelas D berjumlah 37 orang mahasiswa.
b. Sampel
Adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan Jengkap yang dianggap bisa mewakili popnlasi, menurut Suharsimi Arikunto :
Berdasarkan pendapat tersebut dalam penelitian ini diambil sampel sebesar !0% dari populasi 151 orang mabasiswa. Jadi, sampel dalam penelitian ini 45 orang mahasiswa, yaitu: kelas A be1jumlah 11 orang responden, kelas B be1jumlab 12 orang responden, kelas C berjumlah 11
orang responden dan kelas D berjumlah 11 orang responden.
Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengambilan sampel ini sesuai dengan data atas variabel yang diteliti dan be1iujuan agar dapat mewakili populasi yang diamati.12
4. Analisa Data
Dalam ha! analisa data digunakan bentuk analisis dengan menggunakan jenis distribusi frekuensi.
a. Deskritif, data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses dengan beberapa tahapan, sebagai berikut:
1) Evaluasi, memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, ditelaah clan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data-data yang akurat.
3) Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari hasil analisa clan penafsiran data semua tahapan tersebut akhimya dijelaskan pendeskripsiannya dalam bentuk verbal (kata-kata) maupun angka
セ・ィゥョァァ。@ menjadi bermakna.
b. Prosentase, data yang diperoleh dan deskripsi kualitatif kemudian diolah menjadi analisa statistik deskritif dengan menggunakan statistik persentase, sebagai berikut:
F
P=-xl00%
N
Ket P = Besarnya Persentase
F Frekuensi Gumlahjawaban responden) N = jumlah responden 13
Adapun mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis berpijak pada buku pedoman penulisan kmya ilmiah, yang diterbitkan UiN Syarif Hidayatutlah Jakarta CeQDA talmn 2007
E. Sistmuatika Pcnulisan
Agar skripsi ini teratur secara sistematis, penulis membagi pembahasan menjadi 5 bab dengan terdapat pembagian menjadi beberapa sub bab, sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan dan Pembatasan Masalah, Tt[juan dan Kegunaan Penelitian, Metoclologi Penelitian, clan Sistematika Penulisan.
Fatwa. Pengertian Ghibah, Hal-Hal Yang Menimbulkan Ghibah, Hukum Ghibah dan Batasan-Batasan di Bolehkan Ghibah. Pengertian Haram, Sumber-Sumber Yang Menunjukan Haram dan Pembagian Haram. dan Pengertian infotainment.
BAB III GAMBARAN UMUM, yang berisi tentang Sejarah, Visi dan Visi Serta Tujuan, Kompetensi Hasil Belajar Kornunikasi dan Penyiaran Islam. Sejarah, Faham Keagamaan, Visi dan Misi Serta Tujuan, Struktur Organisasi, lajnah,struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama. Materi Fatwa Tentang Haram Ghibah Dalam lnfotaiment.
BAB IV ANALISA DATA, yang berisi tentang Identitas Respond en dan Data Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tentang Fatwa NU yang Mengharamkan Ghibah dalam Infotainment.
[image:24.524.49.451.154.510.2]LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Respon
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan bahwa respon adalah tanggapan atau reaksi.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa "respon" adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang te1jadi.2
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan dijelaskan bahwa respon adalah reaksi psikologis atau metabolik terhadap tibanya suatu rangsang; ada yang bersifat otonomis seperti refleks dan reaksi emosional langsung, adapula yang bersifat terkendali"3. Menurut Poerwadarminta, respons didefinisikan sebagai
tanggapan reaksi dan jawaban4. Respon akan muncul dari penerimaan pesan
setelah sebelumnya te1jadi serangkaian komunikasi.
Sedangkan menurut Ahmad Subandi, mengenrnkakan respon dengan istilah un1pan balik (jeed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi5• Dengan adanya respon
yang disampaikan oleh objek dakwah (jamaah) kepada sucjek dakwah (da 'i) atau
1
Peter Salin1 dan Yenny Salitn, Ka1nus Bahasa Indonesia Konternporer, (Jaka11a: English
Modern Press, 1991), h. 1268
2
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1996), edisi ke-2. h.838
3
. Save. D. Dagun, Kamus Besar Jlmu Pengetahuan, (Jakmta: Lembaga Pengkajian Dan
Kebudayan Nusantara, 1997), cet. Ke-I, ha!. 964
4
dari komunikan kepada komunikator, akan meminimalisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses berdakwah atau proses komunikasi.
Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan proses teori komunikasi. Karena respon merupakan timbal batik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakan jalinan sistem utuh yang signi.fikan, sehingga proses komunikasinya akan berjalan secara efektif apabila unsur-unsur di clalamnya terclapat keteraturan 6
Dalam komunikasi massa acla beberapa model atau teori di antaranya teori respon. Respon merupakan modal clasar atau sangat seclerhana clari komunikasi yang menunjukan komunikasi sebagai proses aksi clan reaksi. Teori ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi aliran behavioristik yang menggambarkan hubungan stimulus-respon-asumsi. Dari teori bahwa stimulus yang berupa kata-kata verbal, isyarat, non verbal, gambar, tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon-respon clengan cara-cara tertentu, proses peminclahan atau pertukaran informasi ini bersifat timbal bal i k clan mempunyai banyak efek. 7
Berclasarkan teori yang clikemukakan oleh Steven. M. Chaffe, respon clapat clibagi menjacli tiga bagian yaitu:
1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat clengan pengetahuan keterampilan clan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini
6
timbul apabila adanya pernbahan terhadap yang dipahami atau persepsi oleh khalayak.
2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
3. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dorongan dengan perilaku nyata, yang meliputi tindakan atau kebisaan. 8
Jadi antara respon, tanggapan ataupun jawaban muncul disebabkan oleh karena adanya suatu gejala atau peristiwa yang mendahuluinya. Sehubungan dengan adanya stimulus, khususnya terhadap khalayak tentu akan muncul sebagai respon atau tm1ggapan terhadap apa yang dilihat, dengar, atau rasakan.
Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau ke8an yang didapat dari penganmtan. Jadi pengertian tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan. Sejalan dengan pengertian tadi, Abu Ahmadi menjelaskan arti tanggapan sebagai berikut : tanggapan sebagai salah satu fongsi j iwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang waktu pengamatan. J adi jika proses pengamatan sudah berhenti hanya kesannya saja, peristiwa tersebut sebagai tanggapan. 9
B. Fatwa
1. Pengertian fatwa
Telah menjadi kesadaran bersama babwa membiarkan persoalan tanpa ada jawaban dan ュ・ュ「ゥ。イォ。ゥセ@ masalah berlarut-larut sehingga umat dalam kebingunan, hal ini tidak dibenarkan baik secara I'tiqadi maupun secai·a syar 'i. Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 159 :10
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati." (Al-Baqarah: 159).
Menurut bahasa, kata fatwa berasal dari bahasa arab (tsfo) yang rnerupakan jama' dari kata (tS3lli) yang berarti fatwa atau pendapat resmi atau nasehat. Sedangkan kata (<llil Njセ@ セゥIN@ Dalam Kamus Kontemporer Arab-lndonesia11 mempunyai makna pemberian Fatwa, yang secara sederhana clipahami sebagai "pemberi keputusan". Atau juga bisa diartikan sebagai nasehat yang datai1gnya dari orang yang Jebih tinggi tingkatan umumnya, ilmu maupun tingkatan kewibawaannya.12
w Al-quran Dan Terjemahnya, Lajnah Pentashih Mushaf Alquran, Departemen Agama Republik Indonesia, Bandung: Gema Risalah Press.Hal.18.
11
Sedangkan menurut istilah (terminologi) fatwa adalah menerangkan hukum agama dari suatu persoalan sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan oleh peminta fatwa (mustafti), baik perseorangan maupun kolektif, baik dikenal maupun tidak dikenal. Dalam ilmu ushul fiqih,, fatwa berarti pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid yang sifatnya tidak mengikat.13
Berdasarkan tinjauan singkat sejarah fatwa, ada tiga konsep berbeda yang berkaitan dengan istilah ini: pengelolaan informasi tentang Agama Islam secara umum, pemberian saran kepada pengadilan dan penafsiran atas hukum Islam. Konsep pertama, yang berperan sentral sepanjang sejarah, kembali menonjol pada zaman modern, seperti terlihat dari isi dan definisi yang diberikan dikumpulan fatwa modern. Sebagai contoh, Fatawa Dar Al-Ulum Doeband (Doeband, 1962) disusun old1 para mztjli Doeband, sebuah pembaharu keagamaan yang berdiri pada tahun 1867 mendefinisikan fatwa sebagai penjelasan mengenai hukum dan Agama, sebagai jawaban alas pertanyaan yang diajukan.
Dari pengertian di atas. dapat clikatakan bahwa fatwa bukanlah keputusan hukum yang dibuat dengan mudah dan seenak diri sendiri atau membuat-buat hukum tanpa dasar (al-tahakum). Fatwa senantiasa terkait dengan siapa yang berwenang memberi fatwa, dan metode pembuatan fatwa (al-istinbath).14
13
Fatwa muncul ketika adanya suatu perkara akibat perkembangan sosial yang dihadapi oleh umat. Karena itu fatwa mensyaratkan adanya orang yang meminta atau kondisi yang memerlukan adanya pandangan atau keputusan hukum. Dengan demikian, fatwa tidak persis sama dengan tanya-jawab keagamaan biasa seperti dalam pengajian-pengajian. Bukan juga sekedar ceramah-ceramah seputar suatu ajaran agama, fatwa senantiasa sangat sosiologis, ia mengandalkan adanya perkembangan barn, persoalan barn, atau kebutuhan barn yang secara lmkum belum ada ketetapan hukumnya, atau belum jelas duduk masalalmya.15
2. Syarat-syarat pemberi fatwa
Menurut Ulama uセィオャ@ Fiqih persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang mufti agar falwanya dapat dipe1ianggung jawabkan, adalah sebagai berikut:
1. Baligh, berakal, dan merdeka. 2. Adil.
3. Memenuhi persyaratan seorang mujtahid atau kapasitas keilmuan untuk memberikan fatwa 16
Terkait dengan syarat adil bagi Mufti, Ulama Ushuf Fiqih mengemukakan implikasi dari Syariat ini. Menurut mereka ada 3 ha! yang harus di perhatikan para mufti dalam kaitam1ya dengan syarat adil ini. Pe.1iama, setiap fatwanya harus senantiasa dilandasi oleh dalil, apabila fatwanya itu diambil dari
pendapat para mujtahid terdahulu, maka ia harus memilih pendapat yang terkuat dalilnya dan lebih berorientasi pada kemaslahatan. Kedua, apabila mufti tersebut kapasitas ilmiah untuk mengistinbatkan hukum, maka ia harus berusaha menggali hukum dari nash dengan mempertimbangkan berbagai realitas yang ada. Ketiga, fatwa itu tidak mengikuti kehendak peminta fatwa (Al-Mustafti), tetapi ada pertimbangan dan mengikuti dalil dan kemaslahatan umat17 Akan tetapi persyaratan-persyaratan di atas belumlah cukup. Di samping itu juga harus memenuhi beberapa persyaratan lain, sepe1ti mengetahui secara persis kasus yang diminta fatwanya, mempelajari psikologi peminta fatwa dan masyarakat lingkungannya agar dapat di ketahui dampak dari fatwa tersebut. Dari segi positif dan negatifnya, sehingga tidak membuat agama Allah menjadi bahan tertawaan dan pennainan.
C. Ghibah
1. Pengertian Ghibah
pengertian akan mengurangi atau menyakiti atau menyinggung perasaan seseorang, dikategorikan sebagai "Ghibah" .19
Dalam Al-Quran diterangkan bahwa membicarnkan keburukan orang lain (Ghibah) saat orang yang dibicarakrumya tidak ada diibaratkan dengan memakan daging saudaranya sendiri.hal tersebut sesuai dengru1 firman Allah Swt. dalam surat Al-Hujurat Ayat 12 :20
Arlinya "Hui orang-orang yang beriman, jauhi/ah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangfo itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu 111erasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. "(Al-Hujurat : 12)
Dru·i pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain tatkala orang yang dibicarakan tidak ada. Salah satu penyakit moral yang menyebar di kalangan masyarakat Islam adalah menggunjing ( ghibah). Dalam setiap pertemuan, selalu saja ada orang yang membicarakan keburukan orang lain. bahkan, orang yru1g menggunjing umumnya memiliki hubungan kerabat dengan orang yang digunjingnya.
Dusta, menggunjing (ghibah) dan mengadu domba (namimah) merupakan penyakit lisan. Lisan manusia digerakan oleh aka! hati, mata dan telinganya, oleh karena, ia harus bertanggungjawab terhadap yang dikatakannya.21
2. Hukum Ghibah.
Ghibah atau Menggunjing dengan hati adalah mempunyai sangkaan yang buruk atau su 'udh-han.22 kepada orang lain.lmkumnya ini adalah Haram, sebagaimana halnya mengucapkan yang buruk. Seperti juga haranmya mengatakan seseorang dengan lidah cela-celanya, maka begitu pulalah haramnya jikalau sangkaan jelek kepadanya. Yang dimaksudkan dengan sangkaanjelek itu ialah sesuatu yang seolah-olal1 telah diyakinkan, .iadi bukan hanya sekedar lintasan kalbu yang datang lalu lenyap kemhali. Jadi yang haram ialah sudah merupakan pematerian hati dan diresapkan dalam-dalam bahwa orang yang disangkanya nyHta-nyata melakukan suatu kejahatan. 3. Batas-Batas Dibolehkannya Ghibah
Ghibal1 itu dosa dan dilarang, beberapa Ghibah yang diperbolehkan,23 di antaranya adalah:
a. Orang yang dizhalimi boleh menceritakan kepada hakim tentang kedzaliman saudaranya terhadapnya, atau pengkhianatan saudaranya kepada dirinya, atau juga tentang uang suap yang telah diterimanya.Dalam hal ini Allah SWT. berfirman :
21
Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensik/opedi Tematis Al-Qur'an: Akhlak, Qakarta: Karisma II mu), h. 38
22
Artinya : "Allah tidak tidak menyukai ucapan buruk24 6'ang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiava, 25 Allah adalah maha mendengar lagi maha penyayang. "(QS. An-Nisa: 148).26
b. Meminta pe1iolongan nntuk mengubah kemungkaran dengan menceritakan kepada orang yang mampu mengubah kemungkaran itu, agar menjadi kebenaran. Misalnya orang yang melilmt pemabuk, lalu dia menceritakan ha! itu kepada walinya agar bisa saling tolong menolong dalam ber'Amar Ma'ru/Nahi Munkar.
c. Bercerita kepada seorang mufti untuk meminta fatwa, misalnya seorang istri yang menceritakan suaminya yang bakhil (pelit), sehingga ia mendapatkan penjelasan apakah ia boleh mengambil harta snaminya itu atau tidak.
d. Memperingatkan kaum muslimin dari kejahatan seseorang, apabila dikllawatirkan ha! itu akan menimpa mereka. Misalnya seseorang yang mendapatkan seseorang yang lain selalu berbuatfasik atau bid'ah, lalu ia menasehati dan mengingatkan orang lain agar tidak bergaul dengan orang itu. Termasuk dalam ha! ini aclalah memelihara Sunnah Nabi SAW. dengan menyebutkan kedustaan dan kelemahan para peraw1 Hadits untuk menentukan keshahihan Sanacl suatu Hadits.
24
ucapan buruk sebagai 1nencela orang, n1ernaki, menerangkan keburukan-keburukan
orang lain, menyinggung perasaan seseorang dan sebagainya.
25 Yang dianiaya
maksudnya orang yang teraniaya boleh mengemukakan kepada hakim atau
e. Memanggil dengan panggilan yang sudah dikenal, tanpa be1maksud merendahkan.misalnya mengatakan si juling atau si buta kepada seseorang yang sudah bisa dikenal dengan sebutan itu
f. Membicarakan dan menceritakan orang yang terang-terangan minum khamr atau menerima suap. Demikian pula membicarakan orang yang terang-terangan berbuat bid'ah, dan hakim yang jahat.maka tidaklah berdosa menceritakan perbutan mereka itu kepada orang Iain, agar orang lain berhati-hati terhadap mereka, terhindar dari kedzaliman mereka, selamat dari bt\juk rayu ajakan melakukan kemungkaran bersama mereka. Yang tidak boleh adalah menceritakan aib yang tidak dilakukan secara terang-terang.
D. Haram
a. Pengertian Haram
Haram /.>:JI a tau muhaiTam i' _p.JI secara lughawi berarti sesuatu yang Iebih banyak kerusakannya. kadang- kadang digunakan dalam arti Iai·angan. Secara elimologi haram /_p-11 berarti "sesuatu yang dilarang mengerjakannya". Adapun secara terminologi, para Ulama Ushul Fiqh mengemukakan dua rumusan definisi harain, yaitu dari segi batasan serta esensinya, dan dari segi bentuk serta sifat-sifatnya.
Dari segi batasan dan esensinya, haram dirumuskan dengan
イセGGイイ@ MセZZNN@
i1
セL@1::...
セL@ セG@t.::;,.\\
W1b
セ@f
y _;l3
("""""""' ' .
3
(.S""- _)-lt
.J
.
"Suatu perbuatan yang pelakunya dice/a. "
Ada juga ulama yang menambahkan dalam rumusan di atas kalimat 4S ).3 [.i..;-9 ( dan orang yang meninggalkannya dipuji). Sebagian la wan
dari pengertian wajib.
Istilah yang mirip dan semakna dengan haram dalam bentuk ushul fiqih adalah Al-Mahzur ⦅Iセ|L@ Al-Jvfa 'siyat wl,;..=..JI, Al-Dzanbu y.i:::.ll,
Al-Mwnnu ty.o.Jl, Al-Qabih セ|L@ Al-Syai 'ah セjiL@ Al-Fahisyah :\.,';o.llll.
Al-Itsmu t'i!ll, dan Al-Mazjur 'anhu, <\.le NjMYセ@ j.Jl.27
Haran1 adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Untuk di ket:jakan dengan larangan tegas. Dan melaksanakannya akan diancam dengan siksa dan hukuman, secara permanen di aktiirat, bahkan terkadang ditambah dengan sangsi di dunia.28
Definisi haram yaitu yang diminta oleh syar 'i menghentikan perbuatannya, permintaan secara pasti, sighat minta diperhatikan itu sendiri yang menunjukan bahwa permintaan itu mernpakan kepastian.29 b. Sumber-sumber yang mennnjukan haram
Sumber yang digunakan Al-Qnran dan Sunnah untuk menunjukan haram banyak sekali. Di antaranya yang terpenting a.dalah.30
27
DR. H. Nasrun 1-laroen, MA. Us/ml Fiqh I, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet-2, h. 240-241
28
1. Tuntutan yang langsung menggunakan lafal tahrim dan seakan dengannya, misalnya firman Allah dalan1 surat An-Nisa: 4 :23
, c.·J·@
r
'_t.:'.1::. '·· •• ,
...
イセ@ セ@LlA...?-Diharamkan atas kamu (meni;awini) ibu-ibumu ...
Surat Al-An' am: 6: 145
Artinya "Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi.karena sesungguhnya semua itu kotor atau bintang yang disembelih atas nama selain Allah (Al-An'am: 145)31
Artinya
Contoh lain dalam Sabda Rasulullah Saw., yaitu:
セZ⦅ーS@
4JG.3
セェ@
セャセyLN@
セji@
セ@
セi@
セ@
"Antara sesama muslim haram darah, harta, dan kehormatannya" (H.R Muslim. Abu Daud dan ibn Maj ah)
2. Sighat al-nayyi (lafal nahyi), karena itu memfaedahkan keharaman misalnya Firman Allah surat Al-An'arn:6: 151
• .. Q⦅セ@
c,·
1 •• セ@ _ • :. 1:c, ·
.:;,,;,,r _-::,
1r ,.
セセ@"1.
(.J-"""'i.J
セ@ JIS-"" (,_; • -""'Y.
y.i.J
Artinya : "Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak diantaranya maupun yang tersembunyi." (Al-An'am:l51)
30
-An-Nahl 16:90
.,. ... .,,.,. ... )?,.., -_,, _,.,, "•" .,,,,...,,,., jNjNᄁLNLLLM[[[[セMZZ@
セ@
セェ@
セセi\M^_@
Gヲセ⦅g@
セセ
Qェ@ jNZwセ@
_rl,i 4UI
oj
j[Mャャェセャェ@
, ,セセG@
.
Artinya Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.(An-Nahl 90)
Ungkapan-ungkapan seperti ini amat banyak dijumpai dalam nash yang menunjukan hukum haram.
3. Tuntutan untuk menjauhi suatu perbuatan. Misalnya, Firman Allah dalam Al-Maidah 5:90
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, 32 adaiah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu ... " (Al-Maidah : 90)33
4. Lafal Ia tahillu atau J.,...:;;i (tidak dihalalkan) seperti firman Allah dalam surat Al-baqarah 2:230
32
BLセ⦅[N⦅ᆪ@
lq..
jj
セ@
セM
[iZLセセ@
Lセ@
jJ-
セ@
IァセャQ@
uµ
Artinya : Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yangkedua), Ma.';:i perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang lain. (Al-Baqarah : 230).
Contoh lain dalam Hadits Rasulullah Saw. Dikatakan:
セセ|ii@ .I'..,,'..,, ,
I
'tG,
•L ·. ";],,
.... -
',...,..
セNyG@ u U?-:lArtinya : "Harta seorang mus/im ridak halal diambil, kecuali dengan keikhlasan hatinya. " (H.R. Abu Daud).
5. Suatu perbuatan yang dibarengi dengan ancaman hukuman, baik di
dunia akhirat sekaligus. Misalnya, firman Allah dalam surat
An-Nur 24:4
·, .l.1;.Th
·11·_:. ..
:i;:·L
1
:.t
.1
"f ... :セiセ@
,,. : JI·
__,o...fJ; J , . < -,... , .J "
y
..
セ@f"'
Y--'-' 0y flLY-.
J,,. J ,,..,,,., J j. ,,. ,,. l (. ,:;' ,,.t;::;,,. ,,. } .. 0 J ,,."' ,, / .::',.. ... ,,. ,,. :
オセi@
セセェャェ@
ャセi@
ゥゥセ@
(>-11µ ':ij o:.u..?-
セ@
Artinya : Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita vang baik-baik!4 (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamairsa. dan mereka Itulah orang-orang yang Jasik. (An-Nur: 4) 5
Qadzaf(menuduh orang lain berbuat zina) di haramkan, karena
pelakunya diancam dengan hukuman dera. Dalam surat An-Nisa 4:39
Allah berfirman :
34
Artinya : "Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya. 36
6. Setiap lafal yang menunjukan pengingkaran terhadap suatu
pekerjaan dengan pengingkaran yang amat ditekankan, seperti
ungkapan ..iii Y-"'= (Allah marah), ..iii
u.J
(Allah melalmat), dan..iii Yr (Allah memerangi).
b. Pembagian Haram
Haram dapat dibagi menjadi haram Ii dzatih dan haram Ii ghoirih.
Apabila keharaman terkait dengan esensi perbuatan haram itu sendiri,
maka disebut dengan haram Ii dzatih. Dan apabila terkait dengan sesuatu
yang diluar esensi yang diharamkan, tetapi berbentuk kemafasadatan
disebut Ii ghairih
Yaitu suatu keharaman langsung dan sejak mula ditentukan
syar'i bahkan itu haram. Misalnya, memakan bangkai babi, berjudi
meminum-minuman keras, berzina, membunuh dan memakan harta
anak yatim, kehararnan dalam contoh ini adalah keharaman pada zat
( esensi) pekerjaan itu sendiri. Akibatnya adalah melakukan suatu
transaksi dengan sesuatu yang haram Li dzatih ini hukumnya batal, dan
tidak ada akibat hukumnya. Misalnya, seseorang berzina dengan
halnya mempe1jual belikan benda-benda yang haram Li dzatih. Transaksinya tidak sah dan tidak ada akibatnya.
2. Haram Li ghairih (o.J#l rl-"")
Yaitu sesuatu yang mulanya disyari'atkan, tetapi dibarengi oleh suatu yang bersifat mudharat bagi manusia, maka keharan1annya adalah disebabkan adanya mudharat tersebut. Misalnya, melaksanakan shalat dengan pakaian hasil ghasab (mengan1bil barang orang lain tanpa izin), melakukan transaksi jual beli keti.ka suara adzan jum'at telah berkumandang, Nikah Tahlil, puasa di hari Raya Idul Fitri.
Shalat terse but pada dasarnya disyari' atkan, tetapi karena shalat itu dilaksanakan dengan memakai pakaian hasil ghasab, atau puasa itu dilaksanakan pada waktu terlarang, maka shalat itu menjadi haram. Jual beli pada dasarnya dibolehkan, tetapi ke1:ika dilaksanakan pada waktu adzan shalat jumat berkumandang, malrn jual belinya menjadi haram.
Dengan demikian, haram /i ghairih pada awal perbuatan yang dilakukan itu syari'atkan atau dibolehkan, tetapi karena dibarengi oleh sesuatu yang bersifat mudharat atau mafasadat dalam pandangan Syara' maka perbuatan itu menjadi haram.
pada zatnya, tetapi disebabkan karena faktor luar, maka menurut hukumnya fasad bukan bathil. Oleh sebab itu, akad tersebut boleh dilakukan, tetapi tidak sah. Agar akad tersebut menjadi sah, maka faktor-faktor luar yang menyebabkan keharaman itu harus disingkirkan.
Jumhur Ulama berpendapat bahwa tidak ada bedanya antara Haram Li dzatih dan Li ghairih dari segi akibatnya, yaitu sama-sama haram. Dalam kasus di atas, shalat dengan pakaian Ghasab, shalatnya batal, dan jual beli ketika adzan hari jumat berkumandang hukumnya batal.
E. Infotainment
entertainment untuk menarik perhatian khalayak sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima. 37
Infotainment merupakan neologism dari kata information dan entertainment yang kurang lebih artinya berita atau informasi yang penyampaiannya dibumbui dengan hiburan agar masyarakat lebih gampang dalam memahami isi berita atau informasi tersebut.
N aratama, dosen Institut Kesenian Jakarta dan praktisi televisi, menyatakan bahwa istilah infotainment sebenarnya berasal dari terminologi untuk soft news atau soft journalism yang berkembang di Amerika Serikat. Dalam kategori ini bukan hanya menampilkan informasi duni&. hiburan semata, tapi beraneka ragam dari olahraga, politik, sosial budaya dan h.irninal. Semua dikemas menjadi lebih lunak dan menghibur. Contoh tayangan the oprah winfi'ey show, atau larry kin[!, !ive.38
Para ahli kornunikasi dan media menyebut infotainment sebagai soft journalism, yakni jurnalisrne yang menawarkan berita-berita sensasional, lebih personal, dengan selebritis sebagai perhatian liputannya. Infotainment menjual informasi yang dipertimbangkan memenuhi selera pasar sehingga kerap kali meninggalkan kaidah jurnalisme.39
Rae Sita menjelaskan bahwa istilah infotainment salah kaprah. Istilah tersebut adalah paduan kata information dan entertainment. Menurutnya
37
lswandi Syahputra, Jumalislik !efotainment: Kancah baru jurnalistik dalam industri telvisi (Yogyakarta: Pilar Media, 2006), h. 66
38
infotaiment menitikberatkan sasaraimya pada hiburan bukan informasi. "karena
titik sasarannya adalah hiburai1, lebih tepat nomenklaturnya menjadi enterinfo, bukan infotainment". Lebih lanjut ia mengatakai1 beberapa alasaimya, yaitu:
a. Isu yang diragukan (untruthness)
b. Keberpihakan yang cenderung subjektif dai1 tidak cover both sides (sesuai prinsip jurnalistik)
c. Tidak aktual, karena informasi tentang selebritis kerap tidak up to date, terjadi seminggu bahkan sebulan sebelumnya.40
Berbeda lagi dengan pendapat ASM Romli yang menyatakan bahwa infotainment termasuk produk jumalistik karena intinya adalah informasi atau berita seputar dunia hiburan, yakni informasi tentai1g Artis, Aktor atau Aktris, dan subjek dunia hiburan lainya, tennasuk tempat-tempat hiburan. Daya tarik utama infotainment adalah karena berisi berita atau infonnasi seputar public .figure yang banyak penggemarnya (fans). Public figure seperti arlis adalah newsmaker (pembuat berita). Dalam dunia jurnalistik ada istilah man makes news (orang membuat berita). Karena me1tjadi contoh public, apapun sisi kehidupan artis selalu menarik perhatiai1 pemirsa.41
Dari penjelasan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa Infotainment ialah cara atau metode penyainpaian informasi dan bukan informasi
yang berisi hiburan apalagi berisi gosip selebritis seperti yang berkembang saat
1!11.
40
GAMBARAN UMlUM
A. Profit Mahasiswa Jurusan KPI Falmltas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Sejarah Singkat Jurusan KPI
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakaiia adalah fakultas setelah te1jadi perubahan nama dari Fakultas Dakwah Institut Agama !slain Negeri (IAJN) Syarif Hidayatullah Jakmia. Perubahan ini berdasarkan keputusan Presiden RI. Nomor : 31 tahun 2002 sebagai perlV'.1judan dari gagasan dan hasrat Umat Islam, yang merupakan mayoritas bangsa Indonesia, untuk meneetak leader pemimpin Islam bagi keperluan pe1j uai1gai1 bangsa Indonesia.1
nama menjadi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam (KPI) dan Jurusan BPA berubah menjadi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).2
Seiring dengan kemajuan yang pesat di era globalisasi, jurusan KPI senantiasa menghasilkan perubahan sesuai dengan tantangan zaman. Kurikulum yang ada sekarang tidak kalah jauh dari jurusan komunikasi di kampus lain. Pada prinsipnya sama, yang membedakan KPI mempunyai Penyiaran Islam. Untuk ke depan, KP! akan difokuskan kepada hal-hal umum. Terbukti sekarang ada konsentrasi Jurnalistik yang barada di bawah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).3
Dengan kemajuan tersebut, KPI dan Jurnalistik sekarang mempunyai praktikmn mata kuliah sendiri, antara lain komputer. Isi materinya berbeda denga jurusan lain, lebih kepada desain grafts, layout rnajalah, tabloid, bulletin dan koran. Sedangkan dalam pelaksanaan prakteknya sarana dan prasarana KP! juga mulai mernbaik dengan adanya laboratorium Radio, TV dan Fotografi. Mahasiswanya pun dididik sebagai konseptor acara keagamaan di televisi.4
2. Visi dan Misi Jurusan KPI
Adapun visi dari jurusan KPI adalah : "Menjadikan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sebagai pusat keunggulan dalam bidang keilmuan komunikasi dan penyiaran Islam."5
Sedangkan Misi dari jurusan KPI adalah :
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengaJaran dalam bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam.
b. Melakukan penelitian di bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam. c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mengamalkan
Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam.
d. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan Komunikasi dan Penyiaran Islan1.
e. Melakukan pembinaan akhlak mulia6
3. Tujuan dan Kompetensi Jurusan KPI
a. Tujuan:
"Menghasilkan smjana Komunikasi dan Penyiaran Islam yang cerdas, cakap, terampil, dan berakhlak mulia."7
b. Kompetensi
a) Menjadi praktisi dan ahli di bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam yang responsif dan proaktif.
5
b) Menjadi praktisi dan ahli di bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam yang komunikatif dan demokratis.
a) Menjadi praktisi dan ahli di bidang Komnnikasi dan Penyiaran Islam yang mencintai ilmu pengetahuan.
b) Me11jadi praktisi dan ahli di bi clang Komunikasi dan Penyiaran Islam yang kreatif dan inovatif. 8
4. Sekilas tentang Mahasiswa Jurusan KPI
Mahasiswa aclalah salah satu bagian clari kalangan akaclemis, yang memiliki daya intelektual dan daya kreatifitas tinggi. Dalam ha! ini, mahasiswa jurusan KP! te1masuk salah satunya, ini terbukti dengan adanya berbagai kegiatan-kegiatan yang ter!aksana, baik itu kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan KP! maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurusan atau bisa disebut juga LSO (Lembaga Semi Otonom). LSO yang ada di Jurusan KP! antara lain, yaitu Komunitas Mahasiswa Kreatif Audio Visual (KOMKA), Paduan Suara Voice of Communication (VOC), dan Lembaga D:ikwah Kampus (LDK) Jurusan KP!. Sebenamya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh BEMJ KPI maupun LSO-LSO yang ada di jurusan KPI sama saja. Seperti, seminar mahasiswa, pelatihan jurnalistik, workshop film, public speaking, pelatihan penyiar radio atau pembaca berita TV, dan lain sebagainya.9
8
Ti111 Penyusun, h. 64
Hanya saja LSO-LSO dijurusan KPI seperti KOMKA, VOe dan LDK Jurusan KPI hanya fokus kepada kegiatan saja. KOMKA adalah komunitas yang lebih fokus kepada kegiatan seni audio-visual seperti yang berhubungan dengan film dan televisi. Paduan Suara voe adalah komunitas mahasiswa yang bergerak dalam bidang seni tarik suara, tentunya paduan suara voe diiringi oleh musik dalam ha! ini paduan suara voe juga memiliki band, jadi kegiatan-kegiatan yagn dilaksanakan voe hanya berfokus kepada kegiatan yang berhubungan dengan paduan suara dan musik. Sedangkan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Jurusan KP! hanya berfokus kepada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan bakat dakwah yang dimiliki oleh setiap mahasiswa.10
B. Hasil Keputusan Fatwa NU I Munas dan Konbes I 2006 I Tentang Infotainment
KOMIS!
BAHTSUL MASAIL AL-DINIYY AH AL-WAQI'IYYAH MUSY A WARAH NASIONAL ALIM ULAMA DAN KONFERENSI
BESARNAHDLATUL 'ULAMA DI AS RAMA HAJI SUKOLILO, SURABAYA TANGGAL, 02-05 RAJAB 1427 H/27-30 JULI 2006 M Acara Infotainment Yang Mengungkap Kejelekan Seseorang
I. Deskripsi Masalah
Beberapa televisi menayangkan secara rutin berbagai jenis acara infotainment, seperti Cek dan Ricek, Go-Show, Inseii, Kiss, Was-Was dan sebagainya. Demikian pula beberapa radio tidak ketinggalan untuk menyiarkan acara yang serupa.
Acara-acara tersebut sering kali rnengungkap serta membeberkan berbagai macam kejelekan seseorang, dan bahkan mengarah kepada penyebaran fitnah. Akan tetapi acara-acara tersebut justru menarik interest ban yak pernirsa, apalagi menyangkut kehidupan selebritis.
2. Pertanyaan
3. Jawaban
Pada dasarnya menayangkan, menyiarkan, menonton atau mendengarkan acara apapun yang mengungkap serta membeberkan kejelekkan seseorang adalah haram, kecuali didasari tujuan yang dibenarkan secara syar'i dan hanya dengan cara itu tujuan dapat tercapai, seperti memberantas kemungkaran, memberi peringatan, menyampaikan pengaduan atau laporan, meminta pertolongan dan rneminta fatwa hukum. 4. Dasar Penetapan
a. Al-Qur'an
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunji11gka11 satu sama lain. Adakah seorang
b. Hadits
J
l§
r
セ@t . .-
.:Gk
;.t\
セM·
.&I
J' , - "·
i
r ,, ' '
i '·
-.J -
セ@
セ@
-
Y-"
.J
U
NjZl^セ@
<.,F
UC
セ@
セgNNエ@
セーセ@
JI.§
fJC-i
:U:.?.u:J3
[Nエ|セ|Nセ@
4)'.frj\
セ@ PSセセQ@
セ@
-. \! '.
I
JI.§
.U'
-'f
セ@ 0•
t . -.
\! '.
I
2-.Llr I ,
iGNセ@u
クセ@,.., u
(.),
JS
セ@ セ@u
(.),
..
_)
l...J;Z? セ@_ 1 .. .,
1
4
セF@ セ@:ill
セ@,_
Bセ@:
i , ·
r
4
セセセᄁ@1
セ@, ,,
•c.
セ@\'""""' o
.J.J.
MセMセi@U-.J
.
,
オセ@Artinya : Dari Abi Hurairah sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda : Apakah kamu mengetahui apa mengumpat itu? "Para sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. " Rasulullah bersabda : "Kamu menyebut saudaramu tentang sesuatu yang tidak disukainya, " para sahabat bertanya : "Bagaimana kalau apa yang saya katakan itu ada padanya," Rasulullah bersabda: "Jika apa yang kamu katakan itu ada padanya, maka kamu telah mengumpatnya, jika tidak ada padanya, maka kamu telah berdusta padanya. (HR. Muslim)13
Gセセt@
'E::Y
|ゥゥセ@
セ[ゥャZjt@
LセIゥエs@
Artinya : Ketahuilah sesungguhnya ghibah itu ada yang dibolehkan untuk tujuan yang benar menurut syariat, yang tidak mungkin tirjuan itu tercapai kecuali dengan ghibah tersebut, dan hat ini boleh dengan enam sebab :
1. Mengadukan kekejaman, artinya boleh bagi orang yang dizhalimi untuk mengadukannya kepada raja, hakim atau siapa saja yangmempunyai wewenang dan kekuasaan atau kemampuan untuk menolongnya dari si zhalim, dalam keadaan seperti ini boleh bagi yang dizhalimi berkata : "Si fulan telah berbual zhalim padaku dengan begini dan
begini ... "
2. Meminta tolong dalam merubah kemungkaran, dan mengembalikan orang yang bermaksiat kepada jalan ketaatan, maka baginya diperbolehkan mengatakan kepada orang yang diharapkan mampu menghilangkan kemungkaran
: "Si fulan telah melakukan ini itu, maka cegahlah ia!" at au
semisalnya. Jadi maksud dari mencerltakan kejelekan orang di s1111 adalah bertawassul untuk menghilangkan kemungkaran, akan tetapi jika tanpa disertai niat tadi maka hukumnya haram.
Minta fatwa, maka boleh dia berkata kepada mufti (yang be1fatwa) : "Bapakku atau saudaraku atau suamiku atau si
fulan telah menzhalimiku dengan begini begitu, apakah boeh hal ini mereka lakukan? Dan apa jalan keluarganya, dan bagaimana agar hakku kembali, dan bagaimana menolak kezhalimannya? Dan seumpamanya ini adalah boleh sesuai kebutuhan, akan tetapi lebih hati-hatinya hendaknya ia mengatakan : "Bagaimana pendapat anda tentang seseorang atau suami yang berlaku begini begini? Karena dengan ha/ ini maksud bertanya sudah terwakili tanpa menyebutkan nama seseorang, walaupun demikian menyebutkan nama pun boleh seperti yang akan kita sehutkan dalam hadits I'lindun,
3. Meminta fatwa, maka boleh dia berkata kepada Miefii (yang be1fatwa) : "Bapakkulsaudaraku atau suamiku!si fulan telah menzhalimiku dengan begini begitu, apakah boleh ha! ini mereka lakukan? Dan apa jalan keluarnya, dan bagaimana agar hakku kembali dan bagaimana menolak kezhalimannya? Dan seumpama ini akan boleh sesuai kebutuhan, akan tetapi lebih hati-hatinya hendalmya ia mengatakan : "Bagaimana pendapat anda tentang seseorang atau suami yang berlaku begini? Karena dengan ha/ ini maksud bertanya sudah terwakili tar.pa menyebutkan nama seseorang. Walaupun demikian menyebutkan nama pun boleh seperti yang akan kita sebutkan dalam hadits Hindun. Imya Allah.
orang yang lebih mampu, atau agar ia tahu keadaan sebenarnya sehingga ia bisa bertindak sesuai dengan keadaannya dan agar jangan tertipu olehnya, dan agar ia memerintahkannya untuk istigamith atau memecatnya.
5. Orang yang sengaja melahukan kefasikan (maksiat), atau kebidahan secara terang-terangan, seperti peminum khamr, atau suka membicarkaan orang lain, atau menarik uag secara zhalim, merarnpas harta secara paksa, dan memulai perkara yang bathil, rnaka boleh menyebutkan apa-apa yang dilakukannya secara terang-terangan, tetapi haram menyebutkan aib yang lain, melainkan jika ada sebab lain seperti kita sebutkan.
Ta 'rif (mengenalkan nama atau julukan), jika ada seorang yang terkenal dengan julukan, seperti si Rabun (a 'masy), si pincang (a 'raj), si buta (a 'maa), si juling (ahwal), atau lainnya, 1naka boleh mengenal dan menyebut mereka dengan hal-hal tersebut, akan tetapi haram hukumnya menyebutkan tadi jika dengan niat menghina, dan jika bisa memberi julukan atau gelar pada mereka dengan selain yang tersebut
(yang lebih baik) maka itu lebih baik. 14
·-Analisa data
1. Identitas Responden
ANALISIS DATA
[image:57.524.56.450.162.467.2]Rincian tentang ldentitas Responden yang terlihat dalam penelitian ini dapat di lihat dari tabel ini.
Tabel 1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis kelamin Frekuensi Presentase
I. Pria 15 33%
2. Wanita 30 67%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengambil sample 45 orang, terdiri dari pria dan wanita dari mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun akademik tahun 2006. yang terdiri dari 4 kelas (A, B, C, D). berdasarkan data angket yang terkumpul dari 15 mahasiswa pria atau 33%, dan 30 mahasiswa wanita atau 67%. Maka dapat disimpulkan bahwa data responden yang valid adalah 45 mahasiswa.
No
I. 18-21 2. 22-25
Tabel 2
Kelompok Usia Responden
Kclompok usia Frclkuensi
43 2
Prcscntase 96%
[image:57.524.47.461.607.667.2]Usia dari responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu 43 responden atau 96%, usia antara 18-21 tabun. Dan 2 responden atau 4% usia antara 22-25 talmn. U sia respond en tergolong remaja dan dari kalangan akademis alasan penulis mengambil responden tersebut karena cukup bisa memahami dan menilai apa yang di bicarakan dalam fatwa tersebut.
No I.
[image:58.522.51.447.151.614.2]2. 3.
Tabel 3
Jenis Pendidikan terakhir responden
sebelum kuliah
Pendidikan terakhir frckuensi
SMU/SMA 10
MA 15
Pesantren 20
Jumlah 45
presentase
22% 33% 44% 100%
Dengan data tabel di atas, bahwa latar belakang Pendidikan responden sebelum kuliah adalah 10 responden atau 22% berlatar belakang Pendidikan SMU (Sekolah Menengah Umum), 15 responden atau 33% berlatar belakang Pendidikan MA (Madrasah Alial1), sedangkan 20 responden atau 44% berlatar belakang Pendidikan Pesantren.
Dengan banyaknya, organisasi Masyarakat Islam yang berdiri, mulai dari Muhammadiyah, Masyumi, Persis, Al Irsyad, dan lain-lain. Tentu responden ada yang mengetahui dan tidak mengetahui tentang organisasi masyarakat Islam tersebut. Untuk melihat tingkat pengetahuan responden terhadap Organisasi Masyarakat Islam Nahd!atul Ularna maka penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini
No
I.
2.
3.
Tabel 4
Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Organisasi Masyarakat Nahdlatul Ulama
Tingkat pengetahuan Frekuensi
Tahu 40
Tidak tahu 2
Sepintas mengetahui 3
Jumlah 45
Presentase 89%
4% 7% 100%
Deng.an banyaknya organisasi Masyarakat Islam tidak berarti mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun akademik 2006 tidak mengetahui Organisas_i Islam Nahdlatul Ulama. Ini terbukti dari 45 responden, 40 responden atau 89% menyatakan ya (tahu)