• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Monitoring Dan Kendali Perubahan Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Hias Air tawar Berbasis Mikrokontroler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Monitoring Dan Kendali Perubahan Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Hias Air tawar Berbasis Mikrokontroler"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SISTEM MONITORING DAN KENDALI PERUBAHAN

KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

BERBASIS MIKROKONTROLER.

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada

Program Studi Strata Satu Sistem Komputer di Jurusan Teknik Komputer

Oleh

Ignas Widyatama

10210150

Pembimbing

Ir. Syahrul, M.T

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(3)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam penyelesaian tugas akhir ini dengan

judul “Sistem Monitoring dan kendali Perubahan Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Hias Air Tawar Berbasis Mikrokontroler.dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,

mengingat keterbatasan pengetahuan, keilmuan, pengalaman serta referensi yang

penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun sehingga dapat menyempurnakan tugas akhir ini dimasa

yang akan datang.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua, Ibu dan Ayah tercinta yang telah banyak berkorban

dalam membesarkan penulis, dan tak henti-hentinya memberikan

perhatian, nasehat,serta motivasi selama studi. Semoga Allah SWT

memberikan kemuliaan kepada keduanya baik di dunia maupun di akhirat

kelak.., Amin

2. Bapak IR. Syahrul, M.T, selaku dosen pembimbing yang selalu

mendukung, memperhatikan serta memberikan motivasi kepada penulis

selama menempuh studi.

3. Ibu Sri Supatmi, S.Kom.,M.T selaku dosen wali dari 10 tk4.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta Seluruh Staff Administrasi di Jurusan Teknik

Komputer Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak

memberikan ilmu, wawasan, motivasi serta bimbingan dan bantuan kepada

penulis.

5. Kepada teman – teman 10 TK 4 terutama kepada Bramasto, Daniel, Made, Aulia, Zaenal, Gamal, Fahmi, Prima, Rizky ,dan Asep yang selalu

(4)

vi 6. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya. Akhir

kata,semoga semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak

kepada penulis, mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, dan

berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat.

Akhir kata, Penulis berharap semoga penelitian Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi serta pihak-pihak lain yang

membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

(5)

iv

ABSTRACT

Water quality alteration can take effect on quality dan quantity toward freshwater fish produce especially can take effect on fish spawning dan gonad maturation or reproduction organ. Main measurement to determine water quality in freshwater fish cultivation as follows: degree of acidity about 5-9, ideal water temperature about 20-290C, and tehe salinity level about 0-30%. The main purpose to made water quality monitoring and control are to ease for water quality monitoring. With microcontroller as main data processor such as pH, temperature, sanlinty, water purity and radiance. Every data pH, purity, and radiance is used for pH and purity control and lamp. And every data will be sent from ESP8266 wifi module to android smartpHone. The result after tool are testing is the difference between pH meter and pH sensor os 0,1. Purity deference between purity and turbidity is 41,728%, whereas the pH point after pH and purity control are 6,65-6,75. And 1% of salinity level on 100 ml NaCl is 1,903 volt, whereas in 10% of salinity level is 3,348 volt. With salinity level on aquarium water is 25,8%.;

(6)

iii

ABSTRAK

Perubahan kualitas air dapat sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas ikan hias air tawar yang dihasilkan dan dikembangbiakan terutama sangat berpengaruh terhadap proses pemijahan ikan dan pematangan gonad atau organ reproduksi. Parameter utama dalam menentukan kualitas air pada budidaya ikan hias adalah sebagai berikut: derajat keasaman atau pH berkisar antara 6-9, suhu perairan ideal antara 20-290C, salinitas berkisar antara 0-305. Sistem pemantauan dan kendali terhadap perubahan parameter kualitas air ini dibuat dengan maksud mempermudah dalam pemantauan kualitas pada air dengan menggunakan mikrokontroler sebagai pusat pengolah data pH, suhu, kejernihan, cahaya dan salinitas serta menggunakan data tersebut sebagai kendali terhadap pH, kejernihan dan lampu. Setiap data tersebut dikirimkan melalui modul wifi ESP8266 menuju perangkat smartpHone. Hasil dari pengujian alat ini diperoleh perbedaan 0.1 pada derajat keasaman atau pH, kejernihan 41,728 % pada perbedaan antara air jernih dan air berwarna dan 0,130C pada suhu. Sedangkan kendali pada pH dan kejernihan air diperoleh nilai pH antara 6,65-6,75 dan tingkat salinitas 1% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 1,903 volt sedangkan pada tingkat salinitas 10% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 3,348 volt. Dengan tingkat salinitas air pada aquarium yaitu 25,8 %..

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara maritim terbesar di dunia dengan potensi

kekayaan perikanan terutama dalam hal ikan hias air tawar yang mencapai 978

juta ekor dari target 850 juta ekor pada tahun 2012, hal ini menyebabkan animo

masyarakat luas dalam pembudidayan ikan hias air tawar terus meningkat. Dan

jika dilihat dari peringkat Indonesia yang berada pada posisi ke 5 sebagai Negara

eksportir ikan hias telah mendatangkan devisa sebesar 12,26 juta dollar pada

tahun 2011.

Ikan hias air tawar menjadi salah satu komoditas ekspor non migas

terbesar. Dengan ikan hias yang menjadi unggulan dan paling banyak dicari oleh

para penghobi ikan hias adalah arwana (Scleropages formosus), guppy (Poecilia

reticulata), dan Ikan Rainbow (Melanotaenia sp.) yang berasal dari papua. Pada

dasarnya setiap ikan hias memiliki habitat asli yang berbeda-beda dengan

kebutuhan air yang berbeda-beda pula.

Kualitas air dapat dibedakan dengan melihat parameter-paremeter seperti:

Derajat Keasaman (pH), Derajat Kesadahan (DH), Salinitas, dan Suhu. Perubahan

kualitas air dapat sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas ikan hias air

tawar yang dikembangbiakan terutama sangat berpengaruh terhadap proses

pemijahan dan pendederan atau pembesaran ikan yang memerlukan suatu iklim

tertentu. Parameter kualitas air yang baik untuk pembudidayaan ikan hias air

tawar dengan derajat keasaman atau pH berkisar antara 6-9, suhu perairan ideal

antara 20-290C, salinitas berkisar antara 0-30% sedangkan untuk kesadahan

bergantung pada setiap jenis ikan sehingga tidak ada ukuran pasti untuk parameter

tersebut.

Dengan adanya perbedaan kebutuhan air tersebut diperlukan adanya suatu

sistem yang dapat memantau perubahan-perubahan parameter kualitas air yang

(8)

2 dibuat sebuah sistem kendali dan pemantauan perubahan kualitas air pada

budidaya ikan hias air tawar berbasis mikrokontroler. Perangkat yang digunakan

adalah pH Sensor Module V1.1, sensor salinitas air, sensor suhu, sensor cahaya,

mikrokontroler Arduino Nano, dan perangkat mobile android sebagai alat

monitoring terhadap suatu perubahan parameter kualitas air, serta ESP8266

sebagai modul wifi yang digunakan.

1.2 Maksud dan tujuan

Maksud dari tugas akhir ini adalah membuat dan merancang suatu sistem

yang dapat memantau adanya perubahan parameter kualitas air seperti pH,

kejernihan, suhu, dan salinitas pada budidaya ikan hias serta kendali terhadap pH

dan kerjernihan air secara elektronik. Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah

sebagai salah satu upaya dalam peningkatan kualitas dan kuantitas dalam hal

budidaya ikan hias air tawar. Serta dapat membantu peternak dalam pengawasan

perubahan kualitas air

1.3 Batasan masalah

Dalam Tugas Akhir ini diterapkan beberapa batasan masalah, yakni:

1. Monitoring terhadap perubahan kualitas air hanya dilakukan pada

parameter pH, salinitas, suhu, dan kejernihan.

2. Kendali parameter kualitas air hanya dilakukan terhadap pH dan

kejernihan.

3. pH yang akan diukur antara 6-9 menggunakan PH Sensor Module V1.1.

4. Sensor salinitas yang digunakan dibuat dengan prinsip kapasitor keping

sejajar dengan asumsi kandungan garam dalam air adalah NaCl.

5. Suhu ideal untuk budidaya berkisar antara 20-290C dengan menggunakan

sensor air DS18B20.

6. Jenis ikan hias air tawar yang digunakan dalam penelitian adalah guppy,

(9)

3 1.4 Metode penelitian

Dalam Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode

penelitian, yaitu :

1. Studi Pustaka

Merupakan suatu metode pengumpulan data yang dapat dilakukan

dengan cara mencari referensi, membaca, mempelajari buku-buku

yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian dan juga dapat

melalui observasi atau pengamatan langsung dilapangan sesuai

dengan masalah yang akan diteliti.

2. interview

Mencari serta mengumpulkan berbagai macam informasi atau

materi-materi yang akan digunakan dalam sebuah perancangan sistem agar

sesuai dengan kebutuhan dan juga disesuaikan dengan hasil

bimbingan dengan dosen pembimbing dalam kegiatan.

3. Perancangan

merancang dan mempelajari sesuai dengan materi-materi yang

dikumpulkan serta dengan data-data yang tersedia dan juga

disesuaikan dengan arahan dari dosen pembimbing.

4. Implementasi

Menerapkan sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan yang

diinginkan serta diuji sistemnya untuk dibuktikan keakuratannya

dengan alat ukur analog.

5. Kesimpulan dan Analisa

Setelah perancangan dan pengujian akan ditarik sebuah kesimpulan

dengan menganalisa hasil perbandingan antara hasil pengukuran

(10)

4 akan dilakukan beberapa perbaikan sehingga pada akhirnya dapat

diperoleh suatu kesimpulan dari hasil Tugas Akhir.

1.5 Sistematika penelitian

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini:

BAB I : Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Teori Penunjang

Menjelaskan teori penunjang yang berhubungan dan memiliki keterkaitan

dengan Tugas Akhir ini.

BAB III: Perancangan

Menjelaskan tentang blok-blok sistem yang dirancang dan

implementasinya.

BAB IV : pengujian dan analisa

Berisi tentang pengujian-pengujian serta analisa dari hasil yang didapat.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Berisi dua bagian terpisah yakni simpulan dan saran, simpulan merupakan

hasil dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, kemudian saran untuk

(11)

5

BAB II

TEORI PENUNJANG

Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa dasar teori yang berkaian dengan

system monitoring dan kendali perubahan kualitas air tawar pada budidaya ikan

hias air tawar berbasis mikrokontroler.

2.1 Klasifikasi dan Kebutuhan Kualitas Air Ikan Hias Air Tawar

Ikan hias yang menjadi unggulan dan paling banyak dicari oleh para

penghobi ikan hias adalah arwana (Scleropages formosus), guppy (Poecilia

reticulata), dan Ikan Rainbow (Melanotaenia sp.) yang berasal dari papua.

Beberapa ikan hias dapat dengan mudah dikembangbiakan sehingga tidak perlu

tempat yang luas dan dapat dibudidaya dengan peralatan sederhana akan tetapi

tetap membutuhkan perawatan dan kualitas air yang baik. Beberapa ikan hias

yang dapat dibudidaya dengan mudah antara lain: Guppy, Molly Balon, Neon

Tetra, dan lain-lain.

2.1.1 Guppy (Poecilia reticulata)

Guppy (Poecilia reticulata) dikenal juga sebagai Gupi, ikan seribu, ikan

cere, atau suwadakar merupakan salah satu spesies ikan hias air tawar yang paling

populer di dunia. Ikan ini ditemukan oleh Robert John Lechmere

Guppy di Trinidad pada tahun 1866. Albert C. L. G. Gunther menamai ikan ini

dengan sebutan Girardinus guppii. Namun ikan ini telah dideskripsi terlebih dulu

dengan nama sah Poecilia reticulata oleh Wilhelm Peters pada 1859.

Ikan guppy tergolong mudah menyesuaikan diri dan berkembang biak, di

banyak tempat di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi

parit-parit dan selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai guppy atau juga millionfish, di berbagai daerah ikan ini juga dikenal dengan aneka nama lokal

(12)

6 Panjang total tubuh ikan betina antara 4–6 cm, sedangkan jantannya lebih

kecil, sekitar 2½–3½ cm. Ikan jantan memiliki warna-warni yang cemerlang dan

amat bervariasi, terutama pada ikan hibrida. Guppy hidup dengan suhu perairan 75

sampai dengan 85 derajat Fahrenheit dalam aquarium dengan pH antara 6.8 - 7.6.

2.1.2 Molly Balon (Poelicia latipinna Sailfin molly)

Molly Balon (Poelicia latipinna Sailfin molly) berasal dari Meksiko,

Florida, Virginia. Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar,

maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar di

pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan

mutasi.

Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28° C dengan

pH 7-8 dan kekerasan sekitar 14-20° dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di

daerah dengan pH netral (sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di

daerah ber-pH netral pun sudah tidak ada masalah. Hanya saja jenis ikan ini

kurang toleransinya terhadap perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.

Perbedaan Jantan dan Betina pada Ikan Molly dapat dilihat secara kasat mata pada

Induk jantan: Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut)

yang merupakan modifikasi sirip anal yang panjang, Tubuhnya ramping dengan

warna lebih cerah. Sirip punggung lebih panjang. Kepalanya agak besar.

Sedangkan pada Induk betina: Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus. Tubuhnya gemuk Warnanya kurang cerah Sirip

punggung biasa dan Kepalanya agak runcing

2.1.3 Neon Tetra (Paracheirodon innesi)

Neon Tetra (Paracheirodon innesi) termasuk ikan hias air tawar dari

keluarga characin, ordo Characiformes. Ikan ini adalah asli sungai blackwater

atau clearwater di tenggara Kolombia, Peru timur, dan Brasil Barat, termasuk

anak sungai dari Solimões dengan suhu air sesuai habitat aslinya adalah antara 20

(13)

7

Neon tetra memiliki ukuran maksimal 2.2 cm sampai dengan 3 cm. ikan ini

dapat hidup dengan baik jika derajat keasaman atau pH antara 5.0-7.0 dengan

derajat kekerasan air 1-2 derajat dH,

perbedaan seksual pada neon tetra antara jantan dan betina sangatlahh

sedikit, dengan betina yang memiliki perut yang sedikit lebih besar, dan garis

warna-warni membungkuk sedangkan pada jantan hanya berupa garis lurus. Ikan

ini dapat stress dan bahkan dapat menyebabkan kematian apabila terjadi

perubahan kualitas air yang mendadak pada lingkungan mereka.

2.2 Parameter Kualitas Air

Dalam budidaya ikan hias air tawar kualitas air yang dibutuhkan memiliki

beberapa parameter yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan ikan antara

lain derajat keasaman pH, kadar garam terlarut salinitas, dan suhu.

2.2.1 Derajat Keasaman (pH)

pH adalah derajat keasaman yang biasa digunakan untuk menyatakan

suatu tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH sendiri

dapat didefinisikan sebagai algoritma negative dari aktivitas ion hidrogen (H+)

yang terlarut dalam suatu cairan. pH memiliki pengaruh yang besar terhadap

keberlangsungan kehidupan mahkluk hidup terutama bagi tumbuh-tumbuhan dan

mahkluk air. Angka yang digunakan dalam menentukan skala keasaaman adalah 1

sampai 14 dimana skala 7 merupakan larutan yang netral sedangkan dibawah 7

disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Dalam budidaya ikan dikehendaki derajat

keasaaman dalam air berkisar antara 6 - 9. Skala derajat keasaman pH dapat

dilihat pada gambar 2.1.

(14)

8 pH dapat didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen

dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi.

Persamaan 2.1. Nilai PH

dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen.

2.2.2 Salinitas

Salinitas merupakan suatu ukuran terhadap kadar garam terlarut dalam air

yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan suatu

makhluk hidup. jika kadar garam dalam air berlebih dapat mengakibatkan

kematian pada tanaman air dan juga tidak dapat digunakan sebagai media

berkembang biak atau pemijahan.

Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan

bahwa halida-halida terutama klorida adalah anion yang paling banyak dari

elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen

water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia.

2.2.3 Suhu

Suhu air sangat berpengaruh terhadap aktifitas ikan dan kenyamanan ikan

dalam tempat tinggalnya. air yang terlalu panas dapat menyebabkan difusi oksigen

berkurang, namum apabila air yang digunakan terlalu dingin dapat menyebabkan

ikan terserang jamur dan parasit yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi air

yang dingin. Kebutuhan suhu yang ideal sangat dibutuhkan oleh indukan agar

dapat mempercepat kematangan gonad dan juga sangat dibutuhkan oleh telur agar

dapat menetas dengan sempurna tanpa ditumbuhi oleh jamur terlebih dahulu

(15)

9 Suhu ideal untuk proses pemijahan adalah antara 200C sampai dengan

290C. Karena pada suhu-suhu tersebut ikan dapat hidup dengan baik dan

mencapai kematangan organ reproduksinya.

2.3 Sensor

Sensor merupakan sebuah perangkat atau device yang berfungsi mengubah

suatu besaran fisik menjadi besaran listrik, sehingga keluarannya dapat diolah

dengan rangkaian listrik atau sistem digital.

2.3.1 Sensor pH

pH meter adalah pengukuran pH secara potensiometri. Sistem pengukuran

dalam pH meter berisi elektroda kerja untuk pH dan elektroda refrensi. Perbedaan

potensial antara 2 elektroda tersebut sebagai fungsi dari pH dalam larutan yang

diukur. Oleh karenanya larutan yang diukur harus bersifat elektrolit. Asam dan

Basa merupakan dua golongan zat kimia pH Asam Basa yang sangat penting

dalam kehidupan sehari‐hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan

dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan

bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat‐sifat yang berbeda, sehingga kita

bisa menentukan sifat suatu larutan.

Sensor pH yang digunakan PH Sensor Module V1.1 dengan karakteristik

sebagai berikut:

 Module Power : 5.00V

 Module Size : 43mm×32mm

 Measuring Range:0-14PH

 Measuring Temperature :0-60 ℃

 Accuracy : ± 0.1pH (25 ℃)

 Response Time : ≤ 1min

 pH Sensor with BNC Connector

 PH2.0 Interface ( 3 foot patch )

 Gain Adjustment Potentiometer

(16)

10 Nilai keluaran sensor pH berupa tegangan dalam satuan milivolt (mV).

Untuk nilai keluaran sensor pH dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Bentuk fisik

dari pH sensor modul dapat dilihat pada gambar 2.1.

Tabel 2.1. Nilai Keluaran pH Sensor Modul V 1.1

Gambar 2.2. PH Sensor Module V1.1

2.3.2 Sensor Salinitas

Sensor salinitas memiliki fungsi mengubah besaran kandungan garam

terlarut dalam air menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Prinsip yang

digunakan untuk mendeteksi kandungan garam tersebut adalah dengan

menggunakan prinsip kapasitor keping sejajar.

Sensor yang digunakan merupakan sensor konduktivitas/ TDS /kadar

garam air dengan spesifikasi sebagai berikut:

 Tegangan kerja 5v

 V out 0-5 v

 Stainless steel sebagai elektroda

(17)

11 a

b

Gambar 2.3. a. Tampak Samping dan b. Tampak Bawah Sensor Konduktifitas

2.3.3 Sensor Suhu

Sensor suhu adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk

mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. DS18B20

merupakan sensor suhu digital yang memiliki banyak funsi salah satunya fungsi

alarm dengan nonvolatile user programmable upper dan lower trigger point.

Komunikasi sensor ini melalui jalur 1 kabel untuk berkomunikasi dengan

mikroprosesor atau mikrokontroler. Dengan range temperature dari -550C sampai

dengan +1250C, dengan keakurasian 0.50C pada range temperature -100C sampai

850C. Sensor suhu DS18B20 yang digunakan berupa kabel dengan ujung logam,

bentuk fisik dapat dilihat pada gambar 2.4 sensor ini memiliki tiga buah kabel

yaitu: kabel VCC, Ground, dan Data.

Stainless steel elektroda

(18)

12

Gambar 2.4. Sensor Suhu DS18B20 Digital Temperature

Nilai keluaran pada sensor suhu DS18B20 berupa nilai yang bersifat digital

sehingga tidak diperlukan lagi sebuah perangkat pengubah nilai analog ke nilai

digital (ADC). Nilai keluaran digital pada sensor suhu DS18B20 dapat dilihat

pada tabel 2.2.

Tabel 2. 2. Keluaran Digital Sensor Suhu DS18B20

2.3.4 PHototransistor

PHototransistor adalah komponen elektronika yang masih termasuk dari

keluarga Transistor. Komponen ini juga memiliki kaki Basis, Kolektor, dan

Emitor. Kaki basis dalam PHoto Transistor adalah berupa lensa yang berfungsi

sebagai sensornya. Apabila Intensitas cahaya tinggi maka arus yang mengalir dari

kolektor ke emitor akan semakin besar pula, hal ini sebagai akibat penguatan bias

basis cahaya tersebut. Gambar 2.5 menunjukan bentuk fisik dan simbol dari

(19)

13

Gambar 2.5. a. PHototransistor b.simbol pHototransistor

2.4 Mikrokrontroler

mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Nano. Arduino Nano

merupakan suatu sistem minimum lengkap dengan ukuran yang relatif kecil

berbasis mikrokontroler ATmega328 untuk Arduino Nano 3.x dan ATmega168

untuk Arduino Nano 2.x. Arduino Nano memiliki fungsi yang sama dengan

arduino duemilanove, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Arduino Nano didesain

dan diproduksi oleh Gravitech. Board system minimum Arduino Nano dapat

dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2. 6. Board System Minimum Arduino Nano. a. Tampak Depan

b. Tampak Belakang.

Arduino nano memiliki krakteristik sebagai berikut:

 Microcontroller Atmel ATmega168 or ATmega328

 Operating Voltage (logic level) 5 V

 Input Voltage (recommended) 7-12 V

 Input Voltage (limits) 6-20 V

 Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)

 Analog Input Pins 8

 DC Current per I/O Pin 40 mA

a b

(20)

14

 Flash Memory 16 KB (ATmega168) or 32 KB (ATmega328) of

which 2 KB used by bootloader

 SRAM 1 KB (ATmega168) or 2 KB (ATmega328)

 EEPROM 512 bytes (ATmega168) or 1 KB (ATmega328)

 Clock Speed 16 MHz

 Dimensions 0.73" x 1.70"

 Length 45 mm

 Width 18 mm

 weight 5 g

Atmega328 memiliki flash memory untuk menyimpan kode program

sebesar 32KB dan dengan 2KB digunakan untuk bootloader dengan SRAM 2 KB

dan 1 KB EEPROM.

2.4.1 Input Dan Output Mikrokontroler

Setiap port digital dan analog dalam atmega328 dapat digunakan sebagai

input dan output dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), and

digitalRead(). Arduino Nano memiliki 6 pin analog dengan resolusi 10 bit dan 14

pin digital. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi-fungsi khusus sebagai berikut

1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai

dari ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.

2. Eksternal Interupt. Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu fungsi

interrupt yang dapat diatur pengkondisiannya.

3. PWM. Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11.Dapat digunakan sebagai keluaran 8-bit

PWM menggunakan fungsi analogWrite.

4. SPI.Pin 10 (SS), pin 11 (MOSI), pin 12 (MISO), pin 13 (SCK). Pin-pin ini

mendukung komunikasi SPI.

5. LED: Pin 13. Terdapat LED yang disediakan dan terhubung ke pin digital

13.LED menyala jika pin 13 bernilai High, dan LED mati jika pin bernilai

(21)

15 2.5 Perangkat Lunak Pemrograman Arduino

Perangkat lunak Arduino yang akan digunakan adalah driver dan IDE,.

IDE Arduino adalah perangkat yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan

Java. IDE Arduino terdiri dari:

1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan

mengedit program dalam bahasa Processing.

2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing)

menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa

memahami bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh mikrokontroler adalah

kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.

3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam

memory di dalam papan Arduino.

Sebuah kode program dalam Arduino umumnya disebut dengan istilah sketch.

Pada Gambar 2.7 merupakan tampilan awal perangkat lunak pemrograman

Arduino.

Gambar 2. 7. Arduino Sketch

Gambar 2.8 merupakan tampilan utama sketch arduino untuk memulai

pemrograman pada arduino board dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Verify berfungsi untuk mengecek program yang telah dibuat atau lebih

dikenal dengan istilah compile.

2. Upload berfungsi untuk memasukan atau menulis progam yang telah

(22)

16 3. New berfungsi untuk membuka atau membuat lembar kerja baru.

4. Open berfungsi untuk membuka file yang telah disimpan sebelumnya.

5. Save berfungsi untuk menyimpan sketch yang telah dibuat.

6. Bagian ini digunakan untuk inisialisasi program seperti menentukan port

input maupun output.

7. Bagian ini merupakan tempat program utama dibuat dan program akan

dieksekusi secara terus-menerus sampai didapat output yang diinginkan.

8. Pada bagian ini menunjukan mikrokontroler yang digunakan dan port

serial yang digunakan.

Gambar 2.8. Tampilan Utama Sketch Arduino

2.6 Struktur bahasa pemograman Arduino

Struktur bahasa pemograman Arduino hanya terdiri dari dua bagian ;

Void setup()

{

// Statement pada struktur program statement hanya di eksekusi satu kali

}

1

2

6

7

(23)

17

eksekusi. Fungsi ini digunakan untuk mendifinisikan mode pin atau memulai

komunikasi serial. Fungsi setup() harus di ikut sertakan dalam program walaupun

tidak ada statement yang di jalankan.

Contoh program:

void setup()

{

// initialize digital pin 13 as an output.

pinMode(13, OUTPUT);

}

 pinMode() = berfungsi untuk mengatur fungsi sebuah pin sebagai INPUT maupun OUTPUT.

2.6.2 Void Loop()

Setelah melakukan fungsi setup() maka secara langsung program akan

mengeksekusi fungsi loop() secara berurutan dan melakukan instruksi-instruksi

yang ada dalam fungsi loop().

Contoh program:

// the loop function runs over and over again forever

(24)

18 {

digitalWrite(13, HIGH); // turn the LED on (HIGH is the voltage level)

delay(1000); // wait for a second

digitalWrite(13, LOW); // turn the LED off by making the voltage LOW

delay(1000); // wait for a second

}

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan.

 //(komentar satu baris)

// merupakan sebuah komentar yang diberikan untuk penjelasan maupun penanda

pada potongan program.

 { }(kurung kurawal)

Digunakan untuk mendefinisikan kapan program dieksekusi dan selesai

dieksekusi (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan).

 ;(titik koma)

Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik koma (jika ada titik koma yang

hilang maka program tidak akan bisa dijalankan).

Dalam program terdapat beberapa struktur dasar yang dapat digunakan dalam

pemrograman salah satunya struktur pengulangan dan seleksi kondisi sebagai

berikut:

 if..else, dengan format seperti berikut ini:

if (kondisi) { }

else if (kondisi) { }

(25)

19 Dengan struktur seperti diatas program akan menjalankan kode yang ada di dalam

kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak (FALSE) maka akan

diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika kondisinya FALSE maka kode pada

else yang akan dijalankan.

 for, dengan format seperti berikut ini:

for (int i = 0; i < #pengulangan; i++) { }

Struktur perulangan for digunakan jika akan melakukan pengulangan kode

beberapa kali, ganti #pengulangan dengan jumlah pengulangan yang diinginkan.

Melakukan penghitungan ke atas dengan i++ atau ke bawah dengan i–.

2.7 ESP8266

Gambar 2.9 merupakan board ESP8266 yang menawarkan solusi jaringan

Wi - Fi yang lengkap dan mandiri, yang memungkinkan untuk host aplikasi atau

offload semua fungsi jaringan Wi -Fi dari aplikasi lain prosesor . Dapat berfungsi

sebagai adapter Wi-Fi, akses internet nirkabel dapat ditambahkan ke setiap

mikrokontroler dengan konektivitas sederhana melalui UART interface.

Esp8266 diperintah menggunakan AT Command. perintah AT Command

dapat dilihat pada tabel 2.3. Gambar 2.10 merupakan konfigurasi pin dari

ESP8266.

(26)

20

Gambar 2.10. Konfigurasi Pin ESP8266

Tabel 2.3.Perintah AT Command Pada ESP8266

Perintah AT Command keterangan

AT+RST reset module

AT+CWMODE configure as access point

AT+CIPSERVER turn on server on port 80

AT+CIPMUX=1 configure for multiple connections

AT+CIFSR get ip address

2.8 MIT app inventor2

App Inventor merupkan sebuah tool online untuk membuat aplikasi

android, app inventor kini dikembangkan oleh MIT, universitas yang bergerak di

bidang teknologi. App Inventor awal mula dikembangkan oleh google, namun

sekarang MIT yang memegang kendali terhadap pengembangan tools app

inventor

MIT App Inventor berbasis visual block programming, sehingga dapat

membuat aplikasi tanpa kode satupun. visual block programming merupakan

pemrogaram dengan menggunakan, menyusun dan drag-drops “blok” yang

merupakan simbol-simbol perintah dan fungsi event handler tertentu dalam

membuat aplikasi. App Inventor tidak hanya untuk membuat suatu aplikasi, mit

app inventor dapat digunakan untuk mengasah logika, seperti halnya menyusun

sebuah puzzle. App inventor dibangun untuk pemula yang mulai belajar membuat

aplikasi android. Tampilan utama pada MIT App Inventor dapat dilihat pada

(27)

21

Gambar 2.11. Tampilan Utama Pada MIT APP Inventor2

Cara kerja dari MIT App Inventor adalah menggunakan Framework Visual

Programming yang terkait dengan bahasa pemrograman Scratch dari MIT, yang

secara spesifik merupakan implementasi dari Open Block yang didistribusikan

oleh MIT Scheller Teacher Education Program yang diambil dari riset yang

dilakukan oleh Ricarose Roque. App Inventor menggunakan Kawa Language Framework dan Kawa’s dialect yang di develop oleh Per Bothner dan di distribusikan sebagai bagian dari GNU Operating System oleh Free Software

Foundation sebagai Compiler yang mentraslate visual block programming untuk

diimplementasikan pada platform Android.

Diagram blok pada gambar 2.12 menggambarkam proses dari pembuatan

(28)

22

(29)

38

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Pengujian terhadap modul wifi dan perangkat lunak aplikasi android

smartpHone

Pengujian modul wifi dilakukan dengan cara melakukan uji kinerja dan

melakukan tes terhadap aplikasi pada perangkat tersebut. Pengujian terhadap

aplikasi android smartpHone menggunakan perangkat android dengan platform

jellybean 4.3. Komunikasi antara perangkat dan sistem adalah secara wireless

dengan menggunkan wifi pada jaringan lokal dengan memanfaatkan modul wifi

ESP8266 sebagai akses point dan Arduino Nano sebagai Web Server. Gambar 4.1

memperlihatkan skema pengujian yang dilakukan.

Gambar 4.1. Skema Pengujian Modul Wifi dan Aplikasi Android

Pengujian dilakukan dengan memasukan beberapa perintah kedalam

modul wifi melalui komunikasi serial menggunakan perintah AT Command.

Perintah AT command dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah. Serial comunication

Acces point

Ip address 192.168.4.1

(30)

39

Tabel 4. 1. Perintah AT Command Pada Modul Wifi ESP8266

Perintah AT Command keterangan

AT+RST reset module

AT+CWMODE configure as access point

AT+CIPSERVER turn on server on port 80

AT+CIPMUX=1 configure for multiple connections

AT+CIFSR get ip address

Gambar 4.2 menunjukan hasil eksekusi perintah AT command pada ESP

8266 menggunakan serial monitor pada arduino IDE.

Gambar 4.2. Hasil Eksekusi Perintah AT Command pada Arduino IDE

(31)

40 4.2 Pengujian pada mikrokontroler

Pengujian terhadap mikrokontrler dilakukan pada setiap perangkat keras

yang dibuat gambar 4.4 menunjukan pengujian terhadap seluruh perangkat keras

yang terdiri dari beberpa tahapan pengujian yaitu:

1. Pengujian terhadap kendali pH dan kejernihan

2. Pengujian terhadap kendali lampu

3. Pengujian terhadap sensor suhu dan salinitas

Gambar 4.4. Pengujian Pada System Kendali Mikrokontroler.

4.2.1 Pengujian terhadap Kendali pH dan kejernihan

Pengujian terhadap kendali pH dan kejernihan dilakukan dengan terlebih

dahulu menguji pembacaan sensor pH terhadap tingkat keasaam larutan dan

menguji pembacaan kejernihan air terhadap tingkat kejernihan dalam air.

Pengujian terhadap sensor pH dan kejernihan dilakukan dengan merubah

parameter- parameter yang akan diuji yaitu pH dan kejernihan, pada kendali pH

dan kejernihan bak penampung air diberi larutan yang bersifat asam seperti air

cuka dangan nilai pH 5.0 .pengujian pembacaan sensor pH dapat dilihat pada

gambar 4.5 dan untuk kejernihan bak penampung diberikan perwarna sebagai

indicator tingkat kekeruhan air, sehingga diperoleh hasil pembacaan dari sensor

(32)

41

Gambar 4.5. Nilai pH Air

Setiap nilai keluaran pada sensor pH akan dibandingkan dengan pH meter

digital dengan nilai keakurasian ± 0,2 dan ±0,1 pada suhu 200C.

Tabel 4.2. Nilai PH Sebelum Penggantian Air

no nilai pH pada alat

yang dibuat

Nilai pH pada pH

meter ATC

1 4,89 5,1

2 4,92 5,1

3 4,92 5,0

4 4,93 5,0

5 4,94 5,0

6 4,95 5,0

7 4,95 5,0

8 4,97 5,0

9 4, 98 5,0

10 4,98 5,0

Pada tabel 4.2 diatas tingkat keasaman larutan melebihi ambang batas

yang ditentukan yaitu antara pH 6-9 maka dari itu mikrontroler akan

mengaktifkan relay untuk menyalakan pompa air. Nilai pH setelah dilakukan

(33)

42

Tabel 4.3. Nilai pH Air Setelah Dilakukan Pergantian Air

no nilai pH pada alat

yang dibuat

Nilai pH pada

pH meter ATC

1 6,65 6,8

2 6,68 6,8

3 6,68 6,9

4 6,67 6,6

5 6,68 6,7

6 6,69 6,8

7 6,71 6,9

8 6,73 7,0

9 6,74 6,9

10 6,75 6,7

Gambar 4.6 menunjukan nilai air pada saat proses penggantian air

berlangsung dengan nilai pH 5.

Gambar 4.6. Nilai pH Air Saat Proses Penggantian Air

Nilai Tingkat kejernihan air sangat bergantung dengan nilai tegangan yang

keluar pada penerima pHototransistor. Jika keluaran tegangan pHototransistor

kecil maka dapat dipastikan bahwa air dalam aquarium dalam keadaan keruh dan

pada saat itulah air akan diganti dengan menyalakan pompa air. Nilai keluaran

(34)

43

Tabel 4.4. Nilai Tegangan Pada Tingkat Kejernihan Air

Nilai vout pada pHototransistor

Pada pembacaan kejernihan air nilai keluaran tegangan pada

pHototransistor diubah kedalam satuan persen % sesuai dengan rumus presentase

dibawah. Sehingga diperoleh hasil pembacaan terhadap kejernihan dapat dilihat

pada tabel 4.5 sebagai berikut.

Persamaan 4.1. Persentase Kejernihan Air

Nilai tegangan keluaran maksimal pada pHototransistor pada air jernih

diperoleh nilai tegangan 3,41 volt, oleh karena itu jika didapat nilai tegangan

pHototransistor 2,6 volt maka dapat diperoleh presentase tingkat kejernihan air

76,24 % sesuai dengan persamaan 4.1 diatas.

Setiap nilai tegangan yang keluar melalui pHototransistor diubah kedalam

(35)

44 presentase tingkat kejernihan air bai sesudah maupun sebelum penggantian dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5. Persentase Tingkat Kejernihan Air

Presentase tingkat kejernihan air

Nilai rata-rata pada tingkat kekeruhan dan kejernihan air baik sesudah

maupun sebelum penggantian air adalah 37,247% pada air keruh dan 79,025%

pada air jernih dengan selisih nilai antara air keruh dan air jernih adalah 41,728%.

Dekatnya nilai antara air jernih dan air berwarna dapat disebabkan oleh terlalu

dekatnya jarak antara IR led dengan penerima atau juga dapat disebabkan oleh

adanya interferensi dari air sehingga cahaya infra merah menjadi pecah dan

tersebar sehingga penerima hanya menerima sedikit cahaya yang masuk.

4.2.2 Kendali lampu

Kendali pada lampu menggunakan pHototransistor sebagai sensor

terhadap intensitas cahaya apabila intensitas cahaya besar maka lampu akan

menyala dan apabila intensitas cahaya kurang maka lampu akan padam. Pengujian

pada kendali lampu dilakukan pada saat kondisi siang dan malam hari dengan

nilai keluaran tegangan pada pHototransistor adalah sebagai berikut. Nilai

(36)

45

Tabel 4.6. Nilai Keluaran Tegangan Pada PHototransistor

no Vout pada malam

Sesuai dengan tabel 4.6 diatas apabila nilai tengangan kecil maka lampu

akan dalam kondisi menyala sedangkan apabila kondisi tegangan besar maka

lampu dalam kondisi padam.

4.2.3 Pengujian terhadap sensor suhu dan salinitas

Pengujian terhadap sensor suhu dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu

pengukuran pada suhu ruangan, air aquarium. setiap pengujian pada sensor suhu

dilakukan dengan membandingkan nilai sensor suhu DS18B20 dengan temometer

analog khusus untuk aquarium. Nilai suhu dalam aquarium dapat dilihat dalam

tabel 4.7.

Tabel 4.7. Nilai Suhu Pada Aquarium

no Sensor suhu Thermometer analog

(37)

46

Tabel 4.8. Nilai Suhu Pada Ruangan

no Sensor suhu Thermometer analog

1 26,34 0C 260C

2 26,180C 260C

3 26,230C 260C

4 26,240C 260C

5 26,230C 260C

6 26,230C 260C

7 26,23 260C

Pengujian terhadap sensor salinitas dilakukan terhadap beberapa larutan

garam NaCl. Larutan NaCl diperoleh dengan mengencerkan 10g NaCl dalam 100

ml air sehingga didapat sampel larutan dengan salinitas 10% sesuai dengan rumus

presentase sebagai berikut

Persamaan 4.2. Persentase Tingkat Salinitas Pada 100 ml Pelarut

Sesuai dengan rumus diatas 3 gram NaCl dilarutkan pada 100 ml air dapat

menghasilkan larutan NaCl dengan tingkat salinitas 3%.

Pengujian terhadap sensor salinitas dilakukan dengan menggunakan 100

ml larutan NaCl dengan tingkat salinitas 1%, 3%, 5% dan 10 %. Setiap tingkat

salinitas pada 100 ml larutan NaCl akan diukur nilai tegangan yang keluar pada

sensor salinitas dengan nilai tegangan pada masing- masing larutan dapat dilihat

(38)

47

Tabel 4. 9. Perbandingan Antara Tingkat Salinitas Dan Nilai Tegangan Pada Alat Yang Dibuat

Tingkat salinitas pada larutan NaCl100 ml

(39)

48 Untuk mempermudah pembacaan terhadap tingkat salinitas pada suatu

larutan dilakukan dengan mengubah nilai tegangan keluaran dari sensor salinitas

kedalam satuan % sesuai dengan rumus sebagai berikut.

Persamaan 4.3. Persentase Tingkat Salinitas Pada 100 ml Pelarut

Sesuai dengan tabel 4.8 diatas didapat hasil tingkat salinitas sesuai dengan

nilai tegangan dalam persen % dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.10 Tingkat Salinitas Berdasarkan Nilai Tegangan Dalam Persen

Tingkat salinitas pada larutan NaCl 100 ml

1% 3% 5% 10%

larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 3,348 volt. Sesuai dengan tabel 4,8

maka tingkat salinitas suatu larutan tergantung dengan nilai tegangan yang keluar

dari sensor salinitas semakin besar nilai tegangan yang keluar maka semakin besar

pula tingkat salinitas suatu larutan.

4.3 Hasil dan pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian diatas didapat nilai rata-rata pada parameter

(40)

49 Tabel 4.11 menunjukan nilai-nilai parameter kualitas air, setiap nilai

tersebut di pantau melalui dua perangkat yang berbeda yaitu aplikasi pada android

smartpHone dan serial monitor pada arduino ide. Pada gambar 4.8 menunjukan

hasil monitoring terhadap parameter kualitas air pada aquarium.

Tabel 4. 11. Nilai Rata-Rata Parameter Kualitas Air Pada Aquarium

Sebelum penggantian air Sesudah penggantian air

pH PH alat 4,943 6,698

PH meter 5,0 6,81

kejernihan 89,23% 89,21%

Suhu Sensor suhu 23,864 0C 24,21 0C

thermometer 24 0C 24 0C

salinitas 25,8% 25,8%

Perbedaan antara nilai keluaran antara sensor pH dan pH meter digital

adalah sekitar 0.1 perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh lamanya waktu

konversi pada sensor pH yang membutuhkan waktu sekitar ± 1 menit agar sesuai

dengan nilai keluaran pH meter digital.

Perbedaan pembacaan temperature pada sensor suhu dan thermometer

analog adalah 0,13 0C perbedaan dapat terjadi dikarenakan pembacaan skala pada

thermometer analog air raksa.

Pembacaan nilai salinitas pada monitoring akuarium dilakukan terhadap

larutan air tawar tanpa campuran dari NaCl yaitu larutan dengan tingkat salinitas 0

% dengan nilai tegangan keluaran pada sensor salinitas 1,29 volt dengan tingkat

(41)

50

(42)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian diatas didapat kesimpulan sebagai berikut.

1. Kendali terhadap pH dan kejernihan dapat berjalan dengan baik dengan selisih

pembacaan terhadap pH sekitar 0.1 dan Nilai rata-rata pada tingkat kekeruhan dan

kejernihan air baik sesudah maupun sebelum penggantian air adalah 37,247% pada air

keruh dan 79,025% pada air jernih dengan selisih nilai antara air keruh dan air jernih

adalah 41,728%.

2. Kendali terhadap lampu dapat berjalan baik dengan nilai tegangan dalam keadaan malam

hari adalah 5 V dan nilai tegangan pada siang hari adalah1,2 V.

3. Monitoring terhadap suhu dalam aquarium dapat berjalan dengan baik dengan pembacaan

nilai suhu pada alat yang dibuat 23,870C dan thermometer pembanding 240C sehingga

selisih perbedaan nilai suhu adalah 0,13 0C.

4. Monitoring terhadap tingkat salinitas dapat berjalan dengan baik dimana tingkat salinitas

1% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 1,903 volt sedangkan

pada tingkat salinitas 10% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata

3,348 volt. Dengan tingkat salinitas air pada aquarium yaitu 25,8 %.

5.2 Saran

1. Komunikasi antara mikrokontroler dan smartpHone diharapkan dapat terhubung melalui

koneksi internet.

(43)

52

Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro , 2-4.

[3] ESP8266 WiFi DS18B20 temperature sensor (ESP8266 Arduino IDE

without Arduino), Diakses Pada tanggal 25 juni 2015, dari world wide

web:

http://www.instructables.com

[4] ESP8266 and Arduino Webserver Code and Sketch , Diakses Pada

tanggal 25 juni 2015, dari world wide web:

http://allaboutee.com

[5] Indrawati, K., 2008. Pembuatan Modul Kontrol Kualitas Air Tambak

Udang. laporan tugas akhir Jurusan Teknik Fisika, FTI – ITS , 3-4.

[6] Kearley, S., Have Guppies: Will Travel, Popular Fish Keeping

Magazine, Hal 40, Summer 2013.

[7] Mahfudz Shidiq., P. M. 2008. Pengukur Suhu dan pH Air Tambak Terintegrasi. Jurnal EECCIS Vol. II, No. 1, Juni 2008 , 23-25.

[8] Monk, Simon., E-book Arduino +Android Project for The Evil

Genius, Diakses pada tanggal , dari world wide web:

[9] pH - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.), Diakses

pada tanggal 28 April 2015, dari world wide web:

http://id.wikipedia.org/wiki/PH

[10] Santos, Rui., E-Book 18+ Random Nerd Tutorial Project, Diakses

pada tanggal 22 Juni 2015, dari world wide web:

(44)

53 [11] S, Rendra. H. (2014). Kendali dan Monitoring Tambak Bandeng

Menggunakan SmartpHone Android, Teknik Komputer, Universitas

Komputer Indonesia, Bandung.

[12] Tropical Fish | Keeping Tropical Fish. (n.d.). Diakses Pada tanggal 23

april 2015, dari world wide web:

(45)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Ignas Widayatama

Tempat, tanggal dan lahir : Tembilahan , 1 Juli 1991

Alamat : Kp. Sukasari II No.19 Rt.01 Rw.02

Kel. Sekeloa, Kec. Coblong, Bandung.

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Tinggi/Berat Badan : 175 cm/72 Kg

Telepon : 085794794212

Email : w12ignas@gmail.com

Riwayat Pendidikan

A. Formal

1. (1998-2002) SDN Haurpancuh 2 Bandung (pindah)

2. (2002-2004) Lulus SDN 18 Muara Enim

3. (2004-2007) Lulus SMPN 1 Muara Enim

4. (2007-2010) Lulus SMAN 1 Unggulan Muara Enim

5. (2010-2015) Universitas Komputer Indonesia, Teknik Komputer (S1)

Kemampuan

1. Menguasai komputer (MS Word, Excel, Power Point).

2. Menguasai instalasi sistem operasi komputer.

(46)

4. Memahami troubleshooting hardware komputer.

5. Mampu Melakukan Instalasi Jaringan Komputer.

Pengalaman Organisasi

1. (2007-2010) Aktif Organisasi Laskar Muda Pencinta Alam (LAMPEA) SMA N 1 Unggulan Muara Enim.

2. (2010-2011) Ikut aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Unikom.

3. (2014-2015) Ikut aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Teknik Komputer Unikom.

4. (2012-2013) Ikut aktif Unit Kegiatan Karang Taruna Sukasari 2 Bandung.

Hormat saya

Gambar

Gambar 2.1. pH Scale
Tabel 2.1. Nilai Keluaran pH Sensor Modul V 1.1
Gambar 2.3. a. Tampak Samping dan b. Tampak Bawah Sensor Konduktifitas
Gambar 2.4.  Sensor Suhu DS18B20 Digital Temperature
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Monitoring Pertumbuhan Balita merupakan sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pemantauan terhadap pertumbuhan balita berbasis web (KMS Online),

Rangkaian alat pemantauan perubahan suhu air danau toba yang telah dibuat maka haruslah dilakukan pemrograman pada Arduino tersebut sehingga alat dapat bekerja sesuai

Dari percobaan prototipe sistem pengendali pH air berbasis arduino dengan variasi model penyemprotan larutan asam-basa yang telah dilakukan, didapatkan data

pembimbing I dan II, yang telah membimbing dan memberi motivasi dalam penyusunan tugas akhir ini. Seluruh Dosen dan karyawati Fakultas Teknik Informatika Universitas

Output (keluaran) sensor yang akan ditampilkan pada interface dari pengujian alat menggunakan air tersebut dapat dilihat bahwa sensor mendeteksi pH yang berbeda

pembimbing I dan II, yang telah membimbing dan memberi motivasi dalam penyusunan tugas akhir ini. Seluruh Dosen dan karyawati Fakultas Teknik Informatika Universitas

Pada tahap ini menjelaskan tugas dan fungsi dari sistem yang digunakan, pada penelitian ini dibuat sebuah sistem yang mampu melakukan monitoring kualitas air berbasis

Sistem Monitoring Pertumbuhan Balita merupakan sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pemantauan terhadap pertumbuhan balita berbasis web (KMS Online),