• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KELOMPOK ST 7 Anihilisasi.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKALAH KELOMPOK ST 7 Anihilisasi.docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KELOMPOK

SISTEMATIKA TEOLOGI 7

“PENGHUKUMAN KEKAL (ANIHILASI)”

Disusun oleh : Kelompok

1. Aprilia Loisita Kaensige (00000010550) 2. Debora Novyanthi Sianturi (00000010712) 3. Edsel Yubil Pomantow (00000010553) 4. Kurnia Handoko (00000010694) 5. Maria Apriani Dhae (00000010586)

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Pelita Harapan

(2)

PENDAHULUAN

Doktrin akhir zaman mengenai penghukuman kekal seringkali tidak mendapatkan perhatian secara khusus, bahkan orang percaya sekalipun seringkali menghindari doktrin ini. Ketakutan manusia akan kejadian yang mengerikan di masa depan menjadi alasan dasar mengapa doktrin ini dihindari bahkan khotbah-khotbah di gereja pun seringkali tidak membahasnya secara mendalam. Bahkan sebagian orang mempercayai bahwa Allah itu Maha Kasih sehingga tidak mungkin manusia mengalami suatu penghukuman kekal, kepercayaan seperti inilah yang kemudian membangun pendapat-pendapat baru mengenai penghukuman kekal padahal Alkitab yang adalah Firman Allah itu sendiri dan sebagai sumber kebenaran yang sejati justru menegaskan hal ini bahkan Yesus tampil sebagai tokoh Alkitab yang paling sering membicarakan mengenai penghukuman kekal. Penyangkalan terhadap doktrin penghukuman kekal ini terdiri atas dua bentuk utama yaitu : universalisme dan anihilasi (annihilationism).

Makalah kelompok ini lebih berfokus pada bagaimana teologi Reformed menanggapi bentuk

anihilasi.

ISI

1. Pengertian

Anihilasi berasal dari kata dasar “nihil” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kosong sama sekali, tidak ada apa-apa. Prefiks “a” berarti tidak atau berfungsi untuk menegasikan kata. Sedangkan sufiks “asi” diartikan sebagai suatu proses. Jadi, secara etimologi anihilasi diartikan sebagai proses pengadaan sesuatu dengan cara memusnahkan sesuatu, sedangkan anihilasi dalam bahasa Inggris adalah “annihilationism”. Jadi, anihilasi adalah peniadaan dan pemusnahan yang menyangkal adanya penghukuman kekal. Pandangan ini pertama kali diajarkan oleh Arnobius dan dilanjutkan oleh Socinians, dan oleh filsuf Locke dan Hobbes (Berkhof, 1997).

2. Hubungan dengan penghukuman kekal

(3)

atau dihilangkan (anihilasi). Kedua, kekekalan bersyarat artinya manusia pada hakekatnya diciptakan sebagai makhluk yang tidak kekal. Bagi mereka yang percaya, kekekalan diterima sebagai anugerah yang diterimanya selama hidup di dalam dunia ini dan akan ada secara kekal di dalam kondisi yang penuh berkat setelah kematiannya. Akan tetapi bagi orang-orang yang tidak percaya terhadap anugerah tersebut selama hidupnya maka setelah kematiannya mereka ditiadakan (anihilasi).

3. PANDANGAN YANG MENGGUNAKAN ANIHILASI

1) Saksi Jehovah

Aliran ini adalah golongan yang mempercayai bahwa Yesus adalah pendiri organisasi bukan Allah. Aliran ini bermula dari Charles Taze Russel yang merupakan tokoh utama dari aliran ini. Russel lahir di Pittsburgh-Pennsylvania, saat remaja dia sudah tertarik dengan hal-hal keagamaan terutama menyangkut kedatangan Kristus kedua kali dan akhir zaman. Sejak tahun 1870 ia bergabung dalam sebuah kelompok bercorak Adventis kemudian ia beralih ke kelompok Barbour. Russel mendukung pemahaman kelompok Barbour tentang arti parousia (kedatangan Kristus kedua kali). Akan tetapi, ia tidak menerima ramalan Borbour tentang kedatangan Kristus pada bulan April 1878. “Berdasarkan Wahyu 7:4-9 Russel selanjutnya berpandangan bahwa di antara masa panen dan kedatangan Kristus itu akan terjadi perang Harmagedon (Armageddon); yang akan dipanen atau selamat dari perang itu dan memasuki kerajaan seribu tahun itu hanya 144.000 orang.” (Aritonang, 2005). Ada beberapa perbedaan pandangan Russel dan Barbour sehingga membuat ia terpisah dari kelompok itu pada tahun 1878. Salah satunya adalah tidak ada neraka sebagai penghukuman kekal bagi orang-orang jahat karena setiap orang tersebut akan segera ditiadakan (annihilated) saat mereka mati. Pendapat Russel ini dalam aliran Saksi Jehovah menjadi suatu ajaran mengenai kebangkitan dan penghakiman. Menurut Pendeta Aritonang dalam bukunya “Berbagai Aliran di dalam dan sekitar Gereja” aliran Saksi Jehovah percaya manusia tidak bersamaan dihakimi pada saat penghakiman. Manusia yang berdosa atau menjalani hidup tidak sesuai kebenaran telah dihakimi sebelum hari penghakiman. Mereka tidak akan bertemu dengan Kristus tetapi akan hilang terus-menerus selamanya. Kemudian orang yang tetap setia akan dianugerahi kehidupan kekal.

(4)

Aliran ini awalnya disebut Gerakan Adventis yang semula berasal dari persekutuan yang informal, bahkan namanya belum ada yang pasti. Akan tetapi, sejak tahun 1855 mereka memiliki semacam kantor pusat di Battle Creek. “Pada tanggal 1 Oktober 1860 nama Sevent-Day Adventist diresmikan dan pada tahun 1863 dan diselenggarakan Konferensi Umum yang pertama.” (Aritonang, 2005). Tokoh yang paling berperan dalam gereja ini yaitu Ny. Ellen G. White yang dibawah kepemimpinannya gereja Advent merumuskan Statement of Faith

(Pernyataan Iman) mereka. Pasal 26 Penyataan Iman 1980 tentang Milenium adalah seribu tahun pemerintahan Kristus dengan orang-orang sucinya di sorga di antara kebangkitan pertama dan kedua. Pada masa ini yang mendiami bumi adalah iblis dan malaikat-malaikatnya sedangkan orang yang jahat yang sudah mati akan dihakimi kemudian akan dibangkitkan dan bersama iblis dengan malaikat-malaikatnya. Allah akan mengirim api dan menelan mereka serta membersihkan bumi (Anihilasi), sehingga alam bebas dari dosa dan para pendosa untuk selama-lamanya.

4. PANDANGAN REFORMED

Doktrin akhir zaman mengenai penghukuman kekal menimbulkan begitu banyak penafsiran di berbagai kalangan. Menurut kaum Reformed ada dua kondisi pada saat kedatangaan Tuhan Yesus kedua kalinya, yaitu penderitaan kekal dan sukacita kekal. Orang-orang yang menaruh imannya dalam Kristus akan menerima sukacita abadi pada saat kedatangan Kristus kedua kalinya (Yohanes 3:18). Ayat Alkitab ini jelas menunjukkan bahwa penghukuman kekal ditujukan kepada orang-orang yang tidak percaya, sedangkan orang percaya akan bersama dengan Allah dalam Yerusalem baru (Wahyu 3:12). Kaum Reformed percaya bahwa orang-orang fasik akan mendapatkan penderitaan kekal di suatu tempat bernama neraka (gehenna) (Santoso, 2006). Keyakinan ini didasarkan pada Alkitab sebagai sumber kebenaran yang sejati terlebih lagi fakta bahwa Kristus membicarakan mengenai neraka lebih banyak dari pada tokoh Alkitab lain, contohnya dalam kotbah-Nya di bukit. Ia menyebutkan tiga referensi mengenai neraka (Mat. 5:22-30). Kata neraka yang digunakan Yesus dalam perikop ini menggunakan kata Yunani

Gehenna yang dalam perjanjian baru diterjemahkan sebagai neraka (Hoekema, 2004).

(5)

dalam Mat. 2:13 bukan berarti meniadakan karena membunuh dalam ayat ini menggunakan kata

apolesai, apollymi dalam bahasa Yunani yang berarti membunuh secara jasmani atau membunuh tubuh (Santoso, 2006), sedangkan Yesus mengatakan kepada para rasul dalam injil Mat. 10:28, “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”. Hoekema (2004) mengatakan bahwa Apollymi justru mengandung makna penghukuman kekal, sebagai hukuman dalam kondisi terhilang dari persekutuan dengan Allah tanpa akhir. Oleh karena itu ayat Alkitab yang digunakan oleh paham anihilasi tidak sesuai karena ketika seseorang membunuh dia tidak meniadakan, partikel tubuh yang mati akan mengalami pembusukkan dan berubah menjadi materi dalam wujud yang berbeda.

Alkitab yang adalah Firman Tuhan dan sebagai sumber kebenaran yang sejati menunjukkan begitu banyak bukti, terutama Yesus sendiri mengatakan hal ini yaitu mengenai penghukuman kekal yang akan diterima orang fasik yaitu neraka (Mat.5:22-30; Luk. 16:23; 2Raj. 16:3, 21:6; Yer. 32:35 , 7:32 , 19:6; Mar. 9:43; Yes. 66:24; Mat. 13:41-42; Yoh. 3:16; Mat. 9:17) hal inilah yang menyebabkan kaum Reformed menolak paham penghukuman kekal yaitu anihilasi yang berarti penghukuman kekal dengan cara meniadakan orang-orang fasik.

5. PEMBAHASAN KELOMPOK

(6)

berkesudahan. Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa pada kondisi atau destini akhir dari orang-orang yang tidak menerima Kristus bukan suatu tindakan peniadaan atau yang sering disebut anihilasi, melainkan mengalami suatu penghukuman kekal dalam neraka. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas dalam kaitannya dengan kondisi akhir dari dari orang-orang fasik, maka anihilasi bukanlah konsep yang sesuai seperti yang diajarkan dalam Alkitab. Yesus pun mengajarkan bahwa nasib akhir dari mereka adalah sisksaan yang tidak berkesudahan atau kekal. Kata apolllymi yang dipakai dalam Perjanjian Baru ketika dipakai pada kondisi akhir orang fasik sama sekali tidak berarti makna anihilasi. melainkan maknanya adalah suatu penghukuman kekal yaitu sebuah hukuman dalam kondisi terhilang dari persekutuan dengan Tuhan, hal ini bisa disebut dengan penderitaan yang tanpa akhir.

KESIMPULAN

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, J. S. (2005). Berbagai aliran di dalam dan di sekitar gereja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Referensi

Dokumen terkait

 “Apakah Saudara percaya bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah yang menunjukkan jalan keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus

Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Etnosains Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA dan Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Siswa Sekolah

energi yang dapat dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal dari energ1 terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan. Energi Terbarukan adalah energi yang

Rataan bobot wool terendah (52 mg/mm 2 ) dihasilkan dari domba yang mendapat ransum dengan sumber protein campuran bungkil kedelai + bungkl biji kapuk + urea (R4), sebaliknya

Pendekatan kontribusi sensitif terhadap hubungan cost-volume- profit, ini sebagai pertolongan untuk mengembangkan rumus harga, dan membuat manajer lebih mudah untuk

Sebagai Gereja Presbyterian yang menerima Pengakuan Iman Westminster, maka kami mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kami mengakui Alkitab sebagai Firman Allah

Sebagai Gereja Presbyterian yang menerima Pengakuan Iman Westminster, maka kami mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kami mengakui Alkitab sebagai Firman

Sebagai Gereja Presbyterian yang menerima Pengakuan Iman Westminster, maka kami mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kami mengakui Alkitab sebagai Firman Allah