HUKUM ACARA PIDANA
“RINGKASAN TENTANG
PENYELIDIK DAN PENYIDIK”
NAMA : YHESKIEL JANUAR ADAM
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang
demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata.
Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana
juga mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang yan g terlibat proses pidana. Pproses pidana yangdimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan.Pada makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang tahap-tahap penyelidikan
BAB II
PENYELIDIK DAN PENYIDIK
A. Pengertian
Menurut pasal 1 angka 4 KUHAP Penyelidik adalah
pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh UU untuk melakukan penyelidikan.
Apabila hukum acara pidana dipandang dari sudut pemeriksaan, maka hal ini dapat dirinci
dalam dua bagian, yaitu pemeriksaan pendahuluan dan p emeriksaan di sidang pengadilan.
Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang dilakukan pertama kali oleh polisi, baik sebagai penyelidik maupun sebagai penyidik, Apabila ada dugaan bahwa hukum pidana materil telah dilanggar. Sedangkan
pemeriksaan disidang pengadilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah dugaan bahwa seseorang yang telah melakukan tindak pidana itu dapat dipidana atau tidak.
Didalam pemeriksaan pendahuluan, sebelum sampai pada pemeriksaan disidang pengadilan, akan melalui beberapa proses sebagai berikut:
B. Proses Penyelidikan dan Penyidikan.
Menurut KUHP diartikan bahwa penyelidakan adalah serangkaian tindakan untuk mencaridan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau
tidaknya dilakukannya penyelidikan (pasal 1 butir lima KUHAP).
Dengan demikian fungsi penyelidikan dilaksanakan sebelum dilakukan penyidikan, yang bertugas untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa yang telah terjadi dan bertugas membuat berita acara serta
laporannya, yang nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan. Sedangkan yang dimaksud
dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan
undang-undang acara pidana, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menentukan tersangkanya (pasal 1 butir 2 KUHAP). Oleh karena itu, secara kongkrit dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang :
C. Petugas-Petugas Penyelidik dan Penyidik
Menurut pasal 4 penyidik adalah setiap pejabat Polisi Negara Republik Indonesia. Di dalam
tugas penyelidikan mereka mempunyai wewenang- wewe nang seperti diatur dalam pasal 5 KUHAP, sebagai
berikut:
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang
tending adanya tindak pidana
b. Mencari keterangan dan barang bukti
c. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan
menayakan serta memeriksa tanda pengenal diri d. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab.
Yang termasuk penyidik adalah
a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yangdiberi wewenang khusus oleh undang-undang.
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
tertentu, misalnya pejabat bea dan
cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan, yang mela kukan tugas penyidikan sesuai dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang-undang yang menjadi dasar hukum nya masing-masing.
Penyidik sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 KUHAP berwenang untuk:
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang
tentang adanya tindak pidana
b. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat
kejadian
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa
tanda pengenal dari tersangka
Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertangg ung jawab. (pasal 7 KUHAP).
D. Pelaksanaan Penyelidikan dan Penyidikan
Penyelidikan atau penyidikan merupakan tidakan pertama-tama yang dapat dan harus dilakukan oleh penyelidik atau penyidik jika terjadi atau timbul
persangkaan telah terjadi tindak pidana. Apabila ada persangkaan telah dilakukan tindak kejahatan atau pelanggaran maka harus diusakan apakah hal tersebut sesuai dengan kenyataan, benarkah telah dilakukan tindak pidana dan jika ia siapakah pembuatnya.
ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Kedapatan tertangkap tangan (ontdekkeng op
heterdaad)
b. Diluar tertangkap tangan
Adapun yang dimaksud dengan tertangkap tangan adalah: yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan tindak pidana itu. (pasal 1 butir 19 KUHAP)
Sedangkan dalam hal tidak tertangkap, pengetahuan penyelidik atau penyidik tentang telah terjadinya tindak pidana dapat diperoleh dari:
a. Laporan
b. Pengaduan
c. Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik
E. Penangkapan dan Penahanan
Yang dimaksud dengan penangkapan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan
tersangka apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan. Sedangkan penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim.(petranase. 2000.
melakukan penahanan terdapat dalam pasal 20 dan 21 ayat 1 dan ayat (4).
F. Penangguhan dan Penahanan
Untuk menjaga supaya tersangka atau terdakwa yang dita han tidak dirugikan kepentingannya karena tindakan
penahanan itu yang mungkin akan berlangsung untuk beberapa waktu, diadakan kemungkinan untuk tersangka atau terdakwa mengajukan permohonan
agar penahanannya ditangguhkan.
Berbeda dengan ketentuan yang diatur dalam HIR yang menetapkan bahwa pejabat satu-satunya yang berwenan g menangguhakan penahanan ialahhakim, maka menurut KUHAP yang
berhak menentukan apakah suatu penahanan perlu ditangguhakan atau tidak ialah penyidik atau
penuntut umum atau hakim sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
G. Penggeledahan Badan dan Rumah.
Penggeledahan badan dan penggeledahan rumah hanya dapat dilakukan untuk kepentingan
penyidikan dan dengan surat perintah untuk itu dari yang berwenang.
Yangdimaksud dengan penggeledahan badan ialah tindakan penyidik untuk mengadakan
pemeriksaan badan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta untuk disita.
H. Penyitaan
akan penyidik untuk mengambil
alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujudatau tidak berwuju d untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penun tutan,danpengadilan.
Disamping itu menurut pasal 39
KUHAP ditentukan bahwa benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah:
a.
benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana
b. benda yang telah digunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya c. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi
Pemeriksaan ditempat kejadian pada umumnya dilakukan karena delik yang mengakibatkan kematian, kejahatan seksual, pencurian dan perampokan. Dalam hal terjadinya kematian dan kejahatan seksual, sering dipanggil dokter u ntuk mengadakan pemeriksaan ditempat kejadiaan diatur dalam pasal 7 KUHAP.
J. Pemeriksaan tersangka
Sebelum penyidik melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang dilakukan suatu
K. Pemeriksaan saksi dan ahli
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. mengenai hal ini, menurut pasal 224 KUHAP yang berbunyi :“ barang siapa dipanggil menururt undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa
dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban menuru t undang-undang, yang ia sebagai demikian harus
melakukan:
a. Dalam perkara pidana dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya 9 bulan
b. Dalam perkara lain, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya 6 bulan
L. Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan
Menurut H.Ap syarifudin petranase penyidikan itu dianggap selesai ketika dinyatakan bahwa:
a. Penyidikan dianggap selesai apabila dalam waktu 7
hari,setelah penuntut umum menerima hasil pendidikan dari penyidik, ada pemberitahuan dari penuntut umum bahwa penyidikan
dianggap selesai. Pemberitahuan tersebut merupakan keh arusan atau kewajiban bagi penuntut umum seperti yang diatur dalam pasal 138 ayat 1 KUHAP.
b.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam hukum acara pidana mempunyai beberapa tahapan dalam melakukan
penyelidikan perkara pidana diantaranya yaitu:
a. Proses penyelidikan dan penyidikan
b. Petugas-petugas penyelidikan dan penyidikan
c. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan
d. Penangkapan dan penahanan
e. Pengguhan penahanan
f. Penggeledahan badan rumah
g. Penyitaan pemeriksaan surat
h. Pemeriksaan tersangkai.
i. Pemeriksaan saksi dan permintaan keterangan ahli
j. Pemeriksaan ditempat kejadian
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia
Hamzah, Andi. 1987.Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia