• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS IVSDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO

Penelitian ini bertujuan untukmemperbaikidan meningkatkan proses pembelajarangerakdasarlempar bola mendatar pada nomor kasti melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewupelajaran 2011/2012, dengan penggunaan alat bantu modifikasi berupa bola darikertas, bola daribusa yang diisibatusebesarjempoltangankemudiandibungkusdenganlakban, danbola tenisbekas.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), denganmenggunakan3siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 23 siswa, dengan jumlah 19 laki-laki dan 4 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar lempar bola mendatar dalam kasti.

Hasil penelitian menunjukkan: pada temuanawalhanyamencapaiketuntasan0 % haliniberartimasihsangat rendahnyakemampuangerakdasarsiswadalammelakukangerakdasar lempar bola mendatar. Padasiklus pertama dengan penggunaan alat bantu modifikasi bola darikertasdiperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar meningkatmenjadi 30,43%, sedangkanprosentaseketuntasanbelajarklasikal 85% itu berarti tindakan belum memenuhiketuntasanbelajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat bantu modifikasi bola daribusa yang diisibatusebesarjempoltangankemudiandibungkusdenganlakbanndiperoleh

prosentase keberhasilan ketuntasan

belajarmengalamipeningkatanmenjadi52,17%,sedangkanprosentaseketuntasanbelajarklasikal 85% itu berarti tindakan belum memenuhiketuntasanbelajar . Pada siklus ketiga dengan penggunaan alat bantu modifikasi bolatenisbekas diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajarmengalamipeningkatanmenjadi86,96%haliniberarti proses

pembelajarantelahmencapaiketuntasanklasikal. Dari

hasilpenelitiandisimpulkanPembelajarangerakdasarlempar bola mendatardalamkastidenganmenggunakanalatbantu

(2)
(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua cabang olahraga merupakan kekuatan, kecepatan, kelentukan dan daya tahan. Oleh karena itu tidaklah berlebihan sejarah menemukan bahwa permainan dari semua cabang olahraga.

Cabang olahraga permainan mengandung nilai-nilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan permainan kasti serta dapat mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran permainan adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan di SD.

(4)

Strategi maupun metode pembelajaran ditingkatkan untuk memahami siswa dalam metode pembelajaran. Suatu proses pembelajaran membutuhkan alat pendukung yang optimal karena tanpa didukung oleh alat bantu atau sarana prasarana lain tidaklah mungkin pembelajaran tersebut tercapai secara optimal khususnya pada lempar bola. Pada permainan bola kecil sebaiknya menggunakan alat bantu yang memadai seperti bambu berukuran + 5 meter dan diberi angka 1 sampai dengan 5 dan lapangan. Media pendukung proses pembelajaran yang kurang memuaskan, bahkan pembelajaran tidak mencapai ketuntasan, hal ini terjadi di SD 2 Kediri kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

(5)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang sering muncul, adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan siswa saat melambungkan bola pada posisi tangan. 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam hal posisi tubuh.

3. Rendahnya kemampuan siswa dalam hal posisi kaki tidak melebar kesamping atau searah titik lemparan.

4. Posisi bola tidak terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan survei terhadap permasalahan yang dihadapi oleh peneliti, maka dirumuskan secara umum permasalahan yang dapat disimpulkan adalah : “Apakah dengan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar bola mendatar?”. Sedangkan secara khusus yaitu :

1. Apakah dengan menggunakan modifikasi alat bantu bola dari kertas bekas dapat meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu?

(6)

3. Apakah dengan menggunakan modifikasi alat bantu dari bola tenis bekas dapat meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu?

D. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi permasalahan, maka batasan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hanya ingin mengetahui apakah dengan modifikasi alat bantu dapat Meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain kastipada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar bola mendatar dengan menggunakan modifikasi alat bantu bola dari kertas bekas dapat meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu?

2. Untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar bola mendatar dengan menggunakan modifikasi alat bantu bola dari busa yang diisi batu sebesar jempol tangan kemudian dibungkus dengan lakban dapat meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu?

(7)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai pengetahuan siswa pada pelajaran lempar bola mendatar. 2. Sebagai konsep guru untuk pembelajaran selanjutnya

3. Sebagai program pembelajaran di sekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SD Negeri 2 Kediri Prengsewu. 2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan pembelajarangerak dasar lempar

bola mendatar dalam bermain kasti dengan menggunakan modifikasi alat bantu pada siswa kelasIV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu.

(8)
(9)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Ahmadi (2004 : 128) mengemukakan : “Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan “Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”.

Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya, keadaan ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif.

B. Efektifitas Pembelajaran

(10)

keadaan/usaha sehingga ada pengaruhnya dan daya guna. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III ; Balai Pustaka, 2001 : 284).

Pengertian efektifitas menurut Soewarno Handayaningrat ( 1985 : 35 ) mengutip pernyataan Emerson dalam Buku Studi Administrasi dan Managemen bahwa efektifitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setelah melihat beberapa pengertian efektifitas tersebut diatas maka penulis menyimpulkan bahwa efektifitas merupakan pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik dan matang untuk masalah program perencanaan dengan berbagai pertimbangan. Perencanaan proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran harus dipertimbangkan keefektifan dan efisiensinya. Hal-hal yang harus diperhatikan agar dalam pembelajaran dapat efektif : (a) Suasana dan sistem belajar yang kondusif, (b) Tenaga Pengajar, (c) Metode pembelajaran, serta (d) Media pembelajaran yang digunakan.

C. Tujuan Belajar

Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr.Jeanette Vos, (2001 : 22), belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan (fun and enjoy), maka perlu diciptakan suasana dan sistim (kondisi) belajar yang kondusif, disamping faktor lain yang akan mempengaruhi adalah faktor pengajar/pendidik.

(11)

lingkungan belajar itu sendiri di pengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta media pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan kompleks. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperuntukkan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

D. Pengetian Mengajar

Pengertian mengajar menurut Hustarda dan Saputra (2002 : 2), “Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa tetapi juga harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar merupakan upaya yang disengaja, maka guru harus lebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”. Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu, disamping guru harus menguasai materi pelajaran guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelola proses pembelajaran, hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar mengajar disekolah.

E. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik

(12)

anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Syaripudin, Mahadi, 1993:4 dan Rijsdorop (1971), Mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan peda gogik dalam bidang gerak dan kebugaran.

Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk perbaikan derajad kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, dan keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, agar dapat : (1) Memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmoni. (2) Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga. (3) Mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental. (4) Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga; (5) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. (6) Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syaripudin, Mahadi, 1993:4).

(13)

pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua. Dengan demikian tahap perkembangan anak dalam hal ini usia sekolah dasar merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampilan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga. Didalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan gerak manusia, prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas permainan yaitu lemparbola adalah akibat dari pendidikan jasmani.

F. Alat Bantu Pembelajaran

(14)

Gambar 1.Lapangan Kasti

Keterangan

A. Ruang bebas/ruang tunggu B. Tempat pelambung

C. Tempat pemukul

D. Tempat penjaga belakang E. Tempat pemberentian I F. Tempat pemberentian II G. Tempat pemberentian III

Gambar 2. pemukul dan bola kasti

G. Proses Lempar Bola Mendatar atau lurus

Melakukan lempar bola bukanlah gerakan yang dilakukan dengan sembarangan. Melainkan gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Diperlukan teknik lempar bola yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan pelaksanaan gerakan yang baik.

a. Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan lempar bola mendatar adalah sebagai berikut :

1) Bola dipegang dengan tangan kanan, pandangan mata kearah sasaran lemparan. 2) Sikap badan sedikit condong ke belakang, kedua kaki dibuka silang ke depan

(15)

3) Ayunkan bola dari belakang ke depan, lalu lemparkan bola mendatar atau lurus kearah depan.

b. Cara mengambil awalan

Tujuan utama dari pengambilan awalan adalah untuk mendapatkan hasil lemparan yang benar.

Cara melakukannya :

1) Siswa mencoba beberapa kali melempar tanpa awalan.

2) Bila sudah menemukan cara melempar bola mendatar barulah mulai dengan cara lemparan cepat/ keras.

3) Teknik melempar adalah mirip dengan melempar pada permainan bola kecil lainnya.

4) Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai titik lemparannya. c. Teknik pada saat lemparan

Adapun cara melakukannya adalah :

1) Kaki menahan pada saat tangan mengayunkan bola dari belakang ke depan dengan kekuatan lengan dan bahu untuk melempar bola secara terarah.

2) Gerakan tangan dari belakang ke depan bersamaan dengan lepasnya bola dari tangan, untuk lemparan mendatar dan lurus kedepan.

(16)

Gambar 3. Lemparan bola mendatar

Dalam penelitian ini modifikasi alat yang digunakan yaitu bola dari kertas, bola dari busa yang diisi batu lalu dibungkus dengan lakban dan bola tenis bekas.

Gambar 4. Bola kertas Gambar 5. Bola dari busa

Gambar 6. Bola tenis bekas

H. Kerangka Pikir

(17)

dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

I. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk atau dugaan sementara kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara umum adalah “jika pembelajaran lempar bola mendatar dilakukan dengan menggunakan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar bola mendatar?”. Sedangkan secara khusus yaitu :

1. Jika pada siklus pertama modifikasi alat bantu digunakan yaitu dengan menggunakan modifikasi alat bantu bola dari kertas bekas maka, dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu.

2. Jika pada siklus kedua modifikasi alat bantu digunakan yaitu dengan menggunakan modifikasi alat bantu bola dari busa yang diisi batu sebesar jempol tangan kemudian dibungkus dengan lakban maka, dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu.

(18)
(19)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas,

(Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru untuk

meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan

indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Dalam penelitian

tindakan kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran-putaran

spiral orientasi kemudian rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru

untuk meningkatkan profesionalisme guru.

Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

perkembangan-perkembangan yang lebih baik.

3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral

Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada beberapa

komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu:

rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini penulis merencanakan

dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam

pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian

(20)

Gambar 5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Muhajir, 1993 )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang aoa, mengapa, kapan, dimana, oleh

siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

 Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.

 Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu

(21)

Refleksi adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan.

 Rencana Perbaikan

Perbaikan rencana adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksankan

apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Teori Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapainya kompetensi setelah peserta didik

mengikuti pembelajaran. Kriteria ketuntasan belajar minimal adalah batasan minimal

pencapaian kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai

oleh peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal ditentukan melalui analisa tiga hal, yaitu :

a. Tingkat kerumitan

b. Tingkat kemampuan

c. Tingkat kemampuan dukungan sekolah

Pada penelitian ini peneliti menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pembelajaran). KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan

sekolah yang efektif, produktif dan prestasi. KTSP merupakan paradigma baru

pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan

dan pelibatan masyarakat dalam proses belajar mengajar disekolah. Dalam KTSP untuk

SD kategori ketuntasan belajar siswa adalah yang mendapat nilai 65 keatas telah

memenuhi ketuntasan belajar siswa (KTSP 2007).

(22)

Rencana yaitu tindakan apa yang perlu untuk diperbaiki, meningkatkan atau perubahan

prilaku dan sikap solusi.

Tindakan yaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, atau perubahan

yang diinginkan.

Observasi yaitu : mengamati hasil yang dilakukan oleh teste.

Refleksi yaitu : Peneliti mengkaji, melihatdan mempertimbangkan atas hasil dari

berbagai criteria.

1. Metode proses yang digunakan

a) Proses peneliti putaran pertama

b) Proses peneliti putaran kedua

c) Proses peneliti putaran ketiga

2. Model system

a) Peneliti putaran pertama

Jika pada pengenalan konsep permainan gobak sodor menggunakan alat bantu

yang dapat diperhatikan siswa, maka hasil belajar penjaskes dapat ditingkatkan.

Jika alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka pengembangan

berikutnya akan dilakukan observasi dan evaluasi tentang alat bantu yang sesuai

digunakan pada putaran selanjutnya.

b) Peneliti putaran kedua

Jika hasil peneliti putaran pertama menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa,

maka putaran kedua akan menggunakan alat bantu yang sesuai digunakan pada

kelas IV, jika keterampilan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka alat

(23)

c) Penelitian putaran ketiga

Jika putaran kedua menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik

dari pada pertama, maka tindakan pada putaran ketiga adalah menggunakan alat

bantuberupa 3-4 buah bola oleh seorang peraga.

3. Implementasi di kelas

Pelaksanaan tes awal, tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes siklus ketiga dilakukan

guru peneliti. Kaji tindakan ini dilaksanakan dengan 9 kali tatap muka, setiap tatap

muka memerlukan waktu 70 menit.

D. Proses Pembelajaran keterampilan lempar bola mendatar 1. Siklus Pertama

a. Rencana :

1) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran.

Alatnya yaitu : RPP, bola kasti, bola plastik dan bola dari kertas.

2) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai

pendahuluan siswa melakukan pemanasan dengan bermain hijau,hitam,

bermain lempar tangkap bola dalam lingkaran.

b. Tindakan.

1) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus

pertama antara lain : gambar-gambar rangkaian orang bermain lempar bola

mendatar, dan bola dari kertas bekas.

2) Siswa dibariskan ber sap, kemudian dipanggil menurut urutan absensi untuk

melakukan gerakan lempar bola dari kertas bekas sebanyak 30-50 kali

(24)

3) Guru menjelaskan rangkaian permainan lempar bola dari kertas yang ada pada

gambar step by stepmulai dari berdiri terus melempar sambil memindahkan

tangan dari belakang kedepan.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu

pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil dari pada siklus pertama.

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama

sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran lempar bola mendatar

namun masih terdapat kekurangan.

2) Letak kesulitan siswa yang terjadi pada tes siklus pertama adalah pada saat

melempar bola mendatar.

3) Merencanakan tindakan untuk siklus kedua yang mana peneliti merencanakan

untuk menggunakan bola yang terbuat dari busa yang diisi batu sebesar jenpol

tangan dan dibungkus lakban.

2. Siklus Kedua

Melihat dari hasil siklus pertama

a. Rencana

1) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan

instrument yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.

2) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

(25)

1) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus

kedua, antara lain : bola yang terbuat dari busa yang diisi batu sebesar jenpol

tangan dan dibungkus lakban.

2) Siswa dibariskan menjadi satu berbanjar.

3) Masing-masing siswa mencoba lemparan sampai 30-50 kali dengan lemparan

mendatar.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu

pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil pada siklus kedua.

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan

menggunakan bola yang terbuat dari busa yang diisi batu sebesar jempol

tangan dan dibungkus lakban, siswa melakukan 30-50 kali lemparan bola

sangat berpengruh terhadap proses pembelajaran lempar bola, namun terdapat

kekurangan. Letak kesulitan yang terjadi dari hasil tes siklus kedua yaitu pada

kemampuan siswa melakukan rangkaian gerakan lempar bola mulai dari

berdiri tegak biasa, tolakan serta lemparan dengan ayunan tangan dari

belakang kedepan dengan keras dan cepat.

2) Merencanakan tindakan untuk siklus ketiga yang mana peneliti merencanakan

untuk menggunakan bola tenis bekas.

(26)

a. Rencana

1) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu

bola tenis bekas dan instrument yang diperlukan dalam mengevaluasi

tindakan.

2) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

b. Tindakan

1) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang digunakan untuk siklus ketiga

yaitu bola tenis bekas dan peragaan gerakan lempar bola oleh seorang peraga.

2) Siswa dibariskan menjadi 4 bersap sesuai dengan urutan absen untuk

melihat/mengamati peragaan lempar bola mulai dari gerakan sederhana

sampai ke gerakan cepat.

3) Kemudian siswa dipanggil satu persatu untuk melakukan gerakan lempar bola

mendatar sebanyak 30-50 kali lemparan dengan benar.

4) Kemudian siswa melakukan gerakan yaitu langkah dan menolak yang mana

harus melempar menggunakan kaki kiri didepan dan kaki kanan dibelakang

kearah posisi yang benar.

5) Siswa harus mengayunkan tangan dan bahu dari belakang ke depan dengan

cepat untuk kekuatan lemparan dengan posisi badan mendorong ke depan

dengan ayunan tangan untuk melempar bola mendatar.

c. Observasi

Setelah tindakan diamati, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan

dinilai/dievaluasi hasil pada siklus ketiga.

(27)

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan bahwa pelaksanaan

tindakan siklus ketiga dengan menggunakan latihan yang diulang-ulang sebanyak

30-50 kali pengulangan.

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam

Muhajir (1997;58) Menyataka “Alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila

tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang

dihadapi”.

Alat ukur itu berupa indicator-indikator dari penilaian ketrampilan gerak dasar servis

atas, bentuk indikatornya adalah :

a. Tahap persiapan

b. Tahap gerak atas tahap pelaksanaan

c. Akhir gerak atau gerak lanjut (H. Sarono, 2005: 13)

FORMAT LEMBAR PENELITIAN

KETRAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI

(28)

Adopsi dari surisman (permainnan bola kecil 2011: 66)

Keterangan : 1 : kurang 2 : cukup 3 : baik

F. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis

melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut : P =

100 %

(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

f :Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar.

No Gerakan Kriteria Penilaian 1 2 Nilai 3

1 Persiapan

1. Berdiri tegap, Buka kaki selebarbahu, Pandangan lurus kedepan.

2. Posisi bola terletak pada pangkaljari-jari, ketiga jari-jari beradapada belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.

2 Pelaksanaan

1. Tariklah tangan kebelakang bersama dengan gerakan memutar kesamping dan 2. Langkahkan kaki kiri kedepan (bukan

kidal).

3. Badan condong kebelakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola

dari belakang, lemparkan bola kerah depan.

3 Follow Through/sikap akhir

1. pada saat melempar bola diikuti dengan kaki kanan ikut maju dan badan condong kedepan.

(29)

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dibuat skala penilaian yang

disepakati oleh guru mata pelajaran.

Tabel 1. penetapan KKM

Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian Kompleksitas Tinggi

Tabel 2. Poin/Skor pada setiap Kriteria yang ditetapkan

Aspek yang dianalisis Kriteria Pensekoran Kompleksitas Tinggi

Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi, dan

intakepeserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah ;

1 + 3 + 2

9 100 = 66,7 67

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang

(30)

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 67 atau persentase ketercapaian 67 %

secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa

yang telah mendapat nilai ≥ 67( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).

Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa,

jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari

pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada

tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi

(31)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi alat bantu bola dari kertas bekas pada siklus pertama

dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam

bermain bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu.

2. Dengan penggunaan modifikasi alat bantu bola dari busa yang diisi batu sebesar

jempol tangan kemudian dibungkus dengan lakban pada siklus kedua dapat

memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain

bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu.

3. Dengan penggunaan modifikasi alat bantu bola tenis bekaspada siklus ketiga dapat

memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam bermain

bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu.

B. Saran

(32)

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan

sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lempar bola mendatar

dalam kasti.

2. Untuk siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kediri Prengsewu agar selalu berupaya

meningkatkan gerak dasar lempar bola mendatar dalam kasti.

(33)

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2

KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2010/2011

oleh :

ROHYANI NPM.1013118037

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(34)

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS IVSDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

ROHYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR DALAM BERMAIN

BANTU PADA SISWA KELAS IVSDN 2 KEDIRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT

BANTU PADA SISWA KELAS IVSDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO BANTU PADA SISWA KELAS IVSDN 2 KEDIRI

(36)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. LapanganKasti... 12

2. Pemukul Dan Bola Kasti ... 13

3. Lemparan Bola Mendatar ... 15

4. Bola Kertas ... 15

5. Bola Dari Busa ... 15

6. Bola Tenis Bekas ... 16

(37)

DAFTAR ISI

G. RuangLingkupPenelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Belajar ... 7

B. Efektifitas Pembelajaran ... 8

C. Tujuan Belajar ... 9

D. Pengertian Belajar ... 9

E. Hakekat Belajar Keterampilan Motorik ... 10

F. Alat Bantu Pembelajaran ... 12

G. Proses Lempar Bola Mendatar ... 14

H. Kerang Pikir ... 15

I. Hepotesis ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

A. MetodePenelitian ... 18

B. Teori Ketuntasan Belajar ... 20

C. Perencanaan Penelitian PTK ... 21

D. Proses Pembelajaran Lempar Bola Mendatar ... 23

(38)

A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan... 37

C. Hipotesis ... 42

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindak Kelas. PT Aksara : Jakarta.

Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000. Prinsip – prinsip pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pembelajaran Silabus Penjas Sekolah Dasar.

Ibrahim, Rusli. 2002. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Depdiknas : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta.

Saputra M, Yudha. 2002. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Olahraga, Jakarta.

Suherman, Adang. 2002. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternative Terhadap Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Surisman, 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran.Universitas lampung.

Surisman, 2011.Peemainnan bola kecil .Universitas lampung

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah, Bandar Lampung.

Wiriatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya.

(40)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penetapan KKM ... 29

2. Point SkorPadaSetiapKriteria Yang Ditetapkan ... 29

3. Deskripsi Gerak Dasar Lempar Bola Mendatar Dalam Kasti ... 32

(41)

Judul Skripsi : PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IVSDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN2011/2012

Nama Mahasiswa : Rohyani

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118037

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharrudin, M.Pd

Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd

NIP 19510507 198103 1 002 NIP

(42)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Suranto, M.Kes.

…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(43)

MOTTO

“ Hormatisetiap yang

kamumilikikarenadarisanalahkamuakanterbentuksemangatuntukmen

jadikanimpianmenjadinyata”…

( Simer)

”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

(44)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Rohyani

NPM : 1013118037

Tempat tanggal lahir : DamceWiyono, 12 Mei 1970

Alamat : Jln. Veteran Rt 01 Rw 07

DamceWiyonoGedongtataan

Pesawaran35372

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENINGKATAN GERAK DASAR

LEMPARBOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUIMODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IVSDN 2 KEDIRI KECAMATAN

GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012”adalah

benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggl 9 Februari s.d 23 Februari 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan

terimakasih.

Bandar Lampung, Maret 2012

(45)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya

terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Suamitercinta (Saroji), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Adinda, Anak-anak Terskasih oky, Ona, dan Elsa yang sangat penulis sayangi,

terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(46)
(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di DamceWiyono, pada tanggal 12 Mei 1970. Anak ke

tiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Suparmandan Ibu Ngadiyah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar

di SDN 3 Wiyono Kec. Gadongtataan PesawaranProvinsi Lampung tamat tahun 1983,

kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMPNegeri 1 Gedongtataan

Pesawaran pada tahun 1986 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SGON Tanjung

Karang tahun 1989.

Padatahun 2002penulismenjadimahasiswaDiploma Dua (D 2) Universitas Lampung tamat

pada tahu 2004. Padatahun 2010 PenulismelanjutkanPendidikanSarjana S1

(48)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Gerak Dasar Lempar Bola

MendatarDalamBermainKastiMelaluiModifikasiAlat Bantu PadaSiswa Siswa Kelas IV SDN

2Kediri Kec. Gadingrejo Prengsewu Tahun Ajaran 2011/2012”adalah dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis 4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 2 Kediri Kec. Gadingrejo Prengsewu yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012. 8. Siswa-siswi kelas IVSDN 2 Kediri Kec. Gadingrejo Prengsewu tahun pelajaran

2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1

secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

(49)

Penulis

Gambar

Gambar  2. pemukul dan bola kasti
Gambar 5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Muhajir, 1993 )
Tabel 1. penetapan KKM

Referensi

Dokumen terkait

The Comparison of Pain Perception Rate During The Anterior Middle Superior Alveolar (AMSA) Injection Using CCLAD and Conventional Syringe – Kalaivani Balan

belajar dan membantu siswa untuk belajar sepanjang hayat, serta materi reaksi oksidasi-reduksi memiliki banyak hal (masalah) yang dapat ditemui oleh siswa di kehidupan

Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasulullah Saw., Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (pengganti Rasul Allah) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut

Industri perbankan syariah berkembang lebih cepat setelah keluarnya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah jelas merupakan jaminan bagi kepastian

Padjadjaran atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam karya ilmiah saya

Syarat lafal (ikrar) yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya jaminan serta pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pelunasan hutang dan jaminan ini tidak

Analisis hubungan jumlah tanggungan keluarga dengan tingkat intensitas kerja pada anak-anak yang bekerja di sektor informal tersebut yaitu sebagian besar terdiri dari jumlah

[r]