i SKRIPSI
KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) strata-1
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Oleh:
SOKIP MUSTOPA NIM : 08260117
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Sokip Mustopa
NIM : 08260117
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Hubungan Internasional
Judul skripsi : KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP
(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI
INDONESIA
Disetujui,
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc Sc. Dra. Juli Astuti, M.si
Mengetahui,
Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan
Hubungan Internasional
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Sokip Mustopa
NIM : 08260117
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Hubungan Internasional
Judul skripsi :
KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari: Rabu
Tanggal: 22 Mei 2013
Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional
Mengesahkan,
Dekan FISIP UMM
Dr. Wahyudi, M. Si.
Dewan Penguji:
1. Tonny Dian Effendi, M. Si ( )
2. Demeiati Nur Kusumaningrum, MA ( )
3. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc Sc ( )
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sokip Mustopa
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 10 February 1989
NIM : 08260117
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Hubungan Internasional
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR
HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, 23 Agustus 2013
Yang menyatakan,
v
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Sokip Mustopa
2. NIM : 08260117
3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
4. Jurusan : Hubungan Internasional
5. Judul Skripsi : KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA
PARTNERSHIP FOR HIV (AIPH) DALAM MENANGGULANGI
HIV/AIDS DI INDONESIA
6. Pembimbing : 1. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc Sc.
2. Dra. Juli Astuti, M.si
11 Maret 2012 Maret 2012 Pengajuan
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.
Alhamdulillah, segenap syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat
yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan pengikut. Semoga kita dimaksukkan ke dalam golongan orang-orang
yang mendapatkan safaatnya di akhir zaman.
Penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul:
Kerjasama Australia-Indonesia Partnership for HIV(AIPH) dalam Menanggulangi
HIV/AIDS di Indonesia
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
baik kekurangan dalam pengerjaan maupun dalam penyajian. Oleh karena itu
penulis menyambut kontribusi ide dan kritik yang membangun sehingga tulisan
ini menjadi salah satu literatur yang bermanfaat bagi penggiat studi Hubungan
International untuk menambah wawasan pengetahuan khususnya terhadap isu
terkait.
Malang, 23 Agustus 2013
Penulis,
vii
Sebagai rasa syukur atas terselesaikanya skripsi ini maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan, Alhamdulillah ya Allah.
2. Kedua orang tua, Ibu Sarini dan Bapak Rusik (Alm), adik dan kakak- kakak
saya, beserta keluarga besar terima kasih dukungan dan doanya.
3. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Malang,
4. Bapak Tonny Dian Effendi dan Ibu Demeiati Nur Kusumaningrum sebagai
Dewan Penguji yang telah memberikan saran dan tambahan ide
5. Ibu Ayusia Sabhita. K. M.Soc Sc dan Ibu Dra. Juli Astuti, M.si yang telah
memberikan banyak masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Segenap Dosen Jurusan Hubungan Internasional
7. Teman – teman seperjuangan yang telah mewarnai perjalanan study selama kurang lebih lima tahun. Temans, kalian luar biasa!!
8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini yang
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ... 6
1.5 Penelitian Terdahulu ... 6
1.6 Landasan Konsep/ Teori ... 8
1.6.1 Human Security ... 9
1.6.2 Kerjasama Internasional ... 11
1.7 Metodologi Penelitian ... 12
1.7.1 Jenis Penelitian ... 12
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data ... 12
1.7.3 Teknis Analisa Data ... 13
1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 13
1.7.4.1 Batasan Materi ... 13
1.7.4.2 Batasan Waktu ... 14
1.8 Argumen Dasar ... 14
1.9 Sistematika Penulisan ... 14
BAB II PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI INDONESIA 2.1 Definisi HIV/AIDS dan Pola Penularan ... 16
2.2 Kondisi HIV di Indonesia ... 21
2.3 Dampak HIV/AIDS di Indonesia ... 24
ix
2.3.2 Dampak terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan ... 25
2.3.3.Dampak terhadap Ekonomi Nasional ... 26
2.3.4 Dampak terhadap Tatanam Sosial ... 28
2.4 Respon Pemerintah Indonesia dalam Menanggulangi Kasus HIV/AIDS ... 29
2.4.1 Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) ... 29
2.4.2 Program Pengurangan Dampak Buruk pada Pengguna Napza Suntik 29 2.4.3 Perumusan Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN) ... 30
2.4.4 Komitmen Internasional ... 32
2.5 Australia Agency for Internasional Development(AusAID) ... 33
2.5.1 Definisi AusAID ... 33
2.5.2 Strategi Internasional AusAID untuk Penanggulangan HIV ... 38
BAB III KERJASAMA AUSTRALIA-INDONESIA PARTNERSHIP FOR HIV(AIPH) DALAM MENANGGULANGI HIV/AIDS DI INDONESIA 3.1 Australia Partnership for HIV (AIPH) ... 42
3.1.1 HIV Cooperation for Indonesia ... 44
3.1.1.1 Program Kepemimpinan ... 45
3.1.1.2 Program di Papua dan Papua Barat ... 50
3.1.1.3 Program Peningkatan dalam Pasokan Obat Anti Retroviral ... 53
3.1.1.4 Program Pengurangan Dampak Buruk di Kalangan Penasun ... 54
3.1.2 Clinton Health Access Initiative (CHAI) ... 57
3.1.3 Dana Kemitraan Indonesia untuk AIDS (DKIA) ... 57
3.1.4 Program pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) ... 59
3.2 Manfaat Kerjasama AIPH ... 59
x DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Posisi Penulis ... 8
Tabel 3.1 Ringkasan Kerjasama AIPH ... 44
Tabel 3.2 Total Belanja Nasional Penanggulangan HIV ... 47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Para Pemain Cinta dari Wamena ... 52
Gambar 3.2 Kunjungan Menlu Australia Bob Carr ke Puskesmas Gedentengen
Yogyakarta Sabtu 14 Juli 2012 ... 56
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Jumlah Kasus HIV-AIDS menurut tahun di Indonesia, 2005-Maret
2012 ... 21
Grafik 2.2 Presentase kasus AIDS baru Juni 2006 dan Juni 2011 menurut cara
penularan ... 22
Grafik 2.3 Sepuluh Provinsi dengan jumlah kumulatif kasus AIDS terbanyak
tahun 1987- Maret 2012... 23
Grafik 2.4 Proporsi kumulatif kasus AIDS menurut kelompok umur di Indonesia,
xi
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan ebook:
William, Paul D, 2008. Security Studies: An Introduction.New York: Routledge
Buzan, Barry, Waever, Ole dan Wilde, Jaap de (1998). Security: A new
Framework Analysis. Boulder. Colorado: Lynne Riener. Dalam
Transformasi HI, Yulius P. Hermawan
Lawson, Stephanie, 2003. International Relations, Cambridge:Polity Press
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad, 2006. Pengantar
Ilmu Hubungan Internasional, Cet. 2, Bandung:Rosda Karya
Holsti, K. J, 1983, Politik Internasional: kerangka untuk analisis, ed. 4, terj.
M.Tahir Azhary, Jakarta : Erlangga
May, T. Rudy, 2009, Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung:
Refika Aditama
Murni, Suzana et al., 2003. Pasien Berdaya, Yogjakarta:Yayasan Spiritia
Gunung, I Komang et al., 2003. Buku Pegangan Konselor HIV/AIDS, Australia:
Burnet Institute
Majalah, Jurnal dan Laporan Resmi:
AusAID, 2009, Intensifying the response : Halting the Spread of HIV. Canberra
AusAID, 2006. Impact of HIV/ Synopsis Report of the HIV Epidemiological
Modelling and Impact Study.Canberra:AusAID AIDS 2005-2025 in Papua
New Guinea, Indonesia, East Timor. Canberra
Muhidin, Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project(IHPCP) dalam
Membantu Menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS di Jawa
Barat(2004-2007). (skripsi)
United Nations Development Programme, 1994, Human Development Report
xii
Aris Pramono, 2010. Peran UNHCR dalam Menangani Pengungsi Myanmar Etnis
Rohingya di Bangladesh (Periode 1978-2002), FISIP UI (skripsi)
Ausaid, 2007. AIPH 2008-15: Partnership and Program Design, diunduh dari
http://www.ausaid.gov.au/Publications/Pages/hiv-partnership-program-design.aspx, tanggal 1 Februari 2012
AusAID, 2011, Review of Australia-Indonesia Partnership for HIV(AIPH),
diunduh dari
http://www.ausaid.gov.au/countries/eastasia/indonesia/Documents/hiv-ipr-ipm.pdf, tangal 1 April 2012
KPAN, 2012, Republic of Indonesia Country Report on the Follow up to the
Declaration of Commitment on HIV/AIDS (UNGASS) Reporting
2010-2011, diunduh dari
http://www.unaids.org/en/dataanalysis/knowyourresponse/countryprogress
reports/2012countries/ce_ID_Narrative_Report.pdf, tanggal April 2013
Reyes, Socorro, 1997. Local Legislative Advocacy Manual, Philippines: The
Center for Legislative Development, dalam
http://www.idea.int/publications/strategic_advocacy/upload/man_adv_kebi
jakan.pdf, diakses tanggal 3 Februari 2013
Catatan Pertemuan Diskusi HIV dan AIDS VIII, diunduh dari
http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/Catper_HIVAIDS08-website.pdf, tanggal 1 November 2012
Rangkuman Eksekutif Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia
2006-2011, diunduh http://www.aidsindonesia.or.id/repo/ExSumLap5thnInd.pdf,
tanggal 1 Maret 2012
Internet :
,UNAIDS report 2012, diunduh dari
http://www.unaids.org/en/dataanalysis/knowyourresponse/countryprogressreports/
2012countries/ce_ID_Narrative_Report.pdf, tanggal 1 April 2013
, Dewan Keamanan soroti peran misi perdamaian PBB dalam tanggapi
AIDS global, dalam
xiii
aian%20PBB%20dalam%20tanggapi%20AIDS%20global.html, diakses
pada 20 Mei 2012
, http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/perawatan, diakses pada 20
Juni 2012
Stalker, Peter 2008, Lets Speak out for MGDs, dalam
http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs
%20-%20ID.pdf, diunduh tanggal 8 Maret 2012
Stefan Elbe, Stefan, 2006, “HIV/AIDS: A Human Security Challenge for the 21st
Century”, dalam http://www.stefanelbe.com/7.html, diunduh tanggal 20 Juni 2012.
, Obat Anti Retroviral dalam
http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/perawatan, diakses pada 20 Juni 2012
http://health.kompas.com/read/2011/12/01/09535164/Kenali.Beda.HIV.dengan.AI
DS, diakses tanggal 29 Desember 2012
, http://www.ausaid.gov.au/about/Pages/default.aspx, diakses tanggal 1
,http://www.ausaid.gov.au/countries/Pages/default.aspx, diakses 1 Januari
2013
,http://www.ausaid.gov.au/makediff/Pages/default.aspx, diakses pada 1
Januari 2013
,
xiv
,http://www.ausaid.gov.au/Budgets/Documents/budget-highlights-2012-13.pdf, diakses tanggal 12 Maret 2012
,http://www.ausaid.gov.au/aidissues/health/hivaids/Pages/default.aspx,
diakses 1 Januari 2013
,http://www.kangguru.org/ausaidprojects/2000hivaidsindonesian.htm,
diakses pada 1 Januari 2013
,http://www.aidsindonesia.or.id/repo/perpustakaan/Catper_HIVAIDS08-website.pdf, tanggal 26 Maret 2013
,http://www.indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM12_058.html,
diakses tanggal 3 Februari 2013
, http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai, diakses tanggal 3 Februari 2013
,http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/04/128996, tanggal 26 Maret 2013
,http://efata.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=80,
diakses tanggal 3 Februari 2013
,http://www.tribunnews.com/images/regional/view/122501/kunjungan-menlu-australia-ke-yogyakarta, diakses tanggal 3 Februari 2013
,http://www.ausaid.gov.au/countries/eastasia/indonesia/Pages/health-init3.aspx, diakses 1 Januari 2013
,http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-
nasional/13/01/01/mfxwbo-hivaids-di-jabar-gambarkan-fenomena-gunung-es, diakses 3 Mei 2013
,http://www.expat.or.id/info/PenggunaanTenagaKerjaAsing-May2010.pdf,
diakses 4 Mei 2013
,http://www.gatra.com/budaya/wisata/6801-jumlah-wisatawan-australia-ke-bali-melonjak.html
,http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2258-bersama-
xv
http://www.who.int/hiv/data/2011_epi_core_en.png, diakses pada 8 Maret 2012
xvi
Independent Progress Report Clinton HIV/AIDS Initiative in Indonesia,
http://www.ausaid.gov.au/publications/pdf/indonesia-clinton-hivaids-ipr.pdf,
diakses tanggal 3 Maret 2012
www.aidsindonesia.or.id/download/LT3Kemkes2011.pdf, diakses 3 Maret 2012
Rangkuman Eksekutif Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia 2006
– 2011, http://www.aidsindonesia.or.id/download/ExSumLap5thnInd.pdf, diakses pada 3 Maret 2012
Edi Prasetyono, Human Security, http://
www.propatria.or.id/download/.../human_security_ep.pdf, diakses pada 8 Maret
2012
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.000
pulau. Tempat bagi lebih dari 237 juta penduduk yang terbagi dalam 250 etnik.
Merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat nomer empat di dunia.
Salah satu permasalahan global yang dihadapi Indonesia adalah ancaman
penyebaran epidemi HIV/AIDS. Secara global, berdasarkan laporan UNAIDS
World Aid Report 2011 jumlah orang yang hidup dengan HIV (ODHA) mencapai
34 juta jiwa di seluruh dunia. Pada Januari 2000, Dewan Keamanan PBB
mengadopsi resolusi 1308 dimana resolusi tersebut menyadari potensi dari
epidemi HIV/AIDS, yang apabila tidak terkendali akan menimbulkan resiko
terhadap stabilitas dan keamanan.1
Di Indonesia sendiri, kasus HIV pertama dilaporkan pada tahun 1987.
Prevelensi keseluruhan HIV pada orang dewasa(15-49 tahun) diperkirakan 0.27
pada tahun 2010. Jumlah kumulatif dari laporan infeksi HIV meningkat tajam dari
7,915 di tahun 2006 ke lebih dari 76,000 di tahun 2011. Menurut perkiraan infeksi
HIV nasional tahun 2009, ada sekitar 186,257 orang hidup dengan HIV.2
1DewanKeamanan soroti peran misi perdamaian PBB dalam tanggapi AIDS global, dalam
http://www.unic-jakarta.org/Dewan%20Keamanan%20soroti%20peran%20misi%20perdamaian%20PBB%20dala m%20tanggapi%20AIDS%20global.html, diakses pada 20 Mei 2012
2UNAIDS report 2012, diunduh dari
2
Epidemi ini berkembang pesat, khusunya di Provinsi Papua dan Papua
Barat sekitar 2.4 persen.3 Penggunaan narkoba suntik adalah cara utama HIV yang
telah menular di Indonesia selama bertahun-tahun, terutama di Jawa Barat, Jawa
Timur dan Bali. Namun, mayoritas baru kasus orang yang tertular HIV dari
hubungan seks heteroseksual, dengan epidemi menyebar cepat diantara pekerja
seks dan klien mereka.4
Papua dan Papua Barat mengalami generalized epidemic5 yang sangat
terkait tidak hanya dengan hubungan seks heteroseksual(terutama dengan pekerja
seks dan pasangan yang hidup dalam jangka waktu lama) tetapi juga
penyalahgunaan alkohol, kekerasan seksual, serta pengetahuan dan pencegahan
HIV yang buruk.6
HIV bukan hanya menyangkut masalah kesehatan dan individu saja. Namun
dampaknya meluas ke berbagai bidang, seperti yang dilaporkan AusAID:
Increased levels of sickness and death from HIV can have economic and social impacts both in terms of short-term shocks, which may be primarily at the individual, household or family level and, depending on the extent of the epidemic, longterm complex deteriorations to the community and national interest. 7
Menurut AusAID peningkatan penyakit dan kematian yang disebabkan oleh
HIV dapat berdampak terhadap perekonomian dan sosial dalam jangka pendek,
3 2008 Report on the Global AIDS Epidemic. UNAIDS 2008. dalam AUSAID, 2009, Intensifying
the response : Halting the Spread of HIV. Canberra
4 AUSAID, 2009, Intensifying the response : Halting the Spread of HIV. Canberra
5 Generalized epidemic secara umum didefinisikan jika satu persen dari jumlah total penduduk
hidup dengan HIV
6 Republic of Indonesia. National AIDS Commission. Reporting period 2004-2005. Dalam
AUSAID, 2009, Intensifying the response : Halting the Spread of HIV. Canberra
7 AusAID, 2006. Impact of HIV/AIDS 2005-2025 in Papua New Guinea, Indonesia, East Timor:
3
utamanya bagi individu, rumah tangga atau dalam tingkat keluarga. Kemudian
jangka panjangnya bisa berupa kerusakan masyarakat dan kepentingan nasional.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abu Rizal Bakrie yang
pada tahun 2006 menjabat sebagai ketua KPAN. Dalam sambutannya pada Hari
AIDS Sedunia 2006, Abu Rizal berkata bahwa AIDS tidak saja menjadi masalah
kesehatan, tetapi secara langsung juga menjadi persoalan sosial, politik, dan
bahkan ekonomi yang sangat serius akibat produktivitas secara kolektif menurun.
Menghentikan laju pertumbuhan epidemi ini merupakan salah satu target
pemerintah Indonesia. Sesuai kesepakatan MDG8 goal ke enam yaitu memerangi
penyakit menular paling berbahaya, yang pada urutan teratas adalah HIV. Target
goal ke enam adalah menghentikan laju penyebaran HIV serta membalikkan
kecenderungan pada 2015.
Masalah utama saat ini adalah rendahnya kesadaran tentang isu-isu HIV dan
AIDS serta terbatasnya layanan untuk menjalankan tes dan pengobatan. Selain itu,
kurangnya pengalaman untuk menanganinya dan anggapan bahwa ini hanyalah
masalah kelompok risiko tinggi ataupun mereka yang sudah tertular. Stigma yang
masih kuat menganggap bahwa HIV hanya akan menular pada orang-orang tidak
bermoral. Kondisi ini dapat terlihat secara jelas jika dibandingkan dengan respon
8Pada September 2000, para pemimpin dunia yang tergabung dalam PBB bertemu di New York
mengumumkan “Deklarasi Milenium” sebagai tekad untuk menciptakan lingkungan “yang
4
terhadap penyakit penyakit lain seperti malaria dan TBC, dimana lebih mudah
melibatkan masyarakat karena tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap
penyakit - penyakit tersebut.9
Kerjasama internasional dengan mitra bilateral maupun multilateral adalah
suatu komponen yang bermakna dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
Australia merupakan salah satu negara yang sejak tahun 1995 aktif menjalin
kerjasama dengan Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
Australia memiliki komitmen membantu Indonesia melalui proyek- proyek
kerjasama AusAID atau Australian Agency for Internasional Development.
Dimana AusAID adalah sebuah lembaga resmi yang bertanggung jawab
menyalurkan bantuan pemerintah Australia ke negara lain.
Kerjasama antara Australia dan Indonesia dalam menanggulangi HIV/AIDS
di Indonesia yang pertama ditandai dengan proyek kerjasama IHPCP Phase 1 (
September 1995 – Juni 2001), Kemudian dilanjutkan dengan IHPCP Phase 2
(September 2002 – Februari 2008). Selanjutnya semua kegiatan Australia
mengenai HIV di Indonesia dibingkai dalam kemitraan baru, the
Australia-Indonesia Patnership for HIV (AIPH). Kemitraan ini dimulai pada Februari 2008
dan akan diperpanjang sampai akhir 2016.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik membahas mengenai
kerjasama Australia dan Indonesia dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia.
Peneliti akan memfokuskan penelitiannya pada kerjasama AIPH. Ditengah
9 Peter Stalker, 2008, Lets Speak out for MGDs, dalam
5
meningkatnya penyebaran HIV/AIDS dari tahun ke tahun, penting kiranya untuk
melihat upaya yang dilakukan Indonesia dan Australia yang terbingkai dalam
kerjasama AIPH.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana bentuk kerjasama Australia-Indonesia Partnership for
HIV(AIPH) dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia?
1.3Tujuan
Menjelaskan tentang program-program kerjasama Australia-Indonesia
Partnership for HIV(AIPH) dalam menanggulangi HIV/AIDS di
Indonesia.
Mengetahui tentang program-program kerjasama Australia-Indonesia
Partnership for HIV(AIPH) dalam menanggulangi HIV/AIDS di
Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian ini maka akan memperluas kajian Ilmu Hubungan
Internasional yang fokus pada faktor aktornya dan peran yang mereka jalankan
6 1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini peneliti mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat
menjadi rekomendasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah Indonesia dalam
bekerja sama yang berkaitan dengan menanggulangani HIV/AIDS
1.5Penelitian Terdahulu
Sebagai dasar untuk melengkapi tinjauan pustaka, maka disajikan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
Stefan Elbe menjelaskan mengenai HIV/AIDS dalam kajian Human
Security dalam HIV/AIDS: A Human Security Challenge for the 21st Century.10
Penelitan Elbe mengambarkan bagaimana HIV / AIDS sebagai sebuah ancaman
langsung bagi human security jutaan manusia karena sifat mematikan dari
penyakit ini dan kurangnya akses ke obat - obat anti-retroviral11 di negara
berkembang. Elbe mengambil kesimpulan dari beberapa pakar lain yang
berkontribusi dalam perdebatan mengenai security dan lebih khususnya pada
human security. Elbe kemudian mengkhususkan AIDS sebagai salah satu isu
human security yang paling mendesak di abad 21.
Penelitian lain adalah tugas akhir yang ditulis oleh Muhidin dengan judul
“Peranan Australian Agency of International Development(AusAID) melalui
Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project(IHPCP) dalam Membantu
10 Dr. Stefan Elbe, 2006, HIV/AID“: A Hu a “ecurity Challe ge for the stCe tury , dala
http://www.stefanelbe.com/7.html, diakses 20 Juni 2012.
11Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan
7
menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS di Jawa Barat(2004-2007)”12. Dalam
tugas akhirnya ini Muhidin menjelaskan peran AusAID dalam menanggulangi
HIV/AIDS di Jawa Barat. Menurut Muhidin HIV/AIDS merupakan masalah
serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan atau persoalan
pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dan banyak
sekali dampak yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS ini, diantaranya mengurangi
produktivitas dan kapasitas dari masyarakat. Dampak yang ditimbulkan AIDS
terhadap masyarakat dapat besifat permanen atau setidaknya berjangka sangat
panjang. Melalui IHPCP, AusAID membantu penanggulangan HIV/AIDS di Jawa
Barat melalui beberapa program seperti Program penguatan KPAP Jawa Barat,
Media Relatations, dan Program Harm Reduction.
Elbe mengkaji bagaimana HIV/AIDS dapat diidentifikasi mempengaruhi
human security secara umum dan Muhidin meneliti peran AusAID di Jawa Barat
dalam upaya menanggulangi HIV/AIDS. Kedua penelitian terdahulu berkaitan
dengan penelitian penulis, dimana landasan konseptual yang digunakan sama.
Namun penulis lebih menekankan pada bagaimana kerjasama Australia dan
Indonesia dalam menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia beserta ingin membahas
manfaat kerjasama bagi kedua negara.
Jika pada penelitian Muhidin menjelaskan sebatas kepada peran yang
diberikan AusAID dikhususkan ke provinsi Jawa Barat. Berbeda dengan penulis
yang ingin mengetahui mengenai kerjasama Australia dan Indonesia untuk
menanggulangi HIV/AIDS di Indonesia pada tingkat negara.
12Muhidin, Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project(IHPCP) dalam Membantu
8
Tabel 1.1 Posisi Penulis
No. Nama/ Judul Metodologi Hasil
1. Stefan Elbe/ A Human Security Challenge for the 21st Century
Australian Agency of International
Sebagai dasar untuk memahami bagaimana kerjasama Australia dan
Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia maka disajikan
landasan konsep yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi yaitu sebagai
9 1.6.1 Human Security
Dengan berakhirnya perang dingin analis keamanan bergeser dari yang
dulunya fokus terhadap ancaman, khususnya ancaman militer, ke resiko yang
beragam. Ini membuka pintu terhadap beragam isu yang kemudian
dipertimbangankan sebagai masalah keamanan. Perang dingin memprioritaskan
keamanan nasional sedangkan pasca perang dingin, dunia global dan human
security mulai dipertimbangkan.13
Tepatnya, isu keamanan non tradisional mulai mengemuka pada akhir
dekade 1900-an ketika sekelompok pakar yang dikenal dengan sebutan “the
Copenhagen School” seperti Barry Buzan, Ole Waever, dan Jaap de Wilde
mencoba memasukkan aspek-aspek di luar hirauan tradisional keamanan-seperti
misalnya masalah kerawanan pangan, kemiskinan, kesehatan, lingkungan hidup,
perdagangan manusia, terorisme, bencana alam dan sebagainya- sebagai bagian
dari studi keamanan. 14
Definisi human security yang paling umum adalah menurut Human
Development Index 199415. Secara ringkas human security dapat dijelaskan
dengan dua aspek. Pertama, kemananan dari ancaman-ancaman kronis seperti
kelaparan, penyakit, dan represi. Kedua, perlindungan dari ganguan yang datang
13 Paul D. Williams, 2008, Security Studies: An Introduction. New York: Routledge, h. 276
14 Barry Buzan, Ole Waever dan Jaap de Wilde (1998). Security: A new Framework Analysis.
Boulder. Colorado: Lynne Riener. Dalam Transformasi HI, Yulius P. Hermawan, h. 13
15United Nations Development Programme, 1994, Human Development Report 1994. New York:
10
secara tiba-tiba dan menyakitkan di dalam pola-pola hidup keseharian, baik di
rumah, di tempat kerja maupun komunitas.
Adapun tujuh daftar keamanan yang lebih spesifik yang
dipertimbangkan ke dalam human security, yaitu:16
1. Keamanan ekonomi (economic security) : jaminan individu terhadap
pendapatan dasar
2. Keamanan pangan (food security): jaminan terhadap setiap individu
untuk mendapatkan akses bahan pangan
3. Keamanan kesehatan( health security) : jaminan untuk mendapatkan
akses perawatan kesehatan dan perlindungan dari penyakit
4. Keamanan lingkungan (environmental security): perlindungan
terhadap polusi dan penipisan, contoh: kelangkaan akses terhadap air
bersih
5. Keamanan individu(personal security): meliputi jaminan keamanan
terhadap perang, penganiayaan, kekerasan seksual dan bentuk-bentuk
lain dari penyerangan termasuk di dalamnya kekerasan domestik
(KDRT)
6. Keamanan komunitas(community security): mengacu pada jaminan
integritas dan keberlangsungan budaya tradisional dan minoritas
7. Keamanan politik (political security): perlindungan hak sipil dan
politik
11
Dari paparan definisi diatas, masalah penanggulangan HIV/AIDS di
Indonesia jelas termasuk ke dalam elemen health security. Namun adanya
dampak-dampak lain yang signifikan seperti dalam aspek politik, ekonomi, sosial
yang bersifat nasional dan internasional mendorong negara pada akhirnya mau
atau tidak mau harus mengakomodasi isu-isu human security yang sering kali
masih dipandang sebagai low-level issues. 17Luasnya penyebaran dan seriusnya
dampak yang ditimbulkan dari HIV/AIDS mendorong perlunya kerjasama untuk
penanganan yang serius dan komprehensif terhadap masalah ini, terutama
kerjasama oleh aktor negara dengan aktor internasional (Australia/AusAID).
1.6.2 Kerjasama Internasional
Dalam Hubungan Internasional dikenal apa yang dinamakan kerjasama
Internasional. Dalam suatu kerjasama Internasional bertemu berbagai macam
kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi
di dalam negeri sendiri. Kerjasama internasional dapat terbentuk karena
kehidupan internasional meliputi berbagai bidang, seperti politik, ekonomi,
keamanan dan lingkungan hidup. Maka, untuk mencari solusi atas berbagai
masalah tersebut beberapa negara menbentuk suatu kerjasama internasional.18
Hal ini sejalalan seperti yang dikemukakan oleh Holsti tentang konsep
kolaborasi atau kerjasama, bahwa:
17 Aris Pramono, 2010, Peran UNHCR dalam Menangani Pengungsi Myanmar Etnis Rohingya di
Bangladesh (Periode 1978-2002), FISIP UI, h.12 (skripsi)
12
Sebagian besar transaksi dan interaksi di antara negara-negara dalam sistem internasional dewasa ini adalah bersifat rutin dan hampir bebas konflik. Timbul berbagai masalah nasional, regional, atau global yang memerlukan perhatian dari banyak negara. Dalam kebanyakan kasus, sejumlah pemerintah saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan perjanjian atau pengertian tertentu yang memuaskan kedua belah pihak.19
Sedangkan Menurut T. May Rudy kerjasama internasional tidak selalu
harus berbentuk organisasi internasional. Mungkin saja dilaksanakan atau
diejawantahkan melalui perjanjian (treaty) atau kesepakatan (agreement) saja.20
1.7 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang utama dan sistematis
diperlukan untuk mengerjakan suatu penelitian dalam suatu hal dengan usaha
untuk mencapai keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun metode penelitian
yang penulis gunakan dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
1.7.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dilihat dari tujuannya,
penelitian ini termasuk ke dalam jenis deskriptif, dimana penulis berusaha
menjelaskan mengenai kerjasama Australia dengan Indonesia dalam
penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
19 K.J Holsti, 1983, Politik Internasional: kerangka untuk analisis, ed. 4, ter. M.Tahir Azhary,
Jakarta : Erlangga, h. 209
20 T. May Rudy. 1998. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung. PT refika Aditama,
13 1.7.2 Teknik Pengumpulan data
Peneliti menggunakan teknik kajian pustaka, mengumpulkan data-data
sekunder yang relevan dengan masalah yang akan diamati, yaitu data yang diolah
orang lain dalam bentuk dokumen, baik tertulis maupun verbal dan
dipublikasikan. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah buku, jurnal,
artikel di surat kabar, laporan resmi, dan internet. Kemudian data-data diolah
menggunakan teknik analisi data kualitatif karena data-data diperoleh berwujud
kata-kata dan bukan rangkaian angka-angka serta tidak dapat disusun dalam
kategori-kategori atau klasifikasi-klasifikasi.
1.7.3 Teknis Analisa Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data tersebut. Analisa data adalah suatu unsur penelitian yang
merupakan bagian terpenting karena dengan analisis inilah data yang ada dapat
diberi arti dan makna dalam memecahkan masalah penelitian.
Analisa data berhubungan dengan tujuan penelitian yang akan diteliti.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitis. Peneliti mencari data
dan menyajikan data guna dianalisis sesuai teori dan interpretasikan mengenai
data-data tersebut secara rasional dan obyektif, kemudian menggambarkan
hubungan antara variabel yang diteliti agar dapat menggambarkan fenomena
14 1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam sebuah penelitian, diperlukan adanya batasan waktu dan materi,
untuk membatasi waktu yang ingin diteliti dan pembahasan dalam penelitian agar
tidak melebar sehingga didapatkan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Oleh
karena itu, penulis memberi dua batasan yaitu materi dan waktu :
1.7.4.1 Batasan Materi
Batasan materi menunjukan ruang sebuah peristiwa, yakni cakupan daerah
dan gejala study. Adapun batasan materi dalam penelitian ini adalah Peneliti
berusaha menjelaskan kerjasama Australia dan Indonesia dalam upaya
penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Kerjasama yang dimaksud adalah the
Australia-Indonesia Patnership for HIV (AIPH). Penelitian ini akan menjelaskan
bagaimana bentuk program – program dalam kerjasama ini dapat memberikan
kontribusi terhadap penanngulangan HIV/AIDS di Indonesia.
1.7.4.2 Batasan Waktu
Sedangkan batasan waktu adalah rentang waktu terjadinya suatu peristiwa
atau obyek yang dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan
waktu dimulai pada tahun 2008 hingga 2012.
1.8 Argumen Dasar
Argumen sementara dari penelitian ini adalah Penyebaran HIV/AIDS
merupakan isu human security yang sudah sepatutnya mendapatkan perhatian
15
program pemerintah Indonesia dalam menanggulangi HIV dan untuk mencapai
target MDG goal 6 yaitu menghentikan laju penyebaran HIV serta membalikkan
kecenderungan pada tahun 2015. Suatu kerjasama terselenggara karena manfaat
yang ingin dicapai oleh kedua belah pihak. Selain memberikan manfat bagi
Indonesia, kerjasama ini tentunya juga memberikan manfaat bagi Australia.
1.9 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini terdapat sistematika sebagai berikut:
BAB I :
Berisi pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Metode
Penelitian.
BAB II : Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia
Pada bab ini akan dibahas mengenai perkembangan HIV/AIDS serta membahas
usaha-usaha yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia.
BAB III : Kerjasama Australia dan Indonesia dalam Penanggulangan HIV/ AIDS di Indonesia
Berisi mengenai deskripsi bentuk-bentuk Kerjasama Australia dan
Indonesia dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia
BAB IV : Kesimpulan