• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAW

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA-Alkautsar Bandarlampung

Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

M. ROBIDIN SYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

M. Robidin Syah

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAW

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA-Alkautsar Bandarlampung

Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

M. ROBIDIN SYAH

Berdasarkan observasi di SMA Al-Kautsar Bandarlampung, kemampuan berpikir

kritis oleh siswa belum dikembangkan secara optimal. Alternatif yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis oleh siswa yaitu

penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsawterhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis oleh siswa.

(3)

M. Robidin Syah

versi 17 taraf kepercayaan 95%. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa, dan

tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipeJigsawyang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih

tinggi. Rata-rata persentase aktivitas siswa semua aspek kelas eksperimen juga

menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi. Selain itu, semua siswa memberikan

tanggapan positif terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAW

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA-Alkautsar Bandarlampung

Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

M. ROBIDIN SYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi :PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWTERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA-Alkautsar Bandarlampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : M. Robidin Syah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024036

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pramudiyanti, S.Si., M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 19730310 199802 2 001 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Pramudiyanti, S.Si., M.Si. ………...

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M. Si NIP 19600315 198503 1 003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pugung Lemong Kec. Lemong Kab. Pesisir

Barat Lampung pada tanggal 28 Mei 1989 sebagai anak ke lima

dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak M. Haza Syah dan

Ibu Nurjannah Bawar.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Dharma Wanita Lemong pada tahun

1996, kemudian dilanjutkan di SD Negeri 1 Lemong (1996-2002), SMP Negeri 2

Lemong (2002-2005), dan SMA Negeri 2 Metro (2005-2008). Tahun 2008 penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Mikrobiologi serta aktif di organisasi sebagai Eksakta Muda (Eksmud)

Himasakata (2008/2009), dan Generasi Muda (Gema) FPPI (2008/2009). Tahun

2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP

Negeri 1 Lambu Kibang Kampung Gilang Tunggal Makarta dan KKN (Kuliah

Kerja Nyata) Tematik di Kampung Lesung Bhakti Jaya Kec. Lambu Kibang

(8)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmad dan karunia-Nya

sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu dicurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang terang benderang

bagi kemaslahatan umat manusia di bumi.

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Ibunda, ayahanda, kakanda, dan adinda tercinta:

Mak Nurjannah Bawar,  Bak M. Haza Syah,  Wo Masnani,  Ngah Darina Wati,  Cudo Neti Hera Wati,

 Kakcik Sofia Rohma, S.Pd, serta  Upik Khoiriah.

atas didikan dengan penuh kesabaran dan limpahan kasih sayang, dan selalu menyemangatiku disaat gundah dan memberikan dukungan baik moral maupun material demi kelancaran langkahku menuju kesuksesan .

Keponakan tersayang yang selalu memberikan kecerian:

Ahmad Muallim,  M. Faiz Syamil,

 Rafika Mayantiara,

Nur Zuhroh Asmarona,Lailatul Qibtiah,Ashabul Kahfi, serta  Kiagus Faris Rahman.

(9)

M O T T O

Maka berlomba lombalah kamu dalam kebaikan ..,

(QS Al-Baqarah: 148).

Aku kagum dengan ketetapan Allah azza wajalla terhadap orang-orang

mukmin. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia memuji Rabbnya dan bersyukur,

jika mendapatkan musibah dia memuji kepada Rabbnya dan bersabar ..,

(HR Ahmad: 1405).

... Bila hati kian bersih, berfikir pun selalu jernih,

semangat hidupkan gigih, prestasi mudah di raih ..,

(Abdullah Gymnastiar/ A a Gym).

Allah menciptakan sayap burung agar ia bisa terbang

Allah menciptakan sirip ikan agar ia bisa berenang

Allah menciptakan otak manusia agar ia bisa segalanya,

(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Robidin Syah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024036

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandarlampung, Februari 2013

(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini

berjudul“PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI

POKOK PROTISTA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA-Alkautsar

Bandarlampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi

hingga skripsi ini dapat selesai.

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.

5. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku dosen penguji atas saran-saran

(12)

6. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik, Neni

Hasnunidah, S.Pd., M.Si, Bapak dan Ibu dosen atas ilmu yang telah diberikan

serta staf TU di Jurusan PMIPA FKIP.

7. Drs. Hi. Joko Santoso., selaku Kepala SMA Al-Kautsar Bandarlampung dan

Dinar Asri H. W, S.Pd selaku guru mitra, staf TU, serta siswa-siswi kelas X6 dan X7SMA Al-Kautsar Bandarlampung.

8. Istimewa untukMak,Bak,WoMas,Ngah Darina,Cudo Hera,KakcikSofia, Upik,Docik, Tuan Tengah Syahrani Bawar, Pakngah Syahrir Bawar,

Makcik,Wo Evi atas kasih sayang, doa, dan motivasi yang diberikan. 9. Spesial untuk Mandibula.,Soulmate(Hadi, Yudi, Ardi),Partner(Novria,

Kurnia, Iska, Nung), Pendra, Eko, Harry, Tri, Melda, Okta, Sri, Cuwi, Ika,

Arista, Wahyu, Dzul, Ajeng,etcserta Bioma dan Formandibula., Khoirunnisa, Jarmini, Zuriyati,MbakAria,MbakRini,Mbak Chery,MbakAna, Kak Suta, Kak Suliwan, Kak Adit, atas kerja sama dan semangat yang diberikan.

10. Kerabat dari PPL dan KKN Tematik., Riki, Syahrudin, Indarti, Ratih, Fathin,

Mujiasih, Nurul, Niki, Liendha, Agesti, serta kerabat dari Asrama 41., Mei,

Rizal, Syamsi, Indra, Hadi, Hendi, Dimas, dan Wahyu.

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013

Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Kartu Bergambar ... 11

B. Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw... 14

C. Kemampuan Berpikir Kritis ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian... 24

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 33

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 36

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 38

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw ... 40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan ... 49

(14)

xiv

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus Pembelajaran ... 61

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 65

3. Lembar Ahli ... 85

4. Soal Pretes-Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... ... 107

5. Angket Tanggapan Siswa... 118

6. Data Hasil Penelitian ... 119

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 133

8. Contoh Media Kartu Bergambar ... 144

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator kemampuan berpikir kritis... 19

2. Kriteria SkorN-gain... 34

3. Kriteria peningkatan KBK oleh siswa ... 34

4. Lembar penilaian kemampuan berpikir kritis siswa ... 36

5. Kriteria kemampuan berpikir kritis siswa ... 37

6. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 38

7. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa ... 39

8. Angket tanggapan siswa ... 40

9. Skor per jawaban angket ... 40

10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw ... 41

11. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw ... 42

12. Hasil uji normalitas dan homogenitas nilai pretes, postes, dan N -gainkemampuan berpikir kritis siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 43

13. Hasil uji kesamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gainkemampuan berpikir kritis pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 44

14. Hasil analisis rata-rata N-gainsetiap indikator kemampuan berpikir kritis pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 45

(16)

xvi

16. Aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol ... 46

17. Nilai pretes, postes, dan N-gainkelompok eksperimen ... 117

18. Nilai pretes, postes, dan N-gainkelompok kontrol ... 120

19. Analisis butir soal pretes dan postes kelompok eksperimen ... 122

20. Analisis butir soal pretes dan postes kelompok kontrol ... 124

21. Analisis perindikator kemampuan berpikir kritis pada soal pretes dan postes kelompok eksperimen ... 126

22. Analisis perindikator kemampuan berpikir kritis pada soal pretes dan postes kelompok kontrol ... 128

23. Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol ... 131

24. Analisis data angket tanggapan siswa ... 133

25. Hasil uji normalitas pretes kelompok eksperimen dan kontrol .... 135

26. Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata pretes 135 27. Hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes ... 136

28. Hasil uji normalitas postes kelompok eksperimen dan kontrol ... 137

29. Hasil ujiMann-WithneyU postes ... 137

30. Hasil uji normalitas N-gainkelompok eksperimen dan kontrol .. 138

31. Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain 138 32. Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain ... 139

33. Hasil uji normalitas N-gainpada indikator kemampuan memberikan alasan kelompok eksperimen dan kontrol ... 140

34. Hasil ujiMann-WithneyU N-gainpada indikator kemampuan memberikan kelompok eksperimen dan kontrol ... 141

35. Hasil uji normalitas N-gainpada indikator mencari persamaan dan perbedaan kelompok eksperimen dan kontrol ... 141

(17)

xvii

37. Hasil uji normalitas N-gainpada indikator merekonstruksi

argumen kelompok eksperimen dan kontrol ... 142

38. Hasil ujiMann-WithneyU N-gainpada indikator merekonstruksi

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 7

2. Skema model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw ... 15

3. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen ... 22

4. Aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol . 47 5. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw ... 48

6. Contoh jawaban siswa untuk indikator kemampuan memberikan alasan pada kelompok eksperimen ... 50

7. Contoh jawaban siswa untuk indikator mencari persamaan dan perbedaan pada kelompok eksperimen ... 52

8. Contoh jawaban siswa untuk indikator merekonstruksi argumen pada kelompok eksperimen ... 53

9. Contoh media kartu bergambar Protista mirip tumbuhan 1 ... 144

10. Contoh media kartu bergambar Protista mirip tumbuhan 2 ... 144

11. Contoh media kartu bergambar Protista mirip hewan 1 ... 145

12. Contoh media kartu bergambar Protista mirip hewan 2 ... 145

13. Contoh media kartu bergambar Protista mirip jamur 1 ... 146

14. Contoh media kartu bergambar Protista mirip jamur 2 ... 146

15. Guru memberikan media kartu bergambar pada kelompok ahli .. 147

16. Guru memberikan pengarahan cara mengerjakan lembar ahli ... 147

17. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli ... 148

(19)

xix

19. Siswa menyampaikan hasil diskusi dalam kelompok asal ... 149

20. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang

(20)

1

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas dan satu–satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk

membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Melalui

pendidikan, persiapan sedini mungkin perlu dilakukan untuk menghadapi

tantangan yang sangat kompleks. Menurut Badan Standar Nasional

Pendidikan, Mata Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA), yang memiliki peran penting dalam peningkatan

mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang

berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif,

logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan

oleh dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

(BSNP, 2006: iv).

Melihat pentingnya Biologi dan peranannya tersebut, maka peningkatan mutu

pendidikan harus selalu diupayakan. Salah satunya melalui peningkatan

kecakapan hidup (life skill) yaitu keterampilan berpikir (Depdiknas, 2003). Menurut Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) berpikir kritis

diperlukan dalam kehidupan di masyarakat karena manusia selalu dihadapkan

(21)

2

berpikir kritis dapat mengarahkan anak-anak pada kebiasaan melakukan

berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan mengapa mereka

melakukannya. Oleh sebab itu, menurut Dewey (Jhonson, 2007: 187) sekolah

harus mengajarkan cara berpikir yang benar pada anak-anak.

Siswa harus memiliki kesadaran akan diri dan lingkungannya, karena itu

pendidikan di sekolah harus mampu membangun kesadaran kritis anak didik.

Mengajarkan keterampilan berpikir secara eksplisit dan memadukannya

dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat membantu para siswa untuk

menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secar efektif (Hidayati, 2010: 2). Pada

dasarnya pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah dilakukan.

Sayangnya kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di

Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran

keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain

pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belumstudent centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat menghafal/

pengetahuan faktual (Sutrisno, 2008 dalam Umroh, 2010: 2).

Hal tersebut juga sesuai dengan hasil observasi dan diskusi dengan guru

Biologi yang mengajar di kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung,

diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan kemampuan

berpikir kritis secara optimal, khususnya pada uraian materi pokok Protista.

Hal tersebut terlihat dalam pembelajaran, guru lebih dominan menggunakan

metode ceramah dan diskusi biasa. Siswa pun lebih banyak menerima

(22)

3

potensi yang dimiliki, termasuk kemampuan berpikir kritis. Guru jarang

mengaitkan aplikasi konsep dengan kehidupan sehari-hari dan guru jarang

mengajak siswa berlatih untuk menganalisis, mensintesis, mengevaluasi suatu

informasi data dan argumen. Penggunaan media dalam proses pembelajaran

sebagai perantara yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran juga

masih belum dioptimalkan. Selain itu, meski hampir semua siswa memiliki

buku-buku pelajaran, tetapi siswa hanya ditekankan untuk menghafal konsep

bukan memahami konsep.

Dalam penelitian ini, materi pokok yang dipilih yaitu Protista yang memiliki

kompetensi dasar yaitu menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom

Protista, dan peranannya bagi kehidupan. Materi pokok Protista dipilih dalam

penelitian ini, karena penyampaiannya selama ini kurang melibatkan siswa

dalam pemberian pengalaman langsung serta minimnya alat-alat pengamatan

Protista. Hal ini menyebabkan siswa hanya mampu memahami secara teori

saja tanpa melihat secara langsung permasalahan yang terjadi. Kelemahan ini

dapat diatasi dengan menggunakan media.

Pemilihan media harus disesuaikan dengan materi pokok yang akan

dipelajari. Salah satu jenis media yang diduga sesuai dengan uraian materi

pokok Protista adalah media kartu bergambar. Media kartu bergambar diduga

akan menarik perhatian siswa, karena meletakkan dasar-dasar yang konkrit

berupa gambar-gambar contoh spesies dari filum dalam kingdom Protista,

sehingga siswa tidak perlu mengira-ngira dalam mengenali ciri-ciri Protista

(23)

4

Media kartu bergambar dapat menciptakan suasana yang menyenangkan

(joyfull learning) dalam proses pembelajaran karena siswa diajak belajar sambil bermain. Permainan dapat mengembangkan motivasi siswa untuk

belajar aktif karena permainan mampu menembus kebosanan dan

memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana gembira

dan menimbulkan semangat kooperatif dan kompetitif yang sehat serta

membantu siswa yang lamban dan kekurangan motivasi (Hidayat, dkk, 1990

dalam Yanti, 2010: 15). Berdasarkan hasil penelitian Muzaffar (Afandi,

2012:16) menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar dapat

meningkatkan kreativitas menulis siswa.

Keunggulan media kartu bergambar tersebut dapat dirasakan optimal bila

dikombinasikan dengan model pembelajaran yang dapat melibatkan peran

aktif siswa. Prinsip tersebut mungkin akan terwujud salah satunya melalui

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan

pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama, saling

membantu dalam mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan (Lie,

2008: 95). Pembelajaran kooperatif tipeJigsawdiduga sesuai untuk dikombinasikan dengan media kartu bergambar. Jigsaw didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri

dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi

yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan

materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian,

siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara

(24)

5

Sehingga keterampilan berpikir siswa akan terpancing untuk lebih

dioptimalkan. Dari hasil penelitian oleh Bustianti (2009: 85) diketahui bahwa

siswa yang menggunakan model pembelajarancooperative learningteknik Jigsawkemampuan berpikir kritisnya lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk meneliti pengaruh model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis serta memadukannya dengan media

kartu bergambar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipaJigsawterhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartu

(25)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipeJigsawterhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista.

2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartu bergambar melalui

model pembelajaran kooperatif tipeJigsawdalam pembelajaran pada materi pokok Protista.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi peneliti : memberikan pengalaman dalam membuat kartu

bergambar, merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran menggunakan media kartu bergambar

melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsawpada materi pokok Protista.

2. Bagi siswa : mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan

mengasah kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Bagi guru : memberikan wawasan bagi guru untuk menggunakan

media kartu bergambar melalui model pembelajaran

(26)

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memberi kejelasan dalam penelitian, berikut dikemukakan beberapa

batasan yaitu :

1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu

set kartu berukuran 10x7 cm yang berisi gambar dan keterangan tentang

ciri-ciri umum filum dalam Protista dan peranannya bagi kehidupan yang

dibuat sendiri oleh peneliti.

2. Model pembelajaran kooperatif tipeJigsawyang digunakan dalam penelitian ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: (a) siswa

memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk

mendapatkan informasi, (2) siswa dengan topik-topik ahli yang sama

bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut, (3) ahli kembali ke

kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya, (4) siswa

memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik, dan (5)

penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok

(Slavin, 1995: 30).

3. Kemampuan berpikir kritis siswa yang diukur dalam penelitian ini

meliputi: kemampuan memberikan alasan, mencari persamaan dan

perbedaan, dan merekonstruksi argumen.

4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada saat diskusi dan presentasi

adalah mengemukakan pendapat/ ide, mengajukan pertanyaan, bekerja

sama dalam tim, bertukar informasi, dan mempresentasikan hasil diskusi

(27)

8

5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Protista dengan kompetensi

dasar menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan

peranannya bagi kehidupan (KD 2.3).

6. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Al-Kautsar dengan

subyek penelitian siswa kelas X7sebagai kelas eksperimen dan kelas X6 sebagai kelas kontrol.

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru Biologi yang mengajar

di kelas X SMA Al-Kautsar Bandarlampung, diketahui bahwa selama ini guru

kurang memberdayakan kemampuan berpikir kritis secara optimal, khususnya

pada uraian materi pokok Protista. Materi Protista mengkaji ciri-ciri umum

filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. Oleh karena

itu materi tersebut akan lebih dipahami siswa salah satunya dengan

mengkreasikan gambar ke dalam kartu sehingga siswa tidak hanya dapat

belajar tetapi juga bermain sehingga dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan (joyfull learning) dalam proses pembelajaran. Media kartu bergambar dirasakan cocok dengan materi Protista karena dapat menyediakan

gambar asli adanya Protista di lingkungan sekitar. Melalui media kartu

bergambar ini, pengertian-pengertian yang tadinya bersifat abstrak dapat

menjadi kongkrit. Sehingga siswa lebih mudah dalam menggali dan

mengolah informasi yang dibutuhkan.

Penggunaan media kartu bergambar tersebut akan lebih efektif jika

(28)

9

secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang

berpusat kepada siswa (student centered) adalah model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw.Melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw siswa dilatih untuk bekerja dengan sesama siswa. Siswa belajar berani

bertanya atau mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran

berlangsung.

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu

bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipeJigsawsedangkan variabel terikatnya ialah keterampilan berpikir kritis. Hubungan antara hasil

variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat Keterangan: X = Media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipeJigsaw; Y = Kemampuan berpikir kritis siswa.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada uraian materi

pokok Protista.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu

(29)

10

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada uraian materi pokok

Protista.

2. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Bergambar

Katamediaberasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata mediumyang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan Gearlach dan Ely (Fathurrohman, 2009: 65) mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian

yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam aktivitas pembelajaran, media

dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan

pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan

peserta didik.

Menurut Brown (dalam Steofandi, 2010: 35) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran yang digunakan guru atau siswa dalam pembelajaran dapat

mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Hal ini juga diperkuat oleh Hamalik

(dalam Arsyad, 2000: 15) bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

(31)

Terdapat beberapa manfaat lain dari penggunaan media pengajaran dalam

proses belajar siswa, seperti yang diungkapkan Sudjana dan Rivai (dalam

Arsyad, 2007: 24) manfaatnya, yaitu:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pengajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap

jam pelajaran;

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Beberapa pakar media pendidikan membuat suatu pengklasifikasian media

pembelajaran, yang mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri khas suatu

media. Salah satu penggolongan media yang dikenal adalah menurut Brezt

(dalam Steofandi, 2010: 30), mengidentifikasi media ke dalam tiga unsur

pokok yaitu: suara, visual dan gerak.

Gambar merupakan salah satu media visual dua dimensi. Media visual yaitu

(32)

13

beberapa keunggulan diantaranya, yaitu: dapat memperlancar pemahaman dan

memperkuat ingatan, selain itu juga dapat pula menumbuhkan minat siswa

dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia

nyata (Arsyad, 2000: 89).

Sadiman, dkk (2008: 29-31) menyatakan beberapa kelebihan media bergambar

diantaranya adalah :

1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan

dengan media verbal semata.

2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau

peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu siswa dapat dibawa ke

objek atau peristiwa tersebut.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat

usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.

5. Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan

peralatan khusus.

Media kartu bergambar merupakan modifikasi dari media gambar. Media

kartu atauflash carddiperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania.Flash cardadalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata (Herlina, 2011: 8). Kartu adalah

kertas tebal yang berbentuk persegi panjang (KBBI, 1991 dalam Prapita,

2009: 4). Sedangkan Prapita (2009: 4) menyatakan bahwa media kartu

(33)

14

membantu mempermudah dalam belajar. Media bergambar ini terbuat dari

kertas tebal atau karton berukuran 17 × 22 cm yang tengahnya terdapat

gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan.

Menurut Arsyad (2007: 120-121) kartu bergambar biasanya berukuran 8 x 12

cm atau disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Gambar yang

terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk

memberikan respon yang diinginkan.

B. Model Pembelajaraan Kooperatif TipeJigsaw

Pembelajaran kooperatif menurut Trianto (2010: 56) muncul dari konsep

bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit

jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja

dalam kelompok untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi,

menurutnya hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek

utama dalam pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak

digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan.

Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dianjurkan oleh Slavin

(1995) dalam Rusman (2010: 205) dinyatakan bahwa: (1) penggunaan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan

sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi,

(34)

15

memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan

mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Selanjutnya Arends (1997: 111, dalam Trianto 2010: 65-66), berpendapat

bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku

dan jenis kelamin yang beragam.

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalahJigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri dari

beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas

penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut

kepada anggota lain di dalam kelompoknya (Arends, dalam Ainy 2000: 26).

Jigsawdidesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.

Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus

bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan

(35)

16

Pembelajaran kooperatif tipeJigsawmerupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam

model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraanya. Tahap

pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil.

Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan guru

berdasarkan pertimbangan tertentu. Namun untuk mengoptimalkan manfaat

belajar kelompok, keanggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik dari

segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya (Isjoni 2009: 54).

DalamJigsawini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dan kelompoknya

masing-masing bertemu dengan anggota-anggota dan kelompok lain yang

mempelajarai materi yang sama. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan

mempelajari serta memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga

perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Setelah

masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai materi yang

ditugaskannya, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke

kelompok masing atau kelompok asalnya. Selanjutnya

masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya

sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan

(36)

17

Hubungan yang terjadi antar kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan

oleh Arrends dalam Ainy (2000: 15) sebagai berikut:

Pada tahap selanjutnya siswa diberi tes/kuis, hal tersebut dilakukan untuk

mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi. Dengan

demikian, secara umum penyelenggaraan model belajarJigsawdalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga terlibat

langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan

menyelesaikannya secara kelompok (Isjoni 2009: 55).

C. Berpikir Kritis

Menurut kamus Webster’s(dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62), Kritis

(critical) adalah menerapkan atau mempraktikan penilaian yang teliti dan obyektif sehingga berpikir kritis dapat diartikan sebagai berpikir yang

membutuhkan kecermatan dalam membuat keputusan. Pengertian yang lain

diberikan oleh Suryanti dkk (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) yaitu:

berpikir kritis merupakan proses yang bertujuan untuk membuat keputusan

yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan. α β

(37)

18

Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Sugiarto

(dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) mengkategorikan proses berpikir

kompleks atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat kelompok yang meliputi

pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thingking). Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan karena dalam

kehidupan di masyarakat, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang

memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu

diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk

membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan kritis yang baik.

Beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis adalah

kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi

yang penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi,

merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan

yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan, Dressel

(dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 63).

Pernyataan di atas didukung oleh Amri dan Ahmadi (2010: 64) dalam berpikir

kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk

menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta

kekurangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiarto (dalam Amri dan

Ahmadi, 2010: 64), bahwa berpikir kritis merupakan berpikir disiplin yang

dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang

(38)

19

Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada Tabel 1

dibawah ini:

Tabel 1. Indikator kemampuan berpikir kritis

Keterampilan f. Mencari struktur dari

sebuah

b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apa yang kamu

maksud dengan? d. Apa yang menjadi

contoh?

e. Apa yang bukan contoh?

(39)

20 i. Apakah ini yang

kamu katakan? j. Apalagi yang akan

kamu katakan

(40)

21

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

(41)

22

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan

orang lain

a. Memberi label b. Strategi logis c. Strategi retorik d. Mempresentasikan

(42)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Al-Kautsar Bandarlampung pada

bulan Oktober 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Al-Kautsar

Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknikcluster random sampling. Yang dimaksud dengancluster random samplingyaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu,

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu misalnya kelas sebagai

cluster(Margono, 2009: 127). Diperoleh kelas X7 yang berjumlah 39 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X6 yang berjumlah 37 siswa sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desainpretes-posttes kelompok non ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kontrol

menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelompok

(43)

24

model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 O2

Gambar 3. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen

Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1= Pretes; O2= Postes; X = Perlakuan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw(dimodifikasi dari Hadjar, 1999: 335).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat suran izin penelitian ke Dekan FKIP untuk sekolah tempat

diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat media pembelajaran berupa kartu bergambar. Cara membuat

(44)

25

1. Membagi materi pokok Protista ke dalam 3 tema yaitu Protista

menyerupai tumbuhan, Protista menyerupai hewan, dan Protista

menyerupai jamur.

2. Menentukan gambar dan keterangan yang akan disajikan dalam

kartu untuk tiap-tiap tema.

3. Mendesain kartu dengan menggunakan programMicrosoft Office Publisher.

4. Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas bc

berwarna putih polos.

5. Menggunting kartu dengan rapi.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Ahli.

f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/ postes untuk setiap

pertemuan berupa soal-soal uraian yang akan diuji ahli.

g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

h. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran

kooperatif tipeJigsaw

i. Membagi siswa dalam 13 kelompok asal, masing-masing kelompok

terdiri dari dua sampai tiga orang ahli.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media kartu

(45)

26

Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan

pertama siswa mendiskusikan cici-ciri umum filum dalam Protista dan

pertemuan kedua siswa siswa mendiskusikan peranan Protista bagi

kehidupan, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

Kelas Eksperimen

a. Pendahuluan

1) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal uraian

mengenai materi pokok Protista.

2) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

3) Siswa diberi apersepsi:

Pertemuan I :“Pernahkah kalian melihat air tergenang yang

berwarna hijau? Menurut kalian mengapa air

tersebut tampak berwarna hijau?”

Pertemuan II:”Keberadaan setiap makhluk pasti memiliki peranan

bagi makhluk lain yang tinggal di lingkungannya,

begitu juga dengan Protista. Coba kalian sebutkan

contoh peranan Protista tersebut!”

4) Siswa diberi motivasi:

Pertemuan I :”Salah satu manfaat yang akan diperoleh setelah kita

belajar pada pertemuan ini, kita dapat mengetahui

klasifikasi takson filum dalam Protista.”

Pertemuan II:“Siapa di antara kalian yang gemar memakan

(46)

27

untuk kesehatan usus kita. Ada beberapa spesies

algae yang berperan dalam pembuatan agar-agar.

Salah satu manfaat yang akan diperoleh setelah kita

belajar pada pertemuan ini, kita dapat mengetahui

contoh spesies yang berperan dalam pembuatan

agar-agar tersebut”.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pembelajaran

kooperatif tipeJigsawyang akan dilaksanakan di dalam proses pembelajaran.

2) Siswa dikelompokkan ke dalam 14 kelompok asal, masing

-masing kelompok terdiri dari tiga orang ahli.

2) Setiap siswa dalam kelompok asal diberikan kartu berwarna.

3) Siswa berkumpul membentuk kelompok ahli sesuai dengan kartu

berwarna yang dimiliki: ahli satu mendapat kartu berwarna merah,

ahli dua mendapat kartu berwarna kuning, dan ahli tiga mendapat

kartu berwarna hijau:

a) kelompok ahli satu,

Pertemuan I : mendiskusikan cici-ciri umum filum dalam

Protista menyerupai tumbuhan.

Pertemuan II: mendiskusikan peranan Protista menyerupai

tumbuhan bagi kehidupan.

b) kelompok ahli dua,

(47)

28

Protista menyerupai hewan.

Pertemuan II: mendiskusikan peranan Protista menyerupai

hewan bagi kehidupan.

c) kelompok ahli tiga,

Pertemuan I : mendiskusikan cici-ciri umum filum dalam

Protista menyerupai jamur.

Pertemuan II: mendiskusikan peranan Protista menyerupai

jamur bagi kehidupan.

5) Setiap kelompok ahli diberi kartu bergambar dan Lembar Ahli.

6) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara mengerjakan

Lembar Ahli.

7) Siswa dibimbing dalam mengamati media kartu bergambar dan

mengerjakan Lembar Ahli.

8) Setiap siswa kembali ke kelompok asal dan menginformasikan

kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan

kelompok ahli. Dalam kegiatan ini, siswa saling melengkapi dan

berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya.

9) Setiap kelompok asal memamerkan hasil diskusinya kepada

kelompok asal yang lain.

c. Penutup

1) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2) Siswa mengerjakan soal postes pada akhir pembelajaran pertemuan

(48)

29

Kelas Kontrol

a. Pendahuluan

1) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal uraian

mengenai materi pokok Protista.

2) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

3) Siswa diberi apersepsi:

Pertemuan I :“Pernahkah kalian melihat air tergenang yang

berwarna hijau? Menurut kalian mengapa air

tersebut tampak berwarna hijau?”

Pertemuan II: ”Keberadaan setiap makhluk pasti memiliki peranan

bagi makhluk lain yang tinggal di lingkungannya,

begitu juga dengan Protista. Coba kalian sebutkan

contoh peranan Protista tersebut!”

4) Siswa diberi motivasi:

Pertemuan I : ”Salah satu manfaat yang akan diperolehsetelah kita

belajar pada pertemuan ini, kita dapat mengetahui

klasifikasi takson filum dalam Protista .”

Pertemuan II:“Siapa di antara kalian yang gemar memakan

agar-agar? Agar-agar kaya akan serat yang bermanfaat

untuk kesehatan usus kita. Ada beberapa spesies

algae yang berperan dalam pembuatan agar-agar.

Salah satu manfaat yang akan diperoleh setelah kita

(49)

30

Contoh spesies yang berperan dalam pembuatan

agar-agar tersebut”

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pembelajaran

kooperatif tipeJigsawyang akan dilaksanakan di dalam proses pembelajaran.

2) Siswa dikelompokkan ke dalam 14 kelompok asal, masing

-masing kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang ahli.

3) Setiap siswa dalam kelompok asal diberikan kartu berwarna.

4) Siswa berkumpul membentuk kelompok ahli sesuai dengan kartu

berwarna yang dimiliki: ahli satu mendapat kartu berwarna merah,

ahli dua mendapat kartu berwarna kuning, dan ahli tiga mendapat

kartu berwarna hijau:

d) kelompok ahli satu,

Pertemuan I : mendiskusikan ciri-ciri umum filum dalam

Protista menyerupai tumbuhan.

Pertemuan II: mendiskusikan peranan Protista menyerupai

tumbuhan bagi kehidupan.

e) kelompok ahli dua,

Pertemuan I : mendiskusikan cici-ciri umum filum dalam

Protista menyerupai hewan.

Pertemuan II: mendiskusikan peranan Protista menyerupai

(50)

31

f) kelompok ahli tiga,

Pertemuan I : mendiskusikan cici-ciri umum filum dalam

Protista menyerupai jamur.

Pertemuan II: mendiskusikan peranan Protista menyerupai

jamur bagi kehidupan.

5) Setiap kelompok ahli diberi Lembar Ahli.

6) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara mengerjakan

Lembar Ahli.

7) Siswa dibimbing dalam mengerjakan Lembar Ahli.

8) Setiap siswa kembali ke kelompok asal dan menginformasikan

kepada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan

kelompok ahli. Dalam kegiatan ini, siswa saling melengkapi dan

berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya.

9) Setiap kelompok asal memamerkan hasil diskusinya kepada

kelompok asal yang lain.

c. Penutup

1) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

2) Siswa mengerjakan soal postes pada akhir pembelajaran pertemuan

II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

(51)

32

Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kritis siswa pada

uraian materi pokok Protista yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes, dalam

bentuk N-gain.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan

siswa terhadap media kartu bergambar melalui model pembelajaran

kooperatif tipeJigsaw

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretes dan Postes

Data keterampilan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai

pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen

maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran

pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.

Bentuk soal yang diberikan berupa soal uraian.

Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S = R x 100 N

(52)

33

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang

diamati yaitu: (1) mengemukakan pendapat/ ide, (2) mengajukan

pertanyaan, (3) bekerja sama dalam tim, (4) bertukar informasi, dan (5)

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan

media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsawdalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif. Angket

tanggapan siswa ini memiliki dua pilihan jawaban yaitu setuju dan

tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Untuk mendapatkan N-gainmenggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

(53)

34

Tabel 2. Kriteria SkorN-gain

N-gain Kriteria Dimodifikasi dari Hake (1999:1)

Sedangkan untuk mengukur peningkatan KBK oleh siswa digunakan rumus

sebagai berikut.

Peningkatan = Nilai Postes–Nilai Pretes

Tabel 3. Kriteria peningkatan KBK oleh siswa

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010:245).

Nilai pretes, postes, dan N-gainpada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang

sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

(54)

35

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).

2. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program

SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 71).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

(55)

36

(Pratisto, 2004: 13).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1= Rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2) Kriteria Uji :

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran

biologi sebagai berikut:

1. Membuat rekapitulasi data kemampuan berpikir kritis siswa sebagai

berikut:

Tabel 4. Rekapitulasi kemampuan berpikir kritis siswa

No. Nama Siswa

Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

A B C

(56)

37

Catatan : Berilah tandachecklist(√)pada setiap item yang sesuai. Skor pada tiap soal kemampuan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009: 9).

Keterangan :

A : Kemampuan memberikan alasan. B : Mencari persamaan dan perbedaan. C : Merekontruksi argumen

S : Nilai yang diharapkan (dicari)

R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Jumlah skor maksimum

2. Menentukan skor tiap indikator kemampuan berpikir kritis dengan

menggunakan rumus:

P

= N

f 100

Keterangan : P = Poin yang dicari; f = Jumlah poin kemampuan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin kemampuan berpikir kritis tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

3. Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka kemampuan

berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria kemampuan berpikir kritis siswa

(57)

38

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data

yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan indeks

aktivitas siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Menghitung rata–rata aktivitas menggunakan rumus:

∑ Xi

X = x 100 %

n

Keterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa; ∑ Xi = Jumlah skor yang diperoleh; n = Jumlah skor maksimum

(Sudjana, 2002: 69).

Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Nama

Catatan : Berilah tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuai(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 183).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Protista.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Protista.

(58)

39

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok Protista.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Protista.

C. Bekerja sama dalam tim:

1. Tidak melaksanakan tugas apa pun. 2. Bekerja sendiri tanpa melibatkan teman.

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok.

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan Protista dalam lembar kerja.

3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada lembar kerja sesuai dengan model pembelajaran yang telah dilakukan pada materi pokok Protista.

E. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

2. Menafsirkan atau menentukan katagori Persentase Aktivitas Siswa sesuai

klasifikasi pada tabel 5

Tabel 7. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa

(59)

40

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsawdikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang

terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negative, sebagai berikut:

Tabel 8. Daftar Pertanyaan Angket Tanggapan Siswa

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Protista melalui kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru 2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari

melalui kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Saya bingung dalam menyelesaikan masalah melalui

kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. 4. Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar

dengan kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. 5. Saya merasa bosan dalam proses belajar melalui kegiatan

pembelajaran yang diberikan oleh guru.

6. Kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada saya tidak memberi kesempatan untuk berpikir kritis.

7. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. 8. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam

proses pembelajaran yang berlangsung.

9. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui kegiatan pembelajaran diberikan oleh guru.

10. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

(dimodifikasi dari Diah, 2011: 135).

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1. Skor angket

Tabel 9. Skor per soal angket

Sifat pernyataan Skor per soal angket

1 0

Positif S TS

(60)

41

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29)

2. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (30) (Sudjana, 2002: 69).

3. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi

yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).

4. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang

pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model

(61)

42

Tabel 11. Tafsiran Persentase Jawaban

Persentase (%) Kriteria

100 76–99 51–75

50 26–49

1–25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

(62)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Penggunaan media kartu bergambar dengan model pembelajaran

kooperatif tipeJigsawpada materi pokok Protista berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran

kooperatif tipeJigsawberpengaruh dalam meningkatkan aktivitas siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan

pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipeJigsawdapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif pembelajaran pada materi pokok Protista yang

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Aulia. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran SQ3R terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Ainy, C. 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar. Tesis. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya Amri, S. dan Ahmadi, I. K. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

dalam Kelas. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta

Arief, A. 2009.Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Lus. SIC. Surabaya

Arikunto, S. 2010.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Arsyad, A. 2007.Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta BSNP. 2006.Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Bustianti, Retno. 2009.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

pada Mata Pelajaran Ekonomi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Colleta, V. P. dan Phillips, J. A. 2005.Interpreting FCI scores: Normalized gain,

preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California

Costa, A. L. 1985.”Teaching For, Of, And About Thinking’, dalam Developing

Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. ASCD. Alexandria, Virginia

Depdiknas. 2003.Panduan pengembangan bahan ajar. Depdiknas. Jakarta Diah, Halimathusya’. 2011.PengaruhPenggunaan Media Maket dengan

(64)

Fathurrohman, P. dan S. Sobry. 2009.Strategi Belajar Mengajar. PT Refika Aditama. Bandung

Hadjar, I. 1999.Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta

Hake, R. R. 1999.Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (21 Desember 2011; 09:05 WIB)

Hasim, Mohamad. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK antara Kelas yang Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dengan Kelas yang Menggunakan Tipe STAD. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Hastriani, A. 2006.Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Herlina. 2011.Penggunaan Kartu Kata dan Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN Banjarimbo 02 Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0651_0810414_chapter2.pdf. (29 Oktober 2011; 19:45 WIB)

Hidayat, Tatang. 2011. Analisis Keterampilan Observasi Siswa SMA Kelas X dalam Teradisi Audio Visual pada Sub Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Hidayati, Alif Noor. 2011. Representasi Pengetahuan: Progran Training of Trainer Berorientasi Higher Older Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru Pemandu MGMP. Widyaprana. Semarang

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung

Johnson, Elaine B. 2007.Contextual Teaching dan Learning. MLC. Bandung Lie, A. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.

Grasindo. Jakarta

Pangesti, Ertanti Rizki. 2011.Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Siklus Belajar Hipotesis Deduktif.Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Prapita, E. D. 2009.Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi

(65)

Surakarta. Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/4258/2/A420050019.pdf. (28 Oktober 201; 21:04 WIB)

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung

Rahayu, S. P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Universitas Lampung. Bandarlampung Rusman. 2010.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Rajawali Pers. Jakarta

Sadiman, dkk. 2008.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Saimona, Rindi Antika. 2012.Penggunaan Media Kartu Bergambar melalui Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati. Universitas Lampung. Bandarlampung

Sari, Y. W. P. 2010.Pengaruh Model Pembelajaran Think-Pair-Square terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Sistem Ekskresi(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_06062 41_chapter4.pdf (27 November 2012, 12: 29 WIB)

Slavin, Robert E. 1995.Cooperative Learning ( Theory, Research and Practice) Second Edition. Allyn and Bacon. Boston

Steofandi. 2010. www.zonependidikan.co.cc (10 februari 2011, 21:23)

Sudijono, A.2004.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo. Jakarta Sudjana. 2002.Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung

Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta

Gambar

Gambar 2. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli.Arrends dalam Ainy (2000: 15)
Tabel 1. Indikator kemampuan berpikir kritis
Gambar 3. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalenKeterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes;O2 = Postes; X = Perlakuan media kartu bergambar melaluimodel pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (dimodifikasi dariHadjar, 1999: 335).
Tabel 2. Kriteria Skor N-gain
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adlerian dapat menurunkan secara signifikan rasa rendah diri siswa kelas VII SMP N 8.. Salatiga, dengan

Kegiatan persiapan meliputi observasi pembelajaran di kelas yang dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung dan pembuatan persiapan mengajar yaitu membuat satuan

pada materi pengenalan kalimah (kata yang berdiri sendiri), jumlah mufidah (kalimat sempurna), mabni wa mu’rob, dan contoh kalimat dengan menggunakan Bahasa Arab beserta

Berita Acara Evaluasi Dokumen Kualifikasi nomor: BA/07/XII/2013/PBJ-Res Mura tanggal 19 Desember 2015 tentang hasil evaluasi calon penyedia jasa konsultansi perencanaan

Pada tumbuhan tingkat tinggi organ tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, biji, dan buah.. Seperti halnya sebuah sistem, struktur organ pada tumbuhanpun saling

REHAB BERAT KANTORPRAMUKA KECAMATAN SEKAYU KECAMATAN SEKAYU. Rp

Kita akan membahas tentang penanganan exception pada bab selanjutnya dari pembahasan ini, tetapi untuk sekarang, Anda cukup mencatat bahwa Anda perlu menambahkan kode ini

Tulisan ini memperlihatkan suatu usulan model yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kematangan tersebut, dengan harapan dapat dipergunakan oleh setiap institusi