BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Kerja Praktek
Saat terjadinya krisis ekonomi di dalam negeri ini, banyak pihak –pihak yang
merasa dirugikan. Bukankah sudah banyak dibicarakan oleh para petinggi yang
mengambil kebijakan publik, pondasi perekonomian Indonesia cukup kokoh,
yang berarti sekalipun ada krisis ekonomi yang telah melanda di berbagai belahan
dunia lain tidak perlu di khawatirkan. Oleh karena itu para pelaku usaha pada
umumnya meyakini pernyataan yang telah di sampaikan kepada publik
mempunyai dasar yang kuat.
Dalam suasana seperti ini, maka para pakar mulai mengeluarkan pendapatnya
atau mengenai pandangannya, jika aktivitas bisnis dalam pengelolaanya tidak
dilandasi oleh norma (baik norma hukum ataupun norma sosial) dalam
menjalankan bisnis konsekuensi yang akan muncul terjadinya keterpurukan
perekonomian nasional yang menjadi ketakutan berbagai pihak yang sulit untuk
dihindari.
Sekiranya apa yang telah diprediksikan oleh para pakar tersebut mempunyai
alasan yang mendasar, artinya di satu sisi jalannya proyek yang sudah
direncanakan dengan matang berarti dana yang dibutuhkan untuk itu telah
tersedia, yang sebagaimana telah diketahui dalam tatanan bisnis secara global.
Hal ini tentunya menjadi menarik, sebab pihak dapat mengetahui secara jelas dan
terbuka proyek apa yang sedang dan akan dikerjakan oleh pemerintah.
Dengan adanya hal ini kita dapat mengetahui secara terperinci akan hal-hal
yang sedang terjadi dalam pengadaan barang ini serta proyek – proyek yang
sedang diikuti, hal apa saja yang harus kita ketahui dalam mengikuti proses
pengadaan barang dan jasa ini. Tentunya jika kita telah mengikuti tata cara atau
syarat –syarat serta ketentuan yang telah di tentukan maka kita tidak akan
mengalami kesalahan dalam melakukan kegiatan atau dalam pelaksanaannya
secara nyata.
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 17 tanggal 28 Mei 1990 pasal 5 ayat 1,
bidang usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah
perusahaan yang memberikan pelayanan jasa listrik kepada masyarakat disamping
memperoleh laba, dan dijelaskan bahwa sifat usaha PT. PLN (Pesero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten ini menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum
dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip akuntansi. Dalam
mengusahakan dan menyediakan tenaga listrik dalam jumlah yang memadai.
Dalam mengembangkan usahanya PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten melakukan perencanaan dan pembangunan penyedia tenaga listrik
dengan persetujuan menteri pertambangan dan energi PT. PLN (Persero)
Karena setiap perusahaan hidup dari pelanggannya. Karena itu pelanggan
merupakan satu – satunya alasan keberadaan suatu perusahaan, dengan demikian
kepuasan pelanggan wajib menjadi prioritas setiap perusahaan. Berfokus pada
pelanggan melalui usaha memahami kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka
merupakan kunci memenangkan persaingan global yang demikian ketat.
Perbedaan antara barang dan jasa seringkali sukar dilakukan. Hal ini
dikarenakan penyedian barang sering kali disertai dengan jasa – jasa tertentu dan
sebaliknya pengadaan suatu jasa sering kali juga melibatkan barang - barang yang
melengkapinya meskipun demikian jasa dapat didefinisikan sebagai setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat di tawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Contoh
jasa di PT. PLN adalah pegawai frontdesk, jasa operator, administrasi, jasa
keamanan atau satpam, pengemudi atau supir, pemborong, penyediaan air.
Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan pengadaan di PLN yang dibiayai
dengan APLN (anggaran perusahaan listrik Negara) atau yang dibiayai dengan
sumber dana dari pinjaman atau hibah luar negeri dan atau pinjaman dalam negeri
(Non APLN), proses pengadaan barang dan jasa yang dimulai dari pembentukan
panitia atau pejabat pengadaan sampai dengan penunjukan penyedia barang atau
jasa dengan cara lelang baik penunjukan langsung maupun secara lelang sesuai
dengan yang diberikan. Contoh barang yang akan di adakan yaitu seperti KWH
meter, trafo, kabel dan sebagainya yang diperlukan oleh PT. PLN (Persero)
Oleh Karena itu penulis tertarik akan pembahasan mengenai pengadaan
barang ini dan jasa dan penulis pun menjadi berminat untuk mengambil bahan ini
sebagai bahan untuk suatu laporan kerja praktek yang berjudul “ PROSEDUR
PENGADAAN BARANG ATAU JASA YANG MEMERLUKAN PENYEDIA BARANG ATAU JASA PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN”
1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud penulis melakukan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat mata kuliah kerja praktek jenjang DIII program studi akuntansi.
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah
1. Untuk mengetahui prosedur pengadaan barang dan jasa ?
2. Untuk mengetahui sumber pengadaan ini dibiayai ?
3. Untuk mengetahui syarat-syarat penyedia barang atau jasa ?
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan pengadaan barang atau jasa ?
5. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan pengadaan barang atau jasa
1.3Kegunaan Kerja Praktek
Dengan adanya penelitian atau kerja praktek ini diharapakan dapat
memberikan manfaat dan kegunaannya antara lain :
1. Bagi Penulis
a. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru terutama
dalam bidang pengadaan ini.
b. Memberikan pengalaman baru dalam kerja praktek ini.
2. Bagi Instansi
a. Agar memberikan sumbangan pikiran yang berarti dalam
aktivitasnya.
b. Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam
mengambil keputusan mengenai pengelolaan dan proses
pengadaan.
1.4Metode Kerja Praktek
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan meliputi langkah –
langkah sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer
a. Pengamatan langsung (Observation)
Yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung seperti
melakukan pencatatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh
data yang diperlukan.
b. Wawancara (Interview)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pernyataan –
pernyataan kepada pihak – pihak yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas. Pihak –pihak yang berkaitan disini yaitu petugas atau pejabat
serta karyawan yang bersangkuatan untuk memperoleh pemahaman
mengenai kegiatan instansi.
c. Dokumentasi
Bukti –bukti dan dokumen –dokumen yang berkaitan dengan objek
penelitian yang diperlukan penulis untuk dijadikan bahan dalam
pembuatan laporan.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data yang
bersifat teori sebagai bahan masukan bagi penulis. Data tersebut dapat
diperoleh dari buku literature, catatan kuliah serta tulisan lain yang
berhubungan dengan penelitian. Jenis data yang diperoleh dalam
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti baik pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang
mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan melakuaknj
wawancara secara langsung dengan pihak – pihak yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melaui media lain yang bersumber dari litelature, buku –
buku serta catatan – catatan kuliah yang menunjang penelitian.
Kerja praktek tersebut dilaksanakan dalam satu periode kerja. Kerja
praktek tersebut dilaksanakan selama dua puluh lima hari, pelaksanaannya
disesuaikan dengan waktu kerja yang terdapat di PT. PLN (Persero) Distribusi
1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten yang beralamat di Jalan Asia Afrika No.63
Bandung. Adapun kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 5 Juli
sampai 5 Agustus 2011, hari kerja praktek yang berlaku dari hari senin sampai
dengan jumat waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek dimulai pukul 08.00
-16.00.
9 BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan 2.1.1 Sejarah Perusahaan
Awal kelistrikan di bumi parahyangan sudah ada sejak masa pemerintahan
kolonial Belanda bercokol di tataran tanah Sunda. Pada tahun 1905 di Jawa Barat
khususnya Kota Bandung berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga
listrik bagi kepentingan publik milik Pemerintah Kolonial Belanda yang bernama
Bandoengsche Electriciteit Maatschappij (BEM). Dalam perjalanannya, tanggal 1
Januari 1920 BEM berubah menjadi perusahaan perseroan dengan nama
Gemeenschpplijk Electriciteit Bedrif Voor Bandoeng (GEBEO). Penggantian ini
dikukuhkan dengan akte pendirian Notaris Mr.Andriaan Hendrik Van Ophusein
dengan Nomor: 213 pada tanggal 31 Desember 1949.
Ketika pemerintahan Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia
antara rentang waktu 1942-1945 terjadi perubahan kembali terhadap perusahaan
perseroan yang ditetapkan oleh kolonial Belanda ini. Pada saat itu, pendistribusian
tenaga listrik dilaksanakan oleh perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah
Jepang yang bernama Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha dengan
Wilayah kerja seluruh pulau Jawa.
Pemerintah Indonesia baru benar-benar mengawali pengelolaan
penyediaan tenaga listrik di seluruh tanah air yang ditanganinya langsung setelah
pengambilalihan GEBEO oleh Pemerintah Indonesia tanggal 27 Desember 1957
yang kemudian dikukuhkan melalui Peraturan Pemerintah No.86 Tahun 1958 j.o.
Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1959.
Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik
Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN melalui Peraturan
Pemerintah No.67. Sejalan dengan itu, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN
Exploitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan
Tangerang.
Pada tahun 1970-an, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
No.18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menjelaskan
bahwa status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Mengacu pada
pengumuman PLN Eksploitasi No.05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN
Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jawa
Barat.
Badan Hukum PLN mengalami perubahan kembali dari Perusahaan
Umum (Perum) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) setelah adanya Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.23 Tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994.
Perubahan itu turut mengubah nama Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi
Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli
1994. Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang
dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah
2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat diubah menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.
Wilayah kerja PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat tidak
hanya menjangkau Jawa Barat saja, tetapi juga Propinsi Banten, maka melalui
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIP/2002 tanggal 27
Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi
namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten hingga saat
ini yang masih menempati bangunan lawas bernilai sejarah yang beralamat di JL.
Asia Afrika No.63 Bandung.
2.1.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan Visi
Diakui sebagai Perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Motto
PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten memiliki motto dalam
melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan kelistrikan, yaitu
“Electricity For A Better Life” atau Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik.
Untuk mewujudkan visi misi perusahaan, PT PLN Distribusi Jawa Barat dan
Banten mengembangkan wawasan bersama sebagai panduan dalam bekerja dan
berkarya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan yang terdiri dari rasa
Saling Percaya, Integritas, Peduli, dan Pembelajar.
2.1.3 Logo Perusahaan
Gambar 2.1
Logo Perusahaan
PT PLN (Persero) memiliki logo yang terdiri dari tiga elemen:
Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen lainnya melambangkan bahwa PT
PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan
sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang
diharapkan PT PLN (Persero) bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan
bagi kehidupan bermasyarakat, selain itu warna kuning juga melambangkan
semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di
Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu, petir pun
melambangkan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warna merah
melambangkan kedewasaan PT PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan bersama tiap
insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman.
Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dilahirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi utama yang seiring dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero)
guna memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan seterti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu, biru juga melambangkan keandalan yang
dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan
Struktur organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
secara umum:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Dilihat dari struktur organisasi di atas, Manajer Keuangan membawahi
Deputi Manajer Pengelolaan Biaya, Deputi Manajer Pengendalian Anggaran dan
Deputi Manajer Akuntansi. Adapun Struktur Organisasi pada Bagian Akuntansi di
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten secara khususnya sebagai
berikut:
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bagian Akuntansi Sumber : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten SUPERVISOR DM. AKUNTANSI AM. AKUNTANSI
2.3 Uraian Tugas Perusahaan
Secara struktural bagian ini dipimpin oleh seorang Deputi Manajer sistem
akuntansi. Adapun deskripsi jabatan berdasarkan struktur organisasi di atas, yaitu:
1. Deputi Manager Akuntansi
Deputi Manager Akuntansi bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
akuntansi. Tugas yang dilakukan oleh Deputi Manager Akuntansi adalah
melaksanakan kegiatan administrasi keuangan sesuai dengan kebijaksanaan
pimpinan mecakup bidang – bidang penyusunan anggaran yang menggunakan
metodologi dan data yang akurat, pembelanjaan dan pengendalian keuangan; baik
konstruksi maupun pengusahaan, tata usaha langganan, sistem pelaporan dan
akuntansi juga membuat laporan dalam bidangnya.
2. AM Akuntansi (Ahli Madya Akuntansi)
AM Akuntansi berperan sebagai penasihat Deputi Manager Akuntansi dan
pengawas dalam pelaksanaan kegiatan yang ada di akuntansi. Adapun tugas AM
Akuntansi adalah sebagai berikut:
a Menerima LP (Laporan Pemeliharaan dan KL (Laporan Keuangan)
b Melaksanakan inventarisasi fisik material, AT dan PDP, Rekening Listrik Kas
dan bank sampai pembuatan pendataan.
3. Supervisor Akuntansi Biaya
Supervisor Akuntansi Biaya merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap biaya operasi. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Menerima LHP Internal Auditor, Akuntan Publik dan SPI serta memverifikasi,
memonitor serta menerima Surat Tanggapan Cabang atas LHP Internal
Auditor, Akuntan Publik dan SPI untuk selanjutnya dilaporkan ke Deputy
Manajer Akuntansi (DMAK).
b. Menerima LP dan LK dari cabang – cabang serta mendistribusikan LP dan LK
Cabang keseluruh Staf Akuntansi untuk verifikasi dan memonitor dan
menerima hasil verifikasi dari Staf Akuntansi untuk selanjutnya dikirim ke
cabang/unit.
c. Melaksanakan inventarisasi Fisik Material, AT dan PDP, rekening listrik, Kas
dan Bank sampai pembuatan dan penandatanganan BA.
d. Melaksanakan tugas lainya sesuai perintah dari atasan.
4. Supervisor Akuntansi Umum
Supervisor Akuntansi Umum merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap akuntansi umum seperti piutang, utang, dll. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Mengevaluasi dan verifikasi J-01 dan J-02.
b. Mengevaluasi dan verifikasi nota dinas masuk dan nota dinas keluar, ke
wilayah atau distribusi lain.
c. Mengevaluasi dan verikasi hasil rekonsiliasi utang pajak, J-24, piutang
d. Mengevaluasi dan verifikasi pembuatan LP KD bulanan, triwulan, semester
dan tahunan.
e. Melaksanakan inventarisasi Fisik Material, AT dan PDP, rekening listrik, Kas
dan Bank sampai pembuatan dan penandatanganan BA.
f. Melaksanakan tugas lainnya sesuai perintah dari atasan.
5. Supervisor Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan Dalam Pelaksanaan) dan Material
Supervisor Akuntansi AT (Aktiva Tetap, PDP (Pekerjaan Dalam
Pelaksanaan) dan Material merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
AT, PDP dan Material. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Menerima laporan cabang – cabang untuk selanjutnya didistribusikan ke Staf
Akuntansi AT dan PDP untuk diproses lebih lanjut.
b. Menerima hasil verifikasi dari Staf Akuntansi AT dan PDP mengenai Daftar
B, C, D, E, F, DPAT dan PMAT.
c. Meneliti usulan relokasi/penghapusan dari cabang (AE 1 + 1.1) diteruskan ke
Staf Akuntansi AT dan PDP untuk dibuat dan diverifikasi usulan relokasinya
(AE 2.2.1 dan AE 3.3.1).
d. Melaksanakan inventarisasi Fisik Material, AT dan PDP, rekening listrik, Kas
dan Bank sampai pembuatan dan penandatanganan BA.
e. Membuat Laporan Hasil Inventarisasi.
6. Juru Utama Akuntansi Biaya
Juru Utama Akuntansi Biaya adalah orang yang mengelola
laporan-laporan mengenai biaya yang dikeluarkan. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Memonitor piutang rekening listrik serta mencocokan data akuntansi dengan
data bagian niaga, cabang dengan GL Magic untuk selanjutnya digabung
sebagai bahan menyusun Laporan Keuangan (LK) Unit Bisnis Distribusi
(UBD) Jawa Barat dan Banten.
b. Memonitor Biaya Penyambungan (BP).
c. Memonitor uang jaminan langganan.
d. Verifikasi LP dan LK cabang serta melaporkan hasil verikasi kepada
Supervisor Akuntansi Biaya.
e. Melaksanakan inventarisasi Fisik Material, AT dan PDP, rekening listrik, Kas
dan Bank sampai pembuatan dan penandatanganan BA.
f. Melaksanakan tugas lainnya sesuai perintah dari atasan.
7. Juru Utama Akuntansi Umum
Juru Utama Akuntansi Umum adalah orang yang mengelola
laporan-laporan mengenai akuntansi umum seperti piutang, utang, dll. Tugas-tugasnya
antara lain:
a. Mengentri transaksi kas/bank.
b. Pembentukan nota hasil entry, selanjutnya mengcopy ke disket lalu diserahkan
c. Membuat laporan listrik pedesaan untuk selanjutnya dilaporkan ke PT. PLN
(Persero) pusat.
d. Membuat laporan pemeliharaan (HR/HK) untuk selanjutnya dilaporkan ke PT.
PLN (Persero) pusat.
e. Verifikasi LP dan LK cabang serta melaporkan hasil verifikasi kepada
Supervisor Akuntansi Umum.
f. Melaksanakan inventarisasi Fisik Material, AT dan PDP, rekening listrik, Kas
dan Bank sampai pembuatan dan penandatanganan BA.
g. Melaksanakan tugas lainya sesuai dengan perintah dari atasan.
8. Juru Utama Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan Dalam Pelaksanaan) dan Material
Juru Utama Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan Dalam
Pelaksanaan) dan Material adalah orang yang mengelola laporan-laporan
mengenai AT, PDP dan Material yang ada. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Membuat laporan aktiva tetap dengan menginput dan memverifikasi lalu
diproses kedalam aplikasi AT – DTE.
b. Memonitor laporan Daftar F setelah dicocokan dengan LP, PMAT dan DPAT
selanjutnya hasilnya dilaporkan.
c. Memverifikasi LP dan LK cabang serta melaporkan hasil verifikasi ke
Supervisor Akuntansi AT dan PDP.
d. Melaksanakan inventarisasi Fisik Material, AT dan PDP, Rekening Listrik,
e. Melaksanakan tugas lainya sesuai perintah dari atasan.
9. Juru Akuntansi Biaya
Juru Akuntansi Biaya adalah orang yang mengerjakan laporan-laporan
mengenai biaya yang dikeluarkan. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Membantu tugas-tugas Juru Utama Akuntansi Biaya.
b. Melaksanakan tugas lainnya sesuai perintah atasan.
10.Juru Akuntansi Umum
Juru Akuntansi Umum adalah orang yang mengerjakan laporan-laporan
mengenai akuntansi umum seperti piutang, utang, dll. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Membantu tugas-tugas Juru Akuntansi Umum.
b. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan perintah atasan.
11.Juru Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan Dalam Pelaksanaan) dan Material
Juru Akuntansi AT (Aktiva Tetap), PDP (Pekerjaan Dalam Pelaksanaan)
dan Material adalah orang yang mengerjakan laporan-laporan mengenai AT, PDP
dan Material yang ada. Tugas-tugasnya antara lain:
a. Membantu tugas-tugas Juru Akuntansi AT, PDP dan Material.
2.4 Kegiatan Perusahaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 tanggal 28 Mei 1990 pasal 5
ayat 1, bidang usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah
memberikan pelayanan jasa listrik kepada masyarakat disamping memperoleh
laba, dan dijelaskan bahwa sifat usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten ini adalah menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip akuntansi.
Maksud didirikannya PT PLN (Persero) adalah untuk mengusahakan,
menyediakan tenaga listrik dalam jumlah yang memadai dengan tujuan:
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata,
serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
2. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan
tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.
3. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik yang
belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi
4. Penyediaan tenaga listrik untuk kebutuhan masyarakat.
Lapangan usaha PT PLN (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
17 tanggal 28 Mei 1998 pasal 6 adalah sebagai berikut:
"Dengan mengindahkan prinsip ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan
negara, PT PLN (Persero) menyediakan tenaga listrik yang meliputi kegiatan
pembangkitan, transmisi dan pembangunan tenaga listrik".
Dalam mengembangkan usahanya PT PLN (Persero) melakukan
Menteri Pertambangan dan Energi PT PLN (Persero). Dalam mengusahakan
tenaga listrik, PT (Persero) PLN mempunyai 3 sasaran yaitu:
a. Meningkatkan jumlah pelanggan
b. Meningkatkan daya terpasang
c. Meningkatkan jumlah kWh kepada pelanggan
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah satuan
administrasi yang tidak memiliki fasilitas pembangkit dan transmisi. Unit ini
membeli energinya dari unit PLN lainnya yang diterima di Gardu Induk (GI).
Seluruh pulau Jawa yang menyerap hampir 80% volume penjualan tenaga listrik
seluruh Indonesia dikelola oleh empat PLN distribusi yang berfungsi sebagai unit
koordinatif. Salah satu distribusi tersebut adalah PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten yang memiliki wilayah kerja meliputi seluruh Jawa Barat
dan Banten.
Luas wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
(PLN DJBB) menjangkau lebih dari 42.196 km² yang meliputi Propinsi Jawa
Barat dan Propinsi Banten, kecuali Tangerang. Wilayah dan beban kerja yang
sedemikian besarnya, dikelola oleh Unit-unit Pelaksana Area Pelayanan dan
Jaringan (APJ) dan Area Pengatur Distribusi (APD), dengan komposisi sebagai
berikut :
Area Pelayanan Jaringan (APJ) : 16 Unit
Area Pengatur Distribusi (APD) : 1 Unit
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) : 90 Unit
Kantor Pelayanan (KP) : 191 KP
Adapun Unit-unit Pelaksana tersebut adalah
1. APD Bandung
2. APJ Bandung
3. APJ Banten Utara
4. APJ Banten Selatan
5. APJ Bekasi
6. APJ Bogor
7. APJ Cianjur
8. APJ Cimahi
9. APJ Cirebon
10.APJ Depok
11.APJ Garut
12.APJ Karawang
13.APJ Majalaya
14.APJ Purwakarta
15.APJ Sukabumi
16.APJ Sumedang
Fungsi masing-masing cabang tersebut adalah untuk mendistribusikan
tenaga listrik kepada konsumen, membangun jaringan distribusi, pelayanan
langganan dengan sistem pembendaharaan serta melaporkan kegiatannya dengan
membuat laporan realisasi dan pertanggungjawaban kepada pimpinan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Tenaga listrik yang disalurkan kepada konsumen adalah tenaga listrik
yang dibangkitkan dari beberapa pusat tenaga listrik yang ada di Jawa Barat, dari
pusat tenaga listrik tersebut ditransmisikan lagi ke gardu-gardu induk, kemudian
ditransmisikan lagi ke gardu-gardu cabang dan akhirnya sampai kepada
konsumen.
2.4.1 Tujuan dan Strategi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
Tujuan dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area
Pengatur Distribusi adalah mampu memberikan kepuasan kepada tiga pemeran
utama perusahaan yaitu pelanggan, karyawan dan pemegang saham. Dalam
pencapaian sasaran kinerja yang disepakati dengan cara memberdayakan unit-unit
kerja yang berhubungan langsung dengan pelanggan.
Strategi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pengatur
Distribusi Bandung adalah mengoptimalkan sumber daya perusahaan yang berada
dalam kendali manajemen dengan harapan segera memberikan peningkatan
kinerja perusahaan, disertai dengan melaksanakan rencana restrukturisasi
2.4.2 Fungsi dan Peranan PT.PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
Fungsi dan peranan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
adalah sebagai sarana untuk mengatur dan mengendalikan sistem distribusi tenaga
listrik agar proses penyaluran tenaga listrik dari sumber tenaga sampai ke
konsumen dapat berjalan lancar, aman dan handal dengan mutu tegangan yang
baik dan dalam batas frekuensi yang diijinkan.
2.4.3 Produk Perusahaan
Produk yang dihasikan dan dijual oleh PT. PLN (Persero) adalah energi
listrik yang bisa dipergunakan untuk menjalankan mesin dan penerangan.
Berdasarkan tujuan pemakaian listrik, maka energi listrik yang dihasilkan dan
dijual kepada pelanggan dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
Golongan tarif S = Kepentingan Sosial
Golongan tarif R = Rumah Tangga
Golongan tarif B = Bisnis
Golongan tarif I = Industri
Golongan tarif P = Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum
Berdasarkan Kepres No. 83 tahun 2001, ditambahkan golongan tarif baru,
yaitu :
Golongan tarif T = Traksi/Kereta Listrik
Golongan tarif M = Multiguna
Golongan tarif ini diperuntukan bagi pengguna tenaga listrik dengan
persyaratan khusus atau spesifik, serta memberi nilai tambah bagi PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten maupun bagi pelanggan. Transaksi
multiguna sangat menguntungkan karena dibuat berdasarkan kesepakatan
perjanjian tersendiri. Jenis transaksi multiguna ini terdiri dari :
Transaksi Energi Listrik (TEL), meliputi multiguna ekspor; impor; musiman;
prabayar; beban dapat diatur; listrik hari libur.
Transaksi Non Energi Listrik, yaitu penyediaan tingkat keandalan layanan,
43 4.1 Kesimpulan
1. Bahwa dalam proses pengadaan barang dan jasa di PT PLN (Persero)
panitia pengadaan barang dan jasa mengumumkan pendaftaran untuk
pelelangan barang dan jasa untuk perusahaan jasa pemborong yang
berminat melalui media cetak, media elektronik (e-procurement PLN) dan
papan pengumuman. Persyaratan untuk perusahaan yang ikut serta dalam
pelelangan pengadaan barang dan jasa harus melakukan pendaftaran
terlebih dahulu kepada panitia dan setelah itu mengisi formulir dokumen
kualifikasi lalu di evaluasi oleh panitia pengadaan barang dan jasa setelah
itu pengumuman hasil kualifikasi calon penyedia barang dan jasa melaui
papan pengumuman yang ditujukan kepada para calon penyedia barang
dan jasa.
2. Bahwa sumber pengadaan barang atau jasa dibiayai seluruhnya oleh
Departemen pemerintahan seperti BUMN, BUMD wajib menyediakan
administrasi dalam mendukung pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
Kegiatan pengadaan barang dan jasa di PLN yang dibiayai dengan APLN
(anggran perusahaan listrik Negara) atau yang dibiayai dengan sumber
dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan atau pinjaman dari luar negeri
(Non APLN), sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberian pinjaman
dilaksanakan penyedia barang dan jasa, meliputi pengadaan barang, jasa
pemborongan, jasa konsultansi, dan jasa lainnya.
3. Syarat-syarat penyedia barang atau jasa diatur berdasarkan KEPRES No.
80 tahun 2003 :
a. Memenuhi ketentuan perundang undangan untuk menjalankan
usaha atau kegiatan sebagai penyedia barang atau jasa.
b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan untuk menyediakan
barang atau jasa.
c. Dalam waktu empat tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan
menyediakan barang atau jasa di pemerintahan atau swasta.
4. Dalam pelaksanaannya pengadaan barang atau jasa dapat dilakukan
dengan :
a. Pelelangan umum, dimana penyedia barang atau jasa harus lulus
kualifikasi kurang dari 3, baru dilakukan pengumuman dan proses
kualifikasi untuk penyedia barang tau jasa baru.
b. Penunjukan langsung, panitia atau pejabat pengadaan melakukan
kualifikasi terhadap penyedia barang atau jasa yang akan ditunjuk
untuk pekerjaan kompleks.
5. Swakelola juga dapat dilakukan oleh pengguna barang atau jasa dan
2.2Saran
1. Dalam pelaksanaannya harus lebih teliti dalam penyeleksian baik calon
peserta atau dalam mengajukan penawaran.
2. Sebaiknya barang atau jasa akan diikut sertakan seleksi kembali.
3. Untuk kelancaran kinerja para pegawai dalam kegiatan operasional
perusahaan, diperlukan pegawai yang benar-benar berkualitas dan lebih
ditingkatkan disiplin kinerja para pegawai untuk mendapatkan efesiensi
LAPORAN KERJA PRKATEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Diploma III
Program Studi Akuntansi
Oleh :
ARIENDI GANTHINA 21309042
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sang Maha
Kuasa, pemberi rahmat dan karunia karena atas segala ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “Prosedur
Pengadaan Barang atau Jasa Yang Memerlukan Penyedia Barang atau Jasa
Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten” ini. Shalawat serta
salam terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, keluarganya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya sampai akhir zaman.
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai bukti penulis telah
menyelesaikan kegiatan kerja praktek di instansi tertentu dalam periode yang
telah ditentukan. Laporan ini berisi rincian kegiatan proses pengadaan barang
atau jasa.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan berbagai
bantuan, bimbingan, dukungan serta do‟a dari berbagai pihak terutama untuk
kedua orangtua atas do‟a yang diberikan Mamah dan Alm Apa tercinta
kepersembahkan semua ini untuk kalian. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
iii sekaligus sebagai wali dosen Ak6.
4. Sri Dewi Anggadini SE.,M.Si selaku ketua Program Studi Akuntansi yang
selalu membuat hati menjadi tenang.
5. Adi Rachmanto,S.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
mencurahkan, perhatian, kesabaran dengan penuh kasih sayang dan waktunya,
untuk mengarahkan dan memberikan nasehat pada penulis.
6. Bapak Dadang Kartiwa selaku Deputi Manajer Akuntansi serta Dosen
pembimbing perusahaan yang telah memperkenankan dan memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek di PT PLN
(Persero) DJBB
7. Bapak Prabowo selaku dosem pembimbing yang telah memberi masukan dan
dukungan serta do‟a kepada penulis.
8. Seluruh Staff akuntansi perusahaan yang telah memberikan bimbingan
mengenai kegiatan – kegiatan yang dilakukan di Bagian Akuntansi
perusahaan dan memberikan bantuan pencarian data dalam penyusunan
laporan kerja praktek.
9. Ibu Siti selaku Staff PSDM yang telah memabntu pengurusan perizinan
pelaksanaan kerja praktek.
10.Seluruh Staff dan pegawai PT PLN (Persero) DJBB yang telah membantu
iii
13.Amih, Babeh, T„Imel, A Viko yang senantiasa mencurahakan do‟a yang
selalu membantu penulis hingga selesai, dan selalu sabar setiap hari rumah di
buat ricuh anak-anak.
14.Sahabat saya Wina Oktaviani (Leutik), Siti Aisah (Icih), Adrian Agung (Mang
Engkos), Agan Sofian Hakim (Bayi Piglet), Bany Akbar (Luis Nani), Lingga
Layasresa (Abah), Mulki (Iteuk) yang selalu memberi masukan pada saya.
15.Seluruh sahabat dan rekan – rekan 3AK6 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan dorongan
dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, terutama PT PLN (Persero) DJBB Serta bagi penulis yang menjadi
pengalaman berharga di kemudian hari.
Bandung, Desember 2011
Nama lengkap : Ariendi Ganthina
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 18 Agustus 1992
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ermawar No 24/22 Bandung, 40113
INDONESIA
Handphone : 082116262338
Telepon : 022-76779900
Email : yayangmirda@yahoo.com
PENDIDIKAN
1997-2003 : SD Pardomuan Bandung.
2003-2006 : SMP KARTIKA SILIWANGI III-I Bandung.
2006-2009 : SMA KARTIKA SILIWANGI III-I Bandung.
2009-Sekarang : Universitas Komputer Indonesia Jurusan Akuntansi