KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA
OLEH :
TANJUNG PRASETYO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Nama : Judul Laporan Akhir IPB 2004
KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI INDUSTRI DI JAKARTA
OLEH :
TANJUNG PRASETYO
SEKOLAH PASCA SARJAN A
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
i
ABSTRAK
Tanjung Prasetyo, kiat sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. BUDI – LESTARI di Jakarta, di bawah bimbingan Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja sebagai Ketua, dan Ibu Dr. Fransiska Z. sebagai anggota
P.D. Budi – Lestari merupakan salah satu dari bentuk UKM yang bergerak dibidang produksi dan penjualan minuman jamu dan minuman ringan lainnya yang usahanya cukup sukses, dalam arti : “sejak usahanya dirintis tahun 1996, hingga saat ini masih tetap berjalan dan bahkan semakin meningkat “:
1. Hanya dengan modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- pada awal usahanya dirintis tahun 1996, kini tahun 2004 omset penjualan yang dicapai adalah sebanyak 3.490.676 botol dengan nilai penjualan sebesarRp. 671.955.1430,-
2. Pada awal bediri tahun 1996 hanya memproduksi satu jenis minuman Temulawak, kini produksinya mulai berkembang menjadi tiga jenis minuman yaitu minuman jamu Temulawak, minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) dan minuman Gula Asem.
3. Pada tahun 2004 jumlah laba perusahaan yang diperoleh sebesar Rp. 80.382.279,- Dari hasil penelitian terdapat sedikit-dikitnya delapan kiat sukses yang menjadikan perusahaan sukses, salah satu diantaranya adalah terdaftarnya usaha minuman P.D. Budi – Lestari di Dep. Kesehatan dan adanya penempatan satu orang apoteker yang bertugas mengawasi mutu minuman, ya ng dalam hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis sebagai persaingnya. Sungguh luar biasa, yang mungkin tidak banyak didapat seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha yang cukup berhasil di dalam kelasnya. Bertitik tolak dari kenyataan ini, maka penulis menjadi tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana hal ini dapat terjadi, dengan pokok permasalahannya adalah : sampai seberapa jauh tingkat sukses usaha yang dijalankan, apakah tingkat sukses yang sudah dicapai itu sudah maxi mum, atau tingkat kesuksesannya masih bisa ditingkatkan, dan kiat-kiat apa saja yang dapat menjadikan sukses usaha P.D. BUDI – LESTARI.
Dengan demikian yang menjadi tujuan pokok penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dari praktek lapangan, bagaimana suatu usaha dapat berhasil / sukses tidak saja dibatasi oleh faktor pendidikan, akan tetapi faktor pengalaman juga sangat menentukan.
ii
Metode kajian penelitian yang digunakan bersifat diskriptif, dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui kepustakaan dan wawancara.
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir yang berdujul :
“ Kiat Sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta.” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan setahu saya sampai saat ini belum ada karya ilmiah seperti ini yang dipublikasikan.
Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 31 Desember 2004
(Tanjung Prasetyo)
KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI – LESTARI DI JAKARTA
TANJUNG PRASETYO
Laporan Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesional pada
Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Laporan Akhir : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi – Lestari di Jakarta.
Nama Mahasiswa : Tanjung Prasetyo No. Pokok / NRP : F 052030015
Program Studi : Industri Kecil Menengah
Menyetujui, ………2004 Komisi Pembimbing
(Prof. Daniel RD Monintja) (Dr, FransiskaZ.) Ketua Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana
Industri Kecil Menengah
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1977 sebagai anak kedua dari ayah : Sukarto dan Ibu CH. Sudarsih.
Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajement, Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta, lulus pada tahun 2003 penulis diterima di program studi industri kecil menengah Institut Pertanian Bogor (IPB).
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa, atas segala karuni-Nya sehingga laporan akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada program studi industri kecil menengah pada Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja
Selaku Ketua komisi Pembimbing atas Pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir
2. Ibu Dr. Fransiska Z. selaku Anggota komisi Pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir
3. Prof. Dr. Ir. Musa Lubis, Ms, Dipl ING, DEA selaku ketua program studi industri kecil menengah, SPS IPB
4. Ibu prof. Dr. Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, Msc selaku Dekan SPS. IPB.
5. Segenap dosen program studi industri kecil menengah, program penyelenggaraan khusus IPB, yang telah memberikan, bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama mengikuti perkuliahan
KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA
OLEH :
TANJUNG PRASETYO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Nama : Judul Laporan Akhir IPB 2004
KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI INDUSTRI DI JAKARTA
OLEH :
TANJUNG PRASETYO
SEKOLAH PASCA SARJAN A
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
i
ABSTRAK
Tanjung Prasetyo, kiat sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. BUDI – LESTARI di Jakarta, di bawah bimbingan Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja sebagai Ketua, dan Ibu Dr. Fransiska Z. sebagai anggota
P.D. Budi – Lestari merupakan salah satu dari bentuk UKM yang bergerak dibidang produksi dan penjualan minuman jamu dan minuman ringan lainnya yang usahanya cukup sukses, dalam arti : “sejak usahanya dirintis tahun 1996, hingga saat ini masih tetap berjalan dan bahkan semakin meningkat “:
1. Hanya dengan modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- pada awal usahanya dirintis tahun 1996, kini tahun 2004 omset penjualan yang dicapai adalah sebanyak 3.490.676 botol dengan nilai penjualan sebesarRp. 671.955.1430,-
2. Pada awal bediri tahun 1996 hanya memproduksi satu jenis minuman Temulawak, kini produksinya mulai berkembang menjadi tiga jenis minuman yaitu minuman jamu Temulawak, minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) dan minuman Gula Asem.
3. Pada tahun 2004 jumlah laba perusahaan yang diperoleh sebesar Rp. 80.382.279,- Dari hasil penelitian terdapat sedikit-dikitnya delapan kiat sukses yang menjadikan perusahaan sukses, salah satu diantaranya adalah terdaftarnya usaha minuman P.D. Budi – Lestari di Dep. Kesehatan dan adanya penempatan satu orang apoteker yang bertugas mengawasi mutu minuman, ya ng dalam hal ini tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis sebagai persaingnya. Sungguh luar biasa, yang mungkin tidak banyak didapat seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha yang cukup berhasil di dalam kelasnya. Bertitik tolak dari kenyataan ini, maka penulis menjadi tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana hal ini dapat terjadi, dengan pokok permasalahannya adalah : sampai seberapa jauh tingkat sukses usaha yang dijalankan, apakah tingkat sukses yang sudah dicapai itu sudah maxi mum, atau tingkat kesuksesannya masih bisa ditingkatkan, dan kiat-kiat apa saja yang dapat menjadikan sukses usaha P.D. BUDI – LESTARI.
Dengan demikian yang menjadi tujuan pokok penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dari praktek lapangan, bagaimana suatu usaha dapat berhasil / sukses tidak saja dibatasi oleh faktor pendidikan, akan tetapi faktor pengalaman juga sangat menentukan.
ii
Metode kajian penelitian yang digunakan bersifat diskriptif, dengan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui kepustakaan dan wawancara.
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir yang berdujul :
“ Kiat Sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta.” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan setahu saya sampai saat ini belum ada karya ilmiah seperti ini yang dipublikasikan.
Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 31 Desember 2004
(Tanjung Prasetyo)
KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI – LESTARI DI JAKARTA
TANJUNG PRASETYO
Laporan Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesional pada
Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Laporan Akhir : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi – Lestari di Jakarta.
Nama Mahasiswa : Tanjung Prasetyo No. Pokok / NRP : F 052030015
Program Studi : Industri Kecil Menengah
Menyetujui, ………2004 Komisi Pembimbing
(Prof. Daniel RD Monintja) (Dr, FransiskaZ.) Ketua Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana
Industri Kecil Menengah
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1977 sebagai anak kedua dari ayah : Sukarto dan Ibu CH. Sudarsih.
Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajement, Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta, lulus pada tahun 2003 penulis diterima di program studi industri kecil menengah Institut Pertanian Bogor (IPB).
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa, atas segala karuni-Nya sehingga laporan akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada program studi industri kecil menengah pada Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja
Selaku Ketua komisi Pembimbing atas Pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir
2. Ibu Dr. Fransiska Z. selaku Anggota komisi Pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir
3. Prof. Dr. Ir. Musa Lubis, Ms, Dipl ING, DEA selaku ketua program studi industri kecil menengah, SPS IPB
4. Ibu prof. Dr. Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, Msc selaku Dekan SPS. IPB.
5. Segenap dosen program studi industri kecil menengah, program penyelenggaraan khusus IPB, yang telah memberikan, bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama mengikuti perkuliahan
8. Orang tua, keluarga dan teman-teman yang turut membantu dalam penyelesaian karya akhir ini.
9. Kekasih tercinta Arien permata hati yang memberi dorongan guna penyelesaian karya akhir ini.
Penulis beharap bahwa laporan akhir ini dapat memberikan dukungan konstribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, walaupun tidak luput dari berbagai kekurangan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan diterima bagi perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang.
Bogor, Desember 2004 Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman - Abstrak ... i
- Riwayat Hidup ... iv - Prakata ... v - Daftar Isi... vii - Daftar Tabel ... ix - Daftar Gambar ... x - Daftar Lampiran ... xi
I. PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan ... 1 B. Produk Perusahaan ... 3 C. Kondisi Lingkungan ... 5 II. ANALISIS MASALAH
A. Prinsip Analisis ... 8 a. Tujuan Kajian ... 8 b. Implementasi Praktis ... 9 B. Metode Analisis ... 10 a. Pengumpulan Data ... 10 b. Pengolahan / Analisis Data ... 11
III. HASIL DAN PEMABAHASAN
viii
a. Aspek Teknis Dan Produksi ... 16 b. Aspek Pemasaran ... 21 c. Spesifikasi Satuan Unit Produksi ... 24 d. Aspek Keuangan ... 25
B. Pembahasan ... 27 a. Aspek Ekonomi ... 28 b. Aspek Teknis Dan Produksi ... 29 c. Aspek Pemasaran ... 30 1. Analisa Leporan Penjualan ... 31 2. Analisa Laba Penjualan ... 38 d. Analisa SWOT ... 39
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Status pekerja dan tingkat pendidikan... 6 2. Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu P.D. Budi-
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Proses pembuatan jamu ... 19 2. Jalur pemasaran minuman jamu produk P.D. Budi – Lestari... 21 3. Prosentase penjualan produk minuman jamu P.D. Budi – Lestari
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Struktur organisasi P.D. Budi – Lestari ... 56 2. Akta notaris Ny. Ratna Komala Komar ... 57 3. Surat keterangan domisili perusahaan ... 60 4. Keputusan B POM, persetujuan pendaftaran obat tradisional 2 Juni 2001 61 5. Keputusan walikota Kotamadya Jakarta selatan mengenai ijin tempat
Usaha ... 63 6. Tunggakan hutang botol bekas oleh pedagang pemasok / grosir ... 66 7. Omset penjualan tahunan minuman jamu P.D. Budi – Lestari tahun
2000 – 2004 ... 67 8. Tanda Daftar Perusahaan ... 68 9. Tanda Daftar Usaha Perdagangan ... 69 10.Sertifikat penyuluhan perusahaan dari Dep. Kesehatan RI
NO. 625.00/09/04/97 ... 70 11.Omset penjualan minuman jamu produk P.D. Budi – Lestari ... 71 12.Daftar nama-nama tenaga kerja/ karyawan P.D. Budi – Lestari ... 72 13.Kuesioner tanggapan konsumen terhadap produk minuman jamu
2
I. PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan
P.D. Budi – Lestari adalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak dibidang
produksi dan penjualan minuman Jamu Jagotra, Temulawak dan Gula Asem
(GULAS).
Mengapa merintis usahanya dibidang minuman jamu, karena disamping
pengalamannya selama 11 tahun, sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 1994 bekerja
pada P.D. Budidaya kita yang bergerak dibidang penjualan jamu, juga karena jamu
sangat banyak diminati orang, dan bahan baku untuk membuat jamu banyak terdapat
di dalam negeri, sehingga usaha jamu ini diharapkan akan tetap eksis tahan banting
tidak akan terpengaruh oleh krisis ekonomi.
Sebagai warisan leluhur, jelas bahwa jamu tetap dicintai dan dijadikan
semacam obat alternatif, apalagi saat harga obat-obatan semakin meningkat.
Berpangkal dari sini, maka P.D. Budi Lestari memulai menekuni usahanya dibidang
minuman jamu, sekalipun jamu yang diproduksinya tidak seperti jamu Cap Jago,
Jamu Nyonya Meneer, Jamu Gula Asem produk PT. Mustika Ratu Tbk, Jamu Air
Mancur dan lain-lain.
Minuman jamu produk P.D. Budi Lestari adalah jamu yang sudah dikemas
dalam botol siap minum, dan tidak perlu menyedu lebih dahulu saat akan diminum.
3
variasinya seperti jamu yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan besar seperti
PT. Jamu Air Mancur Solo, PT. Jamu Cap Jago Semarang, PT. Jamu Mustika Ratu
Jakarta dan lain-lain.
Keterbatasan macam atau jenis jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari,
terjadi karena masih sangat minimnya modal usaha yang dimiliki, disamping
kesediaan sumber daya alam yang masih sangat terbatas.
Namun demikian, sekalipun usaha P.D. Budi Lestari ini, realatif masih cukup
muda, banyak orang menyatakan bahwa usahanya cukup sukses, karena sejak berdiri
tahun 1996 hingga saat ini tahun 2004, usahanya masih tetap berjalan dan bahkan
semakin maju, sekalipun dikelola oleh tenaga yang berpendidikan rendah.
Usahanya memang digolongkan sebagai usaha kecil, karena hanya dengan
modal awal sebesar Rp. 15.000.000,-. P.D. Budi Lestari susah bisa memulai usahanya
pada awal tahun 1996
Modal sebesar Rp. 15.000.000,- digunakan untuk menyewa sebidang tanah
seluas 750 M2 lengkap dengan bangunan 4 lokal dengan posisi “O” . harga sewa Rp. 500.000 perbulan dengan cara kontrak satu tahun, dibayar setiap akhir bulan,
sekarang sewanya sudah dinaikkan menjadi Rp. 1.700.000/bulan. Sedangkan modal
selebihnya dipergunakan untuk menambah alat-alat dan perlengkapan produksi
berupa mesin gas CO2, mesin press manual, tong kayu tungku, botol dan krat.
Dana sebear Rp. 15.000.000hanya dihabiskan untuk pengadaan tempat usaha
4
minumannya terpaksa meminjam dari tukang sayur gendong kenalan pak Amir utama
sebesar Rp. 75.000.
Berawal dari sinilah seluruh usaha Pak Amir utama terus berjalan hingga saat
ini, dan selama 2 tahun penuh, sepeser pun keuntungan usahanya tidak diambil untuk
kebutuhan pribadi, akan tetapi terus difokuskan untuk membeayai usahanya. Hal ini
dilakukan karena untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarganya beliau juga
memasarkan langsung hasil produksinya kewarung-warung, sehingga yang ia
gunakan untuk menutup keperluan ekonomi keluarga adalah dari keuntungan atau
komisi penjualan jamu dan bukan dari keuntungan perusahaan.
B. Produk Perusahaan
Minuman jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari terdiri dari minuman
jamu Jagotra (minuman Jamu Cap Dua Banteng, minuman Jamu Temulawak dan
minuman Jamu Gula Asem (gulas), Minuman jamu Jagotra sangat bermanfaat untuk
obat pegal linu, mengurangi rasa capai dan menambah nafsu makan.
Sedangkan minuman Jamu Temulawak dan Gula Asem, masing-masing
bermanfaat sebagai berikut :
- Minuman jamu Temulawak
Merupakan minuman segar dapat menambah nafsu makan, memperbaiki
pencernaan dan rasa sakit, maag.
5
Adalah minuman segar yang dapat menghilangkan rasa haus yang terus
menerus. Memang khasiat yang dimiliki oleh minuman GULAS tidak seperti yang
dimiliki oleh minuma n segar yang lain, kelebihannya adalah rasa haus yang terus
menerus timbul, sekali minum gula asem, maka sekejap rasa haus menjadi hilang,
tidak seperti minuman lain, yang berkali-kali minum, namun rasa haus masih tidak
terhilangkan
Bahan Baku Minuman Jamu.
a. Jamu Jagotra
1. Anyang-anyang
6 Jamu Temulawak
1. Temulawak Essence
2. Gula Merah
3. Pemanis lain
Jamu Gula Asem
1. Asem Jawa
2. Gula Pasir
3. Pemanis lain
C. Kondisi Lingkungan
Keberhasilan usaha P.D. Budi Lestari ini tidak terlepas juga dari kondisi
lingkungan sebagai tempat usaha, yang terletak di jalan Bhakti 89 No. 87 RT. 001
RW 004 Kelurahan Cipedak kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Pemilihan lokasi usaha ditempat ini didasarkan pada ketersediaannya sumber
air yang memenuhi kelayakan untuk diproduksi sebagai minuman, juga adalah suatu
tempat yang kondisi lingkungannya aman yang dibuktikan adanya respon yang positif
dari penduduk setempat, apalagi adanya usaha P.D. Budi Lestari yang telah
memperkerjakan sekitar 40 orang dalam perusahaannya.
7
positif dari pemerintah setempat dengan dikeluarkannya surat ijin Undang-Undang
Gangguan (UUG).
Kondisi lingkungan wilayah usaha P.D. Budi Lestari ini sungguh-sungguh
menguntungkan karena disamping jalan menuju ke lokasi tempat usaha P.D. Budi
Lestari yang sudah beraspal, lokasinya mudah dijangkau.
Demikian juga tidak kalah pentingnya faktor manajemen yang dilakukan oleh
pimpinan peruahaan dalam bentuk penempatan dan pendayagunaan pekerjanya
sangat mendukung keberhasilan usaha.
Jumlah karyawan P.D. Budi Lestari sebanyak 79 orang terdiri dari :
1 orang pimpinan
1 orang wakil pimpinan
4 orang tengaga administrasi
18 orang tenaga borongan pengemasan
1 orang pengawas produksi
3 orang mandor
3 orang sopir
2 orang kernet
44 orang tenaga pemasaran
2 orang security
Sedangkan status pekerja dan tingkat pendidikan karyawan perusahaan yang
mendukung keberhasilan usaha adalah sebagaimana terlihat dalam tabel, I :
No. Status SD TK PENDIDIKAN SLTP SLTA SI Jumlah
1. 2. 3. 4.
Pekerja Bulanan Pekerja Harian Pekerja Borongan Tenaga kerja Lepas
4
8
Penugasan pekerjaan kepada 3 orang karyawan bulanan yang berpendidikan S I
adalah sebagai berikut :
Drs. Atas barita Sarmin Apt, seorang apoteker bertugas mengurusi surat menyurat
yang berkaitan dengan pengawasan mutu kesehatan minuman, disamping tugas
pokoknya sendiri sebagai pengawas mutu minuman
Amir Syafrial dan Udin Syafrudin berpendidikan Sarjana (SI) ditugasi sebagai
security.
Sedangkan Sdr. Cali Suherman dan Sdr. Dadang Surdadang ditugasi pimpinan
perusahaan untuk menangani dibidang administrasi, dengan petimbangan :
- Saudara Cali Suherman, sekalipun berpendidikan SMP namun telah memperoleh
pendidikan tambahan dari pengalamannya mengikuti loka karya, konsultasi bisnis
dan penempatan tenaga kerja workshop pengelolaan akuntansi dan pelatihan
pengembangan diri.
- Saudara Dadang Surdadang, sekalipun berpendidikan SMEA, namun telah
9
II ANALISIS MASALAH
A. Prinsip Analisis
Usaha minuman jamu “PD. Budi Lestari yang dirintis dan dikelola oleh Bapak
Amir utama sejak tahun 1996, hingga kini masih tetap eksis, berjalan semakin maju,
patut dijadikan contoh bagaimana seseorang yang tingkat pendidikannya rendah dapat
mengelola sebuah perusahaan yang cukup berhasil, berdampak luas, utamanyya
terhadap terbukanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi perusahaan dan
sebagian masyarakat lingkunga nnya.
Nampaknya keberhasilan suatu usaha, tidak sangat tergantung kepada tingkat
pendidikan seseorang saja, akan tetapi justru pengalaman menjadi modal penting,
bagaimana seseorang dapat mencapai sukses usaha yang ditekuni, seperti Pak Amir
Utama.
Pak Amir utama sukses dalam menjalankan usahanya, karena faktor
pengalaman beliau yang diperoleh selama 11 tahun bekerja di “PD. Budaya Kita”
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan jamu.
1. Tujuan Analisis
Untuk mengenal lebih jauh, bagaimana seseorang yang berpendidikan rendah
10
kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan suatu usaha sukses dapat dipakai sebagai
contoh / model dan tantangan bagi orang lain yang berminat untuk membuka usaha,
namun keberaniannya kurang karena disamping tidak memiliki modal yang cukup,
juga karena tingkat pendidikan, pengalaman dan pengetahuannya yang kurang
menunjang.
Untuk memperoleh kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan usaha PD.
Budi Lestari sukses, diperlukan kajian lengkap dengan pembahasannya sebagai
berikut :
- aspek tehnis dan produksi
- aspek pemasaran
- aspek keuangan
- spesifikasi tiap unit produksi
2. Implementasi Praktis
Sebagai warisan leluhur, minuman jamu sampai saat ini masih banyak
diminati dan dicintai oleh masyarakat.
Mendengar kata jamu, secara spontanitas masyarakat lebih mengenalnya
sebagai obat tradisional, walaupun tidak semua minuman jamu menjadi obat
tradisionil, dan bahkan jamu dapat dikatagorikan obat alternatif dikala obat-obatan
buatan pabrik harganya semakin meningkat.
Bagaimanapun bantuk kemasannya, kalau yang dikemas itu adalah jamu yang
11
tergerak hatinya untuk mencobanya, dan kalau cocok, maka akan menjadi konsumen
peminum jamu yang fanatik.
Nampaknya image ketradisionalannya yang menjadikan penyebab adanya
kesukaan masyarakat untuk mencintai minum jamu, bagaimanapun bentuk
kemasannya, apakah dikemas dalam bentuk kapsul, apakah dikemasan dalam bentuk
bungkusan, ataukah dikemas dalam bentuk tablet, ataukah dikemas dalam bentuk
botol siap minum, maka jamu tetap disukai oleh konsumen pecintanya yang sudah
terlanjur fanatik minum jamu.
Melihat dari kenyataan ini, maka usaha bisnis jamu adalah suatu bisnis yang
menjanjikan, karena dapat mendatangkan keuntungan bagi pengelolanya.
B. METODE ANALISIS
Metode kerja yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini, adalah
dengan metode diskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang ada di
lapangan berdasarkan fakta-fakta yang kelihatan, kemudian dianalisis berdasarkan
teori. Dengan pendekatan kajian yang digunakan beserta kedalamannya mengacu
kepada teori analisis Lini produk yang dikemukakan Kotler (1997) meliputi :
a. Analisa laporan penjualan tiap unit produk
Analisa ini bertujuan untuk mencatat produk-produk yang menghasilkan
volume dan keuntungan penjualan tinggi. Idealnya produk yang memiliki volume
12
analisa ini dapat dipertimbangkan untuk melepas unit produk mana yang patut
dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau dihentikan sama sekali.
b. Analisia laba penjualan
Analisa ini dibuat dengan tujuan untnuk mengetahui tingkat keuntungan atau
laba masing-masing satuan unit yaitu satuan unit yang mana yang paling
menguntungkan dan produksinya tetap masih harus dipertahankan, dan satuan
unit produksi mana yang tidak menguntungkan dan harus dihentikan
produksinya, atau tetap dipertahankan produksinya.
Disamping analisis yang mengacu teori Kotler, metode lain yang digunakan
adalah metode swot yang dapat memberikan gambaran tentang kekuatan dan
kelemahan internal maupun external berupa peluang dan tantangan, sehingga daa
metode ini dapat menentukan strategi yang paling tepat untuk dilakukan kemudian.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer : adalah data yang bersumber dari objek yang diteliti,
dilakukan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung pada
kegiatan usaha “PD. Budi Lestari”, meliputi proses produksi,
pemasaran, volume penjualan, dan laba rugi perusahaan.
b. Data Sekunder : adalah data pendukung yang bersumber dari
kepustakaan, literatur majalah dan lain-lain, yang metode ini biasa
13
Adapun teknik pengumpualan data primer yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Wawancara (interview) yaitu memperoleh informasi dengan cara
melakukan wawancara langsung pada bagian-bagian produksi,
pemasaran, gudang, pimpinan kantor dan karyawan yang ada
kaitan pekerjaan dengan data yang diperlukan.
b. Daftar Pertanyaan (kuesioner) yaitu dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara sitematis,
khususnya yang berkaitan dengan topik yang ingin dibahas, berikut
permasalahan yang dihadapi.
c. Pengamatan (observation) yaitu dengan cara melihat secara
langsung terhadap kegiatan pencucian botol, pengisian minuman
kedalam botol, dan menutup botol, seluruhnya masih dikerjakan
secara tradisionil, dan umumnya dikerjakan secara borongan.
Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara
membaca banyak buku yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.
Dari hasil penelitian ini, manfaat yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Dapat belajar dari pengalaman orang lain dalam mengelola perusahaan
menjadi berhasil karena faktor pengalaman, dan dari hasil pembelajaran ini
14
mencoba atau meneruskan usaha secara profesional dibidang usaha apa saja
yang kuncinya menguntungkan.
b. Hasil penelitian dapat dipakai penulis sebagai bahan penulisan laporan akhir
guna memenuhi persyaratan penulis dalam mengakhiri Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam Program Management Profesional
industrri (MPI) angkatan ke IV.
2. Bagi Manajemen PD. Budi Lestari .
Untuk memberi dukungan dan sumbangan pemikiran dan atau saran perbaikan
kepada PD. Budi Lestari dalam pengambangan usahanya agar lebih sukses dalam
masa-masa berikutnya.
3. Bagi Masyarakat Akademik (MPI)
Untuk menambah daftar pustaka sebagai acuan dan sumber informasi bagi
yang memerlukan, serta memperkaya kajian penelitian yang bervariasi.
Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa metode yang digunakan
adalah metode diskriptif, maka analisis kualitatip yang dikedepankan adalah
analisa model SWOT.
a. Analisis Kualitatip model SWOT.
Analisis SWOT adalah analisis Strength (kekuatan), weakness
15
SWOT menurut Rangkuti (2003) adalah singkatan dari lingkunga n
internal strength dan weakness, serta lingkungan eksternal opportunity dan
threat yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT ini membandingkan antara faktor eksternal peluang
dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Analisis SWOT atau analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi berbagai faktor
internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh usaha industri minuman
jamu.
Analisis ini dapat memberikan gambaran secara jelas tentang bagaimana
menjadi peluang, dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga dapat
dirumuskan berbagai alternatif strategi yang sesuai berkaitan dengan masa depan
perusahaan.
Beberapa item yang perlu dianalisa berdasarkan model SWOT diantaranya sebagai
berikut :
a. Strength (kekuatan), keunggulan sumberdaya, hasil atau mutu produk,
segmen pasar, lokasi tempat usaha, strategi pemasaranhasil dan lain-lain.
b. Weakness (kelemahan), sarana dan prasarana yang berkaitan dengan proses
produksi, kemasan, permasalahan, dan lain-lain.
c. Opportunity (kesempatan), adalah situasi utama yang menguntungkan
16
d. Threats (ancaman) adalah situasi utama yang tidak menguntungkan
perusahaan, seperti misalnya pesaing usaha, bahan baku, bentuk atau model
kemasannya dan lain-lain.
2. Pengolahan Data
Jawaban yang diperoleh peneliti dari obyek yang diteliti diolah dalam
bentuk tabulasi dan dianalisis dengan model kartesius. Sistim analisa yang dibuat
adalah analisa lini produk, meliputi :
1. Analisa laporan penjualan tiap unit produk volume dan laba penjualan tiap
unit produk dalam periode satu tahun terakhir akan dihitung secara kumulatif
per produknya. Langkah ini untuk mendata produk-produk yang diminati
pasar dan memiliki keuntungan.
2. Membuat presentasi total penjualan. Sesudah mendata volume penjualan tiap
unit produk, langkah berikutnya perlu membuat persentasi total dari
penjualan, dan hal ini akan dapat memberi gambaran yang riil terhadap
volume dan laba penjualan tiap unit produk.
3. Mengidentifikasi profil pasar, yang sangat berguna untuk dapat mengetahui
18
III HASIL DAN PEMBAH ASAN
A. DISKRIPSI UMUM.
1. Aspek Tehnis dan Produksi.
Proses produksi minuman jamu produk PD. Budi Lestari yang dirintis sejak
tahun 1996 hingga saat ini masih menempati rumah kontrakan dengan tanah
seluas 750 m2. harga kontrakan dalam setiap bulan sebesar Rp. 500.000,- kini harga kontrakannya dinaikkan menjadi Rp. 1.780.000,-/bulan, terletak di Jl.
Bhakti NO. 87 Kelurahan Cepedak Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Produk minuman jamu yang dihasilkan terdiri dari :
- minuman Jamu Temulawak
- minuman Jamu Jagotra (cap Dua Banteng)
- minuman jamu Gula Asem (GULAS)
Pengerjaan atau produksinya masih dilakukan secara tradisional, masih
dikerjakan dengan tangan-tangan terampil karyawannya dan belum menggunakan
mesin-mesin.
Dengan demikian jumlah hasil produksi setiap bulannya sangat tergantung
19
a. Bahan Baku
Bahan baku minuman jamu terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku
tambahan.
Minuman jamu jagotra (cap dua banteng). Bahan baku utamanya terdiri dari :
- anyang-anyang
- bidara laut
- bolong-bolong
- cangkok
- kapoe
- kayu angin
- kayu manis
- kau rapet
- lada hutan
- manik
- pule
- sambang
- secang
- ujung atep
- sariawan
- sidowaa
- sintok
- sranto
20
Sedangkan bahan baku tambahannya terdiri dari :
- cabe jawa
- gula merah
- gula sacharin
- racikan rempah jadi
Minuman jamu Temulawak
bahan baku : Temulawak (Essence)
bahan tambahan : gula merah
minuman jamu gula asem (GULAS)
bahan baku : Asem Jawa
bahan tambahan : Gula merah + pemanis lain
b. Perolehan sumber bahan baku
Bahan baku jamu diperoleh dari pasar lokal Jatinegara.
21
GAMBAR : I PROSES PEMBUATAN JAMU
Dari gambar 1 tersebut diatas, tampak jelas bahwa sebelum minuman jamu
dipasarkan, terlebih dahulu disimpan digudang untuk di administrasikan.
Cara pemasarannya adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan menjual kepada pedagang pemasok/grosir
b. Pedagang pemasok/grosir menjual kepada warung-warung pelanggan
c. Warung-warung pelanggan menjual keapda konsumen peminum jamu.
BAHAN BAKU UTAMA
DISORTIR/PILIH YANG BAIK-BAIK, DICUCI DAN
DIKERINGKAN
DIKEMAS DALAM RACIKAN PLASTIK SIAP UNTUK
DIOLAH
DIREBUS / DICAMPUR DENGAN AIR PANAS MENDIDIH + BAHAN BAKU
TAMBAHAN
DIKEMAS DALAM BOTOL DIGUDANGKAN
22
Sebelum minuman jamu dikemas dalam botol bekas untuk siap dijual,
maka terlebih dahulu botol bekas untuk dikemas dicuci. Pekerjaan pencucian botol
bekas dilakukan secara borongan, dengan upah Rp. 10,- setiap botolnya.
Demikian juga dalam pengisian minuman jamu kedalam botol kemasan dilakukan
secara borongan dengan upah Rp. 10,- setiap botol.
Jumlah tenaga borong 18 orang dan rata -rata hasil borongannya dalam
setiap hari tidak kurang dari Rp. 10.000,-/orangnya. Rata -rata pencucian botol dan
pengisian jamu ke dalam botol kemasan setiap orangnya dapat menyelesaikan
pekerjaan + 100 krat atau 2400 botol. Borongan pekerjaan ini sangat menguntungkan
perusahaan karena perusahaan tidak perlu banyak membuang waktu untuk
mengawasi pekerjaan karyawan, otomatis karyawan sudah bekerja secara maksimal.
Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan melalui sistim borongan,
merupakan kiat sukses perusahaan untuk mencapai hasil seara maksimal.
Ada kiat sukses lain yang menguntungkan perusahaan dalam meningkatkan
daya saing terhadap perusahaan lain yang sejenis adalah minuman jamu Temulawak
produk PD. Budi Lestari dicampur dengan air panas yang mendidih yang dalam hal
ini tidak dilakukan oleh perusahaan lain yang sejenis.
D.PENGEMASAN
Minuman jamu PD. Budi Lestari dikemas dalam botol bekas yang dibeli
23
Sebelum botol bekas digunakan, dicuci terlebih dahulu dengan ongkos cuci
Rp. 10,- setiap botolnya.
Penggunaan botol bekas sebagai kemasan jamu, sampai saat ini masih
menjadi handalan perusahaan karena harganya murah berdampak menjadi lebih
terjangkau oleh konsumen.
Penggunaan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi
Lestari merupakan kiat sukses tersendiri bagi perusahaan. Sampai saat ini, tetapi
dalam jangka panjang penggunaan botol bekas tidak akan dapat dipertahankan
lama-lama karena stok botol bekas dipasarkan semakin habis, karena botol-botol
bekas ini dilebur kembali untuk dibuat botol-botol yang baru. Demikian juga
penggunaan botol bekas untuk kemasan jamu kian lama menjadi tidak disukai
konsumen, dan konsumen akan cenderung memilih botol baru putih bening untuk
kemasan.
2. ASPEK PEMASARAN
Jalur pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari adalah
sebagaimana terlihat dalam gambar : 2
Gambar : 2 Jalur Pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari PERUSAHAAN
GROSIR / PEDAGANG
WARUNG-WARUNG
24
a. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari meliputi
seluruh wilayah di Jabotabek, dengan sistim pembayaran tunai, yaitu pada pagi
hari pedagang-pedagang pemasok/grosir mengambil barang di perusahaan dan
sore harinya membayar.
Harga barang ditetapkan sebagai berikut :
- Harga Perusahaan kepada pedagang.
- Isi saja Rp. 180 – Rp. 200,- tiap botolnya
- Dengan botol Rp. 500,- karena harga botolnya saja Rp. 300,-
- Harga pedagang kepada warung
- Isi saja Rp. 400,-
- Dengan botol Rp. 700,-
- Harga pedagang warung kekonsumen akhir
- Isi saja Rp. 1.000,-
- Dengan botol Rp. 1.300,-
b. OMSET PENJUALAN
Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari tahun
2000 – 2004 dapat dilihat dalam tabel 3.
25
No. Tahun Omset Rata-Rata Tiap Bulan Keterangan
Botol Rp.
Tabel : 2 Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari Tahun
2000-2004
Dari tabel 3 diatas, terlihat bahwa pada tahun 2000 – 2004 omset penjualan
rata-rata bulanan terus meningkat, dan pada tahun 2003 – 2004 omsetnya mulai
menurun.
Hal ini dikarenakan mualai tahun 2003 ada tambahan produk baru, yaitu minuman
jamu Jagotra dan Gula Asem, yang sebelumnya tidak pernah ada.
Akibat tambahan produk baru ini beban proses produksi bertambah,
disamping adanya tambahan berdirinya perushaan yang sejenis yang paling tidak juga
menjadi pesaing.
Dalam pemasaran hasil, perusahaan hanya menjual isi saja dan botol
kemasannya harus disediakan sendiri oleh pedagang.
Namun demikian, untuk mempermudah penanganan sebagai upaya
meningkatkan omset penjualan, perusahaan memberikan kebijaksanaan dalam bentuk
penyediaan botol bekas untuk kemasan jamu, dengan pembayaran oleh pedagang
26
botol bekas menjadi Rp. 500,-. Tindakan perusahaan seperti ini merupakan kiat
sukses tersendiri, apalagi terhadap pedagang baru yang baru mulai berdagang,
perusahaan memberi pinjaman botol bekas sebanyak 1000 botol dengan pembayaran
angsuran.
3. SPESIFIKASI TIAP SATUAN UNIT PRODUKSI
Mulai tahun 2003 PD. Budi Lestari memasarkan minuman jamu Gula Asem
(GULAS) dan minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra)
Dengan demikian sampai tahun 2004 jenis minuman yang diproduksi dengan
dipasarkan oleh PD. Budi Lestari menjadi tiga jenis yaitu:
- Minuman Temulawak
- Minuman jamu Jagotra
- Minuman Gula Asem
Spesifikasi tiap unit produksinya adalah sebagai berikut :
1. Minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra)
- Isi botol
- Ada ijin POM No. TR 013611241
- Kode produksi : JDBS 010601
- Komposisi :
- Piperiss Nigri Fruktus = 10%
- Curcymae = 11%
27
- Sappan Liqnum = 11%
- Burmanii Corte = 6%
- Gula = 15%
- Air = 25%
- Khasiat : mengurangi sakit pegal linu mengurangi rasa sakit menambah nafsu
makan
2. Minuman segar Temulawak
- Isi botol 320 ml.
- Terdaftar Depkes No. SP 025.01/109-04/97
- Komposisi : Temulawak Ess 0,5 %, gula 20 %, Tartrazine 0,3 %, dan
Anad 100%
- Khasiat : tidak ditulis didalam tabel
3. Minuman Segar Gula Asem
- Isi botol 220 ml
- Ijin Depkes NO. Sp 025-01-08-0047
- Komposisi : sari buah asem, gula merah dan air matang.
- Khasiat : tidak ditulis dalam tabel
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku usaha, diperoleh penjelasan
bahwa PD. Budi Lestari pada saat memulai usahanya pada tahun 1996, jumlah modal
usaha yang dimiliki sebesar Rp. 15.000.000,- digunakan untuk :
- Sewa sebidang tanah + bangunan Rp. 6.000.000,-
28
- Pengadaan mesin press Rp. 800.000,-
- Jaminan mesin gas CO2 Rp. 300.000,-
- Tong kayu, 4 biji Rp. 400.000,-
- Tungku Rp. 1.500.000,-
- Botol bekas 1200 botol x Rp. 300,- Rp. 360.000,-
- Krat bekas, 50 krat x Rp 300,- Rp. 150.000,-
Jumlah Rp.15.000.000,-
Sedangkan modal usaha untuk membeli bahan baku minuman jamu, dipinjam
dari tukang sayur sebesar Rp. 75.000 dan dapat diproduksi sebanyak satu racikan atau
1200 botol
Sekalipun usahanya baru dimulai, namun karena pimpinan perusahaan banyak
memiliki pelanggan yang sudah dikenal lama, maka keperluan botol dan pemasaran
hasil tidak mengalami kesulitan.
- Salah satu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengolah usahanya dan ini
merupakan kiat sukses usaha adalah :
a. Adanya dukungan 8 orang tenaga pemasaran yang memiliki daerah pemasaran
yang cukup luas, memberi kemudahan perusahaan dalam pemasaran hasil dan
perolehan botol-botol bekas.
b. Ada tekad yang bulat dari pimpinan perusahaan yang tidak mengambil
keuntungan perusahaan selama 2 tahun untuk keperluan sendiri, tetapi
keuntungan perusahaan ditanamkan kembali di perusahaan untuk tambahan
29
Dari modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- yang dimiliki perusahaan pada
awal berdirinya perusahaan, kini jumlah modal perusahaan telah berkembang menjadi
Rp. 677.946.827 (tahun 2004) dengan omset penjualan dalam setiap bulannya mulai
dari tahun 2000 – 2004 dapat dilihat dalam lampiran 7, dengan penjelasan sebagai
berikut :
- pada tahun 2000, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober sebanyak
360.679 botol
- pada tahun 2001, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Mei, sebanyak
:393.004 botol
- pada tahun 2002, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober, sebanyak :
669.647 botol
- para tahun 2003, Omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Juni, sebanyak :
501.565 botol
- pada tahun 2004, omset penjualan tertinggi jatuh pada tahun September, sebanyak
410.539 botol
Dengan demikian, rata-rata tertinggi omset penjualan minuman jamu selama 5
tahun sebesar 467.086 botol, adalah suatu jumlah yang cukup berhasil dan sukses
B. PEMBAHASAN
Penulis dalam melakukan penelitian memfokuskan kajian penelitiannya
terhadap berbagai aspek sebagai upaya untuk memperoleh kiat-kiat yang menjadikan
30
Demikian juga dalam pembahasan kajian meliputi aspek ekonomi, aspek
tehnis dan produksi, dan aspek pemasaran. Dalam aspek pemasaran, kajian utama
yang dilakukan meliputi analisa penjualan produk dan rugi/laba penjualan dengan
metode analisa produk sesuai dengan teori Kotler (1997).
Fungsi dari analisa ini adalah untuk memberikan usulan kepada perusahaan mengenai
tiga produk potensial.
1. Aspek Ekonomi
PD. Budi Lestari dapat dikatagorikan sebagai usaha kecil, karena
kriteria yang dimiliki, salah satu diantaranya adalah menurut UU RI No. 9
tahun 1995 tentang Usaha Kecil, PD. Budi Lestari ”tidak memiliki hasil
penjualan tahunan melebihi Rp. 1 Milyard dan tidak memliki kekayaan bersih
diluar tanah dan bangunan sebesar Rp. 200 juta, serta berdiri sendiri dan
bukan merupakan anak perusahaan”.
Salah satu kelebihan yang dimiliki usaha kecil yang bergerak disektor
industri pengolahan, termasuk usaha PD. Budi Lestari adalah bahan mentah
atau bahan baku sebagai bahan untuk membuat minuman jamu tidak banyak
menggunakan bahan mentah import, dan bahan mentahnya sangat mudah di
peroleh dipasar lokal dalam negeri seperti di pasar Jatinegera.
Karena bahan mentah atau bahan baku mudah didapat didalam negeri
dan tidak tergantung dari import, maka usaha PD. Budi Lestari tetap eksis dan
31
Namun demikian, sekalipun usaha PD. Budi Lestari ini dikategorikan sebagai
usaha kecil, dampak usaha PD. Budi Lestari yang dirasakan masyarakat
banyak adalah sebagai berikut :
1. Memberikan peluang kerja bagi masyarakat lingkungannya dengan
peningkatkan pendapatan antara Rp. 300.000,- sampai dengan Rp.
1.000.000,-bagi tenaga kerja blanan dan harian sebagai berikut :
a. Gaji pimpinan Rp. 1.000.000,-/bulan
b. Gaji seorang apoteker Rp. 750.000,-/bulan
c. Gaji Kepala bagian dan administrasi Rp. 750.000,-/bulan
d. Gaji staf keuangan dan administrasi (4 orang ) @ Rp. 500.000,-
e. Gaji 2 orang mandor @ Rp. 337.500,-
2. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi tenaga kerja borongan
pekerjaan pencucian botol dan penutupan botol yang setiap harinya
mereka peroleh tidak kurang dari Rp. 10.000,- jumlah tenaga kerja
borongan sebanyak 18 orang.
3. Memberikan pelang kerja dan pendapatan bagi 8 orang tenaga harian daya
upah perhariannya sebesar Rp. 8.000,-
4. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi 44 orang tenaga kerja
lepas bagian pemasaran yang menjajakan hasil produk minuman jam PD.
Budi Lestari kewarung-warung, daya pendapatan rata-rata setiap bulan
32
2. Aspek Tehnis dan Produksi
Penggunaan botol be kas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi
Lestari nampaknya tidak akan membawa kemajuan usaha dalam jangka panjang,
karena dengan menggunakan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu,
perusahaan baru dapat memenuhi permintaan sebanyak 40%, hal ini disebabkan :
1. Kebanyakan konsumen lebih menyukai botol baru bening sebagai kemasan
jamu.
2. Kebanyakan botol bekas pakai, makin lama makin sulit di dapat karena
banyak botol bekas dilabur kembali menjadi botol baru.
Kesulitan perusahaan untuk memperoleh botol-botol bekas saat ini, akan
menjadikan peluang perusahaan dimasa mendatang dalam usahanya untuk
meningkatkan permintaan konsumen, karena : penggunaan botol-botol bekas yang
mulai dihentikan dan menggunakan botol-botol baru bening untuk kemasan minuman
jamu, perusahaan akan dapat meningkatkan penjualan sampai 100% dan dengan
demikian ada peningkatan penjualan sebesar 60%.
3. Aspek Pemasaran
Dalam pemasaran hasil, prinsip perusahaan hanya menjual isi saja, dan botol
kemasan minuman disediakan sendiri oleh pedagang. Namun demikian untuk
mempermudah penanganan sebagai upaya meningkatkan omset penjualan,
perusahaan membuat suatu kebijaksanaan dalam bentuk penyediaan botol bekas bagi
pedagang dengan pembayaran cash oleh pedagang pada saat mengambil barang
33
Harga botol bekas yang ditetapkan perusahaan sekitar Rp. 300,- sehingga
pada saat pedagang mengambil barang dagangannya diperusahaan, pedagang wajib
membayar Rp. 500,- terdiri dari isi saja Rp. 200,- dan botolnya Rp. 300,-
Bahkan untuk pedagang yang baru memulai usaha, dapat pinjaman botol dari
perusahaan sebanyak 1.000 botol dengan pembayaran secara angsuran.
Langkah perusahaan yang memberikan pinjaman botol bekas sebagai upaya
meningkatkan omset penjualan, nampaknya akan sangat berpengaruh terhadap
perputaran modal usaha perusahaan sebagian akan tertanam dalam botol.
Dalam lampiran 6 terlihat bahwa dari 44 orang pedagang pemasok, 34 orang
diantaranya masih mempunyai tunggakan hutang botol bekas dengan total sisa
pinjaman sebesar Rp. 43.830.985 (catatan sampai dengan 13 Desember 2004) adalah
suatu jumlah yang tidak sedikit, dan kalau hal ini dibiarkan atau setidak-tidaknya
kebijakan ini diteruskan berlanjut tanpa ada usaha lain yang memaksimalkan tagihan,
maka sudah jelas modal perusahaan yang tertanam dibotol bekas semakin menumpuk,
yang dalam hal ini dapat disimak persentasi pengendalian pinjaman botol bekas
sebagai berikut :
1. Dari jumlah pinjaman sebear Rp. 45.520.985 sampai dengan
tanggal 13 Desember 2004 jumlah yang diangsur baru sekitar
Rp. 2.090.000,- atau baru 4,6%
2. Dari jumlah 34 orang penunggak terdapat 2 orang penunggak
yang sama sekali tidak mengangsur tunggakannya sebesar Rp.
34
a. Analisa Laporan Penjualan
Dalam periode tahun 2004 PD. Budi Lestari telah menjual Tiga jenis minuman,
dengan total penjualan sebesar 3.490.676 botol senilai Rp. 671.955.130
(lampiran 11) dan keuntungan yang didapat sebesar Rp. 80.382.279 (lampiran
15).
Rata-rata setiap bulan pada tahun 2004 PD. Budi Lestari dapat menjual minuman
223.747 botol senilai Rp. 43.12.975,- (tabel 3). Permintaan tertinggi minuman
tahun 2004 adalah sebagai berikut (lampiran 11)
- bulan September 2004 permintaan minuman Temulawak 307.554 botol
- bulan Agustus minuman Jagotra 63.763 botol
- bulan September minuman Gula Asem 49.497 botol.
Dari Tiga jenis minuman tersebut, jumlah permintaan tertinggi adalah minuman
Temulawak. Hal ini dikarenakan sebutan temulawak sudah melekat dihati masyarakat
pencintanya, sehingga tanpa harus melalui promosipun masyarakat umum pecandu
minuman jamu sudah mengenalnya. Jumlah permintaan terkecil minuman jamu bulan
September 2004 adalah minuman jamu Gula asem sebesar 49.497 botol (temulawak
307.554 botol, Jagotra 63.763 botol). Hal ini disebabkan karena image masyarakat
terhadap minuman biasa yang ditanggapinya sebagai minuman biasa yang
menyegarkan sekedar menghilangkan rasa haus, kurang penjelasan khasiat tambahan
lainnya.
35
Gambar 3 Persentasi penjualan produk minuman jamu PD. Budi Lestari tahun 2004
(PD. Budi Lestari 2004)
Berdasarkan gambar 3 tersebut diatas, dapat dinyatakan bahwa minuman jamu
temulawak merupakan produk yang paling banyak diminati konsumen, yaitu 76,91%
dan produk yang memiliki volume penjualan terendah adalah produk minuman jamu
Gula Asem (7,45%).
Berdasarkan data laporan penjualan tersebut, perusahaan perlu membuat strategi batu
guna meningkatkan volume penjualan produk minuman gula asem adalah belum
banyak nya masyarakat yang mengenal jenis minuman ini, maka salusi terbaik untuk
meningkatkan volume penjualan adalah perlunya promosi dari perusahaan.
Rincian laporan penjualan minuman jamu Temulawak dalam setiap bulannya pada
tahun 2004 adalah sebagaimana tersebut dalam tabel : 3
Gulas 7,45%
36
Jumlah 2.684.963
Tabel. 3 Omset penjualan bulanan minuman jamu Temulawak tahun 2004
Tabel 3 menunjukkan, bahwa pada bulan September penjualan produk
minuman jamu Temulawak menduduki peringkat tertinggi yaitu 307.554 botol.
Peningkatan produksi terjadi sejak Agustus 2004. Volume penjualan terendah terjadi
pada bulan Februari sebesar 162.972 botol, kemudian seterusnya mulai bulan Maret
hingga bulan September naik terus, tetapi dalam bulan November turun kembali
dibawah volume penjualan bulan Februari 2004. Hal demikian terjadi karena adanya
37
2. Volume penjualan bulanan minuman jamu Jagotra tahun 2004 dapat dilihat dalam
tabel 4
NO. BULAN TEMULAWAK
(botol) KETERANGAN
1.
Jumlah 545.980
38
Tabel 4 terlihat adanya peningkatkan permintaan pada bulan Agustus
sebanyak 63.763 botol. Hal ini menunjukkan mulai adanya tanggapan konsumen
terhadap produk minuman jamu Jagotra, tetapi pada bulan-bulan berikutnya jumlah
permintaan semakin menurun. Nampaknya tingginya permintaan minuman jamu
Jagotra bulan Agustus, adalah terjadi karena konsumen ingin coba-coba, sehingga
perintaan naik, kemudian pada bulan-bulan berikutnya mulai menurun kembali. Hal
demikian perusahaan harus cukup waspada dan perlu mengambil kebijaksanaan baru
bagaimana permintaan dapat kembali naik.
3. Volume penjualan bulanan minuman jamu Gula Asem tahun 2004 (lihat tabel5)
NO. BULAN TEMULAWAK
(botol) KETERANGAN
1.
Jumlah 259.733
39
Tabel 5 menunjukkan permintaan pasar terhadap prpduk minuman Gula Asem
(GULAS) tertinggi jatuh pada bulan September 2004sebesae 49.497 botol, kemudian
menurun tajam pada bulan-bulan berikutnya. Hal demikian perusahaan harus cukup
waspada, mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasinya.
Hasil wawancara penulis dengan 40 orang responden (lampiran 14) menunjukkan
bahwa konsumen lebih banyak menyukai jamu Temulawak sebanyak 24 orang, dan
lebih menyukai Jagotra 9 orang, dan yang menyukai Gula Asem 7 orang. Mengapa
paling menyukai Temulawak dan tidak menyukai minuman lainnya, karena
alasan-alasan berikut:
1. Minuman Jagotra, ditangani sebagai minuman pekerja berat seperti sopir, tukang
becak, kuli bangunan dan lain-lain.
2. Minuman Gulas, adalah minuman dengan rasa asem-asem sedikit, kurang
diminati
3. Sedangkan minuman temulawak paling banyak disukai orang, dikarenakan
minuman jamu temulawak ditanggapinya sebagai minuman bergengsi yang
40
3. Analisa Laba Penjualan
Pada tahun 2004 total keuntungan yang diperloleh PD. Budi Lestari dari
ketiga jenis minuman sebesar Rp. 80.382.279,-.
Keuntungan terbesar dipeoleh dari minuman temulawak sebesar Rp.
61.814.900,- dan keuntungan terendah diperoleh dari minuman jamu Gula Asem
sebesar Rp. 6.617.279,-
Rincian total keuntungan dan rataan perolehan keuntungan tiap jenis
minuman setiap bulannya seperti tampak dalam tabel. 6
No. Jenis
Tabel. 6 Total laba penjualan dan rataan keuntungan / bulan.
Dari tabel 6, terlihat bahwa jenis minuman jamu temulawak memberikan
konstribusi laba terbesar dalam setiap bulannya sebesar Rp. 5.11.242,- (76,9%) dan
terendah minuman gula asem sebesar Rp. 551.439 (8,23%).
Pada tahuun 2004 perusahaan telah memproduksi Tiga jenis minuman dengan
total penjualan sebanyak 3.490.676 botol seniali Rp. 671.955.130 (lampiran 7) dan
41
Rata-rata setiap bulan perusahaan dapat menghasilkan minuman 290.890
botol (lampiran 7) dengan nilai rata-rata laba setiap bulan sebesar Rp. 6.700.000,-
(lampiran 15).
Dari ketiga jenis minuman tersebut, tampak jelas bahwa minuman gula asem
(Gulas) memberikan konstribusi laba terkecil, dan dari hasil pengamatan dilapangan,
meman pada dasarnya permintaan minuman gula asem sangat sedikit, dan hal ini
sudah sepatutnya perusahaan mulai mengambil langkah-langkah kedepan bagaimana
solusi terbaik agar minuman gula asem ini permintaan dari masyarakat menjadi
meningkat.
Langkah-langkah ini perlu segera dilakukan karena konstribusi keuntungan yang
diperoleh dari minuman gula asem, hanya 8,2%, sedangkan yang lainnya seperti
Jagotra, memberikan konstribusi laba 16,02% dan minuman temulawak 76,9%).
4. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistimatis untuk
merumuskan stratei perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memakasimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) dan secara
bersamaan dapat meminimalkan kelebihan (weaknesses) dan ancaman (threats).
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strenths dan weaknesses
serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis.
42
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) denan faktor internal kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses).
Profil SWOT usaha minuman jamu PD. Budi Lestari di Jakarta dapat dilhat
dalam tabel : 7 dan analisis matrix SWOTnya dapat dilihat dalam tabel : 8
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Armada pemasaran yang kuat dan
berpengalaman
2. Penempatan satu orang Apoteker
sebagai pengawas mutu minuman
3. Terdaftarnya minuman di Dep.
Kesehatan
4. Proses produksi masih sanat
sederhana
5. Harga produk terjangkau
1. Ketergantungan botol bekas
sebagai kemasan
2. modal usaha banyak tertanam
dalam pinjaman botol bekas. 3. lokasi perpakiran di tempat usaha
kurang banyak menampung kendaraan.
4. promosi belum dijalankan
5. khasiat minuman temulawak dan
gula asem belum ditulis dalam label
Peluang (O) Ancaman (T)
1. baru terlayani permintaan pasar
40%. Masih ada peluang 60%.
2. dukungan dari pemerintah
setempat sanat positip
3. hubungan perusahaan dengan
pedagang pemasok sangat baik
4. masih terbatasnya pelaku usaha
sejenis diwilayah kerja
5. Kebijakan pemerintah yang
mendukung perkembangan IK.
1. persediaan botol bekas dipasaran, jumlahnya semakin menipis.
2. citra produk minuman gula asem
belum banyak dikenal masyarakat luas.
3. persaingan kedepan semakin
meningkat
4. terhadap pesaing semakin
canggih
5. ketergantungan pada satu
43
Alat yang dapat dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matrik SWOT yang dalam hal ini dituangkan dalam analisis matrix SWOT
tabel. 8.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan derngan kekuatan dan
kelemahan yang dimilikina. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan
alternatif strategis.
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pemikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Strtategi ini digunakan untuk menggalang kekuatan yang dimiliki perusahaan
dalam mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT.
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
44
LINGKUNGAN
INTERNAL
LINGKUNGAN
INTERNAL
Kekuatan (S) Kelemahan (w)
S1.
S2.
S3.
S4.
S5.
Airmata pemasaran yang kuat dan berpengalaman. Penempatan satu orang Apoteker sebagai pengawas mutu minuman. Terdaptarnya minumandi Dep. Kesehatan
Penggunaan air matang yang panas mendidih sebagai adonan minuman jamu.
Harga produk yang terjangkau. bekas sebagai kemasan. Modal usaha banyak tertanam dalam peminjaman botol bekas. Lokasi perpohonan tempat usaha kurang kendaraan.
Promosi belum dijalankan
Khasiat minuman belum ditulis dalam label
Peluang (O)
01. Baru terlupakan permintaan pasar 40% masih ada peluang 60% 02. Dukungan dari Pemda
setempat cukup positip 03. Hubungan permohonan
dengan pedagang pemasok sangat baik. 04. Masih terbatasnya
pelaku usaha rejenis di wilayah kerja
05. Kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan 1 K
Strategi S-O (agresif)
1. Penggunaan botol baru
benang putih untuk kemasan
meminum sesuai permintaan
banyak konsumen.
2. Memberi fasilitas sewa
kendaraan kepada pedagang
pemasok yang tidak memenuhi
kendaraan sendiri.
3. Memaksimalkan hasil produk dengan mutu yang memadai.
Strategi W-O ( deversifikasi )
1. Pinjaman botol bekas dibatasi hanya kepada pedagang pemasok yang baru memenuhi usaha. 2. Penulisan khasiat minuman
dalam label sebagai usaha meningkatkan omset penjualan.
45
ANCAMAN (T) Strategi S-T (diferensiasi)
1. Promosi hasil produk
perusahaan akan segera dijalankan.
2. Peningkatan pengawasan
mutu sebagai usaha memperluas pemasaran hasil.
3. Pemberdayaan SDM dan
atau merekrt SDM yang berkwalitas.
Strategi W-T ( Defensit)
1.Memanfaatkan lembaga
keuangan sebagai pengunjung kegiatan industri.
2.Meningkatkan
pengenalan label produk untuk menjaga eksistensi IK (Industri Kecil). Semakin menepis. Citra produk semakin canggi h. Ketergantungan pada satu pedagang pemasok bahan baku
Tabel : 8 malik swot usaha minum jamu PD Budi Lestari di Jakarta.
46
Dari hasil pembahasan 3 kajian, aspek ekonomi, teknik dan produksi, dan
pemasaran secara deskriptif serta analisis kualitatif dengan analisis swasta,
didapatkan informasi dan fakta bahwa usaha minuman PD. Budi Lestari sangat
pofensial untuk dikembangkan lebih lanjut dengan alasan :
1. Secara komersial, usaha minuman PD. Budi Lestari ini, banyak mendapat
respon yang cukup bagus dari konsumen. Sekalipun pesaingnya banyak,
namun didaerah kerjanya hanya terdapat dua pesaing perusahaan sejenis, dan
usaha PD. Budi Lestari mempunyai daya saing tinggi karena :
- Pengolahan minuman jamu temulawaknya menggunakan air panas yang
mendidih.
- Penempatan satu orang apoteker sebagai pengawas mutu
- Baru dapat memenuhi permintaan konsumen 40% dan dengan demikian
ada potensi permintaan konsumen 60% lagi.
2. Secara teknis teknologi, proses pembuatan minuman masih sangat sederhana
masih banyak menggunakan ketrampilan tangan karyawannya, sehingga
belum memerlukan keahlian khusus. Dengan dukungan modal yang kuat
sebagai upaya memenuhi permintaan konsumen, penghentian penggunaan
botol bekas sebagai kemasan minuman dibuat dengan botol baru putih bening,
permintaan konsumen yang pontensial 60% lagi akan terpenuhi dan omset
47
3. Setiap kelemahan yang terjadi dalam internal perusahaan maupun ancaman
yang maupun terjadi dari ekternal perusahaan, dipastikan dapat diatasi melalui
berbagai strategi sebagaimana tersebut dalam strategi SO, ST, WO, dan WT
dalam matrik SWOT diatas.
48
STRUKTUR ORGANISASI
P.D. BUDI – LESTARI JAKARTA
(Akta Notaris No: 17 Tgl 14-12-2000)
Penjelasan :
1. Staf gudang terletak dibawah kontrol Bagian Pemasaran, sebab sebelum
produk dipasarkan, terlebih dahulu disimpan/diadministrasikan lewat gudang.
2. TK. Pemasaran terdiri dari pedagang-pedagang pemasok barang
kewarung-warung, sebagai staf/karyawan tanaga Kerja Lepas yang cara kerja dan
prestasinya selalu dipantau oleh Pimpinan, sebab itu dimasukkan dalam
struktur.
3. Staf /tenaga racik sebanyak 2 orang yang tugasnya meracik/meramu jamu
minuman yang ingin diolah. Sedangkan bagian pengemasan sebanyak 16
orang, meliputi pekerjaan pengisian isi jamu kedala m botol.
Lamp. : 12/1
DAFTAR TENAGA KERJA
I. Tenaga Kerja dengan Gaji Bulanan
NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN
1. Amir Utama Pimpinan SD
2. A. Rochmat Wakil Pimpinan SD
3. Dadang Surdadang Kep. Admin & Keu. SMEA
4. Cali Suherli Staf Acc. SMP
5. Beta Casmita Kep. Produksi SD
6. Ucok S. Kep. Pemasaran SD
7. Atas Barita Sormin Apoteker Pen. Jwb. Sarjana Apoteker
8. Amir Safrial Security S1
9. Udin Syahko Security S1
II. Tenaga kerja Harian :
NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN
1. Sulaeman Mandor SMP
2. Endun Dunlatif Mandor SMP
3. Sukri Sofan Mandor SD
4. Sutari Sopir SD
5. Saba Sopir SD
6. Aang Darmawan Sopir SD
7. Dapus Kernet SD
III. Tenaga Kerja Borongan
NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN
1. Agus Mulyono Bagian Pengemasan SMP
2. Aris Riswanto Bagian Pengemasan SMP
3. Aris Setiabudi Bagian Pengemasan SMP
4. Asep ana Bagian Pengemasan SMP
5. Jaja Bagian Pengemasan SMP
6. Markani Bagian Pengemasan SD
7. Mashadi Bagian Pengemasan SMP
8. Muhammad Bagian Pengemasan SMP
9. Mustopa Bagian Pengemasan SMP
10. Soleh Bagian Pengemasan SMP
11. Toto Bagian Pengemasan SMP
12. Warsidi Bagian Pengemasan SMP
13. Wawan Bagian Pengemasan SMP
14. Sumanta Bagian Pengemasan SMP
15. Andri Bagian Pengemasan SMP
16. Trisno Bagian Pengemasan SMA
17. Emon Bagian Racik/Ramu SD
18. Mawi Bagian Racik/Ramu SD
III. Tenaga Kerja Lepas / Mitra :
NO. NAMA BIDANG PEK PENDIDIKA
10. Dadang Surdadang TK. Pemasaran SMEA
Kuesioner tanggapan konsumen terhadap produk minuman jamu PD Budi – Lestari di
Jakarta.
A. Petunjuk Pengisian
Dibacakan oleh peneliti dihadapan responden dan responden menjawab dan
peneliti menulis dikertas kuesioner sesuai dengan jawaban responden.
B. Tujuan Pembacaan
- Memperjelas pertanyaan dan jawaban.
- Memperoleh hasil jawaban dengan cepat dan tepat serta hasilnya langsung
bisa dibawa oleh peneliti.
C. Sasaran / Responden
1. Orang-orang yang jajan diwarung, dan menyukai serta sedang minum
minuman jamu pada saat diwawancarai (2 orang).
2. Pemilik warung sebagai penjual minuman jamu diwilayah:
- Depok 4 orang
3. Penumpang KA Jabotabek dari Depok ke Jakarta dari Jakarta ke Bogor yang
kebetulan sedang jajan/minum minuman jamu yang mereka sukai.
- Depok ke Jakarta ... 3 orang
- Jakarta ke Bogor ... 3 orang
Jumlah 6 orang
4. Sopir/pemilik mobil yang sedang me ncuci mobil ditempat pencucian mobil.
D. Pertanyaan Jawaban
4. Di warung ini, saya lihat saudara minum
jamu temulawak, padahal di warung ini
banyak minuman jamu lain seperti cap dua
banteng dan jamu gula asem :
- Apakah saudara menyukai minuman
jamu temulawak ketimbang minuman
jamu lainnya?
Ya/Tidak
- Mengapa lebih suka minum jamu
temulawak?
...
...
...
- Pernahkah saudara sekali-kali minum
jamu lain kecuali jamu temulawak?
Ya/Tidak
- Minuman jamu apa yang sekali-kali
saudara pilih
Jagotra/Gulas
- Mengapa saudara sekali-kali memilih
minuman tersebut?
...
...
...
5. Di warung ini ada 3 jenis minuman jamu
yang dijual, terdiri dari temulawak, jagotra