• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Tanaman Obat di Kelurahan Semplak Kecamatan Bogor Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Tanaman Obat di Kelurahan Semplak Kecamatan Bogor Barat."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENGGUNAAN

TANAMAN OBAT DI KELURAHAN SEMPLAK

KECAMATAN BOGOR BARAT

OKTAVIANUS TM DAMANIK

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Tanaman Obat di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

OKTAVIANUS TM DAMANIK. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Tanaman Obat di Kelurahan Semplak Kecamatan Bogor Barat. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan TUTUT SUNARMINTO.

Penggunaan tanaman obat dalam praktek pengobatan tradisional telah dipraktekkan sejak berabad-abad lalu secara terus-menerus dan telah menjadi warisan adat. Perilaku penggunaan tanaman obat adalah semua upaya yang telah dilakukan untuk menjaga kesehatan atau menyembuhkan penyakit atau meningkatkan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk belajar tentang pengetahuan, sikap dan perilaku penggunaan tanaman obat dan untuk belajar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku penggunaan tanaman obat di Semplak Desa, Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2013 dengan menggunakan metode random sistematis wawancara kuesioner terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Semplak telah cukup mengenal bagian tanaman obat yang memiliki kegunaan medis dan semua bagian tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat. Masyarakat Kelurahan Semplak memiliki respon positif terhadap pengetahuan tentang tanaman obat mereka. Faktor yang diidentifikasi mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan tanaman obat adalah kebiasaan dan kesesuaian tanaman obat.

Kata kunci: pengetahuan, perilaku, sikap

ABSTRACT

OKTAVIANUS TM DAMANIK. Knowledge, Attitude and Behaviour of Medicinal Plant’s Usage in Semplak Village, Sub-District of West Bogor. Supervised by EDHI SANDRA and TUTUT SUNARMINTO.

Usage of medicinal plants in tradicional medical practice has been practiced since ages ago continuously and has been heritage into customs. Behavior of medicinal plant’s usage was all of efforts that have been done to maintain health or to cure disease or to improve health. The objectives of this research were to learn about knowledge, attitude and behavior of medicinal plant’s usage and to learn about factors that affect the knowledge, attitude and behavior of medicinal plant’s usage in Semplak Village, Sub-District of Bogor Barat.This research was carried out in December 2013 by using systematic random method of structured questionnaire interview. Results of this research suggest that community in Semplak Village has known enough of parts of medicinal plants that has medical usability and all of medicinal plant’s part that could be used as medicine. Community of Semplak Village have positive response to knowledge of their medicinal plants. Identified factors that affect community regarded medicinal plant’s usage was customs and suitability of medicinal plants.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENGGUNAAN

TANAMAN OBAT DI KELURAHAN SEMPLAK

KECAMATAN BOGOR BARAT

OKTAVIANUS TM DAMANIK

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Tanaman Obat di Kelurahan Semplak Kecamatan Bogor Barat.

Nama : Oktavianus TM Damanik NIM : E34070098

Disetujui oleh

Ir Edhi Sandra, MSi Pembimbing I

Dr Ir Tutut Sunarminto, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah serta rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Tanaman Obat di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat”. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ir Edhi Sandra, MSi dan Dr Ir Tutut Sunarminto, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih kepada Eva Rachmawati, SHut, MSi sebagai moderator seminar dan ketua sidang serta kepada Prof Cecep Kusmana, MS selaku penguji. Terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Siak yang telah memberikan beasiswa kuliah. Terimakasih kepada U. Syamsudin. SPd, MSi beserta staf Kelurahan Semplak. Terimakasih kepada Mama. Libra dan David serta seluruh keluarga untuk doa dan kasih sayangnya. Terimakasih kepada Esti Febriani, STP untuk dukungan dan semangatnya. Terimakasih untuk responden yang saya wawancarai beserta teman-teman yang membantu.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama penyusunan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi. Berkat kemurahan-Nya serta bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang berkepentingan dengan karya ini. Akhirnya dengan segala kemampuan dan kekurangan, penulis berharap semoga karya ini dapat memberi manfaat dan kebaikan bagi semua pihak.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 3

Waktu dan Lokasi Penelitian 3

Penarikan Contoh 3

Jenis dan Sumber Data 3

Wawancara Terstruktur dengan Kuesioner 4

Prosedur Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Keadaan Umum Lokasi Penelitian 5

Pengetahuan 5

Sikap 6

Perilaku 7

Hubungan Antara Tingkat Ekonomi Terhadap Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku 11

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 16

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jenis-jenis data yang digunakan 3

2 Pengetahuan bagian tanaman obat masyarakat Semplak 2013 5 3 Sikap terhadap tanaman obat masyarakat Semplak 2013 6 4 Frekuensi penggunaan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 7 5 Faktor-faktor penggunaan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 7 6 Cara pengolahan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 8 7 Cara mendapatkan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 8 8 Tujuan penggunaan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 9 9 Rasa tanaman obat yang digunakan masyarakat Semplak 2013 9 10 Rasa tanaman obat yang disukai masyarakat Semplak 2013 10 11 Bentuk tanaman obat yang digunakan masyarakat Semplak 2013 10 12 Bentuk tanaman obat yang disukai masyarakat Semplak 2013 10 13 Sumber informasi tanaman obat masyarakat Semplak 2013 11

14 Tabulasi uji khi kuadrat pengetahuan 11

15 Tabulasi uji khi kuadrat sikap 12

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman obat adalah tanaman yang mempunyai fungsi menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit ringan maupun berat, baik yang dibuat secara sederhana maupun modern dan pengobatannya dilakukan secara sederhana maupun modern (Sitepu et al 2000). Tradisi penggunaan tanaman obat oleh masyarakat Indonesia sudah ada sejak zaman nenek moyang, hal ini juga tidak terlepas dari budaya setempat.

Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan keragaman jenis tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional terbentuk melalui suatu proses sosialisasi yang secara turun temurun dipercaya dan diyakini kebenarannya. Handayani et al (2002) menjelaskan survei perilaku Responden yang dilakukan di Indonesia terdapat 61,3% responden memiliki kebiasaan meminum obat tradisional. Kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) dengan memanfaatkan berbagai tanaman obat dikarenakan obat sintesis dirasakan terlalu mahal, kemudahan dalam memperoleh tanaman obat dan dapat ditanam dipekarangan rumah, murah, dapat diramu sendiri dirumah (Depkes 1983).

Jawa Barat merupakan salah satu Propinsi di Indonesia yang terdiri dari 16 Kabupaten dan 9 Kotamadya, dengan membawahi 584 Kecamatan, 5.201 Desa dan 609 Kelurahan (Dinas Propinsi Jawa Barat, 2013). Data yang diperoleh Susenas (2003) menunjukkan bahwa Propinsi Jawa Barat merupakan Propinsi yang penduduknya sebagian besar (69,39 %) melakukan pengobatan sendiri. Kelurahan Semplak terletak di Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor dimana pada daerah tersebut menurut Dinas Propinsi Jawa Barat 2013 kurang berkembang dan tradisi penggunaan tanaman sebagai obat masih dilakukan, karena itu perlu diketahui bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku penggunaan tanaman obat di Kelurahan Semplak Kecamatan Bogor Barat.

Perumusan Masalah

Pemakaian tanaman obat dalam pengobatan tradisional sudah digunakan sejak lama dan secara terus menerus diwariskan sehingga membentuk suatu tradisi. Hal ini dapat dilihat dari perilaku keluarga yang menggunakan tanaman obat dalam melakukan pencegahan, penyembuhan dan mengobati anggota keluarganya yang sakit.

(12)

2

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara tingkat ekonomi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku penggunaan tanaman obat di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat.

Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai pentingnya penggunaan tanaman obat sebagai upaya alternatif pemeliharaan kesehatan serta diharapakan dapat memberikan informasi tentang perilaku penggunaan tanaman obat dan jenis-jenis tanaman obat yang dapat digunakan dalam mencegah dan menyembuhkan penyakit sebagai alternatif pengobatan.

Karakteristik Contoh

 Karakteristik Responden

 Umur

 Pendidikan

 Pekerjaan

 Karakteristik Sosial Ekonomi

 Daya Listrik

Pengetahuan Sikap

Perilaku Penggunaan Tanaman Obat

 Jenis dan bagian tanaman yang digunakan

 Jumlah dan frekuensi

 Cara memperoleh

 Cara mengolah dan membuat

(13)

3 Selain itu informasi ini diharapkan akan bermanfaat untuk penelitian lanjutan di bidang etnofarmakologi.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 di wilayah Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor, Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat dikarenakan Semplak merupakan daerah perkotaan yang baru bertransisi dari desa.

Penarikan Contoh

Unit dalam penelitian adalah rumah tangga yang berada di Kelurahan Semplak dan yang bertindak sebagai responden adalah Kepala Keluarga atau pengganti Kepala Keluarga. Penarikan contoh dilakukan secara acak sistematis dengan kerangka sampling daftar nama KK dari RW A, RW B, dan RW C dipilih secara acak dari 10 RW di Kelurahan Semplak. Dari masing-masing RW akan dipilih 3 RT secara acak dan dari 9 RT yang terpilih akan diacak dan dibagi dalam 3 bagian yaitu 3 RT untuk besaran watt listik ≤ 900 watt (Strata 1), 3 RT untuk besaran watt listrik 901-2200 watt (Strata 2) dan 3 RT selanjutnya untuk besaran watt listrik >2200 watt (Strata 3). Pembagian strata daya watt listrik ini dengan tujuan strata ekonomi dengan harapan semakin tinggi jumlah pemakaian daya watt listrik maka sebagian bagus tingkat ekonomi suatu keluarga. Jumlah responden dari masing-masing bagian adalah 30 responden, sehingga jumlah total responden seluruhnya sebanyak 90 orang.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner tersetruktur. Kuesioner dirancang untuk mengetahui karakteristik responden, pengetahuan, sikap serta perilaku penggunaan tanaman obat. Data sekunder diperoleh melalui pengamatan langsung di lapang dan mencari informasi tambahan dari beberapa instansi yang ada di tiap-tiap wilayah.

Tabel 1 Jenis-jenis data yang digunakan Kelompok

Data

Data Jenis Data Sumber Metode

Pengumpulan

Utama Persepsi Primer Responden Kuesioner

Motivasi Primer Responden Kuesioner

Kepuasan Primer Responden Kuesioner

Penunjang Kependudukan Sekunder Kelurahan

Sempak

(14)

4

Wawancara Terstruktur dengan Kuesioner

Wawancara terstruktur dengan kuesioner dilakukan terhadap responden masyarakat Kelurahan Semplak. Data yang didapat adalah data karakteristik responden dan data pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan tanaman obat. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang pertanyaannya sudah disediakan dengan jawaban. Menurut Sumarsono (2004), kelebihan kuesioner tertutup adalah memiliki jawaban-jawaban bersifat standar, mudah dijawab dan bisa dibandingkan dengan jawaban orang lain.

Prosedur Analisis Data

Pertanyaan di dalam kuesioner yang harus dijawab oleh responden mencakup pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku responden terhadap penggunaan tanaman obat. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisi secara deskriptif kualitatif dan statistik deskriptif. Pengetahuan yang diukur adalah pengetahuan tentang tanaman obat. Pertanyaan mengenai tanaman obat berisi tentang beberapa jenis tanaman obat tertentu yang dapat mengobati penyakit tertentu serta bagaimana sikap mereka terhadap tanaman obat. Pengetahuan dan sikap diukur berdasarkan Skala Likert. Meskipun dalam Skala Likert bergerak dari skor 1-5, Namun sesuai dengan karakter orang Indonesia, maka skalanya dirubah dari 1-7. Masyarakat Indonesia mengenal berbagai tingkatan untuk menyampaikan sesuatu, sehingga dikenal adanya tingkatan dalam bahasa, yang menunjukkan bahwa masyrakat Indonesia memiliki rentang yang lebih panjang dalam menilai (Sunarminto 2012). Respon pada masing-masing pernyataan diukur berdasarkan nilai skor, yaitu sangat setuju (skor 7), setuju (skor 6), agak setuju (skor 5), biasa saja (skor 4), agak tidak setuju (skor 3) tidak setuju (skor2), dan sangat tidak setuju (skor 1).

Perilaku diukur berdasarkan respon dari responden dalam menerima atau menolak pernyataan mengenai tanaman obat, yang terdapat dalam kuesioner. Perilaku diukur berdasarkan Skala Likert. Respon pada masing-masing pernyataan diukur berdasarkan nilai skor, yaitu selalu(skor 7), sering (skor 6), agak sering (skor 5), biasa saja (skor 4), agak jarang (skor 3) jarang (skor2), dan tidak pernah (skor 1).

Untuk mengetahui korelasi antara tingkat ekonomi responden terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan obat, menggunakan uji khi-kuadrat (Walpole 1992):

Dimana:

Oij : frekuensi responden teramati pada kategori baris ke-i dan kategori jalur ke-j

Eij : frekuensi responden harapan pada kategori baris ke-i dan kategori jalur ke-j

(15)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Letak dan Luas Wilayah

Kelurahan Semplak terletak di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 90,051 Ha. Berdasarkan batas wilayah Kelurahan Semplak berbatasan dengan Kelurahan Atang Sanjaya, Kecamatan Kemang di sebelah Utara, Kelurahan Curug dan Curug Mekar di sebelah Timur, Kelurahan Cilendek Barat di sebelah Selatan, dan Kelurahan Bubulak di sebelah Barat. Demografi

Laporan kelurahan pada tahun 2013 jumlah laki-laki sebanyak 4952 jiwa dan perempuan 4759 jiwa. Jumlah kepala keluarga sebanyak 2783 jiwa (laki laki 2562 jiwa dan perempuan 221 jiwa). Tingkat pendidikan di Kelurahan Semplak juga sangat merata yaitu tidak tamat SD 1451 jiwa, tamat SD 1942 jiwa, tamat SMP 2913 jiwa, tamat SMP 2820 jiwa, tamat Perguruan Tinggi 585 jiwa. Menurut mata pencaharian masyarakat semplak sebanyak 1521 jiwa belum bekerja, pelajar/mahasiswa 1942 jiwa, karyawan swasta 589 jiwa, PNS 346 jiwa, pekerja lepas/buruh 1451 jiwa, wirasawasta 1875 jiwa, dan Ibu Rumah Tangga (IRT) 2625 jiwa.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya (Soekanto 2002). Pada penelitian ini pengetahuan diukur berdasarkan pertanyaan mengenai bagian tanaman obat yang memiliki khasiat obat. Pengetahuan responden mengenai bagian tanaman obat yang memiliki khasiat obat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Pengetahuan bagian tanaman obat masyarakat Semplak 2013 No Bagian Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Rata-rata

(16)

6

berada pada kisaran agak setuju sampai dengan sangat setuju. Hampir semua bagian tanaman obat dapat digunakan sebagai obat, yaitu akar (cendana, pulai, akar wangi, kecubung dan kecapi), kayu (cendana, bidara laut dan pulai pandak), daun (sambiloto, meniran, kumis kucing, babadotan, kejibeling, tempuyung, sirih), buah (pace/mengkudu, kapulaga, srigading), bunga (cengkeh, srigading, kenanga, kantil, sedap malam), biji (adas, ketumbar, jintan, pala), kulit kayu (pulai, kayu manis, mengkudu, cendana, kenanga), dan umbi (temulawak, temu hitam, lempuyang gajah, kunyit, jahe) (Soedibyo 1996).

Sikap

Sikap merupakan gambaran kepercayaan dan perasaan seseorang dalam menerima atau menolak suatu objek, dimana perasaan tersebut kemudian akan direfleksikan melalui perilakunya (Sumarwan 2003). Sikap diukur berdasarkan pertanyaan pada kuesioner yang diberikan kepada responden. Sikap masyarakat yang telah memiliki pengetahuan tentang tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Sikap terhadap tanaman obat masyarakat Semplak 2013

No Pernyataan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Rata-menjadikan pengetahuan dalam keluarga besar D=memberitahu kepada tetangga E= memberitahu kepada teman kerja F= tanaman obat sebagai prioritas G=efek samping tanaman obat lebih rendah disbanding obat apotek H=harga tanaman obat lebih terjangkau I=akan menanam tanaman obat

(17)

7 hanya sebatas tetap menjaga dan menyebarkan informasi tetapi mereka juga memilih untuk menjadikan tanaman obat sebagai prioritas dan ingin menanam tanaman obat di lingkungan atau pekarangan rumah mereka.

Perilaku

Perilaku penggunaan tanaman obat dalam penelitian ini adalah segala tindakan responden dalam menggunakan atau memanfaatkan tanaman obat yang dilihat dari frekuensi penggunaan bagian tanaman obat, faktor-faktor yang mendorong menggunakan tanaman obat, cara pengolahan, cara mendapatkan, tujuan penggunaan, rasa tanaman obat yang digunakan, bentuk tanaman obat yang digunakan dan sumber informasi.

Frekuensi Penggunaan Bagian Tanaman Obat

Hasil dari frekuensi penggunaan bagian tanaman obat secara berturut dapat dilihat pada Tabel 4. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa bagian tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat adalah daun dengan nilai rata-rata 4.57 dan yang jarang digunakan adalah kayu dengan nilai rata-rata 1.18.

Tabel 4 Frekuensi penggunaan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total

Rata-Tabel 5 Faktor-faktor penggunaan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Rata-rata

(18)

8

masyarakat sebagai alasan untuk menggunakan tanaman obat. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 2.32. Nilai rata-rata selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Cara Pengolahan Tanaman Obat

Pengolahan ramuan tanaman obat dilakukan dengan bermacam-macam cara, tergantung dari cara pemakaian tanaman obat. Hasil tabulasi dari cara pengolahan tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 6. Cara merebus adalah cara yang sering dilakukan oeh masyarakat dalam mengolah tanaman obat, hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh, yaitu 5.81 yang berarti cara merebus memiliki kisaran antara agak sering sampai sering. Cara dibakar adalah cara yang paling sedikit dilakukan oleh masyarakat, hal ini terlihat dari nilai rata-ratanya yaitu 1.78. Menurut Herman (2005), ramuan yang digunakan dengan cara diminum pada umumnya direbus terlebih dahulu, kemudian disaring atau diperas lalu digunakan. Sedangkan ramuan yang dimakan pada umumnya dicuci terlebih dahulu agar kotorannya hilang kemudian diolah dengan cara direbus atau dimasak namun ada juga yang langsung dilalap. Ramuan yang digunakan sebagai obat luar pada umumnya diolah dengan cara ditumbuk atau digerus, kemudian dipakai dengan cara ditempel atau dibalur.

Tabel 6 Cara pengolahan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total

Rata-Tabel 7 Cara mendapatkan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Rata-rata

(19)

9 masyarakat, hal itu terlihat dari nilai rata-ratanya yaitu 4.91 yang berarti memiliki nilai kisaran biasa saja sampai dengan agak sering. Adapun untuk cara memperoleh dari luar daerah adalah cara yang paling sedikit dilakukan, hal itu terlihat dari nilai rata-ratanya yaitu 1.56. Hasil tabulasi cara mendapatkan tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 7.

Tujuan Penggunaan Tanaman Obat

Penggunaan tanaman obat dapat dibagi ke dalam empat kelompok tujuan, yaitu promotif (pemeliharaan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) (Ma’at 2002). Pada umumnya responden menggunakan tanaman obat lebih dari satu tujuan. Tabel 8 menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat menggunakan tanaman obat dengan tujuan memelihara kesehatan dan kebugaran, hal ini terlihat dari nilai rata-ratanya yaitu 4.84, yang berarti memiliki nilai kisaran biasa saja sampai dengan agak sering. Adapun yang paling sedikit adalah tujuan memulihkan kesehatan dengan nilai rata-ratanya 3.91.

Tabel 8 Tujuan penggunaan tanaman obat masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Rata-rata masyarakat. Adapun untuk rasa manis adalah rasa yang paling sedikit digunakan oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari nilai rata-ratanya yaitu 1.64. Hal ini juga sesuai bahwa kebanyakan rasa tanaman obat memang didominasi oleh rasa pahit. Hasil lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 9.

(20)

10

dilakukan suatu inovasi untuk membuat suatu produk minuman atau makanan fungsional yang berasa manis.

Tabel 10 Rasa tanaman obat yang disukai masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Rata-rata penggunaannya. Sedangkan bentuk bubuk merupakan bentuk yang paling sedikit digunakan dengan nilai rata-rata 1.19. Untuk hal lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Bentuk tanaman obat yang digunakan masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Rata-diperlukan suatu inovasi untuk dapat membuat tanaman obat berbentuk kapsul dan tablet dan dengan harga yang terjangkau serta efek samping yang rendah.

(21)

Rata-11 Sumber Informasi Tanaman Obat

Informasi tentang tanaman obat pada umumnya lebih dari satu sumber. Sumber informasi tentang tanaman obat yang diperoleh dari tradisi keluarga adalah yang paling besar. Hal ini terlihat dari nilai rata-ratanya yaitu 6.13 yang memiliki arti mempunyai kisaran antara sering sampai dengan selalu. Sumber informasi dari Dinas Kesehatan adalah yang paling kecil karna memiliki nilai rata-rata 1.23. Hal ini sesuai dengan pendapat dari pihak kelurahan bahwa memang tidak ada kegiatan penyuluhan tentang tanaman obat oleh pihak Dinas Kesehatan. Hasil lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Sumber informasi tanaman obat masyarakat Semplak 2013 No Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total

Rata-Hubungan Antara Tingkat Ekonomi Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Hasil tabulasi Uji Khi Kuadrat untuk pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 14. terlihat bahwa masyarakat percaya bahwa bagian tanaman obat yang memiliki khasiat obat adalah bagian daun, buah, biji, umbi dan kulit kayu. Hal ini mendorong kita untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa bukan hanya bagian itu saja yang memiliki khasiat obat tetapi juga bagian bunga, kayu dan akar.

Tabel 14 Tabulasi uji khi kuadrat pengetahuan

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Daun 0.001 Signifikan

Buah 0.010 Signifikan

Biji 0.014 Signifikan

Umbi 0.024 Signifikan

Kulit Kayu 0.000 Signifikan

Bunga 0.064 Tidak Signifikan

Kayu 0.128 Tidak Signifikan

Akar 0.110 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

(22)

12

rumah, tanaman obat memiliki resiko efek samping lebih rendah dibanding obat apotek, memberitahu kepada teman kerja, menjadikan pengetahuan dalam keluarga inti. Hasil yang tidak signifikan adalah harga tanaman obat relatif lebih terjangkau, menggunakan tanaman obat adalah prioritas ketika dalam keadaan sakit, memberitahu kepada tetangga, menjadikan pengetahuan dalam keluarga besar dan mencari lebih tau lagi tentang tanaman obat.

Tabel 15 Tabulasi uji khi kuadrat sikap

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Menanam Tanaman Obat di Pekarangan Rumah

0.006 Signifikan Tanaman Obat Memiliki Resiko Efek

Samping yang Lebih Kecil dibanding Obat Apotek

0.001 Signifikan

Memberitahu Teman Kerja 0.006 Signifikan

Pengetahuan dalam Keluarga Inti 0.000 Signifikan Harga Relatif Terjangkau 0.154 Tidak Signifikan

Prioritas Ketika Sakit 0.311 Tidak Signifikan

Memberitahu Kepada Tetangga 0.421 Tidak Signifikan Pengetahuan dalam Keluarga Besar 0.093 Tidak Signifikan

Mencari lebih tau lagi 0.115 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

Hasil tabulasi Uji Khi Kuadrat frekuensi penggunaan tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 16, terlihat bahwa bagian akar, buah, bunga, biji dan umbi adalah bagian yang paling sering digunakan masyarakat sebagai obat. Maka daripada itu diperlukan penjelasan kepada masyarakat bahwa bagian kayu, daun dan kulit kayu juga memiliki khasiat obat.

Tabel 16 Tabulasi uji khi kuadrat frekuensi penggunaan tanaman obat

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Kayu 0.138 Tidak Siginifikan

Daun 0.186 Tidak Siginifikan

Kulit Kayu 0.174 Tidak Siginifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

(23)

13 ditingkatkan untuk tanaman obat keluarga dilingkungan sekitar agar masyarakat dapat memperoleh tanaman obat dengan mudah, juga dibutuhkan suatu inovasi untuk membuat kemasan tanaman obat yang dapat menarik hati masyarakat untuk menggunakan tanaman obat.

Tabel 17 Tabulasi uji khi kuadrat faktor-faktor penggunaan tanaman obat

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Cocok 0.026 Signifikan

Harga Terjangkau 0.000 Signifikan

Perlu 0.011 Signifikan

Tradisi 0.002 Signifikan

Rasa 0.005 Signifikan

Mudah didapat 0.385 Tidak Signifikan

Kemasan 0.293 Tidak Siginifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

Hasil tabulasi Uji Khi Kuadrat cara pengolahan tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 18, terlihat bahwa cara menumbuk dan dibakar adalah cara yang paling sering dilakukan masyarakat untuk mengolah tanaman obat. Hal ini mendorong kita untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa masih banyak cara selain kedua cara itu untuk mengolah tanaman obat seperti mengonsumsi yang sudah dikemas, digunakan secara langsung, merebus, memarut dan diseduh.

Tabel 18 Tabulasi uji khi kuadrat cara pengolahan tanaman obat

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Menumbuk 0.004 Signifikan

Dibakar 0.000 Signifikan

Sudah dikemas 0.057 Tidak Signifikan

Langsung 0.285 Tidak Signifikan

Merebus 0.811 Tidak Signifikan

Memarut 0.205 Tidak Signifikan

Seduh 0.074 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

(24)

14

Tabel 19 Tabulasi uji khi kuadrat cara mendapatkan tanaman obat

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Pekarangan Rumah 0.000 Signifikan

Pasar atau Warung 0.000 Signifikan

Luar Daerah 0.007 Signifikan

Apotek 0.005 Signifikan

TokoObat Tradisional 0.002 Signifikan

Mencari di Hutan 0.000 Signifikan

Tetangga/Lingkungan sekitar

0.309 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

Hasil tabulasi Uji Khi Kuadrat tujuan penggunaan tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 20, terlihat bahwa masyarakat hanya menggunakan tanaman obat dengan tujuan memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Maka perlu menjelaskan kepada masyarakat bahwa tanaman obat dapat digunakan dengan tujuan mencegah penyakit dan memulihkan kesehatan.

Tabel 20 Tabulasi uji khi kuadrat tujuan penggunaan tanaman Obat

Variabel Nilai

Mengobati Penyakit 0.000 Signifikan

Mencegah Penyakit 0.280 Tidak Signifikan

Memulihkan Kesehatan 0.145 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

Hasil tabulasi Uji Khi Kuadrat rasa tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 21, terlihat bahwa rasa pahit memiliki korelasi yang signifikan. Hal ini sesuai dengan mayoritas rasa tanaman obat adalah pahit. Maka diperlukan suatu inovasi untuk membuat minuman fungsional yang memiliki rasa manis dan asam.

Tabel 21 Tabulasi uji khi kuadrat rasa tanaman obat yang digunakan

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Pahit 0.000 Signifikan

Manis 0.575 Tidak Signifikan

Asam 0. 421 Tidak Signifikan

Natural 0.145 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

(25)

15 tanaman obat adalah cair. Maka diperlukan suatu inovasi untuk membuat bentuk tanaman obat tablet dan bubuk.

Tabel 22 Tabulasi uji khi kuadrat bentuk tanaman obat yang digunakan

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Cair 0.008 Signifikan

Kapsul 0.009 Signifikan

Tablet 0. 443 Tidak Signifikan

Bubuk 0.521 Tidak Signifikan

Natural 0.095 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

Hasil tabulasi Uji Khi Kuadrat terhadap sumber informasi tanaman obat dapat dilihat pada Tabel 23, terlihat bahwa sumber informasi masyarakat lebih dari satu sumber. Sumber informasi didapat dari tetangga, pengobatan tradisional dan media cetak.

Tabel 23 Tabulasi uji khi kuadrat sumber informasi tanaman obat

Variabel Nilai Alpha Keterangan

Tetangga 0.003 Signifikan

Pengobatan Tradisional 0.000 Signifikan

Media Cetak 0.005 Signifikan

Tradisi Keluarga 0.087 Tidak Signifikan

Teman 0.142 Tidak Signifikan

Media Eleltronik 0.182 Tidak Signifikan

Dinas Kesehatan 0.053 Tidak Signifikan

Keterangan : Jika Nilai Alpha <0.050 maka ada korelasi Jika Nilai Alpha >0.050 maka tidak ada korelasi

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(26)

16

masyrakat bersal dari keluarga dan tidak pernah mendapat penyuluhan tanaman obat dari pihak Dinas Kesehatan.

Hasil uji khi-kuadrat menunjukkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan masyarakat akan bagian tanaman obat yang memiliki khasiat obat (daun, buah, biji, umbi dan kulit kayu). Hubungan ini dapat dilihat dari nilai alpha <0.05. Hasil uji khi-kuadrat juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi masyarakat terhadap sikap yang ditunjukkan dengan masyarakat akan menanam tanaman obat di pekarangan rumah, tanaman obat memiliki resiko efek samping lebih rendah dibanding obat apotek, memberitahu kepada teman kerja, dan menjadikan pengetahuan dalam keluarga inti. Tingkat ekonomi masyarakat memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku penggunaan tanaman obat yang ditunjukkan dengan frekuensi penggunaan akar, buah, bunga, biji dan umbi.

Saran

1. Perlu adanya inovasi untuk membuat produk tanaman obat yang berasa manis dan berbentuk tablet dan kapsul agar masyarakat lebih mau lagi mengonsumsi tanaman obat.

2. Perlu adanya pembinaan terhadap masyarakat tentang TOGA (Tanaman Obat Keluarga) oleh Dinas Kesehatan serta ada pembinaan pengetahuan kepada masyarakat untuk tetap menjaga pengetahuan tanaman obat yang dimiliki serta semakin ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta : BPS Jakarta.

[Depkes] Departemen Kesehatan RI. 1983. Pemanfaatan Tanaman Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Dinas Propinsi Jawa Barat. 2013. Sekilas Jawa Barat. www.jabarprov.go.id [1 September 2013]

Gunarto A. 1999. Memproduksikan Lahan Pekarangan dengan Tanaman Obat Indonesia Melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jurnal Alami, 4(1) hlm 38-50.

Hadi S. 2006. Perilaku Penggunaan Internet Sebagai Sumber Informasi Peternakan ( Kasus pada Mahasiswa S1 Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Insitiut Pertanian Bogor.

Handayani, Suharmiati. 2002. Meracik Obat Tradisional Secara Rasional. Jakarta: Arsip Tempo.

Kiram Y. 1991. Fase-Fase Belajar Motorik Pada Anak Sekolah Dasar. [Skripsi]. Padang: Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Jurusan Psikologi, IKIP Padang.

(27)

17 Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanama, Dirjen Bina Produksi Holtikultura dan Departemen Pertanian. Jakarta: hlm 21-35

Notoatmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineksa Cipta. Notoatmojo. 2005. Konsep Perilaku Kesehatan dalam Promosi Kesehatan Teori

dan Aplikasi hal 43-64. Jakarta: Rineksa Cipta.

Notoatmojo. 2007. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rineksa Cipta.

Paul PJ, Olson JC. 1999. Consumer Behaviour (Perlaku Responden dan Strategi Pemasaran edisi ke-4 Jilid 1) (Sihombing,D., Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Robinson. 2013. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Konservasi Hutan pada Siswa SD di Sekitar Hutan Kawasan Gunung Salak Endah TNGHS [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Insitut Pertanian Bogor

Sitepu D, Sudiarto, Rosita SMD. 2000. Pengadaan dan Pengolahan Bahan Baku Obat Tradisional. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 6 (2): 4-7.

Soekanto S. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada. Soerdjono. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Sumarwan U. 2003. Perilaku Responden (Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sunarminto T. 2012. Pengembangan Kapasitas Para Pihak (Stake Holders) Bagi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Cibodas, Jawa Barat [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Syukur C, Hernani. 2001. Budidaya Tanaman Obat Komersil. Jakarta: Penebar Swadaya.

[WHO] World Health Organization. 1992. Pendidikan Kesehatan. Tjitarasa IB, penerjemah. Bandung : ITB Press dan Universitas Udayana. Terjemahan dari : Education for health: a health education in primary health care. Wijayakusuma MH. 2001. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia (Ensiklopedia

Milenium Jilid 2). Jakarta: Milennia Populer

(28)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Siak pada tanggal 26 Oktober 1989. Penulis merupakan Putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak A. Damanik (Alm) dan Ibu T. Silalahi. Pendidikan formal SMA Negeri 1 Siak. Pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) Kabupaten Siak dan tahun 2008 penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai pengurus Biro Informasi dan Komunikasi dalam Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) dan menjadi anggota dari Kelompok Pemerhati Fauna (KPH) HIMAKOVA serta Komisi Pembinaan Pemuridan PMK IPB.

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 1  Jenis-jenis data yang digunakan
Tabel 2  Pengetahuan bagian tanaman obat masyarakat Semplak 2013
Tabel 3  Sikap terhadap tanaman obat masyarakat Semplak 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dilakukan pemisahan komponen aktif pegagan meliputi asiatikosida, madekasosida, asam asiatat, dan asam madekasat dengan metode kromatografi

Pembahasan ini berhubungan langsung dengan hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa kepercayaan dan komplain berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan

Alasan pembuatan program keamanan dan keselamatan radiasi adalah bahwa Siloam Hospitals Kebon Jeruk mempunyai tugas untuk melayani masyarakat dalam pembuatan citra

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Universitas

pada pasal 2 (2) bahwa kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan dilaksanakan pada wilayah hutan dalam bentuk

Dalam penelitian kali ini, peneliti sengaja memilih IK, karena IK telah berkeluarga dan memiliki 3 anak, SR seorang PSK dengan 1 anak kemudian LL memiliki

Teks adalah kumpulan simbol dalam bentuk kumpulan karakter yang memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi.. --- Modul Kuliah : Sistem Multimedia – Teknik Informatika UNIKOM

Dalam menafsirkan Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh pustakawan perguruan tinggi pada era global antara lain : (1) Memiliki