• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Cairan dan Elektrolit di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Cairan dan Elektrolit di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN GAGAL GINJAL KRONIK

Tema : Gagal ginjal

SubTema : Gagal ginjal kronik Sasaran : Ny. C dan Keluarga Hari, tanggal : Rabu, 20 Mei 2015

Waktu : Pukul 09.35-09.55 WIB (20 menit)

Tempat : Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

I.Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Gagal Ginjal Kronik (GGK) selama 30 menit, seluruh anggota keluarga yang ada di rumah Ny. C dapat memahami mengenai gagal ginjal kronik.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, keluarga mampu menjelaskan: 1. Pengertian GGK

2. Etiologi GGK

3. Manifestasi klinik GGK 4. Pencegahan GGK 5. Penatalaksanaan GGK

III. Pokok Materi (Terlampir) 1. Pengertian GGK

2. Etiologi GGK

3. Manifestasi klinik GGK 4. Pencegahan GGK 5. Penatalaksanaan GGK IV. Media

(2)

V. Metode Ceramah Tanya jawab

Diskusi dengan anggota keluarga

VI. Kegiatan

NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU

(3)

3. Penutup a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan b. Melakukan evaluasiMengakhiri kegiatan

a. Memperhatikan kesimpulan dari materi penyuluhan yang telah

disampaikan. b. Menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh penyuluh.

Menjawab salam

5 Menit

VII. Evaluasi

a. Evaluasi formatif:

1. Klien dapat menjelaskan tentang pengertian Gagal Ginjal Kronik

2. Klien dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya Gagal Ginjal Kronik

3. Klien dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik 4. Klien dapat menyebutkan apa saja pencegahannya

b. Evaluasi somatif

(4)

MATERI

GAGAL GINJAL KRONIK 1. PENGERTIAN

Gagal ginjal kronik (penyakit ginjal tahap akhir) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun dan tidak bisa kembali ke semula. Gagal Ginjal Kronik merupakan Gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia ( Retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah ) ( Bruner dan Suddart 2001).

2. ETIOLOGI

Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain: 1. Tekanan darah tinggi

2. Kencing manis 3. Batu ginjal

4. Penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama

3. MANIFESTASI KLINIS

Karena pada penyakit gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala bergantung pada bagian dari tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien. Manifestasi kardiovaskuler pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif dan edema pulmoner (Akibat cairan berlabih) dan perikarditis (akibat iritasi dari lapisan perikardial).

Gejala dermatologi yang sering terjadi mencakup rasa gatal yang parah (Pruritus), Kulit kering dan bersisik, Ekimosis, Kuku tipis dan rapuh, Rambut tipis dan kasar. Butiran uremik, Suatu penumpukan Kristal urea di bawah kulit, saat ini jarang terjadi akibat penanganan yang dini dan agresif pada penyakit ginjal tahap akhir.

(5)

Perubahan neuromuskuler mencakup perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi, dan kejang. (Smeltzer & Bare, 2001).Gejala Respirasi juga sering terjadi Edema paru, Efusi pleura, dan pleuritis. Gejala Neuromuskuler Juga sering terjadi misalnya gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular, bingumg dan koma. Metabolik Endokrin juga sering terjadi misalnya gangguan hormon seks menyebabkan penurunan libido, impoten. Gejalah Hematologi misalnya anemi (Nursalam, 2006)

4. PENCEGAHAN

1. Minum air putih tidak lebih dari 2 liter/hari 2. Jangan menahan kencing

3. Latihan fisik secara rutin 4. Tidak merokok

5. Periksa kadar kolestrol 6. Jaga berat badan, 7. Hindari minum alkohol,

8. Makan dengan komposisi berimbang

5. PENATALAKSANAAN

1. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan keluar 2. Batasi cairan yang masuk

3. Cuci darah (hemodialisa) 4. Operasi

a. Pengambilan batu

b. Transplantasi ginjal (Cangkok Ginjal) 5. Nutrisi

(6)
(7)
(8)

DOKUMENTASI

Gambar 1: memberikan pendidikan

kesehatan kepada Ny.C mengenai gagal ginjal kronik

Gambar 3: mengukur tekanan darah

Ny. C dengan hasil: 170/80 mmHg

Gambar 2: mengukur derajat edema

pada bagian kaki Ny.C, dengan derajat 1+

Gambar 4: mengukur tekanan darah

(9)

Gambar 5: memeriksa kadar gula

darah Ny. C dengan hasil: 93 mg/dl kadar gula darah Ny. C setelah makan

Gambar 6: memeriksa kadar gula

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Christensen dan Kockrow. (2003). Dewasa Kesehatan Perawat. Philadelphia: Mosby Perusahaan

Herdman. (2012). Nanda International, Diagnosa Keperawata Jakarta: EGC Kowalak. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC

Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Prabowo. (2014). Buku Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta : Nuha Medika

Robbins dan Kummar. (1995). Buku Ajar Patologi. Edisi 4. Jakarta: ECG Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medika. Edisi 8. Jakarta: ECG

Tarwoto dan Wartonah. (2010). Konsep Dasar Mansia dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

(11)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Setelah dilakukan pengkajian pada pasien Ny. C dengan masalah kebutuhan dasar: cairan dan elektrolit yang didukung dengan data fokus sebagai berikut: terdapat edema pada dorsal pedis dengan derajat 1+, input: 250cc output: 100 cc, berat badan klien 60 kg.

2. Diagnosa keperawatan yang ditentukan dari hasil pengkajian data fokus, ditemukan tiga proritas masalah keperawatan yang dialami Ny.C, yaitu: kelebihan cairan dan elektrolit berhubungan dengan disfungsi ginjal, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan selera makan, gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan turgor dan terdapatnya edema.

(12)

4. Implementasi dilakukan dengan perencanaan yang telah dibuat, adapun faktor pendukung adalah klien dan keluarga dapat menerima anjuran- anjuran dan informasi dengan baik. Adapun faktor penghambat adalah ketersediaan makanan yang bergizi masih belum sesuai dengan anjuran yang sudah diberikan kepada klien dan keluarga.

5. Evaluasi rencana tindakan pada klien Ny. C dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit ialah masih terdapat edema pada bagian kaki klien, nutrisi sudah terpenuhi sebagian, pada punggung kaki klien masih terdapat luka yang sudah menghitam dan teraba hangat.

B.Saran

1. Bagi Pasien

disarankan kepada pasien untuk mengikuti anjuran yang disarankan oleh dokter dan perawat seperti membatasi asupan cairan yang masuk, mencatat setiap masukan dan haluaran, menjaga asupan nutrisi yang sesuai dan seimbang;

2. Bagi Praktik Keperawatan

disarankan kepada perawat untuk lebih melakukan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan cairan dan elektrolit;

3. Bagi Pendidikan Tinggi Keperawatan

(13)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Cairan dan Elektrolit

Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh; 60% dari berat badan orang dewasa terdiri atas cairan (Patricia. 2010). Saat cairan berpindah dari kompartemen tubuh, cairan terdiri atas substansi yang terkadang disebut mineral atau garam yang dikenal sebagai elektrolit (Christensen dan kockrow, 2003). Elektrolit merupakan elemen atau campuran yang ketika dilarutkan atau dicampur dengan air atau cairan pelarut lainnya, dipisahkan menjadi ion yang bermuatan listrik. Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami penurunan, peningkatan atau pemindahan (perpindahan) cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler (Carpenito, 2000).

1. Pengkajian

Pengkajian pada klien gagal ginjal kronis sebenarnya hampir sama dengan klien gagal ginjal akut, namun disini pengkajian lebih penekanan pada support system untuk mempertahankan kondisi keseimbangan dalam tubuh (hemodynmically process). Dengan tidak optimalnya/ gagalnya fungsi ginjal, maka tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas ambang kewajaran. Tetapi, jika kondisi ini tetap berlanjut (kronis), maka akan menimbulkan berbagai manifestasi klinis yang menandakan gangguan sistem tersebut. Berikut ini merupakan pengkajian keperawatan pada klien dengan gagal ginjal kronis :

(14)

Biodata

a. Usia

Gagal ginjal menyerang semua golongan usia, tidak ada spesifikasi khusus pada usia penderita gagal ginjal kronis (Prabowo, 2014).

b. Jenis Kelamin

Laki- laki sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup sehat. Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari insiden gagal ginjal akut, sehingga tidak berdiri sendiri (Prabowo, 2014).

Keluhan Utama

Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit sekunder yang menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria) sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada system sirkulasi- ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, diaphoresis, fatigue, napas berbau urea, dan pruritis. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan (akumulasi) zat sisa metabolisme/ toksin dalam tubuh kareana ginjal mengalami kegagalan filtrasi ( Prabowo, 2014).

Riwayat Penyakit Sekarang

(15)

Riwayat Penyakit Dahulu

Gagal ginjal kronik dimulai dengan periode gagal ginjal akut dengan berbagai penyebab (multikausa). Oleh karena itu, informasi penyakit terdahulu akan menegaskan untuk penegakan masalah. Kaji riwayat ISK, payah jantung, penggunaan obat berlebihan (overdosis) khususnya obat bersifat nefrotosik, BPH dan lain sebagainya yang mampu mempengaruhi kerja ginjal. Selain itu, ada beberapa penyakit yang langsung mempengaruhi / menyebabkan gagal ginjal yaitu diabetes mellitus, hipertensi. Batu saluran kemih (urolithiasis) (Prabowo, 2014).

Riwayat Kesehatan Keluarga

Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular dan menurun, sehingga silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit gagal ginjal kronis. Namun, pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut herediter. Pola kesehatan keluarga yang diterapkan jika anggota keluarga yang sakit, misalnya minum jamu saat sakit (Prabowo, 2014).

Riwayat Psikososial

(16)

a. Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan

Pemakaian obat yang berlebihan (Kowalak, 2011). 2) Pola makan tinggi lemak dan karbohidrat

3) Pola eliminasi a) Eliminasi uri

Sering berkemih pada malam hari, tetapi urine sedikit (Kowalak, 2011). b) Eliminasi alvi

Frekuensi BAB meningkat 1 x per hari konsistensi (Kowalak, 2011). 4) Pola aktivitas dan kebersihan diri

Aktivitas sehari – hari dibantu karena kekuatan otot menurun (Kowalak, 2011).

5) Pola istirahat – tidur

Terjadi gangguan pola tidur pada malam hari karena sering berkemih pada malam hari jika penyebab GGK karena Diabetes mellitus.

6) Pola kognitif

Tidak mengalami dalam kognitif, klien dapat menyebutkan hari, bulan, dan tahun, serta menyebutkan 3 benda, berhitung dan mengikuti perintah 7) Pola konsep diri

a) Identitas diri

(17)

b) Peran diri

Terjadi perubahan dalam peran karena ketidak mampuan klien akibat sakit;

c) Gambaran diri

Terjadi perubahan dalam gambaran diri dan mengubah gaya hidup yang ada;

d) Ideal diri

Tergantung pada individu saat menghadapi kondisi saat ini, seperti pada harapanya akan kesembuhan, ketahanan psikologis dan dukungan sosial serta optimisme individu;

e) Harga diri

Penilaian haraga diri hanya bisa ditentukan pada klien itu sendiri. 8) Pola hubungan peran

Interaksi klien tidak mengalami gangguan, dapat berbicara dengan lancar, mengikuti intruksi dengan dengan tepat.

9) Pola fungsi seksual – seksualitas

Terjadi amenore pada wanita (Kowalak, 2011). 10) Pola mekanisme koping

Sebagian pasien sudah menerima keadaan mereka tetapi ada beberapa pasien yang masih menyangkal dan bersikap diam untuk menghadapi masalah yang sedang mereka hadapi.

11) Pola nilai dan kepercayaan

(18)

b. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum :

Lemah, kesadaran : konfusi, disorientasi Tekanan darah : Hipertensi

Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolic > 90mmHg.

2) Body system

a) Sistem pulmoner

Inspeksi : Pernafasan cepat dan dalam (kussmaul), sputum kental Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa, peradangan dan eskpansi dada simetris

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Jika terjadi penumpukan cairan dalam paru maka terdengar bunyi krekels

b) Sistem kardiovaskuler

Inspeksi : Pembesaran vena junggularis Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 4 atau 5 Perkusi : Redup

Auskultasi : jika terjadi penumpukan cairan dalam pleura maka terdengar friction rub perikardial

c) Sistem neurologi

(19)

(1) Persepsi sensori

Penglihatan : edema periorbital, konjungtiva anemis;

Pendengaran : tidak terganggu, terbukti dengan pasien dapat mendengar suara bisikan perawat dan detak jam tangan;

Penciuman : tidak terganggu, terbukti pasien dapat mencium macam bau;

Pengecapan : tidak terganggu, terbukti dapat membedakan rasa manis, pahit dan asin, asam;

Perabaan : tidak terganggu, terbukti klien dapar membedakan letak sentuhan dengan benda tajam, tumpul, suhu hangat dan dingin serta letak sentuhan.

(2) Reflek menurut

Reflek Bisep : positif, terdapat fleksi lengan pada siku

Reflek trisep : positif, terdapat esktensi lengan bawah pada sendi siku

Reflek patella : positif, terdapat plantar fleksi kaki

Reflek achiles : positif terdapat plantar fleksi kaki Reflek patologis Reflek Babinski : negative, terdapat plantar fleksi kaki dan fleksi semua jari kaki

d) Sistem gastrointestinal

Inspeksi : ulserasi dan perdarahan pada mulut

(20)

Perkusi : jika terjadi diare maka ditemukan hipertimpani dan jika konstipasi maka ditemukan bunyi redup.

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan massa. e) Sistem perkemihan

Inspeksi : tidak ada peradangan dan trauma

Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan distensi kandung kemih f) Sistem integument

Inspeksi : warna kulit abu abu mengkilat, bersisik, ekimosis Palpasi : kulit kering, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar g) Sistem musculoskeletal

Kram otot, kekuatan otot menurun, kelemahan pada tungkai, pitting edema.

h) Sistem reproduksi

Ditemukan : atrofi testikuler (Kowalak, 2011).

2. Analisa Data

(21)
(22)

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan integritas kulit

Intake nutrisi tidak adekuat pruritus

Penurunan selera makan ( anoreksia ) Berkembangnya mikroorganisme

Napas bau amonia Pori pori terbuka

Kelebihan volume cairan

edema Reabsorpsi meningkat

Cairan tertahan di intrasel dan ekstrasel Ekskresi menurun

Glomerular filtration rate menurun

Gagal ginjal

(23)

3. Rumusan Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa yang sesuai. Diagnosa keperawatan berfokus pada mendefinisikan kebutuhan dasar keperawatan dari klien (Gordon, 1994). Untuk mengidentifikasikan kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005). Contoh diagnosa keperawatan North American Nursing Diagnosid Association International (NANDA) untuk gangguan cairan, elektrolit.

1. Kelebihan Volume Cairan

Definisi: peningkatan retensi cairan isotonik Batasan karakteristik

a. Bunyi napas adventisius; b. Ganggua elektrolit; c. Anasarka;

d. Ansietas;

e. Perubahan tekanan darah; f. Perubahan pola pernapasan; g. Edema;

h. Asupan melebihi haluaran;

i. Penambahan berat badan dalam waktu sangat singkat. Faktor yang berhubungan

(24)

c. Kelebihan asupan natrium.

2. Ketidak Seimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan karakteristik

a. Kram abdomen; b. Nyeri abdomen; c. Menghindari makanan;

d. Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal; e. Kerapuhan kapiler;

f. Diare;

g. Kurang makan;

h. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat; i. Membran mukosa pucat;

j. Tonus otot menurun. Faktor yang berhubungan a. Faktor biologis;

b. Faktor ekonomi;

c. Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien; d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan; e. Faktor psikologis.

3. Kerusakan Integritas Kulit

Definisi: perubahan/ ganggua epidermis dan/ atau dermis Batasan karakteristik

(25)

b. Gangguan permukaan kulit; c. Invasi struktur tubuh. Faktor yang berhubungan Eksternal

a. Zat kimia;

b. Usia yang ekstrem; c. Hipertermia; d. Hipotermia; e. Lembab;

f. Imobilisasi fisik; g. Radiasi.

Internal

a. Perubahan status cairan; b. Perubahan pigmentasi; c. Perubahan turgor;

d. Kondisi ketidakseimbangan; e. Penurunan sirkulasi;

f. Kondisi gangguan metabolik; g. Gangguan sensasi.

4. Rencana Tindakan Keperawatan

(26)

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang dialami klien, kronik, atau akut. Rencana asuhan keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan klien aktual atau potensial (Potter & Perry, 2005).

Berikut contoh rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berdasarkan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC dengan diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan.

Diagnosa 1: Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal,

retensi natrium

Tujuan :

1. Klien akan menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan dan dietnya secara verbal;

2. Klien akan menyatakan pemahamannya tentang pengobatan yang diberikan secara verbal;

3. Klien akan mempertahankan tanda vital dalam batas normal untuk klien; 4. Klien tidak mengalami pernafasan dangkal.

Kriteria Hasil :

1. Terbebas dari edema;

(27)

Rencana Tindakan Keperawatan

Aktivitas Mandiri

1. Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sakral, periorbital pada skala 1+ sampai 4.

Kaji komplikasi pulmoner dan/ atau kardiovaskuler yang diindikasikan dengan meningkatkan distres pernafasan, meningkatnya tekanan darah, bunyi jantung tidak normal, dan/ atau nafas tidak normal.

Rasional: Edema terjadi pada jaringan tubuh terutama, seperti tangan, kaki dan mata.

2. Timbang berat badan setiap hari dan pantau kemajuannya auskultasi paru dan bunyi jantung.

Rasional: Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 / hari diduga adanya retensi cairan, kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru dan GGK dibuktikan oleh bunyi nafas tambahan, bunyi jantung.

3. Pertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran.

Rasional: Untuk menentukan kebutuhan pengganti cairan, menentukan fungsi ginjal dan penurunan risiko kelebihan cairan.

4. Awasi berat jenis urine.

Rasional: Berat jenis urine sama/ kurang dari 1,010 menunjukkan kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine.

5. Kaji tingkat kesadaran , selidiki adanya perubahan mental.

(28)

6. Ajarkan pasien untuk memperhatikan penyebab dan mengatasi edema, pembatasan diet dan penggunaan dosis, dan efek samping pengobatan yang dianjurkan.

Rasional: Mengurangi keadaan kelebihan volume cairan yang terjadi.

Aktivitas Kolaborasi

7. Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat deuretik.

Rasional: Untuk melebarkan lumen tubular dari debris, meurunkan hiperkalemia dan meningkatkan volume urine yang adekuat.

8. Lakukan kolaborasi pemeriksaan lab BUN, Kreatinin, Na, Na serum, K serum, Hb, Ht.

Rasional: Untuk mengetahui keseimbangan cairan elektrolit. 9. Lakukan kolaborasi pemeriksaan dan awasi foto dada

Rasional: Peningkatan ukuran jantung, efusi pleura, infiltrasi kongesti penunjukkan respon terhadap cairan.

Aktivitas Lain

10. Tinggikan ekstremitas

Rasional: Meningkatnya aliran darah balik vena (NIC dan NOC, 2011).

Diagnosa 2: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia, mual, perubahan membran

mukosa mulut

Tujuan:

1. Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat. Kriteria Hasil :

(29)

2. Menjelaskan komponen diet yang dianjurkan;

3. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal; 4. Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet.

Rencana Tindakan

Aktivitas Mandiri

1. Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. Rasional: Membantu individu untuk makan.

2. Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit. Rasional: Mengumpulkan dan menganalisa data klien untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

3. Manajemen nutrisi

Ketahui makanan kesukaan klien, tentukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan, timbang pasien pada interval yang cepat.

Rasional: Membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang.

4. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan

ajarkan pasien/ keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal. manajemen nutrisi: berikan informasi yag tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.

(30)

Aktivitas Lain

5. Berikan umpan balik positif kepada klien yang menunjukkan peningkatan selera makan.

Berikan makanan yang sesuai dengan pilihan pribadi, budaya, dan agama klien. Membantu individu untuk makan (NIC dan NOC, 2011).

Diagnosa 3: Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus

Kriteria Hasil

1. Klien mendemonstrasikan aktivitas perawatan kulit rutin yang efektif; 2. Memiliki warna kulit normal;

3. Memiliki suhu tubuh normal;

4. Tidak mengalami nyeri di ekstremitas.

Rencana Tindakan

Aktivitas Mandiri

1. Kaji adanya faktor resiko yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.

Rasional: Meningkatkan kenyamanan dan keamanan serta mencegah komplikasi.

2. Identifikasi sumber penekanan dan friksi.

Rasional: Meminimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh. 3. Pencegahan ulkus dekubitus.

Rasional: Mencegah ulkus dekubitus pada klien yang berisiko tinggi mengalaminya.

4. Surveilans kulit, pantau kulit terhadap :

(31)
(32)

B.Asuhan Keperawatan pada Ny.C dengan Masalah Kebutuhan Dasar:

Cairan Dan Elektrolit

1. Pengkajian

I. Biodata

Identitas Pasien

Nama : Ny.C

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 61 Tahun

Status Perkawinan : Cerai Agama : Islam Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. Bajak II A, kelurahan Harjosari II Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

II. Keluhan Utama

Klien mengeluh kedua kakinya bengkak, urine keluar sedikit, mual dan muntah, badan terasa gatal-gatal dan merah.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang

A. Provocative/ Palliative

1. Apa penyebabnya : kerusakan pada ginjal klien; 2. Hal-hal yang meperbaiki keadaan : klien mengkonsumsi obat. B. Quantity/ Quality

(33)

2. Bagaimana dilihat : tampak kedua kaki klien bengkak.

C. Region

1. Dimana lokasinya : pada bagian kedua kaki; 2. Apakah menyebar : tidak menyebar.

D. Severity

Tidak ditemukan pada saat pengkajian; E. Time

Tidak ditemukan pada saat pengkajian.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang Pernah Dialami: klien mengatakan: “memiliki penyakit

Diabetes Mielitus 10 tahun yang lalu”;

B. Pengobatan/ Tindakan yang Dilakukan: klien mengatakan: “ berobat

kerumah sakit ”;

C. Pernah Dirawat/ Dioperasi: klien mengatakan: “pernah dirawat di

RS.Permata Bunda Karena penyakit Diabetes Mielitus”;

D. Lama Dirawat: klien mengatakan: “pernah dirawat di RS. Permata

Bunda selama 1 minggu”;

E. Alergi: klien mengatakan: “tidak memiliki alergi”;

F. Imunisasi: klien mengatakan: “tidak mendapat imunisasi lengkap, hanya

(34)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua: klien mengatakan “orang tuanya sudah meninggal”;

B. Saudara Kandung: klien mengatakan “kakaknya yang anak ke 5

mengalami penyakit penebalan dinding rahim”;

C. Penyakit Keturunan yang Ada: klien mengatakan “memiliki penyakit

keturunan yaitu penyakit Diabetes Mielitus yang diturunkan oleh Ibunya”;

D. Anggota Keluarga yang Meninggal: klien mengatakan “ayah dan ibunya beserta saudara kandungnya 6 orang sudah meninggal”;

E.Penyebab Meninggal: klien mengatakan “penyebab ayahnya meninggal karena sakit tua, penyebab ibunya meninggal karena penyakit DM, penyebab saudara kandungnya meninggal karena penyakit kanker payudara, ada yang meninggal karena penyakit jantung dan yang lainnya

karena penyakit DM”.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A . Persepsi Klien Tentang Penyakitnya

Penyakitnya tidak bisa sembuh hanya saja dia berharap bisa diberi kekuatan.

B. Konsep Diri

1. Gambaran diri : klien menyukai semua anggota tubuhnya; 2. Ideal diri : klien inggin menjadi seorang ibu yang baik; 3. Harga diri : klien mengatakan bahwa dirinya tidak maksimal

merawat keluarganya karena penyakitnya; 4. Peran diri : klien akan menjadi seorang ibu yang baik

(35)

5. Identitas : klien adalah seorang ibu bagi anaknya.

C. Keadaan Emosi

Klien mampu mengendalikan emosinya dengan baik.

D. Hubungan Sosial

1.Orang yang berarti: orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidupnya klien adalah anaknya;

2.Hubungan dengan keluarga: baik, keluarga tetap menemani, merawat dan menjaga klien;

3.Hubungan dengan orang lain: baik, klien mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya;

4.Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: hambatannya karena saat ini klien masih sakit, klien hanya bisa berhubungan dengan orang lain hanya dirumah saja.

E. Spiritual

1.Nilai dan keyakinan : nilai-nilai dan keyakinan klien adalah mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti pengajian dan perwiritan;

2.Kegiatan ibadah : klien melaksanakan sholat.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

(36)

B. Tanda-Tanda Vital

1. Suhu tubuh : 37,0 0C 2. Tekanan darah : 150/70 mmHg 3. Nadi : 79 x/menit 4. Pernafasan : 28 x/menit

5. Skala nyeri : tidak terdapat nyeri

6. TB : 165 cm

7. BB : 60 kg

C. Pemeriksaan Head to Toe

Kepala dan Rambut

1. Bentuk : bulat, tidak ada benjolan atau pembengkakan; 2. Kulit kepala : bersih, tidak ada iritasi.

Rambut

1. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut ikal dan tipis;

2. Bau : tidak ada bau;

3. Warna kulit : kuning langsat.

Wajah

1. Warna kulit : kuning langsat;

2. Struktur wajah : simetris dan tidak ada kelainan.

Mata

(37)

3. Konjungtiva : konjungtiva anemis;

Hidung

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris; 2. Lubang hidung : bersih.

Telinga

1. Bentuk telinga : simetris kanan/kiri; 2. Ukuran telinga : simetris kanan/kiri; 3. Lubang telinga : bersih dan tidak

berbau;

4. Ketajaman pendengaran : pendengaran baik.

Mulut dan Faring

1. Keadaan bibir : mukosa bibir

lembab; 2. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada

perdarahan;

3. Keadaan lidah : tidak ada kelainan;

4. Orofaring : tidak dilakukan

pemeriksaan.

Leher

1. Posisi trachea : medial;

2. Thyroid : tidak ada

pembengkakan kelenjar tyroid;

(38)

4. Vena jugularis : teraba vena jugularis;

5. Denyut nadi karotis : teraba denyut nadi karotis.

Pemeriksaan Integumen

1. Kebersihan : bersih;

2. Kehangatan : kulit teraba sedikit dingin;

3. Warna : kuning langsat;

4. Turgor : kembali > 2 detik; 5. Kelembaban : lembab;

6. Kelainan pada kulit : terdapat edema pada ekstremitas bawah.

Pemeriksaan Payudara dan Ketiak

1. Ukuran dan bentuk : tidak dilakukan pemeriksaan; 2. Warna payudara dan aerola : tidak dilakukan

pemeriksaan; 3. Kondisi payudara dan puting : tidak dilakukan

pemeriksaan;

Pemeriksaan Thoraks/ Dada

(39)

Pemeriksan Paru

1. Palpasi getaran suara : antara paru kanan dan kiri getarannya teraba dan sama;

Pemeriksaan Jantung

1. Inspeksi : pembesaran vena junggularis

2. Palpasi : ictus cordis teraba di ics 4 atau 5

3. Perkusi : redup

4. Auskultasi : maka terdengar

friction rub perikardial

Pemeriksaan Abdomen

1. Inspeksi : simetris kanan/kiri; 2. Ausultasi : peristaltik usus 12

x/menit;

3. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.

Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya

(40)

2. Anus dan perinium : tidak

dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan Muskuluskletal

1. Struktur ekstremitas kanan dan kiri atas dan bawah simetris; 2. Terdapat pitting edema pada ekstremitas bawah.

Fungsi Motori

1. Tidak ada kelainan pada fugsi motorik, klien masih mampu melakukan aktivitas sendiri.

Fungsi Sensorik

1. Perabahan: klien tidak dapat membedakan letak sentuhan dengan benda tajam dan tumpul.

Refleks

1. Reflek pattela: positif, terdapat lantar fleksi kaki.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola Makan dan Minum

1. Frekuensi makan/hari : makan 3 kali sehari;

2. Nafsu/ selera makan : tidak selera makan( klien makan hanya 3 sendok makan); 3. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati; 4. Alergi : tidak ada alergi;

5. Mual dan muntah : klien mengatakan: “sering merasa mual”;

(41)

7. Jumlah dan jenis makanan : porsi sedikit;

8. Waktu pemberian cairan/ minum: selama 24 jam klien minum hanya 1 botol air mineral 250 cc;

9.Masalah makan dan minum : tidak selera makan dan dokter menganjurkan untuk sedikit minum.

II. Perawatan Diri/ Personal Hygiene

1.Kebersihan tubuh : bersih;

2.Kebersihan gigi dan mulut : mulut berbau; 3.Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih.

III. Pola Kegiatan/ Aktivitas

1. Uraian aktivitas klien : klien mandi sendiri, makan sendiri, mencuci baju sendiri;

2. Uraian aktivitas ibadah klien selama sakit : klien masih sanggup untuk sholat.

IV. Pola Eliminasi

1. BAB

Pola BAB : 1 x perhari;

Karakteristik feses : konstitensi kuning kecoklatan dan lembek; Riwayat perdarahan : tidak ada perdarahan;

(42)

Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laktasif.

2. BAK

Pola BAK : 2-3 x/hari;

Karakter urine : kekuningan dan berbuih; Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK; Riwayat penyakit Ginjal/ Kandung kemih : Ada(1 minggu sebelum pengkajian klien dirawat dirumah sakit dan hasil lab menyatakan bahwa klien mengalami gagal ginjal);

Pengunaan diuretik : Ada obat yang diresepkan dokter;

(43)

2. Analisa Data kembali > 2 detik 2. Intake : 250 cc/ 24 jam

Klien mengatakan: “sering merasa mual”

Do : Klien terlihat lemah BB: 60 kg mengalami gatal-gatal pada

bagian tubuh tertentu”

D0 :

(44)

mikroorganisme dikulit

Pori-pori terbuka

Perubahan turgor

Cairan menumpuk di ekstrasel

3. Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan

a.Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;

b.Nutrisi, ketidakseimbangan: kurang dari kebutuhan tubuh; c.Kerusakan Integritas kulit.

Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

a.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal, retensi natrium ditandai dengan terdapatnya edema dorsal pedis, intake: 250 cc/ 24 jam , output :100 ml/ 24 jam, edema kembali > 2 detik;

b.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, perubahan membran mukosa mulut ditandai dengan berat badan menurun, klien tidak nafsu makan, bising usus: 12 x/ menit;

(45)

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Tujuan dan kriteria hasil: Tujuan:

1. Klien akan menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan secara verbal.

2. Klien akan menyatakan pemahamannya tentang pengobatan yang diberikan secara verbal.

3. Klien akan mempertahankan berat badan normal untuk klien.

4. Klien tidak mengalami edema Kriteria hasil :

1. Terbebas dari edema 2. Berat badan ideal

3. Pemasukan dan pengeluaran seimbang 4. Paham tentang pengobatan yang diberikan

Rencana tindakan Rasional

Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, pada skala catatan asupan dan haluaran

(46)

Aktivitas kolaborasi

Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat deuretik

Tujuan dan kriteria hasil: Tujuan:

1. Klien akan mengubah kebiasaan makan 2. Klien mengetahui makanan kesukaannya 3. Klien akan menyatakan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi

4. Klien akan mempertahankan berat badan ideal 5. Klien dan keluarga akan menyatakan paham dalam menetukan makanan yang bergizi Kriteria hasil :

1. Makan teratur

2. Dapat menentukan makanan kesukaan 3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

4. Berat badan dalam batas normal

5.Keluarga mengerti menentukan makanan yang bergizi.

Rencana tindakan Rasional

Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan

Ketahui makanan kesukaan klien

(47)

Timbang pasien pada interval yang cepat.

Ajarkan metode untuk perencanaan makanan Ajarkan pasien/ keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal. berikan informasi yag tepat tentang kebutuhan nutrisi

dan bagaimana

Tujuan dan kriteria hasil: Tujuan:

1. Klien akan paham faktor resiko yang dapat menyebabkan kerusakan kulit

2. Klien mengetahui sumber penekanan

3. Klien akan dapat memantau kulit terhadap, ruam, warna, suhu, kelembaban.

Kriteria hasil :

1. Memiliki warna kulit normal 2. Memiliki suhu tubuh normal 3. Tidak ada penekanan

Rencana tindakan Rasional

(48)

5. Catatan Perkembangan dan Pelaksanaan Keperawatan

- Melakukan orientasi Menetapkan klien

1. Menentukan lokasi dan derajat edema perifer, pada skala 1+ sampai 4+ 2. Menimbang berat badan klien

3. Menganjurkan klien untuk mencatat

pemasukan dan

(49)

Rabu,

3. Mengobservasi catatan pengeluaran dan pemasukan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi klien dengan menyediakan lembar catatan dan pulen

4. Menganjurkan kembali klien untuk meninggikan ekstremitas dengan kaki diatas bantal. klien untuk mengubah kebiasaan makan

2. Mengkaji makanan kesukaan klien

3. Mengkaji kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

(50)

11.00-12.00 3

Rendah garam dan tidak berlemak.

1. Mengkaji adanya faktor resiko yang dapat memyebabkan kerusakan kulit

2. Mengidentifikasi sumber penekanan

(51)
(52)

11.00-12.00 3 1. Memantau kembali kulit kembali > dari 2 detik untuk tetap berobat 2. Menganjurkan klien

(53)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang penting dalam kehidupan manusia. Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara tubuh dan proses homeostatis (Tarwoto & Wartonah, 2010). Dalam kebutuhan cairan dan elektrolit memerlukan air. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang terbesar didalam sel maupun diluar sel (Tarwoto & Wartonah, 2010) air memiliki presentasi yang besar dari berat badan manusia (asmadi, 2008). Menurut Tarwoto & Wartonah, (2010) besarnya kandung air tergantung dari usia, jenis kelamin dan kandungan lemak. Apabila terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektolit maka tubuh kita akan mengalami gangguan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit. Ketidakseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi, dan haluaran cairan dan elektrolit, serta pengaruh komponen-komponen oleh sistem renal dan paru (Potter & Perry, 2005).

(54)

tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan uremia yaitu retensi cairan dan natrium dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer, 2002). Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat dalam 10 tahun. Pada 1990, terjadi 166 ribu kasus GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada 2000 menjadi 372 ribu kasus. Angka tersebut diperkirakan terus naik. Pada 2010, jumlahnya diestimasi lebih dari 650 ribu. Selain data tersebut, 6 juta- 20 juta individu di AS diperkirakan mengalami gagal ginjal kronis (GGK) fase awal (Djoko, 2008). Di indonesia GGK menjadi penyumbang terbesar untuk kematian, sehingga penyakit GGK pada 1997 berada di posisi kedelapan. Data terbaru dari US NCHS 2007 menunjukkan, penyakit ginjal masih menduduki peringkat 10 besar sebagai penyebab kematian terbanyak.

(55)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada Ny.C dengan masalah Kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit. 2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.C dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.C dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;

c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny.C dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;

d. Mampu melakukan rencana tindakan keperawatan pada Ny.C dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;

e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.C dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.

C. Manfaat

1.Bagi Pasien

Untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memenuhi kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.

2.Bagi Praktik Keperawatan

(56)

3.Bagi Pendidikan Tinggi Keperawatan

(57)

Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Proritas

Masalah Kebutuhan Dasar: Cairan dan Elektrolit

di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Arvina Br Surbakti

122500104

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(58)
(59)
(60)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Cairan dan Elektrolit di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp., MNS, selaku Wakil Dekan I Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS, selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp., MNS, selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(61)

7. Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara

8. Bapak Roymond H S, S.kep,Ns., M.Kep, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

9. Ibu Diah Arruum, S.Kep, Ns, selaku penguji yang meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan saran-sarannya.

10. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

11. Terkhusus kepada kedua orangtua tercinta, Bapak (Bakti Surbakti) dan Ibu (Henyta Tarigan), yang selalu memberikan dukungan moril maupun material dengan penuh kasih sayang yang sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi DIII Keperawatan stambuk 2012 yang telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 07 Juli 2015

(62)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 5

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Cairan Dan Elektrolit ... 5

1. Pengkajian ... 5

2. Analisa Data ... 12

3. Rumusan Masalah... 15

4. Rencana Tindakan ... 17

B. Asuhan keperawatan pada Ny.C dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Cairan dan Elektrolit ... 24

1. Pengkajian ... 24

2. Analisa data ... 35

3. Rumusan masalah ... 36

4. Perencanaan ... 37

5. Implementasi ... 40

(63)

Bab III KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

Gambar

Gambar 2: mengukur derajat edema pada bagian kaki Ny.C, dengan derajat 1+
Gambar 5: memeriksa kadar gula darah Ny. C dengan hasil: 93 mg/dl kadar gula darah Ny

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan tugas merancang suatu bentuk arsitektur temporer sederhana berkapasitas satu hingga dua orang, mata kuliah ini memberikan latihan- latihan untuk melakukan pengamatan

[r]

Figure 4 and 5 show the result of path finding within the Doha WTC building in Qatar. There is a hazard event, e.g. fire, located on the ground floor. A mesh generated in the

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya

Grussenmeyer, P., et all., 2012, Recording approach of Heritage sites based on merging point clouds from High Resolution Photogrammetry and Terrestrial Laser Scanning,

Peningkatan Mutu Dan Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Penunjang Operasional Aparatur Penyelenggaraan Pemerintahan.. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Here are described more precisely the application of 3D scanning in archaeology, especially in rescue excavation, and the wish of the company to be ahead of its time in