ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS
TERHADAP KINERJA AUDITOR
Oleh
CHAIRUMAN LUTFI
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh audit struktur, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor. Penelitian ini dilakukan di daerah Sumatera bagian selatan dengan responden auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2009. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling proporsional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang disampaikan secara langsung dan melalui surat (mail survey). Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 110 salinan, tetapi hanya 46 kuesioner yang dikembalikan. Analisis data untuk penguji hipotesis dilakukan dengan Analysis of Varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran dan ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor sedangkan struktur audit dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF AUDIT STRUCTURE, ROLE CONFLICT, UNCLARITY ROLE, AND TASK COMPLEXITY TOWARD AUDITOR
PERFORMANCE
By
CHAIRUMAN LUTFI
This research was aimed to examine and to obtain empirical evidence on audit structure influence, role conflict, unclarity role, and task complexity toward auditor performance. This research was done in south area of Sumatera with auditor respondent working for public accounting released by IAI in 2009. Retrieval of sample was done by using proportionate stratified random sampling based on two strata, these are partner and audit staff. Data collecting was carried out with questionnaire submitted directly and by letters (mail survey). Number of questionnaires propagated was 110 copy but only 46 questionnaires returned. Data analysis for hypothesis tester was done with Analysis of Varians (ANOVA). Result of research indicates that role conflict and unclarity role are significantly effect to auditor performance, but audit structure and task complexity are doesn't have significantly effect to auditor performance.
BAB V SIMPULAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur audit, konflik peran,
ketidakjelasan peran dan kompleksitas tugas terhadap kinerja auditor. Studi ini
dilakukan di wilayah sumatera bagian selatan pada auditor yang bekerja pada
Kantor Akuntan Publik sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik yang
dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2009. Berdasarkan hasil pengujian data yang
telah dilakukan dapat disusun suatu kesimpulan inti mengenai hasil uji
hipotesis:
1. Struktur audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur audit belum tentu dapat
membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik
sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Stuart (2001) dalam Fanani dkk (2007) tetapi
mendiskonfirmasikan Bamber,et al (1989) Fanani dkk (2007).
2. Konflik peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini
menunjukkan bahwa konflik peran yang merupakan suatu gejala
psikologis yang dialami oleh auditor yang timbul karena adanya dua
rangkaian tuntutan yang bertentangan sehingga menyebabkan rasa tidak
kerja sehingga bisa menurunkan kinerja secara keseluruhan. Penelitian ini
mendukung penelitian Fried (1998), Fischer (2001), dan Viator (2001)
dalam Fanani dkk (2007)
3. Ketidakjelasan peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal
ini menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran yang muncul karena tidak
cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas
atau pekerjaan yang dirasakan auditor dapat menurunkan kinerja mereka.
Hasil temuan ini mendukung temuan Fried (1998) dan Fisher (2001)
dalam Fanani dkk (2007) tetapi penelitian ini tidak mendukung hasil
temuan Viator (2001) dalam Fanani dkk (2007).
4. Kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas tugas yang muncul karena
semakin tingginya variabilitas dan ambiguitas dalam tugas pengauditan
tidak menjadi indikasi penyebab turunnya kinerja auditor Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian Cheng dkk (2003) dalam Jamilah dkk
(2007) dan Jamilah dkk (2007) tetapi penelitian ini tidak mendukung hasil
temuan Chung dan Monroe (2001) dan Abdolmohammadi dan Wright
41
B. Keterbatasan Peneltian
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengukuran kinerja pada penelitian ini terbatas pada metode evaluasi diri
sendiri sehingga kemungkinan responden yang baru bekerja pada KAP
masih belum bisa mengukur kinerjanya sendiri.
2. Variabel yang mempengaruhi kinerja pada penelitian ini terbatas pada
faktor internal saja yaitu struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan
peran, dan kompleksitas tugas. Dimana kinerja auditor dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal, misalnya: struktur perusahaan, sistem pengendalian, dan perilaku setiap individu. Faktor eksternal misalnya ketidakpastian lingkungan dan
tingginya tingkat persaingan.
3. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di Sumatera bagian selatan
sehingga hasil penelitian ini terbatas generalisasinya.
C. Saran
Dari keterbatasan yang dikemukakan diatas, maka peneliti mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk dikembangkan dengan pertautan
antar variabel yang bersifat interaksi, serta dengan memposisikan variabel
tertentu sebagai variabel moderating maupun sebagai variabel intervening
mempengaruhi hubungan variabel konflik peran dan ketidakjelasan peran
terhadap kinerja auditor.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode
gabungan antara evaluasi bawahan terhadap atasan dan evaluasi atasan
terhadap bawahannya, agar hasil penelitian yang dilakukan bisa
digeneralisasi dalam upaya memberikan dukungan empiris terhadap teori
yang diajukan.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya disarankan menggunakan obyek
penelitian dari KAP yang memiliki tingkat kompleksitas tugas yang lebih
variatif sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin mengglobalnya arus informasi dan transportasi yang disertai makin
meningkatnya pula perdagangan di berbagai belahan dunia, yaitu dengan
dibentuknya berbagai macam bentuk perjanjian perdagangan multilateral dan
internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).
Mengakibatkan banyak terjadinya perpindahan tenaga kerja asing dari negara
maju seperti: Eropa, Jepang dan Amerika menuju negara lain di Asia termasuk
di Indonesia. Hingga saat ini tidak dapat kita pungkiri bahwa globalisasi
ekonomi dibidang liberalisasi perdagangan telah mulai banyak membawa
pesaing ataupun tenaga ahli yang kompeten dibidangnya dari berbagai
mancanegara memasuki pasar domestik dengan kandungan pengetahuan
tingkat dunia.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa, dan termasuk dalam salah
satu negara dengan jumlah penduduk yang terbesar di dunia, serta posisi yang
potensial dalam kawasan Asia Tenggara, menjadikan Indonesia sebagai ladang
bisnis yang menjanjikan sebagai sasaran pasar berbagai produk dan jasa.
Sehingga diperkirakan ketika terwujudnya perjanjian multilateral AFTA
(Asean Free Trade Center Area) dan APEC, Indonesia akan dibanjiri oleh
Dalam menghadapi Indonesia baru yang mampu bersaing dalam era lobalisasi
yaitu AFTA dan APEC, diperlukan Sumber Daya Manusia, terutama sekali
auditor dalam negeri yang berkualitas, yang diharapkan mampu bersaing
dengan auditor dari luar negeri. Akan tetapi jika kita melihat praktek yang
terjadi tidaklah demikian. Hal ini tercermin dari sikap pemerintah Indonesia
yang lebih suka menggunakan jasa auditor asing, yang dipandang lebih
mampu secara teknis dan indepeden dalam melaksanakan jasa audit terhadap
beberapa perusahaan yang terkena kasus.
Tantangan lain yang harus dihadapi dalam abad 21 maraknya terjadi skandal
manipulasi dan kecurangan atas laporan keuangan, serta berbagai kasus
pelanggaran etika lainnya yang secara langsung atau tidak langsung
melibatkan para auditor didalamnya, baik dalam maupun luar negeri. Krisis
moral dalam dunia bisnis yang mengemuka akhir-akhir ini adalah kasus Enron
Corporation. Laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa
pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Anderson, salah satu kantor akuntan
publik (KAP) dalam jajaran big four, namun secara mengejutkan pada 2
Desember 2001 dinyatakan pailit. Kepailitan tersebut salah satunya karena
Arthur Anderson memberikan dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan
konsultan bisnis (Santoso, 2002 dalam Trisnanigsih, 2007).
Di Indonesia sendiri ada kasus Kimia Farma dan Bank Lippo, dengan
3
audit tinggi. Kasus Kimia Farma dan Bank Lippo juga berawal dari
terdeteksinya manipulasi dalam laporan keuangan. Kasus lain yang cukup
menarik adalah kasus audit PT. Telkom yang melibatkan KAP ”Eddy Pianto
& Rekan”, dalam kasus ini laporan keuangan auditan PT. Telkom tidak diakui
oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat). Peristiwa ini
mengharuskan dilakukannya audit ulang terhadap PT. Telkom oleh KAP yang
lain (Winarto, 2002 dalam Trisnanigsih, 2007). Berbagai bukti tersebut diatas
menunjukkan kepada kita bahwa adanya: 1) Penurunan kualitas citra Sumber
Daya Manusia akuntan atau auditor, 2) Persaingan antara auditor dan Kantor
Akuntan Publik dalam dan luar negeri yang sudah semakin ketat. Dimana
masalah-masalah tersebut harus segera diatasi.
Setidaknya hal ini bisa menjadi pembelajaran bersama bagi perkembangan
profesi auditor di indonesia dengan lebih meningkatkan kinerja mereka.
Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam
melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
padanya dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya, sehingga
perlu diberi perhatian secara serius karena kinerja auditor menjadi perhatian
utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang
dilakukan.
Kinerja auditor diduga dapat ditingkatkan melalui penggunaan struktur audit.
dapat mendorong efisiensi, dapat mengurangi litigasi yang dihadapi KAP,
mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan
dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas (Bowrin, 1998 dalam
Fanani dkk, 2007). Kondisi kerja yang kurang kondusif juga mempengaruhi
kinerja auditor sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat
terhadap akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam pengauditan
laporan keuangan. Efek potensial dari konflik peran dan ketidakjelasan peran
sangatlah rawan, bukan saja pada individual dalam pengertian konsekuensi
emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan,
kepuasan kerja, dan menurunnya kinerja tetapi juga bagi organisasi dalam
pengertian kualitas kinerja yang lebih rendah.
Kompleksitas tugas yang diterima oleh auditor dapat mempengaruhi kinerja
auditor. Kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik
dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain. Pada tugas-tugas yang
membingungkan (ambigous) dan tidak terstruktur, alternatif-alternatif yang
ada tidak dapat diidentifikasi, sehingga data tidak dapat diperoleh dan
outputnya tidak dapat diprediksi. Peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas
atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Terkait dengan
kegiatan pengauditan, tingginya kompleksitas audit ini bisa menyebabkan
akuntan berperilaku disfungsional sehingga menyebabkan penurunan kualitas
5
Penelitian ini merupakan pengembangan dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fanani dkk pada tahun 2007. Fanani dkk (2007) melakukan penelitian
tentang pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran
terhadap kinerja auditor.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fanani
dkk (2007) terletak pada lokasi, tahun penelitian, dan variabel yang
digunakan. Perbedaan pertama, lokasi penelitian yang berbeda, Fanani dkk
(2007) melakukan penelitian pada seluruh auditor pada Kantor Akuntan
Publik yang berada di Jawa Timur sedangkan penelitian ini dilakukan seluruh
auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Sumatera bagian
selatan. Perbedaan kedua, perbedaan waktu penelitian, penelitian ini dilakukan
pada tahun 2009, sedangkan Fanani dkk melakukan penelitiannya pada tahun
2007. Perbedaan ketiga adalah variabel yang digunakan, Fanani dkk (2007)
melakukan penelitian dengan menggunakan variabel struktur audit, konflik
peran, dan ketidakjelasan peran yang dapat mempengaruhi variabel kinerja
auditor sedangkan penelitian ini menambahkan variabel kompleksitas tugas
yang dapat mempengaruhi variabel kinerja auditor.
Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis tertarik untuk menulis judul
“Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah struktur audit mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor?
2. Apakah konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor?
3. Apakah ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja
auditor?
4. Apakah kompleksitas tugas mempunyai pengaruh terhadap kinerja
auditor?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini masalah yang dibahas adalah konflik antara auditor
dengan klien (konflik audit) dengan menggunakan empat variabel yaitu
pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan kompleksitas
tugas terhadap kinerja auditor dengan obyek para auditor di wilayah Sumatera
Bagian Selatan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empris bahwa:
1. Struktur audit mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ?
2. Konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ?
3. Ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor ?
7
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan akuntansi khususnya auditing dan akuntansi
keperilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh struktur
audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kompleksitas tugas terhadap
kinerja auditor.
2. Menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang akan datang.
3. Memberikan kontribusi praktis bagi auditor dan organisasi terkait yaitu
kantor akuntan publik untuk menerapkan pendekatan struktur audit yang