DALAM PENINGKATAN
Kasus pada Milk
Treatment KPBS Pangalengan, Kabupaten
Jawa
&
Asari
Sosial Industri Peternakan, Peternakan IPB 25-02-2002; 08-07-2002)
ABSTRACT
The Purposes of this are: (1) to implementation of quality management at Milk Treatment KPBS (2) to identifying influence factors of milk pasteurization quality and implementing of quality management at Milk Treatment
and (3) to of management at Milk Treatment KPBS Pangalengan. Data analysis used
analysis, Diagram analysis, and Quality Function Deployment analysis as tool to formulating quality management by House Of Quality (HOQ) The result of HOQ formulation of quality management at Milk Treatment (1) increasing quality of raw material; (2) efficiency of (3) cooperation with and (4) launching a new
product. time, Milk Treatment KPBS suggested to formulating quality management with all stakeholders. Key Words: Diagram, Quality Function Deployment, Mutu
PENDAHULUAN
Koperasi di masa yang akan diharapkan yang semakin terutama dalam sebagai wahana pengembangan ekonomi kerakyatan. Koperasi
(KPBS) Pangalengan adalah salah satu koperasi primer di bidang persusuan. Koperasi ini bersifat single purpose cooperative dengan produk utama susu dan olahannya. GKSI
terdapat jumlah koperasi susuan di Indonesia baik dalam bentuk koperasi primer maupun KUD yang mempunyai unit di bidang persusuan. jumlah
dari tahun 1989 dengan jumlah 198 buah koperasi sampai tahun 1999 sebanyak 213 koperasi. Selama periode ini produksi susu sebanyak 278 juta liter sampai 378 juta liter.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan produksi susu di Indonesia pada
mengalami peningkatan sebesar
ribu ton. produksi susu terjadi pada tahun
I
1997 yang sebesar pada tahun 1998 menjadi sebesar ribu ton dan ribu ton. lagiKondisi ini merupakan salah satu dampak dari moneter pada subsektor peternakan.
Susu dapat dalam bentuk susu segar maupun susu olahan susu bubuk, susu kental susu pasteurisasi, dan Susu pasteurisasi merupakan susu olahan yang
diproduksi oleh koperasi sebagai bentuk diversifikasi produk. Alasan koperasi untuk memproduksi susu
pasteurisasi antara lain: 1) yang digunakan dalam proses produksi yang 2) harga jual yang konsumen, dan 3) harga susu dari IPS tidak lagi dapat memberikan
yang dan koperasi. Mutu susu pasteurisasi tidak hanya ditentukan pada proses saja, melainkan juga
pada proses praproduksi proses pascaproduksi. tanggung jawab terhadap mutu tidak hanya cukup kepada
tapi merupakan tanggung jawab individu di koperasi. Oleh karena itu, untuk
persaingan, aspek mutu perlu dievaluasi dan direncanakan perbaikannya penerapan mutu terpadu.
sempit mutu diartikan sebagai mutu produksi, tapi mutu merupakan mutu kerja, mutu pelayanan, mutu mutu proses, mutu karyawan 1992). Juran (1982)
mutu sebagai gabungan karakteristik produk dari seluruh rangkaian proses produksi. Oleh karena itu merupakan produk yang ditujukan untuk kebutuhan konsumen dan
kan kepuasan, mutu juga terbebas dari cacat baik dalam produk maupun proses.
Barry (1996) alat perangkat yang digunakan melaksanakan manajemen mutu antara lain: 1) Quality Function Deployment (QFD), 2) Taguchi Technique, 3) Cause
Diagram, 4) Chart, dan 5) Statistical Proces Control (SPC). Quality Function Deployment
proses produksi benar-benar akan memuaskan para konsumen,
penerapannya diperlukan oleh koperasi. Oakland (1993) dari adalah: 1)
kan produksi sesuai dengan keinginan pelanggan, 2) memprioritaskan sumber daya, 3) mengurangi ubahan rancangan dan waktu implementasi, 4) meningkatkan kerja sama dan
interfungsional, dan 5) meningkatkan kepuasan konsumen.
Tujuan yang dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut: (1) Mempelajari pelaksanaan manajemen mutu yang dilakukan Milk Treatment KPBS Pangalengan; (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mutu susu pasteurisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelakasanaan manajemen mutu pada Milk Treatment KPBS
Pangalengan; dan (3) manajemen mutu pada Milk Treatment KPBS Pangalengan.
MATERI DAN
Penelitian ini didesain sebagai suatu studi (case study) yang bersifat deskriptif dengan unit penelitian adalah Milk Treatment (MT) Koperasi
kelembaban relatif 60-70%. mata Pangalengan adalah dan petemak. Dengan pegunungan, daerah
ini untuk sapi
terutama sayuran.
Daerah kerja KPBS Pangalengan terbagi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pangalengan yang meliputi 12 desa, Kecamatan Pacet yang meliputi 7 desa, Kecamatan yang meliputi 1 desa. Dengan daerah kerja yang luas, maka untuk
dapat anggota
komisariat daerah (Komda) yang 24 pelayanan koperasi
(TPK)
yang be 34.Treatment KPBS Pangalengan bertempat di desa Kecamatan Pangalengan.
pabrik be rjarak 50 m dari jalan raya Pangalengan dan 200 m dari kantor KPBS Pangalengan. ke pemasaran khususnya IPS antara lain: 56 km ke PT. Ultra Jaya (Bandung), 221 km ke Frisian Flag (Jakarta) dan PT. (Jakarta). KPBS Pangalengan mempunyai luas lahan
yang terdiri dari kantor seluas 200 untuk pengolahan dan
seluas dan untuk gudang, pos dan peralatan diesel seluas
yang bergerak di bidang persusuan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh pada
mutu di tingkat peternak dan proses produksi di Penelitian ini ditekankan pada "bagaimana mengelola mutu" dan bukan pada "bagaimana menciptakan mutu."
Data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui pengamatan langsung, kuisioner, dan wawancara mendalam dengan: 1) pihak koperasi yang diwakili dan manajer, dan 2) dalam bidang sapi dan mutu susu. Penelitian ini menggunakan beberapa alat yaitu:
Diagram, QFD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
Standar yang digunakan dalam penentuan mutu susu segar adalah standar Direktorat Jenderal Produksi Peternakan dan Codex 1914. Standar yang diterapkan KPBS Pangalengan masih berada di bawah standar Dirjen Peternakan, tetapi standar masih syarat minimal Milk Codex. Kebijakan ini dilakukan karena para peternak umumnya belum mampu mencapai standar minimal tersebut.
pengendalian mutu di KPBS Pangalengan dilakukan terhadap bahan baku, proses pengolahan, dan produk Berdasarkan
dan pengamatan di KPBS Pangalengan beberapa dari komponen
men mutu. Komponen-komponen antara lain: fokus pada konsumen, obsesi yang tinggi terhadap mutu, kerja sama sistem secara kesinambungan, pendidikan dan
dan pemberdayaan karyawan. Koperasi Peternakan
Pangalengan berada di desa Pangalengan, Kecamatan Faktor-Faktor yang Pangalengan, Pangalengan Manajemen Mutu
manajemen mutu pada
KPBS
Pangalengan komitmen manajemen, budaya organisasi, pendidikan dan dan pemberdayaan karyawan.
Komitmen Manajemen
ini pada
. manajemen dalam melaksanakan komponen-komponen manajemen mutu.
Pangalengan manajemen puncak kurang dalam
komponen-komponen manajemen mutu.
dari komponen manajemen mutu telah
akan masih
belum
Perubahan
Perubahan budaya organisasi untuk dan membutuhkan yang lama. Perubahan budaya organisasi ini dilakukan untuk menjalankan manajemen mutu dengan
Hal ini dikarenakan manajemen mutu sebagai
baru dalam bisnis sehingga budaya organisasi yang baru
Diana, 2001). Komitmen manajemen
terhadap budaya organisasi.
KPBS
Pangalengan dalam melaksanakan perubahan budaya organisasi mengalami Hal ini dikarenakan komitmen manajemen untuk melakukan perubahan masih kurang. Kondisi iniwajar mengingat manajemen (pengurus)
KPBS
Pangalengan tidak perubahan selama beberapa
Pendidikan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan selama ini telah oleh KPBS Pangalengan
keterampilan dan
karyawannya. Pendidikan dan pelatihan
hanya mendelegasikan karyawan yang mempunyai sebagai pengambil keputusan sesuai dengan bidangnya. pendidikan dan pelatihan
dilakukan secara sekali dalam
karyawan yang tidak mempunyai
tas seperti tersebut, belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai. Para karyawan ini
pendidikan dan pelatihan secara internal di KPBS Pangalengan untuk para karyawan
belum dilaksanakan.
Karyawan
KPBS
Pangalengan menganggapwan telah dan diberi baru dalam keputusan atau tindakan, para karyawan akan dapat menjadi self-directed.
pemikiran karyawan
KPBS
Pangalengan kurang diberdayakan. Keterlibatan pemberdayaan karyawan selama hanya pada pekerjaan yang sesuai dengan petunjuk Keterlibatan dalam perencanaan program, keputusan masih kurang. dari karyawan yangterkadang tidak pada tidak ada tindak dari manajemen
sehingga pada jangka panjang akan pada karyawan.
Manajemen
untuk
Milk
Treatment Pangalengan dalam matrik House of Quality (HOQ) yang nampak pada 1.Penentuan elemen-elemen dari komponen matrik ditentukan wawancara dalam dan di
Pada matrik terdapat beberapa masukan dari konsumen yang diberi tingkat kepentingannya. Skala pembobotan dimulai dari yang
tidak penting (1) sampai dengan
penting (5). Masukan konsumen antara lain: variasi rasa dan kandungan
yang menarik, tidak harga yang murah, dan kemudahan mendapatkan produk
tingkat promosi atau
yang gencar
KPBS Pangalengan masukan tersebut, dijabarkan dalam beberapa aktivitas
Aktivitas antara lain melakukan peluncuran produk baru, melaksanakan
pengemas, proses pengolahan, melaksanakan perbaikan pada proses pengemasan, peningkatan kinerja karyawan, peningkatan kualitas bahan baku dan peningkatan kerja sama dengan distributor.
hubungan sama Subagyo (2000) dari masukan dapat penting hubungan yang kuat mempunyai nilai 10, hubungan atau tidaknya aktivitas yang dilakukan oleh yang 5, nilai 1 untuk hubungan yang KPBS Pangalengan.
Dengan adanya dan rating
1. House Of Quality
Milk Treatment
KPBS Pangalengan Sumber: Data primer diolah (2002)Hasil menunjukkan nilai pelun- produk baru 68 investasi
proses pengemasan mem- punyai nilai 30 efisiensi proses peng- olahan peningkatan kine rja karyawan 45 nilai peningkatan kualitas bahan baku 135 peningkatan sama dengan distributor bernilai- 70 Subagyo (2000) bahwa aktivitas yang nilai
untuk diadakan peningkatan prestasi.
kualitas bahan susu segar menjadi utama kualitas susu dari
ini oleh
tingkat manajemen yang kurang
standar. secara menerus dan dan produksi perlu dilakukan untuk manajemen
Peningkatan dan dari
petugas susu dari peternak dapat kualitas susu yang masuk ke pengolahan dengan standar. fluktuasi kualitas bahan baku
bahan kemasan tidak pada
bahan utama. lebih
karena kepentingan yang
antara pemasok dan
KPBS
Pangalengan. Proses pengolahan susu pasteurisasidengan efisien. Tindakan yang
diluar merupakan yang tidak efisien. pada setiap proses pengolahan tingkat efisiensi proses pengolahan. Ketersediaan peralatan pengolahan,
perawatan, dan
merupakan faktor pendukung efisiensi pada pengolahan. jumlah atau tingkat produk yang cacat merupakan gambaran efisien tidaknya suatu proses pengolahan.
Distributor merupakan tombak
KPBS
Pangalengan produksinya.
Peningkatan jumlah distributor dan pengembangan dapat meningkatkan volume Pemahaman terhadap susu pasteurisasi
KPBS
Pangalengan dalam periodedengan
diperlukan. Tanggung jawab terhadap
merupakan jawab bersama distributor KPBS Pangalengan agar te rjalin hubungan kerja sama yang saling
Peluncuran produk merupakan
untuk keinginan konsumen. Peluncuran produk dapat dilakukan dengan
produk maupun pengembangan produk yang ada. dari produk dapat berupa
susu mentega, keju, susu, susu, dan lainnya.
bentuk dari pengembangan produk yang ada dapat berupa susu pasteurisasi dengan baru maupun dengan baru yang lebih
Hal lain yang adalah
pendapat konsumen. Evaluasi pendapat merupakan perbandingan mutu setiap dari konsumen dengan
Pesaing dari susu pasteurisasi dari KPBS Pangalengan
adalah susu susu pasteurisasi susu dan susu produk
Susu (IPS). Nilai target merupakan nilai perbandingan yang diambil dari terbaik pada setiap dari masukan konsumen. Nilai rasio (R) perbandingan antara target dengan nilai mutu setiap yang
pendapat konsumen, nilai setiap mutu susu pasteurisasi
KPBS
Pangalengan masih dari susu produk IPS dandengan susu dari pesaing lainnya. Hal didasarkan pada nilai rasio yang lebih dari 1. Subagyo (2000) nilai rasio dari suatu lebih dari 1, maka mutu dari
kurang baik dan
Pada dari 1 nilai
perbandingan aktivitas teknis
KPBS
Pangalengan dengan para aktivitas teknis yang dilakukan olehKPBS
Pangalengan mempunyai nilai 3(cukup), yang umum kurang baik dari aktivitas yang dilakukan oleh IPS.
aktivitas mempunyai trade off satu dengan yang lainnya. Hal ini dengan
yang bentuk atap pada
1. Pengaruh aktivitas kuat, sedang, dan
Aktivitas peluncuran produk baru mempunyai pengaruh yang kuat pada aktivitas efisiensi proses pengolahan, perbaikan proses pengemasan,
kinerja dan kualitas
bahan baku. Adanya peluncuran produk baru akan membutuhkan bahan baku yang lebih dengan kualitas yang sama Proses pengolahan dan pengemasan lebih
keduanya akan bekerja lebih dari sebelumnya. banyaknya produk baru yang produksi maka peningkatan kinerja karyawan merupakan
yang harus
Peluncuran produk baru juga mempunyai pengaruh sedang dengan pengemas, dan kerja sama dengan distributor.
produk baru akan membutuhkan
yang lebih baik untuk mendukung proses produksinya. Distributor agen dan
pengecer harus produk baru ini kepada konsumen.
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses pengemasan. Adanya investasi ini dapat memberi bentuk yang pada kemasan,
diharapkan dapat menekan angka kebocoran pada kemasan. investasi mesh dengan peningkatan kinerja karyawan mempunyai hubungan
yang Penambahan akan
beberapa karyawan baru sebagai operasionalnya.
Perbaikan proses mempunyai pengaruh yang kuat dengan peningkatan kualitas bahan baku, khususnya kualitas bahan kemasannya. bahan kemasan yang baik akan membuat proses dengan yang diharapkan. Perbaikan proses pengemasan juga mempunyai pengaruh yang sedang dengan peningkatan kinerja karyawan. karyawan mempengaruhi proses tersebut. karyawan hams
dengan standar ke rja yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN
KPBS Pangalengan
mutu yang memadai sampai sekarang. manajemen mutu pada KPBS Pangalengan oleh beberapa hal yaitu: komitmen manajemen yang kurang, ketidakmampuan budaya pelatihan yang kurang, pelibatan dan karyawan yang kurang.
hasil matrik House Of Quality, didapatkan 4 aktivitas yang hams segera skala prioritas),
kualitas bahan baku yang meliputi bahan baku utama, bahan baku dan bahan
kemasan, melakukan efesiensi proses pengolahan, meningkatkan ke rja dengan distributor melalui jumlah distributor baru, pengembangan baru pemberian meluncurkan produk baru baik melalui maupun
product.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet M.
1987. Terjemahan. Indonesia Press. Jakarta.
Dale, H. Besterfield, B.M. Carrol, H.B. Glen & B.S. Mary. 1999. Total Quality Management. Second Edition. Prentice Hall. New Jersey.
Jenderal Petemakan. 2002.
Produksi, dan Susu
Erwidodo. 1993. Industri
Persusuan 12
Juni. Penelitian Ekonomi
Feigenbaum, A.V. 1992. Mutu Jakarta,
1995.
Yogyakarta.
2000. Perkembangan Koperasi Persusuan Indonesia. Jakarta.
Heizer, R. Barry. 1996. Production and Operation Management: Strategic and Tactical Decision. Fourth Edition. Hall. New Jersey. Hendrojogi. 2001. Koperasi:
Edisi Persada.
Jakarta.
Ishikawa, K. 1992. Pengendalian Mutu Remaja Rosdhakarya.
Juran, J. M. 1982. Mutu 2. Pressindo. Jakarta.
N. 2001. Pengendalian Mutu Pada Industri
Susu Studi di
Jakarta. Fakultas Kedokteran Pertanian
KPBS Pangalengan. 2002. KPBS
Pangalengan ke-33 Tahun 2001.
.
1992. The Profile of Southy Cooperative (KPBS-Pangalengan).
Oakland, J.S. 1993. Total Quality Management: The Route
to Second Edition.
Butterworth-Heihemann Ltd. London.
Sawarjiwono, T. 1992. Total Quality Management: Suatu Filosofi Penerapannya.
XXI April. Jakarta.
Subagyo, P. 2000. Manajemen Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
1999. Metodologi Penelitian Ekonomi: Jakarta. Tjiptono, F. A. Diana. 2001. Total Quality