• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KIAT SUKSES

USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN

P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA

OLEH :

TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Nama : Judul Laporan Akhir IPB 2004

(3)

KIAT SUKSES

USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN

P.D. BUDI INDUSTRI DI JAKARTA

OLEH :

TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCA SARJAN A

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

i

ABSTRAK

Tanjung Prasetyo, kiat sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. BUDI – LESTARI di Jakarta, di bawah bimbingan Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja sebagai Ketua, dan Ibu Dr. Fransiska Z. sebagai anggota

P.D. Budi – Lestari merupakan salah satu dari bentuk UKM yang bergerak dibidang produksi dan penjualan minuman jamu dan minuman ringan lainnya yang usahanya cukup sukses, dalam arti : “sejak usahanya dirintis tahun 1996, hingga saat ini masih tetap berjalan dan bahkan semakin meningkat “:

1. Hanya dengan modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- pada awal usahanya dirintis tahun 1996, kini tahun 2004 omset penjualan yang dicapai adalah sebanyak 3.490.676 botol dengan nilai penjualan sebesarRp. 671.955.1430,-

2. Pada awal bediri tahun 1996 hanya memproduksi satu jenis minuman Temulawak, kini produksinya mulai berkembang menjadi tiga jenis minuman yaitu minuman jamu Temulawak, minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) dan minuman Gula Asem.

3. Pada tahun 2004 jumlah laba perusahaan yang diperoleh sebesar Rp. 80.382.279,- Dari hasil penelitian terdapat sedikit-dikitnya delapan kiat sukses yang menjadikan perusahaan sukses, salah satu diantaranya adalah terdaftarnya usaha minuman P.D. Budi – Lestari di Dep. Kesehatan dan adanya penempatan satu orang apoteker yang bertugas mengawasi mutu minuman, ya ng dalam hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis sebagai persaingnya. Sungguh luar biasa, yang mungkin tidak banyak didapat seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha yang cukup berhasil di dalam kelasnya. Bertitik tolak dari kenyataan ini, maka penulis menjadi tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana hal ini dapat terjadi, dengan pokok permasalahannya adalah : sampai seberapa jauh tingkat sukses usaha yang dijalankan, apakah tingkat sukses yang sudah dicapai itu sudah maxi mum, atau tingkat kesuksesannya masih bisa ditingkatkan, dan kiat-kiat apa saja yang dapat menjadikan sukses usaha P.D. BUDI – LESTARI.

Dengan demikian yang menjadi tujuan pokok penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dari praktek lapangan, bagaimana suatu usaha dapat berhasil / sukses tidak saja dibatasi oleh faktor pendidikan, akan tetapi faktor pengalaman juga sangat menentukan.

(5)

ii

Metode kajian penelitian yang digunakan bersifat diskriptif, dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui kepustakaan dan wawancara.

(6)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir yang berdujul :

“ Kiat Sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta.” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan setahu saya sampai saat ini belum ada karya ilmiah seperti ini yang dipublikasikan.

Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 31 Desember 2004

(Tanjung Prasetyo)

(7)

KIAT SUKSES

USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN

P.D. BUDI – LESTARI DI JAKARTA

TANJUNG PRASETYO

Laporan Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesional pada

Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

Judul Laporan Akhir : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi – Lestari di Jakarta.

Nama Mahasiswa : Tanjung Prasetyo No. Pokok / NRP : F 052030015

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Menyetujui, ………2004 Komisi Pembimbing

(Prof. Daniel RD Monintja) (Dr, FransiskaZ.) Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Industri Kecil Menengah

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1977 sebagai anak kedua dari ayah : Sukarto dan Ibu CH. Sudarsih.

Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajement, Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta, lulus pada tahun 2003 penulis diterima di program studi industri kecil menengah Institut Pertanian Bogor (IPB).

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa, atas segala karuni-Nya sehingga laporan akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada program studi industri kecil menengah pada Institut Pertanian Bogor (IPB).

Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja

Selaku Ketua komisi Pembimbing atas Pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir

2. Ibu Dr. Fransiska Z. selaku Anggota komisi Pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir

3. Prof. Dr. Ir. Musa Lubis, Ms, Dipl ING, DEA selaku ketua program studi industri kecil menengah, SPS IPB

4. Ibu prof. Dr. Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, Msc selaku Dekan SPS. IPB.

5. Segenap dosen program studi industri kecil menengah, program penyelenggaraan khusus IPB, yang telah memberikan, bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama mengikuti perkuliahan

(11)

KIAT SUKSES

USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN

P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA

OLEH :

TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Nama : Judul Laporan Akhir IPB 2004

(13)

KIAT SUKSES

USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN

P.D. BUDI INDUSTRI DI JAKARTA

OLEH :

TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCA SARJAN A

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

i

ABSTRAK

Tanjung Prasetyo, kiat sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. BUDI – LESTARI di Jakarta, di bawah bimbingan Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja sebagai Ketua, dan Ibu Dr. Fransiska Z. sebagai anggota

P.D. Budi – Lestari merupakan salah satu dari bentuk UKM yang bergerak dibidang produksi dan penjualan minuman jamu dan minuman ringan lainnya yang usahanya cukup sukses, dalam arti : “sejak usahanya dirintis tahun 1996, hingga saat ini masih tetap berjalan dan bahkan semakin meningkat “:

1. Hanya dengan modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- pada awal usahanya dirintis tahun 1996, kini tahun 2004 omset penjualan yang dicapai adalah sebanyak 3.490.676 botol dengan nilai penjualan sebesarRp. 671.955.1430,-

2. Pada awal bediri tahun 1996 hanya memproduksi satu jenis minuman Temulawak, kini produksinya mulai berkembang menjadi tiga jenis minuman yaitu minuman jamu Temulawak, minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) dan minuman Gula Asem.

3. Pada tahun 2004 jumlah laba perusahaan yang diperoleh sebesar Rp. 80.382.279,- Dari hasil penelitian terdapat sedikit-dikitnya delapan kiat sukses yang menjadikan perusahaan sukses, salah satu diantaranya adalah terdaftarnya usaha minuman P.D. Budi – Lestari di Dep. Kesehatan dan adanya penempatan satu orang apoteker yang bertugas mengawasi mutu minuman, ya ng dalam hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis sebagai persaingnya. Sungguh luar biasa, yang mungkin tidak banyak didapat seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha yang cukup berhasil di dalam kelasnya. Bertitik tolak dari kenyataan ini, maka penulis menjadi tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana hal ini dapat terjadi, dengan pokok permasalahannya adalah : sampai seberapa jauh tingkat sukses usaha yang dijalankan, apakah tingkat sukses yang sudah dicapai itu sudah maxi mum, atau tingkat kesuksesannya masih bisa ditingkatkan, dan kiat-kiat apa saja yang dapat menjadikan sukses usaha P.D. BUDI – LESTARI.

Dengan demikian yang menjadi tujuan pokok penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dari praktek lapangan, bagaimana suatu usaha dapat berhasil / sukses tidak saja dibatasi oleh faktor pendidikan, akan tetapi faktor pengalaman juga sangat menentukan.

(15)

ii

Metode kajian penelitian yang digunakan bersifat diskriptif, dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui kepustakaan dan wawancara.

(16)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir yang berdujul :

“ Kiat Sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta.” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan setahu saya sampai saat ini belum ada karya ilmiah seperti ini yang dipublikasikan.

Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 31 Desember 2004

(Tanjung Prasetyo)

(17)

KIAT SUKSES

USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN

P.D. BUDI – LESTARI DI JAKARTA

TANJUNG PRASETYO

Laporan Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesional pada

Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(18)

Judul Laporan Akhir : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi – Lestari di Jakarta.

Nama Mahasiswa : Tanjung Prasetyo No. Pokok / NRP : F 052030015

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Menyetujui, ………2004 Komisi Pembimbing

(Prof. Daniel RD Monintja) (Dr, FransiskaZ.) Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Industri Kecil Menengah

(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1977 sebagai anak kedua dari ayah : Sukarto dan Ibu CH. Sudarsih.

Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajement, Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta, lulus pada tahun 2003 penulis diterima di program studi industri kecil menengah Institut Pertanian Bogor (IPB).

(20)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa, atas segala karuni-Nya sehingga laporan akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada program studi industri kecil menengah pada Institut Pertanian Bogor (IPB).

Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja

Selaku Ketua komisi Pembimbing atas Pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir

2. Ibu Dr. Fransiska Z. selaku Anggota komisi Pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir

3. Prof. Dr. Ir. Musa Lubis, Ms, Dipl ING, DEA selaku ketua program studi industri kecil menengah, SPS IPB

4. Ibu prof. Dr. Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, Msc selaku Dekan SPS. IPB.

5. Segenap dosen program studi industri kecil menengah, program penyelenggaraan khusus IPB, yang telah memberikan, bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama mengikuti perkuliahan

(21)

8. Orang tua, keluarga dan teman-teman yang turut membantu dalam penyelesaian karya akhir ini.

9. Kekasih tercinta Arien permata hati yang memberi dorongan guna penyelesaian karya akhir ini.

Penulis beharap bahwa laporan akhir ini dapat memberikan dukungan konstribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, walaupun tidak luput dari berbagai kekurangan.

Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan diterima bagi perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang.

Bogor, Desember 2004 Penulis

(22)

vii

DAFTAR ISI

Halaman - Abstrak ... i

- Riwayat Hidup ... iv - Prakata ... v - Daftar Isi... vii - Daftar Tabel ... ix - Daftar Gambar ... x - Daftar Lampiran ... xi

I. PENDAHULUAN

A. Sejarah Perusahaan ... 1 B. Produk Perusahaan ... 3 C. Kondisi Lingkungan ... 5 II. ANALISIS MASALAH

A. Prinsip Analisis ... 8 a. Tujuan Kajian ... 8 b. Implementasi Praktis ... 9 B. Metode Analisis ... 10 a. Pengumpulan Data ... 10 b. Pengolahan / Analisis Data ... 11

III. HASIL DAN PEMABAHASAN

(23)

viii

a. Aspek Teknis Dan Produksi ... 16 b. Aspek Pemasaran ... 21 c. Spesifikasi Satuan Unit Produksi ... 24 d. Aspek Keuangan ... 25

B. Pembahasan ... 27 a. Aspek Ekonomi ... 28 b. Aspek Teknis Dan Produksi ... 29 c. Aspek Pemasaran ... 30 1. Analisa Leporan Penjualan ... 31 2. Analisa Laba Penjualan ... 38 d. Analisa SWOT ... 39

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

(24)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Status pekerja dan tingkat pendidikan... 6 2. Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu P.D. Budi-

(25)

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Proses pembuatan jamu ... 19 2. Jalur pemasaran minuman jamu produk P.D. Budi – Lestari... 21 3. Prosentase penjualan produk minuman jamu P.D. Budi – Lestari

(26)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur organisasi P.D. Budi – Lestari ... 56 2. Akta notaris Ny. Ratna Komala Komar ... 57 3. Surat keterangan domisili perusahaan ... 60 4. Keputusan B POM, persetujuan pendaftaran obat tradisional 2 Juni 2001 61 5. Keputusan walikota Kotamadya Jakarta selatan mengenai ijin tempat

Usaha ... 63 6. Tunggakan hutang botol bekas oleh pedagang pemasok / grosir ... 66 7. Omset penjualan tahunan minuman jamu P.D. Budi – Lestari tahun

2000 – 2004 ... 67 8. Tanda Daftar Perusahaan ... 68 9. Tanda Daftar Usaha Perdagangan ... 69 10.Sertifikat penyuluhan perusahaan dari Dep. Kesehatan RI

NO. 625.00/09/04/97 ... 70 11.Omset penjualan minuman jamu produk P.D. Budi – Lestari ... 71 12.Daftar nama-nama tenaga kerja/ karyawan P.D. Budi – Lestari ... 72 13.Kuesioner tanggapan konsumen terhadap produk minuman jamu

(27)

2

I. PENDAHULUAN

A. Sejarah Perusahaan

P.D. Budi – Lestari adalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak dibidang

produksi dan penjualan minuman Jamu Jagotra, Temulawak dan Gula Asem

(GULAS).

Mengapa merintis usahanya dibidang minuman jamu, karena disamping

pengalamannya selama 11 tahun, sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 1994 bekerja

pada P.D. Budidaya kita yang bergerak dibidang penjualan jamu, juga karena jamu

sangat banyak diminati orang, dan bahan baku untuk membuat jamu banyak terdapat

di dalam negeri, sehingga usaha jamu ini diharapkan akan tetap eksis tahan banting

tidak akan terpengaruh oleh krisis ekonomi.

Sebagai warisan leluhur, jelas bahwa jamu tetap dicintai dan dijadikan

semacam obat alternatif, apalagi saat harga obat-obatan semakin meningkat.

Berpangkal dari sini, maka P.D. Budi Lestari memulai menekuni usahanya dibidang

minuman jamu, sekalipun jamu yang diproduksinya tidak seperti jamu Cap Jago,

Jamu Nyonya Meneer, Jamu Gula Asem produk PT. Mustika Ratu Tbk, Jamu Air

Mancur dan lain-lain.

Minuman jamu produk P.D. Budi Lestari adalah jamu yang sudah dikemas

dalam botol siap minum, dan tidak perlu menyedu lebih dahulu saat akan diminum.

(28)

3

variasinya seperti jamu yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan besar seperti

PT. Jamu Air Mancur Solo, PT. Jamu Cap Jago Semarang, PT. Jamu Mustika Ratu

Jakarta dan lain-lain.

Keterbatasan macam atau jenis jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari,

terjadi karena masih sangat minimnya modal usaha yang dimiliki, disamping

kesediaan sumber daya alam yang masih sangat terbatas.

Namun demikian, sekalipun usaha P.D. Budi Lestari ini, realatif masih cukup

muda, banyak orang menyatakan bahwa usahanya cukup sukses, karena sejak berdiri

tahun 1996 hingga saat ini tahun 2004, usahanya masih tetap berjalan dan bahkan

semakin maju, sekalipun dikelola oleh tenaga yang berpendidikan rendah.

Usahanya memang digolongkan sebagai usaha kecil, karena hanya dengan

modal awal sebesar Rp. 15.000.000,-. P.D. Budi Lestari susah bisa memulai usahanya

pada awal tahun 1996

Modal sebesar Rp. 15.000.000,- digunakan untuk menyewa sebidang tanah

seluas 750 M2 lengkap dengan bangunan 4 lokal dengan posisi “O” . harga sewa Rp. 500.000 perbulan dengan cara kontrak satu tahun, dibayar setiap akhir bulan,

sekarang sewanya sudah dinaikkan menjadi Rp. 1.700.000/bulan. Sedangkan modal

selebihnya dipergunakan untuk menambah alat-alat dan perlengkapan produksi

berupa mesin gas CO2, mesin press manual, tong kayu tungku, botol dan krat.

Dana sebear Rp. 15.000.000hanya dihabiskan untuk pengadaan tempat usaha

(29)

4

minumannya terpaksa meminjam dari tukang sayur gendong kenalan pak Amir utama

sebesar Rp. 75.000.

Berawal dari sinilah seluruh usaha Pak Amir utama terus berjalan hingga saat

ini, dan selama 2 tahun penuh, sepeser pun keuntungan usahanya tidak diambil untuk

kebutuhan pribadi, akan tetapi terus difokuskan untuk membeayai usahanya. Hal ini

dilakukan karena untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarganya beliau juga

memasarkan langsung hasil produksinya kewarung-warung, sehingga yang ia

gunakan untuk menutup keperluan ekonomi keluarga adalah dari keuntungan atau

komisi penjualan jamu dan bukan dari keuntungan perusahaan.

B. Produk Perusahaan

Minuman jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari terdiri dari minuman

jamu Jagotra (minuman Jamu Cap Dua Banteng, minuman Jamu Temulawak dan

minuman Jamu Gula Asem (gulas), Minuman jamu Jagotra sangat bermanfaat untuk

obat pegal linu, mengurangi rasa capai dan menambah nafsu makan.

Sedangkan minuman Jamu Temulawak dan Gula Asem, masing-masing

bermanfaat sebagai berikut :

- Minuman jamu Temulawak

Merupakan minuman segar dapat menambah nafsu makan, memperbaiki

pencernaan dan rasa sakit, maag.

(30)

5

Adalah minuman segar yang dapat menghilangkan rasa haus yang terus

menerus. Memang khasiat yang dimiliki oleh minuman GULAS tidak seperti yang

dimiliki oleh minuma n segar yang lain, kelebihannya adalah rasa haus yang terus

menerus timbul, sekali minum gula asem, maka sekejap rasa haus menjadi hilang,

tidak seperti minuman lain, yang berkali-kali minum, namun rasa haus masih tidak

terhilangkan

Bahan Baku Minuman Jamu.

a. Jamu Jagotra

1. Anyang-anyang

(31)

6 Jamu Temulawak

1. Temulawak Essence

2. Gula Merah

3. Pemanis lain

Jamu Gula Asem

1. Asem Jawa

2. Gula Pasir

3. Pemanis lain

C. Kondisi Lingkungan

Keberhasilan usaha P.D. Budi Lestari ini tidak terlepas juga dari kondisi

lingkungan sebagai tempat usaha, yang terletak di jalan Bhakti 89 No. 87 RT. 001

RW 004 Kelurahan Cipedak kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.

Pemilihan lokasi usaha ditempat ini didasarkan pada ketersediaannya sumber

air yang memenuhi kelayakan untuk diproduksi sebagai minuman, juga adalah suatu

tempat yang kondisi lingkungannya aman yang dibuktikan adanya respon yang positif

dari penduduk setempat, apalagi adanya usaha P.D. Budi Lestari yang telah

memperkerjakan sekitar 40 orang dalam perusahaannya.

(32)

7

positif dari pemerintah setempat dengan dikeluarkannya surat ijin Undang-Undang

Gangguan (UUG).

Kondisi lingkungan wilayah usaha P.D. Budi Lestari ini sungguh-sungguh

menguntungkan karena disamping jalan menuju ke lokasi tempat usaha P.D. Budi

Lestari yang sudah beraspal, lokasinya mudah dijangkau.

Demikian juga tidak kalah pentingnya faktor manajemen yang dilakukan oleh

pimpinan peruahaan dalam bentuk penempatan dan pendayagunaan pekerjanya

sangat mendukung keberhasilan usaha.

Jumlah karyawan P.D. Budi Lestari sebanyak 79 orang terdiri dari :

1 orang pimpinan

1 orang wakil pimpinan

4 orang tengaga administrasi

18 orang tenaga borongan pengemasan

1 orang pengawas produksi

3 orang mandor

3 orang sopir

2 orang kernet

44 orang tenaga pemasaran

2 orang security

Sedangkan status pekerja dan tingkat pendidikan karyawan perusahaan yang

mendukung keberhasilan usaha adalah sebagaimana terlihat dalam tabel, I :

No. Status SD TK PENDIDIKAN SLTP SLTA SI Jumlah

1. 2. 3. 4.

Pekerja Bulanan Pekerja Harian Pekerja Borongan Tenaga kerja Lepas

4

(33)

8

Penugasan pekerjaan kepada 3 orang karyawan bulanan yang berpendidikan S I

adalah sebagai berikut :

Drs. Atas barita Sarmin Apt, seorang apoteker bertugas mengurusi surat menyurat

yang berkaitan dengan pengawasan mutu kesehatan minuman, disamping tugas

pokoknya sendiri sebagai pengawas mutu minuman

Amir Syafrial dan Udin Syafrudin berpendidikan Sarjana (SI) ditugasi sebagai

security.

Sedangkan Sdr. Cali Suherman dan Sdr. Dadang Surdadang ditugasi pimpinan

perusahaan untuk menangani dibidang administrasi, dengan petimbangan :

- Saudara Cali Suherman, sekalipun berpendidikan SMP namun telah memperoleh

pendidikan tambahan dari pengalamannya mengikuti loka karya, konsultasi bisnis

dan penempatan tenaga kerja workshop pengelolaan akuntansi dan pelatihan

pengembangan diri.

- Saudara Dadang Surdadang, sekalipun berpendidikan SMEA, namun telah

(34)

9

II ANALISIS MASALAH

A. Prinsip Analisis

Usaha minuman jamu “PD. Budi Lestari yang dirintis dan dikelola oleh Bapak

Amir utama sejak tahun 1996, hingga kini masih tetap eksis, berjalan semakin maju,

patut dijadikan contoh bagaimana seseorang yang tingkat pendidikannya rendah dapat

mengelola sebuah perusahaan yang cukup berhasil, berdampak luas, utamanyya

terhadap terbukanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi perusahaan dan

sebagian masyarakat lingkunga nnya.

Nampaknya keberhasilan suatu usaha, tidak sangat tergantung kepada tingkat

pendidikan seseorang saja, akan tetapi justru pengalaman menjadi modal penting,

bagaimana seseorang dapat mencapai sukses usaha yang ditekuni, seperti Pak Amir

Utama.

Pak Amir utama sukses dalam menjalankan usahanya, karena faktor

pengalaman beliau yang diperoleh selama 11 tahun bekerja di “PD. Budaya Kita”

sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan jamu.

1. Tujuan Analisis

Untuk mengenal lebih jauh, bagaimana seseorang yang berpendidikan rendah

(35)

10

kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan suatu usaha sukses dapat dipakai sebagai

contoh / model dan tantangan bagi orang lain yang berminat untuk membuka usaha,

namun keberaniannya kurang karena disamping tidak memiliki modal yang cukup,

juga karena tingkat pendidikan, pengalaman dan pengetahuannya yang kurang

menunjang.

Untuk memperoleh kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan usaha PD.

Budi Lestari sukses, diperlukan kajian lengkap dengan pembahasannya sebagai

berikut :

- aspek tehnis dan produksi

- aspek pemasaran

- aspek keuangan

- spesifikasi tiap unit produksi

2. Implementasi Praktis

Sebagai warisan leluhur, minuman jamu sampai saat ini masih banyak

diminati dan dicintai oleh masyarakat.

Mendengar kata jamu, secara spontanitas masyarakat lebih mengenalnya

sebagai obat tradisional, walaupun tidak semua minuman jamu menjadi obat

tradisionil, dan bahkan jamu dapat dikatagorikan obat alternatif dikala obat-obatan

buatan pabrik harganya semakin meningkat.

Bagaimanapun bantuk kemasannya, kalau yang dikemas itu adalah jamu yang

(36)

11

tergerak hatinya untuk mencobanya, dan kalau cocok, maka akan menjadi konsumen

peminum jamu yang fanatik.

Nampaknya image ketradisionalannya yang menjadikan penyebab adanya

kesukaan masyarakat untuk mencintai minum jamu, bagaimanapun bentuk

kemasannya, apakah dikemas dalam bentuk kapsul, apakah dikemasan dalam bentuk

bungkusan, ataukah dikemas dalam bentuk tablet, ataukah dikemas dalam bentuk

botol siap minum, maka jamu tetap disukai oleh konsumen pecintanya yang sudah

terlanjur fanatik minum jamu.

Melihat dari kenyataan ini, maka usaha bisnis jamu adalah suatu bisnis yang

menjanjikan, karena dapat mendatangkan keuntungan bagi pengelolanya.

B. METODE ANALISIS

Metode kerja yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini, adalah

dengan metode diskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang ada di

lapangan berdasarkan fakta-fakta yang kelihatan, kemudian dianalisis berdasarkan

teori. Dengan pendekatan kajian yang digunakan beserta kedalamannya mengacu

kepada teori analisis Lini produk yang dikemukakan Kotler (1997) meliputi :

a. Analisa laporan penjualan tiap unit produk

Analisa ini bertujuan untuk mencatat produk-produk yang menghasilkan

volume dan keuntungan penjualan tinggi. Idealnya produk yang memiliki volume

(37)

12

analisa ini dapat dipertimbangkan untuk melepas unit produk mana yang patut

dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau dihentikan sama sekali.

b. Analisia laba penjualan

Analisa ini dibuat dengan tujuan untnuk mengetahui tingkat keuntungan atau

laba masing-masing satuan unit yaitu satuan unit yang mana yang paling

menguntungkan dan produksinya tetap masih harus dipertahankan, dan satuan

unit produksi mana yang tidak menguntungkan dan harus dihentikan

produksinya, atau tetap dipertahankan produksinya.

Disamping analisis yang mengacu teori Kotler, metode lain yang digunakan

adalah metode swot yang dapat memberikan gambaran tentang kekuatan dan

kelemahan internal maupun external berupa peluang dan tantangan, sehingga daa

metode ini dapat menentukan strategi yang paling tepat untuk dilakukan kemudian.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer : adalah data yang bersumber dari objek yang diteliti,

dilakukan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung pada

kegiatan usaha “PD. Budi Lestari”, meliputi proses produksi,

pemasaran, volume penjualan, dan laba rugi perusahaan.

b. Data Sekunder : adalah data pendukung yang bersumber dari

kepustakaan, literatur majalah dan lain-lain, yang metode ini biasa

(38)

13

Adapun teknik pengumpualan data primer yang digunakan adalah sebagai

berikut :

a. Wawancara (interview) yaitu memperoleh informasi dengan cara

melakukan wawancara langsung pada bagian-bagian produksi,

pemasaran, gudang, pimpinan kantor dan karyawan yang ada

kaitan pekerjaan dengan data yang diperlukan.

b. Daftar Pertanyaan (kuesioner) yaitu dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara sitematis,

khususnya yang berkaitan dengan topik yang ingin dibahas, berikut

permasalahan yang dihadapi.

c. Pengamatan (observation) yaitu dengan cara melihat secara

langsung terhadap kegiatan pencucian botol, pengisian minuman

kedalam botol, dan menutup botol, seluruhnya masih dikerjakan

secara tradisionil, dan umumnya dikerjakan secara borongan.

Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara

membaca banyak buku yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.

Dari hasil penelitian ini, manfaat yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

a. Dapat belajar dari pengalaman orang lain dalam mengelola perusahaan

menjadi berhasil karena faktor pengalaman, dan dari hasil pembelajaran ini

(39)

14

mencoba atau meneruskan usaha secara profesional dibidang usaha apa saja

yang kuncinya menguntungkan.

b. Hasil penelitian dapat dipakai penulis sebagai bahan penulisan laporan akhir

guna memenuhi persyaratan penulis dalam mengakhiri Sekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam Program Management Profesional

industrri (MPI) angkatan ke IV.

2. Bagi Manajemen PD. Budi Lestari .

Untuk memberi dukungan dan sumbangan pemikiran dan atau saran perbaikan

kepada PD. Budi Lestari dalam pengambangan usahanya agar lebih sukses dalam

masa-masa berikutnya.

3. Bagi Masyarakat Akademik (MPI)

Untuk menambah daftar pustaka sebagai acuan dan sumber informasi bagi

yang memerlukan, serta memperkaya kajian penelitian yang bervariasi.

Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa metode yang digunakan

adalah metode diskriptif, maka analisis kualitatip yang dikedepankan adalah

analisa model SWOT.

a. Analisis Kualitatip model SWOT.

Analisis SWOT adalah analisis Strength (kekuatan), weakness

(40)

15

SWOT menurut Rangkuti (2003) adalah singkatan dari lingkunga n

internal strength dan weakness, serta lingkungan eksternal opportunity dan

threat yang dihadapi dunia bisnis.

Analisis SWOT ini membandingkan antara faktor eksternal peluang

dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.

Analisis SWOT atau analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi berbagai faktor

internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh usaha industri minuman

jamu.

Analisis ini dapat memberikan gambaran secara jelas tentang bagaimana

menjadi peluang, dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga dapat

dirumuskan berbagai alternatif strategi yang sesuai berkaitan dengan masa depan

perusahaan.

Beberapa item yang perlu dianalisa berdasarkan model SWOT diantaranya sebagai

berikut :

a. Strength (kekuatan), keunggulan sumberdaya, hasil atau mutu produk,

segmen pasar, lokasi tempat usaha, strategi pemasaranhasil dan lain-lain.

b. Weakness (kelemahan), sarana dan prasarana yang berkaitan dengan proses

produksi, kemasan, permasalahan, dan lain-lain.

c. Opportunity (kesempatan), adalah situasi utama yang menguntungkan

(41)

16

d. Threats (ancaman) adalah situasi utama yang tidak menguntungkan

perusahaan, seperti misalnya pesaing usaha, bahan baku, bentuk atau model

kemasannya dan lain-lain.

2. Pengolahan Data

Jawaban yang diperoleh peneliti dari obyek yang diteliti diolah dalam

bentuk tabulasi dan dianalisis dengan model kartesius. Sistim analisa yang dibuat

adalah analisa lini produk, meliputi :

1. Analisa laporan penjualan tiap unit produk volume dan laba penjualan tiap

unit produk dalam periode satu tahun terakhir akan dihitung secara kumulatif

per produknya. Langkah ini untuk mendata produk-produk yang diminati

pasar dan memiliki keuntungan.

2. Membuat presentasi total penjualan. Sesudah mendata volume penjualan tiap

unit produk, langkah berikutnya perlu membuat persentasi total dari

penjualan, dan hal ini akan dapat memberi gambaran yang riil terhadap

volume dan laba penjualan tiap unit produk.

3. Mengidentifikasi profil pasar, yang sangat berguna untuk dapat mengetahui

(42)
(43)

18

III HASIL DAN PEMBAH ASAN

A. DISKRIPSI UMUM.

1. Aspek Tehnis dan Produksi.

Proses produksi minuman jamu produk PD. Budi Lestari yang dirintis sejak

tahun 1996 hingga saat ini masih menempati rumah kontrakan dengan tanah

seluas 750 m2. harga kontrakan dalam setiap bulan sebesar Rp. 500.000,- kini harga kontrakannya dinaikkan menjadi Rp. 1.780.000,-/bulan, terletak di Jl.

Bhakti NO. 87 Kelurahan Cepedak Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Produk minuman jamu yang dihasilkan terdiri dari :

- minuman Jamu Temulawak

- minuman Jamu Jagotra (cap Dua Banteng)

- minuman jamu Gula Asem (GULAS)

Pengerjaan atau produksinya masih dilakukan secara tradisional, masih

dikerjakan dengan tangan-tangan terampil karyawannya dan belum menggunakan

mesin-mesin.

Dengan demikian jumlah hasil produksi setiap bulannya sangat tergantung

(44)

19

a. Bahan Baku

Bahan baku minuman jamu terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku

tambahan.

Minuman jamu jagotra (cap dua banteng). Bahan baku utamanya terdiri dari :

- anyang-anyang

- bidara laut

- bolong-bolong

- cangkok

- kapoe

- kayu angin

- kayu manis

- kau rapet

- lada hutan

- manik

- pule

- sambang

- secang

- ujung atep

- sariawan

- sidowaa

- sintok

- sranto

(45)

20

Sedangkan bahan baku tambahannya terdiri dari :

- cabe jawa

- gula merah

- gula sacharin

- racikan rempah jadi

Minuman jamu Temulawak

bahan baku : Temulawak (Essence)

bahan tambahan : gula merah

minuman jamu gula asem (GULAS)

bahan baku : Asem Jawa

bahan tambahan : Gula merah + pemanis lain

b. Perolehan sumber bahan baku

Bahan baku jamu diperoleh dari pasar lokal Jatinegara.

(46)

21

GAMBAR : I PROSES PEMBUATAN JAMU

Dari gambar 1 tersebut diatas, tampak jelas bahwa sebelum minuman jamu

dipasarkan, terlebih dahulu disimpan digudang untuk di administrasikan.

Cara pemasarannya adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan menjual kepada pedagang pemasok/grosir

b. Pedagang pemasok/grosir menjual kepada warung-warung pelanggan

c. Warung-warung pelanggan menjual keapda konsumen peminum jamu.

BAHAN BAKU UTAMA

DISORTIR/PILIH YANG BAIK-BAIK, DICUCI DAN

DIKERINGKAN

DIKEMAS DALAM RACIKAN PLASTIK SIAP UNTUK

DIOLAH

DIREBUS / DICAMPUR DENGAN AIR PANAS MENDIDIH + BAHAN BAKU

TAMBAHAN

DIKEMAS DALAM BOTOL DIGUDANGKAN

(47)

22

Sebelum minuman jamu dikemas dalam botol bekas untuk siap dijual,

maka terlebih dahulu botol bekas untuk dikemas dicuci. Pekerjaan pencucian botol

bekas dilakukan secara borongan, dengan upah Rp. 10,- setiap botolnya.

Demikian juga dalam pengisian minuman jamu kedalam botol kemasan dilakukan

secara borongan dengan upah Rp. 10,- setiap botol.

Jumlah tenaga borong 18 orang dan rata -rata hasil borongannya dalam

setiap hari tidak kurang dari Rp. 10.000,-/orangnya. Rata -rata pencucian botol dan

pengisian jamu ke dalam botol kemasan setiap orangnya dapat menyelesaikan

pekerjaan + 100 krat atau 2400 botol. Borongan pekerjaan ini sangat menguntungkan

perusahaan karena perusahaan tidak perlu banyak membuang waktu untuk

mengawasi pekerjaan karyawan, otomatis karyawan sudah bekerja secara maksimal.

Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan melalui sistim borongan,

merupakan kiat sukses perusahaan untuk mencapai hasil seara maksimal.

Ada kiat sukses lain yang menguntungkan perusahaan dalam meningkatkan

daya saing terhadap perusahaan lain yang sejenis adalah minuman jamu Temulawak

produk PD. Budi Lestari dicampur dengan air panas yang mendidih yang dalam hal

ini tidak dilakukan oleh perusahaan lain yang sejenis.

D.PENGEMASAN

Minuman jamu PD. Budi Lestari dikemas dalam botol bekas yang dibeli

(48)

23

Sebelum botol bekas digunakan, dicuci terlebih dahulu dengan ongkos cuci

Rp. 10,- setiap botolnya.

Penggunaan botol bekas sebagai kemasan jamu, sampai saat ini masih

menjadi handalan perusahaan karena harganya murah berdampak menjadi lebih

terjangkau oleh konsumen.

Penggunaan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi

Lestari merupakan kiat sukses tersendiri bagi perusahaan. Sampai saat ini, tetapi

dalam jangka panjang penggunaan botol bekas tidak akan dapat dipertahankan

lama-lama karena stok botol bekas dipasarkan semakin habis, karena botol-botol

bekas ini dilebur kembali untuk dibuat botol-botol yang baru. Demikian juga

penggunaan botol bekas untuk kemasan jamu kian lama menjadi tidak disukai

konsumen, dan konsumen akan cenderung memilih botol baru putih bening untuk

kemasan.

2. ASPEK PEMASARAN

Jalur pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari adalah

sebagaimana terlihat dalam gambar : 2

Gambar : 2 Jalur Pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari PERUSAHAAN

GROSIR / PEDAGANG

WARUNG-WARUNG

(49)

24

a. Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari meliputi

seluruh wilayah di Jabotabek, dengan sistim pembayaran tunai, yaitu pada pagi

hari pedagang-pedagang pemasok/grosir mengambil barang di perusahaan dan

sore harinya membayar.

Harga barang ditetapkan sebagai berikut :

- Harga Perusahaan kepada pedagang.

- Isi saja Rp. 180 – Rp. 200,- tiap botolnya

- Dengan botol Rp. 500,- karena harga botolnya saja Rp. 300,-

- Harga pedagang kepada warung

- Isi saja Rp. 400,-

- Dengan botol Rp. 700,-

- Harga pedagang warung kekonsumen akhir

- Isi saja Rp. 1.000,-

- Dengan botol Rp. 1.300,-

b. OMSET PENJUALAN

Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari tahun

2000 – 2004 dapat dilihat dalam tabel 3.

(50)

25

No. Tahun Omset Rata-Rata Tiap Bulan Keterangan

Botol Rp.

Tabel : 2 Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari Tahun

2000-2004

Dari tabel 3 diatas, terlihat bahwa pada tahun 2000 – 2004 omset penjualan

rata-rata bulanan terus meningkat, dan pada tahun 2003 – 2004 omsetnya mulai

menurun.

Hal ini dikarenakan mualai tahun 2003 ada tambahan produk baru, yaitu minuman

jamu Jagotra dan Gula Asem, yang sebelumnya tidak pernah ada.

Akibat tambahan produk baru ini beban proses produksi bertambah,

disamping adanya tambahan berdirinya perushaan yang sejenis yang paling tidak juga

menjadi pesaing.

Dalam pemasaran hasil, perusahaan hanya menjual isi saja dan botol

kemasannya harus disediakan sendiri oleh pedagang.

Namun demikian, untuk mempermudah penanganan sebagai upaya

meningkatkan omset penjualan, perusahaan memberikan kebijaksanaan dalam bentuk

penyediaan botol bekas untuk kemasan jamu, dengan pembayaran oleh pedagang

(51)

26

botol bekas menjadi Rp. 500,-. Tindakan perusahaan seperti ini merupakan kiat

sukses tersendiri, apalagi terhadap pedagang baru yang baru mulai berdagang,

perusahaan memberi pinjaman botol bekas sebanyak 1000 botol dengan pembayaran

angsuran.

3. SPESIFIKASI TIAP SATUAN UNIT PRODUKSI

Mulai tahun 2003 PD. Budi Lestari memasarkan minuman jamu Gula Asem

(GULAS) dan minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra)

Dengan demikian sampai tahun 2004 jenis minuman yang diproduksi dengan

dipasarkan oleh PD. Budi Lestari menjadi tiga jenis yaitu:

- Minuman Temulawak

- Minuman jamu Jagotra

- Minuman Gula Asem

Spesifikasi tiap unit produksinya adalah sebagai berikut :

1. Minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra)

- Isi botol

- Ada ijin POM No. TR 013611241

- Kode produksi : JDBS 010601

- Komposisi :

- Piperiss Nigri Fruktus = 10%

- Curcymae = 11%

(52)

27

- Sappan Liqnum = 11%

- Burmanii Corte = 6%

- Gula = 15%

- Air = 25%

- Khasiat : mengurangi sakit pegal linu mengurangi rasa sakit menambah nafsu

makan

2. Minuman segar Temulawak

- Isi botol 320 ml.

- Terdaftar Depkes No. SP 025.01/109-04/97

- Komposisi : Temulawak Ess 0,5 %, gula 20 %, Tartrazine 0,3 %, dan

Anad 100%

- Khasiat : tidak ditulis didalam tabel

3. Minuman Segar Gula Asem

- Isi botol 220 ml

- Ijin Depkes NO. Sp 025-01-08-0047

- Komposisi : sari buah asem, gula merah dan air matang.

- Khasiat : tidak ditulis dalam tabel

Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku usaha, diperoleh penjelasan

bahwa PD. Budi Lestari pada saat memulai usahanya pada tahun 1996, jumlah modal

usaha yang dimiliki sebesar Rp. 15.000.000,- digunakan untuk :

- Sewa sebidang tanah + bangunan Rp. 6.000.000,-

(53)

28

- Pengadaan mesin press Rp. 800.000,-

- Jaminan mesin gas CO2 Rp. 300.000,-

- Tong kayu, 4 biji Rp. 400.000,-

- Tungku Rp. 1.500.000,-

- Botol bekas 1200 botol x Rp. 300,- Rp. 360.000,-

- Krat bekas, 50 krat x Rp 300,- Rp. 150.000,-

Jumlah Rp.15.000.000,-

Sedangkan modal usaha untuk membeli bahan baku minuman jamu, dipinjam

dari tukang sayur sebesar Rp. 75.000 dan dapat diproduksi sebanyak satu racikan atau

1200 botol

Sekalipun usahanya baru dimulai, namun karena pimpinan perusahaan banyak

memiliki pelanggan yang sudah dikenal lama, maka keperluan botol dan pemasaran

hasil tidak mengalami kesulitan.

- Salah satu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengolah usahanya dan ini

merupakan kiat sukses usaha adalah :

a. Adanya dukungan 8 orang tenaga pemasaran yang memiliki daerah pemasaran

yang cukup luas, memberi kemudahan perusahaan dalam pemasaran hasil dan

perolehan botol-botol bekas.

b. Ada tekad yang bulat dari pimpinan perusahaan yang tidak mengambil

keuntungan perusahaan selama 2 tahun untuk keperluan sendiri, tetapi

keuntungan perusahaan ditanamkan kembali di perusahaan untuk tambahan

(54)

29

Dari modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- yang dimiliki perusahaan pada

awal berdirinya perusahaan, kini jumlah modal perusahaan telah berkembang menjadi

Rp. 677.946.827 (tahun 2004) dengan omset penjualan dalam setiap bulannya mulai

dari tahun 2000 – 2004 dapat dilihat dalam lampiran 7, dengan penjelasan sebagai

berikut :

- pada tahun 2000, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober sebanyak

360.679 botol

- pada tahun 2001, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Mei, sebanyak

:393.004 botol

- pada tahun 2002, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober, sebanyak :

669.647 botol

- para tahun 2003, Omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Juni, sebanyak :

501.565 botol

- pada tahun 2004, omset penjualan tertinggi jatuh pada tahun September, sebanyak

410.539 botol

Dengan demikian, rata-rata tertinggi omset penjualan minuman jamu selama 5

tahun sebesar 467.086 botol, adalah suatu jumlah yang cukup berhasil dan sukses

B. PEMBAHASAN

Penulis dalam melakukan penelitian memfokuskan kajian penelitiannya

terhadap berbagai aspek sebagai upaya untuk memperoleh kiat-kiat yang menjadikan

(55)

30

Demikian juga dalam pembahasan kajian meliputi aspek ekonomi, aspek

tehnis dan produksi, dan aspek pemasaran. Dalam aspek pemasaran, kajian utama

yang dilakukan meliputi analisa penjualan produk dan rugi/laba penjualan dengan

metode analisa produk sesuai dengan teori Kotler (1997).

Fungsi dari analisa ini adalah untuk memberikan usulan kepada perusahaan mengenai

tiga produk potensial.

1. Aspek Ekonomi

PD. Budi Lestari dapat dikatagorikan sebagai usaha kecil, karena

kriteria yang dimiliki, salah satu diantaranya adalah menurut UU RI No. 9

tahun 1995 tentang Usaha Kecil, PD. Budi Lestari ”tidak memiliki hasil

penjualan tahunan melebihi Rp. 1 Milyard dan tidak memliki kekayaan bersih

diluar tanah dan bangunan sebesar Rp. 200 juta, serta berdiri sendiri dan

bukan merupakan anak perusahaan”.

Salah satu kelebihan yang dimiliki usaha kecil yang bergerak disektor

industri pengolahan, termasuk usaha PD. Budi Lestari adalah bahan mentah

atau bahan baku sebagai bahan untuk membuat minuman jamu tidak banyak

menggunakan bahan mentah import, dan bahan mentahnya sangat mudah di

peroleh dipasar lokal dalam negeri seperti di pasar Jatinegera.

Karena bahan mentah atau bahan baku mudah didapat didalam negeri

dan tidak tergantung dari import, maka usaha PD. Budi Lestari tetap eksis dan

(56)

31

Namun demikian, sekalipun usaha PD. Budi Lestari ini dikategorikan sebagai

usaha kecil, dampak usaha PD. Budi Lestari yang dirasakan masyarakat

banyak adalah sebagai berikut :

1. Memberikan peluang kerja bagi masyarakat lingkungannya dengan

peningkatkan pendapatan antara Rp. 300.000,- sampai dengan Rp.

1.000.000,-bagi tenaga kerja blanan dan harian sebagai berikut :

a. Gaji pimpinan Rp. 1.000.000,-/bulan

b. Gaji seorang apoteker Rp. 750.000,-/bulan

c. Gaji Kepala bagian dan administrasi Rp. 750.000,-/bulan

d. Gaji staf keuangan dan administrasi (4 orang ) @ Rp. 500.000,-

e. Gaji 2 orang mandor @ Rp. 337.500,-

2. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi tenaga kerja borongan

pekerjaan pencucian botol dan penutupan botol yang setiap harinya

mereka peroleh tidak kurang dari Rp. 10.000,- jumlah tenaga kerja

borongan sebanyak 18 orang.

3. Memberikan pelang kerja dan pendapatan bagi 8 orang tenaga harian daya

upah perhariannya sebesar Rp. 8.000,-

4. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi 44 orang tenaga kerja

lepas bagian pemasaran yang menjajakan hasil produk minuman jam PD.

Budi Lestari kewarung-warung, daya pendapatan rata-rata setiap bulan

(57)

32

2. Aspek Tehnis dan Produksi

Penggunaan botol be kas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi

Lestari nampaknya tidak akan membawa kemajuan usaha dalam jangka panjang,

karena dengan menggunakan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu,

perusahaan baru dapat memenuhi permintaan sebanyak 40%, hal ini disebabkan :

1. Kebanyakan konsumen lebih menyukai botol baru bening sebagai kemasan

jamu.

2. Kebanyakan botol bekas pakai, makin lama makin sulit di dapat karena

banyak botol bekas dilabur kembali menjadi botol baru.

Kesulitan perusahaan untuk memperoleh botol-botol bekas saat ini, akan

menjadikan peluang perusahaan dimasa mendatang dalam usahanya untuk

meningkatkan permintaan konsumen, karena : penggunaan botol-botol bekas yang

mulai dihentikan dan menggunakan botol-botol baru bening untuk kemasan minuman

jamu, perusahaan akan dapat meningkatkan penjualan sampai 100% dan dengan

demikian ada peningkatan penjualan sebesar 60%.

3. Aspek Pemasaran

Dalam pemasaran hasil, prinsip perusahaan hanya menjual isi saja, dan botol

kemasan minuman disediakan sendiri oleh pedagang. Namun demikian untuk

mempermudah penanganan sebagai upaya meningkatkan omset penjualan,

perusahaan membuat suatu kebijaksanaan dalam bentuk penyediaan botol bekas bagi

pedagang dengan pembayaran cash oleh pedagang pada saat mengambil barang

(58)

33

Harga botol bekas yang ditetapkan perusahaan sekitar Rp. 300,- sehingga

pada saat pedagang mengambil barang dagangannya diperusahaan, pedagang wajib

membayar Rp. 500,- terdiri dari isi saja Rp. 200,- dan botolnya Rp. 300,-

Bahkan untuk pedagang yang baru memulai usaha, dapat pinjaman botol dari

perusahaan sebanyak 1.000 botol dengan pembayaran secara angsuran.

Langkah perusahaan yang memberikan pinjaman botol bekas sebagai upaya

meningkatkan omset penjualan, nampaknya akan sangat berpengaruh terhadap

perputaran modal usaha perusahaan sebagian akan tertanam dalam botol.

Dalam lampiran 6 terlihat bahwa dari 44 orang pedagang pemasok, 34 orang

diantaranya masih mempunyai tunggakan hutang botol bekas dengan total sisa

pinjaman sebesar Rp. 43.830.985 (catatan sampai dengan 13 Desember 2004) adalah

suatu jumlah yang tidak sedikit, dan kalau hal ini dibiarkan atau setidak-tidaknya

kebijakan ini diteruskan berlanjut tanpa ada usaha lain yang memaksimalkan tagihan,

maka sudah jelas modal perusahaan yang tertanam dibotol bekas semakin menumpuk,

yang dalam hal ini dapat disimak persentasi pengendalian pinjaman botol bekas

sebagai berikut :

1. Dari jumlah pinjaman sebear Rp. 45.520.985 sampai dengan

tanggal 13 Desember 2004 jumlah yang diangsur baru sekitar

Rp. 2.090.000,- atau baru 4,6%

2. Dari jumlah 34 orang penunggak terdapat 2 orang penunggak

yang sama sekali tidak mengangsur tunggakannya sebesar Rp.

(59)

34

a. Analisa Laporan Penjualan

Dalam periode tahun 2004 PD. Budi Lestari telah menjual Tiga jenis minuman,

dengan total penjualan sebesar 3.490.676 botol senilai Rp. 671.955.130

(lampiran 11) dan keuntungan yang didapat sebesar Rp. 80.382.279 (lampiran

15).

Rata-rata setiap bulan pada tahun 2004 PD. Budi Lestari dapat menjual minuman

223.747 botol senilai Rp. 43.12.975,- (tabel 3). Permintaan tertinggi minuman

tahun 2004 adalah sebagai berikut (lampiran 11)

- bulan September 2004 permintaan minuman Temulawak 307.554 botol

- bulan Agustus minuman Jagotra 63.763 botol

- bulan September minuman Gula Asem 49.497 botol.

Dari Tiga jenis minuman tersebut, jumlah permintaan tertinggi adalah minuman

Temulawak. Hal ini dikarenakan sebutan temulawak sudah melekat dihati masyarakat

pencintanya, sehingga tanpa harus melalui promosipun masyarakat umum pecandu

minuman jamu sudah mengenalnya. Jumlah permintaan terkecil minuman jamu bulan

September 2004 adalah minuman jamu Gula asem sebesar 49.497 botol (temulawak

307.554 botol, Jagotra 63.763 botol). Hal ini disebabkan karena image masyarakat

terhadap minuman biasa yang ditanggapinya sebagai minuman biasa yang

menyegarkan sekedar menghilangkan rasa haus, kurang penjelasan khasiat tambahan

lainnya.

(60)

35

Gambar 3 Persentasi penjualan produk minuman jamu PD. Budi Lestari tahun 2004

(PD. Budi Lestari 2004)

Berdasarkan gambar 3 tersebut diatas, dapat dinyatakan bahwa minuman jamu

temulawak merupakan produk yang paling banyak diminati konsumen, yaitu 76,91%

dan produk yang memiliki volume penjualan terendah adalah produk minuman jamu

Gula Asem (7,45%).

Berdasarkan data laporan penjualan tersebut, perusahaan perlu membuat strategi batu

guna meningkatkan volume penjualan produk minuman gula asem adalah belum

banyak nya masyarakat yang mengenal jenis minuman ini, maka salusi terbaik untuk

meningkatkan volume penjualan adalah perlunya promosi dari perusahaan.

Rincian laporan penjualan minuman jamu Temulawak dalam setiap bulannya pada

tahun 2004 adalah sebagaimana tersebut dalam tabel : 3

Gulas 7,45%

(61)

36

Jumlah 2.684.963

Tabel. 3 Omset penjualan bulanan minuman jamu Temulawak tahun 2004

Tabel 3 menunjukkan, bahwa pada bulan September penjualan produk

minuman jamu Temulawak menduduki peringkat tertinggi yaitu 307.554 botol.

Peningkatan produksi terjadi sejak Agustus 2004. Volume penjualan terendah terjadi

pada bulan Februari sebesar 162.972 botol, kemudian seterusnya mulai bulan Maret

hingga bulan September naik terus, tetapi dalam bulan November turun kembali

dibawah volume penjualan bulan Februari 2004. Hal demikian terjadi karena adanya

(62)

37

2. Volume penjualan bulanan minuman jamu Jagotra tahun 2004 dapat dilihat dalam

tabel 4

NO. BULAN TEMULAWAK

(botol) KETERANGAN

1.

Jumlah 545.980

(63)

38

Tabel 4 terlihat adanya peningkatkan permintaan pada bulan Agustus

sebanyak 63.763 botol. Hal ini menunjukkan mulai adanya tanggapan konsumen

terhadap produk minuman jamu Jagotra, tetapi pada bulan-bulan berikutnya jumlah

permintaan semakin menurun. Nampaknya tingginya permintaan minuman jamu

Jagotra bulan Agustus, adalah terjadi karena konsumen ingin coba-coba, sehingga

perintaan naik, kemudian pada bulan-bulan berikutnya mulai menurun kembali. Hal

demikian perusahaan harus cukup waspada dan perlu mengambil kebijaksanaan baru

bagaimana permintaan dapat kembali naik.

3. Volume penjualan bulanan minuman jamu Gula Asem tahun 2004 (lihat tabel5)

NO. BULAN TEMULAWAK

(botol) KETERANGAN

1.

Jumlah 259.733

(64)

39

Tabel 5 menunjukkan permintaan pasar terhadap prpduk minuman Gula Asem

(GULAS) tertinggi jatuh pada bulan September 2004sebesae 49.497 botol, kemudian

menurun tajam pada bulan-bulan berikutnya. Hal demikian perusahaan harus cukup

waspada, mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasinya.

Hasil wawancara penulis dengan 40 orang responden (lampiran 14) menunjukkan

bahwa konsumen lebih banyak menyukai jamu Temulawak sebanyak 24 orang, dan

lebih menyukai Jagotra 9 orang, dan yang menyukai Gula Asem 7 orang. Mengapa

paling menyukai Temulawak dan tidak menyukai minuman lainnya, karena

alasan-alasan berikut:

1. Minuman Jagotra, ditangani sebagai minuman pekerja berat seperti sopir, tukang

becak, kuli bangunan dan lain-lain.

2. Minuman Gulas, adalah minuman dengan rasa asem-asem sedikit, kurang

diminati

3. Sedangkan minuman temulawak paling banyak disukai orang, dikarenakan

minuman jamu temulawak ditanggapinya sebagai minuman bergengsi yang

(65)

40

3. Analisa Laba Penjualan

Pada tahun 2004 total keuntungan yang diperloleh PD. Budi Lestari dari

ketiga jenis minuman sebesar Rp. 80.382.279,-.

Keuntungan terbesar dipeoleh dari minuman temulawak sebesar Rp.

61.814.900,- dan keuntungan terendah diperoleh dari minuman jamu Gula Asem

sebesar Rp. 6.617.279,-

Rincian total keuntungan dan rataan perolehan keuntungan tiap jenis

minuman setiap bulannya seperti tampak dalam tabel. 6

No. Jenis

Tabel. 6 Total laba penjualan dan rataan keuntungan / bulan.

Dari tabel 6, terlihat bahwa jenis minuman jamu temulawak memberikan

konstribusi laba terbesar dalam setiap bulannya sebesar Rp. 5.11.242,- (76,9%) dan

terendah minuman gula asem sebesar Rp. 551.439 (8,23%).

Pada tahuun 2004 perusahaan telah memproduksi Tiga jenis minuman dengan

total penjualan sebanyak 3.490.676 botol seniali Rp. 671.955.130 (lampiran 7) dan

(66)

41

Rata-rata setiap bulan perusahaan dapat menghasilkan minuman 290.890

botol (lampiran 7) dengan nilai rata-rata laba setiap bulan sebesar Rp. 6.700.000,-

(lampiran 15).

Dari ketiga jenis minuman tersebut, tampak jelas bahwa minuman gula asem

(Gulas) memberikan konstribusi laba terkecil, dan dari hasil pengamatan dilapangan,

meman pada dasarnya permintaan minuman gula asem sangat sedikit, dan hal ini

sudah sepatutnya perusahaan mulai mengambil langkah-langkah kedepan bagaimana

solusi terbaik agar minuman gula asem ini permintaan dari masyarakat menjadi

meningkat.

Langkah-langkah ini perlu segera dilakukan karena konstribusi keuntungan yang

diperoleh dari minuman gula asem, hanya 8,2%, sedangkan yang lainnya seperti

Jagotra, memberikan konstribusi laba 16,02% dan minuman temulawak 76,9%).

4. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistimatis untuk

merumuskan stratei perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memakasimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) dan secara

bersamaan dapat meminimalkan kelebihan (weaknesses) dan ancaman (threats).

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strenths dan weaknesses

serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis.

(67)

42

peluang (opportunities) dan ancaman (threats) denan faktor internal kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weaknesses).

Profil SWOT usaha minuman jamu PD. Budi Lestari di Jakarta dapat dilhat

dalam tabel : 7 dan analisis matrix SWOTnya dapat dilihat dalam tabel : 8

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Armada pemasaran yang kuat dan

berpengalaman

2. Penempatan satu orang Apoteker

sebagai pengawas mutu minuman

3. Terdaftarnya minuman di Dep.

Kesehatan

4. Proses produksi masih sanat

sederhana

5. Harga produk terjangkau

1. Ketergantungan botol bekas

sebagai kemasan

2. modal usaha banyak tertanam

dalam pinjaman botol bekas. 3. lokasi perpakiran di tempat usaha

kurang banyak menampung kendaraan.

4. promosi belum dijalankan

5. khasiat minuman temulawak dan

gula asem belum ditulis dalam label

Peluang (O) Ancaman (T)

1. baru terlayani permintaan pasar

40%. Masih ada peluang 60%.

2. dukungan dari pemerintah

setempat sanat positip

3. hubungan perusahaan dengan

pedagang pemasok sangat baik

4. masih terbatasnya pelaku usaha

sejenis diwilayah kerja

5. Kebijakan pemerintah yang

mendukung perkembangan IK.

1. persediaan botol bekas dipasaran, jumlahnya semakin menipis.

2. citra produk minuman gula asem

belum banyak dikenal masyarakat luas.

3. persaingan kedepan semakin

meningkat

4. terhadap pesaing semakin

canggih

5. ketergantungan pada satu

(68)

43

Alat yang dapat dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan

adalah matrik SWOT yang dalam hal ini dituangkan dalam analisis matrix SWOT

tabel. 8.

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan derngan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikina. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan

alternatif strategis.

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pemikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strtategi ini digunakan untuk menggalang kekuatan yang dimiliki perusahaan

dalam mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT.

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

(69)

44

LINGKUNGAN

INTERNAL

LINGKUNGAN

INTERNAL

Kekuatan (S) Kelemahan (w)

S1.

S2.

S3.

S4.

S5.

Airmata pemasaran yang kuat dan berpengalaman. Penempatan satu orang Apoteker sebagai pengawas mutu minuman. Terdaptarnya minumandi Dep. Kesehatan

Penggunaan air matang yang panas mendidih sebagai adonan minuman jamu.

Harga produk yang terjangkau. bekas sebagai kemasan. Modal usaha banyak tertanam dalam peminjaman botol bekas. Lokasi perpohonan tempat usaha kurang kendaraan.

Promosi belum dijalankan

Khasiat minuman belum ditulis dalam label

Peluang (O)

01. Baru terlupakan permintaan pasar 40% masih ada peluang 60% 02. Dukungan dari Pemda

setempat cukup positip 03. Hubungan permohonan

dengan pedagang pemasok sangat baik. 04. Masih terbatasnya

pelaku usaha rejenis di wilayah kerja

05. Kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan 1 K

Strategi S-O (agresif)

1. Penggunaan botol baru

benang putih untuk kemasan

meminum sesuai permintaan

banyak konsumen.

2. Memberi fasilitas sewa

kendaraan kepada pedagang

pemasok yang tidak memenuhi

kendaraan sendiri.

3. Memaksimalkan hasil produk dengan mutu yang memadai.

Strategi W-O ( deversifikasi )

1. Pinjaman botol bekas dibatasi hanya kepada pedagang pemasok yang baru memenuhi usaha. 2. Penulisan khasiat minuman

dalam label sebagai usaha meningkatkan omset penjualan.

(70)

45

ANCAMAN (T) Strategi S-T (diferensiasi)

1. Promosi hasil produk

perusahaan akan segera dijalankan.

2. Peningkatan pengawasan

mutu sebagai usaha memperluas pemasaran hasil.

3. Pemberdayaan SDM dan

atau merekrt SDM yang berkwalitas.

Strategi W-T ( Defensit)

1.Memanfaatkan lembaga

keuangan sebagai pengunjung kegiatan industri.

2.Meningkatkan

pengenalan label produk untuk menjaga eksistensi IK (Industri Kecil). Semakin menepis. Citra produk semakin canggi h. Ketergantungan pada satu pedagang pemasok bahan baku

Tabel : 8 malik swot usaha minum jamu PD Budi Lestari di Jakarta.

(71)

46

Dari hasil pembahasan 3 kajian, aspek ekonomi, teknik dan produksi, dan

pemasaran secara deskriptif serta analisis kualitatif dengan analisis swasta,

didapatkan informasi dan fakta bahwa usaha minuman PD. Budi Lestari sangat

pofensial untuk dikembangkan lebih lanjut dengan alasan :

1. Secara komersial, usaha minuman PD. Budi Lestari ini, banyak mendapat

respon yang cukup bagus dari konsumen. Sekalipun pesaingnya banyak,

namun didaerah kerjanya hanya terdapat dua pesaing perusahaan sejenis, dan

usaha PD. Budi Lestari mempunyai daya saing tinggi karena :

- Pengolahan minuman jamu temulawaknya menggunakan air panas yang

mendidih.

- Penempatan satu orang apoteker sebagai pengawas mutu

- Baru dapat memenuhi permintaan konsumen 40% dan dengan demikian

ada potensi permintaan konsumen 60% lagi.

2. Secara teknis teknologi, proses pembuatan minuman masih sangat sederhana

masih banyak menggunakan ketrampilan tangan karyawannya, sehingga

belum memerlukan keahlian khusus. Dengan dukungan modal yang kuat

sebagai upaya memenuhi permintaan konsumen, penghentian penggunaan

botol bekas sebagai kemasan minuman dibuat dengan botol baru putih bening,

permintaan konsumen yang pontensial 60% lagi akan terpenuhi dan omset

(72)

47

3. Setiap kelemahan yang terjadi dalam internal perusahaan maupun ancaman

yang maupun terjadi dari ekternal perusahaan, dipastikan dapat diatasi melalui

berbagai strategi sebagaimana tersebut dalam strategi SO, ST, WO, dan WT

dalam matrik SWOT diatas.

(73)

48

STRUKTUR ORGANISASI

P.D. BUDI – LESTARI JAKARTA

(Akta Notaris No: 17 Tgl 14-12-2000)

Penjelasan :

1. Staf gudang terletak dibawah kontrol Bagian Pemasaran, sebab sebelum

produk dipasarkan, terlebih dahulu disimpan/diadministrasikan lewat gudang.

2. TK. Pemasaran terdiri dari pedagang-pedagang pemasok barang

kewarung-warung, sebagai staf/karyawan tanaga Kerja Lepas yang cara kerja dan

prestasinya selalu dipantau oleh Pimpinan, sebab itu dimasukkan dalam

struktur.

3. Staf /tenaga racik sebanyak 2 orang yang tugasnya meracik/meramu jamu

minuman yang ingin diolah. Sedangkan bagian pengemasan sebanyak 16

orang, meliputi pekerjaan pengisian isi jamu kedala m botol.

(74)

Lamp. : 12/1

DAFTAR TENAGA KERJA

I. Tenaga Kerja dengan Gaji Bulanan

NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN

1. Amir Utama Pimpinan SD

2. A. Rochmat Wakil Pimpinan SD

3. Dadang Surdadang Kep. Admin & Keu. SMEA

4. Cali Suherli Staf Acc. SMP

5. Beta Casmita Kep. Produksi SD

6. Ucok S. Kep. Pemasaran SD

7. Atas Barita Sormin Apoteker Pen. Jwb. Sarjana Apoteker

8. Amir Safrial Security S1

9. Udin Syahko Security S1

II. Tenaga kerja Harian :

NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN

1. Sulaeman Mandor SMP

2. Endun Dunlatif Mandor SMP

3. Sukri Sofan Mandor SD

4. Sutari Sopir SD

5. Saba Sopir SD

6. Aang Darmawan Sopir SD

7. Dapus Kernet SD

(75)

III. Tenaga Kerja Borongan

NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN

1. Agus Mulyono Bagian Pengemasan SMP

2. Aris Riswanto Bagian Pengemasan SMP

3. Aris Setiabudi Bagian Pengemasan SMP

4. Asep ana Bagian Pengemasan SMP

5. Jaja Bagian Pengemasan SMP

6. Markani Bagian Pengemasan SD

7. Mashadi Bagian Pengemasan SMP

8. Muhammad Bagian Pengemasan SMP

9. Mustopa Bagian Pengemasan SMP

10. Soleh Bagian Pengemasan SMP

11. Toto Bagian Pengemasan SMP

12. Warsidi Bagian Pengemasan SMP

13. Wawan Bagian Pengemasan SMP

14. Sumanta Bagian Pengemasan SMP

15. Andri Bagian Pengemasan SMP

16. Trisno Bagian Pengemasan SMA

17. Emon Bagian Racik/Ramu SD

18. Mawi Bagian Racik/Ramu SD

III. Tenaga Kerja Lepas / Mitra :

NO. NAMA BIDANG PEK PENDIDIKA

10. Dadang Surdadang TK. Pemasaran SMEA

(76)
(77)

Kuesioner tanggapan konsumen terhadap produk minuman jamu PD Budi – Lestari di

Jakarta.

A. Petunjuk Pengisian

Dibacakan oleh peneliti dihadapan responden dan responden menjawab dan

peneliti menulis dikertas kuesioner sesuai dengan jawaban responden.

B. Tujuan Pembacaan

- Memperjelas pertanyaan dan jawaban.

- Memperoleh hasil jawaban dengan cepat dan tepat serta hasilnya langsung

bisa dibawa oleh peneliti.

C. Sasaran / Responden

1. Orang-orang yang jajan diwarung, dan menyukai serta sedang minum

minuman jamu pada saat diwawancarai (2 orang).

2. Pemilik warung sebagai penjual minuman jamu diwilayah:

- Depok 4 orang

3. Penumpang KA Jabotabek dari Depok ke Jakarta dari Jakarta ke Bogor yang

kebetulan sedang jajan/minum minuman jamu yang mereka sukai.

- Depok ke Jakarta ... 3 orang

- Jakarta ke Bogor ... 3 orang

Jumlah 6 orang

4. Sopir/pemilik mobil yang sedang me ncuci mobil ditempat pencucian mobil.

(78)

D. Pertanyaan Jawaban

4. Di warung ini, saya lihat saudara minum

jamu temulawak, padahal di warung ini

banyak minuman jamu lain seperti cap dua

banteng dan jamu gula asem :

- Apakah saudara menyukai minuman

jamu temulawak ketimbang minuman

jamu lainnya?

Ya/Tidak

- Mengapa lebih suka minum jamu

temulawak?

...

...

...

- Pernahkah saudara sekali-kali minum

jamu lain kecuali jamu temulawak?

Ya/Tidak

- Minuman jamu apa yang sekali-kali

saudara pilih

Jagotra/Gulas

- Mengapa saudara sekali-kali memilih

minuman tersebut?

...

...

...

5. Di warung ini ada 3 jenis minuman jamu

yang dijual, terdiri dari temulawak, jagotra

Gambar

Tabel : I Status pekerja dan Tk. Pendidikan
GAMBAR : I PROSES PEMBUATAN JAMU
Gambar : 2 Jalur Pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari
Tabel : 2 Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku ulet tampil dalam wujud bekerja bersungguh-sungguh, disiplin, bersedia bekerja di luar jam kerja, bertanggungjawab, mampu mencari umpan balik untuk mengevaluasi hasil

Namun, ambang batas kecepatan akan menjadi lebih tinggi apabila kendaraan menabrak sesuatu benda, seperti kendaraan yang sedang diparkir dan rambu lalu-lintas, yang dapat

Promosi yang dilakukan melalui media cetak belum memberikan pengaruh yang seknifikan terhadap café “Rumah Bako” oleh karena itu dibuatlah perancangan company profile

Untuk pengelolaan pariwisata ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah daerah, pihak Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung dengan masyarakat sekitar, tetapi yang

Pada laporan tugas akhir ini, penulis memaparkan tentang perancangan simulasi distribusi dosis pada phantom homogen serta melihat pengaruh suatu medan paparan terhadap output

Upaya mewujudkan pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat yang prima melalui strategi pencegahan, penangkalan dan penanggulangan kejahatan untuk menopang

Trinoto, 2012 Melakukan Penelitian yang membahas tentang pembuatan Media promosi dan pemasaran yang berbasis website dan manfaat dari Media promosi dan pemasaran yang