Hukum Acara Pidana
Adi Darmawansyah,SH.,MH.
2014
Profile Dosen
•
Ketua LKBH Universitas Wiraswasta Indonesia
•
Koordinator LKBH Universitas Bung Karno
•
Pengurus Bakumham Kosgoro 1957
•
Dosen Universitas Wiraswasta Indonesia
•
Dosen Universitas Bung Karno
•
Pengajar di kelas Polda Metro jaya
•
Pengajar di kelas Sepolwan
•
Pengajar di kelas Polres Jakarta Barat
•
Pengajar di kelas POMAL
Mata Kuliah
• ahan-Bahan
Undang-undang nomor : 8 Tahun 1981
•
Kitab undang-undang hukum acara pidana
(KUHAP)
Pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAP
•
M. Yahya Harahap, SH
Hukum acara pidana (HAP)
•
DR. Andi Mazah, SH
Himpunan Undang-undang penting untuk aparat
penegak hukum.
•
Widyoprasono
Pokok-Bahasan
II. Pemeriksaan Pendahuluan
Voorenderzoek
Pokok-Bahasan
I. Pengenalan HAP
- Pengertian HAP :
Aturan-aturan tentang tatacara atau prosedur bagaimana menjalankan, melaksanakan ataupun mempertahankan hukum pidana (materiel).
Atau :
Aturan-aturan yang memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan oleh aparat penegak hukum dan pihak pihak atau orang lain ayng terlibat di dalamnya, apa bila ada persangkaan bahwa hukum pidana di langgar (Sudarto)
Skhema
Penegak Hukum
Hukum Acara Pidana
Kesimpulan dan pengertian HAP :
Fungsi HAP adalah untuk melaksanakan
atau menegakkan HUKUM PIDANA
Uraian Fungsi/Tugas HAP :
Menemukan fakta tentang terjadinay
pelanggaran
terhadap
HUKUM
PIDANA
Menetapkan
pelanggar
hukum
(tersangka);
Menemukan dan memeriksa tersangka
(termasuk menangkap/menahannya);
Mengumpulkan alat-alat bukti;
Memeriksa terdakwa dan menjatuhkan
putusan;
Mengatur
upaya-upaya
hukum
atas
putusan hakim;
Melaksanakan dan mengawasi putusan
hakim
Tujuan HAP :
mencari kebenaran materiil (substantial
turth/materiele waarheid) dan sekaligus
untuk
perlindungan
terhadap
HAM
Pemahaman Ringkas Tujuan HAP :
HUKUM ACARA PIDANA
Kebenaran materiil
Sumber HAP
Undang-Undang pokok kepolisian
Undang-undang pokok kejaksaan
Undang-undang pokok kehakiman
Undang-undang tentang mahkamah agung
Berbagai undang-undang lain
Pihak/orang-orang yang terlibat dalam HAP
Setiap orang
Tersangka /terdakwa
Saksi
Ahli
Pejabat dalam TKT pemeriksaan pendahuluan
Voorenderzoer
Penyelidik Polri : Umum
Penyelidik
Polri :
Umum
PPN S
Intern
Kejaksaan
TP Korupsi
KPK
TP Korupsi
Anggkatan
Illegal fishing
Pejabat Kejaksaan (Melakukan Penuntutan dan
pelaksanaan putusan pengadilan)
Jaksa;
Penuntut Umum (JPU);
Pejabat pengadilan ( memeriksa dan membantu
memeriksa,
dan
memutus
perkara
di
sidang
pengadilan)
Hakim ;
Penasehat Hukum ;
Pejabat
eksekutor
(pelaksana)
putusan
pengadilan (menajalankan UU pelaksanakan
pidana/penitentiaire recht):
POKOK BAHASAN II : Pengenalan Lanjutan HAP
Asas-Asas HAP :
Equality
Before
the
law
(isonomia)
;
Persamaan Didepan Hukum
Principle of legality terhadap seluruh proses
hukum; Legalita
Presumption of innocence;
Praduga tak
bermasalah
Ganti rugi dan rehablitasi ;
Sepeedy trial (constante justitie) and fair trial ;
(Lanjutan )
Hak untuk membela diri dan menunjuk
penasehat hukumnya;
Hak diberitahu akan hak-haknya;
Onmidelijkheid
van
het
oderzoek
(kelangsungan
pemeriksaan
pengadilan
dengan terdakwa hadir);
(Lanjutan )
Hak untuk membela diri dan menunjuk
penasehat hukumnya;
Hak diberitahu akan hak-haknya;
Onmidelijkheid
van
het
oderzoek
(kelangsungan
pemeriksaan
pengadilan
dengan terdakwa hadir);
(Lanjutan )
Ilmu-ilmu Pengetahuan Pembantu HAP :
Logika :
Orientasi-hiotesis-verifikasi-konstruksi
logis ada/tidaknay tindak pidana;
Psikologi ;
(Lanjutan )
Kriminalistik ;
Pelajari kejahatan dair sudut teknis.
Didukung
ilmu-ilmu
forensik
(ilmu
pengetahuan
yang
dapat
memberikan
keterangan
atau
kesaksian
bagi
pengadilan secara meyakinkan-ilmiah);
(Lanjutan )
Psikiatri;
•
Pelajari jiwa manusia yang sakit :
Kriminologi :
Pokok Bahasan II.
Pemeriskaan Pendahuluan/voorenderzoek
Pengetahuan Adanya tindak pdiana dapat diperoleh
dari empat
kemungkinan
Karena tertangkap tangan /heterdaad
Karena adanya laporan
Karena adanya pengakuan
Tindak Lanjut
Penyelidikan
Penyidikan
(Penyelidik)
(Penyidik)
Tugas/Wewenang
Tindakan mencari
fakta untuk
menentukan apakah suatu putusan itu merupakan tindak pidana atau bukan
Serangkaian tindakan untuk mencapai alat-alat bukti dan untuk menemukan
PENANGKAPAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 a n gk a 2 0 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 1 6 KUH AP
3 . Sya r a t Pe n a n gk a pa n – 1 7 KUH AP
4 . La m a Pe n a n gk a pa n – 1 9 KUH AP
PENAHANAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .2 1 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 2 0 KUH AP
3 . Sya r a t Pe n a h a n a n – 2 1 KUH AP
6 . La m a Pe n a h a n a n – 2 4 - 2 9 KUH AP 4 . Ta t a ca r a – 2 1 .2 & 2 1 .3 KUH AP
BATAS WAKTU PENAHANAN
INSTANSI Awal Perpanjang Total Pasal 29 (hari) (hari/oleh) (hari) tambahan
1. PENYIDIKAN 20 40 (JPU) 60 30 + 30
2. PENUNTUTAN 20 30 (KPN) 50 30 + 30
3. PENGADILAN 30 60 (KPN) 90 30 + 30
4. BANDING 30 60 (KPT) 90 30 + 30
5. KASASI 50 60 (KMA) 110 30 + 30
______________________________________________
Maximum hari penahanan 400 + (150+150) (700 hari)
Pasal 29: ditambah, jika ada gangguan fisik+mentall, ancaman pidanan lebih 9 tahun.
SYARAT SUBYEKTIF
Pasal 21ayat (1) KUHAP
Tersangka Terdakwa diduga keras melakukan
tindak pidana.
Berdasarkan bukti yang cukup. (yurisprudensi,
minimal 2 (dua) jenis alat bukti).
Dalam hal menimbulkan kekhawatiran
tersangka/terdakwa.
- Akan melarikan diri.
SYARAT OBJEKTIF
Pasal 21 Ayat (4) KUHAP
Tindak Pidana diancam 5 tahun penjara atau lebih.
Tindak Pidana yang ancamannya kurang dari 5 tahun,
ditentukan dalam
- KUHP, Pasal 282 (3),296,335 (1), 351 (1), 372, 378, 379 (a), 453, 454, 459, 480 dan, 506.
- Pelanggaran terhadap ordinantie Bea dan Cukai. - Pasal 1,2 dan 4 UU No.8 Drt 1955 (tindak pidana
Imigrasi).
PENANGGUHAN PENAHANAN
(Pasal 31 (1) KUHAP)
Atas permintaan Tersangka atau Terdakwa, Penyidik atau
Penuntut Umum atau Hakim, sesuai dengan kewenangan masing-masing, dapat mengadakan penangguhan
penahanan, dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang berdasarkan syarat yang ditentukan.
Dalam Hal Penangguhan Penahanan dikabulkan oleh Pejabat
yang berwenang.
– Jaminan berupa uang, ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang berdasarkan Pasal 35 ayat (1) PP No. 27 tahun 1983, tentang Pelaksanaan KUHAP.
– Jaminan berupa orang, ditetapkan oleh pejabat yang
Permohonan Penangguhan Penahanan harus
mencantumkan syarat-sayarat :
Tersangka atau Terdakwa tidak akan
melarikan diri.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan
menghilangkan barang bukti.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan
mengulangi perbuatannya.
Tersangka atau Terdakwa bersedia
Pejabat yang berwenang dapat mencabut penangguhan penahanan atas tersangka atau terdakwa jika melanggar
syarat-syarat yang ditentukan, Yaitu wajib lapor,tidak keluar rumah atau kota.
Terdakwa, Tersangka, keluarga atau Penasehat Hukum dapat
mengajukan permohonan perubahan status penahanan kepada pejabat yang berwenang, dari Status Rumah Tahanan Negara menjadi Tahanan Kota atau Tahanan Rumah.
Permohonan perubahan Status Tahanan lazim
mencantumkan:
Tersangka atau Terdakwa tidak akan melarikan diri.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan menghilangkan barang
bukti.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan mengulangi
perbuatannya.
Tersangka atau Terdakwa bersedia memenuhi panggilan untuk
Perubahan Status Tahanan apabila dikabulkan akan
mengurangi masa tahanan Tersangka atau Terdakwa
dengan perhitungan masa tahanan :
Penahanan Rumah Tahanan Negara, jumlah
pengurangannya sama dengan jumlah masa
penahanannya ( 1 hari : 1 hari).
Penahanan Rumah, jumlah pengurangannya 1/3
hari X jumlah masa penahanannya (misalnya Masa
tahanan 60 hari, maka jumlah penahannya 60 hari
X 1/3 hari).
Penahanan Kota, jumlah pengurangannya 1/5 hari
X jumlah masa penahanannya (misalnya Masa
PENGGELEDAHAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .1 7 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 3 2 KUH AP
3 . Ta t a ca r a – Ps 3 3 KUH AP
4 . Pe n ge cu a lia n – 3 4 da n 3 5 KUH AP
PENYITAAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .1 6 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 3 8 KUH AP
3 . Ta t a ca r a – 3 8 , 3 9 ,4 0 ,4 1 KUH AP
4 . Pe n yim pa n a n – 4 4 KUH AP
Pembelaan di Tingkat Penyelidikan
dan Penyidikan
“Pasal 69 dan 70 KUHAP”
Penasehat Hukum berhak menghubungi dan
berbicara dengan tersangka pada setiap tingkat
pemeriksaan dan
setiap waktu .
Juklak angka 1 Lamp.Kep.Menkeh
No.M.14-PW.07.03/1983, yang dimaksud
setiap waktu
SURAT PANGGILAN
( Pasal 112 s/d 113 )
•
Penyidik
melakukan
panggilan
guna
pemeriksaan harus secara jelas.
•
Yang dipanggil harus datang.
SURAT KUASA
•
PADA DASARNYA ACUAN DALAM PEMBUATAN SURAT
KUASA MERUJUK PADA PASAL 1792 S/D 1797 KUH
PERDATA
•
KUASA DAPAT DIBERIKAN DAN DITERIMA DALAM ;
AKTA UMUM, TULISAN DIBAWAH TANGAN, SURAT
ATAU BAHKAN SECARA LISAN.
•
DALAM SURAT KUASA MEMUAT:
IDETITAS PEMBERI KUASA;
IDENTITAS PENERIMA KUASA DAN DOMISILINYA;
•
Berita Acara bukan pro yustisia;
•
Keterangan yang diberikan dapat dijadikan alat bukti
di pengadilan;
•
Tolak pemintaan dokumen oleh penyelidik (dapat
terjadi
self increminating
). Penyerahan dokumen
selaku barang bukti haruslah dibuatkan BAPenyitaan;
Penyidikan—Pemeriksaan Saksi
(Pasal 6 s/d 9 KUHAP)
•
Penyidik
adalah Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
melakukan penyidik.
•
Tidak diatur kedudukan Penasihat Hukum (PH) dalam
hal pemeriksaan saksi;
•
Dalam praktek, penyidik menanyakan kepada saksi
apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum dan
dicatat dalam BAP nama Penasihat Hukumnya;
Penyidikan—Pemeriksaan Tersangka
• Kedudukan PH diatur secara sederhana dalam pasal 115 KUHAP;
• Prinsip umum: melihat dan mendengar saja (within sight and within hearing);
• Pengecualian: Perkara “keamanan negara” hanya dapat melihat, tidak dapat mendengar (within sight without hearing);
• Dalam praktek untuk perkara selain “kamneg” PH dapat membantu merumuskan jawaban, bahkan terkadang membantu merumuskan pertanyaan. Hal ini sangat
bergantung pada keluwesan dan etiket PH serta pribadi penyidik;
PRAPERADILAN
(Pasal 77 s/d Pasal 83 KUHAP)
Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri
untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini.
– Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyidikan, atau penghentian penuntutan;
– Ganti Kerugian dan atau Rehebilitasi bagi orang yang
Praperadilan dipimpin oleh Hakim Tunggal.
Praperadilan diajukan oleh tersangka, keluarga atau
kuasanya Kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk
memeriksa sah atau tidaknya suatu Penangkapan
atau Penahanan dengan menyebutkan alasannya.
Praperadilan diajukan oleh Penyidik, Penuntut
Umum atau Pihak Ketiga Kepada Ketua Pengadilan
Negeri.
Acara Pemeriksaan Praperadilan :
Dalam waktu 3 hari diterimanya permintaan,
hakim yang ditunjuk menetapkan sidang.
Pemeriksaan dilakukan secara cepat yaitu 7
(tujuh) hari.
Dalam hal perkara sudah di periksa PN
pemeriksaan permintaan praperadilan belum
selesai, maka permintaan tersebut gugur.
Tersangka, Terdakwa atau Terpidana atau ahli
warisnya berhak menuntut Ganti Kerugian
karena ditangkap,ditahan, dituntut dan
diadili atau dikenakan
tindakan lain
, tanpa
alasan yang berdasarkan undang-undang
atau karena kekeliruan mengenai orangnya
atau hukum yang diterapkan yang perkaranya
tidak diajukan ke Pengadilan Negeri, diputus
di sidang Praperadilan dan mengikuti acara
Penandatanganan BAP
(Pasal 118 KUHAP)
•
Saksi maupun Tersangka harus bebas dalam
memberikan keterangan dan dicatat seteliti-telitinya
sesuai dengan kata yang dipergunakannya (pasal
117);
•
Setelah memberikan keterangan, saksi dan tersangka
menandatangani BAP;
•
Apabila keterangan yang diberikan tidak sama
dengan yang tertulis dalam BAP maka saksi dan
tersangka dapat menolak menandatangani BAP;
TURUNAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN
•
PADA TINGKAT PENYIDIKAN ; HANYA BAP
TERSANGKA.
•
PADA TINGKAT PENUNTUTAN ; SEMUA
BERKAS PERKARA TERMASUK SURAT
DAKWAAN
•
PADA TINGKAT PEMERIKSAAN PENGADILAN ;
SELURUH BERKAS PERKARA TERMASUK
Tim Pencari Fakta
BAP Pr o Ju st it ia
D ilim pa h k a n
Penyidikan dan Penuntutan (Bag. 1)
Penyidik melimpahkan Berkas Perkara hasil pemeriksaan Penyidik ke JPU Lengkap Tidak Lengkap P-21 (Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan sudahlengkap)
JPU mengembalikan
Berkas Perkara ke Polisi dengan
petunjuk untuk dilengkapi Polisi melakukan Penyidikan Tambahan Polisi melimpahkan kembali Berkas Perkara ke JPU JPU melakukan penelitian ulang atas hasil penyidikan tambahan P-18 (Pemberitahuan Hasil Penyidikan belum lengkap) P-19 (Pengembalian Berkas Perkara untuk
dilengkapi) Polisi belum melimpahkan kembali Berkas Perkara ke JPU JPU meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka, dan barang bukti untuk
Pemeriksaan Tambahan P-20 (JPU mengingatkan Penyidik bahwa batas waktu penyidikan tambahan hampir berakhir) P-24 (Berita Acara Pendapat Hasil Penelitian Berkas Perkara) P-22 (Meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka,
Penyidikan dan Penuntutan (Bag. 2)
P-21 (Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan sudah lengkap) JPU melakukan penelitian ulang atas hasil penyidikan tambahan JPU meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka,dan barang bukti untuk Pemeriksaan Tambahan P-24 (Berita Acara Pendapat Hasil Penelitian Berkas Perkara) P-22 (Meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka, dan barang bukti untuk pelaksanaan Pemeriksaan Tambahan)
Berkas Perkara
Tidak Lengkap Berkas Perkara
Lengkap
JPU melaporkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri disertai usul
Surat Pemberitahuan Sidang
Pasal 145 KUHAP
Pemangilan Sidang Terdakwa/saksi
•Tempat Tinggal Terdakwa/Saksi
•Kediaman Terakhir
Ada Tidak Ada
Kelurahan/ Kepala Desa Ditahan Disampaikan Kpdnya Melalui pejabat rutan Tidak Dikenal Di umumkan pada tempat pengumuman Pengadilan
Penuntutan Melalui Pengadilan
Penuntutan melalui Pengadilan
Urutan Agenda Persidangan
1. Dakwaan
2. Eksepsi Terdakwa 3. Tanggapan JPU
4. Tanggapan Terdakwa (optional)
5. Putusan Sela (hanya terhadap Eksepsi Terdakwa mengenai Kompetensi Absolut)
6. Saksi JPU (Fakta dan Ahli) setelah keterangan saksi, Hakim wajib menanyakan Tanggapan Terdakwa atas Keterangan Saksi JPU 7. Saksi Terdakwa (Fakta dan Ahli)
8. Bukti Surat JPU
9. Bukti Surat Terdakwa 10. Keterangan Terdakwa
11. Requisitor JPU (Tuntutan Hukum) 12. Pledooi Terdakwa
13. Replik JPU (Tanggapan terhadap Pledooi)
REKONSTRUKSI PERKARA
– Apa itu?
•
Dapat bertentangan
dengan HAM krn:
1. Tersangka “disuruh”
mengaku;
2. Dapat bertentangan dg
prinsip Praduga tak
bersalah;
3. Tidak diatur dalam
KUHAP;
Re bu ilt a fa ct or ide a
M e m ba n gu n
Pertanyaan yg menjerat?
•
Pasal 166 KUHAP – Pertanyaan yg menjerat
tidak boleh diajukan pd terdakwa
maupun
kepada saksi
Proses Penuntutan- Acara Biasa
Ka su s H u k u m
Pe n ye lidik a n
Pe n yidik a n
PEN UN TUTAN
* La por a n * Te r t a n gk a p
PENUNTUTAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .7 KUH AP
PEN UN TUT UM UM
PEN GAD I LAN
Be r k a s Pe r k a r a & Su r a t D a k w a a n
Te r sa n gk a /
Tentang Surat Dakwaan
FORMAL MATERI I L
Ta n gga l da n t a n da t a n ga n JPU
I de n t it a s Le n gk a p
U r a ia n ce r m a t ,j e la s, le n gk a p = TP
Te m pu s da n Locu s de lict i
Gabung ( voeging)
Pisah ( split sing)
Or g sa m a -be -be r a pa t in da k Pida n a
Be be r a pa T.P Be r sa n gk u t pa u t
Be be r a pa TP ole h be be r a pa Te r sa n gk a
Be be r a pa TP t ida k be r sa n gk u t pa u t t t p a da h u bu n ga n n ya
Tunggal
Kum ulat if
Alt ernat if
Subsider
Surat dakwaan tunggal/biasa
•
Hanya berisi satu saja dakwaan;
•
Tidak mengandung faktor “penyertaan”
(mededaderschap)
, atau “perbarengan”
Surat dakwaan kumulasi
(Pasal 141 KUHAP)
•
Surat dakwaan dengan menggabungkan
beberapa dakwaan sekaligus:
Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh
seorang yang sama dan kepentingan pemeriksaan
tidak menjadikan halangan terhadap
penggabungannya;
Beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut
satu dengan yang lain;
•
Pemahaman dakwaan kumulatif akan lebih
jelas bila dikaji ketentuan KUHP pasal 55
berkenaan dengan “penyertaan” atau “ambil
bagian”
(deelneming, take part in crime)
dan
ketentuan “perbarengan”
(concursus,
samenloop)
yang diatur dalam pasal-pasal 63,
Surat Dakwaan Alternatif
•
Dakwaan yang satu dengan yang lain saling
“mengesampingkan/menggantikan”
(one that
substitutes for another);
•
Hakim bebas memilih mana yang lebih pantas
dikenakan pidana berdasarkan pembuktian di
sidang pengadilan;
Surat Dakwaan Subsideritas
•
Terdiri dari dua atau lebih dakwaan;
•
Disusun secara berurutan (berturut-turut): Primair,
Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair,
Lebih-lebih Subsidair Lagi, dst;
•
Urutan mulai dari dakwaan pidana “terberat” dan
berakhir pada dakwaan “teringan”;
Perbuatan Yang Berbarengan
NCORSUS
DEALIS
tu Perbuatan
Satu Orang
Se su a t u Pe r bu a t a nTe m a su k dlm be be r a pa Ke t e n t u a n Pida n a
Or a n g m e m bu n u h de n ga n t e m ba k a n pd or g La in yg be r a da diba lik k a ca m obil.Ka ca m obil Pe ca h - m obil Ru sa k
( m e m bu n u h = 3 3 8 ) + ( m e r u sa k : 4 0 6 )
Pa sa l- 2 ( 4 0 6 KUH P)
Sa t u Pe r bu a t a n Sa t u Or a n g
CON CORSUS REALI S
Be be r a pa Pe r bu a t a n Sa t u Or a n g
Pa sa l- 1 3 5 1 KUH P
Pa sa l- 2 4 0 6 KUH P
Se se or a n g m e n da t a n gi r u m a h or a n g la in ; - M e la k u k a n Pe n ga n ia ya n t h dp pe m ilik Ru m a h - Ke m u dia n m e r u sa k ba r a n g- ba r a n g yg dir u m a h ( M e n ga n ia ya = 3 5 1 ) + ( m e r u sa k : 4 0 6 )
Contoh Dakwaan Alternatif dan
Subsideritas
H a sil Pe n yidik a n FAKTA:
Te r da k w a M e n e r im a H a sil Cu r ia n
PASAL Ya n g se su a i
1 . Pe n a da h a n – 4 8 0 KUH P
2 . Tu r u t Se r t a - 5 5 j o 3 6 2 KUH P
Penuntut Umum
Su r a t D a k w a a n
Alt e r n a t if
Contoh Dakwaan Alternatif dan
Subsideritas
H a sil Pe n y idik a n FAKTA:
Te r da k w a M e n gh ila n gk a n N ya w a Or a n g La in
PASAL Ya n g se su a i
1 . Pe m bu n u h a n – 3 3 8 KUH P 2 . Pe n ga n ia ya a n be r a t - m a t i
- 3 5 5 KUH P
Penuntut Umum
Su r a t D a k w a a n
Alt e r n a t if
Contoh Dakwaan Subsideritas
I . Pr im e r :
Pa sa l 3 4 0 KUH P
I I . Su bside r :
Pa sa l 3 3 8 KUH P
I I I Le bih su bside r :
Pa sa l 3 5 5 a y a t 2 KUH P
I V Le bih su bside r la gi Pa sa l 3 5 3 KUH P
Fa k t a :
M e n gh ila n gk a n N y a w a or a n g
Contoh Dakwaan Alternatif
(kasus: Pencurian)
PASAL Ya n g se su a i
1 . Pe n a da h a n – 4 8 0 KUH P
2 . Tu r u t Se r t a - 5 5 j o 3 6 2 KUH P
Su r a t D a k w a a n
D a k w a a n - 1
Penadahan
D a k w a a n - 2
Dakwaan Kumulatif
(kasus: Bersama-sama mencuri-
mededaderscap)
D a k w a a n Ku m u la t if
u n t u k
3 Te r da k w a
Se m u a n y a Pe se r t a Pe n cu r ia n
- Dakwaan dij adikan Sat u. Sat u put usan unt uk ket iga t erdakwa
Contoh Dakwaan Kumulatif
(
kasus:
Concursus Realis)Be r ba r e n ga n
( Concur sus Realis= m eer daadsche Sam enloop)
Pe n cu r ia n - Pe n ga n ia ya a n - Pe n ipu a n
D a k w a a n KUM ULATI F
D a k w a a n 1 – 3 6 2 KUH P
D a k w a a n I I – 3 7 8 KUH P
D a k w a a n I I I – 3 5 1 KUH P
Sa t u H u k u m a n
Maksim um Hukm an Terberat
Contoh Beberapa Kemungkinan Dakwaan (kasus:
Penggelapan-Concursus Idealis)
Pa sa l 6 3 - 2 KUH P Pid Um u m - Kh u su s Pe ga w a i N e ge r i
M e n gge la pk a n Ua n g N e ga r a
Psl 3 7 2 KUH P ( Le x Ge n e r a lis)
M a x 4 t h
Psl 4 1 7 KUH P ( Le x Spe sia lis)
M a x 5 ½ Th
Penuntut Umum
Proses Persidangan –Acara Biasa
Pu t u sa n
SELA
Ek se psi D it e r im a
Ek se psi D it ola k
Pe m ba ca a n S.D a k w a a n
Ek se psi:PH
Ta n gga pa n :JPU
PEM BU KTI AN
TU N TU TAN PI D AN A
PEM BELAAN
REPLI K D U PLI K
PUTUSAN
Pe m bu k a a n - Sida n g
Pe m a n ggila n Te r da k w a Pe m e r ik sa a n
SAKSI , Ah li Su r a t , Te r da k w a ,
PENGERTIAN
PEMBUKTIAN
Ka m u s Um u m: M e m be r i a t a u m e m pe r lih a t k a n se su a t u h a l a t a u pe r ist iw a y a n g cu k u p u n t u k da pa t din y a t a k a n a t a u dim e n ge r t i se ba ga i su a t u h a l y a n g be n a r (W .J.S.
Poe r w a da r m in t a)
H UKUM ACARA PI D AN A : M e n ca r i, m e m pe r t a h a n k a n , da n
m e le t a k k a n su a t u k e be n a r a n be r da sa r k a n k e t e n t u a n da n pe dom a n y a n g dibe n a r k a n ole h u n da n g- u n da n g gu n a u n t u k m e n e n t u k a n k e sa la h a n t e r da k w a .
Ka m u s H u k u m Um u m: u sa h a m e n e t a pk a n a pa y a n g t e la h t e r j a di se ca r a k on k r e t o. M e m bu k t ik a n da la m a r t i y u r idis be r a r t i m e m be r ik a n da sa r y a n g cu k u p k e pa da h a k im y g m e m e r ik sa pe r k a r a gu n a
m e m be r i k e pa st ia n t t g k e be n a r a n pe r ist iw a y g dik e m u k a k a n k e da la m sida n g
Pasal 183 + 184-1 KUHAP
Pasal 183: Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kepada seorang
kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua a la t bukti yang sah ia memperoleh key a kina n bahwa suatu tindak pidana
benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya
Ala t Bu k t i Ya n g Sa h 1 . Ke t e r a n a ga n Sa k si
2 . Ke t e r a n a ga n a h li 3 . Su r a t
4 . Pe t u n j u k
5 . Ke t e r a n ga n t e r da k w a Ps 1 8 4 - 1
Jadi Yang Dimaksud
TERBUKTI (
Beyond a reasonable doubt
):
Ke sa la h a n Te r da k w a
2 a la t bu k t i Yg Sa h
Ke y a k in a n H AKI M
TERBUKTI
Se ca r a Sa h
D a n
M e ya k in k a n
Dua Alat Bukti Yang Sah ?
1 . Ke t e r a n ga n Sa k si
2 . Ke t e r a n ga n Ah li
3 . Su r a t
4 . Pe t u n j u k
5 . Ke t e r a n ga n Te r da k w a
Ala t Bu k t i Ya n g Te r se dia
Se t ia p bu t ir “a la t bu k t i ya n g t e r se dia ” h a r u s t e r pe n u h i se ca r a pe n u h u n t u k da pa t m e m e n u h i sya r a t se ba ga i 1 a la t bu k t i. D u a sa k si yg sa h be r a r t i m e m pe r ole h sa t u a la t bu k t i.
D e n ga n de m ik ia n 2 a la t bu k t i yg sa h a da la h k om bin a si a n t a r a N o 1 - 5 se ca r a pe n u h .
Pe r m a sa la h a n
Keterangan Saksi
Melalui Teleconference
• Lih a t ,de n ga r , a la m i se n dir i, m e n ye bu t a la sa n . ( 1 .2 7 )
• Bu k a n pe n da pa t a t a u r e k a a n . ( 1 8 5 .5 )
• H a r u s dibe r ik a n di da la m sida n g Pe n ga dila n ( 1 8 5 .1 )
• H a r u s le bih da r i du a sa k si ( 1 8 5 .2 )
Sy a r a t Sa h n y a KESAKSI AN
M e n ga pa Te le con fe r e n ce be r m a sa la h ?
1 . Ka r e n a k e sa k sia n n ya dibe r ik a n dilu a r pe n ga dila n ( be r t e n t a n ga n dg Ps 1 8 5 / 1 )
2 . Ka la u sa k si ( di lu a r n e ge r i) h r s dit a h a n k a r e n a k e t e r a n ga n n ya di pe r sida n ga n j a r a k j a u h didu ga pa lsu ( 1 7 4 .2 ) , ba ga im a n a m e la k sa n a k a n pr ose s h u k u m n ya ? H u k u m a pa ya n g be r la k u ?
3 . Ba ga im a n a pe r sida n ga n dpt
m e m a st ik a n sa k si m e m be r i k e t e r a n ga n da la m k e a da a n be ba s?
PEMBELAAN
Pengertian
Membela kepentingan hukum klien, menangkis, menyanggah, mengajukan bukti yang sebaliknya, menempatkan masalah-kesalahan pada tempatnya, membela agar memperoleh “fair trial”.
Kekeliruan pengertian
Nota Keberatan/Eksepsi
•
Tangkisan (
plead
) yg tidak mengenai
‘materi pokok’ surat dakwaan
melainkan pada cacat ‘formal’nya,
yaitu adanya tertib acara yang
in
Pokok-Pokok Materi Eksepsi
• Pendahuluan
• Eksepsi Gugurnya Kewenangan Menuntut
Exceptio judicate (ne bis in idem) --76 KUHP
Terdakwa meninggal dunia –77 KUHP
Exceptio in tempores (dakwaan telah daluwarsa) – 78 KUHP
• Eksepsi Tuntutan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima
Pelanggaran pasal 56 ayat 1 KUHAP (apabila pasal 56 ayat 1 tidak
dipenuhi, dianggap pemeriksaan tidak memenuhi syarat yang diminta UU, berakibat “tuntutan PU tidak dapat diterima MA No.1565
K/Pid/1991, 16 Sept. 1993)
Tidak memenuhi syarat klacht delict (apabila tindak pidana berupa delik aduan, tapi ternyata tidak ada pengaduan dari korban)
• Eksepsi Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum – 67 jo 191 ay 2 KUHAP
Jika perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti (diakui), tetapi perbuatan itu tidak merupakan sesuatu tindak pidana
•
Eksepsi Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima
Exceptio subjudice (tindak pidana yang didakwakan sedang tergantung pemeriksaan perkara pidana lainnya karena
kesamaan tindak pidana yang didakwakan);
Exceptio in personan (keliru mendakwa orang)
Eksepsi keliru sistimatika dakwaan subsidiaritas (dakwaan Subsider lebih berat drpd dakwaan Primer)
Eksepsi keliru bentuk dakwaan (misal: Seharusnya
•
Eksepsi Dakwaan Batal Demi Hukum (143 ay 2
KUHAP)
obscuur libel, misleading
Dakwaan tidak memuat “tanggal dan tanda tangan PU”
Dakwaan tidak memuat identitas Terdakwa secara lengkap
Dakwaan tidak menyebut locus delicti dan tempus delicti
Dakwaan tidak cermat, jelas, dan lengkap dalam menguraikan tindak pidana yang didakwakan
Tentang Surat Tuntutan
• Tentang Surat Dakwaan
• Tentang Pemeriksaan Saksi-saksi/Tentang Fakta Di Persidangan
– Saksi Aldo
• Saksi mengatakan melihat terdakwa ada di lokasi TKP
• Benar terdakwa menurut saksi telah menusukkan pisau ke dalam perut korban
• Benar pisau yang ditunjukkan saksi adalah alat bukti yang dipakai terdakwa
• Benar Terdakwa menusuk perut korban dikarenakan terdakwa akan dipukul dengan pedang oleh korban
– Saksi Rani
• Benar saksi kenal dengan terdakwa
– Ahli Dr. Mun’im
•
Tentang Pasal Yang Didakwakan
•
Tentang Analisis Yuridis
– (membahas dan menguraikan unsur-unsur pasal yang didakwakan)
•
Tentang Tuntutan Hukum
– Hal-hal yang meringankan
– Hal-hal yang memberatkan
• Barang siapa mengambil barang milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan tanpa ijin pemilik barang tersebut diancam dengan hukum pidana selama-lamanya 6 tahun.
– Unsur Barang Siapa
Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa disini adalah orang. Dalam hal ini tidak ada orang lain yang dimaksud melainkan adalah terdakwa, karena terdakwalah diajukan dan diperiksa di muka
sidang.
– Unsur Mengambil barang milik orang lain sebagian maupun keseluruhan
Nota Pembelaan/Pleidooi
•
Pendahuluan
•
Tentang pokok-pokok perbuatan/peristiwa yang
didakwakan
•
Tentang fakta-fakta di persidangan
(uraian
keterangan saksi-saksi dapat dikelompokkan dengan
mengacu pada pokok-pokok perbuatan/peristiwa
yang didakwakan, atau berupa uraian keterangan
saksi-saksi secara berurutan)
•
Analisis Yuridis Terhadap Tuntutan
(uraian
unsur-unsur pasal yang didakwakan, dikaitkan dengan fakta
di persidangan)
Kesimpulan/Penutup
•
Memutuskan terdakwa tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan telah melakukan
Tentang Fakta-fakta di Persidangan
•
Dakwaan kesatu
–
Tentang Keberadaan Perusahaan Goro di Bekas
Gudang DOLOG DKI
• Saksi A mengatakan ……, saksi B mengatakan …, saksi C mengatakan … dst.
–
Tentang Proses Tukar Guling
PROSES PEMBELAAN
(FAIR TRIAL)
Menerima Bantuan Hukum sejak ditangkap dan ditahan (Pasal 69 KUHAP)
Mengajukan Praperadilan (Ps 77 KUHAP)
Meminta turunan BAP (Ps 72 KUHAP)
Memperoleh berkas perkara ketika dilimpahkan ke PN (Pasal 143-4 KUHAP)
Mengajukan EKSEPSI
Melakukan pemeriksaan Saksi
Mengajukan Saksi A de Charge (160-1-c KUHAP) – Penasehat Hukum minta saksi dihadirkan wajib dipenuhi oleh Hakim
Menolak pembacaan BAP (Pasal 162 KUHAP)
Mengkonfrontasikan antara saksi yg satu dengan saksi yg lain (– Psl 165 -4 KUHAP)
Kewenangan Hakim Ketua Majelis
Hakim Ketua Sidang memimpin
pemeriksaan dan memelihara
tata tertib di persidangan
Pasal 219 KUHAP
(1)
Siapapun dilarang membawa sejata
TIADA KEPENTINGAN HAKIM & JPU DALAM
PERKARA PIDANA
(1) Tiada
seorang
Hakim
pun
diperkenankan
mengadili
suatu
perkara yang
ia sendiri
berkepentingan, baik langsung maupun tidak
langsung
(4)
Ketentuan
sebagaimana
dimaksud
dalam
makna ayat tersebut di atas berlaku juga
bagi Penuntut Umum
SIKAP HAKIM
Hakim dilarang menunjukkan sikap
atau mengeluarkan pernyataan di
sidang
tentang
keyakinan
mengenai
salah
atau
tidaknya
terdakwa
SIKAP HAKIM
Pertanyaan
yang
bersifat
menjerat tidak boleh diajukan
baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi
– Menolak pertanyaan yang jawabannya berupa pendapat pada saksi fakta, atau jawaban berupa fakta pada (saksi) ahli;
– Menolak pertanyaan yang bersifat menjerat;
– Menolak pertanyaan yang berulang-ulang;
– Menolak kesimpulan yang diucapkan di persidangan;
– Menolak sikap hakim yang menyatakan bersalahnya terdakwa di luar pembacaan putusan;
– Menolak sikap yang menyerang/mendebat saksi/terdakwa;
– Menolak aparat yang membawa senjata api ke dalam ruang sidang;
– Meminta agar saksi yang memberikan keterangan
BANDING DAN MEMORI BANDING
Banding adalah suatu upaya yang dilakukan oleh terdakwa atau penuntut umum terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat (Pasal 67 KUHAP).
Tujuan dari hak ini adalah untuk memperbaiki kemungkinan adanya kekhilafan pada putusan pada tingkat pertama.
Memori banding dapat berisi uraian tentang alasan-alasan yang dijadikan dasar pengajuan permohonan pemeriksaan banding.
Dalam Pasal 237 KUHAP ditentukan baik terdakwa maupun
KASASI DAN MEMORI KASASI
Upaya hukum terhadap putusan-putusan
yang
diberikan
tingkat
tinggi
oleh
pengadilan-pengadilan lain agar dicapai
kesatuan dalam menjalankan peraturan
dan perundangan.
Landasan yang menjadi tempat kasasi
berpihak adalah.
•
Untuk
menjamin
adanya
kesatuan
dan
kepastian
hukum
untuk
kepentingan
masyarakat.
Supaya hukum itu sesuai dengan pandangan dan
perkembangan masyarakat, untuk itu lembaga kasasi
bertujuan :
1.
Kesatuan Hukum (univikasi);
2.
Kepastian Hukum (asas legalitas);
3.
Living law (hukum yang berkembang di masyarakat);
4.
Pembinaan Hukum Nasional, yang mencakup:
a) Penerapan hukum secara tepat dan benar;
b) Pembaharuan hukum
c) Pembentukan hukum.
(Lanjutan)
Pasal 244 KUHAP
Syarat-syarat Permohonan Kasasi
Syarat Formil
:
Tenggang waktu mengajukan permohonan
kasasi kepada panitera Pengadilan Negeri
adalah
14
hari
sesudah
putusan
diberitahukan kepada terdakwa (Pasal 245
(1) KUHAP).
Pemohon harus mengajukan memori kasasi
Syarat Materiil (Pasal 253 (1) KUHAP):
•
Apakah benar suatu peraturan hukum tidak
diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana
mestinya.
•
Apakah
benar
cara
mengadili
tidak
dilaksanakan
menurut
ketentuan
undang-undang.
(Lanjutan)
Makamah Agung dalam tingkat Kasasi
“
membatalkan
putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari
semua lingkungan peradilan”
sejalan dengan Pasal
253 (1) KUHAP, Pasal 30 (1) UU No. 5/ 2004 tentang
perubahan atas UU No. 14/1985 tentang Makamah
Agung disebutkan bahwa:
a) Tidak berwenang atau melampaui batas
wewenang;
b) Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c) Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan yang
mengancam kelalaian itu dengan batalnya
(Lanjutan)
Kasasi dapat diajukan lagi demi kepentingan
hukum secara formal didasarkan pada Pasal 259
KUHAP yang menentukan sebagai berikut:
1) Demi kepentingan hukum terhadap semua
putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dari pengadilan lain selain
daripada Makamah Agung, dapat diajukan
satu kali permohonan kasasi oleh Jaksa Agung.
2) Putusan Kasasi demi kepentingan hukum tidak
Peninjauan Kembali
(Pasal 263 s/d 269 KUHAP)
• Terhadap Putusan Pengadilan yang telah mempunyai
Kekuatan Hukum tetap, Kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali.
• Peninjauan Kembali dilakukan atas dasar :
Keadaan Baru yang menimbulkan dugaan kuat.
Dalam Pelbagai putusan terdapat pertentangan satu
dengan yang lain.
Peninjauan Kembali
(lanjutan)
• Permintaan Peninjauan Kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu.
• Pidana yang dijatuhkan dalam Peninjauan Kembali tidak boleh melebihi tindak pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula.
• Peninjauan Kembali tidak menangguhkan maupun
menghentikan pelaksanaan dari putusan.
• Dalam hal Pemohon Peninjauan Kembali meninggal
diserahkan kepada ahli warisnya untuk diteruskan atau tidak.
Contoh Soal
1. Apa syarat yang diperlukan untuk menangkap seseorang ? a. Ada laporan atau pengaduan.
b. Ada bukti permulaan yang cukup.
c. Ada dugaan yang kuat melakukan tindak pidana. d. Ada saksi korban.
2. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum disampaikan oleh ? a. Majelis Hakim.
b. Jaksa Penuntut Umum. c. Jaksa Agung.
d. Terdakwa.
3. Penyidik adalah ?
a. Aparatur Pemerintah. b. Petugas Imigrasi.
c. Kejaksaan.
4. Peninjauan Kembali diajukan atas dasar hal-hal dibawah ini,
kecuali ? a. Novum.
b. Kekhilafan hakim.
c. Suatu kekeliruan yang nyata. d. Tidak mengajukan eksepsi.
5. Apa istilah lepas dari segala tuntutan hukum dalam bahasa belanda ?