PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkara pidana yang diperiksa dan diadili serta diputus dengan acara pemeriksaan biasa adalah perkara pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih dan atau perkara pidana yang diancam pidana. Agar acara pemeriksaan biasa dapat digunakan dalam praktek pemeriksaan perkara pidana yang merupakan pemeriksaan tingkat pertama secara keseluruhan menurut yang diatur dalam hukum acara pidana mengenai urutan dan tahapan dalam praktek pemeriksaan pemeriksaan perkara pidana. perkara (misalnya perkara pidana tentang tindak pidana yang diatur dalam Buku Kedua KUHP) - Hukum Pidana Perkara praperadilan dan pemeriksaan perkara yang berkaitan tidak dapat dimasukkan dalam perkara pidana berdasarkan berat dan beratnya perkara yang penyidikan, karena merupakan perkara khusus dalam hukum acara pidana.
Berkas perkara pidana merupakan komponen yang harus disiapkan dan disusun dalam praktek hukum pidana, yang susunannya terdiri dari berkas perkara, berkas perkara dan berkas pendukung.
Pengertian Yuridis
Penyidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang berdasarkan undang-undang ini untuk melakukan penyidikan. Praperadilan adalah kewenangan pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini Perampasan kemerdekaan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
Keterangan anak adalah keterangan yang diberikan oleh anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk memperjelas suatu perkara pidana guna kepentingan pengujian menurut syarat-syarat dan menurut cara yang ditentukan undang-undang ini.
Sejarah Hukum Acara Pidana
Menurut undang-undang no. 1 (Drt) Tahun 1951, dapat dikatakan bahwa sebelum dibuat penyatuan hukum acara pidana dan berbagai perjanjian peradilan, kemudian dihapus masing-masing sebagai berikut. Dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor: 1 (drt) Tahun 1951 diatur bahwa hukum acara pidana perdata bagi semua pengadilan negeri dan aparat Kejaksaan, semua Pengadilan Tinggi, sedapat mungkin diambil sebagai perintah HIR. Hukum acara pidana nasional yang modern sangat didambakan oleh semua pihak, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hukum masyarakat saat ini yang sesuai dan selaras dengan Pancasila dan UUD 1945.
Karena HIR dianggap tidak memberikan jaminan hukum bagi bangsa Indonesia, maka lahirlah Undang-Undang Nomor: 8 Tahun 1981 tentang KUHAP untuk menggantikan HIR (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 76 TLN No. 3209).
Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip Hukum Acara Pidana
Hal ini sesuai dengan rumusan penjelasan undang-undang dalam Pasal: 8 Undang-Undang Nomor: 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Bahwa setiap orang yang terlibat dalam perkara pidana secara hukum wajib mendapat kesempatan memperoleh bantuan hukum (prodeo) cuma-cuma untuk kepentingan pembelaannya sendiri. Untuk kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang ini.
Negara bertanggung jawab untuk memberikan bantuan hukum kepada masyarakat miskin sebagai tanda akses terhadap keadilan. Bantuan hukum adalah pelayanan hukum yang diberikan secara cuma-cuma oleh pemberi bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum. Pemberi bantuan hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi sosial yang memberikan bantuan hukum berdasarkan Undang-Undang ini;
Menjamin penyelenggaraan Bantuan Hukum dilakukan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Dan. menerima bantuan hukum sampai dengan selesainya masalah hukum dan/atau perkaranya mempunyai kekuatan hukum tetap, selama Penerima Bantuan Hukum yang bersangkutan tidak mencabut kuasanya; Mendapatkan informasi dan dokumen terkait pelaksanaan pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menyediakan dan mengemukakan laporan penyelenggaraan bantuan guaman kepada Dewan Rakyat pada setiap akhir tahun belanjawan. menyelia dan memastikan bahawa pentadbiran bantuan guaman dan pemberian bantuan guaman dilaksanakan mengikut prinsip dan tujuan Akta ini; dan - Melantik jawatankuasa pengesahan dan menjalankan pengesahan dan.
PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA
Berdasarkan berat dan ringannya perkara yang diperiksa
Berdasarkan jenjang pemeriksaan perkara
Berdasarkan bentuk pemeriksaan perkara
Pasal 205 ayat 2 KUHAP menyatakan bahwa petugas penyidik atas perintah penuntut umum membawa tersangka ke pengadilan dengan disertai barang bukti dan saksi. Dalam pasal 207 ayat 1 huruf b KUHAP, bahwa semua perkara tindak pidana ringan yang sampai ke pengadilan akan diadili pada hari yang sama oleh hakim tunggal dan berdasarkan register perkara panitera pengganti. untuk biaya; Pasal 213 KUHAP menyatakan bahwa tersangka dapat dengan surat menunjuk seseorang untuk mewakilinya di sidang, yang tidak berwenang sebagai penasihat hukum.
Dalam Pasal 214 ayat (4) KUHAP, bahwa putusan perkara pelanggaran lalu lintas bersifat final, sepanjang bukan merupakan putusan perampasan kemerdekaan; Pasal 203 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa: “Perkara yang diperiksa menurut acara penyidikan singkat adalah perkara kejahatan atau pelanggaran yang tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 205 dan yang menurut Penuntut Umum mudah dan hanya bersifat membuktikan dan menerapkan hukum.” Putusan pengadilan tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 KUHAP tidak dapat dimintakan banding, yaitu.
Dasar dan alasan putusan hakim harus jelas, sesuai dengan Pasal 82 ayat (2) yang berbunyi: Putusan hakim dalam pemeriksaan pendahuluan berkaitan dengan masalah Pasal 79, Pasal 80, dan Pasal 81, harus dengan jelas menunjukkan dasar dan alasannya; Kompensasi, dalam Pasal: 82 ayat (4), kompensasi itu dapat dimintakan, yang meliputi hal-hal yang tersirat dalam Pasal: 77 dan Pasal: 95 KUHAP; Tidak ada banding yang dapat diajukan terhadap keputusan acara pendahuluan untuk kasus-kasus dari Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81.
Dalam KUHAP, hubungan diatur dalam Pasal 89 – Pasal 94 dan juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Jika diputuskan perkara akan diadili di pengadilan biasa, maka susunan majelis hakim adalah hakim utama sidang berasal dari pengadilan biasa, sedangkan salah seorang hakim anggota berasal dari hakim militer sebagaimana ditentukan. dalam paragraf Pasal: 94, ayat 2, dalam UU Acara Pidana.
SISTEM PERADILAN PIDANA
- Pengertian Sistem Peradilan Pidana
 - Pelaksanaan dan Kegiatan Sistem Peradilan Pidana
 - Badan-Badan yang Terkait dalam Sistem Peradilan Pidana
 - Sistem Peradilan Pidana Anak
 
Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan (Pasal: 14 ayat 1 huruf g). 3). Anak yang berhadapan dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun, yang diduga melakukan tindak pidana. UU SPPA memungkinkan anak yang terlibat tindak pidana untuk mendapatkan bantuan hukum tanpa mempersoalkan jenis tindak pidana yang dilakukan.
Mungkin juga skenario kasus diarahkan terhadap bukti yang tidak muncul dalam pemeriksaan silang pihak yang terlibat dalam kasus pidana. Sedangkan pada perkara pidana umum dibuat dengan gambaran umum tentang peristiwa yang diduga suatu tindak pidana. Skenario kasus pidana harus disiapkan dengan hati-hati dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Sedangkan untuk tahapan skenario perkara pidana perlu diarahkan menurut unsur pasalnya dan bukan menurut perkara pidana yang akan dicurigai atau didakwakan. Mengingat analisis perkara pidana berdasarkan fakta hukum terkait dengan penggunaan pasal-pasal terpilih, maka merupakan titik tolak penyusunan berkas perkara. Dalam perkara pidana penegakan hukum (khususnya) tindak pidana korupsi yang berhubungan dengan pihak lain di luar sistem peradilan pidana, dimana KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) memiliki yurisdiksi.
Dengan demikian, ketepatan dalam menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus korupsi harus sesuai dengan analisis yang tepat. Cocokkan deskripsi unsur-unsur kejahatan yang dikembangkan dalam skenario kasus dengan unsur-unsur kejahatan yang ditargetkan dalam hukum. Kesesuaian antara unsur delik yang didakwakan dalam perkara pidana dengan skenario perkara pidana sangat diperlukan untuk memudahkan penyusunan berkas perkara.
Dalam praktek peradilan pidana sebenarnya berkas pendukung tidak dikenal, tetapi dalam perjalanan kemampuan yudisial (hukum pidana) berkas pendukung adalah dokumen pendukung dalam penyelesaian berkas perkara pidana.
PRAKTEK PERADILAN PIDANA
Pengertian Praktek Peradilan Pidana
Mengingat bahwa penentuan waktu terjadinya suatu tindak pidana erat kaitannya dengan pasal-pasal yang akan diputuskan terhadap tersangka yang melakukan tindak pidana tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan suatu tempat atau tempat yang ada kaitannya dengan suatu tindak pidana akan dipilih berdasarkan hal lain, termasuk bergantung pada perkembangan catatan penyidikan para pihak dan/atau skenario perkara pidana pada suatu tanggal kemudian. pemandangan. Sedangkan untuk menetapkan tersangka, saksi-saksi yang menjadi alat bukti ditentukan setelah ada perkembangan tertentu, sebagaimana ditentukan dalam hal kedudukan skenario perkara pidana.
Alat bukti yang berkaitan dengan perkara pidana yang dijadikan sebagai fakta hukum adalah apabila jumlah alat bukti menurut undang-undang sedikit sehingga tidak mencukupi, dan untuk perkembangannya alat bukti dapat diberikan dalam tahap skenario suatu perkara pidana. Fakta-fakta hukum tersebut harus memuat syarat-syarat minimal, yaitu: tempus delict, locus delict, pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana dan alat bukti yang berkaitan dengan tindak pidana tersebut. Jika ditemukan barang bukti yang berkaitan dengan tindak pidana dan kemungkinan ada tersangka lain, sebaiknya penyidikan difokuskan pada calon tersangka lain sehingga perkara pidana dapat ditangani dengan baik.
Penambahan para pihak dapat memberatkan tersangka atau meringankan tersangka, selain fakta bahwa bukti yang mengkonfirmasi terjadinya kasus pidana harus diajukan sesegera mungkin. Penambahan para pihak dalam skenario suatu perkara pidana tidak hanya untuk memperkuat alat bukti, tetapi juga diperlukan untuk perkembangan kasus dan variasi serta improvisasi perkara pidana. Dalam kasus yang luas, perkiraan awal dapat ditemukan mengenai kualifikasi kejahatan untuk apa yang terjadi.
Misal: Tindak pidana pencurian dengan pemberatan, maka unsur-unsur pasal skenario mengarah pada tindak pidana pencurian dengan pemberatan 26. Sehingga harus dipahami unsur-unsur pasal yang akan dituntut, sehingga perkembangan skenario perkara pidana dapat disesuaikan dengan apa yang dikehendaki dalam unsur-unsur pasal pidana tersebut.
Berkas Perkara Tindak Pidana
Pembuatan berkas relatif sederhana karena setiap berkas yang akan dibuat sudah memiliki format buku sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri No.
Berkas Pendukung
Berkas Persidangan
14 Tahun 2012 tentang Manajemen Reserse, hanya karena banyak membutuhkan waktu dan ketelitian dalam penyusunannya. Dokumen-dokumen, dalam hal ini surat-surat atau berkas putusan yang digunakan dalam proses pengujian undang-undang, antara lain: Tolib Effendi, “Dasar-dasar Hukum Acara Pidana”: Perkembangan dan Pemutakhiran di Indonesia, Setara Press, Malang, 2014.
UU no. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman UU No. 16 tahun 2011 tentang bantuan hukum.