• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Acara Pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hukum Acara Pidana"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum Acara Pidana

Adi Darmawansyah,SH.,MH.

2014

(2)

Profile Dosen

Ketua LKBH Universitas Wiraswasta Indonesia

Koordinator LKBH Universitas Bung Karno

Pengurus Bakumham Kosgoro 1957

Dosen Universitas Wiraswasta Indonesia

Dosen Universitas Bung Karno

Pengajar di kelas Polda Metro jaya

Pengajar di kelas Sepolwan

Pengajar di kelas Polres Jakarta Barat

Pengajar di kelas POMAL

(3)

Mata Kuliah

ahan-Bahan

Undang-undang nomor : 8 Tahun 1981

Kitab undang-undang hukum acara pidana

(KUHAP)

Pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAP

M. Yahya Harahap, SH

Hukum acara pidana (HAP)

DR. Andi Mazah, SH

Himpunan Undang-undang penting untuk aparat

penegak hukum.

Widyoprasono

(4)

Pokok-Bahasan

II. Pemeriksaan Pendahuluan

Voorenderzoek

(5)

Pokok-Bahasan

I. Pengenalan HAP

- Pengertian HAP :

Aturan-aturan tentang tatacara atau prosedur bagaimana menjalankan, melaksanakan ataupun mempertahankan hukum pidana (materiel).

Atau :

Aturan-aturan yang memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan oleh aparat penegak hukum dan pihak pihak atau orang lain ayng terlibat di dalamnya, apa bila ada persangkaan bahwa hukum pidana di langgar (Sudarto)

Skhema

Penegak Hukum

Hukum Acara Pidana

(6)

Kesimpulan dan pengertian HAP :

Fungsi HAP adalah untuk melaksanakan

atau menegakkan HUKUM PIDANA

(7)

Uraian Fungsi/Tugas HAP :

Menemukan fakta tentang terjadinay

pelanggaran

terhadap

HUKUM

PIDANA

Menetapkan

pelanggar

hukum

(tersangka);

Menemukan dan memeriksa tersangka

(termasuk menangkap/menahannya);

Mengumpulkan alat-alat bukti;

(8)

Memeriksa terdakwa dan menjatuhkan

putusan;

Mengatur

upaya-upaya

hukum

atas

putusan hakim;

Melaksanakan dan mengawasi putusan

hakim

Tujuan HAP :

mencari kebenaran materiil (substantial

turth/materiele waarheid) dan sekaligus

untuk

perlindungan

terhadap

HAM

(9)

Pemahaman Ringkas Tujuan HAP :

HUKUM ACARA PIDANA

Kebenaran materiil

(10)

Sumber HAP

Undang-Undang pokok kepolisian

Undang-undang pokok kejaksaan

Undang-undang pokok kehakiman

Undang-undang tentang mahkamah agung

Berbagai undang-undang lain

Pihak/orang-orang yang terlibat dalam HAP

Setiap orang

Tersangka /terdakwa

Saksi

Ahli

Pejabat dalam TKT pemeriksaan pendahuluan

Voorenderzoer

PenyelidikPolri :Umum

(11)

Penyelidik

Polri :

Umum

PPN S

Intern

Kejaksaan

TP Korupsi

KPK

TP Korupsi

Anggkatan

Illegal fishing

(12)

Pejabat Kejaksaan (Melakukan Penuntutan dan

pelaksanaan putusan pengadilan)

Jaksa;

Penuntut Umum (JPU);

Pejabat pengadilan ( memeriksa dan membantu

memeriksa,

dan

memutus

perkara

di

sidang

pengadilan)

Hakim ;

(13)

Penasehat Hukum ;

Pejabat

eksekutor

(pelaksana)

putusan

pengadilan (menajalankan UU pelaksanakan

pidana/penitentiaire recht):

(14)

POKOK BAHASAN II : Pengenalan Lanjutan HAP

Asas-Asas HAP :

Equality

Before

the

law

(isonomia)

;

Persamaan Didepan Hukum

Principle of legality terhadap seluruh proses

hukum; Legalita

Presumption of innocence;

Praduga tak

bermasalah

Ganti rugi dan rehablitasi ;

Sepeedy trial (constante justitie) and fair trial ;

(15)

(Lanjutan )

Hak untuk membela diri dan menunjuk

penasehat hukumnya;

Hak diberitahu akan hak-haknya;

Onmidelijkheid

van

het

oderzoek

(kelangsungan

pemeriksaan

pengadilan

dengan terdakwa hadir);

(16)

(Lanjutan )

Hak untuk membela diri dan menunjuk

penasehat hukumnya;

Hak diberitahu akan hak-haknya;

Onmidelijkheid

van

het

oderzoek

(kelangsungan

pemeriksaan

pengadilan

dengan terdakwa hadir);

(17)

(Lanjutan )

Ilmu-ilmu Pengetahuan Pembantu HAP :

Logika :

Orientasi-hiotesis-verifikasi-konstruksi

logis ada/tidaknay tindak pidana;

Psikologi ;

(18)

(Lanjutan )

Kriminalistik ;

Pelajari kejahatan dair sudut teknis.

Didukung

ilmu-ilmu

forensik

(ilmu

pengetahuan

yang

dapat

memberikan

keterangan

atau

kesaksian

bagi

pengadilan secara meyakinkan-ilmiah);

(19)

(Lanjutan )

Psikiatri;

Pelajari jiwa manusia yang sakit :

Kriminologi :

(20)

Pokok Bahasan II.

Pemeriskaan Pendahuluan/voorenderzoek

Pengetahuan Adanya tindak pdiana dapat diperoleh

dari empat

kemungkinan

Karena tertangkap tangan /heterdaad

Karena adanya laporan

Karena adanya pengakuan

(21)

Tindak Lanjut

Penyelidikan

Penyidikan

(Penyelidik)

(Penyidik)

Tugas/Wewenang

Tindakan mencari

fakta untuk

menentukan apakah suatu putusan itu merupakan tindak pidana atau bukan

Serangkaian tindakan untuk mencapai alat-alat bukti dan untuk menemukan

(22)

PENANGKAPAN

1 . Pe n ge r t ia n – 1 a n gk a 2 0 KUH AP

2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 1 6 KUH AP

3 . Sya r a t Pe n a n gk a pa n – 1 7 KUH AP

4 . La m a Pe n a n gk a pa n – 1 9 KUH AP

(23)

PENAHANAN

1 . Pe n ge r t ia n – 1 .2 1 KUH AP

2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 2 0 KUH AP

3 . Sya r a t Pe n a h a n a n – 2 1 KUH AP

6 . La m a Pe n a h a n a n – 2 4 - 2 9 KUH AP 4 . Ta t a ca r a – 2 1 .2 & 2 1 .3 KUH AP

(24)

BATAS WAKTU PENAHANAN

INSTANSI Awal Perpanjang Total Pasal 29 (hari) (hari/oleh) (hari) tambahan

1. PENYIDIKAN 20 40 (JPU) 60 30 + 30

2. PENUNTUTAN 20 30 (KPN) 50 30 + 30

3. PENGADILAN 30 60 (KPN) 90 30 + 30

4. BANDING 30 60 (KPT) 90 30 + 30

5. KASASI 50 60 (KMA) 110 30 + 30

______________________________________________

Maximum hari penahanan 400 + (150+150) (700 hari)

Pasal 29: ditambah, jika ada gangguan fisik+mentall, ancaman pidanan lebih 9 tahun.

(25)

SYARAT SUBYEKTIF

Pasal 21ayat (1) KUHAP

Tersangka Terdakwa diduga keras melakukan

tindak pidana.

Berdasarkan bukti yang cukup. (yurisprudensi,

minimal 2 (dua) jenis alat bukti).

Dalam hal menimbulkan kekhawatiran

tersangka/terdakwa.

- Akan melarikan diri.

(26)

SYARAT OBJEKTIF

Pasal 21 Ayat (4) KUHAP

Tindak Pidana diancam 5 tahun penjara atau lebih.

Tindak Pidana yang ancamannya kurang dari 5 tahun,

ditentukan dalam

- KUHP, Pasal 282 (3),296,335 (1), 351 (1), 372, 378, 379 (a), 453, 454, 459, 480 dan, 506.

- Pelanggaran terhadap ordinantie Bea dan Cukai. - Pasal 1,2 dan 4 UU No.8 Drt 1955 (tindak pidana

Imigrasi).

(27)

PENANGGUHAN PENAHANAN

(Pasal 31 (1) KUHAP)

Atas permintaan Tersangka atau Terdakwa, Penyidik atau

Penuntut Umum atau Hakim, sesuai dengan kewenangan masing-masing, dapat mengadakan penangguhan

penahanan, dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang berdasarkan syarat yang ditentukan.

Dalam Hal Penangguhan Penahanan dikabulkan oleh Pejabat

yang berwenang.

Jaminan berupa uang, ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang berdasarkan Pasal 35 ayat (1) PP No. 27 tahun 1983, tentang Pelaksanaan KUHAP.

Jaminan berupa orang, ditetapkan oleh pejabat yang

(28)

Permohonan Penangguhan Penahanan harus

mencantumkan syarat-sayarat :

Tersangka atau Terdakwa tidak akan

melarikan diri.

Tersangka atau Terdakwa tidak akan

menghilangkan barang bukti.

Tersangka atau Terdakwa tidak akan

mengulangi perbuatannya.

Tersangka atau Terdakwa bersedia

(29)

Pejabat yang berwenang dapat mencabut penangguhan penahanan atas tersangka atau terdakwa jika melanggar

syarat-syarat yang ditentukan, Yaitu wajib lapor,tidak keluar rumah atau kota.

Terdakwa, Tersangka, keluarga atau Penasehat Hukum dapat

mengajukan permohonan perubahan status penahanan kepada pejabat yang berwenang, dari Status Rumah Tahanan Negara menjadi Tahanan Kota atau Tahanan Rumah.

Permohonan perubahan Status Tahanan lazim

mencantumkan:

Tersangka atau Terdakwa tidak akan melarikan diri.

Tersangka atau Terdakwa tidak akan menghilangkan barang

bukti.

Tersangka atau Terdakwa tidak akan mengulangi

perbuatannya.

Tersangka atau Terdakwa bersedia memenuhi panggilan untuk

(30)

Perubahan Status Tahanan apabila dikabulkan akan

mengurangi masa tahanan Tersangka atau Terdakwa

dengan perhitungan masa tahanan :

Penahanan Rumah Tahanan Negara, jumlah

pengurangannya sama dengan jumlah masa

penahanannya ( 1 hari : 1 hari).

Penahanan Rumah, jumlah pengurangannya 1/3

hari X jumlah masa penahanannya (misalnya Masa

tahanan 60 hari, maka jumlah penahannya 60 hari

X 1/3 hari).

Penahanan Kota, jumlah pengurangannya 1/5 hari

X jumlah masa penahanannya (misalnya Masa

(31)

PENGGELEDAHAN

1 . Pe n ge r t ia n – 1 .1 7 KUH AP

2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 3 2 KUH AP

3 . Ta t a ca r a – Ps 3 3 KUH AP

4 . Pe n ge cu a lia n – 3 4 da n 3 5 KUH AP

(32)

PENYITAAN

1 . Pe n ge r t ia n – 1 .1 6 KUH AP

2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 3 8 KUH AP

3 . Ta t a ca r a – 3 8 , 3 9 ,4 0 ,4 1 KUH AP

4 . Pe n yim pa n a n – 4 4 KUH AP

(33)
(34)

Pembelaan di Tingkat Penyelidikan

dan Penyidikan

“Pasal 69 dan 70 KUHAP”

Penasehat Hukum berhak menghubungi dan

berbicara dengan tersangka pada setiap tingkat

pemeriksaan dan

setiap waktu .

Juklak angka 1 Lamp.Kep.Menkeh

No.M.14-PW.07.03/1983, yang dimaksud

setiap waktu

(35)

SURAT PANGGILAN

( Pasal 112 s/d 113 )

Penyidik

melakukan

panggilan

guna

pemeriksaan harus secara jelas.

Yang dipanggil harus datang.

(36)

SURAT KUASA

PADA DASARNYA ACUAN DALAM PEMBUATAN SURAT

KUASA MERUJUK PADA PASAL 1792 S/D 1797 KUH

PERDATA

KUASA DAPAT DIBERIKAN DAN DITERIMA DALAM ;

AKTA UMUM, TULISAN DIBAWAH TANGAN, SURAT

ATAU BAHKAN SECARA LISAN.

DALAM SURAT KUASA MEMUAT:

IDETITAS PEMBERI KUASA;

IDENTITAS PENERIMA KUASA DAN DOMISILINYA;

(37)

Berita Acara bukan pro yustisia;

Keterangan yang diberikan dapat dijadikan alat bukti

di pengadilan;

Tolak pemintaan dokumen oleh penyelidik (dapat

terjadi

self increminating

). Penyerahan dokumen

selaku barang bukti haruslah dibuatkan BAPenyitaan;

(38)

Penyidikan—Pemeriksaan Saksi

(Pasal 6 s/d 9 KUHAP)

Penyidik

adalah Pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu

yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk

melakukan penyidik.

Tidak diatur kedudukan Penasihat Hukum (PH) dalam

hal pemeriksaan saksi;

Dalam praktek, penyidik menanyakan kepada saksi

apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum dan

dicatat dalam BAP nama Penasihat Hukumnya;

(39)

Penyidikan—Pemeriksaan Tersangka

• Kedudukan PH diatur secara sederhana dalam pasal 115 KUHAP;

• Prinsip umum: melihat dan mendengar saja (within sight and within hearing);

• Pengecualian: Perkara “keamanan negara” hanya dapat melihat, tidak dapat mendengar (within sight without hearing);

• Dalam praktek untuk perkara selain “kamneg” PH dapat membantu merumuskan jawaban, bahkan terkadang membantu merumuskan pertanyaan. Hal ini sangat

bergantung pada keluwesan dan etiket PH serta pribadi penyidik;

(40)

PRAPERADILAN

(Pasal 77 s/d Pasal 83 KUHAP)

Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri

untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang

diatur dalam undang-undang ini.

Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,

penghentian penyidikan, atau penghentian penuntutan;

Ganti Kerugian dan atau Rehebilitasi bagi orang yang

(41)

Praperadilan dipimpin oleh Hakim Tunggal.

Praperadilan diajukan oleh tersangka, keluarga atau

kuasanya Kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk

memeriksa sah atau tidaknya suatu Penangkapan

atau Penahanan dengan menyebutkan alasannya.

Praperadilan diajukan oleh Penyidik, Penuntut

Umum atau Pihak Ketiga Kepada Ketua Pengadilan

Negeri.

(42)

Acara Pemeriksaan Praperadilan :

Dalam waktu 3 hari diterimanya permintaan,

hakim yang ditunjuk menetapkan sidang.

Pemeriksaan dilakukan secara cepat yaitu 7

(tujuh) hari.

Dalam hal perkara sudah di periksa PN

pemeriksaan permintaan praperadilan belum

selesai, maka permintaan tersebut gugur.

(43)

Tersangka, Terdakwa atau Terpidana atau ahli

warisnya berhak menuntut Ganti Kerugian

karena ditangkap,ditahan, dituntut dan

diadili atau dikenakan

tindakan lain

, tanpa

alasan yang berdasarkan undang-undang

atau karena kekeliruan mengenai orangnya

atau hukum yang diterapkan yang perkaranya

tidak diajukan ke Pengadilan Negeri, diputus

di sidang Praperadilan dan mengikuti acara

(44)

Penandatanganan BAP

(Pasal 118 KUHAP)

Saksi maupun Tersangka harus bebas dalam

memberikan keterangan dan dicatat seteliti-telitinya

sesuai dengan kata yang dipergunakannya (pasal

117);

Setelah memberikan keterangan, saksi dan tersangka

menandatangani BAP;

Apabila keterangan yang diberikan tidak sama

dengan yang tertulis dalam BAP maka saksi dan

tersangka dapat menolak menandatangani BAP;

(45)

TURUNAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN

PADA TINGKAT PENYIDIKAN ; HANYA BAP

TERSANGKA.

PADA TINGKAT PENUNTUTAN ; SEMUA

BERKAS PERKARA TERMASUK SURAT

DAKWAAN

PADA TINGKAT PEMERIKSAAN PENGADILAN ;

SELURUH BERKAS PERKARA TERMASUK

(46)

Tim Pencari Fakta

BAP Pr o Ju st it ia

D ilim pa h k a n

(47)

Penyidikan dan Penuntutan (Bag. 1)

Penyidik melimpahkan Berkas Perkara hasil pemeriksaan Penyidik ke JPU Lengkap Tidak Lengkap P-21 (Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan sudah

lengkap)

JPU mengembalikan

Berkas Perkara ke Polisi dengan

petunjuk untuk dilengkapi Polisi melakukan Penyidikan Tambahan Polisi melimpahkan kembali Berkas Perkara ke JPU JPU melakukan penelitian ulang atas hasil penyidikan tambahan P-18 (Pemberitahuan Hasil Penyidikan belum lengkap) P-19 (Pengembalian Berkas Perkara untuk

dilengkapi) Polisi belum melimpahkan kembali Berkas Perkara ke JPU JPU meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka, dan barang bukti untuk

Pemeriksaan Tambahan P-20 (JPU mengingatkan Penyidik bahwa batas waktu penyidikan tambahan hampir berakhir) P-24 (Berita Acara Pendapat Hasil Penelitian Berkas Perkara) P-22 (Meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka,

(48)

Penyidikan dan Penuntutan (Bag. 2)

P-21 (Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan sudah lengkap) JPU melakukan penelitian ulang atas hasil penyidikan tambahan JPU meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka,

dan barang bukti untuk Pemeriksaan Tambahan P-24 (Berita Acara Pendapat Hasil Penelitian Berkas Perkara) P-22 (Meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka, dan barang bukti untuk pelaksanaan Pemeriksaan Tambahan)

Berkas Perkara

Tidak Lengkap Berkas Perkara

Lengkap

JPU melaporkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri disertai usul

(49)

Surat Pemberitahuan Sidang

Pasal 145 KUHAP

Pemangilan Sidang Terdakwa/saksi

•Tempat Tinggal Terdakwa/Saksi

•Kediaman Terakhir

Ada Tidak Ada

Kelurahan/ Kepala Desa Ditahan Disampaikan Kpdnya Melalui pejabat rutan Tidak Dikenal Di umumkan pada tempat pengumuman Pengadilan

(50)

Penuntutan Melalui Pengadilan

Penuntutan melalui Pengadilan

Urutan Agenda Persidangan

1. Dakwaan

2. Eksepsi Terdakwa 3. Tanggapan JPU

4. Tanggapan Terdakwa (optional)

5. Putusan Sela (hanya terhadap Eksepsi Terdakwa mengenai Kompetensi Absolut)

6. Saksi JPU (Fakta dan Ahli) setelah keterangan saksi, Hakim wajib menanyakan Tanggapan Terdakwa atas Keterangan Saksi JPU 7. Saksi Terdakwa (Fakta dan Ahli)

8. Bukti Surat JPU

9. Bukti Surat Terdakwa 10. Keterangan Terdakwa

11. Requisitor JPU (Tuntutan Hukum) 12. Pledooi Terdakwa

13. Replik JPU (Tanggapan terhadap Pledooi)

(51)

REKONSTRUKSI PERKARA

– Apa itu?

Dapat bertentangan

dengan HAM krn:

1. Tersangka “disuruh”

mengaku;

2. Dapat bertentangan dg

prinsip Praduga tak

bersalah;

3. Tidak diatur dalam

KUHAP;

Re bu ilt a fa ct or ide a

M e m ba n gu n

(52)

Pertanyaan yg menjerat?

Pasal 166 KUHAP – Pertanyaan yg menjerat

tidak boleh diajukan pd terdakwa

maupun

kepada saksi

(53)

Proses Penuntutan- Acara Biasa

Ka su s H u k u m

Pe n ye lidik a n

Pe n yidik a n

PEN UN TUTAN

* La por a n * Te r t a n gk a p

(54)

PENUNTUTAN

1 . Pe n ge r t ia n – 1 .7 KUH AP

PEN UN TUT UM UM

PEN GAD I LAN

Be r k a s Pe r k a r a & Su r a t D a k w a a n

Te r sa n gk a /

(55)

Tentang Surat Dakwaan

FORMAL MATERI I L

Ta n gga l da n t a n da t a n ga n JPU

I de n t it a s Le n gk a p

U r a ia n ce r m a t ,j e la s, le n gk a p = TP

Te m pu s da n Locu s de lict i

Gabung ( voeging)

Pisah ( split sing)

Or g sa m a -be -be r a pa t in da k Pida n a

Be be r a pa T.P Be r sa n gk u t pa u t

Be be r a pa TP ole h be be r a pa Te r sa n gk a

Be be r a pa TP t ida k be r sa n gk u t pa u t t t p a da h u bu n ga n n ya

Tunggal

Kum ulat if

Alt ernat if

Subsider

(56)

Surat dakwaan tunggal/biasa

Hanya berisi satu saja dakwaan;

Tidak mengandung faktor “penyertaan”

(mededaderschap)

, atau “perbarengan”

(57)

Surat dakwaan kumulasi

(Pasal 141 KUHAP)

Surat dakwaan dengan menggabungkan

beberapa dakwaan sekaligus:

Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh

seorang yang sama dan kepentingan pemeriksaan

tidak menjadikan halangan terhadap

penggabungannya;

Beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut

satu dengan yang lain;

(58)

Pemahaman dakwaan kumulatif akan lebih

jelas bila dikaji ketentuan KUHP pasal 55

berkenaan dengan “penyertaan” atau “ambil

bagian”

(deelneming, take part in crime)

dan

ketentuan “perbarengan”

(concursus,

samenloop)

yang diatur dalam pasal-pasal 63,

(59)

Surat Dakwaan Alternatif

Dakwaan yang satu dengan yang lain saling

“mengesampingkan/menggantikan”

(one that

substitutes for another);

Hakim bebas memilih mana yang lebih pantas

dikenakan pidana berdasarkan pembuktian di

sidang pengadilan;

(60)

Surat Dakwaan Subsideritas

Terdiri dari dua atau lebih dakwaan;

Disusun secara berurutan (berturut-turut): Primair,

Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair,

Lebih-lebih Subsidair Lagi, dst;

Urutan mulai dari dakwaan pidana “terberat” dan

berakhir pada dakwaan “teringan”;

(61)

Perbuatan Yang Berbarengan

NCORSUS

DEALIS

tu Perbuatan

Satu Orang

Se su a t u Pe r bu a t a n

Te m a su k dlm be be r a pa Ke t e n t u a n Pida n a

Or a n g m e m bu n u h de n ga n t e m ba k a n pd or g La in yg be r a da diba lik k a ca m obil.Ka ca m obil Pe ca h - m obil Ru sa k

( m e m bu n u h = 3 3 8 ) + ( m e r u sa k : 4 0 6 )

Pa sa l- 2 ( 4 0 6 KUH P)

Sa t u Pe r bu a t a n Sa t u Or a n g

CON CORSUS REALI S

Be be r a pa Pe r bu a t a n Sa t u Or a n g

Pa sa l- 1 3 5 1 KUH P

Pa sa l- 2 4 0 6 KUH P

Se se or a n g m e n da t a n gi r u m a h or a n g la in ; - M e la k u k a n Pe n ga n ia ya n t h dp pe m ilik Ru m a h - Ke m u dia n m e r u sa k ba r a n g- ba r a n g yg dir u m a h ( M e n ga n ia ya = 3 5 1 ) + ( m e r u sa k : 4 0 6 )

(62)

Contoh Dakwaan Alternatif dan

Subsideritas

H a sil Pe n yidik a n FAKTA:

Te r da k w a M e n e r im a H a sil Cu r ia n

PASAL Ya n g se su a i

1 . Pe n a da h a n – 4 8 0 KUH P

2 . Tu r u t Se r t a - 5 5 j o 3 6 2 KUH P

Penuntut Umum

Su r a t D a k w a a n

Alt e r n a t if

(63)

Contoh Dakwaan Alternatif dan

Subsideritas

H a sil Pe n y idik a n FAKTA:

Te r da k w a M e n gh ila n gk a n N ya w a Or a n g La in

PASAL Ya n g se su a i

1 . Pe m bu n u h a n – 3 3 8 KUH P 2 . Pe n ga n ia ya a n be r a t - m a t i

- 3 5 5 KUH P

Penuntut Umum

Su r a t D a k w a a n

Alt e r n a t if

(64)

Contoh Dakwaan Subsideritas

I . Pr im e r :

Pa sa l 3 4 0 KUH P

I I . Su bside r :

Pa sa l 3 3 8 KUH P

I I I Le bih su bside r :

Pa sa l 3 5 5 a y a t 2 KUH P

I V Le bih su bside r la gi Pa sa l 3 5 3 KUH P

Fa k t a :

M e n gh ila n gk a n N y a w a or a n g

(65)

Contoh Dakwaan Alternatif

(kasus: Pencurian)

PASAL Ya n g se su a i

1 . Pe n a da h a n – 4 8 0 KUH P

2 . Tu r u t Se r t a - 5 5 j o 3 6 2 KUH P

Su r a t D a k w a a n

D a k w a a n - 1

Penadahan

D a k w a a n - 2

(66)

Dakwaan Kumulatif

(kasus: Bersama-sama mencuri-

mededaderscap

)

D a k w a a n Ku m u la t if

u n t u k

3 Te r da k w a

Se m u a n y a Pe se r t a Pe n cu r ia n

- Dakwaan dij adikan Sat u. Sat u put usan unt uk ket iga t erdakwa

(67)

Contoh Dakwaan Kumulatif

(

kasus

:

Concursus Realis)

Be r ba r e n ga n

( Concur sus Realis= m eer daadsche Sam enloop)

Pe n cu r ia n - Pe n ga n ia ya a n - Pe n ipu a n

D a k w a a n KUM ULATI F

D a k w a a n 1 – 3 6 2 KUH P

D a k w a a n I I – 3 7 8 KUH P

D a k w a a n I I I – 3 5 1 KUH P

Sa t u H u k u m a n

Maksim um Hukm an Terberat

(68)

Contoh Beberapa Kemungkinan Dakwaan (kasus:

Penggelapan-Concursus Idealis)

Pa sa l 6 3 - 2 KUH P Pid Um u m - Kh u su s Pe ga w a i N e ge r i

M e n gge la pk a n Ua n g N e ga r a

Psl 3 7 2 KUH P ( Le x Ge n e r a lis)

M a x 4 t h

Psl 4 1 7 KUH P ( Le x Spe sia lis)

M a x 5 ½ Th

Penuntut Umum

(69)

Proses Persidangan –Acara Biasa

Pu t u sa n

SELA

Ek se psi D it e r im a

Ek se psi D it ola k

Pe m ba ca a n S.D a k w a a n

Ek se psi:PH

Ta n gga pa n :JPU

PEM BU KTI AN

TU N TU TAN PI D AN A

PEM BELAAN

REPLI K D U PLI K

PUTUSAN

Pe m bu k a a n - Sida n g

Pe m a n ggila n Te r da k w a Pe m e r ik sa a n

SAKSI , Ah li Su r a t , Te r da k w a ,

(70)

PENGERTIAN

PEMBUKTIAN

Ka m u s Um u m: M e m be r i a t a u m e m pe r lih a t k a n se su a t u h a l a t a u pe r ist iw a y a n g cu k u p u n t u k da pa t din y a t a k a n a t a u dim e n ge r t i se ba ga i su a t u h a l y a n g be n a r (W .J.S.

Poe r w a da r m in t a)

H UKUM ACARA PI D AN A : M e n ca r i, m e m pe r t a h a n k a n , da n

m e le t a k k a n su a t u k e be n a r a n be r da sa r k a n k e t e n t u a n da n pe dom a n y a n g dibe n a r k a n ole h u n da n g- u n da n g gu n a u n t u k m e n e n t u k a n k e sa la h a n t e r da k w a .

Ka m u s H u k u m Um u m: u sa h a m e n e t a pk a n a pa y a n g t e la h t e r j a di se ca r a k on k r e t o. M e m bu k t ik a n da la m a r t i y u r idis be r a r t i m e m be r ik a n da sa r y a n g cu k u p k e pa da h a k im y g m e m e r ik sa pe r k a r a gu n a

m e m be r i k e pa st ia n t t g k e be n a r a n pe r ist iw a y g dik e m u k a k a n k e da la m sida n g

(71)

Pasal 183 + 184-1 KUHAP

Pasal 183: Hakim tidak boleh

menjatuhkan pidana kepada seorang

kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua a la t bukti yang sah ia memperoleh key a kina n bahwa suatu tindak pidana

benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya

Ala t Bu k t i Ya n g Sa h 1 . Ke t e r a n a ga n Sa k si

2 . Ke t e r a n a ga n a h li 3 . Su r a t

4 . Pe t u n j u k

5 . Ke t e r a n ga n t e r da k w a Ps 1 8 4 - 1

(72)

Jadi Yang Dimaksud

TERBUKTI (

Beyond a reasonable doubt

):

Ke sa la h a n Te r da k w a

2 a la t bu k t i Yg Sa h

Ke y a k in a n H AKI M

TERBUKTI

Se ca r a Sa h

D a n

M e ya k in k a n

(73)

Dua Alat Bukti Yang Sah ?

1 . Ke t e r a n ga n Sa k si

2 . Ke t e r a n ga n Ah li

3 . Su r a t

4 . Pe t u n j u k

5 . Ke t e r a n ga n Te r da k w a

Ala t Bu k t i Ya n g Te r se dia

Se t ia p bu t ir “a la t bu k t i ya n g t e r se dia ” h a r u s t e r pe n u h i se ca r a pe n u h u n t u k da pa t m e m e n u h i sya r a t se ba ga i 1 a la t bu k t i. D u a sa k si yg sa h be r a r t i m e m pe r ole h sa t u a la t bu k t i.

D e n ga n de m ik ia n 2 a la t bu k t i yg sa h a da la h k om bin a si a n t a r a N o 1 - 5 se ca r a pe n u h .

Pe r m a sa la h a n

(74)

Keterangan Saksi

Melalui Teleconference

Lih a t ,de n ga r , a la m i se n dir i, m e n ye bu t a la sa n . ( 1 .2 7 )

Bu k a n pe n da pa t a t a u r e k a a n . ( 1 8 5 .5 )

H a r u s dibe r ik a n di da la m sida n g Pe n ga dila n ( 1 8 5 .1 )

H a r u s le bih da r i du a sa k si ( 1 8 5 .2 )

Sy a r a t Sa h n y a KESAKSI AN

M e n ga pa Te le con fe r e n ce be r m a sa la h ?

1 . Ka r e n a k e sa k sia n n ya dibe r ik a n dilu a r pe n ga dila n ( be r t e n t a n ga n dg Ps 1 8 5 / 1 )

2 . Ka la u sa k si ( di lu a r n e ge r i) h r s dit a h a n k a r e n a k e t e r a n ga n n ya di pe r sida n ga n j a r a k j a u h didu ga pa lsu ( 1 7 4 .2 ) , ba ga im a n a m e la k sa n a k a n pr ose s h u k u m n ya ? H u k u m a pa ya n g be r la k u ?

3 . Ba ga im a n a pe r sida n ga n dpt

m e m a st ik a n sa k si m e m be r i k e t e r a n ga n da la m k e a da a n be ba s?

(75)

PEMBELAAN

Pengertian

Membela kepentingan hukum klien, menangkis, menyanggah, mengajukan bukti yang sebaliknya, menempatkan masalah-kesalahan pada tempatnya, membela agar memperoleh “fair trial”.

Kekeliruan pengertian

(76)

Nota Keberatan/Eksepsi

Tangkisan (

plead

) yg tidak mengenai

‘materi pokok’ surat dakwaan

melainkan pada cacat ‘formal’nya,

yaitu adanya tertib acara yang

in

(77)

Pokok-Pokok Materi Eksepsi

• Pendahuluan

• Eksepsi Gugurnya Kewenangan Menuntut

Exceptio judicate (ne bis in idem) --76 KUHP

 Terdakwa meninggal dunia –77 KUHP

Exceptio in tempores (dakwaan telah daluwarsa) – 78 KUHP

• Eksepsi Tuntutan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima

 Pelanggaran pasal 56 ayat 1 KUHAP (apabila pasal 56 ayat 1 tidak

dipenuhi, dianggap pemeriksaan tidak memenuhi syarat yang diminta UU, berakibat “tuntutan PU tidak dapat diterima  MA No.1565

K/Pid/1991, 16 Sept. 1993)

 Tidak memenuhi syarat klacht delict (apabila tindak pidana berupa delik aduan, tapi ternyata tidak ada pengaduan dari korban)

• Eksepsi Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum – 67 jo 191 ay 2 KUHAP

 Jika perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti (diakui), tetapi perbuatan itu tidak merupakan sesuatu tindak pidana

(78)

Eksepsi Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima

Exceptio subjudice (tindak pidana yang didakwakan sedang tergantung pemeriksaan perkara pidana lainnya karena

kesamaan tindak pidana yang didakwakan);

Exceptio in personan (keliru mendakwa orang)

Eksepsi keliru sistimatika dakwaan subsidiaritas (dakwaan Subsider lebih berat drpd dakwaan Primer)

Eksepsi keliru bentuk dakwaan (misal: Seharusnya

(79)

Eksepsi Dakwaan Batal Demi Hukum (143 ay 2

KUHAP)

obscuur libel, misleading

Dakwaan tidak memuat “tanggal dan tanda tangan PU”

Dakwaan tidak memuat identitas Terdakwa secara lengkap

Dakwaan tidak menyebut locus delicti dan tempus delicti

Dakwaan tidak cermat, jelas, dan lengkap dalam menguraikan tindak pidana yang didakwakan

(80)

Tentang Surat Tuntutan

• Tentang Surat Dakwaan

• Tentang Pemeriksaan Saksi-saksi/Tentang Fakta Di Persidangan

– Saksi Aldo

• Saksi mengatakan melihat terdakwa ada di lokasi TKP

• Benar terdakwa menurut saksi telah menusukkan pisau ke dalam perut korban

• Benar pisau yang ditunjukkan saksi adalah alat bukti yang dipakai terdakwa

• Benar Terdakwa menusuk perut korban dikarenakan terdakwa akan dipukul dengan pedang oleh korban

– Saksi Rani

• Benar saksi kenal dengan terdakwa

– Ahli Dr. Mun’im

(81)

Tentang Pasal Yang Didakwakan

Tentang Analisis Yuridis

– (membahas dan menguraikan unsur-unsur pasal yang didakwakan)

Tentang Tuntutan Hukum

– Hal-hal yang meringankan

– Hal-hal yang memberatkan

(82)

• Barang siapa mengambil barang milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan tanpa ijin pemilik barang tersebut diancam dengan hukum pidana selama-lamanya 6 tahun.

– Unsur Barang Siapa

Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa disini adalah orang. Dalam hal ini tidak ada orang lain yang dimaksud melainkan adalah terdakwa, karena terdakwalah diajukan dan diperiksa di muka

sidang.

– Unsur Mengambil barang milik orang lain sebagian maupun keseluruhan

(83)

Nota Pembelaan/Pleidooi

Pendahuluan

Tentang pokok-pokok perbuatan/peristiwa yang

didakwakan

Tentang fakta-fakta di persidangan

(uraian

keterangan saksi-saksi dapat dikelompokkan dengan

mengacu pada pokok-pokok perbuatan/peristiwa

yang didakwakan, atau berupa uraian keterangan

saksi-saksi secara berurutan)

Analisis Yuridis Terhadap Tuntutan

(uraian

unsur-unsur pasal yang didakwakan, dikaitkan dengan fakta

di persidangan)

(84)

Kesimpulan/Penutup

Memutuskan terdakwa tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan telah melakukan

(85)

Tentang Fakta-fakta di Persidangan

Dakwaan kesatu

Tentang Keberadaan Perusahaan Goro di Bekas

Gudang DOLOG DKI

• Saksi A mengatakan ……, saksi B mengatakan …, saksi C mengatakan … dst.

Tentang Proses Tukar Guling

(86)

PROSES PEMBELAAN

(FAIR TRIAL)

Menerima Bantuan Hukum sejak ditangkap dan ditahan (Pasal 69 KUHAP)

Mengajukan Praperadilan (Ps 77 KUHAP)

Meminta turunan BAP (Ps 72 KUHAP)

Memperoleh berkas perkara ketika dilimpahkan ke PN (Pasal 143-4 KUHAP)

Mengajukan EKSEPSI

Melakukan pemeriksaan Saksi

Mengajukan Saksi A de Charge (160-1-c KUHAP) – Penasehat Hukum minta saksi dihadirkan wajib dipenuhi oleh Hakim

Menolak pembacaan BAP (Pasal 162 KUHAP)

Mengkonfrontasikan antara saksi yg satu dengan saksi yg lain (– Psl 165 -4 KUHAP)

(87)

Kewenangan Hakim Ketua Majelis

Hakim Ketua Sidang memimpin

pemeriksaan dan memelihara

tata tertib di persidangan

(88)

Pasal 219 KUHAP

(1)

Siapapun dilarang membawa sejata

(89)

TIADA KEPENTINGAN HAKIM & JPU DALAM

PERKARA PIDANA

(1) Tiada

seorang

Hakim

pun

diperkenankan

mengadili

suatu

perkara yang

ia sendiri

berkepentingan, baik langsung maupun tidak

langsung

(4)

Ketentuan

sebagaimana

dimaksud

dalam

makna ayat tersebut di atas berlaku juga

bagi Penuntut Umum

(90)

SIKAP HAKIM

Hakim dilarang menunjukkan sikap

atau mengeluarkan pernyataan di

sidang

tentang

keyakinan

mengenai

salah

atau

tidaknya

terdakwa

(91)

SIKAP HAKIM

Pertanyaan

yang

bersifat

menjerat tidak boleh diajukan

baik kepada terdakwa maupun

kepada saksi

(92)

– Menolak pertanyaan yang jawabannya berupa pendapat pada saksi fakta, atau jawaban berupa fakta pada (saksi) ahli;

– Menolak pertanyaan yang bersifat menjerat;

– Menolak pertanyaan yang berulang-ulang;

– Menolak kesimpulan yang diucapkan di persidangan;

– Menolak sikap hakim yang menyatakan bersalahnya terdakwa di luar pembacaan putusan;

– Menolak sikap yang menyerang/mendebat saksi/terdakwa;

– Menolak aparat yang membawa senjata api ke dalam ruang sidang;

– Meminta agar saksi yang memberikan keterangan

(93)
(94)

BANDING DAN MEMORI BANDING

 Banding adalah suatu upaya yang dilakukan oleh terdakwa atau penuntut umum terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat (Pasal 67 KUHAP).

 Tujuan dari hak ini adalah untuk memperbaiki kemungkinan adanya kekhilafan pada putusan pada tingkat pertama.

(95)

 Memori banding dapat berisi uraian tentang alasan-alasan yang dijadikan dasar pengajuan permohonan pemeriksaan banding.

 Dalam Pasal 237 KUHAP ditentukan baik terdakwa maupun

(96)

KASASI DAN MEMORI KASASI

Upaya hukum terhadap putusan-putusan

yang

diberikan

tingkat

tinggi

oleh

pengadilan-pengadilan lain agar dicapai

kesatuan dalam menjalankan peraturan

dan perundangan.

(97)

Landasan yang menjadi tempat kasasi

berpihak adalah.

Untuk

menjamin

adanya

kesatuan

dan

kepastian

hukum

untuk

kepentingan

masyarakat.

(98)

Supaya hukum itu sesuai dengan pandangan dan

perkembangan masyarakat, untuk itu lembaga kasasi

bertujuan :

1.

Kesatuan Hukum (univikasi);

2.

Kepastian Hukum (asas legalitas);

3.

Living law (hukum yang berkembang di masyarakat);

4.

Pembinaan Hukum Nasional, yang mencakup:

a) Penerapan hukum secara tepat dan benar;

b) Pembaharuan hukum

c) Pembentukan hukum.

(99)

(Lanjutan)

Pasal 244 KUHAP

(100)

Syarat-syarat Permohonan Kasasi

Syarat Formil

:

Tenggang waktu mengajukan permohonan

kasasi kepada panitera Pengadilan Negeri

adalah

14

hari

sesudah

putusan

diberitahukan kepada terdakwa (Pasal 245

(1) KUHAP).

Pemohon harus mengajukan memori kasasi

(101)

Syarat Materiil (Pasal 253 (1) KUHAP):

Apakah benar suatu peraturan hukum tidak

diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana

mestinya.

Apakah

benar

cara

mengadili

tidak

dilaksanakan

menurut

ketentuan

undang-undang.

(102)

(Lanjutan)

Makamah Agung dalam tingkat Kasasi

membatalkan

putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari

semua lingkungan peradilan”

sejalan dengan Pasal

253 (1) KUHAP, Pasal 30 (1) UU No. 5/ 2004 tentang

perubahan atas UU No. 14/1985 tentang Makamah

Agung disebutkan bahwa:

a) Tidak berwenang atau melampaui batas

wewenang;

b) Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

c) Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan

oleh peraturan perundang-undangan yang

mengancam kelalaian itu dengan batalnya

(103)

(Lanjutan)

Kasasi dapat diajukan lagi demi kepentingan

hukum secara formal didasarkan pada Pasal 259

KUHAP yang menentukan sebagai berikut:

1) Demi kepentingan hukum terhadap semua

putusan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap dari pengadilan lain selain

daripada Makamah Agung, dapat diajukan

satu kali permohonan kasasi oleh Jaksa Agung.

2) Putusan Kasasi demi kepentingan hukum tidak

(104)

Peninjauan Kembali

(Pasal 263 s/d 269 KUHAP)

• Terhadap Putusan Pengadilan yang telah mempunyai

Kekuatan Hukum tetap, Kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali.

• Peninjauan Kembali dilakukan atas dasar :

Keadaan Baru yang menimbulkan dugaan kuat.

Dalam Pelbagai putusan terdapat pertentangan satu

dengan yang lain.

(105)

Peninjauan Kembali

(lanjutan)

• Permintaan Peninjauan Kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu.

• Pidana yang dijatuhkan dalam Peninjauan Kembali tidak boleh melebihi tindak pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula.

• Peninjauan Kembali tidak menangguhkan maupun

menghentikan pelaksanaan dari putusan.

• Dalam hal Pemohon Peninjauan Kembali meninggal

diserahkan kepada ahli warisnya untuk diteruskan atau tidak.

(106)

Contoh Soal

1. Apa syarat yang diperlukan untuk menangkap seseorang ? a. Ada laporan atau pengaduan.

b. Ada bukti permulaan yang cukup.

c. Ada dugaan yang kuat melakukan tindak pidana. d. Ada saksi korban.

2. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum disampaikan oleh ? a. Majelis Hakim.

b. Jaksa Penuntut Umum. c. Jaksa Agung.

d. Terdakwa.

3. Penyidik adalah ?

a. Aparatur Pemerintah. b. Petugas Imigrasi.

c. Kejaksaan.

(107)

4. Peninjauan Kembali diajukan atas dasar hal-hal dibawah ini,

kecuali ? a. Novum.

b. Kekhilafan hakim.

c. Suatu kekeliruan yang nyata. d. Tidak mengajukan eksepsi.

5. Apa istilah lepas dari segala tuntutan hukum dalam bahasa belanda ?

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai untuk menilai kesesuaian kualitas materi yakni dari modul fisika dengan huruf Braille materi Vektor untuk siswa Tunanetra

Sistem pendidikan Islam sebagai sebuah system yang memiliki tujuan-tujuan untuk membentuk generasi masa depan yang berkualitas dapat dijadikan acuan untuk membentuk

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayah hingga penulis dapat merampungkan penyusunan Usulan Penelitian dengan judul

Gambar 4.21 Tegangan Hasil Keluaran Transformator Keluaran transformator selanjutnya akan disearahkan dengan menggunakan rectifier high voltage untuk benar-benar mendapatkan

Hasil penelitian disebabkan karena pada kelompok perlakuan dilakukan tehnik penguatan otot tranversus abdominis sehingga dapat meningkatkan tekanan intra abdominal

Apakah motivasi kerja, kemampuan guru, sikap supervisor berpengaruh langsung dan tidak langsungterhadap keberhasilan pembinaan guru SD pascasertifikasi di Kabupaten

Penyediaan informasi tentang penyakit kedelai masih bersifat manual sehingga tidak berfungsi secara maksimal dalam penyebaran informasi baik ke petani, penyuluh, dan

Rendah Aksi dari sumber ancaman terhadap kerentanan sistem telah terjadi sehingga mengakibatkan sedikit kerugian pada organisasi berupa: kemungkinan dikeluarkan biaya