Lampiran 1 KUESIONERPENELITIAN
Yth.Bapak/IbuResponden
BersamainisayamohonkesediaanBapak/Ibuuntukmengisikuesionerdalamrangkapenelitian
sayayangberjudul:
“Pengaruh Kompleksitas, Time Budget Pressure, Independensi Auditor Dan Risiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik Yang Terdapat Di Medan”
Kuesioneriniterdiriatassejumlahpernyataan.PerluBapak/Ibuketahuibahwakeberhasilanpe
nelitianinisangattergantungdaripartisipasiBapak/Ibudalammenjawabkuesioner.
CaraPengisianKuesioner
Bapak/Ibucukupmemberikantanda
checklist(V)padapilihanjawabanyangtersediasesuaidenganpendapatBapak/Ibu.Setiappe rnyataanmengharapkanhanyasatujawaban.
• STS =SangatTidakSetuju
• TS =TidakSetuju
• R = Ragu –Ragu
• S =Setuju
• SS = SangatSetuju
IdentitasResponden
Nama :
Nama KAP :
Jenis Kelamin : Pria; Wanita
Usia : Tahun
JenjangPendidikan : S3; S2; S1; D3;
SLTA
LamaBekerja :
Pertanyaanberikut berhubungan denganKompleksitasAudit (X1)
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Setiap rencanadan tujuan pekerjaan
yangsayalakukan sangat jelas sesuai
aturan yang ada.
2 Sayamengetahuitanggung jawab saya
dalamsetiap penugasanaudit.
3 Deskripsijabatan menunjukanapa
yang harusdikerjakandalamsetiap
penugasan audit.
4. Alat bantu dalam menyelesaikan tugas
PertanyaanberikutberhubungandenganTime Budget Pressure (Tekanan Anggaran Waktu) (X2) dalampekerjaananda sebagaiAuditor
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Sayamerasakanwaktuyangdibutuhkan
terlalusempit,sehinggaterasacukup
beratatas bebanpekerjaanyangsaya
emban
2. Selamamenjalankantugassayakurang
mampumemenuhitargetyangtelah
ditentukan.
3. Dalampenugasanaudit,efisiensidalam
pekerjaanproses auditsangatditekankan
4. Ditempat sayabekerjakesesuaian
penugasanauditdengananggaranwaktu
dijadikanindikator penilaiankinerjadari
atasan
5. Saya merasa setiap mengerjakan
tugas audit akan membutuhkan
Pertanyaanberikut berhubungan denganIndependensi Auditor (X3)
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Penyusunan program audit bebas
dari campurtangan pimpinan untuk
menentukan, mengeliminasiatau
memodifikasibagian-bagian tertentu
yangdiperiksa.
2. Pemeriksaan bebas dariusaha-usaha
manajerial(objek pemeriksaan) untuk
menentukan atau menunjukkegiatan
yangdiperiksa.
3. Pelaksanaan pemeriksaanharus
bekerjasama dengan manajerialselama
pemeriksaan.
4 Pelaporan bebas dari usaha pihak
tertentu untuk mempengaruhi
pertimbangan pemeriksa terhadap isi
laporan pemeriksaan.
5. Saya berupaya tetap bersifat
independen dalam melakukan audit
Pertanyaanberikut berhubungan denganRisikoKesalahan (X4)
No Pernyataan STS TS R S SS
1. Auditor kesulitanmengukur seberapa
besartingkatkompleksitastransaksi
usahaklien
2. Auditormempelajarilaporanaudit
terdahulusebelummelakukan pengauditan
3. Auditormempelajariakun-akunatau
transaksi-transaksiyangsulitdiaudit
4. Auditormengamatiteknikdalamsistem
pengendalianusahaklien.
5. Auditormembuatperencanaanuntuk
menerimatingkat risikoyangakan
terjadi.
6. Auditormengamatiterjadinyarisiko
Pertanyaanberikut berhubungan denganKualitasAudit (Y)
No Pernyataan STS TS R S SS
1. PimpinanKAP selalumewajibkan
pelaksanaantugas sesuaidengan
tanggung jawab professional sebagai
auditor
2. PartnerdanManajerperlumelakukan
penilaiandanseleksiatas isu-isu
akuntansidanauditingmutakhiragar
trainingsesuaidengankebutuhan auditor.
3. Onthejobtrainingberkelanjutanuntuk
setiapjabatandapatmeningkatkan
keahliandalambidangakuntansidan
auditing.
4. KAPperlumemberikanpenilaian
setelahdilakukannyatrainingtersebut
untukmengukurkemampuandan
menilaikeberhasilan posttraining
5. Sayaselalumenerapkanteknik–teknik
audit sepertimelakukanpengamatan,
mengajukanpertanyaan,menganalisis,
memverifikasi,menginvestigasidan
mengevaluasipadaberbagaikondisi
6 Sayaselalumendiskusikansetiapada
permasalahanpemeriksaandanatasan
sayaselalumereviewsecaramemadai
7 Temuanaudit(auditfinding) selalusaya
diskusikanterlebihdahuludenganklien
agarklienmemahamikelemahansystem
Lampiran 2 Data Jawaban Responden
Time Budget Pressure (X2)
TBP1 TBP2 TBP3 TBP4 TBP5
1 2 5 3 5 3 18 3.6
Independensi Auditor (X3)
Risiko Kesalahan (X4)
RK1 RK2 RK3 RK4 RK5 RK6
1 3 1 3 2 5 3 17 2.833333333
Kualitas Audit (Y)
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7
Lampiran 3:
Hasil Data Validitas Dan Reliabilitas
Kompleksitas (X1)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0,518 0,278 Valid
2 0,528 0,278 Valid
3 0,559 0,278 Valid
0,517 0,278 Valid
Time Budget Pressure (X2)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0,510 0,278 Valid
2 0,643 0,278 Valid
3 0,460 0,278 Valid
4 0,652 0,278 Valid
5 0,483 0,278 Valid
Independensi Auditor (X3)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0.504 0,278 Valid
2 0,370 0,278 Valid
3 0,628 0,278 Valid
4 0,579 0,278 Valid
5 0,518 0,278 Valid
Risiko Kesalaham (X4)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
Kualitas Audit (Y)
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0,652 0,278 Valid
2 0,483 0,278 Valid
3 0,504 0,278 Valid
4 0,330 0,278 Valid
5 0,628 0,278 Valid
6 0,579 0,278 Valid
7 0,518 0,278 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.922 27
Multikoloneritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.966 1.035
.977 1.024
.844 1.185
.836 1.196
Heterokedastisitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .242 .401 .604 .549
X1 .326 .075 .230 4.359 .000
X2 .734 .067 .573 10.962 .000
X3 1.033 .039 .779 26.573 .000
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .242 .401 .604 .549
X1 .326 .075 .230 4.359 .000
X2 .734 .067 .573 10.962 .000
X3 1.033 .039 .779 26.573 .000
X4 -.540 .082 -.500 -6.578 .000
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 546.944 5 136.736 679.445 .000b
Residual 9.056 45 .201
Total 556.000 50
DAFTAR PUSTAKA
Arens,Alvin.A.ElderdanBeasley, 2010,”AuditingAndAssurance”,SalembaEmpat, Jakarta.
Ashon, Umar dan Anandarajan Asokan. 2004. Auditor’s Independence of Judgment Under Pressure. Internal Auditing. April. p. 22.
Azad, N. Ali. 1994. Time Budget Pressure and Filtering of Time Practices in Internal Auditing: A survey. Managerial Auditing Journal, 9(6): 17-25.
Basuki dan Krisna Yunika Mahardani, 2006, “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya’, Jurnal Maksi,vol. 6, no. 2, p. 203-221.
Christiawan, Y. J. 2005. “Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa Audit Laporan Keuangan Historis”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. (7)1. 61-88.
Coram, Paul et al., 2004, “The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Working paper”, The University of Melbourne, Australia.
Ghozali, Imam, 2009, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
Higson, A. (2003). Corporate financial reporting: theory and practice. Sage Publications Ltd.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Audit 220: Pengendalian Mutu Untuk Audit atas Laporan Keuangan.
Irene, Putri. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Klien Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik. Artikel. Malang: Universitas Brawijaya.
Jamilah, Siti, dkk. 2007. “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi X.
Josoprijonggo, Maya D. 2005. “Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap KualitasAudit dan Kepuasan Kerja Auditor”. Disertasi. Salatiga: Fakultas Ekonomi Satya Wacana.
Kharismatuti, Norma, 2012, “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi”. Universitas Diponegoro, Semarang.
Lydiawati, Melissa (2013) Pengaruh pengalaman kerja, kompetensi dan Independensi auditor terhadap Kualitas audit. Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.
Mautz, R.K. dan H.A. Sharaf. 1961. The Philosophy of Auditing. Sarasota, Florida: American Accounting Association
Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperiman. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 1. Januari. p. 1-22.
Mohd-Sanusi, Z. and Iskandar, T.M. 2007. Audit Judgment Performance: Assessing the Effect of Performance Incentives, Effort and Task Complexity. Managerial Auditing Journal, 22: 34-52.
Muhshyi, Abdul, 2013, “Pengaruh Time Budget Pressure, Risiko Kesalahan Dan Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing. Jakarta : Salemba Empat
Nataline. 2007.” Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus dan Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang” Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. UNNES.
Ningsih, A.A. Putu Cahya; S., P. Dyan Yaniartha, 2013, “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit”, Universitas Udayana, Bali.
Prasita, Andin dan Hadi Priyo. 2007.” Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis FE Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro. 2000. Pengaruh Partisipasi terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variable. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2: 119-133.
Setyorini, Andini Ika, 2011, “Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggran Waktu, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”, Jurnal.
Simanjuntak, Piter, 2008, “Pengaruh Time Budget Presure dan Resiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality)”. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sososutikno, Cristina. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit. SimposiumNasional Akuntansi VI.
Supriyanto, Edy. 2009. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Perilaku Disfungsional Auditor (Audit Quality Reduction Behavior & Underreporting of Time) (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah). Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, Maret 2009, pp. 57-65.
Supriyono, 1998. Pemeriksaan Akuntan (Auditing) (edisi pertama), BPFE, Yogyakarta.
Suyono, Eko, 2012, “Determinant Factors Affecting The Audit Quality : An Indonesian Perspective”. Global Review of Accounting Vol. 3 No. 2. September 2012. Pp 42-57.
Tjun, Lauw Tjun; Santy Setiawan dan Elyzabet Indrawati Marpaung. 2012. “Pengaruh Kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit” Vol.4 No.1 Mei 2012: 33-56.
Weningtyas, Suryanita dkk.. 2006. “Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.
Yenny and Ramdan, Zulfitry, 2012, Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Yang Dihasilkan Auditor Kantor Akuntan Publik (Kap) "The Big Four". Undergraduate thesis, BINUS, Jakarta
Yuliana, Amelia; Netty Herawati Dan Enggar Diah Puspa Arum. 2009. “Pengaruh Time Presure Dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Jurnal.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Asosiatif - Kausal. Menurut
Sugiyono (2005), asosiatif – kausal adalah penelitian yang mencari hubungan
antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk
mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dan tujuan dari
penelitian kausal adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara
variabel – variabel yang berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi
sebagai variabel akibat.
Jadi, penelitian ini dilakukan secara asosiatif-kausal karena penelitian ini
bertujuan untuk mencari hubungan Kompleksitas, Time Budget Pressure,
Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan terhadap Kualitas Audit, dan
mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara Kompleksitas, Time Budget
Pressure, Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan terhadap Kualitas Audit.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota
3.3 Batasan Operasional
Batasan masalah dalam penelitian ini terbatas pada seberapa besar
Kompleksitas, Time Budget Pressure, Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan
berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada tahun 2016.
3.4 Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka
perlu dikemukakan definisi operasional variabel penelitian ini sebagai berikut:
3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
a. Kompleksitas
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang
kesulitan suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan
bahwa suatu tugas audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga
mudah bagi orang lain (Restu dan Indriantoro, 2000). Lebih lanjut
(Restu dan Indriantoro, 2000) menyatakan bahwa kompleksitas
muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam
tugas-tugas utama maupun tugas-tugas-tugas-tugas lain.
Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,
membingungkan dan sulit (Iskandar, 2007). Beberapa tugas audit
dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan
sulit sementara yang lain memprespsikannya sebagai tugas yang
mudah (Jiambalvo dan Pratt, 1982). Kompleksitas tugas pada
bagianbagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama
lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks, auditor junior
sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian,
kemampuan dan tingkat kesabaran yang tinggi (Sabarudinsah, 2007).
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak
setuju(1),tidaksetuju(2),ragu-ragu(3),setuju(4),sampaisangat setuju
(5).
b. Time Budget Pressure
Time Budget Pressure atau Tekanan Anggaran Waktu adalah
keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi
terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan
waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutiksno, 2005).
Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, untuk itu setiap
KAP perlu membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan.
Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan
mengukur kinerja auditor (Waggoner dan Cashell, 1991) dalam
(Simamora, 2000). Akan tetapi, seringkali anggaran waktu tidak sesuai
dengan realisasi atas pekerjaan yang dilakukan, akibatnya muncul
perilaku disfungsional yang menyebabkan kualitas audit lebih rendah.
Hal ini sesuai dengan pernyataan De Zoort dan Lord (1997) dalam
Nataline (2007), yang menyebutkan bahwa saat menghadapi tekanan
auditor untuk bekerja lebih baik dan menggunakan waktu
sebaik-baiknya. Sedangkan, tipe disfungsional adalah perilaku auditor yang
membuat penurunan kualitas audit.
Melalui time budget, keseluruhan waktu yang tersedia untuk
melakukan penugasan audit dialokasikan kepada masing – masing
audit staff yang terlibat, walaupun penentuannya tidak secara formal,
perkiraan alokasi waktu yang tepat akan berguna sebagai dasar yang
digunakan untuk memperkirakan biaya. Keuntungan lain adalah
tersedianya bukti dokumen penugasan kompilasi. Adanya time budget
memungkinkan dilaksanakannya review audit yang terkait dengan
perkara pengadilan sehingga dapat dilakukan pengujian substantive
secara professional. Time budget ini ditetapkan oleh manajer
bekerjasama dengan partner dan dengan persetujuan klien, artinya
KAP telah melakukan kesepakatan dengan klien untuk melakukan
audit dalam batas waktu yang ditentukan dan untuk itu klien bisa
menaksir fee yang harus dibayar.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak
setuju(1),tidaksetuju(2),ragu-ragu(3),setuju(4),sampaisangat setuju
(5).
c. Independensi Auditor
Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan
bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia
dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Menurut Ahson dan
Asokan (2004) keputusan independensi adalah kemampuan auditor
untuk melawan tekanan dan mempertahankan sikap yang tidak
memihak ketika ia dihadapkan dengan tekanan pada pekerjaan. Higson
(2003) menemukan bahwa jika auditor tidak independen, orang akan
menganggap bahwa audit adalah buang- buang waktu dan bahwa
angka-angka dalam laporan keuangan mungkin menjadi tidak berarti.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak
setuju(1),tidaksetuju(2),ragu-ragu(3),setuju(4),sampaisangat setuju
(5).
d. Risiko Kesalahan
Risiko audit merupakan risiko kesalahan yang diterima seorang
auditor dalam hal memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas
laporan keuangan yang salah saji secara material. Hal yang mendorong
auditor untuk melakukan penyimpangan pada pelaksanaan prosedur
audit yaitu ketika auditor menetapkan bahwa risiko audit rendah,
sehingga auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit
sementara disisi lain auditor dihadapkan atas anggaran waktu dan
biaya yang terbatas misalnya melakukan penyimpangan dengan
melakukan pengurangan sampel yang telah ditetapkan dikarenakan
keterbatasan faktor ekonomi (waktu dan biaya), hal tersebut dapat
yang disyaratkan atau tidak melakukan prosedur audit secara lengkap
(Yuliana, dkk., 2009).
Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas
dinyatakan dalam standar audit yaitu Pernyataan Standar Auditing
(PSA) Seksi 312, risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit
(IAI 2004) dimana risiko audit perlu dipertimbangkan dalam
menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit serta dalam
mengevaluasi prosedur tersebut.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak
setuju(1),tidaksetuju(2),ragu-ragu(3),setuju(4),sampaisangat setuju
(5).
3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
a. Kualitas Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap
suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh
pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang
dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar
auditing dan standar pengendalian mutu. Watkins dkk. (2004) telah
mengidentifikasi empat buah definisi kualitas audit dari beberapa ahli,
a. Kualitas audit adalah probabilitas nilaian-pasar bahwa laporan
keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan
menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut.
b. Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor tidak akan
melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian
untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material.
c. Kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh
auditor.
d. Kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi
noise dan bias dan meningkatkan kemurnian pada data akuntansi.
Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas
keputusan-keputusan yang diambil. Menurut Edwards, et al. dalam
Bedard dan Michelene (1993) ada dua pendekatan yang digunakan
untuk yaitu outcome oriented dan process oriented. Pendekatan
outcome oriented digunakan jika solusi dari sebuah masalah atau hasil
dari sebuah pekerjaan sudah dapat dipastikan. Untuk menilai kualitas
keputusan yang akan diambil dilakukan dengan cara membandingkan
solusi atau hasil yang dicapai dengan standar hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pendekatan process oriented
digunakan jika solusi sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah
pekerjaan sangat sulit dipastikan. Maka untuk menilai kualitas
tahapan/proses yang telah ditempuh auditor selama menyelesaikan
pekerjaan dari awal hingga menghasilkan sebuah keputusan.
Variabelinidiukurdenganskalalikert lima pointdarisangat tidak
setuju(1),tidaksetuju(2),ragu-ragu(3),setuju(4),sampaisangat setuju
(5).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator
Kompleksitas (X1)
(sumber: Muhshyi, Abdul (2013) Jamilah, Fanani dan Chandrarin (2007) Prasita dan Adi (2007), Marganingsih dan Martani(2009))
1. Rencana dan tujuan pekerjaan 2. Tanggung jawab dalam penugasan 3. Deskripsi jabaan atas pekerjaan 4. Alat bantu dalam menyelesaikan tugas
Time Budget Pressure (X2)
(Sumber: Muhshyi, Abdul (2013) Sososutikno (2003), Prasitadan Adi (2007)
1. Keterbatasan waktu dalam penugasan
2. Pemenuhan target waktu selama penugasan
3. Efisiensi dalam prosesaudit 4. Penilaian kinerja dari atasan 5. Kebutuhan waktu dalam audit
Independensi Auditor (X3)
(Sumber : Lydiawati, Melissa (2013))
1. Penyusunan program bebas dari campur tangan pimpinan
2. Pemeriksaan bebas dari campur tangan perusahaan
3. Kerjasama pemeriksaan dengan manajerial
4. Pelaporan bebas dari pengaruh pihak lain
Risiko Kesalahan (X4) (Sumber: Boynton, Johnson, Kell.”Modern auditing”Edisi 7, Erlangga, (2003))
1. Pengukuran tingkat kompleksitas transaksi
2. Mempelajari laporan audit
3. Mempelajari akun yang sulit diaudit 4. Pengamatan teknik sistem
pengendalian usaha klien
5. Perencanaan menerima tingkat risiko 6. Pengamatan terjadinya risiko
Kualitas Audit (Y) (Sumber:Singgih dan Bawono (2010))
1. Pentinganya tanggungjawab dan profesionalisme
2. Penilaian dan seleksi isu-isu akuntansi dan auditing mutakhir 3. Peningkatan keahlian berupa on job
training
4. Penilaian kinerja setelah training 5. Penerapan teknik-teknik audit
6. Mendiskusikan permasalahan dengan atasan
7. Mendiskusikan temuan audit dengan klien
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan skala yang digunakan adalah skala interval.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di
Kota Medan. Dari data yang diperoleh dari Institut Akuntan Publik Indonesia, di
Kota Medan terdapat 20 Kantor Akuntan Publik. Berikut adalah daftar Kantor
Tabel 3.2 Populasi
No Nama Kantor Akuntan Publik
1 KAP Drs. Biasa Sitepu
2 KAP Chatim, Atjeng, Sugeng & Rekan (Cabang) 3 KAP Drs. Darwin S. Meliala
4 KAP Dorkas Rosmiaty, SE
5 KAP Edward L. Tobing, Madilah Bohori 6 KAP Erwin, Zikri & Togar
7 KAP Fachrudin & Mahyuddin 8 KAP Drs. Hadiawan
9 KAP Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil (Cabang) 10 KAP Drs. Johan Malonda Mustika & Rekan (Cabang) 11 KAP Drs. Katio & Rekan
12 KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan (Cabang) 13 KAP Dra. Meilina Pangaribuan, MM
14 KAP Sabar Setia
15 KAP Selamat Sinuraya & Rekan 16 KAP Drs. Syahrun Batubara
17 KAP Drs. Syamsul Bahri, MM, Ak & Rekan 18 KAP Drs. Tarmizi Taher
19 KAP Dr. Wagimin Sendjaja, Ak, CA, CPA 20 KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya
prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling yang
ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan
bersifat kooperatif (Hamid, 2007). Metode convenience sampling digunakan
karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari
digunakan dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Medan.
Dengan demikian, peneliti menentukan sampel pada penelitian ini, yaitu
10 Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota Medan. Daftar sampel adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Sampel
No Nama Kantor Akuntan Publik
1 KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono 2 KAP Edward L. Tobing, Madilah Bohori 3 KAP Erwin, Zikri & Togar
4 KAP Drs. Hadiawan 5 KAP Drs. Katio & Rekan
6 KAP Dra. Meilina Pangaribuan, MM 7 KAP Selamat Sinuraya & Rekan 8 KAP Drs. Syahrun Batubara
9 KAP Drs. Syamsul Bahri, MM, Ak & Rekan 10 KAP Dr. Wagimin Sendjaja, Ak, CA, CPA
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, sumber
data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui
media perantara. Kuesioner pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan
3.9 Teknik Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan
menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for
windows 20.0, setelah semua data - data dalam penelitian ini terkumpul, maka
selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:
1. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner,
maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap
pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini.
Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang ditentukan. Untuk
itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji
validitas dan uji reabilitas.
a. Uji Validitas
Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah ukuran yang
menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur yang menunjukkan bahwa
instrumen pengukur mampu mengukur apa yang diukur. Menurut Ghozali (2009)
uji validitas digunakan utnuk mengulur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel,
Dengan membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected Item- Total
Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir
pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada rtabel
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang tidak baik akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya.
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan
untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk
mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau
diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach alpha nya memiliki
nilai lebih besar 0,60 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan
sebagai pengumpul data yng handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika
dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat
konsistensi alat ukur yang akan dipakai. (Ghozali, 2009).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2009) uji normalitas bertujuan apakah dalam model
regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai
Normal Probability Plot. Model Regresi yang baik adalah data distribusi normal
atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Terdapat dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik (uji Kolmogorov – smirnov), adapun penjelasan
mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain
dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam satu model akan
menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel
independen dengan variabel independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap
multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses
pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing - masing
variabel terhadap variabel dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan
menghitung nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap - tiap variabel
independen. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi
sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dan residual satu observasi ke observasi lain.
Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang
diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi
ada tidaknya heteroskedastisitas pada satu model dapat dilhat dari pola gambar
Scatterplot model. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model
regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
3. Uji Hipotesis
a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara
satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel
tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut
variabel bebas atau independen. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Keterangan :
Y : Kualitas Audit (RAQ)
X1 : Kompleksitas
X2 : Time Budget Pressure
X3 : Independensi Auditor
X4 : Risiko Kesalahan
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
e : Error
Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena memiliki
variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier
jika memenuhi syarat - syarat linieritas, seperti normalitas data (baik secara
individu maupun model), bebas dari asumsi klasik statistik multikolineritas,
autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linear berganda dikatakan model
yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi
klasik statistik.
b. Uji Adjusted R2(Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam
Adjusted R Square (Adjusted R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas
yaitu time pressure, locus of control dan tindakan supervisi terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤
R2 ≤ 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. Sedangkan jika Adjusted R2 bernilai kecil berarti
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas
(Ghozali, 2009).
Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari
besarnya nilai Adjusted R - Square. Kelemahaan mendasar penggunaan R2 adalah
bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak
seperti R2, nilai Adjusted R - square dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2009). Oleh karena itu,
digunakanlah Adjusted R – Square pada saat mengevaluasi model regresi linier
berganda.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel
independen (X) secara simultan (bersama-sama)mempunyai pengaruh terhadap
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai Fhitung
> Ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi
variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika
nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka
variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel
dependen (Imam Ghozali, 2009).
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed
test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho yaitu terletak di
ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk
tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada
hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga
pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009).
Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan
thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen,
2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat
nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat
signifikansi=5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh
terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari
pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh
BAB IV
HASIL DANPEMBAHASAN
4.1GambaranUmumObjekPenelitian
4.1.1 TempatdanWaktuPenelitian
Penelitianmenggunakaninstrumenangketataukuesioneryangtelah
disebar,denganobjekpenelitianadalahauditoryangbekerja diKantor
AkuntanPublik(KAP)yangterdaftardalamdirectoryKantorAkuntan
Publik2016diwilayahKota MedanberdasarkanDirektori yang
diterbitkanInstitutAkuntanPublik Indonesia(IAPI).
Sampeldiambildenganmetodeconveniencesampling,yaituistilah
umumyangmencakupvariasiluasnyaprosedurpemilihanresponden.
Conveniencesamplingberartiunitsamplingyangditarikmudahdihubungi,
tidakmenyusahkan,mudahuntukmengukur,danbersifatkooperatif
(Hamid,2007),penulismenyebarkankuesionerke10KAPdiwilayah
Medansejaktanggal2 Mei2016.Penyebarankuesionerdiberikan
kepadaresponden,respondenyangdiberikanadalahauditoryangberada
padaKAPyangterdapatdiJMedandenganharapanmemberikanjawaban
yangbaikdanakurat,sehinggamenghasilkansuatupenelitianyanglebih
baiklagi.Penyebarankuesionerpenelitianyangditerimadandapatdiolah
Tabel4.1
Sumber:dataprimer yang diolah
Kuesioneryangtidakkembalisebanyak100 buahatau66,66%.
Kuesioneryangdapatdiolahberjumlah50buahatau33,33%.Gambaran
mengenaidatasampel inidapatdilihat padatabel4.2.
Tabel4.2 DistribusiKuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase(%)
Kuesioner yang dikirim 150 100%
Kuesioner yang dikembalikan 50 33,33%
Kuesioner yang tidakdikembalikan 100 66,66%
Totalkuesionerdapatdiolah 50 33,33%
4.1.2 KarakteristikResponden
Karakteristikrespondenyang diukur denganskalanominalyang
menunjukkanbesarnyafrekuensiabsolutdanpersentaseusia,jeniskelamin,
pendidikanakhir,jabatansaatini.Respondenyangdigunakandalam
penelitianiniadalahauditoryangbekerjapadaKAPdiwilayahKota
Medan..Kuisionerdisebardenganharapandapat diisiberdasarkanauditor. Pada
karakteristikreponden,terdapat50respondenyangterdiridariparaauditor
yangdapatmewakilidanmenjadiresponden.Datamengenaikarakteristik
respondenditampilkan padatabelberikut ini.
Tabel4.3
4.2Hasil danPembahasan
4.2.1Hasil UjiKualitasData 1.Hasil Uji Validitas
Pengujianvaliditasdariinstrumenpenelitiandilakukandengan
menghitungangkakorelasionalataurhitungdarinilaijawabantiap
respondenuntuktiapbutirpertanyaan,kemudiandibandingkandengan
rtabel.Nilairtabel0,278, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 50 – 2 =
48tingkatsignifikansi5%, maka didapat r table 0,278. Setiapbutirpertanyaan
dikatakanvalidbilaangkakorelasionalyangdiperolehdariperhitungan
lebihbesaratausamadenganrtabel(Ghozali,2009).Berdasarkanhasil
pengujiandidapatkanbahwasemuapernyataandikatakanvalid,karena
koefisienkorelasi(rhitung)>rtabel.Tabeldibawahinimenunjukkanhasil
ujivaliditasdarivariabelkompleksitas auditdengan50sampel responden.
Tabel4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0,518 0,278 Valid
2 0,528 0,278 Valid
3 0,559 0,278 Valid
4 0,517 0,278 Valid
Sumber:dataprimer yang diolah
Variabelkompleksitas auditterdiriatas4butirpernyataan,dari
ke-4butirpernyataanadalahvalid(rhitung>rtabel).Tabeldibawahini
Tabel4.5
Hasil Uji Validitas VariabelTime Budget Pressure
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0,510 0,278 Valid
2 0,643 0,278 Valid
3 0,460 0,278 Valid
4 0,652 0,278 Valid
5 0,483 0,278 Valid
Sumber:dataprimer yang diolah
Variabelresikokesalahanauditoratas5butirpernyataan,dari
ke-5butirpernyataanadalahvalid(rhitung>rtabel).Tabeldibawahini
menunjukkanhasilujivaliditasdarivariabeltime budget pressure dengan50
sampelresponden.
Tabel4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Auditor
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0.504 0,278 Valid
2 0,370 0,278 Valid
3 0,628 0,278 Valid
4 0,579 0,278 Valid
5 0,518 0,278 Valid
Sumber:dataprimer yang diolah
Variabelkompleksitasterdiriatas5butirpernyataan,darike5
butirpernyataanadalahvalid(rhitung>rtabel).Tabeldibawahini
menunjukkanhasilujivaliditasdarivariabelindependensi auditor dengan50
Tabel4.7
Hasil Uji Validitas VariabelRisiko Kesalahan
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0,548 0,278 Valid
Sumber:dataprimer yang diolah
Variabelkualitasauditatas6butirpernyataan,darike-6butir pernyataan
adalah valid(rhitung > rtabel).
Tabel4.8
Hasil Uji Validitas VariabelKualitas Audit
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
1 0,652 0,278 Valid
Sumber:dataprimer yang diolah
Variabelkualitasauditatas7butirpernyataan,darike-7butir pernyataan
adalah valid(rhitung > rtabel).
2. Hasil Uji Reliabilitas
untukmenunjukantingkatreliabilitaskonsistensiinternalteknikyang
digunakanadalahdenganmengukurkoefisienCronbach’sAlphadengan
bantuanprogramSPSS.Nilaialphabervariasidari0–1,suatu
pertanyaandapatdikategorikanreliabeljikanilaialphalebihbesardari 0,60.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.922 27
Sumber:dataprimer yang diolah
BerdasarkantabeldiatasterlihatnilaiCronbach’sAlphasebesar
0,922,karenamemilikinilaiCronbach’sAlphalebihbesar dari 0,6.
Makadinyatakanbahwavariabelkompleksitas audit, time budget pressure,
independensi auditor, kesalahan auditor dan kualitas audit memilikidata
yangreliabeldaninstrumenpenelitianinibisadigunakanbeberapakali
untukmengukurobjekyangsama danakanmenghasilkandata yang
samapula(konsisten).
4.2.2 Hasil Uji AsumsiKlasik 1. Hasil Uji Normalitas
Data-databertipeskalasebagaipadaumumnyamengikutiasumsi
distribusinormal.Namun,tidakmustahilsuatudatatidakmengikuti
asumsinormalitas.Untukmengetahuikepastiansebarandatayang
diperolehharusdilakukanujinormalitasterhadap datayang
digunakandalamrangkaanalisisdataadalahanalisisstatistikberupauji
normalitas.Ujinormalitasbertujuanuntukmengujivariabelindependen
danvariabeldependenyaitukompleksitas
(X1),timebudgetpressure(X2),independensi auditor(X3), resikokesalahan audit
(X4)dankualitasaudit(Y)keduanyamemiliki distribusinormalatau tidak.
Gambar4.1 Normalp-plot
Sumber:dataprimer yang diolah
Pada grafiknormalplot terlihat titik-titikmenyebardisekitar
garisdiagonal,sertapenyebarannyamengikutiarahgarisdiagonal.
Keduagrafikinimenunjukkanbahwamodelregresilayak dipakaikarena
asumsinormalitas.(Ghozali2009).
2. Hasil UjiMultikolinearitas
Pengujianmultikolonieritasdilakukanuntukmengujiapakah
denganmelihatnilaiTolerancedan VarianceInflation Factor(VIF)serta besaran
korelasiantar variabel independen.
Tabel4.9
Hasil UjiMultikolinearitas Coefficientsa
a. DependentVariable:KA
Sumber:dataprimer yang diolah
Padatabeldiatasmenunjukkanbahwamasing-masingvariabel
mempunyainilaitolerancemendekatiangka1dannilaivariance
inflationfactor(VIF)disekitarangka1.Kompleksitas
mempunyainilaitolerance0,966,time budget pressuremempunyai
nilaitolerance0,977, indepedensi auditmempunyainilaitolerance0,844dan risiko
kesalahan mempunyai nilai tolerance 0,836. Kompleksitas mempunyai
nilaiVIF1,035,time budget pressuremempunyainilaiVIF1,185,independensi
auditmempunyainilaiVIF1,185, dan risiko kesalahan mempunyai nilai VIF
1,196. Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwapersamaanregresitidak terdapat
problem multikolineritas.
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.966 1.035
.977 1.024
.844 1.185
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres
nilai absolut residual terhadap variabel independen.
Table 4.10 Uji Heterokedastisitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .242 .401 .604 .549
X1 .326 .075 .230 4.359 .000
X2 .734 .067 .573 10.962 .000
X3 1.033 .039 .779 26.573 .000
X4 -.540 .082 -.500 -6.578 .000
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
kompleksitas (X1) sebesar 0,000 artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel
kompleksitas. Time budget pressure (X2) sebesar 0,00 artinya terjadi
heteroskedastisitas pada variabel time budget pressure. Indepedensi auditor (X3)
auditor. Resiko kesalahan auditor (X4) sebesar 0,000 artinya terjadi
heteroskedastisitas pada variable resiko kesalahan auditor.
4.2.3 HasilUji Hipotesis
1. UjiPersamaanRegresiBerganda
Analisisregresilinierbergandadigunakanuntukmengetahui
pengaruhantaravariabelindependenterhadapvariabeldependen,adapun
hasilujiregresilinier bergandaadalah sebagaiberikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .242 .401
X1 .326 .075 .230
X2 .734 .067 .573
X3 1.033 .039 .779
X4 -.540 .082 -.500
Sumber:dataprimer yang diolah
Berdasarkanhasilyangtelahdiperolehdarikoefisienregresidi atas,
makadapatdibuat suatu persamaan regresisebagaiberikut:
2. Hasil UjiAdjustedR2 (Koefisien Determinasi)
MenurutGhozali(2009)untukmenentukanseberapabesar
variabelindependendapatmenjelaskanvariabeldependen,makaperlu
diketahuinilaikoefisiendeterminasi(AdjustedR-Square).Adapunhasil
ujideterminasiAdjustedR2:
Tabel 4.12
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Hasilpengujianmenunjukkanbesarnyakoefisienkorelasi
berganda(R),koefisiendeterminasi(AdjustedRSquare),dankoefisien
determinasiyangdisesuaikan(AdjustedR Square).Berdasarkantabel
modelsummarybdiatasdiperolehbahwanilaikoefisienkorelasi berganda(R)
sebesar0,992. Ini menunjukkan bahwavariabel kompleksitas, timebudget
pressure, independensi auditor, danresikokesalahanterhadapkualitasaudit
mempunyaihubunganyangkuat.Hasilpadatabeldi atasjuga menunjukkan
Model Summaryb
Change Statistics
Durbin-Watson
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
nilaikoefisiendeterminasi yangsudah disesuaikan (Adjusted
RSquare)adalah0,982.Haliniberarti98,2%variasidarikualitasaudit
bisadijelaskanolehvariasivariabelindependen(kompleksitas, timebudgetpressure,
independesi auditor,dan
resikokesalahan).Sedangkansisanya2,8%dijelaskanolehvariabellainyangtidakdise
rtakandalam penelitianini.
3. Hasil Uji t- Statistik
Ujit-statistik digunakanuntukmengujisignifikansikonstantadan
variabel-variabelindependen.Ujit-statistikdilakukandengancaramembandingkan
thitungdengan ttabel(Sarwono,2008).
Tabel 4.13 Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .242 .401 .604 .549
X1 .326 .075 .230 4.359 .000
X2 .734 .067 .573 10.962 .000
X3 1.033 .039 .779 26.573 .000
X4 -.540 .082 -.500 -6.578 .000
Sumber:dataprimer yang diolah
Berdasarkantabelcoefficientsa,makadapatdijelaskanmengenai
1) PengaruhKompleksitasTerhadapKualitasAudit
Daritabel4.14tersebut,kitadapatlihatbahwatingkat
signifikasiuntukvariabeliniadalah0,000.Dengankeadaantersebut
makaHoditolakdanHaditerima.Iniberartibahwakompleksitas
berpengaruhsignifikanterhadapkualitasAudit.Nilaityang bernilai4,359
menunjukkanpengaruhyangdiberikanbersifatpositif
terhadapvariabeldependen.Dengandemikianbisadigambarkan
semakinkomplekspenugasanyangditanggungolehauditormaka semakinmudah
untukmenyelesaikantugasyangharusdiselesaikanya
danmeningkatkankualitasaudityangakandilakukan.
2) PengaruhTime Budget PressureTerhadapKualitasAudit
Daritabel4.14tersebut,kitadapatlihatbahwatingkat signifikasiuntukvariabelini
adalah0,000dimana 0,000<0,050.
DengankeadaantersebutmakaHoditolakdanHaditerima.Iniberarti bahwatekanananggaran
waktuberpengaruhsignifikanterhadapkualitasAudit.Nilaityangbernilai10,962
menunjukkanpengaruhyang diberikan bersifat positif terhadap
variabeldependen.Jadisemakintertekanseseorangdengan waktuyang
ditentukanmakasemakinmeningkatkinerjanya.
3) PengaruhIndependensi Auditor TerhadapKualitasAudit
Daritabel4.14tersebut,kitadapatlihatbahwatingkat signifikasiuntukvariabelini
adalah0,000dimana 0,000<0,050.
berpengaruhsignifikanterhadapkualitasAudit.Nilaityangbernilai26,853
menunjukkanpengaruhyang diberikan bersifat positif terhadap variabel dependen
4) PengaruhRisiko Kesalahan TerhadapKualitasAudit
Daritabel4.14tersebut,kitadapatlihatbahwatingkat
signifikasiuntukvariabeliniadalah0,000.Dengankeadaantersebut
makaHoditolakdanHaditerima.Iniberartibahwaresiko kesalahan
berpengaruhsignifikanterhadapkualitasAudit.Nilaityang
bernilai-6,578menunjukkanpengaruhyangdiberikanbersifatnegatif terhadapvariabeldependen.
Jadisemakintinggiresikoauditmaka
kualitasnyasemakinmenurun.Halinidapatkitagambarkanmelalui
ilustrasiberikut.Bahwapadasaatauditordengantingkatketelitian
yangsamamemeriksasuatubuktiyangmeragukanpadasuatuproses
audit,makaauditoryangmengauditperusahaanberesikotinggi
memilikikemungkinanlebihtinggidalammelewatkanbuktiyang
pentingdalampengungkapansuatulaporankeuangan. Sebaliknya,
jikaresikoauditrendah,makasiauditorakanmemilikikemungkinan
lebihtinggimemeriksabuktiyangtepatdalampengungkapanlaporan
keuangandiungkapkansecarawajaratautidak.
4. Hasil Uji F-Statistik
dependensebagaivariabelyangdipengaruhi(Ghozali,2009).Hasil
ujistatistikFdapatdilihatpadatabeldibawahini,jikanilaiprobabilitas lebihkecildari0,05makaHa
diterimadanmenolakHo,sedangkanjika nilaiprobabilitaslebih besar
dari0,05makaHoditerimadan menolakHa.
Tabel4.14 Hasil Uji StatistikF
Sumber:dataprimer yang diolah
Karenatingkatsignifikansilebihkecildari0,05makaHa
diterima,sehinggadapatdikatakanbahwa kompleksitas,timebudgetpressure, independensi
auditor, danresiko kesalahanterhadapkualitasauditberpengaruhsecara simultan
(bersama-sama).
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 546.944 5 136.736 679.445 .000b
Residual 9.056 45 .201
Total 556.000 50
a. Dependent Variable: Y
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Penelitianinidilakukanuntukmemperolehbuktiempirisbahwa, Kompleksitas, Time
Budget Pressure, Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Audit.Respondendalampenelitian
iniberjumlah50orangdariseluruhauditordariKantorAkuntanPublikyang
terdaftardiDirectoryKAPyangditerbitkanolehInstitutAkuntanPublik
Indonesia.Berdasarkananalisisdanpembahasanpadababsebelumnya,maka
kitadapatdiambilkesimpulan sebagaiberikut:
1. Kompleksitas, Time Budget Pressure, Independensi Auditor dan Risiko Kesalahan
berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Audit
2. Kompleksitas, Time Budget Pressure dan Independensi Auditor berpengaruh positif, dan
Risiko Kesalahan berpengaruh negatif secara parsial terhadap Kualitas Audit
5.2Saran
Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka dapat
diberikan saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang
lebih berkualitas lagi dengan menggambarkan secara deskriptif variabel yang akan diteliti dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Literatur 2.1.1 Kualitas Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang
kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan
auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar
pengendalian mutu. Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah
definisi kualitas audit dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.
a. Kualitas audit adalah probabilitas nilaian-pasar bahwa laporan keuangan
mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan
melaporkan kekeliruan material tersebut.
b. Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor tidak akan
melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk
laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material.
c. Kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor.
d. Kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi noise
dan bias dan meningkatkan kemurnian pada data akuntansi.
Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas
(1993) ada dua pendekatan yang digunakan untuk yaitu outcome oriented dan
process oriented. Pendekatan outcome oriented digunakan jika solusi dari sebuah
masalah atau hasil dari sebuah pekerjaan sudah dapat dipastikan. Untuk menilai
kualitas keputusan yang akan diambil dilakukan dengan cara membandingkan
solusi atau hasil yang dicapai dengan standar hasil yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan pendekatan process oriented digunakan jika solusi
sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah pekerjaan sangat sulit dipastikan.
Maka untuk menilai kualitas keputusan yang akan diambil auditor dilihat dari
kualitas tahapan/proses yang telah ditempuh auditor selama menyelesaikan
pekerjaan dari awal hingga menghasilkan sebuah keputusan.
Dalam Nataline (2007) disebutkan ada sembilan elemen pengendalian
kualitas yang harus diterapkan oleh kantor akuntan dalam mengadopsi kebijakan
dan prosedur pengendalian kualitas untuk memberikan jaminan yang memadai
agar sesuai dengan standar profesional di dalam melakukan audit, jasa akuntansi,
dan jasa review. Sembilan elemen pengendalian tersebut adalah sebagai berikut.
1) Independensi
Seluruh auditor harus independen terhadap klien ketika melaksanakan
tugas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah dengan
mengkomunikasikan aturan mengenai independensi kepada staf.
2) Penugasan personel untuk melaksanakan perjanjian
Personel harus memilik pelatihan teknis dan profesionalisme yang
dengan mengangkat personel yang tepat dalam penugasan untuk melaksanakan
perjanjian serta memberi kesempatan partner memberikan persetujuan penugasan.
3) Konsultasi
Jika diperlukan personel yang dapat mempunyai asisten dari orang yang
mempunyai keahlian, judgement, dan otoritas yang tepat. Prosedur dan kebijakan
yang diterapkan adalah mengangkat individu sesuai dengan keahliannya.
4) Supervisi
Pekerjaan pada semua tingkat harus disupervisi untuk meyakinkan telah
sesuai dengan standar kualitas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah
menetapkan prosedur-prosedur untuk me-review kertas kerja dan laporan serta
menyediakan supervisi pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5) Pengangkatan
Karyawan baru harus memiliki karakter yang tepat untuk melaksanakan
tugas secara lengkap. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah selalu
menerapkan suatu program pengangkatan pegawai untuk mendapatkan karyawan
pada level yang akan ditempati.
6) Pengembangan profesi
Personel harus memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi
tanggung jawab yang disepakati. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah
menyediakan progam peningkatan keahlian spesialisasi serta memberikan
7) Promosi
Personel harus memenuhi kualifikasi untuk memenuhi tanggung jawab
yang akan mereka terima di masa depan. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan
adalah menetapkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk setiap tingkat
pertanggungjawaban dalam kantor akuntan serta secara periodik membuat
evaluasi terhadap personel.
8) Penerimaan dan kelangsungan kerjasama dengan klien
Kantor akuntan publik harus meminimalkan penerimaan penugasan
sehubungan dengan klien yang memiliki manajemen dengan integritas yang
kurang. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan kriteria
dalam mengevaluasi klien baru serta me-review prosedur dalam kelangsungan
kerja sama dengan klien.
9) Inspeksi
Kantor akuntan harus menentukan prosedur-prosedur yang berhubungan
dengan elemen-elemen yang lain yang akan diterapkan secara efektif. Prosedur
dan kebijakan yang diterapkan adalah mendefinisikan luas dan isi program
inspeksi serta menyediakan laporan hasil inspeksi untuk tingkat yang tepat.
Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat
mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi
auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada
standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.
2.1.2 Kompleksitas
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan
suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas
audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain (Restu dan
Indriantoro, 2000). Lebih lanjut (Restu dan Indriantoro, 2000) menyatakan bahwa
kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam
tugas-tugas utama maupun tugas-tugas-tugas-tugas lain.
Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,
membingungkan dan sulit (Iskandar, 2007). Beberapa tugas audit
dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan sulit
sementara yang lain memprespsikannya sebagai tugas yang mudah (Jiambalvo
dan Pratt, 1982). Kompleksitas tugas pada penelitian ini didefinisikan sebagai
tugas yang kompleks, terdiri atas bagianbagian yang banyak, berbeda-beda dan
saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks, auditor
junior sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian, kemampuan
dan tingkat kesabaran yang tinggi (Sabarudinsah, 2007).
Auditor menghadapi situasi yang dilematis dikarenakan beragamnya
kepentingan yang harus dipenuhi. Berbagai kasus yang terjadi mengidikasikan
kegagalan auditor dalam mengatasi kompleksitas pengauditan. Auditor tidak
kepada klien yang dinilai lebih menjamin eksistensinya (dikarenakan klien
merupakan sumber pendanaan) Akibatnya, praktik rekayasa akuntansi seringkali
diartikulasikan secara negatif dan tidak menghiraukan mekanisme kontrol yang
dilakukan oleh publik. Kasus Enron, Kimia Farma, kasus bank Lippo, dan
berbagai kasus-kasus lain menambah daftar panjang tuduhan yang ditujukan pada
profesi ini. Kompleksitas audit justru menjadi semakin tinggi dengan adanya
berbagai tekanan tersebut.
Bonner (1994), dalam Jamilah (2007) mengemukakan ada tiga alasan yang
cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas audit untuk sebuah
situasi audit perlu dilakukan:
1. Kompleksitas audit ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja
seorang auditor
3. Sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah
dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan
pada kompleksitas tugas audit
4. Pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim
manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan
tugas audit.
Kompleksitas audit yang muncul karena semakin tingginya variabilitas
dan ambiguitas dalam tugas pengauditan menjadi indikasi penyebab turunnya
disfungsional dan lebih mengutamakan kepentingan klien daripada obyektivitas
hasil pengauditan itu sendiri.
2.1.3 Time Budget Pressure
Time Budget Pressure atau Tekanan Anggaran Waktu adalah keadaan
yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran
waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat
ketat dan kaku (Sososutiksno, 2005). Auditor seringkali bekerja dalam
keterbatasan waktu, untuk itu setiap KAP perlu membuat anggaran waktu dalam
kegiatan pengauditan. Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan kos audit
dan mengukur kinerja auditor (Waggoner dan Cashell, 1991) dalam (Simamora,
2000). Akan tetapi, seringkali anggaran waktu tidak sesuai dengan realisasi atas
pekerjaan yang dilakukan, akibatnya muncul perilaku disfungsional yang
menyebabkan kualitas audit lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan De
Zoort dan Lord (1997) dalam Nataline, 2007, yang menyebutkan bahwa saat
menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan
dua cara yaitu, fungsional dan disfungsional. Tipe fungsional adalah perilaku
auditor untuk bekerja lebih baik dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Sedangkan, tipe disfungsional adalah perilaku auditor yang membuat penurunan
kualitas audit.
Melalui time budget, keseluruhan waktu yang tersedia untuk melakukan
penugasan audit dialokasikan kepada masing – masing audit staff yang terlibat,
akan berguna sebagai dasar yang digunakan untuk memperkirakan biaya.
Keuntungan lain adalah tersedianya bukti dokumen penugasan kompilasi. Adanya
time budget memungkinkan dilaksanakannya review audit yang terkait dengan
perkara pengadilan sehingga dapat dilakukan pengujian substantive secara
professional. Time budget ini ditetapkan oleh manajer bekerjasama dengan partner
dan dengan persetujuan klien, artinya KAP telah melakukan kesepakatan dengan
klien untuk melakukan audit dalam batas waktu yang ditentukan dan untuk itu
klien bisa menaksir fee yang harus dibayar.
Time budget akan menjadi dasar argumen tentang alasan mengapa biaya
audit harus dikurangi terkait pendeknya waktu pelaksanaan audit. Bila terdapat
tekanan time budget, akan berdampak kurang efektifnya pelaksanaan audit. Ada
kemungkinan KAP akan kehilangan klien karena waktu pelaksanaan yang terlalu
lama berakibat pada tingginya biaya audit. Pada praktiknya, time budget juga
berguna dalam pengukuran tingkat efisiensi seorang auditor dalam melakukan
pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan
komponen penilaian dalam perfomance appraisal. Perfomance appraisal ini akan
menyebabkan tekanan yang mempengaruhi auditor agar dapat menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu. Tekanan ini mengakibatkan berkurangnya kepatuhan
auditor untuk mengikuti proesedur yang telah ditetapkan dalam proses audit
sehingga berpengaruh kepada kualitas audit yang dilakukan auditor.
Kondisi ini tidak dapat dihindari auditor, apalagi dengan semakin
bersaingnya KAP. KAP harus bisa mengalokasikan waktu secara tepat karena
mengalokasikan waktu, sehingga waktu audit menjadi lebih lama maka
berdampak pula pada kos audit yang semakin besar. Hal ini akan membuat klien
memilih KAP lain yang bisa menyelesaikan tugas auditnya dengan efektif dan
efisien (Sososutiksno, 2005)
Time budget pressure suatu audit mempunyai pengaruh positif terhadap
perilaku disfungsional auditor (Otley &Pierce, 1996). Semakin besar tingkat time
budget pressure maka akan semakin besar pula kemungkinan auditor untuk
melakukan audit quality reduction behaviour (AQRB), dan Under reporting of
time (URT). Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Soobaroyen
& Chengabroyan (2005) bahwa time budget pressure suatu audit yang besar
mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku disfungsional auditor terdiri dari
audit quality reduction behaviour (AQRB), premature sign-off (PSO) dan under
reporting of time (URT) .
.Menurut Paul dkk (2003) tingginya tingkat tekanan waktu anggaran pada
auditor, dan banyak auditor telah beberapa kali melakukan praktek mengurangi
kualitas audit, berpotensi memiliki implikasi untuk fungsi kualiats audit. Hasil ini
menunjukkan pentingnya menempatkan nilai yang sesuai pada fungsi audit untuk
memastikan waktu anggaran yang memadai.
2.1.4 Independensi Auditor
Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen,
artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk