• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1 (KUISIONER PENELITIAN)

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU

TAHUN 2012

No. Responden: …..

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Nim :

3. Jenis Kelamin : Pria Wanita 4. Bidang Usaha yang Diminati :

II. Petunjuk Pengisian

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang Bapak/ Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya.

Cara pengisian kuesioner:

1. Mohon memberikan tanda check(√) pada jawaban yang Saudara/Saudari anggap paling sesuai.

2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja. 3. Kriteria jawaban:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

(2)

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS STS EFIKASI DIRI

1

Saya yakin bahwa saya mampu

mengidentifikasikan ide-ide baru untuk memulai usaha

2

Saya yakin bahwa saya mampu

menemukan peluang-peluang baru untuk memulai usaha

3 Saya yakin bahwa saya mampu berfikir kreatif dan inovatif

4 Saya yakin bahwa saya mampu bekerja sama dengan orang lain

5 Saya yakin bahwa saya mampu membangun tim kerja dengan baik 6

Saya yakin bahwa saya mampu

menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi

7 Saya yakin bahwa saya mampu menghadapi resiko usaha

8 Saya percaya mampu bertahan dalam situasi sulit dalam menjalankan usaha PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN

9 Saya memahami seluk-beluk dunia usaha yang akan saya jalani

10 Saya memahami penyusunan business plan

11 Saya memahami pengelolaan produksi dan operasional usaha

12 Saya memahami pemasaran usaha yang akan dijalankan

13 Saya memahami cara mengelola karyawan 14 Saya memahami pengelolaan keuangan

usaha

MINAT BERWIRAUSAHA

15 Saya siap memulai kegiatan usaha

16 Saya tertarik menemukan peluang-peluang bisnis untuk berwirausaha

17 Saya tertarik untuk menjadi wirausaha karena keinginan dari dalam diri 18 Saya tertarik untuk menjadi wirausaha

karena melihat kesuksesan orang lain 19 Saya siap menghadapi menghadapi resiko

usaha

(3)

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

VAR00001 309.667 17.185 .680

VAR00002 310.000 17.254 .638

VAR00003 309.167 17.535 .606

VAR00004 310.333 15.762 .815

VAR00005 310.000 15.559 .847

VAR00006 310.333 15.626 .812

VAR00007 309.833 15.813 .826

VAR00008 309.833 16.932 .700

VAR00009 222.333 7.911 .353

VAR00010 220.833 7.366 .743

VAR00011 222.500 7.343 .493

VAR00012 222.500 6.428 .744

VAR00013 222.000 6.908 .681

VAR00014 223.167 6.084 .807

VAR00015 214.333 8.894 .773

VAR00016 214.333 8.724 .823

VAR00017 215.333 9.677 .510

VAR00018 215.000 8.661 .774

VAR00019 218.833 8.918 .518

(4)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.923 8

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.844 8

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(5)

Lampiran 3

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.742 2.200

Efikasi_Diri .369 .070 .470 Pengetahuan_KWS .319 .070 .404 a. Dependent Variable: Minat_Wirausaha

Lampiran 4

(6)

Lampiran 5

Pendekatan Grafik Uji Normalitas

Lampiran 6

Uji Normalitas pendekatan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Efikasi_Diri Pengetahuan_KWS Minat_Wirausaha

N 77 77 77

Normal Parametersa Mean 23.2727 22.8312 27.6234 Std.

Deviation 3.42835 3.40434 2.69033 Most Extreme Differences Absolute .112 .143 .136

Positive .112 .143 .136

Negative -.095 -.092 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .986 1.251 1.190

Asymp. Sig. (2-tailed) .285 .087 .118

(7)

Lampiran 7

Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 8

Hasil Uji Multikolenieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 11.742 2.200 5.336 .000

(8)

Lampiran 9

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 229.348 2 114.674 26.458 .000a

Residual 320.730 74 4.334

Total 550.078 76

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan_KWS, Efikasi_Diri b. Dependent Variable: Minat_Wirausaha

Lampiran 10

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(9)

Lampiran 11

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .646a .417 .401 2.08187

a. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, PENGETAHUAN_KWS

b. Dependent Variable: MINAT_WIRAUSAHA Lampirn 12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Efikasi Diri (X1)

Item

Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 6 7.79% 28 36.36% 15 19.48% 17 22.08% 11 14.29% 77 100%

2 8 10.39% 14 18.18% 17 22.08% 19 24.68% 19 24.68% 77 100%

3 5 6.49% 17 22.08% 14 18.18% 23 29.87% 18 23.38% 77 100%

4 3 3.90% 20 25.97% 19 24.68% 22 28.57% 13 16.88% 77 100%

5 2 2.60% 15 19.48% 21 27.27% 23 29.87% 16 20.78% 77 100%

6 2 2.60% 17 22.08% 21 27.27% 15 19.48% 22 28.57% 77 100%

7 6 7.79% 17 22.08% 17 22.08% 29 37.66% 8 10.39% 77 100%

(10)

Lampiran 13

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengetahuan Kewirausahaan(X2)

Item

Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0.00% 0 0.00% 27 35.06% 28 36.36% 22 28.57% 77 100

2 0 0.00% 0 0.00% 21 27.27% 31 40.26% 25 32.47% 77 100

3 0 0.00% 1 1.30% 27 35.06% 31 40.26% 18 23.38% 77 100

4 0 0.00% 2 2.60% 27 35.06% 30 38.96% 18 23.38% 77 100

5 0 0.00% 2 2.60% 30 38.96% 26 33.77% 18 23.38% 77 100

6 0 0.00% 0 0.00% 27 35.06% 28 36.36% 22 28.57% 77 100

Lampiran 14

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Minat Berwirausaha (Y) Item

Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0.00% 0 0.00% 27 35.06% 28 36.36% 22 28.57% 77 100%

2 0 0.00% 0 0.00% 21 27.27% 31 40.26% 25 32.47% 77 100%

3 0 0.00% 1 1.30% 27 35.06% 31 40.26% 18 23.38% 77 100%

4 0 0.00% 2 2.60% 27 35.06% 30 38.96% 18 23.38% 77 100%

5 0 0.00% 2 2.60% 30 38.96% 26 33.77% 18 23.38% 77 100%

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adi, Nugroho. 2002. Analisis dan Perencanaan Sistem Informasi. Bandung : Pandawa.

Agung Nugroho, 2005. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Andi Jogyakarta

Bandura, A,1997. Self-efficacy mechanism in human agency. USA : APA. Erlina. 2012. Metodologi Penelitian. USU Press, Medan.

Feist, Jess dan Feist, Gregory. 2010. Teori Kepribadian. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Hantoro, Sirod. 2006. Kiat Sukses Berwirausaha. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Hendro, 2012. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduan Bagi Mahasiswa Untuk. Mengenal, Memahami, Dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta : Erlangga. Hidayat, Arara, dan Machali, Imam. 2012. Pengelolaan Pendidikan Konsep,

Prinsip dan Aplikasi dalam Pengelolaan Sekolah dan Madrasah. Kaukaba : Sewon Bantul Yogyakarta.

Ifham, A. S. 2012. Ekonomi Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Jakarta : Rineka Cipta.

Laura A. 2012. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba.

Luthans, F. 2008. Perilaku Organisasi.Yogyakarta : Andi.

Notoadmojo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga

Priyono, S., dan Soerata, M., 2005. Kiat Sukses Wirausaha. Yogyakarta: Palem. Robbins. 2007. Perilaku Organisasi : Konsep Kontroversi dan Aplikasi Jilid I.

Jakarta : Prenholindo.

Santoso.2003. Kompetisi dan Kepercayaan Diri Remaja. Yogyakarta :Liberty. Soemanto, Wasty, 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Sukmadinata, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

(12)

Suryana, Y., dan Bayu, K. 2012. Kewirausahaan: Pendekatan karakteristik Wirausaha Sukses. Jakarta : Kencana.

Tjakraadmaja, dkk. 2013. Personal Knowledge Management. Bandung : ITB Press.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.

Winardi, J. 2009. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Winkel, W.S. 2012. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.

Zimmerer, W. T., dan Norman M.S. 2010. Entrepreneurship The New Venture Formation. New Jersey : Prentice Hall International Inc.

Skripsi :

Mahesa, Aditya, D., dan Rahardja, E. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha”. Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip.

Defani Sembiring. 2015.”Pengaruh Konsep Diri, Pembelajaran Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”. Universitas Sumatera Utara.

Jurnal :

Aditya, Dion Mahesa dan Eddy Raharja. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Motivasi

yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha”. Diponegoro Journal of

Management Vol 1, No 1.

Aprilianty, E. 2012. “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan

Kewirausahaan dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk

Muhammadiyah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah”. Jurnal Bisnis

Fakultas Ekonomi Undana.

Soufia, Analaila, dan Zuchdi. 2004. “Minat Belajar dan Implementasi”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi UNY.

Rahmania, M. dan Efendi, M. 2012. “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan, Praktik Kerja Industry, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Pemasar Smkn

Bisnis Dan Manajemen Kota Padang”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Suhardi, L., dan Sirine, H. 2012. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Minat Kewirausahaan (Studi terhadap Mahasiswa Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,.

(13)

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara)”. Jurnal Manajemen Universitas Tarumanegara.

Wulandari, S. 2012. “Pengaruh Efikasi Diri terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya”. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN)

Yohnson. (2008). “Peranan Universitas Dalam Memotivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan”Vol. 5, No. 2, September 2003: 97 – 111. Universitas Kristen Petra.

Website :

http://dirmahasiswa.usu.ac.id

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2012) merupakan “penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada Mahasiswa prodi manajemen fakultas Ekonomi dan Bisnis USU tahun 2012.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 2015. Waktu penelitian ini mulai dari bulan November hingga Desember 2015.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen (X) terdiri dari: Efiikasi Diri (X1), Pengetahuan kewirausahaan (X2).

(15)

3.4. Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:

1. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel independen dari penelitian ini adalah:

a) Efikasi diri (X1) yaitu rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat.

b) Pengetahuan Kewirausahaan (X2) yaitu segala sesuatu yang diketahui seseorang mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha serta menciptakan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dari penelitian ini adalah Minat Berwirausaha (Y) yaitu keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif, dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan wirausaha.

(16)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Pengukuran

Efikasi diri (X1)

rasa percaya diri atau keyakinan diri yang dimiliki seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat

1.Keyakinan berpikir kreatif dan inovatif

2.Keyakinan bekerja sama dengan orang lain 3. Keyakinan membangun tim kerja 4. Keyakinan menghdapi resiko 5. Keyakinan menghadapi perubahan 6.Keyakinan mampu bertahan dalam situasi sulit Likert Pengetahuan Kewirausahaan (X2)

segala sesuatu yang diketahui seseorang mengenai

kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha serta menciptakan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik. 1. Pengetahuan bisnis 2. Pengetahuan manajemen 3. Memahami business plan 4. Mampu menganalisa kebutuhan dan peluang-peluang menciptakan usaha baru

(17)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Tujuannya untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang akan diukur, dijabarkan menjadi indicator variable dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variable-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2012). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut:

Minat Berwirausaha (Y)

keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi

(18)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2012)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara Program studi Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun 2012 yang berjumlah 337 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu populasi yang diambil dari sebagian objek penelitian. Apabila populasi lebih dari 100, maka jumlah sampel dapat diambil dengan menggunakan rumus slovin (Umar 2008) sebagai berikut:

n =

Dimana :

n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Taraf kesalahan (10%) Maka jumlah diperoleh adalah:

n =

(19)

Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Adapun Kriteria dalam memilih sampel penelitian adalah :

1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara Stambuk 2012.

2. Telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan dan lulus mata kuliah tersebut.

3. Mahasiswa yang mempunyai minat berwirausaha. 3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara kepada responden yang dilakukan pada penelitian awal sampai selesai.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

(20)

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang di luar sampel, yang dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara program studi manajemen.

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan (kuesioner) dalam mendefenisikan suatu variabel. Menurut Nugroho (2005) kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

(21)

Tabel 3.3

Validitas Tiap Butir Pernyataan

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

VAR00001 309.667 17.185 .680

VAR00002 310.000 17.254 .638

VAR00003 309.167 17.535 .606

VAR00004 310.333 15.762 .815

VAR00005 310.000 15.559 .847

VAR00006 310.333 15.626 .812

VAR00007 309.833 15.813 .826

VAR00008 309.833 16.932 .700

VAR00009 222.333 7.911 .353

VAR00010 220.833 7.366 .743

VAR00011 222.500 7.343 .493

VAR00012 222.500 6.428 .744

VAR00013 222.000 6.908 .681

VAR00014 223.167 6.084 .807

VAR00015 214.333 8.894 .773

VAR00016 214.333 8.724 .823

VAR00017 215.333 9.677 .510

VAR00018 215.000 8.661 .774

VAR00019 218.833 8.918 .518

VAR00020 218.833 8.783 .441

(22)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji realibilitas merupakan ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel. Menurut Nugroho (2005: 72) realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Reliabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.923 8

Sumber : Hasil Penelitian Uji Reliabilitas Kuesioner Efikasi Diri , 2015 (Data Diolah)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.844 8

Sumber : Hasil Penelitian Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Kewirausahaan, 2015 (Data Diolah)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.837 8

(23)

Berdasarkan Tabel 3.4 Reliable Statistics, Cronbach’s Alpha berturut-turut adalah 0,923, 0,844, dan 0,837. Hal ini menunjukan bahwa semua keusioner penelitian reliable dan dapat dijadikan sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 sehingga instrument yang dalam penelitian tersebut dapat dinyatakan telah reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument dalam penelitian.

3.10. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan regresi linier berganda (multiple regression analysis), dengan persamaan sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :

Y = Minat Berwirausaha X1 = Efikasi Diri

X2 = Pengetahuan Kewirausahaan b1, b2 = Koefisien regresi

a = Koefisien konstanta

e = error ( kesalahan penggangu)

3.11. Uji Asumsi Klasik 3.11.1 Uji Normalitas

(24)

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2012).

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila suatu model regresi terdapat kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastitas atau tidak heterokedastitas.

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji scatterplot. Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hipotesis yang diajukan:

H0 : Model regresi tidak ada heteroskedastisitas. HA : Model regresi terdapat heteroskedastisitas.

3.11.3 Uji Multikolinieritas

(25)

Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan (X1, X2) sebagai variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

(26)

3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji signifikan parsial yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh efikasi diri (X1), pengetahuan kewirausahaan (X2) sebagai variabel bebas terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttablepada α = 5% H0 ditolak jika thitung > ttablepada α = 5% 3.12.3 Koefisien Determinan (R2)

(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Fakultas Ekonomi USU pertama kali didirikan oleh Yayasan USU berlokasi di Kutaraja (sekarang Kota Banda Aceh) pada tahun 1959. Berhubung Fakultas Ekonomi USU yang berkedudukan di Banda Aceh menjadi bagian dari Universitas Syiah Kuala, pada tahun 1961 USU membuka kembali Fakultas Ekonomi di Medan. Penetapan dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi RI No. 64/1961 tanggal 24 November 1961 yang berlaku surut terhitung mulai 1 Oktober 1961. Berdasarkan surat keputusan tersebut, tanggal 24 November diperingati sebagai hari lahir atau Dies Natalis Fakultas Ekonomi USU.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis beralamat di Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155. Pada tahun 2014 Fakultas Ekonomi berganti nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Fakultas ini memiliki visi menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini adalah:

1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang berorientasi pasar.

(28)

3. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT BHMN.

4. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya.

5. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan internasional.

Jurusan/Program Studi yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Program D3 : Keuangan, Akuntansi, Kesekretariatan.

2. Program S1 : Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Manajemen. 3. Program S2 : Ilmu Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan. 4. Program S3 : Ilmu Manajemen, Ilmu Akuntansi, Ilmu Ekonomi

Pembangunan. 4.2 Analisis Deskriptif

(29)

penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU tahun 2012.

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU tahun 2012. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari nama, NIM, jenis kelamin, tinggal dengan orang tua, pekerjaan orang tua, nilai mata kuliah kewirausahaan dan apakah sedang berwirausaha saat ini.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kategori Jumlah

Nominal %

1 Pria 32 40,78

2 Wanita 45 59,21

Total 77

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

(30)
[image:30.595.167.498.189.364.2]

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha yang Diminati

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha yang Diminati

No Kategori Jumlah

Nominal %

1 Distributor Online 23 29,87

2 Food & Beverage 30 38,96

3 Importir 14 18,19

4 Lain-Lain 10 12,98

Total 77

Minat Usaha terbesar yang ingin dijalankan oleh responden adalah jenis usaha Food & Beverage dengan persentasi 38,96 % diikuti Distributir Online 29,87 % diikuti Importir 18,19 % dan lain-lain dengan persentasi 12,98 %.

4.3.1 Deskriptif Variabel

(31)
[image:31.595.61.565.187.493.2]

4.3.2.1 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Efikasi diri (X1)

Tabel 4.3

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pengaruh Efikasi diri

Item

Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 6 7.79% 28 36.36% 15 19.48% 17 22.08% 11 14.29% 77 100%

2 8 10.39% 14 18.18% 17 22.08% 19 24.68% 19 24.68% 77 100%

3 5 6.49% 17 22.08% 14 18.18% 23 29.87% 18 23.38% 77 100%

4 3 3.90% 20 25.97% 19 24.68% 22 28.57% 13 16.88% 77 100%

5 2 2.60% 15 19.48% 21 27.27% 23 29.87% 16 20.78% 77 100%

6 2 2.60% 17 22.08% 21 27.27% 15 19.48% 22 28.57% 77 100%

7 6 7.79% 17 22.08% 17 22.08% 29 37.66% 8 10.39% 77 100%

8 11 14.29% 13 16.88% 18 23.38% 22 28.57% 13 16.88% 77 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)

(32)

2. Pada pernyataan “Saya yakin bahwa saya mampu menemukan peluang-peluang baru untuk memulai usaha”, dapat digambarkan bahwa ada 8 orang atau 10,39% responden menyatakan STS, 14 orang atau 18,18% responden menyatakan TS, 17 orang atau 22,08% responden menyatakan KS, 19 orang atau 24,68% responden menyatakan S, dan 19 orang atau 24,68% responden menyatakan SS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakin mampu menemukan peluang-peluang baru untuk memulai usaha.

3. Pada pernyataan “Saya yakin bahwa saya mampu berfikir kreatif dan inovatif”, dapat digambarkan bahwa ada 5 orang atau 6,49% responden menyatakan STS, 17 orang atau 22,08% responden menyatakan TS, 14 orang atau 18,18% menyatakan KS, 23 orang atau 29,87% menyatakan S, dan 18 orang atau 23,38% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar reponden yakin pada diri sendiri mampu berpikir kreatif dan inovatif.

4. Pada pernyataan “Saya yakin bahwa saya mampu bekerja sama dengan orang lain”, dapat digambarkan bahwa ada 5 orang atau 3,90% responden menyatakan STS, 20 orang atau 25,97% responden menyatakan TS, 19 orang atau 24,68% menyatakan KS, 22 orang atau 28,57% menyatakan S, dan 13 orang atau 16,88% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden yakin mereka mampu bekerja sama dengan orang lain.

(33)

orang atau 20,78% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden yakin mereka mampu membangun tim kerja dengan baik..

6. Pada pernyataan “Saya yakin bahwa saya mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi”, dapat digambarkan bahwa ada 2 orang atau 2,60% responden menyatakan STS, 17 orang atau 22,08% responden menyatakan TS, 21 orang atau 27,27% menyatakan KS, 23 orang atau 29,87% menyatakan S, dan 22 orang atau 28,57% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden yakin mereka mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.

7. Pada pernyataan “Saya yakin bahwa saya mampu menghadapi resiko usaha”, dapat digambarkan bahwa ada 6 orang atau 7,79% responden menyatakan STS, 17 orang atau 22,08% responden menyatakan TS dan KS, 29 orang atau 37,66% menyatakan S, dan 29 orang atau 37,66% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden yakin mereka mampu menghadapi resiko usaha yang timbul karena mencoba berwirausaha.

(34)
[image:34.595.64.564.200.447.2]

4.3.2.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pengetahuan kewirausahaan (X2)

Tabel 4.4

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pengetahuan kewirausahaan Item

Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0.00% 0 0.00% 27 35.06% 28 36.36% 22 28.57% 77 100

2 0 0.00% 0 0.00% 21 27.27% 31 40.26% 25 32.47% 77 100

3 0 0.00% 1 1.30% 27 35.06% 31 40.26% 18 23.38% 77 100

4 0 0.00% 2 2.60% 27 35.06% 30 38.96% 18 23.38% 77 100

5 0 0.00% 2 2.60% 30 38.96% 26 33.77% 18 23.38% 77 100

6 0 0.00% 0 0.00% 27 35.06% 28 36.36% 22 28.57% 77 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)

1. Pada pernyataan “Saya memahami seluk-beluk dunia usaha yang akan saya jalani” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS, tidak ada orang atau 0% responden menyatakan TS dan KS, 27 orang atau 35,06% menyatakan S, dan 28 orang atau 36,36% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden yakin mereka memahami seluk-beluk dunia usaha yang akan mereka jalani.

(35)

dan 29 orang atau 22,47% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden memahami penyusunan business plan.

3. Pada pernyataan “Saya memahami pengelolaan produksi dan operasional usaha” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS, 1 orang atau 1,30% responden menyatakan TS, 27 orang atau 35,06% responden menyatakan KS, 31 orang atau 40,26% menyatakan S, dan 18 orang atau 23,38% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responde telah memahami pengelolaan produksi dan operasional usaha.

4. Pada pernyataan “Saya memahami pemasaran usaha yang akan dijalankan” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS, 2 orang atau 2,60% responden menyatakan TS, 27 orang atau 35,06% menyatakan KS, 30 orang atau 38,96% menyatakan S, dan 18 orang atau 23,38% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden memahami pemasaran usaha yang akan dijalankan.

5. Pada pernyataan “Saya memahami cara mengelola karyawan”, dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS, 2 orang atau 2,60% responden menyatakan TS, 30 orang atau 38,96% menyatakan KS, 26 orang atau 33,77% menyatakan S, dan 18 orang atau 23,38% menyatakan SS. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan responden memahami cara mengelola karyawan.

(36)

TS, 27 orang atau 35,06% menyatakan KS, 28 orang atau 36,36% menyatakan S, dan sisanya 22 orang atau 28,57% menyatakan SS. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyak responden memahami pengelolaan keuangan usaha.

[image:36.595.66.564.298.556.2]

4.3.2.3 Distribusi Jawaban Responden terhadap Minat Berwirausaha (Y)

Tabel 4.5

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Minat Berwirausaha

Item Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0.00% 0 0.00% 27 35.06% 28 36.36% 22 28.57% 77 100%

2 0 0.00% 0 0.00% 21 27.27% 31 40.26% 25 32.47% 77 100%

3 0 0.00% 1 1.30% 27 35.06% 31 40.26% 18 23.38% 77 100%

4 0 0.00% 2 2.60% 27 35.06% 30 38.96% 18 23.38% 77 100%

5 0 0.00% 2 2.60% 30 38.96% 26 33.77% 18 23.38% 77 100%

6 0 0.00% 0 0.00% 27 35.06% 28 36.36% 22 28.57% 77 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)

(37)

2. Pada pernyataan “Saya tertarik menemukan peluang-peluang bisnis untuk berwirausaha” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS dan TS, 21 orang atau 27,27% responden menyatakan KS, 31 orang atau 40,26% responden menyatakan S, dan 25 orang atau 32,47% responden menyatakan SS. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden tertarik menemukan peluang-peluang bisnis untuk berwirausaha. 3. Pada pernyataan “Saya tertarik untuk menjadi wirausaha karena keinginan dari

dalam diri” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS, 1 orang atau 1,30% responden menyatakan TS, 27 orang atau 35,06% responden menyatakan KS, 5 orang atau 6,57% responden menyatakan tidak setuju dan 4 orang atau 5,26% responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat dan dorongan yang kuat dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan usaha.

4. Pada pernyataan “Saya tertarik untuk menjadi wirausaha karena melihat kesuksesan orang lain” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS, 2 orang atau 2,60% responden menyatakan TS, 27 orang atau 35,06% responden menyatakan KS, 30 orang atau 38,96% responden menyatakan S, dan 18 orang atau 23,38% responden menyatakan SS. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden menyatakan tertarik untuk menjadi wirausaha.

(38)

orang atau 2,60% responden menyatakan TS, 30 orang atau 38,96% responden menyatakan KS, 26 orang atau 33,77% responden menyatakan S, dan 18 orang atau 23,38% responden menyatakan SS. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden menyatakan siap menghadapi resiko usaha.

6. Pada pernyataan “Saya siap menghadapi perubahan” dapat digambarkan bahwa tidak ada orang atau 0% responden menyatakan STS dan TS, 27 orang atau 35,06% responden menyatakan KS, 30 orang atau 38,96% responden menyatakan KS, 28 orang atau 36,36% responden menyatakan S, dan 22 orang atau 22,87% responden menyatakan SS. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden siap menghadapi perubahan.

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS for Windows dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:

4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

(39)
[image:39.595.153.458.101.263.2]

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015) Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram

Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri ataupun ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.

4.4.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression

Standarizied Residual

Titik-titik jika masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data telah berdistribusi normal. Sebaliknya jika titik tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal.

[image:39.595.226.385.541.681.2]

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression

(40)

Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

4.4.1.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov – Smirnov Test

[image:40.595.112.511.351.582.2]

Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

Tabel 4.6

Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Efikasi_Diri Pengetahuan_KWS Minat_Wirausaha

N 77 77 77

Normal Parametersa Mean 23.2727 22.8312 27.6234 Std.

Deviation 3.42835 3.40434 2.69033 Most Extreme Differences Absolute .112 .143 .136

Positive .112 .143 .136

Negative -.095 -.092 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .986 1.251 1.190

Asymp. Sig. (2-tailed) .285 .087 .118

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

(41)

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya. Dengan nilai :

[image:41.595.111.515.392.542.2]

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 11.742 2.200 5.336 .000

Efikasi_Diri .369 .070 .470 5.281 .000 .993 1.007 Pengetahuan_KWS .319 .070 .404 4.535 .000 .993 1.007

Pada Tabel 4.14 memperlihatkan semua nilai variabel bebas memiliki Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heteroskedostisitas

(42)

serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y maka disimpulkan suatu model regresi dianggap tidak terdapat masalah heterokedastisitas.

4.4.3.1 Hasil Uji Heteroskedostisitas dengan Scatter Plot

[image:42.595.125.459.300.498.2]

Sumber: Hasi Pengolahan SPSS (2015)

Gambar 4.3 Uji Heteroskedostisitas dengan Scatter Plot

Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

(43)
[image:43.595.111.370.228.359.2]

linear berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.742 2.200

Efikasi_Diri .369 .070 .470 Pengetahuan_KWS .319 .070 .404 a. Dependent Variable: Minat_Wirausaha

Berdasarkan hasil perhitungan data seperti yang terlihat pada Tabel 4.16 kolom kedua (Unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel pengaruh efikasi diri sebesar 0,369, nilai b2 variabel pengetahuan kewirausahaan sebesar 0,319 dan nilai konstanta (a) sebesar 11,742 sehingga diperoleh persamaan regresi linear berganda:

Y= 11,742 + 0,369 X1 + 0,319 X2 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Konstanta (a) = 11,742 menunjukkan bahwa pengaruh efikasi diri dan

(44)

b. Koefisien b1 (X1) = 0,369 menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Sehingga apabila efikasi diri dinaikkan maka minat berwirausaha akan meningkat 0,369.

c. Koefisien b2 (X2) = 0,319 menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Sehingga apabila pengetahuan kewirausahaan dinaikkan maka minat berwirausaha akan meningkat 0,319.

4.5.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas yaitu pengaruh efikasi diri (X1) dan pengetahuan kewirausahaan (X2) dalam menjelaskan pengaruh pada variabel terikat yaitu minat berwirausaha (Y) secara bersama-sama, dimana: 0 ≤ R² ≤ 1.

(45)
[image:45.595.161.449.142.314.2]

Tabel 4.9

Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .646a .417 .401 2.08187

a. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, PENGETAHUAN_KWS

b. Dependent Variable: MINAT_WIRAUSAHA

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat nilai Adjusted R Square adalah 0,401 berada antara 0 <R2<1 yang berarti bahwa 40,10% minat berwirausaha dipengaruhi oleh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan, sedangkan 50,90% lagi sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. 4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka Ho diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.F < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

(46)
[image:46.595.106.514.216.314.2]

1. Fhitung < Ftabel maka Ho diterima atau Ha ditolak 2. Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak atau Ha diterima

Tabel 4.10

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 229.348 2 114.674 26.458 .000a

Residual 320.730 74 4.334

Total 550.078 76

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan_KWS, Efikasi_Diri b. Dependent Variable: Minat_Wirausaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.10, hasil uji Fhitung menunjukkan nilai Fhitung = 26,458 dengan tingkat signifikansi 0,000 (<0,05). Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai Ftabel sebesar 1,99. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung>Ftabel yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara simultan atau serempak variabel-variabel bebas yaitu pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan (nyata) terhadap minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

4.5.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

(47)

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 maka Ho diterima, artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Penggunaan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.t > 0,05 maka Ho diterima, artimya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.t < 0,05 maka Ha diterima, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial pada uji-t ini adalah:

[image:47.595.110.442.503.634.2]

1. Jika Sig > 0,05 dan thitung < ttabel maka Ho diterima atau Ha ditolak 2. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel maka Ho ditolak atau Ha diterima

Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji T)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(48)

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.11, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda seperti berikut :

Y = 11,742 + 0,369 X1 + 0,319 X2 + e Dimana :

Y : Minat Berwirausaha

a : Konstanta

b1 : Koefisien Efikasi diri

b2 : Koefisien Pengetahuan kewirausahaan X1 : : Efikasi diri

X2 : Pengetahuan kewirausahaan

e : error term

Berdasarkan hasil pengolahan uji t yang tertera pada tabel 4.19, maka dapat dijelaskan hasil pengujian sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 11,742 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas (efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan) atau variabel bebas sama dengan nol, maka minat berwirausaha memniliki nilai sebesar 11,742.

b. Variabel efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (5,281) > ttabel (1,99), artinya jika variabel efikasi diri ditingkatkan sebesar satu satuan maka efikasi diri akan mengalami peningkatan sebesar 0,369 satuan.

(49)

pengetahuan kewirausahaan akan mengalami peningkatan sebesar 0,319 satuan.

4.6 Pembahasan

1. Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha

Berdasarkan Tabel 4.11, koefisien nilai thitung adalah 5,281 dengan tingkat signifikansi 0,00, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima karena thitung>ttabel (5,281 > 1,99 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas Pengaruh Efikasi diri (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wijayanto (2014), yang menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap minat seseorang berwirausaha. Penelitian Wijayanto juga didukung oleh Wulandari (2012) yang menunjukkan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

(50)

2. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha

Berdasarkan Tabel 4.11, koefisien nilai thitung adalah 4,535 dengan tingkat signifikansi 0,00, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima karena thitung>ttabel (4,535 > 1,99 ). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas Pengetahuan kewirausahaan (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmania dan Efendi (2012) ang menguji variabel pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitain Rahmania dan Efendi (2012) menunjukkan pengaruh yang positif terhadap minat berwirausaha.

Pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha dan memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan konsumen. Pengetahuan kewirausahaan merupakan proses belajar untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang digunakan sebagai modal untuk memulai suatu usaha yang baru.

(51)

mahasiswa, maka akan semakin tinggi peluang untuk menjadi seorang wirausahawan.

3. Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha

Berdasarkan Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitian ini juga menunjukkan kontribusi (R) antara efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha sebesar 40,10%.

Pengetahuan kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat di manfaatkan dengan baik maka akan mendapatkan keuntungan yang besar (Ifham, 2012). Minat berwirausaha muncul apabila seorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Hantoro (2005) minat seseorang terhadap suatu objek diawali dari perhatian seseorang terhadap objek tersebut. Minat merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuh kembangkan pada diri setiap mahasiswa. Adapun hal yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha adalah efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan.

(52)
(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian Koefisien Determinasi (R)2 diperoleh nilai Adjusted R Square 0,401 berarti 40,10% % minat berwirausaha dipengaruhi oleh efikasi diri, dan pengetahuan kewirausahaan sedangkan 50,90% lagi sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

2. Pengaruh efikasi diri dan pengetahuan kewirausahaan serentak mempengaruhi minat berwirausaha pada Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU tahun 2012. Hal ini dibuktikan dengan hasil Uji F dengan nilai sebesar 26,458.

3. Berdasarkan hasil Uji t sebagai pengujian secara parsial, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pengaruh efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha

(54)

4. Dari nilai koefisien beta yaitu 0,369 maka variabel yang dominan yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah efikasi diri.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang ada dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti:

1. Diharapkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis menekankan Dosen atau staff pengajar agar lebih memperhatikan konsep-efikasi diri untuk berwirausaha dalam pembelajaran mata kuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan, baik secara lisan maupun teoritis sehingga minat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis semakin positif.

2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis hendaknya menambah pengetahuan tentang pengetahuan kewirausahaan sebagai bekal pengusaha untuk mencapai tujuan atau sasaran yang baik.

3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis diharapkan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan berwirausaha, sehingga timbul lingkungan kewirausahaan yang positif di lokasi perkuliahan, sebagai antisipasi ataupun partisipasi terhadap lingkungan keluarga yang berwirausaha atau tidak bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan

(55)
(56)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Efikasi diri 2.1.1. Pengertian Efikasi diri

(57)

mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

Dari beberapa pendapat dapat dikatakan bahwa efikasi diri merupakan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien sehingga merujuk pada keyakinan diri sendiri mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, dapat dijadikan prediksi tingkah laku.

2.1.2. Sumber-sumber Efikasi diri

Menurut Greogory (2010), self-efficacy (efikasi diri) diperoleh, ditingkatkan, atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat sumber pengalaman menguasai sesuatu, pengalaman vikarius, persuasi social, kondisi fisik dan emosional. Dengan setiap metode, informasi mengenai diri sendiri dan lingkungan akan diproses secara kognitif dan bersama-sama dengan kumpulan pengalaman sebelumnya, akan mengubah persepsi mengenai efikasi diri. Menurut Bandura (1997) empat sumber efikasi diri, antara lain:

1) Pengalaman menguasai sesuatu (Master experience)

Pengalaman menguasai sesuatu adalah sumber informasi yang paling berpengaruh dalam efikasi diri. Ini merupakan pengalaman langsung kita sehingga kesuksesan akan menaikkan efikasi atau keyakinan dan kegagalan akan menurunkan efikasi atau keyakinan.

(58)

Pengalaman vikarius merupakan pengalaman dari orang lain yang memberi contoh penyelesaian. Efikasi diri akan meningkat pada saat kita mengamati pencapaian orang lain yang mempunyai kompetensi yang sama atau seimbang, namun akan berkurang pada saat kita melihat teman kita gagal.

3) Persuasi social (Social Persuasion)

Persuasi social disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja. Persuasi sendiri dapat membuat siswa menyerahkan usaha, mengupayakan strategi-strategi baru, atau berusaha cukup keras untuk mencapai kesuksesan.

4) Kondisi fisik dan emosional (Arousai)

Kondisi fisik dan emosional maksudnya tingkat Arousai mempengaruhi efikasi diri, tergantung pada Arousai itu diinterpretasikan pada saat siswa menghadapi tugas tertentu, apakah siswa merasa cemas dan khawatir (menurunkan efikasi) atau passion (bergairah) menaikkan efikasi.

Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkempangnya self efficacy dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

2.1.3. Komponen Efikasi diri

(59)

Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam peformansi yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kekuatan keyakinan (Strength)

Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

2. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude)

Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya.

3. Generalitas (Generality)

(60)

Jadi perbedaan efisiasi diri (Self-efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Dari ketiga komponen dalam self efficacy tersebut terdapat pengaruh positif terhadap minat untuk berwirausaha.

2.2. Teori Pengetahuan Kewirausahaan 2.2.1. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Menurut Kamus Meriam Webster, pengetahuan (knowledge) adalah :

information, understanding, or skill that obtain from experience or education

yang artinya, informasi ataupun pemahaman yang diperoleh dari pengalaman sseseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan merujuk kepada sesuatu yang diketahui, kepandaian yang diperoleh. Notoadmodjo (2007) menjelaskan pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Wirausaha atau wiraswasta menurut Priyono dan Soerata (2005) berasal

dari kata “wira” yang berarti utama, gagah, luhur, berani atau pejuang; kata “swa

berarti sendiri; dan kata “sta” berarti berdiri. Dari asal katanya “swasta” berarti

(61)

cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang mengenai kewirausahaan baik pengetahuan, ide, ataupun inovasi yang dapat memunculkan gagasan wirausaha dan memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan konsumen.

2.2.2. Ciri-Ciri Wirausaha

Menurut Pearce (dalam Winardi, 2003), ada sejumlah ciri-ciri seorang wirausahawan, yaitu :

1. Komitmen dan determinasi yang tiada batas

Para wirausahawan bersedia untuk menginvestasikan waktu mereka untuk pekerjaan, mentolerir standar kehidupan yang lebih rendah, dan bahkan mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga.

2. Dorongan atau rangsangan yang kuat untuk mencapai prestasi

Para wirausahawan dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang telah dicapai mereka pada masa lampau.

3. Orientasi ke arah peluang-peluang serta tujuan-tujuan

(62)

4. Lokus pengendalian internal (locus of control internal)

Para wirausahawan sangat yakin akan diri mereka sendiri. Mereka beranggapan bahwa merekalah yang mengendalikan nasib usaha mereka. 5. Toleransi terhadap ambiguitas

Para wirausahawan dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi secara tidak menentu, seperti pelanggan yang silih berganti, pendapatan dan pengeluaran yang tidak tetap, kemunduran atau kemajuan perusahaan.

6. Terampil dalam memperhitungkan resiko

Para wirausahawan mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan; mereka menciptakan cara-cara untuk berbagi resiko dengan para rekanan mereka. Mereka berhati-hati dalam melaksanakan operasi perusahaan mereka.

7. Kebutuhan akan status dan kekuasaan kurang dirasakan

Kekuasaan memang diraih oleh seorang wirausahawan yan berhasil, tetapi mereka lebih memusatkan perhatian mereka pada peluang-peluang, para pelanggan, pasar dan persaingan.

8. Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah

(63)

Para wirausahawan secara aktif mencari umpan balik atau informasi yang memungkinkan mereka untuk mempercepat kemajuan serta efektivitas mereka. Secara instinktif mereka membina hubungan dengan orang-orang untuk mendapatkan pelajaran atau pengaruh yang bermanfaat dari mereka.

2.2.3. Aspek-Aspek Kewirausahaan

Drucker (dalam Ifham, 2012) menjelaskan beberapa aspek wirausaha, yaitu :

1. Mampu menginderakan peluang usaha, yakni kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang untuk mengadakan langkah-langkah perubahan menuju masa depan yang lebih baik.

2. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan berhasil.

3. Berperilaku pemimpin yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan usaha.

4. Memiliki inisiatif, kreatif dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk menciptakan produk atau metode baru yang lebih baik dalam hal mutu atau jumlahnya, agar mampu bersaing.

5. Mampu bekerja keras, yaitu bekerja secara penuh energik, tekun dan tabah melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tanpa mengenal putus asa.

(64)

7. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan yaitu suka pada tantangan dan berani mengambil resiko walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu. Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang.Tanggap pada saran dan kritik, yaitu peduli dan peka terhadap kritik sebagai dorongan untuk berbuat lebih baik.

2.2.4. Proses Kewirausahaan

Proses wirausaha tidaklah sesederhana dan semudah yang digambarkan dalam definisi. Tantangan terbesar adalah pada tahap memulai wirausaha tersebut. Tahap ini dimulai dengan mendirikan usaha dan menjaga keberlangsungan hidupnya pada tiga tahun pertama (Banfe, dalam Ifham 2012). Pada masa ini semua yang indah-indah yang melekat dalam gambaran wirausaha yang sukses belum lagi diraih. Proses pendirian dituntut kepercayaan diri yang tinggi dan determinasi yang kuat. Tekanan psikologis yang datang pada tahap ini juga sangat besar. Semua itu membutuhkan kematangan pribadi pada diri wirausahawan agar mampu melewati saat-saat krisis ini dengan baik (Hidayat, dalam Ifham, 2012). Proses wirausaha selanjutnya tidak kalah beratnya.

(65)

Motivasi berprestasi yang tinggi dan determinasi diri yang disertai kemampuan komunikasi dan kemampuan interpersonal lainnya serta kemampuan manajerial sangat memegang peranan pada tahap ini. Tahap ini terasa lebih mudah karena wirausahawan mulai mendapatkan masukan dari masyarakat yang menggunakan jasa atau produknya. Masukan ini berupa uang dan penerimaan masyarakat yang memadai. Semakin besar masukan yang diperoleh, semakin besar kecenderungan untuk mengelola dan mengembangkan dan melembagakan usahanya.

2.2.5. Bidang-Bidang Kewirausahaan

Banyak orang menyangka bahwa kewirausahaan adalah hanya di dalam bidang usaha ekonomi saja. Akibatnya apabila mereka mendengar istilah kewirausahaan, maka bayangan mereka tertuju kepada soal-soal produksi, jasa dan niaga serta moneter. Sesungguhnya, kewirausahaan itu terdapat pada bermacam-macam bidang (Soemanto, 1984), yaitu :

1. Kewirausahaan dalam bidang usaha ekonomi

(66)

Kegiatan wirausaha di bidang usaha ekonomi bergerak dan bernaung dalam lembaga-lembaga ekonomi yang berupa perusahaan atau perseroan yang bergerak dalam bidang-bidang produksi dan jasa.

2. Kewirausahaan dalam bidang karir dan jabatan

Bidang karir dan jabatan ini berupa pegawai negeri dan swasta. Dalam karir mereka juga dilanda dengan persaingan. Faktor yang menentukan dalam pengembangan karir mereka adalah prestasi kerja. Untuk mencapai itu maka orang tersebut harus memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu kepribadian yang kuat, sikap mental dan pribadi yang dinamis.

3. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan

Untuk memajukan semua aspek kehidupan maka pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang. Kenyataan yang ada bahwa pelajar dan mahasiswa kurang berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar mereka; dalam meningkatkan prestasi belajar bersikap tergantung, kurang percaya diri dan pesimis. Salah satu akibatnya, mereka terpaksa melihat catatan kecil sewaktu ujian. Kenyataan ini menunjukkan bahwa banyak pelajar dan mahasiswa belum memiliki ciri-ciri kepribadian manusia wirausaha. Adapun inti kewirausahaan di bidang pendidikan adalah terletak dalam hal belajar mandiri yang dilandasi oleh sikap mental wirausaha.

4. Multi bidang kewirausahaan

(67)

stabilitas segala aspek kehidupan manusia. Namun fakta di dalam kenyataan ternyata tidak demikian. Kehidupan manusia dihadapkan pada berbagai permasalahan dalam segala aspek kehidupan. Untuk menghadapi hal tersebut, manusia harus mengembangka diri melalui berbagai bidang kewirausahaan. Sebagai contoh seorang pengusaha harus berwirausaha dalam bidang usaha ekonomi, pendidikan, dan karir. Hal ini terpaksa dilakukan untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan yang penuh tantangan dan permasalahan (Soemanto, 1984). 2.3. Teori Minat Berwirausaha

2.3.1. Pengertian Minat Berwirausaha

Santoso (2003) menyatakan bahwa minat berwira

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena nilai
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis melihat bahwa banyak mahasiswa yang merasa kesulitan dalam menerima mata kuliah graf dan algoritma khususnya pewarnaan graf yang diterimanya dalam pembelajaran di dalam

Visi terwujudnya “ Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak ”, berlangsung dalam bingkai Negara Kesatuan Republik... BAB V - 5 Indonesia

Informasi ini menyajikan dunia otomotif khususnya mobil TOYOTA dengan beberapa spesifikasi yang berbeda dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan diharapkan dapat mempermudah

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0, bahasa pemrograman ini mendukung pembuatan program perhitungan karena memiliki kemampuan dalam menyelesaikan

RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Panitia Pengadaan Langsung

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan