BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Fungsi Informatif di Harian umum Galamedia Bandung menunjukan unsur yang layak untuk suatu berita karena semua berita yang terbit pada edisi bulan
5 Maret sampai dengan 30 April 2010 kejadiannya berguna sebesar 14 berita (77,78%) dan mempunyai unsure penting dengan jumlah 4 berita (22,22%)
sehingga pembaca dari Galamedia itu sendiri mendapatkan informasi yang yang diperlukan bagi pembaca.
2. Fungsi Kontrol di Harian umum Galamedia Bandung menunjukan unsur layak
untuk suatu berita dimana informasi yang disuguhkan mengandung penyelidikan mengenai suatu perusahaan/UKM sebanyak 1 berita atau 5,55% yang diungkapkan secara jujur sebesar 5,55 % atau 1 berita sehingga pembaca
lebih bisa mengetahui apa yang sedang berjalan sebanyak 16 berita atau 88,89% berita dari informasi yang di terbitkan.
3. Fungsi Interpretatif di Harian umum Galamedia Bandung menujukan unsur layak sebuah berita dimana isi dari beritanya adalah kejadian-kejadian 3 berita yaitu 16,67 % yang menjelaskan kepada masyarakat tentang arti suatu
BANDUNG DITINJAU DARI Santi Indra Astuti, S.Sos., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejauhmana Analisis Isi Rubrik Shopping di HU Galamedia di tinjau dari Fungsi Pers. Sehingga untuk menjawab penelitian ini menggunakan enam kategori yang dijadikan alat ukur sebagai identifikasi masalah. Pertama Fungsi Informatif. Kedua Fungsi Kontrol. Ketiga Fungsi Interpretatif Keempat Fungsi Menghibur, Kelima Fungsi Regeneratif dan Keenam Fungsi Ekonomi
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif dan tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis isi. Untuk melakukan analisis isi digunakan empat metode sebagaimana dikemukakan Guido H Stempel, yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sampel untuk teknik pengumpulan data digunakan rancangan total sampling yaitu sampel diambil dari keseluruhan populasi. Penelitian ini keseluruhan populasi berjumlah 18, yang diambil dari Rubrik Shopping Harian Umum Galamedia dan sampel penelitian berjumlah 18 sampel yang terbit pada tanggal 5 Maret 2010 sampai tanggal 30 April 2010
Hasil penelitian menunjukan masing-masing kategori adalah: untuk Kategori Fungsi Informatif sebesar 73%; Kategori Fungsi Kontrol sebesar 86%; Kategori Fungsi Interpretatif sebesar 78%; Kategori Fungsi Menghibur sebesar 70%; dan Kategori Fungsi Regenartif sebesar 72%, menurut Babbie kategori yang dianggap sah minimal 70 % maka dapat disimpulkan bahwa berita dalam rubrik Shopping di Harian Umum Galamedia Bandung sudah sesuai dengan Fungsi Pers
Penelitian dengan tema serupa diperlukan untuk lebih mendalami keilmuan tentang Jurnalistik. Untuk Harian Umum Galamedia Bandung agar tetap mempertahankan kualitas dan eksistensi beritanya terutama dalam fungsi pers.
SHOPPING IN THE ANALYSIS OF CONTENTS RUBRIC GALAMEDIA BANDUNG DAILY VIEWED FROM GENERAL
RELEASE FUNCTION
By: Rosina Kosasih
41806004
Thesis under the Guidance: Santi Indra Astuti, S. Sos., M.Si
This study aims to determine extent of Contents Analysis Rubric Shopping in HU Galamedia on review of the Function of the Press. So to answer this research uses six categories are used as measuring tools as problem identification. Informative Function first. Second Function Control. Third Function Function Entertaining interpretive Fourth, Fifth and Sixth Function Function Regenerative Economy
The research method used is descriptive method and type of research is quantitative content analysis technique. To conduct a content analysis used four sampling, the data collection techniques used to design the total sampling that samples taken from the whole population. This research overall population amount amount to 18, taken from the General Rubric Daily Shopping Galamedia and study samples were 18 samples that appeared on March 5,2010 until the date 30 April 2010.
The results show each category are: the category of Informative Function of 73%; Category Function Control 86%; Category interpretive function by 78%; Category Function Entertaining at 70%, and the function category Regenartif by 72%, according to Babbie categories considered valid at least 70%, it can be concluded that the news in a daily newspaper column Galamedia Shopping in Bandung is in conformity with the Press Function
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa, sebab komunikasi massa sendiri secara sederhana berarti, kegiatan komunikasi dengan
menggunakan media massa. Selain itu, media massa hanya menampilkan informasi yang variatif dengan sajian-sajian informasi yang lebih aktual.
Salah satu dari keunggulan adanya media massa adalah bahwa ia mampu menjangkau khalayak (audience). Selain itu juga media massa atau persurat kabaran
berperan dalam menambah pengetahuan, mengubah prilaku maupun mengubah pendapat dengan suatu maksud tertentu yang ingin dicapai.
Surat kabar atau koran adalah barang cetakan yang berisi berita, informasi, dan
pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Ada juga yang berpendapat bahwa surat kabar adalah salah satu bentuk media cetak yang tidak dijilid, dalam ukuran normal tiap halaman terdiri 9 kolom, Ada yang terbit 8 halaman,
12 halaman, dan ada yang lebih dari jumlah itu.
Koran yang “terbatas” pembacanya memiliki kekuatan pesan yang permanent,
mempunyai rasa ingin tahu tentang kejadian yang ada disekitarnya, tapi mereka tidak
bisa memenuhi rasa ingin tahu itu tanpa bantuan pihak lain.
Informasi apapun yang disuguhkan koran, harus bisa memenuhi serta
memberikan pilihan informasi bagi pembacanya, sebagaimana yang tercakup dalam salah satu fungsi surat kabar, yaitu fungsi menginformasikan (to inform) atau menyiarkan informasi yang merupakan fungsi pers yang pertama dan utama bagi
khalayak pembaca.
Isi dari koran sebagaian besar adalah berita. Dengan demikian berita merupakan
bagian yang teramat penting bagi koran tersebut. Berita merupakan sajian utama untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Baik informasi mengenai sosial,
politik, hiburan, pendidikan, dan berita lainnya.
Berdasarkan Undang-Undang Pokok Pers, menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009) “Jurnalistik: Teori dan Praktik”, fungsi pers meliputi :
a. Fungsi Informatif b. Fungsi Kontrol c. Fungsi Interpretatif d. Fungsi Menghibur e. Fungsi Regeneratif
f. Fungsi Pengawalan Hak-Hak Warga Negara g. Fungsi ekonomi
h. Fungsi Swadaya
Berdasarkan fungsi-fungsi pers diatas, maka dapat dikaji sejauhmana suatu rubrik yang dimuat memiliki fungsi pers, sehingga layak untuk disuguhkan kepada
Barat, karena selalu memberitakan hal-hal yang informatif yang dekat dengan
masyarakat Jawa Barat.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan enam fungsi pers yaitu
fungsi informatif, fungsi kontrol, fungsi interpretatif, fungsi menghibur, fungsi regeneratif dan fungsi ekonomi. Karena untuk kategori fungsi pengawalan hak-hak warga Negara dan fungsi swadaya dilihat dari pengertiannya tidak ada kaitan dengan
berita yang dimuat di dalam rubrik shopping.
Harian Umum Galamedia Bandung merupakan sarana untuk menyampaikan
suatu visi dan misi bagi khalayak di Jawa Barat, sebagai media untuk sarana bagi wartawan menyampaikan isi-isi atau berita-berita di daerah Jawa Barat.
Harian Umum Galamedia Bandung merupakan salah satu media cetak yang turut meramaikan kancah penerbitan pers Indonesia. Harian Umum Galamedia terbit setiap hari, terdiri dari 20 halaman, dengan mengambil liputan wilayah Bandung dan
sekitarnya. Harian Umum Galamedia Bandung menerbitkan berita yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Harian Umum Galamedia Bandung sebagai sumber informasi harus bersikap
independent dalam setiap pemberitaanya, karena ia mempunyai tanggung jawab terhadap publik, jadi beritanya harus benar-benar interpretatif, sehingga setiap
pemberitaanya memiliki nilai lebih bagi masyarakat.
Harian Umum Galamedia Bandung sebagai media cetak lokal dapat menjalankan fungsinya sebagai media penyampaian informasi. Harian Umum
pemberitaanya, dalam arti bahwa Galamedia tidak boleh memihak siapapun, sehingga
dapat bersifat adil dalam pemberitaanya. Karena ketidak independent media dapat mempengaruhi pembaca atau khalayak.
Rubrik adalah alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama halaman sebagai identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan bertema khusus.
Rubrik-rubrik yang terdapat di Harian Umum Galamedia Bandung yaitu Rubrik Ekskul yang terbit setiap hari Senin, Rubrik Otomotif pada hari Selasa,
Rubrik Gemar terbit pada hari Rabu, Rubrik Bisnis UKM pada hari Kamis, Rubrik Shopping hadir setiap hari Jumat, Rubrik Indies pada hari Sabtu, dan Rubrik Gadget
pada hari Minggu.
Dalam penelitian ini peneliti memilih rubrik Shopping yang merupakan salah satu soft news yang di muat di Harian Umum Galamedia Bandung. “Shopping”
sebagai salah satu rubrik baru hadir setiap Jumat berisikan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan yang ada di Kota Bandung menceritakan wisata yang ada di Bandung Raya, dan karena Bandung merupakan salah satu objek wisata ysng terbukti
setiap weekend atau libur datang, Bandung pasti dipenuhi oleh warga dalam ataupun luar Bandung yang hanya akan berbelanja pakaian ataupun menikmati suasana dan
Keistimewaan rubrik shopping adalah tulisan yang semata-mata berdasarkan
fakta yang terjadi pada sekitar kehidupan kita. Berita yang dituliskan berdasarkan fungsi pers yaitu fungsi informatif, fungsi kontrol, fungsi interpretatif, fungsi
menghibur, fungsi regeneratif dan fungsi ekonomi. Penelitiannya dengan bahasa hidup, dilaporkan secara “hidup”, sehingga pembaca bisa mengetahui bermacam
jajanan dan fashion ter up to date di Bandung.
Oleh karena itu, rubrik “Shopping” Harian Umum Galamedia Bandung yang
menarik untuk diteliti karena untuk memberikan kontribusi yang layak dengan
menciptakan tulisan berdasarkan fungsi pers yaitu fungsi informatif, fungsi kontrol, fungsi interpretatif, fungsi menghibur, fungsi regeneratif dan fungsi ekonomi.
Dalam media massa, khususnya media cetak seperti surat kabar, biasanya redaksi menyediakan tempat atau halaman khusus untuk di jadikan sebagai sarana memberikan informasi lembaran khusus “SHOPPING” Galamedia. Peranan surat
kabar yaitu koran sebagai fungsi informasi tidak dapat di pungkiri sangat diperlukan bagi masyarakat karena ternyata dapat menjadi alternatif bagi masyarakat atau pembaca sebagai agen sosialisasi dan mediasi.
Karena Rubrik shopping merupakan bagian dari media cetak yaitu Harian Umum Galamedia Bandung yang merupakan kegiatan jurnalistik atau pers dan
berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti merumuskan masalah seebagai berikut: “Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti ungkap, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi informatif ?
2. Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung
ditinjau dari fungsi kontrol?
3. Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung
ditinjau dari fungsi interpretatif?
4. Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung
ditinjau dari fungsi menghibur ?
5. Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi regeneratif?
6. Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi ekonomi ?
7. Sejauhmana analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi pers?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sejauhmana fungsi
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembahasan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia
Bandung ditinjau dari fungsi informatif
2. Untuk mengetahui analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi kontrol
3. Untuk mengetahui analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi interpretatif
4. Untuk mengetahui analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi menghibur
5. Untuk mengetahui analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi regeneratif
6. Untuk mengetahui analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia
Bandung ditinjau dari fungsi ekonomi
7. Untuk mengetahui analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia Bandung ditinjau dari fungsi pers
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini berguna sebagai pengembangan ilmu komunikasi secara umum, dan ilmu jurnalistik secara khusus. Yaitu ilmu komunikasi massa pada kajian fungsi
1.4.2. Kegunaan praktis
Peneliti melakukan penelitian ini dengan maksud agar penelitian ini dapat dijadikan, sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan salah satu bentuk aplikasi dari ilmu komunikasi konsentari jurnalistik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan yang berupa proses komunikasi, dimana dapat menjadi bekal bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan berguna memperkaya penelitian bagi mahasiswa
UNIKOM pada umumnya dan mahasiswa ilmu komunikasi pada khususnya sebagai literatur untuk melakukan penelitian dalam kajian yang sama serta memberi kontribusi ilmu untuk pengembangan disiplin ilmu yang
bersangkutan.
3. Bagi Surat Kabar Harian Umum Galamedia Bandung
Kegunaan penelitian ini bagi Surat Kabar Harian Umum Galamedia Bandung
yaitu untuk memberikan masukan agar bisa tetap menjaga kualitas berita yang disajikan untuk konsumen. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
1.5. Kerangka Pemikiran
1.5.1. Kerangka Teoritis
Penelitian ini menggunakan konsep-konsep komunikasi salah satunya adalah
komunikasi massa.
Dilihat dari tatanan komunikasi, maka komunikasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi
massa. Menurut Rakhmat :
“Komunikasi massa yaitu komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim, melalui media cetak atau media elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”.(Rakhmat:1997:189)
Komunikasi massa sering disamakan dengan komunikasi yang menggunakan media. Media disni adalah media massa atau media cetak, seperti surat kabar mempunyai sirkulasi yang luas dalam menyebarkan informasi yang dibutuhkan oleh
khalayak.
Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya percetakan surat kabar atau media massa cetak dengan sistem silinder (rotasi) maka istilah pers muncul, pada
awalnya pers terbatas pada surat kabar dan majalah serta orang yang akan menyamakan istilah jurnalistik dengan pers, bahkan wartawan mendapatkan julukan
insan pers.
Pers dituntut untuk menyampaikan laporan-laporan tentang kejadian sehari-hari secara jujur, mendalam, dan cerdas, dalam suatu konteks yang memberi arti
berbohong. Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan keinginan masyarakat melalui
medianya baik media cetak maupun media elektronik.
Menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009) “Jurnalistik: Teori dan Praktik” mengemukakan fungsi pers meliputi :
a. Fungsi Informatif
Fungsi informatif yaitu memberikan informasi, atau berita kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi orang banyak dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata. Pers mungkin akan memberitakan kejadian-kejadian pada hari itu, memberitakan pertemuan-pertemuan yang diadakan atau memberitakan pengangkatan-pengangkatan pejabat kantor pemerintah. Pers juga mungkin memperingatkan orang banyak tentang peristiwa-peristiwa yang diduga akan terjadi, seperti perubahan cuaca atau bencana alam. Atau pers pun mungkin memberitakan hal-hal yang langsung berguna, misalnya bagaimana menghitung pajak pribadi berdasarkan tarif pajak baru.
b. Fungsi Kontrol
Fungsi kontrol adalah masuk kebalik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintah atau perusahaan. Pers harus memberitakan apa yang berjalan baik dan tidak berjalan baik. Fungsi “watchdog” atau fungsi kontrol ini harus dilakukan dengan lebih aktif oleh pers daripada oleh kelompok masyarakat lainnya. Pers dengan kelebihannya yang mampu menyampaikan informasi kepada khalayak (masyarakat) tentang yang baik dan tidak baik itu, supaya segera mendapatkan perhatian dan penanganan sebagaimana perlunya. Pengungkapan kejadian secara jujur dan penelitian yang menarik.
c. Fungsi Interpretatif
Fungsi Interpretatif dan Direktif, yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan bagi khalayak. Pers menjelaskan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian. Ini dapat dilakukan pers melalui tulisan-tulisan latar belakang. Melalui tulisan tersebut, pers juga menganjurkan tindakan yang seharusnya dilakukan masyarakat. Secara tidak langsung, pers ikut mendidik masyarakat tentang mengapa perlu melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
d. Fungsi Menghibur
e. Fungsi Regeneratif
Pers berfungsi menceritakan bagaiman sesuatu dilakukan di masa lampau, bagaimana dunia ini dijalankan sekarang, bagaimana sesuatu itu diselesaikan dan apa yang dianggap dunia itu benar atau salah. Jadi, pers membantu menyampaikan warisan social kepada generasi baru supaya terjadi proses regenerasi dari angkatan yang lebih tua kepada angkatan yang yang lebih muda.
f. Fungsi ekonomi
Pers melayani ekonomi melalui iklan yang tersedia di media massa itu. Dengan menggunakan iklan, penawaran akan berlangsung dari tangan ke tangan sehingga produk dan jasa dapat dijual.
Peranan dan fungsi pers selain melakukan pemberitaan yang objektif kepada masyarakat, juga berperan dalam pembentukan pendapat umum. Peranan pers dan media massa lainnya yang paling pokok dalam pembangunan adalah sebagai “agen”
perubahan. Letak peralihannya adalah dalam membantu mempercepat proses peralihan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.
1.5.2. Kerangka Konseptual
Penelitian ini hanya mengupas satu variabel, yaitu rubrik “Shopping“ Harian Umum Galamedia Bandung ditinjau dari Fungsi Pers. Fungsi Pers ada delapan tapi
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan enam fungsi pers, yaitu :
1. Informatif, artinya memberikan informasi, atau berita, kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur. Rubrik shopping menghimpun berita yang dianggap
2. Kontrol, artinya masuk ke balik panggung kejadian untuk menyelidiki
pekerjaan suatu perusahaan. Rubrik shopping harus memberitakan apa yang berjalan dengan baik dan tidak berjalan dengan baik.
3. Interpretatif, memberikan interpretasi dan bimbingan. Rubrik Shopping harus menceritakan kepada masarakat tentang arti suatu kejadian.
4. Menghibur, artinya Para wartawan menuturkan kisah-kisah dunia dengan
hidup dan menarik. Rubrik shopping menyajikan humor dan drama serta musik. Rubrik shopping juga menceritakan kisah yang lucu untuk diketahui
meskipun kisah itu tidak terlalu penting.
5. Regeneratif, artinya rubrik shopping membantu menyampaikan warisan sosial
kepada generasi baru agar terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada angkatan yang lebih muda.
6. Ekonomi, artinya rubrik shopping melayani sistem ekonomi melalui iklan.
Dalam hal-hal tertentu, analisis isi mungkin cukup banyak mengungkapkan nilai-nilai, asumsi, dan lingkungan sosial para pembuat atau dalam hal isi berasal dari sumber spesifik yang dapat dikenali.
1.6. Konstruksi Kategori
Konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur (Rakhmat 2000:12). Pemilihan satuan analisis yang terjadi dari kata-kata, pernyataan, kalimat, paragraph atau seluruh artikel, dalam hal ini peneliti memilih isi berita dengan satuan analisis
Shopping Harian Umum Galamedia Bandung pada edisi bulan Maret 2010 dari
tanggal 5 Maret 2010 sampai dengan tanggal 30 April 2010. Sub konstruksi kategori ditinjau dari :
a. Konstruksi kategori Fungsi Informatif
Unit analisis dari tinjuan konstruksi kategori informatif berita yaitu alat ukurnya informasi melalui berita secara teratur.
Alat Ukurnya :
Informasi dianggap berguna Informasi dianggap penting b. Konstruksi kategori Fungsi Kontrol
Unit analisis dari sub kontruksi kategori kontrol berita yaitu alat ukurnya rubrik shopping harus lebih aktif dibandingkan masyarakat
Alat Ukurnya:
Menyelidiki pekerjaan perusahaan/UKM Memberitakan apa yang berjalan baik Pengungkapan kejadian secara jujur c. Konstruksi kategori Fungsi Interpretatif
Unit analisis dari sub kategori fungsi interpretatif yaitu alat ukurnya rubrik
shopping harus memberikan interpretasi dan bimbingan pada khalayak. Alat ukurnya:
Mendidik masyarakat mengapa hal tersebut perlu dilakukan kepentingan orang banyak atau berdampak pada masyarakat.
d. Konstruksi kategori Fungsi Menghibur
Unit analisis dari sub kontruksi kategori Fungsi Menghibur yaitu alat ukurnya adalah menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik
Alat ukurnya :
Menulis kisah dunia dengan hidup Menulis kisah dunia dengan menarik Objek wisata
e. Konstruksi kategori Fungsi Regenaratif
Unit analisis dari sub konstruksi kategori Fungsi Regeneratif yaitu alat
ukurnya adalah pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru
Alat ukurnya :
Sesuatu dianggap benar
Penyampain warisan sosial kepada generasi muda f. Konstruksi Kategori Fungsi Ekonomi
Unit analisis dari sub konstruksi kategori Fungsi Ekonomi yaitu alat ukurnya iklan merupakan sistem ekonomi
Alat Ukurnya:
Table 1.6.1 Konstruksi Kategori
No. Konsep/Kategori Fungsi Konstruksi Kategori Unit Analisis
Memberitakan apa yang berjalan baik Pengungkapan kejadian secara jujur
Menulis kisah dunia dengan hidup Menulis kisah dunia dengan menarik
Objek wisata Berita
5 Regeneratif Pers membantu
Sesuatu dianggap benar
menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru
generasi muda Berita
6 Ekonomi
melayani sistem ekonomi melalui iklan
Memperjualbelikan jasa
Memperjualbelikan barang Berita
Sumber : Kusumaningrat dan Kusumaningrat (Jurnalistik Teori dan Praktik, 2009)
1.7 Populasi dan Sampel 1.7.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan objek peneliti dapat berupa orang, organisasi,
kelompok, buku, lembaga, surat kabar dan lain-lain (Rakhmat, 2000:78). Populasi dalam penelitian ini adalah pemberitaan mengenai rubrik shopping Harian Umum
Galamedia Bandung.
Mengacu pada pengertian populasi di atas, berdasarkan pertimbangan dari pihak Harian Umum Galamedia Bandung maka yang menjadi populasi pada
penelitian ini adalah berita-berita dalam rubrik shopping di Harian Umum Galamedia Bandung yang terbit pada tanggal 5 Maret sampai 30 April 2010 yaitu dengan jumlah
18 berita.
1.7.2 Sampel
Sampel, menurut Jalaluddin Rakhmat adalah bagian yang diamati atau diteliti
(Rakhmat 2000:78). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah rubrik Shopping. Untuk teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan rancangan total
populasi yang sedikit. Dengan menggunakan total sampling, sampel dalam penelitian
ini adalah berita dari rubrik shopping dengan jumlah 18 berita, n = 18
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rubrik shopping Harian
Umum Galamedia Bandung mulai tanggal 5 Maret 2010 sampai dengan tanggal 30 April 2010, peneliti hanya mengambil sampel selama satu bulan karena dirasa sudah dapat mewakili dalam memenuhi penelitian ini.
Table 1.7.2 Sampel
Rubrik Shopping di Harian Umum Galamedia No Hari dan Tanggal
Terbit
Judul Jumlah Berita
1 Jumat, 5 Maret 2010 - Murah Kualiats Terjamin - Rasa Bikin Candu
3 Jumat, 19 Maret 2010 -Mahal Tak Jadi Patokan -Nasi Liwet Bambu Kuning -Pawon Pitoe Atmosfer Khas Bali Begitu Terasa
2
7 Jumat, 16 April 2010 -Kawasan Tekstil Cigondewah Murah Berkualitas
Pepes Peda
8 Jumat, 23 April 2010 -Dari Kaki Lima sampai mall Berburu Merchandise Piala Dunia 2010
-Bakso Kaget Tebak Isinya 2
Total Berita 18
Sumber : Arsip Harian Umum Galamedia terbitan 5 Maret sampai 30 April 2010
1.8 Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Kuantitatif disebut sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah yaitu konkrit, empiris, objektif, rasional dan sistematis. Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat tertentu pengumpulan menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Jalaludin Rakhmat metode deskriptif adalah:
“Suatu metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi ” (Rakhmat, 2002:25).
memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk
lambang”.
Analisis isi yang digunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk
memaparkan antara yang diperoleh dengan cara mengelompokkan dan menstabulasikan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan berdasarkan data tersebut, kemudian dijelaskan dan disimpulkan.
1.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
a. Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu tata cara koding pernyataan atau
tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui operasional variabel. Namun dalam penelitian ini, penyandian berdasarkan konstruksi kategori yang telah disusun untuk kemudian menelaah dan memaparkan
rubrik “Shopping” di Harian Umum Galamedia Bandung.
b. Wawancara, suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan apabila ingin
mengetahui hal-hal dan responden sedikit. Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai lansung redaksi Harian Umum Galamedia Bandung yaitu
Sutisna AM.
c. Study Pustaka, yaitu teknik untuk mendapatkan data teoritis guna memperoleh data dari para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan, menelaah referensi
d. Internet Searching, yaitu teknik untuk mencari data melalui internet.
1.10. Teknik Analisis Data
Menurut Stempel dalam bukunya Analisis isi, ada empat tahapan metodologis yang digunakan data teknik anlisis isi, yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sampel, dan reliabilitas koding (Stempel, dalam Rakhmat
1997:11).
1. Pemilihan satuan analisis, yaitu satuan penelitian yang dapat berupa kata,
pernyataan, kalimat, paragraph atau seluruh artikel. Jawabannya harus berkaitan dengan tujuan penelitian
2. Konstruksi kategori, yaitu mengindentifikasikan lambang-lambang yang relevan dengan memperhatikan :
a. Kategori harus berkaitan dengan tujuan penelitian
b. Kategori harus bersifat fungsional c. Sistem kategori harus dapat dipakai.
3. Penarikan sampel adalah memastikan bahwa reliabilitas koding yaitu
bagaimana mencari kesepakatan antara koding terhadap kategori yang ditentukan terlebih dahulu agar tidak terjadi kekeliruan pada penelitian.
(Stempel, dalam Rakhmat 1997:11).
Studi pustaka, yaitu teknik dengan mengumpulkan data atau keterangan dari
penelitian buku, artikel dan berita di media cetak maupun informasi tertulis lain yang relevan guna mendukung penelitian.
1.10.1 Uji Statistik
Uji statistik yang diterapkan pada penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan pengkoding dalam perhitungan uji reliabilitas.
Koefisien korelasi kontingensi (C) yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesepakatan koding atau reliabilitas koding
C = - n
Sumber, Hasan 2002 : 100
Keterangan
= Nilai kuadrat menghitung setiap variabel n = Ukuran dalam tabel
(1-C) x 100 ℅ = mengukur tingkat kesepakatan koding
Chi kuadrat (Chi Square) = (0 – E )² E Keterangan :
0 = Frekuensi hasil observasi
E = Frekuensi yang diharapkan
Rumus yang dikemukakan oleh Kriffendorf (1980) digunakan untuk mengetahui persentase kesepakatan pengkoding, yaitu :
C = Pearson’s Chi Kuadrat
Ukuran indeks reliabilitas klause Babbie menurut Babbie, konstruksi kategori yang dianggap sah adalah yang memiliki nilai indeks reliabilitas koding
minimal 70 %.
Untuk pengkodingan dilakukan oleh tiga orang yang bertindak sebagai koder dari penelitian analisis isi rubrik shopping di harian umum Galamedia
Bandung ditinjau dari fungsi pers yang terdiri dari :
1. Yugi Prasetyo (Wartawan Harian Umum Seputar Indonesia)
2. Pramita Tristiawati (Mahasiswa Jurnalistik Universitas Komputer Bandung yang pernah bekerja menjadi wartawan Tabloid Pakuan)
3. Rosina Kosasih (Mahasiswa Jurnalistik Universitas Komputer Indonesia) Pemilihan koder berdasarkan berbagai pertimbangan salah satunya yaitu pengalaman dan kemampuan dalam menginterpretasikan suatu berita atau rubrik.
Peneliti sebagai koder karena peneliti dapat juga berperan sebagai pengamat dan penganalisa, wartawan dari Harian Umum Seputar Indonesia sebagai koder karena tidak dapat diragukan lagi kemampuannya dalam bidang jurnalistik. Sedangkan
1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Bagian Redaksi HU Galamedia Bandung
yang terletak di Jl. Belakang Factory No. 2C Bandung 40111. Telp: (022) 4210063 & 4205347. Fax. (022) 7505009, web : http:/klik-galamedia.com
1.11.2. Waktu Penelitian
Penelitian yang akan peneliti laksanakan dimulai pada bulan Maret 2010 dan diperkirakan hingga bulan Juli 2010. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke
penyelesaian dengan perincian waktu pada tabel berikut : Tabel 1.11 Waktu dan Jadwal Penelitian
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Penelitian Bab 1
Bimbingan
3 Seminar UP
4 Penelitian Bab II dan
Bimbingan
5 Penelitian Bab III dan
Bimbingan
Wawancara
Bimbingan
7 Pengolahan Data
Penelitian Bab IV
dan Bimbingan
8 Penelitian Bab V dan
Bimbingan
9 Penyusunan Bab
10 Sidang kelulusan
Sumber: peneliti 2010
1.12 Sistematika Tulisan
Secara garis besar sistematika penelitian pada penelitian ini dapat di jelaskan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Adapun di bab ini terdapat latar belakang penelitian, identifikasi penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, konstruksi kategori, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, uji
statistik, lokasi dan waktu penelitian, sistematika penelitian, rencana penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA :
komunikasi massa, media massa, tinjauan pers, jurnalistik, media cetak dan tinjauan
surat kabar serta berita.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Yang menjadi objek penelitian peneliti adalah Harian Umum Galamedia Bandung
BAB 1V PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis melalui pengkodingan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi mengenai tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Umum Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi secara etimologi berasal dari perkataan latin “Communicatio” istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama,
sama disini maksudnya sama makna atau sama arti.
Dalam kehidupan sehari-hari orang selalu berkomunikasi, karena sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk saling berhubungan satu sama lain, dan ini
dilakukan dengan komunikasi. Komunikasi dimaksudkan untuk menyampaikan pesan, pengetahuan, perasaan dan pengalaman kepada orang lain.
Komunikasi dapat dikatakan efektif bila ada kesamaan makna dan bahasa yang
dipakai pada komunikan, sehingga apa yang diinginkan oleh komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa
yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2002:9).
terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau lebih
sehingga peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikannya.
“Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya”. (Effendy, 2006:26). Carl I Hovland menyatakan bahwa “Komunikasi adalah proses yang mungkin seseorang (komunikastor) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain”. (Mulyana, 2000:62).
Sedangkan menurut Harold Lasswell “Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu”. (Effendy, 2002:10). Paradigma Lasswel menyatakan Who says what in wich channel to whom with what effect (apa, kepada siapa, dengan melalui saluran
apa, kepada siapa, dengan efek apa). Hal tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur. (Effendy, 2006:6), yaitu:
1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan 2. Komunikan adalah orang yang menerima pesan
3. Media adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
4. Efek yaitu dampak pengaruh dari pesan
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jika ada dua orang yang terlibat dalam
komunikasi, maka komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan makna mengenai apa yang bersifat informatif yaitu agar orang lain juga bersifat persuasif agar orang
2.1.2 Proses Komunikasi
Agar lebih jelas pembahasan proses komunikasi maka proses komunikasi dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif:
1. Proses komunikasi dalam perspekif psikologis, proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan.
2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis, proses ini berlangsung
ketika komunikator mengoperkan atau memaparkan dengan lisan atau tulisan pesannya sampai ditangkap oleh komunikan, proses komunikasi
dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang sebagai media atau salurannya. Lambang ini umumnya berupa bahasa, tetapi dalam situasi-situasi tertentu lambang-lambang yang digunakan berupa kial (Gesture) yakni gerak anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya.
b. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang-lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikator yang dijadikan sasaran komunikasinya, jauh tempatnya atau banyak jumlahnya ataupun kedua-duanya.
c. Proses komunikasi secara linear, istilah linear mengandung makna luas. Jadi proses linear berarti suatu perjalanan dari suatu titik ketitik yang lain secara lurus. Dalam kontek komunikasi proses linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.
harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan feedback positif”. (Effendy, 2000:28).
2.2Pengertian Komunikasi Massa
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu, Teori dan Filasafat
Komunikasi” mengatakan:
“Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar; majalah yang mempunyai sirkulasi luas ; siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum serta film yang dipertunjukkan digedung-gedung bioskop”.(Effendy, 2000:79).
Pesan komunikasi massa melalui medianya yaitu surat kabar maupun majalah, bisaanya ditunjukkan kepada sejumlah besar orang, seperti apa yang telah
dikemukakan oleh Brittner yang dikutip Rakhmat bahwa: “Mass communication is messange communicated a mass medium to large member of people”. (komunikasi
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).
Bagaimana peliknya komunikasi massa, Werner I. Severin dan James W.
Tankard, Jr. Dalam bukunya Communication Theory, Origins, Method, Uses, mengatakan sebagai berikut:
Tankard, 1992), berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik
Dari definisi-definisi yang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada jumlah khalayak yang besar dalam jumlah tersebar, heterogen dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri atau karaketristik khusus. Menurut Onong Uchjana Effendy, ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Berbeda dengan komunikasi Antarpersona (Interpersonal communicatiom) yang berlangsung dua arah (two way traffic communication), ini berarti bahwa tidak ada arus balik dari komunikasi kepada komunikator.
Sebagai konsekuensi diri situasi komunikasi seperti itu, komunikator pada komunikasi massa harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan kepada komunikan harus komunikatif dalam arti kata dapat diterima secara inderawi (received) dan secara rohani (accepted) pada satu kali penyiaran.
b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu organisasi. Komunikator pada komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi, media yang dipergunakannya adalah suatu lembaga yang menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijakan (policy) surat kabar dan stasiun televisi yang diwakilinya.
Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang-orang lain.
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum
d. Media Komunikasi Massa menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari media massa adalah kemampunnya untuk meimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.
Radio dan televisi merupakan media massa elektronik yang tidak diragukan lagi keserempakannya ketika khalayak mendengarkan acara radio atau menonton acara televisi. Demikian pula majalah dan surat kabar dinegara-negara maju dianggap media massa karena ciri keserempakan tersebut.
e. Komunikan Komunikasi massa bersifat Heterogen.
Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaanya secara terpencar-pencar dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: Jenis kelamin, Usia, Agama, Ideologi, Pekerjaan, Pendidikan, Pengalaman, Kebudayaan, Pandangan hidup, Keinginan, Cita-cita dan lain sebagainya.
Pengelompokan tersebut telah dilaksanakan oleh berbagai media massa dengan mengadakan rubrik atau acara tertentu untuk kelompok pembaca,
pendengar, penonton tertentu. Berdasarkan pengelompokkan tersebut diatas maka sejumlah rubrik atau acara dapat disingkat kelompok sasarannya atau disebut khalayak sasaran (target audience).
2.2.2 Fungsi dan peran Komunikasi Massa
Harold D. Lasswel pakar komunikasi terkenal menyatakan bahwa proses
a. Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman kesepakatan dan bagian-bagian unsur didalamnya
b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of society in making a respon to the environment) c. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social intheritance)
disini berperan para pendidik baik dalam kehidupan rumah tangga maupun disekolah yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya (Effendy, 2001:21)
Sedangkan fungsi komunikasi massa menurut Sean McBride dalam
bukunya yang berjudul “Aneka Suara Satu Dunia” (Many Voice One World) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sumber informasi : pengumpulan, penyampaian, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan dan orang lain dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Sebagai sarana proses sosialisasi : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif dan menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya.
c. Sebagai pemberi motivasi : menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
d. Sebagai sarana perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama ditingkat internasional, nasional dan lokal.
e. Sebagai sarana untuk mendidik : peralihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
lalu, perkembangan kebudayaan dan memperluas horizon seseorang, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal, mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. (Effendy 2001 :27)
2.3Media Massa
Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan
merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi:
a. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak b. Universalitas, kesannya bersifat umum c. Perioditas, tetap atau berkala
d. Kontinuitas, berkesinambungan e. Aktualiats, berisi hal-hal baru
(Romly, 2002 :5 )
Isi media massa secara garis besar terbagi atas tiga kategori : berita, opini,
feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate) setelah lembaga eksekutif, legislatif yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi sosial
kontrolnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa.
Media yang termasuk kedalam ketegori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of
macam, media massa cetak (printed media) dan media massa elektronik (electronic
media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya Romly (2002 : 5)
dibagi menjadi enam yaitu :
1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)
3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)
5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah lazimnya 4-8 halaman) 6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4-8)
2.4Tinjauan Umum Tentang Pers
Secara etimologis, kata pers (Belanda), atau press (Inggris) atau presse
(Prancis), berasal dari bahasa latin, pressare dari kata premere, yang berarti “tekan” atau “cetak”. Bahasa Belanda (gedruten) atau (drukpers) atau (pers). Bahasa
Inggrisnya (printed media) atau (printing press) atau (pres). Dalam
perkembangannya pers dibagi menjadi dua pengertian yaitu pers dalam arti luas dan pers dalam arti sempit.
Pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa
elektronik, radio siaran dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah dan bulletin kantor berita.
Pers merupakan lembaga kemasyarakatan (social institusio). Sebagai lembaga kemasyarakatan, pers merupakan sistem kemasyarakatan tempat ia berada besama-sama dengan subsistem lainnya. Dengan demikian, pers tidak hidup secara mandiri,
Bersama dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya, pers berada dalam
keterikatan organisasi yang bernama Negara karena eksistensinya pers dipengaruhi, bahkan ditentukan oleh falsafah dan sistem politik Negara tempat per-satuan hidup.
Pers di Negara dan masyarakatan tempat ia berada bersama mempunyai fungsi yang Universal, tetapi sejauhmana fungsi itu dapat dilaksanakan bergantung pada falsafah dan sistem politik Negara tempat pers berada.
Pers adalah sarana menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik yaitu mewujudkan keinginan melalui medianya baik media cetak maupun
media eletronik seperti radio, televise dan internet.
Pers atau persurat kabaran adalah lembaga kemasyarakatan yang memiliki tugas
memberikan informasi kepada masyarakat umum baik berupa gambar, foto, cetak dan sejenisnya. Tugas dari pers itu sendiri adalah untuk memberikan informasi yaitu memberikan informasi, atau berita kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur.
Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi orang banyak dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata. Pers mungkin akan memberitakan kejadian-kejadian pada hari itu juga,
Pers harus memberitakan hal yang berpendidikan yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan bagi khalayak. Pers menjelaskan kepada masyarakat tentang arti suatu
kejadian. Ini dapat dilakukan pers melalui tulisan-tulisan latar belakang. Melalui tulisan tersebut, pers juga menganjurkan tindakan yang seharusnya dilakukan masyarakat. Secara tidak langsung, pers ikut mendidik masyarakat tentang mengapa
Pers yang bisa memberikan hiburan yaitu Pers wartawan atau reporter menulis
atau menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik. Mereka menyajikan humor, drama dan music, atau berbagai hal yang berkaitan dengan seni laninnya,
termasuk tentang pariwisata dan makanan.
Pers harus memberitaka yang mengandung unsur social control yaitu Pers dengan kelebihannya yang mampu menyampaikan informasi kepada khalayak
(masyarakat) tentang yang baik dan tidak baik itu, supaya segera mendapatkan perhatian dan penanganan sebagaimana perlunya. Pengungkapan kejadian secara
jujur dan penelitian yang menarik. dan lembaga ekonomi yang merupakan fungsi baru yang merupakan Pers melayani ekonomi melalui iklan yang tersedia di media
massa itu. Dengan menggunakan iklan, penawaran akan berlangsung dari tangan ke tangan sehingga produk dan jasa dapat dijual..
Pers mempunyai empat sistem fungsi pers yaitu authoritarian theory yaitu teori
yang otoriter, adanya campur tangan penguasa, tidak adanya kebebasan pers, terjadi dalam Negara yang otoriter, dan pers terselinap namun terorganisasi.
Libertarian pers yang dianut oleh Negara Amerika Serikat mempunyai ciri-ciri
pers yang menganut kebebasan, pers yang pada awalnya mengedepankan diri sebagai terkontrol pada capital, pers sebagai mesin pencetka uang, Soviet Commnist Pers
yang dianut oleh Negara Republik Rakyat Cina artinya paduan antara otoriter dan dictator artinya terkontrol oleh penguasa pers alat untuk mengontrol rakyat. Dan Social Responsibility Pers berkewajiban bertanggung jawab terhadap masyarakat
Rambu-rambu pers ada lima yaitu kode etik jurnalistik, Undang-Undang Pokok
Pers, Undang-Undang Penyiaran, Undang-Undang IT dan KUHP.
Berdasarkan pasal 1 UU No.40 tahun 1999 tentang pers disebutkan bahwa pers
merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, meyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar serta data-data grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
Berdasarkan pasal 3 UU No. 40 tentang pers disebutkan bahwa:
1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai informasi, pendidikan, hiburan
dan kontrol sosial.
2. Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat 1 pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi.
2.5 Tinjauan Umum Tentang Jurnalistik 2.5.1 Pengertian Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata Journ dalam bahasa Perancis, Journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan
sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau laporan setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui
Onong Uchjana Effendy mengemukakan, secara sederhana jurnalistik dapat
didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai menyebar luaskannya kepada masyarakat (2003:95).
Setelah memperhatikan dan menyelami para pendapat pakar tersebut, dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka dalam buku tersebut peneliti mendefinisikan jurnalistik sebagai berikut. Secara teknis, jurnalistik adalah
kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan meyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan
secepat-cepatnya.
2.5.2 Bentuk Jurnalistik
Dilihat dari segi bentuk dan pengolahannya, jurnalistik dibagi kedalam tiga bagian besar : jurnalistik media cetak (newspaper and magazine journalism), jurnalistik media eletronik auditif (radio broadcast journalism), jurnalistik media
elektronik audio visual (television journalism).
Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, jurnalistik tabloid harian, jurnalistik tabloid mingguan dan jurnalistik majalah. Jurnalistik media
auditif adalah jurnalistik radio siaran. Jurnalistik media elektronik audiovisual adalah jurnalistik televisi siaran dan jurnalistik media online (internet).
Setiap bentuk jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Ciri dan kekhasannya itu antara lain terletak pada aspek filosofi penerbitan, dinamika teknis persiapan dan pengelolaan serta asumsi dampak yang ditimbulkan terhadap
harian menekankan pada segi keunggulan dan kecepatan dalam perolehan dan
penyebaran informasi. Sedangkan filosofi penerbitan majalah berita mingguan lebih banyak menekankan segi kelengkapan dan kedalam informasi serta ketajaman daya
analisisnya.
2.5.3 Jurnalistik Media Cetak
Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan
visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraph yang efektif dan komunikatif. Visual,
menunjukkan pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Materi berita yang ingin kita
sampaikan kepada pembaca memang merupakan hal yang sangat penting. Namun bila berita tersebut tidak ditempatkan dengan baik, dampaknya akan kurang berarti. Hal ini yang harus diperhatikan oleh bagian desain visual, tata letak dan perwajahan.
Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat, melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah dan tabloid), selera
2.6 Tinjauan Tentang Surat Kabar 2.6.1 Pengertian Surat Kabar
Surat kabar bisa dikatakan sebagai media massa tertua sebelum ditemukan film,
radio dan televisi. Salah satu kelebihan surat kabar adalah mampu memberi informasi yang lebih lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila diperlukan.
Berbicara tentang surat kabar sebagai salah satu media massa, maka permasalahan itu senantiasa berhubungan dengan jurnalistik, secara fungsional
jurnalistik memang tidak dapat dipisahkan dengan surat kabar atau pers, sehingga jurnalistik adalah bentuk komunikasinya, sedangkan pers adalah media dimana jurnal
disalurkan.
Terbitan yang menitikberatkan pada penyampaian berita, yang sering disebut dengan harian, karena terbit tiap hari. Sebutan harian sebenarnya untuk membedakan
dengan terbitan lain yang terbit tiap minggu, bulan dan lain sebagainya yang bisaanya disebut majalah atau tabloid.
Seiring pula disebut dengan Koran karena dibuat dari jenis kertas koran. Surat
kabar sebetulnya kata lain dari pers, tapi kemudian pengertiannya semakin luas. Kini televisi dan radio diklasifikasikan juga sebagai pers. Arti pers yang sebenarnya adalah
Menurut Kurniawan Junaidi dalam leoners.blogspot yang dimaksud dengan surat kabar adalah :
“Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan serta diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum, isinya pun harus aktual, juga harus bersifat universal, maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan”. (Junaidi, 1991 : 105)
Definisi surat kabar menurut George Fox Mott yaitu :
1. Suatu lembaga masyarakat yang punya fasilitas dan target masing-masing.
2. Suatu pelayanan masyarakat atau melayani masyarakat untuk kepentingan-kepentingan informasi.
3. Pemimpin yang bertujuan untuk memimpin pada masyarakat yang menyangkut nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.
4. Penghubung antara masyarakat dalam menyampaikan informasi-informasi.
5. Penjual pengetahuan menyerap berbagai informasi dan pengetahuan lalu menyebarkannya kepada masyarakat.
(Junaidi, 1991 : 105)
Pada awalnya surat kabar seringkali diidentikan dengan pers namun karena pengertian pers sudah luas, dimana media elektronik sekarang ini sudah dikategorikan dengan pers juga. Untuk itu pengertian pers dalam arti sempit
dan luas, pers hanya meliputi media cetak saja, salah satunya surat kabar. “Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termassa dan aktual mengenai apa saja dan darimana saja diseuruh dunia untuk diketahui pembaca” (Effendy, 1993 : 241)
Mengenai ciri-ciri yang dikemukakan di atas, dalam bukunya Ilmu,
kabar setiap hari, satu kali seminggu, dua kali seminggu, kemudian yang
dimaksud dengan bersifat umum atau publisitas adalah isi surat kabar terdiri dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan kepentingan umum. Selanjutnya
untuk ciri yang menyebabkan isinya termasa atau aktual, diartikan bahwa surat kabar meneliti kecepatan dalam menyajikan laporan, tanpa mengesampingkan kebenaran berita.
Sedangakan ciri terakhir yaitu mengenai apa saja dan bagaimana saja diseluruh dunia yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak atau pembaca
(universalitas), berarti menyangkut kesemestaan dan keaneka ragaman.
2.6.2 Fungsi Surat Kabar
Surat kabar memiliki empat fungsi, yaitu : 1. Fungsi menyiarkan informasi
Menyiarkan informasi adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama. Pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi tentang berbagai hal. Surat kabar menyiarkan informasi mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain dan apa yang dikatakan orang lain.
2. Fungsi Mendidik
Surat kabar sebagai sarana pendidikan massa. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Melalui tulisan-tulisannya yang mengandung pengetahuan, khalayak dapat memperluas wawasannya dan bertambah pengetahuannya
3. Fungsi Menghibur
melemaskan ketegangan pikiran setelah para pembaca disuguhi artikel yang berat.
4. Fungsi mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implicit terdapat pada berita, sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. (dalam Effendy, 1993:93)
2.6.3 Karakteristik Surat Kabar
Surat kabar mempunyai atau ciri serta yang berbeda dengan media lainnya. Ciri-Ciri surat kabar ada tiga yaitu :
a. Publisitas, ialah bahwa surat kabar diperuntukan umum. b. Periodisitas, ialah keteraturan terbitnya surat kabar.
c. Universalitas, ialah bahwa surat kabar harus memuat berita-berita mengenai kejadian diseluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.
d. Aktualitas,ialah bahawa ketepatan penyampaian laporan mengenai kejadian diamsyarakat kepada khalayak (Effendy :154)
Empat ciri surat kabar diatas juga dikatakan empat syarat yang harus
dipenuhi surat kabar dan penerbitan yang tidak mempunyai satu ciri saja dari keempat ciri tersebut diatas bukanlan surat kabar.
Selain ciri terdapat juga sifat surat kabar yang diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Terekam artinya berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang tediri dari huruf-huruf yang dicetak pada kertas.
2.6.4 Kelemahan dan Kelebihan Surat Kabar
Sebagai media komunikasi surat kabar memliki kelebihan dan kekurangan dalam menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh khalayak, sehingga
saling melengkapi atau mengisi dengan media lainnya
Kelebihan surat kabar adalah bahwa berita yang disiarkannya dapat dibaca kapan saja dan secara berulang-ulang, surat kabar mudah dibawa, selain dapat
dijadikan bukti otentik (dokumentasi) juga isi beritanya yang lebih mendalam dan lebih mendetail akan data-datanya. Berbeda dengan media lainnya seperti radio, dan
televisi yang untuk menikmati berita yang disiarkannya, khalayak harus memiliki waktu dan tempat tertentu untuk berada didepan televisi.
Selain itu surat kabar memiliki kelemahan seperti juga media lainnya. Yang pertama, kelemahan surat kabar yaitu surat kabar dibaca dalam waktu yang singkat sekali pada umumnya hanya membaca headline saja dengan waktu tidak lebih 15
menit, kurang dari 24 jam (short life spam). Yang kedua, kelemahan surat kabar itu khalayak harus memilki tingkat kemampuan membaca. Sedangkan tingkat melek huruf masyarakat sendiri masih rendah, apabila untuk meningkatkan budaya baca.
2.6.5 Pengertian surat kabar lokal
Surat kabar lokal adalah surat kabar yang berisikan tentang sesuatu peristiwa
2.7 Berita
2.7.1 Berita dalam Surat Kabar
Kedudukan berita dalam surat kabar sangatlah penting, karena tanpa berita,
sebuah surat kabar belum mampu menjalankan fungsinya, yaitu fungsi sebagai pemberi informasi kepada khalayak, sehingga bisa dikatakan bahwa surat kabar tanpa berita bukanlah surat kabar yang sebenarnya.
2.7.2 Pengertian Berita
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali mendengar orang berkata : „Ada berita bagus nih’. Sementara itu juga sering mendengar kata yang hampir serupa
dengan berita yaitu kabar. Begitu sering masyarakat menggunakan kata berita dalam
kehidupan sehari-hari, begitu yakinnya masyarakat akan pemahaman tentang berita, sehingga banyak orang yang memandang remeh ilmu jurnalistik atau komunikasi massa, karena merasa tahu betul konsep-konsep yang digunakannya.
Menurut pendapat William S. Maulsby. (Assegaf, 1991 :24) mengemukakan pengertian yang lebih sempurna dengan merumuskan bahwa :“Berita dapatlah dibataskan (didefinisikan) sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut”. (Assegaf, 1991:24)
Namun dalam istilah berita berarti keterangan atau „fakta’, meski fakta
2.7.3 Jenis Berita
Meski berita memiliki satu akar pengertian dan satu definisi, akan tetapi berita sendiri terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing ini tetap mengandung unsur yang
perlu ada dalam setiap berita, namun tiap jenis memiliki karakteristik yang berbeda. Jenis berita menurut penyajiannya terdiri dari:
Berita langsung (Straight News) yaitu laporan kejadian-kejadian yang terbaru
yang mengadung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap
tidak mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas. Ditinjau dari katanya „straight’ (langsung), maka Straight News adalah laporan kejadiany ang harus disajikan dan
dilaporkan kepada pembacanya (khalayak) secepatnya, langsung menyuguhkan pokok-pokok berita saja. Tujuan utama Straight News adalah informative, jadi dalam tempo singkat dan waktu terbatas seorang pembaca dapat segera mungkin
mengetahui sebuah peristiwa, lengkap namun singkat dengan unsur 5W+1H yaitu unsur what, who, where, when, why and how dari berita tersebut.
Berita tak langsung (Features News), ada berbagai definisi tentang features,
namun intinya bahwa features tidak terlalu terikat waktu dan tidak sesegera mungkin penyajiannya (dibanding straight news), tujuannya lebih banyak menghibur atau
2.8 Rubrik Shopping
Menurut kamus besar bahasa jurnalistik rubrik adalah alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama halaman sebagai identitas bahwa
halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan bertema khusus.
Shopping adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya baik berupa makanan, pakaian ataupun hiburan.
Maka dapat disimpulkan rubrik shopping adalah alokasi halaman yang khusus memuat tulisan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari baik berupa makanan
atau kuliner hingga tempat perbelanjaan yang berada di Kota Bandung Raya.
2.9 Teori Fungsi Pers
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan enam teori fungsi pers menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2009) dalam bukunya “Jurnalistik: Teori dan
Praktik” yaitu:
1. Fungsi Informatif
Fungsi informatif yaitu memberikan informasi, atau berita kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi orang banyak dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata. Pers jmungkin akan memberitakan kejadian-kejadian pada hari itu, memberitakan pertemuan-pertemuan yang diadakan atau memberitakan pengangkatan-pengangkatan pejabat kantor pemerintah. Pers juga mungkin memperingatkan orang banyak tentang peristiwa-peristiwa yang diduga akan terjadi, seperti perubahan cuaca atau bencana alam. Atau pers pun mungkin memberitakan hal-hal yang langsung berguna, misalnya bagaimana menghitung pajak pribadi berdasarkan tarif pajak baru.
2. Fungsi Kontrol
kontrol ini harus dilakukan dengan lebih aktif oleh pers daripada oleh kelompok masyarakat lainnya. Pers dengan kelebihannya yang mampu menyampaikan informasi kepada khalayak (masyarakat) tentang yang baik dan tidak baik itu, supaya segera mendapatkan perhatian dan penanganan sebagaimana perlunya. Pengungkapan kejadian secara jujur dan penulisan yang menarik.
3. Fungsi Interpretatif
Fungsi Interpretatif dan Direktif, yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan bagi khalayak. Pers menjelaskan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian. Ini dapat dilakukan pers melalui tulisan-tulisan latar belakang. Melalui tulisan tersebut, pers juga menganjurkan tindakan yang seharusnya dilakukan masyarakat. Secara tidak langsung, pers ikut mendidik masyarakat tentang mengapa perlu melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
4. Fungsi Menghibur
Pers wartawan atau reporter menulis atau menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik. Mereka menyajikan humor, drama dan musik, atau berbagai hal yang berkaitan dengan seni laninnya, termasuk tentang pariwisata dan makanan.
5. Fungsi Regeneratif
Pers berfungsi menceritakan bagaiman sesuatu dilakukan di masa lampau, bagaimana dunia ini dijalankan sekarang, bagaimana sesuatu itu diselesaikan dan apa yang dianggap dunia itu benar atau salah. Jadi, pers membantu menyampaikan warisan social kepada generasi baru supaya terjadi proses regenerasi dari angkatan yang lebih tua kepada angkatan yang yang lebih muda.
6. Fungsi ekonomi
Pers melayani ekonomi melalui iklan yang tersedia di media massa itu. Dengan menggunakan iklan, penawaran akan berlangsung dari tangan ke tangan sehingga produk dan jasa dapat dijual.
Untuk fungsi ekonomi peneliti melakukan wawancara langsung dengan redaktur Harian Umum Galamedia Bandung yaitu Sutisna AM.