• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan al-jarh wa al-ta'dil dalam fit and proper test pada peraturan Bank Indonesia Nomor : 5/25/pbi/2003 : studi perbandingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan al-jarh wa al-ta'dil dalam fit and proper test pada peraturan Bank Indonesia Nomor : 5/25/pbi/2003 : studi perbandingan"

Copied!
244
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Mochammad Imam Baihaqi NIM. 105046101602

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Mochammad Imam Baihaqi NIM. 105046101602

Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof. Dr. H.A. Sutarmadi) (Dra. Nuriyah Thahir. MM)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 19 Mei 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (...) NIP. 195505051982031012

Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (...) NIP. 197407252001121001

Pembimbing I : Prof. Dr. H.A. Sutarmadi (...) NIP. 194008051962021001

Pembimbing II : Dra. Nuriyah Thahir, MM (...) NIP. 150321873

Penguji I : Dr. Fuad Thohari, M.Ag (...) NIP. 197003232000031001

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Maret 2010

(5)

semesta alam, yang senantiasa selalu memberikan kasih dan sayang-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat beserta salam penulis curah kan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya.

Dalam penulisan skripsi ini banyak sekali rintangan dan halangan untuk mengerjakannya, akan tetapi berkat bantuan dan dorongan motivasi, semangat dan keyakinan pribadi dan dari orang-orang sekitar Alhamdulillah, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meski banyak kekurangan, karena penulis hanyalah pribadi yang masih perlu banyak belajar.

Untuk itu kiranya perlu penulis mengucapkan beribu-ribu puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi in. selain itu terwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu penulis berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM., sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag, selaku ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Azharudin Lathif, M.Ag selaku sekretaris Program Studi Muamalat, serta Ibu Oke selaku Asisten Sekretaris Prodi Muamalat yang selalu bersedia melayani para mahasiswa termasuk penulis dalam kaitan tugas akhir skripsi.

(6)

petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, sebagai Dosen Pembimbing Akademik penulis, yang telah bersedia meluangkan waktunya kepada penulis untuk membimbing dari awal perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ayah dan Ibu tercinta H. Abdul Ghofur dan Hj. Mufidah atas doa, kesabaran, support yang tiada hentinya.

6. Adik dan kakak angkatku tersayang Mochammad Rifqi Faghda dan Ovie Cahya Maulidah atas dukungan, doa dan banyak hal.

7. Saudara-saudaraku di jakarta, mas dila, mas nur, atas support motivasi dan materi yang telah sangat membantu untuk kelangsungan perkuliahan.

8. Teman-teman studio, band dan manajemen, akbar, abdul, ibenk, komenk, rifi, ricky,anak-anak ghozi studio yang memberi semangat untuk mensyukuri anugerah tuhan.

9. Teman-teman di Prodi Perbankan Syariah angkatan 2005, terlebih kelas B yang sudah memberi banyak pengalaman, pelajaran, sedih, suka, tawa, tangis. Semoga tali silaturahim tetap terjaga.

10.Teman-teman Zagrenada de natura 2003 alumni PM. Darussalam Gontor, di daerah ciputat, kemas, syahrul, jimron, subhan, syuhada, yazid, bulak, yos, syarif, reky, blacky, hendry, hamdan, dauz jkt, dauz bangka, hudan,dan banyak lagi yang

(7)

iii

memberi kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan hingga lulus.

Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa, semoga Allah memberi balasan yang setimpal kepada mereka yang telah berjasa untuk penulis dalam menghadapi hidup dan menyelesaikan skripsi. Semoga skripsi ini dapat dikembangkan dan bermanfaat bagi orang banyak. Amin.

Jakarta, 2 Maret 2010

(8)

iv

DAFTAR ISI ………...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………....6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..6

D. Metode Penelitian ………..8

E. Kajian Terdahulu ………..12

F. Sistematika Pembahasan ………..15

BAB II LANDASAN TEORI A. Fungsi Bank……… .17

B. Perencanaan Sumber Daya Manusia ………...18

C. Seleksi ………..21

D. Corporate Control ...………26

E. Promosi ………28

F. Fit and Proper Test………...34

G. Al - Jarh wa Al - Ta’dîl………..………...36

H. Kerangka Konseptual ………..40

(9)

v

E. Komparasi Konsep Fit and Proper Test pada Promosi Jabatan di Bank Syariah dengan Konsep Al - Jarh wa Al - Ta’dîl pada Perawi Hadits ………..67 F. Persamaan dan Perbedaan antara Konsep Fit and Proper Test pada

Promosi Jabatan di Bank Syariah dan Konsep Al - Jarh wa Al - Ta’dîl ………..73 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………..77

B. Saran ………....79

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring diterimanya konsep keuangan syariah oleh dunia internasional telah

memacu pertumbuhan lembaga keuangan syariah khususnya perbankan syariah.

Industri ini pun telah memasuki fase baru dalam pembangunan arsitektur keuangan

internasional dan menjadi bagian yang terintegrasi dalam sistem keuangan global.

Namun demikian, penerapan konsep Syari’ah sesungguhnya tidak hanya

sebatas pada sistem keuangan yang berwujud perbankan syariah atau keuangan

syariah semata, namun juga mencakup berbagai ruang lingkup organisasi-organisasi

tersebut, yang seharusnya didasari pula dengan pengetahuan dan nilai-nilai syariah

Islam. Sesungguhnya konsep syariah meliputi semua aspek kehidupan. Tugas kita

adalah bagaimana mentransformasikan hukum dan nilai dari Quran dan

Al-Sunnah ke dalam kehidupan ekonomi, produksi, distribusi, pemasaran, manajemen,

dan keuangan. Inilah tantangan dalam menginternalisasi nilai-nilai islami ke dalam

perilaku, baik bagi individu, masyarakat, maupun Negara.1

Tata kelola manajemen adalah hal yang tak terpisahkan dalam membangun

perekonomian individu, organisasi, maupun negara. Untuk memperoleh keberkahan

dan kesejahteraan dunia akhirat, sudah tentu penciptaan tata kelola manajemen tidak

1

(11)

bisa melepaskan diri dari Sang Pencipta itu sendiri. Ekonomi Islam berepistimologi

dengan wahyu sebagai kalam Allah yang dielaborasi dengan pemikiran-pemikiran

manusia untuk menghasilkan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengawasan, pengendalian, dan perbaikan yang bermaslahat. Tata kelola manajemen

Islami dalam kajian ini mengandung nilai-nilai etik-religius, prinsip-prinsip, dan

desain generik sistem manajemen mutu Islami yang mengarahkan organisasi untuk

membangun Islamic good governance.2

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan dan budaya kerja yang

sejalan dengan syariah3. Lingkungan dan budaya kerja ini merupakan salah satu dari

beberapa perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional. Nilai-nilai yang

ditanamkan dalam seluruh proses kerja di lingkungan dan budaya bank syariah harus

mengacu pada nilai-nilai ajaran agama Islam. Bank syariah dalam prakteknya,

memiliki tanggung jawab ganda selain menjalankan fungsi bisnis secara professional

juga menjaga nilai-nilai islami dalam lingkungan organisasi bank sehari-hari.

Sehingga, penerapan nilai-nilai yang diakui bersama menjadi sebuah keharusan

dalam rangkaian corporate culture.

Melihat dari apa yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem dan proses

penempatan sebuah jabatan yang dalam hal ini seleksi promosi jabatan sebagai

2

Khairunnisa Musari, Islamic Good Governance: Nilai Etik-Religius dan Sistem Manajemen Mutu Islami, (IAEI: kajian pengembangan ekonomi Islam), hal. 1

3

(12)

sebuah prosedur bagi organisasi untuk memperoleh SDM yang berkualitas menjadi

sangat penting, terlebih lagi jika seleksi tersebut ditujukan untuk jabatan penting

seperti pembuat kebijakkan dalam departemen pemerintahan. Dan hal ini menjadi

sesuatu yang harus lebih diperhatikan guna peningkatan produktifitas dan kredibilitas

suatu organisasi, dan karena itu pula, uji kelayakan dan kepatutan yang merupakan

pangkal seleksi SDM nyata diperlukan guna menseleksi SDM yang dianggap kredibel

dan berkompetensi.

Secara umum penyeleksian SDM yang ditujukan untuk jabatan penting

menggunakan konsep fit and proper test karena SDM sebagai faktor utama dalam

manajemen pada umumnya, termasuk faktor penting disamping money / material dan

machine. Namun demikian bukan berarti secara syariah tidak ada konsep

penyeleksian SDM yang baik. Dalam khazanah keilmuan Islam diketahui adanya

konsep al - jarh wa al - ta’dîl yang ditujukan untuk menyeleksi orang-orang (Para

Sahabat dan Tabi’in) yang pantas meriwayatkan Hadist, karena seseorang juga

diberikan tugas atau jabatan atau berfungsi menyampaikan periwayatan, Secara

sekilas memang tidak terdapat persamaan antara uji fit and proper test dengan al -

jarh wa al - ta’dîl. Namun jika diperhatikan lagi, secara substantif terdapat persamaan

di antara keduanya, yaitu kedua konsep tersebut sama-sama ditujukan untuk

menseleksi SDM yang kredibel dan berkompetensi.

Sebagai contoh, jabatan Gubernur Bank Indonesia yang merupakan jabatan

(13)

seleksi yang sangat ketat, setelah calon yang diajukan pemerintah yaitu Agus

martowardojo dan Raden Pardede menjalani uji fit and proper test, namun pada

akhirnya hasil uji fit and proper test ditolak setelah rapat paripurna DPR4 dan pada

akhirnya terpilihlah Menko Perekonomian Boediono menjadi Gubernur Bank

Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34/P/2008 tanggal 15

Mei 20085. Ini adalah salah satu upaya bentuk rekrutmen untuk memperoleh SDM

yang kredibel dan berkompetensi, untuk itu diperlukan uji test seleksi yang super

ketat sehingga tidak terjadi salah pilih.

Namun pada kenyataanya, bercermin dari kasus yang sebelumnya terjadi,

seleksi ketat ini pun tidak menjadi jaminan tidak adanya kecurangan dan kesalahan.

Terbukti dari Gubernur BI sebelumnya Burhanuddin Abdullah yang sedang ditahan

oleh KPK terkait kasus aliran dana BI ke DPR. Berdasarkan hal tersebut, fungsi uji fit

and proper test dipermasalahkan keakuratannya dalam menseleksi SDM yang ada.

Berdasarkan hal-hal yang telah di jelaskan sebelumnya, penulis tertarik untuk

membahas tentang konsep fit and proper test dan Konsep al - jarh wa al - ta’dîl

karena:

1. Fit and proper test pada kenyataannya masih terdapat kegagalan dalam

fungsinya sebagai instrument seleksi SDM yang kredibel dan berkompetensi.

4

http://www.indosiar.com/fokus/68724/paripurna-dpr-tolak-agus-dan-pardede

5

(14)

2. Belum banyak orang yang menyadari bahwa konsep al - jarh wa al - ta’dîl

tidak hanya dapat digunakan untuk menyeleksi para perawi hadist, tetapi juga

dapat digunakan untuk menseleksi SDM secara umum.

3. Banyak berdirinya lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah, namun

konsep penilaian kemampuan dan kepatutan syari’ah belum diaplikasikan pola

al - jarh wa al - ta’dîl dalam lembaga tersebut.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang rekrutmen

dimana peneliti ingin meneliti lebih spesifik tentang konsep fit and proper test di

dalamnya terlebih tentang konsep Fit and Proper Test pada Promosi Jabatan di Bank

Syariah dengan konsep al - jarh wa al - ta’dîl.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berjudul “Penerapan al - jarh wa

al - ta’dîl Dalam Fit and Proper Test Pada Peraturan Bank Indonesia Nomor:

5/25/PBI/2003 (Studi Perbandingan). Dengan cara mengkomparasikan kedua kosep

tersebut dari sisi keakuratan kriteria penilaiannya, maka nantinya akan ditemukan

perbedaan dan persamaan, maupun kelebihan dan kekurangan antara konsep

Penerapan al - jarh wa al - ta’dîl Dalam Fit and Proper Test Pada Peraturan Bank

Indonesia Nomor: 5/25/PBI/2003, sehingga akan beguna bagi pengembangan sistem

(15)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah, penulis akan

membatasi masalah berkisar pada analisa komparasi antara konsep fit and proper test

pada promosi jabatan di bank syari’ah dengan konsep al - jarh wa al - ta’dîl bagi

perawi hadits secara substantif yakni dengan mengkomparasikan penerapan

kriteria-kriteria penilaian fit and proper test pada promosi jabatan di bank syariah dengan

penerapan kriteria-kriteria penilaian al - jarh wa al - ta’dîl bagi perawi hadits.

Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan konsep fit and proper test dalam rangka promosi jabatan

di bank syariah?

2. Bagaimana penerapan konsep al - jarh wa al - ta’dîl dalam penilaian rawi /

nilai hadist?

3. Apa saja persamaan antara konsep fit and proper test dalam rangka promosi

jabatan di bank syariah dengan konsep al - jarh wa al - ta’dîl dalam penilaian

rawi/nilai hadist?

4. Apa saja perbedaan antara konsep fit and proper test dalam rangka promosi

jabatan di bank syariah dengan konsep al - jarh wa al - ta’dîl dalam penilaian

rawi/nilai hadist?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

(16)

a. Untuk mengetahui penerapan konsep fit and proper test dalam rangka

promosi jabatan di bank syariah.

b. Untuk mengetahui penerapan konsep al - jarh wa al - ta’dîl dalam penilaian

rawi.

c. Untuk mengetahui apakah persamaan antara konsep fit and proper test dalam

rangka promosi jabatan di bank syariah dan konsep al - jarh wa al - ta’dîl.

d. Untuk mengetahui apakah perbedaan antara konsep fit and proper test dalam

rangka promosi jabatan di bank syariah dan konsep al - jarh wa al - ta’dîl.

2. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Bagi pihak penulis sendiri, penelitian ini diharapkan dapat memperluas

wawasan penulis tentang fit and proper test dan al - jarh wa al - ta’dîl secara

umum, serta berguna untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari

didalam perkuliahan.

b. Bagi pihak Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna

sebagai perbendaharaan hasil penelitian yang dapat digunakan untuk bahan

referensi bagi penelitian tentang pasar modal selanjutnya.

c. Bagi pihak lain khususnya bagi para pemegang kebijakkan organisasi ataupun

perusahaan khususnya bank syari’ah, hasil penelitian ini dapat memberikan

manfaat untuk membantu proses seleksi penempatan jabatan, sehingga bank

(17)

D. Metode Penelitian

a. Desain dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis

atau sosiologis yaitu pengamatan terhadap konsep pen-seleksi-an SDM fit and proper

test promosi jabatan di bank syariah berupa regulasi atau peraturan yang ditetapkan

oleh pihak dan lembaga yang berwenang, serta aplikasi al - jarh wa al - ta’dîl.

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library

research). Yaitu penelitian yang menganalisis masalah yang akan diteliti, dengan cara

penelusuran terhadap literatur berupa dokumen-dokumen, buku-buku dan

skripsi-skripsi yang berkaitan erat dengan objek penelitian yaitu fit and proper test pada

Promosi Jabatan di Bank Syariah dan al - jarh wa al - ta’dîl bagi perawi Hadits.

b. Subjek-objek Penelitian

Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah pelaksanaan Fit and Proper Test

pada promosi jabatan di bank syariah dan pelaksanaan al - jarh wa al - ta’dîl bagi

perawi Hadits. Sedangkan yang akan dibahas dan diteliti adalah tingkat keakuratan

dari konsep pen-seleksi-an tersebut, maka objek penelitian dalam skripsi ini adalah

kriteria-kriteria penilaian dalam fit and proper test pada promosi jabatan di bank

(18)

c. Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari sumber

primer, yaitu berupa dokumen regulasi atau peraturan yang dalam hal ini adalah

Peraturan bank Indonesia mengenai pelaksanaan Fit and Proper Test bagi pengurus

bank dan catatan-catatan para Ulama tentang pelaksanaan al - jarh wa al - ta’dîl,

sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

sifatnya kualitatif, karena data yang didapat berupa regulasi atau peraturan yang

dibuat oleh pihak dan instansi/lembaga berwenang. Pengumpulan data ditempuh

dengan teknik library research yaitu diperoleh dari literatur kepustakaan seperti

buku-buku, skripsi-skripsi, internet, dan sumber-sumber terkait seperti Bank

Indonesia dan lain-lain yang berkaitan dengan konsep Fit and Proper Test pada

Promosi Jabatan di Bank Syariah dan Al jarh wa At ta’dil untuk memperoleh

dasar-dasar teoritis dan juga data-data teoritis.

d. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang penulis peroleh merupakan data primer yang bersifat kualitatif,

yaitu berupa dokumen Undang-Undang tentang fit and proper test bagi pejabat dan

pengurus Bank, dan literatur tentang al - jarh wa al - ta’dîl bagi perawi Hadits.

Kemudian dari data-data tersebut yang akan dianalisis adalah kriteria-kriteria

penilaian yang ada pada masing-masing konsep tersebut, lalu dibuat pengkategorian

berdasarkan penilaian pokoknya yang ada pada kedua konsep tersebut, Sehingga

(19)

diklasifikasikan kedalam faktor-faktor penilaian. Dengan demikian kedua konsep

tersebut dapat di-komparasi-kan secara terstruktur dan terarah.

e. Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode analisis

deskriptif-komparatif yang dilakukan dengan menemukan fakta-fakta dari pengumpulan

data-data tentang konsep Fit and Proper Test pada Promosi Jabatan di Bank Syariah dan

konsep al - jarh wa al - ta’dîl yang diperoleh selama penelitian untuk selanjutnya

membandingkan konsep Fit and Proper Test pada Promosi Jabatan di Bank Syariah

dan konsep al - jarh wa al - ta’dîl. Kemudian ditarik garis kesimpulan mengenai

persamaan dan perbedaan diantara kedua konsep tersebut.

Dalam skripsi ini penulis mencoba mengkomparasikan keakuratan

kriteria-kriteria penilaian yang ada dalam fit and proper test pada promosi jabatan di bank

syari’ah dengan al - jarh wa al - ta’dîl. Dipilihnya promosi jabatan di bank syari’ah

karena lembaga keuangan ini berdasarkan PBI mengharuskan pemberlakuan fit and

proper test dalam menentukan SDM yang akan menjabat suatu jabatan dalam bank

tersebut. Sedangkan sebagai perbandingannya yaitu al - jarh wa al - ta’dîl, dipilih

karena dalam khazanah hukum syariah terdapat al - jarh wa al - ta’dîl yang salah satu

tujuan substantifnya adalah menentukan orang yang memiliki kredibilitas dan

kompetensi dalam mengemban tugas yang amat penting, yaitu dalam hal

memaparkan hadits-hadits. Berdasarkan hal tersebut diharapkan data yang didapat

(20)

sehingga nantinya dapat diketahui kemungkinan pengaplikasian konsep al - jarh wa

al - ta’dîl ke dalam promosi jabatan di bank syari’ah. Untuk melakukan analisa

komparasi terhadap kedua konsep seleksi dan penilaian tersebut, terdapat tahap-tahap

yang harus dilakukan, yaitu:

1. Pengumpulan data berupa dokumen-dokumen resmi yang berisi tentang aturan

pelaksanaan fit and proper test serta literatur-literatur yang berisis tentang

aturan pelaksanaan al - jarh wa al - ta’dîl.

2. Karena yang menjadi objek komparasi adalah kriteria-kriteria penilaian dari

kedua konsep tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menemukan

kriteria-kriteria penilaian yang ada pada kedua konsep tersebut, dari data-data yang

telah didapat.

3. Mengklasifikasikan kriteria-kriteria penilaian tersebut kedalam faktor-faktor

penilaian, agar kedua konsep tersebut dapat di-komparasi-kan secara terstruktur

dan terarah..

4. Melakukan komparasi terhadap kriteria-kriteria penilaian yang ada pada kedua

konsep tersebut.

5. Mencari persamaan dan perbedaan yang ada diantara kedua konsep uji seleksi

(21)

E. Kajian Terdahulu

Adapun studi yang berhubungan dengan seleksi dan penilaian SDM adalah

sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis oleh Listitiyasari, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan judul "Rekrutmen Sumber Daya Manusia pada Bank DKI

Syariah", 2008. (studi pada P.T Bank DKI group unit usaha syariah jakarta).

Dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yakni, peranan rekrutmen

sangat penting dalam rangka memperoleh SDM berkualitas, dengan hasil

responden yang sebagian besar menjawab bahwa rekrutmen yang dilakukan

perusahaan ketat dan penyeleksian yang juga ketat, hal ini membuktikan bahwa

perusahaan mengharapkan tenaga yang sesuai dengan perusahaan yang

diharapkan untuk mengisi jabatan – jabatan yang tersedia, perusahaan juga

melakukan orientasi kepada karyawan baru dan melakukan pelatihan yang

dijawab oleh sebagian besar sangat bermanfaat untuk kemajuan prestasi kerja

karyawan, dan karyawan menilai atasan cukup bijak dalam melakukan

penilaian atas hasil kerja mereka, dan perusahaan juga cukup adil dalam

memberikan kompensasi, dengan rekrutmen yang selektif maka bank DKI

syariah dapat memperoleh SDM berkualitas terbukti dengan karyawan

memahami akan tugas – tugasnya, berdisiplin, memiliki motivasi kerja yang

baik, teliti dan produktifitas kerja karyawan bagus, kemudian dari analisis

(22)

perencanaan, perbaikan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan berjalan

dengan sangat baik serta pembagian tugas oleh perusahaan cukup jelas dan

sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka sehingga tercapai koordinasi

yang baik dalam perusahaan, serta atasan yang cukup baik dalam memberikan

arahan dan motivasi serta pelatihan yang menunjang peningkatan kinerja

karyawan. Dengan kata lain fungsi Manajemen SDM bank DKI syariah sudah

berjalan dengan baik tebukti dari pelaksanaan rekrutmen yang selektif serta

sehingga kinerja perusahaan meningkat.

2. Menurut Daud Rasyid6 Rekrutmen dan seleksi SDM dalam konsep al - jarh wa

al - ta’dîl adalah suatu konsep yang melalui uji kepribadian dan kecerdasannya,

artinya seorang SDM tersebut diuji secara profesional dan kepribadiannya.

Tingkat profesionalitas seseorang diukur sejajar dengan tingkat spiritualitas

yang dimiliki yang terbaca melalui aktualisasi pribadi dan sosialnya.

Sebagaimana managemen islam yang mengintegralkan segala aktifitas terhadap

tingkat profesional secara operasional dan spiritualnya. Berawal dari paradigma

manusia.

3. Sebuah penelitian Skripsi berjudul “Rekrutmen dan seleksi karyawan dalam

perspektif al - jarh wa al - ta’dîl.", ditulis oleh Khoridotul Bahiroh (Universitas

Islam Negeri Malang, Malang 2003), adapun jenis penelitian dan metode

6

(23)

analisis adalah penelitian kepustakaan (library research) dan merupakan

penelitian yang bersifat kualitatif dengan metode deskriptif verifikatif, dengan

kesimpulan hasil penelitian yakni, konsep al - jarh wa al - ta’dîl merupakan

metode seleksi yang telah ada dan dilaksanakan pada zaman Rasulullah dan

Sahabat, sebagai cara untuk mendapatkan seorang (SDM) yang berkualitas

dalam menyampaikan informasi. Namun dalam perkembangannya al - jarh wa

al - ta’dîl menjadi disiplin ilmu tersendiri, guna menentukan dan menilai

kualitas Hadits berdasarkan kredibilitas Perawi Hadits. Sedangkan proses

rekrumen karyawan sama-sama memiliki tujuan untuk mendapatkan seorang

yang berkualitas, dan pada umumnya perekrutan tersebut menggunakan konsep

konvensional. Namun pada perekrutan tersebut terdapat banyak kelemahan,

diantaranya yaitu: kestabilan sifat dan keterbatasan test yang hanya mengacu

pada skill/keterampilan, tetapi mengabaikan nilai kredibilitas pribadi orang

(SDM). Hal tersebut terjadi karena test atau uji yang dilakukan, merupakan

basic test yang hanya menilai SDM dari sisi kuantitas skill/keterampilan

(dianggap tetap dan mekanik) yang dimilikinya. Sedangkan al - jarh wa al -

ta’dîl menawarkan seleksi yang kredibel dan kompeten, yang menyeleksi

berdasarkan penilaian terhadap unsur intelektual (dalam hal ini skill) dan unsur

kredibilitas pribadi SDM tersebut. Maka berdasarkan skripsi dengan judul

"Rekrutmen dan seleksi karyawan dalam perspektif al - jarh wa al - ta’dîl "

(24)

Malang. Dimana penilitan ini memberi kesimpulan jika metode al - jarh wa al -

ta’dîl dapat diterapkan pada metode rekrutmen karena mempunyai illat yang

sama.

F. Sistematika Pembahasan

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian,

kajian terdahulu, kajian pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan kumpulan tinjauan teoritis mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang terdiri dari

pengertian tentang institusi bank syari’ah, rekrutmen, tujuan corporate

control, pengertian fit and proper test, pengertian al jarh wa at ta’dil,

dan kerangka konseptual penelitian.

BAB III: ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang landasan hukum penerapan fit and proper test

dan landasan hukum penerapan al jarh wa at ta’dil, kriteria-kriteria

penilaian dalam fit and proper test dan kriteria-kriteria penilaian dalam

al jarh wa at ta’dil, analisa komparasi antara kriteria-kriteria penilaian

(25)

dan poin-poin persamaan serta perbedaan di antara kedua konsep

kriteria-kriteria penilaian tersebut.

BAB IV: PENUTUP

Bab ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan

kesimpulan itulah penulis akan memberikan saran kepada pihak-pihak

yang terkait dalam hal penerapan konsep seleksi bagi promosi jabatan

di sebuah institusi, khususnya bank syari’ah

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Fungsi Bank

Dalam perspektif makro sebagaimana tertulis dalam Undang-undang perbankan

No.10 tahun 1998, bahwa bank didirikan untuk mensejahterakan rakyat banyak.

Tujuannya begitu mulia karena mengemban tugas yang bermanfaat bagi rakyat

banyak. Itu menurut undang-undang perbankan. Apakah dalam konteks corporate,

sebuah bank didirikan untuk itu. Tampaknya tidak demikian, sebab bagaimanapun

bank adalah lembaga bisnis yang didirikan untuk bisnis. Sebuah bisnis pasti

berhitung dengan risiko dan profit. Pemodal akan selalu bertindak atas dasar kedua

hal ini. Pemodal akan menginginkan return tertinggi dengan risiko tertentu atau return

tertentu dengan risiko terendah. Dalam kontek manajemen dana perbankan, para

manajer bank harus bisa mengelola dana bank untuk mendatangkan pendapatan

tertinggi. Pendapatan bersih itu dicapai melalui pengelolaan dana pada sisi pasiva

yang menimbulkan biaya, dan pengelolaan dana pada sisi aktiva yang mendatangkan

pendapatan. Umumnya semakin berjangka waktu lama suatu aset produktif akan

semakin tinggi pendapatkan yang disumbangkan, demikian juga semakin lama jangka

waktu sumber dana juga semakin tinggi biayanya. Manajemen bank bisa mengelola

dana melalui pengaturan gap untuk mendapatkan pendapatan tertinggi.7

7

(27)

Krisis perbankan di masa lalu menjadikan pelajaran berharga bagi semua pihak,

baik bagi para pelaku bisnis, praktisi perbankan, maupun Bank Indonesia selaku

pembuat ketentuan dan sebagai otoritas pengawas bank. Menyadari sifat bisnis

perbankan yang syarat dengan risiko karena struktur keuangannya didominasi oleh

dana pihak ketiga, maka industri perbankan perlu diatur secara ketat untuk menjamin

dan melindungi dana masyarakat. Tata kelola perbankan yang baik menjadi sangat

penting dan strategis mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi ke depan menjadi

semakin kompleks.

B. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar

sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu

terwujudnya tujuan.8

Perencanaan SDM ini untuk menetapkan program pengorganisasian,

pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Jadi, dalam rencana SDM

harus ditetapkan semua hal tersebut diatas secara baik dan benar.9

8

Malayu S.P Hasibuan , Manajemen Sumberdaya manusia (Jakarta:Bumi Ksara 2007), Edisi revisi, h.250

(28)

a. Tujuan perencanaan SDM.10

1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi

semua jabatan perusahaan.

2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,

sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.

3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam

pelaksanaan tugas.

4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS)

sehingga produktivitas kerja meningkat.

5. Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan.

6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,

dan pemberhentian karyawan.

7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertical atau horizontal)

dan pensiun karyawan.

8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.

(29)

b. Rencana SDM

Rencana SDM harus baik dan benar, supaya pembinaan dan pengarahan

karyawan efektif dan efisien dalam melakukan tugas – tugasnya. ciri – ciri SDM yang

baik dan benar, antara lain sebagai berikut.11

1. Rencana harus menyeluruh, jelas dan mudah dipahami para karyawan.

2. Job description setiap personel jelas dan tidak tumpang tindih dalam

pelaksanaan kerja.

3. Kualitas dan kuantitas serta penempatan karyawan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

4. Rencana harus secara jelas menetapkan hubungan kerja, saluran perintah, dan

tanggung jawab.

5. Rencana harus fleksibel dalam pelaksanaannya, tetapi tujuan, pedoman, dan

pola dasarnya tetap.

6. Rencana harus mengatur tentang mutasi (vertical-horizontal), peraturan dan

sanksi hukuman, pengembangan, cara penilaian dan yang dinilai, dan

lain-lain.

7. Dalam rencana harus terdapat secara jelas hak dan kewajiban para karyawan.

8. Rencana harus menjadi pedoman, kejelasan tugas pendorong semangat kerja

karyawan.

9. Rencana harus dapat digunakan menjadi alat control yang baik.

(30)

c. Audit SDM

Audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang

telah dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui

apakah para karyawan bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai rencana.

Pelaksanaan audit SDM ini sangat penting bagi perusahaan maupun bagi karyawan

yang bersangkutan.12

d. Pelaksanaan Audit SDM

Pelaksanaan audit SDM dilakukan oleh atasan langsung dan manajer urusan

SDM, baik secara individual maupun kolektif. Audit SDM dilakukan secara formal

dan informal, baik langsung maupun tidak langsung (laporan tertulis). Audit formal

dilaukan oleh atasan langsung atau orang yang dapat memberikan sanksi. Audit

informal dilakukan oleh masyarakat sehingga tidak dapat memberikan sanksi, tetapi

penilaiannya sangat objektif jadi perlu diperhatikan penilai formal sebagai masukan.

Audit SDM baru ada artinya jika ada tindak lanjut dari hasilnya. Hal ini perlu supaya

karyawan termotivasi untuk meningkatkan disiplin, semangat kerja, dan perilakunya.

C. Seleksi

Seleksi (selection) adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar

yang diterima atau ditolak untuk menempati suatu posisi. Seleksi ini didasarkan

kepada spesifikasi tertentu dari setiap intsitusi bersangkutan.13

12 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumberdaya manusia, h.259

13

(31)

Seleksi adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang

dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan (jabatan) disebuah organisasi. Tanpa

orang-orang yang berkualitas, sebuah organisasi memiliki kemungkinan lebih kecil

untuk berhasil mencapai tujuannya.14

Seleksi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memutuskan

pelamar/calon karyawan mana yang harusnya diterima/dipekerjakan dengan harapan

agar yang diterima adalah mereka yang layak untuk diterima.15

Menurut R.S. Dwivedi, seperti dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan, seleksi

adalah the entire concept of selecting and placement has proved to be effective in

reducing turn over. Seleksi adalah keseluruhan konsep penyeleksian dan penempatan

kandidat yang telah dilaksanakan untuk mengurangi perputaran jabatan atau naik

turun jabatan.16

Menurut Malayu S.P. Hasibuan yang mengutip dari James A.F. Stoner

mengatakan the selection process involved evaluating and closing among job

candidate., application form resumes, interview, reference checks are commonly uses

selection decrees. Proses seleksi meliputi penilaian dan penetapan di antara

14

Robert L., et.all, Human Resource Management (Jakarta: Penerbit Salemba Empat 2006), Edisi 10, hal.261

15

Mutiara Sibarani Panggabean, Manajemen Sumberdaya Manusia (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia 2004), Cet. Ke-2, hal.33

16

(32)

calon pengisi jabatan. Aplikasi dari penilaian, wawancara, pengecekan referensi

adalah yang biasa digunakan dalam penetapan keputusan seleksi.17

Adapun dasar dari pelaksanaan seleksi adalah:18

a. Spesifikasi pekerjaan atau jabatan

Seleksi harus didasarkan dan pedoman pada spesifikasi jabatan atau pekerjaan

yang akan dilakukan. Dalam spesifikasi, telah ditetapkan persyaratan dan

kualifikasi minimum dari orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan

tersebut. Dasar ini harus betul-betul menjadi pedoman pelaksanaan seleksi, seperti

prinsip penempatan orang-orang yang tepat untuk jabatan yang tepat. Jadi, jabatan

apapun yang akan dipromosikan hendaknya diseleksi berdasarkan atas spesifikasi

jabatan atau pekerjaan tersebut.

b. Ekonomis

Tindakan ekonomis hendaknya juga menjadi dasar pelaksanaan seleksi, agar

biaya, waktu, dan pikiran dimanfaatkan secara efektif sehingga hasil seleksi dapat

dipertanggung jawabkan. Atau dengan kata lain, mengadakan seleksi harus dengan

cara yang paling efektif dengan biaya yang rendah guna mendapatkan kandidat

yang sebaik-baiknya.

Tujuan utama dari seleksi adalah penempatan (placement), atau dengan kata

lain penempatan seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat dan yang terpenting

17

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, hal.47

18

(33)

penempatan SDM harus dilihat sebagai proses pencocokkan. Seberapa baik seseorang

karyawan cocok dengan pekerjaan, akan mempengaruhi jumlah dan kualitas kerja

karyawan. Karena individu yang tidak mampu menghasilkan kualitas dan kuantitas

kerja yang diharapkan dapat menimbulkan kerugian uang dan waktu dalam jumlah

yang besar bagi organisasi.19 Selain itu tujuan seleksi menurut Mutiara Sibarani p.

adalah untuk mengambil keputusan penerimaan karyawan baru, yaitu untuk memilih

orang yang cocok dengan pekerjaan dan perusahaan. Pada dasarnya seleksi dilakukan

untuk memberi masukan bagi perusahaan dalam rangka mendapatkan karyawan

sesuai kebutuhan perusahaan.20

Adapun tujuan dari pelaksanaan seleksi adalah:21

a. SDM yang qualified dan potensial

b. SDM yang jujur dan berdisiplin

c. SDM yang cakap dengan penempatan yang tepat

d. SDM yang terampil dan bersemangat dalam bekerja

e. SDM yang memenuhi persyaratan Undang-Undang

f. SDM yang dapat bekerja sama baik secara vertical maupun secara horizontal

g. SDM yang dinamis dan kreatif

19

Robert L., et.all, Human Resource Management (Jakarta: Penerbit Salemba Empat 2006), Edisi 10, hal.262

20

Mutiara Sibarani Panggabean, Manajemen Sumberdaya Manusia (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia 2004), Cet. Ke-2, hal.33

21

(34)

h. SDM yang inovatif dan bertanggung jawab sepenuhnya

i. SDM yang loyal dan berdedikasi tinggi

j. SDM yang mudah berkembang pada masa depan

k. SDM yang dapat bekerja secara mandiri

l. SDM yang mempunyai perilaku dan budaya malu

Jika diperhatikan fit and proper test sebenarnya merupakan perkembangan dari

konsep seleksi yang telah ada. Karena seperti proses dan tujuan dari konsep seleksi,

fit and proper test dilaksanakan sebagai proses seleksi untuk mendapatkan kandidat

(SDM) yang kompeten dan memiliki integritas akan jabatannya yang akan

diembannya. fit and proper test menurut PBI adalah agar para pengurus dan pejabat

eksekutif dalam mengelola bank memenuhi kualitas dan kemampuan sebagai berikut: 1. Keahlian di bidang perbankan antara lain keahlian di bidang operasional,

pemasaran, pembukuan, pendanaan, perkreditan, pasar uang, pasar modal, dan

atau hukum, yang berkaitan dengan bidang perbankan.

2. Mampu melakukan pengelolaan strategis antara lain kemampuan untuk

mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan dan perbankan,

menginterprestasikan visi menjadi misi bank dan analisa situasi industri

perbankan.

3. Tidak melakukan rekayasa yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk

menyembunyikan pelanggaran dari suatu ketentuan atau untuk mengaburkan

(35)

4. Melaksanakan komitmen yang telah diperjanjikan sebelumnya secara konsisten

dan konsekuen.

D. Corporate Control

Corporate control merupakan bagian dari pelaksanaan atau perwujudan dari

tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Corporate control

berkaiatan dengan siapa yang mengontrol, siapa yang dikontrol dan bagaimana

mekanisme kontrol tersebut. Persoalan ini bersentuhan dengan siapa pemiliknya,

siapa yang bertindak selaku pembuat keputusan manajemen dan siapa penanggung

risiko. Kemungkinan seorang pemilik perusahaan langsung bertindak sebagai

pembuat keputusan-keputusan strategis dibidang manajemen yang sekaligus

menanggung risiko atas keputusan tersebut, namun pada era sekarang sangat kecil

kemungkinan pemilik langsung bertindak sendiri tanpa melibatkan para professional.

Para pemilik perusahaan pada umumnya akan menyerahkan amanat kepada pihak

manajemen untuk mengelola perusahaan tersebut. Penyerahan amanat kepada pihak

manajemen untuk mengelola perusahaan tentu ditentukan melalui Rapat Umum

pemegang saham. Dalam RUPS pemegang saham biasa yang mayoritas akan

menentukan struktur manajemen. Pihak shareholder akan menentukan orang-orang

yang menurutnya bisa dipercaya untuk melindungi kepentingan pemilik dan sekaligus

meningkatkan nilai kekayaan pemilik.22

22

(36)

Proses untuk menentukan struktur manajemen bank sangat hati-hati, sebab

penentuan orang-orang kepercayaan disamping dalam kendali pemilik, juga dalam

kendali otoritas moneter (bank Indonesia). Pemilik menentukan dan mengajukan

kepada Bank Indonesia. Bank Indonesia akan melakukan uji kemampuan dan

kepantasan (fit and proper test) terhadap orang-orang kepercayaan pemilik bank.

Apakah orang yang dipercaya oleh pemilik dan telah dinilai kemampuan serta

kepantasannya dijamin bisa menjalankan amanat pemilik. Tampaknya tidak ada

jaminan dalam konteks bisnis, bahwa orang akan bertindak berdasarkan

menguntungkan atau tidak menguntungkan. Artinya para professional tidak hanya

sekedar menjalankan amanat pemilik untuk memaksimumkan kekayaannya, tapi

mereka juga punya kepentingan untuk memperkaya, mempertahankan jabatan,

meningkatkan nilai mereka sendiri. Bila ini yang menjadi kepentingan maka control

terhadap manajemen sangat diperlukan.23

Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kontrol terhadap

manajemen perusahaan bisa ditempuh melalui pencegahan sedini mungkin yaitu

melalui uji kemampuan dan kepantasan (fit and proper test) yang dilihat dari

kompetensi dan integritas.

23

(37)

E. Promosi

Promosi adalah perpindahan yang memperbesar kewenangan dan tanggung

jawab sumber daya manusia ke jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi

sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilan semakin besar.24

Menurut Malayu S.P. Hasibuan yang mengutip Edwin B. Flipo, mengatakan “A

promotion involve a change from one job to another job that is better in terms, status,

and responsibility. Ordinary the change to the higher job is accompanied by

increased pay and privileges, but not always.” Promosi berarti perpindahan dari suatu

jabatan ke jabatan lain yang memepunyai status dan tanggung jawab yang lebih

tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan

peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu demikian.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan yang mengutip Andrew F. Sikula mengatakan,

Technically, a promotion is a movement within an organization from one position to

another to involves either an increase in status.” Secara teknik promosi adalah suatu

perpindahan dalam suatu organisasi dari posisi satu ke posisi lainnya yang melibatkan

baik peningkatan upah maupun status. Kesimpulan dari keterangan-keterangan

tersebut adalah bahwa promosi merupakan perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan

24

(38)

yang lebih tinggi, wewenang dan tanggung jawab semakin besar, status dan

pendapatan juga semakin tinggi.25

Promosi harus dilakukan pada asas-asas/prinsip-prinsip tertentu. Asas promosi

tersebut harus dituangkan dalam program promosi secara jelas sehingga suatu instansi

atau lembaga mempunyai suatu pegangan untuk mempromosikan seseorang pada

suatu jabatan. Asas-asas tersebut antara lain:26

1. Kepercayaan

Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai

kejujuran, kemampuan, dan kecakapan orang yang bersangkutan dalam

melaksanakan tugas-tugasnya degan baik pada jabatan tersebut. orang baru akan

dipromosikan, jika orang tersebut menunjukkan kejujuran, kemampuan, dan

kecakapannya dalam memangku jabatan.

2. Keadilan

Promosi berasaskan keadilan, terhadap penilaian kejujuran, kemampuan, dan

kecakapan semua SDM. Penilaiaan harus jujur dan objektif tidak pilih kasih. SDM

yang mempunyai peringkat terbaik hendaknya memiliki kesempatan pertama untuk

dipromosikan tanpa melihat suku, golongan, dan keturunannya.promosi yang

berasaskan keadilan akan menjadi alat motivasi bagi seseorang untuk menigkatkan

prestasinya.

25

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, hal. 108

(39)

3. Formasi

Promosi harus berasaskan kepada formasi yang ada, karena promosi karyawan

hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowongan. Untuk itu harus

ada uraian pekerjaan (job description) yang akan dilaksanakan oleh calon pemegang

jabatan tersebut (SDM).

Program promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang

dijadikan sebagai pertimbangan untuk mempromosikan seseorang dalam institusi atau

perusahaan tersebut. Hal ini penting supaya orang yang ada dalam institusi tersebut

dapat mengetahui dan memperjuangkan nasibnya. Pedoman yang dijadikan dasar

untuk mempromosikan karyawan adalah :27

1. Pengalaman (senioritas)

Dalam hal ini pertimbangan promosi jabatan adalah pengalaman profesi

seseorang, SDM yang terlama bekerja dalam institusi atau perusahaan tersebut,

mendapat prioritas utama dalam tindakan promosi. Kelebihannya adalah adanya

penghargaan dan pengakuan bahwa pengalaman merupakan teladan yang berharga.

Dengan pengalaman, seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya

sehingga seseorang tetap bertahan untuk bekerja pada institusi tersebut dengan

harapan suatu waktu ia akan dipromosikan.

2. Kecakapan (ability)

(40)

Kecakapan (ability) yaitu seseorang akan dipromosikan berdasarkan penilaian

kecakapan, orang yang ahli akan mendapat prioritas utama untuk dipromosikan.

Kecakapan merupakan kumpulan pengetahuan (tanpa memperhatikan cara

mendapatkannya) yang diperlukan untuk memenuhi hal berikut:

a. Kecakapan dalam melaksanakan prosedur kerja praktis, teknik-teknik khusus, dan

disipliln ilmu pengetahuan.

b. Kecakapan yang menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang

semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijakkan dan di dalam manajemen.

Kecakapan di bidang ini dapat digunakan untuk pekerjaan konsultasi termasuk

pekerjaan dalam pembuat kebijakkan dalam institusi. Kecakapan ini

mengkombinasikan elemen-elemen dari perencanaan, pengorganisasian,

pengaturan (directing), penilaian (evaluating), dan pembaruan (innovating).

c. Kecakapan dalam memberikan motivasi secara langsung

3. Kombinasi pengalaman dan kecakapan

Kombinasi pengalaman dan kecakapan yaitu promosi yang berdasarkan pada

lamanya pengalaman dan kecakapan, sebagai contoh, lamanya dinas dan ijazah

pendidikan formal yang dimiliki, dan hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang

lulus dalam ujian maka hasil ujian kenaikan dipromosikan. Cara ini adalah dasar

promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan SDM atau orang yang

paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan promosi yang hanya

(41)

Dalam promosi jabatan suatu institusi harus mempunyai syarat-syarat tertentu yang

telah direncanakan dan dituangkan dalam program promosi perusahaan atau institusi.

Persyaratan promosi untuk setiap institusi atau perusahaan tidak selalu sama, hal

tersebut relatif terhadap institusi atau perusahaan masing-masing. Syarat-syarat

promosi pada umumnya meliputi hal-hal berikut:28

a. Kejujuran

Jujur terutama pada dirinya sendiri, perjanjian-perjanjian yang dalam

menjalankan atau mengelola jabatan tersebut harus sesuai kata dengan perbuatannya.

b. Disiplin

Disipliln pada dirinya sendiri, tugas-tugasnya, serta menaati peraturan-peraturan

baik yang tertulis maupun kebiasaan. Disiplin sangat penting karena hanya dengan

kedisiplinan kemungkinan institusi atau perusahaan dapat mencapai hasil optimal.

c. Prestasi Kerja

Yaitu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan kualitas

maupun kuantitasnya. Bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukan bahwa

karyawan dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan fasilitas dengan baik.

d. Kerja Sama

Bekerja sama secara harmonis dengan sesama baik horizontal maupun vertikal

dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian tercipta suasana hubungan

kerja yang baik diantara semua karyawan.

(42)

e. Kecakapan

Cakap, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan

tersebut dengan baik. Bisa bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan pekerjaannya

dengan baik., tanpa mendapat bimbingan yang terus-menerus dari yang lebih senior.

f. Loyalitas

Loyal dalam membela institusi atau perusahaan dari tindakan yang merugikan. Ini

menunjukkan bahwa dia ikut berpartisipasi aktif terhadap institusi atau

perusahaannya.

g. Kepemimpinan

Dia harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerja samadan

bekerja efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Dia harus menjadi panutan dan

memperoleh personality authority yang tinggi dari para bawahannya.

h. Komunikatif

Berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima atau mempersepsi informasi

dari atasan maupun dari bawahannya dengan baik, sehingga tidak terjadi

miskomunikasi.

i. Pendidikan

Memiliki pendidikan formal sesuai dengan spesifikasi jabatan, yang disertifikasi

(43)

F. Fit and Proper Test

Fit and proper test adalah penilaian kemampuan dan kepatutan yang

dilaksanakan dalam rangka penempatan seseorang/SDM pada tempat yang tepat dan

sesuai. Ini sesuai dengan sebuah slogan “right man in the right place” atau

“orang/SDM yang tepat pada tempat/jabatan yang tepat”. fit and proper test

dilakukan dengan tujuan, agar suatu institusi ataupun perusahaan dapat memperoleh

SDM yang mempunyai kompetensi dan integritas dalam melaksanakan tugasnya pada

suatu jabatan dalam institusi atau perusahaan tersebut.

Fit and proper test sangat erat kaitannya dengan perwujudan tata kelola

perusahaan yang baik atau Good Corporate Governace. Secara logika semua

manajer ingin menjadikan institusi ataupun perusahaannya memiliki tata kelola yang

baik, karena hal tersebut akan berdampak pada kinerja dan kestabilan dari institusi

ataupun perusahaan tersebut29. Fit and proper test merupakan instrument yang

terdapat control terhadap manajemen perusahaan, yang berfungsi sebagai alat seleksi

untuk menentukan SDM professional yang nantinya akan mengurus perusahaan

tersebut. Melalui uji kemampuan dan kepantasan (fit and proper test) yang dilihat

dari kompetensi dan integritas pengurus yang memiliki kompetensi dan integritas

akan berusaha menjalankan komitmen awal yang disepakati. Uji ini dilakukan secara

berkala, sehingga selaku pengurus yang tidak tidak lulus uji ini akan terancam

29

(44)

posisinya. Oleh karena itu uji ini dapat efektif untuk mencegah tindakan yang

merugikan pemilik perusahaan.30

Dalam sebuah Hadits disebutkan bahwa jika suatu pekerjaan dilakukan oleh

orang/SDM yang tidak mempunyai integritas dan keahlian di bidang tersebut, maka

hasil pekerjaannya akan buruk dan hanya menimbulkan kemudharatan bagi pihak

yang terkait. Dalam sebuah Hadist Rasul SAW menyatakan:

ْ

أ

ةﺮْﺮه

لﺎ

ﺎ ْ

ا

ا

ْ

و

ْ

ثﺪ

مْﻮ ْا

ءﺎ

اﺮْ أ

لﺎ

ﺔ ﺎ ا

لﻮ ر

ا

ا

ْ

و

ثﺪ

لﺎ

ْ

مْﻮ ْا

لﺎ

ﺮﻜ

لﺎ

لﺎ و

ْ ﻬ ْ

ْ

ْ

ْ ْ

اذإ

لﺎ

ْأ

ارأ

ﺎ ا

ْ

ﺔ ﺎ ا

لﺎ

ﺎه

ﺎ أ

لﻮ ر

ا

لﺎ

اذﺈ

ْ

ﺔ ﺎ ﺄْا

ْﺮﻈ ْﺎ

ﺔ ﺎ ا

لﺎ

ْآ

ﺎﻬ ﺎ إ

لﺎ

اذإ

ﺪ و

ﺮْ ﺄْا

ﻰ إ

ﺮْ

ْهأ

ْﺮﻈ ْﺎ

ﺔ ﺎ ا

)

يرﺎ ا

اور

(

Rasulullah SAW bersabda, ”Jika suatu amanah telah disia-siakan, maka tunggulah

saat kehancurannya.” Beliau ditanya, bagaimanakah bentuk menyia-nyiakan

amanah itu? Beliau menjawab, ”Jika suatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang

bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (hadits riwayat Imam

Bukhari)31

Salah satu persyaratan terciptanya tata kelola yang baik adalah apabila bank

tersebut dikelola oleh sumber daya manusia yang memiliki integritas yang tinggi,

30

Bathala, CT., Moon, KP., Rao, RP., 1994, Managerial Ownership, Debt Policy, and The Impact of Institutional Holding: An Agency Perspective, Financial Management, Vol 23, No. 3. hal. 38-50.

(45)

kompetensi yang memadai, dan memiliki reputasi keuangan yang baik. Sedangkan

ukuran keberhasilan tata kelola yang baik adalah jika perbankan menghasilkan

kinerja yang memuaskan para pihak berkepentingan, untuk itu diperlukan sumber

daya manusia yang berkualitas. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang

memenuhi persyaratan tersebut, maka Bank Indonesia menetapkan uji kepatutan dan

kelayakan sebagai bagian dari pelaksanaan fungsi pengawasan bank.32

G. Al - jarh wa Al - ta’dîl Pengertian jarh: 33

a. Menurut Bahasa : jarh sebagai bentuk mashdar dari “jaraha”. Seperti pada

contoh kalimat , man jarahahu bi lisanihi jarhan: ‘abahu wa yanqushahu.

b. Jarh (bil fathah) yang berarti luka ( atau melukai dengan pedang)

c. Jarh (bidhommah) yang berarti “ismun” lil jarh.

Jarh itu berarti : melukai dengan lisan yang membekas kedalam harga diri /

kehormatannya. Dan Jurh itu berarti : melukai badan dengan besi atau sejenisnya.

Sedangkan Jarh secara Istilah : adalah memberi sifat seorang rawi (periwayat)

dalam keadilan, kejujuran dan hafalannya yang menyebabkan melemahnya atau

ditolaknya perkataan atau riwayat seorang rawi.

Pengertian ta'dil :34

32

http://www.infobanknews.com/bank/rapor_bpd_kian_ok.html

33

(46)

1. Ta'dil secara bahasa : di ambil dari kata al'adalah / al'adlu yang berarti :

menyamakan dan menimbang, membuat seimbang sesuatu dengan yang lain.

2. Ta'dil secara istilah : mensifati seorang rawi (periwayat) dalam keadilan dan

hafalannya yang menyebabkan diterimanya riwayat seorang rawi tersebut.

Al - jarh wa al - ta’dîl pada awalnya digunakan sejak zaman sahabat untuk

mendapatkan seseorang yang berkualitas dalam menyampaikan suatu informasi,

seiring berlangsungnya jaman al - jarh wa al - ta’dîl menjadi suatu disiplin ilmu

tersendiri untuk menentukan kualitas hadist, dengan kata lain kualitas seseorang akan

menentukan apa yang dilakukan dan diucapkan sedangkan dalam rekrutmen dan

seleksi karyawan dengan nuansa konvensional melakukan aktivitas yang tak jauh

beda dalam menentukan SDM yang berkualitas sehingga berbagai test atau uji

dilakukan untuk menjaring SDM yang diinginkan.35

Al - jarh wa al - ta’dîl adalah ilmu yang membahas tentang Al jarh (sifat-sifat

tercela) dan Al - ta’dîl (sifat-sifat adil) dari seorang rawi, dengan menggunakan

lafal-lafal dan perinngkat lafal-lafal-lafal-lafal tertentu. Ilmu al - jarh wa al - ta’dîl merupakan bagian

dari syari’at dalam kerangka memelihara syari’at itu sendiri dan dengan tujuan

memberikan nasihat dan kemaslahatan syari’at, bukan mencela

kekurangan-kekurangan dari sifat manusia itu sendiri. al - jarh wa al - ta’dîl bukan tergolong

34

Abdul Mawjud Muhammad Abdullatif, ilmu jarh wa ta’dil, penilaian kredibilitas para perawi dan pengimplementasiannya, (Bandung), Gema Media Pusakatama, 2003,.h.29

35

(47)

perbuatan ghibah (membicarakan kejelekan orang) yang dilarang baik dari segi

agama maupun dari segi etika. Hal ini dikarenakan al - jarh wa al - ta’dîl

diperbolehkan dalam masalah persaksian dan masalah periwayatan, dengan alasan

berhati-hati dan teliti (al tatsabbut) dalam urusan agama lebih baik daripada urusan

hak (huquuq) dan harta (amwaal).36

Al - jarh wa al - ta’dîl dan pembahasan-pembahasannya tentang rawi-rawi

sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Kemudian dilanjutkan pada masa Sahabat

dan masa Tabi’in, lalu diteruskan pada masa sesudahnya. Hal tersebut juga

merupakan sesuatu yang disyariatkan dari Rasulullah SAW. Atas sebagian rawi-rawi

dengan meneliti ke-ta’dil-an mereka.37

ﺎ ﺪ

وﺮْ

ْ

ﺎ ﺪ

ْ

ءاﻮ

ﺎ ﺪ

حْور

ْ

ﺎ ْا

ْ

ْ

رﺪﻜْ ْا

ْ

ةوْﺮ

ْ

ﺔ ﺎ

:

نأ

ﺎ ر

نذْﺄ ْ ا

ا

ا

ْ

و

ر

لﺎ

ْ

ﻮ أ

ةﺮ ْا

ْ و

ْا

ةﺮ ْا

ا

ا

ْ

و

ﻬْ و

ْاو

ْ إ

ْا

ﺮ ا

ْ ﺎ

ﺔ ﺎ

لﻮ ر

ا

ْأر

ﺮ ا

ْ

اﺬآ

اﺬآو

ْ

ﻬْ و

ْ ْاو

ْ إ

لﺎ

لﻮ ر

ا

ا

ْ

و

ﺔ ﺎ

ْﺪﻬ

ﺎ ﺎ

نإ

سﺎ ا

ﺪْ

ا

ﺔ ﺰْ

مْﻮ

ﺔ ﺎ ْا

ْ

آﺮ

سﺎ ا

ءﺎ ا

)

يرﺎ ا

اور

(

Aisyah r.a. berkata “ada seorang laki-laki meminta izin untuk menghadap

Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW. Melihat orang tersebut, beliau bersabda,

36

Abdul Mawjud Muhammad Abdullatif, ilmu jarh wa ta’dîl, penilaian kredibilitas para perawi dan pengimplementasiannya, (Bandung), Gema Media Pusakatama, 2003,.h.19

37

(48)

‘alangkah jeleknya golongan orang itu atau alangkah jeleknya keturunan orang itu.’

Namun ketika orang itu duduk, Nabi SAW. Berwajah ceria dan menanggapi orang itu

dengan baik. Oleh karena itu ketika orang itu beranjak pergi, ‘Aisyah bertanya

kepada Nabi SAW. (tentang orang itu) “Hai. Rasulullah! Ketika anda melihat seorang

laki-laki, anda berkata bahwa oarng itu adalah golongan yang tidak baik atau

keturunan yang tidak baik. Kemudian anda bermuka ceria dan menanggapi orang itu

dengan baik?”, Rasulullah SAW. balik bertanya kepada ‘Aisyah, “Hai ‘Aisyah, kapan

engkau membicarakan kepadaku sesuatu yang jelek itu? Sesungguhnya

sejelek-jeleknya kedudukan manusia di sisi ALLAH SWT. pada hari kiamat adalah orang

yang ditinggalkan orang lain karena jelek pembicaraannya.”38

H. Kerangka Konseptual

38

al-maktabah al- syâmilah, Shahih Bukhari, juz 1 kitab 8, hal 457.

Fit a nd Pro p e r

Te st

(49)

Pe ne litia n krite ria

p e nila ia n Fit

a nd Pro p e r Te st

Pe rb a nd ing a n Ting ka t

ke a kura ta n

Ja rh wa Ta ’d il Ting ka t

ke a kura ta n Fit

a nd Pro p e r Te st

krite ria

p e nila ia n Ja rh

wa Ta ’d il

Pe rsa m a a n d a n

p e rb e d a a n

Se le sa i

(Flowchart Penelitian) BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

(50)

Bank Indonesia memiliki tugas dalam hal pengadaan fit and proper test

terutama bagi dunia perbankan untuk memilih pemegang saham pengendali (PSP),

pengurus yang mencakup komisaris dan direksi, serta pejabat eksekutif bank.39 Fit

and proper test menurut Bank Indonesia adalah proses evaluasi secara berkala atau

setiap waktu apabila diperlukan oleh Bank Indonesia terhadap:40

1. Integritas dan kelayakan keuangan pihak-pihak yang akan maupun telah

menjadi Pemegang Saham Pengendali.

2. Integritas dan kompetensi serta reputasi keuangan pihak-pihak yang akan

maupun telah menjadi pengurus dan pejabat eksekutif bank.

Adapun yang menjadi landasan hukum pelaksanaan fit and proper test adalah

Peraturan Bank Indonesia, yakni Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/23/PBI/2000

tanggal 6 November 2000 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and

Proper Test) yang telah diperbarui Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/25/PBI/2003

tanggal 10 November 2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and

Proper Test).

39

Sunarso, dkk. Penyesuaian Aplikasi fit and proper test sesuai dengan SE No.8/31/Intern tanggal 29 Juli 2006, (Jakarta: Bank Indonesia, 2007), hal.4

40

(51)

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/23/PBI/2000 tanggal 6 November

2000 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test),41 dalam

pelaksanaannya memilki tujuan sebagai berikut:

1. Usaha untuk me-restrukturisasi perbankan, selain ditempuh dengan cara

melakukan perbaikan-perbaikan kondisi keuangan perbankan, juga ditempuh

dengan cara memantapkan sistem perbankan yang mengarah pada praktek

perbankan yang sehat (good corporate governance) serta pemenuhan prinsip

kehati-hatian/asas prudential.

2. Ketahanan sistem perbankan yang mantap dan stabil perlu didukung dengan

sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sebagai suatu lembaga

kepercayaan maka lembaga perbankan perlu dimiliki dan dikelola oleh

pihak-pihak yang mempunyai integritas yang tinggi dan kompetensi yang memadai.

Pelaksanaan penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh Bank

Indonesia selama ini merupakan upaya menciptakan sumber daya manusia

perbankan yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.

Penilaian kemampuan dan kepatutan dilakukan terhadap sumber daya manusia

perbankan yang selama ini telah aktif di lembaga perbankan serta didasarkan atas

hasil pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan Bank Indonesia.

Kemudian dalam perkembangannya, Peraturan Bank Indonesia Nomor

2/23/PBI/2000 direvisi menjadi Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/25/PBI/2003

41

(52)

tanggal 10 November 2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and

Proper Test), telah diatur tentang pelaksanaan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

(Fit and Proper Test). Peraturan tersebut telah mewajibkan bagi setiap bank untuk

melaksanakan penilaian kemampuan dan kepatutan fit and proper test terhadap calon

pengurus bank, termasuk calon pemimpin kantor perwakilan bank asing.42

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang pelaksanaan

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), penilaian kemampuan

dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap 43:

1. Penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap calon Pengurus Bank, termasuk

calon Pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing, dilakukan dalam rangka

menilai apakah yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan

yang dilakukan melalui penelitian administratif dan wawancara.

2. Penilaian kemampuan dan kepatutan tidak dilakukan terhadap calon Pejabat

Eksekutif Bank. Adapun bagi Pejabat Eksekutif Bank dan Pemimpin Kantor

Perwakilan Bank Asing yang sedang menjabat, penilaian kemampuan dan

kepatutan hanya dilakukan dalam hal terdapat indikasi bahwa yang

bersangkutan memiliki peranan dalam pelanggaran atau penyimpangan dan

penentuan keputusan kebijakan negatif dalam operasional perbankan.

42

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/25/PBI/2003 tanggal 10 November 2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)

43

(53)

Adapun peserta penilaian fit and proper test terhadap calon pengurus bank, wajib

diikuti oleh:44

1. Calon pengurus bank bersangkutan.

2. Pihak yang telah menjadi komisaris dan diusulkan menjadi anggota direksi.

3. Direktur yang beralih jabatan menjadi direktur kepatuhan pada bank yang sama.

4. Calon pemimpin kantor perwakilan/cabang dari bank yang berkedudukan di

luar negeri.

5. Pihak yang menurut pertimbangan bank Indonesia perlu mengikuti penilaian fit

and proper test

Pengurus adalah komisaris dan direktur perusahaan atau bank, atau yang setara

dengan itu termasuk antara lain tim pengawas dan tim pengelola bank dalam

penyehatan. Sedangkan pejabat eksekutif bank adalah pejabat yang bertanggung

jawab langsung kepada direksi atau mempunyai pengaruh kebijakan dan operasional

perusahaan atau bank, antara lain pemimpin kantor cabang dan Kepala Satuan Kerja

Audit Intern.45

44

Sunarso, dkk. Penyesuaian Aplikasi fit and proper test sesuai dengan SE No.8/31/Intern tanggal 29 Juli 2006, (Jakarta: Bank Indonesia, 2007), hal.5

45

(54)

Adapun pedoman pelaksanaan dan penilaian fit and proper test bagi calon pengurus

bank, tertuang dalam Surat Edaran Intern Bank Indonesia. Dimana singkatnya adalah

sebagai berikut:46

1. Tahap penilaian administratif yang berbobot 50% dan wawancara dengan bobot

50%

2. Aspek penilaian meliputi integritas dan kelayakan keuangan

3. Tahap administrasi dilakukan dengan cara menilai

a) Pra-administratif; bebas DTL (integritas, DKM, kelayakan keuangan)

b) Kelengkapan dokumen

c) Informasi berbagai sumber

4. Tahap wawancara dilakukan melalui penggalian informasi dan konfirmasi atas

aspek integritas dan kelayakan keuangan.

B. Sejarah Penerapan Al jarh wa At ta’dil dalam Penilaian Rawi

ْ

ﺔ ﺎ

ْ

ْ

نأ

ﺎ أ

وﺮْ

ْ

ْ

ﺎﻬ

ﺔ ْا

ﻮهو

ْرﺄ

ﺎﻬْ إ

آو

ْ

لﺎ

او

ﺎ ْ

ْ

ءْ

ْتءﺎ

لﻮ ر

ا

ا

ْ

و

ْتﺮآﺬ

ﻚ ذ

لﺎ

ْ

ْ

ﺎهﺮ ﺄ

ْنأ

ﺪ ْ

ْ

مأ

ﻚ ﺮ

لﺎ

ﻚْ

ةأﺮْ ا

ﺎهﺎ ْ

ﺎ ْ أ

يﺪ ْ ا

ﺪْ

ْا

مأ

مﻮ ْﻜ

ر

ﻰ ْ أ

ﻚ ﺎ

اذﺈ

ْ

ذ

ْ ﺎ

ْ

تْﺮآذ

نأ

ﺔ وﺎ

ْ

أ

نﺎ ْ

ﺎ أو

ْﻬ

لﺎ

لﻮ ر

ا

ا

ْ

و

ﺎ أ

ﻮ أ

ْﻬ

ْ

ﺎ أو

ﺔ وﺎ

46
(55)

Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kepada Fathimah binti Qais

yang menanyakan tentang Mu’awiyyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm yang tengah

melamarnya: ”Adapun Abu Jahm, dia tidak pernah meletakkan tongkat dari

pundaknya (suka memukul), sedangkan Mu’awiyyah seorang yang miskin tidak

mempunyai harta” (Hadits Riwayat Muslim).47

Hadits tersebut merupakan dalil Al jarh dalam rangka nasihat dan

kemaslahatan. Adapun al - ta’dîl, salah satunya berdasarkan hadits:

(56)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik hamba Allah

adalah Khalid b

Referensi

Dokumen terkait

(3) Ketentuan pengendalian domestik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) atau Pasal 25 ayat (2) harus dipenuhi oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran yang

sanksi pembentukan PPAP sebesar kemungkinan kerugian Bank dari nilai transaksi, dan atau sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) Undang-undang Nomor 7

(2) Dalam hal di negara tempat kedudukan kantor Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) belum berlaku ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah atau berlaku Prinsip Mengenal Nasabah

(2) Laporan profil Risiko yang disampaikan oleh satuan kerja Manajemen Risiko kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), wajib memuat substansi yang sama

Kantor Bank Pelapor dan Kantor Perwakilan Bank Asing yang tidak melaporkan satu atau lebih fasilitas dalam Laporan Penyediaan Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat

(2) Pentahapan pengakuan nilai agunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) terhadap Kredit BPR yang telah memiliki kualitas Macet sebelum Peraturan Bank Indonesia ini

Pertimbangan Bank Indonesia untuk meminta Bank mengumumkan laporan keuangan publikasi selain periode sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau informasi lain yang ditentukan

Tingkat Kesehatan Bank dan penilaian GCG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, badan hukum lembaga keuangan bank hanya dapat memiliki saham sampai dengan batas