• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi tentang landasan hukum penerapan fit and proper test

dan landasan hukum penerapan al jarh wa at ta’dil, kriteria-kriteria

penilaian dalam fit and proper test dan kriteria-kriteria penilaian dalam

al jarh wa at ta’dil, analisa komparasi antara kriteria-kriteria penilaian

dan poin-poin persamaan serta perbedaan di antara kedua konsep

kriteria-kriteria penilaian tersebut.

BAB IV: PENUTUP

Bab ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan

kesimpulan itulah penulis akan memberikan saran kepada pihak-pihak

yang terkait dalam hal penerapan konsep seleksi bagi promosi jabatan

di sebuah institusi, khususnya bank syari’ah

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI A. Fungsi Bank

Dalam perspektif makro sebagaimana tertulis dalam Undang-undang perbankan

No.10 tahun 1998, bahwa bank didirikan untuk mensejahterakan rakyat banyak.

Tujuannya begitu mulia karena mengemban tugas yang bermanfaat bagi rakyat

banyak. Itu menurut undang-undang perbankan. Apakah dalam konteks corporate,

sebuah bank didirikan untuk itu. Tampaknya tidak demikian, sebab bagaimanapun

bank adalah lembaga bisnis yang didirikan untuk bisnis. Sebuah bisnis pasti

berhitung dengan risiko dan profit. Pemodal akan selalu bertindak atas dasar kedua

hal ini. Pemodal akan menginginkan return tertinggi dengan risiko tertentu atau return

tertentu dengan risiko terendah. Dalam kontek manajemen dana perbankan, para

manajer bank harus bisa mengelola dana bank untuk mendatangkan pendapatan

tertinggi. Pendapatan bersih itu dicapai melalui pengelolaan dana pada sisi pasiva

yang menimbulkan biaya, dan pengelolaan dana pada sisi aktiva yang mendatangkan

pendapatan. Umumnya semakin berjangka waktu lama suatu aset produktif akan

semakin tinggi pendapatkan yang disumbangkan, demikian juga semakin lama jangka

waktu sumber dana juga semakin tinggi biayanya. Manajemen bank bisa mengelola

dana melalui pengaturan gap untuk mendapatkan pendapatan tertinggi.7

7

Krisis perbankan di masa lalu menjadikan pelajaran berharga bagi semua pihak,

baik bagi para pelaku bisnis, praktisi perbankan, maupun Bank Indonesia selaku

pembuat ketentuan dan sebagai otoritas pengawas bank. Menyadari sifat bisnis

perbankan yang syarat dengan risiko karena struktur keuangannya didominasi oleh

dana pihak ketiga, maka industri perbankan perlu diatur secara ketat untuk menjamin

dan melindungi dana masyarakat. Tata kelola perbankan yang baik menjadi sangat

penting dan strategis mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi ke depan menjadi

semakin kompleks.

B. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar

sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu

terwujudnya tujuan.8

Perencanaan SDM ini untuk menetapkan program pengorganisasian,

pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Jadi, dalam rencana SDM

harus ditetapkan semua hal tersebut diatas secara baik dan benar.9

8

Malayu S.P Hasibuan , Manajemen Sumberdaya manusia (Jakarta:Bumi Ksara 2007), Edisi revisi, h.250

a. Tujuan perencanaan SDM.10

1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi

semua jabatan perusahaan.

2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,

sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya.

3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam

pelaksanaan tugas.

4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS)

sehingga produktivitas kerja meningkat.

5. Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan.

6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,

dan pemberhentian karyawan.

7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertical atau horizontal)

dan pensiun karyawan.

8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.

b. Rencana SDM

Rencana SDM harus baik dan benar, supaya pembinaan dan pengarahan

karyawan efektif dan efisien dalam melakukan tugas – tugasnya. ciri – ciri SDM yang

baik dan benar, antara lain sebagai berikut.11

1. Rencana harus menyeluruh, jelas dan mudah dipahami para karyawan.

2. Job description setiap personel jelas dan tidak tumpang tindih dalam

pelaksanaan kerja.

3. Kualitas dan kuantitas serta penempatan karyawan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

4. Rencana harus secara jelas menetapkan hubungan kerja, saluran perintah, dan

tanggung jawab.

5. Rencana harus fleksibel dalam pelaksanaannya, tetapi tujuan, pedoman, dan

pola dasarnya tetap.

6. Rencana harus mengatur tentang mutasi (vertical-horizontal), peraturan dan

sanksi hukuman, pengembangan, cara penilaian dan yang dinilai, dan

lain-lain.

7. Dalam rencana harus terdapat secara jelas hak dan kewajiban para karyawan.

8. Rencana harus menjadi pedoman, kejelasan tugas pendorong semangat kerja

karyawan.

9. Rencana harus dapat digunakan menjadi alat control yang baik.

c. Audit SDM

Audit SDM merupakan tindak lanjut dari realisasi perencanaan-perencanaan yang

telah dilakukan. Audit SDM penting dan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui

apakah para karyawan bekerja dengan baik dan berperilaku sesuai rencana.

Pelaksanaan audit SDM ini sangat penting bagi perusahaan maupun bagi karyawan

yang bersangkutan.12

d. Pelaksanaan Audit SDM

Pelaksanaan audit SDM dilakukan oleh atasan langsung dan manajer urusan

SDM, baik secara individual maupun kolektif. Audit SDM dilakukan secara formal

dan informal, baik langsung maupun tidak langsung (laporan tertulis). Audit formal

dilaukan oleh atasan langsung atau orang yang dapat memberikan sanksi. Audit

informal dilakukan oleh masyarakat sehingga tidak dapat memberikan sanksi, tetapi

penilaiannya sangat objektif jadi perlu diperhatikan penilai formal sebagai masukan.

Audit SDM baru ada artinya jika ada tindak lanjut dari hasilnya. Hal ini perlu supaya

karyawan termotivasi untuk meningkatkan disiplin, semangat kerja, dan perilakunya.

C. Seleksi

Seleksi (selection) adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk menempati suatu posisi. Seleksi ini didasarkan

kepada spesifikasi tertentu dari setiap intsitusi bersangkutan.13

12 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumberdaya manusia, h.259

13

Seleksi adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang

dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan (jabatan) disebuah organisasi. Tanpa

orang-orang yang berkualitas, sebuah organisasi memiliki kemungkinan lebih kecil

untuk berhasil mencapai tujuannya.14

Seleksi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memutuskan

pelamar/calon karyawan mana yang harusnya diterima/dipekerjakan dengan harapan

agar yang diterima adalah mereka yang layak untuk diterima.15

Menurut R.S. Dwivedi, seperti dikutip oleh Malayu S.P. Hasibuan, seleksi

adalah the entire concept of selecting and placement has proved to be effective in

reducing turn over. Seleksi adalah keseluruhan konsep penyeleksian dan penempatan

kandidat yang telah dilaksanakan untuk mengurangi perputaran jabatan atau naik

turun jabatan.16

Menurut Malayu S.P. Hasibuan yang mengutip dari James A.F. Stoner

mengatakan the selection process involved evaluating and closing among job candidate., application form resumes, interview, reference checks are commonly uses

selection decrees. Proses seleksi meliputi penilaian dan penetapan di antara

14

Robert L., et.all, Human Resource Management (Jakarta: Penerbit Salemba Empat 2006), Edisi 10, hal.261

15

Mutiara Sibarani Panggabean, Manajemen Sumberdaya Manusia (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia 2004), Cet. Ke-2, hal.33

16

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara 2007), Edisi Revisi, hal.47

calon pengisi jabatan. Aplikasi dari penilaian, wawancara, pengecekan referensi

adalah yang biasa digunakan dalam penetapan keputusan seleksi.17

Adapun dasar dari pelaksanaan seleksi adalah:18

a. Spesifikasi pekerjaan atau jabatan

Seleksi harus didasarkan dan pedoman pada spesifikasi jabatan atau pekerjaan

yang akan dilakukan. Dalam spesifikasi, telah ditetapkan persyaratan dan

kualifikasi minimum dari orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan

tersebut. Dasar ini harus betul-betul menjadi pedoman pelaksanaan seleksi, seperti

prinsip penempatan orang-orang yang tepat untuk jabatan yang tepat. Jadi, jabatan

apapun yang akan dipromosikan hendaknya diseleksi berdasarkan atas spesifikasi

jabatan atau pekerjaan tersebut.

b. Ekonomis

Tindakan ekonomis hendaknya juga menjadi dasar pelaksanaan seleksi, agar

biaya, waktu, dan pikiran dimanfaatkan secara efektif sehingga hasil seleksi dapat

dipertanggung jawabkan. Atau dengan kata lain, mengadakan seleksi harus dengan

cara yang paling efektif dengan biaya yang rendah guna mendapatkan kandidat

yang sebaik-baiknya.

Tujuan utama dari seleksi adalah penempatan (placement), atau dengan kata

lain penempatan seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat dan yang terpenting

17

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, hal.47

18

penempatan SDM harus dilihat sebagai proses pencocokkan. Seberapa baik seseorang

karyawan cocok dengan pekerjaan, akan mempengaruhi jumlah dan kualitas kerja

karyawan. Karena individu yang tidak mampu menghasilkan kualitas dan kuantitas

kerja yang diharapkan dapat menimbulkan kerugian uang dan waktu dalam jumlah

yang besar bagi organisasi.19 Selain itu tujuan seleksi menurut Mutiara Sibarani p.

adalah untuk mengambil keputusan penerimaan karyawan baru, yaitu untuk memilih

orang yang cocok dengan pekerjaan dan perusahaan. Pada dasarnya seleksi dilakukan

untuk memberi masukan bagi perusahaan dalam rangka mendapatkan karyawan

sesuai kebutuhan perusahaan.20

Adapun tujuan dari pelaksanaan seleksi adalah:21

a. SDM yang qualified dan potensial

b. SDM yang jujur dan berdisiplin

c. SDM yang cakap dengan penempatan yang tepat

d. SDM yang terampil dan bersemangat dalam bekerja

e. SDM yang memenuhi persyaratan Undang-Undang

f. SDM yang dapat bekerja sama baik secara vertical maupun secara horizontal

g. SDM yang dinamis dan kreatif

19

Robert L., et.all, Human Resource Management (Jakarta: Penerbit Salemba Empat 2006), Edisi 10, hal.262

20

Mutiara Sibarani Panggabean, Manajemen Sumberdaya Manusia (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia 2004), Cet. Ke-2, hal.33

21

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara 2007), Edisi Revisi, hal.49-50

h. SDM yang inovatif dan bertanggung jawab sepenuhnya

i. SDM yang loyal dan berdedikasi tinggi

j. SDM yang mudah berkembang pada masa depan

k. SDM yang dapat bekerja secara mandiri

l. SDM yang mempunyai perilaku dan budaya malu

Jika diperhatikan fit and proper test sebenarnya merupakan perkembangan dari konsep seleksi yang telah ada. Karena seperti proses dan tujuan dari konsep seleksi,

fit and proper test dilaksanakan sebagai proses seleksi untuk mendapatkan kandidat

(SDM) yang kompeten dan memiliki integritas akan jabatannya yang akan

diembannya. fit and proper test menurut PBI adalah agar para pengurus dan pejabat eksekutif dalam mengelola bank memenuhi kualitas dan kemampuan sebagai berikut: 1. Keahlian di bidang perbankan antara lain keahlian di bidang operasional,

pemasaran, pembukuan, pendanaan, perkreditan, pasar uang, pasar modal, dan

atau hukum, yang berkaitan dengan bidang perbankan.

2. Mampu melakukan pengelolaan strategis antara lain kemampuan untuk

mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan dan perbankan,

menginterprestasikan visi menjadi misi bank dan analisa situasi industri

perbankan.

3. Tidak melakukan rekayasa yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk

menyembunyikan pelanggaran dari suatu ketentuan atau untuk mengaburkan

4. Melaksanakan komitmen yang telah diperjanjikan sebelumnya secara konsisten

dan konsekuen.

D. Corporate Control

Corporate control merupakan bagian dari pelaksanaan atau perwujudan dari

tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Corporate control

berkaiatan dengan siapa yang mengontrol, siapa yang dikontrol dan bagaimana

mekanisme kontrol tersebut. Persoalan ini bersentuhan dengan siapa pemiliknya,

siapa yang bertindak selaku pembuat keputusan manajemen dan siapa penanggung

risiko. Kemungkinan seorang pemilik perusahaan langsung bertindak sebagai

pembuat keputusan-keputusan strategis dibidang manajemen yang sekaligus

menanggung risiko atas keputusan tersebut, namun pada era sekarang sangat kecil

kemungkinan pemilik langsung bertindak sendiri tanpa melibatkan para professional.

Para pemilik perusahaan pada umumnya akan menyerahkan amanat kepada pihak

manajemen untuk mengelola perusahaan tersebut. Penyerahan amanat kepada pihak

manajemen untuk mengelola perusahaan tentu ditentukan melalui Rapat Umum

pemegang saham. Dalam RUPS pemegang saham biasa yang mayoritas akan

menentukan struktur manajemen. Pihak shareholder akan menentukan orang-orang yang menurutnya bisa dipercaya untuk melindungi kepentingan pemilik dan sekaligus

meningkatkan nilai kekayaan pemilik.22

22

Proses untuk menentukan struktur manajemen bank sangat hati-hati, sebab

penentuan orang-orang kepercayaan disamping dalam kendali pemilik, juga dalam

kendali otoritas moneter (bank Indonesia). Pemilik menentukan dan mengajukan

kepada Bank Indonesia. Bank Indonesia akan melakukan uji kemampuan dan

kepantasan (fit and proper test) terhadap orang-orang kepercayaan pemilik bank. Apakah orang yang dipercaya oleh pemilik dan telah dinilai kemampuan serta

kepantasannya dijamin bisa menjalankan amanat pemilik. Tampaknya tidak ada

jaminan dalam konteks bisnis, bahwa orang akan bertindak berdasarkan

menguntungkan atau tidak menguntungkan. Artinya para professional tidak hanya

sekedar menjalankan amanat pemilik untuk memaksimumkan kekayaannya, tapi

mereka juga punya kepentingan untuk memperkaya, mempertahankan jabatan,

meningkatkan nilai mereka sendiri. Bila ini yang menjadi kepentingan maka control

terhadap manajemen sangat diperlukan.23

Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kontrol terhadap

manajemen perusahaan bisa ditempuh melalui pencegahan sedini mungkin yaitu

melalui uji kemampuan dan kepantasan (fit and proper test) yang dilihat dari kompetensi dan integritas.

23

E. Promosi

Promosi adalah perpindahan yang memperbesar kewenangan dan tanggung

jawab sumber daya manusia ke jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi

sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilan semakin besar.24

Menurut Malayu S.P. Hasibuan yang mengutip Edwin B. Flipo, mengatakan “A promotion involve a change from one job to another job that is better in terms, status, and responsibility. Ordinary the change to the higher job is accompanied by increased pay and privileges, but not always.” Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang memepunyai status dan tanggung jawab yang lebih

tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan

peningkatan gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu demikian.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan yang mengutip Andrew F. Sikula mengatakan,

Technically, a promotion is a movement within an organization from one position to

another to involves either an increase in status.” Secara teknik promosi adalah suatu perpindahan dalam suatu organisasi dari posisi satu ke posisi lainnya yang melibatkan

baik peningkatan upah maupun status. Kesimpulan dari keterangan-keterangan

tersebut adalah bahwa promosi merupakan perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan

24

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara 2007), Edisi Revisi. hal. 108

yang lebih tinggi, wewenang dan tanggung jawab semakin besar, status dan

pendapatan juga semakin tinggi.25

Promosi harus dilakukan pada asas-asas/prinsip-prinsip tertentu. Asas promosi

tersebut harus dituangkan dalam program promosi secara jelas sehingga suatu instansi

atau lembaga mempunyai suatu pegangan untuk mempromosikan seseorang pada

suatu jabatan. Asas-asas tersebut antara lain:26

1. Kepercayaan

Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai

kejujuran, kemampuan, dan kecakapan orang yang bersangkutan dalam

melaksanakan tugas-tugasnya degan baik pada jabatan tersebut. orang baru akan

dipromosikan, jika orang tersebut menunjukkan kejujuran, kemampuan, dan

kecakapannya dalam memangku jabatan.

2. Keadilan

Promosi berasaskan keadilan, terhadap penilaian kejujuran, kemampuan, dan

kecakapan semua SDM. Penilaiaan harus jujur dan objektif tidak pilih kasih. SDM

yang mempunyai peringkat terbaik hendaknya memiliki kesempatan pertama untuk

dipromosikan tanpa melihat suku, golongan, dan keturunannya.promosi yang

berasaskan keadilan akan menjadi alat motivasi bagi seseorang untuk menigkatkan

prestasinya.

25

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, hal. 108

3. Formasi

Promosi harus berasaskan kepada formasi yang ada, karena promosi karyawan

hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowongan. Untuk itu harus

ada uraian pekerjaan (job description) yang akan dilaksanakan oleh calon pemegang

jabatan tersebut (SDM).

Program promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang

dijadikan sebagai pertimbangan untuk mempromosikan seseorang dalam institusi atau

perusahaan tersebut. Hal ini penting supaya orang yang ada dalam institusi tersebut

dapat mengetahui dan memperjuangkan nasibnya. Pedoman yang dijadikan dasar

untuk mempromosikan karyawan adalah :27

1. Pengalaman (senioritas)

Dalam hal ini pertimbangan promosi jabatan adalah pengalaman profesi

seseorang, SDM yang terlama bekerja dalam institusi atau perusahaan tersebut,

mendapat prioritas utama dalam tindakan promosi. Kelebihannya adalah adanya

penghargaan dan pengakuan bahwa pengalaman merupakan teladan yang berharga.

Dengan pengalaman, seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya

sehingga seseorang tetap bertahan untuk bekerja pada institusi tersebut dengan

harapan suatu waktu ia akan dipromosikan.

2. Kecakapan (ability)

Kecakapan (ability) yaitu seseorang akan dipromosikan berdasarkan penilaian

kecakapan, orang yang ahli akan mendapat prioritas utama untuk dipromosikan.

Kecakapan merupakan kumpulan pengetahuan (tanpa memperhatikan cara

mendapatkannya) yang diperlukan untuk memenuhi hal berikut:

a. Kecakapan dalam melaksanakan prosedur kerja praktis, teknik-teknik khusus, dan

disipliln ilmu pengetahuan.

b. Kecakapan yang menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang

semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijakkan dan di dalam manajemen.

Kecakapan di bidang ini dapat digunakan untuk pekerjaan konsultasi termasuk

pekerjaan dalam pembuat kebijakkan dalam institusi. Kecakapan ini

mengkombinasikan elemen-elemen dari perencanaan, pengorganisasian,

pengaturan (directing), penilaian (evaluating), dan pembaruan (innovating).

c. Kecakapan dalam memberikan motivasi secara langsung

3. Kombinasi pengalaman dan kecakapan

Kombinasi pengalaman dan kecakapan yaitu promosi yang berdasarkan pada

lamanya pengalaman dan kecakapan, sebagai contoh, lamanya dinas dan ijazah

pendidikan formal yang dimiliki, dan hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang

lulus dalam ujian maka hasil ujian kenaikan dipromosikan. Cara ini adalah dasar

promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan SDM atau orang yang

paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan promosi yang hanya

Dalam promosi jabatan suatu institusi harus mempunyai syarat-syarat tertentu yang

telah direncanakan dan dituangkan dalam program promosi perusahaan atau institusi.

Persyaratan promosi untuk setiap institusi atau perusahaan tidak selalu sama, hal

tersebut relatif terhadap institusi atau perusahaan masing-masing. Syarat-syarat

promosi pada umumnya meliputi hal-hal berikut:28

a. Kejujuran

Jujur terutama pada dirinya sendiri, perjanjian-perjanjian yang dalam

menjalankan atau mengelola jabatan tersebut harus sesuai kata dengan perbuatannya.

b. Disiplin

Disipliln pada dirinya sendiri, tugas-tugasnya, serta menaati peraturan-peraturan

baik yang tertulis maupun kebiasaan. Disiplin sangat penting karena hanya dengan

kedisiplinan kemungkinan institusi atau perusahaan dapat mencapai hasil optimal.

c. Prestasi Kerja

Yaitu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan kualitas

maupun kuantitasnya. Bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukan bahwa

karyawan dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan fasilitas dengan baik.

d. Kerja Sama

Bekerja sama secara harmonis dengan sesama baik horizontal maupun vertikal

dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian tercipta suasana hubungan

kerja yang baik diantara semua karyawan.

e. Kecakapan

Cakap, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan

tersebut dengan baik. Bisa bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan pekerjaannya

dengan baik., tanpa mendapat bimbingan yang terus-menerus dari yang lebih senior.

f. Loyalitas

Loyal dalam membela institusi atau perusahaan dari tindakan yang merugikan. Ini

menunjukkan bahwa dia ikut berpartisipasi aktif terhadap institusi atau

perusahaannya.

g. Kepemimpinan

Dia harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerja samadan

bekerja efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Dia harus menjadi panutan dan

memperoleh personality authority yang tinggi dari para bawahannya.

h. Komunikatif

Berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima atau mempersepsi informasi

dari atasan maupun dari bawahannya dengan baik, sehingga tidak terjadi

miskomunikasi.

i. Pendidikan

Memiliki pendidikan formal sesuai dengan spesifikasi jabatan, yang disertifikasi

F. Fit and Proper Test

Fit and proper test adalah penilaian kemampuan dan kepatutan yang

dilaksanakan dalam rangka penempatan seseorang/SDM pada tempat yang tepat dan

sesuai. Ini sesuai dengan sebuah slogan “right man in the right place” atau “orang/SDM yang tepat pada tempat/jabatan yang tepat”. fit and proper test

dilakukan dengan tujuan, agar suatu institusi ataupun perusahaan dapat memperoleh

SDM yang mempunyai kompetensi dan integritas dalam melaksanakan tugasnya pada

suatu jabatan dalam institusi atau perusahaan tersebut.

Fit and proper test sangat erat kaitannya dengan perwujudan tata kelola

perusahaan yang baik atau Good Corporate Governace. Secara logika semua manajer ingin menjadikan institusi ataupun perusahaannya memiliki tata kelola yang

baik, karena hal tersebut akan berdampak pada kinerja dan kestabilan dari institusi

ataupun perusahaan tersebut29. Fit and proper test merupakan instrument yang terdapat control terhadap manajemen perusahaan, yang berfungsi sebagai alat seleksi

untuk menentukan SDM professional yang nantinya akan mengurus perusahaan

tersebut. Melalui uji kemampuan dan kepantasan (fit and proper test) yang dilihat dari kompetensi dan integritas pengurus yang memiliki kompetensi dan integritas

akan berusaha menjalankan komitmen awal yang disepakati. Uji ini dilakukan secara

berkala, sehingga selaku pengurus yang tidak tidak lulus uji ini akan terancam

29

Coffee, J.C., JR., 1991, Liquidity Versus Control: The Institutional Investor as corporate Monitor, Columbia Law Review, October, 1277-1368.

posisinya. Oleh karena itu uji ini dapat efektif untuk mencegah tindakan yang

merugikan pemilik perusahaan.30

Dokumen terkait