• Tidak ada hasil yang ditemukan

perancangan dan pembuatan load balancing pada clustering WEB server menggunakan LVS :studi kasus WEB server Lemigas0kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "perancangan dan pembuatan load balancing pada clustering WEB server menggunakan LVS :studi kasus WEB server Lemigas0kasus"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING

PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS

(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Oleh :

BUDI ASYANTO 106091002917

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING

PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS

(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

BUDI ASYANTO 106091002917

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

iii

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING

PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS

(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

BUDI ASYANTO

106091002917

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Herlino Nanang, M.T. Wahyudi, M.T. NIP. 197312092005011002 NIP. 197609042009101001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika,

(4)

iv

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada

(5)

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

JAKARTA, MEI 2011

(6)

vi ABSTRAK

BUDI ASYANTO, Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus : Web Server LEMIGAS),dibawah bimbingan HERLINO NANANG, M.T. dan WAHYUDI, M.T.

Dengan bertambahnya jumlah pengguna yang melakukan akses terhadap website Lemigas membuat beban kerja server menjadi meningkat. Dalam penelitian ini bermaksud untuk melakukan perancangan dan pembuatan load balancing pada clustering web server Lemigas. Sistem ini diharapkan mampu meratakan beban kerja pada web server serta memberikan ketersediaan serta meminimalkan waktu tanggap terhadap web server Lemigas. Dalam melakukan penelitian ini, Penulis menggunakan PPDIOO Network Life Cycle sebagai metode pengembangan sistemnya. Berdasarkan pengujian menggunakan parameter throughput dan waktu respon didapatkan bahwa penggunaan server LVS lebih baik dibandingkan dengan server tunggal. Perancangan dan pembuatan sistem ini pada akhirnya diharapkan sebagai salah satu alternatif cara yang dilakukan dalam peningkatan pelayanan akses terhadap website Lemigas.

Kata Kunci: Load Balancing, Clustering, Web Server, LVS, PPDIOO Network Life Cycle.

Jumlah Halaman : V Bab + xvii Halaman + 85 Halaman + 24 Gambar + 6 Tabel + Daftar Pustaka + 8 Lampiran

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim………

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta

salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,

beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus : Web Server Lemigas)”,

yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1

pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Mereka

yang berdedikasi tinggi diantaranya:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T., selaku Ketua Program Studi

Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam

(8)

viii

3. Bapak Herlino Nanang, M.T., Bapak Wahyudi, M.T., selaku dosen

pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan waktunya di

tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk membimbing penulis dalam

proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Arini, M.T., Bapak Andrew Fiade, M.Kom., selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukkan serta bimbingan penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu.

6. Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan

kritik untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Jakarta, Mei 2011

Penulis

(9)

ix

Teruntuk

Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang telah

mendukung, baik moril maupun materiil, baik melalui doa ataupun sua dalam

menyelesaikan skripsi ini.

1. Teruntuk Ibu tercinta, Ibu Admi dan Bapak tercinta, Bapak Rasikin.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, rahim dan

ampunan-Nya kepada mereka. Amin.

2. Teruntuk Adikku, Rusli Riyanto. Ayo kuliah untuk hidup yang lebih

baik.

3. Teruntuk kekasih tersayang, Rizki Mauliya Ulfah yang senantiasa

memberikan semangat dan perhatian yang tak henti kepada penulis.

4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, Andy Fibrianto dan Anjar

Prayogo. Terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya.

5. Teruntuk teman-teman seperjuangan TI UIN 2006 khususnya TI B

Networking 2006. Terima kasih untuk waktu, ilmu, dan semua

kenangan terindahnya.

6. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... ... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Lembar Pernyataan ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Teruntuk ... ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar. ... xiv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Tujuan Penelitian ... 3

(11)

xi

1.5. Metodologi Penelitian ... 4

1.5.1. Metodologi Pengumpulan Data ... 4

1.5.2. Metodologi Pengembangan Sistem ... 4

1.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Pengertian Perancangan ... 8

2.2. Web Server ... 8

2.3. Apache ... 9

2.4. Jaringan Komputer ... 10

2.4.1. Pengertian Jaringan Komputer ... 10

2.4.2. Macam Jaringan Komputer ... 10

2.5. Protokol ... 11

2.5.1. Model Protokol Jaringan ... 11

2.6. Protokol HTTP ………… ... 19

2.7. Konsep Clustering ... 19

2.7.1. Cluster Service ... 21

2.8. Load Balancing ... 22

2.9. Sistem Operasi Ubuntu 10.04 ... 25

2.9.1. Mekanisme Eksekusi Perintah Di Linux ... 26

2.10.Shell Dan Kernel Linux ... 27

2.11.Linux Virtual Server ... 28

(12)

xii

2.11.2. Algoritma Penjadwalan Pada LVS ... 34

2.12.Ipvsadm ... 36

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 47

3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1. Sejarah Singkat Berdirinya PPPTMGB “LEMIGAS” ... 53

4.2. Struktur Organisasi PPPTMGB “LEMIGAS” ... 55

4.3. Visi Dan Misi PPPTMGB “LEMIGAS” ... 56

4.4. Sekilas Tentang Teknologi Pada PPPTMGB “LEMIGAS” ... 57

4.5. Topologi Jaringan Di PPPTMGB “LEMIGAS” ... 62

4.6. Peta Wilayah PPPTMGB “LEMIGAS” ... 63

4.7. Tahap Prepare ... 63

4.8. Tahap Plan ... 64

(13)

xiii

4.8.2. Komponen Pendukung ... 65

4.9. Tahap Design ... 66

4.10.Tahap Implement ... 66

4.11.Tahap Operate ... 68

4.12.Tahap Opimize ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1. Kesimpulan ... 81

5.2. Saran ... 82

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Perbandingan antara model OSI dengan Model TCP/IP ... 18

Gambar 2.2 Konsep Load Balancing ... 24

Gambar 2.3 Skema LVS-Direct Routing ... 30

Gambar 2.4 Skema LVS-Tunneling ... 31

Gambar 2.5 Skema LVS-NAT ... 33

Gambar 2.6 Skema replikasi ... 38

Gambar 2.7 Skema replikasi master-master ... 39

Gambar 2.8 Diagram Paket pada IPTables ... 41

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian PPDIOO Network Life Cycle ... 49

Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian ... 52

Gambar 4.1 Struktur Organisasi LEMIGAS Menurut Permen 030 ... 55

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Fungsional Menurut SK Balitbang ... 56

Gambar 4.3 Layout LAN LEMIGAS ... 62

Gambar 4.4 Topologi Jaringan Server LEMIGAS ... 62

Gambar 4.5 Denah Komplek Perkantoran LEMIGAS ... 63

Gambar 4.6 Topologi Load Balancing ... 66

Gambar 4.7 Hasil Pembagian Beban Dari Tabel Virtual Service ... 69

Gambar 4.8 Hasil Capture Melalui Tcpdump ... 69

Gambar 4.8 Keterangan Pada Master Pada Server 1 ... 70

(15)

xv

Gambar 4.10 Status Slave Pada Server 1 ... 71

Gambar 4.11 Status Slave Pada Server 2 ... 71

Gambar 4.12 Hasil Tes Replikasi Pada Server 1 ... 72

Gambar 4.13 Hasil Tes Replikasi Pada Server 2 ... 72

Gambar 4.14 Hasil Perbandingan Throughput Pada Server Tunggal Dan Server LVS ... 74

Gambar 4.15 Hasil Perbandingan Waktu Respon Server Tunggal Terhadap Server LVS ... 76

Gambar 4.16 Perbandingan Throughput Pada Server Tunggal Dan Server LVS ... ... 78

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia informasi hingga saat ini semakin berkembang

dengan cepat. Perkembangan pesat teknologi internet dapat dicerminkan oleh

meningkatnya jumlah pengguna internet yang menjadikan sebagai media

penyampaian informasi.

Di dalam jaringan komputer, server mempunyai peran penting dalam

mengatur para client agar dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Dengan makin bertambahnya jumlah client yang mengakses, server akan

semakin bertambah bebannya.

Website yang dimiliki Lemigas digunakan sebagai media penyampaian

informasi kepada pegawai. Saat ini Lemigas hanya memiliki satu server yang

menyediakan servis http. Dengan semakin meningkatnya penggunaan website

di lingkungan Lemigas, server tunggal yang digunakan semakin meningkat

bebannya. Pada saat yang sama pengguna mengharapkan peningkatan

ketersediaan dan meminimalkan waktu tanggap dari web server. Salah satu

cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan

load balancing pada web server yang melayani permintaan dari pengguna

sehingga memanfaatkan server secara efektif dengan meratakan beban kepada

(17)

2

membuat penelitian dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Load Balancing pada Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus : Web Server LEMIGAS)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat sebuah sistem yang dapat memberikan ketersediaan

pada sebuah web server.

2. Bagaimana hasil analisa dari penggunaan web server LVS dengan web

server tunggal menggunakan parameter pengujian throughput dan waktu

respon.

1.3Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Load Balancing hanya pada web server dan berada di luar konteks

computing seperti perhitungan menggunakan perangkat lunak Matlab.

2. Load Balancing memakai metode NAT (Network Address Translation).

3. Protokol yang digunakan dalam penelitian adalah protokol HTTP.

4. Dalam penelitian ini masih menggunakan IPV4.

(18)

3

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memahami tentang Load Balancing dan Clustering web server

dalam memberikan reabilitas, skalabilitas dan ketersediaan.

2. Menganalisa kinerja web server dengan diterapkannya sistem load

balancing dalam memberikan layanan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

a. Menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

b. Bertambahnya wawasan dan pengalaman penulis tentang ilmu

jaringan dan hal lainnya yang berkaitan dengan metodologi

penulisan tugas akhir ini.

2. Bagi perusahaan

Sebagai salah satu alternatif cara yang dilakukan dalam

peningkatan pelayanan akses terhadap sebuah website.

3. Bagi masyarakat umum

Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi

informasi yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan

civitas akademika kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

(19)

4

1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan bagian metodologi

penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode

pengembangan sistem.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Merupakan metode yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian dan menjadikannya informasi yang akan digunakan untuk

mengetahui permasalahan yang dihadapi.

1. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan

judul skripsi melalui membaca buku-buku dari perpustakaan dan mencari

referensi artikel serta ebook dari internet.

2. Studi Lapangan a. Observasi

Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yang dilakukan

oleh penulis, tempat dan waktu pelaksanaannya yaitu pada PPPTMGB

LEMIGAS, Urusan Telematika Sub Bidang Afiliasi, jalan Cileduk

Raya Kav. 109, Cipulir Kebayoran Lama-Jakarta Selatan. Mulai dari

bulan Juli hingga bulan September 2010.

b. Wawancara

Dalam memperoleh data, penulis melakukan proses tanya jawab

(20)

5

3. Studi Literatur

Dalam melakukan penelitian penulis juga menggunakan

literature sejenis yang digunakan baik berasal dari jurnal-jurnal

maupun skripsi yang mempunyai topik yang mendekati dengan topik

yang dibahas penulis.

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Penelitian menggunakan PPDIOO Network Lifecycle sebagai acuan

dalam membuat Tugas Akhir ini (Teare, 2008).

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahap dalam PPDIOO :

a. Prepare : Melakukan analisa terhadap masalah yang ada yaitu bagaimana membuat sebuah load balancing pada web server model cluster yang dapat

meratakan beban diantara server dengan menggunakan metode NAT.

b. Plan : Merencanakan kebutuhan sistem yang akan dibuat dan diharapkan dapat memberikan gambaran seutuhnya terhadap kebutuhan yang ada.

c. Design : Bentuk desainnya adalah berdasarkan rancangan penelitian dimana terdapat user, linux director sebagai load balancer, dan dua web

server yang menyediakan servis http.

d. Implement : Pada tahap ini menerapakan semua yang telah direcanakan dan di desain. Dalam tahap ini melinkupi instalasi serta konfigurasi terhadap

(21)

6

e. Operate : Dalam tahap ini perlunya pemantauan terhadap web server agar berjalan sesuai dengan analisa awal dan pemantauan terhadap infrastruktur

hardware untuk di uji apakah berhasil atau tidak load balancing bekerja

pada web server yang dibuat secara cluster.

f. Optimize : Tahap ini memerlukan perhatian khusus terhadap kebijakan yang perlu dibuat untuk mengatur dan membuat sistem agar dapat berjalan

dengan baik.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, penulis menjabarkan penelitian dalam ini dalam 5

(lima) Bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pengantar berupa latar belakang dilakukannya

penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan,

manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan yang

merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pembahasan teori-teori yang digunakan sebagai

panduan dasar dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan serta

langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang

(22)

7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang perancangan serta pengujian

terhadap web server yang dibuat menggunakan parameter yang

telah ditentukan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil uji coba serta analisa

yang dilakukan serta saran-saran yang dibutuhkan untuk

(23)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan

Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan

implementasi. Perancangan merupakan rekayasa representasi yang berarti

terhadap sesuatu yang ingin dibangun. Hasil perancangan harus dapat ditelusuri

sampai ke spesifikasi kebutuhan dan dapat diukur kualitasnya berdasarkan

kriteria-kriteria rancangan yang bagus. Perancangan menekankan pada solusi

logik mengenai cara sistem memenuhi kebutuhan (Hariyanto, 2004)

2.2 Web Server

Web server adalah server yang mampu menangani web atau permintaan

HTTP (Ario, 2004). Web server menunggu permintaan dari client yang

menggunakan browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozilla,

dan program browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka web

server akan memproses permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya

(24)

9 2.3 Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di

Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem operasi lingkungan

UNIX. Namun demikian, pada beberapa versi berikutnya Apache

mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT. Saat ini

Apache dipergunakan secara luas, dikarenakan programnya yang bersifat

gratis, dengan kinerja yang relative stabil. Setiap orang dapat memberikan

kontribusi dalam mengembangkan programnya yang dikomunikasikan lewat

mailing list.

Apache mempunyai program pendukung yang memberikan layanan

yang cukup lengkap bagi para penggunanya, antara lain :

1. Kontrol Akses, control ini dapat dijalankan berdasarkan nama host atau

nomor IP.

2. CGI (Common Gateway Interface), yang paling terkenal untuk digunakan

adalah perl (Practical Extractionn and Report Langguage), didukung oleh

Apache dengan menempatkannya sebagai modul (mod_perl).

3. PHP (Personal Home Page/PHP Hypertext processor), program dengan

metode semacam CGI, yang memproses teks dan bekerja di server. Pache

mendukung PHP dengan menempatkannya juga sebagai salah satu

modulnya (mod_php) yang membuat kinerja PHP menjadi lebih baik.

(25)

10 2.4 Jaringan Komputer

2.4.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang terhubung

satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media

komunikasi sehingga dapat menggunakan sumber daya bersama seperti

harddisk, printer, dan sumber informasi lainnya (Iwan Rijayana : 2005).

2.4.2 Macam Jaringan Komputer

Berdasarkan luasnya jangkauan, jaringan komunikasi data dapat

dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Workgroup, yaitu jaringan yang menghubungkan beberapa computer

dalam jumlah sedikit dalam sebuah ruangan.

2. Local Area Network/LAN, yaitu seatu jaringan komunikasi data yang luas

jangkauannya meliputi area lokal tertentu. Misal jaringan komunikasi data

di suatu gedung.

3. Metropolitan Area Network/MAN, suatu jaringan komunikasi data yang

luas jangkauannya meliputi area dalam suatu kota. Misalnya jaringan

komunikasi data di kota Jakarta.

4. Wide Area Network/WAN, yaitu suatu jaringan komunikasi data yang luas

jangkauannya meliputi antar kota atau antar Negara. Missal jaringan

(26)

11 2.5 Protokol

Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi

yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data,

informasi dan fungsi lainnya yang harus dipenuhi oleh pengirim (transmitter)

dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat berjalan degan benar. Selain

itu, protokol juga berfungsi agar computer yang berada dalam jaringan

berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam protokol adalah :

1. Syntax, merupakan format data dan cara pengkodean yang digunakan dalam pengkodean sinyal.

2. Semantic, digunakan untuk mengetahui maksud informasi yang dikirim dan membetulkan kesalahan yagn terjadi dari informasi tersebut.

3. Timing, digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data. (Sukmaaji, 2008)

2.5.1 Model Protokol Jaringan

Menurut Sukmaaji dalam bukunya Jaringan Komputer (2008)

(27)

12 1. Protokol Jaringan Model OSI

OSI dalah singkatan dari Open System Interconnection. OSI

dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization).

Protokol ini di bagi menjadi bebrapa lapis atau layer. Setiap lapis protokol

akan diikuti oleh lapis protokol yang lebih rendah berikutnya untuk

melaksanakan fungsi yang lebih sederhana. Setiap lapis protokol yang

lebih rendah memberikan layanan bagi lapis diatasnya. Perubahan yang

terjadi pada lapis tidak mempengaruhi lapis lainnya.

Setiap layer dalam OSImemberikan layanan sebagai berikut :

a. Application layer

Layer ini bertanggung jawab memberikan layanan aplikasi bagi

para pemakai akhir atau end users, misalnya aplikasi FTP, HTTP atau

SMTP.

b. Presentation layer

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang ditransmisikan oleh

aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.

Protokol yang berada pada level ini dalah perangkat lunak redirector

seperti, Workstations, Remote Desktop Protokol dan Network Shell

(Virtual Network Computing atau VNC). Lapisan ini juga melakukan

koding dan konversi data misalnya format data untuk image dan sound

(JPG, MPEG, TIF, WAV dan lainnya), konversi EBCDIC-ASCII,

(28)

13 c. Session layer

Layer ini membuka, merawat, mengendalikan, dan mlakukan

terminasi hubungan antar simpul. Lapisan application dan presentation

melakukan request dan menunggu respon yang dikoordinasikan oleh

lapisan di atasnya missal :

1. RPC (Remote Procedure Call)

2. Protokol yang mengeksekusi program pada computer remote dan

memberikan nilai balik kepada computer local sebagai hasil

eksekusi tersebut.

3. Netbios API, merupakan interface pemrograman dari layer

application.

4. NFS (Network File System)

5. SQL (Structured Query Langguage)

d. Transport layer

Layer ini bertanggung jawab terhadap pengiriman

source-to-destination (end-to-end) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Service-point addressing

Layer ini tidak hanya menangani pengiriman

source-to-destination dari computer satu ke computer lainnya, namun lebih

spesifik pada pengiriman jenis message untuk aplikasi yang

berlainan. Dengan demikian setiap message yang berlainan aplikasi

(29)

14 atau yang lebih umum disebut dengan port address (port 80 =

WWW, port 25 = SMTP).

2. Segmentation dan reassembly

Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim.

Setiap segmen memiliki sequence number yang berguna bagi

lapisan transport untuk merakit (reassembly) segmen-segmen yang

terpecah menjadi message yang utuh.

3. Connection control

Pada layer ini mengatur dua kondisi yaitu connectionless dan

connection-oriented.

4. Flow control

Sama halnya dengan lapisan data link, lapisan ini bertugas

untuk melakukan control aliran. Bedanya dengan data link adalah

dilakukan untuk end-to-end.

5. Error control

Tugasnya sama dengan tugas error control pada lapisan data

link, namun berorientasi end-to-end.

e. Network layer

Pada layer ini terjadi proses pendefinisian alamat logis (logical

addressing), kemudian mengkombinasikan multiple data link menjadi

(30)

15 1. Logical addressing

Pengalamatan secara logis yang di-tambahkan pada header

lapisan network. Pada jaringan TCP/IP pengalamatan logis ini

popular denga sebutan IP Address.

2. Routing

Hubungan antar jaringan yang membentuk internetwork

membutuhkan metode jalur alamat agar paket dapat ditransfer dari

satu device yang berasal dari jaringan satu menuju device lain pada

jaringan yang lain. Protokol routing misalnya Border Gateway

Protokol (BGP), Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing

Informa-tion Protokol (RIP).

f. Data link layer

Layer ini bertanggung jawab terhadap pengiriman paket-paket

(pada lapis yang lebih rendah). Tugas utama layer ini adalah :

1. Flamming

Membagi bit stream yang diterima dari lapisan network

menjadi unit-unit data yang disebut frame.

2. Physical addressing

Mendefinisikan identitas pengirim dan/atau penerima yang

ditambahkan dalam header.

3. Flow control

Melakukan tindakan untuk membuat stabil laju bit jika rate

(31)

16 4. Error control

Penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame

yang gagal.

5. Communication control

Menentukan device yang harus dikendalikan pada saat

tertentu jika ada dua koneksi yang sama.

g. Physical layer

Pada layer ini melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit

stream dalam medium fisik. Dalam lapisan ini kita akan mengetahui

spesifikasi mekanikal dan elektrikal dari media transmisi serta

antamukanya.

Lapisan fisik pada LAN antalain :

a. Ethernet/IEEE 802.3.

b. 100-Mbps Ethernet.

c. 1000-Mbps Ethernet.

d. Fiber Distributed Digital Interface (FDDI) 100 Mbps.

e. Token Ring/IEEE 802.5.

Sedangkan pada WAN adalah :

a. Serial Interface (asyn dan sync)

b. High Speed Serial Interface (HSSI)

(32)

17 2. Protokol Jaringan Model TCP/IP

Struktur protokol model TCP/IP dikembangkan oleh DARPA (US

Defense Advance Research Project) hampir sama dengan OSI layer,

TCP/IP Layer juga dibagi-bagi menjadi beberapa lapis kumpulan protokol

yang bertingkat. Lapisan TCP/IP dari bawah ke atas adalah sebagai

berikut:

1. Network Interface Layer/Physical Layer

Bertanggung jawab mengirim dan menerima data kedan dari

media fisik. Media fisiknya dapat berupa Ethernet, token ring, kabel,

serat optic, frame relay atau gelombang radio. Protokol pada layer ini

harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadidata digital yang

dimnegerti computer, yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.

2. Internet Layer/Network Layer

Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam

proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat

tiga macam protokol, yaitu, IP, ARP, dan ICMP.

3. Transport Layer

Berisi protokol yang gertanggung jawab untuk mengadakan

komunikasi antara dua computer, kedua protokol tersebt adalahTCP

(Transmission Control Protokol) dan UDP (User Datagram Protokol).

Protokol ini bertugas mengaturkomunikasi antara host dan pengecekan

kesalahan. Data dibagi kedalam beberapa paket yang dikirimkan ke

(33)

18 tujuan atau sumber dan checksum. Pada penerima checksum akan

diperiksa apakah paket tersebut ada yang hilang di perjalanan.

4. Application Layer

Pada layer ini terletak semua aplikasi yang menggunakan

TCP/IP ini. Lapisan ini melayani permintaan pemakai untuk mengirim

dan mnerima data. Data ini kemudian disampaikan ke lapisan

transport unutk diproses lebih lanjut.

Layer 6

Gambar 2.1 Perbandingan antara model OSI dengan Model TCP/IP.

(Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/_zr2J-ioXNyY/SfK6d6tsCII/AAAAAAAAABs/uYo0mOLZuDU/s320/untitled3.

(34)

19 2.6 Protokol HTTP

HTTP adalah tipe protokol meminta/menjawab, dimana client akan

membuka koneksi ke suatu server dan kemudian mengirimkan permintaan

menggunakan format spesifi. Server akan member tanggapan kemudian akan

menutup koneksi. HTTP memiliki kemampuan untuk mentransfer halaman

Web, gambar dan media lainnya yang dipergunakan oleh aplikasi Web. (Ario,

2004).

2.7 Konsep Clustering

Sebuah cluster terdiri dari dua atau lebih komputer (disebut node atau

anggota) yang bekerja sama untuk melakukan sebuah tugas.

Ada 4 (empat) jenis kelompok utama yaitu:

1. Storage Cluster

Storage cluster menyediakan sistem berkas gambar yang konsisten

di server dalam sebuah cluster, yang memungkinkan server untuk secara

bersamaan membaca dan menulis ke sistem file tunggal bersama. Sebuah

storage cluster menyederhanakan administrasi penyimpanan dengan

membatasi instalasi dan patch aplikasi untuk satu sistem file. Juga,

dengan sistem file cluster, sebuah storage cluster menghilangkan

kebutuhan untuk salinan data yang berlebihan aplikasi dan

(35)

20 2. High Availability Cluster

High availability cluster menyediakan ketersediaan pelayanan

yang berkelanjutan dengan menghilangkan single points of failure

(SPOF) dan memberikan layanan dari satu nodecluster ke node yang lain

dalam kasus ketika sebuah node tidak berjalan. Biasanya, layanan dalam

high availability cluster membaca dan menulis. Oleh karena itu, high

availability cluster harus menjaga integritas data sebagai salah satu node

cluster mengambil alih kontrol suatu layanan dari cluster node lain.

Kegagalan node dalam high availability cluster tidak terlihat dari klien di

luar cluster. High availability cluster juga kadang-kadang disebut sebagai

failover cluster.

3. Load Balancing Cluster

Load balancing cluster mengirimkan permintaan layanan jaringan

ke beberapa node cluster untuk menyeimbangkan beban permintaan di

antara node cluster. Load balancing menyediakan skalabilitas biaya yang

efektif karena jumlah node yang bisa diatur jumlahnya. Jika node dalam

sebuah cluster load balancing tidak bekerja, software load-balancing

mendeteksi kegagalan dan meneruskan permintaan untuk node cluster

yang lain. Node yang tidak atif dalam sebuah cluster load balancing

(36)

21 4. High Performance Cluster

High performace cluster menggunakan node cluster untuk

melakukan perhitungan secara bersamaan. Sebuah high performace

cluster memungkinkan aplikasi untuk bekerja secara paralel, sehingga

meningkatkan kinerja aplikasi. High performace cluster juga disebut

sebagai sebuah klaster komputasi atau komputasi grid. (Anonim : 2007)

2.7.1 Cluster Service

Cluster Service tidak bisa dilepaskan dari layanan load balancing,

dan mempunyai tujuan untuk pencegahan kegagalan layanan bagi pengguna

jaringan komputer bila salah satu sistem atau aplikasi yang ada dalam

jaringan komputer mengalami kegagalan. Biasanya setelah layanan load

balancing ini diimplementasikan maka cluster service juga diaplikasikan

untuk membuat cadangan sistem atau aplikasi yang berjalan dalam

jaringan komputer. Sebuah server farm dengan mengimplementasikan

layanan cluster akan meningkatkan faktor ketersediaan, reliablitas dan juga

kecepatan akses (Rijayana : 2005).

Web Server Cluster adalah sekelompok server independen yang

dikelola sebagai sistem tunggal untuk ketersediaan yang tinggi, pengelolaan

(37)

22 2.8 Load Balancing

Load Balancing adalah proses pendistribusian beban terhadap sebuah

servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada

permintaan dari pemakai (Rijayana : 2005).

Secara umum, jika ada pengguna mengirimkan permintaan HTTP

untuk sebuah alamat web, permintaan diarahkan ke web server yang

ditentukan oleh Domain Name System (DNS). Semua permintaan akan

ditangani oleh mesin ini. Dalam load balancing, layanan dapat didistribusikan

dengan mengirim permintaan berikutnya ke server yang berbeda. Sehingga

dengan load balancing, permintaan untuk layanan pada sebuah server dapat

tersebar di hampir semua jumlah server yang disediakan (Bookman : 2003).

Load balancing pada web server berada di layer 4 yaitu untuk

mendistribusikan permintaan ke server pada lapisan transport, seperti TCP dan

UDP.

Dalam membuat sebuah load balancing dapat menggunakan beberapa

metode yaitu :

1. Balance, solusi yang simple dalam membuat sebuah load balancing

namun tidak dapat menjaga session pengguna.

2. Eddie Mission, merupakan penyempurnaan dari balance dengan dapat

menjaga session dari pengguna.

3. Enhanced DNS Server, pada metode ini harus memasang eddie mission

(38)

23 4. LVS (Linux Virtual Server), perangkat lunak yang dapat menangani load

balancing dengan beberapa metode.(Bookman : 2003)

Salah satu cara untuk membangun load balancing adalah menggunakan

Linux Virtual Server (LVS) yang menyediakan beberapa algoritma yang dapat

digunakan.

Load balancing berfungsi sebagai berikut :

1. Menerima trafik dari sebuah network misalnya trafik sebuah web dan

mengarahkannya ke server tertentu.

2. Melakukan pembagian trafik menjadi individual request dan menentukan

server mana yang akan menerima individual request tersebut.

3. Memantau server dengan menyakinkan bahwa server tersebut bertanggung

jawab terhadap trafik.

4. Memberikan redudansi dengan mengaktifkan server lebih dari satu unit

melalui mekanisme fail-over.

5. Menawarkan distribusi content seperti pembacaan URL, interconnecting

cookies, dan XML parsing (Bourke : 2001).

Load balancing bekerja dengan trafik yang diarahkan pada situs.

Dengan 1 (satu) URL, 1 (satu) alamat IP, dan load balancing digunakan untuk

mendistribusikannya dengan baik. Adapun manfaat dari load balancing adalah

sebagai berikut :

1. Menjamin Reliabilitias layanan berarti kepercayaan terhadap sebuah

(39)

24 Jaminan realibilitas memungkinkan pengguna dapat melakukan

pekerjaan sebaik-baiknya dengan lancar melalui layanan tersebut.

2. Skalabilitas dan ketersediaan. Jika dalam sebuah jaringan komputer jika

hanya terdapat satu buah server mempunyai pengertian terdapat satu

titik masalah. Seandainya tiba-tiba server itu mati maka layanan

terhadap pengguna akan terganggu. Dengan melakukan penambahan

server dan membentuk server farm maka skalabilitas akan meningkat

dan selain itu faktor ketersediaan juga akan meningkat (Rijayana : 2005).

Gambar 2.2 Konsep Load Balancing.

(Sumber : http://cloudleverage.com/img/load-balancing-traditional.jpg)

Alasan penggunaan load balancing dalam melakukan penelitian

dengan studi kasus pada web server di PPPTMGB “LEMIGAS” adalah :

1. Request yang diberikan ke server dapat diatur perkoneksi.

2. Ketika salah satu server down maka server yang lain dapat mengambil

alih koneksi yang lain.

3. Manajemen server lebih mudah tanpa harus mengganggu user dalam

(40)

25 2.9 Sistem Operasi Ubuntu 10.04

Linux adalah sebuah program open source yang gratis di bawah lisensi

GNU, sistem operasi 32-64 bit, yang merupakan turunan dari Unix dan dapat

dijalankan pada berbagai macam platform perangkat keras mulai dari Intel

(x86), hingga prosessor RISC. Dengan adanya lisensi GNU (Gnu Not Unix)

kita dapat memperoleh program, lengkap dengan kode sumbernya (source

code). Tidak hanya itu, pendistribusiannya dapat dikopi sebanyak mungkin

atau bahkan mengubah kode sumbernya. Dan itu semua legal dibawah lisensi

(Ahmad Sofyan : 2000).

Sekarang telah berkembang banyak sekali distribusi linux atau lebih

dikenal dengan Distro. Distro Linux antara lain Slackware, Debian, RedHat

(Fedora), S.u.S.e, Caldera dan sebagainya. Distribusi tersebut menggunakan

kernel yang disetujui Linus Torvald sehingga menjamin kompabilitasnya.

Perbedaan diantara distribusi tersebut antara lain pada hal :

1. Paket-paket perangkat lunak yang disertakan di distribusi.

2. Struktur direktori.

3. Metode pemaketan perangkat lunak.

4. Inisialisasi sistem.

Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source yang

menggunakan Debian sebagai fondasinya dan dirilis secara berkala (setiap

enam bulan), fokus utama sistem operasi Ubuntu adalah para pengguna dan

(41)

26 Ubuntu akan memberikan perbaikan keamanan selama 18 bulan. Ubuntu

menyertakan lingkungan desktop Gnome / KDE / XFCE terbaru di setiap rilis

dan juga menyertakan beragam pilihan perangkat lunak untuk server dan

desktop yang semuanya dikemas ke dalam satu CD.

Ubuntu sendiri merupakan system operasi berbasis Debian Linux yang

dibuat dengan tujuan:

Selalu gratis atau tidak akan terdapat biaya lisensi.

Siap dipergunakan dalam kondisi stabil dengan siklus peluncuran yang

tetap, yaitu setiap 6 bulan.

Berprinsip pada pengembangan perangkat luak berkode terbuka (open

source).

2.9.1 Mekanisme Eksekusi Perintah di Linux

Sistem operasi ubuntu melibatkan banyak bagian untuk menyediakan

layanan. Contohnya adalah ls, yaitu perintah untuk mnampilkan isi direktori, sama dengan dir pada MS-DOS. Contohnya adalah $ ls, $ adalah prompt dari login shell yang sama dengan C:\> pada MS-DOS. Ketika pemakai

mengetikan ls meyebabkan keyboard driver menerima karakter yang

selanjutnya keyboard driver melewatkan ke shell. Shell mencari image

dieksekusi (executable image) yang bernama ls. Jika ditemukan image /bin/ls,

maka layanan kernel dipanggil untuk memuatkan image ls ke memori dan

mengeksekusinya. Image ls membuat panggilan ke sistem file di kernel untuk

(42)

27 Sistem file dapat melakukan langkah berikut untuk mendapatkan

informasi mengenai isi direktori (daftar file), yaitu :

1. Menggunakan informasi cache sistem file.

2. Menggunakan disk device driver untuk membaca informasi dari disk.

3. Menyebabkan network device driver berukar informasi dengan remote

machine untuk menemukan rincian remote file yang diakses sistem (Linux

dapat mempunyai sistem file remote, di-mount secara remote melalui

NFS).

Saat informasi telah tersedia, ls menuliskan dan video driver

menampilkan di layar. Pada perintah yang sederhana sekalipun, sistem operasi

melibatkan kerja sama banyak fungsi untuk member layanan (Bambang :

2009).

2.10 Shell dan Kernel Linux

Shell merupakan aplikasi yang memungkinkan pemakai dapat

berkomunikasi dengan komputer. Tugas shell adalah membaca perintah yang

diberikan pemakai dan menterjemahkan perintah (Command intrepreter)

tersebut sebagai suatu permintaan dan meneruskan ke kernel. Pada prompt

shell pemakai member perintah dan kemudian shell langsung memberi respon.

Setelah itu shell akan menanti perintah lain dari pemakai. Penggunaan shell

seperti ini disebut penggunaan shell secara interaktif. Selain itu, shell juga

dapat member kemungkinan pemakai untuk membuat suatu prosedur atau

(43)

28 merupakan aplikasi inti dari sistem Linux. Tugas yang dipegang oleh kernel

adalah :

1. Mengendalikan akses terhadap komputer.

2. Mengatur memori komputer.

3. Memelihara sistem file.

4. Mengalokasikan sumber daya computer di antara pemakai. (Wilfridus :

2008)

Kernel Linux merupakan sebuah perangkat lunak orisinil yang dibuat

oleh komunitas Linux. Kernel Linux yang pertama dipublikasikan adalah versi

0.01 oleh Linus pada tanggal 14 Maret 1991. Sistem berkas yang didukung

hanya sistem berkas Minix tetapi, kernel tersebut sudah mengimplementasikan

proses UNIX secara tepat. Kernel Linux terus dikembangakan hingga pada

bulan Juni 1996, Linux 2.0 dirilis dengan memiliki dua kemampuan baru yang

penting, yaitu: dukungan terhadap multiple architecture dan multiprocessor

architectures.

2.11 Linux Virtual Server.

Linux Virtual Server adalah sebuah perangkat lunak yang

mengarahkan koneksi jaringan ke beberapa server yang memiliki beban kerja,

yang dapat digunakan untuk membangun layanan sangat scalable dan sangat

tersedia (Wensong : 1999). LVS menyalurkan session TCP dan UDP untuk

menyeimbangkan beban melalui beberapa real server. LVS sendiri berjalan

(44)

29 system operasi apapun kepada real server selama menggunakan koneksi

HTTP ataupun UDP. Dalam LVS terdapat istilah yang digunakan antara lain :

1. Linux Director yaitu sebuah host dengan Linux dan LVS terinstal yang

menerima paket dari end user dan mengirimkannya ke real server.

2. End User yaitu host yang memulai koneksi untuk mendapatkan informasi

(client).

3. Real Sever yaitu server yang menerima koneksi dari linux director.

4. Virtual IP Address atau VIP yaitu alamat IP yang ditangani oleh Linux

director untuk menjalankan sebuah servis.

5. Real IP Address atau RIP merupakan alamat IP yang sebenarnya dari Real

Server (Mack : 2006).

Alasan mengapa menggunakan LVS dalam membuat peneltian ini

adalah:

1. LVS merupakan perangkat lunak bebas. (http://linuxvirtualserver.org)

2. Mempunyai beberapa metode yang dapat digunakan untuk implementasi.

3. Server yang dapat dibuat dapat menggunakan LAN maupun WAN (Zhang

: 1999)

4. Dapat menggunakan beberapa sistem operasi yang berbeda. (Zhang :

(45)

30 2.11.1 Arsitektur LVS

1. LVS-Direct Routing

Teknik pengiriman permintaan Direct Routing ini menggunakan

alamat virtual IP yang sama dari real server dan director. Paket dari user

akan diteruskan langsung ke server yang sebenarnya. IP paket tidak

dimodifikasi, sehingga real server harus dikonfigurasi untuk menerima lalu

lintas untuk alamat IP virtual server. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan paket filtering untuk mengarahkan lalu lintas yang dialamatkan

dari alamat IP virtual server ke port lokal. Sehingga real server dapat

mengirimkan balasan langsung kembali ke pengguna akhir. (Horman : 2004)

(46)

31 (sumber: http://www.linuxvirtualserver.org/VS-DRouting.gif)

2. LVS-Tunneling

Pada LVS-Tunneling memungkinkan alamat paket ke alamat IP yang akan

diarahkan ke alamat lain, mungkin juga ke jaringan yang berbeda. Dalam

konteks layer 4 swithing, tunneling sangat mirip dengan direct routing,

kecuali ketika sebuah paket diteruskan akan dienkapsulasi ke dalam

sebuah paket alamat IP, tidak hanya memanipulasi frame Ethernet.

Keuntungan dari metode ini adalah real server bisa berada di jaringan

yang berbeda.

Gambar 2.4 Skema LVS-Tunneling

(47)

32 3. LVS-NAT

NAT atau Network Address Translation yaitu sebuah metode yang

memanipulasi alamat ip dan nomor port baik berasal dari sumber maupun

tujuannya. Alamat ip publik disamarkan untuk digunakan oleh alamat ip privat

agar bisa berhubungan dengan internet. Linux Director dan real server

dihubungkan oleh switch. Real server biasanya menjalankan layanan yang

sama dan mempunyai layanan yang isinya sama (Maman : 2007).

Cara kerja LVS-NAT seperti yang ada di gambar 2.6 adalah sebagai

berikut :

1. Ketika user mengakses layanan yang disediakan oleh server. Maka paket

yang dikirmkan akan sampai ke director.

2. Director lalu akan memilih server berdasarkan penjadwalan dan menulis

ulang alamat tujuan paket ke alamat IP real server lelu meneruskannya ke

real server.

3. Ketika korespondensi server terhadap proses permintaan dan balasan

sesuai dengan permintaan, maka dikirimkan ke director.

4. Director menulis ulang alamat dari paket balasan ke alamat IP dari real

(48)

33 Gambar 2.5 Skema LVS-NAT

(sumber : http://www.linuxvirtualserver.org/VS-NAT.gif)

Alasan penggunaan NAT dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Real server dapat berjalan pada beberapa sistem operasi yang mendukung

protokol TCP/IP.

2. Real server dapat menggunakan alamat IP private.

(49)

34 2.11.2 Algoritma Penjadwalan Pada LVS

Linux director perlu menerapkan algoritma jadwal tertentu pada LVS.

Beberapa algoritma penjadwalan (sceduling algorithm) dalam LVS, antara

lain sebagai berikut :

1. Round-Robin adalah algoritma yang berfungsi untuk mengarahkan koneksi

jaringan pada sebuah model Round-Robin. Penjadwalan ini

memberlakukan semua real server sama menurut jumlah koneksi dan

waktu respon. Kelemahannya adalah membutuhkan peramalan beban

(load) yang akurat untuk setiap request agar algoritma ini bisa berjalan

dengan efektif.

2. Weighted Round-Robin adalah algoritma yang didasari dari Round-Robin

scheduling. Algoritma ini memperlakukan real server dengan kapasitas

proses yang berbeda berdasarkan bobot masing-masing server.

3. Least Connection adalah algoritma untuk mengarahkan koneksi baru ke

real server dengan koneksi aktif yang paling sedikit. Penjadwalan ini

merupakan penjadwalan yang dinamik, karena memerlukan perhitungan

koneksi aktif untuk masing-masing real server secara dinamik.

4. Weighted Least Connection adalah kumpulan algoritma penjadwalan least

connection, dimana dapat ditentukan bobot kinerja pada masing-masing

real server. Server yang memiliki nilai bobot yang lebih tinggi akan

menerima persentase yang lebih besar dari koneksi-koneksi aktif pada satu

(50)

35 5. Source Hashing adalah algoritma yang berfungsi untuk mengarahkan

client ke real server yang sama, mengembangkan inisialisasi yang

digunakan oleh Squid. Keuntungan algoritma ini adalah dapat memastikan

bahwa client menggunakan real server.

6. Destination Hashing adalah algoritma yang hampir sama dengan Source

Hashing scheduling, namun menggunakan table hash pada alamat tujuan

sebagai ganti dari alamat asal yang sama.

7. Locality-Based Least-Connection merupakan penjadwalan yang

mengarahkan beban ke serveryang mempunyai beban sedikit.

8. Locality-Based Least-Connection with replication merupakan penjadwalan

yang bertujuan peyeimbang beban IP, biasanya untuk cache server.

9. Shortest Expected Delay merupakan penjadwalan yang mengatur beban ke

delay yang terpendek dari sebuah server.

10. Never Queue merupakan penjadwalan yang mengatur ketika

ada idle server yang tersedia, pekerjaan akan dikirim ke server idle. Ketika

tidak ada server idle akan menggunakan penjadwalan Shortest Expected

Delay.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan algoritma penjadwalan

weighted round robin, dengan alasan :

1. Pada penjadwalan ini memberikan nilai bobot yang digunakan dalam

menangani request yang datang ke server.

2. Algoritma ini mudah untuk menambah koneksi ke server-server sehingga

(51)

36 2.12 Ipvsadm

Ipvsadm digunakan untuk mengatur, memelihara atau memeriksa tabel

server virtual pada kernel Linux. Linux Virtual Server dapat digunakan untuk

membangun layanan jaringan terukur berdasarkan cluster dari dua atau lebih

node. Fitur yang didukung termasuk dua protokol (TCP dan UDP), tiga

metode packet-forwarding (NAT, tunneling, dan direct routing), dan delapan

algoritma load balancing (round robin, weighted round robin,

least-connection, weighted least-least-connection, locality-based least-least-connection,

locality-based least-connection with replication, destination-hashing, and

source-hashing).(http://linux.die.net/man/8/ipvsadm).

Instalasi Ipvsadm dilakukan pada Linux director. Pada linux director

tidak terdapat web server. Linux director seakan-akan hanya sebagai pembagi

beban (load balance) untuk service http yang diberikan oleh web server yang

(52)

37 2.13 Drupal

Drupal adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen konten yang

bebas dan terbuka yang didistribusikan dibawah lisensi GPL. Pengembangan

dan perawatannya dilakukan oleh ribuan komunitas pengguna dan

pengembang di seluruh dunia. Drupal dapat diunduh secara bebas dan dapat

digunakan secara bebas juga, sehingga memungkinkan setiap orang baik

secara individu maupun komunitas untuk mempublikasi, mengatur dan

mengorganisir berbagai jenis dari isi atau konten yang berada pada website.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Drupal).

Beberapa keunggulan Drupal adalah sebagai berikut :

1. Memiliki fasilitas update otomatis. Fasilitas ini bisa diatur agar

memberitahu administrator jika ada update untuk modul-modul yang

digunakan.

2. Drupal memiliki memiliki ukuran yang jauh lebih ringan dibanding

dengan cms lainnya. Sehingga dengan ukurannya yang kecil sangat cocok

bagi yang memiliki ukuran hosting yang kecil.

3. Drupal memiliki modul yang handal. Modul pada drupal dapat membuat

modifikasi website drupal tanpa koding.

4. Perkembangan development yang cepat. Para developer Drupal selalu

menambahkan banyak fitur baru disetiap rilis versinya (Widijanuarto :

(53)

38 2.14 Replikasi

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy semua perubahan

yang dibuat pada server (disebut master) ke server lain (disebut slave) untuk

menghindari kehilangan data jika master mengalami crash dan memiliki

salinan dari server utama. (Charless Bell, 2010)

Gambar 2.6 Skema replikasi

(Sumber :

http://www.clusterdb.com/wp-content/uploads/2010/10/master_slave.jpg )

Replikasi antara server di MySQL didasarkan pada mekanisme log

biner (binary log). Jika salah satu beroperasi sebagai master menulis

pembaruan data dan pembaruan tersebut tercatat ke log biner. Informasi yang

ada di log biner disimpan dalam format log yang berbeda sesuai dengan

database perubahan yang dicatat. Kemudian slave dikonfigurasi untuk

membaca log biner dari master dan melakukan perubahan log biner yang ada

(54)

39 Gambar 2.7 Skema replikasi master-master

(sumber : http://www.lefred.be/blog/images/mysql_replication.png)

Replikasi master-master merupakan replikasi mysql dimana terdapat 2

(dua) server, dimana server pertama bertindak sebagai master dan juga slave

begitu juga dengan server kedua sehingga terdapat dua master dan dua slave.

Dua server tersebut akan melakukan sinkronisasi log biner dalam melakukan

replikasi.

Keuntungan replikasi tergantung dari jenis replikasi tetapi pada

umumnya replikasi mendukung ketersediaan data setiap waktu dan dimanapun

diperlukan.

Adapun keuntungan lainnya adalah :

1. Memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini

(55)

40 sama atau memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi

laporan.

2. Aplikasi transaksi online terpisah dari aplikasi pembacaan seperti proses

analisis database secara online, data smarts atau data warehouse.

3. Memungkinkan otonomi yang besar. Pengguna dapat bekerja dengan

meng-copy data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan

perubahan untuk dibuat database baru pada saat terkoneksi.

4. Data dapat ditampilkan seperti layaknya melihat data tersebut dengan

menggunakan aplikasi berbasis Web .

5. Meningkatkan kinerja pembacaan.

6. Membawa data mendekati lokasi individu atau kelompok pengguna. Hal

ini akan membantu mengurangi masalah karena modifikasi data dan

pemrosesan query yang dilakukan oleh banyak pengguna karena data dapat

didistribusikan melalui jaringan dan data dapat dibagi berdasarkan

kebutuhan masing-masing unit atau pengguna.

7. Penggunaan replikasi sebagai bagian dari strategi standby server. (Anonim

: 2007)

2.15 Iptables

IPTABLES merupakan salah satu tools firewall default pada system

operasi linux. IPTABLES ini bekerja baik di kernel 2.4.x-2.6.x sedangkan

(56)

41 untuk mengelola, memaintain, menginspeksi rule-rule IP paket filter dalam

kernel linux. (Onno W. Purbo, 2008)

Gambar 2.8 Diagram Paket pada IPTables

(Sumber :

http://translate.googleusercontent.com/Quick_HOW-TO_%20_Ch14_%20_Linux_Firewalls_Using_iptables_files/Iptab

(57)

42 2.16 IP Public dan IP Private

IP Public adalah istilah IP address yang digunakan untuk

mengidentifikasi host di internet global. IP private merupakan IP address

yang digunakan untuk internet lokal dan tidak dapat digunakan

berkomunikasi dengan host di internet global.

Pengalokasian IP untuk jaringan Internet Private didefinisikan di RFC

1918 (Addresse Allocation for Private Internet). Internet Assigned Numbers

Authority (IANA) menetapkn ada tiga blok IP address yang bisa digunakan

untuk jaringan internet local sebagai berikut.

Tabel 2.1 Alokasi alamat IP private

Alamat Ip Private

10.0.0.0 Hingga 10.255.255.255

172.16.0.0 Hingga 172.16.255.255

192.168.0.0 Hingga 192.168.255.255

Jadi, saat menggunakan kelas A, range-nya adalah 10.xxx.xxx.xxx.

Range kelas B adalah 172.16.xxx.xxx dan kelas C adalah 192.168.xxx.xxx

(Catatan: xxx adalah angka-angka yang bisa anda gunakan). Blok-blok IP

tersebut dapat digunakan bebas oleh siapa saya untuk membuka jaringan

local. IP Private juga termasuk dalam kelompok loopback device dari

127.0.0.0 sampai 127.255.255.255 (untuk keperluan internal operating

(58)

43 2.17 Perangkat Lunak Siege

Siege merupakan penguji beban http dan utilitas benchmarking.

Perangkat lunak ini telah dirancang untuk digunakan para pengembang web

untuk mengukur kinerja web yang dibuatnya. Hal ini memungkinkan para

pengguna melakukan akses terhadap sebuah server yang dikonfigurasi berapa

banyak pengguna dalam sebuah simulasi yang bersamaan.

Siege ditulis untuk GNU/Linux dan telah berhasil di AIX, BSD, HP-UX

dan Solaris. Ini harus dikompile pada kebanyakan varian sistem UNIX. Siege

tidak dirancang untuk windows namun dapat menguji sebuah server http

windows (http://www.joedog.org/index/siege-home).

2.18 Studi Literatur

Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya terdapat

beberapa penelitian yang hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan

oleh penulis, diantaranya adalah:

1. Analisis Load Balancing Dengan Menggunakan Aplikasi Web Sebagai

Pengontrol Konfigurasi. (Dede Danuria, 2010)

Pada Penuliasn Tugas Akhir ini dilakukan analisis terhadap Load

Balancing pada web server SUDIN KOMINMAS Jakarta Selatan

menggunakan web interaktif, dimana dalam melakukan penelitian

menggunakan pemrograman PHP dalam membuat web dan untuk

(59)

44 digunakan oleh administrator. Sehingga memudahkan dalam melakukan

konfigurasi pada director.

Kekurangan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Belum adanya pengujian terhadap server LVS maupun server

Tunggal dengan menggunakan beberapa parameter.

b. Penggunaan load balancing hanya pada jaringan LAN.

Adapun kelebihan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan

tugas akhir ini adalah penggunaan web interaktif dalam mengatur

konfigurasi virtual server membantu administrator dalam melakukan

konfigurasi.

2. Komparasi Algoritma Penjadwalan Pada Layanan Terdistribusi Load

Balancing LVS Via NAT. (Abdul Haris Nasution, 2011)

Pada skripsi ini dilakukan penelitian perbandingan beberapa

algoritma penjadwalan pada linux virtual server terdapat yang dapat

mempengaruhi kinerja sistem LVS, performansi tiap algoritma tersebut

dapat diamati dengan membandingakan antar algoritma terhadap

parameter meliputi throughput, request loss, CPU utilization, dan

waktu respon sehingga didapatkan algoritma penjadwalan terbaik pada

implementasi load balancing LVS via NAT.

Kekurangan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas

(60)

45 a. Dalam melakukan penelitian masih menggunakan perangkat lunak

Virtual Box untuk director maupun real server.

b. Penggunaan load balancing hanya pada jaringan LAN.

Adapun kelebihan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan

tugas akhir ini adalah hasil analisa disimpulkan bahwa panjadwalan

weighted round robin merupakan penjadwalan yang terbaik. Sehingga

hasil kesimpulan ini menjadi acuan penulis dalam menggunakan

algoritma penjadwalan weigthed round robin sebagai penjadwalan yang

digunakan pada penelitian ini.

3. Penerapan Pengolahan Paralel Model Cluster Sebagai Web Server.

(Maman Somantri dan Ari Darmariyadi, Teknologi Elektro Vol. 6 No. 1

Januari – Juni 2007).

Pengolahan paralel merupakan suatu cara yang dilakukan

untuk meningkatkan kecepatan pengolahan data dengan melakukan

lebih dari satu pengolahan data tersebut secara bersamaan. Salah satu

bentuk pengolahan paralel adalah model cluster. Pengolahan paralel

model cluster ini akan digunakan untuk mengolah data Web, dengan

membangun server Web yang di-cluster. Cluster server Web ini

menggunakan teknologi Linux Virtual Server (LVS) yang dapat

dilakukan dengan NAT, IP tunneling, dan direct routing yang memiliki

empat algoritma penjadwalan. Pada penelitian ini akan digunakan

teknologi LVS untuk membuat cluster Web Server dengan

(61)

46 dan Network Block Device yang digunakan sebagai media

penyimpanan dalam jaringan.. Dalam pengujian sistem cluster ini,

pertama dilakukan pengujian jaringan yang digunakan untuk

mengetahui kinerja sistem, dan pengujian sistem cluster dalam mengolah

data Web dengan perangkat lunak WebBench dan script benchmark.

4. Uji Coba Linux Virtual Serverr Dalam Aplikasi Web – WALRUS

Experiment – (Dwi Handoko, Tri Sampurno, Andi Tepe. Proceedings,

Komputer dan Sistem Intelejen (KOMMIT2004) 24-25 Agustus 2004).

Dalam penelitian ini, penggunaan LVS diharapkan dapat meningkatkan

performansi dari server. LVS diimplementasikan pada kernel Linux.

Dalam penelitian inii dilaporkan uji coba atas aplikasi LVS dengan

menggunakan metode NAT dalam aplikasi web (WALRUS - Web

Apllication on Linux Virtual Server). Dari hasil uji coba terlihat

LVS-NAT dapat meningkatkan performasi untuk aplikasi web khususnya yang

(62)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

metode dalam melakukan pengumpulan data, diantaranya :

1. Studi Pustaka

Penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku atau ebook

yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Untuk melihat

referensi selengkapnya terdapat pada halaman daftar pustaka.

2. Studi Lapangan

a. Observasi

Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yang dilakukan oleh

penulis, tempat dan waktu pelaksanaannya yaitu pada PPPTMGB

LEMIGAS, Urusan Telematika Sub Bidang Afiliasi, jalan Cileduk Raya

Kav. 109, Cipulir Kebayoran Lama-Jakarta Selatan. Mulai dari tanggal 1

(63)

48 b. Wawancara

Dalam melakukan pengumpulan data, penulis juga melakukan

wawancara secara langsung kepada pihak yang terlibat. Wawancara

dilakukan kepada Ibu Indah Musi Indria Dewi, selaku kepala Urusan

Telematika LEMIGAS.

3. Studi Literatur

Dalam melakukan penelitian penulis juga menggunakan literature

sejenis yang digunakan baik berasal dari jurnal-jurnal maupun skripsi yang

mempunyai topik yang mendekati dengan topik yang dibahas penulis.

Studi literatur dapat di lihat pada bab 2 (dua) subbab 2.18.

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Dalam malakukan penelitian, penulis menggunakan PPDIOO Network

(64)

49 Gambar 3.1 Metodologi penelitian PPDIOO Network Life Cycle.

(Sumber : Teare, 2008)

1. Prepare

Dalam model pengembangan sistem PPDIOO fase pertama dimulai

dari fase prepare. Pada fase ini dilakukan proses perumusan masalah,

mengidentifikasi konsep dari sistem yang akan diimplementasikan, jenis

dan tipe penerapannya, serta komponen pendukung sehingga spesifikasi

Gambar

Gambar 2.1 Perbandingan antara model OSI dengan Model TCP/IP.
Gambar 2.2 Konsep Load Balancing.
Gambar 2.3 Skema LVS-Direct Routing
Gambar 2.4 Skema LVS-Tunneling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa terhadap implementasi load balancing yang telah dilakukan, sistem load balancing dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dan efisien untuk menciptakan

Tahap selanjutnya yaitu pengujian jaringan yang terdiri dari pengujian koneksi jaringan, pengujian web server pada client dan pengujian load balancing pada router

Makalah ini mengambarkan penerapan sistem load balancing pada web-server yaitu dengan menggunakan fungsi Algoritma Round Robin yang disedi- akan oleh Server DNS (Domain Name

Alasan menggunakan metode load balancing di penelitian saya ini waktu respon dengan dua buah server atau lebih yang saling berbagi beban lalu lintas

Percobaan load balancing adalah pengujian sistem load balancing tanpa menggunakan proxy server agar dapat diketahui apakah load balancing berfungsi dengan baik

Sistem load balancing berbasis sumber daya dengan parameter CPU merupakan sistem load balancing yang menggunakan sumber daya CPU server terkecil sebagai faktor pembagian

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa load balancing telah dapat menjalankan fungsinya dengan membagi beban dari pengguna ke masing-masing real server dalam cluster..

Dengan cluster ada dua metode yang dapat diterapkan, yaitu: load balancing dan failover yang diharapkan dapat menjaga ketersediaan layanan web server dalam memberikan layanannya secara