SISTEM MONITORING DAN KENDALI PERUBAHAN
KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR
BERBASIS MIKROKONTROLER.
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada
Program Studi Strata Satu Sistem Komputer di Jurusan Teknik Komputer
Oleh
Ignas Widyatama
10210150
Pembimbing
Ir. Syahrul, M.T
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam penyelesaian tugas akhir ini dengan
judul “Sistem Monitoring dan kendali Perubahan Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Hias Air Tawar Berbasis Mikrokontroler.” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
mengingat keterbatasan pengetahuan, keilmuan, pengalaman serta referensi yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun sehingga dapat menyempurnakan tugas akhir ini dimasa
yang akan datang.
Dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua, Ibu dan Ayah tercinta yang telah banyak berkorban
dalam membesarkan penulis, dan tak henti-hentinya memberikan
perhatian, nasehat,serta motivasi selama studi. Semoga Allah SWT
memberikan kemuliaan kepada keduanya baik di dunia maupun di akhirat
kelak.., Amin
2. Bapak IR. Syahrul, M.T, selaku dosen pembimbing yang selalu
mendukung, memperhatikan serta memberikan motivasi kepada penulis
selama menempuh studi.
3. Ibu Sri Supatmi, S.Kom.,M.T selaku dosen wali dari 10 tk4.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Seluruh Staff Administrasi di Jurusan Teknik
Komputer Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak
memberikan ilmu, wawasan, motivasi serta bimbingan dan bantuan kepada
penulis.
5. Kepada teman – teman 10 TK 4 terutama kepada Bramasto, Daniel, Made, Aulia, Zaenal, Gamal, Fahmi, Prima, Rizky ,dan Asep yang selalu
vi 6. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya. Akhir
kata,semoga semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak
kepada penulis, mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, dan
berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat.
Akhir kata, Penulis berharap semoga penelitian Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi serta pihak-pihak lain yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
iv
ABSTRACT
Water quality alteration can take effect on quality dan quantity toward freshwater fish produce especially can take effect on fish spawning dan gonad maturation or reproduction organ. Main measurement to determine water quality in freshwater fish cultivation as follows: degree of acidity about 5-9, ideal water temperature about 20-290C, and tehe salinity level about 0-30%. The main purpose to made water quality monitoring and control are to ease for water quality monitoring. With microcontroller as main data processor such as pH, temperature, sanlinty, water purity and radiance. Every data pH, purity, and radiance is used for pH and purity control and lamp. And every data will be sent from ESP8266 wifi module to android smartpHone. The result after tool are testing is the difference between pH meter and pH sensor os 0,1. Purity deference between purity and turbidity is 41,728%, whereas the pH point after pH and purity control are 6,65-6,75. And 1% of salinity level on 100 ml NaCl is 1,903 volt, whereas in 10% of salinity level is 3,348 volt. With salinity level on aquarium water is 25,8%.;
iii
ABSTRAK
Perubahan kualitas air dapat sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas ikan hias air tawar yang dihasilkan dan dikembangbiakan terutama sangat berpengaruh terhadap proses pemijahan ikan dan pematangan gonad atau organ reproduksi. Parameter utama dalam menentukan kualitas air pada budidaya ikan hias adalah sebagai berikut: derajat keasaman atau pH berkisar antara 6-9, suhu perairan ideal antara 20-290C, salinitas berkisar antara 0-305. Sistem pemantauan dan kendali terhadap perubahan parameter kualitas air ini dibuat dengan maksud mempermudah dalam pemantauan kualitas pada air dengan menggunakan mikrokontroler sebagai pusat pengolah data pH, suhu, kejernihan, cahaya dan salinitas serta menggunakan data tersebut sebagai kendali terhadap pH, kejernihan dan lampu. Setiap data tersebut dikirimkan melalui modul wifi ESP8266 menuju perangkat smartpHone. Hasil dari pengujian alat ini diperoleh perbedaan 0.1 pada derajat keasaman atau pH, kejernihan 41,728 % pada perbedaan antara air jernih dan air berwarna dan 0,130C pada suhu. Sedangkan kendali pada pH dan kejernihan air diperoleh nilai pH antara 6,65-6,75 dan tingkat salinitas 1% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 1,903 volt sedangkan pada tingkat salinitas 10% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 3,348 volt. Dengan tingkat salinitas air pada aquarium yaitu 25,8 %..
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara maritim terbesar di dunia dengan potensi
kekayaan perikanan terutama dalam hal ikan hias air tawar yang mencapai 978
juta ekor dari target 850 juta ekor pada tahun 2012, hal ini menyebabkan animo
masyarakat luas dalam pembudidayan ikan hias air tawar terus meningkat. Dan
jika dilihat dari peringkat Indonesia yang berada pada posisi ke 5 sebagai Negara
eksportir ikan hias telah mendatangkan devisa sebesar 12,26 juta dollar pada
tahun 2011.
Ikan hias air tawar menjadi salah satu komoditas ekspor non migas
terbesar. Dengan ikan hias yang menjadi unggulan dan paling banyak dicari oleh
para penghobi ikan hias adalah arwana (Scleropages formosus), guppy (Poecilia
reticulata), dan Ikan Rainbow (Melanotaenia sp.) yang berasal dari papua. Pada
dasarnya setiap ikan hias memiliki habitat asli yang berbeda-beda dengan
kebutuhan air yang berbeda-beda pula.
Kualitas air dapat dibedakan dengan melihat parameter-paremeter seperti:
Derajat Keasaman (pH), Derajat Kesadahan (DH), Salinitas, dan Suhu. Perubahan
kualitas air dapat sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas ikan hias air
tawar yang dikembangbiakan terutama sangat berpengaruh terhadap proses
pemijahan dan pendederan atau pembesaran ikan yang memerlukan suatu iklim
tertentu. Parameter kualitas air yang baik untuk pembudidayaan ikan hias air
tawar dengan derajat keasaman atau pH berkisar antara 6-9, suhu perairan ideal
antara 20-290C, salinitas berkisar antara 0-30% sedangkan untuk kesadahan
bergantung pada setiap jenis ikan sehingga tidak ada ukuran pasti untuk parameter
tersebut.
Dengan adanya perbedaan kebutuhan air tersebut diperlukan adanya suatu
sistem yang dapat memantau perubahan-perubahan parameter kualitas air yang
2 dibuat sebuah sistem kendali dan pemantauan perubahan kualitas air pada
budidaya ikan hias air tawar berbasis mikrokontroler. Perangkat yang digunakan
adalah pH Sensor Module V1.1, sensor salinitas air, sensor suhu, sensor cahaya,
mikrokontroler Arduino Nano, dan perangkat mobile android sebagai alat
monitoring terhadap suatu perubahan parameter kualitas air, serta ESP8266
sebagai modul wifi yang digunakan.
1.2 Maksud dan tujuan
Maksud dari tugas akhir ini adalah membuat dan merancang suatu sistem
yang dapat memantau adanya perubahan parameter kualitas air seperti pH,
kejernihan, suhu, dan salinitas pada budidaya ikan hias serta kendali terhadap pH
dan kerjernihan air secara elektronik. Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah
sebagai salah satu upaya dalam peningkatan kualitas dan kuantitas dalam hal
budidaya ikan hias air tawar. Serta dapat membantu peternak dalam pengawasan
perubahan kualitas air
1.3 Batasan masalah
Dalam Tugas Akhir ini diterapkan beberapa batasan masalah, yakni:
1. Monitoring terhadap perubahan kualitas air hanya dilakukan pada
parameter pH, salinitas, suhu, dan kejernihan.
2. Kendali parameter kualitas air hanya dilakukan terhadap pH dan
kejernihan.
3. pH yang akan diukur antara 6-9 menggunakan PH Sensor Module V1.1.
4. Sensor salinitas yang digunakan dibuat dengan prinsip kapasitor keping
sejajar dengan asumsi kandungan garam dalam air adalah NaCl.
5. Suhu ideal untuk budidaya berkisar antara 20-290C dengan menggunakan
sensor air DS18B20.
6. Jenis ikan hias air tawar yang digunakan dalam penelitian adalah guppy,
3 1.4 Metode penelitian
Dalam Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode
penelitian, yaitu :
1. Studi Pustaka
Merupakan suatu metode pengumpulan data yang dapat dilakukan
dengan cara mencari referensi, membaca, mempelajari buku-buku
yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian dan juga dapat
melalui observasi atau pengamatan langsung dilapangan sesuai
dengan masalah yang akan diteliti.
2. interview
Mencari serta mengumpulkan berbagai macam informasi atau
materi-materi yang akan digunakan dalam sebuah perancangan sistem agar
sesuai dengan kebutuhan dan juga disesuaikan dengan hasil
bimbingan dengan dosen pembimbing dalam kegiatan.
3. Perancangan
merancang dan mempelajari sesuai dengan materi-materi yang
dikumpulkan serta dengan data-data yang tersedia dan juga
disesuaikan dengan arahan dari dosen pembimbing.
4. Implementasi
Menerapkan sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan serta diuji sistemnya untuk dibuktikan keakuratannya
dengan alat ukur analog.
5. Kesimpulan dan Analisa
Setelah perancangan dan pengujian akan ditarik sebuah kesimpulan
dengan menganalisa hasil perbandingan antara hasil pengukuran
4 akan dilakukan beberapa perbaikan sehingga pada akhirnya dapat
diperoleh suatu kesimpulan dari hasil Tugas Akhir.
1.5 Sistematika penelitian
Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini:
BAB I : Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Teori Penunjang
Menjelaskan teori penunjang yang berhubungan dan memiliki keterkaitan
dengan Tugas Akhir ini.
BAB III: Perancangan
Menjelaskan tentang blok-blok sistem yang dirancang dan
implementasinya.
BAB IV : pengujian dan analisa
Berisi tentang pengujian-pengujian serta analisa dari hasil yang didapat.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Berisi dua bagian terpisah yakni simpulan dan saran, simpulan merupakan
hasil dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, kemudian saran untuk
5
BAB II
TEORI PENUNJANG
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa dasar teori yang berkaian dengan
system monitoring dan kendali perubahan kualitas air tawar pada budidaya ikan
hias air tawar berbasis mikrokontroler.
2.1 Klasifikasi dan Kebutuhan Kualitas Air Ikan Hias Air Tawar
Ikan hias yang menjadi unggulan dan paling banyak dicari oleh para
penghobi ikan hias adalah arwana (Scleropages formosus), guppy (Poecilia
reticulata), dan Ikan Rainbow (Melanotaenia sp.) yang berasal dari papua.
Beberapa ikan hias dapat dengan mudah dikembangbiakan sehingga tidak perlu
tempat yang luas dan dapat dibudidaya dengan peralatan sederhana akan tetapi
tetap membutuhkan perawatan dan kualitas air yang baik. Beberapa ikan hias
yang dapat dibudidaya dengan mudah antara lain: Guppy, Molly Balon, Neon
Tetra, dan lain-lain.
2.1.1 Guppy (Poecilia reticulata)
Guppy (Poecilia reticulata) dikenal juga sebagai Gupi, ikan seribu, ikan
cere, atau suwadakar merupakan salah satu spesies ikan hias air tawar yang paling
populer di dunia. Ikan ini ditemukan oleh Robert John Lechmere
Guppy di Trinidad pada tahun 1866. Albert C. L. G. Gunther menamai ikan ini
dengan sebutan Girardinus guppii. Namun ikan ini telah dideskripsi terlebih dulu
dengan nama sah Poecilia reticulata oleh Wilhelm Peters pada 1859.
Ikan guppy tergolong mudah menyesuaikan diri dan berkembang biak, di
banyak tempat di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi
parit-parit dan selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai guppy atau juga millionfish, di berbagai daerah ikan ini juga dikenal dengan aneka nama lokal
6 Panjang total tubuh ikan betina antara 4–6 cm, sedangkan jantannya lebih
kecil, sekitar 2½–3½ cm. Ikan jantan memiliki warna-warni yang cemerlang dan
amat bervariasi, terutama pada ikan hibrida. Guppy hidup dengan suhu perairan 75
sampai dengan 85 derajat Fahrenheit dalam aquarium dengan pH antara 6.8 - 7.6.
2.1.2 Molly Balon (Poelicia latipinna Sailfin molly)
Molly Balon (Poelicia latipinna Sailfin molly) berasal dari Meksiko,
Florida, Virginia. Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar,
maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar di
pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan
mutasi.
Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28° C dengan
pH 7-8 dan kekerasan sekitar 14-20° dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di
daerah dengan pH netral (sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di
daerah ber-pH netral pun sudah tidak ada masalah. Hanya saja jenis ikan ini
kurang toleransinya terhadap perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.
Perbedaan Jantan dan Betina pada Ikan Molly dapat dilihat secara kasat mata pada
Induk jantan: Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut)
yang merupakan modifikasi sirip anal yang panjang, Tubuhnya ramping dengan
warna lebih cerah. Sirip punggung lebih panjang. Kepalanya agak besar.
Sedangkan pada Induk betina: Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus. Tubuhnya gemuk Warnanya kurang cerah Sirip
punggung biasa dan Kepalanya agak runcing
2.1.3 Neon Tetra (Paracheirodon innesi)
Neon Tetra (Paracheirodon innesi) termasuk ikan hias air tawar dari
keluarga characin, ordo Characiformes. Ikan ini adalah asli sungai blackwater
atau clearwater di tenggara Kolombia, Peru timur, dan Brasil Barat, termasuk
anak sungai dari Solimões dengan suhu air sesuai habitat aslinya adalah antara 20
7
Neon tetra memiliki ukuran maksimal 2.2 cm sampai dengan 3 cm. ikan ini
dapat hidup dengan baik jika derajat keasaman atau pH antara 5.0-7.0 dengan
derajat kekerasan air 1-2 derajat dH,
perbedaan seksual pada neon tetra antara jantan dan betina sangatlahh
sedikit, dengan betina yang memiliki perut yang sedikit lebih besar, dan garis
warna-warni membungkuk sedangkan pada jantan hanya berupa garis lurus. Ikan
ini dapat stress dan bahkan dapat menyebabkan kematian apabila terjadi
perubahan kualitas air yang mendadak pada lingkungan mereka.
2.2 Parameter Kualitas Air
Dalam budidaya ikan hias air tawar kualitas air yang dibutuhkan memiliki
beberapa parameter yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan ikan antara
lain derajat keasaman pH, kadar garam terlarut salinitas, dan suhu.
2.2.1 Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang biasa digunakan untuk menyatakan
suatu tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH sendiri
dapat didefinisikan sebagai algoritma negative dari aktivitas ion hidrogen (H+)
yang terlarut dalam suatu cairan. pH memiliki pengaruh yang besar terhadap
keberlangsungan kehidupan mahkluk hidup terutama bagi tumbuh-tumbuhan dan
mahkluk air. Angka yang digunakan dalam menentukan skala keasaaman adalah 1
sampai 14 dimana skala 7 merupakan larutan yang netral sedangkan dibawah 7
disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Dalam budidaya ikan dikehendaki derajat
keasaaman dalam air berkisar antara 6 - 9. Skala derajat keasaman pH dapat
dilihat pada gambar 2.1.
8 pH dapat didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen
dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi.
Persamaan 2.1. Nilai PH
dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen.
2.2.2 Salinitas
Salinitas merupakan suatu ukuran terhadap kadar garam terlarut dalam air
yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan suatu
makhluk hidup. jika kadar garam dalam air berlebih dapat mengakibatkan
kematian pada tanaman air dan juga tidak dapat digunakan sebagai media
berkembang biak atau pemijahan.
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan
bahwa halida-halida terutama klorida adalah anion yang paling banyak dari
elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen
water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia.
2.2.3 Suhu
Suhu air sangat berpengaruh terhadap aktifitas ikan dan kenyamanan ikan
dalam tempat tinggalnya. air yang terlalu panas dapat menyebabkan difusi oksigen
berkurang, namum apabila air yang digunakan terlalu dingin dapat menyebabkan
ikan terserang jamur dan parasit yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi air
yang dingin. Kebutuhan suhu yang ideal sangat dibutuhkan oleh indukan agar
dapat mempercepat kematangan gonad dan juga sangat dibutuhkan oleh telur agar
dapat menetas dengan sempurna tanpa ditumbuhi oleh jamur terlebih dahulu
9 Suhu ideal untuk proses pemijahan adalah antara 200C sampai dengan
290C. Karena pada suhu-suhu tersebut ikan dapat hidup dengan baik dan
mencapai kematangan organ reproduksinya.
2.3 Sensor
Sensor merupakan sebuah perangkat atau device yang berfungsi mengubah
suatu besaran fisik menjadi besaran listrik, sehingga keluarannya dapat diolah
dengan rangkaian listrik atau sistem digital.
2.3.1 Sensor pH
pH meter adalah pengukuran pH secara potensiometri. Sistem pengukuran
dalam pH meter berisi elektroda kerja untuk pH dan elektroda refrensi. Perbedaan
potensial antara 2 elektroda tersebut sebagai fungsi dari pH dalam larutan yang
diukur. Oleh karenanya larutan yang diukur harus bersifat elektrolit. Asam dan
Basa merupakan dua golongan zat kimia pH Asam Basa yang sangat penting
dalam kehidupan sehari‐hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan
bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat‐sifat yang berbeda, sehingga kita
bisa menentukan sifat suatu larutan.
Sensor pH yang digunakan PH Sensor Module V1.1 dengan karakteristik
sebagai berikut:
Module Power : 5.00V
Module Size : 43mm×32mm
Measuring Range:0-14PH
Measuring Temperature :0-60 ℃
Accuracy : ± 0.1pH (25 ℃)
Response Time : ≤ 1min
pH Sensor with BNC Connector
PH2.0 Interface ( 3 foot patch )
Gain Adjustment Potentiometer
10 Nilai keluaran sensor pH berupa tegangan dalam satuan milivolt (mV).
Untuk nilai keluaran sensor pH dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. Bentuk fisik
dari pH sensor modul dapat dilihat pada gambar 2.1.
Tabel 2.1. Nilai Keluaran pH Sensor Modul V 1.1
Gambar 2.2. PH Sensor Module V1.1
2.3.2 Sensor Salinitas
Sensor salinitas memiliki fungsi mengubah besaran kandungan garam
terlarut dalam air menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Prinsip yang
digunakan untuk mendeteksi kandungan garam tersebut adalah dengan
menggunakan prinsip kapasitor keping sejajar.
Sensor yang digunakan merupakan sensor konduktivitas/ TDS /kadar
garam air dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tegangan kerja 5v
V out 0-5 v
Stainless steel sebagai elektroda
11 a
b
Gambar 2.3. a. Tampak Samping dan b. Tampak Bawah Sensor Konduktifitas
2.3.3 Sensor Suhu
Sensor suhu adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. DS18B20
merupakan sensor suhu digital yang memiliki banyak funsi salah satunya fungsi
alarm dengan nonvolatile user programmable upper dan lower trigger point.
Komunikasi sensor ini melalui jalur 1 kabel untuk berkomunikasi dengan
mikroprosesor atau mikrokontroler. Dengan range temperature dari -550C sampai
dengan +1250C, dengan keakurasian 0.50C pada range temperature -100C sampai
850C. Sensor suhu DS18B20 yang digunakan berupa kabel dengan ujung logam,
bentuk fisik dapat dilihat pada gambar 2.4 sensor ini memiliki tiga buah kabel
yaitu: kabel VCC, Ground, dan Data.
Stainless steel elektroda
12
Gambar 2.4. Sensor Suhu DS18B20 Digital Temperature
Nilai keluaran pada sensor suhu DS18B20 berupa nilai yang bersifat digital
sehingga tidak diperlukan lagi sebuah perangkat pengubah nilai analog ke nilai
digital (ADC). Nilai keluaran digital pada sensor suhu DS18B20 dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2. 2. Keluaran Digital Sensor Suhu DS18B20
2.3.4 PHototransistor
PHototransistor adalah komponen elektronika yang masih termasuk dari
keluarga Transistor. Komponen ini juga memiliki kaki Basis, Kolektor, dan
Emitor. Kaki basis dalam PHoto Transistor adalah berupa lensa yang berfungsi
sebagai sensornya. Apabila Intensitas cahaya tinggi maka arus yang mengalir dari
kolektor ke emitor akan semakin besar pula, hal ini sebagai akibat penguatan bias
basis cahaya tersebut. Gambar 2.5 menunjukan bentuk fisik dan simbol dari
13
Gambar 2.5. a. PHototransistor b.simbol pHototransistor
2.4 Mikrokrontroler
mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Nano. Arduino Nano
merupakan suatu sistem minimum lengkap dengan ukuran yang relatif kecil
berbasis mikrokontroler ATmega328 untuk Arduino Nano 3.x dan ATmega168
untuk Arduino Nano 2.x. Arduino Nano memiliki fungsi yang sama dengan
arduino duemilanove, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Arduino Nano didesain
dan diproduksi oleh Gravitech. Board system minimum Arduino Nano dapat
dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2. 6. Board System Minimum Arduino Nano. a. Tampak Depan
b. Tampak Belakang.
Arduino nano memiliki krakteristik sebagai berikut:
Microcontroller Atmel ATmega168 or ATmega328
Operating Voltage (logic level) 5 V
Input Voltage (recommended) 7-12 V
Input Voltage (limits) 6-20 V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins 8
DC Current per I/O Pin 40 mA
a b
14
Flash Memory 16 KB (ATmega168) or 32 KB (ATmega328) of
which 2 KB used by bootloader
SRAM 1 KB (ATmega168) or 2 KB (ATmega328)
EEPROM 512 bytes (ATmega168) or 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz
Dimensions 0.73" x 1.70"
Length 45 mm
Width 18 mm
weight 5 g
Atmega328 memiliki flash memory untuk menyimpan kode program
sebesar 32KB dan dengan 2KB digunakan untuk bootloader dengan SRAM 2 KB
dan 1 KB EEPROM.
2.4.1 Input Dan Output Mikrokontroler
Setiap port digital dan analog dalam atmega328 dapat digunakan sebagai
input dan output dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), and
digitalRead(). Arduino Nano memiliki 6 pin analog dengan resolusi 10 bit dan 14
pin digital. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi-fungsi khusus sebagai berikut
1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai
dari ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.
2. Eksternal Interupt. Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu fungsi
interrupt yang dapat diatur pengkondisiannya.
3. PWM. Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11.Dapat digunakan sebagai keluaran 8-bit
PWM menggunakan fungsi analogWrite.
4. SPI.Pin 10 (SS), pin 11 (MOSI), pin 12 (MISO), pin 13 (SCK). Pin-pin ini
mendukung komunikasi SPI.
5. LED: Pin 13. Terdapat LED yang disediakan dan terhubung ke pin digital
13.LED menyala jika pin 13 bernilai High, dan LED mati jika pin bernilai
15 2.5 Perangkat Lunak Pemrograman Arduino
Perangkat lunak Arduino yang akan digunakan adalah driver dan IDE,.
IDE Arduino adalah perangkat yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan
Java. IDE Arduino terdiri dari:
1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan
mengedit program dalam bahasa Processing.
2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing)
menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa
memahami bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh mikrokontroler adalah
kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam
memory di dalam papan Arduino.
Sebuah kode program dalam Arduino umumnya disebut dengan istilah sketch.
Pada Gambar 2.7 merupakan tampilan awal perangkat lunak pemrograman
Arduino.
Gambar 2. 7. Arduino Sketch
Gambar 2.8 merupakan tampilan utama sketch arduino untuk memulai
pemrograman pada arduino board dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Verify berfungsi untuk mengecek program yang telah dibuat atau lebih
dikenal dengan istilah compile.
2. Upload berfungsi untuk memasukan atau menulis progam yang telah
16 3. New berfungsi untuk membuka atau membuat lembar kerja baru.
4. Open berfungsi untuk membuka file yang telah disimpan sebelumnya.
5. Save berfungsi untuk menyimpan sketch yang telah dibuat.
6. Bagian ini digunakan untuk inisialisasi program seperti menentukan port
input maupun output.
7. Bagian ini merupakan tempat program utama dibuat dan program akan
dieksekusi secara terus-menerus sampai didapat output yang diinginkan.
8. Pada bagian ini menunjukan mikrokontroler yang digunakan dan port
serial yang digunakan.
Gambar 2.8. Tampilan Utama Sketch Arduino
2.6 Struktur bahasa pemograman Arduino
Struktur bahasa pemograman Arduino hanya terdiri dari dua bagian ;
Void setup()
{
// Statement pada struktur program statement hanya di eksekusi satu kali
}
1
2
6
7
17
eksekusi. Fungsi ini digunakan untuk mendifinisikan mode pin atau memulai
komunikasi serial. Fungsi setup() harus di ikut sertakan dalam program walaupun
tidak ada statement yang di jalankan.
Contoh program:
void setup()
{
// initialize digital pin 13 as an output.
pinMode(13, OUTPUT);
}
pinMode() = berfungsi untuk mengatur fungsi sebuah pin sebagai INPUT maupun OUTPUT.
2.6.2 Void Loop()
Setelah melakukan fungsi setup() maka secara langsung program akan
mengeksekusi fungsi loop() secara berurutan dan melakukan instruksi-instruksi
yang ada dalam fungsi loop().
Contoh program:
// the loop function runs over and over again forever
18 {
digitalWrite(13, HIGH); // turn the LED on (HIGH is the voltage level)
delay(1000); // wait for a second
digitalWrite(13, LOW); // turn the LED off by making the voltage LOW
delay(1000); // wait for a second
}
Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan.
//(komentar satu baris)
// merupakan sebuah komentar yang diberikan untuk penjelasan maupun penanda
pada potongan program.
{ }(kurung kurawal)
Digunakan untuk mendefinisikan kapan program dieksekusi dan selesai
dieksekusi (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan).
;(titik koma)
Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik koma (jika ada titik koma yang
hilang maka program tidak akan bisa dijalankan).
Dalam program terdapat beberapa struktur dasar yang dapat digunakan dalam
pemrograman salah satunya struktur pengulangan dan seleksi kondisi sebagai
berikut:
if..else, dengan format seperti berikut ini:
if (kondisi) { }
else if (kondisi) { }
19 Dengan struktur seperti diatas program akan menjalankan kode yang ada di dalam
kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak (FALSE) maka akan
diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika kondisinya FALSE maka kode pada
else yang akan dijalankan.
for, dengan format seperti berikut ini:
for (int i = 0; i < #pengulangan; i++) { }
Struktur perulangan for digunakan jika akan melakukan pengulangan kode
beberapa kali, ganti #pengulangan dengan jumlah pengulangan yang diinginkan.
Melakukan penghitungan ke atas dengan i++ atau ke bawah dengan i–.
2.7 ESP8266
Gambar 2.9 merupakan board ESP8266 yang menawarkan solusi jaringan
Wi - Fi yang lengkap dan mandiri, yang memungkinkan untuk host aplikasi atau
offload semua fungsi jaringan Wi -Fi dari aplikasi lain prosesor . Dapat berfungsi
sebagai adapter Wi-Fi, akses internet nirkabel dapat ditambahkan ke setiap
mikrokontroler dengan konektivitas sederhana melalui UART interface.
Esp8266 diperintah menggunakan AT Command. perintah AT Command
dapat dilihat pada tabel 2.3. Gambar 2.10 merupakan konfigurasi pin dari
ESP8266.
20
Gambar 2.10. Konfigurasi Pin ESP8266
Tabel 2.3.Perintah AT Command Pada ESP8266
Perintah AT Command keterangan
AT+RST reset module
AT+CWMODE configure as access point
AT+CIPSERVER turn on server on port 80
AT+CIPMUX=1 configure for multiple connections
AT+CIFSR get ip address
2.8 MIT app inventor2
App Inventor merupkan sebuah tool online untuk membuat aplikasi
android, app inventor kini dikembangkan oleh MIT, universitas yang bergerak di
bidang teknologi. App Inventor awal mula dikembangkan oleh google, namun
sekarang MIT yang memegang kendali terhadap pengembangan tools app
inventor
MIT App Inventor berbasis visual block programming, sehingga dapat
membuat aplikasi tanpa kode satupun. visual block programming merupakan
pemrogaram dengan menggunakan, menyusun dan drag-drops “blok” yang
merupakan simbol-simbol perintah dan fungsi event handler tertentu dalam
membuat aplikasi. App Inventor tidak hanya untuk membuat suatu aplikasi, mit
app inventor dapat digunakan untuk mengasah logika, seperti halnya menyusun
sebuah puzzle. App inventor dibangun untuk pemula yang mulai belajar membuat
aplikasi android. Tampilan utama pada MIT App Inventor dapat dilihat pada
21
Gambar 2.11. Tampilan Utama Pada MIT APP Inventor2
Cara kerja dari MIT App Inventor adalah menggunakan Framework Visual
Programming yang terkait dengan bahasa pemrograman Scratch dari MIT, yang
secara spesifik merupakan implementasi dari Open Block yang didistribusikan
oleh MIT Scheller Teacher Education Program yang diambil dari riset yang
dilakukan oleh Ricarose Roque. App Inventor menggunakan Kawa Language Framework dan Kawa’s dialect yang di develop oleh Per Bothner dan di distribusikan sebagai bagian dari GNU Operating System oleh Free Software
Foundation sebagai Compiler yang mentraslate visual block programming untuk
diimplementasikan pada platform Android.
Diagram blok pada gambar 2.12 menggambarkam proses dari pembuatan
22
38
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Pengujian terhadap modul wifi dan perangkat lunak aplikasi android
smartpHone
Pengujian modul wifi dilakukan dengan cara melakukan uji kinerja dan
melakukan tes terhadap aplikasi pada perangkat tersebut. Pengujian terhadap
aplikasi android smartpHone menggunakan perangkat android dengan platform
jellybean 4.3. Komunikasi antara perangkat dan sistem adalah secara wireless
dengan menggunkan wifi pada jaringan lokal dengan memanfaatkan modul wifi
ESP8266 sebagai akses point dan Arduino Nano sebagai Web Server. Gambar 4.1
memperlihatkan skema pengujian yang dilakukan.
Gambar 4.1. Skema Pengujian Modul Wifi dan Aplikasi Android
Pengujian dilakukan dengan memasukan beberapa perintah kedalam
modul wifi melalui komunikasi serial menggunakan perintah AT Command.
Perintah AT command dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah. Serial comunication
Acces point
Ip address 192.168.4.1
39
Tabel 4. 1. Perintah AT Command Pada Modul Wifi ESP8266
Perintah AT Command keterangan
AT+RST reset module
AT+CWMODE configure as access point
AT+CIPSERVER turn on server on port 80
AT+CIPMUX=1 configure for multiple connections
AT+CIFSR get ip address
Gambar 4.2 menunjukan hasil eksekusi perintah AT command pada ESP
8266 menggunakan serial monitor pada arduino IDE.
Gambar 4.2. Hasil Eksekusi Perintah AT Command pada Arduino IDE
40 4.2 Pengujian pada mikrokontroler
Pengujian terhadap mikrokontrler dilakukan pada setiap perangkat keras
yang dibuat gambar 4.4 menunjukan pengujian terhadap seluruh perangkat keras
yang terdiri dari beberpa tahapan pengujian yaitu:
1. Pengujian terhadap kendali pH dan kejernihan
2. Pengujian terhadap kendali lampu
3. Pengujian terhadap sensor suhu dan salinitas
Gambar 4.4. Pengujian Pada System Kendali Mikrokontroler.
4.2.1 Pengujian terhadap Kendali pH dan kejernihan
Pengujian terhadap kendali pH dan kejernihan dilakukan dengan terlebih
dahulu menguji pembacaan sensor pH terhadap tingkat keasaam larutan dan
menguji pembacaan kejernihan air terhadap tingkat kejernihan dalam air.
Pengujian terhadap sensor pH dan kejernihan dilakukan dengan merubah
parameter- parameter yang akan diuji yaitu pH dan kejernihan, pada kendali pH
dan kejernihan bak penampung air diberi larutan yang bersifat asam seperti air
cuka dangan nilai pH 5.0 .pengujian pembacaan sensor pH dapat dilihat pada
gambar 4.5 dan untuk kejernihan bak penampung diberikan perwarna sebagai
indicator tingkat kekeruhan air, sehingga diperoleh hasil pembacaan dari sensor
41
Gambar 4.5. Nilai pH Air
Setiap nilai keluaran pada sensor pH akan dibandingkan dengan pH meter
digital dengan nilai keakurasian ± 0,2 dan ±0,1 pada suhu 200C.
Tabel 4.2. Nilai PH Sebelum Penggantian Air
no nilai pH pada alat
yang dibuat
Nilai pH pada pH
meter ATC
1 4,89 5,1
2 4,92 5,1
3 4,92 5,0
4 4,93 5,0
5 4,94 5,0
6 4,95 5,0
7 4,95 5,0
8 4,97 5,0
9 4, 98 5,0
10 4,98 5,0
Pada tabel 4.2 diatas tingkat keasaman larutan melebihi ambang batas
yang ditentukan yaitu antara pH 6-9 maka dari itu mikrontroler akan
mengaktifkan relay untuk menyalakan pompa air. Nilai pH setelah dilakukan
42
Tabel 4.3. Nilai pH Air Setelah Dilakukan Pergantian Air
no nilai pH pada alat
yang dibuat
Nilai pH pada
pH meter ATC
1 6,65 6,8
2 6,68 6,8
3 6,68 6,9
4 6,67 6,6
5 6,68 6,7
6 6,69 6,8
7 6,71 6,9
8 6,73 7,0
9 6,74 6,9
10 6,75 6,7
Gambar 4.6 menunjukan nilai air pada saat proses penggantian air
berlangsung dengan nilai pH 5.
Gambar 4.6. Nilai pH Air Saat Proses Penggantian Air
Nilai Tingkat kejernihan air sangat bergantung dengan nilai tegangan yang
keluar pada penerima pHototransistor. Jika keluaran tegangan pHototransistor
kecil maka dapat dipastikan bahwa air dalam aquarium dalam keadaan keruh dan
pada saat itulah air akan diganti dengan menyalakan pompa air. Nilai keluaran
43
Tabel 4.4. Nilai Tegangan Pada Tingkat Kejernihan Air
Nilai vout pada pHototransistor
Pada pembacaan kejernihan air nilai keluaran tegangan pada
pHototransistor diubah kedalam satuan persen % sesuai dengan rumus presentase
dibawah. Sehingga diperoleh hasil pembacaan terhadap kejernihan dapat dilihat
pada tabel 4.5 sebagai berikut.
Persamaan 4.1. Persentase Kejernihan Air
Nilai tegangan keluaran maksimal pada pHototransistor pada air jernih
diperoleh nilai tegangan 3,41 volt, oleh karena itu jika didapat nilai tegangan
pHototransistor 2,6 volt maka dapat diperoleh presentase tingkat kejernihan air
76,24 % sesuai dengan persamaan 4.1 diatas.
Setiap nilai tegangan yang keluar melalui pHototransistor diubah kedalam
44 presentase tingkat kejernihan air bai sesudah maupun sebelum penggantian dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5. Persentase Tingkat Kejernihan Air
Presentase tingkat kejernihan air
Nilai rata-rata pada tingkat kekeruhan dan kejernihan air baik sesudah
maupun sebelum penggantian air adalah 37,247% pada air keruh dan 79,025%
pada air jernih dengan selisih nilai antara air keruh dan air jernih adalah 41,728%.
Dekatnya nilai antara air jernih dan air berwarna dapat disebabkan oleh terlalu
dekatnya jarak antara IR led dengan penerima atau juga dapat disebabkan oleh
adanya interferensi dari air sehingga cahaya infra merah menjadi pecah dan
tersebar sehingga penerima hanya menerima sedikit cahaya yang masuk.
4.2.2 Kendali lampu
Kendali pada lampu menggunakan pHototransistor sebagai sensor
terhadap intensitas cahaya apabila intensitas cahaya besar maka lampu akan
menyala dan apabila intensitas cahaya kurang maka lampu akan padam. Pengujian
pada kendali lampu dilakukan pada saat kondisi siang dan malam hari dengan
nilai keluaran tegangan pada pHototransistor adalah sebagai berikut. Nilai
45
Tabel 4.6. Nilai Keluaran Tegangan Pada PHototransistor
no Vout pada malam
Sesuai dengan tabel 4.6 diatas apabila nilai tengangan kecil maka lampu
akan dalam kondisi menyala sedangkan apabila kondisi tegangan besar maka
lampu dalam kondisi padam.
4.2.3 Pengujian terhadap sensor suhu dan salinitas
Pengujian terhadap sensor suhu dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu
pengukuran pada suhu ruangan, air aquarium. setiap pengujian pada sensor suhu
dilakukan dengan membandingkan nilai sensor suhu DS18B20 dengan temometer
analog khusus untuk aquarium. Nilai suhu dalam aquarium dapat dilihat dalam
tabel 4.7.
Tabel 4.7. Nilai Suhu Pada Aquarium
no Sensor suhu Thermometer analog
46
Tabel 4.8. Nilai Suhu Pada Ruangan
no Sensor suhu Thermometer analog
1 26,34 0C 260C
2 26,180C 260C
3 26,230C 260C
4 26,240C 260C
5 26,230C 260C
6 26,230C 260C
7 26,23 260C
Pengujian terhadap sensor salinitas dilakukan terhadap beberapa larutan
garam NaCl. Larutan NaCl diperoleh dengan mengencerkan 10g NaCl dalam 100
ml air sehingga didapat sampel larutan dengan salinitas 10% sesuai dengan rumus
presentase sebagai berikut
Persamaan 4.2. Persentase Tingkat Salinitas Pada 100 ml Pelarut
Sesuai dengan rumus diatas 3 gram NaCl dilarutkan pada 100 ml air dapat
menghasilkan larutan NaCl dengan tingkat salinitas 3%.
Pengujian terhadap sensor salinitas dilakukan dengan menggunakan 100
ml larutan NaCl dengan tingkat salinitas 1%, 3%, 5% dan 10 %. Setiap tingkat
salinitas pada 100 ml larutan NaCl akan diukur nilai tegangan yang keluar pada
sensor salinitas dengan nilai tegangan pada masing- masing larutan dapat dilihat
47
Tabel 4. 9. Perbandingan Antara Tingkat Salinitas Dan Nilai Tegangan Pada Alat Yang Dibuat
Tingkat salinitas pada larutan NaCl100 ml
48 Untuk mempermudah pembacaan terhadap tingkat salinitas pada suatu
larutan dilakukan dengan mengubah nilai tegangan keluaran dari sensor salinitas
kedalam satuan % sesuai dengan rumus sebagai berikut.
Persamaan 4.3. Persentase Tingkat Salinitas Pada 100 ml Pelarut
Sesuai dengan tabel 4.8 diatas didapat hasil tingkat salinitas sesuai dengan
nilai tegangan dalam persen % dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.10 Tingkat Salinitas Berdasarkan Nilai Tegangan Dalam Persen
Tingkat salinitas pada larutan NaCl 100 ml
1% 3% 5% 10%
larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 3,348 volt. Sesuai dengan tabel 4,8
maka tingkat salinitas suatu larutan tergantung dengan nilai tegangan yang keluar
dari sensor salinitas semakin besar nilai tegangan yang keluar maka semakin besar
pula tingkat salinitas suatu larutan.
4.3 Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian diatas didapat nilai rata-rata pada parameter
49 Tabel 4.11 menunjukan nilai-nilai parameter kualitas air, setiap nilai
tersebut di pantau melalui dua perangkat yang berbeda yaitu aplikasi pada android
smartpHone dan serial monitor pada arduino ide. Pada gambar 4.8 menunjukan
hasil monitoring terhadap parameter kualitas air pada aquarium.
Tabel 4. 11. Nilai Rata-Rata Parameter Kualitas Air Pada Aquarium
Sebelum penggantian air Sesudah penggantian air
pH PH alat 4,943 6,698
PH meter 5,0 6,81
kejernihan 89,23% 89,21%
Suhu Sensor suhu 23,864 0C 24,21 0C
thermometer 24 0C 24 0C
salinitas 25,8% 25,8%
Perbedaan antara nilai keluaran antara sensor pH dan pH meter digital
adalah sekitar 0.1 perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh lamanya waktu
konversi pada sensor pH yang membutuhkan waktu sekitar ± 1 menit agar sesuai
dengan nilai keluaran pH meter digital.
Perbedaan pembacaan temperature pada sensor suhu dan thermometer
analog adalah 0,13 0C perbedaan dapat terjadi dikarenakan pembacaan skala pada
thermometer analog air raksa.
Pembacaan nilai salinitas pada monitoring akuarium dilakukan terhadap
larutan air tawar tanpa campuran dari NaCl yaitu larutan dengan tingkat salinitas 0
% dengan nilai tegangan keluaran pada sensor salinitas 1,29 volt dengan tingkat
50
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian diatas didapat kesimpulan sebagai berikut.
1. Kendali terhadap pH dan kejernihan dapat berjalan dengan baik dengan selisih
pembacaan terhadap pH sekitar 0.1 dan Nilai rata-rata pada tingkat kekeruhan dan
kejernihan air baik sesudah maupun sebelum penggantian air adalah 37,247% pada air
keruh dan 79,025% pada air jernih dengan selisih nilai antara air keruh dan air jernih
adalah 41,728%.
2. Kendali terhadap lampu dapat berjalan baik dengan nilai tegangan dalam keadaan malam
hari adalah 5 V dan nilai tegangan pada siang hari adalah1,2 V.
3. Monitoring terhadap suhu dalam aquarium dapat berjalan dengan baik dengan pembacaan
nilai suhu pada alat yang dibuat 23,870C dan thermometer pembanding 240C sehingga
selisih perbedaan nilai suhu adalah 0,13 0C.
4. Monitoring terhadap tingkat salinitas dapat berjalan dengan baik dimana tingkat salinitas
1% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata 1,903 volt sedangkan
pada tingkat salinitas 10% pada 100 ml larutan NaCl menghasilkan tegangan rata-rata
3,348 volt. Dengan tingkat salinitas air pada aquarium yaitu 25,8 %.
5.2 Saran
1. Komunikasi antara mikrokontroler dan smartpHone diharapkan dapat terhubung melalui
koneksi internet.
52
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro , 2-4.
[3] ESP8266 WiFi DS18B20 temperature sensor (ESP8266 Arduino IDE
without Arduino), Diakses Pada tanggal 25 juni 2015, dari world wide
web:
http://www.instructables.com
[4] ESP8266 and Arduino Webserver Code and Sketch , Diakses Pada
tanggal 25 juni 2015, dari world wide web:
http://allaboutee.com
[5] Indrawati, K., 2008. Pembuatan Modul Kontrol Kualitas Air Tambak
Udang. laporan tugas akhir Jurusan Teknik Fisika, FTI – ITS , 3-4.
[6] Kearley, S., Have Guppies: Will Travel, Popular Fish Keeping
Magazine, Hal 40, Summer 2013.
[7] Mahfudz Shidiq., P. M. 2008. Pengukur Suhu dan pH Air Tambak Terintegrasi. Jurnal EECCIS Vol. II, No. 1, Juni 2008 , 23-25.
[8] Monk, Simon., E-book Arduino +Android Project for The Evil
Genius, Diakses pada tanggal , dari world wide web:
[9] pH - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.), Diakses
pada tanggal 28 April 2015, dari world wide web:
http://id.wikipedia.org/wiki/PH
[10] Santos, Rui., E-Book 18+ Random Nerd Tutorial Project, Diakses
pada tanggal 22 Juni 2015, dari world wide web:
53 [11] S, Rendra. H. (2014). Kendali dan Monitoring Tambak Bandeng
Menggunakan SmartpHone Android, Teknik Komputer, Universitas
Komputer Indonesia, Bandung.
[12] Tropical Fish | Keeping Tropical Fish. (n.d.). Diakses Pada tanggal 23
april 2015, dari world wide web:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Ignas Widayatama
Tempat, tanggal dan lahir : Tembilahan , 1 Juli 1991
Alamat : Kp. Sukasari II No.19 Rt.01 Rw.02
Kel. Sekeloa, Kec. Coblong, Bandung.
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat Badan : 175 cm/72 Kg
Telepon : 085794794212
Email : w12ignas@gmail.com
Riwayat Pendidikan
A. Formal
1. (1998-2002) SDN Haurpancuh 2 Bandung (pindah)
2. (2002-2004) Lulus SDN 18 Muara Enim
3. (2004-2007) Lulus SMPN 1 Muara Enim
4. (2007-2010) Lulus SMAN 1 Unggulan Muara Enim
5. (2010-2015) Universitas Komputer Indonesia, Teknik Komputer (S1)
Kemampuan
1. Menguasai komputer (MS Word, Excel, Power Point).
2. Menguasai instalasi sistem operasi komputer.
4. Memahami troubleshooting hardware komputer.
5. Mampu Melakukan Instalasi Jaringan Komputer.
Pengalaman Organisasi
1. (2007-2010) Aktif Organisasi Laskar Muda Pencinta Alam (LAMPEA) SMA N 1 Unggulan Muara Enim.
2. (2010-2011) Ikut aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Unikom.
3. (2014-2015) Ikut aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Teknik Komputer Unikom.
4. (2012-2013) Ikut aktif Unit Kegiatan Karang Taruna Sukasari 2 Bandung.
Hormat saya