HUKUM ACARA PIDANA
SYAFRUDDIN, SH, M.Hum
Satuan Acara Perkuliahan 1. Beberapa Landasan Motivasi KUHAP
a. Landasan Filosofis
b. Landasan operasional c. Landasan Konstitusional
2. Perbedaan Hukum Acara Pidana dengan Hukum Acara Perdata
3. Landasan Tujuan KUHAP
6.Pihak-pihak yang Terlibat Dlm Hk.Ac Pid 7.Penyelidikan
8.Penyidikan
9.Penangkapan 10.Penahanan
11.Penggeledahan 12.Penyitaan
13.Pemeriksaan Surat
14.Hak & Kedudukan Tersangka/Terdakwa 15.Bantuan Hukum
17.Penuntut Umum
25.Panggilan, Sengketa Wewenang Mengadili, dan Kewenangan Relatif 26.Pemeriksaan Di sidang Pengadilan 27.Sistem atau Teori Pembuktian
29.Putusan Pengadilan a. Bentuk Putusan b.Isi Keputusan
c.Formalitas Suatu Putusan Hakim 30.Upaya Hukum
a. Upaya Hukum Biasa
b. Upaya Hukum Luar Biasa 31.Pelaksanaan Putusan Hakim
a.Pelaksanaan Putusan Pengadilan b.Biaya Perkara
c.Pengawasan Pelaksanaan Putusan Hakim
LANDASAN MOTIVASI
KUHAP
1.
Landasan Filosofis
Pancasila : - Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan Yg adil beradab
2.
Landasan Operasional
GBHN dan Tap MPR No. IV Thn 1978
3.
Landasan Konstitusional
- UUD 1945
•
Lex superior derogat legi infriori hkm
yg lbh tggi mengenyampingkan hkm
yg lbh rndah
•
Lex specialis derogat legi generalis
hkm yg lbh khusus
mengenyampingkan hkm yg lbh
umum
lex posteriori derogat legi priori
PERBEDAAN HUKUM
ACARA
PIDANA DAN PERDATA
1.Perbedaan dari segi kepentingan yang dilindungi
dlm hk ac pidana ada dua kepentingan yg dihadapi, yaitu kepentingan hukum dan kepentingan umum.
dlm hk ac perdata kep perseorangan 2.Perbedaan dari segi inisiatif
penuntutannya ke pengadilan Acara Pidana : Jaksa
3. Perbedaan dari segi terus atau tidaknya pemeriksaan perkara.
Ac Pidana : Jaksa tdk dpt mhentikan Ac Perdata : Penggugat dpt mencabut
4.Perbedaan dari segi aktif dan pasifnya hakim.
Ac Pidana : Hakim Aktif Ac Perdata : Hakim Pasif
5.Perbedaan dari segi keyakinan hakim
Ac Pidana : Hakim tidak yakin NO ! Ac Perdata : No keyakinan hakim
6.Perbedaan dari segi kebenaran yang ingin dicapai
7. Perbedaan dari segi keterikatan
hakim pada alat bukti
Ac Pidana : Tidak Terlalu terikat
Ac Perdata : Terikat
(
preponderance of evidence
)
keterikatan hakim sepenuhnya pd
alat bukti
8.Perbedaan dari segi pemeriksaan
pendahuluan.
Tujuan Hukum Ac. Pidana
• Tujuan Hk.Ac.Pidana : ut mencari danmendptkan atau se-tidak2x mdekati kbenaran materil, ialah kbenaran yg selengkap2x dr
suatu pkara pidana dg mnerapkan ktentuan hk ac pid scr jujur dan tepat dg 7an ut mcari
siapakah plaku yg dpt didakwakan mlakukan suatu planggaran hk, dan slanjutnya mminta pmeriksaan dan putusan dr pngadilan guna
mnemukan apk tbukti bhw suatu tindak pidana tlh dilakukan dan apk org yg didakwa itu dpt
Fungsi Hukum Ac Pidana
Van Bemmelen
mengemukakan tiga fungsi
hukum acara pidana
1.
Mencari dan menemukan
kebenaran
2.
Pemberian keputusan o/hakim
Penyelidikan
• Penyelidikan = Tindakan pengusutan = Opspornig = Investigation
• Penyelidik : org yg melakukan “penyelidikan”
• Penyelidikan : serangkain tindakan
penyelidik ut mencari dan menemukan sesuatu peristiwa yg diduga sbg
tindak pidana guna menentukan dpt at tdkx dilakukan penyidikan… {psl 1(5)}
POLRI sebagai penyelidik
•
Psl 1(4) : penyelidik ad pejabat polisi
Negara RI yg diberi wwnang o/UU ut
melakukan penyelidikan.
Fungsi dan wwnang Penyelidik
1.
Menerima laporan at pengaduan
2.
Mencari keterangan dan brg bukti
3.
Mnyuruh bhenti org yg dicurigai
Kewenangan Berdasar
perintah Penyidik
1.
Penangkapan, larangan
meninggalkan t4, penggeledahan,
dan penyitaan
2.
Pemeriksaan dan penyitaan surat
3.
Mengambil sidik jari dan memotret
seseorang
Penyidikan
• Penyidik : Pejabat Polisi Negara RI atau pejabat pegawai negeri sipil “tertentu”yg diberi wwnang khusus o/UU ut melakukan penyidikan {Pasal 1(1)}
• Penyidikan : Serangkaian tindakan
penyidik dlm hal & menurut cara yg diatur dalam UU ini u/mencari serta
mengumpulkan bukti, yg bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
Pejabat Penyidik
# Pejabat Penyidik Polri
a. Pejabat penyidik penuh
Syarat kepangkatan : Pembantu letda polisi, at yg bpangkat bintara (sektor kepolisian) at yg ditunjuk dan diangkat o/kepala kepolisian RI
b. Penyidik pembantu
a. Sekurang2nya berpangkat serda
b. PNS dlm lingkungan kepolisian Negara dg syarat min pangkat pengatur muda/ gol IIa
c. diangkat o/KAPOLRI ats usul komandan atau pimpinan kesatuan masing2.
Penahanan
Pengertian : Penempatan tersangka at terdakwa di tempat tertentu oleh
penyidik at penuntut umum at hakim dgn penetapannya, dlm hal serta
menurut cara yg diatur dlm UU
Tujuan Penahanan
1. Ut kepentingan penyidikan 2. Ut kepentingan penuntutan
Dasar penahanan
1. Landasan dasar at Unsur Yuridis
#
ancaman pidana min 5 thn
2. Landasan Unsur KeadaanKekhawatiran
# akan melarikan diri
# merusak at mhilangkan BB
# mengulangi tindak pidana
3. Dipenuhi syarat pasal 21 (1)Tata cara penahanan
A. Dengan surat perintah penahanan
at surat penetapan
1.
Identitas tersangka at
terdakwa
2.
Alasan penahanan
3.
Uraian singkat kejahatan
4.
Tempat mana ia ditahan
Jenis tahanan
1.
Penahanan Rumah
Tahanan Negara (RUTAN)
2.
Penahanan Rumah
3.
Penahanan Kota
Perbandingan :
Batas Waktu
Penahanan
1. Batas Kewenangan Penyidik * 20 hari
* 40 hari (izin Penuntut Umum)
2. Batas Kewenangan Penuntut Umum * 20 hari
* 30 hari (izin Ketua Pengd Negeri)
3. Batas Kewenangan Hakim Pengadilan Negeri * 30 hari
* 60 hari (izin Ketua Pengd Negeri)
4. Batas Kewenangan Hakim Pengd Tinggi * 30 hari
* 60 hari (izin Ketua Pengd Tinggi)
5. Batas Kewenangan Hakim Mahkamah Agung * 50 hari
Pra-Penuntutan
•
Prapenuntutan: terletak antara
dimulainya penuntutan dlm arti
sempit (perkara dikirim ke PN)
dan penyidikan yg dilakukan
oleh penyidik.
•
Prapenuntutan = Penyidikan lanjutan
•
Prapenuntutan ialah
Tindakan
Penuntut Umum untuk memberi
petunjuk dalam rangka
• Pemeriksaan tambahan
Ada dua batasan dlm ketentuan
1. Berkas perkara tertentu
2. Dlm pelksanaan dikordinasikan dg penyidik.
Ada 4 hal yg hrs diperhatikan:
1. Tdk dilakukan terhdp tersangka
2. Hanya terhdp perkara2 yg sulit pembuktiannya dan at dpt
meresahkan masy dan at dpt
membahayakan keselamatan negara
3. Hrs dpt diselesaikan dlm wkt 14 hr
Penuntutan
Penuntutan
Tindakan
PenuntutUmum ut melimpahkan
perkara pidana ke PN yg berwenang
dlm hal dan menurut cara yg diatur
dlm UU ini dg permintaan spy
diperiksa dan diputus o/ hakim di
sidang pengadilan.
Wewenang PU
1. Menerima dan memeriksa berkas perkara dr penyidik at penyidik pembantu
2. Mengadakan pra-penuntutan apabila ada kekurangan penyidikan, dg memberi
3.Memberikan perpjgn penahanan,
melakukan penahanan, at penahanan lanjutan, dan at mengubah status
tahanan stl perkara dilimpahkan oleh penyidik
4.Membuat surat dakwaan
5.Melimpahkan perkara ke pengadilan 6.Menyampaikan pemberitahuan kpd
terdakwa ttg ketentuan hr dan waktu perkara disidang yg disertai surat
panggilan, baik kpd terdakwa maupun kpd saksi ut dtg pd sidang yg tlh dittkn 7.Melakukan tugas dan penuntutan
8.Mengadakan tindakan lain dlm lingkup tanggung jawab sbg PU menurut
ketentuan UU
Surat Dakwaan
DakwaanSurat
Surat at akta yg
memuat rumusan tindak pidana yg
didakwakan kpd terdakwa yg
disimpulkan dr hasil pemeriksaan
penyidikan, dan merupakan dasar
serta landasan bagi hakim dlm
Prinsip surat dakwaan
a.
Pembuatan surat dakwaan dilakukan
secara sempurna dan berdiri sendiri
b.
Surat dakwaan adalah dasar
pemeriksaan hakim
c.
Hanya jaksa penuntut umum yg
berhak dan bwenang
menghadapkan dan mendakwa
seseorang yg dianggap melakukan
tindak pidana dimuka sidang
Syarat surat dakwaan
a. Syarat Formal
1. Surat dakwaan hrs diberi tgl dan ditanda tangani PU / Jaksa
2. Nama lengkap, t4 lhr, umur dan tgl lhr, jenis kelamin, kebangsaan, t4 tinggal, agama, pekerjaan tersangka.
b. Syarat Materil
1. Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yg
didakwakan
• Tidak terpenuhi syarat Formal
surat dakwaan dapat dibatalkan
• Tidak terpenuhi syarat materil
surat dakwaan batal demi hukum
Surat Dakwaan Yg tdk Memenuhi Syarat :
1. Surat Dakwaan Tidak Terang
2. Surat Dakwaan Mengandung
Pertentangan antara yang Satu dengan yang lain.
Surat Dakwaan tidak boleh
Garis Besar Jalannya
Pemeriksaan di Persidangan
1. Hakim Ketua membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum, kecuali Psl. 153 (3) KUHAP kesusilaan dan
Anak2
2. Hakim ketua memerintahkan agar terdakwa dipanggil masuk dihadapkan dalam keadaan bebas. Psl 154 KUHAP
3. Hakim Ketua menanyakan kepada terdakwa ttg identitas lengkapnya dan mengingatkan terdakwa spy
memperhatikan segala sesuatu yg didengar dan dilihatnya di persidangan Psl. 155
4. Hakim Ketua meminta kpd JPU ut membacakan surat dakwaan Psl 155 (2) KUHAP
5. Hakim Ketua menanyakan kpd terdakwa apakah terdakwa mengerti ttg isi surat dakwaan, bila terdakwa tidak
mengerti JPU atas permintaan Hakim Ketua wajib memberi penjelasan Psl 155 (2) KUHAP
* Pengajuan keberatan terdakwa at PH Terdakwa psl 156(1)
6. Hakim Ketua meneliti apakah semua saksi yg dipanggil tlh hadir di persidangan dan memberi perintah ut mencegah jgn sampai saksi bhub satu dg yg lain sbl memberi keterangan di sidang Psl 159 (1)
*Saksi dipanggil ke ruang sidang seorg demi seorg * Yg pertama didengar ket saksi korban
7. Hakim Ketua menanyakan kpd saksi identitas lengkapnya
* Apakah saksi kenal dg terdakwa sbl terdakwa melakukan tindak pidana yg didakwakan psl 160 (2)
* Apakah saksi ada hub keluarga dg terdakwa at apakah saksi terikat hub kerja dg terdakwa psl 160 (2)
* Sbl saksi memberi keterangan wajib di sumpah psl 160 (3)
8. Hakim Ketua mengajukan pertanyaan kpd saksi, selanjutnya memberi kesempatan kpd JPU, dn
•
A charqe
9. Stl saksi selesai memberi keterangan, Hakim Ketua menanyakan kpd Terdakwa bgmn
pendptx ttg ket saksi tsb psl 164 (1)
10. Hakim Ketua memberika kesempatan kpd terdakwa ut mengajukan saksi yg
meringankan bagi terdakwa psl 160 (1)
11. Pemeriksaan terdakwa : o/majelis Hakim selanjutnya diberikan kesempatan kpd JPU dan PH terdakwa psl 175 s/d 178
12. Hakim Ketua memperlihatkan kpd terdakwa ttg brg bukti yg diajukan ke persidangan psl 181 (1)
13. HakimKetua menyatakan pemeriksaan
dinyatakan selesai, JPU diberi kesempatan ut mengajukan tuntutan pidana psl 182 (2)
14. Terdakwa at PH terdakwa diberi kesempatan ut mengajukan pembelaan psl 182 (1)
16. Hakim Ketua menyatakan pemeriksaan dinyatakan ditutup Psl 182 (2)
17. Majelis Hakim bermusyawarah (bersifat rahasia) dasarnya surat dakwaan dan sgl sesuatu yg tbukti dlm pemeriksaan di
persidangan psl 182 (3-7) 18. Putusan psl 182 (8)
19. Sesudah putusan pemidanaan diucapkan, Hakim Ketua wajib memberitahukan kpd
terdakwa ttg apa yg menjadi hak2 terdakwa * segera menerima / menolak putusan
* mempelajari putusan sbl menyatakan
menerima / menolak putusan dg tenggang waktu 7 hr (pikir2)
Istilah-istilah
di Pengadilan
1. Eksepsi
Pengecualian ; Tangkisan at pembelaan yg tdk menyinggung isi surat tuduhan at
gugatan akan ttp berisi permohonan agar pengadilan menolak perkara/dakwaan yg duajukan JPU, karena tidak memenuhi
persyaratan hukum
2. Pledoi
Pengungkapan pikiran dlm bentuk ucapan yang berisi pembelaan terhadap terdakwa yg dibacakan oleh advokat/pembela at
3. Replik
suatu jawaban penuntut umum di
persidangan atas tangkisan terdakwa
atau pengacaranya
4. Duplik
Jawaban kedua yang merupakan
Upaya Hukum (Rechtsmiddel)
Pengertian :
Hak terdakwa at PU ut tdk menerima
putusan pengadilan yg barupa
perlawanan at banding at kasasi at hak
terpidana ut mengajukan permohonan
PK dlm hal serta cara yg diatur dalam
UU ini (psl 1 butir 12)
Catatan :
Upaya hukum
menurut sifatnya
•
Upaya hukum Biasa
•
Upaya hukum luar
Jenis / Macam Upaya Hukum
1.
Upaya hukum verzet/perlawanan (psl
214)
2.
Upaya hukum Banding (psl 233-243)
3.
Upaya hukum Kasasi (psl 244-258)
4.
Upaya hukum kasasi demi kepentingan
hukum (psl 259-262)
5.
Upaya hukum Peninjauan Kembali (psl
263- 269)
Upaya hukum Verzet
•
Dasar hukum ut mlkkn UH Verzet ad thdp
ptsn yg d jthkn tdk hdrx t’dkw at wklx
•
Putusan tak hadir disebut verstek
•
Hy p’kara acr pmrksn cpt ykni tindak pid
Cara & Persyaratan Verzet
1.
Perlawanan atas putusan tak hadir
(verstek) diajukan kpd ketua PN
setempat yg tlh memutuskan verstek
2.
Verzet diajukan stl disampaikan t’lbh
dhl kpd t’dakwa/tsangka atasputusan
verstek tsb yakni selambat2x dlm wkt
7 hr thitung stl dsampaikan putusan
kpd ybs. Apabila lwt dr 7 hr mk scr
hkm ybs dpandang menerima putusan
3.
Dgn adanya plawanan/verzet yg
4. Atas adax plawanan tsb, mk panitera
pengadilan mnyampaikan kpd pnyidik
& sljtx hakim mnetapkan hr sidang br
ut mmriksa kbli pkara tsb.
5. Psyaratan sljtx bhw plawanan hy dpt
diajukan thd putusan yg berisi
perampasan kemerdekaan, mk
tdakwa dpt mngajukan plawanan
6. Jika hakim tlh mbuka sidang & tetap
mjatuhkan putusan berupa
Upaya Hukum Banding
Yang berhak adalah :
•
Terdakwa atau kuasa hukumnya
•
Penuntut Umum
Syarat untuk Banding
• Harus diajukan oleh terdakwa at kuasax at penuntut Umum
• Harus diajukan dlm wkt 7 hr stlh putusan dijatuhkan at diberitahukan
• Tdk boleh bertentangan dg psl 67 KUHAP yg menentukan jenis putusan yg dpt dimintakan banding :
1.Putusan yg mengandung pemidanaan
2. Putusan yg menggunakan acara pemeriksaan biasa
3. Putusan yg menggunakan acara pemeriksaan cepat & tlh dijatuhkan pidana perampasan
Pencabutan permohonan banding
• Pada dasarnya p’mohonan banding
sewaktu-waktu dpt dicabut selama p’kara blm di putus o/ pengadilan tingggi.
• T’hdp p’kara yg sdh di periksa akan tetapi blm
diputus, sedang pemohon mencabut
p’mohonan banding,maka pemohon dibebani u/ m’bayar by perkara.
• P’mohonan banding yg sdh dicabut tdk boleh diajukan kembali. (ps 235 ayat (1) KUHAP)
• Risalah banding/memori banding tdk diwajibkan
Upaya Hukum Kasasi
• Yg dpt dimintakan pemeriksaan kasasi ad
p’kara pid yg tlh mndp putusan pengadilan lain (selain MA) dlm tk yg t’akhir
• P’mohonan kasasi di sampaikan kpd panitera PN yg memutus p’karanya dlm tk I, dlm waktu 14 hari stlh kpts di beritahukan.
• Pd pemeriksaan kasasi di wajibkan pemohon kasasi mengajukan memori kasasi. Bts waktu pengajuan memori kasasi adl 14 hari stl
Alasan-alasan
Kasasi
1. Apabila p’aturan hk tdk dilaksanakan at ada kesalahan dlm melaksanakan
2. Apabila tdk dilaksanakan cara melakukan p’adilan yg hrs dituruti menurut UU.
Catatan :
MA dpt melakukan kasasi atas pts penetapan dr pengadilan bawahan krn :
a. Lalai memenuhi syarat2 yg diwajibkan UU yg
mengancam p’buatan itu dg batalnya p’buatan yg b’sangkutan.
b. Malampaui bts wewenangnya
Upaya Hukum Kasasi Demi
Kepentingan Hukum
• Upaya hk ini dikelompokkan sbg upaya hk luar
biasa
• Upaya hk ini hanya khusus diberikan kpd jaksa agung RI yg mewakili negara/kepent umum dg dsr p’timbangan demi kepent hk
• Upaya hk ini diajukan o/ jaksa agung RI in casu
kejaksaan sbg instansi yg b’wenang mewakili negara u/ menempuh upaya hk t’hdp pts
pengadilan yg tlh m;peroleh kekuatan hk tetap (apakah pts PN at PT) yg jls p’kra ini blm p’nah diperiksa di tk kasasi o/ MA. Krnnya itu
Hal Penting Yg Harus di
Perhatikan
1. Putusan yg tlh m’peroleh kekuatan hk tetap tsb,
t’nyata dijumpai adanya kesalahan at kekeliruan yg mendsr baik penerapan hk at fakta/pembuktian
bahkan kekeliruan ttg pemidanaan dsb.
2. Dlm menempuh upy hk ini tdk blh merugikan posisi/kepent hk t’dakwa/t’pidana
3. Tdk dilakukan jawab-menjawab at kontra
4. Salinan risalah p’mohonan upaya hk ini ttp diberikan kpd phk yg b’kepentingan (t’dakwa)
5. Ketua PN stempat langsung mengirim p’mintaan upaya hk ini ke MA RI
Upaya Hukum PK
Putusan yg dpt
dimohonkan PK :
1.
Putusan yg mempunyai
hk ttp
Alasan PK
1.
Bila ada novum (hal2 keadaan baru).
Yg sekiranya diketahui pd waktu
b’langsungannya p’sidangan mk
hasilnya berupa pembebasan lepas dr
segala tuntutan hk at tutntutan pu tdk
dpt diterima at t’hdp p’kara itu akan
diterapkan ketentuan yg lbh ringan.
2.
Bila ada 2 at lbh kep yg b’tentangan
satu sm lain mengenai t’buktinya
sesuatu tindak pid
Koneksitas
•
Pengertian :
Tindak pidana yg d lakukan
b’sm2 o/ mrk yg t’msk lingk
peradilan umum & lingk
Kewenangan mengadili
•
Prinsip dasar ada pada peradilan
Umum
•
Dalam hal tertentu dapat diadili
dalam peradilan militer, jika
kepentingan yang ada lebih condong
yg dirugikan adalah kepentingan
Penentuan Peradilan
Koneksitas
• Terdapat persesuaian pendapat Jaksa/jakti kpd jagung
oditur militer/omil tinggi kpd oditur jendral TNI Sesuai pdpt titik berat pd KU, maka :
- mk perkara di periksa d Perdilan Umum
- pepera membuat keputusan “penyerahan perkara” - penyerahan perkara, pepera kpd PU melalui omil
- surat pepera dijadikan dsr bg PU ut perkara koneksitas kpd hakim ut di periksa pd sidang PN yg b’wnang b’dsr kompetensi relait
Terdapat perselisihan pendapat
•
Msg2 pihak melapor perbedaan pdpt
tsb kpd atasan, jaksa/jakti melapor
kpd jagung. Omil/omilti melapor kpd
oditur jenderal (tertulis)
stlh menerima laporan jagung & oditur
jenderal mengadakan musyawarah ut
menentukan peradilan yg berwnang
Susunan Majelis
• Perkara diadili pd Peradilan Umum
- se-2x 3 org hkim
- Hkim ketua majelis diambil dr PU
- Hkim anggota diambil scr b’imbang dr hkim PU & PM
Perkara diadili pd Peradilan Militer -Hkim ketua dr lingkungan PM
- Hkim anggota diambil scr b’imbang
Penggabungan perkara
•
Penggabungan perkara diatur dlm
psl 98 – 101 KUHAP.
•
Istilahnya : penggabungan perkara
gugatan ganti kerugian
• Penggabungan perkara ini adalah
merupakan suatu lembaga baru dan
prosedur baru, yg sama lahirnya dengan ‘praperadilan, pengawasan dan
pengamatan pelaksanaan putusan pengadilan.
• Sebelum berlakunya KUHAP, lembaga at prosedur ini tdk dikenal dlm HIR/RBG,
•
Dalam UU tdk ada pengertian
khusus apakah yg d maksud
dgpenggabungan perkara, kecuali
memberikan batasan at
persyaratan tentang
• “jika suatu perbuatan yg menjadi dasar dakwaan di dlm suatu pemeriksaan
perkara pidana oleh Pengadilan Negeri, menimbulkan kerugian bagi orang lain mk hakim ketua sidang atas permintaan org itu dapat menetapkan ut
Penjelasan psl 98 (1)
KUHAP
• Maksud penggabungan perkara gugatan
pada perkara pidana ini ad supaya perkara gugatan tersebut pd suatu
ketika yg sama diperiksa serta diputus sekaligus dgn perkara pidana yg
b’sangkutan,