SKRIPSI
PENGARUH NON PERFORMING LOAN, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2011-2013
OLEH:
NETTY SURYANI 090503069
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Non-Performing Margin, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2015 Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
PENGARUH NON-PERFORMING LOAN, LOAN TO DPOSIT RATIO, DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh non-performing loan, loan to deposit ratio dan net interest margin terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013.
Sampel Penelitian diambil secara purposive sampling dimana terdapat 13 (tiga belas) perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari tiga variabel independen yaitu non-performing loan, loan to deposit ratio, dan net interest margin, sedangkan variabel dependen yaitu rentabilitas modal sendiri. Rasio rentabilitas modal sendiri menggunakan Return On Equity.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Selain itu uji hipotesis yang dipakai adalah uji t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta uji F-statistik untuk menguji keberartian secara bersama-sama dengan level signifikansi 5%. Uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi juga digunakan dalam penelitian ini. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial non performing loan berpengaruh signifikan negatif terhadap rentabilitas modal sendiri, loan to deposit ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri, dan
net interest margin berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Sedangkan secara simultan variabel non performing loan, loan to deposit ratio
dan net interest margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
return on equity.
ABSTRACT
THE EFFECT OF NON-PERFORMING LOANS, LOAN TO DEPOSIT RATIO, AND NET INTEREST MARGIN TO THE RETURN ON EQUITY OF THE BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE ON
2011-2013
The purpose of this study was to investigate the effect of non-performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin to the return on equity of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2011-2013.
This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on BEI during the period of 2011 to 2013.
The samples were taken with purposive sampling where there are 13 (thirteen) companies that meet the criteria for sample selection. The data used are secondary data obtained from the website of the Indonesian Stock Exchange Capital Market Directory 2011 to 2013. The variables used in this research consists of three independent variables such as non performing loans, loan to deposit ratio and net interest margin, while the dependent variable is rentability. rentability ratios used in Return on Equity.
The analysis technique used in this research is multiple linear regression to obtain a comprehensive picture of the relationship between variables that one with the other variables. In addition, the hypothesis test used was the t-test statistic for testing the partial regression coefficient and test F-statistic for testing significance together with the significance level of 5%. Classic assumption test covering normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test, and the autocorrelation test is also used in this research. Testing was performed with program SPSS 17.0.
From this research can be concluded that partial non performing loans have negative significant effect on return on equity, loan to deposit ratio have no significant effect on return on equity, and net interest margin have significant effect on return on equity. While simultaneously influence non performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin levels have a positive significant effect on profitability.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat serta karunia yang telah diberikanNya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Non Perorming Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013“ sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menerima banyak doa, dukungan, dan bantuan dari banyak pihak, khususnya dari kedua orang tua penulis yang
senantiasa mendokan, mengingatkan, dan mendukung penulis, penulis merasa sangat berterimakasih sebesar – besarnya atas doa dan dukungannya sehingga
penulisan skripsi ini dapat terwujud. Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapaselaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak
4. I
selaku Ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan, waktu, dan dorongan bagi penulis. 5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak dan bapak
6. Adik penulis, Dwi Wanta Sacawijaya, yang telah memberikan doa , dukungan, dan dorongan selama proses penyusunan skripsi. Begitu juga dengan teman sekaligus keluarga juga sahabat-sahabat saya: Rosfaliza
Novia, Fitria Dwi Wulandari, Syafrita Ridha Ginting, Nur Asma, Dana Alfi Anjani. Terima kasih banyak atas dukungan, perhatian, semangat,
bantuan dan percakapan gila yang diberikan untuk penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis sangat bersyukur memiliki kalian semua dan persahabatan yang indah hingga saat ini.
saran dan masukan bagi penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang memerlukan. Kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan.
Medan, Januari 2014 Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB IPENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Perbankan ... 9
2.1.1.1 Pengertian Perbankan ... 9
2.1.1.2 Jenis-jenis Bank ... 10
2.1.1.3 Pengertian Kredit ... 13
2.1.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 14
2.2 Rentabilitas ... 16
2.2.1 Pengertian dan Konsep Rentabilitas...16
2.2.2 Hubungan Antara Rentabilitas Ekonomi Dan Rentabilitas Modal Sendiri ...25
2.3 Non Performing Loan ... 26
2.4 Loan To Deposit Ratio ... .. 27
2.5 Net Interest Margin...28
2.6 Penelitian Terdahulu...29
2.7 Kerangka Konseptual...31
2.8 Hipotesis Penelitian...32
BAB III METODE PENELITIAN ...33
3.1 Rancangan Penelitian ...33
3.1.1 Variabel Penelitian ...33
3.2 Jenis dan Sumber Data ...36
3.3 Metode Pengumpulan Data ...37
3.5 Metode Analisis Data ... 41
3.5.1 Uji Asumsi Klasik ...41
3.5.1.1 Uji Normalitas ...41
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas ...43
3.5.1.3 Uji Heteroskedasitas ...44
3.5.1.4 Uji Autokorelasi ... 45
3.5.1.5 Uji Regresi Berganda ...46
3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 46
3.6.2.1 Uji Parsial (t-test) ... 47
3.6.2.2 Uji Pengaruh Simultan (F-Test) ... 48
3.6.2.3 Koefisien Determinasi R2... 49
3.6 Jadwal Penelitian ... 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 51
4.2 Statistik deskriptif ... 51
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 53
4.4 Uji Hipotesis ... 59
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1 Kesimpulan ... 66
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 70
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Hal
1.1 Daftar Sampel Perusahaan... 6
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 30
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 35
3.2 Daftar Perusahaan Perbankan BEI Yang Menjadi Sampel ... 39
3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 40
3.4 Jadwal Penelitian ... 50
4.1 Perhitungan Nilai Maksimum,Minimum, Mean, dan Standar Deviasi ... 52
4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 55
4.3 Hasil Perhitungan VIF ... 56
4.4 Hasil Uji Glejser ... 57
4.5 Uji Autokorelasi ... 58
4.6 Uji T (Uji Pengaruh Secara Parsial) ... 60
4.7 Hasil Perhitungan Regresi Simultan ... 62
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Hal
2.1 Kerangka Konseptual ... 31
4.1 Grafik Histogram ... 53
4.2 Uji Normalitas ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Hal
1 Data Rasio Perbankan ... 71
2 Statistik Deskriptif ... 73
3 Uji Asumsi Klasik ... 74
4 Uji Hipotesis ... 76
5 Tabel Durbin-Watson (DW) ... 77
6 Tabel Titik Persentase Distribusi t ... 78
7 Tabel Titik Persentase Distribusi F ... 79
ABSTRAK
PENGARUH NON-PERFORMING LOAN, LOAN TO DPOSIT RATIO, DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh non-performing loan, loan to deposit ratio dan net interest margin terhadap rentabilitas modal sendiri perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013.
Sampel Penelitian diambil secara purposive sampling dimana terdapat 13 (tiga belas) perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari tiga variabel independen yaitu non-performing loan, loan to deposit ratio, dan net interest margin, sedangkan variabel dependen yaitu rentabilitas modal sendiri. Rasio rentabilitas modal sendiri menggunakan Return On Equity.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Selain itu uji hipotesis yang dipakai adalah uji t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta uji F-statistik untuk menguji keberartian secara bersama-sama dengan level signifikansi 5%. Uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi juga digunakan dalam penelitian ini. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial non performing loan berpengaruh signifikan negatif terhadap rentabilitas modal sendiri, loan to deposit ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri, dan
net interest margin berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Sedangkan secara simultan variabel non performing loan, loan to deposit ratio
dan net interest margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
return on equity.
ABSTRACT
THE EFFECT OF NON-PERFORMING LOANS, LOAN TO DEPOSIT RATIO, AND NET INTEREST MARGIN TO THE RETURN ON EQUITY OF THE BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE ON
2011-2013
The purpose of this study was to investigate the effect of non-performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin to the return on equity of the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2011-2013.
This research is classified as causal research and replication of former researches which the population of this research are banking firms on BEI during the period of 2011 to 2013.
The samples were taken with purposive sampling where there are 13 (thirteen) companies that meet the criteria for sample selection. The data used are secondary data obtained from the website of the Indonesian Stock Exchange Capital Market Directory 2011 to 2013. The variables used in this research consists of three independent variables such as non performing loans, loan to deposit ratio and net interest margin, while the dependent variable is rentability. rentability ratios used in Return on Equity.
The analysis technique used in this research is multiple linear regression to obtain a comprehensive picture of the relationship between variables that one with the other variables. In addition, the hypothesis test used was the t-test statistic for testing the partial regression coefficient and test F-statistic for testing significance together with the significance level of 5%. Classic assumption test covering normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test, and the autocorrelation test is also used in this research. Testing was performed with program SPSS 17.0.
From this research can be concluded that partial non performing loans have negative significant effect on return on equity, loan to deposit ratio have no significant effect on return on equity, and net interest margin have significant effect on return on equity. While simultaneously influence non performing loans, loan to deposit ratio, and net interest margin levels have a positive significant effect on profitability.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri perbankan merupakan salah satu industri yang sangat pesat perkembangannya. Perkembangan tersebut salah satunya bisa ditandai dengan laju
kredit yang kerap naik pertahunnya dan dengan adanya persaingan ketat dalam industri perbankan di Indonesia dalam hal memberikan pinjaman pada debitur. Menurut Januarti (2002), hal ini disebabkan oleh deregulasi yang dilakukan
pemerintah mengenai perbankan pada tahun 1983, deregulai ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik dari sisi aktiva maupun pasiva
perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Dari fungsi bank, dapat dilihat bahwa dasar operasi bank adalah kepercayaan
masyarakat terhadap bank. Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan masyarakat pada bank, manajemen bank perlu meningkatkan kinerjanya.
Menurut Kasmir (2008: 2), “Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh
setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang apa pun selalu tidak terlepas dari kebutuhan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Dana merupakan masalah
pokok yang selalu ada dan selalu muncul dalam setiap usaha”.
Dana merupakan persoalan yang paling utama karena tanpa adanya dana,
dana dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk kredit maupun dalam bentuk
lainnya, bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kredit yang disalurkan oleh bank merupakan bagian terbesar dari asset yang dimiliki bank,
sehingga kegiatan perkreditan merupakan tulang punggung atau kegiatan utama bank. Dari neraca setiap bank umum dapat dilihat bahwa kredit merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank.
Oleh karena itu, pemerintah dan dunia perbankan harus menetapkan kebijakan yang dapat mengatur keseimbangan perkreditan nasional.
Seiring peningkatan jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Semua bank berlomba menghimpun dana dari
masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat bagi yang membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Fungsi intermediasi ini bukanlah hal yang mudah bagi perbankan, mulai dari aktivitas penghimpunan sampai penyaluran dana mengandung risiko sehingga perbankan
diharuskan untuk dapat menjaga keseimbangan antara pengelolaan risiko yang dihadapi dengan layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Pemberian kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kembali kredit atau dengan kata lain Non Preformming Loan (NPL) yang akan mempengaruhi kinerja bank. Salah satu
upaya pemerintah untuk menghidari risiko karena kualitas kredit yang semakin memburuk ialah melalui restrukturisasi kredit. Kualitas kredit dinilai berdasarkan
tanggal 27 november 2005 tentang Kualitas Aktiva Produktif, kualitas kredit
dapat digolongkan menjadi lancar (pass), perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss).
Dalam kegiatan operasionalnya sesuai dengan tujuan didirikannya bank, maka bank pastinya meminjamkan uang kepada masyarakat. Dalam hal ini, bank
akan menghadapi risiko-risiko. Boston Conculting Group (BCG) merekomendasikan pengelompokkan risiko menjadi tiga, yaitu:
1. Risiko kredit, yang merupakan kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan
(default) debitur yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kredit.
2. Risiko pasar, yang merupakan risiko kerugian dalam nilai portofolio yang
diakibatkan oleh fluktuasi tingkat suku bunga, fluktuasi nilai tukar, fluktuasi harga komoditi, dan fluktuasi harga saham.
3. Risiko operasional, yang merupakan risiko kerugian yang langsung maupun
tidak langsung diakibatkan oleh kegagalan atas proses-proses operasional yang kurang memadai.
Sesuai dengan risiko diatas, maka penulis membahas rasio hutang tentang
non-performing loan dan loan to deposit ratio yang merupakan bagian dari rasio
risiko yang dapat terjadi. Hal tersebut dikarenakan penggunaan hutang
mempunyai risiko tinggi yaitu biaya modal.
Penulis juga membahas rasio net interest margin yaitu rasio yang memiliki
kegunaan untuk menilai kemampuan manajemen sebuah bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan bunga bersih. Berdasarkan Finance and Banking Journal (vol.13. No.1, Juni, 2011), “dari berbagai perdebatan pro dan
kontra terhadap indikator inefisiensi perbankan Indonesia, pembahasan mengenai
net interest margin perbankan merupakan hal yang menarik untuk dianalisa”.
Dengan pesatnya kemajuan dan persaingan dalam perbankan maka untuk meningkatkan kegiatan operasional dan pendanaannya, bank pun memasuki pasar saham. Dengan masuknya bank kedalam pasar saham maka kewajiban bank pun
meningkat. Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang
dimilikinya. Semakin besar ROE menandakan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan pemegang saham dan memberikan dampak positif bagi pasar ekuitas.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Pandu Mahardian (2008) meneliti tentang analisis
pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap kinerja keuangan perbankan (studi kasus perusahan perbankan yang tercatat di BEJ periode Juni 2001-Juni 2007). Penelitian ini menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR),
(NIM), dan Loan Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel independen dan
menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah variabel NIM dan LDR berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif terhadap ROA tetapi tidak signifikan.
Fitria Dwi Wulandari (2013 ), Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2010. Penelitian ini menggunakan NPL
dan LDR sebagai variabel independen dan menggunakan ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial resiko kredit
(NPL) yang diberikan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas dan tingkat likuiditas (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.Sedangkan secara simultan, pengaruh resiko kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
Dikarenakan hasil penelitian yang cenderung konsisten tersebut menjadi motivasi bagi penulis untuk mempelajari kembali pengaruh non-performing loan,
loan to deposit ratio, net interest margin terhadap rentabilitas modal sendiri pada perbankan yang terdaftar di BEI. Dikarenakan pesatnya perkembangan dan
“Pengaruh Non-Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, Dan Net Interest Margin Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013”.
Daftar perusahaan yang menjadi sample :
Tabel 1.1 Daftar Sample Perusahaan
No Kode Nama Bank
1 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
2 BBKP Bank Bukopin Tbk
3 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
4 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk
5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
6 BBCA Bank Central Asia Tbk
7 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
9 MEGA Bank MEGA Tbk
10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
11 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
12 BNLI Bank Permata Tbk
13 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sumber : idx.co.id laporan kinerja perbankan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:
2. Apakah terdapat pengaruh dari Loan To Deposit Ratio terhadap
Rentabilitas Modal Sendiri ?
3. Apakah terdapat pengaruh dari Net Interest Margin terhadap Rentabilitas
Modal Sendiri?
4. Apakah Non-Performing Loan, Loan To Deposit Ratio, dan Net Interest Margin secara simultan berpengaruh terhadap Rentabilitas Modal Sendiri
(ROE) pada industri perbankan yang terdaftar di BEI ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji apakah Non-Performing Loan berpengaruh secara parsial
terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE).
2. Untuk menguji apakah Loan To Deposit Ratio berpengaruh secara parsial
terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE).
3. Untuk menguji apakah Net Interest Margin berpengaruh secara parsial terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (ROE).
4. Untuk menguji apakah Non-Performing Loan, Loan To Deposit Ratio,
Net Interest Margin berpengaruh secara simultan terhadap Rentabilitas
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah pengunaan hutang dan peningkatan rentabilitas modal sendiri perusahaan. 2. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan
sebagai suatu kesempatan dalam menerapkan ilmu yang sudah didapat dan dipelajari dibangku perkuliahan sekaligus sebagai bahan
perbandingan antara hal-hal teoritis dan praktis guna menambah wawasan ilmu pengetahuan.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
referensi ataupun memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis dengan mengembangkan variabel.
4. Bagi Investor, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh dari penilaian keuangan perusahaan terhadap harga saham yang diperdagangkan dipasar modal yang dijadikan sebagai salah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan
2.1.1.1 Pengertian Perbankan
Kata bank berasal dari bahasa Italia ‘banca’ yang berarti tempat penukaran uang. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang lebih dikenal sebagai banknote. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992) tentang perbankan: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
Dari pengertian diatas diketahui bahwa aktivitas perbankan
maupun dalam aktivitas menyalurkan dana tersebut, perbankan
mendapatkan laba.
2.1.1.2 Jenis-jenis Bank
Menurut Kasmir (2008: 35), adapun jenis perbankan dewasa
ini dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain:
1. Dilihat dari segi fungsinya
a) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan prinsip-pinsip
syariah mendasari kegiatan bank ini, dimana dalam
aktivitasnya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakankegiatan usaha secara konvensional dan
prinsip-pinsip syariah mendasari kegiatan bank ini,
dimana dalam aktivitasnya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Bank milik pemerintah adalah bank yang akte
pendiriannya dan juga modal usahanyadimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini sudah
tentu dimiliki oleh pemerintah pula.
b) Bank Milik Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional adalah bank
yangseluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional dimana akte pendiriannya pun dimiliki oleh
swasta, sehingga dengan begitu pembagian keuntungan
usahanya untuk keuntungan swasta pula.
3. Dilihat dari segi status
a) Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang dapat atau diizinkan
melakukan transaksi ke luar negeri
sertatransaksi-transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing.
b) Bank Non Devisa
Bank non devisa adalah bank yang tidak dapat dan
belum memiliki izin untuk melakukan transaksi seperti
bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi ke
luar negeri serta transaksi-transaksi yang berhubungan
4. Dilihat dari segicara menentukan harga
a) Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional
Dalam kegiatannya mencari keuntungan serta
menentukan harga kepada nasabahnya, bank yang
berdasarkan konvensional menggunakan dua metode
sebagai berikut:
1. Bunga ditetapkan sebagai harga, untuk
produk simpanan seperti giro, tabungan maupun
deposito. Dan begitu juga harga untuk produk
pinjamannya (kredit) ditentukan berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga
dengan cara ini dikenal sebagaispread based.
2. Untuk jasa-jasa dan kegiatan bank lainnya
pihak perbankan menetapkan berbagai biaya-biaya
dalam nominal atau persentase tertentu. Metode
yang digunakan dalam pengenaan biaya ini dikenal
sebagai fee based.
b) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah
Dalam kegiatannya mencari keuntungan serta
menentukan harga kepada nasabahnya, bank yang
berdasarkan syariah menggunakan lima metode sebagai
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah).
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah).
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah).
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni
tanpa pilihan (ijarah).
5) Adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
wa iqtina).
2.1.1.3 Sumber Dana Bank
Menurut Triandu (2008:96), pada dasarnya suatu bank mempunyai empat alternatif untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu :
a. Dana sendiri
Dana sendiri ini dapat berupa modal disetor, dana dari
penjualan saham di bursa efek ,akumulasi laba ditahan, cadangan – cadangan dan agio saham.
Dana dari deposan ini dapat berupa giro, tabungan dan
deposito berjangka yang berasal dari nasabah perorangan atau badan.
c. Dana pinjaman
Dana pinjaman ini dapat berupa call money, pinjaman antar bank, kredit dan likuiditas Bank Indonesia
d. Sumber dana lain
Sumber – sumber tersebut berasal dari setoran jaminan, dana
transfer, surat berharga pasar uang dan diskonto Bank Indonesia.
2.1.1.4 Alokasi Dana Bank
Dana yang telah berhasil dihimpun dari berbagai sumber perlu dikelolasecara efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi penempatan danaberdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Siamat (2005:236), penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan berdasarkan prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva bank :
1. Prioritas penggunaan dana
Penggunaan dana bank berdasarkan prioritas penggunaan dana adalah sebagai berikut :
Cadangan primer dimaksudkan antara lain untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan keperluan operasi bank sehari-hari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah.
b. Cadangan sekunder (secondary reserve)
Cadangan sekunder dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang darisatu tahun.Cadangan sekunder ini semata-mata dimaksudkan untuk kebutuhan likuiditas dan untuk memperoleh keuntungan.
c. Penyaluran kredit
Penyaluran kredit merupakan kegitan utama bank. Oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan usaha ini.
2. Penggunaan dana menurut sifat aktiva
Penggunaan dana ini dapat dibedakan sebagai berikut : a. Akiva tidak produktif (non-earning assets)
Aktiva tidak produktif merupakan penanaman dana ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank.
b. Aktiva produktif (earning assets)
2.2 Rentabilitas
2.2.1 Pengertian Dan Konsep Rentabilitas
Salah satu ukuran utama keberhasilan perusahaan didalam mengelola usahanya adalah tingkat rentabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam semua modal yang
bekerja didalamnya. Semua modal yang bekerja dalam perusahaan adalah modal sendiri dan modal pinjaman. Menurut para ahli menyatakan bahwa :
Sofyan Syafri Harahap (2001 : 66), Rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya.
Agus Sartono (2001 : 125), “Rentabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupu n modal sendiri”.
Bambang Riyanto (2001 : 35), “Rentabilitas adalah kemampuan suatu
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dan umumnya dirumuskan sebagai berikut :
������������= L
M x 100%
Yang mana L adalah merupakan jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan ada bermacam-macam dan tergantung laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apakah yang akan
diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau laba netto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba netto sesudah pajak
diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva “Tangible”, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba netto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.
Dalam hal mengenai konsep rentabilitas penulis hanya membahas
mengenai dua penilaian rentabilitas perusahaan, yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Maka
������������������� = Laba Usaha
Modal Sendiri + Modal Asing x 100%
Maka dari itu, pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal didalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai
kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan modal. Modal yang diperhitungkan
untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (Operating Capital/ asset). Dengan demikian, maka modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang
ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
Demikan pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya, yaitu
yang disebut laba usaha (Net Operating Income). Dengan demikian maka yang diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan atau dari efek (misalnya dividen, coupont, dan lain-lain) tidak diperhitungkan dalam
menghitung rentabilitas ekonomi. Pada umumnya masalah rentabilitas lebih penting dari pada masalah laba karena laba yang besar saja
menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain ialah menghitung
rentabilitasnya.
Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan
ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperoleh laba yang tinggi, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi
rentabilitasnya. Maka agar tingkat rentabilitasnya dapat dipertinggi, kita harus mengetahui faktor-faktor rentabilitas ekonomi / Earning Power. Tinggi rendahnya earning power ditentukan oleh dua faktor,
yaitu :
1. Profit Margin, yaitu perbandingan antara “Net Operating Income” dengan “Net Sales”, perbandingannya dinyatakan dengan
persentase :
������������ = ������������������
�������� x 100%
Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa profit margin
ialah selisih antara net sales dengan “Operating Expense” ( harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum ), selisih yang mana dinyatakan dalam persentase dari net
sales.
Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales
kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada
pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha (operating expense). Dengan jumlah operating expense tertentu profit margin
dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan atau memperkecil operating expense. Dengan
demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperkecil
profit margin, yaitu :
• Dengan menambah biaya usaha (operating expense) sampai
tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating expense. Perubahan besarnya
sales dapat disebabkan karena perubahan harga jual per unit produk sudah ditentukan. Dengan demikian dapatlah dikaitkan
bahwa pengertian menaikkan tingkat sales disini dapat berarti memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan :
a) Memperbesar volume sales unit pada tingkat harga
penjualan tertentu. Atau,
b) Menaikkan harga penjualan per unit produk pada
luas sales dalam unit tertentu.
• Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai pada
tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expense
pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode
tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya
operating expense yang lebih sebanding maka akibatnya ialah
bahwa profit marginnya makin besar.
2. Turnover of operating asset (Tingkat perputaran aktiva
usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assetdalam suatu periode tertentu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan
membagi net sales dengan operating asset.
������������������������ = �������� ��������������
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales, sedangkan “operating asset turnover” dimaksudkan
untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating asset dalam suatu periode tertentu.
Maka dari itu percampuran kedua efisiensi profit margin dan
operating asset turnover menentukan tinggi rendahnya earning power. Semakin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
naiknya earning power. Hubungan antara profit margin dengan
operating asset turnover dapatlah digambarkan sebagai berikut :
������������ ���������������������� = ������������ ������������ ������
��� ����� ×
��� �����
��� ��������� ����� =
��� ��������� ������ ��� ��������� �����
Tinggi rendahnya operating Asset Turnover selama periode
tertentu ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : net sales dan operating asset. Dengan jumlah operating asset tertentu, makin besarnya jumlah sales
selama periode tertentu mengakibatkan makin tingginya turnover nya. Demikian pula halnya luas sales tertentu dengan makin kecilnya
operating asset akan mengakibatkan makin tingginya turnover nya.
Maka untuk mendampingi operating asset turnover terdapat 2 cara, yaitu :
a) Dengan menambah modal usaha (operating asset) sampai pada tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales
yang sebesar-besarnya.
b) Dengan mengurangi sales sampai pada tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan operating asset
2. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain
dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dilain sisi, adapun
seorang ahli yang menyatakan bahwa :
Syamsudin ( 2001 : 64), “Rentabilitas modal sendiri (Return On Equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang
tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan
didalam perusahaan”.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing
dan pajak perseroan atau income tax (EAT = Earning After Tax). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang
bekerja didalam perusahaan.
Rentabilitas Modal Sendiri =Laba Setelah Pajak
Namun dalam penggunaan retabilitas modal sendiri disini penulis
menggunakan variabel Return On Equity sebagai titik hitung untuk rentabilitas modal sendiri. Return On Equity dinyatakan dalam
persentase, yaitu :
�������������� (���) =Laba Bersih Setelah Pajak
Pendapatan x 100%
Dimana hasil pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE)
atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri semakin tinggi maka rasio ini akan semakin tinggi. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Menurut Hanafi dan Halim (2007 : 87), angka yang tingi untuk
ROE menunjukkan tingkat profitabilitas atau rentabilitas usaha yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital
gain untuk pemegang saham. Karena rasio ini bukan pengukur return
yang diterima pemegang saham yang sebenarnya. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1998 : 74), Return On Investment menunjukkan
ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan utang. Rasio
ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan. Apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.
Rasio atau pedoman yang baik adalah antar 20%-40%.
Dengan memahami ROE secara mendalam, kita akan menemukan
tiga hal penting diantaranya:
1) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability). 2) Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets
management).
3) Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage).
2.2.2 Hubungan Antara Rentabilitas Ekonomi Dengan Rentabilitas Modal Sendiri
Pengaruh dari perubahan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing, secara teoritis
dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya rentabilitas ekonomi (dengan tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain dapat
rentabilitas modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang
mempunyai jumlah modal asing yang lebih kecil.
Sebaliknya, dalam situasi ekonomi yang memburuk dimana
rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya menurun, perusahaan yang mempunyai modal asing yang besar akan mengalami penurunan rentabilitas
modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih sedikit.
2.3 Non Performing Loan
Net Performing Loan adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan
deposan kepada bank, dengan kata lain NPL adalah tingkat pengembalian kredit bermasalah atau kredit macet pada bank tersebut. NPL diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan,
sebaliknya bila tingkat NPL tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Peningkatan NPL yang
terjadi pada masa krisis secara langsung berpengaruh terhadap menurunnya likuiditas bagi sektor perbankan karena tidak adanya uang masuk baik yang berupa pembayaran pokok maupun bunga pinjaman dari kredit-kredit yang macet.
���
=
pembiayaan tidak lancartotal pembiayaan
x 100%
Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat
Kesehatan Bank yang bersangkutan.
Selamet Riyadi (2006:32), “semakin besar tingkat NPL menunjukkan bahwa
ban ktersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank
tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank”.
2.4 Loan To Deposit Ratio
Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah “Loan to Deposit Ratio
(LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito)”.
Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Abra Puspa Ghani Talattov dan
FX Sugiyanto (2008), “LDR menunujukkan rasio dana kredit terhadap pihak ketiga”.
Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Selamet Riyadi (2006 :
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Loan to Deposit
Ratio (LDR) adalah rasio keuangan yang merupakan hasil dari perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan dengan Dana Pihak Ketiga yang dihimpun
oleh bank tersebut. Kegunaan LDR adalah untuk menilai likuiditas sebuah bank, juga untuk menunjukkan bagaimana kemampuan bank dalam menghimpun dana dan menyalurkannya kembali kemasyarakat.
Rumus perhitungan Loan to Deposit Ratio menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah:
�����������
Total Dana Pihak KetigaX100%
2.5 Net Interest Margin
Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah “Net Interset Margin (NIM) merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya”.
Menurut Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, “NIM diukur dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva
Selamet Riyadi (2006:21), “Net Interest Margin (NIM) merupakan
perbandingan antara presentase hasil bunga terhadap total asset atau terhadap total
earning assets”.
Abra Puspa Ghani Talattov dan FX Sugiyanto (2008), “NIM merupakan selisih bunga simpanan (dana pihak ketiga) dengan bunga pinjaman”.
Dengan demikian, Net Interest Margin pada dasarnya adalah rasio keuangan
hasil dari perbandingan antara pendapatan dari bunga terhadap aktiva, yang juga merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman. Sementara itu,
kegunaan Net Interest Margin (NIM) adalah untuk menilai kemampuan manajemen sebuah bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Nilai dari Net Interest Marginperusahaan
perbankan dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
NIM = Interest Income−Interest Expense
Total Asset × 100%
2.6 Penelitian Terdahulu
Dikarenakan sangat jarangnya penelitian yang berhubungan dengan
rentabilitas modal sendiri maka penulis membandingkan penelitiannya dengan
variabel dependen dari tingkat profitabilitas yang diwakilkan oleh ROA.
Dikarenakan perbedaan yang ada secara garis umumnya adalah jika ROA
menggambarkan tingkat pengembalian termasuk capital gain dan dividen pada
digunakan untuk kegiatan operasional perbankan namun tidak termasuk tingkat
pengembalian capital gain dan dividen. Adapun beberapa tinjauan penelitian
terdahulu yang juga berkaitan dengan pengaruh loan to deposit ratio, non
performing loan, dan net interest margin terhadap ROA perbankan tercantum
pada tabel 2.1 di bawah ini.
Perbandingan
2.7 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam penelitian ini, variabel dependen atau variabel terikat adalah
rentabilitas yang dilambangkan oleh Return On Equity (ROE) dan variabel independen atau variabel yang mempengaruhi terdiri dari Non Performing Loan,
Loan To Deposit Ratio, dan Net Interest Margin.
Secara teoritis, variabel NPL memiliki hubungan negatif terhadap
rentabilitas, sedangkan variabel LDR memiliki hubungan positif terhadap
rentabilitas. Dimana hal tersebut berarti apabila risiko kredit meningkat maka
rentabilitas akan menurun, sedangkan apabila tingkat likuiditas meningkat maka
rentabilitas juga akan meningkat. Sedangkan variabel NIM memiliki hubungan
positif terhadap rentabilitas dimana jika semakin besar NIM maka hal tersebut
menunjukkan meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang
dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil.
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan dari penelitian terdahulu maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Non Performing Loan berpengaruh terhadap Rentabilitas. H2 : Loan To Deposit Ratio berpengaruh terhadap Rentabilitas. H3 : Net Interest Margin berpengaruh terhadap Rentabilitas.
H4 : Non Performing Loan (NPL), Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Erlina ( 2011 : 73), “ Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis data akhir “.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal menurut ahli adalah :
Umar (2003 : 30), “ Adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain“.
3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau
Menurut para ahli, variabel penelitian merupakan :
Arikunto. Suharsimi (1998 : 99), “Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik erhatian atau penelitian”.
Hadi. Sutrisno (1982 : 437), “Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen”.
1) Variabel Dependen
Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau
variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat atau variabel tidak bebas ini merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen.
2) Variabel Independen
Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed couse variable) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable).
disebut dengan variabel bebas, variabel stimulus, dan prediktor.
Variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan variasi bagi variabel tak bebas
(variabel dependen) dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya.
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Definisi
Operasional Indikator Skala
Net
Interest Income−Interest Expense Total Asset
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung didapat dari sumbernya, data tersebut diperoleh dari media perantara yang berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Menurut ahli :
“ Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. “
(Umar, 2003 : 36)
Data penelitian ini diperoleh darPeneliti menggunakan data tahun 2011, 2012 dan 2013 untuk variabel independen, sedangkan untuk memprediksi variabel dependen adalah data penutupan tahun 2011, 2012 dan
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni me-review jurnal akuntansi, serta
buku-buku berkaitan dengan masalah penelitian. Tahap kedua, yakni mendokumentasikan data sekunder berupa laporan keuangan audited yang
dipublikasikan oleh BEI. Data ini diperoleh melalui media internet dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan perbankan melalui situs
3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi yang digunakan dalm penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang ada di BEI tahun 2010-2012 yang berjumlah 13 perusahaan.
Sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, Pengertian sampel menurut Erlina (2011:81), “adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi”. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative atau mewakili. Jika sampel kurang representatif, akan
Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011, 2012, dan 2013 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia selamaperiode 2011-2013.
b. Perusahaan perbankan yang tersedia laporan keuangan perusahaan tahunannya yang telah diaudit secara lengkap berturut-turut yaitu dari tahun 2011-2013.
c. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variable yang diteliti.
d. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah Indonesia.
e. Laporan keuangan sampel merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP.
Kemudian dari 31 perusahaan perbankan yang menjadi populasi, setelah
dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di atas maka didapatlah 13
perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini untuk 3 tahun
pengamatan (2011-2013) dengan total observasi 39. Berikut adalah daftar seleksi
sampel berdasarkan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Dari tabel proses seleksi sampel di atas, terdapat 31 perusahaan
perbankan yang menjadi populasi, maka didapatlah 13 perusahaan perbankan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel perusahaan
perbankan yang menjadi sampel pada penelitian ini:
Tabel 3.3
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Bank
1 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
2 BBKP Bank Bukopin Tbk
3 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
4 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk
5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
6 BBCA Bank Central Asia Tbk
7 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
9 MEGA Bank MEGA Tbk
10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
11 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
12 BNLI Bank Permata Tbk
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik,
dengan menggunakan software SPSS 17. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat dalam melakukan analisis regresi berganda. Sebelum melakukan analisis regresi berganda maka harus
dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik, dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan pada penelitian ini sudah memenuhi model regresi. Agar kemudian dapat dilakukan pengujian analisis
selanjutnya untuk mengetahui apakah regresi berganda adalah model yang tepat digunakan pada penelitian ini.
3.5.1.1 Uji Normalitas
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan
analisis data. Menurut Erlina (2011:100), ”Data normal, gunakan
statistik parametrik, dan jika data tidak normal, gunakan statistik
nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal”.
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Cara untuk menguji variabel pengganggu ini adalah dengan
normalitas ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik
dan uji statistik dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H0 : Data residual berdistribusi normal.
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Dengan kriteria nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 makaH0 ditolak dan Ha diterima.
Menurut Erlina (2011:100) apabila hasil pengujian data tidak
normal,maka untuk membuat data menjadi bentuk yang normal
dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Transformasi data
Yaitu dengan mentransformasikan data ke bentuk lain.
Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma
natural (Ln), Log 10, maupun akar kuadrat. Data bernilai
negatif dapat ditransformasidengan logaritma, yang mana
akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel (n) akan
berkurang.
2. Trimming
Yaitu dengan memangkas atau membuang observasi yang
bersifat outlier. Kriteria data yang bersifat outlier nilainya
lebih kecil dari µ - 2α atau lebih besar dari µ + 2α.
Winzorising mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai
minimum atau maksimum yang diizinkan supaya
distribusinya dapat berubah menjadi normal.
3.5.1.2 Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain
dalam satu model. Menurut Erlina (2011:102), “Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.”
Jika terjadikorelasi diantara variabel independen, maka variabel
independen tidak orthogonal. Yang dikatakan variabel independen
yang bersifat orthogonal adalah variabel independen yang memiliki
nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Menurut Ghozali (2011:105),
“Tolerancemengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya”. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
adanya multikolinearitas adalah nilai VIF > 10 atau nilai tolerance <
0,10.
3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139), “Uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatanyang lain.” Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen dengan nilai residualnya. Menurut Ghozali (2011:139)
dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
3.5.1.4 Uji Autokorelasi
Menurut Erlina (2011:105), “Uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1 atau sebelumnya”. Uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi
masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson, karena uji ini
yang umum digunakan. Hipotesis yang akan diuji adalah:
• Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ).
• Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 ).
Menurut Ghozali (2011:111)Pengujian ini menggunakan uji
Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai d<dl, berarti terjadi autokorelasi positif.
2. Bila nilai dl<d<du, berarti tidak dapat disimpulkan.
3. Bila nilai 4 – dl<DW<4, berarti terjadi autokorelasi negatif.
4. Bila nilai 4 – du<d<4-dl, berarti tidak dapat disimpulkan.
3.5.1.5 Uji Regresi Berganda
Uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam
penelitian. Pada regresi berganda terdapat satu variabel dependen
dan lebih dari satu varibel independen. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah ROA, sedangkan yang menjadi
variabel independen adalah NPL dan LDR.
Adapun model hubungan ROA dengan variabel-variabel
tersebut dapat disusun dalam persamaan sebagai berikut:
ROA = a + b1 NPL + b2 LDR + e
Dimana :
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi dari X1, X2
e = Error term
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Pada uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji
hipotesis. Dalam pengujian hipotesis yang dapat digunakan meliputi; uji
3.5.2.1 Uji Parsial (t-test )
Menurut Ghozali (2011:98) “Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependennya.”Adapun
kriteria uji tersebut antara lain :
H0 = Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Ha = Variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika thitung< ttabelpada α 0.05, maka Ho diterima.
Jika thitung> ttabelpada α 0.05, maka Ho ditolak.
Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan :
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, artinya signifikan.
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak signifikan.
Dalam pengujian hipotesis untuk menentukan t tabel derajat
bebas (df) dapat ditentukan dengan rumus = n-k. Dimana n adalah
banyak objek penelitian, sedangkan k adalah banyaknya variabel
3.5.2.2 Uji Pengaruh Simultan ( F-test )
Untuk menguji pengaruh secara simultan, pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2011:98), “Uji statistik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.”Adapun kriteria uji tersebut
antara lain :
H0 = Variabel independen secara bersamaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Ha= Variabel independen secara bersamaan
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F
tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika Fhitung< Ftabelpada α 0.05, maka Ho diterima.
Jika Fhitung> Ftabel pada α 0.05, maka Ho ditolak.
Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan :
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak, artinya signifikan.
Untuk menentukan Ftabel, terlebih dahulu harus ditentukan N1
(pembilang) dan N2 (penyebut). Untuk menentukan N1 (df1)
rumusnya adalah k-1, sedangkan untuk menentukan N2 (df2)
rumusnya adalah n-k, dimana n adalah jumlah objek penelitian dan k
adalah jumlah variabel.
3.5.2.3 Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi atau disebut juga uji R2digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi dependen.. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu (0< R2<1).
Menurut Imam Ghozali (2011:97)
3.6 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitan yang direncanakan sebagai berikut: