• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN DISTRIBUSI DRUPAL UNTUK SISTEM

INFORMASI KEDELAI (SIPEKSOY) SECARA MODULAR

WAHYU DWI ATMOKO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

WAHYU DWI ATMOKO. Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular. Dibimbing oleh FIRMAN ARDIANSYAH dan DESTA WIRNAS.

Indonesia sebagai negara agraris memiliki komoditas kedelai yang berperan penting dalam kebutuhan pangan. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati dalam menu sehari-hari masyarakat Indonesia. Beberapa sistem informasi komoditas pangan yang telah dikembangkan di Indonesia masih memuat berbagai jenis komoditas pangan namun belum terdapat sistem informasi spesifik mengenai kedelai. Hal ini menyebabkan sulitnya menemukan informasi dari komoditas kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah platform untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) menggunakan proses Website’s lifecycle yang dipadukan dengan pengembangan sistem secara incremental model untuk mendukung pengembangan sistem secara modular. Pembangunan sistem informasi ini berbasis Drupal core yang dikombinasikan dengan seleksi modul sesuai fitur yang kompatibel terhadap kebutuhan sistem. Terdapat 22 modul untuk pengolahan informasi dan pendidikan untuk sistem ini yang akan diimplementasikan. Hasil akhir berupa paket distribusi Drupal berbasis web untuk SIPEKSOY yang dapat dijadikan sebagai acuan utama untuk memperoleh informasi kedelai. Sistem ini dapat dipasang menggunakan installation profile pada server yang memenuhi syarat instalasi minimum untuk menjalankan sistem secara online.

Kata kunci: drupal, sistem informasi, kedelai

ABSTRACT

WAHYU DWI ATMOKO. Development of Drupal Distribution for Soybean Information System (SIPEKSOY) using Modular Model. Supervised by FIRMAN ARDIANSYAH and DESTA WIRNAS.

As an agricultural country, Indonesia produces soybean that has an important role in food needs. Soybean is one of the source of vegetable protein in daily menu of Indonesian people. Some information systems about food commodities that have been developed in Indonesia still contain various types of food commodities, but there has been no specific information system about soybean. Therefore, it is difficult to find information about soybean commodity. This research aims to develop a platform for Soybean Information System (SIPEKSOY) that perform the process of Websites Lifecycle, combined with the incremental model, to support the development of a modular system. This information system development based on Drupal core modules combined with the selection of appropriate modules compatible features to the system requirements. There are 22 modules for information and education management will be implemented. The result of the research is a Drupal Distribution for SIPEKSOY as primary reference for information of soybeans. This system can be installed using installation profile on a server that meets the minimum installation requirement to run the online system.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

PEMBANGUNAN DISTRIBUSI DRUPAL UNTUK SISTEM

INFORMASI KEDELAI (SIPEKSOY) SECARA MODULAR

WAHYU DWI ATMOKO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular

Nama : Wahyu Dwi Atmoko NIM : G64100036

Disetujui oleh

Firman Ardiansyah, SKom MSi Pembimbing I

Dr Desta Wirnas, SP MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi Mkom Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Firman Ardiansyah, SKom MSi dan Ibu Dr Desta Wirnas, SP MSi selaku komisi pembimbing. Ucapan terima kasih juga kepada bapak, ibu, dan seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungannya, serta kepada teman-teman Ilmu Komputer 47 dan semua pihak yang terkait langsung maupun tidak atas dukungannya selama penelitian ini dilakukan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 3

METODE PENELITIAN 3

Tahap Analisis Kebutuhan 4

Tahap Mengumpulkan Kebutuhan 4

Tahap Perancangan 5

Tahap Pengembangan 6

Tahap Implementasi 6

Tahap Perawatan 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Analisis Kebutuhan 7

Mengumpulkan Kebutuhan 8

Perancangan Sistem 10

Pengembangan Sistem 10

Implementasi Sistem 12

Perawatan Sistem 16

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 18

(10)

DAFTAR TABEL

1 Hasil pemilihan fitur dan fungsi oleh pakar 8

2 Hasil task dan content analysis 9

3 Modul pengolahan informasi dan pendidikan untuk SIPEKSOY 11

4 Contoh dan sumber konten artikel 13

DAFTAR GAMBAR

1 Websites lifecycle dengan incremental process model 3

2 Incremental process model 4

3 Use case diagram SIPEKSOY 8

4 Struktur fail installation profile 14

5 Hasil evaluasi waktu memuat halaman 15

6 Hasil evaluasi penggunaan memori 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil observasi pada mesin pencari google.com 18

2 Form pemilihan prioritas fitur dan fungsi 19

3 Use case description untuk sistem SIPEKSOY 21

4 Arsitektur informasi SIPEKSOY 22

5 Content design SIPEKSOY 23

6 Model diagram untuk sistem SIPEKSOY 24

7 Demo region pada tema tb_purity 25

8 Daftar core dan contributed module 26

9 Perbandingan modul-modul 27

10 Hasil implementasi dan pengujian modul SIPEKSOY 29

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris memiliki keanekaragaman bahan pangan yang melimpah. Selain beras, komoditas lain yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia adalah kedelai. Kedelai dalam bahasa latin Glycine max merupakan bahan yang kaya akan manfaat, mulai dari akarnya, bijinya hingga limbah sisa pengolahannya. Akar tanaman kedelai mampu mengikat Nitrogen (N) bebas di udara dengan bantuan bakteri Rhizobium sehingga dapat menyuburkan tanah. Bagian utamanya yaitu biji kedelai yang dapat diolah menjadi berbagai makanan yang mengandung protein tinggi seperti tempe, tahu, kecap, tauco dan lainnya. Limbah kedelai berupa brangkasan (kulit kedelai) dapat dijadikan pupuk organik, sedangkan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan kedelai dapat digunakan sebagai pakan ternak (Rukmana dan Yuniarsih 1996).

Beberapa lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, dan lembaga riset telah menyediakan sistem informasi komoditas pangan Indonesia berbasis web, namun informasi yang disajikan belum spesifik untuk satu komoditas tertentu. Untuk menemukan informasi mengenai kedelai pada sistem tersebut, pengguna harus menelusuri konten situs lebih dalam sehingga memakan waktu yang cukup lama serta kurangnya kontrol mengenai pembaruan konten juga menjadi masalah utama beberapa situs yang sudah ada sehingga menghambat penyebaran informasinya. Beberapa sistem informasi tersebut seperti situs deptan.go.id dan cybex.deptan.go.id yang dibangun oleh Departemen Pertanian Indonesia, cybex.ipb.ac.id yang dibangun atas kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB (LPPM-IPB) dengan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB beserta Departemen Ilmu Komputer IPB.

Observasi sederhana dilakukan menggunakan search engine google.com pada januari 2014 untuk menemukan keberadaan sistem informasi mengenai komoditas kedelai. Pencarian dilakukan menggunakan kombinasi beberapa kata kunci dengan penambahan quote yaitu : “kedelai”, “sistem kedelai”, “informasi kedelai”, dan “sistem informasi kedelai”. Hasil pencarian pada 20 tautan pertama Google untuk setiap kata kunci sebagian besar menghasilkan tautan menuju halaman repository yang merujuk pada hasil penelitian berupa jurnal online bertipe .PDF (portable document format) dan selebihnya hanya halaman blog, artikel berita, dan beberapa situs penjualan produk kedelai. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dibutuhkan sistem infomasi yang dapat menyajikan dan mengelola infomasi komoditas kedelai yang dapat mempermudah proses menemukan informasi terkait komoditas kedelai bagi pengguna.

(12)

2

pengembangan, Drupal memiliki dukungan modul-modul yang sangat melimpah. Dukungan dari pengembang lain juga sangat aktif di dalam forum sehingga pengguna dapat saling berdiskusi dengan pengembang lain. Drupal juga memungkinkan pengembang untuk mendistribusikan sistem yang dikembangkannya berupa paket-paket Drupal yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Pengembang juga dapat membuat modulnya sendiri untuk kasus-kasus tertentu dalam sistem sesuai kebutuhan, atau biasa disebut dengan pengembangan modular. Pengembangan secara modular perlu dilakukan agar ke depannya pengembangan sistem informasi dapat dilakukan secara cepat dengan menambahkan modul-modul yang diperlukan (Raharjo 2009). Berdasarkan beberapa kemudahan fasilitas yang disediakan maka dipilih Drupal sebagai CMS untuk mengembangkan sistem informasi kedelai SIPEKSOY.

Penelitian mengenai pembangunan sistem informasi kedelai sebelumnya telah dilakukan oleh Adbulbasith (1994) menggunakan pendekatan Pemrograman Berorientasi Objek berbasis desktop. Kemudian dilakukan juga oleh Kumalasari (2013) namun lebih memfokuskan pada bidang temu kembali data varietas kedelai berbasis web.

Perumusan Masalah

Belum tersedianya sistem informasi yang spesifik untuk komoditas kedelai mengakibatkan terbatasnya penyebaran informasi, sehingga perlu dilakukan pengembangan sebuah platform sebagai core untuk memudahkan pengelolaan dan publikasi informasi komoditas kedelai menggunakan arsitektur CMS Drupal yang dapat dikembangkan secara modular untuk pengembangan selanjutnya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan distribusi Drupal untuk sistem informasi komoditas kedelai Indonesia yang dapat dikembangkan secara modular. Dengan distribusi, pengguna dapat melakukan kustomisasi situs lebih cepat berdasarkan kerangka yang telah disediakan oleh distribusi. Pemasangan sistem dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pada installation profile yang disediakan distribusi.

Manfaat Penelitian

(13)

3

Ruang Lingkup Penelitian

Pengembangan sistem informasi kedelai ini dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa modul yang sudah tersedia pada layanan CMS Drupal. Selanjutnya dilakukan juga pemilihan modul-modul yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur dan fungsi yang dipilih berdasarkan prioritas. Pemilihan prioritas ini akan dilakuan oleh seorang pakar kedelai sebagai acuan memperoleh fungsionalitas sistem yang akan dikembangkan. Sistem hanya melingkupi fungsi utama sistem sebagai core untuk mendukung penyebaran informasi mengenai komoditas kedelai. Perancangan antarmuka menggunakan tema dari drupal.org yang dapat diakses secara bebas dan gratis. Sistem ini selanjutnya akan dipasang pada server dengan alamat sipeksoy.ipb.ac.id.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan menggunakan acuan website’s lifecycle yang dikombinasikan dengan incremental process model untuk menggambarkan semua kebutuhan yang harus direncanakan dan diimplementasikan secara modular. Website’s lifecycle tidak hanya berperan dalam menghasilkan sebuah situs, tetapi juga menjadi dasar apa yang harus dilakukan setelah situs selesai dan dipublikasikan secara online. Siklus ini dapat membantu memastikan proses pengembangan situs dan penyampaiannya sesuai tujuan awal sehingga dapat memenuhi kebutuhan penggunanya (McCourt 2011).

Gambar 1 Websites lifecycle dengan incremental process model (McCourt 2011) SIPEKSOY merupakan sistem informasi yang dibagun secara modular menggunakan arsitektur CMS Drupal. Pengembangan fitur dan fungsi secara modular dapat dilakukan oleh satu atau lebih pengembang secara terpisah. Untuk itu dalam tahap pengembangannya, SIPEKSOY akan dikembangkan berdasarkan website’s lifecycle yang dimodelkan secara incremental untuk mengakomodasi pengembangan modular.

(14)

4

akan digabungkan dalam sebuah increment yang dibuat petama kali yang disebut core product sehingga terbentuklah perangkat lunak yang utuh (Pressman 2001).

Gambar 2 Incremental process model (Pressman 2001).

Dalam pengembangan SIPEKSOY ini, yang menjadi core product adalah core Drupal yang sudah disediakan. Sedangkan increment yang dimaksud adalah modul-modul yang akan diintegrasikan dengan core hingga terbentuk suatu sistem utuh dengan fitur dan fungsi yang diinginkan.

Tahap Analisis Kebutuhan

Kebutuhan pengguna menjadi acuan utama dalam membuat sebuah sistem informasi. Kebutuhan ini harus dianalisis di awal untuk memastikan bahwa sistem memang layak untuk diimplementasikan dan akan memiliki manfaat bagi pengguna. Analisis kebutuhan adalah tahap mengidentifikasi mengapa sistem informasi diperlukan dari sisi pengguna. Tahap ini akan membantu mendefinisikan batasan-batasan dalam pengembangan sistem (McCourt 2011).

Tahap ini akan menentukan tujuan dibangunnya sistem informasi SIPEKSOY, dan mempertimbangkan situs-situs lain yang sudah lebih dulu dibuat. Untuk mendapatkan informasi tersebut, dilakukan metode wawancara kepada seorang pakar kedelai yang berperan sebagai pengguna sistem informasi kedelai SIPEKSOY. Metode wawancara dipilih karena akan lebih mudah mendapatkan informasi mengenai fungsionalitas yang dibutuhkan oleh pengguna.

Tahap Mengumpulkan Kebutuhan

(15)

5 segmen pengguna yang menjadi sasaran utama hasil penelitian. Process analysis yaitu melakukan analisis mengenai cara kerja sistem yang akan dikembangkan untuk mengumpulkan informasi cara kerja sistem. Task analysis yaitu menganalisis fitur dan fungsi yang akan didukung oleh sistem informasi yang akan dikembangkan. Content analysis yaitu mengidentifikasi data yang diperlukan dan tipe data dari konten yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Pada tahap ini juga dilakukan analisis mengenai keamanan sistem sebagai salah satu tindakan pencegahan kerusakan sistem (McCourt 2011).

Untuk memperoleh informasi mengenai fitur dan fungsi sistem serta konten sistem, akan dilakukan dengan cara pemilihan fitur dan fungsi prioritas yang akan dilakukan oleh pakar. Disediakan sebuah tabel yang berisi nama-nama fitur dan fungsi beserta deskripsinya, kemudian pakar diminta mengisi tabel dengan memberikan nilai antara 1-10 berdasarkan tingkat kepentingannya. Hasil fitur dan fungsi yang telah diperingkat akan dikelompokkan menjadi 5 kategori kepentingan yaitu skala [1-2] tidak penting (TP) , skala [3-4] kurang penting (KP), skala [5-6] dipertimbangkan (DP), skala [7-8] penting (P), dan skala [9-10] sangat penting (SP).

Tahap Perancangan

Tahap ini akan mengidentifikasi dan merancang kebutuhan sistem yang telah ditentukan. Tahap perencanaan yang baik akan membantu tim pengembang dalam memilih resource untuk mengimplementasikan rancangan yang diinginkan. Beberapa aspek tersebut antara lain information architecture yaitu merancang struktur bagian dan sub bagian situs, komponen situs, dan navigasi. Information architecture digambarkan menggunakan struktur hierarki sehingga dapat menunjukkan navigasi dari setiap halaman.

Content design yaitu merancang bagaimana cara menampilkan dan mengelola konten pada halaman situs menggunakan wireframe. Wireframe adalah gambaran kerangka berupa garis-garis yang merepresentasikan layout dan komponen pada halaman web. Wireframe akan membantu mengilustrasikan penempatan komponen penyusun halaman.

Interaction design yaitu perancangan dependensi interaksi pada framework sistem secara umum dengan menggunakan model diagram mengacu pada standar pembuatan Unified Modeling Language (UML) versi 2.5 dari situs www.uml-diagrams.org. Model diagram merupakan diagram pelengkap yang dapat mendeskripsikan arsitektur, aspek logika atau perilaku sistem berdasarkan lapisan-lapiran tertentu pada sistem. Elemen utama penyusun model diagram adalah layered application sebagai wadah untuk model-model lainnya seperti presentation layer, business layer, dan data layer. Setiap model akan dihubungkan dengan garis panah yang berfungsi untuk menggambarkan dependensi antar layer untuk saling berinteraksi.

(16)

6

Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan adalah tahap kolaborasi dengan pengembang untuk mengevaluasi teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan dan desain yang sudah dirancang. Tahap ini juga dapat membantu menentukan kebutuhan dan desain yang dapat atau seharusnya diubah untuk mengakomodasi keinginan pengguna. Beberapa aspek pengembangan yang dilakukan yaitu Build recipe untuk mengimplementasikan Drupal yang terdiri dari kombinasi core, module, dan theme, serta konfigurasi tambahan sistem. Documenting development plan yaitu mendokumentasikan semua laporan dalam sebuah dokumen yang menjadi acuan pengembangan sistem. Setting up environment yaitu menyiapkan semua alat dan bahan yang dapat mendukung pengembangan sistem mulah dari software hingga hardware yang digunakan (McCourt 2011).

Integrasi modul-modul yang telah disediakan Drupal ke dalam core akan dilakukan pada tahap ini, sehingga dapat mengimplemantasikan fitur dan fungsi yang terpilih. Karena modul-modul tersebut memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, maka harus dilakukan perbandingan pada modul-modul yang dipilih atau disebut dengan comparing drupal module.

Tahap Implementasi

Tahap Implementasi merupakan tahap transisi dari development phase ke launch phase. Tahap implementasi akan dilakukan dengan cara memasang core Drupal yang telah tersedia. Core tersebut akan diintegrasikan dengan beberapa contributed module dan konfigurasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Pembuatan installation profile untuk SIPEKSOY dilakukan pada tahap ini. Installation profile merupakan sebuah antarmuka untuk memudahkan instalasi sistem yang memuat core module, contributed modules dan beberapa custom modules, serta konfigurasi untuk membuat profil yang mendukung fitur dan fungsi sebuah situs tertentu (McCourt 2011). Pembuatan installation profile dilakukan setelah sistem sudah siap untuk digunakan yaitu ketika sistem sudah terpasang modul-modul, tema, konten dan konfigurasi yang dibutuhkan. Installation profile dapat dibuat menggunakan 2 cara yaitu menggunakan Drupal shell (Drush) atau menggunakan modul profile builder. Drush merupakan sebuah program berupa baris perintah untuk Drupal yang dapat digunakan untuk melakukan install, update, mengaktifkan modul drupal, dan konfigurasi Drupal lainnya dalam satu baris perintah sederhana. Sedangkan profile builder memberikan tampilan yang lebih mudah dipahami oleh pengguna (Marco et al. 2011).Tidak ada perbedaan signifikan untuk hasil ektraksi pada kedua metode ini, hanya memberikan alternatif bagi pengguna agar lebih mudah dalam pembuatan installation profile. Untuk mempersingkat waktu pembuatan, akan digunakan modul profile builder.

(17)

7 dengan metode Black Box testing. Black Box testing merupakan cara pengujian yang didasarkan dari spesifikasi sistem. Sistem dianalogikan sebagai kotak hitam (black box) yang hanya dapat dipelajari cara kerjanya dengan memberikan input dan mengamati output. Metode ini juga biasa disebut dengan “functional testing” karena pengujian hanya fokus pada fungsionalitas sistem (Sommerville 2011).

Pengujian performa sistem harus dilakukan bertujuan untuk mengurangi waktu rata-rata memuat halaman web, mengurangi waktu maksimum memuat halaman keseluruhan, dan meningkatkan waktu memuat halaman untuk pengunjung pertama (Sheltern J et al. 2013). Terdapat 3 batas waktu yang dapat ditoleransi oleh manusia ketika mengoptimalkan kinerja web : 0.1 detik pertama menunjukkan batas waktu pengguna merasa sistem berjalan dengan cepat, 1.0 detik berikutnya pengguna merasa terdapat waktu delay pada sistem, namun pengguna masih dapat menunggu, dan 10 detik berikutnya pengguna mulai kehilangan fokus pada kotak dialog dan mulai melakukan aktivitas lain atau bahkan menutup halaman yang diakses sehingga pengukuran waktu memuat halaman sistem harus diperhitungkan untuk mengurangi waktu tunggu pengguna selama mengakses situs (Nielsen 1993).

Tahap Perawatan

Setelah sistem dipasang pada server sipeksoy.ipb.ac.id dan dapat diakses dalam jaringan maka kesinambungan sistem perlu dipertahankan. Cara untuk mempertahankan sistem dari kerusakan adalah dengan melakukan perawatan (maintenance). Aspek perawatan yang dilakukan yaitu monitoring dan backup sistem secara periodik sebagai upaya mengidentifikasi isu kerusakan dan pembaruan sehingga dapat ditangani diwaktu yang tepat. Kemudian merencanakan kegiatan perawatan secara terstruktur dan berkesinambungan dengan membuat jadwal perawatan serta memantau dan melakukan perawatan terhadap konten situs web.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan

Observasi yang dilakukan menggunakan 4 kombinasi kata kunci pada search engine google.com menunjukkan bahwa sistem tersebut masih sulit untuk ditemukan (Lampiran 1). Hal ini didukung dengan hasil wawancara kepada pakar kedelai yang menyebutkan belum adanya sistem informasi untuk kedelai khususnya di Indonesia sehingga keberadaan sistem informasi kedelai memang sangat dibutuhkan. Berdasarkan tujuannya, SIPEKSOY dikategorikan sebagai sistem penyebaran informasi (informative dissemination).

(18)

8

dan irri.org. Pakar harus memilih fitur-fitur yang dianggap penting menggunakan form pemilihan fitur dan fungsi. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Mengumpulkan Kebutuhan

Bedasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh pakar didapat beberapa fitur dan fungsi yang memiliki kategori prioritas tinggi yang disajikan pada Tabel 1. Terdapat 2 fitur dan fungsi yang dipilih meskipun termasuk kategori dipertimbangkan karena kedua fitur tersebut dapat memberikan fitur yang memungkinkan pengguna dapat saling berinteraksi dengan pengguna lainnya.

Tabel 1 Hasil pemilihan fitur dan fungsi oleh pakar

Fitur dan fungsi Kategori Fitur dan fungsi Kategori

Manajemen isian SP Data penyuluh SP

Aplikasi kedelai SP Polling SP

Pencarian artikel SP Pemilihan bahasa SP

Site map SP Link eksternal SP

Buku tamu SP Forum diskusi dan registrasi DP

Headline berita SP Kalender kegiatan DP

Berita populer SP

Rentang nilai prioritas yang diimplementasikan : 5-10 SP: sangat penting [9-10], DP: dipertimbangkan [5-6]

Hasil analisis pengguna yaitu target pengguna utama adalah seorang administrator sistem yang akan melakukan instalasi, kustomisasi situs, manajemen konten situs hingga pemeliharaan situs. Hasil analisis proses digambarkan menggunakan use case diagram pada Gambar 3 dan dijelaskan menggunakan use case description pada Lampiran 3.

(19)

9 Tahap task analysis dan content analysis dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai fitur dan fungsi serta tipe konten dari tiap fitur dan fungsi. Hasil Task analysis dan Content analysis ditampilkan pada Tabel 2 yang dikategorikan berdasarkan 3 hak akses pengguna yaitu administrator, pengguna terdaftar, dan anonim.

Tabel 2 Hasil task dan content analysis

Fitur dan fungsi Tipe konten Hak akses pengguna Anonim Terdaftar Admin Melihat informasi kedelai Articles, Basic page

(20)

10

Perancangan Sistem

Hasil dari perancangan information architecture yang terdapat pada Lampiran 4 dapat menggambarkan struktur sistem secara keseluruhan sehingga pengembang memilki batasan mengenai rancangan yang dibutuhkan selama implementasi dilakukan.

Content design dirancang untuk mendefinisikan komponen-komponen utama dalam halaman situs disajikan pada Lampiran 5. Struktur halaman dibuat hampir sama pada sebagian besar halaman untuk memudahkan pengguna mempelajari sistem dengan cepat. Komponen penyusun halaman awal (home) memiliki sebuah wilayah yang menampilkan slide show yang tidak dimiliki oleh halaman lainnya. Perancangan komponen penyusun halaman situs ini dibuat menggunakan wireframe.

Interaction design akan menunjukkan dependensi interaksi pada framework sistem secara umum dengan menggunakan model diagram yang disajikan pada Lampiran 6. Perancangan visual dilakukan dengan menggunakan tema dari Drupal yaitu TB Purity (https://drupal.org/project/tb_purity). Tema ini dipilih karena memilki struktur block yang beragam sehingga memungkinkan untuk melakukan kustomisasi tampilan sesuai rancangan. Hampir semua bagian konten pada rancangan sistem SIPEKSOY dapat diakomodasi oleh block dan view yang tersedia pada tema ini. Selain itu, tema ini bersifat open source yaitu bisa digunakan secara bebas dan gratis. Lampiran 7 menunjukkan bagian-bagian block yang disediakan oleh tema TB Purity.

Pengembangan Sistem

Drupal tersusun atas beberapa komponen utama yaitu core module, code (module, themes, patch), dan konfigurasi sistem. Untuk membangun sistem informasi SIPEKSOY ini, digunakan Drupal core versi 7.26 yang telah mengakomodasi sebanyak 44 core module. Setelah dilakukan seleksi core module berdasarkan kebutuhan sistem, hanya 37 core modul yang diaktifkan yang mengakomodasi fitur dan fungsi untuk diimplementasikan. Untuk contributed module, terdapat 38 modul yang diinstal dan diaktifkan yang mendukung fitur dan fungsi sistem SIPEKSOY (Lampiran 8). Di antara modul yang digunakan, terdapat 22 modul utama untuk mendukung pengolahan informasi dan pendidikan SIPEKSOY (Tabel 3).

(21)

11 Tabel 3 Modul pengolahan informasi dan pendidikan untuk SIPEKSOY

Modul informasi Implementasi

Manajemen konten Fitur membuat, menampilkan, mengedit, publish, hapus konten/ artikel pada halaman situs

Comment Fitur komentar pada artikel, poling, forum dan event Search Fitur pencarian pada halaman web

Block Menampilkan berbagai kotak konten pada halaman web Field Untuk menambahkan field pada entitas node dan

pengguna

Filter Penyaringan konten dalam mempersiapkan tampilan Node Menampilkan konten pada halaman web dengan path

tertentu

Taxonomi Pembuatan kategori konten

Menu Memungkinkan administrator membuat menu untuk navigasi

CKEditor Menambahkan fungsi WYSIWYG editor pada field plain text

IMCE Sebagai image uploader dan browser untuk mengakses direktori pribadi

Site map Menampilkan site map

Ctools Library yang banyak dibutuhkan untuk menjalankan modul lainnya

Panels Fungsi core untuk menampilkan panel pada halaman web View Untuk membuat list dan query dari database yang dapat

dikustomisasi sesuai kebutuhan sistem Forum Fitur forum diskusi pada sistem Polling Fitur polling pada sistem

User Memungkinkan administrator mengelola hak akses pengguna sistem

locale Fitur untuk penggantian bahasa

Webform Untuk membuat form yang dapat dikustomisasi dengan mudah

View slide show Menyediakan tampilan view untuk slide show gambar menggunakan jQuery

Calendar Plugin view untuk menampilkan kalender

(22)

12

Hal lain yang harus dipersiapkan sebelum melakukan implementasi yaitu mendeskripsikan lingkungan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan instalasi Drupal core pada https://drupal.org/requirements. Sistem akan dibangun pada lingkungan lokal dengan spesifikasi sebagai berikut :

Sistem operasi : Windows 7

Database : MySQL 5.0.5.15 atau lebih tinggi

Web server : Apache versi 2.0 atau lebih tinggi, medukung PHP 5.2.4 atau lebih tinggi

Editor : IDE Netbeans, Notepad++

Beberapa konfigurasi tambahan pada web server lokal perlu dilakukan untuk mendukung performa optimal situs Drupal. Konfigurasi PHP dilakukan pada fail php.ini yang terdapat di dalam folder php pada web server. Beberapa hal penting dalam konfigurasi tambahan yaitu mengaktifkan PHP Data Object (PDO) yang berfungsi agar Drupal dapat diinstal dan berjalan dengan baik. Untuk mengaktifkan PDO dilakukan dengan perubahan baris kode

extension=php_pdo_mysql.dll dengan menghilangkan karakter “;” pada

awal baris. Kemudian menambah kebutuhan memori untuk memory_limityang besarnya disesuaikan kebutuhan dan banyak modul yang diinstal. Untuk sistem ini memory_limit diatur sebesar 256M. Selain itu pengaturan

max_execution_time juga diubah menjadi 600 detik untuk menambah waktu

maksimum mengeksekusi setiap skrip kode yang dijalankan. Penambaham nilai

max_input_time juga diubah menjadi 120 detik untuk meningkatkan batas

maksimum yang dapat digunakan skrip untuk parsing data. Konfigurasi selengkapnya tersedia pada https://drupal.org.requrements/php.

Implementasi Sistem

Tahap pertama implementasi adalah mengunduh Drupal core versi 7.26 (update 7.27). Fail unduhan kemudian diekstrak dan dipindahkan ke dalam direktori server XAMPP. Database kosong pada phpmysql harus dibuat terlebih dahulu untuk menampung data core Drupal. Selanjutnya dengan menggunakan installation profile bawaan, instalasi Drupal core dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan yang disediakan. Setelah Drupal core terpasang, sistem sudah dapat diakses secara lokal namun masih berupa situs bawaan dari drupal. Kemudian dilakukan pemasangan tema TB Purity dan aktivasi tema sebagai tema default untuk sistem. Setelah tema terpasang, kustomisasi dapat dilakukan sesuai region atau block yang sudah disediakan oleh tema.

(23)

13 pada Lampiran 6. Kustomisasi konten (articles, form, topic forum, polling), blok, menu, dan view dilakukan berdasarkan region yang telah disediakan oleh tema hingga struktur sistem terbentuk. Di dalam distribusi, juga disetakan beberapa contoh artikel yang dapat memberikan gambaran kepada administrator ketika akan melakukan kustomisasi konten. Artikel-artikel tersebut dikutip dari beberapa berita yang sudah dipublikasikan oleh beberapa media (Tabel 4) :

Tabel 4 Contoh dan sumber konten artikel

Judul Artikel Sumber

Nutrisi Seimbang untuk Penanganan Diabetes www.tempo.co Sejuta Hektare Lahan Kedelai akan Dibuka di Kawasan

Transmigran

www.republika.co.id Produksi Kedelai Nasional Terus Digenjot www.bumn.go.id Kedelai Mahal, Perlu Diversifikasi Olahan Tempe www.republika.co.id Pasokan Tahu-Tempe di Cirebon Belum Stabil www.republika.co.id Tingginya Harga Kedelai Kembali Jadi PR Pemerintah www.merdeka.com

Beberapa menu utama ditambahkan untuk membantu navigasi pengguna dalam menelusuri sistem. Sesuaikan konfigurasi pada sistem tersebut mencakup pengguna, hak akses, konten, keamanan, dan performa hingga sistem benar-benar siap dirilis.

Pengujian modul dapat dilakukan pada tahap ini dengan cara mengamati selama pemasangan dan implementasi fungsi menggunakan modul terjadi warning dan error atau tidak. Hasil dari pengujian ini tidak ditemukan error untuk pemasangan dan implementasi. Namun masih terdapat warning pada implementasi modul locale untuk fungsi multibahasa karena sistem belum dapat menerjemahkan semua konten dengan benar. Namun secara keseluruhan semua fitur dan fungsi dapat diimplementasikan dan berfungsi dengan baik. Hasil rincian pengujian dan pengaplikasian modul dapat dilihat pada Lampiran 10.

Setelah sistem selesai dikustomisasi dan dikonfigurasi, pembuatan installation profile harus dilakukan untuk mengemas sistem menjadi paket distribusi drupal yang sudah terstruktur. Terdapat 2 cara untuk membuat installation profile yaitu menggunakan modul profile builder atau menggunakan baris perintah pada drush (Drupal Shell). Pada penelitian ini, pembuatan installation profile menggunakan modul profile builder yang dipasang pada sistem. Dengan mengikuti alur yang disediakan dan memilih beberapa konfigurasi yang diinginkan, sistem akan diekstrak otomatis menjadi fail komponen installation profile yaitu fail .make, fail .example, fail .info, fail .install, dan fail .profile. yang ditempatkan dalam folder installation profile yang dibuat. Penyesuaian beberapa baris kode pada fail .install perlu dilakukan agar installation profile dapat melakukan load sample data untuk sistem sehingga sistem tidak kosong ketika diinstal pada server. Kemudian dilakukan penempatan fail hasil ekspor dari database .sql yang memiliki contoh konten dalam folder tersebut. Struktur fail installation profile dapat dilihat pada Gambar 4.

(24)

14

pengujian menunjukkan sistem dapat diinstal dengan baik, contoh konten yang dibuat sebelumnya juga dapat dimuat seluruhnya, sehingga dapat diketahui bahwa distribusi ini sudah dapat digunakan dan dirilis.

Gambar 4 Struktur fail installation profile

Pengukuran performa sistem sudah dapat dilakukan pada tahap ini. Cara untuk melakuan evaluasi performa adalah mencatat performa sebelum dan sesudah instalasi modul atau penambahan fitur dan mencatat penggunaan memori (Rizal 2013). Untuk memperoleh data mengenai performa sistem, digunakan tools yang disediakan oleh webserver Apache yaitu apachebench. Cara menggunakannya adalah dengan mengarahkan direktori apache/bin pada command line kemudian menggunakan baris perintah “ab –n request –c

concurrency site_address” maka akan memunculkan hasil pengukuran.

Untuk mengukur memori yang digunakan sistem ketika memuat halaman digunakan modul devel yang dapat diunduh di https://drupal.org/project/devel.

Pada sistem ini, skenario pengukuran dilakukan dengan mengirim sebanyak 500 request halaman beranda untuk setiap request bersamaan sebanyak 100 (ab

–n 500 –c 100 localhost://sipeksoy.ipb.ac.id). Pengukuran

dilakukan dalam 3 kondisi yaitu sebelum instalasi modul dan fitur, setelah instalasi modul dan fitur, dan setelah performa dikonfigurasi. Konfigurasi performa yang dilakukan yaitu: mematikan modul yang dirasa tidak penting, mengaktifkan caching untuk pengguna anonim dan caching untuk blok, mengaktifkan compress fail CSS, dan menggunakan modul boost (https://drupal.org/project/boost . Hasil pengukuran menggunakan Apachebench dan modul devel untuk masing-masing kondisi dapat dilihat pada Lampiran 11, dan ringkasan hasil evaluasi performa situs disajikan menggunakan grafik pada Gambar 5 dan Gambar 6.

(25)

15 meningkatkan performa, namun tetap harus disesuaikan dengan tujuan pembuatan dan kepentingan sistem.

Gambar 5 Hasil evaluasi waktu rata-rata dan waktu maksimum memuat halaman awal sistem untuk core sistem (■), sistem SIPEKSOY tanpa konfigurasi peningkatan performa (■), dan sistem SIPEKSOY dengan konfigurasi peningkatan performa (■).

Gambar 6 Hasil evaluasi penggunaan memori sistem untuk core sistem (■), sistem SIPEKSOY tanpa konfigurasi peningkatan performa (■), dan sistem SIPEKSOY* dengan konfigurasi peningkatan performa (■). Berdasarkan batas toleransi pengguna terhadap waktu memuat halaman sebuah web, sistem SIPEKSOY memerlukan 94 ms untuk membuka halaman awalnya pada akses yang pertama di localhost. Waktu tersebut masih jauh dibawah 0.1 detik sehingga sistem masih bisa dikategorikan cepat untuk pengguna yang mengakses halaman utama sistem pada localhost. Sedangkan untuk penggunaan memori tergantung pada banyak sedikitnya modul yang digunakan sistem pada halaman tersebut, semakin banyak modul yang bekerja, maka memori juga akan semakin meningkat. Semakin sedikit memori yang digunakan maka akses sistem akan semakin cepat, karena modul yang dimuat sedikit.

Pengukuran performa sistem pernah dilakukan (Juni 2014) pada online web server di jaringan IPB. Namun hasil pengukuran tidak dapat disimpulkan karena dipengaruhi oleh koneksi jaringan yang tidak stabil. Hal ini mengakibatkan nilai rata-rata dan nilai maksimum serta memori yang dibutuhkan untuk memuat sebuah halaman selalu berbeda pada setiap test run yang dilakukan. Pengukuran optimal seharusnya dilakukan pada jaringan yang memang sudah stabil dan

0.031

Waktu minimum Waktu rata-rata Waktu maksimum

(26)

16

menggunakan tools lain yang lebih baik serta memiliki online web server yang stabil dan kuat.

Perawatan Sistem

Setelah sistem selesai diimplementasikan, perawatan harus dilakukan adalah membuat backup database maupun fail sistem sebagai arsip utama sistem. Kemudian membuat penjadwalan pengecekan dan perawatan performa sistem. Perawatan keamanan sistem dilakukan dengan cara selalu memperbarui core Drupal terbaru yang disediakan pada situs drupal.org. Selain itu, memperbarui artikel yang dipublikasikan dalam sistem, untuk menjaga konten agar selalu memberikan informasi yang terbaru. Semua aktivitas perawatan sistem ini dilakukan oleh seorang administrator secara terjadwal dan berkesinambungan untuk menjaga kondisi sistem dalam performa terbaik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil dari penelitian ini berupa paket distribusi Drupal berbasis web untuk sistem informasi komoditas kedelai SIPEKSOY yang dikustomisasi sesuai kebutuhan dan siap digunakan. Proses instalasinya menggunakan installation profile yang mudah untuk digunakan. Terdapat 13 fungsi utama sistem yang diimplementasikan menggunakan 22 core dan contributed module yang dapat mendukung proses penyebaran informasi kedelai. Paket ditribusi dilengkapi dengan contoh konten, sehingga pengguna dapat melakukan kustomisasi dengan mengikuti contoh konten yang ada. Paket distribusi ini akan disebarluaskan secara bebas sehingga dapat digunakan dan dikustomisasi oleh semua kalangan serta dapat dimanfaatkan sebagai basis penyebaran informasi untuk komoditas kedelai.

Saran

Beberapa hal yang dapat dikembangakan pada sistem ini yaitu :

1 Melakukan penambahan modul pada sistem untuk menambah fitur dan fungsi lainnya sesuai kebutuhan.

2 Melakukan pengukuran dan perbaikan performa dari sistem secara online. 3 Melakukan konfigurasi modul SEO untuk meningkatkan rating sistem pada

mesin pencarian.

4 Mengembangkan arsitektur informasi sistem lebih lanjut agar menjadi sistem yang lengkap.

(27)

17

DAFTAR PUSTAKA

Abdulbasith N. 1994. Perancangan Sistem Informasi Agroindustri Kedelai dengan Pendekatan Object Oriented [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Drupal. 2013. Get started with drupal [Internet]. [diakses 2013 Nop 5]. Tersedia

pada: https://drupal.org/start.

Drupal Indonesia. 2011. Drupal Basic [Internet]. [diakses 2014 Jan 15]. Tersedia pada:

http://web.archive.org/web/20130115232220/http://drupal-id.org/buku/drupal-basic.

Drupal Modules. 2011. Comparing Drupal Modules [Internet]. [diakses 2014 Mar 6]. Tersedia pada : http://drupalmodules.com.

Kumalasari T. 2013. Sistem Pemilihan Varietas Unggul Kedelai (SIPEKSOY) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Marco A, Prescetti A. 2011. Building and Maintaining a Distribution in Drupal 7 with Features [Internet]. [diakses 2014 Apr 20]. Tersedia pada : http://www.slideshare.net/nuvoleweb/building-and-maintaining-a-distribution-in-drupal-7-with-features.

McCourt C. 2011. Drupal® The Guide to Planning and Building Websites. Indianapolis(US) : Wiley Publishing, Inc.

Nielsen J. 1993. Response times: the three important limits [Internet]. [diakses 2014 Juni 13]. Tersedia pada: http://www.useit.com/papers/responsetime.html. Dikutip dari Chapter 5 of Usability Enginering by Jakob Nielsen. Academic Press.

Pressman RS. 2001. Software Engineering, Ed ke-5. New York (US): Mc Graw Hill.

Raharjo S. 2009. Membangun situs kamus online sederhana menggunakan CMF Drupal [Internet]. [diunduh 2013 Okt 28]; 2(1):40-46. Tersedia pada: http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/40_46_suwanto.pdf.

Rizal NA. 2013. Drupal Performance Indonesia, Drupal Meetup-Jakarta. Jakarta(ID).

Rukmana R, Yuniarsih Y. 1996. Kedelai, budidaya dan pasca panen. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Sheltren J, Newton N, Catchpole N. 2013. High Performance Drupal. United States of America (US): O’Reilly Media, Inc.

(28)

18

Lampiran 1 Hasil observasi pada mesin pencari google.com

Kata Kunci Hasil Observasi

Kedelai Menampilkan semua pencarian yang memuat kata kedelai. Lingkup pencarian masih terlalu luas.

Banyak konten mengenai promosi dan penjualan kedelai, dan olahannya.

Terdapat link menuju fail berformat .pdf dari repositori perguruan tinggi atau lembaga riset, beberapa artikel yang dimuat di blog, dan di website berita online.

Informasi Kedelai Pencarian lebih spesifik pada konten yang memuat informasi kedelai.

Masih terdapat link menuju fail .pdf dari repositori perguruan tinggi.

Didominasi link dari blog dan situs situs lain yang berhubungan dengan kedelai namun belum spesisifik Sistem Kedelai Lebih fokus pada hasil penelitian kedelai

Jumlah halaman hasil pencarian berkurang, hanya 3 halaman dengan berbagai link hasil penelitian Sistem Informasi

Kedelai

Lebih fokus pada hasil penelitian kedelai dari beberapa hasil penelitian

(29)

19 Lampiran 2 Form pemilihan prioritas fitur dan fungsi

Nama pakar : Dr Desta Wirnas, SP MSi

Bidang keahlian : Pakar kedelai Departemen Agronomi dan Hortikultura, FAPERTA, IPB

No Nama Fungsi Deskripsi Poin Kategori

1 Manajemen isian

Fungsi untuk melakukan pengelolaan isian berita pada sistem, admin bisa melakukan

create, read, update, delete (CRUD),dan

publish pada artikel yang akan atau pernah diterbitkan dalam sistem SIPEKSOY.

10 SP

2 Apps kedelai Merupakan halaman yang memuat link

menuju aplikasi yang dikembangkan terpisah dengan system utama, misalnya visualisasi varietas kedelai, penyebaran hama kedelai, penyebaran produktivitas kedelai, dan pencarian berdasarkan konten (ekpasi queri) yang menajdi topik skipsi rekan lainnya.

10 SP

3 Pencarian artikel

Fungsi untuk melakukan pencarian mengenai konten website kedelai

10 SP

4 Site map Merupakan peta struktur web yang berupa daftar halaman yang ada dalam SIPEKSOY (daftar isi situs).

10 SP

5 Guest Book Aplikasi pencatat data tamu yang berkunjung ke website (buku tamu)

10 SP

6 Quisioner Adalah fungsi untuk admin, untuk membuat kuisioner kepada responden

9 SP

7 Bahasa Adalah fungsi penyedia 2 bahasa, bahasa indonesia dan bahasa inggris

9 SP

8 Berita popular

Daftar berita yang paling sering diakses 9 SP

9 Headline

berita

Sortir dari beberapa berita yang akan ditampilkan berasarkan tanggal publish

terbaru dan terpopuler pada halaman utama sistem.

9 SP

10 Penyuluh Kedelai

Data mengenai penyuluh kedelai di beberapa daerah, data bisa berupa tabel atau list.

9 SP

11 Link eksternal

Merupakan link yang merujuk ke website eksternal yang mendukung informasi kedelai. (deptan.go.id, cybex.ipb.ac.id, irri.org, dsb.)

8 P

12 Calendar event

Adalah tampilan kalender memuat kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan kedelai

8 SP

13 Forum diskusi

Fungsi untuk melakukan interaksi dengan admin, penyuluh, peneliti, dan pengguna lain dalam satu forum online berdasarkan topik tertentu. Pengguna dapat melakukan tanya jawab terkait komoditas kedelai dan pengembangannya.

(30)

20

Lampiran 2 Lanjutan

No Nama Fungsi Deskripsi Poin Kategori

14 Event Berisi berita mengenai kegiatan yang akan atau telah dilakukan yang berhubungan dengan kedelai sebagai topik utama event.

5 DP

15 Galeri Kedelai

Berisi gambar atau foto kegiatan yang berhubungan dengan budidaya, penjualan, penelitian, jenis varietas dan penyuluhan komoditas kedelai.

4 KP

16 Registrasi pengguna

Menu untuk mendaftar sebagai angggota forum umum kedelai dan jual beli kedelai.

4 KP

17 Informasi harga kedelai

Berisi informasi update perkembangan harga kedelai terkini di Indonesia

4 KP

18 Contact Merupakan halaman yang berisi kontak, baik dari admin, pegawai, penyuluh yang berperan dalam pengembangan kedelai.

3 KP

19 Jual beli Berisi forum khusus untuk informasi mengenai jual beli, yang berhubungan dengan transaksi komoditi kedelai dalam lingkup pengguna yang terdaftar sebagai anggota.

3 KP

20 Penelitian Kedelai

Data mengenai penelitian kedelai, bisa berupa artikel, atau tabel hasil penelitian, atau bahkan grafik dan gambar yang merepresentasikan mengenai inovasi varietas kedelai.

2 TP

(31)

21 Lampiran 3 Use case description untuk sistem SIPEKSOY

Use case Skenario

Melihat informasi kedelai

Ketika pengguna membuka situs maka pengguna akan masuk pada halaman beranda yang di dalamnya terdapat berbagai navigasi menuju menu/ konten dan informasi lainnya

Registrasi Pengguna dapat melakukan registrasi untuk mendapatkan hak akses sebagai pengguna terdaftar yang dapat melakukan interaksi dengan pengguna lain melalui komentar dan forum diskusi.

Forum Pengguna yang sudah terdaftar dapat memilih menu forum untuk masuk ke aktivitas forum diskusi

Aplikasi kedelai Pengguna mengakses menu aplikasi kedelai untuk menggunakan berbagai aplikasi untuk media pendidikan kedelai

Data penyuluh kedelai

Pengguna dapat melihat dan mendapatkan informasi mengenai penyuluh kedelai

Kalender event Pengguna dapat melihat informasi mengenai kegiatan terdekat dalam bentuk kalender kegiatan dan deskripsi kegiatan

Kuisioner Pengguna dapat memberikan opini melalui fasilitas voting untuk beberapa kasus/ kuisioner yang diberikan oleh administrator Pencarian konten Pengguna dapat memanfaatkan fungsi pencarian (basic, advance

search) untuk menemukan artikel, konten, informasi sesuai kata kunci yang digunakan dalam sistem

Buku tamu Pengguna dapat meninggalkan jejak berupa data diri dengan mengisikannya pada halaman buku tamu

Multibahasa Pengguna dapat mengganti bahasa situs (Inggris/Indonesia) Login pengguna Pengguna yang sudah mendaftar dan diverifikasi dapat

melakukan login menggunakan akun dan password yang terdaftar

Manajemen konten Admin dapat melakukan pengelolaan konten website dengan

login terlebih dahulu sebagai administrator Manajemen

aplikasi

Admin dapat menambahkan link aplikasi dan diskripsi mengenai aplikasi kedelai lainnya

Manajemen data penyuluh

Admin dapat menambahkan data baru mengenai data penyuluh kedelai

Manajemen kalender event

Admin dapat memanajemen berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kedelai

Manajemen pengguna

Admin dapat mengelola pengguna situs dan melakukan verifikasi pengguna baru untuk menjadi anggota

Manajemen kuisioner

Admin dapat mengelola atau membuat kuisioner baru untuk mendapatkan respon dari pengunjung

Manajemen forum Admin dapat menambahkan dan membuat topik serta forum baru untuk berdiskusi dengan pengguna lainnya

Manajemen situs Admin dapat melakukan pengelolaan situs, perawatan, kustomisasi dan penambahan fitur-fitur baru pada sistem Manajemen buku

tamu

Admin dapat melakukan pengeloaan record pengunjung yang mengisi buku tamu

(32)

22

(33)
(34)

24

(35)
(36)

26

Lampiran 8 Daftar core dan contributed module

No Core Module No Contributed Module

1 Agregator 1 Adiministration Development tools

2 Block 2 Administration menu

3 Color 3 Administration menu toolbar

4 Comment 4 CKEditor

5 Content translation 5 jQuery plugins

6 Contextual links 6 TB MegaMenu

16 Image 16 Internationalization

17 List 17 Language icon

18 Locale 18 Panels translation

19 Menu 19 String translation

30 System 30 Profile builder7.x-1.0

31 Taxonomy 31 Boost

32 Testing 32 CAPTHCA

33 Text 33 Image CAPTCHA

34 Tracker 34 Variable

35 Trigger 35 Views

36 Update manager 36 Views slideshow cycle

37 User 37 Views UI

(37)

27 Lampiran 9 Perbandingan modul-modul

Tujuan : Membuat dropdown untuk administrator menu Modul

(38)

28

Lampiran 9 Lanjutan

Tujuan : Membuat fitur upload gambar/media ke dalam konten Modul

IMCE Image browser Image picker

(39)

29 Lampiran 10 Hasil implementasi dan pengujian modul SIPEKSOY

No. Nama Modul Implementasi Status

1 Block Pembuatan berbagai block untuk setiap view yang dibuat pada halaman situs

Berhasil

2 Comment Fasilitas komentar untuk pengguna terdaftar dan administrator

Berhasil

3 Forum Fasilitas forum diskusi Berhasil

4 Node Pembuatan berbagai halaman artikel dan konten lain yang dikases menggunakan navigasi menubar

Berhasil

5 Poll Fasilitas pengisian polling Berhasil

6 Taxonomy Pembuatan tags pada setiap konten atau artikel yang dipublikasikan 8 CKEditor Pembuatan editorHTML memiliki

dengan fasilitas pengeditan standar

Berhasil 9 Calendar Pembuatan kalender dan berbagai

event

Berhasil 10 IMCE Pembuatan plugin untuk melakukan

upload gamabar pada artikel

Berhasil 11 Quicktabs Pembuatan tab pada block berita

populer, terbaru, dan tags

Berhasil 12 Site map Implementasi pembuatan site map

untuk sistem pada menu site map

Berhasil 13 Panels Pembuatan berbagai panel pada

block sidebar left dan right

Berhasil 14 Profil builder Pembuatan installation profile Berhasil 15 Boost Konfigurasi untuk meningkatkan

performa Drupal

Berhasil 16 CAPTCHA Pembuatan captha untuk mencegah

spam

Berhasil 17 Views Pembuatan berbagai view yang

ditampilkan di block pada setiap halaman situs

Berhasil

18 Webform Pembuatan form untuk beberapa menu seperti menu hubungi admin.

Berhasil 19 TB megamenu Pembuatan menu bar yang

ditampilkan dengan mega menu

Berhasil

(40)

30

Lampiran 11 Hasil pengukuran performa menggunakan Apachebench pada localhost

Performa Drupal core 7.26

Performa sistem SIPEKSOY kondisi 1(tanpa cache, tanpa boost)

Performa sistem SIPEKSOY kondisi 2 (Hanya modul cache)

Performa sistem SIPEKSOY kondisi 3 (Hanya modul boost)

Performa sistem SIPEKSOY kondisi 4 (Modul Cache + boos)

Keterangan

devel_boot : memori yang digunakan Drupal untuk menjalankan modul dan tema devel_shutdown : memori yang dialoasikan per user

PHP peak : memori maksimum yang dialokasikan oleh server

Minimum page load time : 31 ms Average page load time : 153 ms Maximum page load time : 218 ms

Minimum page load time : 31 ms Average page load time : 70 ms Maximum page load time : 125 ms

Minimum page load time : 31 ms Average page load time : 67 ms Maximum page load time : 109 ms

Minimum page load time : 31 ms Average page load time : 67 ms Maximum page load time : 94 ms

(41)
(42)

32

RIWAYAT HIDUP

Wahyu Dwi Atmoko lahir pada tanggal 2 Maret 1992 di Bengkulu Selatan, dari pasangan Puji Utomo dan Aryati Ekaningsih. Pada tahun 2010, penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sragen dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB.

Gambar

Gambar 1 Websites lifecycle dengan incremental process model (McCourt 2011)
Gambar 2  Incremental process model (Pressman 2001).
Tabel 1 Hasil pemilihan fitur dan fungsi oleh pakar
Tabel 2 Hasil task dan content analysis
+4

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna.. Memperoleh Derajat

Hasil perhitungan Requirement Quality Berdasarkan hasil pengukuran kebutuhan perangkat lunak pada use case scenario aplikasi SSN yang telah diperbaiki menggunakan refactoring dan

Tujuan tugas akhir ini adalah menerapkan teori Dempster Shafer untuk menyeleksi saham yang akan dimasukkan kedalam portofolio yang akan dikonstruksi menggunakan metode

Jenis penilitian ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis, adapun sumber data penelitian ini adalah sumber

Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius, kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa permainanYube Chemist yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran pada materi

Sekiranya anda dapat mengakses atau melihat maklumat tersebut, anda menjamin dan memberi representasi bahawa melainkan jika pendedahan tersebut disediakan dengan jelas

MAGNESIUM PADA PROSES PENGECORAN VELG ALUMINIUM DENGAN METODE PENGECORAN CETAKAN TEKAN TERHADAP TINGKAT KEKERASAN, KEKUATAN IMPACT DAN STRUKTUR MIKRO.. Skripsi,